際際滷

際際滷Share a Scribd company logo
Nama Assisten : Indy Harist Sandy Nama : Dimas Wahyu Pratama 
Furi Alifiari NIM : C54140078 
NIM : G24100020 Kelompok : Gaga-gili (2) 
G74120064 
Resume: 
STRUKTUR INTERAKSI KELOMPOK ELIT 
DALAM PEMBANGUNAN 
Penelitian Di Tiga Desa Santri 
Oleh : Sunyoto Usman 
Terdapat beberapa kalangan dalam masyarakat, yang pertama adalah kalangan elit. 
Mereka adalah kelompok minoritas superior yang posisinya berada pada puncak strata, 
memiliki kemampuan mengendalikan aktivitas perekonomian dan sangat dominan 
mempengaruhi proses pengambilan keputusan. Sedangkan kelompok mayoritas yang 
dikuasai dan didominasi oleh kalangan elit yaitu kalangan kedua yang disebut massa. 
Mereka adalah mayoritas inferior, yang posisinya dalam stratifikasi masyarakat berada di 
bawah, tidak memiliki kemampuan mengendalikan kegiatan ekonomi dan politik, serta 
kurang begitu diperhitungkan dalam proses pengambilan keputusan. 
Ada tiga macam pendekatan yang lazim digunakan peneliti social untuk 
mengidentifikasi kemlompok elit, yang pertama mencari individu-individu yang 
menempati posisi penting dalam lembaga-lembaga social, yang kedua melakukan 
wawancara mendalam dengan informan-informan kunci untuk mengklasifikasikan tokoh-tokoh 
yang menjadi panutan masyarakat, dan yang ketiga melihat penampilan nyata 
tokoh-tokoh masyarakat dalam proses pengambilan keputusan. 
Kelompok elit sangatlah potensial sebagai agen perubahan terutama dalam 
menjembatani antara kemauan pemerintah dan kepentingan masyarakat. Penelitian 
Sunyoto Usman di desa santri dengan perhatian pada struktur interaksi kelompok elit 
ternyata menemukan gambaran lain. Kelompok elit pemuka agama terkesampingkan, 
sedangkan elit pamong desa mendominasi proses pengambilan keputusan terhadap 
pelaksanaan proyek pembangunan desa. Sudah tiba saatnya kita sekarang mengupayakan 
mekanisme bagaimana agar semua elit desa mau bahu-membahu dan menjalin hubungan 
yang lebih intim dalam kegiatan pembangunan. Interaksi antar mereka perlu diubah dari 
yang biasanya hanya dilakukan untuk menjawab kepentingan masing-masing kearah 
hubungan yang koordinatif yang lebih dilandasi keinginan untuk mewujudkan 
kesejahteraan masyarakat desa.
Analisis : 
MATRIKS ANALISIS 
Bentuk Interaksi 
Sosial 
Antar Perorangan 
Antara 
Perorangan dan 
Kelompok 
Antar Kelompok 
Kerjasama 
Antar anggota elit 
desa 
Anggota elit dan 
pemerintah 
Para pamong desa 
dengan pemerintah 
Akomodasi - - 
Kelompok elit dan 
masyarakat 
Asimilasi - - - 
Persaingan 
Para elit pamong 
desa, petani kaya, 
dan pemuka agama 
- 
Kelompok elit 
pamong desa dan 
pemerintah 
Kontravensi - - - 
Konflik - - - 
1. Cerita ringkas berdasarkan konsep interaksi sosial : 
Kelompok elit biasanya hanya diterima sebagai panutan masyarakat untuk 
mendekatkan diri kepada Allah SWT. Tetapi sebenarnya mereka juga menjadi 
referensi sikap dan acuan hidup dalam bermasyarakat. Pada perkembangannya mereka 
kelihatan mapan dalam urusan yang berkaitan dengan urusan politik. Melalui proses 
interaksi sosial, intelektualitas keagamaan, kewibawaan dan kekayaan mereka saling 
melilit dan menyatu sedemikian rupa. Lalu, membentuk kekuatan yang mampu 
mengukuhkan mereka menjadi suatu kelas intelektual tersendiri yang mandiri dan 
diperhitungkan dalam proses pengambilan keputusan yang berkaitan dengan 
kebijaksanaan pembangunan. Dalam pembangunan desa, gagasan awal atau sumber 
dana proyek boleh jadi berasal dari luar. Biasanya dari pemerintah pusat, organisasi 
swadaya masyarakat atau badan-badan internasional. Tetapi anggota masyarakat 
dalam hal-hal tertentu juga masih ikut berpartisipasi aktif. Bahkan mereka masih pula 
diminta menyediakan tambahan dana atau membentuk organisasi sosial. Organisasi 
sosial ini yang secara khusus dipersiapkan untuk menyongsong dan menunjang proses 
pembangunan. Dalam suasana semacam itulah kelompok elit lalu banyak terlibat dan 
mengambil inisiatif. Seperti dalam proses pembuatan keputusan penting bagi upaya 
memperoleh upaya yang maksimal. Tetapi karena adanya perbedaan kesempatan dan 
kemampuan, maka peranan mereka dalam proses tersebut juga bervariasi. Dalam 
kenyataannya ada elit yang sangat kuat peranannya dan sangat menonjol peranannya. 
