際際滷

際際滷Share a Scribd company logo
1
Himpunan
2
Definisi
 Himpunan (set) adalah kumpulan objek-objek
yang berbeda.
 Objek di dalam himpunan disebut elemen, unsur,
atau anggota.
 HMIF adalah contoh sebuah himpunan, di
dalamnya berisi anggota berupa mahasiswa. Tiap
mahasiswa berbeda satu sama lain.
3
 Satu set huruf (besar dan kecil)
4
Cara Penyajian Himpunan
1. Enumerasi
Setiap anggota himpunan didaftarkan secara rinci.
Contoh 1.
- Himpunan empat bilangan asli pertama: A = {1, 2, 3, 4}.
- Himpunan lima bilangan genap positif pertama: B = {4, 6, 8, 10}.
- C = {kucing, a, Amir, 10, paku}
- R = { a, b, {a, b, c}, {a, c} }
- C = {a, {a}, {{a}} }
- K = { {} }
- Himpunan 100 buah bilangan asli pertama: {1, 2, ..., 100 }
- Himpunan bilangan bulat ditulis sebagai {, -2, -1, 0, 1, 2, }.
5
Keanggotaan
x  A : x merupakan anggota himpunan A;
x  A : x bukan merupakan anggota himpunan A.
 Contoh 2. Misalkan:
A = {1, 2, 3, 4}, R = { a, b, {a, b, c}, {a, c} }
K = {{}}
maka
3  A
{a, b, c}  R
c  R
{}  K
{}  R
6
Contoh 3. Bila P1 = {a, b},
P2 = { {a, b} },
P3 = {{{a, b}}},
maka
a  P1
a  P2
P1  P2
P1  P3
P2  P3
7
2. Simbol-simbol Baku
P = himpunan bilangan bulat positif = { 1, 2, 3, ... }
N = himpunan bilangan alami (natural) = { 1, 2, ... }
Z = himpunan bilangan bulat = { ..., -2, -1, 0, 1, 2, ... }
Q = himpunan bilangan rasional
R = himpunan bilangan riil
C = himpunan bilangan kompleks
Himpunan yang universal: semesta, disimbolkan dengan
U.
Contoh: Misalkan U = {1, 2, 3, 4, 5} dan A adalah
himpunan bagian dari U, dengan A = {1, 3, 5}.
8
3. Notasi Pembentuk Himpunan
Notasi: { x  syarat yang harus dipenuhi oleh x }
Contoh 4.
(i) A adalah himpunan bilangan bulat positif kecil dari 5
A = { x | x bilangan bulat positif lebih kecil dari 5}
atau A = { x | x  P, x < 5 }
yang ekivalen dengan A = {1, 2, 3, 4}
(ii) M = { x | x adalah mahasiswa yang mengambil kuliah
Matematika Diskrit}
9
4. Diagram Venn
Contoh 5.
Misalkan U = {1, 2, , 7, 8},
A = {1, 2, 3, 5} dan B = {2, 5, 6, 8}.
Diagram Venn: U
1 2
5
3 6
8
4
7
A B
10
Kardinalitas
Jumlah elemen di dalam A disebut kardinal dari himpunan A.
Notasi: n(A) atau A 
Contoh 6.
(i) B = { x | x merupakan bilangan prima lebih kecil dari 20 },
atau B = {2, 3, 5, 7, 11, 13, 17, 19} maka B = 8
(ii) T = {kucing, a, Amir, 10, paku}, maka T = 5
(iii) A = {a, {a}, {{a}} }, maka A = 3
11
Himpunan kosong (null set)
件 Himpunan dengan kardinal = 0 disebut himpunan kosong (null
set).
件 Notasi :  atau {}
Contoh 7.
(i) E = { x | x < x }, maka n(E) = 0
(ii) P = { orang Indonesia yang pernah ke bulan }, maka n(P) = 0
(iii) A = {x | x adalah akar persamaan kuadrat x2
+ 1 = 0 }, n(A) = 0
件 himpunan {{ }} dapat juga ditulis sebagai {}
件 himpunan {{ }, {{ }}} dapat juga ditulis sebagai {, {}}
件 {} bukan himpunan kosong karena ia memuat satu elemen yaitu
himpunan kosong.
12
Himpunan Bagian (Subset)
件 Himpunan A dikatakan himpunan bagian dari himpunan
B jika dan hanya jika setiap elemen A merupakan
elemen dari B.
件 Dalam hal ini, B dikatakan superset dari A.
件 Notasi: A  B
件 Diagram Venn:
U
A
B
13
Contoh 8.
(i) { 1, 2, 3}  {1, 2, 3, 4, 5}
(ii) {1, 2, 3}  {1, 2, 3}
(iii) N  Z  R  C
(iv) Jika A = { (x, y) | x + y < 4, x , y  0 } dan
B = { (x, y) | 2x + y < 4, x  0 dan y  0 }, maka B  A.
TEOREMA 1. Untuk sembarang himpunan A berlaku hal-hal
sebagai berikut:
(a) A adalah himpunan bagian dari A itu sendiri (yaitu, A  A).
(b) Himpunan kosong merupakan himpunan bagian dari A
(   A).
(c) Jika A  B dan B  C, maka A  C
14
件  A dan A  A, maka  dan A disebut himpunan
bagian tak sebenarnya (improper subset) dari himpunan
A.
Contoh: A = {1, 2, 3}, maka {1, 2, 3} dan  adalah
improper subset dari A.
15
 A  B berbeda dengan A  B
(i) A  B : A adalah himpunan bagian dari B tetapi
A  B.
A adalah himpunan bagian sebenarnya (proper
subset) dari B.
Contoh: {1} dan {2, 3} adalah proper subset
dari {1, 2, 3}
(ii) A  B : digunakan untuk menyatakan bahwa A
adalah himpunan bagian (subset) dari B yang
memungkinkan A = B.
16
 Latihan
[LIP00] Misalkan A = {1, 2, 3} dan B = {1, 2, 3, 4,
5}. Tentukan semua kemungkinan himpunan C
sedemikian sehingga A  C dan C  B, yaitu A
adalah proper subset dari C dan C adalah proper
subset dari B.
17
Jawaban:
C harus mengandung semua elemen A = {1, 2, 3} dan
sekurang-kurangnya satu elemen dari B.
Dengan demikian, C = {1, 2, 3, 4} atau C = {1, 2, 3, 5}.
C tidak boleh memuat 4 dan 5 sekaligus karena C adalah
proper subset dari B.
18
Himpunan yang Sama
件 A = B jika dan hanya jika setiap elemen A merupakan
elemen B dan sebaliknya setiap elemen B merupakan
elemen A.
件 A = B jika A adalah himpunan bagian dari B dan B
adalah himpunan bagian dari A. Jika tidak demikian,
maka A  B.
件 Notasi : A = B  A  B dan B  A
19
Contoh 9.
(i) Jika A = { 0, 1 } dan B = { x | x (x  1) = 0 }, maka A = B
(ii) Jika A = { 3, 5, 8, 5 } dan B = {5, 3, 8 }, maka A = B
(iii) Jika A = { 3, 5, 8, 5 } dan B = {3, 8}, maka A  B
Untuk tiga buah himpunan, A, B, dan C berlaku aksioma
berikut:
(a) A = A, B = B, dan C = C
(b) jika A = B, maka B = A
(c) jika A = B dan B = C, maka A = C
20
Himpunan yang Ekivalen
件 Himpunan A dikatakan ekivalen dengan himpunan B
jika dan hanya jika kardinal dari kedua himpunan
tersebut sama.
件 Notasi : A ~ B  A = B
Contoh 10.
Misalkan A = { 1, 3, 5, 7 } dan B = { a, b, c, d }, maka
A ~ B sebab A = B = 4
21
Himpunan Saling Lepas
件 Dua himpunan A dan B dikatakan saling lepas (disjoint) jika keduanya
tidak memiliki elemen yang sama.
件 Notasi : A // B
件 Diagram Venn:
U
A B
Contoh 11.
Jika A = { x | x  P, x < 8 } dan B = { 10, 20, 30, ... }, maka A // B.
22
Himpunan Kuasa
件 Himpunan kuasa (power set) dari himpunan A adalah suatu himpunan
yang elemennya merupakan semua himpunan bagian dari A,
termasuk himpunan kosong dan himpunan A sendiri.
件 Notasi : P(A) atau 2A
件 Jika A = m, maka P(A) = 2m.
Contoh 12.
Jika A = { 1, 2 }, maka P(A) = { , { 1 }, { 2 }, { 1, 2 }}
Contoh 13.
Himpunan kuasa dari himpunan kosong adalah P() = {}, dan
himpunan kuasa dari himpunan {} adalah P({}) = {, {}}.
23
Operasi Terhadap Himpunan
1. Irisan (intersection)
件 Notasi : A  B = { x  x  A dan x  B }
Contoh 14.
(i) Jika A = {2, 4, 6, 8, 10} dan B = {4, 10, 14, 18}, maka A  B = {4, 10}
(ii) Jika A = { 3, 5, 9 } dan B = { -2, 6 }, maka A  B = . Artinya: A // B
24
2. Gabungan (union)
件 Notasi : A  B = { x  x  A atau x  B }
Contoh 15.
(i) Jika A = { 2, 5, 8 } dan B = { 7, 5, 22 }, maka A  B =
{ 2, 5, 7, 8, 22 }
(ii) A   = A
25
3. Komplemen (complement)
件 Notasi :A = { x  x  U, x  A }
Contoh 16.
Misalkan U = { 1, 2, 3, ..., 9 },
(i) jika A = {1, 3, 7, 9}, maka
A
= {2, 4, 6, 8}
(ii) jika A = { x | x/2  P, x < 9 }, maka
A
= { 1, 3, 5, 7, 9 }
26
Contoh 17. Misalkan:
A = himpunan semua mobil buatan dalam negeri
B = himpunan semua mobil impor
C = himpunan semua mobil yang dibuat sebelum tahun 1990
D = himpunan semua mobil yang nilai jualnya kurang dari Rp 100 juta
E = himpunan semua mobil milik mahasiswa universitas tertentu
(i)mobil mahasiswa di universitas ini produksi dalam negeri atau diimpor
dari luar negeri  (E  A)  (E  B) atau E  (A  B)
(ii) semua mobil produksi dalam negeri yang dibuat sebelum tahun 1990
yang nilai jualnya kurang dari Rp 100 juta  A  C  D
(iii) semua mobil impor buatan setelah tahun 1990 mempunyai nilai jual
lebih dari Rp 100 juta  BDC
27
4. Selisih (difference)
件 Notasi : A  B = { x  x  A dan x  B } = A B
Contoh 18.
(i) Jika A = { 1, 2, 3, ..., 10 } dan B = { 2, 4, 6, 8, 10 }, maka A  B
= { 1, 3, 5, 7, 9 } dan B  A = 
(ii) {1, 3, 5}  {1, 2, 3} = {5}, tetapi {1, 2, 3}  {1, 3, 5} = {2}
28
5. Beda Setangkup (Symmetric Difference)
件 Notasi: A  B = (A  B)  (A  B) = (A  B)  (B  A)
Contoh 19.
Jika A = { 2, 4, 6 } dan B = { 2, 3, 5 }, maka A  B = { 3, 4, 5, 6 }
29
Contoh 20. Misalkan
U = himpunan mahasiswa
P = himpunan mahasiswa yang nilai ujian UTS di atas 80
Q = himpunan mahasiswa yang nilain ujian UAS di atas 80
Seorang mahasiswa mendapat nilai A jika nilai UTS dan nilai
UAS keduanya di atas 80, mendapat nilai B jika salah satu ujian
di atas 80, dan mendapat nilai C jika kedua ujian di bawah 80.
(i) Semua mahasiswa yang mendapat nilai A : P  Q
(ii) Semua mahasiswa yang mendapat nilai B : P  Q
(iii) Semua mahasiswa yang mendapat nilai C : U  (P  Q)
30
TEOREMA 2. Beda setangkup memenuhi sifat-sifat berikut:
(a) A  B = B  A (hukum komutatif)
(b) (A  B )  C = A  (B  C ) (hukum asosiatif)
31
6. Perkalian Kartesian (cartesian product)
件 Notasi: A  B = {(a, b)  a  A dan b  B }
Contoh 20.
(i) Misalkan C = { 1, 2, 3 }, dan D = { a, b }, maka
C  D = { (1, a), (1, b), (2, a), (2, b), (3, a), (3, b) }
(ii) Misalkan A = B = himpunan semua bilangan riil, maka
A  B = himpunan semua titik di bidang datar
32
Catatan:
1. Jika A dan B merupakan himpunan berhingga, maka:
A  B = A . B.
2. (a, b)  (b, a).
3. A  B  B  A dengan syarat A atau B tidak kosong.
Pada Contoh 20(i) di atas, C = { 1, 2, 3 }, dan D = { a, b },
D  C = {(a, 1), (a, 2), (a, 3), (b, 1), (b, 2), (b, 3) }
C  D = { (1, a), (1, b), (2, a), (2, b), (3, a), (3, b) }
D  C  C  D.
4. Jika A =  atau B = , maka A  B = B  A =
33
Contoh 21. Misalkan
A = himpunan makanan = { s = soto, g = gado-gado, n =
nasi goreng, m = mie rebus }
B = himpunan minuman = { c = coca-cola, t = teh, d = es
dawet }
Berapa banyak kombinasi makanan dan minuman yang dapat
disusun dari kedua himpunan di atas?
Jawab:
A  B = A緒B = 4  3 = 12 kombinasi dan minuman,
yaitu {(s, c), (s, t), (s, d), (g, c), (g, t), (g, d), (n, c), (n, t), (n, d),
(m, c), (m, t), (m, d)}.
34
Contoh 21. Daftarkan semua anggota himpunan berikut:
(a) P() (b)   P() (c) {} P() (d) P(P({3}))
Penyelesaian:
(a) P() = {}
(b)   P() =  (ket: jika A =  atau B =  maka A  B = )
(c) {} P() = {} {} = {(,))
(d) P(P({3})) = P({ , {3} }) = {, {}, {{3}}, {, {3}} }
35
Perampatan Operasi Himpunan

