ºÝºÝߣ

ºÝºÝߣShare a Scribd company logo
BUDI DAYA TANAMAN CABAI 
Cabai secara umum dapat tumbuh optimal disemua jenis tanah namun dapat diaplikasikan saat 
pengolahan tanah, sebelum tanam memperbaiki struktur tanah serta mengatasi tanah yang kurang subur 
atau miskin unsur hara, diberikan bahan organik seperti kompos, bokashi, arang sekam agar tanah 
menjadi gembur dan kaya unsur hara tanaman. Rata-rata semua varietas cabai tidak tahan dengan curah 
hujan yang tinggi, tanah tergenang (becer), tanaman akan rusak dan mati, curah hujan yang ideal 1000 
mm / tahun dan kelembaban 70 – 80%. Bila kelembaban diatas 80% memacu pertumbuhan cendawan 
berpotensi menyerang dan merusak tanaman dan sebaliknya bila kelembaban dibawah 70% cabai 
terganggu pertumbuhan generatifnya terutama saat pembentukan bunga, penyerbukan dan 
pembentukan buah. Dengan demikian tanam cabai dilokasi sawah atau tegalan pemakaian mulsa plastic 
sangat diharapkan agar dapat menekan biaya penyiangan, pengendalian gulma, hama / penyakit, dan 
dapat menjaga kelembaban tanah, suhu, kegemburan tanah, serta mengoptimalkan sinar matahari pada 
waktu proses fotosintesis. 
Sedangkan budidaya tanam cabai dapat diterapkan : 
1. Ditanam di tanah sawah 
2. Ditanam di tanah tegal 
3. Ditanam di pot-pot dari tanah, plastic atau polybag. 
GERAKAN PENANAMAN CABAI DI POLYBAG 
1. Pembibitan 
Pembibitan cabai sama yang ditanam di lahan sawah maupun ditanam di polybag. Biji cabai yang 
telah direndam satu hari dengan air panas yang sudah dicampur dengan bakterisida, fungisida, zat 
perangsang tumbuh 0,01 %, tiriskan kemudian biji cabai itu bungkus dengan kain basah selama 1 
malam, paginya buka, biji cabai keluar tunas, siap dipindah di plastic kecil-kecil diisi media pasir 
urug yang sudah diayak dan pupuk kandang / bokhashi perbandingan 1 : 1 dan dipersiapkan 
terlebih dahulu. 
2. Media Penanaman 
Media penanaman cabai di polybag sama di lahan di tanah sawah, tanah harus gembur dan kaya 
bahan organik (unsur hara tanaman). Gunakan media tanam tanah, pupuk kompos / bokhashi 
perbandingan 2 : 1 tambahkan arang sekam lebih bagus atau tanah, pupuk kandang / bokhashi, 
arang sekam perbandingan 1 : 1 : 1 tambahkan kapur pertanian atau dolomite satu sendok teh, 
furadan 3 G 1/2 sendok teh untuk pengendalian nematoda, isi polybag sampai penuh, siram pelan-pelan 
dan biarkan selama 5 hari, baru bisa ditanami. Dan sebagai pupuk awal (dasar / berikan NPK 
16 ; 16, 16 sebanyak satu sendok teh per polybag. 
3. Pemindahan Bibit ke Polybag 
Tahap-tahap Pemindahan Bibit ke Polybag 
1. Bibit yang sudah berumur 23-30 hari berdaun 3-4 helai siap dipindah tanamkan. 
2. Angkat bibit dari bawah, lepas plastic pelan-pelan, tanam agar tanah terbawa (tetap melekat) 
3. Polybag yang sudah terisi media tanam selama 5 hari tadi, dibuat lubang tanam di tengah pakai 
tongkat kayu sebesar tanaman.
4. Tanam bibit hingga leher akar, kemudian tutup padatkan dari media tanam sekeliling, siram 
pelan-pelan. 
5. Lakukan penyiraman, secara rutin dan bila sudah tumbuh kuat letakkan ditempat terbuka, 
dibutuhkan sinar matahari. 
6. Turus atau ajir dari bambu yang dibelah dibutuhkan untuk menopang batang tanaman, setelah 
umur tanaman di polybag 1 minggu. 
4. Pemupukan 
1. Pemberian pupuk susulan dilakukan umur tanaman 30-40 hst. Memakai pupuk NPK, 10 gr 
dan KNO3 0,5-1 gr / liter (dilarutkan) 
2. Pemupukan susulan kedua umur tanaman 70-80 hst NPK 15 gr dan KNO3 0,5 – 1 gr / liter 
(dilarutkan) 
3. Pemupukan susulan ketiga atau terakhir umur tanaman 110-120 hst NPK 17 gr dan KNO3 
0,5-1 gr / liter (dilarutkan). 
4. Pupuk tambahan (pupuk daun, zat perangsang tumbuh), dibutuhkan tanaman menurut 
selera dan keadaan fisik tanaman, bila menggunakan lihat kemasan label jangan melebihi 
dosis. 
PEMELIHARAAN 
1. Usahakan sekitar tanaman tidak tumbuh gulma (organisme pengganggu tanaman) 
2. Lakukan perampesan / pembuangan cabang wiwilan atau daun tumbuh di bawah cabang utama 
dan buang bunga yang pertama kali muncul. 
MEMANEN 
Cabai dapat dipanen kisaran umur 80-90 hari dilakukan 1-2 kali seminggu menurut kebiasaan dan 
kebutuhan, usahakan cabang jangan patah. Umur cabai di polybag dengan media tanam yang memadai 
bisa mencapai 5 – 6 bulan.
Tomat ( Lycopersicon esculentum Mill. ) berasal dari bahasa Aztek, salah satu suku Indian yaitu 
xitomate atau xitotomate. Tanaman tomat berasal dari negara Peru dan Ekuador, kemudian 
menyebar ke seluruh Amerika, terutama ke wilayah yang beriklim tropik, sebagai gulma. Penyebaran 
tanaman tomat ini dilakukan oleh burung yang makan buah tomat dan kotorannya tersebar kemana-mana. 
Penyebaran tomat ke Eropa dan Asia dilakukan oleh orang Spanyol. Tomat ditanam di 
Indonesia sesudah kedatangan orang Belanda. Dengan demikian, tanaman tomat sudah tersebar ke 
seluruh dunia, baik di daerah tropik maupun subtropik. 
Tanaman tomat termasuk tanaman semusim yang berumur sekitar 4 bulan. Dari sekian banyak 
varietas tomat yang ada, yang banyak ditanam petani adalah tomat varietas ratna, berlian, precious 
206, kingkong dan intan. Sedangkan dari hasil survei yang telah dilakukan di lapangan varietas yang 
digunakan adalah varietas Artaloka. 
Tomat sangat bermanfaat bagi tubuh karena mengandung vitamin dan mineral yang diperlukan 
untuk pertumbuhan dan kesehatan. Buah tomat juga mengandung karbohidrat, protein, lemak dan 
kalori. Buah tomat juga adalah komoditas yang multiguna berfungsi sebagai sayuran, bumbu masak, 
buah meja, penambah nafsu makan, minuman, bahan pewarna makanan, sampai kepada bahan 
kosmetik dan obat-obatan. 
Iklim yang sesuai untuk pertumbuhan: 
1. Curah hujan yang sesuai untuk pertumbuhan tanaman tomat adalah 750 mm-1.250 
mm/tahun. Keadaan ini berhubungan erat dengan ketersediaan air tanah bagi tanaman, 
terutama di daerah yang tidak terdapat irigasi teknis. Curah hujan yang tinggi (banyak 
hujan) juga dapat menghambat persarian. 
2. Kekurangan sinar matahari menyebabkan tanaman tomat mudah terserang penyakit, baik 
parasit maupun non parasit. Sinar matahari berintensitas tinggi akan menghasilkan vitamin 
C dan karoten (provitamin A) yang lebih tinggi. Penyerapan unsur hara yang maksimal oleh 
tanaman tomat akan dicapai apabila pencahayaan selama 12-14 jam/hari, sedangkan 
intensitas cahaya yang dikehendaki adalah 0,25 mj/m2 per jam. 
3. Suhu udara rata-rata harian yang optimal untuk pertumbuhan tanaman tomat adalah suhu 
siang hari 18-29 derajat C dan pada malam hari 10-20 derajat C.
4. Kelembaban relatif yang tinggi sekitar 25% akan merangsang pertumbuhan untuk tanaman 
tomat yang masih muda karena asimilasi CO2 menjadi lebih baik melalui stomata yang 
membuka lebih banyak. Tetapi, kelembaban relatif yang tinggi juga merangsang mikro 
organisme pengganggu tanaman. 
Media Tanam 
1. Tanaman tomat dapat ditanam di segala jenis tanah, mulai tanah pasir sampai tanah 
lempung berpasir yang subur, gembur, banyak mengandung bahan organik serta unsur hara 
dan mudah merembeskan air. Selain itu akar tanaman tomat rentan terhadap kekurangan 
oksigen, oleh karena itu air tidak boleh tergenang. 
2. Tanah dengan derajat keasaman (pH) berkisar 5,5-7,0 sangat cocok untuk budidaya tomat. 
3. Dalam pembudidayaan tanaman tomat, sebaiknya dipilih lokasi yang topografi tanahnya 
datar, sehingga tidak perlu dibuat teras-teras dan tanggul. 
Ketinggian Tempat 
Tanaman tomat dapat tumbuh di berbagai ketinggian tempat, baik di dataran tinggi maupun di 
dataran rendah, tergantung varietasnya. Tanaman tomat yang sesuai untuk ditanam di dataran 
tinggi misalnya varietas berlian, varietas mutiara, varietas kada. Sedangkan varietas yang sesuai 
ditanam di dataran rendah misalnya varietas intan, varietas ratna, varietas berlian, varietas LV, 
varietas CLN. Selain itu, ada varietas tanaman tomat yang cocok ditanam di dataran rendah maupun 
di dataran tinggi antara lain varietas tomat GH 2, varietas tomat GH 4, varietas berlian, varietas 
mutiara. 
Pembibitan 
Benih atau biji-biji tomat yang telah terpilih sebelum disemaikan didesinfektan. Caranya, dengan 
merendam benih kedalan larutan fungisida dan insektisida agar mikroorganisme yang dapat 
menimbulkan penyakit mati. 
Penyemaian dapat langsung dilakukan pada kantong-kantong polybag yang telah diisi media tanam 
berupa tanah dan pupuk kandang dengan perbandingan 1:1. Setiap kantong polybag diisi satu benih 
saja dan tanamkan benih dengan kedalaman sekitar 1 cm. Setelah biji ditanam, media semai 
sebaiknya dibasahi dengan air 
Selama awal pertumbuhan, pemeliharaan bibit tanaman di persemaian harus dilakukan secara 
intensif dengan pengawasan kontinyu. Pemeliharaan bibit meliputi kegiatan-kegiatan: 
1. Penyiraman 
Penyiraman dilakukan sejak benih ditaburkan ke bedeng pesemaian sampai tanaman siap 
dipindah ke kebun. Penyiraman dilakukan 2 kali sehari, yaitu pagi dan sore hari. Penyiraman
sebaiknya dilakukan dengan menggunakan alat/gembor yang memiliki lubang halus, agar 
tidak merusak bibit tanaman yang sudah atau baru tumbuh. 
2. Penyiangan 
Penyiangan dapat dilakukan dengan cara langsung mencabuti tanaman pengganggu tanpa 
peralatan. Penyiangan sebaiknya dilakukan seperlunya saja dengan melihat keadaan 
tanaman. 
3. Pemupukan 
Pada media persemaian selain diberikan pupuk kandang, sebaiknya juga diberikan pupuk 
kimia NPK secukupnya sebagai pupuk tambahan yang diberikan setelah benih tumbuh 
menjadi bibit. 
4. Pencegahan dan pemberantasan hama penyakit 
Hama yang umumnya menyerang benih atau bibit di pesemaian berasal dari golongan 
serangga, seperti semut dan golongan nematoda, seperti cacing tanah. Penyakit yang sering 
menyerang dari golongan cendawan. Untuk mencegah berkembangnya hama dan penyakit 
dapat dilakukan sterilisasi tanah. Untuk memberantas hama dan penyakit yang menyerang 
dapat disemprotkan obat-obatan. Insektisida untuk memberantas hama dari golongan 
serangga dan fungisida untuk memberantas penyakit yang disebabkan oleh golongan jamur. 
Nama-nama formulasi yang dapat digunakan antara lain Furadan 3 g, Dithane Hostathion 
dan Antracol. 
Pemindahan Bibit 
Bibit tomat dapat dipindahkan ke kebun setelah berumur 30-45 hari di persemaian. Pada saat 
dilakukan penanaman ke kebun, sebaiknya dilakukan pemilihan lagi terhadap bibit-bibit yang telah 
berumur 30-45 hari agar diperoleh tanaman yang baik pertumbuhannya dan memiliki daya 
produktivitas tinggi dalam menghasilkan buah. Untuk itu, bibit yang dipilih sebaiknya yang 
berpenampilan menarik dan baik., yaitu penampakannya segar dan daun-daunnya tidak rusak. 
Pilihlah bibit yang kuat, yaitu tegak pertumbuhannya dan pilihlah bibit yang sehat, artinya bibit 
tidak terserang hama dan penyakit. 
Waktu yang baik untuk menanam bibit tomat di kebun adalah pagi atau sore hari. Pada saat itu 
keadaan cuaca belum panas sehingga mencegah kelayuan pada tanaman. 
Ketika memindah bibit di kebun, hendaknya memperhatikan cara-cara yang baik dan benar. 
Pemindahan bibit yang ceroboh dapat merusak perakaran tanaman, sehingga pada saat bibit telah 
ditanam maka akan mengalami hambatan dalam pertumbuhan bahkan mati. 
Bibit yang disemaikan dalam polybag cara pemindahannya adalah basahi terlebih dahulu tanah 
dalam polybag, kemudian keluarkan bibit dari polybag beserta tanahnya dengan menyobek kantong 
polybag. 
Pengolahan Media Tanam
Pengolahan tanah untuk penanaman bibit di kebun produksi harus memperhitungkan waktu, antara 
lain lamanya bibit di persemaian hingga dapat dipindah ditanam ke kebun dengan lamanya proses 
pengolahan tanah sampai siap tanam. Lamanya waktu pembibitan sekitar 30-45 hari, sedangkan 
lamanya pengolahan tanah yang intensif sampai siap tanam adalah 21 hari. Oleh karena itu, agar 
tepat waktu penanamannya di kebun, jadwal pengolahan tanahnya sebaiknya dilakukan 1-2 minggu 
setelah benih disemaikan. 
Pengolahan tanah yang intensif pada dasarnya melalui 3 tahap. 
