際際滷

際際滷Share a Scribd company logo
Aprilia
Irvan
LiraEvy
Meyliza
Cerahkan Hati Nurani
dengan Saling Menasehati
Manusia dianugerahi oleh Allah Swt. nafsu yang memiliki kecenderungan kepada kebaikan
(positif ) dan kejahatan (negatif ). Manusia dapat meraih martabat tertinggi ketika potensi
positif nafsunya sedang optimal.
Tetapi manusia pun dapat terjerumus ke dalam kehinaan, bahkan di bawah martabat
binatang, ketika potensi negatif nafsunya sedang berperan, sehingga perilakunya dibimbing
oleh nafsu negatif itu.
Firman Allah: maka Allah mengilhamkan
kepadanya (nafsu) kejahatan dan
ketakwaannya. (Q.S.asy-Syams/91:8).
Firman Allah: Sungguh telah Kami ciptakan
manusia dalam bentuk yang paling sempurna,
kemudian Kami kembalikan dia kepada derajat
yang paling rendah [Q.S. at-T続n /95:4-5 ].
Kesalahan dan kealpaan itu pun dapat mempercepat laju manusia
mencapai derajat tertinggi, yaitu ketika mereka bertaubat dan
menyesali dosadosanya yang telah dilakukannya.
Allah Swt. mengajarkan kita untuk
mengontrol orang lain sebagai sumbangsih
dan bentuk kepedulian terhadap sesama.
Saling menasihati (tausiyyah) ini adalah salah
satu bentuk dakwah, yaitu dakwah billisan
(dengan kata-kata), yaitu menyampaikan
nasihat kebaikan secara lisan.
Sabda Rasulullah:
Semua manusia adalah pendosa, dan sebaik-baik pendosa adalah yang mau beratubat.
Sabda Rasulullah: orang yang bertaubat dari dosa, seperti orang yang bersih dari dosa.
A. Perintah Saling Menasehati
Saling mengingatkan dalam hal kebaikan adalah kewajiban sesama
muslim. Dalam Islam, mengingatkan orang lain secara lisan semacam
itu biasa disebut dengan nasihat, wasiat, tausiyah, maui則ah, dan
ta息kirah (peringatan).
Kesalahan dan kealpaan dapat terjadi pada siapa saja, baik mubaligh
atau jamaah. Oleh karena itu, kewajiban berdakwah bukan hanya bagi
orang yang bisa ceramah saja, melainkan bagi seluruh umat Islam,
Rasulullah saw bersabda sampaikan dariku meski hanya satu ayat.
Demi masa, sesungguhnya manusia dalam keadaan merugi, kecuali yang
beriman, beramal soleh, dan saling menasihati dengan kebenaran dan saling
menasihati dengan kesabaran (Q.S. alA贈r/103:1-3).
Nasihat Luqman kepada anaknya pada firman Allah dalam
Q.S.Luqm賊n/31:13-14 :
Artinya :
Dan (ingatlah) ketika Luqman berkata kepada anaknya, di waktu
ia memberi pelajaran kepadanya: Hai anakku, janganlah kamu
mempersekutukan Allah, sesungguhnya mempersekutukan
(Allah) adalah benar-benar kezaliman yang besar . Dan Kami
perintahkan kepada manusia (berbuat baik) kepada kedua orang
tuanya; ibunya telah mengandungnya dalam keadaan lemah
yang bertambah-tambah dan menyapihnya dalam dua tahun.
Bersyukurlah kepada-Ku dan kepada kedua orangtuamu, hanya
kepada-Ku lah kembalimu (Q.S.Luqm賊n/31:13-14).
Rasulullah saw. banyak menyampaikan perintah untuk saling
menasihati dan berdakwah untuk mengubah kemungkaran menjadi
kondisi yang sejalan dengan ajaran Islam. Di antaranya dalam hadis
berikut:
Artinya:
Dari Abu Said al-Khudri ra. berkata: Aku
mendengar Rasulullah saw.. bersabda:
Barangsiapa di antara kalian melihat sesuatu
kemungkaran, maka hendaklah mengubahnya
dengan tangannya, jika mampu, dan jika tidak
mampu, maka dengan hatinya. Yang sedemikian itu
adalah selemah lemahnya iman" (HR. Muslim).
