Fungsi kontinu seragam pasti kontinu biasa tetapi fungsi kontinu biasa tidak selalu kontinu seragam. Fungsi kontinu seragam memiliki sifat bahwa batas fungsi sama dengan nilai fungsi.
Jawaban latihan soal bagian 2.1 pada buku Analisis Real karangan Drs. Sutrima, M.SI
cetakan : pertama, Juni 2010
penerbit : Javatechno Publisher (Jln. Ahmad Yani 365A, Kartasura, Sukoharjo, Jawa Tengah, Indonesia - 57162
Dokumen tersebut membahas tentang relasi dan hasil kali cartesius antara dua himpunan atau lebih. Definisi relasi adalah pernyataan yang mendefinisikan hubungan antara suatu himpunan dengan himpunan lainnya. Hasil kali cartesius dari dua himpunan adalah himpunan semua pasangan berurutan dengan elemen pertama dari himpunan pertama dan elemen kedua dari himpunan kedua.
Salah satu materi perkuliahan prodi pendidikan matematika mata kuliah teori himpunan dan logika matematika - Kardinalitas, definisi kardinalitas, himpunan kuasa, operasi relasi dua himpunan, himpunan bagian
Dokumen tersebut membahas tentang pemisahan variabel untuk menyelesaikan persamaan Laplace dalam menentukan potensial listrik di dalam pipa logam persegi panjang. Metode ini memungkinkan fungsi potensial ditulis sebagai hasil kali dua fungsi yang masing-masing hanya bergantung pada satu variabel saja. Dengan menggunakan kondisi batas dan sifat ortogonalitas fungsi trigonometri, didapatkan penyelesaian tunggal berupa deret Fourier.
Dokumen tersebut membahas tentang relasi dan fungsi matematika. Relasi adalah hubungan antar unsur-unsur himpunan, sedangkan fungsi adalah relasi khusus dimana setiap unsur himpunan A dikaitkan dengan tepat satu unsur himpunan B. Dokumen ini menjelaskan berbagai jenis relasi seperti relasi ekivalen, sifat-sifat relasi seperti refleksif, simetris, dan transitif, serta sifat-sif
The document discusses the Bolzano-Weierstrass theorem, which states that every bounded real number sequence has a convergent subsequence. It first provides definitions of sequences and subsequences. It then proves the theorem by showing that every sequence has a monotonic subsequence by considering cases where the sequence has infinitely many peaks or finitely many peaks. The proof establishes the existence of convergent subsequences for bounded sequences.
Kombinatorial dan permutasi digunakan untuk menghitung jumlah susunan objek tanpa harus mengenumerasi semua kemungkinan. Prinsip penjumlahan dan perkalian digunakan untuk menghitung jumlah susunan dari himpunan objek yang saling tumpang tindih atau tidak. Permutasi menghitung urutan objek dengan memperhatikan urutannya.
Ada tiga masalah yang dibahas dalam dokumen tersebut:
1. Menghitung permutasi dan kombinasi dari sekumpulan objek
2. Mendefinisikan permutasi, kombinasi, dan rumus-rumus terkait seperti faktorial
3. Memberikan contoh perhitungan permutasi dan kombinasi
Dokumen tersebut membahas tentang pengertian himpunan, macam-macam himpunan, relasi antar himpunan, diagram himpunan, operasi pada himpunan, dan aljabar himpunan dalam 3 kalimat atau kurang.
Dokumen tersebut membahas tentang konsep-konsep statistika dasar seperti peubah acak, distribusi peluang diskret dan kontinyu, serta distribusi peluang gabungan. Termasuk contoh soal untuk memahami penerapannya.
Dokumen tersebut membahas prinsip inklusi dan eksklusi untuk menghitung banyaknya elemen gabungan dari beberapa himpunan dengan menggunakan rumus |A B C| = |A| + |B| + |C| - |A B| - |A C| - |B C| + |A B C|. Dokumen ini memberikan contoh-contoh penerapan prinsip tersebut untuk menyelesaikan soal-soal.
Analisis Real (Barisan dan Bilangan Real) Latihan bagian 2.5Arvina Frida Karela
油
Dokumen tersebut berisi penjelasan dan bukti sejumlah teorema terkait konvergensi dan divergensi barisan bilangan. Pertama, dibahas tentang sifat barisan yang divergen sejati jika tidak terbatas dan konvergen jika terbatas. Kemudian, diberikan contoh barisan yang divergen sejati dan konvergen. Selanjutnya, dibuktikan beberapa teorema terkait hubungan antara konvergensi dua barisan bilangan. Terakhir, diber
1. definisi dan teorema dasar pada geometri datarHeri Cahyono
油
1. Dua garis dikatakan sejajar jika tidak memiliki titik potong.
2. Jika dua garis dipotong oleh garis lain sehingga membentuk sudut sehadap yang sama besar, maka kedua garis tersebut sejajar.
3. Jika dua garis dipotong oleh garis lain sehingga membentuk sudut dalam atau luar yang berseberangan sama besar, maka kedua garis tersebut sejajar.
