Ringkasan dari presentasi projek penelitian tentang hubungan antara 5 momen hand hygiene dan infeksi nosokomial di kalangan perawat magang selama pelatihan klinikal adalah sebagai berikut:
1) Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui praktik hand hygiene perawat magang dan faktor yang mempengaruhinya serta hubungannya dengan infeksi nosokomial.
2) Metode penelitian menggunakan kuesioner tertutup untuk mengumpulkan
Dokumen tersebut memberikan informasi mengenai persiapan sebelum dan perawatan setelah pembedahan secara umum. Persiapan sebelum pembedahan meliputi persiapan psikologis, fisik, dan administratif. Perawatan setelah pembedahan meliputi perawatan awal, setelah sadar dari bius, hingga pemulihan total, serta komplikasi yang mungkin terjadi.
Kolostomi adalah pembukaan ke dalam kolon untuk membuang najis. Terdapat dua jenis kolostomi iaitu sementara dan kekal, dan lokasinya boleh menaik, melintang atau menurun. Penjagaan pasca-operasi termasuk penilaian stoma, pengendalian pengumpulan najis, dan pendidikan kesihatan untuk mengawal pengeluaran dan bau najis serta menjaga kulit.
Prosidur memasukkan tiub dada ke ruang pleura untuk mengeluarkan cecair dan udara, disusuli prosidur under water seal untuk menyedut berterusan dan memulihkan pernafasan. Ini membantu diagnosis dan rawatan keadaan seperti pneumothorax dan haemothorax.
Tiga kalimat:
1. Cucian tangan merupakan langkah penting dalam mencegah penyebaran infeksi menurut Oliver Wendell Holmes pada 1843.
2. Ignaz Semmelweis menunjukkan bahawa cucian tangan dapat mengurangkan kadar kematian akibat jangkitan nosokomial pada 1847.
3. Dokumen ini menjelaskan cara melakukan cucian tangan yang betul untuk mencegah penyebaran mikroorganisma berbahaya
Dokumen tersebut membahas penjagaan pesakit yang mengalami kepatahan tulang. Ia menjelaskan matlamat penjagaan untuk mencantumkan dan memulihkan fungsi tulang serta menyembuhkannya tanpa komplikasi. Dokumen ini juga menyenaraikan tindakan penjagaan kejururawatan seperti pemberian ubat, diet, latihan dan ambulasi untuk memastikan proses penyembuhan berjalan dengan lancar.
Dokumen ini memberikan ringkasan tentang pengairan pundi kencing. Pengairan pundi kencing adalah pencucian pundi kencing dengan mengalirkan cecair melalui kateter untuk membersihkan pundi kencing dan menyingkirkan sedimen serta mencegah infeksi. Terdapat dua teknik pengairan iaitu tertutup dan terbuka yang melibatkan jenis kateter yang berbeza. Prosedur pengairan mesti dilakukan dengan teknik aseptik dan
Dokumen tersebut memberikan ringkasan kasus pasien dengan diagnosis demam denggi. Dokumen ini menyertakan informasi tentang definisi, gejala, pemeriksaan, hasil laboratorium, diagnosis keperawatan, dan tindakan yang diambil untuk pasien tersebut.
Chest tube insertion dan under water seal drainage adalah prosedur untuk mengeluarkan udara atau cecair dari ruang pleura dengan memasukkan tiub ke dada dan mengalirkannya ke botol berisi air. Ini memulihkan fungsi paru-paru dan dada dengan membentuk tekanan negatif untuk kondisi seperti pneumotoraks dan hemotoraks.
Prosedur medis seperti abdominal paracentesis dan OGDS digunakan untuk mengambil sampel cairan perut dan memeriksa esofagus, lambung, dan duodenum. Kedua prosedur melibatkan persiapan pasien, pemantauan tanda vital, dan pengawasan selama dan sesudah prosedur untuk mengidentifikasi komplikasi potensial seperti infeksi atau pendarahan.
Tiga kalimat ringkasan dokumen tersebut adalah:
Dokumen tersebut membahas program Hand Hygiene di RS Amal Sehat untuk menurunkan angka ketidakpatuhan petugas kesehatan dan karyawan serta menurunkan angka infeksi nosokomial melalui pelatihan, peningkatan fasilitas, evaluasi berkelanjutan, dan penciptaan iklim keselamatan.