1. Tahap pertama adalah membalik agregat tanah sehingga tanah yang berada pada lapisan 
dalam dapat terangkat ke permukaan. Pengolah tanah tahap ini sebaiknya dilakukan dengan 
bajak yang ditarik oleh tenaga hewan atau dengan menggunakan traktor. Tanah diolah 
dengan kedalaman 25 cm-30 cm. Setelah dibajak, tanah dibiarkan selama 1 minggu agar 
bongkahan-bongkahan tanah hasil pembajakan cukup terkena angin, terkena cahaya 
matahari, dan supaya terjadi proses oksidasi (pemasaman) zat-zat beracun dari dalam tanah 
seperti asam sulfida yang sangat membahayakan kehidupan tanaman. 
2. Tahap kedua, tanah digemburkan dengan cara dicangkul tipis-tipis sehingga diperoleh 
struktur tanah yang gembur atau remah, sekaligus untuk meratakannya. Selanjutnya, tanah 
hasil pengolahan tahap ini dibiarkan selama 1 minggu. 
3. Tahap ketiga, dilakukan pemupukan dasar dengan pupuk kandang yang masak sebanyak 15- 
20 ton/ha. Pemberian pupuk kandang yang belum masak dapat mempengaruhi 
pertumbuhan tanaman, bahkan dapat mematikan tanaman karena akar tanaman tidak kuat 
menahan panas. Pada tahap ini, tanah yang telah ditaburi pupuk kandang dicangkul kembali 
tipis-tipis dan diratakan. 
Setelah pengolahan tanah selesai dilakukan, selanjutnya dibuat bedeng-bedeng membujur ke arah 
Timur Barat agar penyebaran cahaya matahari dapat merata ke seluruh tanaman. Disamping 
pembuatan bedeng, juga dibuat parit-parit atau selokan untuk irigasi. Bedengan dapat dibuat lebar 
dengan ukuran lebar 1-1,2 m, panjang disesuaikan dengan keadaan lahannya dan tinggi bedeng 30 
cm. Jika penanaman tomat dilakukan pada musim penghujan, bedengan dapat dibuat lebih tinggi 
yaitu 40-45 cm. Sedangkan ukuran parit dibuat lebar 20-30 cm dan kedalamannya 30 cm. Dengan 
demikian jarak antar bedeng adalah 20-30 cm. Kemudian pada sekeliling petak-petak bedengan 
dibuat saluran pembuangan air dengan ukuran lebar 50 cm, dan kedalamannya 50 cm. 
Hal lain yang perlu diperhatikan dalam pengolahan lahan atau penyiapan lahan adalah pengapuran 
pada tanah-tanah yang terlalu asam dan tidak sesuai dengan persyaratan tumbuh tanaman. 
Pengapuran ini diberikan bersamaan dengan saat pengolahan tanah, sebab pada umumnya akar 
tanaman tidak kuat terhadap pengapuran secara langsung, tanaman dapat menderita gangguan 
pertumbuhan bahkan dapat mati. Kapur yang dapat digunakan adalah kapur tohor, kapur karbonat, 
atau kapur tembok. Pengapuran, selain menaikkan nilai pH tanah juga dapat memperbaiki struktur 
tanah, mendorong aktivitas mikroorganisme tanah dalam membantu proses penguraian bahan
organik tanah dan menurunkan zat yang bersifat racun tanpa menghilangkan zat-zat penting yang 
lain. Dosis pengapuran harus memperhatikan nilai pH tanah setempat. 
Sebelum tanaman tomat ditanam, lahan harus diberi pupuk dasar. Kompos atau pupuk kandang 
yang telah jadi tanah dan TSP ditabur secara merata ke seluruh bedengan. Selanjutnya, tanah 
dicangkul sampai homogen agar kompos atau pupuk kandang dan TSP tercampur merata dengan 
tanah. 
Dewasa ini penggunaan plastik hitam-perak sebagai mulsa (penutup tanah) telah banyak 
dipergunakan oleh para petani. Penggunaan plastik hitam-perak sebagai mulsa lebih praktis 
dibandingkan dengan penggunaan sisa-sisa tanaman yang telah mati, misalnya jerami padi. 
Teknik Penanaman 
Jarak tanam sistem ini adalah 50 cm x 50 cm atau 60 cm x 60 cm, bujur sangkar atau segitiga sama 
sisi. Cara menanam dengan sistem ini maksudnya yaitu tunas-tunas yang tumbuh diambil 
(dipotong) sedini mungkin, sehingga tanaman hanya memiliki satu batang tanpa cabang. 
Bedengan yang telah dipersiapkan untuk penanaman bibit, sehari sebelumnya hendaknya diairi 
terlebih dahulu supaya basah. Kemudian pada bedeng yang telah tertutup mulsa plastik dibuat 
lubang tanam dengan diameter 7-8 cm sedalam 15 cm. Lubang-lubang tanam dibuat sesuai dengan 
jarak tanam yang telah ditentukan.Penanaman dapat dilakukan pada musim kemarau dan musim 
hujan. Mulsa tersebut harus sudah dipasang di bedengan sebelum bibit ditanam. 
Penyulaman adalah mengganti tanaman yang mati, rusak atau yang pertumbuhannya tidak normal, 
misalnya tumbuh kerdil. Penyulaman sebaiknya dilakukan seminggu setelah tanam. Namun jika 
satu minggu sudah terlihat adanya tanaman yang mati, layu, rusak atau pertumbuhannya tidak 
normal, penyulaman sebaiknya segera dilakukan. Hal lain yang juga harus diperhatikan dalam 
penyulaman adalah bibit yang digunakan. Bibit yang digunakan untuk menyulam diambil dari bibit 
cadangan yang telah dipersiapkan sebelumnya bersamaan dengan bibit lain yang bukan bibit 
cadangan. 
Cara penyulamannya adalah apabila tanaman yang telah mati, rusak, layu, atau pertumbuhannya 
tidak normal dicabut, kemudian dibuat lubang tanam baru ditempat tanaman terdahulu, 
dibersihkan dan diberi Furadan 0,5 gram bila dipandang perlu. Setelah itu, bibit yang baru ditanam 
pada tempat tanaman terdahulu dengan cara penanaman bibit terdahulu. 
Gulma yang tumbuh di areal penanaman tomat harus disiangi agar tidak menjadi pesaing dalam 
mengisap unsur hara. Gulma yang terlalu banyak akan mengurangi unsur hara sehingga tanaman 
tomat menjadi kerdil. Gulma juga dapat menjadi sarang hama dan penyakit yang akan menyerang 
tanaman tomat. Pemberian mulsa plastik atau daun-daunan akan mengurangi gulma. 
Waktu penyiangan dapat dilakukan 3-4 kali tergantung kondisi kebun.
Perempalan 
1. Tunas yang tumbuh di ketiak daun harus segera dirempel/dipangkas agar tidak menjadi 
cabang. Perempalan paling lambat dilakukan 1 minggu sekali. Pada tanaman tomat yang 
tingginya terbatas, perempalannya harus dilakukan dengan hati-hati agar tunas terakhir 
tidak ikut dirempel supaya tanaman tidak terlalu pendek. 
2. Perempalan yang baik dilakukan pada pagi hari agar luka bekas rempalan cepat kering 
dengan cara: ujung tunas dipegang dengan tangan yang bersih, lalu digerakkan ke kanan kiri 
sampai tunas tersebut lepas. Apabila terlambat merempel, tunas akan cabang yang besar dan 
sukar putus. 
3. Tunas yang terlanjur menjadi cabang besar harus dipotong dengan pisau atau gunting tajam 
yang bersih. 
4. Ketinggian tanaman tomat dapat dibatasi dengan memotong ujung tanaman apabila jumlah 
dompolan buah sudah mencapai 5-7 buah. 
Pemupukan bertujuan merangsang pertumbuhan tanaman. Tata cara pemupukan adalah: 
1. Setelah tanaman hidup sekitar 1 minggu setelah ditanam, harus segera diberi pupuk buatan. 
Pupuk dapat diberikan melalui kocoran NPK dengan dosis 4-5 gr/ liter air dan diberikan 1 
gelas aqua tiap batang. 
2. Pemupukan kedua dilakukan ketika tanaman berumur 2-3 minggu sesudah tanam 
3. Bila pada umur 4 minggu tanaman masih kelihatan belum subur dapat dipupuk lagi 
Kebutuhan air pada budidaya tanaman tomat tidak terlalu banyak, namun tidak boleh kekurangan 
air. Pemberian air yang berlebihan pada areal tanaman tomat dapat menyebabkan tanaman tomat 
tumbuh memanjang, tidak mampu menyerap unsur-unsur hara dan mudah terserang penyakit. 
Kelembaban tanah yang tinggi dapat mendorong pertumbuhan dan perkembangan patogen sehingga 
tanaman tomat dapat mati keracunan karena kandungan oksigen dalam tanah berkurang. Pori-pori 
yang terisi oleh air mendesak oksigen keluar dari dalam tanah sehingga tanah menjadi anaerob yang 
menyebabkan proses oksidasi berubah menjadi proses reduksi. Keadaan tanah yang demikian 
menyebabkan kerontokan bunga dan menyebabkan pertumbuhan vegetatif berlebihan sehingga 
mengurangi pertumbuhan dan perkembangan generatif (buah). 
Kekurangan air yang berkepanjangan pada pertanaman tomat dapat mengganggu pertumbuhan 
tanaman pada stadia awal, mengakibatkan pecah-pecah pada buah apabila kekurangan air terjadi 
pada stadia pembentukan hasil dan dapat menyebabkan kerontokan bunga apabila kekurangan air 
terjadi selama periode pembungaan. 
Pemasangan ajir dimaksudkan untuk mencegah tanaman tomat roboh. Hal-hal yang perlu 
diperhatikan:
1. Ajir (lanjaran) terbuat dari bambu atau kayu dengan panjang antara 100-175 cm, tergantung 
dari varietasnya. 
2. Pemasangan ajir dilakukan sedini mungkin, ketika tanaman masih kecil akar masih pendek, 
sehingga akar tidak putus tertusuk ajir. Akar yang luka akan memudahkan tanaman 
terserang penyakit yang masuk lewat luka. Jarak ajir dengan batang tomat ± 10-20 cm. 
3. Cara memasang ajir bermacam-macam, misalnya ajir dibuat tegak lurus atau ujung kedua 
ajir diikat sehingga membentuk segitiga. Agar tidak dimakan rayap, ajir diolesi dengan ter 
atau minyak tanah. 
4. Tanaman tomat yang telah mencapai ketinggian 10-15 cm harus segera diikat pada ajir. 
Pengikatan jangan terlalu erat yang penting tanaman tomat dapat berdiri. Pengikatan 
dilakukan dengan model angka 8 sehingga tidak terjadi gesekan antara batang tomat dengan 
ajir yang dapat menimbulkan luka. Tali pengikat, misalnya tali plastik harus dalam keadaan 
bersih. Setiap bertambah tinggi ± 20 cm, harus dilakukan pengikatan lagi agar batang tomat 
selalu berdiri tegak. 
Hama dan Penyakit 
1. Ulat buah tomat (Heliothis armigera Hubner) 
Ciri: panjang ulat ± 4 cm dan akan makin panjang pada temperatur rendah. Warna ulat 
bervariasi dari hijau, hijau kekuning-kuningan, hijau kecoklat-coklatan, kecoklat-coklatan 
sampai hitam. Pada badan ulat bagian samping ada garis bergelombang memanjang, 
berwarna lebih muda. Pada tubuhnya kelihatan banyak kutil dan berbulu. Telur berbentuk 
bulat berwarna kekuning-kuningan mengkilap dan sesudah 2-4 hari berubah warna menjadi 
coklat. Panjang sayap ngengat bila dibentangkan ± 4 cm dan panjang badan antara 1,5-2,0 
cm. Sayap bagian muka berwarna coklat dan sayap belakang berwarna putih dengan tepi 
coklat. Gejala: ulat ini menyerang daun, bunga dan buah tomat. Ulat ini sering membuat 
lobang pada buah tomat secara berpindah-pindah. Buah yang dilubangi pada umumnya 
terkena infeksi sehingga buah menjadi busuk lunak. Pengendalian: (1) ngengat tertarik pada 
cahaya ultraviolet sehingga dengan sinar tersebut diadakan perangkap; (2) telur dan ulat 
adapat dikumpulkan dan dibakar atau dimatikan; (3) ditepi kebun ditanam jagung untuk 
mengurangi serangan pada tanaman tomat; (4) tanaman liar disekitar areal pertanaman 
tomat dibersihkan; (5) disemprot dengan insektisida misalnya Diazinon dan Cymbush. 
2. Kutu daun apish hijau 
Kutu ini termasuk famili Aphididae dari ordo Hemiptera yang sering disebut aphis tomat, 
aphis tembakau atau aphis kentang. Kutu hijau ini menjadi vektor (penyalur) virus sehingga 
tomat dapat terserang penyakit virus. Ciri: kutu ada yang bersayap dan ada yang tidak 
bersayap. Panjang kutu yang bersayap antara 2-2,5 mm, kepala dan dadanya berwarna 
coklat sampai hitam dan perutnya hijau kekuning-kuningan. Ukuran antena sepanjang 
badannya. Panjang kutu yang tidak bersayap antara 1,8-2,3 mm berwarna hijau kekuning-kuningan. 
Gejala: daun tomat yang diserang bentuknya jelek, keriting, kerdil, melengkung ke 
bawah, menyempit seperti pita, klorosis, mosaik dan daun menjadi rapuh. Pengendalian: (1)
penggunaan mulsa kertas dapat mengusir kutu karena memantulkan sinar matahari; (2) 
tanaman liar maupun gulma di sekitar areal tanaman tomat harus dibersihakn krena dapat 
menjadi tempat berlindung kutu; (3) pengendalian secara mekanis dapat dilakukan dengan 
cara dipijit sehingga kutu aphis tersebut mati; (4) pengendalian secara kimiawi dapat 
dilakukan dengan penyemprotan insektisida. 
3. Lalat putih (kutu kabut, kutu kepul) 
Kutu ini termasuk famili Aleyrodidae dari ordo Hemiptera. Kutu ini bila terganggu akan 
berhamburan seperti kabut atau kepul putih. Ciri: Panjang kutu putih dewasa hanya ± 1 mm 
berwarna putih kekuning-kuningan, tertutup tepung seperti lilin putih, memiliki 2 pasang 
sayap berwarna putih dengan bentangan ± 2 mm, dan bermata merah. Lalat putih betina 
berukuran lebih besar daripada lalat jantan. Telur berbentuk elips sepanjang antara 0,2-0,3 
mm. Panjang pulpa ± 0,7 mm, berbentuk oval serta datar dan badannya seperti sisik pada 
daun. Gejala: tanaman tomat yang terserang seperti diselimuti tepung putih yang bila 
dipegang akan berterbangan. Serangan mengakibatkan pertumbuhan tanaman 
terhambat/kerdil, daun mengecil, dan menggulung ke atas. Pengendalian: (1) digunakan 
musuh alami hama, misalnya beberapa jenis tabuhan yang merupakan parasit lalat putih dan 
beberapa jenis lembing guna memakan telur lalat putih; (2) gulma di sekitar tanaman tomat 
harus dibersihkan supaya tidak menjadi inang lalat putih; (3) tanaman tomat terserang virus 
harus segera dicabut dan dibakar; (4) pertanaman tomat dapat diberi mulsa jerami atau 
mulsa plastik kuning; (5) disemprot dengan Diazinon, Malathion, Azinpos-methyl dan lain-lain. 
