際際滷

際際滷Share a Scribd company logo
HANDOUT
GAMBAR TEKNIK
SEMESTER I
Buku Rujukan :
1. Giesecke F.E. 2001 .Gambar Teknik Edisi Ke-11. Jakarta : Erlangga
2. Ostrowsky O.1985. Engineering Drawing for Technicians Volume 1 :
Edward Arnold
3. Sato G.T., Hartanto N. S. 2000. Menggambar Mesin Menurut Standar ISO.
Jakarta : PT. Pradnya Paramita
Pengampu :
1. Bambang Kuswanto, Drs. SST
2. Eko Sidik Purnomo, ST
3. Rilles M.W, Ir
4. Zaenal Abidin, ST
PROGRAM STUDI TEKNIK MESIN
JURUSAN TEKNIK MESIN
POLITEKNIK NEGERI SEMARANG
2008
BAB I
PENDAHULUAN
1.1. Pengertian Gambar Teknik
 Gambar teknik mempunyai tiga fungsi penting, yaitu untuk menyampaikan
informasi, sebagai bahan dokumentasi dan menuangkan gagasan untuk
pengembangan.
 Dalam gambar teknik, ada aturan-aturan menggambar yang disebut standar
gambar, yang akan mengatur cara penyampaian keterangan-keterangan
melalui gambar agar dapat dijadikan sebagai alat komunikasi seperti halnya
bahasa lisan atau tulisan.
1.2. Fungsi Standarisasi Gambar
 Memberikan kepastian sesuai atau tidak sesuai kepada pembuat dan
pembaca gambar dalam menggunakan aturan-aturan gambar menurut
standar.
 Menyeragamkan penafsiran terhada cara-cara penunjukan dan penggunaan
simbol-simbol yang dinyatakan dalam gambar sesuai penafsiran menurut
standar.
 Memudahkan komunikasi teknis antara perancang/pembuat gambar denngan
pengguna gambar.
 Memudahkan kerjasama antara perusahaan-perusahaan dalam memproduksi
benda-benda teknik dalam jumlah banyak (produksi masal) yang harus
diselesaikan dalam waktu yang serempak.
 Standar yang digunakan adalah ISO (International Organization for
Standardization).
1.3. Alat-alat Gambar
 Alat-alat gambar meliputi :
 Meja gambar  Kertas gambar
 Mal gambar  Pensil
 Pena gambar (rapido)  Jangka
 Penghapus pensil dan tinta  Sepasang segitiga
 Busur derajat
1.4. Standar Ukuran Kertas Gambar
Gambar 1.1 Standarisasi Ukuran Kertas Gambar
1.5. Kepala Gambar
 Berfungsi untuk melengkapi informasi yang tidak bisa dinyatakan dalam
bentuk gambar.
 Kepala gambar terletak di sudut kanan bawah.
Gambar 1.2 Contoh Kepala Gambar
1.6. Standar Huruf dan Angka
 Jenis huruf dan angka baik yang tegak ataupun miring ke kanan 15 kedua-
duanya boleh digunakan.
Gambar 1.3 Normalisasi Huruf dan Angka
1.7. Standar Garis
Gambar 1.4 Penggunaan Macam-macam Jenis Garis
1.8. Standar Skala
 Standar skala terdiri dari :
 Perbesaran : 50:1 20:1 10:1
5:1 2:1
 Normal : 1:1
 Pengecilan : 1:2 1:5 1:10
1:20 1:50 1:100
Latihan Gambar Standarisasi :
1. Latihan huruf dan angka asing
2. Latihan garis
3. Latihan menggunakan alat gambar
BAB II
KONSTRUKSI GEOMETRIS
2.1. Pengertian Konstruksi Geometris
 Bentuk geometris adalah bentuk yang berhubungan dengan sifat garis, sudut,
bidang, dan ruang.
 Penggambaran bentuk-bentuk geometris dengan menggunakan alat gambar
seperti penggaris segitiga dan jangka.
2.2. Membagi Garis dengan Bagian yang Sama
2.3. Menggambar Garis Tegak Lurus.
2.4. Membagi Sudut Menjadi Dua Sama Besar.
2.5. Busur Menyinggung Lingkaran dan Garis.
2.6. Busur Menyinggung Dua Lingkaran.
2.7. Garis Menyinggung Dua Lingkaran.
Garis menyinggung bagian luar ke dua lingkaran. Garis menyinggung bagian dalam ke dua lingkaran.
2.7. Busur Melalui Tiga Titik.
2.8. Segi Lima di Dalam Lingkaran.
2.9. Segi Enam Beraturan
segi enam beraturan di luar lingkaran. segi enam beraturan menggunakan sudut 30 尊 dan sudut 60 尊
2.10. Segi Banyak Beraturan, Diketahui Salah Satu Sisi .
2.11. Ellips.
ellips dengan metoda dua lingkaran. ellips dengan metoda parallelogram.
ellips dengan metoda pendekatan.
2.12. Latihan konstruksi geometri :
Ulangi gambar di bawah di kertas ukuran A4, ukuran yang tertulis tidak perlu
dicantumkan kembali.
1 2
BAB III
VISUALISASI
3.1. Pengertian Visualisasi
 Gambar tiga dimensi yang dibuat pada bidang dua dimensi.
 Cara proyeksi yang dipergunakan terdiri dari :
 Proyeksi Aksonometri
 Proyeksi Miring
 Proyeksi Perspektif
3.2. Proyeksi Aksonometri
 Bila sebuah benda disajikan dalam proyeksi ortogonal, maka hanya sebuah
bidang yang tampak pada bidang proyeksi ( gambar 3.1 a)
 Bila bidang atau tepi benda dimiringkan terhadap bidang proyeksi, maka tiga
muka dari benda akan memberikan bentuk benda seperti sebelumnya.
Gambar 3.1 Proyeksi Aksonometri
 Tiga bentuk proyeksi aksonometri adalah isometri, dimetri, dan trimetri.
Gambar 3.2 Proyeksi Aksonometri
Proyeksi Trimetri
Proyeksi Dimetri
Proyeksi Isometri
Gambar 3.3 Tabel Proyeksi Aksonometri
3.3. Proyeksi Miring
 Semacam proyeksi sejajar, tetapi dengan garis-garis proyeksinya miring
terhadap bidang proyeksi.
 Benda dapat diletakkan sembarang, tetapi biasanya permukaan depan dari
benda diletakkan sejajar dengan bidang proyeksi vertikal.
 Sudut yang menggambarkan kedalamannya adalah 30, 45 atau 60
terhadap sumbu horizontal.
Gambar 3.4 Perbandingan beberapa jenis proyeksi miring
3.4. Proyeksi Perspektif
 Garis-garis pandangan pengamat ( garis proyeksi ) dipusatkan pada satu titik,
dimana titik tersebut dianggap sebagai mata pengamat.
 Lebih banyak digunakan dalam bidang arsitektur, dibanding dengan gambar
teknik mesin.
Latihan Soal :
Gambarkan gambar berikut dalam visualisasi isometrik, dimetrik dan oblique dengan
skala 2 : 1.
1 2
BAB IV
PROYEKSI ORTHOGRAFIK
4.1. Pengertian Proyeksi Orthogonal
 Benda ditunjukkan dalam dua dimensi dengan pandangan dari berbagai arah.
 Proyeksi Orthogonal untuk gambar kerja menggunakan bidang vertikal dan
horisontal sebagai bidang proyeksi, yang membagi menjadi empat sudut
ruang atau empat kuadran.
 Jika benda terletak di kuadran I dan diproyeksikan di bidang-bidangnya, maka
disebut cara proyeksi kuadran I atau cara proyeksi sudut pertama.
 Jika benda terletak di kuadran III dan diproyeksikan di bidang-bidangnya,
maka disebut cara proyeksi kuadran III atau cara proyeksi sudut ketiga.
Gambar 4.1 Prinsip Proyeksi Orthogonal
4.2. Proyeksi Sudut Pertama
 Pandangan diproyeksikan pada bidang di belakang benda menurut garis
penglihatan.
Gambar 4.2 Proyeksi Sudut Pertama
Gambar 4.3 Enam Pandangan Proyeksi Sudut Pertama
4.3. Proyeksi Sudut Ketiga ( Proyeksi Amerika )
 Benda yang akan digambar seolah-olah diletakkan dalam sebuah kotak yang
sisi-sisinya tembus pandang sebagai proyeksi.
Gambar 4.4 Proyeksi Sudut Ketiga
Gambar 4.5 Enam Pandangan Proyeksi Sudut Ketiga
4.4. Lambang Cara Proyeksi
 Kedua cara proyeksi boleh digunakan, akan tetapi tidak boleh dipakai secara
bersamaan dalam satu gambar.
Gambar 4.6 Lambang Cara Proyeksi Sudut Pertama Gambar 4.7 Lambang Cara Proyeksi Sudut
Ketiga
Latihan Soal :
1. Gambar dengan sistim proyeksi Eropa soal berikut ini !
Braket Bantalan Lawan Penjepit Kepala-lepas
2. Gambar dengan sistim proyeksi Amerika soal berikut ini !
Tutup Debu Bantalan Batang Silang
BAB V
POTONGAN
5.1. Pengertian Potongan
 Potongan atau irisan adalah suatu metoda penggambaran suatu obyek
gambar sedemikian rupa sehingga bagian dalam yang tidak jelas akan
mudah dipahami bentuk maupun ukurannya.
