Dokumen tersebut membahas tentang sejarah, jenis, manfaat, sentra penanaman, dan syarat tumbuh ketela pohon. Ketela pohon berasal dari Amerika dan telah menyebar ke seluruh dunia. Di Indonesia, ketela pohon menjadi makanan pokok setelah beras dan jagung. Sentra utamanya di Jawa Tengah dan Jawa Timur. Syarat tumbuh yang optimal adalah curah hujan 1500-2500 mm/tahun, suhu 10属C, kelembaban 60-65%, dan sinar
Dokumen tersebut membahas tentang ketela pohon, mulai dari sejarah, jenis, manfaat, sentra penanaman, syarat tumbuh, budidaya, hama penyakit dan gulmanya. Ketela pohon berasal dari Amerika dan telah ditanam di berbagai negara termasuk Indonesia. Budidaya ketela pohon memerlukan iklim tropis dan curah hujan tinggi.
Dokumen tersebut membahas tentang budidaya sayuran organik secara hydroponik dalam pot atau polybag. Ia menjelaskan tentang tanaman bayam, kangkung, dan sawi sebagai komoditas sayuran yang dibudidayakan. Dokumen juga menjelaskan tahapan penanaman, perawatan, dan pemanenan ketiga tanaman tersebut agar dapat tumbuh dengan baik di dalam pot atau polybag.
Makalah ini membahas tentang budidaya tanaman kacang tanah, mulai dari penyiapan lahan, pengolahan tanah, pemupukan, hingga pengairan. Penyiapan lahan diperlukan untuk membersihkan gulma dan mempersiapkan tempat tanam. Pengolahan tanah bertujuan untuk menguraikan pupuk dan memudahkan pertumbuhan tanaman. Pemupukan dan pengairan tepat diperlukan untuk meningkatkan produksi kacang tanah.
Dokumen tersebut membahas tentang teknologi produksi tanaman pangan dataran rendah, mencakup pengertian budidaya tanaman, jenis-jenis tanaman pangan seperti padi, jagung, singkong, kedelai, kacang tanah, serta faktor-faktor yang mempengaruhi pertumbuhan tanaman seperti iklim, tanah, dan teknologi."
Dokumen tersebut membahas budidaya tanaman cabai dan tomat. Secara ringkas, cabai dapat tumbuh di berbagai jenis tanah asalkan subur dan memiliki kelembaban 70-80%. Tomat tumbuh baik pada suhu 18-29 derajat Celcius, kelembaban 25%, dan sinar matahari 12-14 jam per hari. Kedua tanaman dapat dibudidayakan di lahan sawah, tegal, atau polybag dengan media tanah yang kaya bahan organik.
Proses pembibitan kelapa sawit meliputi kecambah, pre-nursery, dan main nursery. Bibit dirawat dengan penyiraman, pemupukan, dan pengendalian hama sampai siap ditanam pada umur 10-14 bulan. Lahan dan bibit harus disiapkan dengan baik agar pertumbuhan optimal.
Dokumen tersebut membahas tentang jenis-jenis sawi yang umum dibudidayakan di Indonesia seperti sawi putih, hijau, dan huma. Juga membahas tentang klasifikasi botani, syarat tumbuh, cara membudidayakan, hama dan penyakit, serta tahapan panen dan pasca panen sawi.
Dokumen tersebut membahas budidaya tanaman cabai dan tomat. Secara ringkas, dokumen menjelaskan bahwa cabai dan tomat dapat tumbuh di berbagai jenis tanah asalkan subur dan memiliki unsur hara cukup. Dokumen juga menjelaskan tahapan budidaya mulai dari persiapan bibit, media tanam, pemupukan, panen, hingga pemeliharaan tanaman.
Dokumen tersebut membahas sejarah, jenis, manfaat, dan pedoman budidaya kacang tanah. Kacang tanah berasal dari Amerika Selatan dan mulai dibudidayakan di Indonesia pada abad ke-17. Dokumen ini memberikan informasi tentang varietas yang dibudidayakan, syarat pertumbuhan tanaman, teknik penanaman, dan pemeliharaannya.
Dokumen tersebut membahas tentang teknologi produksi tanaman pangan dataran rendah, mencakup pengertian budidaya tanaman, jenis-jenis tanaman pangan seperti padi, jagung, singkong, kedelai, kacang tanah, serta faktor-faktor yang mempengaruhi pertumbuhan tanaman seperti iklim, tanah, dan teknologi."
Dokumen tersebut membahas budidaya tanaman cabai dan tomat. Secara ringkas, cabai dapat tumbuh di berbagai jenis tanah asalkan subur dan memiliki kelembaban 70-80%. Tomat tumbuh baik pada suhu 18-29 derajat Celcius, kelembaban 25%, dan sinar matahari 12-14 jam per hari. Kedua tanaman dapat dibudidayakan di lahan sawah, tegal, atau polybag dengan media tanah yang kaya bahan organik.
