際際滷

際際滷Share a Scribd company logo
APLIKASI PESTISIDA
Racun Kontak
 Pestisida jenis ini akan bekerja dengan baik jika
terkena atau kontak langsung dengan OPT (ORGAN
PENTINGN TARGET) sasaran.
 Untuk jenis insektisida, penggunaan racun kontak
sangat efektif untuk mengendalikan serangga
yang menetap, seperti ulat, kutu daun, dan
semut.
 Racun ini kurang bekerja baik terhadap serangga-
serangga yang mempunyai mobilitas tinggi, seperti
lalat, kutu kebul, dan belalang
Racun Pernapasan
 Cara kerja racun pernapasan hanya ada pada
insektisida dan akan bekerja jika terhisap
melalui organ pernafasan.
 Waktu penyemprotan yang paling
efektif adalah ketika hama sasaran sedang
berada pada puncak aktifitasnya, sehingga
dengan pernapasan yang semakin cepat maka
semakin banyak pula racun yang dihisap.
RACUN PERUT ATAU RACUN
LAMBUNG
 Racun dalam pestisida jenis ini akan
bekerja jika bagian tanaman yang
sudah disemprot termakan oleh
hama/serangga sasaran.
 Beberapa rodentisida dan insektisida
bekerja dengan cara ini.
RACUN SISTEMIK
 Pestisida jenis ini akan bekerja jika racun yang
disemprotkan ke bagian tanaman sudah terserap
masuk ke dalam jaringan tanaman baik melalui akar
maupun daun sehingga dapat membunuh OPT yang
berada di dalam jaringan tanaman, seperti
bakteri/fungi.
 Pada insektisida sistemik, serangga akan mati kalau
sudah memakan atau menghisap cairan tanaman
yang sudah menyerap racun. Cairan atau bagian
tanaman yang dimakan akan
menjadi racun lambung bagi serangga.
 Racun sistemik sangat cocok untuk mengendalikan
serangga penghisap atau serangga yang sulit
dikendalikan menggunakan racun kontak.
HERBISIDA PURNA TUMBUH DAN
PRA TUMBUH
 Pada herbisida purna tumbuh hanya akan
bekerja pada bagian tanaman yang sudah
memiliki organ sempurna, seperti
akar, batang, dan daun. Sedangkan herbisida
pra tumbuh akan mematikan biji gulma yang
belum berkecambah
FORMULASI PESTISIDA
Water Dispersable Granule (WDG)
 Bentuk butiran halus, merupakan
formulasi kering yang mudah
dilarutkan dalam air.
 Tetapi formulasi ini dalam air agak
kurang stabil sehingga mudah
mengendap
Emulsifiable Concentrate (EC)
 Dibentuk dengan mencampurkan bahan aktif
pestisida yang hanya larut dalam minyak
dengan penambahan emulsi.
 Dengan demikian bahan aktif yang hanya larut
dalam minyak dapat larut dalam air dan
membentuk cairan seperti susu.
 Formulasi ini sangat stabil sehingga tidak
dibutuhkan pengadukan berulang-ulang
Salt Concentrate (SC)
 Dibentuk dengan
menggabungkan bahan aktif dari
turunan (derifatif) garam dengan
air. Bersifat cepat larut dan
menyebar merata dalam air
Wettable Powder (WP)
 Dibentuk dari bahan aktif dengan daya larut
rendah dan mengandung bahan tambahan
(filler).Bahan aktif direkatkan pada bahan
tambahan dengan bahan perekat
Granule (G)
 Berbentuk butiran padat dengan ukuran
bervariasi sehingga formulasi ini mudah
ditebarkan. Merupakan campuran
antara bahan aktif dengan butiran yang
mampu mengikat ion, seperti butiran liat atau
vermikulit, atau dengan cara melapisi bahan
aktif dengan polimer seperti kapsul.
Ultra Low Volume (ULV)
 Formulasi ini berbentuk cair dengan
kandungan bahan aktif sangat tinggi.
