Perhitungan Harga Satuan dan Cost of Goods Sold dengan Activity Based Costing...Kanaidi ken
油
#1. Dokumen tersebut membahas tentang Activity Based Costing (ABC) sebagai metode perhitungan biaya yang lebih akurat dengan mempertimbangkan biaya langsung dan tidak langsung untuk setiap aktivitas dalam produksi. #2. ABC mengalokasikan biaya ke setiap aktivitas berdasarkan penggerak biaya, lalu mengalokasikan biaya aktivitas ke objek biaya seperti produk berdasarkan penggerak aktivitas. #3. Penerapan ABC membutuhkan sy
Sistem activity based costing (ABC) mengidentifikasi biaya aktivitas dan mengalokasikannya ke produk berdasarkan penggunaan aktivitas. Sistem ini lebih akurat dalam mengalokasikan biaya overhead dibanding metode tradisional karena mempertimbangkan faktor penyebab biaya selain volume produksi. Contoh kasus menunjukkan biaya per unit yang dihitung menggunakan ABC untuk dua produk PT Baju yaitu Rp50 untuk polos dan Rp95 untuk bercorak.
Activity based costing dan activity based managementWulanDari129
油
1. Aktivitas berbasis biaya dan manajemen berbasis aktivitas merupakan metode untuk mengalokasikan biaya tidak langsung ke produk berdasarkan penggunaan sumber daya masing-masing produk.
2. Sistem ini menghindari undercosting dan overcosting dengan lebih akurat mengalokasikan biaya ke produk.
3. Implementasi sistem aktivitas berbasis biaya dapat meningkatkan pengambilan keputusan manajemen terkait penetapan harga, perbaikan proses,
Dokumen tersebut membahas konsep dasar akuntansi manajemen yang mencakup pembebanan biaya, biaya produk dan jasa, serta sistem akuntansi manajemen. Pembebanan biaya dapat dilakukan melalui penelusuran langsung, penggerak, atau alokasi. Biaya produk dan jasa berbeda untuk tujuan berbeda sesuai dengan rantai nilai perusahaan. Sistem akuntansi manajemen digunakan untuk mengukur dan membebankan biaya ke
Dokumen tersebut membahas konsep dan proses Activity Based Costing System (ABC) untuk mengalokasikan biaya overhead ke produk berdasarkan aktivitas. ABC mengidentifikasi aktivitas yang mengkonsumsi sumber daya, mengalokasikan biaya ke aktivitas tersebut, lalu mengalokasikan biaya aktivitas ke produk berdasarkan cost driver masing-masing aktivitas. Diberikan ilustrasi penerapan ABC pada perusahaan PT. KFC untuk menghitung biaya produksi dua jenis produknya
Ringkasan dokumen tersebut adalah: (1) Activity based costing (ABC) adalah metode penentuan biaya produksi yang lebih akurat dengan mempertimbangkan hubungan antara biaya, aktivitas, dan produk; (2) Tujuan ABC adalah mengalokasikan biaya ke aktivitas dan produk sesuai pemakaian; (3) Keuntungan ABC termasuk membantu pengambilan keputusan, menentukan harga lebih baik, dan analisis biaya yang lebih baik.
Penentuan biaya produk berdasarkan aktivitas20ianpratama
油
Activity-based costing (ABC) membebankan biaya ke produk atau jasa berdasarkan konsumsi terhadap aktivitas. Sistem ini menggunakan dasar pemikiran bahwa produk atau jasa perusahaan diperoleh melalui pelaksanaan aktivitas dan aktivitas tersebut membutuhkan biaya. Setelah sumber daya dibebankan ke aktivitas, aktivitas kemudian dibebankan ke obyek biaya sesuai dengan penggunaannya. ABC mengakui hubungan sebab akibat antara cost driver dengan aktivias.
Dokumen tersebut membahas sistem perhitungan biaya berdasarkan aktivitas yang meliputi klasifikasi aktivitas, perhitungan biaya aktivitas primer dan sekunder, pembebanan biaya aktivitas pada produk, serta cara mengurangi kompleksitas sistem perhitungan biaya berdasarkan aktivitas.
