際際滷

際際滷Share a Scribd company logo
ANALISA POTENSI PENGEMBANGAN USAI{A SAPI POTONG DI
KOTA SAWAHLUNTO
TESIS
Oleh:
TIENNY GUSTITIINGSIH
06206068
PROGRAM PASCASARJANA
LTNIVERSITAS ANDALAS
2008
ANALISISAPOTENSI PENGEMBANGAN USAHA SAPI POTONG DI KOTA
SAWAHLUNTO
Oleh : Henny Gustiningsih
(Dibawah Bimbingan : Dr. Nasri Bachtiar, SE, MS dan
Dr. Ir. Asdi Agustar, MSc)
RINGKASAN
penelitian ini berhrjuan untu.k mengidentifikasi potensi Kota Sawahlunto
trntuk pengembangan ternak sapi potong dilihat dari ketersedian lahan, pakan,
kondisi roJi"l ekonomi masyarakat dan dukungan kelembagaan, menganalisis usaha
petemakan sapi potong dapat dijadikan sektor basis pada wilayah kota Sawahlunto,
menghitung teUutufran tenaga kerja yang tersedia (kesempatan kerja) berdasarkan
elastisitas kesempatan kerji disektor peternakan dan Menyrsun rencana strategi
pengembangan usaha ternak sapi potong di Wilayah Kota Sawahlunto
penelitian ini dilakukan pada kota Sawahlunto dengan menggunakan data
primer dan skunder kemudian dalam penelitian ini menggunakan metode analisa
deslcriptif analisa LQ,, Employment Elastisity dan Analisa SWOT.
ileidasarkan hasil penelitian , diketahui bahwa kota sawahlunto berpotensi
untuk melakukan pengembangan usaha sapi potong, hal ini dapat terlihat pada
ketersedian lahan, pakan, sosisl ekonomi dan dukungan kelembagaan. Dari hasil
perhitungan nilai LQ dapat disimpulkan secara keseluruhan wilayah Kota Sawahlunto
L** m-erupakan Wilayah basis unhrk pengembangan usaha sapi potong, ini terlihat
pada nilai ie . l. Untuk elastisitas kesempatan kerja disellor peternakan di Kota
^sawahlunto
dapat dihitung dengan membandingkan perubahan struktur dan laju
perhrmbuhan kesempatan kerja di sektor peternakan dengan perubahan struktur dan
iaju pertgmbuhan ekonomi, pada penelitian ini didapat angka elastisitas tenaga kerja
r.ttot pertanian sebesar A,44 apabila terjadi kenaikan PDRB 1 % maka akan
mempengaruhi elastisitas tenaga kerja sebesar 0,44.. Hasil analisa SWOT
p"trg**b*gan usaha sapi potong Kota Sawahlunto dapat diciptakan strategi untuk
pengembanganttyu metatui upaya melalui usaha : Pengembangan Kwalitas
romU".Ouya peternak : optimalisasi pemanfaatan dan perlindungan sumber daya alam
, p.ng"nrbangan kelemtagaan peternak dan kemitraan : pengembangan wilayah
UeiOalartan ternak unggulan dan strategi pendekatan agribisnis dengan subsistem
dari hulu ke hilir.
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Sawahlunto sudah sejak lama dikenal dengan sebutan kota Tambang,
dimana sumber perekonomian masyarakatnya berasal dari usaha tambang batu
bara. Batu bara dan minyak bumi merupakan sumberdaya alam yang akan habis
apabila diekploitasi secara terus menerus. Deposit batu bara di Kota Sawahlunto
sudah mulai berkurang, oleh sebab itu PT. Tambang Batu Bara Ombilin sebagai
perusahan tambang terbesar di Sawahlunto tidak lagi beroperasi.
Menyikapi kondisi di atas Pemerintah Kota Sawahlunto segera arif
menyikapi permasalahan ini, dengan mencari jalan keluarnya , salah satunya
dengan digalakkannya priorotas program pembangunan kearah pertanian
peternakan.(Renstra Kota sawahlunto). Langkah awal keberhasilan pembangunan
ditentukan oleh perencanaan yang baik dan berkelanjutan, mulai dari rencana,
penyusunan program dan kegiatan, pelaksanaan kegiatan secara sistematis,
monitoring dan evaluasi.
Sejalan dengan dikeluarkanya UU No. 32 tahun 2004 tentang
Pemerintahan daeratE maka kewenangan di tingkat pusat mulai berbagi dengan
daerah. Hal ini berpengaruh pada arah kebijakan pembangunan pada masing-
masing daerah, tidak terkecuali kebijakan di sector pertanian dan petemakan.
perubahan lingkungan strategis dan dan kondisi objektif kawasan telah ikut
merubah pendekatan pengembangan kawasan itu sendiri.