Proses pembibitan kelapa sawit meliputi kecambah, pre-nursery, dan main nursery. Bibit dirawat dengan penyiraman, pemupukan, dan pengendalian hama sampai siap ditanam pada umur 10-14 bulan. Lahan dan bibit harus disiapkan dengan baik agar pertumbuhan optimal.
Dokumen tersebut membahas tentang jenis-jenis sawi yang umum dibudidayakan di Indonesia seperti sawi putih, hijau, dan huma. Juga membahas tentang klasifikasi botani, syarat tumbuh, cara membudidayakan, hama dan penyakit, serta tahapan panen dan pasca panen sawi.
Dokumen tersebut membahas budidaya tanaman cabai dan tomat. Secara ringkas, dokumen menjelaskan bahwa cabai dan tomat dapat tumbuh di berbagai jenis tanah asalkan subur dan memiliki unsur hara cukup. Dokumen juga menjelaskan tahapan budidaya mulai dari persiapan bibit, media tanam, pemupukan, panen, hingga pemeliharaan tanaman.
Dokumen tersebut membahas sejarah, jenis, manfaat, dan pedoman budidaya kacang tanah. Kacang tanah berasal dari Amerika Selatan dan mulai dibudidayakan di Indonesia pada abad ke-17. Dokumen ini memberikan informasi tentang varietas yang dibudidayakan, syarat pertumbuhan tanaman, teknik penanaman, dan pemeliharaannya.
Masukan untuk Peta Jalan Strategis Keangkasaan IndonesiaDadang Solihin
油
Tujuan penyusunan naskah masukan untuk peta jalan strategis keangkasaan Indonesia ini adalah untuk meningkatkan kedaulatan dan pemanfaatan wilayah angkasa Indonesia dalam rangka memperkuat Ketahanan Nasional dan Visi Indonesia Emas 2045.
Memperkuat Kedaulatan Angkasa dalam rangka Indonesia EmasDadang Solihin
油
Tulisan ini bertujuan untuk mengkaji dan merumuskan kebijakan strategis dalam rangka memperkuat kedaulatan dan pemanfaatan wilayah angkasa Indonesia demi kesejahteraan bangsa. Sebagai aset strategis, wilayah angkasa memiliki peran krusial dalam pertahanan, keamanan, ekonomi, serta pembangunan nasional. Dengan kemajuan teknologi dan meningkatnya aktivitas luar angkasa, Indonesia memerlukan kebijakan komprehensif untuk mengatur, melindungi, dan mengoptimalkan pemanfaatannya. Saat ini, belum ada regulasi spesifik terkait pengelolaan wilayah angkasa, padahal potensinya besar, mulai dari komunikasi satelit, observasi bumi, hingga eksplorasi antariksa.
Lembar Kerja Mahasiswa Applied Artificial Intelligence in Information SystemsAinul Yaqin
油
File ini adalah lembar kerja mahasiswa untuk mata kuliah Applied Artificial Intelligence in Information Systems. Tujuan pembelajarannya mencakup pemahaman tentang Decision Support Systems (DSS), Business Intelligence (BI), proses pengambilan keputusan, analisis bisnis, manajemen kinerja bisnis, kolaborasi, manajemen pengetahuan, serta teknologi canggih dan tren terkini dalam sistem informasi.
Lembar kerja ini terdiri dari 14 bab yang mencakup berbagai topik, yaitu:
Decision Support and Business Intelligence
Decision Making, Systems, Modeling, and Support
Decision Support Systems Concepts, Methodologies, and Technologies
Modeling and Analysis
Data Mining for Business Intelligence
Artificial Neural Networks for Data Mining
Text and Web Mining
Data Warehousing
Business Performance Management
Collaborative Computer-Supported Technologies and Group Support Systems
Knowledge Management
Artificial Intelligence and Expert Systems
Advanced Intelligent Systems
Management Support Systems Emerging Trends and Impacts
Setiap babnya memiliki format yang sama, yaitu tujuan pembelajaran, pengantar materi, kegiatan belajar (pemahaman konsep, tugas, diskusi kelompok), penilaian, dan refleksi. Kegiatan belajar sangat bervariasi, mulai dari menjawab pertanyaan, menggambar diagram, analisis kasus, melakukan eksperimen menggunakan tools tertentu, hingga diskusi kelompok dan presentasi.
Referensi utama yang digunakan dalam mata kuliah ini adalah buku Decision Support and Business Intelligence Systems oleh Turban, E., Sharda, R., & Delen, D.
Lembar kerja ini memberikan kerangka kerja yang komprehensif bagi mahasiswa untuk memahami dan menerapkan konsep-konsep penting dalam kecerdasan buatan terapan pada sistem informasi, melalui kombinasi pembelajaran teoretis dan tugas-tugas praktis.
