ºÝºÝߣ

ºÝºÝߣShare a Scribd company logo
AIRWAYMANAGEMENTCONSIDERATIONS
INPATIENTSWITHCOVID-19
CLEVELANDCLINICJOURNALOFMEDICINE
DESKRIPSI
UMUM
JUDUL : AIRWAY MANAGEMENT
CONSIDERATIONS IN PATIENTS WITH COVID-19
PENULIS : Praveen Chahar, Sidharth Dugar, Donn
Marciniak
Department of General Anesthesiology, Anesthesiology
institute, Cleveland Clinic
PUBLIKASI : CLEVELAND CLINIC JOURNAL OF
MEDICINE, posted May 2020 www.ccjm.org
ABSTRAK
 Sekitar 12-15% pasien rawat inap dengan infeksi
COVID-19 memerlukan ventilasi invasif melalui
intubasi endotrakeal.
 Kunci untuk meminimalkan risiko penularan penyakit
selama prosedur yang menimbulkan aerosol ini adalah
 persiapan yang cermat, termasuk peralatan dan
obat-obatan yang diperlukan serta tim intubasi yang
berpengalaman.
LATAR
BELAKANG
 Kegagalan pernapasan hipoksemia akut atau sindrom
gangguan pernapasan akut (ARDS) adalah komplikasi
umum dan serius dari infeksi COVID-19.
 Kira-kira 12-15% dari pasien yang dirawat di rumah
sakit memerlukan ventilasi invasif melalui intubasi
endotrakeal.
LATAR
BELAKANG
 Dalam studi retrospektif pasien COVID-19, permulaan
gangguan pernapasan terjadi lambat (median 6,5 hari)
setelah onset gejala tetapi berkembang pesat menjadi
ARDS (median 2,5 hari) .
 Dari semua prosedur yang menghasilkan aerosol,
intubasi trakea paling sering dikaitkan dengan
penularan penyakit dengan odds rasio 6,6 dan
peningkatan risiko absolut antara 10% hingga 15%.
PROSEDUR
INTUBASI
 Tujuan intubasi adalah untuk mengamankan jalan
nafas dengan cepat, melindungi jalan napas dari
aspirasi dan meminimalkan pembentukan aerosol
 Preoksigenasi paling baik dicapai dengan
menggunakan non-rebreathing mask 100% pada
pasien selama 3 sampai 5 menit.
 Posisi pasien untuk laringoskopi dan intubasi yang
optimal adalah dengan memposisikan pasien dengan
dalam posisi sniffing.
PROSEDUR
PERSIAPAN
INTUBASI
PERSIAPAN
PREINTUBASI
 Menurut pedoman dari Pusat Pengendalian dan
Manajemen Penyakit, alat pelindung diri (APD)
LEVEL 3 yang sesuai harus dikenakan sebelum
pengelolaan jalan napas di hadapan asisten (team)
untuk memastikan protokol yang tepat telah diikuti.
 Kantung intubasi yang berisi obat-obatan yang
diperlukan untuk intubasi, vasopresor yang
dibutuhkan, dan infus sedatif pasca intubasi harus
dibawa ke dalam ruangan.
 Untuk mengatasi risiko dekompensasi mendadak
selama intubasi, defibrilator dan 'code box (emergency
box)' yang berisi obat resusitasi harus ditempatkan di
luar ruangan.
 Harus tersedia ventilator di ruangan sehingga pasien
dapat segera terhubung ke mesin ventilator untuk
meminimalkan pembentukan aerosol
 Penggunaan laringoskop video dibanding direct
laringoskop dikaitkan dengan peningkatan jarak
antara petugas kesehatan dan pasien dan dengan
demikian dapat meminimalkan kemungkinan cross
infection
 penggunaan endotrakeal tube ukuran 7,5 mm untuk
wanita dan ukuran 8.0 mm untuk pria. Penggunaan
ukuran yang lebih kecil dikaitkan dengan kesulitan
ventilasi dan peningkatan kemungkinan obstruksi
endotrakeal tube dengan sekresi.
 Perlengkapan jalan napas di dalam ruangan harus
mencakup alat saluran napas supraglotis (misalnya,
LMA atau i-gel), bougie karet elastis, dan forsep
Magill. Suction harus dihubungkan dan dapat diakses
dengan mudah untuk mencegah aspirasi begitu refleks
laringeal hilang oleh obat induksi
 Etomidate (0,2 hingga 0,3mg / kg) dapat digunakan
pada pasien yang hemodinamik tidak stabil atau
propofol dapat digunakan sebagai induksi pada pasien
yang stabil hemodinamik nya
 Setelah endotrakeal tube terpasang, harus segera
disambungkan ke mesin ventilator atau bag dengan
HME filter.
 Posisi tube kemudian dapat dikonfirmasi dengan
penelusuran dari bentuk gelombang sebaris dari
kapnograf.