Dokumen tersebut membahas tentang konsep dasar himpunan matematika, termasuk definisi himpunan, cara penyajian himpunan, keanggotaan himpunan, himpunan bagian, himpunan yang sama, operasi-operasi dasar pada himpunan seperti irisan, gabungan, selisih, dan beda setangkup.
The document discusses the Bolzano-Weierstrass theorem, which states that every bounded real number sequence has a convergent subsequence. It first provides definitions of sequences and subsequences. It then proves the theorem by showing that every sequence has a monotonic subsequence by considering cases where the sequence has infinitely many peaks or finitely many peaks. The proof establishes the existence of convergent subsequences for bounded sequences.
Kombinatorial dan permutasi digunakan untuk menghitung jumlah susunan objek tanpa harus mengenumerasi semua kemungkinan. Prinsip penjumlahan dan perkalian digunakan untuk menghitung jumlah susunan dari himpunan objek yang saling tumpang tindih atau tidak. Permutasi menghitung urutan objek dengan memperhatikan urutannya.
Ada tiga masalah yang dibahas dalam dokumen tersebut:
1. Menghitung permutasi dan kombinasi dari sekumpulan objek
2. Mendefinisikan permutasi, kombinasi, dan rumus-rumus terkait seperti faktorial
3. Memberikan contoh perhitungan permutasi dan kombinasi
Dokumen tersebut membahas tentang pengertian himpunan, macam-macam himpunan, relasi antar himpunan, diagram himpunan, operasi pada himpunan, dan aljabar himpunan dalam 3 kalimat atau kurang.
Dokumen tersebut membahas tentang konsep-konsep statistika dasar seperti peubah acak, distribusi peluang diskret dan kontinyu, serta distribusi peluang gabungan. Termasuk contoh soal untuk memahami penerapannya.
Dokumen tersebut membahas prinsip inklusi dan eksklusi untuk menghitung banyaknya elemen gabungan dari beberapa himpunan dengan menggunakan rumus |A B C| = |A| + |B| + |C| - |A B| - |A C| - |B C| + |A B C|. Dokumen ini memberikan contoh-contoh penerapan prinsip tersebut untuk menyelesaikan soal-soal.
Analisis Real (Barisan dan Bilangan Real) Latihan bagian 2.5Arvina Frida Karela
油
Dokumen tersebut berisi penjelasan dan bukti sejumlah teorema terkait konvergensi dan divergensi barisan bilangan. Pertama, dibahas tentang sifat barisan yang divergen sejati jika tidak terbatas dan konvergen jika terbatas. Kemudian, diberikan contoh barisan yang divergen sejati dan konvergen. Selanjutnya, dibuktikan beberapa teorema terkait hubungan antara konvergensi dua barisan bilangan. Terakhir, diber
1. definisi dan teorema dasar pada geometri datarHeri Cahyono
油
1. Dua garis dikatakan sejajar jika tidak memiliki titik potong.
2. Jika dua garis dipotong oleh garis lain sehingga membentuk sudut sehadap yang sama besar, maka kedua garis tersebut sejajar.
3. Jika dua garis dipotong oleh garis lain sehingga membentuk sudut dalam atau luar yang berseberangan sama besar, maka kedua garis tersebut sejajar.
Dokumen tersebut membahas tentang konsep dasar himpunan matematika, termasuk definisi himpunan, cara penyajian himpunan, keanggotaan himpunan, himpunan bagian, himpunan yang sama, operasi-operasi dasar pada himpunan seperti irisan, gabungan, selisih, dan beda setangkup.
Dokumen tersebut memberikan penjelasan tentang konsep dasar himpunan, termasuk definisi himpunan, cara penyajian himpunan, keanggotaan, himpunan bagian, himpunan yang sama, operasi-operasi dasar pada himpunan seperti irisan, gabungan, selisih, dan beda setangkup.
Dokumen tersebut memberikan penjelasan tentang definisi himpunan, cara penyajian himpunan, keanggotaan, himpunan bagian, kardinalitas, operasi-operasi dasar pada himpunan seperti irisan, gabungan, komplemen, selisih, dan beda setangkup. Dokumen tersebut juga menampilkan berbagai contoh untuk memperjelas penjelasan-penjelasan tersebut.
Himpunan merupakan kumpulan objek yang berbeda. Ada beberapa cara untuk menyajikan himpunan seperti enumerasi, simbol-simbol baku, notasi pembentuk himpunan, dan diagram Venn. Terdapat berbagai operasi pada himpunan seperti irisan, gabungan, komplemen, selisih, dan beda setangkup.
Himpunan merupakan kumpulan objek yang berbeda. Ada beberapa cara untuk menyajikan himpunan seperti enumerasi, simbol-simbol baku, notasi pembentuk himpunan, dan diagram Venn. Terdapat berbagai operasi pada himpunan seperti irisan, gabungan, komplemen, selisih, dan beda setangkup.
Himpunan adalah kumpulan objek yang berbeda. Dokumen ini menjelaskan definisi himpunan dan cara penyajian himpunan seperti enumerasi dan simbol-simbol baku. Juga dibahas tentang keanggotaan, subset, himpunan yang sama, operasi dasar pada himpunan seperti irisan, gabungan, selisih dan produk kartesian.
