Penelitian ini menguji pengaruh kombinasi ekstrak etanol daun salam dan niasin terhadap kadar LDL dan HDL pada tikus. Hasilnya menunjukkan bahwa pemberian ekstrak daun salam, niasin, dan kombinasi keduanya secara signifikan dapat menurunkan kadar LDL dan meningkatkan HDL pada tikus. Kombinasi dosis terbaik adalah ekstrak daun salam 90 mg dan niasin 27 mg."
1 of 13
Downloaded 11 times
More Related Content
EFFECT OF COMBINATION EXTRACT OF BAY LEAVES AND NIACIN TO LOWERING LDL LEVELS AND RAISE HDL LEVELS IN WHITE MALE RATS
1. 1
EFEK KOMBINASI EKSTRAK ETANOLIK DAUN SALAM
(Eugenia polyantha Wight.) DAN NIASIN TERHADAP
PENURUNAN KADAR LDL DAN PENINGKATAN
KADAR HDL PADA TIKUS PUTIH JANTAN
EFFECT OF COMBINATION EXTRACT OF BAY LEAVES
AND NIACIN TO LOWERING LDL LEVELS AND
RAISE HDL LEVELS IN WHITE MALE RATS
Pradita Setyaningrum1, Lucia Vita Inandha Dewi1, Vivin Nopiyanti1
1Fakultas Farmasi, Universitas Setia Budi
Jl. Letjen Sutoyo, Mojosongo, Surakarta 57127 Telp.0271-852518
Korespondensi : dhecassie@gmail.com / lucia.vita@yahoo.com
INTISARI
Aterosklerosis merupakan etiologi primer dari penyakit jantung koroner.
Meningkatnya LDL dan menurunnya HDL menyebabkan keadaan hiperlipidemia.
Daun salam mengandung flavonoid yang mempunyai aktivitas antioksidan. Penelitian
ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh pemberian kombinasi ekstrak etanolik daun
salam (Eugenia polyantha Wight.) dan niasin terhadap penurunan LDL dan
peningkatan HDL pada tikus putih jantan.
Penelitian ini menggunakan 30 ekor tikus putih jantan yang dibagi menjadi 6
kelompok uji. Ekstrak daun salam diperoleh dengan metode maserasi menggunakan
pelarut etanol 70%. Kelompok I (CMC 0,5%), kelompok II (niasin), kelompok III
(ekstrak daun salam 180 mg/g BB tikus), kelompok IV sebagai (ekstrak daun salam
90 mg/g BB tikus dan niasin 27 mg/g BB tikus), kelompok V sebagai (ekstrak daun
salam 135 mg/g BB tikus dan niasin 13,5 mg/g BB tikus) dan kelompok VI (ekstrak
daun salam 45 mg/g BB tikus dan niasin 40,5 mg/g BB tikus). Analisis data
menggunakan uji Kolmogorof Smirnov, ANOVA satu arah kemudian dilanjutkan
dengan Post Hoc Test.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa dosis tunggal ekstrak salam, kombinasi
I, kombinasi II dan kombinasi III dapat menurunkan kadar LDL dan meningkatkan
kadar HDL yang bermakna (p<0,05). Dosis kombinasi ekstrak etanol daun salam
90mg/200g BB : niasin 27 mg/200g BB tikus (50:50) paling efektif menurunkan
kadar LDL dan meningkatkan kadar HDL.
Kata kunci : daun salam, niasin, LDL, HDL
ABSTRACT
Atherosclerosis is an etiology of Coronary Heart Disease (CHD). Increasing
LDL and decreasing HDL cause a state of hyperlipidemia. Bay leaves contain
2. 2
flavonoids as an antioxidant. This study aimed to determine influence combination
of ethanolic extract of bay leaves and niacin on LDL and HDL levels in male rats and
to determine the dose combination are most effective to decrease LDL levels and
increase HDL levels.
This study used 30 male rats were divided into 6 groups. Bay leaves extracts
obtained by maceration using ethanol 70%. Group I (CMC 0,5 %), Group II (niacin),
Group III (bay leaves extract 180 mg/g rats BW), Group IV (bay leaves extract 90
mg/g rats BW and niacin 27 mg/g rats BW), Group V (bay leaves extract 135 mg/g
rats BW and niacin 13,5 mg/g rats BW), Group VI (bay leaves extract 45 mg/g rats
BW and niacin 40,5 mg/g rats BW). Analyzed by Kolmogorof Smirnov test, one-way
ANOVA followed by Post Hoc Test.