Pengembangan kawasan agribisnis merupakan salah satu pilihan strategi
pembangunan Kota Sawahlunto. Sapi potong merupakan salah satu komuditi
pilihan dalam pengembangan agribisnis di Kota Sawahlunto. Analisa potensi
wilayah peternakan berupa evaluasi potensi untuk pengembangan ternak
merupakan langkah yang penting bagi perencanaan yang konseptual dan
berwawasan masa depan. Suatu produk peternakan mempunyai keunggulan atau
daya saing karena adanya kesesuaian lahan dan lingkungan yang ditujukan oleh
produksi optimal dan biaya produksi efisien. Output dari analisa potensi ini dapat
dijadikan pedoman untuk menetapan kebijakan dalam bentuk proglam yang
berorientasi untuk pengembangan sebuah kawasan khususnya pengembangan sub
sektor peternakan.
Kota Sawahlunto terdiri dari empat Kecamatan yaitu Kecamatan Barangin,
Kecamatan Talawi, Kecamatan Lembah Segar dan Kecamatan Silungkang. Akhir-
akhir ini pemerintahan kota Sawahlunto sedang melakukan pengembangan usaha
ternak sapi potong, hal ini terlihat dri banyaknya Rumah Tangga Peternak (RTP)
yang menggeluti usaha ternak sapi potong sebagai usaha sampingan. Populasi
ternak sapi di Kota Sawahlunto dapat dilihat pada Tabel berikut.
Tabel I : Populasi Ternak Sapi Di Kota Sawahlunto
Kecamatan
Jenis Kelamin
Jumlah
Jantan Betina
Kecamatan Silungkang
Kecamatan Talawi
Kecamatan Lembah Segar
Kecamatan Barangin
38
981
218
757
395
3.317
276
753
433
4.298
494
rs00
Sumber : Dinas Pertanian Kota Sawahlunto 2006
Dari tabel di atas Kecamatan Talawi memiliki jumlah sapi yang besar
;ug4 namun untuk pemeihraan sapi potong di Kota Sawahlunto lebih dipusatkan
di kecamatan Barangin yaitu di Desa Balai Batu sandaran Dan Desa Lumindai, hal
ini dikarenakan di daerah inilah dimulainya usaha peternakn sapi potong dan
daerah ini memiliki iklim yang sejuk-
Suhu maksimum bulanan berkisar antara 28,7-3l,0oC dan suhu minimum
bulanan berkisar 17,8-19,4oC. suhu tata-rata bulanan 23,5'25,1oC. Sedangkan
suhu lingkungan yang nyaman (Comfort hne) bagi sapi adalah antara 18-26'C.
Suhu ini disebut sebagai suhu lingkungan yang normal (Thermoneutral) yaitu
keadaan dimana ternak tidak membutuhkan peningkatan atau pengeluaran energi
untuk pemanasan dan pendinginan tubuh (Church dan Pond, 1982) dalam
Gustiningsih Henny (2005)
Melihat kondisi ini, Ko-ra Sawahiunto se'oagai suatu wilayah yang ierletak
di daerah Provinsi Sumatera Barat dalam hal ini mempunyai peluang untuk
mengembangkan usaha ternak sapi potong. Pengembangan usaha petemakan sapi
potong mempunyai peranan yang sangat penting dalam pembangunan daerah dan
peningkatan perekonomian rakyat. Karena dengan adanya pengembangan tersebut
mampu menciptakan lapangan kerj4 meningkatkan produksi untuk memenuhi
permintaan pasar serta meningkatkan nilai tambah yang cukup tinggi yang dapat
memperkuat perekonomian rakYat.
Masalah yang sering dihadapi antara lain adalah tingkat pengetahuan dan
keterampilan petani peternak yang masih rendah, perkembangan harga yang tidak
stabil dan penggunaan faktor produksi lainnya yang belum efisien dan sebagainya.
Faktor lain yang harus dipertimbangkan dalam usaha pengembangan peternakan
disamping banyaknya peluang dan tantangan yang dihadapi, peluang dalam usaha
pengemangan dapat dilihat dari beberapa potensi yaitu : tersedianyan lahan,
sumberdaya manusia sebagai tenaga kerj4 terdapatnya pasar lokal, adanya
dukungan pemerintah daerah dan tersedianya fasilitas dan kelembagaan
penunjang lainnya.
Salah satu cara yang dapat dilakukan untuk pengembangan peternakan
sapi poton g agarr berkesinambungan dan dapat meningkatkan perekonomian
masyarakat petani peternak sapi potong diperlukan suatu strategi dalam
pengembangan petemakan sapi potong ini lebih lanjut
1.2 Rumusan Masalah
Kota Sawahlunto sebagai alternatif untuk pengembangan ternak sapi
didasarkan pada beberapa alasan penting diantaranya adalah adanya sumberdaya
alam dan sumberdaya manusia yang dimiiiki Kota Sawahlunto, kea<iaan
lingkungan pendukung yang bailq tersedianya sarana dan prasarana yang
memadai serta adanya fasilitas pendukung disamping letaknya yang strategis.
