ºÝºÝߣ

ºÝºÝߣShare a Scribd company logo
ANALISIS DEGRADASI
DAN
REMEDIASI LAHAN
S 2 I L M U T A N A H
F A K U L T A S P E R T A N I A N
U N I V E R S I T A S T A N J U N G P U R A
2 0 2 3
MATERI
• PENGERTIAN DEGRADASI DAN REMEDIASI
LAHAN
• FAKTOR-FAKTOR TERJADINYA DEGRADASI
LAHAN
• JENIS-JENIS DEGRADASI LAHAN  DEGRADASI
FISIK, DEGRADASI KIMIA DAN DEGRADASI
HAYATI/BIOLOGI
PENGERTIAN-PENDAHULUAN
• DEGRADASI  Degradasi lahan adalah proses penurunan
produktivitas lahan yang sifatnya sementara maupun tetap,
dicirikan dengan penurunan sifat fisik, kimia dan biologi (FAO
1994; Kurnia 2001; Kusmaryono 2000). Kecenderungan
penurunan (degradasi) sumberdaya lahan akan semakin
meningkat, sebagai dampak pertumbuhan penduduk.
• Lahan terdegradasi bukan saja merupakan lahan yang tidak
produktif, tetapi juga dapat menjadi sumber bencana, mulai
dari kekeringan, banjir, tanah longsor, sampai kebakaran yang
bisa berdampak terhadap terjadinya percepatan pemanasan
global. Akibat negatif adanya lahan terdegradasi tidak hanya
dirasakan di lokasi di mana lahan terdegradasi berada, tetapi
menyebar sangat jauh dan luas.
• Dari sudut pandang fungsi dan manfaat suatu lahan  maka
lahan tersebut dianggap telah terdegradasi jika tidak dapat
memberikan manfaat sebagaimana yang diharapkan.
• Manfaat ini dapat mencakup manfaat ekonomi, ekologi, sosial
dan kultural.
• Dengan demikian lahan terdegradasi merupakan lahan yang
telah mengalami penurunan manfaat dari yang seharusnya
atau diharapkan sesuai fungsinya, misal untuk kepentingan
pertanian, jasa ekosistem dari lahan yang diharapkan di
antaranya adalah sebagai pengatur tata air, penghasil
sandang, pangan dan papan, dan lain sebagainya.
• Degradasi lahan adalah proses penurunan produktivitas lahan
yang sifatnya sementara maupun tetap, dicirikan dengan
penurunan sifat fisik, kimia dan biologi. Termasuk degradasi
lahan adalah pengaruh manusia terhadap sumberdaya air,
penggundulan hutan (deforestration) dan penurunan
produktivitas padang penggembalaan (FAO 1983, Chrisholm et
al. 1987, UNEP 1992; Kurnia 1996).
• Barrow (1991), menyebutkan degradasi lahan sebagai proses
hilangnya atau berkurangnya kegunaan atau potensi kegunaan
lahan untuk mendukung kehidupan. Kehilangan atau
perubahan karakteristik/sifat lahan tersebut menyebabkan
fungsinya tidak dapat diganti oleh yang lain. Akibat lanjut dari
proses degradasi lahan adalah timbulnya areal-areal yang
tidak produktif yang disebut lahan kritis (Dariah et al. 2004).
• Jika proses degradasi lahan dapat diberi arti sama
dengan kerusakan lahan, maka mengacu pada
peraturan pemerintah No. 150 Tahun 2000 tentang
pengendalian kerusakan tanah untuk produksi
biomassa, yang dimaksud dengan kerusakan lahan
adalah berubahnya sifat lahan, dalam hal ini
penurunan kualitas lahan, yang melampaui kriteria
baku kerusakan lahan. Kerusakan tanah dapat
terjadi pada lahan kering, lahan basah/rawa dan
lahan gambut.
• Pada dasarnya degradasi lahan disebabkan karena adanya
penggunaan dan/atau pengelolaan lahan yang kurang tepat.
• Menurut PP No. 150/2000  lahan rawa telah mengalami
kerusakan/ terdegradasi bila :
1. telah didrainase sehingga tinggi muka air tanah (dikukur dari
permukaan tanah) di musim hujan >25 cm dan dimusim
kemarau >80 cm.
2. lahan rawa gambut, lahan tersebut telah rusak/terdegradasi
bila telah terjadi penurunan permukaan tanah (subsiden)
rata-rata 35 cm per 5 tahun pada lahan gambut berketebalan
>3m, atau telah terjadi penurunan 10% dari ketebalan
gambut bila tebal gambutnya <3m.
• Degradasi secara fisik di antaranya terjadi dalam bentuk
pemadatan, pergerakan, ketidakseimbangan air, ter-halangnya
aerasi dan drainase, dan kerusakan struktur tanah.