Dan ada pula elit yang justru menjadi sub-ordinasi elit lain bahkan tidak sedikit yang 
kemudian terkesampingkan dari percaturan.
2. Fakta berdasarkan pihak dan bentuk interaksi sosial : 
- Adanya kerjasama para elit desa untuk melaksanakan pembangunan 
- Adanya kerjasama anggota elit desa dengan pemerintah pusat untuk 
pembangunan di desanya 
- Para pamong desa bekerjasama dengan pemerintah untuk menyukseskan 
pembangunan 
- Kelompok elit dan masyarakat saling menghormati dan melaksanakan tugasnya 
demi kepentingan bersama 
- Para elit pamong desa, petani kaya, dan pemuka agama bersaing untuk 
memperebutkan dominasi dalam pengambilan keputusan 
- Kelompok elit pamong desa dan pemuka agama bersaing dalam 
mengembangkan pembangunan 
3. Kesimpulan : 
Kesimpulan dari kasus di atas adalah bahwa derajat interaksi kelompok lebih tinggi 
dari perorangan. Hal ini bisa kita lihat daari interaksi antara kelompok elit pamong 
desa dan masyarakat yang lebih menonjol dan lebih berpengaruh dalam 
melaksanakan pembangunan, dibandingkan interaksi antara individu-individu itu 
sendiri.
Resume: 
TOLONG BANTU PERBAIKI 
PERTANIAN KAMI 
Oleh : Muhammad Syaifullah 
Ade Suharso, Kepala Seksi Konservasi Taman Nasional Kutai Wilayah Tanjung 
Limau mengadakan pertemuan dengan beberapa tokoh masyarakat di Komdolo mengenai 
pembukaan lahan hutan secara besar-besaran oleh masyarakat sekitar. Manap, Kepala 
Dusun Kandolo mengungkapkan bahwa masyarakat terpaksa membuka hutan untuk 
mempertahankan hidup. Umumnya masyarakat di sini, bukan mencari kayu untuk dijual 
tetapi untuk dibuat kayu arang. Hal senada diungkapkan Andi Mappotolo, tokoh 
masyarakat Kandolo. Ia mengatakan, petugas hendaknya tidak melarangwarga yang 
memang benar-benar hanya mencari kayu untuk dijadikan arang. Sebab perkerjaan inilahs 
atu-satunya yang menghidupi mereka. 
Sebelumnya, kalangan pelajar, pramuka, pejabat, dan aparat keamanan yang 
dipimpin Kepala Balai Taman Nasional Kutai Tony Suhartono juga dihadang masyarakat 
teluk Pandan ketika akan melakukan penghijaun. Namun, menurut Ade Suharso, 
ketegangan yang terjadi akibat karena putusnya komunikasi antar kedua belah pihak. Hal 
senada diakui Tony Suhartono, menurutnya pengelolaan Taman Nasional Kutai selama 
20 tahun terakhir tidak pernah memperhatikan community development terhadap 
pemukiman di dalam kawasan. Sementara bantuan dari Taman Nasional Kutai untuk 
pembinaan masyarakat ternyata hanya dilakukan pada masyarakat di daerah pingggiran 
buffer zone Taman Nasional Kutai. Asumsi itu salah dan malah sebaliknya, sekarang 
yang sulit dikendalikan justru masyarakat di dalam kawasan, bahkan orang luar pun 
sudah banyak yang masuk. 
Warga yang disebut-sebut mencari kayu arang di sepanjang jalan Bontang- 
Sangatta bisa dihitung dengan jari. Yang tampak di depan mata justru aktivitas 
perkebunan rakyat secara besar-besaran, maraknya penebangan kayu, pengkaplingan 
lahan dan penguasaan tanah. Para pelaku bukan hanya dari rakyat kecil tetapi juga orang-orang 
bermodal dan juga para oknum Kepala Desa setempat juga ikut membagi-bagi 
lahan di daerah ini. Menurut Tony, warga setempat dengan orang luar sudah ada saling 
kerjasama dalam pembagian lahan Taman Nasional Kutai.