Dirancang untuk disemprotkan dengan alat
khusus, yaitu ULV
EFEKTIFITAS
 Merupakan daya bunuh pestisida terhadap
OPT. Pestisida yang baik memiliki daya bunuh
yang cukup untuk mengendalikan OPT dengan
dosis yang rendah sehingga memperkecil
dampaK buruk terhadap lingkungan
SELEKTIFITAS
 Merupakan kemampuan pestisida membunuh
beberapa jenis organisme. Disarankan untuk
menggunakan pestisida yang bersifat selektif
atau berspektrum sempit.
Dimana pestisida tersebut hanya membunuh
OPT sasaran tanpa membahayakan organisme
lain termasuk musuh alami OPT
FOTOTOKSISITAS
 Merupakan suatu efek samping aplikasi
pestisida yang dapat
menimbulkan keracunan bagi tanaman yang
ditandai dengan pertumbuhan abnormal
setelah aplikasi pestisida. Oleh karena itu
tidak boleh menggunakan pestisida secara
tidak terukur atau berlebihan
RESIDU
 Adalah kemampuan pestisida bertahan dalam
bentuk racun setelah penyemprotan. Residu
yang terlalu lama akan berbahaya bagi
manusia dan lingkungan, sedangkan residu
yang terlalu pendek akan
mengurangi efektifitas pestisida dalam
pengendalian OPT.
PERSISTENSI
 Kemampuan pestisida bertahan dalam
bentuk racun di dalam tanah. Pestisida yang
memiliki persistensi tinggi akan
sangat berbahaya bagi lingkungan
RESISTENSI
 Merupakan kekebalan OPT
terhadap pestisida. Pestisida yang memiliki
potensi resistensi tinggi sebaiknya tidak
digunakan. Untuk mencegah resistensi pada
hama/penyakit terhadap salah satu
jenis pestisida, sebaiknya dilakukan
penggantian bahan aktif setiap kali aplikasi
pestisida
LD 50 atau Lethal Dosage 50%
 Besarnya dosis yang dapat mematikan 50%
dari jumlah mamalia percobaan.
 Pestisida yang memiliki LD 50 tinggi berarti
hanya dengan dosis yang sangat
tinggi pestisida tersebut dapat mematikan
mamalia. Dalam penerapan PHT disarankan
untuk memilih pestisida dengan LD 50 yang
tinggi
KOMPATIBILITAS
 Adalah kesesusaian antara satu Jenis pestisida
untuk dicampur dengan pestisida lain tanpa
menimbulkan dampak negatif dari
pencampuran itu.
PERJALANAN PESTISIDA SETELAH
PENYEMPROTAN
 Setelah
melakukan penyemprotan, maka pestisida
akan terkena pengaruh lingkungan. Dengan
mengetahui pengaruh yang akan terjadi
setelah pestisida disemprotkan, maka akan
sangat membantu untuk membuat
program penyemprotan sehingga
pemakaian pestisida bisa mengikuti prinsip
4 tepat
 Setelah penyemprotan, kemungkinan
pertama yang akan terjadi adalah tiupan angin
terhadap kabut semprot,
sehingga pestisida akan jatuh di tempat yang
tidak diharapkan. Walaupun kabut semprot
dapat mengenai sasaran, tetapi sebarannya
sudah tidak merata, atau terlalu banyak kabut
semprot yang terbuang, sehingga terjadi
pemborosan pestisida
 Kalau hal ini terjadi pada herbisida, maka
tanaman utama akan beresiko terkena kabut
semprot. Oleh karena itu disarankan
penyemprotan tidak dilakukan saat angin
bertiup kencang.
Kemungkinan lain yang akan terjadi
adalah :
 Run off, sebagian kabut semprot yang membasahi
daun akan mengalir dan jatuh ke tanah,
tetesan pestisida yang jatuh ke tanah ini
berpotensi menimbulkan pencemaran
lingkungan.
