際際滷

際際滷Share a Scribd company logo
 SUTRISNO         NURHADI KUSUMA HASAN    ANDI ILHAM BADAWI
 ULPI ANRIANI     KASMAWATI               ANNISWATI
 RISKA            MUSFIRA                 HASNIDAR
 TRISNAWATI       IKA ANDRIANI            AYU LESTARI


                    PENDIDIKAN FISIKA
             FAKULTAS TARBIYAH DAN KEGURUAN
                 UIN ALAUDDIN MAKASSAR
                         2012/2013
Latar                Alat dan
Belakang                Bahan


 Tujuan                Prosedor
percobaan                Kerja


Rumusan                 Hasil
Masalah               Percobaan


 Kajiann              Pembahasan
 Pustaka



            Penutup
Latar belakang
Jika kita berbicara tentang rangkaian
elektronika, maka kita tidak lepas
kaitannya dengan berbagai jenis
rangkaian elektronika, mulai dari
rangkaian elektronika yang kompleks
hingga rangkaian yang lebih
sederhana.
Pengertian hambatan setara tidak hanya
digunakan pada dua hambatan paralel
saja, akan tetapi untuk segala macam
hubungan antara beberapa buah
hambatan. Dengan menggunakan
rangkaian setara, kita dapat membahas
perilaku suatu alat elektronika
berdasarkan pengukuran pada keluaran
tanpa mengetahui rangkaian di
dalamnya.
Khusus untuk menyederhanakan suatu
rangkaian dari rangkaian yang rumit
menjadi rangkaian yang lebih sederhana,
maka ada dua rangkaian yang sering
digunakan yaitu rangkaian setara
Thevenin-Northon.
Untuk lebih memahami kedua rangkaian
ini, maka dilakukanlah percobaan yang
berjudul Rangkaian Setara
Thevenin_Northon                    Back
Adapun tujuan dari percobaan ini yaitu untuk
memahami dan menerapkan rangkaian setara
                         Thevenin-Northon




                                       Back
RANGKAIAN EKIVALEN (SETARA)
Dengan menggunakan rangkaian setara, kita dapat
melakukan pengukuran pada masukan dan keluaran
suatu piranti elektronik tanpa mengetahui
rangkaian di dalamnya. Ada dua macam rangkaian
setara yang lazim digunakan orang didalam suatu
rangkaian elektronika, yakni rangkaian setara
Thevenin dan rangkaian setara Northon. Dua buah
hambatan R1 dan R2 yang disusun secara parallel,
dapat digantikan dengan sebuah resistor bernilai R3
=       . Hambatan R3 ini disebut sebagai
hambatan setara dari R1 dan R2 dan biasa ditulis
sebagai R1//R2 (R1 paralel R2).
Adapun rumusan masalah dari percobaan ini
 yaitu bagaimana mahasiswa memahami dan
     menerapkan rangkaian setara Thevenin-
                                  Northon