B. Adab dan Metode Menyampaikan
Nasihat (Dakwah)
Menyampaikan nasihat adalah bagian
dari kerja dakwah. Dalam berdakwah
tidak boleh ada yang ditutup-tutupi
(disembunyikan), semua kebenaran
harus disampaikan,
walaupun mungkin akan berdampak
buruk bagi yang menyampaikan,
seperti sabda Rasulullah saw.
Katakanlah yang benar walaupun
terasa pahit.
Dalam memberikan nasihat kepada orang lain harus memperhatikan banyak aspek,
terutama objek dakwah, yaitu orang yang akan kita beri nasihat (umat). Orang yang
akan kita nasihati adalah manusia yang memiliki beragam adat, budaya,
kecenderungan, pengetahuan, dan latar belakang sosial lainnya. Semua itu
membuat manusia menjadi makhluk unik yang harus didekati dengan cara yang
berbeda-beda juga.
Untuk mengoptimalkan hasil dakwah dan meminimalisasi dampak buruknya, perlu
diperhatikan adab berikut ini :
6. Memeperhatikan usia objek dakwah.
1. Disampaikan dengan cara santun dan lemah lembut
7. Yakin dan Optimis.
8. Menjalin kerja sama.
9. Konsekuen dengan perkataan (keteladanan).
2. Memperhatikan tingkat pendidikan.
3. Menggunakan bahasa yang sesuai.
4. Memperhatikan budaya.
5. Memperhatikan tingkat sosial-ekonomi.
C. Hikmah dan Manfaat Nasihat
1. Nasihat dari orang lain merupakan kontrol sosial pada saat kita terlena dan tidak
mampu melakukan introspeksi (muhasabah).
2. Mengingatkan diri sendiri untuk konsekuen (jika kita sebagai pemberi nasihat).
3. Selalu menjaga kebersihan hati dan pikiran dari niat dan rencana kotor/ tercela.
4. Terjalinnya persatuan dan persaudaraan antara pemerintah dan semua lapisan
masyarakat.
5. Terjaganya lingkungan dari kemaksiatan dan penyakit sosial.
6. Terciptanya keadilan, keamanan, ketenteraman, dan kedamaian dalam
masyarakat.
7. Mendapat balasan kebaikan dari Allah Swt., di dunia dan akhirat.
Pemimpin yang Haus Nasihat
Suatu saat, Umar r.a. seorang diri tengah pulang dari kunjungannya ke Syam Syiria menuju Madinah
untuk melihat kehidupan rakyatnya dari dekat. Ia bertemu dengan seorang nenek tengah beristirahat di
gubuknya, lalu Umar bertanya kepada nenek itu,
"Apa yang dilakukan oleh Umar sekarang? Nenek itu menjawab,
"Ia telah pulang dari kunjungan ke Syam dengan selamat.
"Bagaimana menurutmu tentang pemerintahannya?" tanya Umar r.a. lagi.
"Tentang ini, aku berharap semoga Allah Swt. tidak membalasnya dengan kebaikan," Jawab nenek itu.
"Kenapa begitu?" selidik Umar.
"Karena aku tidak mendapatkan satu dinar atau satu dirham pun darinya sejak ia menjabat sebagai
Amirul Mu'minin", Ujar nenek itu lagi.
Umar segera menimpali, "bagaimana kalau Umar tidak tahu keadaanmu karena kamu berada di tempat
seperti ini?損
Nenek itu balas menjawabnya, "Subhanallah! demi Allah, aku tidak pernah mengira bahwa ada seseorang
yang bertanggung jawab atas urusan orang lain sedang ia tidak tahu keadaan mereka semua".
Setelah mendengar jawaban nenek itu maka Umar seketika itu juga menangis seraya berkata, "hai Umar!
semua orang lebih pintar darimu hingga nenek-nenek ini sekali pun. Akhirnya sang nenek pun tahu
bahwa yang di hadapannya adalah Umar, Sang Khalifah, dan nenek segera minta maaf karena merasa
telah lancang. Tapi Umar justru bersyukur dan kemudian memberikan bantuan secukupnya.