Dokumen tersebut memberikan penjelasan tentang konsep dasar himpunan, termasuk definisi himpunan, elemen himpunan, kesamaan himpunan, subset himpunan, operasi-operasi dasar pada himpunan seperti irisan, gabungan, selisih, dan produk kartesian himpunan.
Dokumen tersebut membahas tentang himpunan dalam matematika. Himpunan didefinisikan sebagai kumpulan objek yang berbeda dan terdefinisi dengan baik. Dokumen tersebut menjelaskan konsep-konsep penting tentang himpunan seperti elemen himpunan, keanggotaan, cara penyajian himpunan, subset, himpunan yang sama, operasi terhadap himpunan, dan lain-lain.
Dokumen tersebut membahas tentang pengertian basis data, tujuan basis data, komponen sistem basis data, dan bahasa-bahasa yang digunakan dalam basis data. Basis data adalah kumpulan data yang tersusun secara terorganisir untuk memudahkan pengambilan dan manipulasi data.
Basis data merupakan kumpulan data yang saling berhubungan dan diorganisasikan secara sistematis untuk memudahkan pengambilan informasi. Dokumen ini membahas tentang definisi basis data, komponen-komponen sistem basis data seperti DBMS, model-model data, arsitektur DBMS, dan klasifikasi DBMS.
Matematika diskrit membahas objek-objek diskrit seperti bilangan bulat dan himpunan. Komputer beroperasi secara diskrit sehingga matematika diskrit memberikan dasar untuk ilmu komputer. Topik kuliah ini meliputi logika, teori himpunan, fungsi, induksi matematika, teori bilangan, aljabar Boolean, kombinatorik, teori graf dan probabilitas diskrit. Tujuannya adalah melatih penalaran matematika dan kemampuan menganalisis masalah se
2. 2
Definisi
Himpunan (set) adalah kumpulan objek-objek
yang berbeda.
Objek di dalam himpunan disebut elemen, unsur,
atau anggota.
HMIF adalah contoh sebuah himpunan, di
dalamnya berisi anggota berupa mahasiswa. Tiap
mahasiswa berbeda satu sama lain.
4. 4
Cara Penyajian Himpunan
1. Enumerasi
Setiap anggota himpunan didaftarkan secara rinci.
Contoh 1.
- Himpunan empat bilangan asli pertama: A = {1, 2, 3, 4}.
- Himpunan lima bilangan genap positif pertama: B = {4, 6, 8, 10}.
- C = {kucing, a, Amir, 10, paku}
- R = { a, b, {a, b, c}, {a, c} }
- C = {a, {a}, {{a}} }
- K = { {} }
- Himpunan 100 buah bilangan asli pertama: {1, 2, ..., 100 }
- Himpunan bilangan bulat ditulis sebagai {, -2, -1, 0, 1, 2, }.
5. 5
Keanggotaan
x A : x merupakan anggota himpunan A;
x A : x bukan merupakan anggota himpunan A.
Contoh 2. Misalkan:
A = {1, 2, 3, 4}, R = { a, b, {a, b, c}, {a, c} }
K = {{}}
maka
3 A
{a, b, c} R
c R
{} K
{} R
6. 6
Contoh 3. Bila P1 = {a, b},
P2 = { {a, b} },
P3 = {{{a, b}}},
maka
a P1
a P2
P1 P2
P1 P3
P2 P3
7. 7
2. Simbol-simbol Baku
P = himpunan bilangan bulat positif = { 1, 2, 3, ... }
N = himpunan bilangan alami (natural) = { 1, 2, ... }
Z = himpunan bilangan bulat = { ..., -2, -1, 0, 1, 2, ... }
Q = himpunan bilangan rasional
R = himpunan bilangan riil
C = himpunan bilangan kompleks
Himpunan yang universal: semesta, disimbolkan dengan
U.
Contoh: Misalkan U = {1, 2, 3, 4, 5} dan A adalah
himpunan bagian dari U, dengan A = {1, 3, 5}.
8. 8
3. Notasi Pembentuk Himpunan
Notasi: { x syarat yang harus dipenuhi oleh x }
Contoh 4.
(i) A adalah himpunan bilangan bulat positif kecil dari 5
A = { x | x bilangan bulat positif lebih kecil dari 5}
atau A = { x | x P, x < 5 }
yang ekivalen dengan A = {1, 2, 3, 4}
(ii) M = { x | x adalah mahasiswa yang mengambil kuliah
Matematika Diskrit}
9. 9
4. Diagram Venn
Contoh 5.
Misalkan U = {1, 2, , 7, 8},
A = {1, 2, 3, 5} dan B = {2, 5, 6, 8}.
Diagram Venn: U
1 2
5
3 6
8
4
7
A B
10. 10
Kardinalitas
Jumlah elemen di dalam A disebut kardinal dari himpunan A.
Notasi: n(A) atau A
Contoh 6.
(i) B = { x | x merupakan bilangan prima lebih kecil dari 20 },
atau B = {2, 3, 5, 7, 11, 13, 17, 19} maka B = 8
(ii) T = {kucing, a, Amir, 10, paku}, maka T = 5
(iii) A = {a, {a}, {{a}} }, maka A = 3
11. 11
Himpunan kosong (null set)
件 Himpunan dengan kardinal = 0 disebut himpunan kosong (null
set).