 Penguapan, sebaiknya penyemprotan tidak
dilakukan saat matahari terik.
 Fotodekomposisi, penguraian pestisida menjadi
bentuk yang tidak aktif karena pengaruh cahaya,
sehingga efektifitas pestisida berkurang.
 Penyerapan oleh partikel
tanah, menyebabkan tertimbunnya
sisa pestisida di dalam tanah sehingga
menyebabkan pencemaran tanah. Selain itu
penyerapan oleh tanah juga akan
menurunkan efektifitas pestisida yang
memang ditujukan untuk mengendalikan
OPT yang terdapat di dalam tanah.
 Pencucian pestisida oleh air hujan dan
terbawa ke dalam lapisan tanah bagian
bawah sehingga mencemari sumber air
tanah.
 Reaksi kimia, yaitu perubahan
molekul pestisida menjadi bentuk
yang tidak aktif atau tidak
beracun.
 Perombakan oleh
mikroorganisme, bahan
pembentuk pestisidasetelah
jatuh ke tanah akan menjadi
bagian tubuh mikroorganisme
PETUNJUK PENCAMPURAN
PESTISIDA
 Jangan mencampur pestisida di tempat
tertutup, lakukan pencampuran di tempat terbuka.
 Jangan menyimpan
campuran pestisida, pencampuran pestisida dengan
air hanya dilakukan saat penyemprotan.
 Gunakan air bersih dan tidak mengandung kotoran
yang dapat menyumbat nozel.
 Masukkan air terlebih dahulu ke dalam
tangki, baru pestisidadimasukkan dan diaduk.
 Jangan menggunakan pestisida yang terlalu lama
disimpan dan sudah mengalami perubahan
fisik, seperti terbentuknya garam di sekitar tutup
botol atau terjadi perubahan warna.
 Jangan melakukan pencampuran pestisida yang
satu dengan yang lain jika belum yakin bahwa kedua
jenispestisida tersebut dapat dicampur.
 Lakukan pengetesan, jika setelah pencampuran dua
jenis pestisida terbentuk endapan, atau terbentuk
lapisan yang tidak menyatu, seperti minyak dengan
air, atau seperti santan pecah, maka kedua
jenis pestisida tersebut tidak kompatible untuk
dicampur.
 Jangan mencampur 2 pestisida atau lebih yang
mempunyai cara kerja sama, sebagai
contoh: Racun pernafasan
dengan racun pernafasan, kontak dengan kontak
atau sistemik dengan sistemik.
 Jangan mencampur 2 pestisida atau lebih
dalam satugolongan, sebagai contoh: piretroid
dengan piretroid atau karbamat dengan
karbamat.
 Buatlah campuran pestisida sesuai perhitungan
luas areal yang akan disemprot.
 Jangan meningkatkan dosis atau konsentrasi
lebih tinggi dari kisaran yang tertera pada label.
Jika pada dosis atau konsentrasi tertinggi sesuai
yang tercantum pada kemasan
suatu pestisida tidak lagi efektif mengendalikan
OPT sasaran, maka disarankan untuk
mengganti dengan bahan aktif yang berbeda.
PENGGUNAAN SURFAKTAN ATAU LEM
 Penggunaan surfaktan sangat diperlukan dalam aplikasi
pestisida.
 Permukaan daun yang memiliki lapisan lilin atau bulu-
bulu halus menyebabkan kabut semprot tidak dapat
melapisi secara sempurna.
 Oleh karena itu pemakaian surfaktan sangat disarankan
pada budidaya yang berorientasi keuntungan.
