Makalah ini membahas tentang asuhan keperawatan pada pasien dengan pielonefritis. Pielonefritis adalah infeksi bakteri pada ginjal yang dapat disebabkan oleh berbagai faktor seperti bakteri Escherichia coli, obstruksi saluran kemih, dan kehamilan. Gejalanya antara lain demam, nyeri punggung, dan nyeri saat buang air kecil. Tujuan makalah ini adalah menjelaskan konsep dasar pielonefritis
Asuhan keperawatan komunitas dan contoh kasusheri damanik
Ìý
Dokumen tersebut membahas tentang asuhan keperawatan komunitas dan contoh kasus di Desa Muara Buaya. Tujuannya adalah untuk meningkatkan pemahaman warga desa tentang cara menangani diare, pentingnya KB dan imunisasi, serta pentingnya kesehatan diri dan lingkungan. Dibahas pula definisi keperawatan komunitas, tujuannya, sasarannya, prinsip-prinsipnya, sistem rujukan kesehatan, dan lingkungan hid
Tenaga medis (dokter) akan menemukan kondisi di mana dia harus menyampaikan kabar buruk pada pasien. Sebuah protokol dibuat untuk menjadi pedoman dalam menyampaikan kabar buruk, dan protokol disebut sebagai SPIKES.
Dokumen tersebut membahas tentang sistem pelayanan kesehatan, meliputi definisi, teori, tingkatan, lembaga terkait, lingkup, dan faktor yang mempengaruhinya. Sistem pelayanan kesehatan bertujuan untuk memberikan layanan kesehatan kepada masyarakat secara menyeluruh guna meningkatkan kualitas kesehatan. Subsistem utamanya terdiri dari input, proses, output, dampak, dan umpan balik.
hubungan etika, disiplin, dan hukum kedokteran dengan tindakan dokterLetitia Kale
Ìý
Dokter P melakukan pelanggaran etika, hukum, dan disiplin kedokteran dengan melakukan prosedur dilatasi dan curettage tanpa persetujuan pasien dan tanpa melakukan konseling. Pelanggaran tersebut dapat dikenakan sanksi berupa teguran, pencabutan izin praktik, atau kewajiban mengikuti pelatihan ulang.
Kritikal apprasial merupakan evaluasi sistematis terhadap artikel penelitian ilmiah untuk menentukan validitas dan kegunaannya sebagai dasar pengambilan keputusan klinis. Metode ini membantu memahami metodologi dan hasil penelitian serta menganalisis kualitasnya secara objektif. Kritikal apprasial perlu dilakukan untuk menerapkan pendekatan evidence-based medicine dalam pengambilan keputusan klinis.
The thyroid gland is located in the front of the neck below the larynx. It is butterfly-shaped and surrounds the trachea. The thyroid gland produces hormones that help regulate metabolism and other important bodily functions.
The document describes the structure and function of the gastrointestinal system. It notes that the GI tract includes the mouth, esophagus, stomach, small intestine, large intestine, rectum and anus. It functions to ingest, digest, absorb and eliminate food and waste. The tract has four layers - mucosa, submucosa, muscularis and serosa. Various glands like the salivary glands, pancreas and liver help digest food. The document further details the anatomy and microstructure of these various organs.
Soal, kunci jawaban dan pembahasan ukom perawataidil fitrisyah
Ìý
soal uji kompetensi (UKOM) perawat dan kunci jawaban beserta pembahasannya, dapatkan lebih banyak lagi di https://perawatkitasatu.blogspot.co.id/ dan https://kumpulanukom.blogspot.co.id/
Dokumen tersebut membahas tentang kelainan retrogresif dalam modul patologi. Kelainan retrogresif didefinisikan sebagai proses penurunan jaringan atau organ yang sebelumnya telah berkembang normal. Dibahas pula contoh-contoh kelainan retrogresif seperti atropi, degenerasi, infiltrasi, gangguan metabolisme, dan defisiensi beserta penjelasannya.
merupakan pemeriksaan yang dilakukan pada perut ibu hamil untuk mengetahui apa yang ada d fundus, lateral kanan dan kiri uterus, menentukan sudah masuk pap atau belum dan untuk mengetahui seberapa jauh penurunan kepala
Dokumen tersebut merangkum berbagai jenis kanker tiroid, termasuk kanker papiler, folikuler, anaplastik dan meduler. Kanker papiler merupakan jenis kanker tiroid paling umum yang dapat disembuhkan dengan pengangkatan kelenjar tiroid dan terapi yodium radioaktif. Kanker anaplastik tumbuh sangat cepat dan memiliki prognosis buruk, sementara kanker meduler dapat menyebabkan gejala yang tidak biasa karena memproduksi horm
Tenaga medis (dokter) akan menemukan kondisi di mana dia harus menyampaikan kabar buruk pada pasien. Sebuah protokol dibuat untuk menjadi pedoman dalam menyampaikan kabar buruk, dan protokol disebut sebagai SPIKES.