The results showed that bay leaves extract, combination I, combination II,
combination III can lower LDL levels and raise HDL levels were significantly (p <
0,05). Combination dose of ethanol extract of bay leaves 90 mg/g rats BW and niacin
27 mg/g BW (50:50) most effectively lower LDL levels and raise HDL levels.
Keyword : bay leaves, niacin, LDL, HDL
PENDAHULUAN
Hiperlipidemia merupakan
suatu keadaan meningkatnya kadar
lipid darah yang ditandai dengan
meningkatnya kadar trigliserida, LDL,
dan kolesterol total dalam darah yang
melebihi batas normal. Hiperlipidemia
merupakan penyebab utama
aterosklerosis dan aterosklerosis
berkaitan dengan penyakit jantung
koroner (PJK), serebrovaskular
iskemia dan penyakit pembuluh perifer
(Goodman & Gilman 2007). Proses
aterosklerosis yang terjadi di
pembuluh darah jantung dapat memicu
terjadinya penyakit jantung koroner,
dan apabila terjadi di pembuluh darah
otak dapat menyebabkan stroke.
Menurut hasil survei dari
Badan Penelitian dan Pengembangan
Kesehatan Departemen Kesehatan
Republik Indonesia melalui Survei
Kesehatan Rumah Tangga (SKRT),
sejak tahun 1992 sampai survei terbaru
tahun 2004, PJK masih menempati
urutan pertama penyakit kronis yang
diderita dan penyebab kematian di
Indonesia (Soemantri et al. 2005).
Pengelolaan hiperlipidemia
sangat berguna untuk menghindari
terjadinya aterosklerosis.
Perkembangan aterosklerosis dapat
dihambat apabila kadar kolesterol
3. 3
dalam darah berhasil dikontrol dengan
baik, yaitu dengan menurunkan kadar
LDL plasma dan meningkatkan kadar
HDL plasma (Baraas 2003).
Merebaknya kecenderungan
atau gaya hidup kembali ke alam (back
to nature) semakin menambah
keingintahuan masyarakat tentang
masyarakat tentang khasiat tanaman
obat (Sudewo 2005). Daun salam
merupakan daun yang sering
dipergunakan sebagai bumbu pada
masakan karena baunya yang sedap.
Daun salam selain digunakan sebagai
bumbu masakan, bisa juga digunakan
untuk mengobati berbagai macam
penyakit, antara lain diare, kencing
manis, menurunkan kadar kolesterol
yang tinggi, menurunkan tekanan
darah tinggi, sakit maag, kudis, gatal-
gatal (Dalimartha 2000). Secara ilmiah
daun salam dapat digunakan sebagai
antidiare (Nuratmi 1999), untuk
menurunkan glukosa darah (Studiawan
& Santosa 2005), menurunkan asam
urat (Ariyanti et al. 2007; Muhtadi et
al. 2012), antioksidan (Ekawati 2007),
menurunkan LDL (Pidrayanti 2008),
dan menaikkan HDL (Agung 2008).
Hasil penelitian sebelumnya
mengungkapkan bahwa ekstrak air
daun salam (Eugenia polyantha
Wight.) dapat memberikan efek
penurunan kadar kolesterol (Prahastuti
2011).
Tujuan dari penelitian ini
adalah mengetahui pengaruh dosis
kombinasi ekstrak etanol daun salam
(Eugenia polyantha Wight.) dan niasin
terhadap penurunan kadar LDL dan
kenaikan kadar HDL pada tikus putih
jantan galur wistar dan mengetahui
perbandingan dosis kombinasi yang
paling efektif untuk menurunkan kadar
LDL dan menaikkan kadar HDL
dalam darah tikus putih jantan galur
wistar.
METODE PENELITIAN
Alat, Bahan, dan Hewan Uji
Alat. Botol maserasi, kain flanel,
timbangan elektrik, beaker glass,
vakum, oven, rotary evaporator,
blender dan ayakan no.40. Alat untuk
mengukur kadar kelembaban adalah
moisture balance.
