Dokumen tersebut memberikan daftar nama dan merupakan bagian dari mata kuliah Fisika di salah satu perguruan tinggi. Tidak terdapat informasi lain yang relevan untuk diringkas.
Dokumen tersebut membahas tentang rangkaian RLC paralel, termasuk definisi impedansi dan admitansi pada rangkaian paralel, rumus-rumus untuk menghitung arus dan daya pada masing-masing cabang, serta sifat rangkaian tergantung nilai arus listrik induktor dan kapasitor.
Praktikum ini bertujuan untuk menganalisis bentuk grafik dan perbandingan tegangan output terhadap variasi frekuensi pada rangkaian RC integral dan diferensial. Percobaan dilakukan dengan manipulasi frekuensi 25 Hz, 50 Hz, dan 100 Hz pada kedua rangkaian. Hasilnya menunjukkan bahwa pada rangkaian integral, tegangan output berkurang seiring kenaikan frekuensi dan periode berkurang. Sedangkan pada rangkaian diferensial, tegangan output
Teorema Norton dapat menyederhanakan rangkaian elektronik rumit menjadi sumber arus dan resistor paralel. Rangkaian contoh disederhanakan menjadi sumber arus 1 Ampere dan resistor 60/11 Ohm paralel. Arus pada beban 8 Ohm adalah 15/37 Ampere berdasarkan teorema Norton. Teorema Norton dan Thevenin memiliki hubungan dimana hambatan pengganti sama dan arus setara Norton berhubungan dengan tegangan setara Thevenin melalui
Makalah ini membahas tentang resonansi listrik pada rangkaian RLC seri dan paralel. Rangkaian RLC dapat digunakan untuk memilih frekuensi tertentu dalam perangkat osilator dan radio. Resonansi terjadi ketika reaktansi induktif sama dengan reaktansi kapasitif, menghasilkan arus maksimum pada frekuensi resonansi tertentu. Resonansi seri terjadi pada rangkaian RLC seri, sedangkan resonansi paralel atau anti resonansi ter
Dokumen tersebut merangkum karakteristik utama transistor, termasuk jenis transistor (bipolar dan unipolar), daerah operasi transistor (potong, saturasi, aktif, dan breakdown), konfigurasi keluaran (basis bersama dan kolektor bersama), serta karakteristik masukan dan transfer arus transistor.
Dokumen tersebut membahas tentang rangkaian RLC seri dan bagaimana menghitung beberapa parameter listriknya seperti impedansi, arus, tegangan pada setiap komponen, sudut fasa, dan daya. Diberikan contoh soal untuk mendemonstrasikan cara penyelesaian masalah rangkaian RLC seri.
Dokumen tersebut membahas tiga metode analisis rangkaian listrik yaitu analisis node, analisis mesh, dan analisis arus cabang. Metode-metode tersebut digunakan untuk menentukan parameter seperti arus, tegangan dalam suatu rangkaian listrik.
1. Rangkaian RLC seri dijelaskan dengan impedansi total Z sama dengan R ditambah j(XL - XC). Frekuensi resonansi terjadi ketika XL sama dengan XC.
2. Tegangan pada setiap komponen dapat dihitung dengan rumus pembagi tegangan dengan memanfaatkan impedansi masing-masing komponen.
3. Daya arus bolak-balik dinyatakan sebagai perkalian antara tegangan efektif, kuat arus efektif,
1. Transistor adalah piranti semikonduktor tiga terminal yang dibangun dari dua material berbeda tipe (p dan n atau sebaliknya) dengan doping pada bagian tengah lebih rendah.
2. Transistor beroperasi dengan memberikan bias pada kedua junction, dimana arus pada collector berhubungan linier dengan arus basis.
3. Ada tiga konfigurasi transistor yaitu common base, common emitter, dan common collector, dengan penguatan arus berbeda pada seti
Transformasi sumber (tegangan dan arus)Pamor Gunoto
油
Materi ini menjelaskan metode Transformasi Sumber yang diterapkan pada analisa rangkaian. Analisa ini menerapkan perubahan susunan Sumber Tegangan seri dengan resistor dan Sumber Arus secara paralel dengan resistor
Rangkaian AC adalah rangkaian listrik dimana besarnya arus dan tegangan berubah secara periodik sesuai dengan waktu dan dapat mengalir dalam dua arah. Rangkaian ini memiliki beberapa jenis beban seperti beban resistif, induktif, kapasitif dan campuran. Setiap jenis beban memiliki karakteristik yang berbeda terkait hubungan antara tegangan dan arus.