Dokumen tersebut membahas tentang sistem pelayanan kesehatan, meliputi definisi, teori, tingkatan, lembaga terkait, lingkup, dan faktor yang mempengaruhinya. Sistem pelayanan kesehatan bertujuan untuk memberikan layanan kesehatan kepada masyarakat secara menyeluruh guna meningkatkan kualitas kesehatan. Subsistem utamanya terdiri dari input, proses, output, dampak, dan umpan balik.
hubungan etika, disiplin, dan hukum kedokteran dengan tindakan dokterLetitia Kale
Ìý
Dokter P melakukan pelanggaran etika, hukum, dan disiplin kedokteran dengan melakukan prosedur dilatasi dan curettage tanpa persetujuan pasien dan tanpa melakukan konseling. Pelanggaran tersebut dapat dikenakan sanksi berupa teguran, pencabutan izin praktik, atau kewajiban mengikuti pelatihan ulang.
Kritikal apprasial merupakan evaluasi sistematis terhadap artikel penelitian ilmiah untuk menentukan validitas dan kegunaannya sebagai dasar pengambilan keputusan klinis. Metode ini membantu memahami metodologi dan hasil penelitian serta menganalisis kualitasnya secara objektif. Kritikal apprasial perlu dilakukan untuk menerapkan pendekatan evidence-based medicine dalam pengambilan keputusan klinis.
The thyroid gland is located in the front of the neck below the larynx. It is butterfly-shaped and surrounds the trachea. The thyroid gland produces hormones that help regulate metabolism and other important bodily functions.
The document describes the structure and function of the gastrointestinal system. It notes that the GI tract includes the mouth, esophagus, stomach, small intestine, large intestine, rectum and anus. It functions to ingest, digest, absorb and eliminate food and waste. The tract has four layers - mucosa, submucosa, muscularis and serosa. Various glands like the salivary glands, pancreas and liver help digest food. The document further details the anatomy and microstructure of these various organs.
Soal, kunci jawaban dan pembahasan ukom perawataidil fitrisyah
Ìý
soal uji kompetensi (UKOM) perawat dan kunci jawaban beserta pembahasannya, dapatkan lebih banyak lagi di https://perawatkitasatu.blogspot.co.id/ dan https://kumpulanukom.blogspot.co.id/
Dokumen tersebut membahas tentang kelainan retrogresif dalam modul patologi. Kelainan retrogresif didefinisikan sebagai proses penurunan jaringan atau organ yang sebelumnya telah berkembang normal. Dibahas pula contoh-contoh kelainan retrogresif seperti atropi, degenerasi, infiltrasi, gangguan metabolisme, dan defisiensi beserta penjelasannya.
merupakan pemeriksaan yang dilakukan pada perut ibu hamil untuk mengetahui apa yang ada d fundus, lateral kanan dan kiri uterus, menentukan sudah masuk pap atau belum dan untuk mengetahui seberapa jauh penurunan kepala
Dokumen tersebut merangkum berbagai jenis kanker tiroid, termasuk kanker papiler, folikuler, anaplastik dan meduler. Kanker papiler merupakan jenis kanker tiroid paling umum yang dapat disembuhkan dengan pengangkatan kelenjar tiroid dan terapi yodium radioaktif. Kanker anaplastik tumbuh sangat cepat dan memiliki prognosis buruk, sementara kanker meduler dapat menyebabkan gejala yang tidak biasa karena memproduksi horm
Kanker kepala dan leher merupakan penyakit langka. Memiliki kesadaran akan tanda dan gejala yang dapat muncul akibat kanker kepala dan leher mendorong diagnosis lebih dini dan meningkatkan potensi prognosis dan kualitas hidup yang lebih baik. Artikel ini akan menguraikan jalur kanker kepala dan leher mulai dari presentasi, diagnosis dan perencanaan manajemen, hingga pengobatan dan seterusnya. Ini akan membantu GDPs untuk mendapatkan wawasan tentang proses yang akan dialami pasien mereka saat berada di bawah perawatan tim multidisiplin dan memungkinkan mereka untuk memberikan pasien yang kembali ke perawatan primer dukungan terbaik. Artikel ini merupakan bagian dari seri yang lebih besar yang akan mengeksplorasi setiap aspek perawatan secara lebih rinci untuk memberikan pemahaman yang jauh lebih besar tentang jalur tersebut.
Dokumen tersebut membahas tentang definisi, etiologi, patofisiologi, pemeriksaan penunjang, dan asuhan keperawatan kanker tiroid. Kanker tiroid dapat berupa papiler, folikuler, anaplastik atau meduler. Faktor risikonya antara lain radiasi dan goiter endemis. Pemeriksaan yang dapat dilakukan adalah laboratorium, radiologi, dan biopsi aspirasi. Asuhan keperawatan meliputi pengkajian, diagnosis, dan pen
Dokumen tersebut merangkum tentang kanker tiroid, meliputi definisi kanker tiroid dan anatomi kelenjar tiroid, etiologi, patofisiologi, klasifikasi, diagnosis, tahapan, dan penatalaksanaan kanker tiroid.