4. Kutu daun thrips 
Kutu daun thrips termasuk famili Thripidae dari ordo Thysanoptera. Ciri: panjang thrips 
antara 1-1,2 mm, berwarna hitam, bergaris merah atau tidak bercak merah. Nimfa (thrips 
muda) berwarna putih atau putih kekuningan, tidak bersayap dan kadang-kadang berbercak 
merah. Thrips dewasa bersayap dan berambut berumbai-rumbai. Telur thrips berbentuk 
seperti ginjal atau oval. Gejala: Thrips mengisap cairan pada permukaan daun dimana daun 
yang telah diisap menjadi berwarna putih seperti perak karena udara masuk ke dalamnya. 
Bila terjadi serangan hebat, daun menjadi kering dan mati. Tanaman muda yang terserang 
akan layu dan mati. Pengendalian: (1) tanaman yang kekurangan air lebih banyak diserang 
thrips. Untuk itu, tanaman tomat harus disiram dengan air yang cukup; (2) gulma di areal 
tanaman tomat harus dibersihkan agar tidak menjadi tempat berlindung thrips; (3) 
disemprot dengan insektisida, misalnya Diazinon, Malathion dan Monocrotophos. 
5. Lalat buah 
Lalat ini termasuk famili Trypetidae (Tephritidae) dari ordo Diptera. Ciri: mempunyai sayap 
transparan sepanjang 5-7 mm, panjang badan 6-8 mm. Perut berwarna coklat muda dengan 
garis melintang berwarna coklat tua, dada berwarna coklat tua dengan bercak kuning atau 
putih. Belatung muda berwarna putih, tetapi bila dewasa berwarna kekuning-kuningan. 
Panjang belatung ± 1 cm. Belatung ini terletak di dalam daging buah. Telur lalat berukuran 
kecil-kecil, panjangnya ± 1,2 mm, kedua ujungnya runcing, dan berwarna putih. Gejala: buah 
tomat menjadi busuk karena terserang cendawan atau bakteri. Bila buah dibuka akan
kelihatan ada berenga berwarna putih. Berenga dewasa berwarna kekuning-kuningan dan 
bila disentuh akan melenting sejauh ± 30 cm untuk menyelamatkan diri. Pengendalian: (1) 
pada waktu mencangkul, tanah harus dibalik dan dibiarkan beberapa hari sampai beberapa 
minggu agar terkena sinar matahari sehingga pupa lalat mati; (2) ditangkap dengan 
menggunakan umpan yang dapat memikat lalat jantan; (3) buah yang terserang segera 
dipetik dan dibakar; (4) gulma di daerah pertanaman tomat harus selalu dibersihkan. 
6. Tungau bercak dua 
Tungau ini termasuk famili Tetranychidae dari ordo Acarina, disebut tungau bercak dua 
karena pada punggungnya terdapat bercak yang letaknya sedikit ke samping dan berwarna 
hitam. Tungau ini memakan berbagai macam tanaman (kosmopolitan dan polyphag). 
Tungau ini terdapat dibalik permukaan daun dengan sarang labah-labahnya. Tungau ini 
dapat menularkan virus. Serangannya dapat terjadi pada musim kemarau. Ciri: bentuk luar 
tungau berbentuk lonjong, berkaki delapan, panjang antara 0,3-0,4 mm dan berwarna 
kuning pucat dengan bercak hitam pada kedua sisi samping punggung. Mulutnya dapat 
untuk menusuk dan mengisap cairan tanaman. Telurnya berukuran kecil-kecil bergaris 
tengah ± 0,15 mm. Gejala: daun dan tunas menguning, selanjutnya menjadi coklat dan 
kering. Pengendalian: (1) bila banyak hujan populasinya akan berkurang; (2) gulma di areal 
pertanaman tomat harus selalu dibersihkan; (3) menanam varietas tomat yang tahan 
tungau; (4) disemprot dengan Akarisida misalnya, Omite, Kelthane, Bubur Kalifornia atau 
dihembus dengan tepung belerang. 
7. Tungau merah 
Tungau ini termasuk famili Tetranychidae dari ordo Acarina., disebut tungau merah/hama 
merah karena daun tanaman yang diserangnya menjadi berwarna merah karat. Ciri: tungau 
berkaki 8 dan besarnya 0,3-0,5 mm. Tungau betina berwarna merah tua atau merah 
kecoklat-coklatan dengan beberapa bercak hitam. Kaki dan mulutnya kelihatan putih 
transparan. Kepala menjadi satu dengan dada. Mulutnya dapat untuk menusuk dan 
mengisap cairan dari sel tanaman. Selain itu mulut dapat juga menggigit dan menggergaji. 
Telurnya berukuran kecil, dengan diameter 0,15 mm, dan berwarna kuning pucat atau 
sedikit kemerahan. Gejala: daun menjadi bercak-bercak merah karat. Serangan sering terjadi 
pada musim kemarau. Serangan yang hebat menyebabkan tanaman menjadi kerdil. Dibalik 
daun tomat akan kelihatan anyaman benang halus yang merupakan sarang tungau. 
Selanjutnya, daun menjadi kering karena daun diisap cairannya. Pengendalian: (1) gulma di 
areal pertanaman tomat harus dibersihakan agar tidak menjadi tempat berlindung tungau; 
(2) menanam varietas tomat yang tahan tungau merah; (3) alami, tungau akan dimangsa 
oleh predatornya, yaitu thrips predator dan kumbang macan; (4) populasi tungau akan 
berkurang bila banyak turun hujan; (5) disemprot dengan akarisida, misalnya Omite, 
Kelthan, atau dihembus dengan tepung belerang. 
8. Nematoda bengkak akar 
Ciri: bentuk nematoda bisul akar seperti cacing kecil sepanjang antara 200-1000 m. Untuk 
mengamati hama ini harus digunakan mikroskop. Pada mulutnya terdapat stylet yang 
berbentuk seperti jarum runcing, untuk menusuk dan menarik kembali cairan dalam mulut.
Ukuran badan nematoda betina sedikit lebih gemuk. Gejala: akar tanaman membengkak 
memanjang atau bulat, akibatnya tanaman (akar) akan mengalami kesulitan mengambil air 
dari tanah sehingga terjadi klorosis, yakni warna daun tidak normal, pertumbuhan 
terhambat, layu, buah kecil serta sedikit dan cepat menjadi tua. Serangan nematoda ini dapat 
mengurangi produksi sampai 50% atau lebih. Pengendalian: (1) dilakukan rotasi tanaman 
dengan Tagetes patula atau Tagetes ercta yang menghasilkan tiophen guna mematikan 
nematoda; (2) tanah dicangkul dan dibiarkan beberapa waktu agar terkena sinar matahari; 
(3) tanah digenangi air yang cukup lama supaya nematoda mati; (4) menggunakan bahan 
kimia Nematisida, misalnya Furadan, Curater, Petrofur, Indofuran, dan Temik; (5) 
menanam varietas tomat yang resisten; (6) tanaman yang terserang harus segera dicabut dan 
dibakar; (7) gulma di areal tamanan tomat dibersihkan; (8) diberi pupuk organik (pupuk 
kandang atau kompos). 
9. Penyakit layu fusarium 
Infeksi terjadi lewat akar, kemudian menyerang jaringan pembuluh. Jaringan xylem yang 
terserang warnanya menjadi coklat dan serangan ini dengan cepat menuju ke atas. Aliran air 
ke daun akan terhambat sehingga daun akan layu dan menguning. Cendawa ini membentuk 
polipeptida (likomarasmin) yang menggangu permeabilitas membran plasma, sehingga 
perjalanan air dari bawah ke atas terhambat. Gejala: pada malam hari sampai pagi masih 
kelihatan segar, tetapi setelah ada sinar matahari dan terjadi penguapan, tanaman tersebut 
menjadi layu. Sore hari mungkin masih dapat segar lagi tetapi keesokan harinya mulai layu 
lagi. Akhirnya, tanaman layu akan mati. Pengendalian: (1) menanam varietas tomat yang 
resisten (tahan); (2) diberi mulsa plastik transparan untuk menaikkan suhu tanah agar 
penyakit fusarium mati; (3) menanam tanaman tomat di tanah yang bebas nematoda; (4) 
menggunakan alat yang bersih dari penyakit layu; (5) tanah yang telah ditanami tomat yang 
terserang penyakit layu tidak boleh ditanami tomat dalam waktu lama dan tidak boleh 
menanam tanman yang termasuk solanase; (6) tanaman yang layu harus segera dicabut dan 
dibakar; (7) tanaman tomat disambung dengan cepokak (Solanum torvum), atau terung 
engkol (Solanum macrocarpon). 
10. Bercak daun septoria 
Penyebab: cendawan Septoria Lycopersici Speg. yang merusak daun dan menyerang 
tanaman tomat yang masih muda ataupun tua. Gejala: terlihat bercak bulat kecil berair pada 
kedua permukaan daun dibagian bawah. Bercak tersebut berwarna coklat muda, kemudian 
menjadi kelabu dengan tepi kehitaman. Garis tengah bercak ± 2 mm. Serangan yang hebat 
menyebabkan daun tomat menggulung, mengering dan rontok. Pengendalian : (1) gulma dan 
sisa tanaman tomat yang telah mati dibersihkan dan dibakar, jangan dipendam dalam tanah; 
(2) dilakukan rotasi tanaman, dengan menanam tanaman lain yang berbeda famili; (3) 
menanam tanaman tomat yang resisten; (4) disemprot dengan fungisida misalnya, zineb dan 
maneb. 
11. Penyakit kapang daun 
Penyebab: cendawan Fulvia fulva (Cke) Cif. atau yang menyebut Cladosporum fulvus Cke. 
Gejala: mula-mula terlihat pada permukaan daun sebelah atas terdapat bercak pucat
(klorosis) Dibawah daerah klorosis, dibalik daun, terbentuk spora-spora yang mula-mula 
berwarna kelabu muda kemudian menjadi coklat atau hijau kekuning-kuningan. Penyakit ini 
mula-mula menyerang daun-daun bagian bawah, kemudian menjalar ke daun sebelah atas 
dan akhirnya seluruh tanaman terserang dan mati. Pengendalian: (1) menanam tanaman 
tomat yang resisten; (2) jangan menanam pada waktu musim hujan; (3) disemprot dengan 
fungisida , misalnya Mancozeb (Dithane M-45), Benemyl; (4) pengendalian secara biologis 
dapat menggunakan Penicillium brevicompactum, Trichoderma viride, Hansfordia 
pulvinata, dan Acremonium spp.; (5) melakukan rotasi tanaman. 
12. Penyakit bercak coklat 
Penyebab: Alternaria solani Sor. Gejala: daun tomat yang terserang tampak bulat coklat atau 
bersudut, dengan diameter 2-4 mm, dan berwarna coklat sampai hitam. Bercak itu menjadi 
jaringan nekrosis yang mempunyai garis-garis lingkaran sepusat. Jaringan nekrosis ini 
dikelilingi lingkaran yang berwarna kuning (sel klorosis). Bila serangan mengganas, bercak 
akan membesar dan kemudian bersatu sehingga daun menjadi kuning, layu dan mati. Bunga 
yang terinfeksi akan gugur. Buah muda atau masak yang terserang penyakit ini menjadi 
busuk, berwarna hitam, dan cekung, serta meluas ke seluruh buah. Penyakit ini biasanya 
dimulai dari pangkal buah (ujung tangkai) yang berwarna coklat tua dan cekung, bergaris 
tengah 5-20 mm dan tertutup massa spora hitam seperti beledu. Pengendalian: (1) menanam 
biji yang bebas penyakit atau biji terdesinfeksi; (2) tanaman yang sakit segera dicabut dan 
dibakar; (3) bekas tanaman tomat, terung, kentang, dan tanaman yang termasuk Solanase 
tidak boleh dipendam di areal pertanaman tomat, tapi harus dikumpulkan di tempat lain dan 
dibakar; (4) melakukan rotasi tanaman; (5) penyiraman harus menggunakan air bersih yang 
tidak tercemar penyakit; (6) drainase harus diatur dengan baik agar tanaman tidak 
tergenang air; (7) gulma di areal pertanaman harus selalu dibersihkan; (8) pembibitan dan 
penanaman jangan terlalu rapat; (9) disemprot dengan carbamat, zineb atau maneb. 
13. Penyakit busuk daun 
Penyebab: cendawan Phytophthora infestans (Mont.) de bary. Gejala: daun tomat yang 
terserang berbercak coklat sam,pai hitam. Mula-mula pada ujung atau sisi daun, hanya 
tampak beberapa milimeter, tetapi akhirnya meluas sampai ke seluruh daun dan tangkai 
daun. Penyakit ini mulai menyerang pangkal buah, yang menimbulkan bercak berair yang 
berwarna hijau kelabu sampai coklat. Pengendalian: (1) tanaman yang telah terserang segera 
dicabut dan dibakar; (2) tanaman yang sakit tidak boleh dipendam di areal pertanaman 
tomat; (3) menanam varoetas tomat yang resisten; (4) melakukan rotasi tanaman; (5) tanah 
yang telah dicangkul dibiarkan beberapa waktu agar terkena sinar matahari; (6) disemprot 
dengan fungisida, misalnya Dithane M-45, Difolatan, zineb, propineb, atau maneb. 
14. Penyakit busuk buah Rhizoctonia 
Penyebab: cendawan Thanatephorus cucumeris (Frank) Donk. Gejala: muncul bercak cekung 
kecil berwarna coklat. Bercak ini membesar dan timbul lingkaran-lingkaran sepusat. Warna 
bercak menjadi coklat tua dan bagian tengahnya sering kali retak. Pengendalian: (1) air 
pengairan harus bersih dan bebas penyakit; (2) penanaman jangan terlalu dalam; (3) diberi 
lanjaran supaya buah tomat tidak menyentuh tanah; (4) diberi mulsa plastik transparan; (5)
menanam varietas tomat yang resisten; (6) melakukan rotasi tanaman; (7) gulma dan sisa-sisa 
tanaman sakit harus dibersihkan dan dibakar; (8) disemprot dengan fungisida yang 
mempunyai bahan aktif chlorothalonil dengan interval 7-8 hari sekali untuk menanggulangi 
timbulnya penyakit busuk buah. 