 Apabila bidang memotong obyek gambar dalam arah memanjang maka
penampang hasil potongan yang diperoleh disebut penampang
memanjang, sedangkan bila arah bidang potongnya melintang disebut
penampang melintang.
5.2. Jenis Potongan
 Potongan Penuh
 Bila bidang potong melalui sepanjang pandangan yang dihasilkan dari
proyeksi gambar pada bidang proyeksi maka pemotongan yang
dilakukan disebut pemotongan penuh. Hasil pemotongan berupa
penampang penuh.
Gambar 5.1. Pemotongan penuh
 Pemotongan setengah
 Untuk obyek gambar yang mempunyai bentuk simetri, digunakan teknik
pemotongan setengah, yaitu bidang potong akan melalui setengah dari
pandangan hasil proyeksi obyek gambar pada bidang proyeksi.
 Pemotongan akan menghasilkan penampang setengah bagian dan
setengah bagian lagi masih tetap utuh sebagai pandangan.
Gambar 5.2. Pemotongan setengah
 Pemotongan sebagian
 Pemotongan sebagian digunakan bila bagian yang akan dilihat detail
bagian dalamnya kurang dari setengah bagian dari obyek gambar.
Gambar 5.3. Potongan sebagian
5.3. Cara-cara Membuat Potongan
 Potongan dalam satu bidang.
 Potongan oleh bidang potong melalui garis sumbu dasar.
 Potongan yang tidak melalui sumbu dasar.
Gambar 5.4 Potongan melalui garis sumbu dasar
 Potongan oleh lebih dari satu bidang.
 Potongan meloncat.
 Potongan oleh dua bidang berpotongan.
 Potongan pada bidang berdampingan
0,5 0,25
Gambar 5.5 Potongan meloncat
 Potongan yang diputar di tempat atau dipindahkan.
 Potongan diputar di tempat.
 Potongan diputar dan dipindahkan
Gambar 5.8 Potongan diputar di tempat Gambar 5.8 Potongan yang diputar dan dipindahkan
 Susunan potongan berurutan.
Gambar 5.9 Susunan potongan berurutan
Gambar 5.6 Potongan dengan dua bidang menyudut
Gambar 5.7 Potongan dengan bidang-bidang berdampingan
 Penampang-penampang tipis.
Gambar 5.10 Potongan benda tipis Gambar 5.11 Potongan benda tipis Gambar 5.12 Potongan benda tipis
dengan ruang kosong diantaranya digambar dengan garis tebal
5.4. Penunjukan Pemotongan
 Bidang potong pada gambar hasil proyeksi dinyatakan dengan garis gores
tipis (seperti garis sumbu) tetapi dipertebal pada ujung-ujungnya (dan pada
perubahan arah bidang potong), dan diberi anak panah sebagai penunjuk
arah pandang serta dilengkapi dengan nama potongan, misal A - A, B - B.
Gambar 5.13 Garis potong
 Bila bidang potong tepat melalui garis sumbu obyek gambar, tidak perlu
dibuat garis potongnya lagi tetapi langsung menggunakan garis sumbu
tersebut yang dilengkapi garis tebal pada kedua ujungnya.
 Untuk gambar penampang/ hasil potongan dari obyek gambar harus
dilengkapi dengan garis arsir yang berupa garis tipis kontinyu yang cara
dan arah penggambarannya telah distandarkan sesuai jenis material /
bahan yang digunakan.
5.5. Garis Arsir
 Garis arsir dipakai untuk membedakan gambar potongan dari gambar
pandangan.
 Ketentuan lain tentang garis arsir :
 Digambarkan berupa garis tipis dengan sudut 450
terhadap sumbu
atau 450
terhadap penampang utama benda.
 Arsiran bagian yang berdampingan dari benda yang berbeda
sebaiknya diarsir berbeda sudut.
 Penampang yang luas dapat diarsir secara terbatas.
 Potongan meloncat dapat diarsir serpa atau sedikit digeser.
 Arsiran pada lokasi angka ukur dihapuskan.
Gambar 5.14 Arsir
Gambar 5.16 Arsir bidang yang luas
Gambar 5.18 Arsir dan angka
5.6. Benda / Bagian Benda yang Tidak Boleh Dipotong
 Benda-benda yang tidak boleh dipotong yaitu dalam arah memanjang
antara lain : poros, mur, baut dan kepala baut, sirip, ruji, cincin (ring), pasak,
pena, baut penetap, gigi suatu roda gigi, dan lain sebagainya.
Gambar 5.15 Arsir dari bagian-bagian yang
berdampingan
Gambar 5.17 Arsir pada potongan yang sejajar
(meloncat)
Gambar 5.17 Bagian-bagian yang tak dapat diperlihatkan oleh potongan
Latihan Soal :
1. Gambarkan dengan skala 2 : 1 dengan menggunakan proyeksi Eropa, tunjukkan
pandangan berikut :
a. Potongan pandangan depan A  A
b. Potongan pandangan atas B  B
c. Pandangan samping
Masing-masing kotak ukuran 5 mm
2. Gambarkan dengan skala 1 : 2 ke dalam proyeksi Amerika dan tunjukkan gambar
berikut :
a. Potongan pandangan depan A  A
b. Pandangan samping
c. Pandangan atas
Masing-masing kotak ukuran 20 mm
1 2
BAB VI
GAMBAR SKETSA
6.1. Pengertian Gambar Sketsa
 Kemampuan untuk membuat gambar rancangan tanpa menggunakan
peralatan gambar (freehand).
 Gambar sketsa merupakan gambaran dari suatu obyek dengan tujuan
untuk dibuat bendanya dapat berupa gambar rancangan baru maupun
modifikasi dari benda yang rusak atau sudah ada.
 Hasil yang diharapkan : kecepatan, akurat / teliti dan kesepadanan serta
kerapiannya dan tetap mengikuti prinsip gambar visual atau proyeksi
orthografik sehingga tidak menimbulkan salah tafsir dari pembaca gambar
(drafter) ataupun operator yang akan membuat bendanya.
6.2. Membuat Garis Lurus
 Peganglah pensil dengan benar dan nyaman, pensil terletak di jari tengah
dan dipegang oleh ibu jari dengan jari telunjuk terletak kurang lebih 25 - 40
mm dari ujung pensil.
 Tandai kedua batas ujung garis yang akan dibuat.
 Buat beberapa gerakan percobaan antara kedua titik yang ditandai
tersebut untuk menyesuaikan mata dan tangan dengan garis yang
dimaksud.
 Buat sketsa garis tipis antara kedua titik dengan menggerakkan pensil
dalam dua atau tiga ayunan yang tertuju pada titik kemana gerakan
pensil diarahkan.
 Pertebal garis percobaan tersebut dengan mata tertuju pada ujung pensil.
Garis jadi yang menggantikan garis percobaan hendaknya hitam, seragam
dan lurus. Garis lurus yang dibuat dapat berupa garis mendatar, garis
vertikal maupun garis miring.
Gambar 6.1 Menarik Garis Mendatar Gambar 6.2 Menarik Garis Tegak
Gambar 6.3 Menarik Garis Miring
6.3. Membuat Lingkaran
 Lingkaran kecil dapat disketsa dengan memberi tanda jarak / jari-jari
lingkaran pada sumbunya, atau mengukurnya dengan kertas yang diberi
tanda.
 Lingkaran yang lebih besar dibuat dengan menggunakan lebih dari dua
garis sumbu. Dengan mengsketsa jari-jari lingkaran pada masing-masing
garis sumbu dari titik pusatnya, dibuat goresan busur pendek-pendek yang
membentuk bakal lingkaran.
Gambar 6.4 Mensketsa Lingkaran
Gambar 6.5 Mensketsa Lingkaran
 Metoda lain yaitu menempatkan ujung kelingking di pusatnya, pertahankan
kedudukan ini secara kaku, dan secara seksama. Putar kertasnya dengan
tangan lain.
Gambar 6.6 Mensketsa Lingkaran
6.4. Sketsa Isometrik
 Metoda sederhana untuk pesiapan sketsa dalam mempelajari prinsip-
prinsip proyeksi banyak pandangan.
Gambar 6.7 Pensketsaan Isometrik
 Ellips, isometrik.
 Pertimbangan, pokok : sumbu mayor ellips selalu tegak lurus dengan
garis sumbu silinder, dan sumbu minornya tegak lurus dengan sumbu
utama dan berimpit dengan garis sumbu.
Gambar 6.8 Ellips Isometrik
Latihan Soal :
Sketsakan gambar alat perkakas di bawah ini dalam proyeksi perspektif, gunakan
kertas A4.
1 2
BAB VII
PENUNJUKAN UKURAN
7.1. Pendahuluan
 Penunjukan ukuran dalam suatu gambar mempunyai peranan yang sangat
penting untuk tercapainya tujuan gambar. Oleh karena itu penunjukan
ukuran harus dibuat jelas dan sederhana, sehingga mudah dibaca dan tidak
menimbulkan salah tafsir oleh pembaca gambar.