Menurut Direktur Yayasan Bina Kelola Lingkungan (Bikal), Adief Mulyadi, 
persoalan Taman Nasional Kutai tidak bisa dilihat secara parsial. Kondisi yang terjadi 
sekarang sebagai akumulasi persoalan sejak awal kawasan ini ditetapkan sebagai kawasan 
konservasi. Beban terbesar yang diterima Taman Nasional Kutai sejak awal, yakni tidak 
adanya singkronisasi kebijakan soal hutan ini antara pemerintah pusat, Pemda Kalimantan 
Timur, dan Pemda Kutai.
Analisis : 
MATRIKS ANALISIS 
Bentuk Interaksi 
Sosial 
Antar Perorangan 
Antara 
Perorangan dan 
Kelompok 
Antar Kelompok 
Kerjasama 
Warga setempat 
dengan oknum 
kepala desa 
Tokoh masyarakat 
dengan warga 
pelajar, pramuka, 
pejabat, dan aparat 
keamanan 
Akomodasi - - 
Jagawana dengan 
Tokoh Masyarakat 
Asimilasi - - - 
Persaingan - - 
Warga dan 
Jagawana 
Kontravensi - - 
Warga dan 
Jagawana 
Konflik - - 
Jagawana dan 
Massa 
1. Cerita ringkas berdasarkan konsep interaksi sosial : 
Pertemuan antara beberapa jagawana yang dipimpin oleh Ade Suharso dengan 
beberapa tokoh masyarakat Kondolo berlangsung kondusif. Dua tokoh masyarakat 
Kondolo yakni Manap dan Andi Mappotolo mengatakan bahwa petugas seharusnya 
tidak melarang warga membuka hutan agar tidak terjadi permusuhan. Karena mereka 
hanya mengambil kayu hanya untuk dibuat kayu arang. Usai pertemuan itu, petugas 
jagawana tidak berani berlama-lama di daerah itu karena dimusuhi. Sebab, pada 
beberapa waktu lalu saat mendatangi kepala desa Sangkiman untuk meluruskan 
persoalan temuan kayu oleh petugas justru dihadang puluhan massa. Bahkan 
diancam kendaraan mereka akan dibakar. Sebelumnya, kalangan pelajar, pramuka, 
pejabat, dan aparat keamanan dipimpin Kepala Balai TN Kutai Tonny Suhartono 
juga dihadang masyarakat teluk pandan ketika akan melakukan penghijauan di 
daerah tersebut. Perlawanan warga ini merupakan bentuk penolakan paling keras 
atas upaya Balai TN Kutai melakukan penyelamatan kawasan hutan konservassi ini. 
Menurut Ade Suharso, ketegangan ini terjadi akibat putusnya komunikasi antar 
kedua belah pihak. Tonny Suhartono pun mengakui bahwa pengelolaan TN Kutai 
selama 20 tahun berakhir tidak pernah memperhatikan community development 
terhadap pemukiman di kawasan tersebut. Ternyata sekarang yang sulit dikendalikan 
adalah masyarakat di dalam kawasan, bahkan orang luar pun sudah banyak yang 
masuk. Pelakunya pun bukan hanya dari rakyat kecil tetapi juga orang-orang 
bermodal dan juga para oknum Kepala Desa setempat juga ikut membagi-bagi lahan 
di daerah ini. Menurut Adief Mulyadi, kondisi yang terjadi sekarang akibat tidak
adanya singkronasi kebijakan soal hutan ini antara pemerintah pusat, pemda kaltim, 
dan pemda kutai. Ketidak jelasannya batas wilayah desa dan TN Kutai sendiri 
membuat hubungan antara jagawana dan warga menjadi ada jarak, bahkan tak jarang 
saling terjadi benturan kepentingan. 
2. Fakta berdasarkan pihak dan bentuk interaksi sosial : 
- Warga setempat yang bekerjasama dengan oknum Kepala Desa untuk membagi-bagi 
lahan 
- Tokoh masyarakat dengan warga bekerjasama untuk menolak kebijakan 
pemerintah 
- pelajar, pramuka, pejabat, dan aparat keamanan bekerjasama untuk melakukan 
penghijauan 
- Beberapa jagawana mengadakan pertemuan dengan beberapa tokoh masyarakat 
Kondolo 
- Warga dan jagawana bersaing untuk mendapatkan kekuasaan atas hutan tersebut 
- Warga memberitahukan bahwa mereka hanya mencari kayu arang, tetapi 
kenyataannya yang terlihat justru pembukaan lading secara besar-besaran 
- Petugas Jagawana dihadang oleh massa, bahkan diancam akan membakar 
kendaaan mereka. 