• Degradasi kimiawi terdiri dari asidifikasi, pengurasan dan
pencucian hara, ketidakseimbangan unsur hara dan
keracunan, salinization (salinisasi), acidification (pemasaman)
dan alkalinization (alkanisasi), serta polusi (pencemaran).
• Degradasi biologis meliputi penurunan karbon organik tanah,
penurunan keaneka-ragaman hayati tanah dan vegetasi, serta
penurunan karbon biomas.
• Khusus pada tanah tropika basah ada beberapa proses penting yang
menyebabkan tanah terdegradasi, diantaranya yaitu :
1. Degradasi fisik yang terlihat dari memburuknya struktur tanah 
memicu timbulnya pemadatan, aliran banjir yang berlebihan serta
erosi tanah yang dipercepat.
2. Degradasi kimia yang berhubungan dengan terganggunya
siklus dan unsur-unsur lainnya.
3. Degradasi biologi yang berhubungan dengan menurunnya
kualitas serta kuantitas pada bahan organik tanah, adanya
aktivitas biotik serta keragaman spesies fauna pada tanah yang
juga ikut menurun.
DEFINISI DEGRADASI BERDASARKAN
SEKTOR YANG BERKAITAN DENGAN LAHAN
1. Sektor Pertanian
• Lahan terdegradasi adalah lahan pertanian yang produktivitasnya
telah menurun akibat kondisi lahan khususnya tanah permukaannya
(top soil) telah memburuk.
• Salah satu bentuk lahan terdegradasi dikenal sebagai lahan
tidur/terlantar, yaitu lahan pertanian yang pernah dimanfaatkan,
namun karena lahannya kurang sesuai untuk pertanian menjadikan
lahan tidak produktif dan tidak dimanfaatkan lagi atau menjadi
terlantar.
• Akibat lanjut dari proses degradasi lahan adalah timbulnya areal-
areal yang tidak produktif yang disebut lahan kritis
• Degradasi lahan sebagai proses penurunan produktivitas lahan
yang sifatnya sementara maupun tetap, dicirikan dengan
penurunan sifat fisik, kimia dan biologi (Shresta, 1995; Singer,
2006; Sitorus, 2011). Akibat lanjut dari proses degradasi lahan
adalah timbulnya areal-areal yg tidak produktif yang disebut
lahan kritis (Dariah et al. 2004; Kurnia 2010).
• Direktorat Bina Rehabilitasi dan Pengembangan Lahan,
Departemen Pertanian (1993) mendefinisikan lahan kritis
sebagai: kondisi lahan yang terjadi akibat penggunaan lahan
yang tidak sesuaidengan kemampuannya, sehingga
mengakibatkan terjadinya kerusakan lahan secara fisik, kimia
maupun biologis.
• Puslitbang Tanah dan Agroklimat (2004) mengartikan lahan
kritis sebagai lahan yang telah mengalami kerusakan fisik
tanah karena berkurangnya penutupan vegetasi dan adanya
gejala erosi (ditandai oleh adanya alur-alur drainase/torehan),
sehingga pada akhirnya mempengaruhi/mengganggu fungsi
hidrologi daerah sekitarnya.
2. Sektor Kehutanan
• Lahan terdegradasi juga dikenal sebagai lahan hutan yang
terlantar (abandoned land) yang cenderung menjadi open
access forest land, dimana atas lahan tersebut telah
diterbitkan konsesi, namun oleh berbagai sebab
(termasuk pencabutan konsesi), saat ini dalam keadaan
tidak dimanfaatkan atau dikuasai masyarakat untuk
penggunaan lain.
• Sektor kehutanan mendefinisikan lahan terdegradasi atau
lahan kritis sebagai lahan yang keadaan fisiknya
sedemikian rupa sehingga lahan tersebut tidak berfungsi
sesuai dengan peruntukannya sebagai media produksi
maupun sebagai media tata air (Kemenhut 52/Kpts-
II/2001).
3. Sektor Lingkungan Hidup dan Pertambangan
• Lahan terdegradasi adalah lahan yang telah menurun
fungsinya dan berkurang kemampuannya sebagai penyedia
jasa lingkungannya, kondisi tersebut diakibatkan kontaminasi
lahan oleh aktivitas manusia (tambang, sampah, dan lainnya)
dan kerusakan lingkungan/ekosistem aktivitas manusia (erosi,
banjir, dan lainnya) dan pertambangan.
• Degradasi lahan sebagai kerusakan lahan sehingga kehilangan
satu atau lebih fungsinya yang mengakibatkan daya dukung
lahan tersebut bagi kehidupan diatasnya berkurang atau
bahkan hilang.
• Parameter-parameter yang digunakan untuk penilaian lahan
terdegradasi umumnya bersifat kualitatif, sehingga untuk
kegunaan praktis agak sukar diaplikasikan di lapangan. Oleh
karena itu, dapat dipahami terdapat perbedaan data luas dan
kelas lahan terdegradsi yang menyebabkan prioritas
penanganan dan penanggulangganya pun berbeda-beda.