Melihat kondisi ini maka Kota Sawahlunto masih mempunyai peluang untuk
pengembangan peternakan lebih lanjut dalam dalam upaya pemberdayaan
masyarakat di Kota Sawahlunto. Walaupun demikian, perlu terlihat suatu wilayah
khusus pengembangan temak sapi yang terkoordinasi dengan baik. Untuk itu
perlu dilakukan suatu kajian tentang potensi masing-masing wilayah (kecamatan)
yang ada di Kota Sawahlunto sehingga dapat diketahui wilayah yang berpotensi
untuk pengembangan peternakan sapi potong dengan melihat sumber daya yang
dimiliki oleh wilayah tersebut dimana sumberdaya akan dilihat dari berbagai segi
baik jumlah, jenis maupun kualitas. Setelah dikaji maka untuk pengembangan
dapat disusun suatu rencana shategi pengembangan yang paling sesuai dilakukan
pada wilayah tersebut degan memperhatikan faktor internal dan faktor eksternal
wilayah.
Berdasarakan hal diatas, maka dapat dirumuskan masalah penelitian
sebagai berikut :
1. Bagaimana potensi Kota Sawahlunto untuk pengembangan ternak sapi
potong dilihat dari ketersediaan lahan, ketersediaan pakan, kondisi sosial
ekonomi masyarakat dan dukungan kelembagaan
2. Apakah Usaha peternakan sapi potong dapat dijadikan sektor Basis pada
wilayah Kota Sawahlunto
3. Bagaimana kemampuan usaha peternakan sapi potong menyerap tenaga
kerja di Kota Sawahlunto
4. Strategi apa yang cocok untuk pengembangan usaha ternak sapi potong di
Wi layah Kota Sawahlunto
1.3 Tujuan Penelitian
1. Mengidentifikasi potensi Kota Sawahlunto untuk pengembangan temak
sapi potong dilihat dari ketersedian laharU pakan, kondisi sosial ekonomi
masyarakat dan dukungan kelembagaan .
2. Menganalisis kemungkinan usaha peternakan sapi potong menjadi sektor
basis pada wilayah kota Sawahlunto .
3. Menghitung peluang penyerapan tenaga kerja berdasarkan elastisitas
kesempatan kerja pada usaha sapi potong
BAB VI
KESIMPULAN DAN SARAN
6.1. Kesimpulan
Dari hasil dan pembahasan yang sudah dilakukan pada bagian terdahulu
dapat dikemukakan kesimpulan sebagai berikut :
1. Dari hasil penelitian , diketahui bahwa kota sawahlunto berpotensi unfuk
melakukan pengembangan usaha sapi potong, hal ini dapat terlihat pada :
o Dari ketersedian lahan seluas27.344,77 Ha yang ada di kota sawahlunto
dapat diambil kesimpulan bahwa potensi lahan yang ada di kota
sawahlunto unfuk pengembangan usaha sapi potong hanya bisa untuk
usaha sapi potong sistim intensif sedangkan untuk pemeliharaan sapi
sistim ekstensif tidak bisa hal ini dikarenakan tidak tersedia lahan yang
benar-banar khusus untuk pemeliharaan sapi potong.
o Ketersediaan pakan yang berasal dari kontribusi lahan garapan tersedia
seluas 1.076,86 Ha, kemudian konhibusi lahan terhadap pakan yang
berasal dari luas panen dalam menghasilkan limbah pertanian tersedia
seluas 6.197,36 Ha. Kontribusi kedua lahan tersebut dalam menghasilkan
HMT cukup tinggi, dimana berdasarkan ketersedian HMT, Kota
sawahlunto masih memiliki kelebihan HMT, dimana dari total 6.725 sr
tersedia HMT sebesar 18.290,56 ton Bahan Kering (BK/Haltahun)
sedangkan HMT yang diutuhkan untuk jumlah populasi sebanyak 6,725
sr adalah 75.467,5 ton Bahan Kering (Bl(alaltahun), ini berarti terdapat
il5
kelebihan HMT sebesar 2.823,6 ton Bahan Kering (BK/Ha/tahun). Dengan
adanya kelebihan HMT ini berarti masih bisa diadakan penambahan
populasi sekitar 1227 sr lagi. Kelebihan ini dikarenakan sudah
dipanennya tanaman coklat sehingga menghasilkan kulit coklat yang bisa
dijadikan makanan sapi.
Berdasarkan KPPTR yang dimiliki, maka Kecamatan Lembah segar
memiliki nilai KPPTR yang cukup besar, sehingga Kecamatan tersebut
merupakan Kecamatan yang potensial untuk pengembangan ternak sapi
potong karena kemampuan tampung Kecamatan tersebut apabila
dilakukan penambahan ternak ruminansia yang cukup besar. Hal ini
disebabkan oleh di Kecamatan tersebut masih tersedia Hijauan Makanan
Temak (HMT) yang cukup banyak dan juga di Kecamatan ini populasinya
relatif masih sedikit.
