Teks tersebut membahas penggunaan program NutriSurvey untuk menganalisis kandungan gizi makanan. NutriSurvey memungkinkan pengguna untuk menambahkan database makanan Indonesia, menghitung nilai gizi berbagai makanan dan menu, serta menilai tingkat kecukupan gizi berdasarkan Angka Kecukupan Gizi Indonesia.
Ringkasan dokumen tersebut adalah:
Neraca Bahan Makanan (NBM) merupakan tabel yang memuat informasi tentang ketersediaan dan penggunaan pangan di suatu wilayah dalam periode tertentu. NBM digunakan untuk perencanaan pangan, evaluasi ketersediaan dan penggunaan pangan, serta merumuskan kebijakan pangan dan gizi.
Dokumen tersebut merupakan pedoman diet untuk pasien hipertensi yang memberikan rekomendasi jenis dan porsi makanan, serta larangan terhadap makanan yang mengandung garam berlebihan. Diet disusun untuk menurunkan tekanan darah dan mencegah penimbunan cairan dalam tubuh dengan mengatur asupan karbohidrat, protein, lemak, sayuran dan buah-buahan serta mengontrol konsumsi garam.
This document outlines a course on food and nutrition economics. It lists the course topics and instructors for each week. The topics include concepts of food and nutrition economics, food needs analysis, consumption and prices, income and food consumption, food availability, management and distribution, food trade, nutrition and productivity, economic crises and food crises, and food and nutrition investments for human development. It also describes the evaluation methods for the course which include attendance, assignments, and exams.
Diit pada penyakit jantung dan pembuluh darahsusi wartini
油
Dokumen tersebut membahas tentang diet yang dianjurkan untuk penyakit jantung dan pembuluh darah serta stroke. Diet disarankan untuk menurunkan kadar lemak darah, mengurangi berat badan, dan memenuhi kebutuhan gizi pasien dengan mempertimbangkan kondisi medis mereka. Diet dibedakan menjadi beberapa tipe tergantung gejala pasien dan disarankan mengandung karbohidrat kompleks, protein, lemak tak jenuh, s
Diet demam thypoid bertujuan untuk memenuhi kebutuhan gizi pasien dengan makanan lunak rendah serat. Diet ini menyertakan makanan yang cukup kalori, protein, vitamin, dan cairan serta menghindari makanan yang mengandung banyak serat, gas, dan sulit dicerna.
Tinjauan pustaka membahas pemenuhan gizi yang seimbang pada balita, termasuk kebutuhan gizi, karakteristik balita, peran makanan, dan faktor yang mempengaruhi status gizi balita seperti pengetahuan keluarga, prasangka terhadap makanan, jarak kelahiran, dan kondisi sosial ekonomi.
Form kuesioner frekuensi makanan (FFQ) dirancang untuk menilai asupan makanan tertentu seperti natrium, serat, lemak, dan jajanan anak sekolah. FFQ berisi daftar makanan yang relevan dengan topik beserta pilihan frekuensi dan ukuran porsi konsumsi. Kuesioner diujicobakan kepada beberapa responden untuk menguji validitas dan reliabilitasnya.
Dokumen tersebut membahas tentang dasar dietetik yang mencakup pengertian diet, fungsi makanan dalam perawatan orang sakit, tujuan terapi diet, pengaturan makanan orang sakit, dasar penentuan diet bagi orang sakit, dan standar makanan rumah sakit seperti makanan biasa, lunak, saring, cair, dan lewat pipa.
Dokumen tersebut membahas tentang pengaruh gizi pada atlet, termasuk kebutuhan energi dan zat gizi atlet saat latihan, pertandingan, dan pasca pertandingan serta prinsip pemberian makanan pada masing-masing fase tersebut.
Dokumen tersebut membahas tentang gizi bayi dan anak, termasuk penilaian status gizi, kebutuhan gizi, masalah gizi, dan pemberian makanan seperti ASI, susu formula, dan makanan pendamping ASI. Dokumen ini juga menjelaskan tentang defisiensi vitamin tertentu seperti vitamin E dan K pada bayi.