Dokumen tersebut membahas tentang kanker paru-paru, mulai dari pengertian, patofisiologi, gejala, pencegahan, pengobatan, dan epidemiologi kanker paru-paru. Secara khusus, dibahas mengenai kanker paru-paru merupakan pertumbuhan sel kanker yang tidak terkendali di paru-paru yang disebabkan oleh berbagai faktor seperti merokok dan dapat menyebar ke organ lain."
Breast Cancer. Kanker Payudara. Description, Type, etcVina Habibah
Ìý
Dokumen tersebut membahas tentang kanker payudara, termasuk penjelasan apa itu kanker payudara, ciri-ciri kanker payudara, bagaimana kanker payudara tumbuh, dan diagnosis kanker payudara."
Tiga kalimat ringkasan dokumen tersebut adalah:
Kanker paru merupakan pertumbuhan sel kanker yang disebabkan oleh faktor risiko seperti merokok dan polusi udara, dengan gejala utama seperti sesak napas dan batuk berdarah. Pencegahan melalui pengurangan merokok dan deteksi dini serta pengobatan seperti bedah dan kemoterapi dapat menurunkan angka kejadian dan kematian akibat kanker paru.
Dokumen tersebut membahas tentang penyakit kelenjar tiroid seperti hipertiroidisme, hipotiroidisme, nodulus tiroid, dan struma nodosa. Termasuk anatomi, fisiologi, patogenesis, gejala klinis, pemeriksaan, dan penatalaksanaannya.
makalah SIK angka kejadian kanker di indonesia
kelompok:
dita sulatri n
kristi lisdyani
nanda intan l
mustika rizka addawiyah
risdiana wulandari
kelas 4B s1 keperawatan
SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN SUKABUMI
Makalah Angka Kejadian Kanker Di Indonesia Tahun 2018-2019ditasulastrin1
Ìý
Dokumen tersebut membahas tentang angka kejadian kanker di Indonesia. Secara umum dibahas tentang definisi kanker, faktor risiko, gejala, pemeriksaan, dan pengobatan kanker. Kanker merupakan penyakit akibat pertumbuhan sel yang tidak normal dan dapat menyebar ke tubuh lainnya. Faktor risiko kanker antara lain genetik, gaya hidup, lingkungan, dan virus. Pemeriksaan kanker meliputi sitologi,
Makalah SIK Angka Kejadian Kanker Di Indonesia
Kelompok:
Kristi Lisdyani
Dita Sulastri N
Mustika Rizka Addawiyah
Nanda Intan Liana
Risdiana Wulandari
4B S1 KEPERAWATAN
SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN SUKABUMI
1. LAPORAN PENDAHULUAN
1. DEFINITION
Menurut Sylvia A. (1995) Ca tiroid atau Kanker tiroid adalah pembesaran tiroid yang
diskret. Adapun menurut Utama (2012) Ca tiroid merupakan kelainan endokrin (endokrin
neoplasma) yang paling banak ditemukan. Ca tiroid dapat didiagnostik dengan mudah
dikarenakan lokasi kelenjar tiroid yang berada pada superficial, Ca tiroid dapat di
diagnostik baik melalui pemeriksaan fisik maupun menggunakan media. Ca tiroid sendiri
terbagi menjadi 2 yaiu jinak dan ganas (karsinoma). Kanker tiroid adalah suatu keganasan
pada tiroid yang memiliki empat tipe, yaitu papiler, folikuler, anaplastik, dan meduler.
Karsinoma tiroid merupakan neoplasma yang berasal dari kelenjar yang terletak di depan
leher yang secara normal memproduksi hormone tiroid yang penting untuk metabolisme
tubuh. Karsinoma umumnya tergolong pada slow growing tumor dengan pertumbuhan dan
perjalanan penyakit yang lambat serta morbiditas dan mortalitas yang rendah. Kelenjar
tiroid terletak di dalam leher bagian bawah, di sebelah kanan-kiri anterior trakea, melekat
pada tulang laring dan pada dinding laring. Kelenjar ini terdiri dari 2 lobus yaitu lobus
dextra dan sinistra yang saling berhubungan oleh istmus. Masing-masing lobus tebalnya
±2 cm, panjangnya ±4 cm dan lebarnya ±2,5 cm. Struktur dari kelenjar tiroid terdiri dari
banyak folikel-folikel tertutup (100-300 mikrometer) yang dibatasi sel epitel kuboid.
