1. Program desa model berfokus pada peningkatan ketahanan pangan dan kesejahteraan masyarakat melalui peningkatan infrastruktur, pertanian, pendidikan, dan kesehatan;
2. Intervensi yang dilakukan meliputi pembangunan sarana air bersih, jalan desa, posyandu, kios penjualan, serta pelatihan pertanian dan keterampilan untuk meningkatkan pendapatan masyarakat.
Dokumen tersebut membahas tentang inovasi pemanfaatan lahan pekarangan rumah untuk meningkatkan ketahanan pangan. Secara ringkas, dokumen menjelaskan bahwa pekarangan rumah dapat dimanfaatkan sebagai kebun mini untuk menanam berbagai tanaman pangan dan buah-buahan guna memenuhi kebutuhan gizi keluarga. Dokumen juga menyarankan pemanfaatan pekarangan secara kolektif di lingkungan permukiman untuk membent
Dokumen tersebut membahas upaya pemanfaatan sumber daya lokal khususnya di Kabupaten Bantul, DIY untuk meningkatkan ketahanan pangan melalui penganekaragaman pangan. Sumber daya lokal yang potensial untuk pangan antara lain berbagai jenis tanaman pangan, buah-buahan, sayuran, rempah-rempah, ikan, dan juga perluasan pemanfaatan lahan pekarangan. Diperlukan berbagai kebijakan dan kerja s
Dokumen ini membahas tentang ketahanan pangan di Indonesia. Dokumen menjelaskan tantangan ketahanan pangan global dan nasional seperti pertumbuhan penduduk, perubahan iklim, dan ketergantungan impor. Dokumen juga menyoroti potensi Indonesia dalam sektor pertanian seperti sumber daya alam yang luas dan iklim yang mendukung, serta hambatan seperti infrastruktur yang kurang memadai. Dokumen berisi rekomendasi strategi peningkatan produ
Strategi Penguatan Ketahanan Pangan Menuju Pengembangan Wilayah Berbasis Komo...Tri Widodo W. UTOMO
油
BAB I memperkenalkan latar belakang pentingnya ketahanan pangan di Indonesia. Beberapa poin pentingnya adalah: (1) Ketahanan pangan merupakan hal strategis untuk mendukung pembangunan berkelanjutan di suatu negara, (2) Indonesia belum mampu mencapai ketahanan pangan meski telah menetapkan program-program prioritas, (3) Distribusi pangan yang belum merata antar daerah menjadi masalah utama, (4) Tingkat
Dipresentasikan pada:
Diskusi Ketahanan Pangan
Oleh LISUMA (Lingkar Studi Mahasiswa)
Kamis, 27 September 2012, Pukul 18.00-20.00
Jln Wijaya Timur Jakarta
Paparan Ketahanan Pangan dan Kedaulatan Pangan oleh Dr. Ir. Soeryo Adiwibowo, MS, Dosen Fakultas Ekologi Manusia, IPB University dalam Kuliah Online Akademi Desa #34 24 Juli 2020
Metode penyuluhan adalah cara sistematis menyampaikan materi penyuluhan agar mudah dipahami sasarannya. Metode yang baik sesuai kondisi sasaran, kualitas dan kuantitas cukup, tepat sasaran dan waktu, materi mudah dipahami, serta biayanya terjangkau. Metode penyuluhan meliputi sekolah lapangan, kunjungan rumah, demonstrasi, wisata, pertemuan, siaran, pameran, kampanye, dan kursus tani.
Dokumen tersebut membahas tentang pentingnya penguatan ketahanan pangan daerah untuk mendukung ketahanan pangan nasional. Beberapa poin penting yang diangkat adalah perlunya pendekatan khusus daerah dalam menjamin ketahanan pangan mengingat kondisi setiap daerah berbeda, serta peran pemerintah daerah dalam mewujudkan ketahanan pangan daerah.
Pekarangan dapat dimanfaatkan untuk berbagai fungsi seperti sebagai apotek hidup, warung hidup, lumbung hidup, dan bank hidup. Pemanfaatan pekarangan melalui warung hidup memiliki keuntungan seperti menyediakan bahan dapur, penghijauan, pupuk organik, dan nilai tambah bagi masyarakat. Tanaman yang dapat ditanam di antaranya cabai, terong, tomat, serai, dan jambu biji.