15. Busuk buah antraknosa 
Penyebab: cendawan Colletotrichum coccodes (Wallr.) Hughes. Penyakit ini dapat 
menyerang buah, batang dan akar tanaman tomat. Gejala: buah tomat tampak ada bercak 
kecil berair, bulat dan cekung yang makin membesar, berwarna coklat, kelihatan ada 
lingkaran-lingkaran sepusat, dan kemudian menjadi hitam. Pada pangkal buah kelihatan ada 
bercak ungu yang terletak dekat tangkai. Bila serangan terjadi pada akar dan batang, warna 
jaringan cortex akan menjadi coklat dan daun menjadi layu. Pengendalian: (1) sisa tanaman 
sakit tidak boleh dipendam dalam tanah; (2) melakukan rotasi tanaman selama 1-2 tahun; 
(3) diberi mulsa dan lanjaran agar buah tidak menyentuh tanah; (4) menanam tanaman 
tomat yang resisten; (5) disemprot dengan fungisida yang mempunyai bahan aktif kaptafol. 
16. Penyakit layu (Lendir) 
Penyebab: Pseudomonas solanacearum (E.F. Sm) E.F.Sm. Gejala: tanaman yang diserang 
penyakit ini lebih cepat layu. Tanaman yang telah terinfeksi, daunnya masih hijau tetapi 
kemudian tiba-tiba layu, terutama pucuk daun yang masih muda, dan daun bagian bawah 
menguning. Tanaman yang terinfeksi menjadi kerdil, daun menggulung ke bawah, dan 
kadang-kadang terbentuk akar adventif sepanjang batang tomat. Tanaman yang terserang 
biasanya akan roboh dan mati. Pengendalian: (1) melakukan rotasi tanaman dan tidak boleh 
menanam jenis-jenis tanaman yang termasuk famili Solanaceae; (2) gulma di areal 
pertanaman dibersihkan; (3) menanam varietas tomat yang resisten; (4) tanaman 
disambung dengan batang bawah cepokak; (5) tanaman disemprot dengan antibiotika; (6) 
tanaman yang sakit dicabut dan dibakar; (7) tanah yang telah dicangkul dibiarkan beberapa 
waktu agar cukup terkena sinar matahari. 
17. Kerak bakteri, bercak bakteri 
Gejala: adanya bercak berair kecil pada daun dan batang; bercak berair ini akan mengering, 
cekung dan berwarna coklat keabu-abuan garis tengah 1-5 mm; tanaman tomat yang 
terserang daun-daunnya mengeriting ke bawah dan mengering; batang yang terluka 
menyerupai kerak panjang dan berwarna keabu-abuan; daun yang terserang mengalami 
klorosis dan gugur; pada buah yang terserang mula-mula kelihatan bercak berair, kemudian 
berubah menjadi bercak bergabus. Pengendalian: (1)melakukan rotasi tanaman dengan 
tanaman yang berbeda famili; (2) menanam biji dari tanaman tomat yang sehat; (3) 
menanam tanaman tomat yang resisten; (4) tanaman yang sakit harus segera dicabut dan 
dibakar; (5) tanaman tomat yang mati tidak boleh dipendam dalam tanah; (6) menyiram 
tanaman dengan air yang bersih dan bebas penyakit. 
Selain penyakit-penyakit diatas ada penyakit-penyakit yang disebabkan oleh virus seperti penyakit 
mosaik tomat, penyakit mosaik mentimun dan penyakit yang disebabkan oleh non-parasit 
(fisiologis) seperti penyakit busuk ujung buah, penyakit luka terbakar matahari, penyakit retak,
penyakit kantong dan penyakit kelebihan dan kekurangan unsur hara. Penyakit yang menyerang 
tanaman tomat varietas Artaloka adalah penyakit busuk daun. 
Pemetikan buah tomat dapat dilakukan pada tanaman yang telah berumur 60-100 hari setelah 
tanam tergantung pada varietasnya. Varietas tomat yang tergolong indeterminatre memiliki umur 
panen lebih panjang, yaitu berkisar antara 70-100 hari setelah tanam baru bisa dipetik buahnya 
Penentuan waktu panen hanya berdasarkan umur panen tanaman sering kali kurang tepat karena 
banyak faktor lingkungan yang mempengaruhinya seperti: keadaan iklim setempat dan tanah. 
Kriteria masak petik yang optimal dapat dilihat dari warna kulit buah, ukuran buah, keadaan daun 
tanaman dan batang tanaman, yakni sebagai berikut : 
a) kulit buah berubah, dari warna hijau menjadi kekuning-kekuningan. 
b) bagian tepi daun tua telah mengering. 
c) batang tanaman menguning/mengering. 
Waktu pemetikan (pagi, siang, sore) juga berpengaruh pada kualitas yang dipanen. Saat pemetikan 
buah tomat yang baik adalah pada pagi atau sore hari dan keadaan cuaca cerah. Pemetikan yang 
dilakukan pada siang hari dari segi teknis kurang menguntungkan karena pada siang hari proses 
fotosintesis masih berlangsung sehingga mengurangi zat-zat gizi yang terkandung. Disamping itu, 
keadaan cuaca yang panas di siang hari dapat meningkatkan temperatur dalam buah tomat sehingga 
dapat mempercepat proses transpirasi (penguapan air) dalam buah. Keadaan ini dapat dapat 
menyebabkan daya simpan buah tomat menjadi lebih pendek. 
Cara memetik buah tomat cukup dilakukan dengan memuntir buah secara hati-hati hingga tangkai 
buah terputus. Pemutiran buah harus dilakukan satu per satu dan dipilih buah yang sudah matang. 
Selanjutnya, buah tomat yang sudah terpetik dapat langsung dimasukkan ke dalam keranjang untuk 
dikumpulkan di tempat penampungan. Tempat penampungan hasil panen tomat hendaknya 
dipersiapkan di tempat yang teduh atau dapat dibuatkan tenda di dalam kebun. 
Pemetikan buah tomat tidak dapat dilakukan sampai 10 kali pemetikan karena masaknya buah 
tomat tidak bersamaan waktunya. Pemetikan buah tomat dapat dilakukan setiap selang 2-3 hari 
sekali sampai seluruh tomat habis terpetik. 
Buah tomat yang sudah dipetik dan terkumpul harus segera dibersihkan dari segala kotoran yang 
menempel dari permukaan kulitnya, baik berupa debu, percikan tanah, maupun sisa-sisa pestisida 
dan pupuk daun yang disemprotkan pada saat pemeliharaan tanaman. 
Setelah buah tomat dibersihkan dari kotoran, maka selanjutnya yang harus dilakukan adalah 
penyortiran dan penggolongan. Penyortiran dilakukan dengan cara memisah-misahkan buah tomat 
yang berukuran besar dan sehat dari buah-buah tomat yang berukuran kecil dan sehat, buah-buah 
tomat yang berukuran besar atau kecil tetapi terdapt cacat atau tidak sehat.
Pengemasan dan pengangkutan merupakan dua kegiatan yang berkaitan erat dalam usaha 
melindungi buah tomat dari kerusakan mekanis (gesekan atau benturan selama pengangkutan). 
Oleh karena itu, proses pengemasan dan pengangkutan harus dilakukan dengan baik dan hati-hati 
agar buah tomat yang telah dipertahankan mutunya pada tahapan pembersihan, penyortiran dan 
penggolongan, dan penyim-panan, masih tetap dapat dipertahankan pada tahapan pengemasan dan 
pengangkutan. 
Hal-hal yang harus diperhatikan dalam pengemasan adalah: 
a) Alat pengemas harus bersih. 
b) Alat pengemas sebaiknya terbuat dari bahan yang kuat tetapi ringan. 
c) Pengemasan buah tomat tidak boleh melebihi daya tampung alat kemas. 
d) Hindarkan paku yang menonjol keluar atau papan yang tidak rata didalam alat pengemas. 
e) Berilah pelindung pada dasar dan tepi alat pengemas dengan bahan pelindung dari bahan jerami 
yang kering atau guntingan-guntingan kertas. 
f) Alat kemas harus memiliki lubang-lubang ventilasi pada dindingnya. 
g) Susunlah buah tomat serapi mungkin didalam alat pengemas sesuai dengan daya tampungnya. 
h) Tutuplah peti pengemas dengan diikat atau dipaku agar kuat. 
-by maspary-

More Related Content

What's hot (20)

Ppt Budidaya Jagung.pptx
Ppt Budidaya Jagung.pptxPpt Budidaya Jagung.pptx
Ppt Budidaya Jagung.pptx
Muasyaroh
Ìý
Seleksi Benih Tanaman Padi.pptx
Seleksi Benih Tanaman Padi.pptxSeleksi Benih Tanaman Padi.pptx
Seleksi Benih Tanaman Padi.pptx
daniel muttaqin
Ìý
Budidaya Tanaman Padi
Budidaya Tanaman PadiBudidaya Tanaman Padi
Budidaya Tanaman Padi
tani57
Ìý
Hidroponik , solusi pertanian di perkotaan
Hidroponik , solusi pertanian di perkotaanHidroponik , solusi pertanian di perkotaan
Hidroponik , solusi pertanian di perkotaan
Deli Hidro
Ìý
Budidaya Cabe Merah.pptx
Budidaya Cabe Merah.pptxBudidaya Cabe Merah.pptx
Budidaya Cabe Merah.pptx
IriyantoWahyu1
Ìý
BUDIDAYA TANAMAN HIDROPONIK.pptx
BUDIDAYA TANAMAN HIDROPONIK.pptxBUDIDAYA TANAMAN HIDROPONIK.pptx
BUDIDAYA TANAMAN HIDROPONIK.pptx
zahara48
Ìý
Budidaya bawang merah drTSS.ppt
Budidaya bawang merah drTSS.pptBudidaya bawang merah drTSS.ppt
Budidaya bawang merah drTSS.ppt
SRI MANWAN
Ìý
Analisa usaha tani padi
Analisa usaha tani padiAnalisa usaha tani padi
Analisa usaha tani padi
Fadjari Wibowo
Ìý
Pertanian Organik (Organic Agriculture)
Pertanian Organik (Organic Agriculture)Pertanian Organik (Organic Agriculture)
Pertanian Organik (Organic Agriculture)
Nestri Yuniardi
Ìý
290158421 budidaya-tanaman-hortikultura
290158421 budidaya-tanaman-hortikultura290158421 budidaya-tanaman-hortikultura
290158421 budidaya-tanaman-hortikultura
Andrew Hutabarat
Ìý
9. produksi benih
9. produksi benih9. produksi benih
9. produksi benih
maemunahmuchtar
Ìý
Kearifan lokal dalam bidang pertanian
Kearifan lokal dalam bidang pertanianKearifan lokal dalam bidang pertanian
Kearifan lokal dalam bidang pertanian
Anisa Salma
Ìý
Teknik budidaya tanaman padi
Teknik budidaya tanaman padiTeknik budidaya tanaman padi
Teknik budidaya tanaman padi
Monaswasti May
Ìý
Lecture 10 jenis-jenis opt(k)- patogen
Lecture 10 jenis-jenis opt(k)- patogenLecture 10 jenis-jenis opt(k)- patogen
Lecture 10 jenis-jenis opt(k)- patogen
Andrew Hutabarat
Ìý
1. Penyakit Kelapa Sawit_Pendahuluan
1. Penyakit Kelapa Sawit_Pendahuluan1. Penyakit Kelapa Sawit_Pendahuluan
1. Penyakit Kelapa Sawit_Pendahuluan
sat rahayuwati
Ìý
Tabulampot
TabulampotTabulampot
Tabulampot
Kamilia Nur Asyaro Aida
Ìý
Budidya jamur
Budidya jamurBudidya jamur
Budidya jamur
Bakhtar Rasyid
Ìý
Ppt Budidaya Jagung.pptx
Ppt Budidaya Jagung.pptxPpt Budidaya Jagung.pptx
Ppt Budidaya Jagung.pptx
Muasyaroh
Ìý
Seleksi Benih Tanaman Padi.pptx
Seleksi Benih Tanaman Padi.pptxSeleksi Benih Tanaman Padi.pptx
Seleksi Benih Tanaman Padi.pptx
daniel muttaqin
Ìý
Budidaya Tanaman Padi
Budidaya Tanaman PadiBudidaya Tanaman Padi
Budidaya Tanaman Padi
tani57
Ìý
Hidroponik , solusi pertanian di perkotaan
Hidroponik , solusi pertanian di perkotaanHidroponik , solusi pertanian di perkotaan
Hidroponik , solusi pertanian di perkotaan
Deli Hidro
Ìý
Budidaya Cabe Merah.pptx
Budidaya Cabe Merah.pptxBudidaya Cabe Merah.pptx
Budidaya Cabe Merah.pptx
IriyantoWahyu1
Ìý
BUDIDAYA TANAMAN HIDROPONIK.pptx
BUDIDAYA TANAMAN HIDROPONIK.pptxBUDIDAYA TANAMAN HIDROPONIK.pptx
BUDIDAYA TANAMAN HIDROPONIK.pptx
zahara48
Ìý
Budidaya bawang merah drTSS.ppt
Budidaya bawang merah drTSS.pptBudidaya bawang merah drTSS.ppt
Budidaya bawang merah drTSS.ppt
SRI MANWAN
Ìý
Analisa usaha tani padi
Analisa usaha tani padiAnalisa usaha tani padi
Analisa usaha tani padi
Fadjari Wibowo
Ìý
Pertanian Organik (Organic Agriculture)
Pertanian Organik (Organic Agriculture)Pertanian Organik (Organic Agriculture)
Pertanian Organik (Organic Agriculture)
Nestri Yuniardi
Ìý
290158421 budidaya-tanaman-hortikultura
290158421 budidaya-tanaman-hortikultura290158421 budidaya-tanaman-hortikultura
290158421 budidaya-tanaman-hortikultura
Andrew Hutabarat
Ìý
Kearifan lokal dalam bidang pertanian
Kearifan lokal dalam bidang pertanianKearifan lokal dalam bidang pertanian
Kearifan lokal dalam bidang pertanian
Anisa Salma
Ìý
Teknik budidaya tanaman padi
Teknik budidaya tanaman padiTeknik budidaya tanaman padi
Teknik budidaya tanaman padi
Monaswasti May
