際際滷

際際滷Share a Scribd company logo
TANTANGAN KOMUNIKASI

Bagaimana Perb edaan Budaya, Etnosentrisme, dan Bahasa
Mempengaruhi Komunikasi [values, beliefs, and practices]

PENGERTIAN KOMUNIKASI BISNIS ANTARBUDAYA

        Intercultural communication is the process of sending and receiving messages between people
        of different cultures.

        Komunikasi Antarbudaya [Intercultural Communication] adalah proses komunikasi antara
        orang-orang yang berbeda budaya [baik dalam arti ras, etnik, atau perbedaan-perbedaan sosio
        ekonomi.

Penggolongan kelompok budaya t idak bersifat mutlak; kita boleh memilih satu
atau lebih untuk menandai sebuah kel ompok yang me miliki budaya yang
sama. Misalnya di USA. Orang Amerika berbicara tentang orang-orang asli
California, Nebraska, dan New Hampshi re sebagai berasal dari budaya-
budaya regi onal yang berbeda [West Coast, Midwest, dan New England] , Kita
boleh menyebut masi ng-masing sebagai anggota sebuah budaya kota atau
budaya desa, atau sebagai anggota budaya I rlandia atau budaya Yahudi . Kita
boleh menganggap mer eka sebagai anggota-anggota budaya Bar at yang
lebih luas lagi.
        Budaya adalah suatu cara hidup yang berkembang dan dimiliki bersama oleh sebuah
        kelompok orang dan diwariskan dari generasi ke generasi. Budaya terbentuk dari banyak
        unsur yang rumit, termasuk sistem agama dan politik, adat-istiadat, bahasa, perkakas,
        pakaian, bangunan, dan karya seni.

        Atau dalam versi lainnya

        Culture is a shared system of symbols, beliefs, attitudes, values, expectations, and norms for
        behavior. Subcultures are distinct groups that exist within a major culture.


Cara anda berpakaian, hubungan anda dengan orangtua dan teman-teman anda, apa yang anda
harapkan dari perkawinan dan pekerjaan, makanan yang anda makan, bahasa yang anda gunakan,
semuanya itu dipengaruhi oleh budaya anda. Ini tidak berarti bahwa, anda berpikir, percaya, dan
bertindak sama persis seperti setiap orang lainnya dalam budaya anda.

Sebuah budaya akan berubah dan berevolusi dari waktu ke waktu. Namun seperangkat karakteristik
dimiliki bersama oleh sebuah kelompok secara keseluruhan dapat dilacak, meskipun telah berubah
banyak, dari generasi ke generasi.

Etnosentrisme

Dalam berkomunikasi, kita cender ung untuk menghakimi nilai, adat istiadat
atau aspek-aspek budaya lain menggunakan kelompok kita sendiri dan
adat istiadat kita sendiri sebagai standar bagi semua penilaian. Disadari
atau tidak, kita sering mengganggap kel ompok kita sendiri, negeri kita sendiri ,
budaya ki ta sendiri, sebagai yang terbaik, yang paling bermoral, dsb.
Etnosentr isme sulit dihilangkan, karena ia bersumber pada psi kologi manusia
[memperoleh dan memelihara penghargaan diri]. Dan ini merupakan
keinginan yang sangat manusi awi dari tiap orang yang berlatar budaya yang
berbeda.


                                                                                                         1
Adanya per bedaan budaya di masing-masing kelompok, masyarakat dan
negara, juga turut mempengaruhi efektifitas komunikasi antarbudaya. Adapun
kunci keberhasilan dalam hubungan komuni kasi bisnis juga dapat di pengaruhi
oleh hal-hal seperti :
!  Social values
        contohnya orang Amerika dikenal dengan etos kerja keras, sukses dapat diukur dari sisi materi,
        berorientasi pada tujuan dan efesiensi. Sementara untuk Indonesia dengan tingkat pengangguran
        usia kerja yang tinggi, menciptakan lapangan pekerjaan jauh lebih penting daripada bekerja secara
        efisien.

!       Roles and Status
        contohnya, dibanyak negara wanita masih belum [tidak] memainkan peranan yang menonjol dalam
        bisnis, pemerintahan bahkan dalam praktek kesehariannya masih ada batasan-batasan. Hal ini
        dikarenakan adanya sistem nilai, kepercayaan, dan pengaruh kuat agama.

        Konsep status juga berbeda. Seorang eksekutif Amerika menunjukkan tanda-tanda statusnya
        dengan menunjuk kepada nilai materialistik. Big boss biasanya mempunyai ruang kantor besar,
        karpet yang bagus, sofa yang mahal, asesori-asesori yang mahal, dll. Mempunyai kantor pribadi
        lebih terhormat di Amerika, daripada sebuah meja kerja pribadi di ruang terbuka. Ini disebutnya
        Spatial Arrangements. Dalam budaya lain, dikomunikasikan dalam cara yang berbeda, misalnya
        seorang eksekutif Perancis akan lebih terhormat apabila duduk di tengah dalam area yang terbuka.

    !    Concept of Time
         Perbedaan persepsi terhadap waktu adalah faktor lainnya yang bisa menyebabkan
         misunderstandings . Para ekekutif Amerika dan Jerman melihat waktu sebagai sesuatu yang harus
         diencanakan dan dipergunakan secara efisien, berfokus hanya pada tugas pekerjaan tiap periode
         yang sudah terjadwal. Waktu adalah terbatas, jadi mereka mencoba langsung mendapatkan
         sesuatu [informasi, pendapat, masukan, pengarahan, dll] secepat mungkin ketika berkomunikasi.

         Disisi lain, para eksekutif Amerika Latin dan Asia melihat waktu sebagai sesuatu yang fleksibel.
         Karena dalam budaya mereka, membangun sebuah dasar/fondasi hubungan bisnis adalah jauh
         lebih penting daripada batas waktu pertemuan untuk tugas tertentu.

!       Concept of Per sonal Space
        Seperti halnya waktu, ruang/ jarak dalam berkomunikasi seringkali menyebabkan pengertian yang
        berbeda dalam budaya yang berbeda. Dalam Budaya Barat dalam berkomunikasi biasanya mereka
        berdiri 5 feet selama percakapan bisnis. Jarak ini bagi orang Jerman dan Jepang, adalah dekat
        namun tidak nyaman . Tetapi bagi orang Arab dan Amerika Latin, jarak ini jauh dan tidak nyaman.
        Budaya Barat cenderung bereaksi negatif [tanpa pemberitahuan kenapa], ketika seorang Arab
        bergerak mendekat selama percakapan. Dan orang Arab mungkin bereaksi negatif [tanpa
        pemberitahuan kenapa] ketika seorang Amerika/ Kanada bersikap mundur agak menjauh selama
        percakapan.

