Makalah ini membahas tentang penerapan taksonomi Bloom dalam proses pembelajaran Pendidikan Agama Islam (PAI). Taksonomi Bloom membagi tujuan pendidikan menjadi tiga domain yaitu kognitif, afektif, dan psikomotorik. Domain kognitif terdiri dari enam tingkatan mulai dari yang paling rendah yaitu mengingat hingga yang tertinggi yaitu berkreasi. Makalah ini juga menjelaskan pentingnya menerapkan ketiga domain taksonomi
Dokumen tersebut menjelaskan taksonomi tujuan pendidikan menurut Bloom yang membagi hasil belajar menjadi tiga ranah yaitu kognitif, afektif dan psikomotor. Ranah kognitif terdiri dari enam tingkatan yaitu pengetahuan, pemahaman, penerapan, analisis, sintesis dan evaluasi."
Teori taksonomi Bloom membahas tiga ranah utama belajar: kognitif, afektif, dan psikomotor. Ranah kognitif terkait proses berfikir dan meliputi enam tingkat kemampuan. Ranah afektif terkait sikap dan nilai, serta dibagi menjadi lima tingkat kemampuan. Ranah psikomotor terkait keterampilan fisik dan beberapa taksonomi membaginya menjadi 5-7 tingkat kemampuan.
Dua orang sahabat mengalami pertengkaran di tengah perjalanan panjang mereka. Sahabat yang ditampar menulis pesan maaf di atas pasir. Kemudian sahabat yang menampar menyelamatkannya dari tenggelam, lalu pesan terima kasih ditulis di atas batu yang lebih tahan lama. Pesan ini mengajarkan bahwa kebaikan harus diingat lebih lama dari kesalahan.
- Taksonomi merupakan model yang digunakan untuk menganalisis bidang pendidikan yang melibatkan domain pengetahuan, kecekapan dan psikomotor.
- Terdapat 3 domain utama iaitu domain kognitif (intelektual), afektif (perasaan) dan psikomotor (keterampilan motorik).
- Taksonomi Bloom dan Krathwohl merupakan model yang banyak digunakan, di mana Bloom memberi fokus kepada domain kognitif manakala Krathwohl pula ke
Dokumen tersebut membahas Taksonomi Kognitif Bloom yang membagi kategori kemahiran berfikir kepada dua peringkat iaitu Higher Order Thinking Skills (HOTS) dan Lower Order Thinking Skills (LOTS). Enam kategori dalam taksonomi ini dijelaskan beserta contohnya. Dokumen ini juga meminta penulis menghasilkan 10 soalan ujian yang menggunakan taksonomi ini berdasarkan dua tajuk iaitu tanaman hiasan dan jahitan.
Taksonomi Bloom adalah kerangka konsep kemampuan berpikir yang dikembangkan oleh Benjamin Bloom untuk mengklasifikasikan tujuan pembelajaran dan tingkat kesulitan berpikir. Taksonomi ini membagi tiga ranah utama yaitu kognitif, afektif, dan psikomotorik beserta tingkatan masing-masing ranah.
1. Dokumen tersebut membahas tentang penilaian raport siswa SMA Negeri 1 Sidoarjo yang semula hanya berdasarkan nilai kognitif dan ingin menambahkan aspek nilai afektif.
2. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui hubungan antara nilai kognitif dan nilai afektif siswa.
3. Diharapkan hasil penelitian ini dapat memberikan wawasan kepada guru dan sekolah dalam menyusun sist
Bab ini membahas tentang evaluasi pendidikan, meliputi pengertian, ruang lingkup, objek dan subyek evaluasi. Tujuan evaluasi adalah untuk membuat keputusan pendidikan seperti mengembangkan kebijakan. Evaluasi bertujuan mengukur pencapaian siswa, proses pembelajaran, dan program pengajaran.
Dokumen tersebut membahas tentang aras penilaian dalam taksonomi Bloom. Aras penilaian merupakan tingkat tertinggi dalam hierarki pengkelasan kognitif yang melibatkan kemampuan menilai dan memberi pertimbangan berdasarkan kriteria tertentu.