• Borrow (1991) menentukan tingkat degradasi lahan
didasarkan pada prinsip: lingkungan, ekonomi, sosial dan
legal/hukum.
• Hasil kajian lapang Balai Besar Litbang Sumberdaya Lahan (2007),
melaporkan ciri-ciri lapangan berbagai tingkatan lahan terdegradasi
antara lain:
Lahan potensial terdegradasi mempunyai ciri-ciri kondisi aktual di
lapangan seperti berikut ini :
(i) lahan masih tertutup vegetasi (permanen /pepohonan), tetapi
kondisi topografi atau keadaan lereng sedemikian curam (>25%),
dan
(ii) kondisi tanah atau batuan mudah longsor, atau peka erosi, maka
apabila vegetasi dibuka akan terjadi erosi kuat/berat.
Lahan terdegradasi ringan umumnya produktivitas lahan masih
cukup baik, tetapi bila penggunaannya tidak sesuai dengan
kemampuan dan tidak dilakukan usaha konservasi tanah dan air
akan cepat terdegradasi
Lahan terdegradasi sedang mempunyai ciri-ciri aktual di lapangan seperti
berikut ini :
(i) lahan telah mengalami erosi ringan sampai sedang (horizon A<5 cm)
antara lain erosi permukaan dan erosi alur, tetapi produktivitasnya
rendah, karena tingkat kesuburannya rendah;
(ii) lahan masih produktif tetapi tingkat bahaya erosi tinggi sehingga fungsi
hidrologi telah menurun. Bila tidak ada usaha perbaikan maka dalam
waktu relatif singkat akan menjadi kritis; dan solum tanah sedang (60-90
cm) dengan ketebalan lapisan atas (horizon A) umumnya <5 cm.
Lahan terdegradasi berat mempunyai ciri-ciri aktual di lapangan seperti
berikut ini:
(i) lahan tidak produktif atau produktivitasnya rendah sekali;
(ii) lahan telah mengalami erosi berat, dimana tingkat erosi umumnya erosi
parit (gully erosion), pada erosi permukaan seluruh horizon A telah hilang
dan sebagian horizon B;
(iii) persentase tutupan lahan <50%.
• Remediasi yang diartikan sebagai perbaikan lingkungan secara
umum diharapkan dapat menghindari resiko-resiko yang
ditimbulkan oleh kontaminasi logam yang berasal dari alam
(geochemical) dan akibat ulah manusia (anthropogenic).
• Pembenahan tanah atau terminologi umum dengan sebutan
remediasi atau rekondisi tanah yang mengalami degradasi
kesuburan, atau terkena cemaran sehingga menjadi kurang
produktif atau tidak subur.
• Pembenahan lahan kritis dan suboptimal dapat dilakukan
dengan berbagai metoda yaitu, reboisasi, penghijauan,
konservasi dan penambahan bahan organik.
REMIDIASI
• Ada dua jenis remediasi tanah, yaitu in-situ (atau on-site) dan
ex-situ (atau off-site).
1. Pembersihanon-site adalah pembersihan di lokasi 
Pembersihan ini lebih murah dan lebih mudah, terdiri dari
pembersihan, venting (injeksi), dan bioremediasi.
2. Pembersihan off-site meliputi penggalian tanah yang
tercemar dan kemudian dibawa ke daerah yang aman 
Setelah itu di daerah aman, tanah tersebut dibersihkan dari
zat pencemar  Caranya yaitu, tanah tersebut disimpan di
bak/tanki yang kedap, kemudian zat pembersih dipompakan
ke bak/tangki tersebut  Selanjutnya zat pencemar
dipompakan keluar dari bak yang kemudian diolah dengan
instalasi pengolahan limbah  biaya mahal
• Bioremediasi adalah proses pembersihan pencemaran tanah dengan
menggunakan mikroorganisme (jamur, bakteri)  bertujuan untuk
memecah atau mendegradasi zat pencemar menjadi bahan yang
kurang beracun atau tidak beracun (karbon dioksida dan air)
• Bioremediasi lahan dengan menggunakan mikroba tertentu yang
disebut dengan Inokulan Konsorsia Mikroba Rhizosfer (IMR) dapat
memulihkan lahan yang tadinya tidak subur menjadi lebih subur.
• Peneliti Pusat Aplikasi Isotop dan Radiasi (PAIR) Badan Tenaga Nuklir
Nasional (BATAN), Nana Mulyana mengatakan, bioremediasi telah
dikembangkan sejak tahun 60an. Secara terminologi, bioremediasi
berasal dari 2 kata, yakni bio dan remediasi.