n
i
in
AAAA
1
21
...

緒

n
i
in
AAAA
1
21
...

緒
i
n
in
AAAA 121
... 
器緒器器
i
n
in
AAAA 121
... 
緒
36
Contoh 22.
(i) A (B1B2  ... Bn) = (A B1)  (A  B2)  ...  (A  Bn)

n
i
i
n
i
i
BABA
11
)()(
緒
緒
(ii) Misalkan A = {1, 2}, B = {a, b}, dan C = {, }, maka
A  B  C = {(1, a, ), (1, a, ), (1, b, ), (1, b, ), (2, a, ),
(2, a, ), (2, b, ), (2, b, ) }
37
Hukum-hukum Himpunan
 Disebut juga sifat-sifat (properties) himpunan
 Disebut juga hukum aljabar himpunan
1. Hukum identitas:
 A   = A
 A  U = A
2. Hukum null/dominasi:
 A   = 
 A  U = U
3. Hukum komplemen:
 A  A
= U
 A 
A
= 
4. Hukum idempoten:
 A  A = A
 A  A = A
38
5. Hukum involusi:
 )(A = A
6. Hukum penyerapan
(absorpsi):
 A  (A  B) = A
 A  (A  B) = A
7. Hukum komutatif:
 A  B = B  A
 A  B = B  A
8. Hukum asosiatif:
 A  (B  C) = (A  B)
 C
 A  (B  C) = (A  B)
 C
9. Hukum distributif:
 A  (B  C) = (A 
B)  (A  C)
 A  (B  C) = (A 
B)  (A  C)
10. Hukum De Morgan:
 BA = BA
 BA = BA
11. Hukum 0/1
  = U
 U =
39
Prinsip Dualitas
 Prinsip dualitas  dua konsep yang berbeda
dapat saling dipertukarkan namun tetap
memberikan jawaban yang benar.
40
Contoh: AS  kemudi mobil di kiri depan
Inggris (juga Indonesia)  kemudi mobil di kanan depan
Peraturan:
(a) di Amerika Serikat,
- mobil harus berjalan di bagian kanan jalan,
- pada jalan yang berlajur banyak, lajur kiri untuk mendahului,
- bila lampu merah menyala, mobil belok kanan boleh langsung
(b) di Inggris,
- mobil harus berjalan di bagian kiri jalan,
- pada jalur yang berlajur banyak, lajur kanan untuk mendahului,
- bila lampu merah menyala, mobil belok kiri boleh langsung
Prinsip dualitas:
Konsep kiri dan kanan dapat dipertukarkan pada kedua negara tersebut
sehingga peraturan yang berlaku di Amerika Serikat menjadi berlaku
pula di Inggris
41
(Prinsip Dualitas pada Himpunan). Misalkan S adalah
suatu kesamaan (identity) yang melibatkan himpunan dan
operasi-operasi seperti , , dan komplemen. Jika S*
diperoleh dari S dengan mengganti
  ,
  ,
  U,
U  ,
sedangkan komplemen dibiarkan seperti semula, maka
kesamaan S* juga benar dan disebut dual dari kesamaan S.
42
1. Hukum identitas:
A   = A
Dualnya:
A  U = A
2. Hukum null/dominasi:
A   = 
Dualnya:
A  U = U
3. Hukum komplemen:
A 
A
= U
Dualnya:
A 
A
= 
4. Hukum idempoten:
A  A = A
Dualnya:
A  A = A
43
5. Hukum penyerapan:
A  (A  B) = A
Dualnya:
A  (A  B) = A
6. Hukum komutatif:
A  B = B  A
Dualnya:
A  B = B  A
7. Hukum asosiatif:
A  (B  C) = (A  B)
 C
Dualnya:
A  (B  C) = (A  B) 
C
8. Hukum distributif:
A  (B  C)=(A  B)  (A
 C)
Dualnya:
A  (B  C) = (A  B)  (A
 C)
9. Hukum De Morgan:BA 
=
A