Dokumen tersebut membahas tentang pemberdayaan masyarakat desa. Pemberdayaan dijelaskan sebagai proses meningkatkan kapasitas masyarakat untuk membuat pilihan dan mengambil tindakan guna mencapai hasil yang diinginkan secara bersama. Dokumen ini juga menjelaskan ciri masyarakat berdaya, prinsip pemberdayaan, permasalahan di desa, konsep desa mandiri, serta tujuan dan manfaat pembent
Dokumen tersebut membahas tentang ketahanan pangan dengan subsistem distribusi di Sumatra Selatan. Ketahanan pangan merupakan hasil interaksi dari berbagai subsistem seperti ketersediaan, distribusi, dan konsumsi pangan. Distribusi pangan merupakan subsistem penting untuk memenuhi kebutuhan pangan masyarakat secara merata dan stabil. Tujuan pengembangan distribusi pangan antara lain meningkatkan pemerataan ketersediaan dan kestabilan harga pangan.
Dokumen tersebut membahas penyusunan program penyuluhan pertanian mulai dari tingkat desa, kecamatan, hingga kabupaten. Terdapat tahapan penggalian data, perumusan masalah dan tujuan, hingga penandatanganan program. Program desa disusun bersama masyarakat dan tokoh, sedangkan program kecamatan dan kabupaten melibatkan unsur dinas terkait.
Dokumen tersebut membahas upaya peningkatan kualitas pelayanan kesehatan di Posyandu untuk mencapai target penurunan stunting dan AKI-AKB. Beberapa program yang dijelaskan adalah peningkatan cakupan imunisasi, pemberian makanan tambahan, edukasi gizi, serta transformasi layanan kesehatan ibu dan anak di Posyandu seperti kunjungan rumah dan kelas ibu hamil & balita. Data menunjukkan korelasi yang lemah ant
Generasi Milenial Di Era Revoluasi Industri Pertanian 4.0Mukhrizal Effendi
油
Dalam tiga kalimat, dokumen tersebut membahas tentang pentingnya inovasi pembangunan, terutama di sektor pertanian untuk menghadapi era revolusi industri 4.0. Fakultas Pertanian Universitas Islam Labuhan Batu berupaya menghasilkan lulusan yang siap mengadopsi teknologi serta berperan dalam penyebaran informasi pertanian dan modernisasi pertanian melalui sistem informasi dan mekanisme pertanian. Pertanian diharapkan ma
Urban farming mencakup beberapa sektor di antaranya pertanian, perternakan, dan perikanan di kesempatan kali ini akan menjelaskan urban farming di sektor pertanian.
Metode penyuluhan adalah cara sistematis menyampaikan materi penyuluhan agar mudah dipahami sasarannya. Metode yang baik sesuai kondisi sasaran, kualitas dan kuantitas cukup, tepat sasaran dan waktu, materi mudah dipahami, serta biayanya terjangkau. Metode penyuluhan meliputi sekolah lapangan, kunjungan rumah, demonstrasi, wisata, pertemuan, siaran, pameran, kampanye, dan kursus tani.
Dokumen tersebut membahas tentang pentingnya penguatan ketahanan pangan daerah untuk mendukung ketahanan pangan nasional. Beberapa poin penting yang diangkat adalah perlunya pendekatan khusus daerah dalam menjamin ketahanan pangan mengingat kondisi setiap daerah berbeda, serta peran pemerintah daerah dalam mewujudkan ketahanan pangan daerah.
Pekarangan dapat dimanfaatkan untuk berbagai fungsi seperti sebagai apotek hidup, warung hidup, lumbung hidup, dan bank hidup. Pemanfaatan pekarangan melalui warung hidup memiliki keuntungan seperti menyediakan bahan dapur, penghijauan, pupuk organik, dan nilai tambah bagi masyarakat. Tanaman yang dapat ditanam di antaranya cabai, terong, tomat, serai, dan jambu biji.