        Perbedaan Komunikasi Antara kultur Low Context dan High Context

             VIEWS OF COMMUNICATION IN HIGH AND LOW CONTEXT CULTURES

                                                     High Context                       Low Context
                                               [examples : Japan, United            [examples : Germany,
                                                      Arab Emirates]                    North America]
Prefered communication strategy                Indirectness, politeness,          Directness,
                                               ambiguity                          confrontation, clarity
Reliance on words to communicate               Low                                High
Reliance on nonverbal signs to                 High                               Low
communicate
Importance of written word                     Low                                High
Agreements made in writing                     Not Binding                        Binding
Agreements made orally                         Binding                            Not binding
Attention to detail                            Low                                High
Source : Adapted from David A. Victor, International Business Communication [New York: HarperCollins, 1992], 148,
                                                      153, 160.




                                                                                                               2
Dalam bukunya, ant ropolog Edward Hall membedakan budaya konteks t inggi
dan budaya kont eks rendah. Menurutnya, budaya bisa dianggap ada dal am
suatu rentang [continuum], seperti tampak dalam ga mbar di bawah.

Budaya Konteks Tinggi


    揃   Jepang
    揃   Arab
    揃   Yunani
    揃   Spanyol
    揃   Italia
    揃   Inggris
    揃   Prancis
    揃   Amerika
    揃   Skandinavia
    揃   Jerman
    揃   Jerman-Swiss

Budaya Konteks Rendah
    Contoh budaya-budaya yang disusun dalam suatu rentang antara Budaya Konteks Tinggi dan Budaya Konteks
    Rendah [Sumber : Larry A. Samovar dan Richard E. Porter, Communication Between Cultures, Belmont, CA :
    W adsworth, 1991, hlm. 235]

Budaya konteks tinggi dan budaya konteks rendah mempunyai beberapa perbedaan penting
dalam cara penyandian pesannya. Anggota budaya konteks tinggi lebih terampil membaca
perilaku nonverbal dan "dalam membaca lingkungan" , dan mereka menganggap bahwa
orang lain juga akan mampu melakukan hal yang sama. Jadi mereka berbicara lebih sedikit
daripada anggota-anggota budaya konteks rendah    . Umumnya komunikasi mereka cenderung
tidak langsung dan tidak ekplisit.

Budaya konteks rendah, sebaliknya menekankan komunikasi langsung dan ekplisit: pesan-
pesan verbal sangat penting, dan informasi yang akan dikomunikasikan disandi dalam pesan
verbal . Budaya konteks tinggi antara lain budaya Cina, Korea, Jepang, Indonesia.

Dalam membandingkan orang-orang Amerika dengan orang-orang Melayu dan Jepang,
Althen memberikan suatu contoh dimensi konteks tinggi/ konteks rendah :

        Orang-orang Amerika memperhatikan kata-kata yang orang gunakan untuk menyampaikan gagasan,
        informasi, dan perasaan. Mereka umumnya tidak terampil dalam "membaca" pesan nonverbal orang lain.
        "Oh, kalian orang Amerika!" kata seorang wanita Jepang yang jengkel dipaksa menjelaskan rincian tentang
        suatu situasi yang tidak menyenangkan, "Kamu harus mengatakan segalanya!" [Althen, 1992, Hlm. 416]

        Orang Indonesia juga sangat pintar dalam "membaca" pesan nonverbal orang lain. Misalnya mhs yang
        akan menghadap dosen untuk urusan skripsi, maka mhs tsb harus dapat melihat apakah sang dosen itu
        sedang dalam suatu situasi ceria [wajah], menyenangkan, punya waktu, dan bisa diajak konsultasi dsb.
        Kalau tidak bisa-bisa mhs tsb dimarahi habis-habisan karena tidak mengerti keadaan sang dosen yang
        sedang tidak mood tsb



Komunikasi Non Verbal lainnya:

Body language, contoh mengatakan "NO". Bagi orang Amerika dan Kanada, mengatakan
"NO" dengan menunjukkan geleng-geleng kepala [shake their heads and forth] . Orang
Bulgaria menunjukan dengan kepala naik turun [nod up and down]. Orang Jepang dengan
menggerak-gerakan tangan kanan. Orang Sisilia [Italia] dengan mengangkat dagunya.




                                                                                                               3
Eye Contact, Contohnya orang Amerika Utara melihat eye contact sebagai tanda kejujuran.
Orang yang berkomunikasi dengan orang lain tidak memandang mata lawan bicara
dipandang tidak jujur. Anak-anak orang Puerto Rico diajarkan untuk tidak memandang mata
orang dewasa karena tidak sopan. Orang Jepang mengajarkan anak-anak mereka agar
melihat orang yang jauh lebih tua hanya sebatas leher. Di Korea memandang lawan bicara
terus menerus diartikan sebagai tanda perbuatan kasar. Di negara Arab, antara pria dan
wanita tidak dianjurkan untuk saling menatap satu sama lain, karena bisa diartikan melanggar
Hukum agama Islam, atau memandang orang yang bukan muhrimnya.

Smiling, pepatah Cino kuno mengatakan, orang tanpa senyum tidak boleh membuka toko".
Senyum adalah bahasa universal, yang bisa menutupi rasa malu, kesedihan/ duka, emosi,
bahkan rasa marah seseorang.

Gestures, mempunyai makna berbeda ditiap negara. Di Bulgaria, orang yang mengangguk-
anggukan kepala bisa berarti mengatakan "no" dan menggeleng-gelengkan kepala mereka
yang bisa berarti berkata "iya".

Personal Space, adalah jarak yang diinginkan seseorang [wanita/pria] ketika berkomunikasi
atau pertukaran yang bukan dalam kondisi intim. Hasil observasi dan experimen terbatas
menyimpulkan bahwa, kebanyakan orang Amerika Utara, Eropa Utara dan Asia
menginginkan ruang pribadi yang lebih besar dibandingkan dengan orang Amerika Latin,
Perancis, Italia dan Arab.

