More Related Content
What's hot (18)
Similar to Gke (20)
Recently uploaded (17)
Gke
- 1. TERBENTUKNYA DAN PERKEMBANGAN JEMAAT GKE BUKIT HINDU 3.1 Cikal Bakal Jemaat GKE Bukit Hindu Sebagaimana telah disebutkan, bahwa kawasan Bukit Hindu pada awalnya merupakan bagian dari kompleks Tangkiling, kompleks Gereja Sion. Sehubungan dengan perluasan dan perpadatan kawasan pemukiman, maka dalam perkembangan yang kemudian, kawasan Bukit Hindu membentuk kompleks GKE Bukit Hindu, yang meliputi kawasan Universitas Palangka Raya, atau yang sekarang Jemaat GKE Tunjung Nyahu. Rumah ibadah atau Gedung Gereja di Kompleks Tangkiling pada saat itu belum ada, sehingga untuk ibadah minggu dan kebaktian Sekolah Hari Minggu, masih meminjam sebuah Sekolah Dasar (SD) di Kompleks Tangkiling. Warga jemaat GKE pada saat itu, secara bergiliran dilayani oleh pendeta-pendeta dari jemaat GKE Pahandut-Palangka Raya, antara lain oleh Pdt. T.W.I. Antang, Pdt. M.S. Anggen dan Pdt. Upen Liwin. Pada sekitar tahun 1970, di kawasan Bukit Hindu sudah bermukim 24 KK Kristen GKE, yakni keluarga : E.L. Tanggara, Joseph Karani, P.Y. Serang, Lelo L. Pera, Sukardon Nyalam, F. Ngindra, A. Kaber, Holten Rudji, Riwanto, Justin Patianom, Junan Taib, Rosen Nahan, Mariani Sandan, Untung Sutikno, Ngadiman Hardjo, P. Tuisan, F.T. Rado, Cornelis tuisan, Silam Rasad, Yuel Ngantung, Martim Dalim Hede, Willy Tundan, Walter V.D. Berg dan Bartholomeus Ludhen. Selanjutnya, dapat dikatakan bahwa ke-24 Kepala Keluarga inilah yang dianggap sebagai cikal bakal jemaat (anggota) GKE Bukit Hindu. Walaupun pada saat itu, kawasan ini masih termasuk dalam kompleks (jemaat) GKE Tangkiling. Secara pasti, tahun pemisahan kawasan Bukit Hindu, dari Kompleks Tangkiling belum diketahui. Namun, diperkirakan sekitar tahun 1972. Karena, menurut keterangan Saudara Walter V.D. Berg, sejak tahu 1972, jemaat GKE dikawasan Bukit telah diketuai oleh Bapak E.L. Tanggara, didampingi atau dibantu Walter V.D. Berg, Bapak Paul Y. Serang, Bapak Lelo L. Pera, Bapak Sukardon Nyalam, Bapak F. Ngindra, Bapak Justin Patianom dan Bapak A. Kaber.
- 2. Jika tahun 1970, jemaat GKE di Kompleks Bukit Hindu hanya beranggotakan 24 Kepala Keluarga, maka pada tahun 1974, mengalami kenaikan 95 % dari jumlah sebelumnya. Atau menjadi 40 Kepala Keluarga. Sayangnya, catatan perkembangan kompleks Bukit Hindu, pada tahun 1974 sampai dengan 1982, belum ditemukan. Data-data tertulis dalam tahun ini belum ditemukan. 3.2. Menjadi Kompleks GKe Bukit Hindu Sejak tahun 1982, kompleks GKE Bukit Hindu telah memiliki struktur jemaat tersendiri. Dengan ketua Bapak Handil SP, BA dan dan Sekretaris Bapak F. Iyun Kekes, BA, sesuai dengan keputusan BPH Majelis Jemaat GKE Pahandut Palangka Raya, tanggal 1 Juli 1982, Nomor : 10/MJ-PPLK/Kep/82. Keputusan ini tentang pengesahan dan Peresmian Susunan/Keanggotaan Pengurus-pengurus kompleks dalam lingkungan Jemaah Pahandut-Palangka Ray, Periode 1982/ 1984. Pada saat itu, jemaat GKE Pahandut diketuai oleh oleh Pdt. Esiaden Palis dan Sekretaris Pieter Ibin. Sayangnya, kegiatan pengurus kompleks periode 1982 sampai dengan 1984 ini tidak terdokumentasi dengan baik. Sehingga catatan mengenai perkembangan awal kompleks GKE Bukit Hindu., belum dapat dipaparkan secara maksimal pada kesempatan ini. Serah terima jabatan pengurus Kompleks GKE Bukit Hindu antara pengurus periode 1982-1984 dengan pengurus periode 1985-1987, dilaksanakan pada hari Sabtu, 30 Maret 1985. Walaupun demikian, kepengurusan kompleks, baru disahkan atau diresmikan pada tanggal 1 September 1985 atau 6 bulan kemudian, dengan surat keputusan Nomor : 04/MJ- PLK/Kep/IX/85. Disebutkan dalam keputusan tersebut yakni antara tahun 1985-1988 9disebutkan dalam dictum tigamemutuskan). Secara resmi, sejak tanggal serah terima jabatan tersebut, kepengurusan kompleks GKE Bukit Hindu periode 1985-1988 dianggap resmi bekerja. Oleh sebab itu, pada tanggal 07 Mei 1985 diadakan rapat lengkap pengurus kompleks. Pada rapat lengkap pengurus kompleks tersebut, selain membahas Rencana Anggaran Belanja, juga membahas Rencana Pembagian Daerah atau wilayah pembinaan.