RPT PSV (2).docxUNTU RUJUKAN GURU TAHUN 2025ROBIATUL29
油
BUDIDAYA TANAMAN PANGAN DAN PALAWIJA.pptx
1. BUDIDAYA TANAMAN PANGAN DAN PALAWIJA
Budidaya tanaman pangan adalah kegiatan penanaman tanaman
sumber karbohidrat utama serta protein pada lahan. Perkuliahan
Budidaya Tanaman Pangan meliputi teknis budidaya tanaman,
pemeliharaan dan penanaman tanaman pangan, sampai teknologi
terapan yang digunakan dalam pengembangan pembenihan.
Tanaman pangan utama dikelompokkan menjadi tanaman biji-bijian
atau serealia (padi dan jagung), tanaman polong semusim (kedelai,
kacang tanah, dan kacang hijau), dan tanaman umbi-umbian (ubi kayu
dan ubi jalar).
Contoh budi daya tanaman pangan serealia adalah padi, jagung,
sorgum, quinoa dan gandum. Sedangkan contoh budi daya tanaman
pangan kacang-kacangan ialah kedelai, kacang tanah, kacang hijau.
Kemudian, contoh budi daya tanaman pangan umbi-umbian ialah
singkong, ubi jalar, talas, lobak, kentang, bengkuang.
2. Berikut adalah langkah-langkah budidaya tanaman pangan
1. Menyiapkan lahan. Lahan adalah salah satu komponen terpenting
jika anda ingin bercocok tanam meliputi pembersihan lahan dan
pengolah tanah.
2. Pembibitan. Meliputi pengunaan benih unggul bermutu berlabel,
persemaian, umur bibit
3. Penanaman. Meliputi waktu tanam, jarak tanam, jumlah benih
perlubang tanam, penyulaman
4. Perawatan. Meliputi pemupukan, pengairan, penyiangan
5. Pengendalian hama dan penyakit. Meliputi tepat dosis, tepat waktu,
tepat cara
6. Pemanenan.Meliputi waktu panen, ciri-ciri tanaman, umur tanaman.
5. Tanaman pangan adalah semua jenis tanaman yang
mengandung protein serta karbohidrat. Sebagai contoh,
gandum, padi, jagung, singkong, kentang, ubi, hingga sagu.
Budidaya tanaman pangan dapat dilakukan pada lahan luas.
Tanaman palawija adalah tanaman selain padi; biasa
ditanam di sawah atau di ladang (seperti kacang, jagung, ubi).
Menanam palawija juga dinilai berguna untuk menjaga
kesuburan tanah dengan menstabilkan tingkat pH atau
keasaman tanah. Manfaat menanam tanaman palawija bagi
petani adalah untuk menambah pendapatan dari hasil panen
palawija yang dilakukan. Keuntungan lainnya ialah terjaganya
tingkat keasaman tanah.
6. Ciri-ciri Tanaman Palawija Tanaman palawija bisa dilihat dari ciri-ciri yang
dimilikinya. Ada beberapa ciri dari tanaman ini, seperti berikut ini:
Biasa di tanam saat musim kemarau karena tanaman ini tidak terlalu banyak
membutuhkan air.
Bisa tumbuh di lahan masam dengan pH sekitar 4,5 hingga 6,5. Merupakan
tanaman semusim.
Jenisnya sangat banyak, sebagian besar merupakan tanaman pangan
pengganti padi.
Dari segi morfologi tanaman ini berbeda satu dengan lainnya. Morfologi
tanaman palawija sesuai dengan jenis tanaman tersebut.
Namun, sebelum mulai penanaman dibutuhkan rencana yang matang
sehingga tanaman bisa tumbuh optimal. Salah satunya menentukan jenis
tanaman yang tepat dibudidayakan pada lahan tersebut.
7. Ketahui Cara Budidaya Tanaman Pangan yang Tepat
Budidaya tanaman pangan bisa dilakukan pada lahan luas. Keberhasilan
penanaman ditentukan oleh teknik budidaya yang dipakai. Berikut adalah
langkah-langkah budidaya tanaman pangan sesuai urutan.
1. Penyiapan Lahan.
Lahan untuk budidaya tanaman pangan terlebih dahulu dibersikan dari
pohon-pohon, rumput.
1. Pengelolaan Lahan
Lakukan pengolahan lahan dengan benar. Pastikan lahan yang digunakan
telah sesuai standar yaitu terbebas dari limbah, tanahnya gembur, dan telah
diberi tambahan pupuk. Penggemburan tanah bisa dengan cara dicangkul
atau dibajak.
8. Penanaman
Sebelum penanaman siapkan bibit unggul dan lubang tanam.
Ketahui jadwal serta musim tanam tatkala hendak memulai
budidaya. Pastikan pula kondisi tanah tidak terlalu basah atau
kering.
4. Pemupukan
Pemupukan termasuk langkah penting dalam budidaya
tanaman pangan. Bila benih telah ditanam, beri pupuk
kandang atau kompos secukupnya. Akan tetapi, jika memilih
jenis pupuk buatan maka sesuaikan dengan takaran yang
dianjurkan. Pemupukan dilakukan secara manual atau
memanfaatkan mesin pertanian.