2. CLASSIFICATION
a. Kanker Papiler
60-70% dari kanker tiroid adalah kanker papiler. 2-3 kali lebih sering terjadi pada
wanita. Wanita menjadi salah satu faktor risiko penyakit tiroid. Hal tersebut
dikarenakan, kinerja kelenjar hormon tiroid berkaitan erat dengan hormon estrogen.
biasa terjadi pada umur 20-30 tahun namun dapat terjadi pada semua usia dan umur 60
tahun keatas berisiko terjadinya hipotiroid maupun hipertiroid. Hormon tiroid
menyebabkan suatu pengosongan lambat dari reseptor TRH hipofisis, mengurangi
respons TRH; estrogen meningkatkan reseptor TRH, meningkatkan kepekaan hipofisis
terhadap TRH.Kelenjar estrogen itu lebih banyak di hasilkan oleh wanita itulah kenapa
wanita lebih beresiko tinggi dibandingkan pria. Kanker papiler lebih sering ditemukan
pada orang muda, tetapi pada usia lanjut kanker ini lebih cepat tumbuh dan menyebar.
2. Resiko tinggi terjadinya kanker papiler ditemukan pada orang yang pernah menjalani
terapi penyinaran di leher.
b. Kanker Folikuler
15-20% dari kanker tiroid adalah kanker folikuler. Ini merupakan jenis kanker yang paling
tidak ganas dan paling mudah diobati. Kanker folikuler juga lebih sering ditemukan pada
wanita, usia 20-50 tahun. Mirip tiroid normal namun dapat berkembang lambat dan
bermetastase cepat. Pada penderita yang tidak diobati, kematian disebabkan karena
perluasan lokal atau karena metastasis jauh mengikuti aliran darah dengan keterlibatan
yang luas dari tulang dan paru-paru.
c. Kanker Anaplastik
Kurang dari 10% kanker tiroid merupakan kanker anaplastik. Ini merupakan jenis kanker
tiroid yang sangat ganas. Kanker ini paling sering ditemukan pada wanita usia lanjut.
Kanker anaplastik tumbuh sangat cepat dan biasanya menyebabkan benjolan yang besar di
leher. Kanker ini mengakibatkan kematian dalam beberapa minggu (bulan). Biasanya
terjadi pada pasien-pasien tua dengan riwayat goiter yang lama dimana kelenjar tiba-tiba
(dalam waktu beberapa minggu atau bulan) mulai membesar dan menghasilkan gejala-
gejala penekanan, disfagia atau kelumpuhan pita suara, kematian akibat perluasan lokal
yang masif biasanya terjadi dalam 6-36 bulan. Kanker ini sangat resisten terhadap
pengobatan.
d. Kanker Meduler
Pada kanker meduler, kelenjar tiroid menghasilkan sejumlah besar kalsitonin (dari sel C).
Kanker meduler ini sangat jarang terjadi dan merupakan penyakit keturunan. 5-10% dari
semua kasus. Karakteristiknya adalah bentuk tumor bulat, keras yang terletak di lobus
tengah dan atas kelenjar tiroid. Kanker cenderung menyebar melalu sistem getah bening
ke kelenjar getah bening dan melalui darah ke hati, paru-paru dan tulang. Pada metastase
stadium dini dapat merupakan komplikasi dari masalah kelenjar lain (sindroma neoplasia
endokrin multipel), yakni Pheochromocytomo (kelainan pada kelenjar adrenal) dan
pertumbuhan pesat kelenjar paratiroid. Kanker ini lebih agresif dari pada kanker papiler
atau folikuler tetapi tidak seagresif kanker tiroid anaplastik.
3. e. Jenis-Jenis Lain
a) Limfoma
Satu-satunya jenis kanker tiroid yang tumbuh cepat yang berespon baik terhadap
pengobatan. Limfoma tiroid kadang-kadang timbul pada pasien dengan tiroiditis
Hashimoto yang lama dan sulit dibedakan dari tiroiditis kronik. Invasi limfosit pada
folikel tiroid dan dinding pembuluh darah dapat membantu dalam membedakan
limfoma tiroid dari tiroiditis kronik.
b) Kanker Metastatik ke Tiroid
Kanker sistemik metastasis ke kelenjar tiroid, termasuk kanker payudara dan ginjal,
kanker bronkogenik dan melanoma maligna.
3. ETIOLOGY
Beberapa faktor resiko menurut Departemen Kesehatan RI (2015) yang mungkin terjadi
pada kanker tiroid antara lain:
a. Jenis kelamin dan umur
Lebih banyak terjadi pada perempuan dibandingkan dengan laki-laki, biasa terjadi pada
umur 20-30 tahun namun dapat terjadi pada semua usia dan umur 60 tahun keatas
berisiko terjadinya hipotiroid maupun hipertiroid
b. Genetik dan riwayat keluarga
Faktor genetik dianggap sebagai faktor pencetus utama terjadinya autoimun pada
kelenjar tiroid.
c. Stress
Stress dapat berkolerasi dengan antibodi terhadap antibodi TSH-reseptor.
d. Merokok dan radiasi
Kurangnya oksigen di otak yang disebabkan oleh rokok dan juga nikotin pada rokok
menyebabkan peningkatan reaksi inflamasi,dan radiasi berperan jelas pada kelainan
tiroid.
e. Obat-obatan
Amiodaron, lithium karbonat, interferon alfa dll.
f. Lingkungan
4. Lingkungan dengan kadar iodium kurang atau lebih dapat beresiko
menyebabkan gangguan pada kelejar tiroid.
g. Ras
Di Amerika Serikat ras kulit putih lebih dominan terkena dibandingkan dengan ras kulit
hitam.