 Surfaktan berfungsi untuk menurunkan tegangan
permukaan air, sehingga kabut semprot yang jatuh di
atas permukaan daun tidak membentuk butiran, tetapi
menyebar ke seluruh permukaan daun. Selain itu
surfaktan juga berfungsi sebagai perekat
Ad

Recommended

PPTX
Suspensi
Stikes BTH Tasikmalaya
DOCX
Laporan Teknologi Farmasi
Eva Apriliyana Rizki
PPTX
Aku titip
Rientan Permata
PPTX
JUAL PUPUK FENGSHOU
A Rukmana
PDF
Plugin likuida%20 suspensi
dukuhwaru
PPT
Cara praktis membuat pupuk bokashi
DIKDIK TAUFIK RAHMAN
DOCX
keuntungan kerugian sediaan farmasi
university muhammadiyah of purwokwerto
DOCX
BIOPESTISIDA
Awe Wardani
PPT
Keracunan pestisida
inayah9
PDF
pengendalianoptsecarakimiawi-150115222306-conversion-gate02.pdf
TORANGAGRICULTURE
DOCX
04. bab ii nailul husni
Nailul Husni
PPT
hghjghjgjhbgmhjbmjhbjbjbhbhmbhmbnmbmnbmbhjbhm
YasminAbdullahh
PPT
PESTISIjhkjhkljklDA_DAN_PENGGUNAAN_NYA.ppt
tudedarmawan
DOCX
Laporan pestisda
Generasi Pecinta Alam Dan Budaya
PPTX
APLIKASI PESTISIDA SECARA BIJAKSANA DAN MENGIKUTI ATURAN 6TEPAT.pptx
ikawardani52
PDF
Aplikasi Pestisida, Kalibrasi, Dosis dan Konsentrasi.pdf
ArifHermanto10
PPTX
Aplikasi pestisida, Dosis & Konsentrasi.pptx
ArifHermanto10
PPTX
MATERI UKK
RochanyNovitaSari
DOCX
Pengertian pestisida
Cici Indra
PDF
Teknik penyemprotan pestisida.pdf
Roup Purohim
PPTX
TEKNIK PENYEMPROTAN YANG BENAR DENGAN MENGGUNAKAN TEKNIK 5T .pptx
sprfile2022
PPTX
Pestcideeee untuk pentai pemula dalam pertanian.pptx
sprfile2022
PDF
Pengenalan pestisida nabati dan kimia
Tidar University
DOCX
MATERI ACARA 4-A5.docx
arskafbr
PPTX
PTA_8 Dasar2 Aplikasi pestisidaaaaaaaao
MakhtaVallia1
PPTX
Pestisida dan aplikasi 1
Gede Susrama
PPTX
Pestisida dan aplikasi 1
Gede Susrama
PPTX
pestisida (1).pptxtrtrtrytytytytytytrytytytt
YasminAbdullahh
PPTX
Menulis Naskah Ilmiah
Agus Candra
PPTX
Pentingnya Publikasi
Agus Candra

More Related Content

Similar to Aplikasi pestisida2013 (20)

PPT
Keracunan pestisida
inayah9
PDF
pengendalianoptsecarakimiawi-150115222306-conversion-gate02.pdf
TORANGAGRICULTURE
DOCX
04. bab ii nailul husni
Nailul Husni
PPT
hghjghjgjhbgmhjbmjhbjbjbhbhmbhmbnmbmnbmbhjbhm
YasminAbdullahh
PPT
PESTISIjhkjhkljklDA_DAN_PENGGUNAAN_NYA.ppt
tudedarmawan
DOCX
Laporan pestisda
Generasi Pecinta Alam Dan Budaya
PPTX
APLIKASI PESTISIDA SECARA BIJAKSANA DAN MENGIKUTI ATURAN 6TEPAT.pptx
ikawardani52
PDF
Aplikasi Pestisida, Kalibrasi, Dosis dan Konsentrasi.pdf
ArifHermanto10
PPTX
Aplikasi pestisida, Dosis & Konsentrasi.pptx
ArifHermanto10
PPTX
MATERI UKK
RochanyNovitaSari
DOCX
Pengertian pestisida
Cici Indra
PDF
Teknik penyemprotan pestisida.pdf
Roup Purohim
PPTX
TEKNIK PENYEMPROTAN YANG BENAR DENGAN MENGGUNAKAN TEKNIK 5T .pptx
sprfile2022
PPTX
Pestcideeee untuk pentai pemula dalam pertanian.pptx
sprfile2022
PDF
Pengenalan pestisida nabati dan kimia
Tidar University
DOCX
MATERI ACARA 4-A5.docx
arskafbr
PPTX
PTA_8 Dasar2 Aplikasi pestisidaaaaaaaao