B Dualnya:BA 
=
A

B
10. Hukum 0/1
 = U
Dualnya:
U =
44
Contoh 23. Dual dari (A  B)  (A B ) = A adalah
(A  B)  (A B ) = A.
45
Prinsip Inklusi-Eksklusi
Untuk dua himpunan A dan B:
A  B = A + B  A  B
A  B = A +B  2A  B
46
Contoh 24. Berapa banyaknya bilangan bulat antara 1 dan 100 yang
habis dibagi 3 atau 5?
Penyelesaian:
A = himpunan bilangan bulat yang habis dibagi 3,
B = himpunan bilangan bulat yang habis dibagi 5,
A  B = himpunan bilangan bulat yang habis dibagi 3 dan 5 (yaitu
himpunan bilangan bulat yang habis dibagi oleh KPK 
Kelipatan Persekutuan Terkecil  dari 3 dan 5, yaitu 15),
Yang ditanyakan adalah A  B.
A = 100/3 = 33,
B = 100/5 = 20,
A  B = 100/15 = 6
A  B = A + B  A  B = 33 + 20  6 = 47
Jadi, ada 47 buah bilangan yang habis dibagi 3 atau 5.
47
Untuk tiga buah himpunan A, B, dan C, berlaku
A  B  C = A + B + C  A  B 
A  C  B  C + A  B  C
Untuk himpunan A1, A2, , Ar, berlaku:
A1  A2    Ar = i
Ai  ワoo rji1
Ai  Aj +
 ooo rkji1 Ai  Aj  Ak +  +
(-1)r-1
A1  A2    Ar
48
Latihan:
Di antara bilangan bulat antara 101  600
(termasuk 101 dan 600 itu sendiri), berapa
banyak bilangan yang tidak habis dibagi
oleh 4 atau 5 namun tidak keduanya?
49
Penyelesaian:
Diketahui:
 U = 500
 A = 600/4  100/4 = 150  25 = 125
 B = 600/5  100/5 = 120  20 = 100
 A  B  = 600/20  100/20 = 30  5 = 25
yang ditanyakan 
BA 
 = ?
Hitung terlebih dahulu
 A  B =  A +  B  2 A  B  = 125 + 100  50 = 175
untuk mendapatkan

BA 
 = U  A  B = 500  175 = 325
50
Partisi
Partisi dari sebuah himpunan A adalah sekumpulan himpunan
bagian tidak kosong A1, A2,  dari A sedemikian sehingga:
(a) A1  A2   = A, dan
(b) Ai  Aj =  untuk i  j
Contoh 25. Misalkan A = {1, 2, 3, 4, 5, 6, 7, 8}, maka { {1},
{2, 3, 4}, {7, 8}, {5, 6} } adalah partisi A.
51
Himpunan Ganda (multiset)
件 Himpunan yang elemennya boleh berulang (tidak harus berbeda)
disebut himpunan ganda (multiset).
Contohnya, {1, 1, 1, 2, 2, 3}, {2, 2, 2}, {2, 3, 4}, {}.
件 Multiplisitas dari suatu elemen pada himpunan ganda adalah jumlah
kemunculan elemen tersebut pada himpunan ganda. Contoh: M = { 0,
1, 1, 1, 0, 0, 0, 1 }, multiplisitas 0 adalah 4.
件 Himpunan (set) merupakan contoh khusus dari suatu multiset, yang
dalam hal ini multiplisitas dari setiap elemennya adalah 0 atau 1.
件 Kardinalitas dari suatu multiset didefinisikan sebagai kardinalitas
himpunan padanannya (ekivalen), dengan mengasumsikan elemen-
elemen di dalam multiset semua berbeda.
52
Operasi Antara Dua Buah Multiset:
Misalkan P dan Q adalah multiset:
1. P  Q adalah suatu multiset yang multiplisitas elemennya sama
dengan multiplisitas maksimum elemen tersebut pada himpunan
P dan Q.
Contoh: P = { a, a, a, c, d, d } dan Q ={ a, a, b, c, c },
P  Q = { a, a, a, b, c, c, d, d }
2. P  Q adalah suatu multiset yang multiplisitas elemennya sama
dengan multiplisitas minimum elemen tersebut pada himpunan
P dan Q.
Contoh: P = { a, a, a, c, d, d } dan Q = { a, a, b, c, c }
P  Q = { a, a, c }
53
3. P  Q adalah suatu multiset yang multiplisitas elemennya sama
dengan:
 multiplisitas elemen tersebut pada P dikurangi multiplisitasnya
pada Q, jika selisihnya positif
 0, jika selisihnya nol atau negatif.
Contoh: P = { a, a, a, b, b, c, d, d, e } dan Q = { a, a, b, b, b, c,
c, d, d } maka P  Q = { a, e }
4. P + Q, yang didefinisikan sebagai jumlah (sum) dua buah himpunan
ganda, adalah suatu multiset yang multiplisitas elemennya sama
dengan penjumlahan dari multiplisitas elemen tersebut pada P dan Q.
Contoh: P = { a, a, b, c, c } dan Q = { a, b, b, d },
P + Q = { a, a, a, b, b, b, c, c, d }
54
Pembuktian Proposisi Perihal
Himpunan
件 Proposisi himpunan adalah argumen yang menggunakan notasi
himpunan.
件 Proposisi dapat berupa:
1. Kesamaan (identity)
Contoh: Buktikan A  (B  C) = (A  B)  (A  C)
2. Implikasi
Contoh: Buktikan bahwa Jika A  B =  dan A  (B  C)
maka selalu berlaku bahwa A  C.
55
1. Pembuktian dengan menggunakan diagram Venn
Contoh 26. Misalkan A, B, dan C adalah himpunan. Buktikan bahwa
A  (B  C) = (A  B)  (A  C) dengan diagram Venn.
Bukti:
A  (B  C) (A  B)  (A  C)
Kedua digaram Venn memberikan area arsiran yang sama.
Terbukti bahwa A  (B  C) = (A  B)  (A  C).
56
 Diagram Venn hanya dapat digunakan jika
himpunan yang digambarkan tidak banyak
jumlahnya.
 Metode ini mengilustrasikan ketimbang
membuktikan fakta.
 Diagram Venn tidak dianggap sebagai metode
yang valid untuk pembuktian secara formal.
57
2. Pembuktikan dengan menggunakan tabel keanggotaan
Contoh 27. Misalkan A, B, dan C adalah himpunan. Buktikan bahwa A 
(B  C) = (A  B)  (A  C).
Bukti:
A B C B 
C
A  (B 
C)
A 
B
A 
C
(A  B)  (A
 C)
0 0 0 0 0 0 0 0
0 0 1 1 0 0 0 0
0 1 0 1 0 0 0 0
0 1 1 1 0 0 0 0
1 0 0 0 0 0 0 0
1 0 1 1 1 0 1 1
1 1 0 1 1 1 0 1
1 1 1 1 1 1 1 1
Karena kolom A  (B  C) dan kolom (A  B)  (A  C) sama, maka A 
(B  C) = (A  B)  (A  C).
58
3. Pembuktian dengan menggunakan aljabar himpunan.
Contoh 28. Misalkan A dan B himpunan. Buktikan bahwa
(A  B)  (A B ) = A
Bukti:
(A  B)  (A B ) = A  (B B ) (Hukum distributif)
= A  U (Hukum komplemen)
= A (Hukum identitas)
59
Contoh 29. Misalkan A dan B himpunan. Buktikan bahwa A  (B  A) =
A  B
Bukti:
A  (B  A) = A  (B A ) (Definisi operasi selisih)
= (A  B)  (A A ) (Hukum distributif)
= (A  B)  U (Hukum komplemen)
= A  B (Hukum identitas)
60
Contoh 30. Buktikan bahwa untuk sembarang himpunan A dan
B, bahwa
(i) A  (A  B) = A  B dan
(ii) A  (A  B) = A  B
Bukti:
(i) A  (A  B) = ( A  A)  (A  B) (H. distributif)
= U  (A  B) (H. komplemen)
= A  B (H. identitas)
(ii) adalah dual dari (i)
A  (A  B) = (A  A)  (A  B) (H. distributif)
=   (A  B) (H. komplemen)
= A  B (H. identitas)
 Latihan. Misalkan A, B, dan C adalah
himpunan. Gunakan hukum-hukum aljabar
himpunan dan prinsip dualitas untuk
menentukan hasil dari operasi himpunan
(a)
(b)
61
)()()()( BABABABA 
)()()()( BABABABA
62
Jawaban:
a. )()()()( BABABABA 
= ))()(())()(( BABABABA  [Hukum Asosiatif]
= ))(())(( AABAAB  [Hukum Distributif]
= )()( UBUB  [Hukum Komplemen]
= )( BBU  [Hukum Distributif]
= UU  [Hukum Komplemen]
= U [Hukum Idempoten]
b. )()()()( BABABABA 
=  [Hukum Dualitas dari jawaban a]
 Latihan. Misalkan A, B, dan C adalah himpunan.
Buktikan dengan hukum-hukum himpunan bahwa
(A  B)  (A  C) = A  (B  C).
63
 Jawaban:
64
(A  B)  (A  C) = (A  B )  (A  C ) (Definisi Selisih)
= A  ( B  C ) (Hukum Distributif)
= A  CB  (Hukum DeMorgan)
= A  (B  C) (Definisi Selisih)
65
4. Pembuktian dengan menggunakan definisi
件 Metode ini digunakan untuk membuktikan pernyataan
himpunan yang tidak berbentuk kesamaan, tetapi pernyataan
yang berbentuk implikasi. Biasanya di dalam implikasi
tersebut terdapat notasi himpunan bagian ( atau ).
66
Contoh 31. Misalkan A dan B himpunan. Jika A  B =  dan
A  (B  C) maka A  C. Buktikan!
Bukti:
(i) Dari definisi himpunan bagian, P  Q jika dan hanya jika
setiap x  P juga  Q. Misalkan x  A. Karena A  (B 
C), maka dari definisi himpunan bagian, x juga  (B  C).
Dari definisi operasi gabungan (), x  (B  C) berarti x 
B atau x  C.
(ii) Karena x  A dan A  B = , maka x  B
Dari (i) dan (ii), x  C harus benar. Karena x  A juga
berlaku x  C, maka dapat disimpulkan A  C .
67
Latihan
Misalkan A adalah himpunan bagian dari himpunan
semesta (U). Tuliskan hasil dari operasi beda-setangkup
berikut?
(a) A  U (b) A  A (c) A  U
68
Penyelesaian:
(a) A  U = (A  U)  (U  A) (Definisi operasi beda setangkup)
= ()  (A) (Definisi opearsi selisih)
= A (Hukum Identitas)
(b) A  A = (A  A )  ( A  A) (Definisi operasi beda setangkup)
= (A  A)  ( A  A ) (Definisi operasi selisih)
= A  A (Hukum Idempoten)
= U (Hukum Komplemen)
(c) A  U = ( A  U)  ( A  U) (Definisi operasi beda setangkup)
= U  A (Hukum Null dan Hukum Identitas)
= A (Definisi operasi selisih)
69
Tipe Set dalam Bahasa Pascal
Bahasa Pascal menyediakan tipe data khusus untuk himpunan,
yang bernama set. Tipe set menyatakan himpunan kuasa dari
tipe ordinal (integer, character).
Contoh:
type
HurufBesar = A..Z;{ enumerasi }
Huruf = set of HurufBesar;
var
HurufKu : Huruf;
70
Nilai untuk peubah HurufKu dapat diisi dengan
pernyataan berikut:
HurufKu:=[A, C, D];
HurufKu:=[M];
HurufKu:=[]; { himpunan kosong }
71
件 Operasi yang dapat dilakukan pada tipe himpunan adalah
operasi gabungan, irisan, dan selisih seperti pada contoh
berikut:
{gabungan}
HurufKu:=[A, C, D] + [C, D, E];
{irisan}
HurufKu:=[A, C, D] * [C, D, E];
{selisih}
HurufKu:=[A, C, D] - [C, D, E];
72
件 Uji keanggotaan sebuah elemen di dalam himpunan dilakukan
dengan menggunakan opeator in seperti contoh berikut:
if A in HurufKu then ...
件 Di dalam kakas pemrograman Delphi, set sering digunakan
untuk mengindikasikan flag. Misalnya himpunan icon untuk
window:
type
TBorderIcon=(biSystemMenu, biMinimize,
biMaximaze);
Huruf = set of TBoderIcon;
Terima Kasih
73