Transformasi Laplace adalah transformasi yang sering digunakan untuk menyelesaikan masalah syarat awal. Metode penyelesaian persamaan diferensial biasa menggunakan transformasi laplace terbukti cukup ampuh digunakan untuk menyelesaikan berbagai masalah nilai awal.
Dokumen tersebut membahas tentang daya pada rangkaian RLC, termasuk rumus-rumus untuk menghitung daya aktif (P), daya reaktif (Q), daya tampung (S), dan faktor daya (pf). Juga dibahas cara meningkatkan faktor daya dengan menambah kapasitor paralel. Beberapa soal contoh diberikan untuk latihan menghitung nilai-nilai tersebut pada rangkaian RLC.
1. Dokumen tersebut membahas konsep-konsep dasar vektor dan operator-operator vektor yang digunakan dalam medan dan gelombang elektromagnetik, seperti gradien, divergensi, dan curl.
2. Dibahas pula sistem koordinat kartesian, silindris, dan bola yang digunakan untuk merepresentasikan vektor dalam ruang tiga dimensi.
3. Operator-operator vektor digunakan untuk menghitung laju perubahan medan skalar dan vektor.
2 b 59_utut muhammad_laporan_hukum kirchoffumammuhammad27
油
Rangkuman dokumen tersebut adalah:
(1) Laporan praktikum menguji Hukum Kirchoff menggunakan dua sumber tegangan dan tiga resistor;
(2) Hasil percobaan menunjukkan hubungan antara tegangan dan arus sesuai Hukum Ohm;
(3) Kesalahan terjadi pada amperemeter sehingga nilai arus tidak sesuai perhitungan.
The document provides information about solving systems of linear equations using Cramer's rule, including:
- Cramer's rule uses determinants of the coefficient matrix to solve systems of linear equations.
- For a 2x2 system, if the determinant of the coefficient matrix is not equal to 0, there is exactly one solution.
- The solutions are found by taking the determinants of the numerator matrices (with one column replaced by the constants) divided by the determinant of the coefficient matrix.
- Several examples demonstrate solving 2x2 systems using Cramer's rule.
Dokumen tersebut merangkum karakteristik utama transistor, termasuk jenis transistor (bipolar dan unipolar), daerah operasi transistor (potong, saturasi, aktif, dan breakdown), konfigurasi keluaran (basis bersama dan kolektor bersama), serta karakteristik masukan dan transfer arus transistor.
Dokumen tersebut membahas tentang rangkaian RLC seri dan bagaimana menghitung beberapa parameter listriknya seperti impedansi, arus, tegangan pada setiap komponen, sudut fasa, dan daya. Diberikan contoh soal untuk mendemonstrasikan cara penyelesaian masalah rangkaian RLC seri.
Dokumen tersebut membahas tiga metode analisis rangkaian listrik yaitu analisis node, analisis mesh, dan analisis arus cabang. Metode-metode tersebut digunakan untuk menentukan parameter seperti arus, tegangan dalam suatu rangkaian listrik.
1. Rangkaian RLC seri dijelaskan dengan impedansi total Z sama dengan R ditambah j(XL - XC). Frekuensi resonansi terjadi ketika XL sama dengan XC.
2. Tegangan pada setiap komponen dapat dihitung dengan rumus pembagi tegangan dengan memanfaatkan impedansi masing-masing komponen.
3. Daya arus bolak-balik dinyatakan sebagai perkalian antara tegangan efektif, kuat arus efektif,
1. Transistor adalah piranti semikonduktor tiga terminal yang dibangun dari dua material berbeda tipe (p dan n atau sebaliknya) dengan doping pada bagian tengah lebih rendah.
2. Transistor beroperasi dengan memberikan bias pada kedua junction, dimana arus pada collector berhubungan linier dengan arus basis.