MakhtaVallia1
PPTX
Pestisida dan aplikasi 1
Gede Susrama
PPTX
Pestisida dan aplikasi 1
Gede Susrama
PPTX
pestisida (1).pptxtrtrtrytytytytytytrytytytt
YasminAbdullahh
Keracunan pestisida
inayah9
pengendalianoptsecarakimiawi-150115222306-conversion-gate02.pdf
TORANGAGRICULTURE
04. bab ii nailul husni
Nailul Husni
hghjghjgjhbgmhjbmjhbjbjbhbhmbhmbnmbmnbmbhjbhm
YasminAbdullahh
PESTISIjhkjhkljklDA_DAN_PENGGUNAAN_NYA.ppt
tudedarmawan
APLIKASI PESTISIDA SECARA BIJAKSANA DAN MENGIKUTI ATURAN 6TEPAT.pptx
ikawardani52
Aplikasi Pestisida, Kalibrasi, Dosis dan Konsentrasi.pdf
ArifHermanto10
Aplikasi pestisida, Dosis & Konsentrasi.pptx
ArifHermanto10
MATERI UKK
RochanyNovitaSari
Pengertian pestisida
Cici Indra
Teknik penyemprotan pestisida.pdf
Roup Purohim
TEKNIK PENYEMPROTAN YANG BENAR DENGAN MENGGUNAKAN TEKNIK 5T .pptx
sprfile2022
Pestcideeee untuk pentai pemula dalam pertanian.pptx
sprfile2022
Pengenalan pestisida nabati dan kimia
Tidar University
MATERI ACARA 4-A5.docx
arskafbr
PTA_8 Dasar2 Aplikasi pestisidaaaaaaaao
MakhtaVallia1
Pestisida dan aplikasi 1
Gede Susrama
Pestisida dan aplikasi 1
Gede Susrama
pestisida (1).pptxtrtrtrytytytytytytrytytytt
YasminAbdullahh

More from Agus Candra (20)

PPTX
Menulis Naskah Ilmiah
Agus Candra
PPTX
Pentingnya Publikasi
Agus Candra
PPTX
13. patient provider communication
Agus Candra
PPTX
12.developing and testing a media strategy
Agus Candra
PPTX
10. multimedia world
Agus Candra
PPTX
Hak hak kesehatan reproduksi
Agus Candra
PPTX
Isbd 12
Agus Candra
PPTX
Isbd 11
Agus Candra
PPTX
Manusia dan lingkungan
Agus Candra
PPT
Case control
Agus Candra
PPTX
Eksperimental studi
Agus Candra
PPTX
Ukuran epidemiologi
Agus Candra
PPTX
Kohort studi
Agus Candra
PPT
Biosfer1
Agus Candra
PPTX
Sertifikasi 3
Agus Candra
PPTX
Pelayanan kesehatan dan pendidikan luar biasa
Agus Candra
PPTX
Pendidikan inklusi
Agus Candra
PPTX
Upaya peningkatan kualitas tumbuh kembang anak
Agus Candra
PPTX
Penugasan
Agus Candra
PPTX
Supervisi fasilitatif dalam pelayanan kb
Agus Candra
Menulis Naskah Ilmiah
Agus Candra
Pentingnya Publikasi
Agus Candra
13. patient provider communication
Agus Candra
12.developing and testing a media strategy
Agus Candra
10. multimedia world
Agus Candra
Hak hak kesehatan reproduksi
Agus Candra
Isbd 12
Agus Candra
Isbd 11
Agus Candra
Manusia dan lingkungan
Agus Candra
Case control
Agus Candra
Eksperimental studi
Agus Candra
Ukuran epidemiologi
Agus Candra
Kohort studi
Agus Candra
Biosfer1
Agus Candra
Sertifikasi 3
Agus Candra
Pelayanan kesehatan dan pendidikan luar biasa
Agus Candra
Pendidikan inklusi
Agus Candra
Upaya peningkatan kualitas tumbuh kembang anak
Agus Candra
Penugasan
Agus Candra
Supervisi fasilitatif dalam pelayanan kb
Agus Candra
Ad

Aplikasi pestisida2013