Dokumen tersebut membahas penjagaan pesakit yang mengalami kepatahan tulang. Ia menjelaskan matlamat penjagaan untuk mencantumkan dan memulihkan fungsi tulang serta menyembuhkannya tanpa komplikasi. Dokumen ini juga menyenaraikan tindakan penjagaan kejururawatan seperti pemberian ubat, diet, latihan dan ambulasi untuk memastikan proses penyembuhan berjalan dengan lancar.
Dokumen ini memberikan ringkasan tentang pengairan pundi kencing. Pengairan pundi kencing adalah pencucian pundi kencing dengan mengalirkan cecair melalui kateter untuk membersihkan pundi kencing dan menyingkirkan sedimen serta mencegah infeksi. Terdapat dua teknik pengairan iaitu tertutup dan terbuka yang melibatkan jenis kateter yang berbeza. Prosedur pengairan mesti dilakukan dengan teknik aseptik dan
Dokumen tersebut memberikan ringkasan kasus pasien dengan diagnosis demam denggi. Dokumen ini menyertakan informasi tentang definisi, gejala, pemeriksaan, hasil laboratorium, diagnosis keperawatan, dan tindakan yang diambil untuk pasien tersebut.
Chest tube insertion dan under water seal drainage adalah prosedur untuk mengeluarkan udara atau cecair dari ruang pleura dengan memasukkan tiub ke dada dan mengalirkannya ke botol berisi air. Ini memulihkan fungsi paru-paru dan dada dengan membentuk tekanan negatif untuk kondisi seperti pneumotoraks dan hemotoraks.
Prosedur medis seperti abdominal paracentesis dan OGDS digunakan untuk mengambil sampel cairan perut dan memeriksa esofagus, lambung, dan duodenum. Kedua prosedur melibatkan persiapan pasien, pemantauan tanda vital, dan pengawasan selama dan sesudah prosedur untuk mengidentifikasi komplikasi potensial seperti infeksi atau pendarahan.
Tiga kalimat ringkasan dokumen tersebut adalah:
Dokumen tersebut membahas program Hand Hygiene di RS Amal Sehat untuk menurunkan angka ketidakpatuhan petugas kesehatan dan karyawan serta menurunkan angka infeksi nosokomial melalui pelatihan, peningkatan fasilitas, evaluasi berkelanjutan, dan penciptaan iklim keselamatan.
Dokumen tersebut membahas tentang pedoman keselamatan pasien di klinik. Secara ringkas, dokumen tersebut menjelaskan tentang:
1) Latar belakang perlunya keselamatan pasien di klinik
2) Tujuan dan ruang lingkup dari pedoman keselamatan pasien
3) Beberapa sasaran utama keselamatan pasien seperti mencegah kesalahan identifikasi dan pemberian obat serta mengurangi risiko infeksi.
Dokumen tersebut membahas tentang keselamatan pasien di rumah sakit. Ia menjelaskan definisi keselamatan pasien, tujuan penerapannya, langkah-langkah pelaksanaannya, serta tujuh standar keselamatan pasien menurut pedoman nasional Indonesia dan Joint Commision. Dokumen ini menekankan pentingnya kerjasama seluruh pihak untuk mencapai keselamatan pasien di rumah sakit.
Laporan ini membahas hasil audit kepatuhan cuci tangan di Puskesmas Caringin bulan September 2023. Kepatuhan cuci tangan petugas masih di bawah target yaitu 75,5% dibanding target 85%. Beberapa faktor penyebabnya adalah kurangnya fasilitas cuci tangan, pemahaman SOP cuci tangan, dan monitoring. Upaya perbaikan yang direncanakan antara lain menyediakan fasilitas, sosialisasi SOP, dan monitoring
Modul ini membahas tentang praktik laboratorium klinik dokumentasi keperawatan. Mahasiswa akan mendokumentasikan asuhan keperawatan pasien secara individu dan menganalisis dokumentasi keperawatan berbagai tatanan pelayanan secara kelompok. Modul ini juga menjelaskan tujuan, tempat, pembimbing, dan penilaian praktik laboratorium klinik dokumentasi keperawatan.