Ìý
Lecture 10 jenis-jenis opt(k)- patogen
Lecture 10 jenis-jenis opt(k)- patogenLecture 10 jenis-jenis opt(k)- patogen
Lecture 10 jenis-jenis opt(k)- patogen
Andrew Hutabarat
Ìý
1. Penyakit Kelapa Sawit_Pendahuluan
1. Penyakit Kelapa Sawit_Pendahuluan1. Penyakit Kelapa Sawit_Pendahuluan
1. Penyakit Kelapa Sawit_Pendahuluan
sat rahayuwati
Ìý

Similar to Budidaya Cabai (20)

Budi daya tanaman cabai
Budi daya tanaman cabaiBudi daya tanaman cabai
Budi daya tanaman cabai
bayu hidayah
Ìý
Laporan laporan kel 1 - copy
Laporan laporan kel 1 - copyLaporan laporan kel 1 - copy
Laporan laporan kel 1 - copy
ripto atmaja
Ìý
155 budi daya kacang tanah
155 budi daya kacang tanah155 budi daya kacang tanah
155 budi daya kacang tanah
HeruSigitSetiawan
Ìý
Teknis budidaya kacang tanah
Teknis budidaya kacang tanahTeknis budidaya kacang tanah
Teknis budidaya kacang tanah
sujononasa
Ìý
Minggu 3 pembibitan, landclearing, penyulaman, kastrasi
Minggu 3   pembibitan, landclearing, penyulaman, kastrasiMinggu 3   pembibitan, landclearing, penyulaman, kastrasi
Minggu 3 pembibitan, landclearing, penyulaman, kastrasi
Mahmud Shakespeare
Ìý
Teknik budidaya tanaman tomat
Teknik budidaya tanaman tomatTeknik budidaya tanaman tomat
Teknik budidaya tanaman tomat
Mara Sutan Siregar
Ìý
BUDIDAYA CABE & OPT_Suardi BPTPH Sumbar.ppt
BUDIDAYA CABE & OPT_Suardi BPTPH Sumbar.pptBUDIDAYA CABE & OPT_Suardi BPTPH Sumbar.ppt
BUDIDAYA CABE & OPT_Suardi BPTPH Sumbar.ppt
yuzi9
Ìý
PP KACANG TANAH.agribisnis tanaman Pangan pptx
PP KACANG TANAH.agribisnis tanaman Pangan pptxPP KACANG TANAH.agribisnis tanaman Pangan pptx
PP KACANG TANAH.agribisnis tanaman Pangan pptx
GrevelOdesSilabanSpd
Ìý
Papaer agt tan pangan ii
Papaer agt tan pangan iiPapaer agt tan pangan ii
Papaer agt tan pangan ii
Febrina Tentaka
Ìý
Kacang hijau
Kacang hijauKacang hijau
Kacang hijau
raka dhany
Ìý
BUDIDAYA TANAMAN PANGAN DAN PALAWIJA.pptx
BUDIDAYA TANAMAN PANGAN DAN PALAWIJA.pptxBUDIDAYA TANAMAN PANGAN DAN PALAWIJA.pptx
BUDIDAYA TANAMAN PANGAN DAN PALAWIJA.pptx
WelemRadja1
Ìý
Proposal penelitian pengaruh cahaya KABUPATEN MUNA
Proposal penelitian pengaruh cahaya KABUPATEN MUNAProposal penelitian pengaruh cahaya KABUPATEN MUNA
Proposal penelitian pengaruh cahaya KABUPATEN MUNA
Operator Warnet Vast Raha
Ìý
Proposal penelitian tanaman tomat
Proposal penelitian tanaman tomatProposal penelitian tanaman tomat
Proposal penelitian tanaman tomat
Operator Warnet Vast Raha
Ìý
Proposal penelitian pengaruh cahaya
Proposal penelitian pengaruh cahayaProposal penelitian pengaruh cahaya
Proposal penelitian pengaruh cahaya
Septian Muna Barakati
Ìý
Proposal penelitian tanaman tomat KABUPATEN MUNA
Proposal penelitian tanaman tomat KABUPATEN MUNAProposal penelitian tanaman tomat KABUPATEN MUNA
Proposal penelitian tanaman tomat KABUPATEN MUNA
Operator Warnet Vast Raha
Ìý
CABAI MERAH IJWKSVFJNMKLNSLKVMKMK;VMNS.pptx
CABAI MERAH IJWKSVFJNMKLNSLKVMKMK;VMNS.pptxCABAI MERAH IJWKSVFJNMKLNSLKVMKMK;VMNS.pptx
CABAI MERAH IJWKSVFJNMKLNSLKVMKMK;VMNS.pptx
greicelmarianjassiho
Ìý
Budidaya Tanaman Pangan (Jagung)
Budidaya Tanaman Pangan (Jagung)Budidaya Tanaman Pangan (Jagung)
Budidaya Tanaman Pangan (Jagung)
inezya thalita
Ìý
Teknis budidaya kubis dan kol
Teknis budidaya kubis dan kolTeknis budidaya kubis dan kol
Teknis budidaya kubis dan kol
sujononasa
Ìý
Proposal penelitian tanaman tomat
Proposal penelitian tanaman tomatProposal penelitian tanaman tomat
Proposal penelitian tanaman tomat
Septian Muna Barakati
Ìý
Budidaya tomat pada berbagai media tumbuh
Budidaya tomat pada berbagai media tumbuhBudidaya tomat pada berbagai media tumbuh
Budidaya tomat pada berbagai media tumbuh
Operator Warnet Vast Raha
Ìý
Budi daya tanaman cabai
Budi daya tanaman cabaiBudi daya tanaman cabai
Budi daya tanaman cabai
bayu hidayah
Ìý
Laporan laporan kel 1 - copy
Laporan laporan kel 1 - copyLaporan laporan kel 1 - copy
Laporan laporan kel 1 - copy
ripto atmaja
Ìý
155 budi daya kacang tanah
155 budi daya kacang tanah155 budi daya kacang tanah
155 budi daya kacang tanah
HeruSigitSetiawan
Ìý
Teknis budidaya kacang tanah
Teknis budidaya kacang tanahTeknis budidaya kacang tanah
Teknis budidaya kacang tanah
sujononasa
Ìý
Minggu 3 pembibitan, landclearing, penyulaman, kastrasi
Minggu 3   pembibitan, landclearing, penyulaman, kastrasiMinggu 3   pembibitan, landclearing, penyulaman, kastrasi
Minggu 3 pembibitan, landclearing, penyulaman, kastrasi
Mahmud Shakespeare
Ìý
Teknik budidaya tanaman tomat
Teknik budidaya tanaman tomatTeknik budidaya tanaman tomat
Teknik budidaya tanaman tomat
Mara Sutan Siregar
Ìý
BUDIDAYA CABE & OPT_Suardi BPTPH Sumbar.ppt
BUDIDAYA CABE & OPT_Suardi BPTPH Sumbar.pptBUDIDAYA CABE & OPT_Suardi BPTPH Sumbar.ppt
BUDIDAYA CABE & OPT_Suardi BPTPH Sumbar.ppt
yuzi9
Ìý
PP KACANG TANAH.agribisnis tanaman Pangan pptx
PP KACANG TANAH.agribisnis tanaman Pangan pptxPP KACANG TANAH.agribisnis tanaman Pangan pptx
PP KACANG TANAH.agribisnis tanaman Pangan pptx
GrevelOdesSilabanSpd
Ìý
Papaer agt tan pangan ii
Papaer agt tan pangan iiPapaer agt tan pangan ii
Papaer agt tan pangan ii
Febrina Tentaka
Ìý
Kacang hijau
Kacang hijauKacang hijau
Kacang hijau
raka dhany
Ìý
BUDIDAYA TANAMAN PANGAN DAN PALAWIJA.pptx
BUDIDAYA TANAMAN PANGAN DAN PALAWIJA.pptxBUDIDAYA TANAMAN PANGAN DAN PALAWIJA.pptx
BUDIDAYA TANAMAN PANGAN DAN PALAWIJA.pptx
WelemRadja1
Ìý
Proposal penelitian pengaruh cahaya KABUPATEN MUNA
Proposal penelitian pengaruh cahaya KABUPATEN MUNAProposal penelitian pengaruh cahaya KABUPATEN MUNA
Proposal penelitian pengaruh cahaya KABUPATEN MUNA
Operator Warnet Vast Raha
Ìý
Proposal penelitian pengaruh cahaya
Proposal penelitian pengaruh cahayaProposal penelitian pengaruh cahaya
Proposal penelitian pengaruh cahaya
Septian Muna Barakati
Ìý
Proposal penelitian tanaman tomat KABUPATEN MUNA
Proposal penelitian tanaman tomat KABUPATEN MUNAProposal penelitian tanaman tomat KABUPATEN MUNA
Proposal penelitian tanaman tomat KABUPATEN MUNA
Operator Warnet Vast Raha
Ìý
CABAI MERAH IJWKSVFJNMKLNSLKVMKMK;VMNS.pptx
CABAI MERAH IJWKSVFJNMKLNSLKVMKMK;VMNS.pptxCABAI MERAH IJWKSVFJNMKLNSLKVMKMK;VMNS.pptx
CABAI MERAH IJWKSVFJNMKLNSLKVMKMK;VMNS.pptx
greicelmarianjassiho
Ìý
Budidaya Tanaman Pangan (Jagung)
Budidaya Tanaman Pangan (Jagung)Budidaya Tanaman Pangan (Jagung)
Budidaya Tanaman Pangan (Jagung)
inezya thalita
Ìý
Teknis budidaya kubis dan kol
Teknis budidaya kubis dan kolTeknis budidaya kubis dan kol
Teknis budidaya kubis dan kol
sujononasa
Ìý
Proposal penelitian tanaman tomat
Proposal penelitian tanaman tomatProposal penelitian tanaman tomat
Proposal penelitian tanaman tomat
Septian Muna Barakati
Ìý
Budidaya tomat pada berbagai media tumbuh
Budidaya tomat pada berbagai media tumbuhBudidaya tomat pada berbagai media tumbuh
Budidaya tomat pada berbagai media tumbuh
Operator Warnet Vast Raha
Ìý

Budidaya Cabai

  • 1. BUDI DAYA TANAMAN CABAI Cabai secara umum dapat tumbuh optimal disemua jenis tanah namun dapat diaplikasikan saat pengolahan tanah, sebelum tanam memperbaiki struktur tanah serta mengatasi tanah yang kurang subur atau miskin unsur hara, diberikan bahan organik seperti kompos, bokashi, arang sekam agar tanah menjadi gembur dan kaya unsur hara tanaman. Rata-rata semua varietas cabai tidak tahan dengan curah hujan yang tinggi, tanah tergenang (becer), tanaman akan rusak dan mati, curah hujan yang ideal 1000 mm / tahun dan kelembaban 70 – 80%. Bila kelembaban diatas 80% memacu pertumbuhan cendawan berpotensi menyerang dan merusak tanaman dan sebaliknya bila kelembaban dibawah 70% cabai terganggu pertumbuhan generatifnya terutama saat pembentukan bunga, penyerbukan dan pembentukan buah. Dengan demikian tanam cabai dilokasi sawah atau tegalan pemakaian mulsa plastic sangat diharapkan agar dapat menekan biaya penyiangan, pengendalian gulma, hama / penyakit, dan dapat menjaga kelembaban tanah, suhu, kegemburan tanah, serta mengoptimalkan sinar matahari pada waktu proses fotosintesis. Sedangkan budidaya tanam cabai dapat diterapkan : 1. Ditanam di tanah sawah 2. Ditanam di tanah tegal 3. Ditanam di pot-pot dari tanah, plastic atau polybag. GERAKAN PENANAMAN CABAI DI POLYBAG 1. Pembibitan Pembibitan cabai sama yang ditanam di lahan sawah maupun ditanam di polybag. Biji cabai yang telah direndam satu hari dengan air panas yang sudah dicampur dengan bakterisida, fungisida, zat perangsang tumbuh 0,01 %, tiriskan kemudian biji cabai itu bungkus dengan kain basah selama 1 malam, paginya buka, biji cabai keluar tunas, siap dipindah di plastic kecil-kecil diisi media pasir urug yang sudah diayak dan pupuk kandang / bokhashi perbandingan 1 : 1 dan dipersiapkan terlebih dahulu. 2. Media Penanaman Media penanaman cabai di polybag sama di lahan di tanah sawah, tanah harus gembur dan kaya bahan organik (unsur hara tanaman). Gunakan media tanam tanah, pupuk kompos / bokhashi perbandingan 2 : 1 tambahkan arang sekam lebih bagus atau tanah, pupuk kandang / bokhashi, arang sekam perbandingan 1 : 1 : 1 tambahkan kapur pertanian atau dolomite satu sendok teh, furadan 3 G 1/2 sendok teh untuk pengendalian nematoda, isi polybag sampai penuh, siram pelan-pelan dan biarkan selama 5 hari, baru bisa ditanami. Dan sebagai pupuk awal (dasar / berikan NPK 16 ; 16, 16 sebanyak satu sendok teh per polybag. 3. Pemindahan Bibit ke Polybag Tahap-tahap Pemindahan Bibit ke Polybag 1. Bibit yang sudah berumur 23-30 hari berdaun 3-4 helai siap dipindah tanamkan. 2. Angkat bibit dari bawah, lepas plastic pelan-pelan, tanam agar tanah terbawa (tetap melekat) 3. Polybag yang sudah terisi media tanam selama 5 hari tadi, dibuat lubang tanam di tengah pakai tongkat kayu sebesar tanaman.
  • 2. 4. Tanam bibit hingga leher akar, kemudian tutup padatkan dari media tanam sekeliling, siram pelan-pelan. 5. Lakukan penyiraman, secara rutin dan bila sudah tumbuh kuat letakkan ditempat terbuka, dibutuhkan sinar matahari. 6. Turus atau ajir dari bambu yang dibelah dibutuhkan untuk menopang batang tanaman, setelah umur tanaman di polybag 1 minggu. 4. Pemupukan 1. Pemberian pupuk susulan dilakukan umur tanaman 30-40 hst. Memakai pupuk NPK, 10 gr dan KNO3 0,5-1 gr / liter (dilarutkan) 2. Pemupukan susulan kedua umur tanaman 70-80 hst NPK 15 gr dan KNO3 0,5 – 1 gr / liter (dilarutkan) 3. Pemupukan susulan ketiga atau terakhir umur tanaman 110-120 hst NPK 17 gr dan KNO3 0,5-1 gr / liter (dilarutkan). 4. Pupuk tambahan (pupuk daun, zat perangsang tumbuh), dibutuhkan tanaman menurut selera dan keadaan fisik tanaman, bila menggunakan lihat kemasan label jangan melebihi dosis. PEMELIHARAAN 1. Usahakan sekitar tanaman tidak tumbuh gulma (organisme pengganggu tanaman) 2. Lakukan perampesan / pembuangan cabang wiwilan atau daun tumbuh di bawah cabang utama dan buang bunga yang pertama kali muncul. MEMANEN Cabai dapat dipanen kisaran umur 80-90 hari dilakukan 1-2 kali seminggu menurut kebiasaan dan kebutuhan, usahakan cabang jangan patah. Umur cabai di polybag dengan media tanam yang memadai bisa mencapai 5 – 6 bulan.