 Ukuran-ukuran tersebut ditempatkan pada tempat yang cocok, benar, serta
mudah dilihat.
7.2. Prinsip-prinsip Penunjukan Ukuran
 Semua penunjukan ukuran yang dinyatakan dalam gambar adalah ukuran-
ukuran dari benda yang dianggap sudah selesai dikerjakan.
 Penunjukan ukuran harus diletakkan pada gambar yang ada hubungannya
dengan pandangan depan yang terlihat jelas, bukan terhalang.
 Jika memungkinkan, semua penunjukan ukuran diletakkan di luar haris
benda, agar mudah dibaca dan cepat dimengerti.
 Jangan sekali-sekali menunjukkan suatu ukuran lebih dari satu kali
penunjukan.
 Jika memilih sistem penunjukan ukuran, perhatikan dan pertimbangkanlah
pengaruh dari toleransi-toleransinya.
7.3. Penggolongan Penunjukan Ukuran
 Fungsional dimensions ( F ) ( ukuran yang berfungsi )
Adalah ukuran yang mempunyai fungsi untuk pertimbangan pemasangan
(assembly).
 Non fungsional dimensions ( NF )
Adalah ukuran yang tidak mempunyai fungsi dalam pemasangan (assembly).
 Auxiliary dimensions ( Aux )
Adalah ukuran pembantu diberikan tanpa toleransi, fungsinya hanya sebagai
informasi.
7.4. Penunjukan Ukuran untuk Besaran
 Penunjukan ukuran untuk besaran adalah penunjukan ukuran yang
menunjukkan berapa panjang, lebar, tinggi dari suatu benda kerja,
komponen, lubang, atau alur.
Gambar 7.3 P e n u n j u k a n U k u r a n u n t u k B e s a r a n
7.5. Penunjukan Ukuran untuk Kedudukan
 Penunjukan ukuran kedudukan adalah penunjukan ukuran yang
menunjukkan berapa jarak kedudukan lubang alur dan bentuk lainnya yang
diukur darisuatu tempat yang menjadi patokan.
 Penunjukan ukuran kedudukan dapat dari pusat ke pusat, permukaan ke pusat
atau permukaan ke permukaan.
7.6. Garis - Garis Proyeksi dan Garis - Garis Penunjukan Ukuran
 Garis proyeksi pada umumnya digambar tegak lurus langsung dengan
Gambar 7.1 Pen dengan sebuah tuas
Gambar 7.2 Ukuran fungsional
bagian yang akan diberi ukuran. Garis proyeksi dan garis - garis
ukuran digambar berupa garis tipis tidak terputus.
7.7. Tanda Anak Panah
 Tanda anak panah yang digambar untuk menunjukkan ukuran yang pendek,
kalau masih cukup ruang bisa ditempatkan diluar. Tetapi apabila ruang
tidak mencukupi tanda anak panah tersebut dapat diganti dengan tanda
lain yaitu garis strip miring (45属).
7.8. Penempatan Garis Ukuran
 Sumbu atau garis tepi benda tidak bisa digunakan sebagai garis
ukuran, tetapi bisa digunakan untuk garis proyeksi.
 Garis ukuran jika mungkin diusahakan tidak terpotong oleh garis proyeksi.
Cara mengatasi hal tersebut adalah dengan meletakan lebih keluar
ukuran yang lebih panjang,sehingga ukuran yang pendek terletak di
dalam.
Gambar 7.7 Penempatan Garis Ukuran
Gambar 7.5 Garis - Garis Proyeksi dan Garis - Garis Penunjukan
Gambar 7.6 Tanda Anak Panah
 Apabila perlu garis-garis untuk penunjukan ukuran khusus dapat digambar
miring, tetapi satu dengan yang lain harus sejajar.
 Untuk penunjukan ukuran yang ujungnya mempunyai sudut atau radius, di-
camfer, garis konstruksi dan garis proyeksi harus diperpanjang keluar sedikit
sehingga berpotongan dalam satu titik dan titik tersebut digunakan sebagai
patokan pengukuran.
7.9. Penunjukan Ukuran untuk Pandangan Sebagian
 Pada pandangan sebagian atau pada potongan sebagian dari part yang
simetris, ujud dari garis ukuran harus ditunjukan dengan cara
memperpanjang garis ukuran tersebut sedikit melebihi sumbu benda
simetris yang diminta,dan tanda panah yang ke 2 harus dihilangkan.
7.10. Penunjukan Ukuran Tali Busur, Lengkungan dan Sudut
 Penunjukan ukuran untuk tali busur, lengkungan dan sudut harus dilaksa-
nakan seperti yang ditunjukan pada gambar.
Gambar 7.9 Penunjukan ukuran untuk pandangan sebagian
Gambar 7.10 Penunjukan ukuran tali busur, lengkungan dan sudut
7.11. Penunjukan Ukuran untuk Radius
 Garis penunjukan ukuran untuk radius biasanya digambar dari pusat radius
dengan satu tanda anak panah yang menuju radius tersebut.
 Apabila jarak antar pusat dengan radius tidak memungkinkan, garis
penunjukan ukuran bisa diperpanjang dan tanda anak panahnya digambar
dari luar dengan ujung lancip mengarah ke pusat.
Gambar 7.11 Penunjukan ukuran untuk radius
 Jarak antara lubang biasanya diberikan antara pusat ke pusat dan harus
digambar dengan jelas, manayang berbentuk lubang dan mana yang berupa
lengkungan. Untuk lubang harus ditandai dengan diameter dan untuk
lengkungan ditandai dengan radius.
Gambar 7.12 Penunjukan ukuran untuk radius
 Bentuk setengah lingkaran biasanya diukur dengan menggunakan
penunjukan radius, tetapi alur yang berujung radius, cukup dengan lebarnya .
Gambar 7.13 Penunjukan ukuran untuk radius
7.12. Penunjukan Ukuran untuk Ulir
 Garis penunjukan ukuran yang digunakan untuk pengukuran lubang yang
berulir atau poros berulir harus dicantumkan pada diameter yang terbesar
dar i ulir tersebut.
7.13. Pemberian Angka /Besaran Ukuran pada Penunjukan Ukuran
 Apabila sesuatu hal tak bisa dihindarkan karena adanya kekurangan
ruang, maka penunjukan ukuran dapat ditempatkan diatas dari garis
penunjukan ukuran yang diperpanjang dan penempatan angka sebaiknya
disebelah kanan.
7.14. Penempatan Angka - angka Ukuran Menurut Kwadran
 Angka ukuran harus ditempatkan pada tempat yang benar sehingga
mudah dibaca dari bawah atau dari samping kanan dari gambar tersebut.
Penempatan ukuran sudut ditulis horizontal sedikit di atas garis
penunjukan ukuran atau di samping luar dari garis penunjukan ukuran
apabila angka tersebut hampir vertikal.
 Apabila terjadi adanya kekurangan tempat untuk peletakan angka -
angka ukuran, maka angka - angka ukuran dapat ditempatkan di luar salah
satu tanda anak panah atau di bawah garis penunjukan ukuran.
 Penunjukan ukuran sudut ditulis langsung pada setiap garis penunjuk
ukuran, asalkan tidak menyinpang dari aturan bahwa suatu ukuran dari
suatu gambar bisa dibaca dari bawah atau dari samping kanan.
Gambar 7.14 Penunjukan ukuran untuk ulir
Gambar 7.15 Pemberian angka /besaran ukuran pada Penunjukan ukuran
7.15. Huruf dan Tanda - tanda Untuk Pelengkap
 Penunjukan ukuran bentuk lubang atau bentuk silinder harus ditandai dengan
simbol  yang diletakan didepan angka ukurannya. Tetapi jika dalam suatu
gambar sudah jelas bentuknya adalah suatu lubang / silinder maka tanda
tersebut harus dihilangkan.
Penggunaan simbol yang benar Simbol yang harus dihilangkan
 Angka penunjukan ukuran untuk radius harus didahului dengan huruf R.
 Angka penunjukan ukuran bentuk segi empat harus didahului dengan simbol
.
 Penunjukan ukuran untuk radius atau diameter dari suatu permukaan yang
berbentuk bola, maka angka ukuran harus di dahului dengan kata "bola".
Gambar 7.16 Memberi ukuran
pada garis ukur miring
Gambar 7.17 Ukuran Sudut
Gambar 7.17 Penunjukan ukuran bentuk lubang atau silinder
Gambar 7.18 Penunjukan ukuran untuk radius
Gambar 7.19 Penunjukan ukuran bentuk segi empat
15
7.16. Penunjukan Perintah
 Garis-garis untuk penunjukan perintah,
akhir garis tersebut harus didalam dari
gambar garis tepi benda dan diberi tanda
titik. Sedangkan urituk garis penunjukan
perintah pada permukaan benda kerja harus
diberi tanda panah yang mengarah pada
garis tepi benda kerja tersebut.
7.17. Penunjukan Ketebalan Material
 Untuk tebal benda yang paralel, jika pandangan
lain tidak digambarkan, maka boleh ditunjukan
pada pandangan muka dengan "Tebal .....", dan
angkanya diikuti dengan simbol mm untuk
menghindari kekacauan dengan ukuran-ukuran
yang lain.