3. Ada tiga konfigurasi transistor yaitu common base, common emitter, dan common collector, dengan penguatan arus berbeda pada seti
Transformasi sumber (tegangan dan arus)Pamor Gunoto
油
Materi ini menjelaskan metode Transformasi Sumber yang diterapkan pada analisa rangkaian. Analisa ini menerapkan perubahan susunan Sumber Tegangan seri dengan resistor dan Sumber Arus secara paralel dengan resistor
Rangkaian AC adalah rangkaian listrik dimana besarnya arus dan tegangan berubah secara periodik sesuai dengan waktu dan dapat mengalir dalam dua arah. Rangkaian ini memiliki beberapa jenis beban seperti beban resistif, induktif, kapasitif dan campuran. Setiap jenis beban memiliki karakteristik yang berbeda terkait hubungan antara tegangan dan arus.
Transformasi Laplace adalah transformasi yang sering digunakan untuk menyelesaikan masalah syarat awal. Metode penyelesaian persamaan diferensial biasa menggunakan transformasi laplace terbukti cukup ampuh digunakan untuk menyelesaikan berbagai masalah nilai awal.
Dokumen tersebut membahas tentang daya pada rangkaian RLC, termasuk rumus-rumus untuk menghitung daya aktif (P), daya reaktif (Q), daya tampung (S), dan faktor daya (pf). Juga dibahas cara meningkatkan faktor daya dengan menambah kapasitor paralel. Beberapa soal contoh diberikan untuk latihan menghitung nilai-nilai tersebut pada rangkaian RLC.
1. Dokumen tersebut membahas konsep-konsep dasar vektor dan operator-operator vektor yang digunakan dalam medan dan gelombang elektromagnetik, seperti gradien, divergensi, dan curl.
2. Dibahas pula sistem koordinat kartesian, silindris, dan bola yang digunakan untuk merepresentasikan vektor dalam ruang tiga dimensi.
3. Operator-operator vektor digunakan untuk menghitung laju perubahan medan skalar dan vektor.
2 b 59_utut muhammad_laporan_hukum kirchoffumammuhammad27
油
Rangkuman dokumen tersebut adalah:
(1) Laporan praktikum menguji Hukum Kirchoff menggunakan dua sumber tegangan dan tiga resistor;
(2) Hasil percobaan menunjukkan hubungan antara tegangan dan arus sesuai Hukum Ohm;
(3) Kesalahan terjadi pada amperemeter sehingga nilai arus tidak sesuai perhitungan.
The document provides information about solving systems of linear equations using Cramer's rule, including:
- Cramer's rule uses determinants of the coefficient matrix to solve systems of linear equations.
- For a 2x2 system, if the determinant of the coefficient matrix is not equal to 0, there is exactly one solution.
- The solutions are found by taking the determinants of the numerator matrices (with one column replaced by the constants) divided by the determinant of the coefficient matrix.
- Several examples demonstrate solving 2x2 systems using Cramer's rule.
This document discusses determinants and Cramer's rule. It defines determinants as special numbers associated with square matrices. It provides examples of calculating determinants of 2x2 and 3x3 matrices by rewriting columns and multiplying diagonals. The document also introduces Cramer's rule as a method to solve linear systems using determinants, where the variable is replaced with constants in the coefficient matrix. Examples are given to demonstrate solving 2x2 and 3x3 systems using Cramer's rule.
1) Cramer's rule can be used to solve systems of linear equations. It expresses the solution in terms of the determinants of the coefficient matrix and matrices with one column replaced by the constants vector.
2) If the determinant of the coefficient matrix is non-zero, there is a unique solution. If it is zero, there may be no solution or infinitely many solutions.
3) Three examples demonstrate applying Cramer's rule to find the unique solution, that there is no solution, and that there are infinitely many solutions, respectively.
Dokumen tersebut membahas tentang teorema-teorema yang digunakan dalam menyelesaikan masalah rangkaian listrik, termasuk teorema superposisi, substitusi, Thevenin, dan Norton. Teorema-teorema tersebut memungkinkan penyederhanaan dan analisis rangkaian listrik dengan lebih mudah.
The document describes using Cramer's rule to solve a system of two equations with two unknowns (5x + 2y = 16, 3x - 5y = -9). It shows setting up the equations in a matrix and calculating the determinants to find that the solutions are x=2 and y=3.
Teori Thevenin menyatakan bahwa rangkaian listrik kompleks dapat disederhanakan menjadi sumber tegangan dan resistor tunggal yang setara. Teori ini berguna untuk menganalisis sistem daya dan rangkaian lainnya dengan mudah dengan mengubah rangkaian asli menjadi rangkaian ekuivalen Thevenin yang lebih sederhana. Penggunaan utama teori ini adalah untuk mempermudah perhitungan arus dan tegangan pada rangkaian.