  • 2. Racun Kontak Pestisida jenis ini akan bekerja dengan baik jika terkena atau kontak langsung dengan OPT (ORGAN PENTINGN TARGET) sasaran. Untuk jenis insektisida, penggunaan racun kontak sangat efektif untuk mengendalikan serangga yang menetap, seperti ulat, kutu daun, dan semut. Racun ini kurang bekerja baik terhadap serangga- serangga yang mempunyai mobilitas tinggi, seperti lalat, kutu kebul, dan belalang
  • 3. Racun Pernapasan Cara kerja racun pernapasan hanya ada pada insektisida dan akan bekerja jika terhisap melalui organ pernafasan. Waktu penyemprotan yang paling efektif adalah ketika hama sasaran sedang berada pada puncak aktifitasnya, sehingga dengan pernapasan yang semakin cepat maka semakin banyak pula racun yang dihisap.
  • 4. RACUN PERUT ATAU RACUN LAMBUNG Racun dalam pestisida jenis ini akan bekerja jika bagian tanaman yang sudah disemprot termakan oleh hama/serangga sasaran. Beberapa rodentisida dan insektisida bekerja dengan cara ini.
  • 5. RACUN SISTEMIK Pestisida jenis ini akan bekerja jika racun yang disemprotkan ke bagian tanaman sudah terserap masuk ke dalam jaringan tanaman baik melalui akar maupun daun sehingga dapat membunuh OPT yang berada di dalam jaringan tanaman, seperti bakteri/fungi. Pada insektisida sistemik, serangga akan mati kalau sudah memakan atau menghisap cairan tanaman yang sudah menyerap racun. Cairan atau bagian tanaman yang dimakan akan menjadi racun lambung bagi serangga. Racun sistemik sangat cocok untuk mengendalikan serangga penghisap atau serangga yang sulit dikendalikan menggunakan racun kontak.
  • 6. HERBISIDA PURNA TUMBUH DAN PRA TUMBUH Pada herbisida purna tumbuh hanya akan bekerja pada bagian tanaman yang sudah memiliki organ sempurna, seperti akar, batang, dan daun. Sedangkan herbisida pra tumbuh akan mematikan biji gulma yang belum berkecambah
  • 8. Water Dispersable Granule (WDG) Bentuk butiran halus, merupakan formulasi kering yang mudah dilarutkan dalam air. Tetapi formulasi ini dalam air agak kurang stabil sehingga mudah mengendap
  • 9. Emulsifiable Concentrate (EC) Dibentuk dengan mencampurkan bahan aktif pestisida yang hanya larut dalam minyak dengan penambahan emulsi. Dengan demikian bahan aktif yang hanya larut dalam minyak dapat larut dalam air dan membentuk cairan seperti susu. Formulasi ini sangat stabil sehingga tidak dibutuhkan pengadukan berulang-ulang
  • 10. Salt Concentrate (SC) Dibentuk dengan menggabungkan bahan aktif dari turunan (derifatif) garam dengan air. Bersifat cepat larut dan menyebar merata dalam air
  • 11. Wettable Powder (WP) Dibentuk dari bahan aktif dengan daya larut rendah dan mengandung bahan tambahan (filler).Bahan aktif direkatkan pada bahan tambahan dengan bahan perekat
  • 12. Granule (G) Berbentuk butiran padat dengan ukuran bervariasi sehingga formulasi ini mudah ditebarkan. Merupakan campuran antara bahan aktif dengan butiran yang mampu mengikat ion, seperti butiran liat atau vermikulit, atau dengan cara melapisi bahan aktif dengan polimer seperti kapsul.