Bahan. Daun salam, etanol 70%,
aquadest, propiltiourasil, CMC 0,5%,
4. 4
niasin, reagen kit kolesterol, reagen
LDL dan HDL.
Hewan uji. Tikus putih jantan galur
wistar dengan umur ± 3-4 bulan
dengan berat badan ±200 g.
Jalannya Penelitian
Pembuatan ekstrak etanol 70%
daun salam
Daun salam yang telah dikeringkan,
dibuat serbuk kemudian diekstraksi
dengan cara maserasi menggunakan
pelarut etanol 70 %. Hasil ekstraksi
diuapkan dengan penangas air hingga
didapat ekstrak kental.
Identifikasi Kandungan Kimia Daun
Salam
Identifikasi flavonoid. Sampel
diencerkan dengan sedikit air ditambah
serbuk Mg alkohol-HCl (1:1) dan
pelarut amil alkohol dikocok kuat agar
memisah. Reaksi positif ditunjukkan
adanya warna merah/kuning/jingga
pada lapisan amil alkohol.
Identifikasi saponin. Sampel
dididihkan dengan air kemudian
didinginkan lalu dikocok dan
didiamkan beberapa menit.
Terbentuknya busa yang stabil berarti
positif terdapat saponin.
Identifikasi tanin. Identifikasi
dilakukan dengan cara sampel
dididihkan dengan 20 ml air lalu
disaring. Ditambahkan beberapa tetes
feriklorida 1% dan terbentuknya warna
coklat kehijauan atau biru kehitaman
menunjukkan adanya tanin.
Uji Efek Hiperlipidemia
Dosis Propiltiourasil. Suspensi
propiltiourasil dibuat dengan
melarutkan 1 tablet yang mengandung
100 mg propiltiourasil ditambah
suspensi CMC 0,5% sampai volume
1000 ml.
Dosis CMC 0,5 %. Suspensi CMC
0,5% dibuat sebanyak 500 mg dalam
100 ml aquadest.
Dosis niasin. Dosis niasin yang
digunakan adalah 3000 mg pada 70 kg
BB manusia (54 mg/200g BB tikus).
Dosis ekstrak. Variasi dosis ekstrak
etanol daun salam yang digunakan
adalah 1 DE (180 mg/200 g bb),
kombinasi ekstrak daun salam 90 mg :
niasin 27 mg (50 :50), kombinasi
ekstrak daun salam 135 mg : niasin
13,5 mg (75 : 25) dan kombinasi
ekstrak daun salam 45 mg : niasin 40,5
mg (25 : 75). Ekstrak daun salam dan
5. 5
niasin disuspensikan dengan CMC
0,5% dan aquadest sampai 100 ml.
Pemeriksaan kadar LDL dan HDL
30 ekor hewan uji dibagi menjadi 6
kelompok. Sebelum digunakan untuk
percobaan, tikus diadaptasikan terlebih
dahulu selama 7 hari, lalu diambil
darahnya untuk diperiksa kadar LDL
dan HDLnya. Pengambilan darah
dilakukan dengan cara memasukkan
pipa kapiler di daerah vena mata tikus.
Darah yang mengalir ditampung dalam
tabung, kemudian sampel didiamkan
15 menit lalu disentrifuge selama 15
menit dengan kecepatan 3000 rpm.
Tahap selanjutnya tikus diinduksi
dengan propiltiourasil 0,01% dan 1
butir telur puyuh/tikus selama 14 hari,
lalu diperiksa kadar LDL dan HDL
pada tikus. Tahap terakhir yaitu
masing-masing kelompok diber
perlakuan selama 14 hari. Pembagian
kelompok perlakuan sebagai berikut:
Kelompok I : kontrol negatif
Kelompok II : niasin
Kelompok III : ekstrak daun salam 180
mg/200 g bb
Kelompok IV : kombinasi dosis
ekstrak daun salam 90 mg dan niasin
27 mg (50 : 50)
Kelompok V : kombinasi dosis ekstrak
daun salam 135 mg dan niasin 13,5 mg
(75 : 25)
Kelompok VI : kombinasi dosis
ekstrak daun salam 45 mg dan niasin
40,5 mg (25 : 75)
Setelah 14 diberi perlakuan tikus
diambil darahnya untuk diperiksa
kadar LDL dan HDL setelah
perlakuan. Metode yang digunakan
untuk pemeriksaan kadar LDL dan
HDL dalam penelitian ini adalah
metode CHOD-PAP, kemudian
pengukuran kadar LDL dan HDL
menggunakan alat fotometer stardust.