Keadaan social ekonomi peternak di kota sawahlunto, bila dilihat dari
keadaan umum peternak diketahui pendidikannya masih rendah, untuk
umurnya rata-rat berumur 43 tahun, dengan pengalaman beternak selama 6
tahun dan skala usahanya r-4 ekor ternak. Bila dilihat dari penerapan
aspek teknis, peternakn di Kota Sawahlunto telah mengikuti anjuran
Dirjen Peternakan, dengan kata lain pengusaan aspek teknisnya sudah baik
usaha peternakan sapi potong yang dilakukan oleh petemak di daerah ini
secara umum merupakan pinjaman Pemerintah yaitu 61,1 o/o
sumber modal
usaha ini merupakan pinjaman dari pemerintahi,32,7 yo modalpribadi dan
6,3 yo temak yang dipelihara berasal dari seduan (memelihara ternak orang
DAFTAR PUSTAKA
Agustar, A. 1999. Paradigma Baru pembangunan peternakan dan Kendala
Penerapan Kebijaksanaan pemerintah. Makalah pada Seminar
Pembangunan Peternakan sumatera Barat Di POLITANI. universitas
Andalas .anggal I Desember.
Atmadilaga, D. 1975. Kedudukan usaha Ternak rradisional dan perusahaan
Ternak dalam sistem pembangunan peternakan. Fakultas peternakan.
Universitas Padjadjaran. Bandung.
1976. Menyelami Dasar permasarahan peternakan Dalam
Rangka Membangun Hari Esok (Tinjauan sosial Ekonomi). Biro Research
dan Afiliasi, Fakultas Peternakan universitas padjajaran Bandung.
Bactiar, Nurzaman. 1991. Peranan Sub-sektor Petemakan Dalam perekonomian
Indonesia. Aspgk Lingkungan Hidup terhadap pengernbangan peternakan.
Kumpulan Penelitian. pusaipeneritian univerritu, Aidutu..
Blackiey, J. and D.z.Bade.l99l. Ilmu peternakan. Diterjemahkan oleh Bambang
Sri gandono. Gaj ahmada Universu ity. Jogyakarta.
Bradford" l.A. and G.I-. Johnson. 1960. Farm Management Analysis. John wiley
and Sons Inch, New york.
Darmawi, D. 2000. Pemberdayaan Ekonomi Masyarakat Melalui usaha
Peternakan sapi Potong. studi Kasus program GpsB pembibitan di
Kabupaten Dati II Sawahlunto/Sijunjung. universitas Andalas.
Dinas Pertanian Kota Sawahlunto,Laporan populasi rernak Tahun 2006.
Ditjen Peternakan. 1985. Usaha peternakan, perencanaan usaha, Analisa dan
Pengelolaan. Jakarta.
Direktorat Jenderal Peternakan. 1992. Petunjuk Teknis Pelaksanaan panca Usaha
Ternak Potong. Proyek Usaha Sapi potong.lakarta.
Gustiningsih,Henny. 2005. Skripsi. penerapan Aspek Teknis Dan Analisis
Petemakan Sapi Potong sistem Kereman di Kota sawahlunto.2005
Mubyarto. 2000. Pengembangan wllayah, pembangunan pedesaan, otonomi
Daerah. Dalam P_elgembangan wilayah pedesin dan Kawasan Tertentu:
Sebuah
.
Kajian-
-Efsploratif.
Direktorat Kebijaksanaan reknotogi- il1lPengembangan Wilayah. BppT. Jakarta.
Murtidjo, B.A. 1990. Beternak Sapi potong. Kanisius,yogiakarta.

More Related Content

What's hot (20)

PDF
Konsep Agropolitan
Ainun Dita Febriyanti
PDF
Proposal proyek kawasan agropolitan 'satriya tani' desa panggungharjo
Training Management Forum of Indonesia
DOCX
Laporan Ekonomi Sumber Daya Pertanian
Athifah Ningtyas
PPTX
(before) SIK BL (Got Its Prize)
Soya Odut
DOC
TINGKAT KEBERHASILAN INSEMINASI BUATAN SAPI POTONG DI TINJAU DARI ANGKA KONS...
SMPN 4 Kerinci
PPTX
Usaha Penggemukan Sapai Potong
bambangpoenya
PDF
Pola pengembangan kelembagaan upja untuk menunjang
Khairul Amri
PDF
Succes Story Transfer Prima Tani
Gufroni Arsjad Lalu Muhammad
PDF
Proposal Budidaya Penggemukan ternak Sapi
Zul Rapi
PDF
Proposal investasi penggemukan domba
fitriza SA
PDF
31157 65000-1-pb
Khairul Amri
PPTX
Rancangan korporasi fe pandih batu (yuti)
Syahyuti Si-Buyuang
PPTX
PIPP: Radio Pemuda Pertanian (RPP)
Mirza Shahreza
DOC
Proposal ternak sapi
Operator Warnet Vast Raha
DOCX
Proposal sapi
Zainal Abidin
DOCX
Proposal ternak kambing etawa
Fitrizasa Jasa Instalasi Listrik
DOCX
Proposal bantuan ternak timbul mukti
amat dewa
PDF
Presentasi undip jokowi agropolitan [compatibility mode]
brekelez
PPTX
Kelembagaan rawa lebak (yuti)
Syahyuti Si-Buyuang
PDF
Proposal ternak kambing etawa
fitriza SA
Konsep Agropolitan
Ainun Dita Febriyanti
Proposal proyek kawasan agropolitan 'satriya tani' desa panggungharjo
Training Management Forum of Indonesia
Laporan Ekonomi Sumber Daya Pertanian
Athifah Ningtyas
(before) SIK BL (Got Its Prize)
Soya Odut
TINGKAT KEBERHASILAN INSEMINASI BUATAN SAPI POTONG DI TINJAU DARI ANGKA KONS...