ABC is designed to provide managers with cost information for
strategic and other decisions that potentially affect capacity, and therefore, affect fixed as well as variable costs.
Dokumen tersebut membahas tentang perhitungan biaya berdasarkan aktivitas dengan menggunakan metode activity based costing (ABC). ABC menelusuri biaya aktivitas dan kemudian ke produk dengan menggunakan penggerak biaya aktivitas berdasarkan unit maupun non unit. Dokumen ini menjelaskan prosedur penerapan ABC serta contoh kasus penerapannya pada perusahaan Amanah Corporation.
ACTIVITY BASED COSTING & ACTIVITY BASED MANAGEMENT: (MANAJEMEN BERDASARKAN A...AlfiRidho1
油
Manajemen Berdasarkan Aktivitas (ABM) adalah pendekatan untuk keseluruhan sistem yang terintegrasi dan berfokus pada perhatian manajemen atas berbagai aktivitas dengan tujuan meningkatkan nilai bagi pelanggan dan laba yang dicapai dengan mewujudkan nilai tersebut.
Dokumen ini membahas sistem akuntansi biaya Activity Based Costing (ABC) dan produksi Just in Time (JIT). ABC mengalokasikan biaya ke aktivitas dan produk berdasarkan pemicu biaya, sedangkan JIT berfokus pada penghapusan aktivitas yang tidak menambah nilai untuk meningkatkan efisiensi dan mutu. Dokumen ini juga membandingkan pendekatan biaya tradisional dan JIT.
Dokumen tersebut membahas tentang alokasi biaya departemen pendukung ke departemen produksi dan cara menentukan tarif overhead. Terdapat tiga metode alokasi biaya departemen pendukung yaitu metode alokasi langsung, berurutan, dan timbal balik. Dokumen juga membahas tentang alokasi biaya bersama (joint cost) untuk produk patungan dan pentingnya alokasi biaya tersebut.
Bab 4 membahas kalkulasi biaya berdasarkan aktivitas. Sistem ini mengidentifikasi aktivitas utama, mengelompokkan biaya berdasarkan aktivitas, dan mengalokasikan biaya ke produk berdasarkan penggerak aktivitas. Hal ini menghasilkan alokasi biaya yang lebih akurat dibandingkan sistem tradisional, dan mendukung pengambilan keputusan dalam lingkungan produksi just-in-time.
Activity based costing adalah salah satu metode akuntansi yang dilakukan untuk meningkatkan informasi biaya yang lebih akurat dibanding metode konvensional. Titik berat penghitungan biaya menggunakan metode activity based costing terletak pada aktivitas-aktivitas yang dilakukan suatu perusahaan dalam proses produksi.
Masukan untuk Peta Jalan Strategis Keangkasaan IndonesiaDadang Solihin
油
Tujuan penyusunan naskah masukan untuk peta jalan strategis keangkasaan Indonesia ini adalah untuk meningkatkan kedaulatan dan pemanfaatan wilayah angkasa Indonesia dalam rangka memperkuat Ketahanan Nasional dan Visi Indonesia Emas 2045.
Dokumen tersebut membahas konsep dan proses Activity Based Costing System (ABC) untuk mengalokasikan biaya overhead ke produk berdasarkan aktivitas. ABC mengidentifikasi aktivitas yang mengkonsumsi sumber daya, mengalokasikan biaya ke aktivitas tersebut, lalu mengalokasikan biaya aktivitas ke produk berdasarkan cost driver masing-masing aktivitas. Diberikan ilustrasi penerapan ABC pada perusahaan PT. KFC untuk menghitung biaya produksi dua jenis produknya
Ringkasan dokumen tersebut adalah: (1) Activity based costing (ABC) adalah metode penentuan biaya produksi yang lebih akurat dengan mempertimbangkan hubungan antara biaya, aktivitas, dan produk; (2) Tujuan ABC adalah mengalokasikan biaya ke aktivitas dan produk sesuai pemakaian; (3) Keuntungan ABC termasuk membantu pengambilan keputusan, menentukan harga lebih baik, dan analisis biaya yang lebih baik.