 Diskoneksi dari breathing circuit harus dihindari dan
penjepit endotrakeal tube harus dipertimbangkan
untuk mencegah derekruitmen dan infeksi silang.
 Jika ada kesulitan yang ditemui selama intubasi dan
ventilasi, supraglottic airway harus ditempatkan
untuk membantu oksigenasi dan ventilasi daripada
penggunaan ventilasi bag mask.
 Saat menggunakan filter supraglottic airway (HME,
HEPA), filter harus ditempatkan di antara perangkat
supraglotis dan Ambu bag. Karena risiko aerosolisasi,
intubasi fiberoptik tidak dianjurkan dan jika
diperlukan, bronkoskop sekali pakai harus digunakan.
AEROSOLBOX
POST
INTUBATION
Kami menyarankan pengaturan awal ventilator sebagai
berikut:
 Kontrol volume tekanan regulasi yang diatur dengan
volume tidal 6 - 8 mL / kg berat badan ideal
 Plateau pressure > 30 cm H2O
 FiO 1.0 (FiO harus dititrasi menjadi SPO> 92%)
 Respiratory rate 12x/menit
covid19 INTUBATION ppt.pptx
covid19 INTUBATION ppt.pptx
covid19 INTUBATION ppt.pptx
covid19 INTUBATION ppt.pptx
covid19 INTUBATION ppt.pptx
covid19 INTUBATION ppt.pptx
covid19 INTUBATION ppt.pptx
covid19 INTUBATION ppt.pptx
covid19 INTUBATION ppt.pptx

More Related Content

Similar to covid19 INTUBATION ppt.pptx (20)

REFLEKSI KEWASPADAAN TRANSMISI, BIJAK AM.pptx
REFLEKSI KEWASPADAAN TRANSMISI, BIJAK AM.pptxREFLEKSI KEWASPADAAN TRANSMISI, BIJAK AM.pptx
REFLEKSI KEWASPADAAN TRANSMISI, BIJAK AM.pptx
resmi372
Ìý
504558866-MATERI-AB-Manajement-Ppt-Pelath-Vm-2021-1.pdf
504558866-MATERI-AB-Manajement-Ppt-Pelath-Vm-2021-1.pdf504558866-MATERI-AB-Manajement-Ppt-Pelath-Vm-2021-1.pdf
504558866-MATERI-AB-Manajement-Ppt-Pelath-Vm-2021-1.pdf
RukiHartawan2
Ìý
TERAPI OXYGEN PADA PASIEN COVD-19.pptx
TERAPI OXYGEN PADA PASIEN COVD-19.pptxTERAPI OXYGEN PADA PASIEN COVD-19.pptx
TERAPI OXYGEN PADA PASIEN COVD-19.pptx
normam8
Ìý
Implementasi ppi pada pesien covid 19
Implementasi ppi pada pesien covid 19Implementasi ppi pada pesien covid 19
Implementasi ppi pada pesien covid 19
HenriantoKarolusSire
Ìý
pigtail cathether for MPE New (1) (2).pptx
pigtail cathether for MPE New (1) (2).pptxpigtail cathether for MPE New (1) (2).pptx
pigtail cathether for MPE New (1) (2).pptx
teguh235720
Ìý
Artikel Sarpras COVID19.RSPI.pdf
Artikel Sarpras COVID19.RSPI.pdfArtikel Sarpras COVID19.RSPI.pdf
Artikel Sarpras COVID19.RSPI.pdf
Marlinda39
Ìý
5_pneumotoraks_ventil_dr_Irvan_Medison.pdf
5_pneumotoraks_ventil_dr_Irvan_Medison.pdf5_pneumotoraks_ventil_dr_Irvan_Medison.pdf
5_pneumotoraks_ventil_dr_Irvan_Medison.pdf
arifamanullah1
Ìý
KONSEP DAN PROGRAM PPI oleh dr JURMIATI.pptx
KONSEP DAN PROGRAM PPI oleh dr JURMIATI.pptxKONSEP DAN PROGRAM PPI oleh dr JURMIATI.pptx
KONSEP DAN PROGRAM PPI oleh dr JURMIATI.pptx
jurmiatiJurmiati
Ìý
PPI 13-MATERI Apd-Dalam-Ppi.pptx
PPI 13-MATERI Apd-Dalam-Ppi.pptxPPI 13-MATERI Apd-Dalam-Ppi.pptx
PPI 13-MATERI Apd-Dalam-Ppi.pptx
faizahdr
Ìý
884a74a8bc2694ee874710b4964cc03a.pptx
884a74a8bc2694ee874710b4964cc03a.pptx884a74a8bc2694ee874710b4964cc03a.pptx
884a74a8bc2694ee874710b4964cc03a.pptx
puskesmastanon
Ìý
Sop nebulisasi-pdpi
Sop nebulisasi-pdpiSop nebulisasi-pdpi
Sop nebulisasi-pdpi
utari yunieatrie
Ìý
KEWASPADAAN BERDASARKAN TRANSMISI.pdf