SMPN 4 Kerinci
Usaha Penggemukan Sapai Potong
bambangpoenya
Pola pengembangan kelembagaan upja untuk menunjang
Khairul Amri
Succes Story Transfer Prima Tani
Gufroni Arsjad Lalu Muhammad
Proposal Budidaya Penggemukan ternak Sapi
Zul Rapi
Proposal investasi penggemukan domba
fitriza SA
31157 65000-1-pb
Khairul Amri
Rancangan korporasi fe pandih batu (yuti)
Syahyuti Si-Buyuang
PIPP: Radio Pemuda Pertanian (RPP)
Mirza Shahreza
Proposal ternak sapi
Operator Warnet Vast Raha
Proposal sapi
Zainal Abidin
Proposal ternak kambing etawa
Fitrizasa Jasa Instalasi Listrik
Proposal bantuan ternak timbul mukti
amat dewa
Presentasi undip jokowi agropolitan [compatibility mode]
brekelez
Kelembagaan rawa lebak (yuti)
Syahyuti Si-Buyuang
Proposal ternak kambing etawa
fitriza SA

Img

  • 1. ANALISA POTENSI PENGEMBANGAN USAI{A SAPI POTONG DI KOTA SAWAHLUNTO TESIS Oleh: TIENNY GUSTITIINGSIH 06206068 PROGRAM PASCASARJANA LTNIVERSITAS ANDALAS 2008
  • 2. ANALISISAPOTENSI PENGEMBANGAN USAHA SAPI POTONG DI KOTA SAWAHLUNTO Oleh : Henny Gustiningsih (Dibawah Bimbingan : Dr. Nasri Bachtiar, SE, MS dan Dr. Ir. Asdi Agustar, MSc) RINGKASAN penelitian ini berhrjuan untu.k mengidentifikasi potensi Kota Sawahlunto trntuk pengembangan ternak sapi potong dilihat dari ketersedian lahan, pakan, kondisi roJi"l ekonomi masyarakat dan dukungan kelembagaan, menganalisis usaha petemakan sapi potong dapat dijadikan sektor basis pada wilayah kota Sawahlunto, menghitung teUutufran tenaga kerja yang tersedia (kesempatan kerja) berdasarkan elastisitas kesempatan kerji disektor peternakan dan Menyrsun rencana strategi pengembangan usaha ternak sapi potong di Wilayah Kota Sawahlunto penelitian ini dilakukan pada kota Sawahlunto dengan menggunakan data primer dan skunder kemudian dalam penelitian ini menggunakan metode analisa deslcriptif analisa LQ,, Employment Elastisity dan Analisa SWOT. ileidasarkan hasil penelitian , diketahui bahwa kota sawahlunto berpotensi untuk melakukan pengembangan usaha sapi potong, hal ini dapat terlihat pada ketersedian lahan, pakan, sosisl ekonomi dan dukungan kelembagaan. Dari hasil perhitungan nilai LQ dapat disimpulkan secara keseluruhan wilayah Kota Sawahlunto L** m-erupakan Wilayah basis unhrk pengembangan usaha sapi potong, ini terlihat pada nilai ie . l. Untuk elastisitas kesempatan kerja disellor peternakan di Kota ^sawahlunto dapat dihitung dengan membandingkan perubahan struktur dan laju perhrmbuhan kesempatan kerja di sektor peternakan dengan perubahan struktur dan iaju pertgmbuhan ekonomi, pada penelitian ini didapat angka elastisitas tenaga kerja r.ttot pertanian sebesar A,44 apabila terjadi kenaikan PDRB 1 % maka akan mempengaruhi elastisitas tenaga kerja sebesar 0,44.. Hasil analisa SWOT p"trg**b*gan usaha sapi potong Kota Sawahlunto dapat diciptakan strategi untuk pengembanganttyu metatui upaya melalui usaha : Pengembangan Kwalitas romU".Ouya peternak : optimalisasi pemanfaatan dan perlindungan sumber daya alam , p.ng"nrbangan kelemtagaan peternak dan kemitraan : pengembangan wilayah UeiOalartan ternak unggulan dan strategi pendekatan agribisnis dengan subsistem dari hulu ke hilir.