                                    Back
Hambatan setara tidak hanya digunakan untuk
dua hambatan parallel saja, akan tetapi untuk
segala macam hubungan antara beberapa
buah hambatan.
Dalam hal suatu rangkaian listrik yang
mengandung sumber tegangan atau sumber
arus, atau kedua-duanya, serta mengandung
hambatan, kapasitor, dioda, transistor,
transformator, dan sebagainya, dapat
digunakan rangkaian setara.
Ada dua bentuk dasar rangkaian setara, yakni
rangkaian setara Thevenin dan rangkaian setara
Northon. Rangkaian setara Thevenin menggunakan
sumber tegangan tetap, yakni suatu sumber
tegangan ideal dengan tegangan keluaran yang tak
berubah, berapapun besarnya arus yang diambil
darinya. Rangkaian setara Northon menggunakan
sumber arus tetap, yang dapat menghasilkan arus
tetap, berapapun besar hambatan yang dipasang
pada keluarannya.
Dengan menggunakan rangkaian setara, kita dapat
membahas perilaku suatu alat elektronika
berdasarkan pengukuran pada keluaran tanpa
mengetahui rangkaian di dalamnya.
RANGKAIAN THEVENIN
1. Teorema Thevenin
M.L. Thevenin telah membuat suatu
lompatan kemajuan ketika Ia menemukan
sebuah teorema rangkaian yang setara yang
disebut sebagai teorema Thevenin. Sebuah
teorema merupakan pernyataan yang dapat
kita buktikan secara matematis. Karena
itulah, teorema bukan merupakan suatu
defenisi atau hukum. Dengan alasan itu, kita
mengklasifikasikan teorema sebagai suatu
penurunan.
Untuk menghitung arus hambatan pada
setiap nilai dari tahanan R1, yaitu dengan
mengkombinasikan secara seri dan paralel
tahanan-tahanan tersebut untuk
mendapatkan tahanan total yang durasakan
oleh sumber tegangan. Kemudian untuk
menghitung arus total dan bekerja kembali
kearah beban, yaitu dengan membagi-bagi
arus hingga akhirnya diperoleh arus beban.
Selain itu, kita juga dapat menyelesaikan hal
tersebut dengan persamaan simultan dari
loop-loop Kirchoff.
Thevenin menemukan bahwa setiap rangkaian
yang mempunyai loop ganda dapat
disederhanakan menjadi sebuah rangkaian
yang hanya terdiri dari loop. Rangkaian
bagaimana pun rumitnya selalu dapat
disederhanakan menjadi rangkaian loop
tunggal. Itulah sebabnya mengapa para
insinyur dan teknisi yang berpengalaman
sangat menggemari teorema Thevenin karena
dapat menyederhanakan sebuah rangkaian
yangbesar serta penuh komplikasi menjadi
sebuah rangkaian loop tunggal yang dapat
dengan mudah diselesaikan.
Teorema Thevenin merupakan suatu cara yang
paling efisien untuk menyelesaikan rangkaian-
rangkaian yang sangat rumit menjadi rangkaian
yang kompleks. Dengan kata lain untuk
menyederhanakan suatu rangkaian loop ganda
dengan sebuah tahanan beban menjadi sebuah
rangkaian pengganti loop tunggal dengan
tahanan beban yang sama. Pada rangkaian
hevenin, tahanan beban merasakan sebuah
tahanan sumber yang terhubung seri dengan
sebuah sumber tegangan.
RANGKAIAN THEVENIN-NORTHON
2. Tegangan Thevenin
Tegangan Thevenin merupakan tegangan
yang tampak pada terminal-terminal
beban bila tahanan beban dilepaskan.
Maka dari itu, tegangan Thevenin acapkali
disebut tegangan rangkaian terbuka atau
tegangan beban terbuka (open).
Selain itu, tegangan Thevenin
didefenisiskan sebagai tegangaan yang
melewati terminal beban saat hambatan
beban terbuka. Defenisinya:
ETh = Eoc dengan Eoc merupakan singkatan
dari open circuit voltage.
3. Tahanan Thevenin
Tahanan Thevenin adalah tahanan yang diukur pada
terminal-terminal beban ke arah sumber, bila semua
sumber yang ada dihilangkan. Ini berarti bahwa kita
harus menggantikan setiap sumber tegangan dengan
hubungan singkat dan setiap sumber arus dengan
hubungan terbuka.
Rangkaian setara Thevenin yang merupakan
penjelmaan dari Thevenin, menyatakan setiap
rangkaian dengan dua ujung atau gerbang tunggal
dapat digantikan dengan suatu sumber tegangan
tetap atau suatu gaya gerak listrik (ggl) dan suatu
hambatan seri dengan ggl tersebut.
Jika kedua ujung membentuk gerbang keluaran, hambatan
setara RTh disebut hambatan keluaran dan dinyatakan dengan
Ro, sebaliknya bila kedua terminal membentuk gerbang
masukan maka RTh disebut hambatan masukan, dinyatakan
dengan Rn, ini ditunjukkan pada gambar berikut:

Gerbang                                      Gerbang
Masukan                                      Keluaran




 Gambar 2.1: Rangkaian Setara untuk Rangkaian dengan
Dua Gerbang
Adapun rangkaian yang terdapat dalam teorema Thevenin
yaitu sebagai berikut:




Gambar 2.2: (a) Rangkaian setara Norton
            (B) Rangkaian setara Thevenin
RANGKAIAN NORTHON
1. Teorema Norton
Teorema Norton hanya membutuhkan beberapa menit
untuk dapat dipahami sebab dia hanya erat
hubungannya dengan teorema Thevenin. Bila
diberikan rangkaian Thevenin, maka teorema Norton
mengatakan bahwa kita dapat menggantikannya
dengan rangkaian Norton. Rangkaian pengganti
Norton mempunyai sumber arus ideal yang
dihubungkan paralel dengan sebuah tahanan sumber,
yang memberikan sumber arus tersebut memberikan
arus yang konstan sebesar, perlu diperhatikan bahwa
tahanan sumber mempunyai nilai yang sama dengan
tahanan Thevenin.
                                             Back
 Alat
  Power Supply             1 buah
  Multimeter               2 buah
  Kabel Penghubung       10 buah
 Komponen
 - Potensiometer 1K ohm    1 buah
 - Resistor 56 ohm         1 buah
 - Resistor 220 ohm        1 buah
 - Resistor 82 ohm         1 buah
 - Resistor 50 ohm         1 buah
                                     Back
Prosedur Kerja
Adapun prosedur kerja dari percobaan ini adalah sebagai
berikut:
- Mencatat nilai masing-masing komponen yang digunakan
- Membuat rangkaian seperti gambar berikut:




Gambar 3.1: Rangkaian untuk mengukur tegangan dan
hambatan Thevenin dan arus Norton.
- Mengukur tegangan sumber.
- Menentukan Eth atau Vab pada R4.
- Mengukur hambatan ekivalen (Rth) dengan
cara menghubung singkat sumber tegangan.
- Mengukur arus In dengan cara menghubung
singkat keluaran sehuingga R4 tidak berfungsi
dan dapat diabaikan.
- Mengukur tegangan pada Rheostat (Vl) dan
arus yang melewati Rheostat (Il) dengan
menggunakan multimeter.
- Mencatat hasil pengamatan pada tabel
pengamatan.                             back
KegiatanI: Sebelum posisi lilitan dibalik (Trafo Step-up)
Tabel 4.1: Menentukan Eth, Rth, dan In.
R1        = 56 ohm         R3         = 82 ohm           RL = 100 ohm
R2        = 220 ohm        R4         = 50 ohm

  NO     Vs(V)   ETH(V)   IN (mA)   RTh (k)   VAB (V)      IL (mA)



     1                                          1,22         19,4

  2                                             1,23         19,3

  3                                             1,24         19,1
         5,14     2,60     37,3       68
  4                                             1,25         19,0

  5                                             1,26         18,8

  6                                             1,29         18,3
 Menghitung Rth
 Rth = {(R1//R2)+R3}//R4
    = {(56//220)+82}//50
    = (44,6+82)//50
    = 126,6 // 50
    = 126,6 x 50
      126,6 + 50
    = 6330
      176,6
    = 35,8 立
 Menghitung Tegangan Thevenin (ETh)
  ETh    = I2 . R4
  Loop I
   Vs    = I1 (R1 + R2) - (I2 . R2) . (1.1)

  Loop II
  0 = I2 (R2 + R3 + R4) - (I1 . R2)

  I1 =                                . (1.2)
RANGKAIAN THEVENIN-NORTHON
Maka,
ETh = I2 . R4
    = 0,02 x 50 = 1 Volt.
Menghitung Arus Northon (IN)