Intervensi Konsumsi Pangan dan Gizi mendiskusikan 7 jenis intervensi gizi yang umum digunakan untuk menangani masalah gizi, yaitu pemberian makanan tambahan, pendidikan gizi, fortifikasi, makanan formula, subsidi harga, produksi pertanian, dan program terpadu. Dokumen ini juga menjelaskan proses perencanaan intervensi gizi mulai dari diagnosis masalah, penentuan sasaran, tujuan intervensi, hingga evaluasi program.
This document outlines a course on food and nutrition economics. It lists the course topics and instructors for each week. The topics include concepts of food and nutrition economics, food needs analysis, consumption and prices, income and food consumption, food availability, management and distribution, food trade, nutrition and productivity, economic crises and food crises, and food and nutrition investments for human development. It also describes the evaluation methods for the course which include attendance, assignments, and exams.
Diit pada penyakit jantung dan pembuluh darahsusi wartini
油
Dokumen tersebut membahas tentang diet yang dianjurkan untuk penyakit jantung dan pembuluh darah serta stroke. Diet disarankan untuk menurunkan kadar lemak darah, mengurangi berat badan, dan memenuhi kebutuhan gizi pasien dengan mempertimbangkan kondisi medis mereka. Diet dibedakan menjadi beberapa tipe tergantung gejala pasien dan disarankan mengandung karbohidrat kompleks, protein, lemak tak jenuh, s
Diet demam thypoid bertujuan untuk memenuhi kebutuhan gizi pasien dengan makanan lunak rendah serat. Diet ini menyertakan makanan yang cukup kalori, protein, vitamin, dan cairan serta menghindari makanan yang mengandung banyak serat, gas, dan sulit dicerna.
Tinjauan pustaka membahas pemenuhan gizi yang seimbang pada balita, termasuk kebutuhan gizi, karakteristik balita, peran makanan, dan faktor yang mempengaruhi status gizi balita seperti pengetahuan keluarga, prasangka terhadap makanan, jarak kelahiran, dan kondisi sosial ekonomi.
Form kuesioner frekuensi makanan (FFQ) dirancang untuk menilai asupan makanan tertentu seperti natrium, serat, lemak, dan jajanan anak sekolah. FFQ berisi daftar makanan yang relevan dengan topik beserta pilihan frekuensi dan ukuran porsi konsumsi. Kuesioner diujicobakan kepada beberapa responden untuk menguji validitas dan reliabilitasnya.
Dokumen tersebut membahas tentang dasar dietetik yang mencakup pengertian diet, fungsi makanan dalam perawatan orang sakit, tujuan terapi diet, pengaturan makanan orang sakit, dasar penentuan diet bagi orang sakit, dan standar makanan rumah sakit seperti makanan biasa, lunak, saring, cair, dan lewat pipa.
Dokumen tersebut membahas tentang pengaruh gizi pada atlet, termasuk kebutuhan energi dan zat gizi atlet saat latihan, pertandingan, dan pasca pertandingan serta prinsip pemberian makanan pada masing-masing fase tersebut.
Dokumen tersebut membahas tentang gizi bayi dan anak, termasuk penilaian status gizi, kebutuhan gizi, masalah gizi, dan pemberian makanan seperti ASI, susu formula, dan makanan pendamping ASI. Dokumen ini juga menjelaskan tentang defisiensi vitamin tertentu seperti vitamin E dan K pada bayi.
Intervensi Konsumsi Pangan dan Gizi mendiskusikan 7 jenis intervensi gizi yang umum digunakan untuk menangani masalah gizi, yaitu pemberian makanan tambahan, pendidikan gizi, fortifikasi, makanan formula, subsidi harga, produksi pertanian, dan program terpadu. Dokumen ini juga menjelaskan proses perencanaan intervensi gizi mulai dari diagnosis masalah, penentuan sasaran, tujuan intervensi, hingga evaluasi program.