KEWASPADAAN BERDASARKAN TRANSMISI.pdfKEWASPADAAN BERDASARKAN TRANSMISI.pdf
KEWASPADAAN BERDASARKAN TRANSMISI.pdf
Mahaendriningtiyastu
Ìý
4. Materi Pengendalian & Pencegahan Infeksi (Tri Wahyuni I).pptx
4. Materi Pengendalian & Pencegahan Infeksi (Tri Wahyuni I).pptx4. Materi Pengendalian & Pencegahan Infeksi (Tri Wahyuni I).pptx
4. Materi Pengendalian & Pencegahan Infeksi (Tri Wahyuni I).pptx
RSUMitraHusada
Ìý
Refarat BPF-Ruby (1).pptx
Refarat BPF-Ruby (1).pptxRefarat BPF-Ruby (1).pptx
Refarat BPF-Ruby (1).pptx
FirdausRuby
Ìý
PEMAKAIAN APD OPERASI COVID 19.pptx
PEMAKAIAN APD OPERASI COVID 19.pptxPEMAKAIAN APD OPERASI COVID 19.pptx
PEMAKAIAN APD OPERASI COVID 19.pptx
VeroseReza
Ìý
PERDALIN_COVID-19_PencegahanPengendalia-compressed.pdf
PERDALIN_COVID-19_PencegahanPengendalia-compressed.pdfPERDALIN_COVID-19_PencegahanPengendalia-compressed.pdf
PERDALIN_COVID-19_PencegahanPengendalia-compressed.pdf
ssuser72cb6d
Ìý
Askep dengan pasien dengan ventilator
Askep dengan pasien dengan ventilatorAskep dengan pasien dengan ventilator
Askep dengan pasien dengan ventilator
Army Of God
Ìý
airway management in every situation background.pptx
airway management in every situation background.pptxairway management in every situation background.pptx
airway management in every situation background.pptx
HenryTansir
Ìý
TEKNOLOGI SISTEM PERNAPASAN (PPT XI MIPA 2).pptx
TEKNOLOGI SISTEM PERNAPASAN (PPT XI MIPA 2).pptxTEKNOLOGI SISTEM PERNAPASAN (PPT XI MIPA 2).pptx
TEKNOLOGI SISTEM PERNAPASAN (PPT XI MIPA 2).pptx
Mutia840738
Ìý
REFLEKSI KEWASPADAAN TRANSMISI, BIJAK AM.pptx
REFLEKSI KEWASPADAAN TRANSMISI, BIJAK AM.pptxREFLEKSI KEWASPADAAN TRANSMISI, BIJAK AM.pptx
REFLEKSI KEWASPADAAN TRANSMISI, BIJAK AM.pptx
resmi372
Ìý
504558866-MATERI-AB-Manajement-Ppt-Pelath-Vm-2021-1.pdf
504558866-MATERI-AB-Manajement-Ppt-Pelath-Vm-2021-1.pdf504558866-MATERI-AB-Manajement-Ppt-Pelath-Vm-2021-1.pdf
504558866-MATERI-AB-Manajement-Ppt-Pelath-Vm-2021-1.pdf
RukiHartawan2
Ìý
TERAPI OXYGEN PADA PASIEN COVD-19.pptx
TERAPI OXYGEN PADA PASIEN COVD-19.pptxTERAPI OXYGEN PADA PASIEN COVD-19.pptx
TERAPI OXYGEN PADA PASIEN COVD-19.pptx
normam8
Ìý
Implementasi ppi pada pesien covid 19
Implementasi ppi pada pesien covid 19Implementasi ppi pada pesien covid 19
Implementasi ppi pada pesien covid 19
HenriantoKarolusSire
Ìý
pigtail cathether for MPE New (1) (2).pptx
pigtail cathether for MPE New (1) (2).pptxpigtail cathether for MPE New (1) (2).pptx
pigtail cathether for MPE New (1) (2).pptx
teguh235720
Ìý
Artikel Sarpras COVID19.RSPI.pdf
Artikel Sarpras COVID19.RSPI.pdfArtikel Sarpras COVID19.RSPI.pdf
Artikel Sarpras COVID19.RSPI.pdf
Marlinda39
Ìý
5_pneumotoraks_ventil_dr_Irvan_Medison.pdf
5_pneumotoraks_ventil_dr_Irvan_Medison.pdf5_pneumotoraks_ventil_dr_Irvan_Medison.pdf
5_pneumotoraks_ventil_dr_Irvan_Medison.pdf
arifamanullah1
Ìý
KONSEP DAN PROGRAM PPI oleh dr JURMIATI.pptx
KONSEP DAN PROGRAM PPI oleh dr JURMIATI.pptxKONSEP DAN PROGRAM PPI oleh dr JURMIATI.pptx
KONSEP DAN PROGRAM PPI oleh dr JURMIATI.pptx
jurmiatiJurmiati
Ìý
PPI 13-MATERI Apd-Dalam-Ppi.pptx
PPI 13-MATERI Apd-Dalam-Ppi.pptxPPI 13-MATERI Apd-Dalam-Ppi.pptx