 IN =

   =

   = 0,0279 A
 IN = 27,9 mA
Grafik 1: Hubungan antara IL dan VL
IL (A)
19.5
 19
18.5                         y = -15.94x + 38.88
                                 R族 = 0.994
 18
       1.2    1.22    1.24    1.26       1.28           1.3
                                                   VL (V)
Syarat x = Eth jika y = 0
   x (v) = Eth jika y = 0
       y =-15,94x + 38,88
       0 =-15,94x + 38,88
 15,94x = 38,88

      x=

      x = Eth = 2,43 Volt
Syarat y = IN            jika x = o
         y = -15,94x + 38,88
         y = (-15,94)(0) + 38,88
         y = 0 + 38,88
         y = 38,88 mA
        IN = 0,0388 A
        IN = 0,04 A
RTh = Eth/IN
    = 2,43/0,04
    = 60,7 立
                                      Back
Hasil Percobaan       Hasil Analisis Data    Hasil Analisis Grafik


Rth    Eth     In     Rth     Eth      In      Rth    Eth     In

68立   2,60 v 0,03 A   35,8立    1v    0,02 A   60,7立 2,43 v 0,04 A
Dari tabel di atas dapat kita ketahui bahwa,
berdasarkan percobaan diperoleh nilai ETh 2,60 Volt.
Kemudian berdasarkan perhitungan diperoleh 1 Volt,
dan berdasarkan grafik diperoleh 2,43 Volt dengan
tegangan sumber 5,14 Volt.
 Untuk nilai RTh berdasarkan percobaan diperoleh nilai
68, sedangkan berdasarkan perhitungan diperoleh
nilai 35,8. Dan berdasarkan grafik yaitu 60,7.
Sedangkan untuk nilai IN pada kegiatan ini,
berdasarkan percobaan yaitu 0,03 A, berdasarkan
perhitungan yaitu 0,02 A, dan berdasarkan grafik
0,04A.
Hasil yang diperoleh dalam percobaan ini ada ketidak
sesuaian antara hasil pengukuran dengan hasil analisis data
serta dengan analisis grafik. Hal yang terkadang
menyebabkan hasil percobaan yang tidak sesuai dengan
teoritasnya adalah karena dalam melakukan percobaan
sering terjadi kesalahan oleh pengamat dalam melakukan
percobaan dan pembacaan pada alat ukur digital yang
nilainya selalu berubah-ubah serta penggunaan
potensiometer yang memiliki nilai resistansi yang sangat
besar sehingga kecenderungan arus mengalir ke resistor
dibandingkan ke potensiometer. Manakala data yang
diperoleh dalam percobaan tersebut mendekati teori dapat
disimpulkan bahwa percobaan yang dilakukan berhasil atau
sesuai harapan. Namun apabila data yang diperoleh sangat
berbeda jauh dengan teorinya, maka dapat disimpulkan
bahwa percobaan yang dilakukan tidak berhasil atau tidak
dapat dipercaya.                                     back
Adapun kesimpulan pada percobaan kali ini adalah sebagai berikut:
1.  Pada teorema Thevenin berlaku bahwa Suatu rangkaian yang rumit dapat
    disederhanakan dengan suatu sumber tegangan tetap yang hanya terdiri dari
    satu sumber tegangan tetap yang disusun seri dengan hambatan
    ekivalennya.



2.   Pada teorema Norton berlau bahawa Suatu rangkaian listrik yang rumit
     dapat disederhanakan dengan suatu rangkaian yang hanya terdiri dari
     sumber arus tetap yang disusun paralel dengan hambatan ekivalennya.