Presentasi ini berupa penjelasan tentang teorema Thevenin yang disarikan dari video tutorial Prof.Dr. C.B. Bangal (Youtube) dan beberapa referensi lainnya. Teorema Thevenin merupakan salah satu teorema dalam analisis rangkaian elektronik. Terkadang mahasiswa mengalami kesulitan dalam memahami teorema ini. Prof. Dr. C.B. Bangal mengajak kita untuk memahami teorema ini langsung dengan penerapan soal. Keterangan dari Prof. Dr. C.B. Bangal tersebut kami ubah dalam bentuk slide bahasa Indonesia. Semoga dapat bermanfaat bagi para mahasiswa/pelajar yang sedang belajar dasar-dasar analisis rangkaian elektronika. Selamat belajar dan semoga sukses!
This document provides an overview of determinants and Cramer's rule for solving systems of linear equations. It begins with examples of calculating the determinants of 2x2 and 3x3 matrices. It then explains how to use Cramer's rule to determine if a system has a unique solution, no solution, or infinitely many solutions. The document concludes with examples applying Cramer's rule and determinants to solve word problems involving systems of linear equations with two or three variables.
This document provides an overview of electrical circuits and key concepts like Ohm's Law. It discusses the basics of series and parallel circuits, and how to measure current and voltage. Key points covered include: Ohm's Law states that current is directly proportional to voltage and inversely proportional to resistance. Circuits can be connected in series, where components are in a row, or parallel, where there are multiple paths. Current is measured using an ammeter in series, and voltage is measured using a voltmeter connected across components. The document concludes with a restatement of Ohm's Law and definitions of series and parallel circuits.
Design and fabrication of cmos isfet for ph measurementfs fsc
油
The document summarizes the design and fabrication of a CMOS ISFET for pH measurement. It describes the objectives of the research which are to simulate the ISFET using TCAD, design masks for fabrication, fabricate the ISFET using CMOS compatible materials and processes, and characterize the fabricated device. Key steps included TCAD simulation of the process and device, mask design involving 6 masks, and fabrication using a silicon wafer and processes like oxidation, diffusion, etching, and metallization.
Modul 4 membahas tentang budaya kerja dan etika di tempat kerja. Modul ini menjelaskan pentingnya integriti, tanggung jawab, dan penilaian prestasi yang adil bagi pekerja untuk menciptakan lingkungan kerja yang harmonis dan produktif.
Dokumen ini membahas Hukum Kirchoff untuk litar listrik, termasuk Hukum Kirchoff Pertama tentang arus dan Hukum Kirchoff Kedua tentang voltan. Dokumen ini menjelaskan definisi dan rumus untuk kedua hukum, memberikan contoh penyelesaian masalah litar menggunakan hukum-hukum tersebut, dan membandingkan penggunaan Hukum Kirchoff Arus dan Hukum Kirchoff Voltan.
1. Arus elektrik ialah aliran elektron bebas dalam litar.
2. Struktur asas atom terdiri daripada nukleus yang mengandungi proton dan neutron, manakala elektron membentuk orbit sekeliling nukleus.
3. Pengalir membenarkan aliran elektron bebas, manakala penebat menghalang aliran elektron. Semikonduktor mempunyai jumlah elektron antara pengalir dan penebat.
Menerangkan jenis hukum dan formula asas yang digunakan dalam pengiraan voltan, rintangan dan arus suatu litar elektrik. Mnegandungi definisi hukum, formula matematik, contoh soalan dan contoh penyelesaian.
Dokumen tersebut membahas hukum-hukum dasar elektronika seperti hukum Ohm, hukum Kirchhoff, rangkaian listrik seri, paralel dan kombinasinya, serta teorema Thevenin untuk menyederhanakan rangkaian rumit menjadi rangkaian setara."
Laporan akhir eldas 1 utari prisma dewi (rsa1 c316008)utari prisma dewi
油
Laporan ini membahas percobaan rangkaian Thevenin dan Norton pada rangkaian arus searah. Percobaan ini bertujuan agar mahasiswa memahami teorema Thevenin dan Norton dalam menyederhanakan rangkaian. Hasil percobaan menunjukkan perbedaan antara hasil praktik dan teori karena keterbatasan waktu dan peralatan.
