Dokumen tersebut memberikan daftar nama dan merupakan bagian dari mata kuliah Fisika di salah satu perguruan tinggi. Tidak terdapat informasi lain yang relevan untuk diringkas.
1 of 37
More Related Content
RANGKAIAN THEVENIN-NORTHON
1. SUTRISNO NURHADI KUSUMA HASAN ANDI ILHAM BADAWI
ULPI ANRIANI KASMAWATI ANNISWATI
RISKA MUSFIRA HASNIDAR
TRISNAWATI IKA ANDRIANI AYU LESTARI
PENDIDIKAN FISIKA
FAKULTAS TARBIYAH DAN KEGURUAN
UIN ALAUDDIN MAKASSAR
2012/2013
2. Latar Alat dan
Belakang Bahan
Tujuan Prosedor
percobaan Kerja
Rumusan Hasil
Masalah Percobaan
Kajiann Pembahasan
Pustaka
Penutup
3. Latar belakang
Jika kita berbicara tentang rangkaian
elektronika, maka kita tidak lepas
kaitannya dengan berbagai jenis
rangkaian elektronika, mulai dari
rangkaian elektronika yang kompleks
hingga rangkaian yang lebih
sederhana.
4. Pengertian hambatan setara tidak hanya
digunakan pada dua hambatan paralel
saja, akan tetapi untuk segala macam
hubungan antara beberapa buah
hambatan. Dengan menggunakan
rangkaian setara, kita dapat membahas
perilaku suatu alat elektronika
berdasarkan pengukuran pada keluaran
tanpa mengetahui rangkaian di
dalamnya.
5. Khusus untuk menyederhanakan suatu
rangkaian dari rangkaian yang rumit
menjadi rangkaian yang lebih sederhana,
maka ada dua rangkaian yang sering
digunakan yaitu rangkaian setara
Thevenin-Northon.
Untuk lebih memahami kedua rangkaian
ini, maka dilakukanlah percobaan yang
berjudul Rangkaian Setara
Thevenin_Northon Back
6. Adapun tujuan dari percobaan ini yaitu untuk
memahami dan menerapkan rangkaian setara
Thevenin-Northon
Back
7. RANGKAIAN EKIVALEN (SETARA)
Dengan menggunakan rangkaian setara, kita dapat
melakukan pengukuran pada masukan dan keluaran
suatu piranti elektronik tanpa mengetahui
rangkaian di dalamnya. Ada dua macam rangkaian
setara yang lazim digunakan orang didalam suatu
rangkaian elektronika, yakni rangkaian setara
Thevenin dan rangkaian setara Northon. Dua buah
hambatan R1 dan R2 yang disusun secara parallel,
dapat digantikan dengan sebuah resistor bernilai R3
= . Hambatan R3 ini disebut sebagai
hambatan setara dari R1 dan R2 dan biasa ditulis
sebagai R1//R2 (R1 paralel R2).
8. Adapun rumusan masalah dari percobaan ini
yaitu bagaimana mahasiswa memahami dan
menerapkan rangkaian setara Thevenin-
Northon
Back
9. Hambatan setara tidak hanya digunakan untuk
dua hambatan parallel saja, akan tetapi untuk
segala macam hubungan antara beberapa
buah hambatan.
Dalam hal suatu rangkaian listrik yang
mengandung sumber tegangan atau sumber
arus, atau kedua-duanya, serta mengandung
hambatan, kapasitor, dioda, transistor,
transformator, dan sebagainya, dapat
digunakan rangkaian setara.
10. Ada dua bentuk dasar rangkaian setara, yakni
rangkaian setara Thevenin dan rangkaian setara
Northon. Rangkaian setara Thevenin menggunakan
sumber tegangan tetap, yakni suatu sumber
tegangan ideal dengan tegangan keluaran yang tak
berubah, berapapun besarnya arus yang diambil
darinya. Rangkaian setara Northon menggunakan
sumber arus tetap, yang dapat menghasilkan arus
tetap, berapapun besar hambatan yang dipasang
pada keluarannya.
Dengan menggunakan rangkaian setara, kita dapat
membahas perilaku suatu alat elektronika
berdasarkan pengukuran pada keluaran tanpa
mengetahui rangkaian di dalamnya.
11. RANGKAIAN THEVENIN
1. Teorema Thevenin
M.L. Thevenin telah membuat suatu
lompatan kemajuan ketika Ia menemukan
sebuah teorema rangkaian yang setara yang
disebut sebagai teorema Thevenin. Sebuah
teorema merupakan pernyataan yang dapat
kita buktikan secara matematis. Karena
itulah, teorema bukan merupakan suatu
defenisi atau hukum. Dengan alasan itu, kita
mengklasifikasikan teorema sebagai suatu
penurunan.
12. Untuk menghitung arus hambatan pada
setiap nilai dari tahanan R1, yaitu dengan
mengkombinasikan secara seri dan paralel
tahanan-tahanan tersebut untuk
mendapatkan tahanan total yang durasakan
oleh sumber tegangan. Kemudian untuk
menghitung arus total dan bekerja kembali
kearah beban, yaitu dengan membagi-bagi
arus hingga akhirnya diperoleh arus beban.