Penentuan biaya produk berdasarkan aktivitas20ianpratama
油
Activity-based costing (ABC) membebankan biaya ke produk atau jasa berdasarkan konsumsi terhadap aktivitas. Sistem ini menggunakan dasar pemikiran bahwa produk atau jasa perusahaan diperoleh melalui pelaksanaan aktivitas dan aktivitas tersebut membutuhkan biaya. Setelah sumber daya dibebankan ke aktivitas, aktivitas kemudian dibebankan ke obyek biaya sesuai dengan penggunaannya. ABC mengakui hubungan sebab akibat antara cost driver dengan aktivias.
Dokumen tersebut membahas sistem perhitungan biaya berdasarkan aktivitas yang meliputi klasifikasi aktivitas, perhitungan biaya aktivitas primer dan sekunder, pembebanan biaya aktivitas pada produk, serta cara mengurangi kompleksitas sistem perhitungan biaya berdasarkan aktivitas.
ABC is designed to provide managers with cost information for
strategic and other decisions that potentially affect capacity, and therefore, affect fixed as well as variable costs.
Dokumen tersebut membahas tentang perhitungan biaya berdasarkan aktivitas dengan menggunakan metode activity based costing (ABC). ABC menelusuri biaya aktivitas dan kemudian ke produk dengan menggunakan penggerak biaya aktivitas berdasarkan unit maupun non unit. Dokumen ini menjelaskan prosedur penerapan ABC serta contoh kasus penerapannya pada perusahaan Amanah Corporation.
ACTIVITY BASED COSTING & ACTIVITY BASED MANAGEMENT: (MANAJEMEN BERDASARKAN A...AlfiRidho1
油
Manajemen Berdasarkan Aktivitas (ABM) adalah pendekatan untuk keseluruhan sistem yang terintegrasi dan berfokus pada perhatian manajemen atas berbagai aktivitas dengan tujuan meningkatkan nilai bagi pelanggan dan laba yang dicapai dengan mewujudkan nilai tersebut.
Dokumen ini membahas sistem akuntansi biaya Activity Based Costing (ABC) dan produksi Just in Time (JIT). ABC mengalokasikan biaya ke aktivitas dan produk berdasarkan pemicu biaya, sedangkan JIT berfokus pada penghapusan aktivitas yang tidak menambah nilai untuk meningkatkan efisiensi dan mutu. Dokumen ini juga membandingkan pendekatan biaya tradisional dan JIT.
Dokumen tersebut membahas tentang alokasi biaya departemen pendukung ke departemen produksi dan cara menentukan tarif overhead. Terdapat tiga metode alokasi biaya departemen pendukung yaitu metode alokasi langsung, berurutan, dan timbal balik. Dokumen juga membahas tentang alokasi biaya bersama (joint cost) untuk produk patungan dan pentingnya alokasi biaya tersebut.
Bab 4 membahas kalkulasi biaya berdasarkan aktivitas. Sistem ini mengidentifikasi aktivitas utama, mengelompokkan biaya berdasarkan aktivitas, dan mengalokasikan biaya ke produk berdasarkan penggerak aktivitas. Hal ini menghasilkan alokasi biaya yang lebih akurat dibandingkan sistem tradisional, dan mendukung pengambilan keputusan dalam lingkungan produksi just-in-time.
Activity based costing adalah salah satu metode akuntansi yang dilakukan untuk meningkatkan informasi biaya yang lebih akurat dibanding metode konvensional. Titik berat penghitungan biaya menggunakan metode activity based costing terletak pada aktivitas-aktivitas yang dilakukan suatu perusahaan dalam proses produksi.
Masukan untuk Peta Jalan Strategis Keangkasaan IndonesiaDadang Solihin
油
Tujuan penyusunan naskah masukan untuk peta jalan strategis keangkasaan Indonesia ini adalah untuk meningkatkan kedaulatan dan pemanfaatan wilayah angkasa Indonesia dalam rangka memperkuat Ketahanan Nasional dan Visi Indonesia Emas 2045.