3.   Dengan menerapkan kedua teorema ini, dapat dibuat suatu rangkaian yang
     sangat sederhana dengan satu resistor dengan satu sumber tegangan tetap
     dan satu sumber arus tetap yang setara dengan rangkaian yang rumit itu
     dengan hanya melakukan pengukuran pada masukan dan keluarannya.
4.   Untuk memperoleh arus norton dengan pengukuran maka keluaran
     dihubung singkat. Sedangkan untuk mengukur hambatan ekivalennya maka
     dihubung singkat sumber dan tegangan thevenin diukur pada keluaran
     setelah hambatan beban dilepas.
                                                                    back
ASSALAMU ALAIKUM
WARAHMATULLAHI WABARAKATU

More Related Content

RANGKAIAN THEVENIN-NORTHON

  • 1. SUTRISNO NURHADI KUSUMA HASAN ANDI ILHAM BADAWI ULPI ANRIANI KASMAWATI ANNISWATI RISKA MUSFIRA HASNIDAR TRISNAWATI IKA ANDRIANI AYU LESTARI PENDIDIKAN FISIKA FAKULTAS TARBIYAH DAN KEGURUAN UIN ALAUDDIN MAKASSAR 2012/2013
  • 2. Latar Alat dan Belakang Bahan Tujuan Prosedor percobaan Kerja Rumusan Hasil Masalah Percobaan Kajiann Pembahasan Pustaka Penutup
  • 3. Latar belakang Jika kita berbicara tentang rangkaian elektronika, maka kita tidak lepas kaitannya dengan berbagai jenis rangkaian elektronika, mulai dari rangkaian elektronika yang kompleks hingga rangkaian yang lebih sederhana.
  • 4. Pengertian hambatan setara tidak hanya digunakan pada dua hambatan paralel saja, akan tetapi untuk segala macam hubungan antara beberapa buah hambatan. Dengan menggunakan rangkaian setara, kita dapat membahas perilaku suatu alat elektronika berdasarkan pengukuran pada keluaran tanpa mengetahui rangkaian di dalamnya.
  • 5. Khusus untuk menyederhanakan suatu rangkaian dari rangkaian yang rumit menjadi rangkaian yang lebih sederhana, maka ada dua rangkaian yang sering digunakan yaitu rangkaian setara Thevenin-Northon. Untuk lebih memahami kedua rangkaian ini, maka dilakukanlah percobaan yang berjudul Rangkaian Setara Thevenin_Northon Back
  • 6. Adapun tujuan dari percobaan ini yaitu untuk memahami dan menerapkan rangkaian setara Thevenin-Northon Back
  • 7. RANGKAIAN EKIVALEN (SETARA) Dengan menggunakan rangkaian setara, kita dapat melakukan pengukuran pada masukan dan keluaran suatu piranti elektronik tanpa mengetahui rangkaian di dalamnya. Ada dua macam rangkaian setara yang lazim digunakan orang didalam suatu rangkaian elektronika, yakni rangkaian setara Thevenin dan rangkaian setara Northon. Dua buah hambatan R1 dan R2 yang disusun secara parallel, dapat digantikan dengan sebuah resistor bernilai R3 = . Hambatan R3 ini disebut sebagai hambatan setara dari R1 dan R2 dan biasa ditulis sebagai R1//R2 (R1 paralel R2).
  • 8. Adapun rumusan masalah dari percobaan ini yaitu bagaimana mahasiswa memahami dan menerapkan rangkaian setara Thevenin- Northon Back
  • 9. Hambatan setara tidak hanya digunakan untuk dua hambatan parallel saja, akan tetapi untuk segala macam hubungan antara beberapa buah hambatan. Dalam hal suatu rangkaian listrik yang mengandung sumber tegangan atau sumber arus, atau kedua-duanya, serta mengandung hambatan, kapasitor, dioda, transistor, transformator, dan sebagainya, dapat digunakan rangkaian setara.