3. Kesimpulan : 
Kesimpulan dari data diatas adalah bahwa derajat interaksi kelompok lebih tinggi 
dibandingkan dengan perorangan. Hal ini dibuktikan bahwa peran antar kelompok 
seperti warga, masyarakat, Jagawana, aparat, dan pemerintah yang bertanggung 
jawab lebih mendominasi dan lebih tinggi pengaruhnya terhadap masalah tersebut. 
Dan peran Pemerintah Daerah maupun Pemerintah Pusat yang kurang perhatian pun 
dapat mempengaruhi jalannya kasus tersebut.

More Related Content

What's hot (17)

PPT
Ekdes 6
Nandya Guvita
DOCX
Turut serta bekerja bakti dan bergotong royong
Operator Warnet Vast Raha
PPTX
Musni Umar: Pemberdayaan Masyarakat di Daerah Rawan Konflik Studi Kasus Johar...
musniumar
PPT
Ekdes 4
Nandya Guvita
PPTX
Musni Umar: Membangun Dki Jakarta
musniumar
DOCX
Strategi dan pendekatan dalam pengembangan masyarakat
Alexandrya Hening
DOCX
FILOSOFI GOTONG ROYONG
Ika Nurrohmah
DOCX
Peranan petugas pengembangan masyarakat
Anank Clalu Stia
PPTX
Peran serta dalam pengembangan masyarakat
Ainur
PDF
Warta t enure-ed-8-juli2010
Pri Subardio
PPTX
Ppt pemberdayaan masyarakat 2014 ss w (2)
Salma Van Licht
PPT
Model Pemberdayaan Masyarakat dalam Pengembangan Ekonomi Lokal
Dadang Solihin
PDF
Pemberdayaan masyarakat dan pengembangan bum desa
riyanto apri
PPTX
Gotong royong
aderianofrianti
PDF
Pemberdayaan masyarakat dan pngembangan bum desa
Sugeng Budiharsono
DOC
Makala Masyarakat Desa Dan Kota
robiyanto
DOCX
Kunci sukses kemitraan dalam mendekatkan legitimasi tata kelola hutan e
Anto King
Ekdes 6
Nandya Guvita
Turut serta bekerja bakti dan bergotong royong
Operator Warnet Vast Raha
Musni Umar: Pemberdayaan Masyarakat di Daerah Rawan Konflik Studi Kasus Johar...
musniumar
Ekdes 4
Nandya Guvita
Musni Umar: Membangun Dki Jakarta
musniumar
Strategi dan pendekatan dalam pengembangan masyarakat
Alexandrya Hening
FILOSOFI GOTONG ROYONG
Ika Nurrohmah
Peranan petugas pengembangan masyarakat
Anank Clalu Stia
Peran serta dalam pengembangan masyarakat
Ainur
Warta t enure-ed-8-juli2010
Pri Subardio
Ppt pemberdayaan masyarakat 2014 ss w (2)
Salma Van Licht
Model Pemberdayaan Masyarakat dalam Pengembangan Ekonomi Lokal
Dadang Solihin
Pemberdayaan masyarakat dan pengembangan bum desa
riyanto apri
Gotong royong
aderianofrianti
Pemberdayaan masyarakat dan pngembangan bum desa
Sugeng Budiharsono
Makala Masyarakat Desa Dan Kota
robiyanto
Kunci sukses kemitraan dalam mendekatkan legitimasi tata kelola hutan e
Anto King

Viewers also liked (7)

DOCX
Analisis Stratifikasi Sosial
Dimas Wahyu Pratama
PDF
F 22-ina rahmatika fajri-39142-tugas 1
Ina Rahmatika Fajri
PPTX
Ringkasan Pidato Bung Karno 1 Juni 1945
Malik Arrozzaq
DOCX
Sosum Analisis Drug Trafficker
Dimas Wahyu Pratama
DOCX
Bureaucratic Problem
Dimas Wahyu Pratama
DOCX
Fisika praktikum plan paralel
Ridho Pasopati
DOCX
LAPORAN PRAKTIKUM FISIKA : Pengukuran Dasar Pada Benda Padat
yudhodanto
Analisis Stratifikasi Sosial
Dimas Wahyu Pratama
F 22-ina rahmatika fajri-39142-tugas 1
Ina Rahmatika Fajri
Ringkasan Pidato Bung Karno 1 Juni 1945
Malik Arrozzaq
Sosum Analisis Drug Trafficker
Dimas Wahyu Pratama
Bureaucratic Problem
Dimas Wahyu Pratama
Fisika praktikum plan paralel
Ridho Pasopati
LAPORAN PRAKTIKUM FISIKA : Pengukuran Dasar Pada Benda Padat
yudhodanto
Ad

Recently uploaded (20)

PDF
Review The Gifts of Imperfection Sri Yusmustika kasim tangka.pdf
netrasenja
PDF
KODE ETIK IIS.pdf apakah perilaku guru perlu diatur?