THIS IS OUR PRESENTATION

More Related Content

Cerahkan hati nurani dengan saling menasehati

  • 2. Cerahkan Hati Nurani dengan Saling Menasehati Manusia dianugerahi oleh Allah Swt. nafsu yang memiliki kecenderungan kepada kebaikan (positif ) dan kejahatan (negatif ). Manusia dapat meraih martabat tertinggi ketika potensi positif nafsunya sedang optimal. Tetapi manusia pun dapat terjerumus ke dalam kehinaan, bahkan di bawah martabat binatang, ketika potensi negatif nafsunya sedang berperan, sehingga perilakunya dibimbing oleh nafsu negatif itu. Firman Allah: maka Allah mengilhamkan kepadanya (nafsu) kejahatan dan ketakwaannya. (Q.S.asy-Syams/91:8). Firman Allah: Sungguh telah Kami ciptakan manusia dalam bentuk yang paling sempurna, kemudian Kami kembalikan dia kepada derajat yang paling rendah [Q.S. at-T続n /95:4-5 ].
  • 3. Kesalahan dan kealpaan itu pun dapat mempercepat laju manusia mencapai derajat tertinggi, yaitu ketika mereka bertaubat dan menyesali dosadosanya yang telah dilakukannya. Allah Swt. mengajarkan kita untuk mengontrol orang lain sebagai sumbangsih dan bentuk kepedulian terhadap sesama. Saling menasihati (tausiyyah) ini adalah salah satu bentuk dakwah, yaitu dakwah billisan (dengan kata-kata), yaitu menyampaikan nasihat kebaikan secara lisan. Sabda Rasulullah: Semua manusia adalah pendosa, dan sebaik-baik pendosa adalah yang mau beratubat. Sabda Rasulullah: orang yang bertaubat dari dosa, seperti orang yang bersih dari dosa.
  • 4. A. Perintah Saling Menasehati Saling mengingatkan dalam hal kebaikan adalah kewajiban sesama muslim. Dalam Islam, mengingatkan orang lain secara lisan semacam itu biasa disebut dengan nasihat, wasiat, tausiyah, maui則ah, dan ta息kirah (peringatan). Kesalahan dan kealpaan dapat terjadi pada siapa saja, baik mubaligh atau jamaah. Oleh karena itu, kewajiban berdakwah bukan hanya bagi orang yang bisa ceramah saja, melainkan bagi seluruh umat Islam, Rasulullah saw bersabda sampaikan dariku meski hanya satu ayat. Demi masa, sesungguhnya manusia dalam keadaan merugi, kecuali yang beriman, beramal soleh, dan saling menasihati dengan kebenaran dan saling menasihati dengan kesabaran (Q.S. alA贈r/103:1-3).
  • 5. Nasihat Luqman kepada anaknya pada firman Allah dalam Q.S.Luqm賊n/31:13-14 : Artinya : Dan (ingatlah) ketika Luqman berkata kepada anaknya, di waktu ia memberi pelajaran kepadanya: Hai anakku, janganlah kamu mempersekutukan Allah, sesungguhnya mempersekutukan (Allah) adalah benar-benar kezaliman yang besar . Dan Kami perintahkan kepada manusia (berbuat baik) kepada kedua orang tuanya; ibunya telah mengandungnya dalam keadaan lemah yang bertambah-tambah dan menyapihnya dalam dua tahun. Bersyukurlah kepada-Ku dan kepada kedua orangtuamu, hanya kepada-Ku lah kembalimu (Q.S.Luqm賊n/31:13-14).
  • 6. Rasulullah saw. banyak menyampaikan perintah untuk saling menasihati dan berdakwah untuk mengubah kemungkaran menjadi kondisi yang sejalan dengan ajaran Islam. Di antaranya dalam hadis berikut: Artinya: Dari Abu Said al-Khudri ra. berkata: Aku mendengar Rasulullah saw.. bersabda: Barangsiapa di antara kalian melihat sesuatu kemungkaran, maka hendaklah mengubahnya dengan tangannya, jika mampu, dan jika tidak mampu, maka dengan hatinya. Yang sedemikian itu adalah selemah lemahnya iman" (HR. Muslim).