9. Pengendalian Hama Penyakit
Proses perawatan tanaman pangan relatif mudah dilakukan dan
sebaiknya disesuaikan dengan jenis tanaman pangan sehingga
perkembangannya optimal.
Selain itu, lindungi tanaman supaya terhindar dari gangguan hama
juga hewan ternak. Pengendalian hama dilakukan dengan cara
manual atau memakai pestisida. Penggunaan pestisida sebaiknya
sesuai aturan. Perhatikan dosis, sasaran, hingga waktu
penggunaan. Pengendalian hama penyakit dilakukan lebih dari
ambamng batas ekonomi.
6. Pemanenan
Lakukan cara panen yang tepat sesuai masing-masing jenis
tanaman sehingga hasil panen tetap berkualitas dan tidak rusak.
Di samping itu, panen sebaiknya di waktu dan umur yang sesuai
sehingga mendapatkan hasil maksimal.
11. 1. SEJARAH SINGKAT
Kacang tanah yang ada di Indonesia semula berasal dari
benua Amerika. Pemasukan ke Indonesia pertama- tama
diperkirakan dibawa oleh pedagang- pedagang Spanyol,
sewaktu melakukan pelayarannya dari Mexico ke Maluku
setelah tahun 1597. Pada tahun 1863 HOLLE memasukkan
Kacang Tanah dari Inggris dan pada tahun 1864
SCHEFFER memasukkan pula Kacang Tanah dari Mesir.
1. JENIS TANAMAN
Jenis tanaman yang ada di Indonesia ada 2 ( dua ) tipe yaitu :
Tipe tegak.
Jenis Kacang ini tumbuh lurus atau sedikit miring keatas,
buahnya terdapat pada ruas-ruas dekat rumpun, umumnya
pendek ( genjah ) dan kemasakanbuahnya serempak.
12. Tipe menjalar.
Jenis ini tumbuh kearah samping, batang utama berukuran
panjang, buah terdapat pada ruas-ruas yang berdekatan
dengan tanah dan umumnya berumur panjang.
MANFAAT KACANG TANAH
Tanaman Kacang tanah bisa dimanfaatkan untuk makanan
ternak, sedang bijinya dimanfaatkan sebagai sumber
protein nabati , minyak dan lain-lain.
SENTRA PENANAMAN
Sentra penanaman/produksi Kacang tanah di Indonesia
meliputi Propinsi Jawa Timur, Jawa Tengah, D.l. Yogyakarta,
Jawa Barat dan Sulawesi Selatan.
13. SYARAT TUMBUH
a. Iklim
Di Indonesia, tanaman Kacang Tanah cocok ditanam didataran rendah
yang berketinggian dibawah 500 m diatas permukaan laut. lklim yang
dibutuhkan tanaman Kacang Tanah adalah bersuhu tinggi antara 25属C
- 32属C, sedikit lembab ( rH 65 % - 75 % ), curah hujan 800 mm -1300
mmper tahun, tempat terbuka.
b. Media Tanam / Tanah
Tanaman Kacang Tanah membutuhkan tanah yang berstruktur
ringan,seperti tanah regosol, andosol, latosol dan alluvial.
Kacang tanah dapat dibudidayakan di lahan sawah berpengairan,
sawah tadah hujan, lahan kering tadah hujan. Hal yang paling
penting diperhatikan dalam pemilihan lahan adalah :
- Tanah cukup subur, gembur serta bertekstur ringan.
- Tanah berdrainase dan beraerasi baik.
- PH antara 6,0 -6,5.
14. 6. PEDOMAN BUDIDAYA
a. Benih.
1. Benih kacang tanah berasal dari tanaman sehat, bebas hama dan
penyakit, kualitas bijinya baik dan mempunyai kemurnian tinggi
sehingga dapat berkecambah cepat dan merata.
2. Dipanen tepat pada waktunya ( sudah cukup tua ) , polong tidak pecah,
pengolahan basil dan pengupasan benih dilakukan dengan baik.
3. Mempunyai hasil tinggi dan berumur genjah. Benih yang dibutuhkan 70
kg/Ha.
b. Pengolahan Tanah
Pengolahan tanah dilakukan dengan alat cangkul, luku atau traktor
sedalam 20- 30 cm.
Tujuan pengolahan tanah adalah untuk memperbaiki struktur dan aerasitanah
agar pertumbuhan akar dan pengisapan zat hara oleh tanaman dapat
berlangsung dengan baik.
15. c. Penanaman
Waktu tanam yang paling baik dilahan tegalan ( kering ) adalah
pada awal musim hujan ( Oktober - Nopember ). Di lahan sawah
penanaman dapat dilakukan pada bulan April -Juni ( Palawija I )
atau (bulan Juli -September) Palawija II ).