Modul ini membahas tentang praktik laboratorium klinik dokumentasi keperawatan. Mahasiswa akan mendokumentasikan asuhan keperawatan pasien secara individu dan menganalisis dokumentasi keperawatan berbagai tatanan pelayanan secara kelompok. Modul ini juga menjelaskan tujuan, tempat, pembimbing, dan penilaian praktik laboratorium klinik dokumentasi keperawatan.
#TANGKI4D PLATFOM TRANDING MASA KINI KARNA TINGKAT KEMENANGAN YANG SANGAT TINGGITANGKI4D
Ìý
Bagi kalian yang ingin mendapatkan kemenangan situs slot bonus kami merupakan saran terbaik buat kalian, hanya mengunakan modal rendah & penyedia bonus terbaik sepanjang masa
follow semua dan claim bonus dari kami #Tangki4dexclusive #tangki4dlink #tangki4dvip #bandarsbobet #idpro2025 #stargamingasia #situsjitu #jppragmaticplay #scatternagahitam
RAPAT KOORDINASI DAN EVALUASI PENANGGULANGAN RABIES DI PROVINSI BALI 11 Juni ...Wahid Husein
Ìý
Strategi penanggulangan rabies secara terintegrasi
Peraturan mengenai pengendalian rabies
Pengendalian rabies pada saat Pandemi COVID19
Kasus rabies pada hewan
Hasil vaksinasi rabies
Kendala yang dihadapi
Dukungan FAO ECTAD terhadap Program Pengendalian dan Pemberantasan Rabies di ...Wahid Husein
Ìý
Situasi rabies di dunia
Situasi rabies di Indonesia
Program rabies di Indonesia
Apa yang dilakukan ECTAD Indonesia
Tantangan utama
Rekomendasi ke depan
Kajian mengenai pengamalan hand hygiene dan infeksi nosokomial
1. PRESENTASI PROJEK
RESEARCH
KURSUS DIPLOMA
KEJURURAWATAN
NNRH 3122
KUMPULAN G 2/2010
2. TAJUK KAJIAN
PERHUBUNGAN DI ANTARA
5 MOMENTS HAND HYGIENE
DAN INFEKSI NOSOKOMIAL
DALAM KALANGAN
JURURAWAT PELATIH SEMASA
PENEMPATAN KLINIKAL
4. 1.1 . LATAR
BELAKANG KAJIAN
Hand washing untuk hand hygiene adalah perbuatan
membersihkan tangan dengan menggunakan air,
dengan penggunaan sabun, bagi maksud
menghapuskan kotoran, atau
mikroorganisma.Hand hygiene merupakan salah
satu teknik untuk mengurangkan nosocomial
infections.
5. Amalan 5 moments hand hygiene dan teknik
hand washing telah diterapkan dalam sesi
pembelajaran dan pengajaran bagi
pelatih kejururawatan sejak Semester
Satu lagi. Namun, pengamalan hand
hygiene masih lagi kurang diamalkan
oleh jururawat pelatih dan nosocomial
infection juga semakin meningkat di
hospital.
6. 1.2. PENYATAAN
MASALAH
Kajian ini dijalankan bagi mengkaji :
1.Pengamalan hand washing di kalangan jururawat
pelatih
2. Faktor-faktor yang mempengaruhi pengamalan
hand washing
3. Peratusan (%) jururawat pelatih yang
mempunyai pengetahuan mengenai 5 moments hand
hygiene
7. 4. Perhubungan diantara 5 moments hand
hygiene dan nosocomial infections dalam
kalangan jururawat pelatih semasa
penempatan di kawasan klinikal.
8. 1.3 OBJEKTIF KAJIAN
OBJEKTIF AM
Untuk mengetahui jururawat pelatih mengamalkan
cara hand hygiene yang betul semasa penempatan
di kawasan klinikal.
9. OBJEKTIF SPESIFIK
1.Untuk mengenalpasti faktor-faktor yang mempengaruhi
jururawat pelatih tidak mengamalkan hand hygiene yang
berkesan.
2. Untuk mengetahui kepentingan mengamalkan hand
hygiene dalam kalangan jururawat pelatih.
3. Untuk mengetahui kesan sekiranya jururawat pelatih
tidak mengamalkan hand hygiene yang betul.