  • 3. Tomat ( Lycopersicon esculentum Mill. ) berasal dari bahasa Aztek, salah satu suku Indian yaitu xitomate atau xitotomate. Tanaman tomat berasal dari negara Peru dan Ekuador, kemudian menyebar ke seluruh Amerika, terutama ke wilayah yang beriklim tropik, sebagai gulma. Penyebaran tanaman tomat ini dilakukan oleh burung yang makan buah tomat dan kotorannya tersebar kemana-mana. Penyebaran tomat ke Eropa dan Asia dilakukan oleh orang Spanyol. Tomat ditanam di Indonesia sesudah kedatangan orang Belanda. Dengan demikian, tanaman tomat sudah tersebar ke seluruh dunia, baik di daerah tropik maupun subtropik. Tanaman tomat termasuk tanaman semusim yang berumur sekitar 4 bulan. Dari sekian banyak varietas tomat yang ada, yang banyak ditanam petani adalah tomat varietas ratna, berlian, precious 206, kingkong dan intan. Sedangkan dari hasil survei yang telah dilakukan di lapangan varietas yang digunakan adalah varietas Artaloka. Tomat sangat bermanfaat bagi tubuh karena mengandung vitamin dan mineral yang diperlukan untuk pertumbuhan dan kesehatan. Buah tomat juga mengandung karbohidrat, protein, lemak dan kalori. Buah tomat juga adalah komoditas yang multiguna berfungsi sebagai sayuran, bumbu masak, buah meja, penambah nafsu makan, minuman, bahan pewarna makanan, sampai kepada bahan kosmetik dan obat-obatan. Iklim yang sesuai untuk pertumbuhan: 1. Curah hujan yang sesuai untuk pertumbuhan tanaman tomat adalah 750 mm-1.250 mm/tahun. Keadaan ini berhubungan erat dengan ketersediaan air tanah bagi tanaman, terutama di daerah yang tidak terdapat irigasi teknis. Curah hujan yang tinggi (banyak hujan) juga dapat menghambat persarian. 2. Kekurangan sinar matahari menyebabkan tanaman tomat mudah terserang penyakit, baik parasit maupun non parasit. Sinar matahari berintensitas tinggi akan menghasilkan vitamin C dan karoten (provitamin A) yang lebih tinggi. Penyerapan unsur hara yang maksimal oleh tanaman tomat akan dicapai apabila pencahayaan selama 12-14 jam/hari, sedangkan intensitas cahaya yang dikehendaki adalah 0,25 mj/m2 per jam. 3. Suhu udara rata-rata harian yang optimal untuk pertumbuhan tanaman tomat adalah suhu siang hari 18-29 derajat C dan pada malam hari 10-20 derajat C.
  • 4. 4. Kelembaban relatif yang tinggi sekitar 25% akan merangsang pertumbuhan untuk tanaman tomat yang masih muda karena asimilasi CO2 menjadi lebih baik melalui stomata yang membuka lebih banyak. Tetapi, kelembaban relatif yang tinggi juga merangsang mikro organisme pengganggu tanaman. Media Tanam 1. Tanaman tomat dapat ditanam di segala jenis tanah, mulai tanah pasir sampai tanah lempung berpasir yang subur, gembur, banyak mengandung bahan organik serta unsur hara dan mudah merembeskan air. Selain itu akar tanaman tomat rentan terhadap kekurangan oksigen, oleh karena itu air tidak boleh tergenang. 2. Tanah dengan derajat keasaman (pH) berkisar 5,5-7,0 sangat cocok untuk budidaya tomat. 3. Dalam pembudidayaan tanaman tomat, sebaiknya dipilih lokasi yang topografi tanahnya datar, sehingga tidak perlu dibuat teras-teras dan tanggul. Ketinggian Tempat Tanaman tomat dapat tumbuh di berbagai ketinggian tempat, baik di dataran tinggi maupun di dataran rendah, tergantung varietasnya. Tanaman tomat yang sesuai untuk ditanam di dataran tinggi misalnya varietas berlian, varietas mutiara, varietas kada. Sedangkan varietas yang sesuai ditanam di dataran rendah misalnya varietas intan, varietas ratna, varietas berlian, varietas LV, varietas CLN. Selain itu, ada varietas tanaman tomat yang cocok ditanam di dataran rendah maupun di dataran tinggi antara lain varietas tomat GH 2, varietas tomat GH 4, varietas berlian, varietas mutiara. Pembibitan Benih atau biji-biji tomat yang telah terpilih sebelum disemaikan didesinfektan. Caranya, dengan merendam benih kedalan larutan fungisida dan insektisida agar mikroorganisme yang dapat menimbulkan penyakit mati. Penyemaian dapat langsung dilakukan pada kantong-kantong polybag yang telah diisi media tanam berupa tanah dan pupuk kandang dengan perbandingan 1:1. Setiap kantong polybag diisi satu benih saja dan tanamkan benih dengan kedalaman sekitar 1 cm. Setelah biji ditanam, media semai sebaiknya dibasahi dengan air Selama awal pertumbuhan, pemeliharaan bibit tanaman di persemaian harus dilakukan secara intensif dengan pengawasan kontinyu. Pemeliharaan bibit meliputi kegiatan-kegiatan: 1. Penyiraman Penyiraman dilakukan sejak benih ditaburkan ke bedeng pesemaian sampai tanaman siap dipindah ke kebun. Penyiraman dilakukan 2 kali sehari, yaitu pagi dan sore hari. Penyiraman
  • 5. sebaiknya dilakukan dengan menggunakan alat/gembor yang memiliki lubang halus, agar tidak merusak bibit tanaman yang sudah atau baru tumbuh. 2. Penyiangan Penyiangan dapat dilakukan dengan cara langsung mencabuti tanaman pengganggu tanpa peralatan. Penyiangan sebaiknya dilakukan seperlunya saja dengan melihat keadaan tanaman. 3. Pemupukan Pada media persemaian selain diberikan pupuk kandang, sebaiknya juga diberikan pupuk kimia NPK secukupnya sebagai pupuk tambahan yang diberikan setelah benih tumbuh menjadi bibit. 4. Pencegahan dan pemberantasan hama penyakit Hama yang umumnya menyerang benih atau bibit di pesemaian berasal dari golongan serangga, seperti semut dan golongan nematoda, seperti cacing tanah. Penyakit yang sering menyerang dari golongan cendawan. Untuk mencegah berkembangnya hama dan penyakit dapat dilakukan sterilisasi tanah. Untuk memberantas hama dan penyakit yang menyerang dapat disemprotkan obat-obatan. Insektisida untuk memberantas hama dari golongan serangga dan fungisida untuk memberantas penyakit yang disebabkan oleh golongan jamur. Nama-nama formulasi yang dapat digunakan antara lain Furadan 3 g, Dithane Hostathion dan Antracol. Pemindahan Bibit Bibit tomat dapat dipindahkan ke kebun setelah berumur 30-45 hari di persemaian. Pada saat dilakukan penanaman ke kebun, sebaiknya dilakukan pemilihan lagi terhadap bibit-bibit yang telah berumur 30-45 hari agar diperoleh tanaman yang baik pertumbuhannya dan memiliki daya produktivitas tinggi dalam menghasilkan buah. Untuk itu, bibit yang dipilih sebaiknya yang berpenampilan menarik dan baik., yaitu penampakannya segar dan daun-daunnya tidak rusak. Pilihlah bibit yang kuat, yaitu tegak pertumbuhannya dan pilihlah bibit yang sehat, artinya bibit tidak terserang hama dan penyakit. Waktu yang baik untuk menanam bibit tomat di kebun adalah pagi atau sore hari. Pada saat itu keadaan cuaca belum panas sehingga mencegah kelayuan pada tanaman. Ketika memindah bibit di kebun, hendaknya memperhatikan cara-cara yang baik dan benar. Pemindahan bibit yang ceroboh dapat merusak perakaran tanaman, sehingga pada saat bibit telah ditanam maka akan mengalami hambatan dalam pertumbuhan bahkan mati. Bibit yang disemaikan dalam polybag cara pemindahannya adalah basahi terlebih dahulu tanah dalam polybag, kemudian keluarkan bibit dari polybag beserta tanahnya dengan menyobek kantong polybag. Pengolahan Media Tanam
  • 6. Pengolahan tanah untuk penanaman bibit di kebun produksi harus memperhitungkan waktu, antara lain lamanya bibit di persemaian hingga dapat dipindah ditanam ke kebun dengan lamanya proses pengolahan tanah sampai siap tanam. Lamanya waktu pembibitan sekitar 30-45 hari, sedangkan lamanya pengolahan tanah yang intensif sampai siap tanam adalah 21 hari. Oleh karena itu, agar tepat waktu penanamannya di kebun, jadwal pengolahan tanahnya sebaiknya dilakukan 1-2 minggu setelah benih disemaikan. Pengolahan tanah yang intensif pada dasarnya melalui 3 tahap. 1. Tahap pertama adalah membalik agregat tanah sehingga tanah yang berada pada lapisan dalam dapat terangkat ke permukaan. Pengolah tanah tahap ini sebaiknya dilakukan dengan bajak yang ditarik oleh tenaga hewan atau dengan menggunakan traktor. Tanah diolah dengan kedalaman 25 cm-30 cm. Setelah dibajak, tanah dibiarkan selama 1 minggu agar bongkahan-bongkahan tanah hasil pembajakan cukup terkena angin, terkena cahaya matahari, dan supaya terjadi proses oksidasi (pemasaman) zat-zat beracun dari dalam tanah seperti asam sulfida yang sangat membahayakan kehidupan tanaman. 2. Tahap kedua, tanah digemburkan dengan cara dicangkul tipis-tipis sehingga diperoleh struktur tanah yang gembur atau remah, sekaligus untuk meratakannya. Selanjutnya, tanah hasil pengolahan tahap ini dibiarkan selama 1 minggu. 3. Tahap ketiga, dilakukan pemupukan dasar dengan pupuk kandang yang masak sebanyak 15- 20 ton/ha. Pemberian pupuk kandang yang belum masak dapat mempengaruhi pertumbuhan tanaman, bahkan dapat mematikan tanaman karena akar tanaman tidak kuat menahan panas. Pada tahap ini, tanah yang telah ditaburi pupuk kandang dicangkul kembali tipis-tipis dan diratakan. Setelah pengolahan tanah selesai dilakukan, selanjutnya dibuat bedeng-bedeng membujur ke arah Timur Barat agar penyebaran cahaya matahari dapat merata ke seluruh tanaman. Disamping pembuatan bedeng, juga dibuat parit-parit atau selokan untuk irigasi. Bedengan dapat dibuat lebar dengan ukuran lebar 1-1,2 m, panjang disesuaikan dengan keadaan lahannya dan tinggi bedeng 30 cm. Jika penanaman tomat dilakukan pada musim penghujan, bedengan dapat dibuat lebih tinggi yaitu 40-45 cm. Sedangkan ukuran parit dibuat lebar 20-30 cm dan kedalamannya 30 cm. Dengan demikian jarak antar bedeng adalah 20-30 cm. Kemudian pada sekeliling petak-petak bedengan dibuat saluran pembuangan air dengan ukuran lebar 50 cm, dan kedalamannya 50 cm. Hal lain yang perlu diperhatikan dalam pengolahan lahan atau penyiapan lahan adalah pengapuran pada tanah-tanah yang terlalu asam dan tidak sesuai dengan persyaratan tumbuh tanaman. Pengapuran ini diberikan bersamaan dengan saat pengolahan tanah, sebab pada umumnya akar tanaman tidak kuat terhadap pengapuran secara langsung, tanaman dapat menderita gangguan pertumbuhan bahkan dapat mati. Kapur yang dapat digunakan adalah kapur tohor, kapur karbonat, atau kapur tembok. Pengapuran, selain menaikkan nilai pH tanah juga dapat memperbaiki struktur tanah, mendorong aktivitas mikroorganisme tanah dalam membantu proses penguraian bahan
  • 7. organik tanah dan menurunkan zat yang bersifat racun tanpa menghilangkan zat-zat penting yang lain. Dosis pengapuran harus memperhatikan nilai pH tanah setempat. Sebelum tanaman tomat ditanam, lahan harus diberi pupuk dasar. Kompos atau pupuk kandang yang telah jadi tanah dan TSP ditabur secara merata ke seluruh bedengan. Selanjutnya, tanah dicangkul sampai homogen agar kompos atau pupuk kandang dan TSP tercampur merata dengan tanah. Dewasa ini penggunaan plastik hitam-perak sebagai mulsa (penutup tanah) telah banyak dipergunakan oleh para petani. Penggunaan plastik hitam-perak sebagai mulsa lebih praktis dibandingkan dengan penggunaan sisa-sisa tanaman yang telah mati, misalnya jerami padi. Teknik Penanaman Jarak tanam sistem ini adalah 50 cm x 50 cm atau 60 cm x 60 cm, bujur sangkar atau segitiga sama sisi. Cara menanam dengan sistem ini maksudnya yaitu tunas-tunas yang tumbuh diambil (dipotong) sedini mungkin, sehingga tanaman hanya memiliki satu batang tanpa cabang. Bedengan yang telah dipersiapkan untuk penanaman bibit, sehari sebelumnya hendaknya diairi terlebih dahulu supaya basah. Kemudian pada bedeng yang telah tertutup mulsa plastik dibuat lubang tanam dengan diameter 7-8 cm sedalam 15 cm. Lubang-lubang tanam dibuat sesuai dengan jarak tanam yang telah ditentukan.Penanaman dapat dilakukan pada musim kemarau dan musim hujan. Mulsa tersebut harus sudah dipasang di bedengan sebelum bibit ditanam. Penyulaman adalah mengganti tanaman yang mati, rusak atau yang pertumbuhannya tidak normal, misalnya tumbuh kerdil. Penyulaman sebaiknya dilakukan seminggu setelah tanam. Namun jika satu minggu sudah terlihat adanya tanaman yang mati, layu, rusak atau pertumbuhannya tidak normal, penyulaman sebaiknya segera dilakukan. Hal lain yang juga harus diperhatikan dalam penyulaman adalah bibit yang digunakan. Bibit yang digunakan untuk menyulam diambil dari bibit cadangan yang telah dipersiapkan sebelumnya bersamaan dengan bibit lain yang bukan bibit cadangan. Cara penyulamannya adalah apabila tanaman yang telah mati, rusak, layu, atau pertumbuhannya tidak normal dicabut, kemudian dibuat lubang tanam baru ditempat tanaman terdahulu, dibersihkan dan diberi Furadan 0,5 gram bila dipandang perlu. Setelah itu, bibit yang baru ditanam pada tempat tanaman terdahulu dengan cara penanaman bibit terdahulu. Gulma yang tumbuh di areal penanaman tomat harus disiangi agar tidak menjadi pesaing dalam mengisap unsur hara. Gulma yang terlalu banyak akan mengurangi unsur hara sehingga tanaman tomat menjadi kerdil. Gulma juga dapat menjadi sarang hama dan penyakit yang akan menyerang tanaman tomat. Pemberian mulsa plastik atau daun-daunan akan mengurangi gulma. Waktu penyiangan dapat dilakukan 3-4 kali tergantung kondisi kebun.