• Fitoremediasi  penggunaan tanaman untuk menghilangkan
polutan dari tanah atau perairan yang terkontaminasi 
keunggulannya tidak membutuhkan biaya besar dan cukup
memadai untuk mengurangi terlepasnya kontaminan ke dalam
tanah (Notodarmojo, 2005).

More Related Content

Similar to Definisi Degradasi dan Remidiasi1.pptx (20)

Bab 4. Evaluasi Kemampuan Lahan 2014
Bab 4. Evaluasi Kemampuan Lahan 2014Bab 4. Evaluasi Kemampuan Lahan 2014
Bab 4. Evaluasi Kemampuan Lahan 2014
Purwandaru Widyasunu
Ìý
Pertemuan ke 9a_ Tanah Sawah_PMAET_2023.ppt
Pertemuan ke 9a_ Tanah Sawah_PMAET_2023.pptPertemuan ke 9a_ Tanah Sawah_PMAET_2023.ppt
Pertemuan ke 9a_ Tanah Sawah_PMAET_2023.ppt
ricky235411101008
Ìý
Geografi XI Sosial (SDA)
Geografi XI Sosial (SDA)Geografi XI Sosial (SDA)
Geografi XI Sosial (SDA)
MTR
Ìý
Makalah erosi
Makalah erosiMakalah erosi
Makalah erosi
Riyadi Davit
Ìý
Presentation BAHAN BIMTEK KOTA PALU.pptx
Presentation BAHAN BIMTEK KOTA PALU.pptxPresentation BAHAN BIMTEK KOTA PALU.pptx
Presentation BAHAN BIMTEK KOTA PALU.pptx
mohaldiansyah38
Ìý
Penebangan pokok boleh dikaitkan dengan penyahhutanan bermakna penghapusan hu...
Penebangan pokok boleh dikaitkan dengan penyahhutanan bermakna penghapusan hu...Penebangan pokok boleh dikaitkan dengan penyahhutanan bermakna penghapusan hu...
Penebangan pokok boleh dikaitkan dengan penyahhutanan bermakna penghapusan hu...
Mie Ahmad
Ìý
Pertambangan
PertambanganPertambangan
Pertambangan
agung_mabol
Ìý
Pertambangan
PertambanganPertambangan
Pertambangan
agung_mabol
Ìý
Presentasi Pencemaran tanah_5 Nov 2024.pdf
Presentasi Pencemaran tanah_5 Nov 2024.pdfPresentasi Pencemaran tanah_5 Nov 2024.pdf
Presentasi Pencemaran tanah_5 Nov 2024.pdf
Ditha39
Ìý
Pedosfer
PedosferPedosfer
Pedosfer
Fadhel Hizham
Ìý
Geografi Pencemaran Tanah
Geografi Pencemaran TanahGeografi Pencemaran Tanah
Geografi Pencemaran Tanah
Nur Rachmawati
Ìý
TANAH GAMBUT
TANAH GAMBUT TANAH GAMBUT
TANAH GAMBUT
RiaAnggun
Ìý
TUGAS KELOMPOK 4 TEKNIK BIOSISTEM TEP 2.pptx
TUGAS KELOMPOK 4 TEKNIK BIOSISTEM TEP 2.pptxTUGAS KELOMPOK 4 TEKNIK BIOSISTEM TEP 2.pptx
TUGAS KELOMPOK 4 TEKNIK BIOSISTEM TEP 2.pptx
endang460976
Ìý
Daerah aliran sungai
Daerah aliran sungaiDaerah aliran sungai
Daerah aliran sungai
Abhy Taridala
Ìý
Perubahan lingkungan fisik
Perubahan lingkungan fisikPerubahan lingkungan fisik
Perubahan lingkungan fisik
okejelly
Ìý
Degradasi lahan dan dampaknya terhadap kehidupan (*tugas kelompok)
Degradasi lahan dan dampaknya terhadap kehidupan (*tugas kelompok)Degradasi lahan dan dampaknya terhadap kehidupan (*tugas kelompok)
Degradasi lahan dan dampaknya terhadap kehidupan (*tugas kelompok)
Ellyvia Trisnawati
Ìý
Pengelolahan Lahan Gambut Untuk Pertanian.pptx
Pengelolahan Lahan Gambut Untuk Pertanian.pptxPengelolahan Lahan Gambut Untuk Pertanian.pptx
Pengelolahan Lahan Gambut Untuk Pertanian.pptx
edisaputra49
Ìý
Pengelolaan Lahan Gambut Sebagai Media Tanam Dan Implikasinya Terhadap Konser...
Pengelolaan Lahan Gambut Sebagai Media Tanam Dan Implikasinya Terhadap Konser...Pengelolaan Lahan Gambut Sebagai Media Tanam Dan Implikasinya Terhadap Konser...