  • 13. Ultra Low Volume (ULV) Formulasi ini berbentuk cair dengan kandungan bahan aktif sangat tinggi. Dirancang untuk disemprotkan dengan alat khusus, yaitu ULV
  • 14. EFEKTIFITAS Merupakan daya bunuh pestisida terhadap OPT. Pestisida yang baik memiliki daya bunuh yang cukup untuk mengendalikan OPT dengan dosis yang rendah sehingga memperkecil dampaK buruk terhadap lingkungan
  • 15. SELEKTIFITAS Merupakan kemampuan pestisida membunuh beberapa jenis organisme. Disarankan untuk menggunakan pestisida yang bersifat selektif atau berspektrum sempit. Dimana pestisida tersebut hanya membunuh OPT sasaran tanpa membahayakan organisme lain termasuk musuh alami OPT
  • 16. FOTOTOKSISITAS Merupakan suatu efek samping aplikasi pestisida yang dapat menimbulkan keracunan bagi tanaman yang ditandai dengan pertumbuhan abnormal setelah aplikasi pestisida. Oleh karena itu tidak boleh menggunakan pestisida secara tidak terukur atau berlebihan
  • 17. RESIDU Adalah kemampuan pestisida bertahan dalam bentuk racun setelah penyemprotan. Residu yang terlalu lama akan berbahaya bagi manusia dan lingkungan, sedangkan residu yang terlalu pendek akan mengurangi efektifitas pestisida dalam pengendalian OPT.
  • 18. PERSISTENSI Kemampuan pestisida bertahan dalam bentuk racun di dalam tanah. Pestisida yang memiliki persistensi tinggi akan sangat berbahaya bagi lingkungan
  • 19. RESISTENSI Merupakan kekebalan OPT terhadap pestisida. Pestisida yang memiliki potensi resistensi tinggi sebaiknya tidak digunakan. Untuk mencegah resistensi pada hama/penyakit terhadap salah satu jenis pestisida, sebaiknya dilakukan penggantian bahan aktif setiap kali aplikasi pestisida
  • 20. LD 50 atau Lethal Dosage 50% Besarnya dosis yang dapat mematikan 50% dari jumlah mamalia percobaan. Pestisida yang memiliki LD 50 tinggi berarti hanya dengan dosis yang sangat tinggi pestisida tersebut dapat mematikan mamalia. Dalam penerapan PHT disarankan untuk memilih pestisida dengan LD 50 yang tinggi
  • 21. KOMPATIBILITAS Adalah kesesusaian antara satu Jenis pestisida untuk dicampur dengan pestisida lain tanpa menimbulkan dampak negatif dari pencampuran itu.
  • 23. Setelah melakukan penyemprotan, maka pestisida akan terkena pengaruh lingkungan. Dengan mengetahui pengaruh yang akan terjadi setelah pestisida disemprotkan, maka akan sangat membantu untuk membuat program penyemprotan sehingga pemakaian pestisida bisa mengikuti prinsip 4 tepat
  • 24. Setelah penyemprotan, kemungkinan pertama yang akan terjadi adalah tiupan angin terhadap kabut semprot, sehingga pestisida akan jatuh di tempat yang tidak diharapkan. Walaupun kabut semprot dapat mengenai sasaran, tetapi sebarannya sudah tidak merata, atau terlalu banyak kabut semprot yang terbuang, sehingga terjadi pemborosan pestisida
  • 25. Kalau hal ini terjadi pada herbisida, maka tanaman utama akan beresiko terkena kabut semprot. Oleh karena itu disarankan penyemprotan tidak dilakukan saat angin bertiup kencang.