Evaluasi dalam bimbingan klasikal bertujuan untuk menilai tingkat pencapaian tujuan bimbingan. Hal ini dilakukan melalui serangkaian asesmen yang menggunakan teknik pengukuran baik tes maupun non-tes untuk mengumpulkan data kinerja siswa. Asesmen merupakan proses penting untuk memahami karakteristik siswa sebelum hasilnya digunakan dalam evaluasi pencapaian tujuan bimbingan.
Tujuan instruksional merupakan deployment atau penjabaran dari tujuan
pendidikan. Dalam sistem pendidikan, secara nasional tujuan pendidikan tercantum dalam Pembukaan Undang-Undang Dasar Tahun 1945 yakni mencerdaskan kehidupan
bangsa. Dari tujuan pendidikan nasional ini kemudian dijabarkan ke dalam tujuan
pendidikan institusional, tujuan pendidikan kurikuler dan tujuan instruksional dengan
memperhatikan aspek pengelolaan pendidikan (Organisasi makro, Organisasi meso, dan Organisasi mikro) dan taraf pengelolaan.
Dokumen tersebut membahas tentang penilaian hasil belajar peserta didik yang mencakup kompetensi sikap, pengetahuan, dan keterampilan secara berimbang untuk menentukan posisi setiap peserta didik terhadap standar yang ditetapkan. Selain itu juga membahas tujuan pendidikan nasional untuk membentuk watak dan peradaban bangsa serta mencerdaskan kehidupan bangsa.
Dokumen tersebut membahas tentang perencanaan pengajaran mata pelajaran matematika. Terdapat penjelasan mengenai pengembangan kognitif, afektif, dan psikomotorik siswa sesuai taksonomi Bloom. Juga diuraikan mengenai penilaian kognitif yang mencakup pengetahuan, pemahaman, penerapan, analisis, sintesis, dan evaluasi.
Teori taksonomi Bloom membahas tiga ranah utama belajar: kognitif, afektif, dan psikomotor. Ranah kognitif terkait proses berfikir dan meliputi enam tingkat kemampuan. Ranah afektif terkait sikap dan nilai, serta dibagi menjadi lima tingkat kemampuan. Ranah psikomotor terkait keterampilan fisik dan beberapa taksonomi membaginya menjadi 5-7 tingkat kemampuan.
Dua orang sahabat mengalami pertengkaran di tengah perjalanan panjang mereka. Sahabat yang ditampar menulis pesan maaf di atas pasir. Kemudian sahabat yang menampar menyelamatkannya dari tenggelam, lalu pesan terima kasih ditulis di atas batu yang lebih tahan lama. Pesan ini mengajarkan bahwa kebaikan harus diingat lebih lama dari kesalahan.
- Taksonomi merupakan model yang digunakan untuk menganalisis bidang pendidikan yang melibatkan domain pengetahuan, kecekapan dan psikomotor.
- Terdapat 3 domain utama iaitu domain kognitif (intelektual), afektif (perasaan) dan psikomotor (keterampilan motorik).
- Taksonomi Bloom dan Krathwohl merupakan model yang banyak digunakan, di mana Bloom memberi fokus kepada domain kognitif manakala Krathwohl pula ke
Dokumen tersebut membahas Taksonomi Kognitif Bloom yang membagi kategori kemahiran berfikir kepada dua peringkat iaitu Higher Order Thinking Skills (HOTS) dan Lower Order Thinking Skills (LOTS). Enam kategori dalam taksonomi ini dijelaskan beserta contohnya. Dokumen ini juga meminta penulis menghasilkan 10 soalan ujian yang menggunakan taksonomi ini berdasarkan dua tajuk iaitu tanaman hiasan dan jahitan.
Taksonomi Bloom adalah kerangka konsep kemampuan berpikir yang dikembangkan oleh Benjamin Bloom untuk mengklasifikasikan tujuan pembelajaran dan tingkat kesulitan berpikir. Taksonomi ini membagi tiga ranah utama yaitu kognitif, afektif, dan psikomotorik beserta tingkatan masing-masing ranah.