Touch, hasil studi di US menunjukkan bahwa sentuhan diintepretasikan sebagai
menunjukkan "kekuatan" atau bisa diartikan membantu atau menolong. Orang yang jauh
lebih kuat, menyentuh orang yang kurang kuat.

Time. Masalah perbedaan waktu merupakan hal yang lumrah di belahan bumi manapu.
Tetapi yang jauh lebih penting adalah adanya perbedaan sudut pandang terhadap waktu dan
sikap terhadap waktu.

Komunikasi non verbal usianya lebih tua daripada komunikasi verbal. Hingga usia kira-kira 18
bulan, manusia cenderung bergantung total pada komunikasi non verbal seperti sentuhan,
senyuman, pandangan mata, bunyi-bunyian, dll. Maka tidaklah mengherankan ketika kita
ragu pada seseorang, kita lebih percaya pada pesan non verbalnya. Orang yang terampil
membaca pesan non berbal orang lain disebut intuitif, sedangkan yang terampil
mengirimkannya disebut ekspresif.

Manusia mempersepsi tidak hanya lewat bahasa verbalnya saja, seperti bagaimana
bahasanya [halus, kasar, intelektual, mampu berbahasa asing, dsb], namun juga melalui
perilaku non verbalnya. Pentingnya pesan non verbal ini misalnya dilukiskan frase, bukan
apa yang ia katakan, melainkan bagaimana ia mengatakannya . Lewat perilaku non
verbalnya, kita dapat mengetahui suasana emosional seseorang, apakah ia sedang bahagia,
bingung, atau sedih. Kesan awal kita pada sesorang sering didasarkan perilaku non
verbalnya, yang mendorong kita untuk mengenalnya lebih jauh.

Secara sederhana, pesan non verbal adalah semua isyarat yang bukan kata-kata, mencakup
semua rangsangan [kecuali rangsangan verbal] dalam suatu setting komunikasi, dan
bermakna bagi orang lain.



Dilihat dari fungsinya, perilaku non verbal mempunyai beberapa fungsi. Paul Ekman
menyebutkan lima fungsi pesan non verbal, seperti yang dapat dilukiskan dengan perilaku
mata, yakni sebagai :

1. Emblem, gerakan mata tertentu merupakan simbol yang memiliki kesetaraan dengan
      simbol verbal. Kedipan mata dapat mengatakan, Saya tidak sungguh-sungguh .
2. Ilustrator. Pandangan ke bawah dapat menunjukkan depresi atau kesedihan.
3. Regulator. Kontak mata berarti saluran percakapan terbuka. Memalingkan muka
      menandakan ketidaksediaan berkomunikasi.



                                                                                               4
4. Penyesuai. Kedipan mata yang cepat meningkat ketika orang berada dalam tekanan. Itu
     merupakan respons yang tidak disadari yang merupakan upaya tubuh untuk mengurangi
     kecemasan.
5. Affect Display. Pembesaran manik-mata [pupil dilation] menunjukkan peningkatan emosi.
     Isyarat wajah lainnya menunjukkan perasaan takut, terkejut, atau senang.



Oral Communication : Understatement and Exaggeration, Compliments,
Silence, Voice Qualities.

Understatemen merupakan kebiasaan mengecilkan persoalan. Sedangkan exaggerate
adalah pernyataan yang dilebih-lebihkan atau dibesar-besarkan. Seorang businessman
dalam bernegosiasi dengan seoarng Jerman berkata, "I know it's impossible, but can we do
it? " . Bagi orang Jerman pernyataan itu menunjukkan "tidak bisa dikerjakan". Namun bagi
orang Amerika melihatnya "impossible" sebagai ada hubungan kuat dengan berkata "difficult"
dan diasumsikan dengan adanya kecukupan sumberdaya dan komitmen untuk
melakukannuya, alias "the job could in fact be done".

Compliments adalah ungkapan kata pujian atas diri seseorang, bisa dalam konteks
berkomunikasi atau sapaan akrab.

Silence, mempunyai arti yang berbeda-beda dalam budaya yang berbeda. Di Jepang, diam
bisa berarti "I don't like your idea," tetapi juga bisa berarti , "I'm thinking. Orang Mesir
mengartikan diam dengan konsentrasi. Orang Yunani mengartikannya dengan penolakan.
Kalau di Indonesia diam adalah bisa takut atau tidak mengerti samasekali.

Voice Qualities adalah keras lemahnya suara dalam berkomunikasi. Terlalu keras dalam
bersuara, lawan bicara bisa mengartikan pernyataan tersebut dengan tulus hati , sungguh-
sungguh atau malah bisa diartikan kasar.




Referensi
1. Locker, O. Kitty., Business and Administrative Communication, Mc. Graw Hill - The Ohio State
    University, USA,
2. Bovee, Courland L., Business Communication Today, Prentice Hall International, Inc. New
    Jersey
3. Mulyana, Deddy., Ilmu Komunikasi Suatu Pengantar, Remaja Rosdakarya Bandung, Juni 2000