- 3. Rapat tersebut juga menetapkan tugas dan tanggung jawab para petugas Wilayah Pembinaan, Sebagai berikut : 1. Melayani anggota jemaat di wilayahnya. 2. Mengikuti kebaktian SPP/SPW/SPR di wilayahnya 3. Menghubungi tempat kebaktian keluarga di wilayah nya, serta mencatat daftar tempat kebaktian berikutnya kepada Seksi pelayanan 4. Merekam data jemaat di wilayahnya 5. Mengedarkan atau mengumpulkan sumbangan atau situasi penting di wilayahnya 6. Melaporkan masalah (kalau ada) serta kejadian atau situasi penting di wilayahnya 7. Melaporkan kepada ketua kompleks, hambatan pelaksanaan kegiatan pelayanan di wilayahnya, serta saran usaha penanggulangannya 8. Melaporkan kepada seksi yang relevan mengenai pendatang di wilayahnya 9. Menyesuaikan kegiatan di wilayahnya sesuai ketentuan GKE serta program kegiatan kompleks Sehingga dapat dikatakan bahwa pembagian wilayah pelayanan di kawasan GKE Bukit Hindu telah ada sejak tahun 1985, yang merupakan cikal bakal wilayah pelayanan jemaat yang sekarang. Selanjutnya, seiring dengan keputusan Sinode Resort GKE Panarung-Palangka Raya tentang kemekaran jemaat GKE Panarung menjadi 5, maka pada tahun 1987, Kompleks GKE Bukit Hindu menjadi salah satu jemaat yang dimekarkan di wilayah pelayanan Resort GKE Panarung-Palangka Raya. Maka dalam rapat majelis kompleks, pada tanggal 1 dan 8 Maret 1987, dan dikuatkan dengan surat keputusan Nomor : 05/MJ-BH/1/1987, Kompleks Pelayanan Bukit Hindu, menyampaikan usul sebagai berikut : 1. Nama Majelis Kompleks Pelayanan Gereja Efrata Bukit Hindu ialah MAJELIS JEMAAH GKE (ANGGOTA PGI) BUKIT HINDU 2. Kantor Majelis Jemaah GKE Bukit Hindu sementara, bertempat dirumah Bapak Theopilus Y. Nahan, BA, Jalan agung, No.16 Bukit Hindu, Palangka Raya. Telepon 0536-21406.