nadiridarul
PPTX
Review Jurnal_MK SPL_Kelompok 01 _Kolonel Laut (E) Dr. H.A. Danang Rimbawa, S...
ArisHaryanto10
PDF
Uji Toksisitas Akut Pra-Klinik (In Vivo)
Apothecary Indonesia Persada
PDF
Modul Ajar PAI Kelas 9 Deep Learning New
Adm Guru
PDF
MODUL PEMBELAJARAN DEEP LEARNING PENDIDIKAN PANCASILA KELAS 6 CP 032 REVISI 2...
AndiCoc
PDF
Materi : MekanismePelatihanKoding_KA.pdf
NoorAfifah12
PPTX
Pembelajaran Berbasis Proyek pada Materi Bentang Alam IPAS Kelas III.pptx
z9ydinna
PPTX
Teknik Cost Reduction Biaya Manufaktur (Cost of Goods Manufactured)_Training ...
Kanaidi ken
PDF
20250623 - Sosialisasi Pembelajaran Koding dan Kecerdasan Artifisial Aceh 202...
rahimah632
PDF
Modul Ajar Biologi Kelas 12 Deep Learning
Adm Guru
PPTX
Kritik dan Esai Sastra - MK Kritik Sastra IKIP Siliwangi
IKIP Siliwangi
PPTX
Menulis Karya Sastra I - Materi Pengantar Perkuliahan
IKIP Siliwangi
PDF
Modul Ajar Informatika Kelas 9 Deep Learning
Adm Guru
PDF
Modul Ajar Ekonomi Kelas 10 Deep Learning
Adm Guru
PDF
Modul Ajar Matematika Kelas 10 Deep Learning
Adm Guru
PDF
Modul Ajar IPA Kelas 9 Deep Learning Terbaru
Adm Guru
PDF
Modul Ajar PJOK Kelas 7 Deep Learning pdf
Adm Guru
PDF
Modul Ajar IPA Kelas 8 Deep Learning Terbaru
Adm Guru
PDF
Modul Ajar Matematika Kelas 7 Deep Learning
Tribuana Edu
Review The Gifts of Imperfection Sri Yusmustika kasim tangka.pdf
netrasenja
KODE ETIK IIS.pdf apakah perilaku guru perlu diatur?
nadiridarul
Review Jurnal_MK SPL_Kelompok 01 _Kolonel Laut (E) Dr. H.A. Danang Rimbawa, S...
ArisHaryanto10
Uji Toksisitas Akut Pra-Klinik (In Vivo)
Apothecary Indonesia Persada
Modul Ajar PAI Kelas 9 Deep Learning New
Adm Guru
MODUL PEMBELAJARAN DEEP LEARNING PENDIDIKAN PANCASILA KELAS 6 CP 032 REVISI 2...
AndiCoc
Materi : MekanismePelatihanKoding_KA.pdf
NoorAfifah12
Pembelajaran Berbasis Proyek pada Materi Bentang Alam IPAS Kelas III.pptx
z9ydinna
Teknik Cost Reduction Biaya Manufaktur (Cost of Goods Manufactured)_Training ...
Kanaidi ken
20250623 - Sosialisasi Pembelajaran Koding dan Kecerdasan Artifisial Aceh 202...