  • 8. Perempalan 1. Tunas yang tumbuh di ketiak daun harus segera dirempel/dipangkas agar tidak menjadi cabang. Perempalan paling lambat dilakukan 1 minggu sekali. Pada tanaman tomat yang tingginya terbatas, perempalannya harus dilakukan dengan hati-hati agar tunas terakhir tidak ikut dirempel supaya tanaman tidak terlalu pendek. 2. Perempalan yang baik dilakukan pada pagi hari agar luka bekas rempalan cepat kering dengan cara: ujung tunas dipegang dengan tangan yang bersih, lalu digerakkan ke kanan kiri sampai tunas tersebut lepas. Apabila terlambat merempel, tunas akan cabang yang besar dan sukar putus. 3. Tunas yang terlanjur menjadi cabang besar harus dipotong dengan pisau atau gunting tajam yang bersih. 4. Ketinggian tanaman tomat dapat dibatasi dengan memotong ujung tanaman apabila jumlah dompolan buah sudah mencapai 5-7 buah. Pemupukan bertujuan merangsang pertumbuhan tanaman. Tata cara pemupukan adalah: 1. Setelah tanaman hidup sekitar 1 minggu setelah ditanam, harus segera diberi pupuk buatan. Pupuk dapat diberikan melalui kocoran NPK dengan dosis 4-5 gr/ liter air dan diberikan 1 gelas aqua tiap batang. 2. Pemupukan kedua dilakukan ketika tanaman berumur 2-3 minggu sesudah tanam 3. Bila pada umur 4 minggu tanaman masih kelihatan belum subur dapat dipupuk lagi Kebutuhan air pada budidaya tanaman tomat tidak terlalu banyak, namun tidak boleh kekurangan air. Pemberian air yang berlebihan pada areal tanaman tomat dapat menyebabkan tanaman tomat tumbuh memanjang, tidak mampu menyerap unsur-unsur hara dan mudah terserang penyakit. Kelembaban tanah yang tinggi dapat mendorong pertumbuhan dan perkembangan patogen sehingga tanaman tomat dapat mati keracunan karena kandungan oksigen dalam tanah berkurang. Pori-pori yang terisi oleh air mendesak oksigen keluar dari dalam tanah sehingga tanah menjadi anaerob yang menyebabkan proses oksidasi berubah menjadi proses reduksi. Keadaan tanah yang demikian menyebabkan kerontokan bunga dan menyebabkan pertumbuhan vegetatif berlebihan sehingga mengurangi pertumbuhan dan perkembangan generatif (buah). Kekurangan air yang berkepanjangan pada pertanaman tomat dapat mengganggu pertumbuhan tanaman pada stadia awal, mengakibatkan pecah-pecah pada buah apabila kekurangan air terjadi pada stadia pembentukan hasil dan dapat menyebabkan kerontokan bunga apabila kekurangan air terjadi selama periode pembungaan. Pemasangan ajir dimaksudkan untuk mencegah tanaman tomat roboh. Hal-hal yang perlu diperhatikan:
  • 9. 1. Ajir (lanjaran) terbuat dari bambu atau kayu dengan panjang antara 100-175 cm, tergantung dari varietasnya. 2. Pemasangan ajir dilakukan sedini mungkin, ketika tanaman masih kecil akar masih pendek, sehingga akar tidak putus tertusuk ajir. Akar yang luka akan memudahkan tanaman terserang penyakit yang masuk lewat luka. Jarak ajir dengan batang tomat ± 10-20 cm. 3. Cara memasang ajir bermacam-macam, misalnya ajir dibuat tegak lurus atau ujung kedua ajir diikat sehingga membentuk segitiga. Agar tidak dimakan rayap, ajir diolesi dengan ter atau minyak tanah. 4. Tanaman tomat yang telah mencapai ketinggian 10-15 cm harus segera diikat pada ajir. Pengikatan jangan terlalu erat yang penting tanaman tomat dapat berdiri. Pengikatan dilakukan dengan model angka 8 sehingga tidak terjadi gesekan antara batang tomat dengan ajir yang dapat menimbulkan luka. Tali pengikat, misalnya tali plastik harus dalam keadaan bersih. Setiap bertambah tinggi ± 20 cm, harus dilakukan pengikatan lagi agar batang tomat selalu berdiri tegak. Hama dan Penyakit 1. Ulat buah tomat (Heliothis armigera Hubner) Ciri: panjang ulat ± 4 cm dan akan makin panjang pada temperatur rendah. Warna ulat bervariasi dari hijau, hijau kekuning-kuningan, hijau kecoklat-coklatan, kecoklat-coklatan sampai hitam. Pada badan ulat bagian samping ada garis bergelombang memanjang, berwarna lebih muda. Pada tubuhnya kelihatan banyak kutil dan berbulu. Telur berbentuk bulat berwarna kekuning-kuningan mengkilap dan sesudah 2-4 hari berubah warna menjadi coklat. Panjang sayap ngengat bila dibentangkan ± 4 cm dan panjang badan antara 1,5-2,0 cm. Sayap bagian muka berwarna coklat dan sayap belakang berwarna putih dengan tepi coklat. Gejala: ulat ini menyerang daun, bunga dan buah tomat. Ulat ini sering membuat lobang pada buah tomat secara berpindah-pindah. Buah yang dilubangi pada umumnya terkena infeksi sehingga buah menjadi busuk lunak. Pengendalian: (1) ngengat tertarik pada cahaya ultraviolet sehingga dengan sinar tersebut diadakan perangkap; (2) telur dan ulat adapat dikumpulkan dan dibakar atau dimatikan; (3) ditepi kebun ditanam jagung untuk mengurangi serangan pada tanaman tomat; (4) tanaman liar disekitar areal pertanaman tomat dibersihkan; (5) disemprot dengan insektisida misalnya Diazinon dan Cymbush. 2. Kutu daun apish hijau Kutu ini termasuk famili Aphididae dari ordo Hemiptera yang sering disebut aphis tomat, aphis tembakau atau aphis kentang. Kutu hijau ini menjadi vektor (penyalur) virus sehingga tomat dapat terserang penyakit virus. Ciri: kutu ada yang bersayap dan ada yang tidak bersayap. Panjang kutu yang bersayap antara 2-2,5 mm, kepala dan dadanya berwarna coklat sampai hitam dan perutnya hijau kekuning-kuningan. Ukuran antena sepanjang badannya. Panjang kutu yang tidak bersayap antara 1,8-2,3 mm berwarna hijau kekuning-kuningan. Gejala: daun tomat yang diserang bentuknya jelek, keriting, kerdil, melengkung ke bawah, menyempit seperti pita, klorosis, mosaik dan daun menjadi rapuh. Pengendalian: (1)
  • 10. penggunaan mulsa kertas dapat mengusir kutu karena memantulkan sinar matahari; (2) tanaman liar maupun gulma di sekitar areal tanaman tomat harus dibersihakn krena dapat menjadi tempat berlindung kutu; (3) pengendalian secara mekanis dapat dilakukan dengan cara dipijit sehingga kutu aphis tersebut mati; (4) pengendalian secara kimiawi dapat dilakukan dengan penyemprotan insektisida. 3. Lalat putih (kutu kabut, kutu kepul) Kutu ini termasuk famili Aleyrodidae dari ordo Hemiptera. Kutu ini bila terganggu akan berhamburan seperti kabut atau kepul putih. Ciri: Panjang kutu putih dewasa hanya ± 1 mm berwarna putih kekuning-kuningan, tertutup tepung seperti lilin putih, memiliki 2 pasang sayap berwarna putih dengan bentangan ± 2 mm, dan bermata merah. Lalat putih betina berukuran lebih besar daripada lalat jantan. Telur berbentuk elips sepanjang antara 0,2-0,3 mm. Panjang pulpa ± 0,7 mm, berbentuk oval serta datar dan badannya seperti sisik pada daun. Gejala: tanaman tomat yang terserang seperti diselimuti tepung putih yang bila dipegang akan berterbangan. Serangan mengakibatkan pertumbuhan tanaman terhambat/kerdil, daun mengecil, dan menggulung ke atas. Pengendalian: (1) digunakan musuh alami hama, misalnya beberapa jenis tabuhan yang merupakan parasit lalat putih dan beberapa jenis lembing guna memakan telur lalat putih; (2) gulma di sekitar tanaman tomat harus dibersihkan supaya tidak menjadi inang lalat putih; (3) tanaman tomat terserang virus harus segera dicabut dan dibakar; (4) pertanaman tomat dapat diberi mulsa jerami atau mulsa plastik kuning; (5) disemprot dengan Diazinon, Malathion, Azinpos-methyl dan lain-lain. 4. Kutu daun thrips Kutu daun thrips termasuk famili Thripidae dari ordo Thysanoptera. Ciri: panjang thrips antara 1-1,2 mm, berwarna hitam, bergaris merah atau tidak bercak merah. Nimfa (thrips muda) berwarna putih atau putih kekuningan, tidak bersayap dan kadang-kadang berbercak merah. Thrips dewasa bersayap dan berambut berumbai-rumbai. Telur thrips berbentuk seperti ginjal atau oval. Gejala: Thrips mengisap cairan pada permukaan daun dimana daun yang telah diisap menjadi berwarna putih seperti perak karena udara masuk ke dalamnya. Bila terjadi serangan hebat, daun menjadi kering dan mati. Tanaman muda yang terserang akan layu dan mati. Pengendalian: (1) tanaman yang kekurangan air lebih banyak diserang thrips. Untuk itu, tanaman tomat harus disiram dengan air yang cukup; (2) gulma di areal tanaman tomat harus dibersihkan agar tidak menjadi tempat berlindung thrips; (3) disemprot dengan insektisida, misalnya Diazinon, Malathion dan Monocrotophos. 5. Lalat buah Lalat ini termasuk famili Trypetidae (Tephritidae) dari ordo Diptera. Ciri: mempunyai sayap transparan sepanjang 5-7 mm, panjang badan 6-8 mm. Perut berwarna coklat muda dengan garis melintang berwarna coklat tua, dada berwarna coklat tua dengan bercak kuning atau putih. Belatung muda berwarna putih, tetapi bila dewasa berwarna kekuning-kuningan. Panjang belatung ± 1 cm. Belatung ini terletak di dalam daging buah. Telur lalat berukuran kecil-kecil, panjangnya ± 1,2 mm, kedua ujungnya runcing, dan berwarna putih. Gejala: buah tomat menjadi busuk karena terserang cendawan atau bakteri. Bila buah dibuka akan
  • 11. kelihatan ada berenga berwarna putih. Berenga dewasa berwarna kekuning-kuningan dan bila disentuh akan melenting sejauh ± 30 cm untuk menyelamatkan diri. Pengendalian: (1) pada waktu mencangkul, tanah harus dibalik dan dibiarkan beberapa hari sampai beberapa minggu agar terkena sinar matahari sehingga pupa lalat mati; (2) ditangkap dengan menggunakan umpan yang dapat memikat lalat jantan; (3) buah yang terserang segera dipetik dan dibakar; (4) gulma di daerah pertanaman tomat harus selalu dibersihkan. 6. Tungau bercak dua Tungau ini termasuk famili Tetranychidae dari ordo Acarina, disebut tungau bercak dua karena pada punggungnya terdapat bercak yang letaknya sedikit ke samping dan berwarna hitam. Tungau ini memakan berbagai macam tanaman (kosmopolitan dan polyphag). Tungau ini terdapat dibalik permukaan daun dengan sarang labah-labahnya. Tungau ini dapat menularkan virus. Serangannya dapat terjadi pada musim kemarau. Ciri: bentuk luar tungau berbentuk lonjong, berkaki delapan, panjang antara 0,3-0,4 mm dan berwarna kuning pucat dengan bercak hitam pada kedua sisi samping punggung. Mulutnya dapat untuk menusuk dan mengisap cairan tanaman. Telurnya berukuran kecil-kecil bergaris tengah ± 0,15 mm. Gejala: daun dan tunas menguning, selanjutnya menjadi coklat dan kering. Pengendalian: (1) bila banyak hujan populasinya akan berkurang; (2) gulma di areal pertanaman tomat harus selalu dibersihkan; (3) menanam varietas tomat yang tahan tungau; (4) disemprot dengan Akarisida misalnya, Omite, Kelthane, Bubur Kalifornia atau dihembus dengan tepung belerang. 7. Tungau merah Tungau ini termasuk famili Tetranychidae dari ordo Acarina., disebut tungau merah/hama merah karena daun tanaman yang diserangnya menjadi berwarna merah karat. Ciri: tungau berkaki 8 dan besarnya 0,3-0,5 mm. Tungau betina berwarna merah tua atau merah kecoklat-coklatan dengan beberapa bercak hitam. Kaki dan mulutnya kelihatan putih transparan. Kepala menjadi satu dengan dada. Mulutnya dapat untuk menusuk dan mengisap cairan dari sel tanaman. Selain itu mulut dapat juga menggigit dan menggergaji. Telurnya berukuran kecil, dengan diameter 0,15 mm, dan berwarna kuning pucat atau sedikit kemerahan. Gejala: daun menjadi bercak-bercak merah karat. Serangan sering terjadi pada musim kemarau. Serangan yang hebat menyebabkan tanaman menjadi kerdil. Dibalik daun tomat akan kelihatan anyaman benang halus yang merupakan sarang tungau. Selanjutnya, daun menjadi kering karena daun diisap cairannya. Pengendalian: (1) gulma di areal pertanaman tomat harus dibersihakan agar tidak menjadi tempat berlindung tungau; (2) menanam varietas tomat yang tahan tungau merah; (3) alami, tungau akan dimangsa oleh predatornya, yaitu thrips predator dan kumbang macan; (4) populasi tungau akan berkurang bila banyak turun hujan; (5) disemprot dengan akarisida, misalnya Omite, Kelthan, atau dihembus dengan tepung belerang. 8. Nematoda bengkak akar Ciri: bentuk nematoda bisul akar seperti cacing kecil sepanjang antara 200-1000 m. Untuk mengamati hama ini harus digunakan mikroskop. Pada mulutnya terdapat stylet yang berbentuk seperti jarum runcing, untuk menusuk dan menarik kembali cairan dalam mulut.