10. 4. Untuk menilai tahap kefahaman jururawat
pelatih mengenai langkah-langkah
pengamalan hand washing yang betul.
11. 1.4 HIPOTESIS
KAJIAN
1. Jururawat pelatih Kolej Kejururawatan
Melaka mengamalkan cara hand washing
yang betul semasa penempatan di
kawasan klinikal.
2. Jururawat pelatih Kolej Kejururawatan
Melaka tidak mengalami nosocomial infections.
12. 1.5 KEPENTINGAN
KAJIAN
1. Jururawat pelatih mengetahui kepentingan pengamalan
5 moments hand hygiene yang efektif semasa penempatan
di kawasan klinikal.
2. meningkatkan tahap kesedaran berkaitan dengan
pelaksanaan amalan hand hygiene yang betul dapat
mengelakkan dari berlakunya jangkitan silang
3. jururawat pelatih mempraktikkan pengamalan hand
washing yang efektif dan lebih berkualiti ketika di wad .
13. 1.6 SKOP
KAJIAN
Perhubungan diantara 5 moments
hand hygiene dan nosocomial infections
dalam kalangan jururawat pelatih ketika
penempatan di kawasan klinikal adalah
responden yang terdiri daripada jururawat
pelatih tahun I semester ll, tahun ll semester
l, tahun ll semester ll, tahun lll semester l
dan tahun lll semester ll yang dipilih secara
persampelan sistematik di Kolej
Kejururawatan Melaka.
14. 1.7 DEFINISI
OPERASIONAL
1.7.1. KAJIAN
Kegiatan (usaha,proses) mengkaji,
berdasarkan data, maklumat dan
sebagainya terperinci yang
dikumpulkan dalam jangka masa
tertentu
(Kamus Dewan edisi ke empat)
15. 1.7.2. 5 MOMENTS
Konsep menggabungkan semua saranan WHO
untuk kebersihan tangan. Keputusan untuk
menangani kebersihan tangan dengan memberi
tumpuan kepada lima petunjuk hanya bertujuan
untuk lebih mudah faham mengenai risiko
1.7.3. HAND HYGIENE
Kebersihan tangan adalah istilah yang digunakan
untuk proses mencuci tangan atau tangan
dekontaminasi.
Mencuci tangan melibatkan mekanikal
mengeluarkan mikroorganisma daripada tangan
dengan sabun dan air.
16. 1.7.4. MEDICAL ASEPSIS
Satu cara yang digunakan untuk menghapuskan
organisma pathogen.Ìý Ini dipraktikkan untuk
merawat pesakit dengan penyakit berjangkit
dengan tujuan mengelakkan dari menjangkit
kepada orang lain.
1.7.5. NOSOCOMIAL INFECTION
Mana-mana jangkitan yang diperolehi semasa di
hospital atau persekitaran penjagaan kesihatan.
Ìý
17. Ìý1.7.6. JURURAWAT PELATIH
Jururawat yang masih dalam tempoh latihan.
( Kamus Dewan Edisi Kedua.)
Ìý1.7.7. PENEMPATAN KLINIKAL
Merupakan tempat dimana jururawat pelatih
menjalani latihan pratikal dalam tempoh masa
tertentu.
Ìý1.7.8. INFEKSI
Jangkitan penyakit yang di bawa oleh kuman.
18. 1.8 SOALAN
KAJIAN
1. Apakah faktor-faktor yang mempengaruhi pelatih
Kolej Kejururawatan Melaka tidak mengamalkan
hand hygiene secara efektif?
2. Apakah kepentingan pengamalan 5 moment hand
hygiene yang efektif semasa di penempatan klinikal?
3. Sejauh manakah kefahaman jururawat pelatih
mengenai kesan-kesan tidak mengamalkan hand
hygiene secara efektif?
Ìý
19. 4. Adakah jururawat pelatih mengamalkan
langkah-langkah hand washing yang betul
mengikut turutan satu hingga tujuh?
5. Adakah jururawat pelatih mengetahui 5
moments hand hygiene yang perlu dipraktikkan
ketika penempatan di kawasan klinikal?
21. 2.1 Faktor mempengaruhi pelatih
tidak mengamalkan hand hygiene
yang berkesan.