7.18. Pemberian Tanda - tanda Khusus
 Apabila dari suatu part ada sebagian permukaan yang harus dikerjakan
lebih lanjut, maka bagian permukaan tersebut harus diberi tanda,
sampai di mana permukaan itu harus dikerjakan lagi, ditandai dengan
garis rantai tebal, sejajar dan terletak sedikit keluar dari permukaan
benda tersebut.
Gambar 7.20 Penunjukan ukuran bentuk bola
Gambar 7.21
Penunjukan Perintah
Gambar 7.22
Penunjukan
Ketebalan Material
Gambar 7.22 Pemberian tanda - tanda khusus
7.19. Penunjukan Ukuran Berantai
 Digunakan hanya apabila jarak setiap lubang lebih berfungsi dari pada
panjang / ukuran keseluruhan.
7.20. Penunjukan Ukuran Sejajar
 Penempatan penunjukan langsung,dari suatu patokan urmun yang sama,dan
jarak antara lubang tidak begitu berfungsi.
7.21. Penunjukan Ukuran Gabungan
 Metoda ini paling sering dipakai, yaitu hasil penggunaan bersama dari
metoda berantai dan sejajar.
7.22. Penunjukan Ukuran Berstep
 Pada garis patokan ditandai dengan titik dan tanda nol. Penunjukan ukuran
ditempatkan tepat pada perpanjangan perpotongan garis-garis ukurannya.
Gambar 7.23 Penunjukan ukuran berantai
Gambar 7.24 Penunjukan ukuran sejajar
Gambar 7.25 Penunjukan ukuran gabungan
Gambar 7.26 Penunjukan ukuran berstep
7.23. Penunjukan Ukuran dengan Sistim Koordinat
 Metoda ini digunakan pada cara - cara tertentu, misalkan posisi dari
lubang hasil pengeboran ditunjukan seperti dalam tabel.
7.24. Penunjukan Ukuran Dalam dan Luar
 Penunjukan ukuran dalam dan luar harus dipisahkan sejauh mungkin.
7.25. Champer
 Besar champer ditunjukan seperti pada gambar "a", apabila sudut
champer 45属 dan dapat ditunjukan dengan lebih mudah seperti gambar
"b".
Gambar 7.29 Champer
Gambar 7.27 Penunjukan ukuran dengan sistim koordinat
Gambar 7.28 Penunjukan ukuran dalam dan luar
7.26. Penunjukan Ukuran dengan Jarak yang Sama
 Tanda = digunakan untuk menandai beberapa penunjukan ukuran yang
biasanya sama (gambar bawah).
7.27. Penunjukan Ukuran yang Menunjukkan Pembagian yang Sama
 Metoda ini digunakan, apabila jarak
pembagian yang tampak dalam suatu
gambar sama, atau bentuk dalam gambar
teratur. Jika adanya pitch dan jumlah
pitch pada penunjukan ukuran dalam
penggunaan sistim ini malah
membingungkan, maka salah satu jarak
pitch harus dicantumkan.
Gambar 7.30 Penunjukan Ukuran dengan Jarak Yang Sama
Gambar 7.31 Memberi ukuran
bagian-bagian yang berjarak sama
pada lingkaran
Gambar 7.32 Memberi ukuran bagian-bagian yang
berjarak sama pada lingkaran
Gambar 7.33 Memberi ukuran bagian-bagian yang
berjarak sama pada lingkaran
Gambar 7.34 Memberi ukuran bagian-bagian yang
berjarak sama pada lingkaran
Gambar 7.35 Memberi ukuran bagian-bagian yang
berjarak sama pada lingkaran
Gambar 7.36 Memberi ukuran bagian-bagian yang
berjarak sama pada lingkaran
7.28. Metoda Penggunaan Huruf yang Berhubungan
 Untuk menghindari adanya
pengulangan penunjukan ukuran
atau penunjukan-penunjukan lain
yang sama, maka metoda ini
dapat digunakan dengan cara
membuat tabel atau catatan
dengan huruf yang sesuai dan
berhubungan.
7.29. Ukuran Kemiringan dan Ketirusan
a. Kemiringan
 Cara penunjukan ukuran kemiringan ditunjukan gambar bawah.
Perbandingan 1: x diperoleh dari tangen sudut kemiringan.
Kemiringan =
x
L
h
H 1


Gambar 7.38 Penunjukan ukuran kemiringan
b. Ketirusan
 Gambar di bawah memperlihatkan penunjukan ukuran ketirusan.
Perbandingan 1 : y diperoleh dari perbandingan antara perbedaan
diameter dari dua potongan (D dan d) terhadap jaraknya (L).
Ketirusan =
y
tg
L
d
D 1
2
2 

 
Gambar 7.39 Ukuran ketirusan dan simbol Ketirusan
Gambar 7.37 Metoda penggunaan huruf yang berhubungan
Gambar 7.40 Penunjukan ukuran ketirusan
Latihan Soal :
Buatlah gambar pandangan yang diperlukan untuk gambar benda-benda yang
ditunjukkan gambar di bawah! Lengkapi dengan penunjukan ukuran yang benar!
Ukuran kertas dan tata letak gambar ditentukan sendiri.
1 2
3
4

More Related Content

Similar to HANDOUT_GAMBAR_TEKNIK_PROGRAM_STUDI_TEKN.pdf (20)

Kb 3 Membaca Gambar Teknik
Kb 3 Membaca Gambar TeknikKb 3 Membaca Gambar Teknik
Kb 3 Membaca Gambar Teknik
emodul-learning
Kb 3. Membaca gambar Teknik
Kb 3. Membaca gambar TeknikKb 3. Membaca gambar Teknik
Kb 3. Membaca gambar Teknik
emodul-learning
Memahami gambar teknik TEKNIK MESIN
Memahami gambar teknik TEKNIK MESINMemahami gambar teknik TEKNIK MESIN
Memahami gambar teknik TEKNIK MESIN
Eko Supriyadi
Gambar mesin
Gambar mesinGambar mesin
Gambar mesin
Guarsiolla Fanany
Materi pertemuan 11,12 menggambar Teknik.ppt
Materi pertemuan 11,12 menggambar Teknik.pptMateri pertemuan 11,12 menggambar Teknik.ppt
Materi pertemuan 11,12 menggambar Teknik.ppt
Kombet69
03 isi gabungan (updated)
03 isi gabungan (updated)03 isi gabungan (updated)
03 isi gabungan (updated)
Nuriy Nurhane
Ppt aturan proyeksi orthogonal dan gambar potong
Ppt aturan proyeksi orthogonal dan gambar potongPpt aturan proyeksi orthogonal dan gambar potong
Ppt aturan proyeksi orthogonal dan gambar potong
IrwanWitono
2.2 gambar proyeksi
2.2 gambar proyeksi2.2 gambar proyeksi
2.2 gambar proyeksi
Hendra Arie
Unit 8 lukisan isometrik
Unit 8   lukisan isometrikUnit 8   lukisan isometrik
Unit 8 lukisan isometrik
M Hedhir Samsuri
Membaca Gambar Teknik
Membaca Gambar TeknikMembaca Gambar Teknik
Membaca Gambar Teknik
emodul-learning
1. fungsi dan standarisasi gambar teknik
1. fungsi dan standarisasi gambar teknik1. fungsi dan standarisasi gambar teknik
1. fungsi dan standarisasi gambar teknik
yohaneswahyuusd13
GAMBAR POTONGAN ringkas.pptx
GAMBAR POTONGAN ringkas.pptxGAMBAR POTONGAN ringkas.pptx
GAMBAR POTONGAN ringkas.pptx
rizalnurikhwani1
Menggambar teknik materi 5 ready full
Menggambar teknik materi 5 ready fullMenggambar teknik materi 5 ready full
Menggambar teknik materi 5 ready full
mahreza
Materi 7 tanda ulir
Materi 7 tanda ulirMateri 7 tanda ulir
Materi 7 tanda ulir
kasman khasra
Bahan bacaan 2.2 gambar proyeksi
Bahan bacaan 2.2 gambar proyeksiBahan bacaan 2.2 gambar proyeksi
Bahan bacaan 2.2 gambar proyeksi
arie eric
Bahan bacaan 2.2 gambar proyeksi
Bahan bacaan 2.2 gambar proyeksiBahan bacaan 2.2 gambar proyeksi
Bahan bacaan 2.2 gambar proyeksi
arie eric
ATURAN DAN CARA MEMBERI UKURAN GAMBAR
ATURAN DAN CARA MEMBERI UKURAN GAMBARATURAN DAN CARA MEMBERI UKURAN GAMBAR
ATURAN DAN CARA MEMBERI UKURAN GAMBAR
MOSES HADUN
Pertemuan 5_ Gamtek.pdfhhhhhhhhhhhhhhhhhhhhhhhh
Pertemuan 5_ Gamtek.pdfhhhhhhhhhhhhhhhhhhhhhhhhPertemuan 5_ Gamtek.pdfhhhhhhhhhhhhhhhhhhhhhhhh