4. CLINICAL MANIFESTATION
Menurut Armerinayanti (2016) Gejala kanker tiroid biasanya timbul setelah tumor
bertumbuh antara lain berupa benjolan atau nodul di leher depan, suara serak atau sulit
berbicara dengan suara normal, pembengkakan kelenjar getah bening (KGB) terutama di
leher, sulit menelan atau bernafas, atau nyeri di tenggorokan atau leher. Secara klinis,
kanker tiroid dicurigai ganas apabila:.
a. Usia dibawah 20 tahun atau diatas 50 tahun
b. Riwayat radiasi daerah leher sewaktu kanak-kanak
c. Disfagia, sesak nafas perubahan suara
d. Nodul soliter, pertumbuhan cepat, konsistensi keras
e. Ada pembesaran kelenjar getah bening leher
f. Ada tanda-tanda metastasis jauh.
5. COMLICATION
Komplikasi yang dapat ditimbulkan:
a. Paralisis pita suara
b. Metastasis jauh
c. Pendarahan
d. Trauma nervus langerhan
e. Abses
f. Hipokalsemia
g. Infeksisebsis
5. 6. IMPLEMENTATION
Secara umum, penatalaksanaan kanker tiroid adalah:
ï‚· Operasi
Pada kanker tiroid yang masih berdeferensiasi baik, tindakan tiroidektomi (operasi
pengambilan tiroid) total merupakan pilihan untuk mengangkat sebanyak mungkin
jaringan tumor. Pertimbangan dari tindakan ini antara lain 60-85% pasien dengan kanker
jenis papilare ditemukan di kedua lobus. 5-10% kekambuhan terjadi pada lobus
kontralateral, sesudah operasi unilateral.
ï‚· Terapi Ablasi Iodium Radioaktif
Terapi ini diberikan pada pasien yang sudah menjalani tiroidektomi total dengan maksud
mematikan sisa sel kanker post operasi dan meningkatkan spesifisitas sidik tiroid untuk
deteksi kekambuhan atau penyebaran kanker. Terapi ablasi tidak dianjurkan pada pasien
dengan tumor soliter berdiameter kurang 1mm, kecuali ditemukan adanya penyebaran.
ï‚· Terapi Supresi L-Tiroksin
Supresi terhadap TSH pada kanker tiroid pascaoperasi dipertimbangkan karena adanya
reseptor TSH di sel kanker tiroid bila tidak ditekan akan merangsang pertumbuhan sel-sel
ganas yang tertinggal. Harus juga dipertimbangkan segi untung ruginya dengan terapi ini.
Karena pada jangka panjang (7-15 tahun) bisa menyebabkan gangguan metabolisme tulang
dan bisa meningkatkan risiko patah tulang.
Secara khusus (berdasarkan klasifikasi kanker tiroid), penatalaksanaan kanker tiroid adalah:
1. Penatalaksanaan Kanker Papiler
Kanker ini diatasi dengan tindakan pembedahan, yang kadang melibatkan pengangkatan
kelenjar getah bening di sekitarnya. Nodul dengan diameter lebih kecil dari 1,9 cm diangkat
bersamaan dengan kelenjar tiroid di sekitarnya, meskipun beberapa ahli menganjurkan
untuk mengangkat seluruh kelenjar tiroid. Pembedahan hampir selalu bisa menyembuhkan
kanker ini. Diberikan hormon tiroid dalam dosis yang cukup untuk menekan pelepasan
TSH dan membantu mencegah kekambuhan. Jika nodulnya lebih besar, maka biasanya
6. dilakukan pengangkatan sebagian besar atau seluruh kelenjar tiroid dan seringkali
diberikan yodium radioaktif, dengan harapan bahwa jaringan tiroid yang tersisa atau
kanker yang telah menyebar akan menyerapnya dan hancur. Dosis yodium radioaktif
lainnya mungkin diperlukan untuk memastikan bahwa keseluruhan kanker telah
dihancurkan. Kanker papiler hampir selalu dapat disembuhkan.
2. Penatalaksanaan Kanker Folikuler
Pengobatan untuk kanker ini adalah pengangkatan sebanyak mungkin kelenjar tiroid dan
pemberian yodium radioaktif untuk menghancurkan jaringan maupun sel kanker yang
tersisa.
3. Penatalaksanaan Kanker Anaplastik
Pemberian yodium radioaktif tidak berguna karena kanker tidak menyerap yodium
radioaktif. Pemberian obat anti kanker dan terapi penyinaran sebelum dan setelah
pembedahan memberikan hasil yang cukup memuaskan. Operasi reseksi diikuti radiasi dan
kemoterapi.
