Dokumen tersebut merupakan bab pendahuluan skripsi yang membahas latar belakang pembangunan kawasan industri perkapalan terpadu di Kabupaten Lamongan. Tujuan penelitian adalah mengetahui indeks iklim teknologi kabupaten tersebut dan menentukan prioritas industri pendukung yang potensial di kawasan tersebut dengan menggunakan pendekatan iklim teknologi dan metode ELECTRE II.
1 of 6
More Related Content
Kawasan industri bab i
1. 1
BAB I
PENDAHULUAN
Pada bab ini akan disajikan latar belakang, perumusan
masalah, tujuan, manfaat, dan ruang lingkup penelitian serta
sistematika penulisan laporan.
1.1 Latar belakang
Kawasan industri adalah satuan areal yang secara fisik
didominasi oleh kegiatan industri dan mempunyai batasan
tertentu (Bappeprop, 2008). Pembangunan kawasan industri telah
dilakukan sejak tahun 1970 di kota-kota besar di Indonesia.
Kawasan industri menyediakan lahan yang siap bangun dan
dilengkapi prasarana serta pendukung yang diperlukan. Hingga
tahun 2008, terdapat 88 kawasan industri yang terdaftar dalam
Himpunan Kawasan Industri (HKI) dan telah tersebar di berbagai
kota di Indonesia. Pembangunan kawasan industri di Indonesia
tidak terhenti sampai di 88 kota tersebut saja. Salah satu kota
yang akan dijadikan lokasi pembangunan kawasan industri adalah
kota Lamongan. Kota ini merupakan salah satu kota di Jawa timur
yang berpotensi untuk dibangun suatu kawasan industri.
Saat ini Kabupaten Lamongan yang didukung oleh
Pemerintah Propinsi Jawa Timur dan Departemen Perindustrian
sedang mematangkan program Kawasan Industri Perkapalan
Terpadu Lamongan yang meliputi tiga desa di Kecamatan
Paciran, yaitu Sidokelar, Kemantren, dan Tlogosadang. Kawasan
ini memanfaatkan areal seluas 500 hektar yang berada di jalan
alternatif pantura yang menghubungkan Kabupaten Gresik dan
Tuban. Kawasan industri ini dibangun sebagai Kawasan Ekonomi
Khusus (KEK) yang menjadikan industri galangan kapal sebagai
intinya.
Sebagai kawasan industri perkapalan terpadu, saat ini
telah terdapat satu perusahaan galangan kapal nasional yang
memiliki kegiatan pembangunan kapal baru dan reparasi kapal
yang mulai beroperasi di sana, yaitu PT. Dok dan Perkapalan
Surabaya. Selain itu terdapat pula PT. Lamongan Integrated
Shorebase (LIS) yang mempunyai visi untuk menyediakan sentra
2. 2
logistik terpadu bertaraf internasional yang akan melayani
industri Migas yang beroperasi di Jawa Timur dan Indonesia
Timur dengan konsep One Stop Hypermarket.
Agar kawasan industri ini dapat beroperasi dengan
optimal, industri perkapalan sebagai industri inti harus dikuatkan
oleh industri-industri pendukung. Sampai saat ini masih dibuka
kesempatan bagi investor untuk mengembangkan industri
pendukung perkapalan dalam kawasan tersebut. Untuk itu
Pemerintah Kabupaten Lamongan harus memprioritaskan industri
pendukung yang akan dibangun dalam kawasan tersebut.
Pendekatan iklim teknologi dan metode ELECTRE II dapat
diaplikasikan untuk menentukan prioritas tersebut.