件 Notasi : atau {}
Contoh 7.
(i) E = { x | x < x }, maka n(E) = 0
(ii) P = { orang Indonesia yang pernah ke bulan }, maka n(P) = 0
(iii) A = {x | x adalah akar persamaan kuadrat x2
+ 1 = 0 }, n(A) = 0
件 himpunan {{ }} dapat juga ditulis sebagai {}
件 himpunan {{ }, {{ }}} dapat juga ditulis sebagai {, {}}
件 {} bukan himpunan kosong karena ia memuat satu elemen yaitu
himpunan kosong.
12. 12
Himpunan Bagian (Subset)
件 Himpunan A dikatakan himpunan bagian dari himpunan
B jika dan hanya jika setiap elemen A merupakan
elemen dari B.
件 Dalam hal ini, B dikatakan superset dari A.
件 Notasi: A B
件 Diagram Venn:
U
A
B
13. 13
Contoh 8.
(i) { 1, 2, 3} {1, 2, 3, 4, 5}
(ii) {1, 2, 3} {1, 2, 3}
(iii) N Z R C
(iv) Jika A = { (x, y) | x + y < 4, x , y 0 } dan
B = { (x, y) | 2x + y < 4, x 0 dan y 0 }, maka B A.
TEOREMA 1. Untuk sembarang himpunan A berlaku hal-hal
sebagai berikut:
(a) A adalah himpunan bagian dari A itu sendiri (yaitu, A A).
(b) Himpunan kosong merupakan himpunan bagian dari A
( A).
(c) Jika A B dan B C, maka A C
14. 14
件 A dan A A, maka dan A disebut himpunan
bagian tak sebenarnya (improper subset) dari himpunan
A.
Contoh: A = {1, 2, 3}, maka {1, 2, 3} dan adalah
improper subset dari A.
15. 15
A B berbeda dengan A B
(i) A B : A adalah himpunan bagian dari B tetapi
A B.
A adalah himpunan bagian sebenarnya (proper
subset) dari B.
Contoh: {1} dan {2, 3} adalah proper subset
dari {1, 2, 3}
(ii) A B : digunakan untuk menyatakan bahwa A
adalah himpunan bagian (subset) dari B yang
memungkinkan A = B.
16. 16
Latihan
[LIP00] Misalkan A = {1, 2, 3} dan B = {1, 2, 3, 4,
5}. Tentukan semua kemungkinan himpunan C
sedemikian sehingga A C dan C B, yaitu A
adalah proper subset dari C dan C adalah proper
subset dari B.
17. 17
Jawaban:
C harus mengandung semua elemen A = {1, 2, 3} dan
sekurang-kurangnya satu elemen dari B.
Dengan demikian, C = {1, 2, 3, 4} atau C = {1, 2, 3, 5}.
C tidak boleh memuat 4 dan 5 sekaligus karena C adalah
proper subset dari B.
18. 18
Himpunan yang Sama
件 A = B jika dan hanya jika setiap elemen A merupakan
elemen B dan sebaliknya setiap elemen B merupakan
elemen A.
件 A = B jika A adalah himpunan bagian dari B dan B
adalah himpunan bagian dari A. Jika tidak demikian,
maka A B.
件 Notasi : A = B A B dan B A
19. 19
Contoh 9.
(i) Jika A = { 0, 1 } dan B = { x | x (x 1) = 0 }, maka A = B
(ii) Jika A = { 3, 5, 8, 5 } dan B = {5, 3, 8 }, maka A = B
(iii) Jika A = { 3, 5, 8, 5 } dan B = {3, 8}, maka A B
Untuk tiga buah himpunan, A, B, dan C berlaku aksioma
berikut:
(a) A = A, B = B, dan C = C
(b) jika A = B, maka B = A
(c) jika A = B dan B = C, maka A = C
20. 20
Himpunan yang Ekivalen
件 Himpunan A dikatakan ekivalen dengan himpunan B
jika dan hanya jika kardinal dari kedua himpunan
tersebut sama.
件 Notasi : A ~ B A = B
Contoh 10.
Misalkan A = { 1, 3, 5, 7 } dan B = { a, b, c, d }, maka
A ~ B sebab A = B = 4
21. 21
Himpunan Saling Lepas
件 Dua himpunan A dan B dikatakan saling lepas (disjoint) jika keduanya
tidak memiliki elemen yang sama.
件 Notasi : A // B
件 Diagram Venn:
U
A B
Contoh 11.
Jika A = { x | x P, x < 8 } dan B = { 10, 20, 30, ... }, maka A // B.
22. 22
Himpunan Kuasa
件 Himpunan kuasa (power set) dari himpunan A adalah suatu himpunan
yang elemennya merupakan semua himpunan bagian dari A,
termasuk himpunan kosong dan himpunan A sendiri.
件 Notasi : P(A) atau 2A
件 Jika A = m, maka P(A) = 2m.
Contoh 12.
Jika A = { 1, 2 }, maka P(A) = { , { 1 }, { 2 }, { 1, 2 }}
Contoh 13.