More Related Content

What's hot (20)

Teorema balzano weierstrass
Teorema balzano weierstrassTeorema balzano weierstrass
Teorema balzano weierstrass
fitriasolihah1
Fungsi Pembangkit
Fungsi PembangkitFungsi Pembangkit
Fungsi Pembangkit
Heni Widayani
Makalah struktur aljabar grupoida
Makalah struktur aljabar grupoidaMakalah struktur aljabar grupoida
Makalah struktur aljabar grupoida
DIANTO IRAWAN
Matematika Diskrit part 1
Matematika Diskrit part 1Matematika Diskrit part 1
Matematika Diskrit part 1
radar radius
Pertemuan 02 teori dasar himpunan
Pertemuan 02   teori dasar himpunanPertemuan 02   teori dasar himpunan
Pertemuan 02 teori dasar himpunan
Fajar Istiqomah
Bab 8 kombinatorial
Bab 8 kombinatorialBab 8 kombinatorial
Bab 8 kombinatorial
Cliquerz Javaneze
Matematika Diskrit - 03 himpunan - 03
Matematika Diskrit - 03 himpunan - 03Matematika Diskrit - 03 himpunan - 03
Matematika Diskrit - 03 himpunan - 03
KuliahKita
Persamaan Diferensial Orde 2
Persamaan Diferensial Orde 2Persamaan Diferensial Orde 2
Persamaan Diferensial Orde 2
Dian Arisona
Permutasi dan Kombinasi
Permutasi dan KombinasiPermutasi dan Kombinasi
Permutasi dan Kombinasi
Fahrul Usman
Himpunan
HimpunanHimpunan
Himpunan
selvipuspitasari
Komposisi transformasi geometri
Komposisi transformasi geometriKomposisi transformasi geometri
Komposisi transformasi geometri
Muhammad Ananta
Bab2 peubah-acak-dan-distribusi-peluang
Bab2 peubah-acak-dan-distribusi-peluangBab2 peubah-acak-dan-distribusi-peluang
Bab2 peubah-acak-dan-distribusi-peluang
Arif Windiargo
soal latihan prinsip inklusi eksklusi (1).ppt
soal latihan prinsip inklusi eksklusi (1).pptsoal latihan prinsip inklusi eksklusi (1).ppt
soal latihan prinsip inklusi eksklusi (1).ppt
AmirahChiCwexNezz
Analisis Real (Barisan dan Bilangan Real) Latihan bagian 2.5
Analisis Real (Barisan dan Bilangan Real) Latihan bagian 2.5Analisis Real (Barisan dan Bilangan Real) Latihan bagian 2.5
Analisis Real (Barisan dan Bilangan Real) Latihan bagian 2.5
Arvina Frida Karela
Modul 2 keterbagian bilangan bulat
Modul 2   keterbagian bilangan bulatModul 2   keterbagian bilangan bulat
Modul 2 keterbagian bilangan bulat
Acika Karunila
1. definisi dan teorema dasar pada geometri datar
1. definisi dan teorema dasar pada geometri datar1. definisi dan teorema dasar pada geometri datar
1. definisi dan teorema dasar pada geometri datar
Heri Cahyono
Pengantar analisis real_I
Pengantar analisis real_IPengantar analisis real_I
Pengantar analisis real_I
Ferry Angriawan
Aljabar 3-struktur-aljabar
Aljabar 3-struktur-aljabarAljabar 3-struktur-aljabar
Aljabar 3-struktur-aljabar
maman wijaya
PPt Materi Operasi Hitung Bentuk Aljabar
PPt Materi Operasi Hitung Bentuk AljabarPPt Materi Operasi Hitung Bentuk Aljabar
PPt Materi Operasi Hitung Bentuk Aljabar
rajabvebrian
Peubah acak diskrit dan kontinu
Peubah acak diskrit dan kontinuPeubah acak diskrit dan kontinu
Peubah acak diskrit dan kontinu
Anderzend Awuy
Teorema balzano weierstrass
Teorema balzano weierstrassTeorema balzano weierstrass
Teorema balzano weierstrass
fitriasolihah1
Fungsi Pembangkit
Fungsi PembangkitFungsi Pembangkit
Fungsi Pembangkit
Heni Widayani
Makalah struktur aljabar grupoida
Makalah struktur aljabar grupoidaMakalah struktur aljabar grupoida
Makalah struktur aljabar grupoida
DIANTO IRAWAN
Matematika Diskrit part 1
Matematika Diskrit part 1Matematika Diskrit part 1
Matematika Diskrit part 1
radar radius
Pertemuan 02 teori dasar himpunan
Pertemuan 02   teori dasar himpunanPertemuan 02   teori dasar himpunan
Pertemuan 02 teori dasar himpunan
Fajar Istiqomah
Matematika Diskrit - 03 himpunan - 03
Matematika Diskrit - 03 himpunan - 03Matematika Diskrit - 03 himpunan - 03
Matematika Diskrit - 03 himpunan - 03
KuliahKita
Persamaan Diferensial Orde 2
Persamaan Diferensial Orde 2Persamaan Diferensial Orde 2
Persamaan Diferensial Orde 2
Dian Arisona
Permutasi dan Kombinasi
Permutasi dan KombinasiPermutasi dan Kombinasi
Permutasi dan Kombinasi
Fahrul Usman
Komposisi transformasi geometri
Komposisi transformasi geometriKomposisi transformasi geometri
Komposisi transformasi geometri
Muhammad Ananta
Bab2 peubah-acak-dan-distribusi-peluang
Bab2 peubah-acak-dan-distribusi-peluangBab2 peubah-acak-dan-distribusi-peluang
Bab2 peubah-acak-dan-distribusi-peluang
Arif Windiargo
soal latihan prinsip inklusi eksklusi (1).ppt
soal latihan prinsip inklusi eksklusi (1).pptsoal latihan prinsip inklusi eksklusi (1).ppt
soal latihan prinsip inklusi eksklusi (1).ppt
AmirahChiCwexNezz
Analisis Real (Barisan dan Bilangan Real) Latihan bagian 2.5
Analisis Real (Barisan dan Bilangan Real) Latihan bagian 2.5Analisis Real (Barisan dan Bilangan Real) Latihan bagian 2.5
Analisis Real (Barisan dan Bilangan Real) Latihan bagian 2.5
Arvina Frida Karela
Modul 2 keterbagian bilangan bulat
Modul 2   keterbagian bilangan bulatModul 2   keterbagian bilangan bulat
Modul 2 keterbagian bilangan bulat
Acika Karunila
1. definisi dan teorema dasar pada geometri datar
1. definisi dan teorema dasar pada geometri datar1. definisi dan teorema dasar pada geometri datar
1. definisi dan teorema dasar pada geometri datar
Heri Cahyono
Pengantar analisis real_I
Pengantar analisis real_IPengantar analisis real_I
Pengantar analisis real_I
Ferry Angriawan
Aljabar 3-struktur-aljabar
Aljabar 3-struktur-aljabarAljabar 3-struktur-aljabar
Aljabar 3-struktur-aljabar
maman wijaya
PPt Materi Operasi Hitung Bentuk Aljabar
PPt Materi Operasi Hitung Bentuk AljabarPPt Materi Operasi Hitung Bentuk Aljabar
PPt Materi Operasi Hitung Bentuk Aljabar
rajabvebrian
Peubah acak diskrit dan kontinu
Peubah acak diskrit dan kontinuPeubah acak diskrit dan kontinu
Peubah acak diskrit dan kontinu
Anderzend Awuy