MATERI KE 3 BACAAN MAD (PANJANG) TAHSIN 2025BangZiel
油
Materi ini membahas hukum bacaan Mad (panjang) dalam ilmu tajwid, yang terjadi ketika ada huruf mad (悋, , ) dalam bacaan Al-Qur'an. Pembahasan mencakup jenis-jenis mad, hukum bacaan, serta panjangnya dalam harakat.
TAKLIMAT PENGURUSAN DAN PENDAFTARAN TAHUN SATU.pptxhelvy3
油
KELOMPOK 2_AKUNTANSI BERBASIS AKTIVITAS.pptx
2. Umumnya kos produksi merupakan penjumlahan dari kos bahan baku,
tenaga kerja langsung dan overhead. Ketika kos telah ditetapkan pada suatu objek
kos maka selanjutnya dapat dihitung berapa kos per unit dengan membagi total kos
dengan unitnya. Kos produksi per unit merupakan informasi kritikan bagi jenis
perusahaan apapun. Penentuan kos produk yang salah menyebabkan pengambilan
keputusan dalam hal penentuan harga jual produk yang salah pula yang berakibat
profit tidak dapat dicapai secara maksimum dan dalam jangka panjang dapat
menyebabkan perusahaan kalah bersaing. Selain itu, informasi yang disajikan ke
pihak eksternal menjadi tidak tepat dan dapat menyebabkan pihak eksternal salah
dalam menilai kondisi perusahaan. Oleh karena itu, ke akuratan dalam penetapan
kas ke kos produksi tentu saja menjadi hal yang diprioritaskan.
3. A. KOS OVERHEAD PABRIK: SUMBER MASALAH
Menurut pandangan konvensional cost overhead pabrik merupakan unsur tidak langsung
pembentuk harga pokok produksi. Di mana kos-kos tersebut sulit ditelusuri ke setiap produk yang
diproduksi sehingga harus dibebankan melalui proses alokasi. Masalahnya yaitu bagaimana
mengalokasikan cos tersebut supaya adil? Sedangkan sistem cost konvensional mengalokasikannya
hanya dengan dasar alokasi yang bersifat unit related atau unit volume seperti jam kerja langsung ke
meja mesin, unit hasil, nilai rupiah bahan, dan sebagainya.
4. B. PRODUSER DUA TAHAP DALAM SISTEM PENETAPAN KOS CONVENSIONAL
Sistem penetapan cost konvensional dalam suatu perusahaan manufaktur membebankan cost produksi
tidak langsung melalui prosedur dua tahap yaitu tahap pertama cost cost ditelusuri ke pusat-pusat cos, dan tahap
kedua mengembangkan cost ke produk. Jumlah cos tidak langsung yang tertampung dalam pusat kost jika
dibagi dengan jumlah kuantitas dasar alokasi yang dipilih disebut dengan tarif alokasi. Selanjutnya, besar cos
yang dibebankan untuk setiap jenis produk yang diproduksi diperoleh dengan cara mengalihkan tarif alokasi
dengan kapasitas aktual dasar alokasi. Misalnya yaitu dasar alokasi merupakan jam kerja langsung, maka beban
merupakan tarif alokasi dikalikan dengan jam kerja langsung aktual untuk produk yang bersangkutan. Lihat
pada gambar 3.1 (halaman 3.7)
5. C. PERHITUNGAN KOS BERDASARKAN ABC
Perhitungan kos berdasarkan aktivitas (ABC) merupakan suatu metode penetapan harga
pokok produksi yang pertama-tama menelusuri Kaskus ke aktivitas, kemudian ke produk. Gimana
sistem tersebut dirancang atas dasar landasan pikiran bahwa pembuatan produk memerlukan
aktivitas, dan aktivitas tersebut mengonsumsi sumber daya. Jika manajemen melayani kebutuhan
konsumen dengan filosofi bahwa perusahaan tidak akan membebani konsumen dengan beban
aktivitas tidak menambah nilai (non value added Cost) maka manajemen akan senantiasa berusaha
melakukan penyempurnaan terhadap berbagai aktivitas yang menghasilkan produk oleh karena itu,
sistem informasi akuntansi yang didasarkan pada aktivitas merupakan sistem yang relevan dengan