Analisa Data
Analisis data terlebih dahulu
dilihat apakah data tersebut
terdistribusi normal atau tidak
menggunakan uji distribusi normal
(Kolmogorov Smirnov). Jika data tidak
terdistribusi normal (p < 0,05)
dilanjutkan dengan metode uji non
parametik, sedangkan jika data
terdistribusi normal (p > 0,05)
dilanjutkan dengan uji parametik
6. 6
(ANOVA). Analisis dilanjutkan
dengan Post Hoc Test untuk
mengetahui perbedaan mean antara
kelompok tersebut signifikan atau
tidak dengan menggunakan program
SPSS for windows Release 17.
HASIL PENELITIAN DAN
PEMBAHASAN
Hasil identifikasi kandungan kimia
daun salam. Hasil identifikasi
kandungan kimia daun salam
menyatakan ekstrak mengandung
flavonoid, saponin, dan tanin.
Hasil rata-rata penurunan kadar
LDL
Hasil rata-rata kadar LDL pada hari
ke-0, hari ke-14 dan hari ke-28 setelah
pemberian perlakuan peroral dapat
dilihat pada tabel 1.
Tabel 1. Rata-rata kadar LDL tikus putih jantan pada setiap kelompok perlakuan
Kelompok Rata-rata LDL (mg/dL) Kenaikan
(mg/dL)
Penurunan
(mg/dL)
T0 T14 T28 Δ T14-T0 Δ T14-T28
I 46,2 131.4 124.8 85,4 6,6
II 44,4 128.4 67 84 61,4
III 43,2 132.4 83.2 89,2 49,2
IV 46 132 73.8 86 58,2
V 42,8 129.2 88.2 86,4 41
VI 46,6 135.4 93.4 88,8 42
Keterangan :
Kelompok I : kontrol negatif
Kelompok II : dosis tunggal niasin 54mg/200g BB tikus
Kelompok III : dosis tunggal ekstrak daun salam180 mg/200g BB tikus
Kelompok VI : dosis kombinasi I, daun salam 90 mg/200g BB tikus : niasin 27 mg/200g BB tikus (50 :
50)
Kelompok V : dosis kombinasi II, daun salam 135 mg/200g BB tikus : niasin 13,5 mg/200g BB tikus
(75 : 25)
Kelompok VI : dosis kombinasi III, daun salam 45 mg/200g BB tikus : niasin 40,5 mg/200g BB tikus
(25 : 75)
7. 7
Gambar 1. Rata-rata kadar LDL serum tikus putih (mg/dL)
Berdasarkan tabel di atas hasil
dari analisis statistik menggunakan uji
Kolmogorov Smirnov penurunan kadar
LDL terdistribusi normal (p> 0,05).
Varian data sama (p>0,05) dilanjutkan
uji One-Way ANOVA dan uji Tukey
HSD. Berdasarkan hasil uji Tukey
HSD kelompok kontrol negatif
berbeda nyata dengan semua
kelompok perlakuan. Pada kelompok
II niasin tidak memiliki perbedaan
yang nyata dengan kelompok III, IV,
V dan VI. Dosis ekstrak daun salam 90
mg : niasin 27 mg (50 : 50) dianggap
efektif karena merupakan dosis yang
paling berpengaruh terhadap
penurunan LDL dengan rata-rata
penurunan kadar LDL lebih besar dari
dosis tunggal, kombinasi ekstrak daun
salam 135 mg : niasin 13,5 mg (75 :
25) dan kombinasi ekstrak daun salam
45 mg : niasin 40,5 mg (25 : 75).