4. Penatalaksanaan Kanker Meduler
Pengobatannya meliputi pengangkatan seluruh kelenjar tiroid.
Lebih dari 2/3 penderita kanker meduler yang merupakan bagian dari sindroma neoplasia
endokrin multipel, bertahan hidup 10 tahun; jika kanker meduler berdiri sendiri, maka
angka harapan hidup penderitanya tidak sebaik itu. Kadang kanker ini diturunkan, karena
itu seseorang yang memiliki hubungan darah dengan penderita kanker meduler, sebaiknya
menjalani penyaringan untuk kelainan genetik. Jika hasilnya negatif, maka hampir dapat
dipastikan orang tersebut tidak akan menderita kanker meduler. Jika hasilnya positif, maka
dia akan menderita kanker meduler; sehingga harus dipertimbangkan untuk menjalani
pengangkatan tiroid meskipun gejalanya belum timbul dan kadar kalsitonin darah belum
meningkat. Kadar kalsitonin yang tinggi atau peningkatan kadar kalsitonin yang berlebihan
setelah dilakukan tes perangsangan, juga membantu dalam meramalkan apakah seseorang
akan menderita kanker meduler.
7. 7. PATHOFISIOLOGY AND PATHWAYS
Sebagian besar karsinoma tiroid berasal dari epitel folikel, kecuali karsinoma medular
berasal dari sel parafolikel atau sel C. Beberapa faktor, baik genetik maupun lingkungan
diperkirakan berperan pada patogenesis kanker tiroid (Antika, 2019).
a. Faktor genetik Pentingnya faktor genetik digaris bawahi dengan adanya kasus kanker
tiroid dalam kanker tiroid. Karsinoma tiroid medularis familial terjadi pada neoplasia
endokrin multiple tipe 2 yang berkaitan dengan mutasi protoonkogen RET di sel germ
line. Mutasi inaktivasi gen TP53 jarang ditemukan pada kanker tiroid yang
berdiferensiasi (papilar atau folikuar), tetapi sering pada kanker anaplastik (Dewi,
2015)
b. Radiasi
Pajanan ke radiasi terutama selama dua dekade pertama kehidupan, muncul sebagai
salah satu faktor predisposisi penting timbulnya kanker tiroid. Sampai 9% orang yang
mendapat terapi semacam ini selama masa anak-anak kemudian mengidap keganasan
tiroid, biasanya terjadi beberapa decade setelah pajanan (Dewi, 2015).
c. Penyakit tiroid yang sudah ada Gondok multinodular kronis dilaporkan merupakan
faktor predisposisi pada beberapa kasus karena daerah dengan gondok endemis akibat
defisiensi yodium memperlihatkan prevalensi karsinoma folikular yang lebih tinggi
(Antika, 2019).
8. PATHWAY
d.
Terapi penyinaran di kepala, leher dan dada,
riwayat keluarga, endemis, konsumsi minim yodium
timbul neoplasma, pertumbuhan kecil
(nodul) di kelenjar tiroid
Hipotalamus melepas TRH
Hipofisis anterior akan merangsang
peningkatan sekresi TSH
massa tiroid meningkat, berdiferensi
memunculkan kanker tiroid
T3,T4, Kalsitonin meningkat
Pembengkakan laring
Nyeri akut
Kerusakan
menelan
Kerusakan
komunikasi
verbal
Cedera pita
suara, serak
9. 8. OBSERVATION CHART
a. Assessment
1) Anamesis
Anamnesis (keterangan riwayat penyakit) merupakan bagian penting dalam
menegakkan diagnosis. Pasien dengan nodul tiroid nontoksik baik jinak maupun ganas,
biasanya datang dengan keluhan kosmetik atau takut timbulnya keganasan. Sebagian
besar keganasan tiroid tidak menimbulkan keluhan, kecuali jenis anaplastik yang
sangat cepat membesar dalam beberapa minggu saja. Pasien umumnya mengeluh
adanya gejala penekanan pada jalan napas (sesak) atau pada jalan makanan (sulit
menelan). Pada nodul dengan adanya perdarahan atau disertai infeksi, bisa menimbul
keluhan nyeri. Keluhan lain pada keganasan tiroid yang mungkin timbul adalah suara
serak.
2) Pemeriksaan fisik
Perlu dibedakan antara nodul tiroid jinak dan ganas. Yang jinak, dari riwayat keluarga:
nodul jinak, strumadifus, multinoduler. Pertumbuhannya relatif besarnya tetap.
Konsistensinya lunak, rata dan tidak terfiksir. Gejala penekanan dan penyebarannya
tidak ada. Sedangkan yang ganas, dari riwayat keluarga: karsinoma medulare, nodul
soliter, Usia kurang dari 20 tahun atau di atas 60 tahun. Pria berisiko dua kali daripada
wanita dan riwayat terekspos radiasi leher. Pertumbuhannya cepat membesar.