Pittet et Al (1991), melalui survey yang
dijalankan mengatakan bahawa kakitangan
medical tidak mencukupi masa untuk mencuci
tangan berulang kali dan juga menghadapi
masalah dengan produk sabun yang digunakan
yang boleh menyebabkan irritasi pada kulit.
22. Hugonent el al (2004)
melaporkan bahawa kakitangan
kesihatan memberi pelbagai sebab
untuk tidak mengamalkan hand hygiene
iaitu kesuntukan masa,kekurangan
kakitangan dan pengaruh staf
sejawat.
23. 2.2 kepentingan mengamalkan
hand hygiene dalam kalangan
pelatih.
oHand hygiene dikatakan sebagai aspek amat penting
dalam mengelakkan healthcare-associated infection (HCAI).
(Pittet 2000,Gould et al 2010)
oThe World Health Organization (WHO)
(2009) menekankan kepentingan hand hygiene sebelum
prosedure bersih atau prosedur aseptic untuk elak
HCAI.
24. oHand hygiene amat penting diamalkan oleh
kakitangan kesihatan untuk mengelakkan
transmisi infeksi.
(Larson et al,1995)
o Menurut Kilpatrick C et al
(2012) telah menyatakan kepentingan
hand hygiene sebelum melakukan prosedur
invasif.
25. 2.3 kesan sekiranya pelatih tidak
mengamalkan hand hygiene yang
betul.
Ìý
oDi UK ,lebih kurang 300,000 pesakit mendapat
nasocomial infection disebabkan tidak mengamalkan hand
hygiene atau tidak mengamalkan hand hygiene dengan
betul. (Duncan JM Macdonald)
o Telah dinyatakan jika tidak mengamalkan hand
washing yang berkesan transmisi infeksi telah
meningkat,termasuk MRSA. (Sylvia Trotter)
26. Lead researcher Xiaoyan Song
mengatakan bahawa pengamalan hand
hygiene yang tidak berkesan oleh
kakitangan kerajaan sebelum dan selepas
menyentuh pesakit merupakan faktor
utama nosocomial infection.
27. 2.4 tahap keFahaman pelatih
mengenai langkah-langkah
pengamalan hand washing yang
betul.
oThe U.K Health Department
guidelines menyatakan bahawa tangan perlu
dicuci sebelum dan selepas contact dengan setiap
seorang pesakit.
oKefahaman mengenai langkah- langkah
pengamalan hand hygiene meningkat setelah
pendidikan kesihatan diberikan pada peringkat
hospital.(The Lancet, 2000)
28. Ignac Semmelweis (1983) telah
melakukan pemerhatian pada tahun 1847
tentang hand washing mengurangkan
bilangan kematian disebabkan puerperal
fever.
30. 3.0 pengenalan
Metodologi kajian yang dijalankan
merangkumi reka bentuk
kajian,instrumen kajian,subjek kajian
termasuk populasi dan
persampelan,pilot study,pengumpulan
data dan analisa data.
31. 3.1 reka bentuk
kaJian
Ìý
Kajian yang dijalankan adalah secara
deskriptif menggunakan penyelidikan
kuantitatif dimana penyelidik mengaitkan data
numerika dan ketepatan.
32. 3.2 instrumen
kaJian
Instrumen kajian yang dilakukan menggunakan
borang kaji soal selidik dan berbentuk ‘close-ended
questions’.
Soalan dibahagikan kepada 6 bahagian iaitu:
BAHAGIAN A -latar belakang responden
BAHAGIAN B -faktor-faktor yang mempengaruhi
jururawat pelatih tidak mengamalkan hand hygiene
secara efektif
33. BAHAGIAN C -kepentingan pengamalan 5 moments hand
hygiene yang efektif ketika penempatan di kawasan
klinikal
BAHAGIAN D -kesan-kesan tidak mengamalkan hand
hygiene secara efektif
BAHAGIAN E -susunan langkah-langkah hand washing
yang betul mengikut turutan 1-7
BAHAGIAN F -5 moments hand hygiene yang perlu
dipraktikkan ketika penempatan di kawasan klinikal.
34. 3.3 populasi dan
persampelan kaJian
Kajian ini dijalankan di Kolej Kejururawatan
Melaka.