PPI 13-MATERI Apd-Dalam-Ppi.pptx
faizahdr
Ìý
884a74a8bc2694ee874710b4964cc03a.pptx
884a74a8bc2694ee874710b4964cc03a.pptx884a74a8bc2694ee874710b4964cc03a.pptx
884a74a8bc2694ee874710b4964cc03a.pptx
puskesmastanon
Ìý
KEWASPADAAN BERDASARKAN TRANSMISI.pdf
KEWASPADAAN BERDASARKAN TRANSMISI.pdfKEWASPADAAN BERDASARKAN TRANSMISI.pdf
KEWASPADAAN BERDASARKAN TRANSMISI.pdf
Mahaendriningtiyastu
Ìý
4. Materi Pengendalian & Pencegahan Infeksi (Tri Wahyuni I).pptx
4. Materi Pengendalian & Pencegahan Infeksi (Tri Wahyuni I).pptx4. Materi Pengendalian & Pencegahan Infeksi (Tri Wahyuni I).pptx
4. Materi Pengendalian & Pencegahan Infeksi (Tri Wahyuni I).pptx
RSUMitraHusada
Ìý
Refarat BPF-Ruby (1).pptx
Refarat BPF-Ruby (1).pptxRefarat BPF-Ruby (1).pptx
Refarat BPF-Ruby (1).pptx
FirdausRuby
Ìý
PEMAKAIAN APD OPERASI COVID 19.pptx
PEMAKAIAN APD OPERASI COVID 19.pptxPEMAKAIAN APD OPERASI COVID 19.pptx
PEMAKAIAN APD OPERASI COVID 19.pptx
VeroseReza
Ìý
PERDALIN_COVID-19_PencegahanPengendalia-compressed.pdf
PERDALIN_COVID-19_PencegahanPengendalia-compressed.pdfPERDALIN_COVID-19_PencegahanPengendalia-compressed.pdf
PERDALIN_COVID-19_PencegahanPengendalia-compressed.pdf
ssuser72cb6d
Ìý
Askep dengan pasien dengan ventilator
Askep dengan pasien dengan ventilatorAskep dengan pasien dengan ventilator
Askep dengan pasien dengan ventilator
Army Of God
Ìý
airway management in every situation background.pptx
airway management in every situation background.pptxairway management in every situation background.pptx
airway management in every situation background.pptx
HenryTansir
Ìý
TEKNOLOGI SISTEM PERNAPASAN (PPT XI MIPA 2).pptx
TEKNOLOGI SISTEM PERNAPASAN (PPT XI MIPA 2).pptxTEKNOLOGI SISTEM PERNAPASAN (PPT XI MIPA 2).pptx
TEKNOLOGI SISTEM PERNAPASAN (PPT XI MIPA 2).pptx
Mutia840738
Ìý

Recently uploaded (20)

Rencana kerja pembangunan peternakan dan kesehatan hewan Sumatera Utara.ppt
Rencana kerja pembangunan peternakan dan kesehatan hewan Sumatera Utara.pptRencana kerja pembangunan peternakan dan kesehatan hewan Sumatera Utara.ppt
Rencana kerja pembangunan peternakan dan kesehatan hewan Sumatera Utara.ppt
Wahid Husein
Ìý
RAPAT KOORDINASI DAN EVALUASI PENANGGULANGAN RABIES DI PROVINSI BALI 11 Juni ...
RAPAT KOORDINASI DAN EVALUASI PENANGGULANGAN RABIES DI PROVINSI BALI 11 Juni ...RAPAT KOORDINASI DAN EVALUASI PENANGGULANGAN RABIES DI PROVINSI BALI 11 Juni ...
RAPAT KOORDINASI DAN EVALUASI PENANGGULANGAN RABIES DI PROVINSI BALI 11 Juni ...
Wahid Husein
Ìý
materi buat PHBS penyakit tuberculosis.pdf
materi buat PHBS penyakit tuberculosis.pdfmateri buat PHBS penyakit tuberculosis.pdf
materi buat PHBS penyakit tuberculosis.pdf
dkmalhidayahbogor
Ìý
Sepsis Introduction (diagnosis and management)
Sepsis Introduction (diagnosis and management)Sepsis Introduction (diagnosis and management)
Sepsis Introduction (diagnosis and management)
junita92
Ìý
ppt sunat pada perempuan dari sisi kesehatan.pptx
ppt sunat pada perempuan dari sisi kesehatan.pptxppt sunat pada perempuan dari sisi kesehatan.pptx
ppt sunat pada perempuan dari sisi kesehatan.pptx
ekamaya6
Ìý
Peran FAO ECTAD dalam Pencegahan zoonosis dan AMR serta Penerapan Konsep One ...