Cara tanam
Penanaman dilakukan dengan menggunakan tugal sedalam 3
cm dengan 2 butir benih perlubang dan jarak tanam 40 cm x 10
cm. Kemudian lubang tanam ditutup tanah secara tipis.
16. d. Pemeliharaan Pemupukan
Pemupukan dilakukan dengan menggunakan pupuk Urea,
SP36 dan KCI dengan dosis 50 kg Urea, 100 kg SP36 dan 50
kg KCI, Per hektar. Pemupukan dilakukan 10 - 15 HST (Hari
Setelah Tanam) dengan memasukkan pupuk kedalam lubang
tugal disisi kiri kanan lubang tanam atau disebar merata
kedalam larikan.
Penyulaman
Penyulaman dilakukan apabila ada benih yang tidak tumbuh.
Penyulaman dilakukan dengan membuat lubang tanam baru
pada bekas lubang tanam terdahulu. Tujuan dari penyulaman
ini adalah untuk mempertahankan populasi.
17. Penyiangan dan Pembumbunan
Penyiangan dilakukan 2 kali. Penyiangan pertama dilakukan
pada saat tanaman berumur 21 hari setelah tanam dan
penyiangan kedua dilakukan pada umur 42 HST. Pada
penyiangan kedua ini juga dilakukan pembumbunan yaitu tanah
digemburkan kemudian ditimbun didekat pangkal batang
tanaman. Pembumbunan bertujuan memudahkan bakal buah
menembus permukaan tanah sehingga pertumbuhannya optimal.
Pengairan
Tanaman kacang tanah tidak menghendaki air yang
menggenang. Fase kritis untuk tanaman Kacang Tanah adalah
fase perkecambahan, fase pertumbuhan dan fase pengisian
polong. Waktu pengairan yang baik adalah pagi atau sore hari
dengan cara dileb hingga tanah cukup basah.
18. e. Hama dan Penyakit Kacang Tanah
1. Penyakit Layu.
Penyakit Layu disebabkan oleh bakteri Xanthomonas
Solanacearum. Pada siang hari waktu sinar matahari terik
tanaman sekonyong- konyong terkulai seperti disiram air panas,
tanaman langsung mati.
Cara pengendalian dengan pergiliran tanaman, penurunan PH
tanah dengan memberi perlakuan beleran, perbaikan aerasi
tanah dengan pembuatan guludang dengan ketinggian 40-50 cm.
2. Penyakit Bercak Daun
Penyakit Bercak daun disebabkan oleh cendawan Cercospora
personata. Bercak yang ditimbulkan pada daun sebelah atas coklat
sedangkan sebelah bawah daun hitam. Ditengah bercak daun
kadang-kadang terdapat bintik hitam dari Conidiospora. Cendawan
ini timbul pada tanaman umur 40 -50 hari hingga 70 hari.
Cendawan ini dapatdikendalikan dengan Anthracol atau Daconil.
19. 3. Penyakit Selerotium.
Penyakit ini disebabkan oleh Selerotium rolfsii, merusak tanaman pada
waktu cuaca lembab. Cendawan menyerang pada pangkal batang, bagian
dari tanaman yang lunak, menimbulkan bercak-bercak hitam.
Tanaman yang terserang akan layu dan mati.
Pengendalian : dengan memperbaiki pengairan, agar air pengairandapat
mengalir.
4. Penyakit Karat.
Penyakit ini disebabkan oleh Uromyces arachidae, menyerang tanaman yang
masih muda menyebabkan daun berbintik-bintik coklat daun menjadi
mengering. Pengendaliannya dengan menanam varitasyang tahan.
5. Hama Empoasca.
Hama yang penting bagi tanaman kacang tanah adalah hama Empoasca.
Hama ini tidak terlalu merugikan bagi tanaman kacang tanah. Cara
pengendaliannya dengan penyemprotan Azodrin, Karphos atau lnsektisida
yang tersedia.
20. 7. P A N E N
Penentuan saat panen yang tepat harus disesuaikan dengan
tujuan penggunaan produk Kacang Tanah. Pedoman umum yang
digunakan sebagai kriteria penentuan saat panen Kacang Tanah
adalah sbb : :
- Sebagian besar daun menguning dan gugur ( rontok ).
- Tanaman berumur 100 -110 hari tergantung,Varietasnya.
- Sebagian besar polongnya ( 80 % ) telah tua. "
- Kulit polong cukup keras dan berwarna cokelat kehitam-
hitaman.
- Kulit biji tipis dan mengkilap.
- Rongga polong telah berisi penuh dengan biji. Panen
dilakukan dengan mencabut batang tanaman secara hati-hati
agarpolongnya tidak tertinggal dalam tanah. Di Indonesia
pada lahan dan lahan kering rata-rata produksi 1,0 - 2,0
ton/Ha.