rahimah632
Modul Ajar Biologi Kelas 12 Deep Learning
Adm Guru
Kritik dan Esai Sastra - MK Kritik Sastra IKIP Siliwangi
IKIP Siliwangi
Menulis Karya Sastra I - Materi Pengantar Perkuliahan
IKIP Siliwangi
Modul Ajar Informatika Kelas 9 Deep Learning
Adm Guru
Modul Ajar Ekonomi Kelas 10 Deep Learning
Adm Guru
Modul Ajar Matematika Kelas 10 Deep Learning
Adm Guru
Modul Ajar IPA Kelas 9 Deep Learning Terbaru
Adm Guru
Modul Ajar PJOK Kelas 7 Deep Learning pdf
Adm Guru
Modul Ajar IPA Kelas 8 Deep Learning Terbaru
Adm Guru
Modul Ajar Matematika Kelas 7 Deep Learning
Tribuana Edu
Ad

Analisis Sosum Praktikum BAB 2

  • 1. Nama Assisten : Indy Harist Sandy Nama : Dimas Wahyu Pratama Furi Alifiari NIM : C54140078 NIM : G24100020 Kelompok : Gaga-gili (2) G74120064 Resume: STRUKTUR INTERAKSI KELOMPOK ELIT DALAM PEMBANGUNAN Penelitian Di Tiga Desa Santri Oleh : Sunyoto Usman Terdapat beberapa kalangan dalam masyarakat, yang pertama adalah kalangan elit. Mereka adalah kelompok minoritas superior yang posisinya berada pada puncak strata, memiliki kemampuan mengendalikan aktivitas perekonomian dan sangat dominan mempengaruhi proses pengambilan keputusan. Sedangkan kelompok mayoritas yang dikuasai dan didominasi oleh kalangan elit yaitu kalangan kedua yang disebut massa. Mereka adalah mayoritas inferior, yang posisinya dalam stratifikasi masyarakat berada di bawah, tidak memiliki kemampuan mengendalikan kegiatan ekonomi dan politik, serta kurang begitu diperhitungkan dalam proses pengambilan keputusan. Ada tiga macam pendekatan yang lazim digunakan peneliti social untuk mengidentifikasi kemlompok elit, yang pertama mencari individu-individu yang menempati posisi penting dalam lembaga-lembaga social, yang kedua melakukan wawancara mendalam dengan informan-informan kunci untuk mengklasifikasikan tokoh-tokoh yang menjadi panutan masyarakat, dan yang ketiga melihat penampilan nyata tokoh-tokoh masyarakat dalam proses pengambilan keputusan. Kelompok elit sangatlah potensial sebagai agen perubahan terutama dalam menjembatani antara kemauan pemerintah dan kepentingan masyarakat. Penelitian Sunyoto Usman di desa santri dengan perhatian pada struktur interaksi kelompok elit ternyata menemukan gambaran lain. Kelompok elit pemuka agama terkesampingkan, sedangkan elit pamong desa mendominasi proses pengambilan keputusan terhadap pelaksanaan proyek pembangunan desa. Sudah tiba saatnya kita sekarang mengupayakan mekanisme bagaimana agar semua elit desa mau bahu-membahu dan menjalin hubungan yang lebih intim dalam kegiatan pembangunan. Interaksi antar mereka perlu diubah dari yang biasanya hanya dilakukan untuk menjawab kepentingan masing-masing kearah hubungan yang koordinatif yang lebih dilandasi keinginan untuk mewujudkan kesejahteraan masyarakat desa.
  • 2. Analisis : MATRIKS ANALISIS Bentuk Interaksi Sosial Antar Perorangan Antara Perorangan dan Kelompok Antar Kelompok Kerjasama Antar anggota elit desa Anggota elit dan pemerintah Para pamong desa dengan pemerintah Akomodasi - - Kelompok elit dan masyarakat Asimilasi - - - Persaingan Para elit pamong desa, petani kaya, dan pemuka agama - Kelompok elit pamong desa dan pemerintah Kontravensi - - - Konflik - - - 1. Cerita ringkas berdasarkan konsep interaksi sosial : Kelompok elit biasanya hanya diterima sebagai panutan masyarakat untuk mendekatkan diri kepada Allah SWT. Tetapi sebenarnya mereka juga menjadi referensi sikap dan acuan hidup dalam bermasyarakat. Pada perkembangannya mereka kelihatan mapan dalam urusan yang berkaitan dengan urusan politik. Melalui proses interaksi sosial, intelektualitas keagamaan, kewibawaan dan kekayaan mereka saling melilit dan menyatu sedemikian rupa. Lalu, membentuk kekuatan yang mampu mengukuhkan mereka menjadi suatu kelas intelektual tersendiri yang mandiri dan diperhitungkan dalam proses pengambilan keputusan yang berkaitan dengan kebijaksanaan pembangunan. Dalam pembangunan desa, gagasan awal atau sumber dana proyek boleh jadi berasal dari luar. Biasanya dari pemerintah pusat, organisasi swadaya masyarakat atau badan-badan internasional. Tetapi anggota masyarakat dalam hal-hal tertentu juga masih ikut berpartisipasi aktif. Bahkan mereka masih pula diminta menyediakan tambahan dana atau membentuk organisasi sosial. Organisasi sosial ini yang secara khusus dipersiapkan untuk menyongsong dan menunjang proses pembangunan. Dalam suasana semacam itulah kelompok elit lalu banyak terlibat dan mengambil inisiatif. Seperti dalam proses pembuatan keputusan penting bagi upaya memperoleh upaya yang maksimal. Tetapi karena adanya perbedaan kesempatan dan kemampuan, maka peranan mereka dalam proses tersebut juga bervariasi. Dalam kenyataannya ada elit yang sangat kuat peranannya dan sangat menonjol peranannya. Dan ada pula elit yang justru menjadi sub-ordinasi elit lain bahkan tidak sedikit yang kemudian terkesampingkan dari percaturan.