Laporan hukum ohm praktikum elektronika analogwahyuadnyana_dw
油
Praktikum ini bertujuan untuk membuktikan hubungan antara hambatan dengan arus dan tegangan sesuai hukum Ohm. Praktikan mengukur arus dan tegangan pada berbagai hambatan dengan menggunakan rangkaian pembagi arus dan tegangan. Data yang diukur kemudian dianalisis untuk membuktikan bahwa arus berbanding terbalik dan tegangan berbanding lurus dengan hambatan.
1. Makalah ini membahas tentang interferensi dan difraksi cahaya dalam optika gelombang.
2. Percobaan Young menunjukkan sifat gelombang cahaya dengan mendemonstrasikan pola interferensi akibat superposisi dua sumber cahaya koheren yang dihasilkan dari celah ganda.
3. Analisis matematis percobaan Young menggunakan beda lintasan optis antara dua gelombang cahaya untuk menjelaskan terbentuknya pola interferensi
Transistor adalah komponen elektronika yang ditemukan pada tahun 1947 oleh Walter Brattain dan John Bardeen di Bell Labs. Transistor berfungsi sebagai penguat sinyal, saklar listrik, dan stabilisasi tegangan. Terdapat dua jenis transistor, yaitu transistor bipolar dan transistor unipolar atau FET. Cara kerja transistor bergantung pada jenisnya, namun secara umum melibatkan pengaturan arus input untuk mengendalikan arus output.
Makalah ini membahas tentang transistor, komponen elektronik yang mengubah wajah dunia elektronika modern. Transistor ditemukan pada tahun 1947 oleh Walter Brattain dan John Bardeen di Bell Labs. Transistor memiliki ukuran kecil, konsumsi daya rendah, dan efisiensi tinggi dibandingkan tabung vakum. Terdapat dua jenis transistor, yaitu PNP dan NPN, yang bekerja dengan mengatur aliran arus listrik melalui tiga terminalnya.
Makalah ini membahas strategi pembelajaran berjudul "Gerak Melingkar" yang menjelaskan konsep dasar gerak melingkar, besaran-besaran yang menggambarkannya, dan hubungan antara besaran linier dan sudut. Makalah ini juga membedakan dua jenis gerak melingkar yaitu gerak melingkar beraturan dan berubah beraturan serta menjelaskan kinematikanya.
1. SUTRISNO NURHADI KUSUMA HASAN ANDI ILHAM BADAWI
ULPI ANRIANI KASMAWATI ANNISWATI
RISKA MUSFIRA HASNIDAR
TRISNAWATI IKA ANDRIANI AYU LESTARI
PENDIDIKAN FISIKA
FAKULTAS TARBIYAH DAN KEGURUAN
UIN ALAUDDIN MAKASSAR
2012/2013
2. Latar Alat dan
Belakang Bahan
Tujuan Prosedor
percobaan Kerja
Rumusan Hasil
Masalah Percobaan
Kajiann Pembahasan
Pustaka
Penutup
3. Latar belakang
Jika kita berbicara tentang rangkaian
elektronika, maka kita tidak lepas
kaitannya dengan berbagai jenis
rangkaian elektronika, mulai dari
rangkaian elektronika yang kompleks
hingga rangkaian yang lebih
sederhana.
4. Pengertian hambatan setara tidak hanya
digunakan pada dua hambatan paralel
saja, akan tetapi untuk segala macam
hubungan antara beberapa buah
hambatan. Dengan menggunakan
rangkaian setara, kita dapat membahas
perilaku suatu alat elektronika
berdasarkan pengukuran pada keluaran
tanpa mengetahui rangkaian di
dalamnya.
5. Khusus untuk menyederhanakan suatu
rangkaian dari rangkaian yang rumit
menjadi rangkaian yang lebih sederhana,
maka ada dua rangkaian yang sering
digunakan yaitu rangkaian setara
Thevenin-Northon.
