Laporan ini membahas observasi bendung Simongan di Kota Semarang. Bendung ini berfungsi untuk mengurangi banjir dan sebelumnya juga digunakan untuk irigasi. Laporan menjelaskan bagian-bagian bendung seperti tubuh bendung, bangunan pengambilan, pembilas, pengelak, penguras, dan perlengkapan lainnya serta fungsi dan perawatan bendung Simongan."
Dokumen tersebut membahas metode penanganan kelongsoran dalam menjaga infrastruktur yang telah ada. Dibahas pula definisi dan jenis-jenis tanah longsor serta faktor-faktor penyebabnya. Metode penanganan kelongsoran penting untuk meminimalkan kerusakan infrastruktur akibat bencana alam."
Dokumen tersebut membahas tentang sistem jaringan irigasi dan bangunan yang terkait, meliputi empat tingkatan petak irigasi (primer, sekunder, tersier, kuarter), jenis-jenis saluran irigasi dan pembuangan, serta berbagai bangunan pendukung seperti bendung, bangunan bagi, sadap, dan lainnya beserta fungsinya.
Permen PU No 12 Tahun 2014 tentang Drainase Perkotaan - Lampiran 3infosanitasi
Ìý
Dokumen tersebut membahas tentang tata cara operasi dan pemeliharaan sistem drainase perkotaan. Mencakup pedoman tentang operasi, pemeliharaan, pembiayaan dan kelembagaan beserta personalianya. Juga menjelaskan berbagai prasarana dan sarana drainase perkotaan seperti saluran, bangunan persilangan, kolam retensi, dan pompa yang memerlukan operasi dan pemeliharaan berkala.
Teks tersebut membahas mengenai sumber air baku dan rancangan bangunan pengambilan. Sumber air baku yang digunakan adalah air sungai Lenovo dengan debit 1,4 liter/detik. Teks ini juga menjelaskan berbagai jenis bangunan pengambilan air seperti direct intake, indirect intake, dan spring intake beserta komponen-komponennya seperti screen, pompa intake, dan kriteria desainnya.
1. Modul ini membahas perencanaan berbagai bangunan irigasi untuk mengambil, mengalirkan, membagi, dan membuang air untuk kebutuhan irigasi sawah seperti talang, siphon, gorong-gorong, bangunan terjun, got miring, pelimpah samping, dan jembatan.
2. Presentasi disusun oleh kelompok mahasiswa yang terdiri atas Fitri Ramadayanti, Faisal Septerian, Golden Lee, dan Rita di bawah bimbingan Eva Riyanti.
Dokumen tersebut membahas tentang waduk, termasuk definisi, komponen, manfaat, dan permasalahan yang ditimbulkan oleh waduk. Waduk dijelaskan sebagai danau buatan yang besar yang digunakan untuk menampung air dan memiliki berbagai komponen seperti bendungan, pelimpah, dan rumah pembangkit listrik. Manfaat waduk meliputi penyediaan air, irigasi, pengendalian banjir, dan pariwisata. Namun waduk juga
Dokumen tersebut membahas tentang permasalahan sumber daya air di Indonesia, termasuk banjir, kelangkaan air, dan penurunan kualitas air. Dokumen tersebut menjelaskan sebab-akibat permasalahan tersebut dan solusi-solusi untuk mengatasinya seperti pengelolaan daerah aliran sungai, konservasi, dan kesadaran masyarakat.
1. Dokumen ini membahas tentang model struktur slopped truss menggunakan SAP2000 dan proses analisis serta desain struktur.
2. Langkah-langkah pemodelan struktur slopped truss, penambahan beban, analisis, dan penentuan penampang struktur dijelaskan secara rinci.
3. Proses desain struktur bertujuan untuk menentukan penampang profil baja yang paling sesuai dengan beban dan batasan keamanan struktur.
1. Dokumen tersebut membahas perancangan balok beton bertulang untuk menopang beban hidup dan mati pada bentangan 7 meter.
2. Pembahasan meliputi penentuan momen lentur maksimum, luas penampang tulangan, dan ukuran balok yang memenuhi syarat tegangan.
3. Diberikan contoh soal perhitungan balok dan sketsa rencana balok untuk bentangan 7,5 meter dengan beban dan mutu material tertentu.
Proyek perluasan terminal 3 bandara Soekarno-Hatta mencakup pembangunan fasilitas baru di lahan 369.800 m2 untuk meningkatkan kapasitas bandara. Dokumen ini menjelaskan lokasi, data umum, struktur, fasilitas, manajemen proyek, dan sistem pelelangannya.
MANAJEMEN SUMBER DAYA AIR (WATER RESOURCES MANAGEMENT)
Materi pengantar sistem rekayasa teknik sipil
Komponen MSDA
peran sarjana teknik sipil dalam bidang MSDA
Permasalahan banjirÌýyang melandaÌýTerminal 3ÌýUltimate Bandara Soekarno Hatta disebabkan oleh daya airnya yang rusak : tersumbatnya air pada saluran bak kontrol sehingga air meluap ke atas.
Analisa Koefisien Limpasan pada Persamaan Rasional untuk Menghitung Debit Ban...Dian Werokila
Ìý
Dalam perencanaan dan pelaksanaan proyek-proyek teknik sipil yang berkaitan dengan pengaturan dan pemanfaatan air, dibutuhkan suatu analisis hidrologi, sehingga dalam mendesain serta menganalisis faktor-faktor utama dalam pelaksanaan suatu proyek seperti keamanan dan nilai ekonomis, aspek hidrologi tidak dapat diabaikan.