Dokumen tersebut membahas tentang pemberdayaan masyarakat desa. Pemberdayaan dijelaskan sebagai proses meningkatkan kapasitas masyarakat untuk membuat pilihan dan mengambil tindakan guna mencapai hasil yang diinginkan secara bersama. Dokumen ini juga menjelaskan ciri masyarakat berdaya, prinsip pemberdayaan, permasalahan di desa, konsep desa mandiri, serta tujuan dan manfaat pembent
Dokumen tersebut membahas tentang ketahanan pangan dengan subsistem distribusi di Sumatra Selatan. Ketahanan pangan merupakan hasil interaksi dari berbagai subsistem seperti ketersediaan, distribusi, dan konsumsi pangan. Distribusi pangan merupakan subsistem penting untuk memenuhi kebutuhan pangan masyarakat secara merata dan stabil. Tujuan pengembangan distribusi pangan antara lain meningkatkan pemerataan ketersediaan dan kestabilan harga pangan.
Dokumen tersebut membahas penyusunan program penyuluhan pertanian mulai dari tingkat desa, kecamatan, hingga kabupaten. Terdapat tahapan penggalian data, perumusan masalah dan tujuan, hingga penandatanganan program. Program desa disusun bersama masyarakat dan tokoh, sedangkan program kecamatan dan kabupaten melibatkan unsur dinas terkait.
Dokumen tersebut membahas upaya peningkatan kualitas pelayanan kesehatan di Posyandu untuk mencapai target penurunan stunting dan AKI-AKB. Beberapa program yang dijelaskan adalah peningkatan cakupan imunisasi, pemberian makanan tambahan, edukasi gizi, serta transformasi layanan kesehatan ibu dan anak di Posyandu seperti kunjungan rumah dan kelas ibu hamil & balita. Data menunjukkan korelasi yang lemah ant
Generasi Milenial Di Era Revoluasi Industri Pertanian 4.0Mukhrizal Effendi
油
Dalam tiga kalimat, dokumen tersebut membahas tentang pentingnya inovasi pembangunan, terutama di sektor pertanian untuk menghadapi era revolusi industri 4.0. Fakultas Pertanian Universitas Islam Labuhan Batu berupaya menghasilkan lulusan yang siap mengadopsi teknologi serta berperan dalam penyebaran informasi pertanian dan modernisasi pertanian melalui sistem informasi dan mekanisme pertanian. Pertanian diharapkan ma
Urban farming mencakup beberapa sektor di antaranya pertanian, perternakan, dan perikanan di kesempatan kali ini akan menjelaskan urban farming di sektor pertanian.
Dokumen tersebut merangkum informasi tentang seminar proker KKM 2015 di Desa Pasir Gadung. Dokumen ini memberikan informasi mengenai lokasi desa, kondisi alam, demografi penduduk, mata pencaharian, tingkat pendidikan, sarana dan prasarana, serta organisasi dan administrasi desa.
M-KRPL adalah model gerakan mengembangkan kawasan rumah pangan lestari untuk mencapai kemandirian pangan keluarga melalui multi aktivitas dan integrasi lintas sektor. Model ini bertujuan meningkatkan kemandirian, diversifikasi, dan konservasi sumber daya pangan serta strategi menghadapi perubahan iklim dan inflasi ekonomi.
Dokumen tersebut membahas tentang pekarangan dan tanaman buah sebagai sumber pangan dan gizi keluarga. Pekarangan dijelaskan sebagai lahan di sekitar rumah yang dikelola untuk meningkatkan konsumsi gizi mikro melalui perbaikan menu keluarga. Dokumen ini juga membahas peran pekarangan dalam kebijakan ketahanan pangan nasional serta implementasi program penganekaragaman konsumsi pangan di pekarangan. Potensi pekarangan sebagai
Kelompok tani GEMHA mengajukan proposal program Kebun Bibit Rakyat untuk rehabilitasi lahan kritis seluas 50.000 pohon kayu putih di Desa Patenggang. Program ini bertujuan meningkatkan pendapatan masyarakat dan lingkungan melalui penghijauan lahan serta transfer teknologi pembibitan tanaman.
Kelompok tani GEMHA mengajukan proposal program Kebun Bibit Rakyat untuk rehabilitasi lahan kritis seluas 50.000 pohon kayu putih di Desa Patenggang. Program ini bertujuan meningkatkan pendapatan masyarakat dan lingkungan melalui penghijauan lahan serta transfer teknologi pembibitan tanaman.