Selain itu, kita juga dapat menyelesaikan hal
tersebut dengan persamaan simultan dari
loop-loop Kirchoff.
13. Thevenin menemukan bahwa setiap rangkaian
yang mempunyai loop ganda dapat
disederhanakan menjadi sebuah rangkaian
yang hanya terdiri dari loop. Rangkaian
bagaimana pun rumitnya selalu dapat
disederhanakan menjadi rangkaian loop
tunggal. Itulah sebabnya mengapa para
insinyur dan teknisi yang berpengalaman
sangat menggemari teorema Thevenin karena
dapat menyederhanakan sebuah rangkaian
yangbesar serta penuh komplikasi menjadi
sebuah rangkaian loop tunggal yang dapat
dengan mudah diselesaikan.
14. Teorema Thevenin merupakan suatu cara yang
paling efisien untuk menyelesaikan rangkaian-
rangkaian yang sangat rumit menjadi rangkaian
yang kompleks. Dengan kata lain untuk
menyederhanakan suatu rangkaian loop ganda
dengan sebuah tahanan beban menjadi sebuah
rangkaian pengganti loop tunggal dengan
tahanan beban yang sama. Pada rangkaian
hevenin, tahanan beban merasakan sebuah
tahanan sumber yang terhubung seri dengan
sebuah sumber tegangan.
16. 2. Tegangan Thevenin
Tegangan Thevenin merupakan tegangan
yang tampak pada terminal-terminal
beban bila tahanan beban dilepaskan.
Maka dari itu, tegangan Thevenin acapkali
disebut tegangan rangkaian terbuka atau
tegangan beban terbuka (open).
Selain itu, tegangan Thevenin
didefenisiskan sebagai tegangaan yang
melewati terminal beban saat hambatan
beban terbuka. Defenisinya:
ETh = Eoc dengan Eoc merupakan singkatan
dari open circuit voltage.
17. 3. Tahanan Thevenin
Tahanan Thevenin adalah tahanan yang diukur pada
terminal-terminal beban ke arah sumber, bila semua
sumber yang ada dihilangkan. Ini berarti bahwa kita
harus menggantikan setiap sumber tegangan dengan
hubungan singkat dan setiap sumber arus dengan
hubungan terbuka.
Rangkaian setara Thevenin yang merupakan
penjelmaan dari Thevenin, menyatakan setiap
rangkaian dengan dua ujung atau gerbang tunggal
dapat digantikan dengan suatu sumber tegangan
tetap atau suatu gaya gerak listrik (ggl) dan suatu
hambatan seri dengan ggl tersebut.
18. Jika kedua ujung membentuk gerbang keluaran, hambatan
setara RTh disebut hambatan keluaran dan dinyatakan dengan
Ro, sebaliknya bila kedua terminal membentuk gerbang
masukan maka RTh disebut hambatan masukan, dinyatakan
dengan Rn, ini ditunjukkan pada gambar berikut:
Gerbang Gerbang
Masukan Keluaran
Gambar 2.1: Rangkaian Setara untuk Rangkaian dengan
Dua Gerbang
19. Adapun rangkaian yang terdapat dalam teorema Thevenin
yaitu sebagai berikut:
Gambar 2.2: (a) Rangkaian setara Norton
(B) Rangkaian setara Thevenin
20. RANGKAIAN NORTHON
1. Teorema Norton
Teorema Norton hanya membutuhkan beberapa menit
untuk dapat dipahami sebab dia hanya erat
hubungannya dengan teorema Thevenin. Bila
diberikan rangkaian Thevenin, maka teorema Norton
mengatakan bahwa kita dapat menggantikannya
dengan rangkaian Norton. Rangkaian pengganti
Norton mempunyai sumber arus ideal yang
dihubungkan paralel dengan sebuah tahanan sumber,
yang memberikan sumber arus tersebut memberikan
arus yang konstan sebesar, perlu diperhatikan bahwa
tahanan sumber mempunyai nilai yang sama dengan
tahanan Thevenin.
Back
21. Alat
Power Supply 1 buah
Multimeter 2 buah
Kabel Penghubung 10 buah
Komponen
- Potensiometer 1K ohm 1 buah
- Resistor 56 ohm 1 buah
- Resistor 220 ohm 1 buah
- Resistor 82 ohm 1 buah
- Resistor 50 ohm 1 buah
Back
22. Prosedur Kerja
Adapun prosedur kerja dari percobaan ini adalah sebagai
berikut:
- Mencatat nilai masing-masing komponen yang digunakan
- Membuat rangkaian seperti gambar berikut:
Gambar 3.1: Rangkaian untuk mengukur tegangan dan
hambatan Thevenin dan arus Norton.
23. - Mengukur tegangan sumber.
- Menentukan Eth atau Vab pada R4.