Peran FAO ECTAD dalam Pencegahan zoonosis dan AMR serta Penerapan Konsep One ...Peran FAO ECTAD dalam Pencegahan zoonosis dan AMR serta Penerapan Konsep One ...
Peran FAO ECTAD dalam Pencegahan zoonosis dan AMR serta Penerapan Konsep One ...
Wahid Husein
Ìý
FARMAKOGNOSI 11 radx.pptx.pdf. untuk kelas xi
FARMAKOGNOSI 11 radx.pptx.pdf. untuk kelas xiFARMAKOGNOSI 11 radx.pptx.pdf. untuk kelas xi
FARMAKOGNOSI 11 radx.pptx.pdf. untuk kelas xi
aripprihandoko1
Ìý
Beban Tugas dan Tanggung Jawa Peserta Didik Pendidikan Kedokteran
Beban Tugas dan Tanggung Jawa Peserta Didik Pendidikan KedokteranBeban Tugas dan Tanggung Jawa Peserta Didik Pendidikan Kedokteran
Beban Tugas dan Tanggung Jawa Peserta Didik Pendidikan Kedokteran
ElizabethFang1
Ìý
Cedera Kepala ringan sedang dan berat...
Cedera Kepala ringan sedang dan berat...Cedera Kepala ringan sedang dan berat...
Cedera Kepala ringan sedang dan berat...
ssuserf5305e
Ìý
#TANGKI4D PLATFOM TRANDING MASA KINI KARNA TINGKAT KEMENANGAN YANG SANGAT TINGGI
#TANGKI4D PLATFOM TRANDING MASA KINI KARNA TINGKAT KEMENANGAN YANG SANGAT TINGGI#TANGKI4D PLATFOM TRANDING MASA KINI KARNA TINGKAT KEMENANGAN YANG SANGAT TINGGI
#TANGKI4D PLATFOM TRANDING MASA KINI KARNA TINGKAT KEMENANGAN YANG SANGAT TINGGI
TANGKI4D
Ìý
MPI.1 - Pengelolaan Faktor Risiko Diabetes Melitus Tipe 2 Tingkat Primer seca...
MPI.1 - Pengelolaan Faktor Risiko Diabetes Melitus Tipe 2 Tingkat Primer seca...MPI.1 - Pengelolaan Faktor Risiko Diabetes Melitus Tipe 2 Tingkat Primer seca...
MPI.1 - Pengelolaan Faktor Risiko Diabetes Melitus Tipe 2 Tingkat Primer seca...
Taufiqurrokhman Rofii
Ìý
Bimbingan belajar keperawatan soal uji kompetensi
Bimbingan belajar keperawatan soal uji kompetensiBimbingan belajar keperawatan soal uji kompetensi
Bimbingan belajar keperawatan soal uji kompetensi
ReviYulia
Ìý
penyuluhan prolanis PPT DM JANuari 25.pdf
penyuluhan prolanis PPT DM JANuari 25.pdfpenyuluhan prolanis PPT DM JANuari 25.pdf
penyuluhan prolanis PPT DM JANuari 25.pdf
NuyungLuvlivi
Ìý
Aspek Fisikokimia Obat pada tubuh manusia
Aspek Fisikokimia Obat pada tubuh manusiaAspek Fisikokimia Obat pada tubuh manusia
Aspek Fisikokimia Obat pada tubuh manusia
AlterGlenKakisina
Ìý
Asuhan keperawatan pada pasien dengan ECT.pptx
Asuhan keperawatan pada pasien dengan ECT.pptxAsuhan keperawatan pada pasien dengan ECT.pptx
Asuhan keperawatan pada pasien dengan ECT.pptx
JulimuhamadKartiko
Ìý
Asuhan Kebidanan pada Ibu Hamil dengan Diabetes Mellitus Gestasional
Asuhan Kebidanan pada Ibu Hamil dengan Diabetes Mellitus GestasionalAsuhan Kebidanan pada Ibu Hamil dengan Diabetes Mellitus Gestasional
Asuhan Kebidanan pada Ibu Hamil dengan Diabetes Mellitus Gestasional
AstriYuliaSariLubis1
Ìý
PPT Amyloidosis Bioassay_Rinjani Ayundatika Putri_24030123420010.pptx
PPT Amyloidosis Bioassay_Rinjani Ayundatika Putri_24030123420010.pptxPPT Amyloidosis Bioassay_Rinjani Ayundatika Putri_24030123420010.pptx
PPT Amyloidosis Bioassay_Rinjani Ayundatika Putri_24030123420010.pptx
rinjani13
Ìý
dr badrul - Puasa pada pasien neurologis 2025.pdf
dr badrul - Puasa pada pasien neurologis 2025.pdfdr badrul - Puasa pada pasien neurologis 2025.pdf
dr badrul - Puasa pada pasien neurologis 2025.pdf
yunitayun9
Ìý
Dukungan FAO ECTAD terhadap Program Pengendalian dan Pemberantasan Rabies di ...