Pertanian berkelanjutan bertujuan untuk memenuhi kebutuhan pangan saat ini tanpa mengorbankan kemampuan generasi mendatang dalam memenuhi kebutuhannya. Hal ini dicapai dengan mengintegrasikan prinsip-prinsip ekologi, ekonomi, dan sosial dalam praktik pertanian.
Dokumen tersebut membahas mengenai potensi tanaman umbisi sebagai makanan ruji di Malaysia. Ia menyebut beberapa cabaran seperti keterbatasan lahan komersial, perspektif masyarakat, serta kekurangan penyelidikan. Namun, dokumen ini menyimpulkan bahwa tanaman umbisi memiliki potensi untuk menjamin ketersediaan pangan melalui peningkatan kesadaran, penyediaan lahan, dan pengembangan produk berbahan dasar umbisi.
Kearifan lokal dalam pemanfaatan sumber daya alamdeviarsel
油
Kearifan Lokal dalam Pemanfaatan Sumber Daya Alam
A. Pemanfaatan Sumber Daya Alam
1. Pemanfaatan Sumber Daya Alam Berkelanjutan
Pertanian berkelanjutan
Pada dasarnya kegiatan pertanian berkelanjutan adalah pemanfaatan sumber daya terbarukan dan sumber daya tidak terbarukan untuk proses produksi pertanian dengan menekankan dampak negatif terhadap lingkungan yang serendah-rendahnya. Pertanian ini menitikberatkan pada pengolahan sumber daya alam yang memanfaatkan produk hayati ramah lingkungan
Manfaat pertanian berkelanjutan
Mampu meningkatkan produksi pertanian dan menjamin ketahanan pangan di dalam negeri.
Menghasilkan pangan yang terbeli dengan kualitas tinggi
Tidak mengurangi dan merusak kesuburan tanah
Mendukung dan menopang kehidupan masyarakat pedesaan
Tidak membahayakan kesehatan masyarakat
Melestarikan dan meningkatkan kualitas lingkungan hidup di lahan pertanian
Indikator
Budi daya berbagai jenis tanaman secara alami.
Memelihara keanekaragaman genetik sistem pertanian.
Meningkatkan siklus hidup biologis dalam ekosistem pertanian.
Menghasilkan produk pertanian yang bermutu dalam jumlah memadai.
Memelihara dan meningkatkan kesuburan tanah dalam jangka panjang.
Menghindarkan pencemaran yang di sebabkan penerapan teknik pertanian.
Tujuan pengembangan kegiatan pertanian berkelanjutan adalah meningkatkan kualitas alami lingkungan. Dampak pemakaian bahan kimia dalam kegiatan pertanian dapat ditekan melalui kegiatan pertanian organik yang berwawasan lingkungan.Akan tetapi,dalam kegiatan pertanian berkelanjutan sering mengalami hambatan seperti persediaan modal ataupun sumber daya manusianya.
Unsur-unsur konsep wawasan berkelanjutan :
1. Melakukan penyelidikan umum (prospecting)2. Eksplorasi terdiri atas eksplorasi pendahuluan dan eksplorasi terperinci3. studi kelayakan terdiri atas kelayakan teknik,ekonomi,dan lingkungan4. persiapan produksi (development dan construction)5. penambangan terdiri atas pembongkaran,pemuatan,pengangkutan,dan penimbunan6. rehabilitasi dan pengelolaan lingkungan7. pengolahan (mineral dressing)8. pemurnian9. pemasaran10. tanggung jawab sosial atau corporate social responsibility(CSR)11. pengakhiran tambang (mine closure)
c. Industri Berkelanjutan
Industri berkelanjutan di Indonesia harus memiliki daya saing yang dapat menopang perekonomian nasional. Kegiatan berkelanjutan dapat memadukan antara aspek lingkungan,ekonomi,dan sosial. Pola hidup masyarakat yang konsumtif dapat perkembangan sektor industri di Indonesia terutama industri yang memengaruhi memanfaatkan sumber daya alam tidak terbarukan.