  • 3. 2. Fakta berdasarkan pihak dan bentuk interaksi sosial : - Adanya kerjasama para elit desa untuk melaksanakan pembangunan - Adanya kerjasama anggota elit desa dengan pemerintah pusat untuk pembangunan di desanya - Para pamong desa bekerjasama dengan pemerintah untuk menyukseskan pembangunan - Kelompok elit dan masyarakat saling menghormati dan melaksanakan tugasnya demi kepentingan bersama - Para elit pamong desa, petani kaya, dan pemuka agama bersaing untuk memperebutkan dominasi dalam pengambilan keputusan - Kelompok elit pamong desa dan pemuka agama bersaing dalam mengembangkan pembangunan 3. Kesimpulan : Kesimpulan dari kasus di atas adalah bahwa derajat interaksi kelompok lebih tinggi dari perorangan. Hal ini bisa kita lihat daari interaksi antara kelompok elit pamong desa dan masyarakat yang lebih menonjol dan lebih berpengaruh dalam melaksanakan pembangunan, dibandingkan interaksi antara individu-individu itu sendiri.
  • 4. Resume: TOLONG BANTU PERBAIKI PERTANIAN KAMI Oleh : Muhammad Syaifullah Ade Suharso, Kepala Seksi Konservasi Taman Nasional Kutai Wilayah Tanjung Limau mengadakan pertemuan dengan beberapa tokoh masyarakat di Komdolo mengenai pembukaan lahan hutan secara besar-besaran oleh masyarakat sekitar. Manap, Kepala Dusun Kandolo mengungkapkan bahwa masyarakat terpaksa membuka hutan untuk mempertahankan hidup. Umumnya masyarakat di sini, bukan mencari kayu untuk dijual tetapi untuk dibuat kayu arang. Hal senada diungkapkan Andi Mappotolo, tokoh masyarakat Kandolo. Ia mengatakan, petugas hendaknya tidak melarangwarga yang memang benar-benar hanya mencari kayu untuk dijadikan arang. Sebab perkerjaan inilahs atu-satunya yang menghidupi mereka. Sebelumnya, kalangan pelajar, pramuka, pejabat, dan aparat keamanan yang dipimpin Kepala Balai Taman Nasional Kutai Tony Suhartono juga dihadang masyarakat teluk Pandan ketika akan melakukan penghijaun. Namun, menurut Ade Suharso, ketegangan yang terjadi akibat karena putusnya komunikasi antar kedua belah pihak. Hal senada diakui Tony Suhartono, menurutnya pengelolaan Taman Nasional Kutai selama 20 tahun terakhir tidak pernah memperhatikan community development terhadap pemukiman di dalam kawasan. Sementara bantuan dari Taman Nasional Kutai untuk pembinaan masyarakat ternyata hanya dilakukan pada masyarakat di daerah pingggiran buffer zone Taman Nasional Kutai. Asumsi itu salah dan malah sebaliknya, sekarang yang sulit dikendalikan justru masyarakat di dalam kawasan, bahkan orang luar pun sudah banyak yang masuk. Warga yang disebut-sebut mencari kayu arang di sepanjang jalan Bontang- Sangatta bisa dihitung dengan jari. Yang tampak di depan mata justru aktivitas perkebunan rakyat secara besar-besaran, maraknya penebangan kayu, pengkaplingan lahan dan penguasaan tanah. Para pelaku bukan hanya dari rakyat kecil tetapi juga orang-orang bermodal dan juga para oknum Kepala Desa setempat juga ikut membagi-bagi lahan di daerah ini. Menurut Tony, warga setempat dengan orang luar sudah ada saling kerjasama dalam pembagian lahan Taman Nasional Kutai.