Niasin dan ekstrak menurunkan
kadar LDL dengan mekanisme yang
berbeda. Niasin mengurangi kadar
kolesterol dengan cara melibatkan
penghambatan sekresi VLDL, yang
selanjutnya menurunkan produksi
LDL. Menurut Nidjveldt (2001)
flavonoid merupakan antioksidan
karena dapat menangkap radikal bebas
dengan membebaskan atom hidrogen
dari gugus hidroksilnya, dikatakan
juga bahwa flavonoid dapat
menghalangi reaksi oksidasi LDL
dalam tubuh. Kerusakan endotelium
0
50
100
150
I II III IV V VI
kadarrata-rataLDL(mg/dL)
kelompok perlakuan
Histogram PenurunanLDL
T0
T14
T28
8. 8
yang disebabkan keadaan
hiperlipidemia ini memicu reaksi
oksidasi yang dapat dihambat oleh
preparat antioksidan seperti flavonoid,
dalam dosis kecil flavonoid telah
mampu melebarkan pembuluh darah,
juga menurunkan tingkat oksidasi LDL
(Suharti 2009). Flavonoid diketahui
meningkatkan reseptor LDL sebanyak
lima kali dan meningkatkan
kemampuan LDL untuk terikat pada
reseptor sebesarnya dua kali (Wilcox
et al. 2001).
Kandungan saponin dalam
ekstrak daun salam memiliki
mekanisme hipolipidemia melalui
penurunan sintesis kolesterol dengan
menghambat aktivitas HMG-CoA
reductase dan peningkatan ekskresi
asam empedu akibat meningkatnya
konversi kolesterol menjadi asam
empedu, saponin juga mampu
mengubah absorbsi kolesterol dan
asam empedu dengan menginterupsi
formasi misel, sehingga kolesterol
tidak dapat diabsorbsi. Disisi lain,
saponin berperan dalam meningkatkan
pergantian atau pengelupasan sel usus
melalui tindakan membranolytic
sehingga meningkatkan hilangnya
kolesterol di membran sel ke dalam sel
yang terkelupas (Afrose et al. 2010).
Mekanisme hipolipidemia
ekstrak daun salam juga didukung juga
oleh zat fitokimia tanin. Tanin dapat
menghambat enzim HMG-CoA
reductase yang berperan mensintesis
kolesterol dan enzim ACAT yang
bertanggung jawa dalam esterifikasi
kolesterol. Terhambatnya aktivitas
HMG-CoA reductase akan
menurunkan sintesis kolesterol di hati
sehingga menurunkan sintesis Apo B-
100 dan meningkatkan reseptor LDL
pada permukaan hati. Dengan
demikian, kolesterol LDL darah akan
ditarik ke hati sehingga menurunkan
LDL dan VLDL (Do et al. 2011).
Hasil rata-rata peningkatan kadar
HDL
Hasil rata-rata kadar HDL pada hari
ke-0, hari ke-14 dan hari ke-28 setelah
pemberian perlakuan peroral dapat
dilihat pada tabel 2.
9. 9
Tabel 2. Rata-rata kadar HDL tikus putih jantan pada setiap kelompok perlakuan
Kelompok Rata-rata HDL (mg/dL) Penurunan
(mg/dL)
Kenaikan
(mg/dL)
T0 T14 T28 Δ T0-T14 Δ T28-T14
I 69,2 32,4 39,6 36,8 7,2
II 71,8 35,4 69,8 36,4 34,4
III 67,4 35,6 58,2 31,8 22,6
IV 67,6 33 63 34,6 30
V 68,8 33,6 55,6 35,2 22
VI 70,6 34,6 51 36 16,4
Keterangan :
Kelompok I : kontrol negatif
Kelompok II : dosis tunggal niasin 54mg/200g BB tikus
Kelompok III : dosis tunggal ekstrak daun salam180 mg/200g BB tikus
Kelompok VI : dosis kombinasi I, daun salam 90 mg/200g BB tikus : niasin 27 mg/200g BB tikus (50 :
50)
Kelompok V : dosis kombinasi II, daun salam 135 mg/200g BB tikus : niasin 13,5 mg/200g BB tikus
(75 : 25)
Kelompok VI : dosis kombinasi III, daun salam 45 mg/200g BB tikus : niasin 40,5 mg/200g BB tikus
(25 : 75)
