Uji aktivitas ekstrak daun binahong terhadap s.mutansErina Fatmala
Ìý
1. Penelitian ini menguji aktivitas anti bakteri ekstrak daun binahong terhadap Streptococcus mutans penyebab karies gigi.
2. Hasilnya menunjukkan ekstrak binahong pada konsentrasi 25% dan 50% dapat menghambat dan membunuh bakteri penyebab karies.
3. Ekstrak daun binahong berpotensi sebagai bahan alami untuk mencegah karies gigi.
Komposting aerob dengan biostarter fermentasi kulit buahDian Kartika Dewi
Ìý
Skripsi ini membahas efektivitas pengolahan sampah organik menggunakan metode komposting aerob dengan biostarter fermentasi kulit buah di Wisata Eco Green Park Kota Batu. Penelitian ini mengkaji pengaruh takaran biostarter 0,5 liter, 1 liter, 1,5 liter, dan 2 liter terhadap hasil pengolahan. Hasil uji Anova menunjukkan tidak ada perbedaan signifikan antara kelompok dengan takaran biostarter yang berbeda.
Dokumen tersebut membahas tentang bioteknologi konvensional di bidang pangan. Ia menjelaskan prinsip dasar bioteknologi dan konsep bioteknologi konvensional serta agen-agen yang berperan dalam prosesnya seperti jamur dan bakteri untuk menghasilkan produk seperti tempe, tapai, dan lainnya. Dokumen ini juga membahas tujuan pembelajaran terkait bioteknologi konvensional dan contoh produk hasil fermentasi.
Dokumen tersebut merangkum laporan praktik kerja lapangan (PKL) yang dilaksanakan oleh mahasiswa jurusan kimia Universitas Cenderawasih di Balai Besar Pengawasan Obat dan Makanan (BBPOM) Jayapura pada tahun 2014. Laporan ini menjelaskan tujuan, prosedur, dan hasil pengujian berbagai sampel obat, kosmetik, pangan, dan bahan kimia lainnya di laboratorium BBPOM untuk memenuhi syarat keamanan dan kualitas
Ringkasan singkat dokumen tersebut adalah:
1) Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui daya hambat salep ekstrak etanol daun pandan wangi terhadap bakteri Staphylococcus aureus.
2) Daun pandan wangi diekstraksi dengan etanol 96% kemudian diuji daya hambatnya pada konsentrasi 10% dan 20% terhadap bakteri Staphylococcus aureus.
3) Hasil pengukuran menunjukkan diameter hambatan salep ekstrak etanol
KARAKTERISTIK HAND SANITIZER BERBAHAN BAKU EKSTRAK KULIT BUAH NANAS DAN EKSTR...MhdIdhamsyah1
Ìý
Hasil penelitian menunjukkan bahwa semakin bertambahnya ekstrak kulit buah nanas dan berkurangnya ekstrak serai wangi pada pembuatan hand sanitizer memperoleh hasil berupa penurunan pH dan daya sebar serta perubahan tekstur menjadi agak lengket. Hand sanitizer yang dihasilkan memiliki nilai densitas yang baik (>0,88 g/ml) dan homogen pada setiap perlakuan. Kombinasi terbaik berdasarkan karakteristik gel hand sanitizer dari rasio penambahan masing-masing ekstrak kulit buah nanas dan ekstrak serai wangi yaitu perlakuan (75:25) yang menghasilkan nilai pH 3,60, densitas 1,0248 g/ml, daya sebar 7,19 cm, dan sediaan gel homogen. Penilaian organoleptik deskriptif menunjukkan warna cokelat kekuningan, agak beraroma serai wangi, dan bertekstur agak lengket, serta penilaian hedonik warna yang disukai oleh panelis, hedonik aroma dan tekstur agak disukai oleh panelis.
Merupakan gambaran dari proposal penelitian mengenai Potensi Kitosan dari Cangkang Langkitang (Faunus ater) sebagai desinfektan dalam pengolahan air minum
Ekstrak etanol biji pepaya yang dikeringkan dengan sinar matahari langsung dan diangin-anginkan diuji aktivitas antibakterinya terhadap Escherichia coli. Hasil penelitian menunjukkan bahwa ekstrak etanol biji pepaya pada konsentrasi tertentu mampu menghambat pertumbuhan E. coli.