Himpunan kuasa dari himpunan kosong adalah P() = {}, dan
himpunan kuasa dari himpunan {} adalah P({}) = {, {}}.
23. 23
Operasi Terhadap Himpunan
1. Irisan (intersection)
件 Notasi : A B = { x x A dan x B }
Contoh 14.
(i) Jika A = {2, 4, 6, 8, 10} dan B = {4, 10, 14, 18}, maka A B = {4, 10}
(ii) Jika A = { 3, 5, 9 } dan B = { -2, 6 }, maka A B = . Artinya: A // B
24. 24
2. Gabungan (union)
件 Notasi : A B = { x x A atau x B }
Contoh 15.
(i) Jika A = { 2, 5, 8 } dan B = { 7, 5, 22 }, maka A B =
{ 2, 5, 7, 8, 22 }
(ii) A = A
25. 25
3. Komplemen (complement)
件 Notasi :A = { x x U, x A }
Contoh 16.
Misalkan U = { 1, 2, 3, ..., 9 },
(i) jika A = {1, 3, 7, 9}, maka
A
= {2, 4, 6, 8}
(ii) jika A = { x | x/2 P, x < 9 }, maka
A
= { 1, 3, 5, 7, 9 }
26. 26
Contoh 17. Misalkan:
A = himpunan semua mobil buatan dalam negeri
B = himpunan semua mobil impor
C = himpunan semua mobil yang dibuat sebelum tahun 1990
D = himpunan semua mobil yang nilai jualnya kurang dari Rp 100 juta
E = himpunan semua mobil milik mahasiswa universitas tertentu
(i)mobil mahasiswa di universitas ini produksi dalam negeri atau diimpor
dari luar negeri (E A) (E B) atau E (A B)
(ii) semua mobil produksi dalam negeri yang dibuat sebelum tahun 1990
yang nilai jualnya kurang dari Rp 100 juta A C D
(iii) semua mobil impor buatan setelah tahun 1990 mempunyai nilai jual
lebih dari Rp 100 juta BDC
27. 27
4. Selisih (difference)
件 Notasi : A B = { x x A dan x B } = A B
Contoh 18.
(i) Jika A = { 1, 2, 3, ..., 10 } dan B = { 2, 4, 6, 8, 10 }, maka A B
= { 1, 3, 5, 7, 9 } dan B A =
(ii) {1, 3, 5} {1, 2, 3} = {5}, tetapi {1, 2, 3} {1, 3, 5} = {2}
28. 28
5. Beda Setangkup (Symmetric Difference)
件 Notasi: A B = (A B) (A B) = (A B) (B A)
Contoh 19.
Jika A = { 2, 4, 6 } dan B = { 2, 3, 5 }, maka A B = { 3, 4, 5, 6 }
29. 29
Contoh 20. Misalkan
U = himpunan mahasiswa
P = himpunan mahasiswa yang nilai ujian UTS di atas 80
Q = himpunan mahasiswa yang nilain ujian UAS di atas 80
Seorang mahasiswa mendapat nilai A jika nilai UTS dan nilai
UAS keduanya di atas 80, mendapat nilai B jika salah satu ujian
di atas 80, dan mendapat nilai C jika kedua ujian di bawah 80.
(i) Semua mahasiswa yang mendapat nilai A : P Q
(ii) Semua mahasiswa yang mendapat nilai B : P Q
(iii) Semua mahasiswa yang mendapat nilai C : U (P Q)
30. 30
TEOREMA 2. Beda setangkup memenuhi sifat-sifat berikut:
(a) A B = B A (hukum komutatif)
(b) (A B ) C = A (B C ) (hukum asosiatif)
31. 31
6. Perkalian Kartesian (cartesian product)
件 Notasi: A B = {(a, b) a A dan b B }
Contoh 20.
(i) Misalkan C = { 1, 2, 3 }, dan D = { a, b }, maka
C D = { (1, a), (1, b), (2, a), (2, b), (3, a), (3, b) }
(ii) Misalkan A = B = himpunan semua bilangan riil, maka
A B = himpunan semua titik di bidang datar
32. 32
Catatan:
1. Jika A dan B merupakan himpunan berhingga, maka:
A B = A . B.
2. (a, b) (b, a).
3. A B B A dengan syarat A atau B tidak kosong.
Pada Contoh 20(i) di atas, C = { 1, 2, 3 }, dan D = { a, b },
D C = {(a, 1), (a, 2), (a, 3), (b, 1), (b, 2), (b, 3) }
C D = { (1, a), (1, b), (2, a), (2, b), (3, a), (3, b) }
D C C D.
4. Jika A = atau B = , maka A B = B A =
33. 33
Contoh 21. Misalkan
A = himpunan makanan = { s = soto, g = gado-gado, n =
nasi goreng, m = mie rebus }
B = himpunan minuman = { c = coca-cola, t = teh, d = es
dawet }
Berapa banyak kombinasi makanan dan minuman yang dapat
disusun dari kedua himpunan di atas?
Jawab:
A B = A緒B = 4 3 = 12 kombinasi dan minuman,
yaitu {(s, c), (s, t), (s, d), (g, c), (g, t), (g, d), (n, c), (n, t), (n, d),
(m, c), (m, t), (m, d)}.