                                                                                                  5
Ad

Recommended

3b tantangan komunikasi
3b tantangan komunikasi
rsd kol abundjani
Manajemen Internasional, Komunikasi antar budaya & Negosiasi dalam pengambila...
Manajemen Internasional, Komunikasi antar budaya & Negosiasi dalam pengambila...
Kesuma Ningrum
Negosiasi Internasional dan Lintas Budaya
Negosiasi Internasional dan Lintas Budaya
aristamy agata
Budaya konteks memasuki budaya baru
Budaya konteks memasuki budaya baru
University of Andalas
Budaya konteks memasuki budaya baru
Budaya konteks memasuki budaya baru
University of Andalas
Bahasa ind-ppt
Bahasa ind-ppt
Muhammad Ridwan
Komunikasi Semiotika
Komunikasi Semiotika
mustikaph
Teori semiotika (Kelompok Komunikasi Massa)
Teori semiotika (Kelompok Komunikasi Massa)
Yunita Wirapraja
Cross cultural variation in consumer behavior
Cross cultural variation in consumer behavior
Kelinci Ilmu
Semiotika
Semiotika
elkana
Materi Sosiologi Komunikasi
Materi Sosiologi Komunikasi
Stisipol Candradimuka Palembang
Budaya dan Nilai Perusahaan
Budaya dan Nilai Perusahaan
Wisnu Dewobroto
Budayadanmasyarakat
Budayadanmasyarakat
Muchlis Soleiman
High context vs low context !
High context vs low context !
Ceyda Kaya
Hall's Cultural Factors
Hall's Cultural Factors
Rimau Malaya
Communication cross culture
Communication cross culture
Somewhere
Komunikasi Bisnis Bab IV
Komunikasi Bisnis Bab IV
Andreas Jiman
KLB - Bisnis
KLB - Bisnis
Embun Pagi
Komunikasi Bisnis dan Analisa Peluangnya
Komunikasi Bisnis dan Analisa Peluangnya
NeutronTemanggung
komunikasi internasional dan negosiasi
komunikasi internasional dan negosiasi
Ria Palupi
Kepdas epi.13
Kepdas epi.13
fadzan
Budaya dan komunikasi interpersonal
Budaya dan komunikasi interpersonal
Ratih Aini
Kab 14 (bahan uas smtr 3
Kab 14 (bahan uas smtr 3
maneicon22
KOMUNIKASI BISNIS LINTAS BUDAYA 4.pptx
KOMUNIKASI BISNIS LINTAS BUDAYA 4.pptx
satria fitrio
10. komunikasi lintas budaya 2
10. komunikasi lintas budaya 2
Yoga Pratama
Intercultural communication
Intercultural communication
Ratih Aini
Komunikasi lintas Budaya BAB II.pdf
Komunikasi lintas Budaya BAB II.pdf
RifayAbas1
Bagaimana perbedaan budaya
Bagaimana perbedaan budaya
Ratih Aini
MODUL 3 - Lingkungan Global dan Teknologi.pptx
MODUL 3 - Lingkungan Global dan Teknologi.pptx
FirlyRehaneta
BAB 4 KOMUNIKASI BISNIS LINTAS BUDAYA.pptx
BAB 4 KOMUNIKASI BISNIS LINTAS BUDAYA.pptx
HeningKinanthi

More Related Content

Viewers also liked (7)

Cross cultural variation in consumer behavior
Cross cultural variation in consumer behavior
Kelinci Ilmu
Semiotika
Semiotika
elkana
Materi Sosiologi Komunikasi
Materi Sosiologi Komunikasi
Stisipol Candradimuka Palembang
Budaya dan Nilai Perusahaan
Budaya dan Nilai Perusahaan
Wisnu Dewobroto
Budayadanmasyarakat
Budayadanmasyarakat
Muchlis Soleiman
High context vs low context !
High context vs low context !
Ceyda Kaya
Hall's Cultural Factors
Hall's Cultural Factors
Rimau Malaya
Cross cultural variation in consumer behavior
Cross cultural variation in consumer behavior
Kelinci Ilmu
Semiotika
Semiotika
elkana
Budaya dan Nilai Perusahaan
Budaya dan Nilai Perusahaan
Wisnu Dewobroto
High context vs low context !
High context vs low context !
Ceyda Kaya
Hall's Cultural Factors
Hall's Cultural Factors
Rimau Malaya

Similar to Komunikasi (18)

Communication cross culture
Communication cross culture
Somewhere
Komunikasi Bisnis Bab IV
Komunikasi Bisnis Bab IV
Andreas Jiman
KLB - Bisnis
KLB - Bisnis
Embun Pagi
Komunikasi Bisnis dan Analisa Peluangnya
Komunikasi Bisnis dan Analisa Peluangnya
NeutronTemanggung
komunikasi internasional dan negosiasi
komunikasi internasional dan negosiasi
Ria Palupi
Kepdas epi.13
Kepdas epi.13
fadzan
Budaya dan komunikasi interpersonal
Budaya dan komunikasi interpersonal
Ratih Aini
Kab 14 (bahan uas smtr 3
Kab 14 (bahan uas smtr 3
maneicon22
KOMUNIKASI BISNIS LINTAS BUDAYA 4.pptx
KOMUNIKASI BISNIS LINTAS BUDAYA 4.pptx
satria fitrio
10. komunikasi lintas budaya 2
10. komunikasi lintas budaya 2
Yoga Pratama
Intercultural communication
Intercultural communication
Ratih Aini
Komunikasi lintas Budaya BAB II.pdf
Komunikasi lintas Budaya BAB II.pdf
RifayAbas1
Bagaimana perbedaan budaya
Bagaimana perbedaan budaya
Ratih Aini
MODUL 3 - Lingkungan Global dan Teknologi.pptx
MODUL 3 - Lingkungan Global dan Teknologi.pptx
FirlyRehaneta
BAB 4 KOMUNIKASI BISNIS LINTAS BUDAYA.pptx
BAB 4 KOMUNIKASI BISNIS LINTAS BUDAYA.pptx
HeningKinanthi
Komunkasi
Komunkasi
Afdal Zikri
Tantangan Komunikasi Ditengah keragaman budaya dunia
Tantangan Komunikasi Ditengah keragaman budaya dunia
NoerAyuKomangKS
Pertemuan 1 Budaya dan Ilmu Komunikasi.pdf
Pertemuan 1 Budaya dan Ilmu Komunikasi.pdf
IinSoraya
Communication cross culture
Communication cross culture
Somewhere
Komunikasi Bisnis Bab IV
Komunikasi Bisnis Bab IV
Andreas Jiman
KLB - Bisnis
KLB - Bisnis
Embun Pagi
Komunikasi Bisnis dan Analisa Peluangnya
Komunikasi Bisnis dan Analisa Peluangnya
NeutronTemanggung
komunikasi internasional dan negosiasi
komunikasi internasional dan negosiasi
Ria Palupi
Kepdas epi.13
Kepdas epi.13
fadzan
Budaya dan komunikasi interpersonal
Budaya dan komunikasi interpersonal
Ratih Aini
Kab 14 (bahan uas smtr 3
Kab 14 (bahan uas smtr 3
maneicon22
KOMUNIKASI BISNIS LINTAS BUDAYA 4.pptx
KOMUNIKASI BISNIS LINTAS BUDAYA 4.pptx
satria fitrio
10. komunikasi lintas budaya 2
10. komunikasi lintas budaya 2
Yoga Pratama
Intercultural communication
Intercultural communication
Ratih Aini
Komunikasi lintas Budaya BAB II.pdf
Komunikasi lintas Budaya BAB II.pdf
RifayAbas1
Bagaimana perbedaan budaya
Bagaimana perbedaan budaya
Ratih Aini
MODUL 3 - Lingkungan Global dan Teknologi.pptx
MODUL 3 - Lingkungan Global dan Teknologi.pptx
FirlyRehaneta
BAB 4 KOMUNIKASI BISNIS LINTAS BUDAYA.pptx
BAB 4 KOMUNIKASI BISNIS LINTAS BUDAYA.pptx
HeningKinanthi
Tantangan Komunikasi Ditengah keragaman budaya dunia
Tantangan Komunikasi Ditengah keragaman budaya dunia
NoerAyuKomangKS
Pertemuan 1 Budaya dan Ilmu Komunikasi.pdf
Pertemuan 1 Budaya dan Ilmu Komunikasi.pdf
IinSoraya
Ad