kebutuhan manajemen dewasa ini. Penjelasan bisa dilihat pada gambar 3.2 (halaman 3.8)
6. Berdasarkan gambar 3.3 maka tahap pertama adalah menentukan aktivitas-aktivitas yang terjadi di mana
hasil tahap ini adalah:
1. Klasifikasi aktivitas aktivitas yang terjadi dikelompokkan menjadi 4 kelompok yaitu:
a. Unit level activity
b. Batch level activity
c. Product level activity
d. Facility sustaining level activity
2. Pengasosiasian kos dengan aktivitas
3. Seperangkat kos pool homogen
4. Pool Rates (tarif pool) bisa dilihat pada gambar 3.3 (halaman 3.9)
5. Kos aktivitas aras unit (unit level activity costs)
6. kost aktivitas aras batch (Batch level activity costs)
7. Kos aktivitas aras produk (product level activity costs)
8. Kos aktivitas aras fasilitas (facility sustaining level activity costs)
7. E. ABC: APAKAH LEBIH BAIK DIBANDINGKAN KONVENSIONAL
Pada bagian sebelumnya telah dipaparkan bahwa pengalokasian kos overhead berdasarkan sistem
konvensional (tradisional) arbitrer karena dasar alokasi yang digunakan sifatnya unit-related. Penetapan kos
berdasarkan cara konvensional (tradisional atau fungsional) melibatkan dua tahap. Pertama, kos-kos tidak
langsung ditelusuri, baik yang berhubungan dengan produksi maupun penunjang dibebankan ke pusat-pusat
kos. Kedua, kos dibebankan ke produk dengan menggunakan suatu ukuran yang seragam (yang bersifat unit-
level sebagai dasar alokasi).
8. Penetapan kos berdasarkan aktivitas (activity-based costing) berusaha menghilangkan distorsi
tersebut dengan menambah sub tahapan dimana kos-kos tidak langsung terlebih dahulu ditelusuri dan
dialokasikan pada aktivitas. Jika ternyata aktivitas yang ada pada perusahaan sangatlah banyak maka
untuk memudahkan aktivitas-aktivitas tersebut dapat dikelompokkan menjadi empat kelompok
sehingga akan memiliki pemicu kos yang homogen (disebut cost pool). Penetapan kos berdasarkan
aktivitas lebih menghasilkan total kos manufaktur yang nantinya mendekati akurat dibandingkan
traditional costing. ABC (activity-based costing) akan tepat diterapkan pada perusahaan yang memiliki
karakteristik berikut ini. Pertama, adalah pada perusahaan yang memiliki porsi non-unit overhead cost
yang sangat besar. Kedua, diversity product, yang mana artinya produk-produk yang diproduksi
mengonsumsi sumber daya dengan proporsi yang berbeda-beda. Cara mengetahui produk-produk yang
diproduksi oleh perusahaan memiliki konsumsi sumber daya dengan proporsi yang berbeda-beda yaitu
dapat diketahui lewat perhitungan rasio konsumsi.
9. Setelah mengetahui rasio konsumsi masing-masing produk selanjutnya
dapat dianalisis apakah terjadi product diversity atau tidak. Product diversity
akan terjadi ketika rasio konsumsi antar produk pada suatu aktivitas ada yang
tinggi, sedangkan pada aktivitas lainnya justru rendah. Apabila perusahaan tidak
memiliki karakteristik tersebut, justru mungkin traditional costing lebih tepat
untuk digunakan karena jika menggunakan ABC, justru benefit yang diperoleh
tidak sebanding dengan cost yang dikeluarkan. Penggunaan ABC memerlukan
kos yang luar biasa besar tidak hanya berkaitan dengan rupiah yang dikeluarkan,
namun juga waktu yang dikerahkan. Untuk menggunakan ABC hal awal yang
harus dilakukan adalah wawancara ke seluruh bagian departemen. Informasi
yang harus diperoleh dari wawancara adalah nama aktivitas, deskripsi aktivitas,
kos objek, pemicu aktivitas, presentase waktu per aktivitas, dan lain sebagainya.