1. Dokumen tersebut membahas tentang penilaian raport siswa SMA Negeri 1 Sidoarjo yang semula hanya berdasarkan nilai kognitif dan ingin menambahkan aspek nilai afektif.
2. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui hubungan antara nilai kognitif dan nilai afektif siswa.
3. Diharapkan hasil penelitian ini dapat memberikan wawasan kepada guru dan sekolah dalam menyusun sist
Bab ini membahas tentang evaluasi pendidikan, meliputi pengertian, ruang lingkup, objek dan subyek evaluasi. Tujuan evaluasi adalah untuk membuat keputusan pendidikan seperti mengembangkan kebijakan. Evaluasi bertujuan mengukur pencapaian siswa, proses pembelajaran, dan program pengajaran.
Dokumen tersebut membahas tentang aras penilaian dalam taksonomi Bloom. Aras penilaian merupakan tingkat tertinggi dalam hierarki pengkelasan kognitif yang melibatkan kemampuan menilai dan memberi pertimbangan berdasarkan kriteria tertentu.
Evaluasi dalam bimbingan klasikal bertujuan untuk menilai tingkat pencapaian tujuan bimbingan. Hal ini dilakukan melalui serangkaian asesmen yang menggunakan teknik pengukuran baik tes maupun non-tes untuk mengumpulkan data kinerja siswa. Asesmen merupakan proses penting untuk memahami karakteristik siswa sebelum hasilnya digunakan dalam evaluasi pencapaian tujuan bimbingan.
Tujuan instruksional merupakan deployment atau penjabaran dari tujuan
pendidikan. Dalam sistem pendidikan, secara nasional tujuan pendidikan tercantum dalam Pembukaan Undang-Undang Dasar Tahun 1945 yakni mencerdaskan kehidupan
bangsa. Dari tujuan pendidikan nasional ini kemudian dijabarkan ke dalam tujuan
pendidikan institusional, tujuan pendidikan kurikuler dan tujuan instruksional dengan
memperhatikan aspek pengelolaan pendidikan (Organisasi makro, Organisasi meso, dan Organisasi mikro) dan taraf pengelolaan.
Dokumen tersebut membahas tentang penilaian hasil belajar peserta didik yang mencakup kompetensi sikap, pengetahuan, dan keterampilan secara berimbang untuk menentukan posisi setiap peserta didik terhadap standar yang ditetapkan. Selain itu juga membahas tujuan pendidikan nasional untuk membentuk watak dan peradaban bangsa serta mencerdaskan kehidupan bangsa.
Dokumen tersebut membahas tentang perencanaan pengajaran mata pelajaran matematika. Terdapat penjelasan mengenai pengembangan kognitif, afektif, dan psikomotorik siswa sesuai taksonomi Bloom. Juga diuraikan mengenai penilaian kognitif yang mencakup pengetahuan, pemahaman, penerapan, analisis, sintesis, dan evaluasi.
Taksonomi tujuan instruksional membagi tujuan pendidikan dan instruksional ke dalam tiga kategori yaitu kognitif, afektif, dan psikomotor. Taksonomi Bloom mengelompokkan tujuan kognitif ke dalam enam tingkat, sedangkan taksonomi Krathwohl mengelompokkan tujuan afektif ke dalam lima tingkat. Taksonomi Harrow mengelompokkan tujuan psikomotor ke dalam lima tingkat. Perumusan tujuan instruksional
Pembelajaran yang tidak berbasis pada desain yang jelas tidak akan memberikan perubahan yang berarti sebagaimana yang ditargetkan, demikian pula halnya dengan desain tanpa upaya untuk mengejawantahkannya secara serius tidak akan terjadi perubahan tersebut. untuk itu "lakukan apa yang anda tulis, dan tuliskan apa yang akan anda lakukan!" maka tunggu dan tersenyumlah dengan apa yang terjadi setelah anda lakukan itu ...
Makalah ini membahas pendekatan dalam penilaian pendidikan dan ruang lingkup penilaian pengajaran. Ada dua pendekatan penilaian yaitu pendekatan tradisional yang fokus pada hasil belajar kognitif, dan pendekatan sistem yang melihat komponen evaluasi secara menyeluruh. Ruang lingkup penilaian pengajaran meliputi tiga domain hasil belajar: kognitif, afektif, dan psikomotorik.