Pertemuan 5_ Gamtek.pdfhhhhhhhhhhhhhhhhhhhhhhhh
ProboKusumo2
5.MEMBACA GAMBAR TEKNIK 2024.pptx5.MEMBACA GAMBAR TEKNIK 2024.pptx
5.MEMBACA GAMBAR TEKNIK 2024.pptx5.MEMBACA GAMBAR TEKNIK 2024.pptx5.MEMBACA GAMBAR TEKNIK 2024.pptx5.MEMBACA GAMBAR TEKNIK 2024.pptx
5.MEMBACA GAMBAR TEKNIK 2024.pptx5.MEMBACA GAMBAR TEKNIK 2024.pptx
ArfanAdnan4
Proyeksi ortogonal
Proyeksi ortogonalProyeksi ortogonal
Proyeksi ortogonal
yurina siswandani
Kb 3 Membaca Gambar Teknik
Kb 3 Membaca Gambar TeknikKb 3 Membaca Gambar Teknik
Kb 3 Membaca Gambar Teknik
emodul-learning
Kb 3. Membaca gambar Teknik
Kb 3. Membaca gambar TeknikKb 3. Membaca gambar Teknik
Kb 3. Membaca gambar Teknik
emodul-learning
Memahami gambar teknik TEKNIK MESIN
Memahami gambar teknik TEKNIK MESINMemahami gambar teknik TEKNIK MESIN
Memahami gambar teknik TEKNIK MESIN
Eko Supriyadi
Materi pertemuan 11,12 menggambar Teknik.ppt
Materi pertemuan 11,12 menggambar Teknik.pptMateri pertemuan 11,12 menggambar Teknik.ppt
Materi pertemuan 11,12 menggambar Teknik.ppt
Kombet69
03 isi gabungan (updated)
03 isi gabungan (updated)03 isi gabungan (updated)
03 isi gabungan (updated)
Nuriy Nurhane
Ppt aturan proyeksi orthogonal dan gambar potong
Ppt aturan proyeksi orthogonal dan gambar potongPpt aturan proyeksi orthogonal dan gambar potong
Ppt aturan proyeksi orthogonal dan gambar potong
IrwanWitono
2.2 gambar proyeksi
2.2 gambar proyeksi2.2 gambar proyeksi
2.2 gambar proyeksi
Hendra Arie
Unit 8 lukisan isometrik
Unit 8   lukisan isometrikUnit 8   lukisan isometrik
Unit 8 lukisan isometrik
M Hedhir Samsuri
Membaca Gambar Teknik
Membaca Gambar TeknikMembaca Gambar Teknik
Membaca Gambar Teknik
emodul-learning
1. fungsi dan standarisasi gambar teknik
1. fungsi dan standarisasi gambar teknik1. fungsi dan standarisasi gambar teknik
1. fungsi dan standarisasi gambar teknik
yohaneswahyuusd13
GAMBAR POTONGAN ringkas.pptx
GAMBAR POTONGAN ringkas.pptxGAMBAR POTONGAN ringkas.pptx
GAMBAR POTONGAN ringkas.pptx
rizalnurikhwani1
Menggambar teknik materi 5 ready full
Menggambar teknik materi 5 ready fullMenggambar teknik materi 5 ready full
Menggambar teknik materi 5 ready full
mahreza
Materi 7 tanda ulir
Materi 7 tanda ulirMateri 7 tanda ulir
Materi 7 tanda ulir
kasman khasra
Bahan bacaan 2.2 gambar proyeksi
Bahan bacaan 2.2 gambar proyeksiBahan bacaan 2.2 gambar proyeksi
Bahan bacaan 2.2 gambar proyeksi
arie eric
Bahan bacaan 2.2 gambar proyeksi
Bahan bacaan 2.2 gambar proyeksiBahan bacaan 2.2 gambar proyeksi
Bahan bacaan 2.2 gambar proyeksi
arie eric
ATURAN DAN CARA MEMBERI UKURAN GAMBAR
ATURAN DAN CARA MEMBERI UKURAN GAMBARATURAN DAN CARA MEMBERI UKURAN GAMBAR
ATURAN DAN CARA MEMBERI UKURAN GAMBAR
MOSES HADUN
Pertemuan 5_ Gamtek.pdfhhhhhhhhhhhhhhhhhhhhhhhh
Pertemuan 5_ Gamtek.pdfhhhhhhhhhhhhhhhhhhhhhhhhPertemuan 5_ Gamtek.pdfhhhhhhhhhhhhhhhhhhhhhhhh
Pertemuan 5_ Gamtek.pdfhhhhhhhhhhhhhhhhhhhhhhhh
ProboKusumo2
5.MEMBACA GAMBAR TEKNIK 2024.pptx5.MEMBACA GAMBAR TEKNIK 2024.pptx
5.MEMBACA GAMBAR TEKNIK 2024.pptx5.MEMBACA GAMBAR TEKNIK 2024.pptx5.MEMBACA GAMBAR TEKNIK 2024.pptx5.MEMBACA GAMBAR TEKNIK 2024.pptx
5.MEMBACA GAMBAR TEKNIK 2024.pptx5.MEMBACA GAMBAR TEKNIK 2024.pptx
ArfanAdnan4

HANDOUT_GAMBAR_TEKNIK_PROGRAM_STUDI_TEKN.pdf

  • 1. HANDOUT GAMBAR TEKNIK SEMESTER I Buku Rujukan : 1. Giesecke F.E. 2001 .Gambar Teknik Edisi Ke-11. Jakarta : Erlangga 2. Ostrowsky O.1985. Engineering Drawing for Technicians Volume 1 : Edward Arnold 3. Sato G.T., Hartanto N. S. 2000. Menggambar Mesin Menurut Standar ISO. Jakarta : PT. Pradnya Paramita Pengampu : 1. Bambang Kuswanto, Drs. SST 2. Eko Sidik Purnomo, ST 3. Rilles M.W, Ir 4. Zaenal Abidin, ST PROGRAM STUDI TEKNIK MESIN JURUSAN TEKNIK MESIN POLITEKNIK NEGERI SEMARANG 2008
  • 2. BAB I PENDAHULUAN 1.1. Pengertian Gambar Teknik Gambar teknik mempunyai tiga fungsi penting, yaitu untuk menyampaikan informasi, sebagai bahan dokumentasi dan menuangkan gagasan untuk pengembangan. Dalam gambar teknik, ada aturan-aturan menggambar yang disebut standar gambar, yang akan mengatur cara penyampaian keterangan-keterangan melalui gambar agar dapat dijadikan sebagai alat komunikasi seperti halnya bahasa lisan atau tulisan. 1.2. Fungsi Standarisasi Gambar Memberikan kepastian sesuai atau tidak sesuai kepada pembuat dan pembaca gambar dalam menggunakan aturan-aturan gambar menurut standar. Menyeragamkan penafsiran terhada cara-cara penunjukan dan penggunaan simbol-simbol yang dinyatakan dalam gambar sesuai penafsiran menurut standar. Memudahkan komunikasi teknis antara perancang/pembuat gambar denngan pengguna gambar. Memudahkan kerjasama antara perusahaan-perusahaan dalam memproduksi benda-benda teknik dalam jumlah banyak (produksi masal) yang harus diselesaikan dalam waktu yang serempak. Standar yang digunakan adalah ISO (International Organization for Standardization). 1.3. Alat-alat Gambar Alat-alat gambar meliputi : Meja gambar Kertas gambar Mal gambar Pensil Pena gambar (rapido) Jangka Penghapus pensil dan tinta Sepasang segitiga Busur derajat
  • 3. 1.4. Standar Ukuran Kertas Gambar Gambar 1.1 Standarisasi Ukuran Kertas Gambar 1.5. Kepala Gambar Berfungsi untuk melengkapi informasi yang tidak bisa dinyatakan dalam bentuk gambar. Kepala gambar terletak di sudut kanan bawah. Gambar 1.2 Contoh Kepala Gambar 1.6. Standar Huruf dan Angka Jenis huruf dan angka baik yang tegak ataupun miring ke kanan 15 kedua- duanya boleh digunakan.
  • 4. Gambar 1.3 Normalisasi Huruf dan Angka 1.7. Standar Garis
  • 5. Gambar 1.4 Penggunaan Macam-macam Jenis Garis 1.8. Standar Skala Standar skala terdiri dari : Perbesaran : 50:1 20:1 10:1 5:1 2:1 Normal : 1:1 Pengecilan : 1:2 1:5 1:10 1:20 1:50 1:100 Latihan Gambar Standarisasi : 1. Latihan huruf dan angka asing 2. Latihan garis 3. Latihan menggunakan alat gambar
  • 6. BAB II KONSTRUKSI GEOMETRIS 2.1. Pengertian Konstruksi Geometris Bentuk geometris adalah bentuk yang berhubungan dengan sifat garis, sudut, bidang, dan ruang. Penggambaran bentuk-bentuk geometris dengan menggunakan alat gambar seperti penggaris segitiga dan jangka. 2.2. Membagi Garis dengan Bagian yang Sama 2.3. Menggambar Garis Tegak Lurus. 2.4. Membagi Sudut Menjadi Dua Sama Besar.
  • 7. 2.5. Busur Menyinggung Lingkaran dan Garis. 2.6. Busur Menyinggung Dua Lingkaran. 2.7. Garis Menyinggung Dua Lingkaran. Garis menyinggung bagian luar ke dua lingkaran. Garis menyinggung bagian dalam ke dua lingkaran.