Dukungan FAO ECTAD terhadap Program Pengendalian dan Pemberantasan Rabies di ...Dukungan FAO ECTAD terhadap Program Pengendalian dan Pemberantasan Rabies di ...
Dukungan FAO ECTAD terhadap Program Pengendalian dan Pemberantasan Rabies di ...
Wahid Husein
Ìý
Konsep Dasar Diabetes Mellitus Gestasional
Konsep Dasar Diabetes Mellitus GestasionalKonsep Dasar Diabetes Mellitus Gestasional
Konsep Dasar Diabetes Mellitus Gestasional
AstriYuliaSariLubis1
Ìý
Rencana kerja pembangunan peternakan dan kesehatan hewan Sumatera Utara.ppt
Rencana kerja pembangunan peternakan dan kesehatan hewan Sumatera Utara.pptRencana kerja pembangunan peternakan dan kesehatan hewan Sumatera Utara.ppt
Rencana kerja pembangunan peternakan dan kesehatan hewan Sumatera Utara.ppt
Wahid Husein
Ìý
RAPAT KOORDINASI DAN EVALUASI PENANGGULANGAN RABIES DI PROVINSI BALI 11 Juni ...
RAPAT KOORDINASI DAN EVALUASI PENANGGULANGAN RABIES DI PROVINSI BALI 11 Juni ...RAPAT KOORDINASI DAN EVALUASI PENANGGULANGAN RABIES DI PROVINSI BALI 11 Juni ...
RAPAT KOORDINASI DAN EVALUASI PENANGGULANGAN RABIES DI PROVINSI BALI 11 Juni ...
Wahid Husein
Ìý
materi buat PHBS penyakit tuberculosis.pdf
materi buat PHBS penyakit tuberculosis.pdfmateri buat PHBS penyakit tuberculosis.pdf
materi buat PHBS penyakit tuberculosis.pdf
dkmalhidayahbogor
Ìý
Sepsis Introduction (diagnosis and management)
Sepsis Introduction (diagnosis and management)Sepsis Introduction (diagnosis and management)
Sepsis Introduction (diagnosis and management)
junita92
Ìý
ppt sunat pada perempuan dari sisi kesehatan.pptx
ppt sunat pada perempuan dari sisi kesehatan.pptxppt sunat pada perempuan dari sisi kesehatan.pptx
ppt sunat pada perempuan dari sisi kesehatan.pptx
ekamaya6
Ìý
Peran FAO ECTAD dalam Pencegahan zoonosis dan AMR serta Penerapan Konsep One ...
Peran FAO ECTAD dalam Pencegahan zoonosis dan AMR serta Penerapan Konsep One ...Peran FAO ECTAD dalam Pencegahan zoonosis dan AMR serta Penerapan Konsep One ...
Peran FAO ECTAD dalam Pencegahan zoonosis dan AMR serta Penerapan Konsep One ...
Wahid Husein
Ìý
FARMAKOGNOSI 11 radx.pptx.pdf. untuk kelas xi
FARMAKOGNOSI 11 radx.pptx.pdf. untuk kelas xiFARMAKOGNOSI 11 radx.pptx.pdf. untuk kelas xi
FARMAKOGNOSI 11 radx.pptx.pdf. untuk kelas xi
aripprihandoko1
Ìý
Beban Tugas dan Tanggung Jawa Peserta Didik Pendidikan Kedokteran
Beban Tugas dan Tanggung Jawa Peserta Didik Pendidikan KedokteranBeban Tugas dan Tanggung Jawa Peserta Didik Pendidikan Kedokteran
Beban Tugas dan Tanggung Jawa Peserta Didik Pendidikan Kedokteran
ElizabethFang1
Ìý
Cedera Kepala ringan sedang dan berat...
Cedera Kepala ringan sedang dan berat...Cedera Kepala ringan sedang dan berat...
Cedera Kepala ringan sedang dan berat...
ssuserf5305e
Ìý
#TANGKI4D PLATFOM TRANDING MASA KINI KARNA TINGKAT KEMENANGAN YANG SANGAT TINGGI
#TANGKI4D PLATFOM TRANDING MASA KINI KARNA TINGKAT KEMENANGAN YANG SANGAT TINGGI#TANGKI4D PLATFOM TRANDING MASA KINI KARNA TINGKAT KEMENANGAN YANG SANGAT TINGGI
#TANGKI4D PLATFOM TRANDING MASA KINI KARNA TINGKAT KEMENANGAN YANG SANGAT TINGGI
TANGKI4D
Ìý
MPI.1 - Pengelolaan Faktor Risiko Diabetes Melitus Tipe 2 Tingkat Primer seca...