Konsistensi, padat, keras, tidak rata dan terfiksir. Gejala penekanan, ada gangguan
menelan dan suara serak. Penyebarannya terjadi pembesaran kelenjar limfe leher.
3) Pemeriksaan penunjang
Pemeriksaan penunjang diagnostik dilakukan untuk mengevaluasi nodul tiroid dapat
berupa pemeriksaan laboratorium untuk penentuan status fungsi dengan memeriksa
kadar TSHs dan hormon tiroid, pemeriksaan Ultrasonografi, sidik tiroid, CT scan atau
MRI, serta biopsi aspirasi jarum halus dan terapi supresi Tiroksin untuk diagnostik.
a. Pemeriksaan laboratorium dimaksudkan untuk memperoleh hasil pemeriksaan
fungsi tiroid baik hipertiroid maupun hipotiroid yang dapat menditeksi
10. kemungkinan keganasan. Pemeriksaan TSH yang meningkat berguna untuk
tiroiditis. Pemeriksaan kadar antibodi antitiroid peroksidase dan antibodi
antitiroglobulin penting untuk diagnosis tiroiditis kronik Hashimoto yang sering
timbul nodul uni/bilateral. Sehingga masih mungkin terdapat keganasan.
b. Pemeriksaan calcitonin merupakan pertanda untuk kanker tiroid jenis medulare,
sedangkan pemeriksaan kadar tiroglobulin cukup sensitif untuk keganasan tiroid
tetapi tidak spesifik. Karena bisa ditemukan pada keadaan lain seperti tiroiditis dan
adenoma tiroid.
c. Pemeriksaan Ultrasonografi yang merupakan pemeriksaan noninvasif dan ideal.
Khususnya dengan menggunakan ''high frequency real-time'' (generasi baru USG).
Dengan alat ini akan diperoleh gambaran anatomik secara detail dari nodul tiroid,
baik volume (isi), perdarahan intra-noduler, serta membedakan nodul
solid/kistik/campuran solid-kistik. Gambaran yang mengarah keganasan seperti
massa solid yang hiperkoik, irregularitas, sementara gambaran neovaskularisasi
dapat dijumpai pada pemeriksaan dengan USG. Dari satu penelitian USG nodul
tiroid didapatkan 69% solid, 12% campuran dan 19% kista. Dari kista tersebut
hanya 7% yang ganas, sedangkan dari nodul yang solid atau campuran berkisar
20%.
d. Pemeriksaan sidik tiroid dapat memberikan gambaran morfologi fugsional, hasil
pencitraannya merupakan refleksi dari fungsi jaringan tiroid. Bahan radioaktif yang
digunakan I-131 dan Tc-99m. Pada sidik tiroid 80-85% nodul tiroid memberikan
hasil dingin (cold), sedangkan 10-15% mempunyai risiko ganas. Nodul panas (hot)
dijumpai sekitar 5% dengan risiko ganas paling rendah, sedang nodul hangat
(warm) 10-15% dari seluruh nodul dengan risiko ganas kurang dari 10%.
e. Pemeriksaan CT scan (Computed Tomographic scanning) dan MRI (Magnetic
Resonance Imaging) diperlukan bila ingin mengetahui adanya perluasan struma
substernal atau terdapat kompresi/penekanan pada jalan nafas.
f. Pemeriksaan Biopsi Aspirasi Jarum Halus dianggap sebagai metode yang efektif
untuk membedakan nodul jinak atau ganas pada nodul tiroid yang soliter maupun
pada yang multinoduler. Pemeriksaan biopsi aspirasi jarum halus ini mempunyai
sensitivitas sebesar 83% dan spesifisitas 92%.
11. g. Terapi supresi Tiroksin (untuk diagnostik). Rasionalisasi dari tindakan ini adalah
bahwa TSH merupakan stimulator kuat untuk fungsi kelenjar tiroid dan
pertumbuhannya. Tes ini akan meminimalisasi hasil negatif palsu pada biopsi
aspirasi jarum halus.
b. Dx Nursing
1) Nyeri akut berhubungan dengan cedera pascaoperasi.
2) Kerusakan menelan berhubungan dengan tumor laringeal (kanker tiroid).
3) Kurang pengetahuan mengenai penyakit, kondisi dan prosedur penatalaksanaan
penyakit berhubungan dengan keterbatasan paparan informasi
c. Nursing Intervention
Diagnose
Keperawatan
Rencana Tindakan Keperawatan
NOC NIC
Nyeri akut berhubungan
dengan cedera
pascaoperasi.