  • 8. 2.7. Busur Melalui Tiga Titik. 2.8. Segi Lima di Dalam Lingkaran. 2.9. Segi Enam Beraturan segi enam beraturan di luar lingkaran. segi enam beraturan menggunakan sudut 30 尊 dan sudut 60 尊 2.10. Segi Banyak Beraturan, Diketahui Salah Satu Sisi .
  • 9. 2.11. Ellips. ellips dengan metoda dua lingkaran. ellips dengan metoda parallelogram. ellips dengan metoda pendekatan. 2.12. Latihan konstruksi geometri : Ulangi gambar di bawah di kertas ukuran A4, ukuran yang tertulis tidak perlu dicantumkan kembali. 1 2
  • 10. BAB III VISUALISASI 3.1. Pengertian Visualisasi Gambar tiga dimensi yang dibuat pada bidang dua dimensi. Cara proyeksi yang dipergunakan terdiri dari : Proyeksi Aksonometri Proyeksi Miring Proyeksi Perspektif 3.2. Proyeksi Aksonometri Bila sebuah benda disajikan dalam proyeksi ortogonal, maka hanya sebuah bidang yang tampak pada bidang proyeksi ( gambar 3.1 a) Bila bidang atau tepi benda dimiringkan terhadap bidang proyeksi, maka tiga muka dari benda akan memberikan bentuk benda seperti sebelumnya. Gambar 3.1 Proyeksi Aksonometri Tiga bentuk proyeksi aksonometri adalah isometri, dimetri, dan trimetri. Gambar 3.2 Proyeksi Aksonometri Proyeksi Trimetri Proyeksi Dimetri Proyeksi Isometri
  • 11. Gambar 3.3 Tabel Proyeksi Aksonometri 3.3. Proyeksi Miring Semacam proyeksi sejajar, tetapi dengan garis-garis proyeksinya miring terhadap bidang proyeksi. Benda dapat diletakkan sembarang, tetapi biasanya permukaan depan dari benda diletakkan sejajar dengan bidang proyeksi vertikal. Sudut yang menggambarkan kedalamannya adalah 30, 45 atau 60 terhadap sumbu horizontal. Gambar 3.4 Perbandingan beberapa jenis proyeksi miring
  • 12. 3.4. Proyeksi Perspektif Garis-garis pandangan pengamat ( garis proyeksi ) dipusatkan pada satu titik, dimana titik tersebut dianggap sebagai mata pengamat. Lebih banyak digunakan dalam bidang arsitektur, dibanding dengan gambar teknik mesin. Latihan Soal : Gambarkan gambar berikut dalam visualisasi isometrik, dimetrik dan oblique dengan skala 2 : 1. 1 2
  • 13. BAB IV PROYEKSI ORTHOGRAFIK 4.1. Pengertian Proyeksi Orthogonal Benda ditunjukkan dalam dua dimensi dengan pandangan dari berbagai arah. Proyeksi Orthogonal untuk gambar kerja menggunakan bidang vertikal dan horisontal sebagai bidang proyeksi, yang membagi menjadi empat sudut ruang atau empat kuadran. Jika benda terletak di kuadran I dan diproyeksikan di bidang-bidangnya, maka disebut cara proyeksi kuadran I atau cara proyeksi sudut pertama. Jika benda terletak di kuadran III dan diproyeksikan di bidang-bidangnya, maka disebut cara proyeksi kuadran III atau cara proyeksi sudut ketiga. Gambar 4.1 Prinsip Proyeksi Orthogonal 4.2. Proyeksi Sudut Pertama Pandangan diproyeksikan pada bidang di belakang benda menurut garis penglihatan. Gambar 4.2 Proyeksi Sudut Pertama
  • 14. Gambar 4.3 Enam Pandangan Proyeksi Sudut Pertama 4.3. Proyeksi Sudut Ketiga ( Proyeksi Amerika ) Benda yang akan digambar seolah-olah diletakkan dalam sebuah kotak yang sisi-sisinya tembus pandang sebagai proyeksi. Gambar 4.4 Proyeksi Sudut Ketiga Gambar 4.5 Enam Pandangan Proyeksi Sudut Ketiga
  • 15. 4.4. Lambang Cara Proyeksi Kedua cara proyeksi boleh digunakan, akan tetapi tidak boleh dipakai secara bersamaan dalam satu gambar. Gambar 4.6 Lambang Cara Proyeksi Sudut Pertama Gambar 4.7 Lambang Cara Proyeksi Sudut Ketiga Latihan Soal : 1. Gambar dengan sistim proyeksi Eropa soal berikut ini ! Braket Bantalan Lawan Penjepit Kepala-lepas 2. Gambar dengan sistim proyeksi Amerika soal berikut ini ! Tutup Debu Bantalan Batang Silang
  • 16. BAB V POTONGAN 5.1. Pengertian Potongan Potongan atau irisan adalah suatu metoda penggambaran suatu obyek gambar sedemikian rupa sehingga bagian dalam yang tidak jelas akan mudah dipahami bentuk maupun ukurannya. Apabila bidang memotong obyek gambar dalam arah memanjang maka penampang hasil potongan yang diperoleh disebut penampang memanjang, sedangkan bila arah bidang potongnya melintang disebut penampang melintang. 5.2. Jenis Potongan Potongan Penuh Bila bidang potong melalui sepanjang pandangan yang dihasilkan dari proyeksi gambar pada bidang proyeksi maka pemotongan yang dilakukan disebut pemotongan penuh. Hasil pemotongan berupa penampang penuh. Gambar 5.1. Pemotongan penuh Pemotongan setengah Untuk obyek gambar yang mempunyai bentuk simetri, digunakan teknik pemotongan setengah, yaitu bidang potong akan melalui setengah dari pandangan hasil proyeksi obyek gambar pada bidang proyeksi. Pemotongan akan menghasilkan penampang setengah bagian dan setengah bagian lagi masih tetap utuh sebagai pandangan.
  • 17. Gambar 5.2. Pemotongan setengah Pemotongan sebagian Pemotongan sebagian digunakan bila bagian yang akan dilihat detail bagian dalamnya kurang dari setengah bagian dari obyek gambar. Gambar 5.3. Potongan sebagian 5.3. Cara-cara Membuat Potongan Potongan dalam satu bidang. Potongan oleh bidang potong melalui garis sumbu dasar. Potongan yang tidak melalui sumbu dasar. Gambar 5.4 Potongan melalui garis sumbu dasar Potongan oleh lebih dari satu bidang. Potongan meloncat. Potongan oleh dua bidang berpotongan. Potongan pada bidang berdampingan 0,5 0,25
  • 18. Gambar 5.5 Potongan meloncat Potongan yang diputar di tempat atau dipindahkan. Potongan diputar di tempat. Potongan diputar dan dipindahkan Gambar 5.8 Potongan diputar di tempat Gambar 5.8 Potongan yang diputar dan dipindahkan Susunan potongan berurutan. Gambar 5.9 Susunan potongan berurutan Gambar 5.6 Potongan dengan dua bidang menyudut Gambar 5.7 Potongan dengan bidang-bidang berdampingan
  • 19. Penampang-penampang tipis. Gambar 5.10 Potongan benda tipis Gambar 5.11 Potongan benda tipis Gambar 5.12 Potongan benda tipis dengan ruang kosong diantaranya digambar dengan garis tebal 5.4. Penunjukan Pemotongan Bidang potong pada gambar hasil proyeksi dinyatakan dengan garis gores tipis (seperti garis sumbu) tetapi dipertebal pada ujung-ujungnya (dan pada perubahan arah bidang potong), dan diberi anak panah sebagai penunjuk arah pandang serta dilengkapi dengan nama potongan, misal A - A, B - B. Gambar 5.13 Garis potong Bila bidang potong tepat melalui garis sumbu obyek gambar, tidak perlu dibuat garis potongnya lagi tetapi langsung menggunakan garis sumbu tersebut yang dilengkapi garis tebal pada kedua ujungnya. Untuk gambar penampang/ hasil potongan dari obyek gambar harus dilengkapi dengan garis arsir yang berupa garis tipis kontinyu yang cara dan arah penggambarannya telah distandarkan sesuai jenis material / bahan yang digunakan. 5.5. Garis Arsir Garis arsir dipakai untuk membedakan gambar potongan dari gambar pandangan. Ketentuan lain tentang garis arsir : Digambarkan berupa garis tipis dengan sudut 450 terhadap sumbu atau 450 terhadap penampang utama benda.