- 4. 3. Komposisi Personalia Majelis Jemaah GKE Bukit Hindu dan komposisi Badan Pekerja Harian Majelis Jemaah. Berdasarkan surat dari masing-masing jemaah GKE pemekaran tersebut, maka kemudian Majelis Resort GKE Pahandut-Palangka Raya, dalam surat pada tanggal 8 desember 1987, melaporkan dan memohon kepada Badan Pekerja Harian Majelis Sinode GKE di Banjarmasin untuk menerbitkan surat keputusan untuk mensahkan jemaah GKE baru di Kotamadya Palangka Raya Sekaligus penamaanny. Selain itu, diusulkan juga agar masing-masing jemaat tersebut didefinitifkan terhitung sejak tanggal 1 Januari 1988. Adapun usulan nama jemaah dan pendapat ketua majelis di 5 (lima) jemaah tersebut sebagai berikut : 1. Jemaah asal definitif menjadi JEMAAH GKE PAHANDUT, dengan ketua jemaah Pdt. A. P. Tiup 2. Jemaah lingkungan PCPR I menjadi JEMAAH GKE LANGKAI, dengan ketua Jemaahnya Pdt. Prapatriotis H. Oedoy. 3. Jemaah lingkungan Palangka Raya Tengah menjadi Jemaah GKE Palangka Raya Tengah, dengan ketuanya Pdt. Debel Emon, S.TH 4. Jemaah lingkungan jalan Tjilik Riwut menjadi jemaah GKE Palangka, dengan ketua jemaahnya Pdt. B. adam. 5. Jemaah lingkungan bukit hindu menjadi Jemaah GKE Bukit Hindu, dengan ketuanya majelis jemaahnya Pdt. Yoseph Dehes Namun agaknya, surat keputusan penetapan jemaat definitive yang diharapkan dari majelis sinode GKE di Banjarmasin tidak terpenuhi. Akhirnya, jemaat GKe pemekaran menjalankan fungsi dan tugas pelayananny, dengan didasarkan pada 3 (tiga) buah surat dari BPH Majelis Resort GKE Pahandut Palangka Raya yakni : Pertama , surat BPH majelis resort no. 510/MR-GKE/0-I/1/87 tanggal 12 agustus 1987 tentang perubahan SK majelis resort GKE Pah/P.Raya mengenai Pemekaran Jemaah tanggal 8 Juli 1987 no. 471. Dalam surat ini ditujukan kepada semua pendeta dan ketua lingkungan/kompleks jemaah pemekaran. Dalam surat ini disebutkan bahwa tugas operasional sebagai majelis jemaah baru akan dimulai pada tanggal 1 Januari 1988.
- 5. Kedua, surat BPH resort GKE Pahandut Palangka Raya no. 601/MR-GKe/0-I/2/87 tanggal 12 Nopember 1987 tentang berakhirnya masa kerja pada panatuan/diakon periode 1985/1987 jemaah GKE Pah./P. Raya. Surat ini ditujukan kepada semua ketua jemaah dalam pemekaran. Dalam poin 2.a surat ini disebutkan bahwamajelis jemaah masing-masing supaya segera dapat berfungsi pada tanggal 1988, sesuai dengan ketentuan. Ketiga, surat BPH majelis resort GKE Pahandut Palangka Raya no. 619/MR-GKE/or- I/1/87 tanggal 8 Desember 1987 tentang laporan dan mohon diterbitkan surat keputusan pengesahan jemaah GKE baru (yang dimekarkan) di Kotamadya Palangka Raya. Surat ini ditujukan kepada BPH majelis sinode GKE di Banjarmasin. Dalam surat ini disebutkan bahwa kepada masing-masing jemaah tersebut didefinitifkan terhitung 1 Januari 1988, sejak itu pula eksistensi/fungsi dan kewenangan jemaah GKE Pahandut/P. Raya yang lama berakhir. Dengan demikian, dapat dikatakan bahwa kompleks pelayanan GKE Bukit Hindu secara resmi menjadi jemaat GKE Bukit Hindu, terhitung sejak tanggal 1 januari 1988, bersama dengan 4 (empat) jemaah lainnya. 3.3 Menjadi Jemaat GKE Bukit Hindu Seperti telah disebutkan di atas, bahwa kompleks pelayanan GKE bukit hindu secara resmi menjadi jemaat GKE bukit hindu, terhitung sejak tanggal 1 januari 1988. Tanggal 1 januari ini juga dapat dikatakan sebagai tonggak awal berdirinya jemaat GKE bukit hindu, secara definitive. Walaupun demikian, pengurus kompleks pelayanan GKE bukit hindu, sebelum menjadi jemaat GKE sudah mempersiapkan program kerja dan anggaran. Jadi, kesiapan kompleks pelayanan bukit hindu untuk menjadi jemaat mandiri sudah cukup memadai. Sebab, kepengurusan kompleks pun sudah merupakan embrio dari kemajelisan ditingkat jemaat. Dengan resminya kompleks pelayanan menjadi jemaat GKE bukit hindu, maka alat kelengkapan jemaat tinggal disempurnakan. Untuk maksud itu kemudian, dibentuk tim formatur penyusunan komposisi atau personalia majelis jemaat GKE bukit hindu dan badan pekerja harian majelis jemaat GKE bukit hindu, periode 1988-1989.