10% jururawat pelatih mewakili setiap semester
kecuali Tahun l Semester l
100% bersamaan dengan 39 responden.
35. 3.4 pilot study
oPilot study dijalankan kepada 5 orang
responden yang setiap individu mewakili
setiap semester kecuali Semester Satu.
36. 3.5 pengumpulan
data
oBorang soal selidik untuk test run diagihkan kepada
5 responden pada 17 September 2012.
oManakala, borang soal selidik untuk kajian sebenar
pada 20 September 2012.
oData-data yang dikumpul akan dimasuk ke dalam
komputer dengan menggunakan Microsoft Office
Word 2007 dan Microsoft Office Excel 2007 untuk
dianalisa.
37. 3.6 analisa data
oAnalisa data digunakan melalui kaedah
jadual, graf bar dan carta pai untuk
mengasingkan data. Hasil penyelidikan
dibentangkan dalam bentuk graf bar dan carta
pie untuk melihat nilai variable.
39. 4.0 pengenalan
oPenggunaan graf bar dalam hasil kajian ini adalah
merangkumi peratusan daripada jawapan yang telah
diberikan pada setiap bahagian soalan yang terdiri daripada
tiga bahagian soalan iaitu BAHAGIAN B,BAHAGIAN C dan
BAHAGIAN D (rujuk Rajah 4.1-Rajah
4.3).Manankala,jawapan bagi BAHAGIAN E dan
BAHAGIAN F pula adalah dalam bentuk carta pie(rujuk
Rajah 4.4 dan Rajah 4.5)
40. RaJaH 4.1 FaKtOR Yang
MeMpengaRUHi pengaMalan
Hand WasHing seCaRa eFeKtiF
100 100%
90
80 77% 74%
69% 72%
70
60 59% 59%
50
YA
40
31% TIDAK
30
23% PASTI
20 15% 18% 18% TIDAK
13% 13% 15%
15%
10% 10%
10 8%
at
0%
0%
an
ad
as
an
a
0
a
jaw
am
ah
as
g
iw
ng
tu
m
nb
se
de
l
fd
n
ng
n
ka
n
a
sta
uk
ka
ya
ka
ng
an
si b
u
ra
h
de
es
nt
b
ru
be
os
lu
h
su
g ik
a
ru
rla
Pr
ng
em
Ke
a
er
Te
ng
Pe
M
Al
Pe
41. oBerdasarkan Rajah 4.1,
sebanyak 7% (n=3) mengatakan YA
15%(n=6)mengatakan TIDAK PASTI
77%(n=30) mengatakan TIDAK
bahawa proses yang lama menyebabkan mereka tidak
mengamalkan hand washing secara efektif .
30%(n=12) YA
10%(n=4) TIDAK PASTI
59%(n=23) TIDAK
kepada terlalu sibuk dengan tugasan menyebabkan mereka
tidak mengamalkan hand hygiene secara efektif.
Ìý
42. 18%(n=7) YA
13%(n=5)TIDAK PASTI
69%(n=27) TIDAK
mengatakan alergik dengan bahan yang digunakan untuk
hand hygiene penyebab mereka tidak mengamalkan hand
hygiene secara efektif.
Kesuntukan masa 18%(n=7) mengatakan YA,23%(n=9)
mengatakan kurang pasti dan 59%(n=23) mengtakan TIDAK
Pengaruh staf di wad 13%(n=5) mengatakan YA ,15%(n=6)
mengatakan KURANG PASTI ,72%(N=28)mengatakan
TIDAK
43. Pengaruh rakan sejawat 15%(n=6) mengatakan YA ,10%
(n=4) mengatakan KURANG PASTI dan 74%(n=29)
mengatakan TIDAK
Membebankan tugas di wad 0%(n=0) mengatakan YA dan
KURANG PASTI dan 100%(n=39) mengatakan TIDAK
oKesimpulannya, sebahagian pelatih bersetuju bahawa
faktor terlalu sibuk dengan tugasan menyebabkan jururawat
pelatih tidak mengamalkan hand hygiene secara efektif.
oManakala faktor lain yang menyebabkan kurangnya
pengamalan hand hygiene ialah proses yang memakan masa
yang lama, alergik dengan sabun yang digunakan,
kesuntukan masa, pengaruh daripada staf dan rakan
sejawat.