Pengelolaan Lahan Gambut Sebagai Media Tanam Dan Implikasinya Terhadap Konser...
d1051231053
Ìý
Kerusakan lingkungan lahan dan pencegahannya
Kerusakan lingkungan lahan dan pencegahannyaKerusakan lingkungan lahan dan pencegahannya
Kerusakan lingkungan lahan dan pencegahannya
Annisa Wasistiana
Ìý
Bab 4. Evaluasi Kemampuan Lahan 2014
Bab 4. Evaluasi Kemampuan Lahan 2014Bab 4. Evaluasi Kemampuan Lahan 2014
Bab 4. Evaluasi Kemampuan Lahan 2014
Purwandaru Widyasunu
Ìý
Pertemuan ke 9a_ Tanah Sawah_PMAET_2023.ppt
Pertemuan ke 9a_ Tanah Sawah_PMAET_2023.pptPertemuan ke 9a_ Tanah Sawah_PMAET_2023.ppt
Pertemuan ke 9a_ Tanah Sawah_PMAET_2023.ppt
ricky235411101008
Ìý
Geografi XI Sosial (SDA)
Geografi XI Sosial (SDA)Geografi XI Sosial (SDA)
Geografi XI Sosial (SDA)
MTR
Ìý
Makalah erosi
Makalah erosiMakalah erosi
Makalah erosi
Riyadi Davit
Ìý
Presentation BAHAN BIMTEK KOTA PALU.pptx
Presentation BAHAN BIMTEK KOTA PALU.pptxPresentation BAHAN BIMTEK KOTA PALU.pptx
Presentation BAHAN BIMTEK KOTA PALU.pptx
mohaldiansyah38
Ìý
Penebangan pokok boleh dikaitkan dengan penyahhutanan bermakna penghapusan hu...
Penebangan pokok boleh dikaitkan dengan penyahhutanan bermakna penghapusan hu...Penebangan pokok boleh dikaitkan dengan penyahhutanan bermakna penghapusan hu...
Penebangan pokok boleh dikaitkan dengan penyahhutanan bermakna penghapusan hu...
Mie Ahmad
Ìý
Pertambangan
PertambanganPertambangan
Pertambangan
agung_mabol
Ìý
Pertambangan
PertambanganPertambangan
Pertambangan
agung_mabol
Ìý
Presentasi Pencemaran tanah_5 Nov 2024.pdf
Presentasi Pencemaran tanah_5 Nov 2024.pdfPresentasi Pencemaran tanah_5 Nov 2024.pdf
Presentasi Pencemaran tanah_5 Nov 2024.pdf
Ditha39
Ìý
Geografi Pencemaran Tanah
Geografi Pencemaran TanahGeografi Pencemaran Tanah
Geografi Pencemaran Tanah
Nur Rachmawati
Ìý
TANAH GAMBUT
TANAH GAMBUT TANAH GAMBUT
TANAH GAMBUT
RiaAnggun
Ìý
TUGAS KELOMPOK 4 TEKNIK BIOSISTEM TEP 2.pptx
TUGAS KELOMPOK 4 TEKNIK BIOSISTEM TEP 2.pptxTUGAS KELOMPOK 4 TEKNIK BIOSISTEM TEP 2.pptx
TUGAS KELOMPOK 4 TEKNIK BIOSISTEM TEP 2.pptx
endang460976
Ìý
Daerah aliran sungai
Daerah aliran sungaiDaerah aliran sungai
Daerah aliran sungai
Abhy Taridala
Ìý
Perubahan lingkungan fisik
Perubahan lingkungan fisikPerubahan lingkungan fisik
Perubahan lingkungan fisik
okejelly
Ìý
Degradasi lahan dan dampaknya terhadap kehidupan (*tugas kelompok)
Degradasi lahan dan dampaknya terhadap kehidupan (*tugas kelompok)Degradasi lahan dan dampaknya terhadap kehidupan (*tugas kelompok)
Degradasi lahan dan dampaknya terhadap kehidupan (*tugas kelompok)
Ellyvia Trisnawati
Ìý
Pengelolahan Lahan Gambut Untuk Pertanian.pptx
Pengelolahan Lahan Gambut Untuk Pertanian.pptxPengelolahan Lahan Gambut Untuk Pertanian.pptx
Pengelolahan Lahan Gambut Untuk Pertanian.pptx
edisaputra49
Ìý
Pengelolaan Lahan Gambut Sebagai Media Tanam Dan Implikasinya Terhadap Konser...
Pengelolaan Lahan Gambut Sebagai Media Tanam Dan Implikasinya Terhadap Konser...Pengelolaan Lahan Gambut Sebagai Media Tanam Dan Implikasinya Terhadap Konser...