  • 3. BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Sawahlunto sudah sejak lama dikenal dengan sebutan kota Tambang, dimana sumber perekonomian masyarakatnya berasal dari usaha tambang batu bara. Batu bara dan minyak bumi merupakan sumberdaya alam yang akan habis apabila diekploitasi secara terus menerus. Deposit batu bara di Kota Sawahlunto sudah mulai berkurang, oleh sebab itu PT. Tambang Batu Bara Ombilin sebagai perusahan tambang terbesar di Sawahlunto tidak lagi beroperasi. Menyikapi kondisi di atas Pemerintah Kota Sawahlunto segera arif menyikapi permasalahan ini, dengan mencari jalan keluarnya , salah satunya dengan digalakkannya priorotas program pembangunan kearah pertanian peternakan.(Renstra Kota sawahlunto). Langkah awal keberhasilan pembangunan ditentukan oleh perencanaan yang baik dan berkelanjutan, mulai dari rencana, penyusunan program dan kegiatan, pelaksanaan kegiatan secara sistematis, monitoring dan evaluasi. Sejalan dengan dikeluarkanya UU No. 32 tahun 2004 tentang Pemerintahan daeratE maka kewenangan di tingkat pusat mulai berbagi dengan daerah. Hal ini berpengaruh pada arah kebijakan pembangunan pada masing- masing daerah, tidak terkecuali kebijakan di sector pertanian dan petemakan. perubahan lingkungan strategis dan dan kondisi objektif kawasan telah ikut merubah pendekatan pengembangan kawasan itu sendiri.
  • 4. Pengembangan kawasan agribisnis merupakan salah satu pilihan strategi pembangunan Kota Sawahlunto. Sapi potong merupakan salah satu komuditi pilihan dalam pengembangan agribisnis di Kota Sawahlunto. Analisa potensi wilayah peternakan berupa evaluasi potensi untuk pengembangan ternak merupakan langkah yang penting bagi perencanaan yang konseptual dan berwawasan masa depan. Suatu produk peternakan mempunyai keunggulan atau daya saing karena adanya kesesuaian lahan dan lingkungan yang ditujukan oleh produksi optimal dan biaya produksi efisien. Output dari analisa potensi ini dapat dijadikan pedoman untuk menetapan kebijakan dalam bentuk proglam yang berorientasi untuk pengembangan sebuah kawasan khususnya pengembangan sub sektor peternakan. Kota Sawahlunto terdiri dari empat Kecamatan yaitu Kecamatan Barangin, Kecamatan Talawi, Kecamatan Lembah Segar dan Kecamatan Silungkang. Akhir- akhir ini pemerintahan kota Sawahlunto sedang melakukan pengembangan usaha ternak sapi potong, hal ini terlihat dri banyaknya Rumah Tangga Peternak (RTP) yang menggeluti usaha ternak sapi potong sebagai usaha sampingan. Populasi ternak sapi di Kota Sawahlunto dapat dilihat pada Tabel berikut. Tabel I : Populasi Ternak Sapi Di Kota Sawahlunto Kecamatan Jenis Kelamin Jumlah Jantan Betina Kecamatan Silungkang Kecamatan Talawi Kecamatan Lembah Segar Kecamatan Barangin 38 981 218 757 395 3.317 276 753 433 4.298 494 rs00 Sumber : Dinas Pertanian Kota Sawahlunto 2006
  • 5. Dari tabel di atas Kecamatan Talawi memiliki jumlah sapi yang besar ;ug4 namun untuk pemeihraan sapi potong di Kota Sawahlunto lebih dipusatkan di kecamatan Barangin yaitu di Desa Balai Batu sandaran Dan Desa Lumindai, hal ini dikarenakan di daerah inilah dimulainya usaha peternakn sapi potong dan daerah ini memiliki iklim yang sejuk- Suhu maksimum bulanan berkisar antara 28,7-3l,0oC dan suhu minimum bulanan berkisar 17,8-19,4oC. suhu tata-rata bulanan 23,5'25,1oC. Sedangkan suhu lingkungan yang nyaman (Comfort hne) bagi sapi adalah antara 18-26'C. Suhu ini disebut sebagai suhu lingkungan yang normal (Thermoneutral) yaitu keadaan dimana ternak tidak membutuhkan peningkatan atau pengeluaran energi untuk pemanasan dan pendinginan tubuh (Church dan Pond, 1982) dalam Gustiningsih Henny (2005) Melihat kondisi ini, Ko-ra Sawahiunto se'oagai suatu wilayah yang ierletak di daerah Provinsi Sumatera Barat dalam hal ini mempunyai peluang untuk mengembangkan usaha ternak sapi potong. Pengembangan usaha petemakan sapi potong mempunyai peranan yang sangat penting dalam pembangunan daerah dan peningkatan perekonomian rakyat. Karena dengan adanya pengembangan tersebut mampu menciptakan lapangan kerj4 meningkatkan produksi untuk memenuhi permintaan pasar serta meningkatkan nilai tambah yang cukup tinggi yang dapat memperkuat perekonomian rakYat. Masalah yang sering dihadapi antara lain adalah tingkat pengetahuan dan keterampilan petani peternak yang masih rendah, perkembangan harga yang tidak stabil dan penggunaan faktor produksi lainnya yang belum efisien dan sebagainya. Faktor lain yang harus dipertimbangkan dalam usaha pengembangan peternakan disamping banyaknya peluang dan tantangan yang dihadapi, peluang dalam usaha