  • 10. Ada dua bentuk dasar rangkaian setara, yakni rangkaian setara Thevenin dan rangkaian setara Northon. Rangkaian setara Thevenin menggunakan sumber tegangan tetap, yakni suatu sumber tegangan ideal dengan tegangan keluaran yang tak berubah, berapapun besarnya arus yang diambil darinya. Rangkaian setara Northon menggunakan sumber arus tetap, yang dapat menghasilkan arus tetap, berapapun besar hambatan yang dipasang pada keluarannya. Dengan menggunakan rangkaian setara, kita dapat membahas perilaku suatu alat elektronika berdasarkan pengukuran pada keluaran tanpa mengetahui rangkaian di dalamnya.
  • 11. RANGKAIAN THEVENIN 1. Teorema Thevenin M.L. Thevenin telah membuat suatu lompatan kemajuan ketika Ia menemukan sebuah teorema rangkaian yang setara yang disebut sebagai teorema Thevenin. Sebuah teorema merupakan pernyataan yang dapat kita buktikan secara matematis. Karena itulah, teorema bukan merupakan suatu defenisi atau hukum. Dengan alasan itu, kita mengklasifikasikan teorema sebagai suatu penurunan.
  • 12. Untuk menghitung arus hambatan pada setiap nilai dari tahanan R1, yaitu dengan mengkombinasikan secara seri dan paralel tahanan-tahanan tersebut untuk mendapatkan tahanan total yang durasakan oleh sumber tegangan. Kemudian untuk menghitung arus total dan bekerja kembali kearah beban, yaitu dengan membagi-bagi arus hingga akhirnya diperoleh arus beban. Selain itu, kita juga dapat menyelesaikan hal tersebut dengan persamaan simultan dari loop-loop Kirchoff.
  • 13. Thevenin menemukan bahwa setiap rangkaian yang mempunyai loop ganda dapat disederhanakan menjadi sebuah rangkaian yang hanya terdiri dari loop. Rangkaian bagaimana pun rumitnya selalu dapat disederhanakan menjadi rangkaian loop tunggal. Itulah sebabnya mengapa para insinyur dan teknisi yang berpengalaman sangat menggemari teorema Thevenin karena dapat menyederhanakan sebuah rangkaian yangbesar serta penuh komplikasi menjadi sebuah rangkaian loop tunggal yang dapat dengan mudah diselesaikan.
  • 14. Teorema Thevenin merupakan suatu cara yang paling efisien untuk menyelesaikan rangkaian- rangkaian yang sangat rumit menjadi rangkaian yang kompleks. Dengan kata lain untuk menyederhanakan suatu rangkaian loop ganda dengan sebuah tahanan beban menjadi sebuah rangkaian pengganti loop tunggal dengan tahanan beban yang sama. Pada rangkaian hevenin, tahanan beban merasakan sebuah tahanan sumber yang terhubung seri dengan sebuah sumber tegangan.
  • 16. 2. Tegangan Thevenin Tegangan Thevenin merupakan tegangan yang tampak pada terminal-terminal beban bila tahanan beban dilepaskan. Maka dari itu, tegangan Thevenin acapkali disebut tegangan rangkaian terbuka atau tegangan beban terbuka (open). Selain itu, tegangan Thevenin didefenisiskan sebagai tegangaan yang melewati terminal beban saat hambatan beban terbuka. Defenisinya: ETh = Eoc dengan Eoc merupakan singkatan dari open circuit voltage.