Prinsip-prinsip industri berkelanjutan :
Menggunakan sumber daya alam secara berkelanjutan
Menjamin kualitas hidup masyarakat di sekitar lokasi penambangan
Menjaga kelangsungan hidup ekologi sistem alami (environmental system)
d. Pariwisata Berkelanjutan
Indonesia memiliki kekayaan hayati yang dapat dilihat dari berbagai jenis tanaman dan hewan yang dapat di budidayakan dan
Permasalahan ketahanan pangan di Indonesia meliputi pertambahan penduduk yang pesat, penurunan lahan pertanian, dan krisis ekonomi yang menyebabkan peningkatan jumlah penduduk miskin. Hal ini dapat mengancam ketersediaan pangan di masa depan.
PEMANFAATAN VERTIMINAPONIK DAN BUDIKDAMBER UNTUK MENINGKATKAN EKONOMI MASYARA...Asramid Yasin
油
Pengabdian kepada masyarakat ini bertujuan mengaplikasikan vertiminaponik dan budikdamber di pekarangan rumah selama work from home bagi upaya peningkatan pendapatan ekonomi masyarakat dan memutus rantai penularan COVID-19 di Kabupaten Konawe. Manfaat dari penerapan program pengabdian masyarakat ini yaitu: (1) terbentuknya instalasi vertiminaponik dan budikdamber dengan mengoptimalkan pemanfaatan lahan (lahan belum tergarap) sehingga pekarangan rumah menjadi produktif dan asri, (2) terpenuhinya kebutuhan pangan seperti sayur, buah, tanaman herbal dan ikan di tengah melonjaknya harga pangan akibat dampak wabah COVID-19 di masyarakat, (3) mengurangi kejenuhan masyarakat selama kegiatan work from home akibat pandemi COVID-19, (4) masyarakat dapat memiliki tanaman-tanaman herbal yang potensial untuk menangkal infeksi COVID-19 di pekarangan rumah, (5) meningkatkan pengetahuan dan keterampilan masyarakat tentang cara membuat vertiminaponik dan budikdamber di pekarangan rumah dan (6) memperoleh tambahan pendapatan ekonomi masyarakat desa dari adanya kegiatan vertiminaponik dan budikdamber. Hasil program yang dicapai meliputi: (1) persepsi positif masyarakat dan antusiasme yang tinggi apabila Desa Wowasolo menjadi sentra pengembangan vertiminaponik dan budikdamber di pekarangan rumah, (2) terbentuknya tim teknis pembuat instalasi vertiminaponik dan budikdamber, (3) tersedianya video tutorial pembuatan media vertiminaponik dan budikdamber, penanaman herbal dan pengelolaan limbah masker skala rumah tangga, (4) terbentuknya satu unit vertiminaponik dan tiga unit budikdamber di pekarangan rumah masyarakat Desa Wowasolo dan (5) tersedianya 10 bibit tanaman untuk penghijauan pada lahan kebun, pekarangan rumah dan kantor Balai Desa, serta tersedianya 300 bibit ikan Lele Sangkuriang bagi masyarakat sebagai bahan budikdamber.
Proposal padi organik srimukti desa atapangirwandeni
油
Proposal ini mengajukan dana untuk meningkatkan kualitas dan kuantitas produksi padi organik di Desa Katapang, Kecamatan Katapang, Kabupaten Bandung, dengan menerapkan teknik budidaya padi organik berbasis teknologi nano, Sistem Inovasi Pertanian Rakyat, dan pengelolaan tanaman terpadu untuk meningkatkan produktivitas dan pendapatan petani serta mendukung program swasembada beras nasional.
3. Konsumsi energi per
unit eqivalen dewasa
Pangsa pengeluaran
pangan rendah:
< 60% pengeluaran
total
Pangsa pengeluaran
pangan tinggi:
> 60 % pengeluaran
total
Cukup:
> 80 % syarat
kecukupan energi
TAHAN PANGAN RENTAN PANGAN
Kurang
< 80 % syarat
kecukupan energi
KURANG PANGAN RAWAN PANGAN
Sumber: Maxwell & Frankenberger, 1992
4. Status ketahanan pangan wilayah
(regional) cukup kuat, tetapi masih
ditemukan banyak rumah tangga yang
rawan pangan.