Kontrol/Pengendalian
nyeri
Indikator :
1. mengetahui factor
penyebab
2. mengetahui waktu
muncul dan
permulaan nyeri
3. penggunaan analgetik
yang tepat
4. menggunakan sumber
pendukung yang
tepat
5. mengetahui gejala
nyeri
Manajemen nyeri
Aktivitas :
1. Kaji ulang secara
komprehensif tentang
nyeri meliputi lokasi,
karakteristik, penjalaran,
keparahan, kualitas, factor
pencetus
2. Observasi isyarat non
verbal atas
ketidaknyamanan
3. Gunakan strategi
komunikasi terapeutik
untuk mengetahui
tanggapan pasien terhadap
nyeri yang dialami
4. Monitoring perubahan
nyeri
5. Kendalikan factor
lingkungan yang dapat
mempengaruhi respon
pasien atas ketidak
nyamanan misalnya suhu
ruang
6. Ajarkan teknik
nonfarmakologikal
(kompres dingin,
12. relaksasi, guided imagery)
sebelum, selama, dan
setelah nyeri
7. Kolaborasi medis
pemberian analgetik
8. Pastikan pasien menerima
perawatan analgetik yang
tepat
Kerusakan menelan
berhubungan dengan
tumor laringeal (kanker
tiroid).
Status menelan:
esofagial
Indikator :
1. nyaman saat menelan
2. Makanan masuk
3. tidak batuk saat
menelan
4. tidak ada nyeri
epigastrial
5. kandungan di
lambung terjaga/tidak
muntah
6. tidak terjadi
hematemesis
7. pengulangan menelan
tidak terjadi
Terapi menelan
Aktivitas :
1. Hindarkan minum
minuman bersoda
2. Bantu pasien memilih
posisi yang nyaman saat
makan
3. Anjurkan pasien untuk
memfleksikan kepalanya
ke depan saat makan
unutk mendukung
menelan
4. Monitor tanda dan gejala
aspirasi
5. Monitor pergerakkan lidah
saat makan
6. Anjurkan pasien
menjangkau makanan
yang ada di bibir dan
sekitar mulut dengan lidah
7. Monitor intake dan output
makanan dan minuman,
turgor kulit, mukosa mulut
8. Sediakan perawatan mulut
9. Kolaborasi dengan ahli
diet konsultasi tentang
kebutuhan nutrisi pasien
Kurang pengetahuan
mengenai penyakit,
kondisi dan prosedur
penatalaksanaan penyakit
berhubungan dengan
keterbatasan paparan
informasi
Pengetahuan tentang
proses penyakit
Indicator :
1. mengetahui tentang
nama penyakit
2. menjelaskan
mengenai proses
penyakit
Pengajaran : Proses
Penyakit
Aktivitas :
1. Jelaskan patofisiologi
penyakit dan
hubungannya dengan
anatomi dan fisiologi
13. 3. menjelaskan penyebab
dan factor pendukung
4. menjelaskan tanda
dan gejala penyakit
5. menjelaskan
komplikasi penyakit
6. menjelaskan tanda
dan gejala penyakit
2. Jelaskan tanda dan gejala
penyakit
3. Jelaskan kemungkinan
komplikasi penyakit
4. Identifikasi penyebab
5. Informasikan tentang
kondisi pasien
6. Diskusikan perubahan
gaya hidup untuk
mencegah komplikasi dan
mengontrol penyakit
7. Diskusikan pilihan terapi
8. Instruksikan pasien agar
melaporkan bila terjadi
tanda dan gejala guna
tindakan perawatan
9. Kolaborasi tenaga
kesehatan lain untuk
memberikan informasi
kepada pasien tentang
penyakit.
EVALUASI
Evaluasi dilakukan dengan memperhatikan Nursing Outcomes Classification yang
telah ditetapkan guna mengetahui perkembangan kondisi pasien setelah dilakukan
implementasi sesuai Nursing Intervention Classification. Beberapa hasil evaluasi yang
ideal adalah sebagai berikut
1. Diagnosa II : Pasien mampu mengontrol/mengendalikan nyeri
2. Diagnosa III : Status menelan: esofagial pasien normal
3. Diagnosa IV : Pasien mengetahui tentang proses penyakit
14. DAFTAR PUSTAKA
1. Barrett, E.J. The thyroid gland. In Boron WF, Boulpaep EL. Medical physiology.A cellular
and molecular approach. Ist Edition. Saunders. Philadelphia. 2003 : 1035- 1048. 2.
2. Magner JA : Thyroid stimulating hormone: biosynthesis, cell biology and bioactivity.
Endocr Rev 1990; 11:354 3.
3. Glinoer D. Regulation of maternal thyroid during pregnancy. J Clin Endocrinol Metab
1990;71: 276 4.
4. Wall JR. Autoimmune thyroid disease. Endocrinol Metab Clin North Am 1987;229:1 5.
5. WilkinTJ.Mechanismof disease :receptorautoimmunityinendocrine disorders.N EngJ
Med 1990; 323: 1318 6.
6. Surks MI. American thyroid association guidelines for use of laboratory test in thyroid
disorders. JAMA 1990; 263:1529 7.
7. SolomonB.Currenttrendin the managementof Gravesdisease.JClinEndocrinol Metab
1990 ; 70:1518 8.
8. Fenzi G. Clinical approach to goiter. Clin Endocrinol Metab 1988 ; 2: 671