Seorang perencana harus dapat merencanakan bangunan air yang secara optimal mampu untuk mempertahankan kekuatan dan umur bangunan itu sendiri, sehingga dalam periode penggunaannya, bangunan tersebut diharapkan dapat dilalui dengan aman oleh banjir yang terjadi sampai ketinggian debit maksimum tanpa adanya kerusakan pada bangunan tersebut. Permasalahan yang terjadi adalah berapa besar debit yang harus disalurkan melalui bangunan yang besarnya tidak tentu dan berubah-ubah karena adanya banjir. Untuk mengatasi masalah tersebut diperlukan suatu perhitungan hidrologi khususnya analisis banjir rancangan.
Analisis hidrologi digunakan untuk memperkirakan debit banjir rencana, ada beberapa metode yang digunakan untuk memperkirakan besarnya debit banjir rencana mulai dari metode Rasional yang cukup sederhana sampai dengan metode yang sangat kompleks yang kemudian telah dikembangkan untuk disesuaikan dengan kondisi setempat, dikarenakan dari beberapa metode yang ada belum tentu sesuai dengan karakteristik daerah aliran sungai (DAS) yang ditinjau. Sehingga dalam memilih metode yang tepat untuk suatu DAS diperlukan kajian yang mendalam agar suatu proyek tersebut aman namun tetap bernilai ekonomis.
Persamaan Rasional merupakan salah satu cara untuk menganalisis debit banjir rencana, namun hasilnya seringkali menghasilkan penyimpangan yang cukup besar sehingga persamaan Rasional dibatasi untuk daerah dengan luas daerah aliran sungai yang kecil, yaitu kurang dari 300 ha (Goldman et.al.,1986).
Metode Rasional dikembangkan berdasarkan asumsi dalam penerapannya bahwa koefisien limpasan (C) dianggap sama untuk berbagai frekuensi hujan dan hanya dapat dihitung nilai debit puncaknya saja, volume dan waktu lamanya hidrograf banjir naik dan turun tidak dapat ditentukan.
Salah satu variabel dalam persamaan Rasional adalah koefisien limpasan (C) , faktor ini merupakan variabel yang paling menentukan hasil perhitungan debit banjir. Koefisien limpasan (C) didefinisikan sebagai perbandingan antara debit puncak aktual dengan debit puncak yang mungkin terjadi. Harga C berubah dari waktu ke waktu sesuai dengan perubahan pada faktor-faktor yang bersangkutan dengan aliran permukaan di dalam sungai, terutama kelembaban tanah, sehingga pemilihan harga koefisien limpasan (C) yang tepat memerlukan pengalaman hidrologi yang luas.
Dengan didasari latar belakang tersebut di atas, maka penulis mencoba melakukan penelitian pada suatu daerah aliran sungai agar pemilihan harga koefisien limpasan (C) pada persamaan Rasional terhadap hidrograf satuan terukur suatu daerah aliran sungai tepat sesuai dengan kondisi DAS, penelitian ini dalam bentuk tugas ak
Penilaian Kinerja & AKNOP Daerah Irigasi Air LakitanAgung Noorsamsi
Ìý
Laporan ini memberikan ringkasan kondisi prasarana fisik dan kinerja sistem irigasi di Daerah Irigasi Air Lakitan. Bendung Air Lakitan umumnya dalam kondisi baik meskipun beberapa bagian perlu perbaikan. Sebagian besar saluran sekunder memiliki kondisi rusak ringan hingga berat sehingga menghambat fungsi distribusi air dengan baik. Secara keseluruhan, kinerja sistem irigasi mencapai skor sedang meskipun terdapat variasi ant
Geometrik Jalan Raya (Perencanaan)
Jalan Raya adalah suatu jalur tanah yang permukaannya dibentuk dengan kemiringan tertentu dan diberi perkerasan yang dipergunakan untuk lintasaan kendaraan maupun orang yang menghubungkan lalu lintas antara dua atau lebih tempat pemusatan kegiatan.
->Siphon adalah bangunan pembawa yang melewati bawah saluran lain (biasanya pembuang) atau jalan. Siphon bersifat saluran bertekanan atau tertutup.
->Bangunan terjun atau got miring diperlukan jika kemiringan permukaan tanah lebih curam daripada kemiringan maksimum saluran yang diizinkan. Bangunan terjunan dapat berupa terjunan tegak atau terjunan miring.
-> Gorong-gorong dipakai untuk membawa aliran air melewati bawah jalan air lainnya atau bawah jalan, serta jalan kereta api. Gorong-gorong mempunyai potongan melintang yang lebih kecil daripada luas basah saluran hulu maupun hilir.
Perencanaan pondasi telapak persegi beton bertulangAfret Nobel
Ìý
Pondasi telapak digunakan untuk bangunan 1-3 tingkat dengan daya dukung tanah lebih dari 2 kg/cm2. Terdiri dari tulangan lentur dan susut, serta dihitung untuk kuat geser dan beban. Ukuran pondasi ditentukan melalui coba-coba agar memenuhi syarat tegangan tanah dan geser.
Dokumen tersebut membahas tentang waduk, termasuk definisi, komponen, manfaat, dan permasalahan yang ditimbulkan oleh waduk. Waduk dijelaskan sebagai danau buatan yang besar yang digunakan untuk menampung air dan memiliki berbagai komponen seperti bendungan, pelimpah, dan rumah pembangkit listrik. Manfaat waduk meliputi penyediaan air, irigasi, pengendalian banjir, dan pariwisata. Namun waduk juga
Dokumen tersebut membahas tentang permasalahan sumber daya air di Indonesia, termasuk banjir, kelangkaan air, dan penurunan kualitas air. Dokumen tersebut menjelaskan sebab-akibat permasalahan tersebut dan solusi-solusi untuk mengatasinya seperti pengelolaan daerah aliran sungai, konservasi, dan kesadaran masyarakat.