Recently uploaded (20)

Sosialisasi 11 Kode Etik Guru profesional
Sosialisasi 11 Kode Etik Guru profesional
anjahfikri
Modul Ajar Prakarya Pengolahan Kelas 10 SMA/MA Fase E Kurikulum Merdeka
Modul Ajar Prakarya Pengolahan Kelas 10 SMA/MA Fase E Kurikulum Merdeka
Modul Kelas
Sejarah Terbentuknya GMNI Kolaka Tahun 2017.pdf
Sejarah Terbentuknya GMNI Kolaka Tahun 2017.pdf
Zulzaman GMNI
School of Strategic Leaders: Mencetak Pemimpin Bangsa di Era Ketidakpastian G...
School of Strategic Leaders: Mencetak Pemimpin Bangsa di Era Ketidakpastian G...
Dadang Solihin
Modul Ajar Matematika Kelas 9 Deep Learning
Modul Ajar Matematika Kelas 9 Deep Learning
Adm Guru
Sejarah Terbentuknya DPC GMNI Muna Tahun 2018.pdf
Sejarah Terbentuknya DPC GMNI Muna Tahun 2018.pdf
Zulzaman GMNI
Rejuvenasi Lemhannas RI guna Mewujudkan Indonesia Maju
Rejuvenasi Lemhannas RI guna Mewujudkan Indonesia Maju
Dadang Solihin
Training Motivasi Menggapai Ridha Allah, Orang Tua dan Guru dalam Meraih Suks...
Training Motivasi Menggapai Ridha Allah, Orang Tua dan Guru dalam Meraih Suks...
Namin AB Ibnu Solihin
Tujuan, Fungsi dan Manfaat Penyusunan Laporan Keuangan Perusahaan_Pelatihan *...
Tujuan, Fungsi dan Manfaat Penyusunan Laporan Keuangan Perusahaan_Pelatihan *...
Kanaidi ken
Telah Terbit_Buku "ILMU KOMUNIKASI: Teori, Praktik, dan Tantangan di Era Digi...
Telah Terbit_Buku "ILMU KOMUNIKASI: Teori, Praktik, dan Tantangan di Era Digi...
Kanaidi ken
Analisis dan Evaluasi Laporan Keuangan Perusahaan_Pelatihan *Penyusunan LAPO...
Analisis dan Evaluasi Laporan Keuangan Perusahaan_Pelatihan *Penyusunan LAPO...
Kanaidi ken
EKSPOS KETUA POKJA 2024 KOTO TUO iv nagari.pptx
EKSPOS KETUA POKJA 2024 KOTO TUO iv nagari.pptx
Dwifatmarakhmatsumin
Peta Jalan Dekarbonisasi Industri Nikel Indonesia 20252045
Peta Jalan Dekarbonisasi Industri Nikel Indonesia 20252045
Dadang Solihin
Modul Ajar Matematika Kelas 8 Deep Learning
Modul Ajar Matematika Kelas 8 Deep Learning
Adm Guru
Dadang Solihin Policy Brief Jawa Tengah 2025
Dadang Solihin Policy Brief Jawa Tengah 2025
Dadang Solihin
5553230048_4B_TP
5553230048_4B_TP
ajenghanas3
Training Motivasi Kamu adalah Arsitek Masa Depanmu, Bangun Fondasi Yang Kuat ...
Training Motivasi Kamu adalah Arsitek Masa Depanmu, Bangun Fondasi Yang Kuat ...
Namin AB Ibnu Solihin
Bahan Bacaan BIOGRAFI Singkat Ir. SOEKARNO.pdf
Bahan Bacaan BIOGRAFI Singkat Ir. SOEKARNO.pdf
Zulzaman GMNI
Kebijakan Tes Kemampuan Akademik 2025.pdf
Kebijakan Tes Kemampuan Akademik 2025.pdf
NendahNurJanah1
PUBLIC SPEAKING BNNK DEPOK 11 JUNI 2024.pptx
PUBLIC SPEAKING BNNK DEPOK 11 JUNI 2024.pptx
Dedi Dwitagama
Sosialisasi 11 Kode Etik Guru profesional
Sosialisasi 11 Kode Etik Guru profesional
anjahfikri
Modul Ajar Prakarya Pengolahan Kelas 10 SMA/MA Fase E Kurikulum Merdeka
Modul Ajar Prakarya Pengolahan Kelas 10 SMA/MA Fase E Kurikulum Merdeka
Modul Kelas
Sejarah Terbentuknya GMNI Kolaka Tahun 2017.pdf
Sejarah Terbentuknya GMNI Kolaka Tahun 2017.pdf
Zulzaman GMNI
School of Strategic Leaders: Mencetak Pemimpin Bangsa di Era Ketidakpastian G...
School of Strategic Leaders: Mencetak Pemimpin Bangsa di Era Ketidakpastian G...
Dadang Solihin
Modul Ajar Matematika Kelas 9 Deep Learning
Modul Ajar Matematika Kelas 9 Deep Learning
Adm Guru
Sejarah Terbentuknya DPC GMNI Muna Tahun 2018.pdf
Sejarah Terbentuknya DPC GMNI Muna Tahun 2018.pdf
Zulzaman GMNI
Rejuvenasi Lemhannas RI guna Mewujudkan Indonesia Maju
Rejuvenasi Lemhannas RI guna Mewujudkan Indonesia Maju
Dadang Solihin
Training Motivasi Menggapai Ridha Allah, Orang Tua dan Guru dalam Meraih Suks...
Training Motivasi Menggapai Ridha Allah, Orang Tua dan Guru dalam Meraih Suks...
Namin AB Ibnu Solihin
Tujuan, Fungsi dan Manfaat Penyusunan Laporan Keuangan Perusahaan_Pelatihan *...
Tujuan, Fungsi dan Manfaat Penyusunan Laporan Keuangan Perusahaan_Pelatihan *...
Kanaidi ken
Telah Terbit_Buku "ILMU KOMUNIKASI: Teori, Praktik, dan Tantangan di Era Digi...
Telah Terbit_Buku "ILMU KOMUNIKASI: Teori, Praktik, dan Tantangan di Era Digi...
Kanaidi ken
Analisis dan Evaluasi Laporan Keuangan Perusahaan_Pelatihan *Penyusunan LAPO...
Analisis dan Evaluasi Laporan Keuangan Perusahaan_Pelatihan *Penyusunan LAPO...
Kanaidi ken
EKSPOS KETUA POKJA 2024 KOTO TUO iv nagari.pptx
EKSPOS KETUA POKJA 2024 KOTO TUO iv nagari.pptx
Dwifatmarakhmatsumin
Peta Jalan Dekarbonisasi Industri Nikel Indonesia 20252045
Peta Jalan Dekarbonisasi Industri Nikel Indonesia 20252045
Dadang Solihin
Modul Ajar Matematika Kelas 8 Deep Learning
Modul Ajar Matematika Kelas 8 Deep Learning
Adm Guru
Dadang Solihin Policy Brief Jawa Tengah 2025
Dadang Solihin Policy Brief Jawa Tengah 2025
Dadang Solihin
5553230048_4B_TP
5553230048_4B_TP
ajenghanas3
Training Motivasi Kamu adalah Arsitek Masa Depanmu, Bangun Fondasi Yang Kuat ...
Training Motivasi Kamu adalah Arsitek Masa Depanmu, Bangun Fondasi Yang Kuat ...
Namin AB Ibnu Solihin
Bahan Bacaan BIOGRAFI Singkat Ir. SOEKARNO.pdf
Bahan Bacaan BIOGRAFI Singkat Ir. SOEKARNO.pdf
Zulzaman GMNI
Kebijakan Tes Kemampuan Akademik 2025.pdf
Kebijakan Tes Kemampuan Akademik 2025.pdf
NendahNurJanah1
PUBLIC SPEAKING BNNK DEPOK 11 JUNI 2024.pptx
PUBLIC SPEAKING BNNK DEPOK 11 JUNI 2024.pptx
Dedi Dwitagama
Ad