44. RaJaH 4.2 Kepentingan
pengaMalan 5 MOMent Hand
HYgiene seMasa di peneMpatan
KliniKal
45. oBerdasarkan Rajah 4.2
100% (n=39), iaitu semua responden mengatakan
YA bahawa 5 moments hand hygiene dapat
mengelakkan infeksi nosokomial, dapat menjaga
kebersihan diri dan menjaga kebersihan pesakit.
64% (n=25) mengatakan YA, bahawa 5 moment
hand hygiene penting kerana dapat meningkatkan
kemahiran dalam teknik hand washing
36% (n=14) mengatakan TIDAK.
46. 49% (n=19),YA dapat mengekalkan integriti kulit pesakit
dan selebihnya 51 % mengatakan TIDAK.
Sebanyak 33% (n=13) mengatakan YA bahawa
pengamalan 5 moment hand hygiene dapat mengelakkan
mereka mendapat batuk dan selebihnya 67% (n=26)
mengatakan TIDAK.
oKesimpulannya berdasarkan graf ini, kepentingan
pengamalan 5 moments hand hygiene adalah dapat
mengelakkan nasocomial infections, dapat menjaga
kebersihan pesakit dan kebersihan diri sendiri.
Ìý
48. oBerdasarkan Rajah 4.3
67% (n=26) mengatakan YA, bahawa kesan tidak
mengamalkan hand washing yang efektif akan
menyebabkan anti-microbial resistance.
Manakala 33% (n=13) mengatakan TIDAK.
69% (n=27) menjawab YA bagi kesan kos yang
tinggi untuk rawatan infeksi
selebihnya 31% (n=12) mengatakan TIDAK
100% (n=39), semua responden menjawabYA
bahawa kesan tidak mengamalkan hand washing
yang efektif akan menyebabkan jangkitan silang dan
jangkitan kepada rakan sejawat melalui sentuhan.
Ìý
49. Manakala sebanyak 67% (n=26) mengatakan YA bagi
jangkitan melalui air borne
33% (n=13) mengatakan TIDAK.
79% (n=31) ,YA bahawa jangkitan bawaan makanan
kepada jururawat adalah kesan-kesan daripada hand
washing yang tidak efektif .
21% (n=8) mengatakan TIDAK.
oKesimpulannya, kesan-kesan tidak mengamalkan hand
washing secara efektif akan menyebabkan jangkitan
silang dan jangkitan kepada rakan sejawat melaui
sentuhan.
51. Berdasarkan Rajah 5.4,
62% (n=24) berjaya menyusun langkah-
langkah dalam hand washing dengan BETUL,
manakala 38% (n=15) menjawab dengan
susunan yang SALAH.
oKesimpulannya, responden tahu langkah-
langkah hand washing yang betul dan efektif.
53. oBerdasarkan Rajah 5.5,
Sebanyak 67% (n=26) menjawab 5 moment hand
washing dengan BETUL
manakala 33% (n=13) menjawab degan SALAH.
oSecara keseluruhannya,majoriti pelatih faham
mengenai pengamalan hand washing 5 moment
yang perlu dipraktikkan di wad.
55. 5.0
PENGENALAN
Mengikut hasil kajian yang dilakukan,sebanyak 67%
jururawat pelatih telah memberikan jawapan yang
betul bagi 5 moments of hand washing dan
selebihnya iaitu 33% telah memberi jawapan yang
salah.Hal ini membuktikan bahawa kebanyakkan
jururawat pelatih mengamalkan teknik hand washing
yang betul serta mempraktikkannya di wad.
56. Rajah 4.1 menunjukkan bahawa sebanyak 30%
(n=12) responden tidak mengamalkan hand
washing akibat daripada kesibukan di wad
dengan kerja.
57. 5.1 IMPLIKASI
TEORITIKAL
KEBAIKAN
•Membantu dalam pengamalan teknik
yang betul sewaktu hand washing
dipraktikkan.
•Memberi serba sedikit pengetahuan
asas kepada jururawat pelatih tentang
kepentingan pengamalan hand washing.
59. 5.2 IMPLIKASI
PRAKTIKAL
KEBAIKAN
•Pengamalan teknik hand washing yang betul
dapat membantu mengurangkan risiko jangkitan
silang terhadap pesakit dan jururawat.