Similar to Himpunan (20)

Himpunan ryrtyrtyrtyrtyrtyrtyyryrtyry.ppt
Himpunan ryrtyrtyrtyrtyrtyrtyyryrtyry.pptHimpunan ryrtyrtyrtyrtyrtyrtyyryrtyry.ppt
Himpunan ryrtyrtyrtyrtyrtyrtyyryrtyry.ppt
FaisalTiftaZany1
2.himpunan
2.himpunan  2.himpunan
2.himpunan
agungyoke
3.Himpunan_ (1).ppt
3.Himpunan_ (1).ppt3.Himpunan_ (1).ppt
3.Himpunan_ (1).ppt
DanangIndrajaya2
3.Himpunan_.ppt
3.Himpunan_.ppt3.Himpunan_.ppt
3.Himpunan_.ppt
TriEraLaseri1
Matematika Komputasi 3 Himpunan teknik informatika
Matematika Komputasi 3 Himpunan teknik informatikaMatematika Komputasi 3 Himpunan teknik informatika
Matematika Komputasi 3 Himpunan teknik informatika
gamek9715
Materi Himpunan1234545677899bhejghjbhcjy
Materi Himpunan1234545677899bhejghjbhcjyMateri Himpunan1234545677899bhejghjbhcjy
Materi Himpunan1234545677899bhejghjbhcjy
celvinarafat
Himpunan (2013).ppt
Himpunan (2013).pptHimpunan (2013).ppt
Himpunan (2013).ppt
UswatunMungalimah
3.himpunan
3.himpunan3.himpunan
3.himpunan
Panji Spc
Himpunan-(2016).pptx
Himpunan-(2016).pptxHimpunan-(2016).pptx
Himpunan-(2016).pptx
MafidaPuspaDina
3.himpunan 3
3.himpunan 33.himpunan 3
3.himpunan 3
nurhayati atik
Himpunan 140102134806-phpapp02
Himpunan 140102134806-phpapp02Himpunan 140102134806-phpapp02
Himpunan 140102134806-phpapp02
Dermawan12
Himpunan
HimpunanHimpunan
Himpunan
aansyahrial
Himpunan
HimpunanHimpunan
Himpunan
Tenia Wahyuningrum
Pertemuan 1 logmat si 2013
Pertemuan 1 logmat si 2013Pertemuan 1 logmat si 2013
Pertemuan 1 logmat si 2013
Mega Kartika
Himpunan
HimpunanHimpunan
Himpunan
085746355268
Himpunan
HimpunanHimpunan
Himpunan
Sukma Puspitorini
Logika informatika-4
Logika informatika-4Logika informatika-4
Logika informatika-4
rabib
03.Himpunan aljabar untuk matematika diskrit
03.Himpunan aljabar untuk matematika diskrit03.Himpunan aljabar untuk matematika diskrit
03.Himpunan aljabar untuk matematika diskrit
rifki ristiawan
Himpunan metstat
Himpunan metstatHimpunan metstat
Himpunan metstat
33335
himpunan AWAL.ppt
himpunan AWAL.ppthimpunan AWAL.ppt
himpunan AWAL.ppt
mikhawirian
Himpunan ryrtyrtyrtyrtyrtyrtyyryrtyry.ppt
Himpunan ryrtyrtyrtyrtyrtyrtyyryrtyry.pptHimpunan ryrtyrtyrtyrtyrtyrtyyryrtyry.ppt
Himpunan ryrtyrtyrtyrtyrtyrtyyryrtyry.ppt
FaisalTiftaZany1
2.himpunan
2.himpunan  2.himpunan
2.himpunan
agungyoke
Matematika Komputasi 3 Himpunan teknik informatika
Matematika Komputasi 3 Himpunan teknik informatikaMatematika Komputasi 3 Himpunan teknik informatika
Matematika Komputasi 3 Himpunan teknik informatika
gamek9715
Materi Himpunan1234545677899bhejghjbhcjy
Materi Himpunan1234545677899bhejghjbhcjyMateri Himpunan1234545677899bhejghjbhcjy
Materi Himpunan1234545677899bhejghjbhcjy
celvinarafat
3.himpunan
3.himpunan3.himpunan
3.himpunan
Panji Spc
Himpunan 140102134806-phpapp02
Himpunan 140102134806-phpapp02Himpunan 140102134806-phpapp02
Himpunan 140102134806-phpapp02
Dermawan12
Pertemuan 1 logmat si 2013
Pertemuan 1 logmat si 2013Pertemuan 1 logmat si 2013
Pertemuan 1 logmat si 2013
Mega Kartika
Logika informatika-4
Logika informatika-4Logika informatika-4
Logika informatika-4
rabib
03.Himpunan aljabar untuk matematika diskrit
03.Himpunan aljabar untuk matematika diskrit03.Himpunan aljabar untuk matematika diskrit
03.Himpunan aljabar untuk matematika diskrit
rifki ristiawan
Himpunan metstat
Himpunan metstatHimpunan metstat
Himpunan metstat
33335
himpunan AWAL.ppt
himpunan AWAL.ppthimpunan AWAL.ppt
himpunan AWAL.ppt
mikhawirian

More from tafrikan (7)

Sistem Basis Data(PPT)
Sistem Basis Data(PPT)Sistem Basis Data(PPT)
Sistem Basis Data(PPT)
tafrikan
Basis data
Basis dataBasis data
Basis data
tafrikan
Induksi matematika
Induksi matematikaInduksi matematika
Induksi matematika
tafrikan
Aljabar boolean(1)
Aljabar boolean(1)Aljabar boolean(1)
Aljabar boolean(1)
tafrikan
Pengantar matematika-diskrit
Pengantar matematika-diskritPengantar matematika-diskrit
Pengantar matematika-diskrit
tafrikan
Pembahasan semifinal omits 2013
Pembahasan semifinal omits 2013Pembahasan semifinal omits 2013
Pembahasan semifinal omits 2013
tafrikan
Sistem Basis Data(PPT)
Sistem Basis Data(PPT)Sistem Basis Data(PPT)
Sistem Basis Data(PPT)
tafrikan
Basis data
Basis dataBasis data
Basis data
tafrikan
Induksi matematika
Induksi matematikaInduksi matematika
Induksi matematika
tafrikan
Aljabar boolean(1)
Aljabar boolean(1)Aljabar boolean(1)
Aljabar boolean(1)
tafrikan
Pengantar matematika-diskrit
Pengantar matematika-diskritPengantar matematika-diskrit
Pengantar matematika-diskrit
tafrikan
Pembahasan semifinal omits 2013
Pembahasan semifinal omits 2013Pembahasan semifinal omits 2013
Pembahasan semifinal omits 2013
tafrikan