Dokumen tersebut membahas kebijakan tatalaksana anak gizi buruk di Indonesia. Kebijakan ini mencakup penanganan masalah gizi buruk melalui terapi gizi secara komprehensif di fasilitas kesehatan dan rumah, dengan fokus pada promosi kesehatan, perlindungan khusus, deteksi dini, pengobatan cepat, pencegahan cacat, dan rehabilitasi. Dokumen ini juga membahas prioritas pembinaan gizi masyar
PENCEGAHAN ANEMIA PADA REMAJA PUTRI DI KEGIATAN AKSI BERGIZI DENGAN MELAKUKAN SENAM BERSAMA, SARAPAN BERSAMA, MINUM TTD REMATRI SERENTAK DAN EDUKASI KESEHATAN
CIPTAKAN GENERASI YANG BEBAS STUNTING UNTUK Indonesia LEBIH.pptxsugiartysoepardi
油
Dokumen tersebut membahas tentang pentingnya menciptakan generasi Indonesia yang bebas stunting untuk mencapai pembangunan yang lebih maju. Stunting merupakan masalah gizi yang disebabkan kekurangan gizi dalam jangka panjang dan berdampak buruk bagi pertumbuhan fisik dan perkembangan otak anak. Dokumen tersebut juga menjelaskan gejala, penyebab, dan upaya pencegahan stunting.
1. Gizi buruk merupakan masalah kesehatan penting di Indonesia yang disebabkan oleh berbagai faktor seperti tingkat pendapatan, pengetahuan ibu, dan akses pelayanan kesehatan.
2. Terdapat tiga jenis gizi buruk yaitu marasmus, kwashiorkor, dan marasmus-kwashiorkor, dengan gejala klinis yang berbeda untuk setiap jenisnya.
3. Upaya pemerintah untuk menanggulangi gizi bur
KTI PENINGKATAN BERAT BADAN BALITA BGM DENGAN PEMBERIAN MAKANAN TAMBAHAN DI...Anisa Imaniar
油
Dokumen tersebut membahas tentang pengaruh pemberian makanan tambahan terhadap berat badan balita dengan gangguan gizi kurang di Polindes Watugede. Faktor-faktor yang mempengaruhi status gizi dan berat badan balita dijelaskan beserta manfaat dari pemberian makanan tambahan bagi balita dengan gangguan gizi."
Analisis Subjek Literatur Pada Disertasi Kajian Budaya dan Media (KBM) Sekola...Murad Maulana
油
PPT ini dipresentasikan dalam acara Lokakarya Nasional (Loknas) 2016 PDII LIPI dengan tema tema Pengelolaan Data, Informasi, dan Pengetahuan untuk Mendukung Pembangunan Repositori Nasional Indonesia, tanggal 10 11 Agustus 2016
Tutorial ini menjelaskan langkah-langkah lengkap dalam membuat halaman website menggunakan Divi Builder, sebuah visual builder yang memungkinkan pengguna membangun website tanpa perlu coding.
Proses dimulai dari instalasi & aktivasi Divi, pembuatan halaman baru, hingga pemilihan layout yang sesuai. Selanjutnya, tutorial ini membahas cara menambahkan section, row, dan module, serta menyesuaikan tampilan dengan tab Design untuk mengatur warna, font, margin, animasi, dan lainnya.
Optimalisasi tampilan website juga menjadi fokus, termasuk pengaturan agar responsif di berbagai perangkat, penyimpanan halaman, serta penetapan sebagai homepage. Penggunaan Global Elements & Reusable Templates turut dibahas untuk mempercepat proses desain.
Hasil akhirnya, halaman website tampak profesional dan menarik tanpa harus coding.