1. Dokumen ini membahas tentang model struktur slopped truss menggunakan SAP2000 dan proses analisis serta desain struktur.
2. Langkah-langkah pemodelan struktur slopped truss, penambahan beban, analisis, dan penentuan penampang struktur dijelaskan secara rinci.
3. Proses desain struktur bertujuan untuk menentukan penampang profil baja yang paling sesuai dengan beban dan batasan keamanan struktur.
1. Dokumen tersebut membahas perancangan balok beton bertulang untuk menopang beban hidup dan mati pada bentangan 7 meter.
2. Pembahasan meliputi penentuan momen lentur maksimum, luas penampang tulangan, dan ukuran balok yang memenuhi syarat tegangan.
3. Diberikan contoh soal perhitungan balok dan sketsa rencana balok untuk bentangan 7,5 meter dengan beban dan mutu material tertentu.
Proyek perluasan terminal 3 bandara Soekarno-Hatta mencakup pembangunan fasilitas baru di lahan 369.800 m2 untuk meningkatkan kapasitas bandara. Dokumen ini menjelaskan lokasi, data umum, struktur, fasilitas, manajemen proyek, dan sistem pelelangannya.
MANAJEMEN SUMBER DAYA AIR (WATER RESOURCES MANAGEMENT)
Materi pengantar sistem rekayasa teknik sipil
Komponen MSDA
peran sarjana teknik sipil dalam bidang MSDA
Permasalahan banjirÌýyang melandaÌýTerminal 3ÌýUltimate Bandara Soekarno Hatta disebabkan oleh daya airnya yang rusak : tersumbatnya air pada saluran bak kontrol sehingga air meluap ke atas.
Analisa Koefisien Limpasan pada Persamaan Rasional untuk Menghitung Debit Ban...Dian Werokila
Ìý
Dalam perencanaan dan pelaksanaan proyek-proyek teknik sipil yang berkaitan dengan pengaturan dan pemanfaatan air, dibutuhkan suatu analisis hidrologi, sehingga dalam mendesain serta menganalisis faktor-faktor utama dalam pelaksanaan suatu proyek seperti keamanan dan nilai ekonomis, aspek hidrologi tidak dapat diabaikan.
Seorang perencana harus dapat merencanakan bangunan air yang secara optimal mampu untuk mempertahankan kekuatan dan umur bangunan itu sendiri, sehingga dalam periode penggunaannya, bangunan tersebut diharapkan dapat dilalui dengan aman oleh banjir yang terjadi sampai ketinggian debit maksimum tanpa adanya kerusakan pada bangunan tersebut. Permasalahan yang terjadi adalah berapa besar debit yang harus disalurkan melalui bangunan yang besarnya tidak tentu dan berubah-ubah karena adanya banjir. Untuk mengatasi masalah tersebut diperlukan suatu perhitungan hidrologi khususnya analisis banjir rancangan.
Analisis hidrologi digunakan untuk memperkirakan debit banjir rencana, ada beberapa metode yang digunakan untuk memperkirakan besarnya debit banjir rencana mulai dari metode Rasional yang cukup sederhana sampai dengan metode yang sangat kompleks yang kemudian telah dikembangkan untuk disesuaikan dengan kondisi setempat, dikarenakan dari beberapa metode yang ada belum tentu sesuai dengan karakteristik daerah aliran sungai (DAS) yang ditinjau. Sehingga dalam memilih metode yang tepat untuk suatu DAS diperlukan kajian yang mendalam agar suatu proyek tersebut aman namun tetap bernilai ekonomis.
Persamaan Rasional merupakan salah satu cara untuk menganalisis debit banjir rencana, namun hasilnya seringkali menghasilkan penyimpangan yang cukup besar sehingga persamaan Rasional dibatasi untuk daerah dengan luas daerah aliran sungai yang kecil, yaitu kurang dari 300 ha (Goldman et.al.,1986).
Metode Rasional dikembangkan berdasarkan asumsi dalam penerapannya bahwa koefisien limpasan (C) dianggap sama untuk berbagai frekuensi hujan dan hanya dapat dihitung nilai debit puncaknya saja, volume dan waktu lamanya hidrograf banjir naik dan turun tidak dapat ditentukan.
Salah satu variabel dalam persamaan Rasional adalah koefisien limpasan (C) , faktor ini merupakan variabel yang paling menentukan hasil perhitungan debit banjir. Koefisien limpasan (C) didefinisikan sebagai perbandingan antara debit puncak aktual dengan debit puncak yang mungkin terjadi. Harga C berubah dari waktu ke waktu sesuai dengan perubahan pada faktor-faktor yang bersangkutan dengan aliran permukaan di dalam sungai, terutama kelembaban tanah, sehingga pemilihan harga koefisien limpasan (C) yang tepat memerlukan pengalaman hidrologi yang luas.