Gambar 2. Rata-rata kadar HDL serum tikus putih (mg/dL)
0
20
40
60
80
I II III IV VI VI
kadarrata-rataHDL(mg/dL)
kelompok perlakuan
Histogram PeningkatanHDL
T0
T14
T28
10. 10
Berdasarkan tabel di atas hasil
dari analisis statistik menggunakan uji
Kolmogorov Smirnov peningkatan
kadar HDL terdistribusi normal (p>
0,05). Varian data sama (p>0,05)
dilanjutkan uji One-Way ANOVA dan
uji Tukey HSD. Berdasarkan hasil uji
Tukey HSD kelompok kontrol negatif
berbeda nyata dengan kelompok II dan
IV. Pada kelompok II niasin tidak
memiliki perbedaan yang nyata dengan
kelompok III, IV, dan V. Dosis ekstrak
daun salam 90 mg : niasin 27 mg (50 :
50) dianggap efektif karena merupakan
dosis yang paling berpengaruh
terhadap kenaikan HDL dengan rata-
rata kenaikan kadar HDL lebih besar
dari ekstrak daun salam 180 mg,
kombinasi ekstrak daun salam 135 mg
: niasin 13,5 mg (75 : 25) dan
kombinasi ekstrak daun salam 45 mg :
niasin 40,5 mg (25 : 75).
Niasin dan ekstrak dapat
meningkatkan HDL dengan
mekanisme yang berbeda. Niasin yang
dapat meningkatkan kadar kolesterol
HDL karena mampu menurunkan
katabolisme Apo A-1 yang merupakan
penyusun utama HDL (Nelwan 2012).
Ekstrak daun salam mengandung
flavonoid yang diduga dapat
meningkatkan kadar HDL dengan cara
meningkatkan produksi Apo A1
(Guillaume et al. 2001). Apo A1
bertugas sebagai kofaktor enzim untuk
LCAT serta sebagai ligand untuk
interaksi dengan reseptor lipoprotein
dalam jaringan pada HDL. Dengan
adanya peningkatan Apo A1
diharapkan dapat meningkatkan kadar
koletserol HDL. HDL yang
mengandung Apo A1 bersifat protektif
terhadap aterosklerosis (Murray et al.
2003).
Kesimpulan
Pertama, pemberian kombinasi
ekstrak etanol 70% daun salam dan
niasin dapat menurunkan kadar LDL
pada tikus putih jantan dan
meningkatkan kadar HDL pada tikus
putih jantan.
Kedua, dosis kombinasi ekstrak
etanolik daun salam 90 mg/g BB :
niasin 27 mg/g BB (50:50) paling
efektif menurunkan kadar LDL dan
meningkatkan kadar HDL pada tikus
11. 11
putih jantan yang ditunjukkan dengan
penurunan dan kenaikan yang lebih
besar dibandingkan dengan dosis lain.
Saran
Pertama, perlu penelitian efek
jangka panjang pemberian kombinasi
ekstrak daun salam dan niasin terhadap
penurunan kadar kolesterol LDL dan
peningkatan kadar kolesterol HDL.
Kedua, perlu dilakukan
penelitian profil kinetika kadar niasin
dalam darah setelah pemberian ekstrak
daun salam.
DAFTAR PUSTAKA
Afrose S, Hossain S, Salma U, Miah
AG, Tsujii H. 2010. Dietary
Karaya Saponin and
Rhodobacter Capsulatus Exert
Hypocholesterolemic Effects by
Suppression of Hepatic
Cholesterol Synthesis and
Promotion of Bile Acid
Synthesis in Laying Hens. Japan:
Science and Technology
Shinshu, University Japan.
Agung V. 2008. Pengaruh pemberian
ekstrak daun salam (eugenia
polyantha) terhadap kadar HDL
kolesterol serum tikus jantan
galur wistar hiperlipidemia.
Ariyanti R. 2007. Pengaruh pemberian
infusa daun salam (eugenia
polyantha wight) terhadap
penurunan kadar asam urat
darah mencit putih jantan yang
diinduksi dengan potassium
oksonat.
Baraas F. 2003. Mencegah Serangan
Jantung Dengan Menekan
Kolesterol. Jakarta: Yayasan
Kardia Iqratama.