21. 8. PASCA PANEN
Kegiatan pokok pasca panen Kacang Tanah adalah
sebagai berikut :
a. Setelah dipanen brangkasan Kacang Tanah dipotong
lebih kurang 10 cm kemudian dibersihkan.
b. Pemipilan
Pipil polong Kacang Tanah dari batangnya dengan
tangan.
c. Pengeringan
Tebarkan polong Kacang Tanah di atas anyaman
bambu atau tebar sambil dijemur dibawah terik
matahari sampai kering (Kadar air 9% - 12%).
22. Kadar air rata-rata yang diperoleh pada semua perlakuan
memenuhi standar kadar air biji kacang tanah sesuai dengan
SNI- 01-3921-1995 yaitu kadar air maksimal biji kacang tanah
yang memenuhi kriteria mutu I adalah 6 %. Sedangkan kadar
air kacang tanah pada semua perlakuan rata-rata berkisar
antara 5-6%.
d. Penyimpanan.
Penyimpanan dalam bentuk polong kering
Masukkan polong kering kedalam karung goni atau kaleng
tertutuprapat, lalu simpan digudang penyimpanan yang
tempatnya kering.
Penyimpanan dalam bentuk biji kering
Kupas polong kacang tanah kering dengan tangan atau alat
pengupaskacang tanah. Jemur biji kacang tanah hingga
berkadar air 9% lalu masukkan ke dalam wadah tertutup untuk
disimpan atau dijual.
23. Budidaya Tanaman Jambu Mete
PENDAHULUAN
Tanaman Jambu Mete merupakan salah jenis buah yang berasal dari Brasil
Tenggara. Tanaman ini dibawa oleh pelaut Portugis ke India sekitar 400an tahu
yang kemudian disebar ke negara-negara yang beriklim tropis. Jambu Mete
memiliki puluhan varietas yang berbeda-beda, ada yang berkulit putih , merah,
kuning, merah muda, hijau kekuningan dan juga hijau. Budidaya jambu mete kini
mulai banyak dilakukan apalagi tanaman ini memiliki segudang manfaat mulai
dari batangnya, daun, buah sampai akarnya. Selain itu biji jambu mete ini bisa
digoreng dan dimakan karena rasanya sangat enak sehingga harga dipasaran
pun cukup mahal. Pada umumnya tanaman jambu mete selain sebagai tanaman
penghasilan bahan pangan dan bahan-bahan aneka indrustri, tanaman ini juga
bermanfaat untuk tanaman penghijauan di tanah-tanah perkarangan.
Keistimewaan dari tanaman jambu mete adalah tanaman tersebut dapat tumbuh
pada berbagai tipe iklim seperti di tanah yang tandus dan gersang. Tanaman
jambu mete mudah di proses dalam penanaman serta perawatannya tanpa
teknologi.
24. Tanaman ini bertahan saat kekeringan, namun tanaman jambu mete tumbuh
subur manakala kisaran iklim, suhu dan kelembaban nisbi yang cukup mulai dari
27 hingga 28 . Dengan demikian tanaman ini memenuhi standar tanaman
penghijauan (Cahyono, 1995.19). .
Syarat-syarat Tumbuh Tanaman Jambu Mete.
Ada 3 syarat perlu diperhatikan tumbuhnya tanaman jambu mete adalah sebagai
berikut:
a. Suhu.
Ketinggian lokasi penanaman jambu mete rata-rata 1 1200 m di atas
permukaan laut, sehingga tanaman ini dapat tumbh didataran rendah hingga
dataran tinggi, maka tidak perlu di sangsikan lagi bahwa tanaman inidapat
mentolerir suhu udara yang tinggi lebih dari 30 dan terendah rata-rata
20
25. b. Tanah.
Tanaman jambu mete termasuk tanaman iklim kering, tumbuh
dan berproduksi pada daerah yang curah hujannya 3000
4000 mm pertahun. Asalkan pembuangan air lancar dan baik.
Jambu mete dapat tumbuh dan hidup dengan baik pada
hampir semua jenis tanah, kecuali pada tanah pekat atau
tanah kurang subur. Jambu mete membutuhkan tanah yang di
gembur sehingga akar- akarnya berkembang sempurna dan
mempunyai kapasitas menahan air untuk memberikan
kelembaban yang cukup pada tanaman selama musim
kemarau.
c. Iklim.
Iklim yang kering sangat cocok untuk tanaman jambu mete
pada saat pembungaan dan pembuahan. Iklim dengan
bunga kering antara 4 6 bulan dengan curah hujan 1500
2000 mm pertahun.
26. Pedoman Budidaya.
1. Proses Pembibitan Jambu Mete.
Langkah pertama yang harus dilakukan dalam budidaya jambu mete
adalah melakukan proses pembibitan yang mulai biji jambu mete
tersebut atau bisa juga dengan cara lain yaitu pencangkokan,
okulasi dan penyambungan. Biji yang akan ditanam harus berasal
dari pohon indukan langsung. Cara menangani jambu mete yang
digunakan sebagai benih yaitu :
a. Biji jambu mete yang dijadikan calon bibit sebaiknya disemaikan
pada pertengahan masa panen,
b. Biji jambu mete tersebut tidak boleh cacat dan harus dalam
keadaan matang,
c. Biji mete harus dikeluarkan dari buahnya kemudian dicuci sampai
bersih.
d. Jemur biji tersebut sampai mencapai kadar air sekitar 8-10%.