Taksonomi Bloom membagi tujuan pendidikan menjadi tiga ranah utama yaitu kognitif, afektif, dan psikomotorik. Ranah kognitif meliputi kemampuan berpikir, ranah afektif meliputi sikap dan emosi, sedangkan ranah psikomotorik meliputi keterampilan motorik. Masing-masing ranah tersebut terbagi lagi menjadi beberapa tingkatan sesuai dengan tingkat kesulitan belajarnya. Konsep ini bertujuan
P19 MERANCANG EVALUASI PEMBELAJARAN YANG KOMPERHENSIF.pptxIbnuNizamSoamole1
油
Evaluasi pembelajaran bertujuan untuk mengetahui pencapaian tujuan pembelajaran dan meningkatkan proses pembelajaran. Ruang lingkup evaluasi mencakup domain hasil belajar, sistem pembelajaran, proses dan hasil belajar, serta penilaian berbasis kelas. Format penilaian yang baik meliputi penilaian sikap, pengetahuan, dan keterampilan dengan menggunakan berbagai instrumen seperti observasi, penilaian diri, dan portofolio.
Dokumen tersebut membahas tentang pentingnya menetapkan objektif pengajaran yang jelas dan terukur dalam proses pembelajaran. Objektif perlu dirumuskan secara spesifik untuk memberi arahan kepada guru dan pelajar tentang harapan hasil pembelajaran, dan memudahkan penilaian pencapaian objektif. Objektif optimal ditulis dalam bentuk hasil konkret yang dapat diamati dan diukur berdasarkan domain kognitif, afektif atau
Pengembangan Tujuan dan Materi PembelajaranNini Ibrahim01
油
Dokumen tersebut membahas tentang pengembangan tujuan dan materi pembelajaran. Terdapat penjelasan mengenai pengertian, jenis, penyusunan, dan penyampaian materi pembelajaran serta kriteria pemilihan materi pembelajaran."[3 kalimat]
Dokumen tersebut membahas tentang konsep belajar dan mengajar dalam pendidikan. Secara garis besar, dibahas mengenai pengertian belajar sebagai perubahan tingkah laku melalui pengalaman, yang mencakup ranah kognitif, afektif dan psikomotorik. Tujuan belajar adalah untuk memperoleh pengetahuan, keterampilan, dan pembentukan sikap. Pengertian mengajar adalah upaya menciptakan kondisi yang
Tujuan instruksional merupakan deployment atau penjabaran dari tujuan
pendidikan. Dalam sistem pendidikan, secara nasional tujuan pendidikan tercantum
dalam Pembukaan Undang-Undang Dasar Tahun 1945 yakni mencerdaskan kehidupan
bangsa. Dari tujuan pendidikan nasional ini kemudian dijabarkan ke dalam tujuan
pendidikan institusional, tujuan pendidikan kurikuler dan tujuan instruksional dengan
memperhatikan aspek pengelolaan pendidikan (Organisasi makro, Organisasi meso, dan Organisasi mikro) dan taraf pengelolaan.
Memperkuat Kedaulatan Angkasa dalam rangka Indonesia EmasDadang Solihin
油
Tulisan ini bertujuan untuk mengkaji dan merumuskan kebijakan strategis dalam rangka memperkuat kedaulatan dan pemanfaatan wilayah angkasa Indonesia demi kesejahteraan bangsa. Sebagai aset strategis, wilayah angkasa memiliki peran krusial dalam pertahanan, keamanan, ekonomi, serta pembangunan nasional. Dengan kemajuan teknologi dan meningkatnya aktivitas luar angkasa, Indonesia memerlukan kebijakan komprehensif untuk mengatur, melindungi, dan mengoptimalkan pemanfaatannya. Saat ini, belum ada regulasi spesifik terkait pengelolaan wilayah angkasa, padahal potensinya besar, mulai dari komunikasi satelit, observasi bumi, hingga eksplorasi antariksa.