Himpunan

  • 2. 2 Definisi Himpunan (set) adalah kumpulan objek-objek yang berbeda. Objek di dalam himpunan disebut elemen, unsur, atau anggota. HMIF adalah contoh sebuah himpunan, di dalamnya berisi anggota berupa mahasiswa. Tiap mahasiswa berbeda satu sama lain.
  • 3. 3 Satu set huruf (besar dan kecil)
  • 4. 4 Cara Penyajian Himpunan 1. Enumerasi Setiap anggota himpunan didaftarkan secara rinci. Contoh 1. - Himpunan empat bilangan asli pertama: A = {1, 2, 3, 4}. - Himpunan lima bilangan genap positif pertama: B = {4, 6, 8, 10}. - C = {kucing, a, Amir, 10, paku} - R = { a, b, {a, b, c}, {a, c} } - C = {a, {a}, {{a}} } - K = { {} } - Himpunan 100 buah bilangan asli pertama: {1, 2, ..., 100 } - Himpunan bilangan bulat ditulis sebagai {, -2, -1, 0, 1, 2, }.
  • 5. 5 Keanggotaan x A : x merupakan anggota himpunan A; x A : x bukan merupakan anggota himpunan A. Contoh 2. Misalkan: A = {1, 2, 3, 4}, R = { a, b, {a, b, c}, {a, c} } K = {{}} maka 3 A {a, b, c} R c R {} K {} R
  • 6. 6 Contoh 3. Bila P1 = {a, b}, P2 = { {a, b} }, P3 = {{{a, b}}}, maka a P1 a P2 P1 P2 P1 P3 P2 P3
  • 7. 7 2. Simbol-simbol Baku P = himpunan bilangan bulat positif = { 1, 2, 3, ... } N = himpunan bilangan alami (natural) = { 1, 2, ... } Z = himpunan bilangan bulat = { ..., -2, -1, 0, 1, 2, ... } Q = himpunan bilangan rasional R = himpunan bilangan riil C = himpunan bilangan kompleks Himpunan yang universal: semesta, disimbolkan dengan U. Contoh: Misalkan U = {1, 2, 3, 4, 5} dan A adalah himpunan bagian dari U, dengan A = {1, 3, 5}.
  • 8. 8 3. Notasi Pembentuk Himpunan Notasi: { x syarat yang harus dipenuhi oleh x } Contoh 4. (i) A adalah himpunan bilangan bulat positif kecil dari 5 A = { x | x bilangan bulat positif lebih kecil dari 5} atau A = { x | x P, x < 5 } yang ekivalen dengan A = {1, 2, 3, 4} (ii) M = { x | x adalah mahasiswa yang mengambil kuliah Matematika Diskrit}
  • 9. 9 4. Diagram Venn Contoh 5. Misalkan U = {1, 2, , 7, 8}, A = {1, 2, 3, 5} dan B = {2, 5, 6, 8}. Diagram Venn: U 1 2 5 3 6 8 4 7 A B
  • 10. 10 Kardinalitas Jumlah elemen di dalam A disebut kardinal dari himpunan A. Notasi: n(A) atau A Contoh 6. (i) B = { x | x merupakan bilangan prima lebih kecil dari 20 }, atau B = {2, 3, 5, 7, 11, 13, 17, 19} maka B = 8 (ii) T = {kucing, a, Amir, 10, paku}, maka T = 5 (iii) A = {a, {a}, {{a}} }, maka A = 3
  • 11. 11 Himpunan kosong (null set) 件 Himpunan dengan kardinal = 0 disebut himpunan kosong (null set). 件 Notasi : atau {} Contoh 7. (i) E = { x | x < x }, maka n(E) = 0 (ii) P = { orang Indonesia yang pernah ke bulan }, maka n(P) = 0 (iii) A = {x | x adalah akar persamaan kuadrat x2 + 1 = 0 }, n(A) = 0 件 himpunan {{ }} dapat juga ditulis sebagai {} 件 himpunan {{ }, {{ }}} dapat juga ditulis sebagai {, {}} 件 {} bukan himpunan kosong karena ia memuat satu elemen yaitu himpunan kosong.
  • 12. 12 Himpunan Bagian (Subset) 件 Himpunan A dikatakan himpunan bagian dari himpunan B jika dan hanya jika setiap elemen A merupakan elemen dari B. 件 Dalam hal ini, B dikatakan superset dari A. 件 Notasi: A B 件 Diagram Venn: U A B
  • 13. 13 Contoh 8. (i) { 1, 2, 3} {1, 2, 3, 4, 5} (ii) {1, 2, 3} {1, 2, 3} (iii) N Z R C (iv) Jika A = { (x, y) | x + y < 4, x , y 0 } dan B = { (x, y) | 2x + y < 4, x 0 dan y 0 }, maka B A. TEOREMA 1. Untuk sembarang himpunan A berlaku hal-hal sebagai berikut: (a) A adalah himpunan bagian dari A itu sendiri (yaitu, A A). (b) Himpunan kosong merupakan himpunan bagian dari A ( A). (c) Jika A B dan B C, maka A C
  • 14. 14 件 A dan A A, maka dan A disebut himpunan bagian tak sebenarnya (improper subset) dari himpunan A. Contoh: A = {1, 2, 3}, maka {1, 2, 3} dan adalah improper subset dari A.
  • 15. 15 A B berbeda dengan A B (i) A B : A adalah himpunan bagian dari B tetapi A B. A adalah himpunan bagian sebenarnya (proper subset) dari B. Contoh: {1} dan {2, 3} adalah proper subset dari {1, 2, 3} (ii) A B : digunakan untuk menyatakan bahwa A adalah himpunan bagian (subset) dari B yang memungkinkan A = B.
  • 16. 16 Latihan [LIP00] Misalkan A = {1, 2, 3} dan B = {1, 2, 3, 4, 5}. Tentukan semua kemungkinan himpunan C sedemikian sehingga A C dan C B, yaitu A adalah proper subset dari C dan C adalah proper subset dari B.
  • 17. 17 Jawaban: C harus mengandung semua elemen A = {1, 2, 3} dan sekurang-kurangnya satu elemen dari B. Dengan demikian, C = {1, 2, 3, 4} atau C = {1, 2, 3, 5}. C tidak boleh memuat 4 dan 5 sekaligus karena C adalah proper subset dari B.
  • 18. 18 Himpunan yang Sama 件 A = B jika dan hanya jika setiap elemen A merupakan elemen B dan sebaliknya setiap elemen B merupakan elemen A. 件 A = B jika A adalah himpunan bagian dari B dan B adalah himpunan bagian dari A. Jika tidak demikian, maka A B. 件 Notasi : A = B A B dan B A
  • 19. 19 Contoh 9. (i) Jika A = { 0, 1 } dan B = { x | x (x 1) = 0 }, maka A = B (ii) Jika A = { 3, 5, 8, 5 } dan B = {5, 3, 8 }, maka A = B (iii) Jika A = { 3, 5, 8, 5 } dan B = {3, 8}, maka A B Untuk tiga buah himpunan, A, B, dan C berlaku aksioma berikut: (a) A = A, B = B, dan C = C (b) jika A = B, maka B = A (c) jika A = B dan B = C, maka A = C
  • 20. 20 Himpunan yang Ekivalen 件 Himpunan A dikatakan ekivalen dengan himpunan B jika dan hanya jika kardinal dari kedua himpunan tersebut sama. 件 Notasi : A ~ B A = B Contoh 10. Misalkan A = { 1, 3, 5, 7 } dan B = { a, b, c, d }, maka A ~ B sebab A = B = 4
  • 21. 21 Himpunan Saling Lepas 件 Dua himpunan A dan B dikatakan saling lepas (disjoint) jika keduanya tidak memiliki elemen yang sama. 件 Notasi : A // B 件 Diagram Venn: U A B Contoh 11. Jika A = { x | x P, x < 8 } dan B = { 10, 20, 30, ... }, maka A // B.
  • 22. 22 Himpunan Kuasa 件 Himpunan kuasa (power set) dari himpunan A adalah suatu himpunan yang elemennya merupakan semua himpunan bagian dari A, termasuk himpunan kosong dan himpunan A sendiri. 件 Notasi : P(A) atau 2A 件 Jika A = m, maka P(A) = 2m. Contoh 12. Jika A = { 1, 2 }, maka P(A) = { , { 1 }, { 2 }, { 1, 2 }} Contoh 13. Himpunan kuasa dari himpunan kosong adalah P() = {}, dan himpunan kuasa dari himpunan {} adalah P({}) = {, {}}.
  • 23. 23 Operasi Terhadap Himpunan 1. Irisan (intersection) 件 Notasi : A B = { x x A dan x B } Contoh 14. (i) Jika A = {2, 4, 6, 8, 10} dan B = {4, 10, 14, 18}, maka A B = {4, 10} (ii) Jika A = { 3, 5, 9 } dan B = { -2, 6 }, maka A B = . Artinya: A // B
  • 24. 24 2. Gabungan (union) 件 Notasi : A B = { x x A atau x B } Contoh 15. (i) Jika A = { 2, 5, 8 } dan B = { 7, 5, 22 }, maka A B = { 2, 5, 7, 8, 22 } (ii) A = A
  • 25. 25 3. Komplemen (complement) 件 Notasi :A = { x x U, x A } Contoh 16. Misalkan U = { 1, 2, 3, ..., 9 }, (i) jika A = {1, 3, 7, 9}, maka A = {2, 4, 6, 8} (ii) jika A = { x | x/2 P, x < 9 }, maka A = { 1, 3, 5, 7, 9 }