SABDA Ministry Learning Center: Go Paskah: Paskah dan Sekolah Minggu bagian 1SABDA
油
Bagaimana menyiapkan Paskah yang alkitabiah dan berkesan untuk anak-anak Sekolah Minggu? Yuk, ikuti GoPaskah! "Paskah dan Sekolah Minggu". Acara yang pasti bermanfaat bagi guru-guru, pelayan anak, remaja, dan pemuda untuk membekali bagaimana mengajarkan makna Paskah seperti yang diajarkan Alkitab.
Hadirlah pada:
Tanggal: Senin, 10 Maret 2025
Waktu: Pukul 10.3012.00 WIB
Tempat: Online, via Zoom (wajib daftar)
Guest: Dr. Choi Chi Hyun (Ketua J-RICE Jakarta)
Daftar sekarang: http://bit.ly/form-mlc
GRATIS!
Untuk informasi lebih lanjut, hubungi kami:
WA Admin: 0821-3313-3315
Email: live@sabda.org
#SABDAYLSA #SABDAEvent #ylsa #yayasanlembagasabda #SABDAAlkitab #Alkitab #SABDAMLC #ministrylearningcenter #Paskah2025 #KematianKristus #kebangkitankristus #SekolahMinggu
PPT ini dipresentasikan dalam acara Seminar dan油Knowledge Sharing Kepustakawanan yang diselenggarakan oleh Forum Perpusdokinfo LPNK Ristek. Tanggal 28 November 2017
Danantara: Pesimis atau Optimis? Podcast Ikatan Alumni Lemhannas RI IKAL Lem...Dadang Solihin
油
Keberadaan Danantara: Pesimis atau Optimis?
Pendekatan terbaik adalah realistis dengan kecenderungan optimis.
Jika Danantara memiliki perencanaan yang matang, dukungan kebijakan yang kuat, dan mampu beradaptasi dengan tantangan yang ada, maka peluang keberhasilannya besar.
Namun, jika implementasinya tidak disertai dengan strategi mitigasi risiko yang baik, maka pesimisme terhadap dampaknya juga cukup beralasan.
Pada akhirnya, kunci suksesnya adalah bagaimana Danantara bisa dikelola secara efektif, inklusif, dan berkelanjutan, sehingga dampak positifnya lebih dominan dibandingkan risikonya.
Repositori Elib Perpustakaan Badan Pengawas Tenaga Nuklir (BAPETEN)Murad Maulana
油
PPT ini dipresentasikan dalam acara Diseminasi repositori perpustakaan BAPETEN yang diselenggarakan oleh Kepala Pusat Pengkajian Sistem dan Teknologi
Pengawasan Instalasi dan Bahan Nuklir (P2STPIBN) pada tanggal 25 Februari 2025
2. Adapun hal yang mempengaruhi masalah gizi kurang
di Indonesia, antara lain:
Kurang Energi Protein (KEP)
Anemia Gizi
Kurang Vitamin A
Gangguan Akibat Kekurangan Iodium (GAKI)
3. 1. Kurang Energi Protein
Kurang Kalori Protein
Gizi Kurang/Gizi Buruk
Malnutrisi :
Marasmus Kwashiorkor
4. Menurut Depkes RI , sekitar 10,8% anak balita menderita gizi kurang dan gizi
buruk
Ibu hamil dan ibu menyusui. Pada bumil mengakibatkan BBLR Berat Bayi
Lahir Rendah, kurang dari 2500gram
KKP merupakan akibat dari interaksi antara berbagai faktor, tetapi yang paling
utama adalah akibat konsumsi makanan yang kurang memadai baik kuantitas
maupun kualitas, dan adanya penyakit infeksi yang sering diderita seperti
campak, diare, ISPA, cacingan, dsb
Kekurangan gizi pada anak disebabkan oleh beberapa faktor:
- karena kebutuhan gizi anak/satuan BB lebih besar dibandingkan dgn org
dewasa, karena selain untuk pertumbuhan juga sbg pemeliharaan tubuh