Contohnya ada di modul halaman 3.13
10. KB 2 AKUNTANSI MANAJEMEN BERBASIS AKTIVITAS
A. Konsep Dasar ABM
ABM adalah proses manajemen yang terintegrasi yang memfokuskan perhatian manajer hanya pada
aktivitas yang dapat meningkatkan nilai bagi pelanggan sehingga peningkatan nilai tersebut dapat membantu
perusahaan untuk mencapai profitabilitas jangka panjang. Melakukan analisis yang mendalam pada aktivitas
merupakan faktor penting untuk mencapai perbaikan yang berkelanjutan kaitanya ABC adalah aktivitas yang
diidentifikasi pada sistem ABC dapat digunakan untuk tujuan pengelolaan pos dan evaluasi kinerja dalam ABM.
Mengapa bisa berhubungan keevaluasi kinerja umumnya banyak perusahaan akan menggunakan
ukuran yang bersifat finansial dalam mengevaluasi kinerja manajernya. Dengan menggunakan ABM yang
berfokus pada perbaikan yang berkelanjutan maka kinerja para manajer juga akan dinilai berdasarkan ukuran-
ukuran non finansial. Sedangkan terkait pengelolaan kas adalah diupayakannya pemenuhan kebutuhan-
kebutuhan pelanggan sembari memperkecil kebutuhan sumber daya perusahaan.
11. Kos timbul karena dilakukannya aktivitas, oleh karena itu pengendalian bos harus dilakukan melalui
pengendalian aktivitas. Activity-based Management (ABM) yang memiliki dua dimensi yaitu dimensi cost
menekankan pada product costing dan dimensi pengendalian menekankan pada process value analysis (driver
analysis, actiavity analysis dan performance measures).
Dimensi kostum menyediakan informasi kos mengenai sumber daya , aktivitas, dan objek-objek kos.
Tujuan dari dimensi cost adalah untuk meningkatkan keakuratan penetapan kos. Dimensi ini sebenarnya
merupakan abc itu sendiri di mana pos ditelusuri ke aktivitas lalu baru ke kost objektif dimensi ini berguna
terutama untuk menentukan ke suatu produk. Dimensi proses menyediakan informasi tentang aktivitas apa yang
dilakukan Perusahaan. Mengapa? suatu aktivitas dilakukan dan seberapa baik aktivitas tersebut dilakukan.
Tujuan dari dimensi proses ini adalah untuk mengurangi cost mengapa sekali lagi konstitut itu timbul karena
dengan menganalisis aktivitas itu sendiri maka diharapkan dapat dicapainya pengurangan terutama yang
dihasilkan dari aktivitas yang tidak bernilai Islam mampu meningkatkan aktivitas yang bernilai tambah dan
mengurangi aktivitasnya tidak bernilai tambah maka diharapkan dapat tercapai perbaikan yang berkelanjutan.
Perbaikan yang berkelanjutan merupakan pengidentifikasikan cara-cara untuk meningkatkan keseluruhan
efisiensi dan produktivitas aktivitas dengan cara mengurangi pemborosan meningkatkan mutu dan memangkas
kos-kos.
12. B. Menganalisis Pemicu (driver)
Sebelum aktivitas dapat dikendalikan dengan baik maka diperlukan pemahaman tentang apa
yang menyebabkan suatu kos aktivitas. Analisis driver merupakan usaha yang di gerakan untuk
mengidentifikasi faktor-faktor penyebab timbulnya suatu kos aktivitas. Ketika akar penyebab tersebut
diketahui selanjutnya dapat dilakukan tindakan untuk memperbaikinya.