Komunikasi

  • 1. TANTANGAN KOMUNIKASI Bagaimana Perb edaan Budaya, Etnosentrisme, dan Bahasa Mempengaruhi Komunikasi [values, beliefs, and practices] PENGERTIAN KOMUNIKASI BISNIS ANTARBUDAYA Intercultural communication is the process of sending and receiving messages between people of different cultures. Komunikasi Antarbudaya [Intercultural Communication] adalah proses komunikasi antara orang-orang yang berbeda budaya [baik dalam arti ras, etnik, atau perbedaan-perbedaan sosio ekonomi. Penggolongan kelompok budaya t idak bersifat mutlak; kita boleh memilih satu atau lebih untuk menandai sebuah kel ompok yang me miliki budaya yang sama. Misalnya di USA. Orang Amerika berbicara tentang orang-orang asli California, Nebraska, dan New Hampshi re sebagai berasal dari budaya- budaya regi onal yang berbeda [West Coast, Midwest, dan New England] , Kita boleh menyebut masi ng-masing sebagai anggota sebuah budaya kota atau budaya desa, atau sebagai anggota budaya I rlandia atau budaya Yahudi . Kita boleh menganggap mer eka sebagai anggota-anggota budaya Bar at yang lebih luas lagi. Budaya adalah suatu cara hidup yang berkembang dan dimiliki bersama oleh sebuah kelompok orang dan diwariskan dari generasi ke generasi. Budaya terbentuk dari banyak unsur yang rumit, termasuk sistem agama dan politik, adat-istiadat, bahasa, perkakas, pakaian, bangunan, dan karya seni. Atau dalam versi lainnya Culture is a shared system of symbols, beliefs, attitudes, values, expectations, and norms for behavior. Subcultures are distinct groups that exist within a major culture. Cara anda berpakaian, hubungan anda dengan orangtua dan teman-teman anda, apa yang anda harapkan dari perkawinan dan pekerjaan, makanan yang anda makan, bahasa yang anda gunakan, semuanya itu dipengaruhi oleh budaya anda. Ini tidak berarti bahwa, anda berpikir, percaya, dan bertindak sama persis seperti setiap orang lainnya dalam budaya anda. Sebuah budaya akan berubah dan berevolusi dari waktu ke waktu. Namun seperangkat karakteristik dimiliki bersama oleh sebuah kelompok secara keseluruhan dapat dilacak, meskipun telah berubah banyak, dari generasi ke generasi. Etnosentrisme Dalam berkomunikasi, kita cender ung untuk menghakimi nilai, adat istiadat atau aspek-aspek budaya lain menggunakan kelompok kita sendiri dan adat istiadat kita sendiri sebagai standar bagi semua penilaian. Disadari atau tidak, kita sering mengganggap kel ompok kita sendiri, negeri kita sendiri , budaya ki ta sendiri, sebagai yang terbaik, yang paling bermoral, dsb. Etnosentr isme sulit dihilangkan, karena ia bersumber pada psi kologi manusia [memperoleh dan memelihara penghargaan diri]. Dan ini merupakan keinginan yang sangat manusi awi dari tiap orang yang berlatar budaya yang berbeda. 1
  • 2. Adanya per bedaan budaya di masing-masing kelompok, masyarakat dan negara, juga turut mempengaruhi efektifitas komunikasi antarbudaya. Adapun kunci keberhasilan dalam hubungan komuni kasi bisnis juga dapat di pengaruhi oleh hal-hal seperti : ! Social values contohnya orang Amerika dikenal dengan etos kerja keras, sukses dapat diukur dari sisi materi, berorientasi pada tujuan dan efesiensi. Sementara untuk Indonesia dengan tingkat pengangguran usia kerja yang tinggi, menciptakan lapangan pekerjaan jauh lebih penting daripada bekerja secara efisien. ! Roles and Status contohnya, dibanyak negara wanita masih belum [tidak] memainkan peranan yang menonjol dalam bisnis, pemerintahan bahkan dalam praktek kesehariannya masih ada batasan-batasan. Hal ini dikarenakan adanya sistem nilai, kepercayaan, dan pengaruh kuat agama. Konsep status juga berbeda. Seorang eksekutif Amerika menunjukkan tanda-tanda statusnya dengan menunjuk kepada nilai materialistik. Big boss biasanya mempunyai ruang kantor besar, karpet yang bagus, sofa yang mahal, asesori-asesori yang mahal, dll. Mempunyai kantor pribadi lebih terhormat di Amerika, daripada sebuah meja kerja pribadi di ruang terbuka. Ini disebutnya Spatial Arrangements. Dalam budaya lain, dikomunikasikan dalam cara yang berbeda, misalnya seorang eksekutif Perancis akan lebih terhormat apabila duduk di tengah dalam area yang terbuka. ! Concept of Time Perbedaan persepsi terhadap waktu adalah faktor lainnya yang bisa menyebabkan misunderstandings . Para ekekutif Amerika dan Jerman melihat waktu sebagai sesuatu yang harus diencanakan dan dipergunakan secara efisien, berfokus hanya pada tugas pekerjaan tiap periode yang sudah terjadwal. Waktu adalah terbatas, jadi mereka mencoba langsung mendapatkan sesuatu [informasi, pendapat, masukan, pengarahan, dll] secepat mungkin ketika berkomunikasi. Disisi lain, para eksekutif Amerika Latin dan Asia melihat waktu sebagai sesuatu yang fleksibel. Karena dalam budaya mereka, membangun sebuah dasar/fondasi hubungan bisnis adalah jauh lebih penting daripada