Proporsi rumah tangga rawan pangan
di desa lebih besar dibanding di kota.
Lahan pangan tersedia cukup, belum
menjamin ketahanan pangan keluarga
cukup.
5. PERLU DIKEMBANGKAN MODEL
PEMBERDAYAAN MASYARAKAT
UNTUK MENINGKATKAN
KETAHANAN PANGAN KELUARGA
MELALUI PEMANFAATAN
PEKARANGAN.
6. SEMPIT : < 120 meter persegi
SEDANG : 120 400 meter persegi
LUAS : 400 1000 meter persegi
SANGAT LUAS: > 1000 meter
persegi
8. NO JENIS TANAMAN %
1 TANAMAN HIAS 52,55
2 BUAH 14,8
3 SAYURAN 10,71
4 OBAT 6,63
5 BUMBU 4,59
6 INDUSTRI 4,08
7 BERPATI 2,55
8 LAIN-LAIN 3,57
Sumber: Prof Hadi (IPB), 2011
9. KELOMPOK KALORI PROTEIN VITAMIN A VITAMIN C
PEK. KECIL 52,9 Kkal 1,8 gram 78,7 IU 18,7 mgr
PEK. KECIL +
KEBON
107,9 Kkal 2,5 gram 104,4 IU 52,6 mgr
PEK BESAR 181,9 Kkal 4,6 gram 98,8 IU 45,8 mgr
PEK BESAR +
KEBON
208,6 Kkal 7,1 gram 87,2 IU 43,7 mgr
RATA-RATA 137,8 Kkal 4,0 gram 92,3 IU 40,2 mgr
Sumber: Prof Hadi (IPB), 2011
10. KONSEP:
1. Kemandirian pangan rumah tangga pada suatu kawasan,
2. Diversifikasi pangan yang berbasis sumber daya lokal,
3. Konservasi tanaman-tanaman pangan maupun pakan
termasuk perkebunan, hortikultura untuk masa yang akan
datang,
4. Kesejahteraan petani dan masyarakat yang memanfaatkan
Kawasan Rumah Pangan Lestari,
5. Pemanfaatan kebun bibit desa agar menjamin kebutuhan
masyarakat akan bibit terpenuhi, baik bibit tanaman
pangan, hortikultura, perkebunan, termasuk ternak,
unggas, ikan dan lainnya,
6. Antisipasi dampak perubahan iklim.
11. 1. memenuhi kebutuhan pangan dan gizi keluarga secara
lestari.
2. Meningkatkan kemampuan keluarga dan masyarakat dalam
memanfaatkan lahan pekarangan untuk budidaya dan
pemanfaatan limbah rumah tangga sebagai kompos.
3. Mengembangkan sumber benih atau bibit untuk
menjaga keberlanjutan pemanfaatan pekarangan dan
melestarikan tanaman pangan lokal untuk masa depan.
4. Mengembangkan kegiatan ekonomi produktif keluarga dan
menciptakan lingkungan hijau yang bersih dan sehat secara
mandiri.
12. Benefit ekonomi yang diperoleh
dari program KRPL ini adalah
dapat menekan belanja rumah
tangga masyarakat rata-rata
antara Rp 195.000 sampai Rp.
715 000 per bulan.