  • 5. Menurut Direktur Yayasan Bina Kelola Lingkungan (Bikal), Adief Mulyadi, persoalan Taman Nasional Kutai tidak bisa dilihat secara parsial. Kondisi yang terjadi sekarang sebagai akumulasi persoalan sejak awal kawasan ini ditetapkan sebagai kawasan konservasi. Beban terbesar yang diterima Taman Nasional Kutai sejak awal, yakni tidak adanya singkronisasi kebijakan soal hutan ini antara pemerintah pusat, Pemda Kalimantan Timur, dan Pemda Kutai.
  • 6. Analisis : MATRIKS ANALISIS Bentuk Interaksi Sosial Antar Perorangan Antara Perorangan dan Kelompok Antar Kelompok Kerjasama Warga setempat dengan oknum kepala desa Tokoh masyarakat dengan warga pelajar, pramuka, pejabat, dan aparat keamanan Akomodasi - - Jagawana dengan Tokoh Masyarakat Asimilasi - - - Persaingan - - Warga dan Jagawana Kontravensi - - Warga dan Jagawana Konflik - - Jagawana dan Massa 1. Cerita ringkas berdasarkan konsep interaksi sosial : Pertemuan antara beberapa jagawana yang dipimpin oleh Ade Suharso dengan beberapa tokoh masyarakat Kondolo berlangsung kondusif. Dua tokoh masyarakat Kondolo yakni Manap dan Andi Mappotolo mengatakan bahwa petugas seharusnya tidak melarang warga membuka hutan agar tidak terjadi permusuhan. Karena mereka hanya mengambil kayu hanya untuk dibuat kayu arang. Usai pertemuan itu, petugas jagawana tidak berani berlama-lama di daerah itu karena dimusuhi. Sebab, pada beberapa waktu lalu saat mendatangi kepala desa Sangkiman untuk meluruskan persoalan temuan kayu oleh petugas justru dihadang puluhan massa. Bahkan diancam kendaraan mereka akan dibakar. Sebelumnya, kalangan pelajar, pramuka, pejabat, dan aparat keamanan dipimpin Kepala Balai TN Kutai Tonny Suhartono juga dihadang masyarakat teluk pandan ketika akan melakukan penghijauan di daerah tersebut. Perlawanan warga ini merupakan bentuk penolakan paling keras atas upaya Balai TN Kutai melakukan penyelamatan kawasan hutan konservassi ini. Menurut Ade Suharso, ketegangan ini terjadi akibat putusnya komunikasi antar kedua belah pihak. Tonny Suhartono pun mengakui bahwa pengelolaan TN Kutai selama 20 tahun berakhir tidak pernah memperhatikan community development terhadap pemukiman di kawasan tersebut. Ternyata sekarang yang sulit dikendalikan adalah masyarakat di dalam kawasan, bahkan orang luar pun sudah banyak yang masuk. Pelakunya pun bukan hanya dari rakyat kecil tetapi juga orang-orang bermodal dan juga para oknum Kepala Desa setempat juga ikut membagi-bagi lahan di daerah ini. Menurut Adief Mulyadi, kondisi yang terjadi sekarang akibat tidak
  • 7. adanya singkronasi kebijakan soal hutan ini antara pemerintah pusat, pemda kaltim, dan pemda kutai. Ketidak jelasannya batas wilayah desa dan TN Kutai sendiri membuat hubungan antara jagawana dan warga menjadi ada jarak, bahkan tak jarang saling terjadi benturan kepentingan. 2. Fakta berdasarkan pihak dan bentuk interaksi sosial : - Warga setempat yang bekerjasama dengan oknum Kepala Desa untuk membagi-bagi lahan - Tokoh masyarakat dengan warga bekerjasama untuk menolak kebijakan pemerintah - pelajar, pramuka, pejabat, dan aparat keamanan bekerjasama untuk melakukan penghijauan - Beberapa jagawana mengadakan pertemuan dengan beberapa tokoh masyarakat Kondolo - Warga dan jagawana bersaing untuk mendapatkan kekuasaan atas hutan tersebut - Warga memberitahukan bahwa mereka hanya mencari kayu arang, tetapi kenyataannya yang terlihat justru pembukaan lading secara besar-besaran - Petugas Jagawana dihadang oleh massa, bahkan diancam akan membakar kendaaan mereka. 3. Kesimpulan : Kesimpulan dari data diatas adalah bahwa derajat interaksi kelompok lebih tinggi dibandingkan dengan perorangan. Hal ini dibuktikan bahwa peran antar kelompok seperti warga, masyarakat, Jagawana, aparat, dan pemerintah yang bertanggung jawab lebih mendominasi dan lebih tinggi pengaruhnya terhadap masalah tersebut. Dan peran Pemerintah Daerah maupun Pemerintah Pusat yang kurang perhatian pun dapat mempengaruhi jalannya kasus tersebut.