- Mengukur hambatan ekivalen (Rth) dengan
cara menghubung singkat sumber tegangan.
- Mengukur arus In dengan cara menghubung
singkat keluaran sehuingga R4 tidak berfungsi
dan dapat diabaikan.
- Mengukur tegangan pada Rheostat (Vl) dan
arus yang melewati Rheostat (Il) dengan
menggunakan multimeter.
- Mencatat hasil pengamatan pada tabel
pengamatan. back
24. KegiatanI: Sebelum posisi lilitan dibalik (Trafo Step-up)
Tabel 4.1: Menentukan Eth, Rth, dan In.
R1 = 56 ohm R3 = 82 ohm RL = 100 ohm
R2 = 220 ohm R4 = 50 ohm
NO Vs(V) ETH(V) IN (mA) RTh (k) VAB (V) IL (mA)
1 1,22 19,4
2 1,23 19,3
3 1,24 19,1
5,14 2,60 37,3 68
4 1,25 19,0
5 1,26 18,8
6 1,29 18,3
30. Grafik 1: Hubungan antara IL dan VL
IL (A)
19.5
19
18.5 y = -15.94x + 38.88
R族 = 0.994
18
1.2 1.22 1.24 1.26 1.28 1.3
VL (V)
31. Syarat x = Eth jika y = 0
x (v) = Eth jika y = 0
y =-15,94x + 38,88
0 =-15,94x + 38,88
15,94x = 38,88
x=
x = Eth = 2,43 Volt
32. Syarat y = IN jika x = o
y = -15,94x + 38,88
y = (-15,94)(0) + 38,88
y = 0 + 38,88
y = 38,88 mA
IN = 0,0388 A
IN = 0,04 A
RTh = Eth/IN
= 2,43/0,04
= 60,7 立
Back
33. Hasil Percobaan Hasil Analisis Data Hasil Analisis Grafik
Rth Eth In Rth Eth In Rth Eth In
68立 2,60 v 0,03 A 35,8立 1v 0,02 A 60,7立 2,43 v 0,04 A
34. Dari tabel di atas dapat kita ketahui bahwa,
berdasarkan percobaan diperoleh nilai ETh 2,60 Volt.
Kemudian berdasarkan perhitungan diperoleh 1 Volt,
dan berdasarkan grafik diperoleh 2,43 Volt dengan
tegangan sumber 5,14 Volt.
Untuk nilai RTh berdasarkan percobaan diperoleh nilai
68, sedangkan berdasarkan perhitungan diperoleh
nilai 35,8. Dan berdasarkan grafik yaitu 60,7.
Sedangkan untuk nilai IN pada kegiatan ini,
berdasarkan percobaan yaitu 0,03 A, berdasarkan
perhitungan yaitu 0,02 A, dan berdasarkan grafik
0,04A.
35. Hasil yang diperoleh dalam percobaan ini ada ketidak
sesuaian antara hasil pengukuran dengan hasil analisis data
serta dengan analisis grafik. Hal yang terkadang
menyebabkan hasil percobaan yang tidak sesuai dengan
teoritasnya adalah karena dalam melakukan percobaan
sering terjadi kesalahan oleh pengamat dalam melakukan
percobaan dan pembacaan pada alat ukur digital yang
nilainya selalu berubah-ubah serta penggunaan
potensiometer yang memiliki nilai resistansi yang sangat
besar sehingga kecenderungan arus mengalir ke resistor
dibandingkan ke potensiometer. Manakala data yang
diperoleh dalam percobaan tersebut mendekati teori dapat
disimpulkan bahwa percobaan yang dilakukan berhasil atau
sesuai harapan. Namun apabila data yang diperoleh sangat
berbeda jauh dengan teorinya, maka dapat disimpulkan
bahwa percobaan yang dilakukan tidak berhasil atau tidak
dapat dipercaya. back
36. Adapun kesimpulan pada percobaan kali ini adalah sebagai berikut:
1. Pada teorema Thevenin berlaku bahwa Suatu rangkaian yang rumit dapat
disederhanakan dengan suatu sumber tegangan tetap yang hanya terdiri dari
satu sumber tegangan tetap yang disusun seri dengan hambatan
ekivalennya.
2. Pada teorema Norton berlau bahawa Suatu rangkaian listrik yang rumit
dapat disederhanakan dengan suatu rangkaian yang hanya terdiri dari
sumber arus tetap yang disusun paralel dengan hambatan ekivalennya.
3. Dengan menerapkan kedua teorema ini, dapat dibuat suatu rangkaian yang
sangat sederhana dengan satu resistor dengan satu sumber tegangan tetap
dan satu sumber arus tetap yang setara dengan rangkaian yang rumit itu
dengan hanya melakukan pengukuran pada masukan dan keluarannya.
4. Untuk memperoleh arus norton dengan pengukuran maka keluaran
dihubung singkat. Sedangkan untuk mengukur hambatan ekivalennya maka
dihubung singkat sumber dan tegangan thevenin diukur pada keluaran
setelah hambatan beban dilepas.
back