34. 34
Contoh 21. Daftarkan semua anggota himpunan berikut:
(a) P() (b) P() (c) {} P() (d) P(P({3}))
Penyelesaian:
(a) P() = {}
(b) P() = (ket: jika A = atau B = maka A B = )
(c) {} P() = {} {} = {(,))
(d) P(P({3})) = P({ , {3} }) = {, {}, {{3}}, {, {3}} }
36. 36
Contoh 22.
(i) A (B1B2 ... Bn) = (A B1) (A B2) ... (A Bn)
n
i
i
n
i
i
BABA
11
)()(
緒
緒
(ii) Misalkan A = {1, 2}, B = {a, b}, dan C = {, }, maka
A B C = {(1, a, ), (1, a, ), (1, b, ), (1, b, ), (2, a, ),
(2, a, ), (2, b, ), (2, b, ) }
37. 37
Hukum-hukum Himpunan
Disebut juga sifat-sifat (properties) himpunan
Disebut juga hukum aljabar himpunan
1. Hukum identitas:
A = A
A U = A
2. Hukum null/dominasi:
A =
A U = U
3. Hukum komplemen:
A A
= U
A
A
=
4. Hukum idempoten:
A A = A
A A = A
38. 38
5. Hukum involusi:
)(A = A
6. Hukum penyerapan
(absorpsi):
A (A B) = A
A (A B) = A
7. Hukum komutatif:
A B = B A
A B = B A
8. Hukum asosiatif:
A (B C) = (A B)
C
A (B C) = (A B)
C
9. Hukum distributif:
A (B C) = (A
B) (A C)
A (B C) = (A
B) (A C)
10. Hukum De Morgan:
BA = BA
BA = BA
11. Hukum 0/1
= U
U =
39. 39
Prinsip Dualitas
Prinsip dualitas dua konsep yang berbeda
dapat saling dipertukarkan namun tetap
memberikan jawaban yang benar.
40. 40
Contoh: AS kemudi mobil di kiri depan
Inggris (juga Indonesia) kemudi mobil di kanan depan
Peraturan:
(a) di Amerika Serikat,
- mobil harus berjalan di bagian kanan jalan,
- pada jalan yang berlajur banyak, lajur kiri untuk mendahului,
- bila lampu merah menyala, mobil belok kanan boleh langsung
(b) di Inggris,
- mobil harus berjalan di bagian kiri jalan,
- pada jalur yang berlajur banyak, lajur kanan untuk mendahului,
- bila lampu merah menyala, mobil belok kiri boleh langsung
Prinsip dualitas:
Konsep kiri dan kanan dapat dipertukarkan pada kedua negara tersebut
sehingga peraturan yang berlaku di Amerika Serikat menjadi berlaku
pula di Inggris
41. 41
(Prinsip Dualitas pada Himpunan). Misalkan S adalah
suatu kesamaan (identity) yang melibatkan himpunan dan
operasi-operasi seperti , , dan komplemen. Jika S*
diperoleh dari S dengan mengganti
,
,
U,
U ,
sedangkan komplemen dibiarkan seperti semula, maka
kesamaan S* juga benar dan disebut dual dari kesamaan S.
42. 42
1. Hukum identitas:
A = A
Dualnya:
A U = A
2. Hukum null/dominasi:
A =
Dualnya:
A U = U
3. Hukum komplemen:
A
A
= U
Dualnya:
A
A
=
4. Hukum idempoten:
A A = A
Dualnya:
A A = A
43. 43
5. Hukum penyerapan:
A (A B) = A
Dualnya:
A (A B) = A
6. Hukum komutatif:
A B = B A
Dualnya:
A B = B A
7. Hukum asosiatif:
A (B C) = (A B)
C
Dualnya:
A (B C) = (A B)
C
8. Hukum distributif:
A (B C)=(A B) (A
C)
Dualnya:
A (B C) = (A B) (A
C)
9. Hukum De Morgan:BA
=
A
B Dualnya:BA
=
A
B
10. Hukum 0/1
= U
Dualnya:
U =
46. 46
Contoh 24. Berapa banyaknya bilangan bulat antara 1 dan 100 yang
habis dibagi 3 atau 5?
Penyelesaian:
A = himpunan bilangan bulat yang habis dibagi 3,
B = himpunan bilangan bulat yang habis dibagi 5,
A B = himpunan bilangan bulat yang habis dibagi 3 dan 5 (yaitu
himpunan bilangan bulat yang habis dibagi oleh KPK
Kelipatan Persekutuan Terkecil dari 3 dan 5, yaitu 15),
Yang ditanyakan adalah A B.
A = 100/3 = 33,
B = 100/5 = 20,
A B = 100/15 = 6
A B = A + B A B = 33 + 20 6 = 47
Jadi, ada 47 buah bilangan yang habis dibagi 3 atau 5.
47. 47
Untuk tiga buah himpunan A, B, dan C, berlaku
A B C = A + B + C A B
A C B C + A B C
Untuk himpunan A1, A2, , Ar, berlaku:
A1 A2 Ar = i
Ai ワoo rji1
Ai Aj +
ooo rkji1 Ai Aj Ak + +
(-1)r-1
A1 A2 Ar
48. 48
Latihan:
Di antara bilangan bulat antara 101 600
(termasuk 101 dan 600 itu sendiri), berapa
banyak bilangan yang tidak habis dibagi
oleh 4 atau 5 namun tidak keduanya?