Dalimartha S. 2000. 36 Resep
Tumbuhan Obat untuk
Menurunkan Kolesterol.
Jakarta: Penebar Swadaya.
Do GM, Kwon EY, TaeYH, Kim HJ,
Jeon SM, Lee MK. 2011.
Tannin acid is more effective
than clofibrate for elevation of
hepatic β-oxidation and
inhibition of 3-hydroxy-3-
methyl-glutaryl-deficient mice.
British Journal of Nutrition.
Edeoga HO, Okwu DE, Mbaebie BO.
2005. Phytochemical
Constituents Of some Nigeria
12. 12
Medicinal Plants. Afr. J.
Biotechnol. 4 (7): 685-688.
Ekawati RA. 2007. Potensi
antioksidasi daun salam
(eugenia polyantha wight.)
pada lingkungan agrobiofisik
yang berbeda.
Goodman & Gilman. 2007. Dasar
Farmakologi Terapi.
Penerjemah; Amalia Hanif et
al. ed. 10. Jakarta: ECG.
Guillaume R, Sonia P, Patrick C,
Simone L, Benoit L, Charles C.
2006. Favourable Impact of
Low Calori Cranberry Juice
Consumtion on Plasma HDL-
cholesterol Concentrations in
Men. British Journal of
Nutrition. Vol. 96
Harbone. JB. 1987. Metode Fitokimia
Penuntun Cara Modern
Menganalisis Tumbuhan.
Terbitan Kedua. Bandung : ITB
Muhtadi. 2012. Potensis daun salam
(syzygium polyanthum walp.)
dan biji jinten hitam (nigella
sativa linn) sebagai kandidat
obat herbal terstandar asam urat.
Murray RK, Granner DK, Mayes PA,
Rodwell VW. 2003. Biokimia
Harper. Edisi 25. Penerjemah :
Hartono. Jakarta: ECG.
Nelwan G., Wullur AC. Bodhi W.
2012. Pengaruh Jus Buah Apel
Merah (Pyrus malus L.)
Terhadap Kadar Kolesterol
HDL Darah Tikus Putih Jantan
Galur Wistar. Manado :
FMIPA, UNSRAT
Nidjvedt RJ et al. 2001. Flavonoid: a
review a probable mechanisms
of action and potential
applications. American Journals
Clinical Nutrition. USA. 74:418-
25.
Nuratmi B. 1999. Khasiat daun salam
(eugenia polyantha wight)
sebagai antidiare pada tikus
putih.
Pidrayanti, Suhardjono. 2008.
pengaruh pemberian ekstrak
daun salam (eugenia polyantha)
terhadap kadar LDL kolesterol
serum tikus jantan galur wistar
hiperlipidemia [Skripsi].
Semarang: Fakultas Kedokteran,
Universitas Diponegoro.
13. 13
Prahastuti, S. 2011. Efek infusa daun
salam (Syzygium plyanthum
(Wight) Walp) terhadap
penurunan kadar kolesterol total
darah tikus model dislipidemia
galur wistar [Jurnal Penelitian].
Bandung: Fakultas Kedokteran,
Universitas Kristen Maranatha.
Soemantri S, Budiarso LR, Sandjaja.
2005. Survei kesehatan
nasional 2004 volume 3: sudut
pandang masyarakat mengenai
status, cakupan, ketanggapan,
dan sistem pelayanan kesehatan
[laporan penelitian]. Jakarta:
Badan Penelitian dan
Pengembangan Kesehatan,
Departemen Kesehatan
Republik Indonesia.
Studiawan H., Santosa M.H. 2005. Uji
aktivitas peurun kadar glukosa
darah ekstrak daun Eugenia
polyantha pada mencit yang
diinduksi aloksan. Surabaya:
Fakultas Farmasi, Universitas
Airlangga Surabaya.
Sudewo, B. 2005. Basmi Penyakit
dengan Sirih Merah.Jakarta:
PT. Agro Media Pustaka.
Wilcox LJ, Borradaile NM, de Dreu
LE, Huff MW. 2001. Secretion
of hepatocyte apoB is inhibited
y the flavonoids, naringenin
and hesperetin, via reduced
activity and expression of
ACAT2 and MTP. J. Lipid Res
42:725-7