  • 17. 3. Tahanan Thevenin Tahanan Thevenin adalah tahanan yang diukur pada terminal-terminal beban ke arah sumber, bila semua sumber yang ada dihilangkan. Ini berarti bahwa kita harus menggantikan setiap sumber tegangan dengan hubungan singkat dan setiap sumber arus dengan hubungan terbuka. Rangkaian setara Thevenin yang merupakan penjelmaan dari Thevenin, menyatakan setiap rangkaian dengan dua ujung atau gerbang tunggal dapat digantikan dengan suatu sumber tegangan tetap atau suatu gaya gerak listrik (ggl) dan suatu hambatan seri dengan ggl tersebut.
  • 18. Jika kedua ujung membentuk gerbang keluaran, hambatan setara RTh disebut hambatan keluaran dan dinyatakan dengan Ro, sebaliknya bila kedua terminal membentuk gerbang masukan maka RTh disebut hambatan masukan, dinyatakan dengan Rn, ini ditunjukkan pada gambar berikut: Gerbang Gerbang Masukan Keluaran Gambar 2.1: Rangkaian Setara untuk Rangkaian dengan Dua Gerbang
  • 19. Adapun rangkaian yang terdapat dalam teorema Thevenin yaitu sebagai berikut: Gambar 2.2: (a) Rangkaian setara Norton (B) Rangkaian setara Thevenin
  • 20. RANGKAIAN NORTHON 1. Teorema Norton Teorema Norton hanya membutuhkan beberapa menit untuk dapat dipahami sebab dia hanya erat hubungannya dengan teorema Thevenin. Bila diberikan rangkaian Thevenin, maka teorema Norton mengatakan bahwa kita dapat menggantikannya dengan rangkaian Norton. Rangkaian pengganti Norton mempunyai sumber arus ideal yang dihubungkan paralel dengan sebuah tahanan sumber, yang memberikan sumber arus tersebut memberikan arus yang konstan sebesar, perlu diperhatikan bahwa tahanan sumber mempunyai nilai yang sama dengan tahanan Thevenin. Back
  • 21. Alat Power Supply 1 buah Multimeter 2 buah Kabel Penghubung 10 buah Komponen - Potensiometer 1K ohm 1 buah - Resistor 56 ohm 1 buah - Resistor 220 ohm 1 buah - Resistor 82 ohm 1 buah - Resistor 50 ohm 1 buah Back
  • 22. Prosedur Kerja Adapun prosedur kerja dari percobaan ini adalah sebagai berikut: - Mencatat nilai masing-masing komponen yang digunakan - Membuat rangkaian seperti gambar berikut: Gambar 3.1: Rangkaian untuk mengukur tegangan dan hambatan Thevenin dan arus Norton.
  • 23. - Mengukur tegangan sumber. - Menentukan Eth atau Vab pada R4. - Mengukur hambatan ekivalen (Rth) dengan cara menghubung singkat sumber tegangan. - Mengukur arus In dengan cara menghubung singkat keluaran sehuingga R4 tidak berfungsi dan dapat diabaikan. - Mengukur tegangan pada Rheostat (Vl) dan arus yang melewati Rheostat (Il) dengan menggunakan multimeter. - Mencatat hasil pengamatan pada tabel pengamatan. back
  • 24. KegiatanI: Sebelum posisi lilitan dibalik (Trafo Step-up) Tabel 4.1: Menentukan Eth, Rth, dan In. R1 = 56 ohm R3 = 82 ohm RL = 100 ohm R2 = 220 ohm R4 = 50 ohm NO Vs(V) ETH(V) IN (mA) RTh (k) VAB (V) IL (mA) 1 1,22 19,4 2 1,23 19,3 3 1,24 19,1 5,14 2,60 37,3 68 4 1,25 19,0 5 1,26 18,8 6 1,29 18,3
  • 25. Menghitung Rth Rth = {(R1//R2)+R3}//R4 = {(56//220)+82}//50 = (44,6+82)//50 = 126,6 // 50 = 126,6 x 50 126,6 + 50 = 6330 176,6 = 35,8 立
  • 26. Menghitung Tegangan Thevenin (ETh) ETh = I2 . R4 Loop I Vs = I1 (R1 + R2) - (I2 . R2) . (1.1) Loop II 0 = I2 (R2 + R3 + R4) - (I1 . R2) I1 = . (1.2)
  • 28. Maka, ETh = I2 . R4 = 0,02 x 50 = 1 Volt.