49. 49
Penyelesaian:
Diketahui:
U = 500
A = 600/4 100/4 = 150 25 = 125
B = 600/5 100/5 = 120 20 = 100
A B = 600/20 100/20 = 30 5 = 25
yang ditanyakan
BA
= ?
Hitung terlebih dahulu
A B = A + B 2 A B = 125 + 100 50 = 175
untuk mendapatkan
BA
= U A B = 500 175 = 325
50. 50
Partisi
Partisi dari sebuah himpunan A adalah sekumpulan himpunan
bagian tidak kosong A1, A2, dari A sedemikian sehingga:
(a) A1 A2 = A, dan
(b) Ai Aj = untuk i j
Contoh 25. Misalkan A = {1, 2, 3, 4, 5, 6, 7, 8}, maka { {1},
{2, 3, 4}, {7, 8}, {5, 6} } adalah partisi A.
51. 51
Himpunan Ganda (multiset)
件 Himpunan yang elemennya boleh berulang (tidak harus berbeda)
disebut himpunan ganda (multiset).
Contohnya, {1, 1, 1, 2, 2, 3}, {2, 2, 2}, {2, 3, 4}, {}.
件 Multiplisitas dari suatu elemen pada himpunan ganda adalah jumlah
kemunculan elemen tersebut pada himpunan ganda. Contoh: M = { 0,
1, 1, 1, 0, 0, 0, 1 }, multiplisitas 0 adalah 4.
件 Himpunan (set) merupakan contoh khusus dari suatu multiset, yang
dalam hal ini multiplisitas dari setiap elemennya adalah 0 atau 1.
件 Kardinalitas dari suatu multiset didefinisikan sebagai kardinalitas
himpunan padanannya (ekivalen), dengan mengasumsikan elemen-
elemen di dalam multiset semua berbeda.
52. 52
Operasi Antara Dua Buah Multiset:
Misalkan P dan Q adalah multiset:
1. P Q adalah suatu multiset yang multiplisitas elemennya sama
dengan multiplisitas maksimum elemen tersebut pada himpunan
P dan Q.
Contoh: P = { a, a, a, c, d, d } dan Q ={ a, a, b, c, c },
P Q = { a, a, a, b, c, c, d, d }
2. P Q adalah suatu multiset yang multiplisitas elemennya sama
dengan multiplisitas minimum elemen tersebut pada himpunan
P dan Q.
Contoh: P = { a, a, a, c, d, d } dan Q = { a, a, b, c, c }
P Q = { a, a, c }
53. 53
3. P Q adalah suatu multiset yang multiplisitas elemennya sama
dengan:
multiplisitas elemen tersebut pada P dikurangi multiplisitasnya
pada Q, jika selisihnya positif
0, jika selisihnya nol atau negatif.
Contoh: P = { a, a, a, b, b, c, d, d, e } dan Q = { a, a, b, b, b, c,
c, d, d } maka P Q = { a, e }
4. P + Q, yang didefinisikan sebagai jumlah (sum) dua buah himpunan
ganda, adalah suatu multiset yang multiplisitas elemennya sama
dengan penjumlahan dari multiplisitas elemen tersebut pada P dan Q.
Contoh: P = { a, a, b, c, c } dan Q = { a, b, b, d },
P + Q = { a, a, a, b, b, b, c, c, d }
54. 54
Pembuktian Proposisi Perihal
Himpunan
件 Proposisi himpunan adalah argumen yang menggunakan notasi
himpunan.
件 Proposisi dapat berupa:
1. Kesamaan (identity)
Contoh: Buktikan A (B C) = (A B) (A C)
2. Implikasi
Contoh: Buktikan bahwa Jika A B = dan A (B C)
maka selalu berlaku bahwa A C.
55. 55
1. Pembuktian dengan menggunakan diagram Venn
Contoh 26. Misalkan A, B, dan C adalah himpunan. Buktikan bahwa
A (B C) = (A B) (A C) dengan diagram Venn.
Bukti:
A (B C) (A B) (A C)
Kedua digaram Venn memberikan area arsiran yang sama.
Terbukti bahwa A (B C) = (A B) (A C).
56. 56
Diagram Venn hanya dapat digunakan jika
himpunan yang digambarkan tidak banyak
jumlahnya.
Metode ini mengilustrasikan ketimbang
membuktikan fakta.
Diagram Venn tidak dianggap sebagai metode
yang valid untuk pembuktian secara formal.
57. 57
2. Pembuktikan dengan menggunakan tabel keanggotaan
Contoh 27. Misalkan A, B, dan C adalah himpunan. Buktikan bahwa A
(B C) = (A B) (A C).
Bukti:
A B C B
C
A (B
C)
A
B
A
C
(A B) (A
C)
0 0 0 0 0 0 0 0
0 0 1 1 0 0 0 0
0 1 0 1 0 0 0 0
0 1 1 1 0 0 0 0
1 0 0 0 0 0 0 0
1 0 1 1 1 0 1 1
1 1 0 1 1 1 0 1
1 1 1 1 1 1 1 1
Karena kolom A (B C) dan kolom (A B) (A C) sama, maka A
(B C) = (A B) (A C).