batas waktu pertemuan untuk tugas tertentu. ! Concept of Per sonal Space Seperti halnya waktu, ruang/ jarak dalam berkomunikasi seringkali menyebabkan pengertian yang berbeda dalam budaya yang berbeda. Dalam Budaya Barat dalam berkomunikasi biasanya mereka berdiri 5 feet selama percakapan bisnis. Jarak ini bagi orang Jerman dan Jepang, adalah dekat namun tidak nyaman . Tetapi bagi orang Arab dan Amerika Latin, jarak ini jauh dan tidak nyaman. Budaya Barat cenderung bereaksi negatif [tanpa pemberitahuan kenapa], ketika seorang Arab bergerak mendekat selama percakapan. Dan orang Arab mungkin bereaksi negatif [tanpa pemberitahuan kenapa] ketika seorang Amerika/ Kanada bersikap mundur agak menjauh selama percakapan. Perbedaan Komunikasi Antara kultur Low Context dan High Context VIEWS OF COMMUNICATION IN HIGH AND LOW CONTEXT CULTURES High Context Low Context [examples : Japan, United [examples : Germany, Arab Emirates] North America] Prefered communication strategy Indirectness, politeness, Directness, ambiguity confrontation, clarity Reliance on words to communicate Low High Reliance on nonverbal signs to High Low communicate Importance of written word Low High Agreements made in writing Not Binding Binding Agreements made orally Binding Not binding Attention to detail Low High Source : Adapted from David A. Victor, International Business Communication [New York: HarperCollins, 1992], 148, 153, 160. 2
  • 3. Dalam bukunya, ant ropolog Edward Hall membedakan budaya konteks t inggi dan budaya kont eks rendah. Menurutnya, budaya bisa dianggap ada dal am suatu rentang [continuum], seperti tampak dalam ga mbar di bawah. Budaya Konteks Tinggi 揃 Jepang 揃 Arab 揃 Yunani 揃 Spanyol 揃 Italia 揃 Inggris 揃 Prancis 揃 Amerika 揃 Skandinavia 揃 Jerman 揃 Jerman-Swiss Budaya Konteks Rendah Contoh budaya-budaya yang disusun dalam suatu rentang antara Budaya Konteks Tinggi dan Budaya Konteks Rendah [Sumber : Larry A. Samovar dan Richard E. Porter, Communication Between Cultures, Belmont, CA : W adsworth, 1991, hlm. 235] Budaya konteks tinggi dan budaya konteks rendah mempunyai beberapa perbedaan penting dalam cara penyandian pesannya. Anggota budaya konteks tinggi lebih terampil membaca perilaku nonverbal dan "dalam membaca lingkungan" , dan mereka menganggap bahwa orang lain juga akan mampu melakukan hal yang sama. Jadi mereka berbicara lebih sedikit daripada anggota-anggota budaya konteks rendah . Umumnya komunikasi mereka cenderung tidak langsung dan tidak ekplisit. Budaya konteks rendah, sebaliknya menekankan komunikasi langsung dan ekplisit: pesan- pesan verbal sangat penting, dan informasi yang akan dikomunikasikan disandi dalam pesan verbal . Budaya konteks tinggi antara lain budaya Cina, Korea, Jepang, Indonesia. Dalam membandingkan orang-orang Amerika dengan orang-orang Melayu dan Jepang, Althen memberikan suatu contoh dimensi konteks tinggi/ konteks rendah : Orang-orang Amerika memperhatikan kata-kata yang orang gunakan untuk menyampaikan gagasan, informasi, dan perasaan. Mereka umumnya tidak terampil dalam "membaca" pesan nonverbal orang lain. "Oh, kalian orang Amerika!" kata seorang wanita Jepang yang jengkel dipaksa menjelaskan rincian tentang suatu situasi yang tidak menyenangkan, "Kamu harus mengatakan segalanya!" [Althen, 1992, Hlm. 416] Orang Indonesia juga sangat pintar dalam "membaca" pesan nonverbal orang lain. Misalnya mhs yang akan menghadap dosen untuk urusan skripsi, maka mhs tsb harus dapat melihat apakah sang dosen itu sedang dalam suatu situasi ceria [wajah], menyenangkan, punya waktu, dan bisa diajak konsultasi dsb. Kalau tidak bisa-bisa mhs tsb dimarahi habis-habisan karena tidak mengerti keadaan sang dosen yang sedang tidak mood tsb Komunikasi Non Verbal lainnya: Body language, contoh mengatakan "NO". Bagi orang Amerika dan Kanada, mengatakan "NO" dengan menunjukkan geleng-geleng kepala [shake their heads and forth] . Orang Bulgaria menunjukan dengan kepala naik turun [nod up and down]. Orang Jepang dengan menggerak-gerakan tangan kanan. Orang Sisilia [Italia] dengan mengangkat dagunya. 3
  • 4. Eye Contact, Contohnya orang Amerika Utara melihat eye contact sebagai tanda kejujuran. Orang yang berkomunikasi dengan orang lain tidak memandang mata lawan bicara dipandang tidak jujur. Anak-anak orang Puerto Rico diajarkan untuk tidak memandang mata orang dewasa karena tidak sopan. Orang Jepang mengajarkan anak-anak mereka agar melihat orang yang jauh lebih tua hanya sebatas leher. Di Korea memandang lawan bicara terus menerus diartikan sebagai tanda perbuatan kasar. Di negara Arab, antara pria dan wanita tidak dianjurkan untuk saling menatap satu sama lain, karena bisa diartikan melanggar Hukum agama Islam, atau memandang orang yang bukan muhrimnya. Smiling, pepatah Cino kuno mengatakan, orang tanpa senyum tidak boleh membuka