  • 29. Menghitung Arus Northon (IN) IN = = = 0,0279 A IN = 27,9 mA
  • 30. Grafik 1: Hubungan antara IL dan VL IL (A) 19.5 19 18.5 y = -15.94x + 38.88 R族 = 0.994 18 1.2 1.22 1.24 1.26 1.28 1.3 VL (V)
  • 31. Syarat x = Eth jika y = 0 x (v) = Eth jika y = 0 y =-15,94x + 38,88 0 =-15,94x + 38,88 15,94x = 38,88 x= x = Eth = 2,43 Volt
  • 32. Syarat y = IN jika x = o y = -15,94x + 38,88 y = (-15,94)(0) + 38,88 y = 0 + 38,88 y = 38,88 mA IN = 0,0388 A IN = 0,04 A RTh = Eth/IN = 2,43/0,04 = 60,7 立 Back
  • 33. Hasil Percobaan Hasil Analisis Data Hasil Analisis Grafik Rth Eth In Rth Eth In Rth Eth In 68立 2,60 v 0,03 A 35,8立 1v 0,02 A 60,7立 2,43 v 0,04 A
  • 34. Dari tabel di atas dapat kita ketahui bahwa, berdasarkan percobaan diperoleh nilai ETh 2,60 Volt. Kemudian berdasarkan perhitungan diperoleh 1 Volt, dan berdasarkan grafik diperoleh 2,43 Volt dengan tegangan sumber 5,14 Volt. Untuk nilai RTh berdasarkan percobaan diperoleh nilai 68, sedangkan berdasarkan perhitungan diperoleh nilai 35,8. Dan berdasarkan grafik yaitu 60,7. Sedangkan untuk nilai IN pada kegiatan ini, berdasarkan percobaan yaitu 0,03 A, berdasarkan perhitungan yaitu 0,02 A, dan berdasarkan grafik 0,04A.
  • 35. Hasil yang diperoleh dalam percobaan ini ada ketidak sesuaian antara hasil pengukuran dengan hasil analisis data serta dengan analisis grafik. Hal yang terkadang menyebabkan hasil percobaan yang tidak sesuai dengan teoritasnya adalah karena dalam melakukan percobaan sering terjadi kesalahan oleh pengamat dalam melakukan percobaan dan pembacaan pada alat ukur digital yang nilainya selalu berubah-ubah serta penggunaan potensiometer yang memiliki nilai resistansi yang sangat besar sehingga kecenderungan arus mengalir ke resistor dibandingkan ke potensiometer. Manakala data yang diperoleh dalam percobaan tersebut mendekati teori dapat disimpulkan bahwa percobaan yang dilakukan berhasil atau sesuai harapan. Namun apabila data yang diperoleh sangat berbeda jauh dengan teorinya, maka dapat disimpulkan bahwa percobaan yang dilakukan tidak berhasil atau tidak dapat dipercaya. back
  • 36. Adapun kesimpulan pada percobaan kali ini adalah sebagai berikut: 1. Pada teorema Thevenin berlaku bahwa Suatu rangkaian yang rumit dapat disederhanakan dengan suatu sumber tegangan tetap yang hanya terdiri dari satu sumber tegangan tetap yang disusun seri dengan hambatan ekivalennya. 2. Pada teorema Norton berlau bahawa Suatu rangkaian listrik yang rumit dapat disederhanakan dengan suatu rangkaian yang hanya terdiri dari sumber arus tetap yang disusun paralel dengan hambatan ekivalennya. 3. Dengan menerapkan kedua teorema ini, dapat dibuat suatu rangkaian yang sangat sederhana dengan satu resistor dengan satu sumber tegangan tetap dan satu sumber arus tetap yang setara dengan rangkaian yang rumit itu dengan hanya melakukan pengukuran pada masukan dan keluarannya. 4. Untuk memperoleh arus norton dengan pengukuran maka keluaran dihubung singkat. Sedangkan untuk mengukur hambatan ekivalennya maka dihubung singkat sumber dan tegangan thevenin diukur pada keluaran setelah hambatan beban dilepas. back