58. 58
3. Pembuktian dengan menggunakan aljabar himpunan.
Contoh 28. Misalkan A dan B himpunan. Buktikan bahwa
(A B) (A B ) = A
Bukti:
(A B) (A B ) = A (B B ) (Hukum distributif)
= A U (Hukum komplemen)
= A (Hukum identitas)
59. 59
Contoh 29. Misalkan A dan B himpunan. Buktikan bahwa A (B A) =
A B
Bukti:
A (B A) = A (B A ) (Definisi operasi selisih)
= (A B) (A A ) (Hukum distributif)
= (A B) U (Hukum komplemen)
= A B (Hukum identitas)
60. 60
Contoh 30. Buktikan bahwa untuk sembarang himpunan A dan
B, bahwa
(i) A (A B) = A B dan
(ii) A (A B) = A B
Bukti:
(i) A (A B) = ( A A) (A B) (H. distributif)
= U (A B) (H. komplemen)
= A B (H. identitas)
(ii) adalah dual dari (i)
A (A B) = (A A) (A B) (H. distributif)
= (A B) (H. komplemen)
= A B (H. identitas)
61. Latihan. Misalkan A, B, dan C adalah
himpunan. Gunakan hukum-hukum aljabar
himpunan dan prinsip dualitas untuk
menentukan hasil dari operasi himpunan
(a)
(b)
61
)()()()( BABABABA
)()()()( BABABABA
63. Latihan. Misalkan A, B, dan C adalah himpunan.
Buktikan dengan hukum-hukum himpunan bahwa
(A B) (A C) = A (B C).
63
64. Jawaban:
64
(A B) (A C) = (A B ) (A C ) (Definisi Selisih)
= A ( B C ) (Hukum Distributif)
= A CB (Hukum DeMorgan)
= A (B C) (Definisi Selisih)
65. 65
4. Pembuktian dengan menggunakan definisi
件 Metode ini digunakan untuk membuktikan pernyataan
himpunan yang tidak berbentuk kesamaan, tetapi pernyataan
yang berbentuk implikasi. Biasanya di dalam implikasi
tersebut terdapat notasi himpunan bagian ( atau ).
66. 66
Contoh 31. Misalkan A dan B himpunan. Jika A B = dan
A (B C) maka A C. Buktikan!
Bukti:
(i) Dari definisi himpunan bagian, P Q jika dan hanya jika
setiap x P juga Q. Misalkan x A. Karena A (B
C), maka dari definisi himpunan bagian, x juga (B C).
Dari definisi operasi gabungan (), x (B C) berarti x
B atau x C.
(ii) Karena x A dan A B = , maka x B
Dari (i) dan (ii), x C harus benar. Karena x A juga
berlaku x C, maka dapat disimpulkan A C .
67. 67
Latihan
Misalkan A adalah himpunan bagian dari himpunan
semesta (U). Tuliskan hasil dari operasi beda-setangkup
berikut?
(a) A U (b) A A (c) A U
68. 68
Penyelesaian:
(a) A U = (A U) (U A) (Definisi operasi beda setangkup)
= () (A) (Definisi opearsi selisih)
= A (Hukum Identitas)
(b) A A = (A A ) ( A A) (Definisi operasi beda setangkup)
= (A A) ( A A ) (Definisi operasi selisih)
= A A (Hukum Idempoten)
= U (Hukum Komplemen)
(c) A U = ( A U) ( A U) (Definisi operasi beda setangkup)
= U A (Hukum Null dan Hukum Identitas)
= A (Definisi operasi selisih)
69. 69
Tipe Set dalam Bahasa Pascal
Bahasa Pascal menyediakan tipe data khusus untuk himpunan,
yang bernama set. Tipe set menyatakan himpunan kuasa dari
tipe ordinal (integer, character).
Contoh:
type
HurufBesar = A..Z;{ enumerasi }
Huruf = set of HurufBesar;
var
HurufKu : Huruf;
70. 70
Nilai untuk peubah HurufKu dapat diisi dengan
pernyataan berikut:
HurufKu:=[A, C, D];
HurufKu:=[M];
HurufKu:=[]; { himpunan kosong }
71. 71
件 Operasi yang dapat dilakukan pada tipe himpunan adalah
operasi gabungan, irisan, dan selisih seperti pada contoh
berikut:
{gabungan}
HurufKu:=[A, C, D] + [C, D, E];
{irisan}
HurufKu:=[A, C, D] * [C, D, E];
{selisih}
HurufKu:=[A, C, D] - [C, D, E];
72. 72
件 Uji keanggotaan sebuah elemen di dalam himpunan dilakukan
dengan menggunakan opeator in seperti contoh berikut:
if A in HurufKu then ...
件 Di dalam kakas pemrograman Delphi, set sering digunakan
untuk mengindikasikan flag. Misalnya himpunan icon untuk
window:
type
TBorderIcon=(biSystemMenu, biMinimize,
biMaximaze);
Huruf = set of TBoderIcon;