27. 2. Persiapan. Sebelum mulai tanam dilahan yang sudah dipersiapkan dan
dibersikan terlebih dahulu.
3. Penanaman. Saat yang tepat untuk menanam jambu mete adalah saat awal
musim hujan, pembuatan lubang tanam sudah dimulai saat musim kemarau.
4. Pemeliharaan Tanaman Jambu Mete.
Lubis, (1884:20) mengemukaka beberapa alternatif yang perlu diperhatikan
dalam pemeliharaan tanaman jambu mete antara lain:
a. Penyiangan. Tujuan dari penyiangan, agar dspst membebaskan tanaman
pokok dari tanamaman pengganggu dengan cara menggunakan cangkul
untuk menggemburtanah disekitarnya.
b. Penyulaman. Cara ini dilakukan untuk menggantikan tanaman yang telah mati,
sakit atau rusak dengan tanaman baru dan penyulaman juga dapat
mempertahanakan jumlah pohon dalam satu hektar mikro klimaksnya.
c. Pemupukan. Tanaman jambu mete dapat tumbuh dan hidup pada tanah-tanah
miskin, namun tanaman dapat memberikan hasil yang optimal bila disirami
dengan pupuk, untuk menambah kesuburan tanaman menggunakan pupuk
kandang atau kompos atau pupuk buatan.
28. d. Pengendalian Hama dan Penyakit.
Hama-hama yang sering menyerang tanaman jambu mete adalah:
1. Ulat tanah: hama ini menyerang tanaman yang tumbuh di tanah
merah (lateral) yang dapat mematikan tanaman yang baru tumbuh.
Pembasminya dapat dilakukan dengan semprotan insektisida
melaton atau BHC (Bensene Hexachloride).
2. Ulat Daun: hama ini biasanya menyerang bunga maupun buah
yang masih muda. Pembasminya dengan cara BHC 0,05%.
Penyakit yang sering menyerang tanaman jambu mete.
1. Penyakit Gleosporium: Penyakit ini menyerang pada musim hujan
yang menyebabkan tanaman jambu mete mati, Penyebab penyakit
ialah cendawan gleosporium. Pemberantasnya dilakukan dengan
cara pemangkasan di bawah tempat infeksi pada bagian cabang
yang terserang kemudian di bakar, sedangkan pada bagian tanaman
yang sehat di semprot dengan cutongsida.
29. 2. Penyakit layu daun pada Pembibitan. Penyakit ini
menyerang terutama pada pembibitan yang kondisinya
terlalu lembab atau jenuh air. Tanaman ang diserang
tiba-tiba menjadi layu, penyebabnya adalah jamur
fusarium SP dan pulium SP. Pemberantasnya pada
waktu pembibitan perlu dilakukan perbaikan lingkungan
dengan memperdalam parit-parit dan mengurangi
Naungan yang rapat. Penangulangannya dengan
penyemprotan fungsida sesuai dengan berta ringannya
serangan.
30. e. Produksi dan Pascapanen.
Hasil produksi baik manakala pertumbuhannya cukup baik, jambu mete
mulai berproduksi pada umur 2 3 tahun. Pada umur 8 10 tahun
produksi hasil memperoleh 7 15 kg perpohon, hasil produksi perhektar
bisa mencapai 1.000 4.000 biji jambu mete jika dipelihara dengan baik
dan terawat. Sedangkan Pascapanen dilakukan :
a. Pemungutan Hasil. Musim panen jambu mete pada bulan Juli sampai
bulan November. Pada saat be rumur 60 70 hari dihitung dari
pembungaan biji jambu mete dipetik dari buah yang sudah masak. Biji
yang sudah dilepas dari buahnya selanjutnya dijemur selama 3 4 hari
sehingga kandungan airnya berkurang. Biji yang kering dimasukkan
dalam karung lalu di jual ke pasar.
b. Pengupasan. Biji jambu mete yang sudah kering kemudian di belah untuk
diambil kacang-kacangnya di simpan pada tempat yang bersih untuk
keperluan eksport, maka diperlakukan kacang mete yang besar dan bulat,
c. Sortasi bertujuan untuk melihat kacang yang sesuai mutu atau kelasnya.
Setelah di sortasi baru di kemas sesuai ukuran di mana untuk di eksport.