Restrukturisasi dan Redistribusi Ekonomi melalui Danantara: Pesimis atau Opti...Dadang Solihin
油
Dari perspektif optimis, Danantara dapat menjadi pilar utama dalam pembangunan ekonomi nasional. Dengan manajemen profesional dan tata kelola yang transparan, lembaga ini berpotensi mengoptimalkan pemanfaatan aset negara secara lebih produktif.
Program Dual Track Kalimantan Timur 2025.pptxFajar Baskoro
油
Kata kerja operasional
1. a. Kecakapan Koqnitif
Upaya pengembangan fungsi koqnitif akan berdampak positif bukan hanya terhadap koqnitif
sendiri, melainkan terhadap afektif dan psikomotor. Ada dua macam kecakapan koqnitif siswa
yang perlu dikembangkan secara khusu oleh guru yaitu:
Strategi belajar memahami isi materi pelajaran
Strategi menyakini arti penting isi materi pelajaran dan aplikasinya serta menyerap
pesan-pesan moral yang terkandung didalam materi tersebut.
Strategi adalah prosedur mental yang berbentuk tatanan tahapan yang memerlukan upaya yang
bersifat koqnitif dan selalu dipengaruhi oleh pilihan koqnitif atau kebiasaan belajar. Pilihan
tersebut yaitu menghafal prinsip yang ada dalam materi dana mengaplikasikan prinsip-prinsip
tersebut.
Ada dua prefensi koqnitif
Dorongan dari luar (motif ekstrinsik) yang mengakibatkan siswa menggarap belajar
hanya sebagai alat pencegah ketidakstabilan atau ketidaknaikkan. Aspirasi yang
dimilikinya bukan ingin menguasai materi secara mendalam tetapi hanya sekedar
lulus atau naik kelas semata
Dorongan dari dalam (motif Intrinsik), dalam arti siswa tertarik dan membutuhkan
materi-materi yang disajikan gurunya.
Guru dituntut untuk mengembangkan dengan kecakapan koqnitif siswa dalam memecahkan
masalah dengan pengetahuan yang dimilikinya dan keyakinan terhadap pesan moral yang
terkandung dan menyatu dalam pengetahuan.
b. Kecakapan Afektif
Kebersihan pengembangan koqnitif tidak hanya membuahkan kecakapan koqnitif akan tetapi
membuahkan kecakapan afektif. Pemahaman yang mendalam terhadap arti penting materi serta
preferensi. Koqnitif mementingkan aplikasi prinsip atau meningkatkan kecakapan afektif para
siswa. Peningkatan-peningkatan afektif ini antara lain, berupa kesadaran beragama yang mantap
c. Kecakapan psikomotor
Keberhasilan pengembangan koqnitif berdampak positif pada perkembangan psikomotor.
Kecakapan psikomotor adalah segala amal jasmaniah yang konkrit dan mudah diamati baik
kuantitasnya maupun kualitasnya. Kecakapan psikomotor merupakan manifestasi wawasan
pengetahuan dan kesadaran serta sikap mentalnya
Ketiga aspek atau ranah kejiwaan itu erat sekali dan bahkan tidak mungkin dapat dilepaskan dari
kegiatan atau proses evaluasi hasil belajar. Benjamin S. Bloom dan kawan-kawannya itu
berpendapat bahwa pengelompokkan tujuan pendidikan itu harus senantiasa mengacu kepada
tiga jenis domain (daerah binaan atau ranah) yang melekat pada diri peserta didik, yaitu:
a) Ranah proses berfikir (cognitive domain)
b) Ranah nilai atau sikap (affective domain)
c) Ranah keterampilan (psychomotor domain)
2. CONTOH DAFTAR KATA KERJA RANAH KOGNITIF (Cl C6)
Pengetahuan
(Cl)
Pemahaman
(C2)
Penerapan
(C3)
Analisis (C4) Sintesis (C5) Penilaian (C6)
Mengutip
Memperkiraka
n
Menugaskan Menganalisis Mengabstraksi
Membandingk
an