Dengan didasari latar belakang tersebut di atas, maka penulis mencoba melakukan penelitian pada suatu daerah aliran sungai agar pemilihan harga koefisien limpasan (C) pada persamaan Rasional terhadap hidrograf satuan terukur suatu daerah aliran sungai tepat sesuai dengan kondisi DAS, penelitian ini dalam bentuk tugas ak
Penilaian Kinerja & AKNOP Daerah Irigasi Air LakitanAgung Noorsamsi
Ìý
Laporan ini memberikan ringkasan kondisi prasarana fisik dan kinerja sistem irigasi di Daerah Irigasi Air Lakitan. Bendung Air Lakitan umumnya dalam kondisi baik meskipun beberapa bagian perlu perbaikan. Sebagian besar saluran sekunder memiliki kondisi rusak ringan hingga berat sehingga menghambat fungsi distribusi air dengan baik. Secara keseluruhan, kinerja sistem irigasi mencapai skor sedang meskipun terdapat variasi ant
Geometrik Jalan Raya (Perencanaan)
Jalan Raya adalah suatu jalur tanah yang permukaannya dibentuk dengan kemiringan tertentu dan diberi perkerasan yang dipergunakan untuk lintasaan kendaraan maupun orang yang menghubungkan lalu lintas antara dua atau lebih tempat pemusatan kegiatan.
->Siphon adalah bangunan pembawa yang melewati bawah saluran lain (biasanya pembuang) atau jalan. Siphon bersifat saluran bertekanan atau tertutup.
->Bangunan terjun atau got miring diperlukan jika kemiringan permukaan tanah lebih curam daripada kemiringan maksimum saluran yang diizinkan. Bangunan terjunan dapat berupa terjunan tegak atau terjunan miring.
-> Gorong-gorong dipakai untuk membawa aliran air melewati bawah jalan air lainnya atau bawah jalan, serta jalan kereta api. Gorong-gorong mempunyai potongan melintang yang lebih kecil daripada luas basah saluran hulu maupun hilir.
Perencanaan pondasi telapak persegi beton bertulangAfret Nobel
Ìý
Pondasi telapak digunakan untuk bangunan 1-3 tingkat dengan daya dukung tanah lebih dari 2 kg/cm2. Terdiri dari tulangan lentur dan susut, serta dihitung untuk kuat geser dan beban. Ukuran pondasi ditentukan melalui coba-coba agar memenuhi syarat tegangan tanah dan geser.
Kuliah lapangan ini melibatkan pengamatan terhadap beberapa objek rekayasa sungai dan keairan di wilayah Majalengka seperti Bendung Cipeles, Jembatan Cimanuk, dan Bendung Gerak Rentang Baru di Majalengka yang memiliki fitur-fitur unik seperti penggunaan pintu radial. Mahasiswa melakukan pengamatan terhadap masalah-masalah yang terjadi di objek-objek tersebut seperti longsor, erosi, dan delta sungai.
Kak kak detail desain regulating dam way sekampung.alimKeren_slide
Ìý
Dokumen ini membahas rencana detail desain Regulating Dam Way Sekampung untuk mengatur aliran Sungai Way Sekampung agar sumber daya airnya dapat dimanfaatkan secara optimal. Lingkup pekerjaan mencakup survei topografi, geologi, hidrologi, dan desain bangunan bendungan serta fasilitas pendukungnya. Tujuannya adalah mendapatkan desain yang memenuhi kelayakan teknis, ekonomis, dan lingkungan.
Makalah ini membahas sistem penerapan drainase, mencakup definisi drainase, jenis drainase berdasarkan asal, letak, fungsi dan konstruksi, pola jaringan drainase, serta penerapan drainase pada berbagai fasilitas seperti lapangan udara, olahraga, jalan raya dan kereta api. Tujuannya adalah menjelaskan sistem drainase yang baik untuk mengelola air berlebih dan mencegah banjir.
Makalah ini membahas tentang deep tunnel, yaitu terowongan multifungsi yang mampu menampung air hujan dan mengurangi kemacetan. Deep tunnel telah diterapkan di berbagai kota seperti Boston, Chicago, Hong Kong, dan Tokyo. Makalah ini juga membahas perencanaan pembangunan deep tunnel di Jakarta untuk mengatasi banjir dengan panjang 19 km dan kapasitas 18 meter kubik, meskipun ada beberapa tantangan pelaksanaannya.
Dokumen ini membahas latar belakang proyek penggantian Jembatan Ngepos lama di Kabupaten Magelang. Jembatan asli dibangun pada 1960-1970 dan sudah tidak layak pakai. Proyek baru membangun jembatan rangka baja panjang 60m dan lebar 9m dengan anggaran Rp12 miliar. Tujuan proyek adalah meningkatkan transportasi dan pariwisata serta menjadi jalur evakuasi bencana.
Dokumen tersebut membahas perencanaan sistem drainase di Kota Pasuruan untuk mencegah banjir akibat hujan. Ia menjelaskan tentang siklus air, fungsi drainase, dan potensi banjir di Kota Pasuruan. Dokumen ini juga mendefinisikan ruang lingkup perencanaan drainase meliputi pengumpulan data hujan, perancangan jaringan drainase, perhitungan beban aliran, pemilihan material saluran, dan anggaran proyek.
Mata kuliah matemaika pada Prodi Rekayasa Sipil tingkat lanjut yang membahas mengenai Matriks, Determinan, Invers, Metode Sarrus dan Kofaktor dan Metode Gauss Jordan
Presentasi ini merupakan materi pertemuan pertama untuk mata kuliah Pengukuran dan Instrumentasi. Materi ini mencakup:
✅ Konsep dasar pengukuran dan instrumentasi
✅ Jenis-jenis pengukuran (langsung & tidak langsung)
✅ Sistem satuan internasional (SI) dalam teknik elektro
✅ Kesalahan dalam pengukuran dan cara meminimalkannya
✅ Karakteristik alat ukur (akurasi, presisi, resolusi, sensitivitas)
✅ Contoh alat ukur dalam teknik elektro seperti multimeter, osiloskop, clamp meter, function generator, dan signal analyzer
Presentasi ini dilengkapi dengan ilustrasi dan diagram yang membantu pemahaman konsep secara visual.