  • 20. Arsiran bagian yang berdampingan dari benda yang berbeda sebaiknya diarsir berbeda sudut. Penampang yang luas dapat diarsir secara terbatas. Potongan meloncat dapat diarsir serpa atau sedikit digeser. Arsiran pada lokasi angka ukur dihapuskan. Gambar 5.14 Arsir Gambar 5.16 Arsir bidang yang luas Gambar 5.18 Arsir dan angka 5.6. Benda / Bagian Benda yang Tidak Boleh Dipotong Benda-benda yang tidak boleh dipotong yaitu dalam arah memanjang antara lain : poros, mur, baut dan kepala baut, sirip, ruji, cincin (ring), pasak, pena, baut penetap, gigi suatu roda gigi, dan lain sebagainya. Gambar 5.15 Arsir dari bagian-bagian yang berdampingan Gambar 5.17 Arsir pada potongan yang sejajar (meloncat)
  • 21. Gambar 5.17 Bagian-bagian yang tak dapat diperlihatkan oleh potongan Latihan Soal : 1. Gambarkan dengan skala 2 : 1 dengan menggunakan proyeksi Eropa, tunjukkan pandangan berikut : a. Potongan pandangan depan A A b. Potongan pandangan atas B B c. Pandangan samping Masing-masing kotak ukuran 5 mm 2. Gambarkan dengan skala 1 : 2 ke dalam proyeksi Amerika dan tunjukkan gambar berikut : a. Potongan pandangan depan A A b. Pandangan samping c. Pandangan atas Masing-masing kotak ukuran 20 mm 1 2
  • 22. BAB VI GAMBAR SKETSA 6.1. Pengertian Gambar Sketsa Kemampuan untuk membuat gambar rancangan tanpa menggunakan peralatan gambar (freehand). Gambar sketsa merupakan gambaran dari suatu obyek dengan tujuan untuk dibuat bendanya dapat berupa gambar rancangan baru maupun modifikasi dari benda yang rusak atau sudah ada. Hasil yang diharapkan : kecepatan, akurat / teliti dan kesepadanan serta kerapiannya dan tetap mengikuti prinsip gambar visual atau proyeksi orthografik sehingga tidak menimbulkan salah tafsir dari pembaca gambar (drafter) ataupun operator yang akan membuat bendanya. 6.2. Membuat Garis Lurus Peganglah pensil dengan benar dan nyaman, pensil terletak di jari tengah dan dipegang oleh ibu jari dengan jari telunjuk terletak kurang lebih 25 - 40 mm dari ujung pensil. Tandai kedua batas ujung garis yang akan dibuat. Buat beberapa gerakan percobaan antara kedua titik yang ditandai tersebut untuk menyesuaikan mata dan tangan dengan garis yang dimaksud. Buat sketsa garis tipis antara kedua titik dengan menggerakkan pensil dalam dua atau tiga ayunan yang tertuju pada titik kemana gerakan pensil diarahkan. Pertebal garis percobaan tersebut dengan mata tertuju pada ujung pensil. Garis jadi yang menggantikan garis percobaan hendaknya hitam, seragam dan lurus. Garis lurus yang dibuat dapat berupa garis mendatar, garis vertikal maupun garis miring. Gambar 6.1 Menarik Garis Mendatar Gambar 6.2 Menarik Garis Tegak
  • 23. Gambar 6.3 Menarik Garis Miring 6.3. Membuat Lingkaran Lingkaran kecil dapat disketsa dengan memberi tanda jarak / jari-jari lingkaran pada sumbunya, atau mengukurnya dengan kertas yang diberi tanda. Lingkaran yang lebih besar dibuat dengan menggunakan lebih dari dua garis sumbu. Dengan mengsketsa jari-jari lingkaran pada masing-masing garis sumbu dari titik pusatnya, dibuat goresan busur pendek-pendek yang membentuk bakal lingkaran. Gambar 6.4 Mensketsa Lingkaran Gambar 6.5 Mensketsa Lingkaran Metoda lain yaitu menempatkan ujung kelingking di pusatnya, pertahankan kedudukan ini secara kaku, dan secara seksama. Putar kertasnya dengan tangan lain.
  • 24. Gambar 6.6 Mensketsa Lingkaran 6.4. Sketsa Isometrik Metoda sederhana untuk pesiapan sketsa dalam mempelajari prinsip- prinsip proyeksi banyak pandangan. Gambar 6.7 Pensketsaan Isometrik Ellips, isometrik. Pertimbangan, pokok : sumbu mayor ellips selalu tegak lurus dengan garis sumbu silinder, dan sumbu minornya tegak lurus dengan sumbu utama dan berimpit dengan garis sumbu.
  • 25. Gambar 6.8 Ellips Isometrik Latihan Soal : Sketsakan gambar alat perkakas di bawah ini dalam proyeksi perspektif, gunakan kertas A4. 1 2
  • 26. BAB VII PENUNJUKAN UKURAN 7.1. Pendahuluan Penunjukan ukuran dalam suatu gambar mempunyai peranan yang sangat penting untuk tercapainya tujuan gambar. Oleh karena itu penunjukan ukuran harus dibuat jelas dan sederhana, sehingga mudah dibaca dan tidak menimbulkan salah tafsir oleh pembaca gambar. Ukuran-ukuran tersebut ditempatkan pada tempat yang cocok, benar, serta mudah dilihat. 7.2. Prinsip-prinsip Penunjukan Ukuran Semua penunjukan ukuran yang dinyatakan dalam gambar adalah ukuran- ukuran dari benda yang dianggap sudah selesai dikerjakan. Penunjukan ukuran harus diletakkan pada gambar yang ada hubungannya dengan pandangan depan yang terlihat jelas, bukan terhalang. Jika memungkinkan, semua penunjukan ukuran diletakkan di luar haris benda, agar mudah dibaca dan cepat dimengerti. Jangan sekali-sekali menunjukkan suatu ukuran lebih dari satu kali penunjukan. Jika memilih sistem penunjukan ukuran, perhatikan dan pertimbangkanlah pengaruh dari toleransi-toleransinya. 7.3. Penggolongan Penunjukan Ukuran Fungsional dimensions ( F ) ( ukuran yang berfungsi ) Adalah ukuran yang mempunyai fungsi untuk pertimbangan pemasangan (assembly). Non fungsional dimensions ( NF ) Adalah ukuran yang tidak mempunyai fungsi dalam pemasangan (assembly). Auxiliary dimensions ( Aux ) Adalah ukuran pembantu diberikan tanpa toleransi, fungsinya hanya sebagai informasi.
  • 27. 7.4. Penunjukan Ukuran untuk Besaran Penunjukan ukuran untuk besaran adalah penunjukan ukuran yang menunjukkan berapa panjang, lebar, tinggi dari suatu benda kerja, komponen, lubang, atau alur. Gambar 7.3 P e n u n j u k a n U k u r a n u n t u k B e s a r a n 7.5. Penunjukan Ukuran untuk Kedudukan Penunjukan ukuran kedudukan adalah penunjukan ukuran yang menunjukkan berapa jarak kedudukan lubang alur dan bentuk lainnya yang diukur darisuatu tempat yang menjadi patokan. Penunjukan ukuran kedudukan dapat dari pusat ke pusat, permukaan ke pusat atau permukaan ke permukaan. 7.6. Garis - Garis Proyeksi dan Garis - Garis Penunjukan Ukuran Garis proyeksi pada umumnya digambar tegak lurus langsung dengan Gambar 7.1 Pen dengan sebuah tuas Gambar 7.2 Ukuran fungsional
  • 28. bagian yang akan diberi ukuran. Garis proyeksi dan garis - garis ukuran digambar berupa garis tipis tidak terputus. 7.7. Tanda Anak Panah Tanda anak panah yang digambar untuk menunjukkan ukuran yang pendek, kalau masih cukup ruang bisa ditempatkan diluar. Tetapi apabila ruang tidak mencukupi tanda anak panah tersebut dapat diganti dengan tanda lain yaitu garis strip miring (45属). 7.8. Penempatan Garis Ukuran Sumbu atau garis tepi benda tidak bisa digunakan sebagai garis ukuran, tetapi bisa digunakan untuk garis proyeksi. Garis ukuran jika mungkin diusahakan tidak terpotong oleh garis proyeksi. Cara mengatasi hal tersebut adalah dengan meletakan lebih keluar ukuran yang lebih panjang,sehingga ukuran yang pendek terletak di dalam. Gambar 7.7 Penempatan Garis Ukuran Gambar 7.5 Garis - Garis Proyeksi dan Garis - Garis Penunjukan Gambar 7.6 Tanda Anak Panah
  • 29. Apabila perlu garis-garis untuk penunjukan ukuran khusus dapat digambar miring, tetapi satu dengan yang lain harus sejajar. Untuk penunjukan ukuran yang ujungnya mempunyai sudut atau radius, di- camfer, garis konstruksi dan garis proyeksi harus diperpanjang keluar sedikit sehingga berpotongan dalam satu titik dan titik tersebut digunakan sebagai patokan pengukuran. 7.9. Penunjukan Ukuran untuk Pandangan Sebagian Pada pandangan sebagian atau pada potongan sebagian dari part yang simetris, ujud dari garis ukuran harus ditunjukan dengan cara memperpanjang garis ukuran tersebut sedikit melebihi sumbu benda simetris yang diminta,dan tanda panah yang ke 2 harus dihilangkan. 7.10. Penunjukan Ukuran Tali Busur, Lengkungan dan Sudut Penunjukan ukuran untuk tali busur, lengkungan dan sudut harus dilaksa- nakan seperti yang ditunjukan pada gambar. Gambar 7.9 Penunjukan ukuran untuk pandangan sebagian Gambar 7.10 Penunjukan ukuran tali busur, lengkungan dan sudut