Menyebutkan Menjelaskan Mengurutkan Mengaudit Mengatur
Menyimpulka
n
Menjelaskan
Mengkategori
kan
Menentukan Memecahkan Menganimasi Menilai
Menggambar Mencirikan Menerapkan Menegaskan Mengumpulkan Mengarahkan
Membilang Merinci Menyesuaikan Mendeteksi
Mengkategorika
n
Mengkritik
Mengidentiflk
asi
Mengasosiasik
an
Mengkalkulasi Mendiagnosis Mengkode Menimbang
Mendaftar
Membandingk
an
Memodifikasi Menyeleksi
Mengkombinasi
kan
Memutuskan
Menunjukkan Menghitung
Mengklasifika
si
Memerinci Menyusun Memisahkan
Memberi label
Mengkontrasik
an
Menghitung
Menominasika
n
Mengarang Memprediksi
Memberi
indek
Mengubah Membangun
Mendiagramk
an
Membangun Memperjelas
Memasangkan
Mempertahank
an
Mengurutkan
Mengkorelasik
an
Menanggulangi Menugaskan
Menamai Menguraikan Membiasakan Merasionalkan Menghubungkan Menafsirkan
Menandai Menjalin Mencegah Menguji Menciptakan
Mempertahank
an
Membaca Membedakan Menentukan Mencerahkan Mengkreasikan Memerinci
Menyadap
Mendiskusika
n
Menggambark
an
Menjelajah Mengoreksi Mengukur
Menghafal Menggali Menggunakan Membagankan Merancang Merangkum
Menim Mencontohkan Menilai
Menyimpulka
n
Merencanakan Membuktikan
Mencatat Menerangkan Melatih Menemukan Mendikte Memvalidasi
Mengulang
Mengemukaka
n
Menggali Menelaah Meningkatkan Mengetes
Mereproduksi Mempolakan
Mengemukaka
n
Memaksimalk
an
Memperjelas Mendukung
Meninjau Memperluas Mengadaptasi
Memerintahka
n
Memfasilitasi Memilih
Memilih
Menyimpulka
n
Menyelidiki Mengedit Membentuk
Memproyeksik
an
Menyatakan Meramalkan Mengoperasik Mengaitkan Merumuskan
3. an
Mempelajari Merangkum
Mempersoalka
n
Memilih
Menggeneralisas
i
Mentabulasi Menjabarkan
Mengkonsepka
n
Mengukur Menggabungkan
Memberi kode Melaksanakan Melatih Memadukan
Menelusuri Meramalkan Mentransfer Membatasi
Menulis Memproduksi Mereparasi
Memproses
Mengaitkan Menampilkan
Mensuimulasi
kan
Menyiapkan
Memecahkan Memproduksi
Mel.akukan Merangkum
Mentabulasi Merekonstruksi
Menyusun
Memproses
meramalkan
Dalam ranah kognitif itu terdapat enam aspek atau jenjang proses berfikir, mulai dari jenjang
terendah sampai dengan jenjang yang paling tinggi. Keenam jenjang atau aspek yang dimaksud
adalah:
Pengetahuan/hafalan/ingatan (knowledge)
Adalah kemampuan seseorang untuk mengingat-ingat kembali (recall) atau mengenali kembali
tentang nama, istilah, ide, rumus-rumus, dan sebagainya, tanpa mengharapkan kemampuan untuk
menggunkannya. Pengetahuan atau ingatan adalah merupakan proses berfikir yang paling
rendah.
Salah satu contoh hasil belajar kognitif pada jenjang pengetahuan adalah dapat menghafal surat
al-Ashar, menerjemahkan dan menuliskannya secara baik dan benar, sebagai salah satu materi
pelajaran kedisiplinan yang diberikan oleh guru Pendidikan Agama Islam di sekolah.
Pemahaman (comprehension)
Adalah kemampuan seseorang untuk mengerti atau memahami sesuatu setelah sesuatu itu
diketahui dan diingat. Dengan kata lain, memahami adalah mengetahui tentang sesuatu dan dapat
melihatnya dari berbagai segi. Seseorang peserta didik dikatakan memahami sesuatu apabila ia
dapat memberikan penjelasan atau memberi uraian yang lebih rinci tentang hal itu dengan
menggunakan kata-katanya sendiri. Pemahaman merupakan jenjang kemampuan berfikir yang
setingkat lebih tinggi dari ingatan atau hafalan.