(Sumber: Kementan, 2011)
13. KONSEP:
Masyarakat mengenali dan menyadari
masalahnya
Masyarakat mengenali dan mampu
memanfaatkan potensi yang dimiliki
Meningkatkan ketahanan pangan keluarga
Meningkatkan ekonomi produktif masyarakat
Pemberdayaan masyarakat berbasis kearifan
lokal
Sinergi 10 program pokok PKK dengan para
lintas sektor dan mitra
14. 1. Infrastruktur
2. Pertanian
3. Pendidikan
4. Kesehatan
5. Ekonomi
1. Infrastruktur
2. Pertanian
3. Pendidikan
4. Kesehatan
5. Ekonomi
DIFUSI
MODEL
1. Persiapan
2. SMD
3. MMD
4. Intervensi dan Pendampingan
Motivator, Rumah model
Evaluasi
Formulasi
10 program
PKK
17. Observasi lapangan:
Sosialisasi program kegiatan di desa
Survei Mawas Diri, peninjauan lapangan
(pengumpulan data sekunder & observasi
lapangan):
Identifikasi Masalah
Identifikasi Potensi
Pengolahan dan analisis data
Rapat Internal TP PKK Prov
Penyajian hasil analisis data
Penyusunan perencanaan
18. Advokasi dinas/instansi
Mapping peran lintas sektor
Identifikasi & sinergi stimulan
Musyawarah Masyarakat Desa: Menyatukan
komitmen
Implementasi kegiatan sesuai peran masing-
masing sektor & lembaga (SKPD, CSR, PKK,
swadaya, dll)
Pendampingan
22. U
S
RT 19
Komplek THI RT 5
RT 22
Screen
House
Ketua RT 22
Ketua RT 19
Posyandu
PETA DESA MODEL
BINAAN TIM PENGGERAK PKK
PROVINSI SUMATERA SELATAN
KEL. TALANG KERAMAT KEC. TL. KELAPA
KABUPATEN BANYUASIN
賊 700 m
賊 50 m
賊 150 m
賊 70 m
賊 200 m
賊 400 m
60 KK
41 KK
23. SEPULUH PROGRAM POKOK
PKK:
1. Penghayatan dan
Pengamalan Pancasila
2. Gotong Royong
3. Pangan
4. Sandang
5. Perumahan dan Tata
Laksana Rumah
Tangga
6. Pendidikan dan
Ketrampilan
7. Kesehatan
8. Pengembangan
Kehidupan Berkoperasi
9. Kelestarian
Lingkungan Hidup
10. Perencanaan Sehat
RAPAT PERSIAPAN
Desa
Model
28. MASALAH:
1. Rendahnya
kualitas sarana
dan prasarana
2. Rendahnya
penghasilan
keluarga
3. Kurangnya
pemanfaatan lahan
kosong
4. Rendahnya
Pendidikan &
keterampilan yang
dimiliki
5. Rendahnya tingkat
status gizi &
kesehatan
INTERVENSI, Pendampingan,
Motivator
INFRASTRUKTUR
Pembuatan Gapura
Perbaikan jalan dan
lingkungan
Penyediaan sarana
air bersih
Bantuan pagar
halaman rumah
PERTANIAN/PERIKANAN
Screen House
Pembibitan
Pelatihan budidaya
Bantuan bibit, pupuk,
insektisida
Budidaya ikan
Penguatan
kelembagaan
Bantuan alsintan
PENDIDIKAN
Keterampilan
Kewirausahaan
Bantuan peralatan
keterampilan
KESEHATAN
Penyuluhan PHBS
Pembinaan kader
posyandu
Perbaikan bangunan
posyandu
Bedah rumah
EKONOMI
Koperasi, arisan
Usaha ekonomi
produktif
Pelatihan pengolahan
pangan
Peningkatan nilai
tambah (packaging)
Izin IRT
10
Program
Pokok
PKK
Meningkat
1. Infrastruktur
2. Pertanian
3. Pendidikan
4. Kesehatan
5. Ekonomi
33. Sumur Bor dan Bak Penampungan
Dinas PU Pengairan Prov SumSel
Sebelum intervensi
Sesudah intervensi
35. PRE INTERVENSI POST INTERVENSI
Keadaan jalan dari tanah
dan rusak
Belum ada gapura
Belum ada sarana air
bersih
Belum ada pagar halaman
rumah di pinggir jalan
Belum ada balai
pertemuan warga
Belum ada tempat
menjual hasil usaha
masyarakat sekitar
(pertanian, UKM)
-Jalan dicor beton sepanjang 2,4
km
-Dibuat Gapura sbg pintu
masuk
- Dibangun sumur bor
- Dibuat pagar halaman
sepanjang 2x2000 m sisi
kiri kanan jalan
-Didirikan Posdaka (Pos
Pemberdayaan Keluarga)
tempat musyawarah warga
-Dibangun 10 kios tempat
berjualan hasil pertanian
dan usaha rumahtangga
(UKM)
40. Pembuatan bumbung daun pisang dan
pemindahan bibit ke dalam bumbung
Pelatihan dan Pembinaan
41. PRE INTERVENSI POST INTERVENSI
1. Belum ada tempat
pembibitan
2. Keterbatasan alat pertanian
3. Kurangnya pengetahuan
tentang budidaya pertanian,
peternakan
4. Belum banyak warga yang
memanfaatkan pekarangan
rumah
5. Jumlah warga yang meme
lihara ikan masih sedikit
1. Dibangun screen house sbg
tempat pembibitan
2. Diberikan bantuan alat
pertanian traktor
3. Sudah terampil dalam
melakukan pembibitan,
budidaya tanaman dan peter
nakan
4. Sudah ada 73,7 % telah
memanfaatkan pekarangan
untuk ditanami sayuran, dan
memelihara ternak
5. Saat ini sudah ada 20 KK
(20%) yang memelihara ikan
dg konsep kolam gantung/
terpal
44. Bedah Rumah:
- RT 19 sebanyak 3 rumah
- RT 22 sebanyak 2 rumah
SEBELUM
SESUDAH
TP PKK & Dinsos.