Pengelolaan Lahan Gambut Sebagai Media Tanam Dan Implikasinya Terhadap Konser...
d1051231053
Ìý
Kerusakan lingkungan lahan dan pencegahannya
Kerusakan lingkungan lahan dan pencegahannyaKerusakan lingkungan lahan dan pencegahannya
Kerusakan lingkungan lahan dan pencegahannya
Annisa Wasistiana
Ìý

Definisi Degradasi dan Remidiasi1.pptx

  • 1. ANALISIS DEGRADASI DAN REMEDIASI LAHAN S 2 I L M U T A N A H F A K U L T A S P E R T A N I A N U N I V E R S I T A S T A N J U N G P U R A 2 0 2 3
  • 2. MATERI • PENGERTIAN DEGRADASI DAN REMEDIASI LAHAN • FAKTOR-FAKTOR TERJADINYA DEGRADASI LAHAN • JENIS-JENIS DEGRADASI LAHAN  DEGRADASI FISIK, DEGRADASI KIMIA DAN DEGRADASI HAYATI/BIOLOGI
  • 3. PENGERTIAN-PENDAHULUAN • DEGRADASI  Degradasi lahan adalah proses penurunan produktivitas lahan yang sifatnya sementara maupun tetap, dicirikan dengan penurunan sifat fisik, kimia dan biologi (FAO 1994; Kurnia 2001; Kusmaryono 2000). Kecenderungan penurunan (degradasi) sumberdaya lahan akan semakin meningkat, sebagai dampak pertumbuhan penduduk. • Lahan terdegradasi bukan saja merupakan lahan yang tidak produktif, tetapi juga dapat menjadi sumber bencana, mulai dari kekeringan, banjir, tanah longsor, sampai kebakaran yang bisa berdampak terhadap terjadinya percepatan pemanasan global. Akibat negatif adanya lahan terdegradasi tidak hanya dirasakan di lokasi di mana lahan terdegradasi berada, tetapi menyebar sangat jauh dan luas.
  • 4. • Dari sudut pandang fungsi dan manfaat suatu lahan  maka lahan tersebut dianggap telah terdegradasi jika tidak dapat memberikan manfaat sebagaimana yang diharapkan. • Manfaat ini dapat mencakup manfaat ekonomi, ekologi, sosial dan kultural. • Dengan demikian lahan terdegradasi merupakan lahan yang telah mengalami penurunan manfaat dari yang seharusnya atau diharapkan sesuai fungsinya, misal untuk kepentingan pertanian, jasa ekosistem dari lahan yang diharapkan di antaranya adalah sebagai pengatur tata air, penghasil sandang, pangan dan papan, dan lain sebagainya.
  • 5. • Degradasi lahan adalah proses penurunan produktivitas lahan yang sifatnya sementara maupun tetap, dicirikan dengan penurunan sifat fisik, kimia dan biologi. Termasuk degradasi lahan adalah pengaruh manusia terhadap sumberdaya air, penggundulan hutan (deforestration) dan penurunan produktivitas padang penggembalaan (FAO 1983, Chrisholm et al. 1987, UNEP 1992; Kurnia 1996). • Barrow (1991), menyebutkan degradasi lahan sebagai proses hilangnya atau berkurangnya kegunaan atau potensi kegunaan lahan untuk mendukung kehidupan. Kehilangan atau perubahan karakteristik/sifat lahan tersebut menyebabkan fungsinya tidak dapat diganti oleh yang lain. Akibat lanjut dari proses degradasi lahan adalah timbulnya areal-areal yang tidak produktif yang disebut lahan kritis (Dariah et al. 2004).
  • 6. • Jika proses degradasi lahan dapat diberi arti sama dengan kerusakan lahan, maka mengacu pada peraturan pemerintah No. 150 Tahun 2000 tentang pengendalian kerusakan tanah untuk produksi biomassa, yang dimaksud dengan kerusakan lahan adalah berubahnya sifat lahan, dalam hal ini penurunan kualitas lahan, yang melampaui kriteria baku kerusakan lahan. Kerusakan tanah dapat terjadi pada lahan kering, lahan basah/rawa dan lahan gambut.
  • 7. • Pada dasarnya degradasi lahan disebabkan karena adanya penggunaan dan/atau pengelolaan lahan yang kurang tepat. • Menurut PP No. 150/2000  lahan rawa telah mengalami kerusakan/ terdegradasi bila : 1. telah didrainase sehingga tinggi muka air tanah (dikukur dari permukaan tanah) di musim hujan >25 cm dan dimusim kemarau >80 cm. 2. lahan rawa gambut, lahan tersebut telah rusak/terdegradasi bila telah terjadi penurunan permukaan tanah (subsiden) rata-rata 35 cm per 5 tahun pada lahan gambut berketebalan >3m, atau telah terjadi penurunan 10% dari ketebalan gambut bila tebal gambutnya <3m.