Penelitian ini membuat formulasi tiga sediaan obat kumur dengan konsentrasi ekstrak herba tespong yang berbeda (2%, 4%, 6%) untuk mencegah bau mulut. Sediaan diuji organoleptis, viskositas, pH, dan stabilitasnya. Hasil uji antibakteri menunj
UDAH BUAYA (Aloe vera) SEBAGAI TANAMAN PENGHASIL ZAT ANTI BAKTERIRepository Ipb
Ìý
Penelitian ini menguji aktivitas antibakteri lidah buaya terhadap bakteri Pseudomonas aeruginosa. Gel dan kulit lidah buaya diekstrak dan diuji pada berbagai konsentrasi. Hasilnya menunjukkan bahwa gel lidah buaya memiliki aktivitas antibakteri lebih tinggi dibandingkan kulitnya. Konsentrasi teroptimal untuk menghambat pertumbuhan bakteri adalah 40% baik untuk gel maupun kulit lidah buaya.
pengaruh lama penyimpanan jamu beras kencur terhadap pertumbuhan kapangPekaLogo
Ìý
Lama penyimpanan jamu beras kencur tidak mempengaruhi pertumbuhan kapang. Penelitian menguji pengaruh penyimpanan 0-24 jam terhadap angka kapang jamu, dan hasil uji statistik menunjukkan tidak ada pengaruh signifikan. Jenis kapang yang ditemukan meliputi Aspergillus dan Penicillium.
Eksperimen ini bertujuan untuk mengkaji kesan suhu terhadap kadar respirasi anaerobik yis. Yis diletakkan dalam larutan glukosa pada suhu yang berbeza, dan ketinggian buih diukur untuk menentukan kadar respirasi. Hasilnya menunjukkan suhu yang lebih tinggi meningkatkan kadar respirasi anaerobik.
Dokumen tersebut membahas tentang peran mikroorganisme dalam pembuatan produk makanan. Mikroorganisme seperti bakteri dan jamur berperan penting dalam proses fermentasi untuk menghasilkan makanan seperti tempe, tapai, dan keju. Tempe dibuat melalui fermentasi kedelai oleh jamur Rhizopus oryzae, sementara tapai dibuat dari singkong atau beras ketan melalui fermentasi oleh khamir dan bakteri tertentu.
PENGARUH KONSENTRASI KITOSAN YANG DIIRADIASI DENGAN SINAR GAMMA SEBAGAI ANTIBAKTERI TERHADAP MUTU DAN UMUR SIMPAN TAHU
DR. IR. Gatot Trimulyadi Rekso, M.Si
Ekstrak air bunga kecombrang memiliki aktivitas antibakteri terhadap E. Coli dan S. Aureus dan mengandung beberapa komponen kimia utama seperti 1-dodekanol, 3-metil-1-okso-2-buten 1-(21,41, 51-trihidroksi fenil), dan 1-tetradekena. Penelitian ini bertujuan memberikan bukti ilmiah keunggulan kecombrang sebagai bahan pangan fungsional.
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui efektifitas minyak atsiri masoyi (Massoia aromatica) sebagai antibakteri terhadap Streptococcus mutans. Uji dilakukan menggunakan metode kualitatif dan kuantitatif untuk menentukan nilai KHM dan KBM. Hasilnya menunjukkan nilai KHM 500 μg/mL dan KBM lebih dari 2000 μg/mL secara kualitatif. Sedangkan secara kuantitatif didapat nilai IC50 85,047
Ringkasan singkat dokumen tersebut adalah:
1) Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui daya hambat salep ekstrak etanol daun pandan wangi terhadap bakteri Staphylococcus aureus.
2) Daun pandan wangi diekstraksi dengan etanol 96% kemudian diuji daya hambatnya pada konsentrasi 10% dan 20% terhadap bakteri Staphylococcus aureus.
3) Hasil pengukuran menunjukkan diameter hambatan salep ekstrak etanol
KARAKTERISTIK HAND SANITIZER BERBAHAN BAKU EKSTRAK KULIT BUAH NANAS DAN EKSTR...MhdIdhamsyah1
Ìý
Hasil penelitian menunjukkan bahwa semakin bertambahnya ekstrak kulit buah nanas dan berkurangnya ekstrak serai wangi pada pembuatan hand sanitizer memperoleh hasil berupa penurunan pH dan daya sebar serta perubahan tekstur menjadi agak lengket. Hand sanitizer yang dihasilkan memiliki nilai densitas yang baik (>0,88 g/ml) dan homogen pada setiap perlakuan. Kombinasi terbaik berdasarkan karakteristik gel hand sanitizer dari rasio penambahan masing-masing ekstrak kulit buah nanas dan ekstrak serai wangi yaitu perlakuan (75:25) yang menghasilkan nilai pH 3,60, densitas 1,0248 g/ml, daya sebar 7,19 cm, dan sediaan gel homogen. Penilaian organoleptik deskriptif menunjukkan warna cokelat kekuningan, agak beraroma serai wangi, dan bertekstur agak lengket, serta penilaian hedonik warna yang disukai oleh panelis, hedonik aroma dan tekstur agak disukai oleh panelis.