Untuk lebih memahami kedua rangkaian
ini, maka dilakukanlah percobaan yang
berjudul Rangkaian Setara
Thevenin_Northon Back
6. Adapun tujuan dari percobaan ini yaitu untuk
memahami dan menerapkan rangkaian setara
Thevenin-Northon
Back
7. RANGKAIAN EKIVALEN (SETARA)
Dengan menggunakan rangkaian setara, kita dapat
melakukan pengukuran pada masukan dan keluaran
suatu piranti elektronik tanpa mengetahui
rangkaian di dalamnya. Ada dua macam rangkaian
setara yang lazim digunakan orang didalam suatu
rangkaian elektronika, yakni rangkaian setara
Thevenin dan rangkaian setara Northon. Dua buah
hambatan R1 dan R2 yang disusun secara parallel,
dapat digantikan dengan sebuah resistor bernilai R3
= . Hambatan R3 ini disebut sebagai
hambatan setara dari R1 dan R2 dan biasa ditulis
sebagai R1//R2 (R1 paralel R2).
8. Adapun rumusan masalah dari percobaan ini
yaitu bagaimana mahasiswa memahami dan
menerapkan rangkaian setara Thevenin-
Northon
Back
9. Hambatan setara tidak hanya digunakan untuk
dua hambatan parallel saja, akan tetapi untuk
segala macam hubungan antara beberapa
buah hambatan.
Dalam hal suatu rangkaian listrik yang
mengandung sumber tegangan atau sumber
arus, atau kedua-duanya, serta mengandung
hambatan, kapasitor, dioda, transistor,
transformator, dan sebagainya, dapat
digunakan rangkaian setara.
10. Ada dua bentuk dasar rangkaian setara, yakni
rangkaian setara Thevenin dan rangkaian setara
Northon. Rangkaian setara Thevenin menggunakan
sumber tegangan tetap, yakni suatu sumber
tegangan ideal dengan tegangan keluaran yang tak
berubah, berapapun besarnya arus yang diambil
darinya. Rangkaian setara Northon menggunakan
sumber arus tetap, yang dapat menghasilkan arus
tetap, berapapun besar hambatan yang dipasang
pada keluarannya.
Dengan menggunakan rangkaian setara, kita dapat
membahas perilaku suatu alat elektronika
berdasarkan pengukuran pada keluaran tanpa
mengetahui rangkaian di dalamnya.
11. RANGKAIAN THEVENIN
1. Teorema Thevenin
M.L. Thevenin telah membuat suatu
lompatan kemajuan ketika Ia menemukan
sebuah teorema rangkaian yang setara yang
disebut sebagai teorema Thevenin. Sebuah
teorema merupakan pernyataan yang dapat
kita buktikan secara matematis. Karena
itulah, teorema bukan merupakan suatu
defenisi atau hukum. Dengan alasan itu, kita
mengklasifikasikan teorema sebagai suatu
penurunan.
12. Untuk menghitung arus hambatan pada
setiap nilai dari tahanan R1, yaitu dengan
mengkombinasikan secara seri dan paralel
tahanan-tahanan tersebut untuk
mendapatkan tahanan total yang durasakan
oleh sumber tegangan. Kemudian untuk
menghitung arus total dan bekerja kembali
kearah beban, yaitu dengan membagi-bagi
arus hingga akhirnya diperoleh arus beban.
Selain itu, kita juga dapat menyelesaikan hal
tersebut dengan persamaan simultan dari
loop-loop Kirchoff.
13. Thevenin menemukan bahwa setiap rangkaian
yang mempunyai loop ganda dapat
disederhanakan menjadi sebuah rangkaian
yang hanya terdiri dari loop. Rangkaian
bagaimana pun rumitnya selalu dapat
disederhanakan menjadi rangkaian loop
tunggal. Itulah sebabnya mengapa para
insinyur dan teknisi yang berpengalaman
sangat menggemari teorema Thevenin karena
dapat menyederhanakan sebuah rangkaian
yangbesar serta penuh komplikasi menjadi
sebuah rangkaian loop tunggal yang dapat
dengan mudah diselesaikan.
14. Teorema Thevenin merupakan suatu cara yang
paling efisien untuk menyelesaikan rangkaian-
rangkaian yang sangat rumit menjadi rangkaian
yang kompleks. Dengan kata lain untuk
menyederhanakan suatu rangkaian loop ganda
dengan sebuah tahanan beban menjadi sebuah
rangkaian pengganti loop tunggal dengan
tahanan beban yang sama. Pada rangkaian
hevenin, tahanan beban merasakan sebuah
tahanan sumber yang terhubung seri dengan
sebuah sumber tegangan.