Iklim teknologi merupakan salah satu bagian dari ilmu
Manajemen Teknologi dalam pengembangan wilayah. Wilayah
yang dimaksud di sini adalah Kabupaten Lamongan yang
merupakan tempat dibangunnya Kawasan Industri Perkapalan
Terpadu. Iklim teknologi dikenal sebagai analisis eksternal dalam
konsep dasar pengembangan wilayah berbasis teknologi. Kuat
atau lemahnya pengaruh iklim teknologi terhadap proses
transformasi dalam suatu wilayah dapat diindikasikan oleh besar
atau kecilnya Indeks Iklim Teknologi (IIT). Dalam perspektif
jangka panjang, tanpa iklim yang mendukung, teknologi lokal
yang dimiliki suatu wilayah akan sangat sulit berkembang dan
teknologi impor akan menghadapi banyak kendala untuk
diadaptasi dan dikembangkan di wilayah tersebut (Alkadri, 2001).
Sedangkan ELECTRE II merupakan salah satu metode
perankingan dalam Multi-criteria Decision Making untuk
permasalahan perangkingan yang didasarkan pada konsep
outranking dengan membandingkan beberapa alternatif sesuai
dengan kriteria yang telah ditentukan.
Dalam penelitian ini, pendekatan iklim teknologi tersebut
digunakan untuk mengetahui IIT Kabupaten Lamongan untuk
membuktikan bahwa Kawasan Industri Perkapalan Terpadu layak
untuk dibangun di Lamongan. Selanjutnya, setelah diketahui IIT
dan faktor-faktor iklim teknologi, baik objektif maupun subjektif,
3. 3
dilakukan perhitungan dengan menggunakan metode ELECTRE
II. Metode ini dilakukan dengan mengevaluasi semua alternatif
industri pendukung yang potensial untuk dikembangkan di
kawasan industri tersebut berdasarkan kriteria-kriteria tertentu.
Aplikasi ilmu Manajemen Teknologi pernah digunakan
oleh Sodikin (2004) dan Cahyadi (2004) dalam penelitian mereka
masing-masing. Sodikin (2004) secara spesifik mengkaji
kandungan teknologi untuk menentukan daya saing perusahaan
sedangkan Cahyadi (2004) menganalisis Technology Status
Assessment (Pengkajian Status Teknologi) sentra industri Wedoro
dan Sooko. Untuk metode ELECTRE II, Pramitasari (2007)
pernah mengaplikasikannya bersama fuzzy-AHP untuk
perangkingan prioritas pengerjaan order peralatan industri proses
di PT. Barata Indonesia (Persero).
Di tingkat internasional, iklim teknologi secara tidak
langsung dipakai oleh Nystrom dkk. (2002) yang mengeksplorasi
peran iklim organisasi dalam memberikan dampak pada konteks
organisasi. Sedangkan aplikasi metode ELECTRE II pernah
dipakai oleh Huang (2005) dalam studi kasus pengembangan
kawasan di Zona Pelabuhan Heping, Keelung, Taiwan.
Pada penelitian ini, pendekatan iklim teknologi dipilih
karena pendekatan ini paling sesuai melihat Kawasan Industri
Perkapalan Terpadu Lamongan saat ini masih dalam tahap awal
pembangunan. Sedangkan ELECTRE II dipilih karena metode ini
mampu mengakomodasi perankingan sejumlah alternatif
berdasarkan kriteria-kriteria tertentu. Penelitian ini dilakukan
dengan harapan dapat menentukan prioritas industri pendukung
yang potensial untuk dikembangkan dalam kawasan tersebut.
1.2 Perumusan Masalah
Permasalahan yang akan diselesaikan dalam penelitian ini
adalah bagaimana kelayakan pembangunan Kawasan Industri
Perkapalan Terpadu di Kabupaten Lamongan ditinjau dari iklim
teknologi serta bagaimana prioritas industri pendukung
perkapalan yang potensial di kawasan tersebut.
4. 4
1.3 Tujuan Penelitian
Penelitian ini dilakukan dengan beberapa tujuan berikut.
1. Mengetahui Indeks Iklim Teknologi (IIT) Kabupaten
Lamongan terkait pembangunan Kawasan Industri Perkapalan
Terpadu Lamongan.