  • 6. pengemangan dapat dilihat dari beberapa potensi yaitu : tersedianyan lahan, sumberdaya manusia sebagai tenaga kerj4 terdapatnya pasar lokal, adanya dukungan pemerintah daerah dan tersedianya fasilitas dan kelembagaan penunjang lainnya. Salah satu cara yang dapat dilakukan untuk pengembangan peternakan sapi poton g agarr berkesinambungan dan dapat meningkatkan perekonomian masyarakat petani peternak sapi potong diperlukan suatu strategi dalam pengembangan petemakan sapi potong ini lebih lanjut 1.2 Rumusan Masalah Kota Sawahlunto sebagai alternatif untuk pengembangan ternak sapi didasarkan pada beberapa alasan penting diantaranya adalah adanya sumberdaya alam dan sumberdaya manusia yang dimiiiki Kota Sawahlunto, kea<iaan lingkungan pendukung yang bailq tersedianya sarana dan prasarana yang memadai serta adanya fasilitas pendukung disamping letaknya yang strategis. Melihat kondisi ini maka Kota Sawahlunto masih mempunyai peluang untuk pengembangan peternakan lebih lanjut dalam dalam upaya pemberdayaan masyarakat di Kota Sawahlunto. Walaupun demikian, perlu terlihat suatu wilayah khusus pengembangan temak sapi yang terkoordinasi dengan baik. Untuk itu perlu dilakukan suatu kajian tentang potensi masing-masing wilayah (kecamatan) yang ada di Kota Sawahlunto sehingga dapat diketahui wilayah yang berpotensi untuk pengembangan peternakan sapi potong dengan melihat sumber daya yang dimiliki oleh wilayah tersebut dimana sumberdaya akan dilihat dari berbagai segi baik jumlah, jenis maupun kualitas. Setelah dikaji maka untuk pengembangan
  • 7. dapat disusun suatu rencana shategi pengembangan yang paling sesuai dilakukan pada wilayah tersebut degan memperhatikan faktor internal dan faktor eksternal wilayah. Berdasarakan hal diatas, maka dapat dirumuskan masalah penelitian sebagai berikut : 1. Bagaimana potensi Kota Sawahlunto untuk pengembangan ternak sapi potong dilihat dari ketersediaan lahan, ketersediaan pakan, kondisi sosial ekonomi masyarakat dan dukungan kelembagaan 2. Apakah Usaha peternakan sapi potong dapat dijadikan sektor Basis pada wilayah Kota Sawahlunto 3. Bagaimana kemampuan usaha peternakan sapi potong menyerap tenaga kerja di Kota Sawahlunto 4. Strategi apa yang cocok untuk pengembangan usaha ternak sapi potong di Wi layah Kota Sawahlunto 1.3 Tujuan Penelitian 1. Mengidentifikasi potensi Kota Sawahlunto untuk pengembangan temak sapi potong dilihat dari ketersedian laharU pakan, kondisi sosial ekonomi masyarakat dan dukungan kelembagaan . 2. Menganalisis kemungkinan usaha peternakan sapi potong menjadi sektor basis pada wilayah kota Sawahlunto . 3. Menghitung peluang penyerapan tenaga kerja berdasarkan elastisitas kesempatan kerja pada usaha sapi potong
  • 8. BAB VI KESIMPULAN DAN SARAN 6.1. Kesimpulan Dari hasil dan pembahasan yang sudah dilakukan pada bagian terdahulu dapat dikemukakan kesimpulan sebagai berikut : 1. Dari hasil penelitian , diketahui bahwa kota sawahlunto berpotensi unfuk melakukan pengembangan usaha sapi potong, hal ini dapat terlihat pada : o Dari ketersedian lahan seluas27.344,77 Ha yang ada di kota sawahlunto dapat diambil kesimpulan bahwa potensi lahan yang ada di kota sawahlunto unfuk pengembangan usaha sapi potong hanya bisa untuk usaha sapi potong sistim intensif sedangkan untuk pemeliharaan sapi sistim ekstensif tidak bisa hal ini dikarenakan tidak tersedia lahan yang benar-banar khusus untuk pemeliharaan sapi potong. o Ketersediaan pakan yang berasal dari kontribusi lahan garapan tersedia seluas 1.076,86 Ha, kemudian konhibusi lahan terhadap pakan yang berasal dari luas panen dalam menghasilkan limbah pertanian tersedia seluas 6.197,36 Ha. Kontribusi kedua lahan tersebut dalam menghasilkan HMT cukup tinggi, dimana berdasarkan ketersedian HMT, Kota sawahlunto masih memiliki kelebihan HMT, dimana dari total 6.725 sr tersedia HMT sebesar 18.290,56 ton Bahan Kering (BK/Haltahun) sedangkan HMT yang diutuhkan untuk jumlah populasi sebanyak 6,725 sr adalah 75.467,5 ton Bahan Kering (Bl(alaltahun), ini berarti terdapat