Sangat cocok untuk mahasiswa teknik elektro dan telekomunikasi yang ingin memahami dasar-dasar pengukuran dalam bidang ini.
📌 Jangan lupa untuk like, share, dan follow untuk materi lebih lanjut!
#Pengukuran #Instrumentasi #TeknikElektro #Telekomunikasi #Praktikum #PengukurandanInstrumentasi #PBL #PengukuranBesaranListrik
1. LAPORAN OBSERVASI BENDUNG SIMONGAN
Laporan ini disusun untuk memenuhi tugas mata kuliah Bangunan Air
Dosen Pengampu :
Dr. Eng. Yeri Sutopo, MPd., M. T.
Disusun Oleh :
1. Ni’matul Maghfiroh 5113413014
2. Roikhatun 5113413031
3. Evi Kristianingrum 5113413053
4. Yudi Sutanto 5113413058
5. Rohman Asnanto 5113413072
TEKNIK SIPIL, S1
FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS NEGERI SEMARANG
2016
2. DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL ............................................................................ i
DAFTAR ISI ......................................................................................... ii
BAB 1 PENDAHULUAN .................................................................... 1
1.1 Latar Belakang ............................................................................ 1
1.2 Rumusan Masalah ...................................................................... 2
1.3 Tujuan ........................................................................................ 2
1.4 Manfaat ...................................................................................... 3
1.5 Tempat dan Waktu Pelaksanaan ................................................ 3
1.6 Metoda Penyusunan Laporan ..................................................... 3
BAB II LANDASAN TEORI .............................................................. 4
2.1 Pengertian Bendung ................................................................... 4
2.2 Klasifikasi Bendung ................................................................... 5
2.3 Tata letak dan Bagian-bagian Bendungan .................................. 5
BAB III PEMBAHASAN .................................................................... 11
3.1 Letak Bendung Simongan ........................................................ 11
3.2 Kondisi Bendung Simongan .................................................... 11
3.3 Bagian-bagian Bendung ........................................................... 13
3.4 Fungsi Bendung Simongan ...................................................... 18
3.5 Perawatan Bendung Simongan ................................................ 18
3.6 Kegiatan Penggantian .............................................................. 20
3.7 Petugas Bendung ...................................................................... 21
BAB IV PENUTUP .............................................................................. 22
4.1 Kesimpulan .............................................................................. 22
4.2 Saran ........................................................................................ 22
DAFTAR PUSTAKA ........................................................................... 23
3. Tugas Bangunan Air |Observasi Bendung Simongan 1
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Bendung atau pelimpah adalah suatu bangunan yang dibuat dari pasangan
batu kali, bronjong atau beton, yang terletak melintang pada sebuah sungai
yang tentu saja bangunan ini dapat digunakan pula untuk kepentingan lain
selain irigasi, seperti untuk keperluan air minum, pembangkit listrik atau
untuk pengendali banjir.
Menurut macamnya bendung dibagi dua, yaitu bendung tetap dan bendung
sementara, bendung tetap adalah bangunan yang sebagian besar konstruksi
terdiri dari pintu yang dapat digerakkan untuk mengatur ketinggian muka air
sungai sedangkan bendung tidak tetap adalah bangunan yang dipergunakan
untuk meninggikan muka air di sungai, sampai pada ketinggian yang
diperlukan agar air dapat dialirkan ke saluran irigasi dan petak tersier.
Kota Semarang merupakan ibukota provinsi Jawa Tengah, dengan jumlah
penduduk sekitar 1,3 juta jiwa. Letak kota Semarang yang sangat strategis
sebagai simpul transportasi regional menjadikan kota Semarang mempunyai
kelengkapan sarana prasarana fisik sehingga dapat meningkatkan
pertumbumbuhan ekonomi. Seiring dengan pertumbuhan kota Semarang yang
berjalan dengan cepat, hal tersebut menyebabkan perubahan tata guna lahan di
kota Semarang. Selain masalah tersebut bersamaan dengan perkembangan
kemajuan kota Semarang pasti juga timbul masalah yang kompleks.
Kota Semarang dalam beberapa tahun terakhir ini menghadapi
permasalahan yang cukup sulit, yaitu setiap tahun selalu mengalami bencana
banjir dimusim penghujan dan kekkurangan air dimusim kemarau. Masalah
kekurangan air akan semakin buruk di mas mendatang karena perkembangan
penduduk terpusat di daerah perkotaan. Selain itu penurunan tanah di wilayah
pesisir kota telah meningkat dalam decade terakhir dan akan terus meningkat
karena eksploitasi air dan tanah yang berlebihan oleh sector industry.
4. Tugas Bangunan Air |Observasi Bendung Simongan 2
Bangunan hidraulik seperti bendung adalah bangunan sipil yang cukup
beresiko jika terjadi kerusakan ataupun tidak lagi memiliki keamanan yang
sesuai dengan kriteria perencanaan, sehingga dapat menimbulkan kegagalan
bendung menyadap air setiap waktu, menganggu fungsi sungai seperti sedia
kala, dan banjir yang berdampak negatif di hulu bendung yang dapat
menyebabkan korban jiwa.
Begitu pula dengan bendung Simongan yang berada di Sungai Garang
yang terletak di kota Semarang, memiliki fungsi untuk mengurangi banjir
yang terjadi di Kota Semarang. Bahkan dahulu kala bendung Simongan
tersebut juga difungsikan untuk Irigasi di Kota Semarang. Oleh karena itu
dalam studi ini kami akan membahas tentang bagian-bagian yang terdapat di
bendung Simongan, apakah sudah sesuai dengan standar perencanaan bendung
di sebuah kota ataukah belum sesuai dengan ketentuan perencanaan dilihat
dari segi kelengkapan struktur yang terdapat di bendung Simongan kota
Semarang tersebut.