C. Kos aktivitas dan pemicu kos (cost driver)
Kost aktivitas adalah semua pengeluaran atas semua faktor produksi. Atau dengan kata lain
cost aktivitas adalah semua pengeluaran yang timbul akibat dilaksanakannya suatu aktivitas. Host
aktivitas dihitung setelah aktivitas organisasi selesai diidentifikasi dan ditetapkan. Kost yang dilacak
ini dinyatakan dalam suatu ukuran aktivitas (actiavity mesure). Ukuran aktivitas tersebut merupakan
volume yang mencerminkan jumlah terjadinya aktivitas di mana besar pengeluaran akan bervariasi
langsung dengan perubahan volume aktivitas tersebut. Karena ukuran aktivitas tersebut merupakan
faktor yang menentukan besar cost aktivitas, maka ia merupakan pemicu kos.
Langkah-langkah menghitung kos aktivitas:
1. Pilih dasar kos (cost basis) , yaitu : dasar aktual , standar atau dianggarkan 2. Lakukan penelusuran
sumber daya : identifikasi semua aktivitas yang terjadi, kelompokkan aktivitas-aktivitas tersebut
menjadi kelompok homogen, hitung besarnya gas yang dikonsumsi oleh setiap aktivitas. 3. Tentukan
pemicu kos ( ukuran aktivitas) dan volume nya 4. Hitung cos aktivitas per unit, dengan cara ( total
sumber daya yang dikonsumsi dibagi volume aktivitas )
13. D. Menganalisis Aktivitas
Analisis aktivitas adalah seperangkat teknik yang dipergunakan untuk
mengidentifikasi aktivitas yang disignifikan dari suatu organisasi sebagai dasar untuk
memperoleh gambaran dan informasi tentang proses bisnis suatu organisasi dan menganalisis
kos dan kinerjanya secara detail. Analisis aktivitas setidaknya dapat menjawab 4 hal yakni :
aktivitas-aktivitas apa saja yang dilakukan perusahaan, beberapa banyak orang yang terlibat
dalam suatu aktivitas, berapa banyak waktu dan sumber daya yang diperlukan untuk
melakukan suatu aktivitas,b adakah dampak tambahan nilai suatu aktivitas terhadap
perusahaan maupun pelanggan.
4 tahapan dalam melakukan analisis aktivitas yaitu :
Tahap 1 identifikasi tujuan proses dan luas lingkup analisis aktivitas ( Identify process
abjective and Actiavity analysis scope)
Tahap 2 pencatatan dengan (Record by charting )
Tahap 3 pengklasifikasian ( classify)
Tahap 4 perbaikan berkelanjutan ( continusly improvement)
14. E. Target Kos, Aktivitas Menambah Nilai dan Tidak Menambah Nilai (VAA & NVAA)
Sebuah perusahaan harus menetapkan harga jual produk yang diproduksinya. Harga
jual (HJ) adalah total kos (TS) ditambah laba (L).
Harga Jual = Total Kos + Laba
Ketika perusahaan sudah menetapkan laba, maka fokus berikutnya adalah kos, artinya
supaya perusahaan memperoleh laba yang telah ditetapkan maka kos harus menjadi perhatian
utama. Perusahaan harus mampu menekan kos sampai pada level tertentu sehingga harga jual
sama dengan harga pasar (pesaing), yang disebut Target kos.
Target Kos = Harga Pasar Laba
Kemudian, perusahaan membandingkan Target kos dengan kos aktual saat ini. Jika
target kos lebih kecil dengan kos aktual saat ini, berarti perusahaan harus berupaya
menurunkan kos sampai sama dengan target kos. Untuk itulah perusahaan harus
mengidentifikasi dan menganalisis semua aktivitas yang ada dalam seluruh Proses bisnis.
15. Dari keseluruhan aktivitas yang ada dapat diklasifikasikan menjadi 3
yaitu:
1. Aktivitas penambah nilai real (real value added activities-RVVA)-
adalah aktivitas yang benar-benar dibutuhkan dilihat dari sudut
kepentingan konsumen (menambah nilai bagi konsumen).