Merupakan gambaran dari proposal penelitian mengenai Potensi Kitosan dari Cangkang Langkitang (Faunus ater) sebagai desinfektan dalam pengolahan air minum
Ekstrak etanol biji pepaya yang dikeringkan dengan sinar matahari langsung dan diangin-anginkan diuji aktivitas antibakterinya terhadap Escherichia coli. Hasil penelitian menunjukkan bahwa ekstrak etanol biji pepaya pada konsentrasi tertentu mampu menghambat pertumbuhan E. coli.
Penelitian ini membuat formulasi tiga sediaan obat kumur dengan konsentrasi ekstrak herba tespong yang berbeda (2%, 4%, 6%) untuk mencegah bau mulut. Sediaan diuji organoleptis, viskositas, pH, dan stabilitasnya. Hasil uji antibakteri menunj
UDAH BUAYA (Aloe vera) SEBAGAI TANAMAN PENGHASIL ZAT ANTI BAKTERIRepository Ipb
Ìý
Penelitian ini menguji aktivitas antibakteri lidah buaya terhadap bakteri Pseudomonas aeruginosa. Gel dan kulit lidah buaya diekstrak dan diuji pada berbagai konsentrasi. Hasilnya menunjukkan bahwa gel lidah buaya memiliki aktivitas antibakteri lebih tinggi dibandingkan kulitnya. Konsentrasi teroptimal untuk menghambat pertumbuhan bakteri adalah 40% baik untuk gel maupun kulit lidah buaya.
pengaruh lama penyimpanan jamu beras kencur terhadap pertumbuhan kapangPekaLogo
Ìý
Lama penyimpanan jamu beras kencur tidak mempengaruhi pertumbuhan kapang. Penelitian menguji pengaruh penyimpanan 0-24 jam terhadap angka kapang jamu, dan hasil uji statistik menunjukkan tidak ada pengaruh signifikan. Jenis kapang yang ditemukan meliputi Aspergillus dan Penicillium.
Eksperimen ini bertujuan untuk mengkaji kesan suhu terhadap kadar respirasi anaerobik yis. Yis diletakkan dalam larutan glukosa pada suhu yang berbeza, dan ketinggian buih diukur untuk menentukan kadar respirasi. Hasilnya menunjukkan suhu yang lebih tinggi meningkatkan kadar respirasi anaerobik.
Dokumen tersebut membahas tentang peran mikroorganisme dalam pembuatan produk makanan. Mikroorganisme seperti bakteri dan jamur berperan penting dalam proses fermentasi untuk menghasilkan makanan seperti tempe, tapai, dan keju. Tempe dibuat melalui fermentasi kedelai oleh jamur Rhizopus oryzae, sementara tapai dibuat dari singkong atau beras ketan melalui fermentasi oleh khamir dan bakteri tertentu.
PENGARUH KONSENTRASI KITOSAN YANG DIIRADIASI DENGAN SINAR GAMMA SEBAGAI ANTIBAKTERI TERHADAP MUTU DAN UMUR SIMPAN TAHU
DR. IR. Gatot Trimulyadi Rekso, M.Si
Ekstrak air bunga kecombrang memiliki aktivitas antibakteri terhadap E. Coli dan S. Aureus dan mengandung beberapa komponen kimia utama seperti 1-dodekanol, 3-metil-1-okso-2-buten 1-(21,41, 51-trihidroksi fenil), dan 1-tetradekena. Penelitian ini bertujuan memberikan bukti ilmiah keunggulan kecombrang sebagai bahan pangan fungsional.
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui efektifitas minyak atsiri masoyi (Massoia aromatica) sebagai antibakteri terhadap Streptococcus mutans. Uji dilakukan menggunakan metode kualitatif dan kuantitatif untuk menentukan nilai KHM dan KBM. Hasilnya menunjukkan nilai KHM 500 μg/mL dan KBM lebih dari 2000 μg/mL secara kualitatif. Sedangkan secara kuantitatif didapat nilai IC50 85,047
2. Latar belakang
So far in computer science, you have learned how to write
blocks of code that perform certain tasks
What if you wanted to perform the same task over
and over again?
With the knowledge we have right now, that would be copying
and pasting the same lines of code, but that is NOT the most
effective method
3. Rumusan masalah
Bagaimana pengaruh penambahan ekstrak daun jati pada bioindikator berbasis
kitosan terhadap efektifitas berdasarkan jumlah cemaran mikroba pada filet ikan
patin?
Bagaimana pengaruh penambahan ekstrak daun jati pada bioindikator berbasis
kitosan terhadap daya terima panelis pada filet ikan patin?