toko". Senyum adalah bahasa universal, yang bisa menutupi rasa malu, kesedihan/ duka, emosi, bahkan rasa marah seseorang. Gestures, mempunyai makna berbeda ditiap negara. Di Bulgaria, orang yang mengangguk- anggukan kepala bisa berarti mengatakan "no" dan menggeleng-gelengkan kepala mereka yang bisa berarti berkata "iya". Personal Space, adalah jarak yang diinginkan seseorang [wanita/pria] ketika berkomunikasi atau pertukaran yang bukan dalam kondisi intim. Hasil observasi dan experimen terbatas menyimpulkan bahwa, kebanyakan orang Amerika Utara, Eropa Utara dan Asia menginginkan ruang pribadi yang lebih besar dibandingkan dengan orang Amerika Latin, Perancis, Italia dan Arab. Touch, hasil studi di US menunjukkan bahwa sentuhan diintepretasikan sebagai menunjukkan "kekuatan" atau bisa diartikan membantu atau menolong. Orang yang jauh lebih kuat, menyentuh orang yang kurang kuat. Time. Masalah perbedaan waktu merupakan hal yang lumrah di belahan bumi manapu. Tetapi yang jauh lebih penting adalah adanya perbedaan sudut pandang terhadap waktu dan sikap terhadap waktu. Komunikasi non verbal usianya lebih tua daripada komunikasi verbal. Hingga usia kira-kira 18 bulan, manusia cenderung bergantung total pada komunikasi non verbal seperti sentuhan, senyuman, pandangan mata, bunyi-bunyian, dll. Maka tidaklah mengherankan ketika kita ragu pada seseorang, kita lebih percaya pada pesan non verbalnya. Orang yang terampil membaca pesan non berbal orang lain disebut intuitif, sedangkan yang terampil mengirimkannya disebut ekspresif. Manusia mempersepsi tidak hanya lewat bahasa verbalnya saja, seperti bagaimana bahasanya [halus, kasar, intelektual, mampu berbahasa asing, dsb], namun juga melalui perilaku non verbalnya. Pentingnya pesan non verbal ini misalnya dilukiskan frase, bukan apa yang ia katakan, melainkan bagaimana ia mengatakannya . Lewat perilaku non verbalnya, kita dapat mengetahui suasana emosional seseorang, apakah ia sedang bahagia, bingung, atau sedih. Kesan awal kita pada sesorang sering didasarkan perilaku non verbalnya, yang mendorong kita untuk mengenalnya lebih jauh. Secara sederhana, pesan non verbal adalah semua isyarat yang bukan kata-kata, mencakup semua rangsangan [kecuali rangsangan verbal] dalam suatu setting komunikasi, dan bermakna bagi orang lain. Dilihat dari fungsinya, perilaku non verbal mempunyai beberapa fungsi. Paul Ekman menyebutkan lima fungsi pesan non verbal, seperti yang dapat dilukiskan dengan perilaku mata, yakni sebagai : 1. Emblem, gerakan mata tertentu merupakan simbol yang memiliki kesetaraan dengan simbol verbal. Kedipan mata dapat mengatakan, Saya tidak sungguh-sungguh . 2. Ilustrator. Pandangan ke bawah dapat menunjukkan depresi atau kesedihan. 3. Regulator. Kontak mata berarti saluran percakapan terbuka. Memalingkan muka menandakan ketidaksediaan berkomunikasi. 4
  • 5. 4. Penyesuai. Kedipan mata yang cepat meningkat ketika orang berada dalam tekanan. Itu merupakan respons yang tidak disadari yang merupakan upaya tubuh untuk mengurangi kecemasan. 5. Affect Display. Pembesaran manik-mata [pupil dilation] menunjukkan peningkatan emosi. Isyarat wajah lainnya menunjukkan perasaan takut, terkejut, atau senang. Oral Communication : Understatement and Exaggeration, Compliments, Silence, Voice Qualities. Understatemen merupakan kebiasaan mengecilkan persoalan. Sedangkan exaggerate adalah pernyataan yang dilebih-lebihkan atau dibesar-besarkan. Seorang businessman dalam bernegosiasi dengan seoarng Jerman berkata, "I know it's impossible, but can we do it? " . Bagi orang Jerman pernyataan itu menunjukkan "tidak bisa dikerjakan". Namun bagi orang Amerika melihatnya "impossible" sebagai ada hubungan kuat dengan berkata "difficult" dan diasumsikan dengan adanya kecukupan sumberdaya dan komitmen untuk melakukannuya, alias "the job could in fact be done". Compliments adalah ungkapan kata pujian atas diri seseorang, bisa dalam konteks berkomunikasi atau sapaan akrab. Silence, mempunyai arti yang berbeda-beda dalam budaya yang berbeda. Di Jepang, diam bisa berarti "I don't like your idea," tetapi juga bisa berarti , "I'm thinking. Orang Mesir mengartikan diam dengan konsentrasi. Orang Yunani mengartikannya dengan penolakan. Kalau di Indonesia diam adalah bisa takut atau tidak mengerti samasekali. Voice Qualities adalah keras lemahnya suara dalam berkomunikasi. Terlalu keras dalam bersuara, lawan bicara bisa mengartikan pernyataan tersebut dengan tulus hati , sungguh- sungguh atau malah bisa diartikan kasar. Referensi 1. Locker, O. Kitty., Business and Administrative Communication, Mc. Graw Hill - The Ohio State University, USA, 2. Bovee, Courland L., Business Communication Today, Prentice Hall International, Inc. New Jersey 3. Mulyana, Deddy., Ilmu Komunikasi Suatu Pengantar, Remaja Rosdakarya Bandung, Juni 2000 5