MPI.1 - Pengelolaan Faktor Risiko Diabetes Melitus Tipe 2 Tingkat Primer seca...MPI.1 - Pengelolaan Faktor Risiko Diabetes Melitus Tipe 2 Tingkat Primer seca...
MPI.1 - Pengelolaan Faktor Risiko Diabetes Melitus Tipe 2 Tingkat Primer seca...
Taufiqurrokhman Rofii
Ìý
Bimbingan belajar keperawatan soal uji kompetensi
Bimbingan belajar keperawatan soal uji kompetensiBimbingan belajar keperawatan soal uji kompetensi
Bimbingan belajar keperawatan soal uji kompetensi
ReviYulia
Ìý
penyuluhan prolanis PPT DM JANuari 25.pdf
penyuluhan prolanis PPT DM JANuari 25.pdfpenyuluhan prolanis PPT DM JANuari 25.pdf
penyuluhan prolanis PPT DM JANuari 25.pdf
NuyungLuvlivi
Ìý
Aspek Fisikokimia Obat pada tubuh manusia
Aspek Fisikokimia Obat pada tubuh manusiaAspek Fisikokimia Obat pada tubuh manusia
Aspek Fisikokimia Obat pada tubuh manusia
AlterGlenKakisina
Ìý
Asuhan keperawatan pada pasien dengan ECT.pptx
Asuhan keperawatan pada pasien dengan ECT.pptxAsuhan keperawatan pada pasien dengan ECT.pptx
Asuhan keperawatan pada pasien dengan ECT.pptx
JulimuhamadKartiko
Ìý
Asuhan Kebidanan pada Ibu Hamil dengan Diabetes Mellitus Gestasional
Asuhan Kebidanan pada Ibu Hamil dengan Diabetes Mellitus GestasionalAsuhan Kebidanan pada Ibu Hamil dengan Diabetes Mellitus Gestasional
Asuhan Kebidanan pada Ibu Hamil dengan Diabetes Mellitus Gestasional
AstriYuliaSariLubis1
Ìý
PPT Amyloidosis Bioassay_Rinjani Ayundatika Putri_24030123420010.pptx
PPT Amyloidosis Bioassay_Rinjani Ayundatika Putri_24030123420010.pptxPPT Amyloidosis Bioassay_Rinjani Ayundatika Putri_24030123420010.pptx
PPT Amyloidosis Bioassay_Rinjani Ayundatika Putri_24030123420010.pptx
rinjani13
Ìý
dr badrul - Puasa pada pasien neurologis 2025.pdf
dr badrul - Puasa pada pasien neurologis 2025.pdfdr badrul - Puasa pada pasien neurologis 2025.pdf
dr badrul - Puasa pada pasien neurologis 2025.pdf
yunitayun9
Ìý
Dukungan FAO ECTAD terhadap Program Pengendalian dan Pemberantasan Rabies di ...
Dukungan FAO ECTAD terhadap Program Pengendalian dan Pemberantasan Rabies di ...Dukungan FAO ECTAD terhadap Program Pengendalian dan Pemberantasan Rabies di ...
Dukungan FAO ECTAD terhadap Program Pengendalian dan Pemberantasan Rabies di ...
Wahid Husein
Ìý
Konsep Dasar Diabetes Mellitus Gestasional
Konsep Dasar Diabetes Mellitus GestasionalKonsep Dasar Diabetes Mellitus Gestasional
Konsep Dasar Diabetes Mellitus Gestasional
AstriYuliaSariLubis1
Ìý

covid19 INTUBATION ppt.pptx

  • 2. DESKRIPSI UMUM JUDUL : AIRWAY MANAGEMENT CONSIDERATIONS IN PATIENTS WITH COVID-19 PENULIS : Praveen Chahar, Sidharth Dugar, Donn Marciniak Department of General Anesthesiology, Anesthesiology institute, Cleveland Clinic PUBLIKASI : CLEVELAND CLINIC JOURNAL OF MEDICINE, posted May 2020 www.ccjm.org
  • 3. ABSTRAK  Sekitar 12-15% pasien rawat inap dengan infeksi COVID-19 memerlukan ventilasi invasif melalui intubasi endotrakeal.  Kunci untuk meminimalkan risiko penularan penyakit selama prosedur yang menimbulkan aerosol ini adalah  persiapan yang cermat, termasuk peralatan dan obat-obatan yang diperlukan serta tim intubasi yang berpengalaman.
  • 4. LATAR BELAKANG  Kegagalan pernapasan hipoksemia akut atau sindrom gangguan pernapasan akut (ARDS) adalah komplikasi umum dan serius dari infeksi COVID-19.  Kira-kira 12-15% dari pasien yang dirawat di rumah sakit memerlukan ventilasi invasif melalui intubasi endotrakeal.