- kemampuan saluran pencernaan anak yg tdk sesuai dgn jmlah volume
makanan yg mempunyai kandungan gizi yg dibutuhkan anak
- segera stlh anak dpt bergerak sendiri tanpa bantuan org lain disekitarnya,
sehingga memudahkan untuk terkena penyakit infeksi terutama bagi anak2 yg
daya than tubuhnya lemah
- dari segi sosial budaya, sebagian besar masy di Indonesia masih
mengutamakan jenis makanan yg terbaik cenderung diberikan kpd anggota
keluarga yg mempunyai nilai produktif, terutama pd ayah yg mencari nafkah
5. 2. Anemia Gizi
Terbanyak: defisiensi zat besi
Akibat:
Kemampuan intelektual
Produktifitas kerja
Morbiditas anak
Mortality ibu
BBLR dan keguguran
6. Penyebabnya:
- menu sehari2 kurang mengandung zat besi
- Penyerapan zat besi di dlm usus kurang baik (terganggu)
- Infeksi parasit/yg lain
- Kemampuan menampung zat besi menurun/kebutuhan besi
meningkat
Menurut Depkes RI, 1989:
- Bumil 50-70%
- Tidak hamil 30-40%
- Laki-laki dewasa 20-30%
- Anak balita 30-40%
- Anak sekolah 25-35%
7. 3. Kekurangan Vit. A
Prevalensi : 0.7%
Akibat KVA :
Tingkat mortalitas tinggi
Anak rentan infeksi
Biaya kesehatan tinggi
Perkembangan mental terganggu
Penyakit degeneratif menyerang usia dini
8. Buta senja atau rabun senja
Menurut Doeschate, faktor yang berperan pada terjadinya
Xerophthalmia:
- Usia: sering dijumpai pd anak2 klompok imur 2-3 thn dan jarang
trjadi pda usia di atas 8-9 thn. Dan pda anak muda usia, terutama
bayi yg tdk konsumsi ASI di Indonesia
- Jenis kelamin : laki2 lebih rawan terhadap Xerophthalmia
- Musim: pd musim2 terntu. Di Surabay pd bulan April dan
September. Di Bandung Maret dan Juli
- Berhubungan dengan menu sehari-hari: sedikit menu vit A,
karoten, lemak dan protein
- Penyakit infeksi dan infestasi cacing: campak 30%, 20% penyakit
infeksi lain yg disertai demam
- KKP
9. 4. Gangguan Akibat Kekurangan
Iodium (GAKY)
Akibat GAKI:
Pembesaran kelenjar gondok
Gangguan pertumbuhan (cebol, bisu, tuli)
Gangguan mental
Gangguan neuro motor
10. Masalah Gizi lain
Muncul Obesitas
Prevalensi:
wanita diatas usia 40 tahun mencapai 30%
overweight dan obese
11. Akibat obesitas (Gizi Lebih):
PJK
Kanker
diabetes melitus
hipertensi
Angkanya meningkat tajam setelah tahun
1992
12. prevalensi berat-kurang (underweight) menurut provinsi dan nasional. Secara nasional,
prevalensi berat-kurang pada tahun 2013 adalah 19,6 persen, terdiri dari 5,7 persen gizi
buruk dan 13,9 persen gizi kurang. Jika dibandingkan dengan angka prevalensi nasional
tahun 2007 (18,4 %) dan tahun 2010 (17,9 %) terlihat meningkat. Perubahan terutama pada
prevalensi gizi buruk yaitu dari 5,4 persen tahun 2007, 4,9 persen pada tahun 2010, dan 5,7
persen tahun 2013. Sedangkan prevalensi gizi kurang naik sebesar 0,9 persen dari 2007 dan
2013
Prevalensi pendek secara nasional tahun 2013 adalah 37,2 persen, yang berarti terjadi
peningkatan dibandingkan tahun 2010 (35,6%) dan 2007 (36,8%). Prevalensi pendek
sebesar 37,2 persen terdiri dari 18,0 persen sangat pendek dan 19,2 persen pendek.