  • 12. Ukuran badan nematoda betina sedikit lebih gemuk. Gejala: akar tanaman membengkak memanjang atau bulat, akibatnya tanaman (akar) akan mengalami kesulitan mengambil air dari tanah sehingga terjadi klorosis, yakni warna daun tidak normal, pertumbuhan terhambat, layu, buah kecil serta sedikit dan cepat menjadi tua. Serangan nematoda ini dapat mengurangi produksi sampai 50% atau lebih. Pengendalian: (1) dilakukan rotasi tanaman dengan Tagetes patula atau Tagetes ercta yang menghasilkan tiophen guna mematikan nematoda; (2) tanah dicangkul dan dibiarkan beberapa waktu agar terkena sinar matahari; (3) tanah digenangi air yang cukup lama supaya nematoda mati; (4) menggunakan bahan kimia Nematisida, misalnya Furadan, Curater, Petrofur, Indofuran, dan Temik; (5) menanam varietas tomat yang resisten; (6) tanaman yang terserang harus segera dicabut dan dibakar; (7) gulma di areal tamanan tomat dibersihkan; (8) diberi pupuk organik (pupuk kandang atau kompos). 9. Penyakit layu fusarium Infeksi terjadi lewat akar, kemudian menyerang jaringan pembuluh. Jaringan xylem yang terserang warnanya menjadi coklat dan serangan ini dengan cepat menuju ke atas. Aliran air ke daun akan terhambat sehingga daun akan layu dan menguning. Cendawa ini membentuk polipeptida (likomarasmin) yang menggangu permeabilitas membran plasma, sehingga perjalanan air dari bawah ke atas terhambat. Gejala: pada malam hari sampai pagi masih kelihatan segar, tetapi setelah ada sinar matahari dan terjadi penguapan, tanaman tersebut menjadi layu. Sore hari mungkin masih dapat segar lagi tetapi keesokan harinya mulai layu lagi. Akhirnya, tanaman layu akan mati. Pengendalian: (1) menanam varietas tomat yang resisten (tahan); (2) diberi mulsa plastik transparan untuk menaikkan suhu tanah agar penyakit fusarium mati; (3) menanam tanaman tomat di tanah yang bebas nematoda; (4) menggunakan alat yang bersih dari penyakit layu; (5) tanah yang telah ditanami tomat yang terserang penyakit layu tidak boleh ditanami tomat dalam waktu lama dan tidak boleh menanam tanman yang termasuk solanase; (6) tanaman yang layu harus segera dicabut dan dibakar; (7) tanaman tomat disambung dengan cepokak (Solanum torvum), atau terung engkol (Solanum macrocarpon). 10. Bercak daun septoria Penyebab: cendawan Septoria Lycopersici Speg. yang merusak daun dan menyerang tanaman tomat yang masih muda ataupun tua. Gejala: terlihat bercak bulat kecil berair pada kedua permukaan daun dibagian bawah. Bercak tersebut berwarna coklat muda, kemudian menjadi kelabu dengan tepi kehitaman. Garis tengah bercak ± 2 mm. Serangan yang hebat menyebabkan daun tomat menggulung, mengering dan rontok. Pengendalian : (1) gulma dan sisa tanaman tomat yang telah mati dibersihkan dan dibakar, jangan dipendam dalam tanah; (2) dilakukan rotasi tanaman, dengan menanam tanaman lain yang berbeda famili; (3) menanam tanaman tomat yang resisten; (4) disemprot dengan fungisida misalnya, zineb dan maneb. 11. Penyakit kapang daun Penyebab: cendawan Fulvia fulva (Cke) Cif. atau yang menyebut Cladosporum fulvus Cke. Gejala: mula-mula terlihat pada permukaan daun sebelah atas terdapat bercak pucat
  • 13. (klorosis) Dibawah daerah klorosis, dibalik daun, terbentuk spora-spora yang mula-mula berwarna kelabu muda kemudian menjadi coklat atau hijau kekuning-kuningan. Penyakit ini mula-mula menyerang daun-daun bagian bawah, kemudian menjalar ke daun sebelah atas dan akhirnya seluruh tanaman terserang dan mati. Pengendalian: (1) menanam tanaman tomat yang resisten; (2) jangan menanam pada waktu musim hujan; (3) disemprot dengan fungisida , misalnya Mancozeb (Dithane M-45), Benemyl; (4) pengendalian secara biologis dapat menggunakan Penicillium brevicompactum, Trichoderma viride, Hansfordia pulvinata, dan Acremonium spp.; (5) melakukan rotasi tanaman. 12. Penyakit bercak coklat Penyebab: Alternaria solani Sor. Gejala: daun tomat yang terserang tampak bulat coklat atau bersudut, dengan diameter 2-4 mm, dan berwarna coklat sampai hitam. Bercak itu menjadi jaringan nekrosis yang mempunyai garis-garis lingkaran sepusat. Jaringan nekrosis ini dikelilingi lingkaran yang berwarna kuning (sel klorosis). Bila serangan mengganas, bercak akan membesar dan kemudian bersatu sehingga daun menjadi kuning, layu dan mati. Bunga yang terinfeksi akan gugur. Buah muda atau masak yang terserang penyakit ini menjadi busuk, berwarna hitam, dan cekung, serta meluas ke seluruh buah. Penyakit ini biasanya dimulai dari pangkal buah (ujung tangkai) yang berwarna coklat tua dan cekung, bergaris tengah 5-20 mm dan tertutup massa spora hitam seperti beledu. Pengendalian: (1) menanam biji yang bebas penyakit atau biji terdesinfeksi; (2) tanaman yang sakit segera dicabut dan dibakar; (3) bekas tanaman tomat, terung, kentang, dan tanaman yang termasuk Solanase tidak boleh dipendam di areal pertanaman tomat, tapi harus dikumpulkan di tempat lain dan dibakar; (4) melakukan rotasi tanaman; (5) penyiraman harus menggunakan air bersih yang tidak tercemar penyakit; (6) drainase harus diatur dengan baik agar tanaman tidak tergenang air; (7) gulma di areal pertanaman harus selalu dibersihkan; (8) pembibitan dan penanaman jangan terlalu rapat; (9) disemprot dengan carbamat, zineb atau maneb. 13. Penyakit busuk daun Penyebab: cendawan Phytophthora infestans (Mont.) de bary. Gejala: daun tomat yang terserang berbercak coklat sam,pai hitam. Mula-mula pada ujung atau sisi daun, hanya tampak beberapa milimeter, tetapi akhirnya meluas sampai ke seluruh daun dan tangkai daun. Penyakit ini mulai menyerang pangkal buah, yang menimbulkan bercak berair yang berwarna hijau kelabu sampai coklat. Pengendalian: (1) tanaman yang telah terserang segera dicabut dan dibakar; (2) tanaman yang sakit tidak boleh dipendam di areal pertanaman tomat; (3) menanam varoetas tomat yang resisten; (4) melakukan rotasi tanaman; (5) tanah yang telah dicangkul dibiarkan beberapa waktu agar terkena sinar matahari; (6) disemprot dengan fungisida, misalnya Dithane M-45, Difolatan, zineb, propineb, atau maneb. 14. Penyakit busuk buah Rhizoctonia Penyebab: cendawan Thanatephorus cucumeris (Frank) Donk. Gejala: muncul bercak cekung kecil berwarna coklat. Bercak ini membesar dan timbul lingkaran-lingkaran sepusat. Warna bercak menjadi coklat tua dan bagian tengahnya sering kali retak. Pengendalian: (1) air pengairan harus bersih dan bebas penyakit; (2) penanaman jangan terlalu dalam; (3) diberi lanjaran supaya buah tomat tidak menyentuh tanah; (4) diberi mulsa plastik transparan; (5)
  • 14. menanam varietas tomat yang resisten; (6) melakukan rotasi tanaman; (7) gulma dan sisa-sisa tanaman sakit harus dibersihkan dan dibakar; (8) disemprot dengan fungisida yang mempunyai bahan aktif chlorothalonil dengan interval 7-8 hari sekali untuk menanggulangi timbulnya penyakit busuk buah. 15. Busuk buah antraknosa Penyebab: cendawan Colletotrichum coccodes (Wallr.) Hughes. Penyakit ini dapat menyerang buah, batang dan akar tanaman tomat. Gejala: buah tomat tampak ada bercak kecil berair, bulat dan cekung yang makin membesar, berwarna coklat, kelihatan ada lingkaran-lingkaran sepusat, dan kemudian menjadi hitam. Pada pangkal buah kelihatan ada bercak ungu yang terletak dekat tangkai. Bila serangan terjadi pada akar dan batang, warna jaringan cortex akan menjadi coklat dan daun menjadi layu. Pengendalian: (1) sisa tanaman sakit tidak boleh dipendam dalam tanah; (2) melakukan rotasi tanaman selama 1-2 tahun; (3) diberi mulsa dan lanjaran agar buah tidak menyentuh tanah; (4) menanam tanaman tomat yang resisten; (5) disemprot dengan fungisida yang mempunyai bahan aktif kaptafol. 16. Penyakit layu (Lendir) Penyebab: Pseudomonas solanacearum (E.F. Sm) E.F.Sm. Gejala: tanaman yang diserang penyakit ini lebih cepat layu. Tanaman yang telah terinfeksi, daunnya masih hijau tetapi kemudian tiba-tiba layu, terutama pucuk daun yang masih muda, dan daun bagian bawah menguning. Tanaman yang terinfeksi menjadi kerdil, daun menggulung ke bawah, dan kadang-kadang terbentuk akar adventif sepanjang batang tomat. Tanaman yang terserang biasanya akan roboh dan mati. Pengendalian: (1) melakukan rotasi tanaman dan tidak boleh menanam jenis-jenis tanaman yang termasuk famili Solanaceae; (2) gulma di areal pertanaman dibersihkan; (3) menanam varietas tomat yang resisten; (4) tanaman disambung dengan batang bawah cepokak; (5) tanaman disemprot dengan antibiotika; (6) tanaman yang sakit dicabut dan dibakar; (7) tanah yang telah dicangkul dibiarkan beberapa waktu agar cukup terkena sinar matahari. 17. Kerak bakteri, bercak bakteri Gejala: adanya bercak berair kecil pada daun dan batang; bercak berair ini akan mengering, cekung dan berwarna coklat keabu-abuan garis tengah 1-5 mm; tanaman tomat yang terserang daun-daunnya mengeriting ke bawah dan mengering; batang yang terluka menyerupai kerak panjang dan berwarna keabu-abuan; daun yang terserang mengalami klorosis dan gugur; pada buah yang terserang mula-mula kelihatan bercak berair, kemudian berubah menjadi bercak bergabus. Pengendalian: (1)melakukan rotasi tanaman dengan tanaman yang berbeda famili; (2) menanam biji dari tanaman tomat yang sehat; (3) menanam tanaman tomat yang resisten; (4) tanaman yang sakit harus segera dicabut dan dibakar; (5) tanaman tomat yang mati tidak boleh dipendam dalam tanah; (6) menyiram tanaman dengan air yang bersih dan bebas penyakit. Selain penyakit-penyakit diatas ada penyakit-penyakit yang disebabkan oleh virus seperti penyakit mosaik tomat, penyakit mosaik mentimun dan penyakit yang disebabkan oleh non-parasit (fisiologis) seperti penyakit busuk ujung buah, penyakit luka terbakar matahari, penyakit retak,
  • 15. penyakit kantong dan penyakit kelebihan dan kekurangan unsur hara. Penyakit yang menyerang tanaman tomat varietas Artaloka adalah penyakit busuk daun. Pemetikan buah tomat dapat dilakukan pada tanaman yang telah berumur 60-100 hari setelah tanam tergantung pada varietasnya. Varietas tomat yang tergolong indeterminatre memiliki umur panen lebih panjang, yaitu berkisar antara 70-100 hari setelah tanam baru bisa dipetik buahnya Penentuan waktu panen hanya berdasarkan umur panen tanaman sering kali kurang tepat karena banyak faktor lingkungan yang mempengaruhinya seperti: keadaan iklim setempat dan tanah. Kriteria masak petik yang optimal dapat dilihat dari warna kulit buah, ukuran buah, keadaan daun tanaman dan batang tanaman, yakni sebagai berikut : a) kulit buah berubah, dari warna hijau menjadi kekuning-kekuningan. b) bagian tepi daun tua telah mengering. c) batang tanaman menguning/mengering. Waktu pemetikan (pagi, siang, sore) juga berpengaruh pada kualitas yang dipanen. Saat pemetikan buah tomat yang baik adalah pada pagi atau sore hari dan keadaan cuaca cerah. Pemetikan yang dilakukan pada siang hari dari segi teknis kurang menguntungkan karena pada siang hari proses fotosintesis masih berlangsung sehingga mengurangi zat-zat gizi yang terkandung. Disamping itu, keadaan cuaca yang panas di siang hari dapat meningkatkan temperatur dalam buah tomat sehingga dapat mempercepat proses transpirasi (penguapan air) dalam buah. Keadaan ini dapat dapat menyebabkan daya simpan buah tomat menjadi lebih pendek. Cara memetik buah tomat cukup dilakukan dengan memuntir buah secara hati-hati hingga tangkai buah terputus. Pemutiran buah harus dilakukan satu per satu dan dipilih buah yang sudah matang. Selanjutnya, buah tomat yang sudah terpetik dapat langsung dimasukkan ke dalam keranjang untuk dikumpulkan di tempat penampungan. Tempat penampungan hasil panen tomat hendaknya dipersiapkan di tempat yang teduh atau dapat dibuatkan tenda di dalam kebun. Pemetikan buah tomat tidak dapat dilakukan sampai 10 kali pemetikan karena masaknya buah tomat tidak bersamaan waktunya. Pemetikan buah tomat dapat dilakukan setiap selang 2-3 hari sekali sampai seluruh tomat habis terpetik. Buah tomat yang sudah dipetik dan terkumpul harus segera dibersihkan dari segala kotoran yang menempel dari permukaan kulitnya, baik berupa debu, percikan tanah, maupun sisa-sisa pestisida dan pupuk daun yang disemprotkan pada saat pemeliharaan tanaman. Setelah buah tomat dibersihkan dari kotoran, maka selanjutnya yang harus dilakukan adalah penyortiran dan penggolongan. Penyortiran dilakukan dengan cara memisah-misahkan buah tomat yang berukuran besar dan sehat dari buah-buah tomat yang berukuran kecil dan sehat, buah-buah tomat yang berukuran besar atau kecil tetapi terdapt cacat atau tidak sehat.
  • 16. Pengemasan dan pengangkutan merupakan dua kegiatan yang berkaitan erat dalam usaha melindungi buah tomat dari kerusakan mekanis (gesekan atau benturan selama pengangkutan). Oleh karena itu, proses pengemasan dan pengangkutan harus dilakukan dengan baik dan hati-hati agar buah tomat yang telah dipertahankan mutunya pada tahapan pembersihan, penyortiran dan penggolongan, dan penyim-panan, masih tetap dapat dipertahankan pada tahapan pengemasan dan pengangkutan. Hal-hal yang harus diperhatikan dalam pengemasan adalah: a) Alat pengemas harus bersih. b) Alat pengemas sebaiknya terbuat dari bahan yang kuat tetapi ringan. c) Pengemasan buah tomat tidak boleh melebihi daya tampung alat kemas. d) Hindarkan paku yang menonjol keluar atau papan yang tidak rata didalam alat pengemas. e) Berilah pelindung pada dasar dan tepi alat pengemas dengan bahan pelindung dari bahan jerami yang kering atau guntingan-guntingan kertas. f) Alat kemas harus memiliki lubang-lubang ventilasi pada dindingnya. g) Susunlah buah tomat serapi mungkin didalam alat pengemas sesuai dengan daya tampungnya. h) Tutuplah peti pengemas dengan diikat atau dipaku agar kuat. -by maspary-