  • 5. LATAR BELAKANG  Dalam studi retrospektif pasien COVID-19, permulaan gangguan pernapasan terjadi lambat (median 6,5 hari) setelah onset gejala tetapi berkembang pesat menjadi ARDS (median 2,5 hari) .  Dari semua prosedur yang menghasilkan aerosol, intubasi trakea paling sering dikaitkan dengan penularan penyakit dengan odds rasio 6,6 dan peningkatan risiko absolut antara 10% hingga 15%.
  • 6. PROSEDUR INTUBASI  Tujuan intubasi adalah untuk mengamankan jalan nafas dengan cepat, melindungi jalan napas dari aspirasi dan meminimalkan pembentukan aerosol  Preoksigenasi paling baik dicapai dengan menggunakan non-rebreathing mask 100% pada pasien selama 3 sampai 5 menit.  Posisi pasien untuk laringoskopi dan intubasi yang optimal adalah dengan memposisikan pasien dengan dalam posisi sniffing.
  • 8. PERSIAPAN PREINTUBASI  Menurut pedoman dari Pusat Pengendalian dan Manajemen Penyakit, alat pelindung diri (APD) LEVEL 3 yang sesuai harus dikenakan sebelum pengelolaan jalan napas di hadapan asisten (team) untuk memastikan protokol yang tepat telah diikuti.  Kantung intubasi yang berisi obat-obatan yang diperlukan untuk intubasi, vasopresor yang dibutuhkan, dan infus sedatif pasca intubasi harus dibawa ke dalam ruangan.
  • 9.  Untuk mengatasi risiko dekompensasi mendadak selama intubasi, defibrilator dan 'code box (emergency box)' yang berisi obat resusitasi harus ditempatkan di luar ruangan.  Harus tersedia ventilator di ruangan sehingga pasien dapat segera terhubung ke mesin ventilator untuk meminimalkan pembentukan aerosol
  • 10.  Penggunaan laringoskop video dibanding direct laringoskop dikaitkan dengan peningkatan jarak antara petugas kesehatan dan pasien dan dengan demikian dapat meminimalkan kemungkinan cross infection  penggunaan endotrakeal tube ukuran 7,5 mm untuk wanita dan ukuran 8.0 mm untuk pria. Penggunaan ukuran yang lebih kecil dikaitkan dengan kesulitan ventilasi dan peningkatan kemungkinan obstruksi endotrakeal tube dengan sekresi.
  • 11.  Perlengkapan jalan napas di dalam ruangan harus mencakup alat saluran napas supraglotis (misalnya, LMA atau i-gel), bougie karet elastis, dan forsep Magill. Suction harus dihubungkan dan dapat diakses dengan mudah untuk mencegah aspirasi begitu refleks laringeal hilang oleh obat induksi
  • 12.  Etomidate (0,2 hingga 0,3mg / kg) dapat digunakan pada pasien yang hemodinamik tidak stabil atau propofol dapat digunakan sebagai induksi pada pasien yang stabil hemodinamik nya  Setelah endotrakeal tube terpasang, harus segera disambungkan ke mesin ventilator atau bag dengan HME filter.  Posisi tube kemudian dapat dikonfirmasi dengan penelusuran dari bentuk gelombang sebaris dari kapnograf.
  • 13.  Diskoneksi dari breathing circuit harus dihindari dan penjepit endotrakeal tube harus dipertimbangkan untuk mencegah derekruitmen dan infeksi silang.  Jika ada kesulitan yang ditemui selama intubasi dan ventilasi, supraglottic airway harus ditempatkan untuk membantu oksigenasi dan ventilasi daripada penggunaan ventilasi bag mask.
  • 14.  Saat menggunakan filter supraglottic airway (HME, HEPA), filter harus ditempatkan di antara perangkat supraglotis dan Ambu bag. Karena risiko aerosolisasi, intubasi fiberoptik tidak dianjurkan dan jika diperlukan, bronkoskop sekali pakai harus digunakan.
  • 16. POST INTUBATION Kami menyarankan pengaturan awal ventilator sebagai berikut:  Kontrol volume tekanan regulasi yang diatur dengan volume tidal 6 - 8 mL / kg berat badan ideal  Plateau pressure > 30 cm H2O  FiO 1.0 (FiO harus dititrasi menjadi SPO> 92%)  Respiratory rate 12x/menit

Editor's Notes

  • #7: 1.Bag Mask Ventilation meningkatkan risiko infeksi silang dan harus diberikan hanya jika benar-benar diperlukan 2. Begitu juga dengan ventilasi non invasive dengan mode preoxigenasi harus dihindari dikhawatirkan menyebabkan aerosol. 3. Sniffing position : aksis anatomis dari mulut, faring, dan laring terletak hamper sejajar sehingga memudahkan visualisasi laring