1.2 Rumusan Masalah
Dari latar belakang diatas dapat diambil rumusan masalah sebagai berikut:
a. Bagaimana kondisi Bendung Simongan?
b. Apa saja bagian bangunan bendung yang terdapat pada Bendung
Simongan?
c. Apa saja fungsi Bendung Simongan?
d. Bagaimana perawatan Bendung Simongan?
1.3 Tujuan
Adapun tujuan dari observasi yang dilakukan adalah sebagai berikut:
a. Mengetahui kondisi Bendung Simongan.
b. Mengetahui bagian bangunan bendung yang terdapat pada Bendung
Simongan.
c. Mengetahui fungsi Bendung Simongan.
d. Mengetaui perawatan pada Bendung Simongan.
5. Tugas Bangunan Air |Observasi Bendung Simongan 3
1.4 Manfaat
Manfaat yang didapat dari observasi antara lain:
a. Mengetahui secara langsung kondisi Bendung
b. Menambah penguasaan materi kuliah dari hasil observasi secara langsung
pada bangunan bendung
c. Dapat membandingkan antara teori dengan kondisi dilapangan pada
bendung
1.5 Tempat dan Waktu Pelaksanaan
Tempat : Bendung Simongan
Hari,tanggal : Sabtu, 12 Maret 2016
1.6 Metode Penyusunan Laporan
Metode yang digunakan dalam penyusunan laporan ini adalah sebagai
berikut :
a. Metode observasi
Dalam hal ini data diperoleh dari pengamatan secara langsung di
lapangan pada Bendung Simongan.
b. Metode wawancara / interview
Melakukan wawancara secara langsung dengan pihak-pihak yang
terlibat dalam pengoperasian Bendung Simongan.
c. Metode Study kepustakaan
Data-data diperoleh dari referensi lain seperti buku, literatur ataupun
diktat yang sesuai dengan bahasan laporan demi menunjang kesempurnaan
pembahasan di dalam laporan.
6. Tugas Bangunan Air |Observasi Bendung Simongan 4
BAB II
LANDASAN TEORI
2.1 Pengertian Bendung
Menurut standar tata cara perencanaan umum bendung, yang diartikan
dengan bendung adalah suatu bangunan air dengan kelengkapan yang
dibangun melintang sungai atau sudetan yang sengaja dibuat untuk
meninggikan taraf muka air atau untuk mendapatkan tinggi terjun. Sehingga
air dapat disadap dan dialirkan secara gravitasi ke tempat yang
membutuhkannya. Sedangkan bangunan air adalah setiap pekerjaan sipil yang
dibangun dibadan sungai untuk berbagai keperluan.
Berdasarkan Standar Nasional Indonesia 03-2401-1991 tentang pedoman
perencanaan hidrologi dan hidraulik untuk bangunan di sungai adalah
bangunanini dapat didesain dan dibangunan sebagai bangunan tetap, bendung
gerak, atau kombinasinya, dan harus dapat berfungsi untuk mengendalikan
aliran dan angkutan muatan di sungai sedemikian sehingga dengan
menaikkan muka airnya, air dapat dimanfaatkan secara efisien sesuai dengan
kebutuhannya.
Definisi bendung menurut analisa upah dan bahan BOW (Burgerlijke
Openbare Werken), bendung adalah bangunan air (beserta kelengkapannya)
yang dibangun melintang sungai untuk meninggikan taraf muka air sehingga
dapat dialirkan secara gravitasi ke tempat yang membutuhkannya. Fungsi
utama dari bendung adalah untuk meninggikan elevasi muka air darisungai
yang dibendung sehingga air bisa disadap dan dialirkan ke saluran lewat
bangunan pengambilan (intake structure), dan untuk mengendalikan aliran,
angkutan sedimen dan geometri sungai sehingga air dapat dimanfaatkan
secara aman, efisien, dan optimal, (Mawardi & Memet, 2010).
7. Tugas Bangunan Air |Observasi Bendung Simongan 5
2.2 Klasifikasi Bendung
Bendung berdasarkan fungsinya dapat diklasifikasikan menjadi:
a. Bendung penyadap, digunakan sebagai penyadap aliran sungai untuk
berbagai keperluan seperti untuk irigasi, air baku, dan sebagainya.
b. Bendung pembagi banjir, dibangun di percabangan sungai untuk mengatur
muka air sungai, sehingga terjadi pemisahan antara debit banjir dan debit
rendah sesuai dengan kapasitasnya.
c. Bendung penahan pasang,dibangun di bagian sungai yang dipengaruhi
pasang surut air laut antara lain untuk mencegah masuknya air asin.
Berdasarkan tipe strukturnya bendung dapat dibedakan atas :
a. Bendung tetap
b. Bendung gerak
c. Bendung kombinasi
d. Bendung kembang kempis
e. Bendung bottom intake
Ditinjau dari segi sifatnya, bendung dapat pula dibedakan
a. Bendung permanen seperti bendung pasangan batu, beton, dan kombinasi
beton dan pasangan batu.
b. Bendung semi permanen seperti bendung bronjong, cerucuk kayu, dan
sebagainya.
c. Bendung darurat, yang dibuat oleh masyarakat pedesaan seperti bendung
tumpukan batu, dan sebagainya.