16. 2. Tegangan Thevenin
Tegangan Thevenin merupakan tegangan
yang tampak pada terminal-terminal
beban bila tahanan beban dilepaskan.
Maka dari itu, tegangan Thevenin acapkali
disebut tegangan rangkaian terbuka atau
tegangan beban terbuka (open).
Selain itu, tegangan Thevenin
didefenisiskan sebagai tegangaan yang
melewati terminal beban saat hambatan
beban terbuka. Defenisinya:
ETh = Eoc dengan Eoc merupakan singkatan
dari open circuit voltage.
17. 3. Tahanan Thevenin
Tahanan Thevenin adalah tahanan yang diukur pada
terminal-terminal beban ke arah sumber, bila semua
sumber yang ada dihilangkan. Ini berarti bahwa kita
harus menggantikan setiap sumber tegangan dengan
hubungan singkat dan setiap sumber arus dengan
hubungan terbuka.
Rangkaian setara Thevenin yang merupakan
penjelmaan dari Thevenin, menyatakan setiap
rangkaian dengan dua ujung atau gerbang tunggal
dapat digantikan dengan suatu sumber tegangan
tetap atau suatu gaya gerak listrik (ggl) dan suatu
hambatan seri dengan ggl tersebut.
18. Jika kedua ujung membentuk gerbang keluaran, hambatan
setara RTh disebut hambatan keluaran dan dinyatakan dengan
Ro, sebaliknya bila kedua terminal membentuk gerbang
masukan maka RTh disebut hambatan masukan, dinyatakan
dengan Rn, ini ditunjukkan pada gambar berikut:
Gerbang Gerbang
Masukan Keluaran
Gambar 2.1: Rangkaian Setara untuk Rangkaian dengan
Dua Gerbang
19. Adapun rangkaian yang terdapat dalam teorema Thevenin
yaitu sebagai berikut:
Gambar 2.2: (a) Rangkaian setara Norton
(B) Rangkaian setara Thevenin
20. RANGKAIAN NORTHON
1. Teorema Norton
Teorema Norton hanya membutuhkan beberapa menit
untuk dapat dipahami sebab dia hanya erat
hubungannya dengan teorema Thevenin. Bila
diberikan rangkaian Thevenin, maka teorema Norton
mengatakan bahwa kita dapat menggantikannya
dengan rangkaian Norton. Rangkaian pengganti
Norton mempunyai sumber arus ideal yang
dihubungkan paralel dengan sebuah tahanan sumber,
yang memberikan sumber arus tersebut memberikan
arus yang konstan sebesar, perlu diperhatikan bahwa
tahanan sumber mempunyai nilai yang sama dengan
tahanan Thevenin.
Back
21. Alat
Power Supply 1 buah
Multimeter 2 buah
Kabel Penghubung 10 buah
Komponen
- Potensiometer 1K ohm 1 buah
- Resistor 56 ohm 1 buah
- Resistor 220 ohm 1 buah
- Resistor 82 ohm 1 buah
- Resistor 50 ohm 1 buah
Back
22. Prosedur Kerja
Adapun prosedur kerja dari percobaan ini adalah sebagai
berikut:
- Mencatat nilai masing-masing komponen yang digunakan
- Membuat rangkaian seperti gambar berikut:
Gambar 3.1: Rangkaian untuk mengukur tegangan dan
hambatan Thevenin dan arus Norton.
23. - Mengukur tegangan sumber.
- Menentukan Eth atau Vab pada R4.
- Mengukur hambatan ekivalen (Rth) dengan
cara menghubung singkat sumber tegangan.
- Mengukur arus In dengan cara menghubung
singkat keluaran sehuingga R4 tidak berfungsi
dan dapat diabaikan.
- Mengukur tegangan pada Rheostat (Vl) dan
arus yang melewati Rheostat (Il) dengan
menggunakan multimeter.
- Mencatat hasil pengamatan pada tabel
pengamatan. back
24. KegiatanI: Sebelum posisi lilitan dibalik (Trafo Step-up)
Tabel 4.1: Menentukan Eth, Rth, dan In.