Pada tahun 2013 prevalensi sangat pendek menunjukkan penurunan, dari 18,8 persen
tahun 2007 dan 18,5 persen tahun 2010. Prevalensi pendek meningkat dari 18,0 persen
pada tahun 2007 menjadi 19,2 persen pada tahun 2013.
13. kecenderungan prevalensi status gizi anak balita menurut ketiga indeks BB/U, TB/U dan
BB/TB. Terlihat prevalensi gizi buruk dan gizi kurang meningkat dari tahun 2007 ke tahun
2013. Prevalensi sangat pendek turun 0,8 persen dari tahun 2007, tetapi prevalensi pendek
naik 1,2 persen dari tahun 2007. Prevalensi sangat kurus turun 0,9 persen tahun 2007.
Prevalensi kurus turun 0,6 persen dari tahun 2007. Prevalensi gemuk turun 2,1 persen dari
tahun 2010 dan turun 0,3 persen dari tahun 2007.
14. secara nasional prevalensi pendek pada anak
umur 5-12 tahun adalah 30,7 persen (12,3%
sangat pendek dan 18,4% pendek). Prevalensi
sangat pendek terendah di DI Yogyakarta
(14,9%) dan tertinggi di Papua (34,5 %).
15. Secara nasional masalah gemuk pada anak umur
5-12 tahun masih tinggi yaitu 18,8 persen, terdiri
dari gemuk 10,8 persen dan sangat gemuk
(obesitas) 8,8 persen. Prevalensi gemuk terendah
di Nusa Tenggara Timur (8,7%) dan tertinggi di
DKI Jakarta (30,1%). Sebanyak 15 provinsi dengan
prevalensi sangat gemuk diatas nasional, yaitu
Kalimantan Tengah, Jawa Timur, Banten,
Kalimantan Timur, Bali, Kalimantan Barat,
Sumatera Utara, Kepulauan Riau, Jambi, Papua,
Bengkulu, Bangka Belitung, Lampung dan DKI
Jakarta.
16. umur 13-15 tahun penilaian status gizi berdasarkan
TB/U dan IMT/U. Gambar 3.14.11. menyajikan
prevalensi pendek pada remaja umur 13-15 tahun.
Secara nasional, prevalensi pendek pada remaja adalah
35,1 persen (13,8% sangat pendek dan 21,3% pendek.
Prevalensi sangat pendek terendah di DI Yogyakarta
(4,0 %) dan tertinggi di Papua (27,4%). Sebanyak 16
provinsi dengan prevalensi sangat pendek diatas
prevalensi nasional yaitu Nusa Tenggara Barat, Riau,
Banten, Maluku, Sumatera Barat, Sumatera Selatan,
Gorontalo, Aceh, Bengkulu, Sumatera Utara, Jambi,
Sulawesi Barat, Kalimantan Barat, Lampung, Nusa
Tenggara Timur dan Papua.
17. prevalensi kurus pada remaja umur 13-15 tahun adalah
11,1 persen terdiri dari 3,3 persen sangat kurus dan 7,8
persen kurus. Prevalensi sangat kurus terlihat paling rendah
di Bangka Belitung (1,4 %) dan paling tinggi di Nusa
Tenggara Timur (9,2%). Sebanyak 17 provinsi dengan
prevalensi anak sangat kurus (IMT/U) diatas prevalensi
nasional yaitu Riau, Aceh, Jawa Tengah, Lampung, Jambi,
Kalimantan Tengah, Sulawesi Selatan, Sumatera Barat,
Kalimantan Barat, Banten, Papua, Sumatera Selatan,
Gorontalo, Papua Barat, Nusa Tenggara Barat, dan Nusa
Tenggara Timur.
Prevalensi gemuk pada remaja umur 13-15 tahun di
Indonesia sebesar 10.8 persen, terdiri dari 8,3 persen
gemuk dan 2,5 persen sangat gemuk (obesitas).