60. KEBURUKAN
•Sekiranya kurang pengamalan teknik hand
washing di kalangan jururawat pelatih,ia dapat
meningkatkan risiko pesakit mendapat jangkitan
silang.
•Pesakit juga terpaksa tinggal di wad dengan lebih
lama akibat daripada jangkitan silang.
•Pesakit terpaksa menanggung beban kos yang
tinggi akibat daripada jangkitan silang.
61. 5.3 LIMITASI
KAJIAN
1.Kurang mendapat kerjasama
Responden tidak menepati masa yang telah
ditetapkan.
2.Kemusykilan terhadap soalan
Responden tidak dapat menjawab mengikut
kehendak soalan kerana soalan tersebut
tidak mencapai validity dan reliability
62. 5.4
CADANGAN
ORGANISASI
•Menyediakan kemudahan yang lengkap seperti
sinki dan paip yang bersesuaian bagi
memudahkan jururawat pelatih melakukan hand
washing dengan sempurna.
•Disamping itu,pihak organisasi juga harus
membekalkan sabun serta tisu yang mencukupi
bagi menggalakkan jururawat pelatih melakukan
hand washing secara kerap.
63. PENGAJAR
•Pengajar perlu mengajar subjek yang berkaitan
dengan hand hygiene secara dalam dan
menekankan kepentingan pengamalan hand
hygiene kepada jururawat pelatih.
•Disamping itu,pengajar juga harus
mendemostrasikan teknik-teknik hand washing
yang betul kepada pelatih,dan praktikal harus
dilakukan oleh setiap jururawat pelatih dibawah
pemantauan pengajar.
64. JURURAWAT KLINIKAL
•Jururawat klinikal harus melakukan pemantauan
terhadap jururawat pelatih di kawasan klinikal
berkaitan dengan teknik serta pengamalan hand
washing yang betul.
•Malah penilaian berkaitan dengan hand
washing harus dilakukan setiap bulan bagi
memahirkan jururawat pelatih.
65. JURURAWAT PELATIH
•Setiap jururawat pelatih harus menjadikan
prosedur hand washing sebagai satu amalan
yang kerap dilakukan.
•Sewaktu prosedur hand washing dilakukan,
jururawat pelatih harus mengamalkan teknik
yang betul.
66. 5. 5
KESIMPULAN
Hasil kajian yang telah kami lakukan didapati
majoriti jururawat pelatih mempunyai
pengetahuan kepentingan hand hygiene dan
mengamalkannya. Namun demikian, mereka
gagal menunjukkan pengamalan yang betul
dalam hand hygiene.
67. •Daripada kajian kami merujuk pada Rajah 4.1
responden (n=12) menyatakan YA faktor utama
mereka tidak mengamalkan hand washing adalah
disebabkan oleh kerana sibuk dengan tugasan
•Walaubagaimanapun kumpulan kami telah
menghujahkan beberapa cadangan supaya
jururawat pelatih dapat melakukan hand hygiene
dengan baik tanpa jangkitan nosokomial.
68. RUJUKAN
1. Kilpatrick C et al (2012)Importance Of hand hygiene
during invasive procedures.
2. Nursing Standard .26,41,42-46.Date of acceptance :
April 5 2012
3. Pittet D. Improving compliance with hand hygiene in
hospitals.Infection control and Hospital
Epidemiology .2000 ;21(6):381-386
4. Pittet D.Improving adherence to hand hygiene
practice:a multidisciplinary approach.Emerge Infect
Dis.2001 Mar-Apr;7(2);234-240.
69. 5. Judy Tran.Comparison of hand hygiene :A literature
review (January 1,2009)
6. Denith ,M.,Shelmerdine ,T.(2004) Organising an
awareness week to target hand hygiene
practice.Nursing Times;100:17,36-38
7. Improving Hand Washing Performance-A Crossover
Study Of Hand-Washing in the Orthopedic
Department.Duncan JM Macdonald,Sylvia Trotter.
8. Effect of Hand Hygiene on Infectious Disease Risk
in the Community Setting :A Meta-Analysis.Allison
E.Aiello,PhD,Rebecca M.Coulborn,BS,Vanessa
Perez,MS and Elaine L. Larson