  • 26. 26 Contoh 17. Misalkan: A = himpunan semua mobil buatan dalam negeri B = himpunan semua mobil impor C = himpunan semua mobil yang dibuat sebelum tahun 1990 D = himpunan semua mobil yang nilai jualnya kurang dari Rp 100 juta E = himpunan semua mobil milik mahasiswa universitas tertentu (i)mobil mahasiswa di universitas ini produksi dalam negeri atau diimpor dari luar negeri (E A) (E B) atau E (A B) (ii) semua mobil produksi dalam negeri yang dibuat sebelum tahun 1990 yang nilai jualnya kurang dari Rp 100 juta A C D (iii) semua mobil impor buatan setelah tahun 1990 mempunyai nilai jual lebih dari Rp 100 juta BDC
  • 27. 27 4. Selisih (difference) 件 Notasi : A B = { x x A dan x B } = A B Contoh 18. (i) Jika A = { 1, 2, 3, ..., 10 } dan B = { 2, 4, 6, 8, 10 }, maka A B = { 1, 3, 5, 7, 9 } dan B A = (ii) {1, 3, 5} {1, 2, 3} = {5}, tetapi {1, 2, 3} {1, 3, 5} = {2}
  • 28. 28 5. Beda Setangkup (Symmetric Difference) 件 Notasi: A B = (A B) (A B) = (A B) (B A) Contoh 19. Jika A = { 2, 4, 6 } dan B = { 2, 3, 5 }, maka A B = { 3, 4, 5, 6 }
  • 29. 29 Contoh 20. Misalkan U = himpunan mahasiswa P = himpunan mahasiswa yang nilai ujian UTS di atas 80 Q = himpunan mahasiswa yang nilain ujian UAS di atas 80 Seorang mahasiswa mendapat nilai A jika nilai UTS dan nilai UAS keduanya di atas 80, mendapat nilai B jika salah satu ujian di atas 80, dan mendapat nilai C jika kedua ujian di bawah 80. (i) Semua mahasiswa yang mendapat nilai A : P Q (ii) Semua mahasiswa yang mendapat nilai B : P Q (iii) Semua mahasiswa yang mendapat nilai C : U (P Q)
  • 30. 30 TEOREMA 2. Beda setangkup memenuhi sifat-sifat berikut: (a) A B = B A (hukum komutatif) (b) (A B ) C = A (B C ) (hukum asosiatif)
  • 31. 31 6. Perkalian Kartesian (cartesian product) 件 Notasi: A B = {(a, b) a A dan b B } Contoh 20. (i) Misalkan C = { 1, 2, 3 }, dan D = { a, b }, maka C D = { (1, a), (1, b), (2, a), (2, b), (3, a), (3, b) } (ii) Misalkan A = B = himpunan semua bilangan riil, maka A B = himpunan semua titik di bidang datar
  • 32. 32 Catatan: 1. Jika A dan B merupakan himpunan berhingga, maka: A B = A . B. 2. (a, b) (b, a). 3. A B B A dengan syarat A atau B tidak kosong. Pada Contoh 20(i) di atas, C = { 1, 2, 3 }, dan D = { a, b }, D C = {(a, 1), (a, 2), (a, 3), (b, 1), (b, 2), (b, 3) } C D = { (1, a), (1, b), (2, a), (2, b), (3, a), (3, b) } D C C D. 4. Jika A = atau B = , maka A B = B A =
  • 33. 33 Contoh 21. Misalkan A = himpunan makanan = { s = soto, g = gado-gado, n = nasi goreng, m = mie rebus } B = himpunan minuman = { c = coca-cola, t = teh, d = es dawet } Berapa banyak kombinasi makanan dan minuman yang dapat disusun dari kedua himpunan di atas? Jawab: A B = A緒B = 4 3 = 12 kombinasi dan minuman, yaitu {(s, c), (s, t), (s, d), (g, c), (g, t), (g, d), (n, c), (n, t), (n, d), (m, c), (m, t), (m, d)}.
  • 34. 34 Contoh 21. Daftarkan semua anggota himpunan berikut: (a) P() (b) P() (c) {} P() (d) P(P({3})) Penyelesaian: (a) P() = {} (b) P() = (ket: jika A = atau B = maka A B = ) (c) {} P() = {} {} = {(,)) (d) P(P({3})) = P({ , {3} }) = {, {}, {{3}}, {, {3}} }
  • 36. 36 Contoh 22. (i) A (B1B2 ... Bn) = (A B1) (A B2) ... (A Bn) n i i n i i BABA 11 )()( 緒 緒 (ii) Misalkan A = {1, 2}, B = {a, b}, dan C = {, }, maka A B C = {(1, a, ), (1, a, ), (1, b, ), (1, b, ), (2, a, ), (2, a, ), (2, b, ), (2, b, ) }
  • 37. 37 Hukum-hukum Himpunan Disebut juga sifat-sifat (properties) himpunan Disebut juga hukum aljabar himpunan 1. Hukum identitas: A = A A U = A 2. Hukum null/dominasi: A = A U = U 3. Hukum komplemen: A A = U A A = 4. Hukum idempoten: A A = A A A = A
  • 38. 38 5. Hukum involusi: )(A = A 6. Hukum penyerapan (absorpsi): A (A B) = A A (A B) = A 7. Hukum komutatif: A B = B A A B = B A 8. Hukum asosiatif: A (B C) = (A B) C A (B C) = (A B) C 9. Hukum distributif: A (B C) = (A B) (A C) A (B C) = (A B) (A C) 10. Hukum De Morgan: BA = BA BA = BA 11. Hukum 0/1 = U U =
  • 39. 39 Prinsip Dualitas Prinsip dualitas dua konsep yang berbeda dapat saling dipertukarkan namun tetap memberikan jawaban yang benar.
  • 40. 40 Contoh: AS kemudi mobil di kiri depan Inggris (juga Indonesia) kemudi mobil di kanan depan Peraturan: (a) di Amerika Serikat, - mobil harus berjalan di bagian kanan jalan, - pada jalan yang berlajur banyak, lajur kiri untuk mendahului, - bila lampu merah menyala, mobil belok kanan boleh langsung (b) di Inggris, - mobil harus berjalan di bagian kiri jalan, - pada jalur yang berlajur banyak, lajur kanan untuk mendahului, - bila lampu merah menyala, mobil belok kiri boleh langsung Prinsip dualitas: Konsep kiri dan kanan dapat dipertukarkan pada kedua negara tersebut sehingga peraturan yang berlaku di Amerika Serikat menjadi berlaku pula di Inggris
  • 41. 41 (Prinsip Dualitas pada Himpunan). Misalkan S adalah suatu kesamaan (identity) yang melibatkan himpunan dan operasi-operasi seperti , , dan komplemen. Jika S* diperoleh dari S dengan mengganti , , U, U , sedangkan komplemen dibiarkan seperti semula, maka kesamaan S* juga benar dan disebut dual dari kesamaan S.
  • 42. 42 1. Hukum identitas: A = A Dualnya: A U = A 2. Hukum null/dominasi: A = Dualnya: A U = U 3. Hukum komplemen: A A = U Dualnya: A A = 4. Hukum idempoten: A A = A Dualnya: A A = A
  • 43. 43 5. Hukum penyerapan: A (A B) = A Dualnya: A (A B) = A 6. Hukum komutatif: A B = B A Dualnya: A B = B A 7. Hukum asosiatif: A (B C) = (A B) C Dualnya: A (B C) = (A B) C 8. Hukum distributif: A (B C)=(A B) (A C) Dualnya: A (B C) = (A B) (A C) 9. Hukum De Morgan:BA = A B Dualnya:BA = A B 10. Hukum 0/1 = U Dualnya: U =
  • 44. 44 Contoh 23. Dual dari (A B) (A B ) = A adalah (A B) (A B ) = A.
  • 45. 45 Prinsip Inklusi-Eksklusi Untuk dua himpunan A dan B: A B = A + B A B A B = A +B 2A B
  • 46. 46 Contoh 24. Berapa banyaknya bilangan bulat antara 1 dan 100 yang habis dibagi 3 atau 5? Penyelesaian: A = himpunan bilangan bulat yang habis dibagi 3, B = himpunan bilangan bulat yang habis dibagi 5, A B = himpunan bilangan bulat yang habis dibagi 3 dan 5 (yaitu himpunan bilangan bulat yang habis dibagi oleh KPK Kelipatan Persekutuan Terkecil dari 3 dan 5, yaitu 15), Yang ditanyakan adalah A B. A = 100/3 = 33, B = 100/5 = 20, A B = 100/15 = 6 A B = A + B A B = 33 + 20 6 = 47 Jadi, ada 47 buah bilangan yang habis dibagi 3 atau 5.
  • 47. 47 Untuk tiga buah himpunan A, B, dan C, berlaku A B C = A + B + C A B A C B C + A B C Untuk himpunan A1, A2, , Ar, berlaku: A1 A2 Ar = i Ai ワoo rji1 Ai Aj + ooo rkji1 Ai Aj Ak + + (-1)r-1 A1 A2 Ar
  • 48. 48 Latihan: Di antara bilangan bulat antara 101 600 (termasuk 101 dan 600 itu sendiri), berapa banyak bilangan yang tidak habis dibagi oleh 4 atau 5 namun tidak keduanya?
  • 49. 49 Penyelesaian: Diketahui: U = 500 A = 600/4 100/4 = 150 25 = 125 B = 600/5 100/5 = 120 20 = 100 A B = 600/20 100/20 = 30 5 = 25 yang ditanyakan BA = ? Hitung terlebih dahulu A B = A + B 2 A B = 125 + 100 50 = 175 untuk mendapatkan BA = U A B = 500 175 = 325
  • 50. 50 Partisi Partisi dari sebuah himpunan A adalah sekumpulan himpunan bagian tidak kosong A1, A2, dari A sedemikian sehingga: (a) A1 A2 = A, dan (b) Ai Aj = untuk i j Contoh 25. Misalkan A = {1, 2, 3, 4, 5, 6, 7, 8}, maka { {1}, {2, 3, 4}, {7, 8}, {5, 6} } adalah partisi A.