4. Batasan masalah
Batasan masalah Proyek Akhir ini mengenai pembuatan bioindikator berbasis
kitosan dengan penambahan ekstrak daun jati. Daun jati didapatkan dari Cikadu
Dangdeur Subang dengan metode maserasi, kemudian bioindikator diaplikasikan
pada filet ikan patin yang didapatkan dari Sukamandijaya Ciasem yang disimpan
disuhu chiller (10°C) selama delapan hari. Kemudian dilakukan pengujian jumlah
cemaran mikroba menggunakan metode Total Plate Count (TPC), dan daya terima
pada konsumen dengan atribut warna, aroma dan tekstur.
5. 2
Tujuann
1
Mengetahui perlakuan mana
yang efektif menekankan jumlah
cemaran mikroba pada aplikasi
bioidikator berbasis kitosan
dengan penambahan ekstrak
daun jati pada filet ikan patin.
Mengetahui perlakuan mana
yang efektif menekankan jumlah
cemaran mikroba pada aplikasi
bioidikator berbasis kitosan
dengan penambahan ekstrak
daun jati pada filet ikan patin.
6. Manfaat
Mampu mengetahui pengaruh bioinkator berbasis kitosan dengan penambahan
ekstrak daun jati terhadap umur simpan
Bagaimana pengaruh penambahan ekstrak daun jati pada bioindikator berbasis
kitosan terhadap daya terima panelis pada filet ikan patin?
Mengetahui pengaruh penambahan ekstrak daun jati pada bioindikator berbasis
kitosan terhadap daya terima panelis pada ikan patin.
7. Alat dan Bahan
Alat
Alat-alat yang digunakan dalam membuat ekstrak daun jati yaitu nampan, blender,
erlenmeyer 500 ml, ayakan 80 mesh, kertas saring, rotary evaporator dan alumunium foil.
Alat-alat yang digunakan pada pengaplikasian dan pembuatan bioindikator film adalah
termometer, beaker glass 1000 ml, hot plate, gelas ukur 10 ml, magnetic stirrer, keranjang,
dan hand sprayer 250 ml. adapun alat-alat yang digunakan pada pengujian yaitu piring
plastik, timbangan analitik, hot plate, magnetik stirrer, Laminar Air Flow (LAF), autoklaf,
oven, inkubator, cawan petri, erlenmeyer 500 ml, alumunium foil, pipet volume 1 ml, pipet
volume 10 ml, balp, mikropipet, cotton swab, tabung reaksi beserta rak tabung reaksi,
pembakar bunsen, spreader, pinset, jarum ose, kertas label. alat untuk pengujian daya
terima yaitu piring plastik
8. Alat dan Bahan
Bahan
Bahan-bahan yang digunakan untuk membuat estrak daun jati adalah etanol 96% food
grade, Bahan-bahan yang digunakan dalam pembuatan bioindikator adalah asam asetat
1%, aquadest, gliserol dan kitosan. Adapun bahan-bahan yang digunakan pada pengujian
bioindikator berbasis kitosan dengan penambahan ekstrak daun jati yaitu aquades,
alkohol 70%, Nutrient Agar (NA) BRILA, Nutrient Broth (NB), media EMB Agar, Buffered
Pepton Water 0,1% (BPW 0,1%).
9. Rancangan percobaan
Rancangan percobaan yang diterapkan pada proyek akhir ini adalah metode penelitian
Rancangan Acak Lengkap (RAL) yang terdiri dari 1 faktor 4 perlakuan, 3 kali ulangan
setiap masing-masing perlakuan. Adapun perlakuan yang digunakan yaitu denangan
penambahan variasi ekstrak daun jati yaitu :
P0 : Bioindikator tanpa pemberian ekstrak daun jati 0% (kontrol).
P1 : Bioindikator berbasis kitosan dengan penambahan ekstrak daun jati 0,1%.
P2 : Bioindikator berbasis kitosan dengan penabahan ekstrak daun jati 0,2%.
P3 : Bioindikator berbasis kitosan dengan penambahan ekstrak daun jati 0,3%.
10. Bahan Perlakuan
P0 P1 P2 P3
Ekstrak daun jati 0% 0,1% 0,2% 0,3%
kitosan 5 gram 5 gram 5 gram 5 gram
Asam asetat 1% 100 ml 100 ml 100 ml 100 ml
Gliserol 2 ml 2 ml 2 ml 2ml
Formulasi perlakuan 100 ml aquades
11. Diagram Alir pembuatan bioidikator berbasis kitosan dengan
penambaha ekstrak daun jati
Diagram Alir Metode Praktik Langsung
12. Diagram Alir pembuatan bioidikator berbasis
kitosan dengan penambaha ekstrak daun jati
Diagram alir pengaplikasian bioindikator berbasis
kitosan dengan penambahan ekstrak daun jati