  • 26. Kemungkinan lain yang akan terjadi adalah : Run off, sebagian kabut semprot yang membasahi daun akan mengalir dan jatuh ke tanah, tetesan pestisida yang jatuh ke tanah ini berpotensi menimbulkan pencemaran lingkungan. Penguapan, sebaiknya penyemprotan tidak dilakukan saat matahari terik. Fotodekomposisi, penguraian pestisida menjadi bentuk yang tidak aktif karena pengaruh cahaya, sehingga efektifitas pestisida berkurang.
  • 27. Penyerapan oleh partikel tanah, menyebabkan tertimbunnya sisa pestisida di dalam tanah sehingga menyebabkan pencemaran tanah. Selain itu penyerapan oleh tanah juga akan menurunkan efektifitas pestisida yang memang ditujukan untuk mengendalikan OPT yang terdapat di dalam tanah. Pencucian pestisida oleh air hujan dan terbawa ke dalam lapisan tanah bagian bawah sehingga mencemari sumber air tanah.
  • 28. Reaksi kimia, yaitu perubahan molekul pestisida menjadi bentuk yang tidak aktif atau tidak beracun. Perombakan oleh mikroorganisme, bahan pembentuk pestisidasetelah jatuh ke tanah akan menjadi bagian tubuh mikroorganisme
  • 29. PETUNJUK PENCAMPURAN PESTISIDA Jangan mencampur pestisida di tempat tertutup, lakukan pencampuran di tempat terbuka. Jangan menyimpan campuran pestisida, pencampuran pestisida dengan air hanya dilakukan saat penyemprotan. Gunakan air bersih dan tidak mengandung kotoran yang dapat menyumbat nozel. Masukkan air terlebih dahulu ke dalam tangki, baru pestisidadimasukkan dan diaduk. Jangan menggunakan pestisida yang terlalu lama disimpan dan sudah mengalami perubahan fisik, seperti terbentuknya garam di sekitar tutup botol atau terjadi perubahan warna.
  • 30. Jangan melakukan pencampuran pestisida yang satu dengan yang lain jika belum yakin bahwa kedua jenispestisida tersebut dapat dicampur. Lakukan pengetesan, jika setelah pencampuran dua jenis pestisida terbentuk endapan, atau terbentuk lapisan yang tidak menyatu, seperti minyak dengan air, atau seperti santan pecah, maka kedua jenis pestisida tersebut tidak kompatible untuk dicampur. Jangan mencampur 2 pestisida atau lebih yang mempunyai cara kerja sama, sebagai contoh: Racun pernafasan dengan racun pernafasan, kontak dengan kontak atau sistemik dengan sistemik.
  • 31. Jangan mencampur 2 pestisida atau lebih dalam satugolongan, sebagai contoh: piretroid dengan piretroid atau karbamat dengan karbamat. Buatlah campuran pestisida sesuai perhitungan luas areal yang akan disemprot. Jangan meningkatkan dosis atau konsentrasi lebih tinggi dari kisaran yang tertera pada label. Jika pada dosis atau konsentrasi tertinggi sesuai yang tercantum pada kemasan suatu pestisida tidak lagi efektif mengendalikan OPT sasaran, maka disarankan untuk mengganti dengan bahan aktif yang berbeda.
  • 32. PENGGUNAAN SURFAKTAN ATAU LEM Penggunaan surfaktan sangat diperlukan dalam aplikasi pestisida. Permukaan daun yang memiliki lapisan lilin atau bulu- bulu halus menyebabkan kabut semprot tidak dapat melapisi secara sempurna. Oleh karena itu pemakaian surfaktan sangat disarankan pada budidaya yang berorientasi keuntungan. Surfaktan berfungsi untuk menurunkan tegangan permukaan air, sehingga kabut semprot yang jatuh di atas permukaan daun tidak membentuk butiran, tetapi menyebar ke seluruh permukaan daun. Selain itu surfaktan juga berfungsi sebagai perekat