R1 = 56 ohm R3 = 82 ohm RL = 100 ohm
R2 = 220 ohm R4 = 50 ohm
NO Vs(V) ETH(V) IN (mA) RTh (k) VAB (V) IL (mA)
1 1,22 19,4
2 1,23 19,3
3 1,24 19,1
5,14 2,60 37,3 68
4 1,25 19,0
5 1,26 18,8
6 1,29 18,3
30. Grafik 1: Hubungan antara IL dan VL
IL (A)
19.5
19
18.5 y = -15.94x + 38.88
R族 = 0.994
18
1.2 1.22 1.24 1.26 1.28 1.3
VL (V)
31. Syarat x = Eth jika y = 0
x (v) = Eth jika y = 0
y =-15,94x + 38,88
0 =-15,94x + 38,88
15,94x = 38,88
x=
x = Eth = 2,43 Volt
32. Syarat y = IN jika x = o
y = -15,94x + 38,88
y = (-15,94)(0) + 38,88
y = 0 + 38,88
y = 38,88 mA
IN = 0,0388 A
IN = 0,04 A
RTh = Eth/IN
= 2,43/0,04
= 60,7 立
Back
33. Hasil Percobaan Hasil Analisis Data Hasil Analisis Grafik
Rth Eth In Rth Eth In Rth Eth In
68立 2,60 v 0,03 A 35,8立 1v 0,02 A 60,7立 2,43 v 0,04 A
34. Dari tabel di atas dapat kita ketahui bahwa,
berdasarkan percobaan diperoleh nilai ETh 2,60 Volt.
Kemudian berdasarkan perhitungan diperoleh 1 Volt,
dan berdasarkan grafik diperoleh 2,43 Volt dengan
tegangan sumber 5,14 Volt.
Untuk nilai RTh berdasarkan percobaan diperoleh nilai
68, sedangkan berdasarkan perhitungan diperoleh
nilai 35,8. Dan berdasarkan grafik yaitu 60,7.
Sedangkan untuk nilai IN pada kegiatan ini,
berdasarkan percobaan yaitu 0,03 A, berdasarkan
perhitungan yaitu 0,02 A, dan berdasarkan grafik
0,04A.
35. Hasil yang diperoleh dalam percobaan ini ada ketidak
sesuaian antara hasil pengukuran dengan hasil analisis data
serta dengan analisis grafik. Hal yang terkadang
menyebabkan hasil percobaan yang tidak sesuai dengan
teoritasnya adalah karena dalam melakukan percobaan
sering terjadi kesalahan oleh pengamat dalam melakukan
percobaan dan pembacaan pada alat ukur digital yang
nilainya selalu berubah-ubah serta penggunaan
potensiometer yang memiliki nilai resistansi yang sangat
besar sehingga kecenderungan arus mengalir ke resistor
dibandingkan ke potensiometer. Manakala data yang
diperoleh dalam percobaan tersebut mendekati teori dapat
disimpulkan bahwa percobaan yang dilakukan berhasil atau
sesuai harapan. Namun apabila data yang diperoleh sangat
berbeda jauh dengan teorinya, maka dapat disimpulkan
bahwa percobaan yang dilakukan tidak berhasil atau tidak
dapat dipercaya. back
36. Adapun kesimpulan pada percobaan kali ini adalah sebagai berikut:
1. Pada teorema Thevenin berlaku bahwa Suatu rangkaian yang rumit dapat
disederhanakan dengan suatu sumber tegangan tetap yang hanya terdiri dari
satu sumber tegangan tetap yang disusun seri dengan hambatan
ekivalennya.
2. Pada teorema Norton berlau bahawa Suatu rangkaian listrik yang rumit
dapat disederhanakan dengan suatu rangkaian yang hanya terdiri dari
sumber arus tetap yang disusun paralel dengan hambatan ekivalennya.
3. Dengan menerapkan kedua teorema ini, dapat dibuat suatu rangkaian yang
sangat sederhana dengan satu resistor dengan satu sumber tegangan tetap
dan satu sumber arus tetap yang setara dengan rangkaian yang rumit itu
dengan hanya melakukan pengukuran pada masukan dan keluarannya.
4. Untuk memperoleh arus norton dengan pengukuran maka keluaran
dihubung singkat. Sedangkan untuk mengukur hambatan ekivalennya maka
dihubung singkat sumber dan tegangan thevenin diukur pada keluaran
setelah hambatan beban dilepas.
back