31. BUDI DAYA JAGUNG
Jagung dikenal luas oleh masyarakat Indonesia sebagai bahan makanan
pokok pengganti nasi dan berbagai macam makanan olahan. Selain itu
bagian dari tanaman jagung juga dapat dimanfaatkan sebagai pakan
ternak seperti daun, batang, klobot dan janggelnya. Tanaman jagung
tumbuh didataran rendah sampai tinggi hingga 1200 meter dpl,
memerlukan media tanah lempung, lempung berpasir, tanah vulkanik,
yang subur, gembur, kaya bahan organic, memerlukan sinar matahari
minimal 8 jam per hari suhu udara 20-33 derajat celsius, curah hujan
sedang, ph tanah 5,5-7 dengan drainase yang baik. Untuk dapat mencapai
hasil yang tinggi dalam budidaya tanaman jagung. Faktor utama yang
harus diperhatikan adalah varietas jagung yang akan ditanam, kesuburan
tanah, air yang cukup dan pengendalian organisme pengganggu tanaman
(OPT).
32. Penentuan Waktu Tanam
Perhatikan ketersediaan air selama pertumbuhan tanaman
jagung.
Bertanam di musim kemarau, apabila tidak tersedia air
maka pertumbuhan tanaman akan terganggu/kerdil.
Bertanam di musim hujan, apabila drainase/pengaturan
airnya tidak lancar, tanaman akan tergenang dan apabila
tergenang selama 2 hari akan terjadi pembusukan akar.
Sehingga untuk penentuan waktu tanam perlu dilakukan
survey air terhadap lahan yang akan ditanami jagung.
33. Persiapan Lahan, dapat dilakukan dengan 2 cara:
Tanpa Olah Tanah (TOT) atau olah tanah minimum
(minimum tillage) pada lahan sawah setelah padi. Bila
gulma sudah bersih bisa langsung ditanami, tetapi bila
gulma masih banyak bisa disemprot dulu dengan herbisida.
Olah Tanah Sempurna (OTS) pada lahan kering. Tanah
diolah dengan bajak ditarik dengan traktor/sapi atau dapat
menggunakan cangkul, kemudian digaru dan sisir sehingga
rata.
34. Persiapan Tanam, meliputi:
Pemilihan varietas berdasarkan pada kesesuaian lokasi,
ketahanan terhadap OPT dan keinginan petani.
Penggunaan varietas unggul akan memberikan hasil yang tinggi.
Pilih varietas dengan benih berdaya hasil tinggi, tahan terhadap
hama penyakit dan deraan lingkungan setempat. Misalnya, benih
bermutu mempunyai tingkat kemurnian dan daya tumbuh yang
tinggi (>95%) dan berlabel.
Benih bermutu akan tumbuh serentak dan lebih cepat,
menghasilkan tanaman yang sehat, tahan rebah, seragam dan
berpotensi hasil tinggi.
Keperluan benih 20 kg/ha.
Perlakuan benih (seed treatment) menggunakan metalaksil
mencegah penyakit bulai.
35. Penanaman
Jarak tanam yang dianjurkan adalah 70 - 80 cm x 20 cm, dengan
1 tanaman per lubang atau 70-80 cm x 40 cm dengan 2 tanaman
per lubang.
Benih yang mempunyai daya tumbuh lebih dari 95% dapat
memenuhi populasi tanam 66.000 - 75.000 tanaman/ha.
Masukan benih dalam lubang tanam, tutup dengan tanah/pupuk
kandang.
Dalam budidaya jagung tidak dianjurkan menyulam karena
pengisian biji dari tanaman sulaman tidak optimal. Penyulaman
dapat dilakukan dengan tanaman yang sama umurnya dengan
tanaman yang mati dan dilakukan saat tanaman berumur sekitar
1 minggu. Oleh karena itu penanaman benih pada polybag untuk
persiapan penyulaman dilakukan pada hari yang sama pada
penanaman di lapangan.
36. Pemupukan
Pupuk kandang 1-3 ton/ha, diberikan pada lubang tanam
Pupuk yang diberikan yaitu Urea 450 kg/ha, SP-36 100-150 kg/ha dan
KCL 50-100 kg/ha, diberikan 2 kali, yaitu: Umur 7 - 10 hari setelah
tanam urea 150 kg, seluruh dosis SP36 dan seluruh dosis KCI dan
Umur 30 - 35 hari setelah tanam, diberikan sisa urea 300 kg.
Kalau menggunakan pupuk majemuk maka pupuk yang diberikan Urea
300 kg/ha, Phonska 350 kg/ha, KCL 50-100 kg/ha, diberikan 2 kali,
yaitu: Umur 7 - 10 hari setelah tanam Urea 200 kg, Phonska 250 kg
dan seluruh dosis pupuk KCI dan Pada umur 30 - 35 hari setelah
tanam, diberikan sisa Urea 100 kg dan sisa Phonska 100 kg.
Pada lahan kering pemberian pupuk P dan K dapat menggunakan
PUTK (Perangkat Uji Tanah Lahan Kering) dan untuk pemberian N
(Urea) menggunakan Bagan Warna Daun (BWD) dimulai pada umur
tanaman 40-45 hari setelah tanam.