Salah satu contoh hasil belajar ranah kognitif pada jenjang pemahaman ini misalnya: Peserta
didik atas pertanyaan Guru Pendidikan Agama Islam dapat menguraikan tentang makna
kedisiplinan yang terkandung dalam surat al-Ashar secara lancar dan jelas.
4. Penerapan (application)
Adalah kesanggupan seseorang untuk menerapkan atau menggunakan ide-ide umum, tata cara
ataupun metode-metode, prinsip-prinsip, rumus-rumus, teori-teori dan sebagainya, dalam situasi
yang baru dan kongkret. Penerapan ini adalah merupakan proses berfikir setingkat lebih tinggi
ketimbang pemahaman.
Salah satu contoh hasil belajar kognitif jenjang penerapan misalnya: Peserta didik mampu
memikirkan tentang penerapan konsep kedisiplinan yang diajarkan Islam dalam kehidupan
sehari-hari baik dilingkungan keluarga, sekolah, maupun masyarakat.
Analisis (analysis)
Adalah kemampuan seseorang untuk merinci atau menguraikan suatu bahan atau keadaan
menurut bagian-bagian yang lebih kecil dan mampu memahami hubungan di antara bagian-
bagian atau faktor-faktor yang satu dengan faktor-faktor lainnya. Jenjang analisis adalah
setingkat lebih tinggi ketimbang jenjang aplikasi.
Contoh: Peserta didik dapat merenung dan memikirkan dengan baik tentang wujud nyata dari
kedisiplinan seorang siswa dirumah, disekolah, dan dalam kehidupan sehari-hari di tengah-
tengah masyarakat, sebagai bagian dari ajaran Islam.
Sintesis (syntesis)
Adalah kemampuan berfikir yang merupakan kebalikan dari proses berfikir analisis. Sisntesis
merupakan suatu proses yang memadukan bagian-bagian atau unsur-unsur secara logis, sehingga
menjelma menjadi suatu pola yang yang berstruktur atau bebrbentuk pola baru. Jenjang sintesis
kedudukannya setingkat lebih tinggi daripada jenjang analisis. Salah satu jasil belajar kognitif
dari jenjang sintesis ini adalah: peserta didik dapat menulis karangan tentang pentingnya
kedisiplinan sebagiamana telah diajarkan oleh islam.
Penilaian/penghargaan/evaluasi (evaluation)
Adalah merupakan jenjang berpikir paling tinggi dalam ranah kognitif dalam taksonomi Bloom.
Penilian/evaluasi disini merupakan kemampuan seseorang untuk membuat pertimbangan
terhadap suatu kondisi, nilai atau ide, misalkan jika seseorang dihadapkan pada beberapa pilihan
maka ia akan mampu memilih satu pilihan yang terbaik sesuai dengan patokan-patokan atau
kriteria yang ada.
CONTOH DAFTAR KATA KERJA OPERASIONAL UNTUK RANAH AFEKTIF (A1-A5)
Menerima (Al) Menanggapi (A2) Menilai (A3) Mengelola (A4) Menghayati (A5)
Memilih Menjawab Mengasumsikan Menganut
Mengubah
prilaku
Mempertanyakan Mem bantu Meyakini Mengubah Berakhlak mulia
Mengikuti Mengajukan Melengkapi Menata Mempengaruhi
Memberi Mengkompromikan Meyakinkan Mengklasifikasikan Mendengarkan
5. Menganut Menyenangi Memperjelas Mengkombinasikan Mengkualifikasi
Mematuhi Menyambut Memprakarsai Mempertahankan Melayani
Meminati Mendukung Mengimani Membangun Menunjukkan
Mendukung Mengundang
Membentuk
pendapat
Membuktikan
Menyetujui Menggabungkan Memadukan memecahkan
Menampilkan Memperjelas Mengelola
Melaporkan Mengusulkan Menegosiasi
Memilih Menekankan Merembuk
Mengatakan Menyumbang
Memilah
Menolak
Menurut Krathwol (1964) klasifikasi tujuan domain afektif terbagi lima kategori :
a. Penerimaan (recerving)
Mengacu kepada kemampuan memperhatikan dan memberikan respon terhadap sitimulasi yang
tepat. Penerimaan merupakan tingkat hasil belajar terendah dalam domain afektif.