  • 51. 51 Himpunan Ganda (multiset) 件 Himpunan yang elemennya boleh berulang (tidak harus berbeda) disebut himpunan ganda (multiset). Contohnya, {1, 1, 1, 2, 2, 3}, {2, 2, 2}, {2, 3, 4}, {}. 件 Multiplisitas dari suatu elemen pada himpunan ganda adalah jumlah kemunculan elemen tersebut pada himpunan ganda. Contoh: M = { 0, 1, 1, 1, 0, 0, 0, 1 }, multiplisitas 0 adalah 4. 件 Himpunan (set) merupakan contoh khusus dari suatu multiset, yang dalam hal ini multiplisitas dari setiap elemennya adalah 0 atau 1. 件 Kardinalitas dari suatu multiset didefinisikan sebagai kardinalitas himpunan padanannya (ekivalen), dengan mengasumsikan elemen- elemen di dalam multiset semua berbeda.
  • 52. 52 Operasi Antara Dua Buah Multiset: Misalkan P dan Q adalah multiset: 1. P Q adalah suatu multiset yang multiplisitas elemennya sama dengan multiplisitas maksimum elemen tersebut pada himpunan P dan Q. Contoh: P = { a, a, a, c, d, d } dan Q ={ a, a, b, c, c }, P Q = { a, a, a, b, c, c, d, d } 2. P Q adalah suatu multiset yang multiplisitas elemennya sama dengan multiplisitas minimum elemen tersebut pada himpunan P dan Q. Contoh: P = { a, a, a, c, d, d } dan Q = { a, a, b, c, c } P Q = { a, a, c }
  • 53. 53 3. P Q adalah suatu multiset yang multiplisitas elemennya sama dengan: multiplisitas elemen tersebut pada P dikurangi multiplisitasnya pada Q, jika selisihnya positif 0, jika selisihnya nol atau negatif. Contoh: P = { a, a, a, b, b, c, d, d, e } dan Q = { a, a, b, b, b, c, c, d, d } maka P Q = { a, e } 4. P + Q, yang didefinisikan sebagai jumlah (sum) dua buah himpunan ganda, adalah suatu multiset yang multiplisitas elemennya sama dengan penjumlahan dari multiplisitas elemen tersebut pada P dan Q. Contoh: P = { a, a, b, c, c } dan Q = { a, b, b, d }, P + Q = { a, a, a, b, b, b, c, c, d }
  • 54. 54 Pembuktian Proposisi Perihal Himpunan 件 Proposisi himpunan adalah argumen yang menggunakan notasi himpunan. 件 Proposisi dapat berupa: 1. Kesamaan (identity) Contoh: Buktikan A (B C) = (A B) (A C) 2. Implikasi Contoh: Buktikan bahwa Jika A B = dan A (B C) maka selalu berlaku bahwa A C.
  • 55. 55 1. Pembuktian dengan menggunakan diagram Venn Contoh 26. Misalkan A, B, dan C adalah himpunan. Buktikan bahwa A (B C) = (A B) (A C) dengan diagram Venn. Bukti: A (B C) (A B) (A C) Kedua digaram Venn memberikan area arsiran yang sama. Terbukti bahwa A (B C) = (A B) (A C).
  • 56. 56 Diagram Venn hanya dapat digunakan jika himpunan yang digambarkan tidak banyak jumlahnya. Metode ini mengilustrasikan ketimbang membuktikan fakta. Diagram Venn tidak dianggap sebagai metode yang valid untuk pembuktian secara formal.
  • 57. 57 2. Pembuktikan dengan menggunakan tabel keanggotaan Contoh 27. Misalkan A, B, dan C adalah himpunan. Buktikan bahwa A (B C) = (A B) (A C). Bukti: A B C B C A (B C) A B A C (A B) (A C) 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 1 1 0 0 0 0 0 1 0 1 0 0 0 0 0 1 1 1 0 0 0 0 1 0 0 0 0 0 0 0 1 0 1 1 1 0 1 1 1 1 0 1 1 1 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 Karena kolom A (B C) dan kolom (A B) (A C) sama, maka A (B C) = (A B) (A C).
  • 58. 58 3. Pembuktian dengan menggunakan aljabar himpunan. Contoh 28. Misalkan A dan B himpunan. Buktikan bahwa (A B) (A B ) = A Bukti: (A B) (A B ) = A (B B ) (Hukum distributif) = A U (Hukum komplemen) = A (Hukum identitas)
  • 59. 59 Contoh 29. Misalkan A dan B himpunan. Buktikan bahwa A (B A) = A B Bukti: A (B A) = A (B A ) (Definisi operasi selisih) = (A B) (A A ) (Hukum distributif) = (A B) U (Hukum komplemen) = A B (Hukum identitas)
  • 60. 60 Contoh 30. Buktikan bahwa untuk sembarang himpunan A dan B, bahwa (i) A (A B) = A B dan (ii) A (A B) = A B Bukti: (i) A (A B) = ( A A) (A B) (H. distributif) = U (A B) (H. komplemen) = A B (H. identitas) (ii) adalah dual dari (i) A (A B) = (A A) (A B) (H. distributif) = (A B) (H. komplemen) = A B (H. identitas)
  • 61. Latihan. Misalkan A, B, dan C adalah himpunan. Gunakan hukum-hukum aljabar himpunan dan prinsip dualitas untuk menentukan hasil dari operasi himpunan (a) (b) 61 )()()()( BABABABA )()()()( BABABABA
  • 62. 62 Jawaban: a. )()()()( BABABABA = ))()(())()(( BABABABA [Hukum Asosiatif] = ))(())(( AABAAB [Hukum Distributif] = )()( UBUB [Hukum Komplemen] = )( BBU [Hukum Distributif] = UU [Hukum Komplemen] = U [Hukum Idempoten] b. )()()()( BABABABA = [Hukum Dualitas dari jawaban a]
  • 63. Latihan. Misalkan A, B, dan C adalah himpunan. Buktikan dengan hukum-hukum himpunan bahwa (A B) (A C) = A (B C). 63
  • 64. Jawaban: 64 (A B) (A C) = (A B ) (A C ) (Definisi Selisih) = A ( B C ) (Hukum Distributif) = A CB (Hukum DeMorgan) = A (B C) (Definisi Selisih)
  • 65. 65 4. Pembuktian dengan menggunakan definisi 件 Metode ini digunakan untuk membuktikan pernyataan himpunan yang tidak berbentuk kesamaan, tetapi pernyataan yang berbentuk implikasi. Biasanya di dalam implikasi tersebut terdapat notasi himpunan bagian ( atau ).
  • 66. 66 Contoh 31. Misalkan A dan B himpunan. Jika A B = dan A (B C) maka A C. Buktikan! Bukti: (i) Dari definisi himpunan bagian, P Q jika dan hanya jika setiap x P juga Q. Misalkan x A. Karena A (B C), maka dari definisi himpunan bagian, x juga (B C). Dari definisi operasi gabungan (), x (B C) berarti x B atau x C. (ii) Karena x A dan A B = , maka x B Dari (i) dan (ii), x C harus benar. Karena x A juga berlaku x C, maka dapat disimpulkan A C .
  • 67. 67 Latihan Misalkan A adalah himpunan bagian dari himpunan semesta (U). Tuliskan hasil dari operasi beda-setangkup berikut? (a) A U (b) A A (c) A U
  • 68. 68 Penyelesaian: (a) A U = (A U) (U A) (Definisi operasi beda setangkup) = () (A) (Definisi opearsi selisih) = A (Hukum Identitas) (b) A A = (A A ) ( A A) (Definisi operasi beda setangkup) = (A A) ( A A ) (Definisi operasi selisih) = A A (Hukum Idempoten) = U (Hukum Komplemen) (c) A U = ( A U) ( A U) (Definisi operasi beda setangkup) = U A (Hukum Null dan Hukum Identitas) = A (Definisi operasi selisih)
  • 69. 69 Tipe Set dalam Bahasa Pascal Bahasa Pascal menyediakan tipe data khusus untuk himpunan, yang bernama set. Tipe set menyatakan himpunan kuasa dari tipe ordinal (integer, character). Contoh: type HurufBesar = A..Z;{ enumerasi } Huruf = set of HurufBesar; var HurufKu : Huruf;
  • 70. 70 Nilai untuk peubah HurufKu dapat diisi dengan pernyataan berikut: HurufKu:=[A, C, D]; HurufKu:=[M]; HurufKu:=[]; { himpunan kosong }
  • 71. 71 件 Operasi yang dapat dilakukan pada tipe himpunan adalah operasi gabungan, irisan, dan selisih seperti pada contoh berikut: {gabungan} HurufKu:=[A, C, D] + [C, D, E]; {irisan} HurufKu:=[A, C, D] * [C, D, E]; {selisih} HurufKu:=[A, C, D] - [C, D, E];
  • 72. 72 件 Uji keanggotaan sebuah elemen di dalam himpunan dilakukan dengan menggunakan opeator in seperti contoh berikut: if A in HurufKu then ... 件 Di dalam kakas pemrograman Delphi, set sering digunakan untuk mengindikasikan flag. Misalnya himpunan icon untuk window: type TBorderIcon=(biSystemMenu, biMinimize, biMaximaze); Huruf = set of TBoderIcon;