  • 8. • Degradasi secara fisik di antaranya terjadi dalam bentuk pemadatan, pergerakan, ketidakseimbangan air, ter-halangnya aerasi dan drainase, dan kerusakan struktur tanah. • Degradasi kimiawi terdiri dari asidifikasi, pengurasan dan pencucian hara, ketidakseimbangan unsur hara dan keracunan, salinization (salinisasi), acidification (pemasaman) dan alkalinization (alkanisasi), serta polusi (pencemaran). • Degradasi biologis meliputi penurunan karbon organik tanah, penurunan keaneka-ragaman hayati tanah dan vegetasi, serta penurunan karbon biomas.
  • 9. • Khusus pada tanah tropika basah ada beberapa proses penting yang menyebabkan tanah terdegradasi, diantaranya yaitu : 1. Degradasi fisik yang terlihat dari memburuknya struktur tanah  memicu timbulnya pemadatan, aliran banjir yang berlebihan serta erosi tanah yang dipercepat. 2. Degradasi kimia yang berhubungan dengan terganggunya siklus dan unsur-unsur lainnya. 3. Degradasi biologi yang berhubungan dengan menurunnya kualitas serta kuantitas pada bahan organik tanah, adanya aktivitas biotik serta keragaman spesies fauna pada tanah yang juga ikut menurun.
  • 10. DEFINISI DEGRADASI BERDASARKAN SEKTOR YANG BERKAITAN DENGAN LAHAN 1. Sektor Pertanian • Lahan terdegradasi adalah lahan pertanian yang produktivitasnya telah menurun akibat kondisi lahan khususnya tanah permukaannya (top soil) telah memburuk. • Salah satu bentuk lahan terdegradasi dikenal sebagai lahan tidur/terlantar, yaitu lahan pertanian yang pernah dimanfaatkan, namun karena lahannya kurang sesuai untuk pertanian menjadikan lahan tidak produktif dan tidak dimanfaatkan lagi atau menjadi terlantar. • Akibat lanjut dari proses degradasi lahan adalah timbulnya areal- areal yang tidak produktif yang disebut lahan kritis
  • 11. • Degradasi lahan sebagai proses penurunan produktivitas lahan yang sifatnya sementara maupun tetap, dicirikan dengan penurunan sifat fisik, kimia dan biologi (Shresta, 1995; Singer, 2006; Sitorus, 2011). Akibat lanjut dari proses degradasi lahan adalah timbulnya areal-areal yg tidak produktif yang disebut lahan kritis (Dariah et al. 2004; Kurnia 2010). • Direktorat Bina Rehabilitasi dan Pengembangan Lahan, Departemen Pertanian (1993) mendefinisikan lahan kritis sebagai: kondisi lahan yang terjadi akibat penggunaan lahan yang tidak sesuaidengan kemampuannya, sehingga mengakibatkan terjadinya kerusakan lahan secara fisik, kimia maupun biologis.
  • 12. • Puslitbang Tanah dan Agroklimat (2004) mengartikan lahan kritis sebagai lahan yang telah mengalami kerusakan fisik tanah karena berkurangnya penutupan vegetasi dan adanya gejala erosi (ditandai oleh adanya alur-alur drainase/torehan), sehingga pada akhirnya mempengaruhi/mengganggu fungsi hidrologi daerah sekitarnya.
  • 13. 2. Sektor Kehutanan • Lahan terdegradasi juga dikenal sebagai lahan hutan yang terlantar (abandoned land) yang cenderung menjadi open access forest land, dimana atas lahan tersebut telah diterbitkan konsesi, namun oleh berbagai sebab (termasuk pencabutan konsesi), saat ini dalam keadaan tidak dimanfaatkan atau dikuasai masyarakat untuk penggunaan lain. • Sektor kehutanan mendefinisikan lahan terdegradasi atau lahan kritis sebagai lahan yang keadaan fisiknya sedemikian rupa sehingga lahan tersebut tidak berfungsi sesuai dengan peruntukannya sebagai media produksi maupun sebagai media tata air (Kemenhut 52/Kpts- II/2001).
  • 14. 3. Sektor Lingkungan Hidup dan Pertambangan • Lahan terdegradasi adalah lahan yang telah menurun fungsinya dan berkurang kemampuannya sebagai penyedia jasa lingkungannya, kondisi tersebut diakibatkan kontaminasi lahan oleh aktivitas manusia (tambang, sampah, dan lainnya) dan kerusakan lingkungan/ekosistem aktivitas manusia (erosi, banjir, dan lainnya) dan pertambangan.
  • 15. • Degradasi lahan sebagai kerusakan lahan sehingga kehilangan satu atau lebih fungsinya yang mengakibatkan daya dukung lahan tersebut bagi kehidupan diatasnya berkurang atau bahkan hilang. • Parameter-parameter yang digunakan untuk penilaian lahan terdegradasi umumnya bersifat kualitatif, sehingga untuk kegunaan praktis agak sukar diaplikasikan di lapangan. Oleh karena itu, dapat dipahami terdapat perbedaan data luas dan kelas lahan terdegradsi yang menyebabkan prioritas penanganan dan penanggulangganya pun berbeda-beda. • Borrow (1991) menentukan tingkat degradasi lahan didasarkan pada prinsip: lingkungan, ekonomi, sosial dan legal/hukum.