b. Pemberian respon atau partisipasi (responding)
Satu tingkat di atas penerimaan. Dalam hal ini siswa menjadi terlibat secara afektif, menjadi
peserta dan tertarik.
c. Penilaian atau penentuan sikap (valung)
Mengacu kepada nilai atau pentingnya kita menterikatkan diri pada objek atau kejadian tertentu
dengan reaksi-reaksi seperti menerima, menolak atau tidak menghiraukan. Tujuan-tujuan
tersebut dapat diklasifikasikan menjadi sikap dan opresiasi.
d. Organisasi (organization)
Mengacu kepada penyatuan nilai, sikap-sikap yang berbeda yang membuat lebih konsisten dapat
menimbulkan konflik-konflik internal dan membentuk suatu sistem nilai internal, mencakup
tingkah laku yang tercermin dalam suatu filsafat hidup.
e. Karakterisasi / pembentukan pola hidup (characterization by a value or value complex)
Mengacu kepada karakter dan daya hidup sesorang. Nilai-nilai sangat berkembang nilai teratur
sehingga tingkah laku menjadi lebih konsisten dan lebih mudah diperkirakan. Tujuan dalam
kategori ini ada hubungannya dengan keteraturan pribadi, sosial dan emosi jiwa
CONTOH KATA KERJA OPERASIONAL UNTUK RANAH PSIKOMOTOR (P1-P4)
PENIRUAN (PI) MANIPULASI (P2) KETETAPAN (P3) ARTIKULASI (P4)
Mengaktifkan Mengoreksi Mengalihkan Mengalihkan
6. Menyesuaikan Mendemonstrasikan Menggantikan Mempertajam
Menggabungkan Merancang Memutar Membentuk
Melamar Memilah Mengirim Memadankan
Mengatur Melatih Memindahkan Menggunakan
Mengumpulkan Memperbaiki Mendorong Memulai
Menimbang Mengidentifikasikan Menarik Menyetir
Memperkecil Mengisi Memproduksi Menjelaskan
Membangun Menempatkan Mencampur Menempel
Mengubah Membuat Mengoperasikan Menskestsa
Membersihkan Memanipulasi Mengemas Mendengarkan
Memposisikan Mereparasi Membungkus Menimbang
Mengkonstruksi Mencampur
Menurut Davc (1970) klasifikasi tujuan domain psikomotor terbagi lima kategori yaitu :
a. Peniruan
terjadi ketika siswa mengamati suatu gerakan. Mulai memberi respons serupa dengan yang
diamati. Mengurangi koordinasi dan kontrol otot-otot saraf. Peniruan ini pada umumnya dalam
bentuk global dan tidak sempurna.
b. Manipulasi
Menekankan perkembangan kemampuan mengikuti pengarahan, penampilan, gerakan-gerakan
pilihan yang menetapkan suatu penampilan melalui latihan. Pada tingkat ini siswa menampilkan
sesuatu menurut petunjuk-petunjuk tidak hanya meniru tingkah laku saja.
c. Ketetapan
memerlukan kecermatan, proporsi dan kepastian yang lebih tinggi dalam penampilan. Respon-
respon lebih terkoreksi dan kesalahan-kesalahan dibatasi sampai pada tingkat minimum.
d. Artikulasi
Menekankan koordinasi suatu rangkaian gerakan dengan membuat urutan yang tepat dan
mencapai yang diharapkan atau konsistensi internal di natara gerakan-gerakan yang berbeda.
e. Pengalamiahan
Menurut tingkah laku yang ditampilkan dengan paling sedikit mengeluarkan energi fisik maupun
psikis. Gerakannya dilakukan secara rutin. Pengalamiahan merupakan tingkat kemampuan
tertinggi dalam domain psikomotorik