  • 30. 7.11. Penunjukan Ukuran untuk Radius Garis penunjukan ukuran untuk radius biasanya digambar dari pusat radius dengan satu tanda anak panah yang menuju radius tersebut. Apabila jarak antar pusat dengan radius tidak memungkinkan, garis penunjukan ukuran bisa diperpanjang dan tanda anak panahnya digambar dari luar dengan ujung lancip mengarah ke pusat. Gambar 7.11 Penunjukan ukuran untuk radius Jarak antara lubang biasanya diberikan antara pusat ke pusat dan harus digambar dengan jelas, manayang berbentuk lubang dan mana yang berupa lengkungan. Untuk lubang harus ditandai dengan diameter dan untuk lengkungan ditandai dengan radius. Gambar 7.12 Penunjukan ukuran untuk radius Bentuk setengah lingkaran biasanya diukur dengan menggunakan penunjukan radius, tetapi alur yang berujung radius, cukup dengan lebarnya . Gambar 7.13 Penunjukan ukuran untuk radius
  • 31. 7.12. Penunjukan Ukuran untuk Ulir Garis penunjukan ukuran yang digunakan untuk pengukuran lubang yang berulir atau poros berulir harus dicantumkan pada diameter yang terbesar dar i ulir tersebut. 7.13. Pemberian Angka /Besaran Ukuran pada Penunjukan Ukuran Apabila sesuatu hal tak bisa dihindarkan karena adanya kekurangan ruang, maka penunjukan ukuran dapat ditempatkan diatas dari garis penunjukan ukuran yang diperpanjang dan penempatan angka sebaiknya disebelah kanan. 7.14. Penempatan Angka - angka Ukuran Menurut Kwadran Angka ukuran harus ditempatkan pada tempat yang benar sehingga mudah dibaca dari bawah atau dari samping kanan dari gambar tersebut. Penempatan ukuran sudut ditulis horizontal sedikit di atas garis penunjukan ukuran atau di samping luar dari garis penunjukan ukuran apabila angka tersebut hampir vertikal. Apabila terjadi adanya kekurangan tempat untuk peletakan angka - angka ukuran, maka angka - angka ukuran dapat ditempatkan di luar salah satu tanda anak panah atau di bawah garis penunjukan ukuran. Penunjukan ukuran sudut ditulis langsung pada setiap garis penunjuk ukuran, asalkan tidak menyinpang dari aturan bahwa suatu ukuran dari suatu gambar bisa dibaca dari bawah atau dari samping kanan. Gambar 7.14 Penunjukan ukuran untuk ulir Gambar 7.15 Pemberian angka /besaran ukuran pada Penunjukan ukuran
  • 32. 7.15. Huruf dan Tanda - tanda Untuk Pelengkap Penunjukan ukuran bentuk lubang atau bentuk silinder harus ditandai dengan simbol yang diletakan didepan angka ukurannya. Tetapi jika dalam suatu gambar sudah jelas bentuknya adalah suatu lubang / silinder maka tanda tersebut harus dihilangkan. Penggunaan simbol yang benar Simbol yang harus dihilangkan Angka penunjukan ukuran untuk radius harus didahului dengan huruf R. Angka penunjukan ukuran bentuk segi empat harus didahului dengan simbol . Penunjukan ukuran untuk radius atau diameter dari suatu permukaan yang berbentuk bola, maka angka ukuran harus di dahului dengan kata "bola". Gambar 7.16 Memberi ukuran pada garis ukur miring Gambar 7.17 Ukuran Sudut Gambar 7.17 Penunjukan ukuran bentuk lubang atau silinder Gambar 7.18 Penunjukan ukuran untuk radius Gambar 7.19 Penunjukan ukuran bentuk segi empat
  • 33. 15 7.16. Penunjukan Perintah Garis-garis untuk penunjukan perintah, akhir garis tersebut harus didalam dari gambar garis tepi benda dan diberi tanda titik. Sedangkan urituk garis penunjukan perintah pada permukaan benda kerja harus diberi tanda panah yang mengarah pada garis tepi benda kerja tersebut. 7.17. Penunjukan Ketebalan Material Untuk tebal benda yang paralel, jika pandangan lain tidak digambarkan, maka boleh ditunjukan pada pandangan muka dengan "Tebal .....", dan angkanya diikuti dengan simbol mm untuk menghindari kekacauan dengan ukuran-ukuran yang lain. 7.18. Pemberian Tanda - tanda Khusus Apabila dari suatu part ada sebagian permukaan yang harus dikerjakan lebih lanjut, maka bagian permukaan tersebut harus diberi tanda, sampai di mana permukaan itu harus dikerjakan lagi, ditandai dengan garis rantai tebal, sejajar dan terletak sedikit keluar dari permukaan benda tersebut. Gambar 7.20 Penunjukan ukuran bentuk bola Gambar 7.21 Penunjukan Perintah Gambar 7.22 Penunjukan Ketebalan Material Gambar 7.22 Pemberian tanda - tanda khusus
  • 34. 7.19. Penunjukan Ukuran Berantai Digunakan hanya apabila jarak setiap lubang lebih berfungsi dari pada panjang / ukuran keseluruhan. 7.20. Penunjukan Ukuran Sejajar Penempatan penunjukan langsung,dari suatu patokan urmun yang sama,dan jarak antara lubang tidak begitu berfungsi. 7.21. Penunjukan Ukuran Gabungan Metoda ini paling sering dipakai, yaitu hasil penggunaan bersama dari metoda berantai dan sejajar. 7.22. Penunjukan Ukuran Berstep Pada garis patokan ditandai dengan titik dan tanda nol. Penunjukan ukuran ditempatkan tepat pada perpanjangan perpotongan garis-garis ukurannya. Gambar 7.23 Penunjukan ukuran berantai Gambar 7.24 Penunjukan ukuran sejajar Gambar 7.25 Penunjukan ukuran gabungan Gambar 7.26 Penunjukan ukuran berstep
  • 35. 7.23. Penunjukan Ukuran dengan Sistim Koordinat Metoda ini digunakan pada cara - cara tertentu, misalkan posisi dari lubang hasil pengeboran ditunjukan seperti dalam tabel. 7.24. Penunjukan Ukuran Dalam dan Luar Penunjukan ukuran dalam dan luar harus dipisahkan sejauh mungkin. 7.25. Champer Besar champer ditunjukan seperti pada gambar "a", apabila sudut champer 45属 dan dapat ditunjukan dengan lebih mudah seperti gambar "b". Gambar 7.29 Champer Gambar 7.27 Penunjukan ukuran dengan sistim koordinat Gambar 7.28 Penunjukan ukuran dalam dan luar
  • 36. 7.26. Penunjukan Ukuran dengan Jarak yang Sama Tanda = digunakan untuk menandai beberapa penunjukan ukuran yang biasanya sama (gambar bawah). 7.27. Penunjukan Ukuran yang Menunjukkan Pembagian yang Sama Metoda ini digunakan, apabila jarak pembagian yang tampak dalam suatu gambar sama, atau bentuk dalam gambar teratur. Jika adanya pitch dan jumlah pitch pada penunjukan ukuran dalam penggunaan sistim ini malah membingungkan, maka salah satu jarak pitch harus dicantumkan. Gambar 7.30 Penunjukan Ukuran dengan Jarak Yang Sama Gambar 7.31 Memberi ukuran bagian-bagian yang berjarak sama pada lingkaran Gambar 7.32 Memberi ukuran bagian-bagian yang berjarak sama pada lingkaran Gambar 7.33 Memberi ukuran bagian-bagian yang berjarak sama pada lingkaran Gambar 7.34 Memberi ukuran bagian-bagian yang berjarak sama pada lingkaran Gambar 7.35 Memberi ukuran bagian-bagian yang berjarak sama pada lingkaran Gambar 7.36 Memberi ukuran bagian-bagian yang berjarak sama pada lingkaran
  • 37. 7.28. Metoda Penggunaan Huruf yang Berhubungan Untuk menghindari adanya pengulangan penunjukan ukuran atau penunjukan-penunjukan lain yang sama, maka metoda ini dapat digunakan dengan cara membuat tabel atau catatan dengan huruf yang sesuai dan berhubungan. 7.29. Ukuran Kemiringan dan Ketirusan a. Kemiringan Cara penunjukan ukuran kemiringan ditunjukan gambar bawah. Perbandingan 1: x diperoleh dari tangen sudut kemiringan. Kemiringan = x L h H 1 Gambar 7.38 Penunjukan ukuran kemiringan b. Ketirusan Gambar di bawah memperlihatkan penunjukan ukuran ketirusan. Perbandingan 1 : y diperoleh dari perbandingan antara perbedaan diameter dari dua potongan (D dan d) terhadap jaraknya (L). Ketirusan = y tg L d D 1 2 2 Gambar 7.39 Ukuran ketirusan dan simbol Ketirusan Gambar 7.37 Metoda penggunaan huruf yang berhubungan
  • 38. Gambar 7.40 Penunjukan ukuran ketirusan Latihan Soal : Buatlah gambar pandangan yang diperlukan untuk gambar benda-benda yang ditunjukkan gambar di bawah! Lengkapi dengan penunjukan ukuran yang benar! Ukuran kertas dan tata letak gambar ditentukan sendiri. 1 2 3 4