  • 16. • Hasil kajian lapang Balai Besar Litbang Sumberdaya Lahan (2007), melaporkan ciri-ciri lapangan berbagai tingkatan lahan terdegradasi antara lain: Lahan potensial terdegradasi mempunyai ciri-ciri kondisi aktual di lapangan seperti berikut ini : (i) lahan masih tertutup vegetasi (permanen /pepohonan), tetapi kondisi topografi atau keadaan lereng sedemikian curam (>25%), dan (ii) kondisi tanah atau batuan mudah longsor, atau peka erosi, maka apabila vegetasi dibuka akan terjadi erosi kuat/berat. Lahan terdegradasi ringan umumnya produktivitas lahan masih cukup baik, tetapi bila penggunaannya tidak sesuai dengan kemampuan dan tidak dilakukan usaha konservasi tanah dan air akan cepat terdegradasi
  • 17. Lahan terdegradasi sedang mempunyai ciri-ciri aktual di lapangan seperti berikut ini : (i) lahan telah mengalami erosi ringan sampai sedang (horizon A<5 cm) antara lain erosi permukaan dan erosi alur, tetapi produktivitasnya rendah, karena tingkat kesuburannya rendah; (ii) lahan masih produktif tetapi tingkat bahaya erosi tinggi sehingga fungsi hidrologi telah menurun. Bila tidak ada usaha perbaikan maka dalam waktu relatif singkat akan menjadi kritis; dan solum tanah sedang (60-90 cm) dengan ketebalan lapisan atas (horizon A) umumnya <5 cm. Lahan terdegradasi berat mempunyai ciri-ciri aktual di lapangan seperti berikut ini: (i) lahan tidak produktif atau produktivitasnya rendah sekali; (ii) lahan telah mengalami erosi berat, dimana tingkat erosi umumnya erosi parit (gully erosion), pada erosi permukaan seluruh horizon A telah hilang dan sebagian horizon B; (iii) persentase tutupan lahan <50%.
  • 18. • Remediasi yang diartikan sebagai perbaikan lingkungan secara umum diharapkan dapat menghindari resiko-resiko yang ditimbulkan oleh kontaminasi logam yang berasal dari alam (geochemical) dan akibat ulah manusia (anthropogenic). • Pembenahan tanah atau terminologi umum dengan sebutan remediasi atau rekondisi tanah yang mengalami degradasi kesuburan, atau terkena cemaran sehingga menjadi kurang produktif atau tidak subur. • Pembenahan lahan kritis dan suboptimal dapat dilakukan dengan berbagai metoda yaitu, reboisasi, penghijauan, konservasi dan penambahan bahan organik. REMIDIASI
  • 19. • Ada dua jenis remediasi tanah, yaitu in-situ (atau on-site) dan ex-situ (atau off-site). 1. Pembersihanon-site adalah pembersihan di lokasi  Pembersihan ini lebih murah dan lebih mudah, terdiri dari pembersihan, venting (injeksi), dan bioremediasi. 2. Pembersihan off-site meliputi penggalian tanah yang tercemar dan kemudian dibawa ke daerah yang aman  Setelah itu di daerah aman, tanah tersebut dibersihkan dari zat pencemar  Caranya yaitu, tanah tersebut disimpan di bak/tanki yang kedap, kemudian zat pembersih dipompakan ke bak/tangki tersebut  Selanjutnya zat pencemar dipompakan keluar dari bak yang kemudian diolah dengan instalasi pengolahan limbah  biaya mahal
  • 20. • Bioremediasi adalah proses pembersihan pencemaran tanah dengan menggunakan mikroorganisme (jamur, bakteri)  bertujuan untuk memecah atau mendegradasi zat pencemar menjadi bahan yang kurang beracun atau tidak beracun (karbon dioksida dan air) • Bioremediasi lahan dengan menggunakan mikroba tertentu yang disebut dengan Inokulan Konsorsia Mikroba Rhizosfer (IMR) dapat memulihkan lahan yang tadinya tidak subur menjadi lebih subur. • Peneliti Pusat Aplikasi Isotop dan Radiasi (PAIR) Badan Tenaga Nuklir Nasional (BATAN), Nana Mulyana mengatakan, bioremediasi telah dikembangkan sejak tahun 60an. Secara terminologi, bioremediasi berasal dari 2 kata, yakni bio dan remediasi.
  • 21. • Fitoremediasi  penggunaan tanaman untuk menghilangkan polutan dari tanah atau perairan yang terkontaminasi  keunggulannya tidak membutuhkan biaya besar dan cukup memadai untuk mengurangi terlepasnya kontaminan ke dalam tanah (Notodarmojo, 2005).