  • 9. il5 kelebihan HMT sebesar 2.823,6 ton Bahan Kering (BK/Ha/tahun). Dengan adanya kelebihan HMT ini berarti masih bisa diadakan penambahan populasi sekitar 1227 sr lagi. Kelebihan ini dikarenakan sudah dipanennya tanaman coklat sehingga menghasilkan kulit coklat yang bisa dijadikan makanan sapi. Berdasarkan KPPTR yang dimiliki, maka Kecamatan Lembah segar memiliki nilai KPPTR yang cukup besar, sehingga Kecamatan tersebut merupakan Kecamatan yang potensial untuk pengembangan ternak sapi potong karena kemampuan tampung Kecamatan tersebut apabila dilakukan penambahan ternak ruminansia yang cukup besar. Hal ini disebabkan oleh di Kecamatan tersebut masih tersedia Hijauan Makanan Temak (HMT) yang cukup banyak dan juga di Kecamatan ini populasinya relatif masih sedikit. Keadaan social ekonomi peternak di kota sawahlunto, bila dilihat dari keadaan umum peternak diketahui pendidikannya masih rendah, untuk umurnya rata-rat berumur 43 tahun, dengan pengalaman beternak selama 6 tahun dan skala usahanya r-4 ekor ternak. Bila dilihat dari penerapan aspek teknis, peternakn di Kota Sawahlunto telah mengikuti anjuran Dirjen Peternakan, dengan kata lain pengusaan aspek teknisnya sudah baik usaha peternakan sapi potong yang dilakukan oleh petemak di daerah ini secara umum merupakan pinjaman Pemerintah yaitu 61,1 o/o sumber modal usaha ini merupakan pinjaman dari pemerintahi,32,7 yo modalpribadi dan 6,3 yo temak yang dipelihara berasal dari seduan (memelihara ternak orang
  • 10. DAFTAR PUSTAKA Agustar, A. 1999. Paradigma Baru pembangunan peternakan dan Kendala Penerapan Kebijaksanaan pemerintah. Makalah pada Seminar Pembangunan Peternakan sumatera Barat Di POLITANI. universitas Andalas .anggal I Desember. Atmadilaga, D. 1975. Kedudukan usaha Ternak rradisional dan perusahaan Ternak dalam sistem pembangunan peternakan. Fakultas peternakan. Universitas Padjadjaran. Bandung. 1976. Menyelami Dasar permasarahan peternakan Dalam Rangka Membangun Hari Esok (Tinjauan sosial Ekonomi). Biro Research dan Afiliasi, Fakultas Peternakan universitas padjajaran Bandung. Bactiar, Nurzaman. 1991. Peranan Sub-sektor Petemakan Dalam perekonomian Indonesia. Aspgk Lingkungan Hidup terhadap pengernbangan peternakan. Kumpulan Penelitian. pusaipeneritian univerritu, Aidutu.. Blackiey, J. and D.z.Bade.l99l. Ilmu peternakan. Diterjemahkan oleh Bambang Sri gandono. Gaj ahmada Universu ity. Jogyakarta. Bradford" l.A. and G.I-. Johnson. 1960. Farm Management Analysis. John wiley and Sons Inch, New york. Darmawi, D. 2000. Pemberdayaan Ekonomi Masyarakat Melalui usaha Peternakan sapi Potong. studi Kasus program GpsB pembibitan di Kabupaten Dati II Sawahlunto/Sijunjung. universitas Andalas. Dinas Pertanian Kota Sawahlunto,Laporan populasi rernak Tahun 2006. Ditjen Peternakan. 1985. Usaha peternakan, perencanaan usaha, Analisa dan Pengelolaan. Jakarta. Direktorat Jenderal Peternakan. 1992. Petunjuk Teknis Pelaksanaan panca Usaha Ternak Potong. Proyek Usaha Sapi potong.lakarta. Gustiningsih,Henny. 2005. Skripsi. penerapan Aspek Teknis Dan Analisis Petemakan Sapi Potong sistem Kereman di Kota sawahlunto.2005 Mubyarto. 2000. Pengembangan wllayah, pembangunan pedesaan, otonomi Daerah. Dalam P_elgembangan wilayah pedesin dan Kawasan Tertentu: Sebuah . Kajian- -Efsploratif. Direktorat Kebijaksanaan reknotogi- il1lPengembangan Wilayah. BppT. Jakarta. Murtidjo, B.A. 1990. Beternak Sapi potong. Kanisius,yogiakarta.