2.3 Tata letak bendung dan Bagian-bagian Bendung
Bendung tetap yang terbuat dari pasangan batu untuk keperluan irigasi
terdiri atas berbagai komponen yang mempunyai fungsi masing-masing.
Komponen utama bendung itu yakni :
8. Tugas Bangunan Air |Observasi Bendung Simongan 6
a. Tubuh bendung
Antara lain dari ambang tetap dan mercu bendung dengan bangunan
peredam energinya.
Gambar 2.1. Denah Bangunan Utama
b. Bangunan Pengambilan (Inteke)
Antara lain terdiri dari lantai/ambang dasar,pintu, dinding banjir, pilar
penempatan pintu, saringan sampah, jembatan pelayan, rumah pintu dan
perlengkapan lainya.
9. Tugas Bangunan Air |Observasi Bendung Simongan 7
Gambar 2.2. Potongan bsngunan pengambilan dengan bangunan penguras
bawah
c. Bangunan pembilas
Dengan undersluice, pilar penempatan pintu, pintu bilas, jembatan
pelayan, rumah pintu, saringan batu, dan perlengkapan lainya.
Gambar 2.3. bangunan penguras dengan pintu penguras
d. Bangunan Pengelak
Bangunan pengelak adalah bagian dari bangunan utama yang benar-benar
dibangun di dalam air. Bangunan ini diperlukan untuk memungkinkan
dibelokkannya air sungai ke jaringan irigasi, dengan jalan menaikkan
10. Tugas Bangunan Air |Observasi Bendung Simongan 8
muka air sungai atau dengan memperlebar pengambilan di dasar sungai
seperti pada tipe bendung saringan bawah bottom rack weir. Bila
bangunan tersebut juga akandipakai untuk mengatur elevasi air di sungai,
maka ada dua tipe yang dapat digunakan adalah bendung pelimpah (weir)
dan bendung gerka (barrage).
e. Bangunan Penguras
Untuk mencegah masuknya bahan sedimen kasar ke dalarn jaringan
saluran irigasi, bandung perlu dilengkapi dengn bangunan penguras yang
terletak pada tubuh bendung tepat di hilir bangunan pengarnbilan. Jika
pada kedua sisi dari sungai dibuat bangunan pengambilan maka bangunan
penguras juga dibuat pada kedua sisinya.
1) Penguras bawah
Bangunan penguras bawah atau yang dikenal undersluice adalah plat
beton mendatar di depan dan setinggi ambang pengambilan, diantara
pintu pengambilan, pintu penguras dan pilar.
2) Pintu Penguras
Pintu penguras dibangun sebagai terusan dari tubuh bendung di dekat
dan di sebelah hilir arnbang pengarnbilan. Tingginya pintu penguras
sarna dengan tinggi bendung sehingga dapat dilimpasi air banjir
diatasnya.
f. Kantong Lumpur
Bangunan kantong lumpur merupakan pembesaran potongan melintang
saluran sampai panjang tertentu untuk mengurangi kecepatan aliran dan
memberi kesempatan pada sedimen untuk mengendap. Bangunan ini
terletak pada bagian awal dari saluran primer persis di belakang bangunan
pengambilan.
11. Tugas Bangunan Air |Observasi Bendung Simongan 9
Gambar 2.4. Tipe tata letak kantong lumpur
g. Bangunan Pelindung
1) Bangunan krib, matras batu, pasangan batu kosong danlatau dindng
pengarah guna melindungi bangunan terhadap kerusakan akibat
penggerusan dan sedimentasi.
2) Bangunan tanggul banjir untuk melindungi lahan yang berdekatan
terhadap genangan akibat banjir.
3) Bangunan saringan bongkah untuk meindungi pengambilanlpembilas
bawah agar bongkah tidak menyumbat bangunan selama terjadi banjil.
4) Bangunana tanggul penutup untuk menutup bagian sungai lama atau,
bila bangunan pengelak dibuat di kopur, untuk mengelakkan sungai
melalui bangunan tersebut
h. Bangunan perlengkapan lain
Yang harus ada pada bendung antara lain yaitu tembok pangkal, sayap
bendung, lantai udik dan dinding tirai, pengarah arus tanggul banjir, dan
tanggul penutup atau tanpa tanggul, penangkap sedimen atau tanpa
penangkap sedimen, tangga, penduga muka air, dan sebagainya.
Pengaturan penempatan bagian-bagian bendung tersebut, sedemikian
rupa sehingga dapat memenuhi fungsinya. Yang paling penting dalam
penempatan bagian- bagian bendung ini yaitu bangunan intake dan pembilas
12. Tugas Bangunan Air |Observasi Bendung Simongan 10
selalu terletak berdampingan dan menjadi satu kesatuan. Bangunan tubuh
bendung ditempatkan tegak lurus aliran sungai dan pilar pembilas.
13. Tugas Bangunan Air |Observasi Bendung Simongan 11
BAB III
PEMBAHASAN
3.1 Letak Bendung Simongan
Secara geografis Bendungan Simongan terletak di desa Simongan,
Kecamatan Semarang Barat, Kota Semarang dengan posisi 110.40199° BT
dan 06.99319° LS.
Gambar 3.1 Lokasi Bendung Simongan
Sumber : (Sumber : www.googlemaps.com)
3.2 Kondisi Bendung Simongan
Bendung Simongan merupakan bangunan air yang dibuat di Kali Garang
berupa bendung tetap dengan lebar bendung 67,4 m dan tinggi 5,6 m yang
berfungsi untuk menangkap air sungai guna keperluan penggelontoran kota
Semarang dengan melalui alur sungai asli, yaitu Kali Semarang yang terletak
pada sisi kanan bendung dan pengambilan pada sisi kiri bendung yang
berfungsi sebagai saluran penggelontor.