2. Menentukan prioritas industri pendukung potensial dalam
Kawasan Industri Perkapalan Terpadu Lamongan.
1.4 Manfaat Penelitian
Penelitian ini memberikan beberapa manfaat berikut.
1. Pemerintah Kabupaten Lamongan mengetahui kelayakan
pembangunan Kawasan Industri Perkapalan Terpadu
Lamongan berdasarkan Indeks Iklim Teknologi (IIT).
2. Pemerintah Kabupaten Lamongan mengetahui prioritas
industri pendukung potensial dalam Kawasan Industri
Perkapalan Terpadu Lamongan sebagai dasar pengambilan
keputusan.
1.5 Ruang Lingkup Penelitian
Ruang lingkup penelitian dapat diketahui dari batasan dan
asumsi yang digunakan dalam pelaksanaan penelitian ini.
1.5.1 Batasan
Batasan yang digunakan dalam penelitian ini antara lain:
1) penentuan alternatif industri pendukung perkapalan yang
potensial didasarkan pada pohon industri pembuatan kapal
yang diterbitkan oleh Departemen Perindustrian,
2) penentuan prioritas industri pendukung potensial dalam
Kawasan Industri Perkapalan Terpadu Lamongan tidak
mempertimbangkan kebutuhan rantai pasok di luar kawasan.
1.5.2 Asumsi
Adapun asumsi yang digunakan dalam penelitian ini
antara lain:
1) status komponen teknologi Kabupaten Lamongan tidak
mengalami perubahan selama penelitian.
5. 5
1.6 Sistematika Penulisan
Berikut ini adalah sistematika penulisan laporan
penelitian Tugas Akhir.
BAB I PENDAHULUAN
Bab ini menjelaskan tentang latar belakang, perumusan
masalah, tujuan, manfaat, dan ruang lingkup penelitian
serta sistematika penulisan laporan. Dari bab ini dapat
diketahui kerangka berpikir penelitian yang dilakukan.
BAB II TINJAUAN PUSTAKA
Bab ini memaparkan keseluruhan teori yang relevan dan
sesuai dengan topik penelitian seperti pengertian kawasan
industri, klaster industri perkapalan, pengertian teknologi,
konsep manajemen teknologi, konsep iklim teknologi,
teknik analisis faktor, metode Entropi, serta metode
ELECTRE.
BAB III METODOLOGI
Bab ini berisi langkah-langkah untuk melakukan
penelitian sehingga akhirnya bisa menemukan solusi
atau menghasilkan koherensi pembahasan untuk
mendapatkan kesimpulan penelitian. Pada bab ini
disajikan metodologi Tugas Akhir dan metodologi
penelitian.
BAB IV PENGUMPULAN DAN PENGOLAHAN DATA
Bab ini menjelaskan macam sumber dan cara-cara
pengumpulan dan pengolahan data baik primer maupun
sekunder. Secara bertahap, bab ini menguraikan
pengukuran Indeks Faktor Subjektif (IFS), pengukuran
Indeks Faktor Objektif (IFO), penyajian Indeks Iklim
Teknologi (IIT), penentuan alternatif industri
pendukung potensial, penentuan kriteria pemilihan, dan
perankingan industri pendukung potensial.
BAB V ANALISIS DAN DISKUSI
Bab ini memaparkan analisis dan diskusi hasil
pengumpulan dan pengolahan data yang telah diuraikan
pada bab sebelumnya. Secara garis besar, analisis dalam
6. 6
penelitian ini terdiri dari analisis Indeks Iklim
Teknologi (IIT) dan analisis prioritas industri
pendukung potensial.
BAB VI KESIMPULAN DAN SARAN
Bab ini menyajikan kesimpulan yang mengemukakan
rekomendasi operasional dan atau alternatif keputusan
yang taktis dan strategis serta menjawab tujuan
penelitian. Selain itu disajikan pula saran yang
mengemukakan rekomendasi pengembangan penelitian
di kemudian hari.