  • 7. B. Adab dan Metode Menyampaikan Nasihat (Dakwah) Menyampaikan nasihat adalah bagian dari kerja dakwah. Dalam berdakwah tidak boleh ada yang ditutup-tutupi (disembunyikan), semua kebenaran harus disampaikan, walaupun mungkin akan berdampak buruk bagi yang menyampaikan, seperti sabda Rasulullah saw. Katakanlah yang benar walaupun terasa pahit.
  • 8. Dalam memberikan nasihat kepada orang lain harus memperhatikan banyak aspek, terutama objek dakwah, yaitu orang yang akan kita beri nasihat (umat). Orang yang akan kita nasihati adalah manusia yang memiliki beragam adat, budaya, kecenderungan, pengetahuan, dan latar belakang sosial lainnya. Semua itu membuat manusia menjadi makhluk unik yang harus didekati dengan cara yang berbeda-beda juga. Untuk mengoptimalkan hasil dakwah dan meminimalisasi dampak buruknya, perlu diperhatikan adab berikut ini : 6. Memeperhatikan usia objek dakwah. 1. Disampaikan dengan cara santun dan lemah lembut 7. Yakin dan Optimis. 8. Menjalin kerja sama. 9. Konsekuen dengan perkataan (keteladanan). 2. Memperhatikan tingkat pendidikan. 3. Menggunakan bahasa yang sesuai. 4. Memperhatikan budaya. 5. Memperhatikan tingkat sosial-ekonomi.
  • 9. C. Hikmah dan Manfaat Nasihat 1. Nasihat dari orang lain merupakan kontrol sosial pada saat kita terlena dan tidak mampu melakukan introspeksi (muhasabah). 2. Mengingatkan diri sendiri untuk konsekuen (jika kita sebagai pemberi nasihat). 3. Selalu menjaga kebersihan hati dan pikiran dari niat dan rencana kotor/ tercela. 4. Terjalinnya persatuan dan persaudaraan antara pemerintah dan semua lapisan masyarakat. 5. Terjaganya lingkungan dari kemaksiatan dan penyakit sosial. 6. Terciptanya keadilan, keamanan, ketenteraman, dan kedamaian dalam masyarakat. 7. Mendapat balasan kebaikan dari Allah Swt., di dunia dan akhirat.
  • 10. Pemimpin yang Haus Nasihat Suatu saat, Umar r.a. seorang diri tengah pulang dari kunjungannya ke Syam Syiria menuju Madinah untuk melihat kehidupan rakyatnya dari dekat. Ia bertemu dengan seorang nenek tengah beristirahat di gubuknya, lalu Umar bertanya kepada nenek itu, "Apa yang dilakukan oleh Umar sekarang? Nenek itu menjawab, "Ia telah pulang dari kunjungan ke Syam dengan selamat. "Bagaimana menurutmu tentang pemerintahannya?" tanya Umar r.a. lagi. "Tentang ini, aku berharap semoga Allah Swt. tidak membalasnya dengan kebaikan," Jawab nenek itu. "Kenapa begitu?" selidik Umar. "Karena aku tidak mendapatkan satu dinar atau satu dirham pun darinya sejak ia menjabat sebagai Amirul Mu'minin", Ujar nenek itu lagi. Umar segera menimpali, "bagaimana kalau Umar tidak tahu keadaanmu karena kamu berada di tempat seperti ini?損 Nenek itu balas menjawabnya, "Subhanallah! demi Allah, aku tidak pernah mengira bahwa ada seseorang yang bertanggung jawab atas urusan orang lain sedang ia tidak tahu keadaan mereka semua". Setelah mendengar jawaban nenek itu maka Umar seketika itu juga menangis seraya berkata, "hai Umar! semua orang lebih pintar darimu hingga nenek-nenek ini sekali pun. Akhirnya sang nenek pun tahu bahwa yang di hadapannya adalah Umar, Sang Khalifah, dan nenek segera minta maaf karena merasa telah lancang. Tapi Umar justru bersyukur dan kemudian memberikan bantuan secukupnya.
  • 11. THIS IS OUR PRESENTATION