Kab. Banyuasin
sebelum intervensi
setelah intervensi
45. PRE INTERVENSI POST INTERVENSI
1. Belum ada posyandu
2. Pengetahuan
tentang gizi dan
kesehatan masih
kurang (61,7 %)
3. Penggunaan sarana
air bersih masih
kurang (< 60 %).
1. Posyandu sudah
dibangun dan dilengkapi
dengan petugasnya, yaitu
tenaga kesehatan bidan,
dan kader posyandu.
Ibu-ibu membawa
balitanya ke Posyandu
(97,9 %)
2. Pengetahuan masya-
rakat sudah baik (78,5 %)
3. Saat ini sudah
mencapai >= 80%
menggunakan sarana
air bersih
50. Pre intervensi Post intervensi
1, UKM hanya ada satu
yaitu UKM kerupuk
kemplang
1. UKM keripik buah :
1 kelompok
Laba Rp. 40.000/hr
2. UKM sabun : 5 kel x 5
org.
Laba Rp. 80.000/hr/kel
3. UKM bibit tanaman :
3 kel x 10 org.
Laba Rp. 10.000/hr/kel
51. Pre intervensi Post intervensi
4. Wirausaha lansia :
gado-gado, dan tempe
Laba Rp. 50.000/hr
5. Pedagang pengumpul
sayur dan buah
Laba Rp. 70.000/hr
6. Peningkatan daya saing
kerupuk kemplang
Laba Rp. 100.000/hr
52. Pre intervensi Post intervensi
7. Meningkatkan
pendapatan keluarga dari
pekarangan rata-rata Rp.
10.000-15.000 (konsumsi
+ dijual).
54. NO PENDIDIKAN JUMLAH PERSEN
1 Tidak Pernah Sekolah 5 4,7
2 Tidak Tamat SD/MI 15 14,0
3 Tamat SD/MI 60 56,1
4 Tamat SLTP/MTs 18 16,8
5 Tamat SLTA/MA 8 7,5
6 Tamat PT 1 0,9
TOTAL 107 100
DATA PENDIDIKAN (RT 19 dan RT 22)
55. PENDIDIKAN
PRE INTERVENSI POST INTERVENSI
1. Ada anak yang putus
sekolah, tidak
melanjutkan sekolah
dan tidak memiliki
keterampilan dan
pekerjaan
1. Kejar Paket A & B
2. Sudah membuka usaha
menjahit, perbengke-
lan, dan tambal ban.
56. RT 19 Masjid
Daarul Mutaqin
4. Rumah Pak Wahyudi
5. Rumah Pak Kamami
Peta Lokasi Rumah Contoh
Model Balitbangnovda di RT 22
63. Kambing 2 ekor di rumah contoh.
Bila telah beranak maka induk
kambing 1 ekor diserahkan ke
rumah lainnya.
Dst.
64. Telur dari 10 bebek digunakan untuk:
Konsumsi keluarga
Dijual untuk membeli pakan
Ditetaskan, titip pada ayam.
Anak bebek yang telah menetas dipelihara
oleh rumah contoh.
Induk bebek yang 5 ekor dan separuh dari
anak bebek dibagikan ke rumah lainnya.
dst