2. Aktivitas penambah nilai bisnis (business value added activities -
BVVA)- adalah aktivitas yang sebenarnya tidak menambah nilai bagi
konsumen tetapi sangat penting dan dibutuhkan oleh organisasi
3. Aktivitas tidak penambah nilai (non-value added activities - NVAA)-
adalah aktivitas-aktivitas yang tidak diperlukan baik oleh konsumen
maupun organisasi.
16. F. Indikator Bahwa Suatu Aktifitas adalah RVAA,BVAA atau NVAA
Pengklasifikasian aktivitas ke dalam berbagai kelompok memerlukan perhatian yang serius dan analisis
yang mendalam di mana kesalahan dalam pengklasifikasian dapat berakibat pada kesalahan penentuan strategi
perbaikan. Untuk dapat mengklasifikasikan aktivitas dengan benar analisis diawali dengan menjawab 3
pertanyaan berikut:
1. Apakah pelanggan bersedia membayar atas aktivitas yang dilaksanakan?
2. Jika suatu aktivitas tidak dilaksanakan atau bahkan dihilangkan apakah pelanggan masih peduli?
3. Jika suatu aktivitas tidak dilaksanakan apakah output proses tersebut masih memenuhi kebutuhan
konsumen?
17. Cara mengurangi atau mengeliminasi NVAA
Dalam rangka bussiness process improvement, manajer harus terus-menerus meningkatkan kinerja
setiap aktivitas yang dapat dilakukan , cara-cara yang dapat ditempuh yaitu sebagai berikut:
Eliminasi aktivitas boros (activity elimination/eliminate wastefuk work)
Eliminasi akar penyebab masalah (activity selection/eliminate root causes of problem)
kurangi beban kerja (activity reduction /reduce workload)
berbagi aktivitas (activity sharing)
Tingkatkan metode kerja (improve working methods)
Minimalkan kapasitas tak terpakai (minimize you unutilized capacity)
1. Pengukuran kinerja aktivitas
Telah disampaikan di awal bahwa oleh karena ABM berfokus pada perbaikan yang berkelanjutan maka
kinerja para manajer tidak hanya dinilai berdasarkan ukuran-ukuran finansial namun juga akan dinilai
berdasarkan di awal bahwa oleh karena ABM berfokus pada perbaikan yang berkelanjutan maka kinerja para
manajer tidak hanya dinilai berdasarkan ukuran-ukuran finansial namun juga akan dinilai berdasarkan ukuran-
ukuran non finansial seperti keluhan pelanggan, tingkat kerusakan produk, perubahan pesanan, pengerjaan
ulang, dan lain sebagainya. Di mana ukuran-ukuran kinerja tersebut didesain untuk mengukur beberapa baik
aktivitas dilakukan serta beberapa baik pula hasil yang telah dicapai. Ukuran-ukuran dari kinerja aktivitas
umumnya terbagi menjadi tiga jenis utama yakni: efisiensi, waktu, dan kualitas. Contoh program penurunan kas
tidak bernilai tambah bisa dilihat pada halaman 3.32 3.33
18. 2. Kaitan konsep ABM dengan konsep lain
Konsep ABM seringkali berkaitan dengan tumpang tindih dengan konsep
lain yang sering kita jumpai ketika mempelajari akuntansi manajemen. Misalnya
just in time (JIT) dan teori of constraint (TOC). JIT merupakan suatu filosofi yang
berfokus pada usaha untuk mengurangi ketidaefisinan dan pemborosan. Gimana
salah satu pokok pikiran dalam JIT merupakan perbaikan yang berkelanjutan.
Sedangkan Theory Of Constraint (TOC) berbicara bahwa setiap perusahaan pasti
memiliki hambatan yang dapat diidentifikasi, sehingga sebaiknya manajer harus
segera mengidentifikasi hambatan yang paling kuat dan mengelolanya sehingga
sumber daya dapat digunakan seefisien mungkin.