Seperti yang telah didefenisikan sebelumnya, bendung adalah suatu
bangunan yang dibangun melintang sungai untuk meninggikan taraf muka air
14. Tugas Bangunan Air |Observasi Bendung Simongan 12
sungai dan atau membendung aliran sungai sehingga aliran sungai bisa
disadap dan dialirkan secara grafitasi ke daerah yang membutuhkanya.
Bagian hilir dari Bendung Simongan ini adalah pengelak banjir untuk
wilayah Semarang Bagian Barat yang dikenal dengan nama Banjir Kanal
Barat (BKB). Bendung Simongan dibangun pada masa Hindia Belanda tahun
1300an. Perencanaan bendung Simongan telah dilakukan sejak tahun 1994,
kemudian dimulai proses pelaksanaan fisiknya pada tahun 1999 hingga tahun
2003.
Pengoperasian dari Bendung Simongan ini adalah sebagai penagkap air
pada musim kemarau dengan membuka kedua intake kanan dan kiri, dan
sebagai penerus banjir ke BKB dengan menutup kedua pintu intake kanan dan
kiri.Bendung Simongan berupa bendung tetap, sehingga pada saat banjir
terjadi penaikan muka air yang limpas ditubuh bendung dan backwater.
Dengan berubahnya tata guna lahan diatas Bendung Simongan,
mengakibatkan peningkatan debit banjir sehingga bangunan Bendung
Simongan, mengakibatkan peningkatan debit banjir sehingga bangunan
bendung tersebut tidak sesuai lagi dengan kondisi sungai sekarang. Hal ini
terlihat pada kejadian banjir pada bulan Januari tahun 1990.
Pada awal pembangunan bendungan Simongan juga berfungsi untuk
memenuhi air irigasi untuk daerah sekitar bendung. Namun untuk sekarang ini
saluran irigasi sudah tidak difungsikan lagi. Dan saluran irigasi yang ada
dialih fungsikan sebagai saluran pengambilan (intake).
15. Tugas Bangunan Air |Observasi Bendung Simongan 13
Gambar 3.2. kondisi bendung Simongan
3.3 Bagian-bagian Bendung
Konstruksi sebuah bendung memiliki bagian-bagian tertentu. Bagian-
bagian ini menopang seluruh konstruksi bendung. Setiap bagian memiliki
detail dan fungsi yang khusus. Bagian-bagian inilah yang akan bekerja agar
operasional suatu bendung dapat berjalan dengan baik.
Bagian-bagian bendung terdiri dari:
a. Tubuh Bendung (Weir)
Tubuh bendung merupakan struktur utama yang berfungsi untuk
membendung laju aliran sungai dan menaikkan tinggi muka air sungai dari
elevasi awal. Tubuh bendung dibuat melintang pada aliran sungai. Tubuh
Bendung Simongan terdiri dari beton.
16. Tugas Bangunan Air |Observasi Bendung Simongan 14
Gambar 3.3. Tubuh Bendung Simongan
Sumber: Dokumentasi Pribadi
b. Bangunan Intake
Terdapat 9 bangunan intake pada Bendung Simongan, dengan rincian
7 buah pada sisi kanan dan 2 buah pada sisi kiri. Bangunan intake adalah
suatu bangunan pada bendung yang berfungsi sebagai penyadap aliran
sungai, mengatur pemasukan air dan sedimen serta menghindarkan
sedimen dasar sungai dan sampah masuk ke intake. Terletak di bagian sisi
bendung, di tembok pangkal dan merupakan satu kesatuan dengan
bangunan pembilas. Bangunan intake terdiri dari lantai/ ambang dasar,
pintu, dinding banjir, pilar penempatan pintu, jembatan pelayan, dan
rumah pintu. Untuk intakenya merupakan intake biasa dengan pintu
berlubang satu dan terletak tegak lurus terhadap sumbu sungai.
17. Tugas Bangunan Air |Observasi Bendung Simongan 15
Gambar 3.4. Bangunan intake Bendung Simongan Sisi Kiri
Sumber: Dokumentasi Pribadi
Gambar 3.5. Bangunan intake Bendung Simongan Sisi Kanan
Sumber: Dokumentasi Pribadi
c. Bangunan Penguras
Pada Bendung Simongan terdapat 2 buah bangunan penguras yang
terletak pada kanan dan kiri bendung. Hal ini disebabkan letak daripada
pintu pengambilan pada Bendung Simongan terletak pada sebelah kiri dan
kanan bendung. Bangunan penguras ini berfungsi untuk menguras bahan-
18. Tugas Bangunan Air |Observasi Bendung Simongan 16
bahan endapan yang ada pada sebelah udik pintu tersebut. Untuk membilas
kandungan sedimen dan agar pintu tidak tersumbat, pintu tersebut akan
dibuka setiap harinya selama kurang lebih 60 menit. Bila ada benda-benda
hanyut mengganggu eksploitasi pintu penguras, sebaiknya
dipertimbangkan untuk membuat pintu menjadi dua bagian, sehingga
bagian atas dapat diturunkan dan benda-benda hanyut dapat lewat
diatasnya.
Gambar 3.6. bangunan penguras kiri bendung
Sumber: Dokumentasi Pribadi
d. Pelimpah
Bangunan pelimpah pada bendung berguna untuk penguatan bendungan
dan memperlambat aliran air yang datang dari hulu sungai.
19. Tugas Bangunan Air |Observasi Bendung Simongan 17
Gambar 3.7. bangunan pelimpah
Sumber: Dokumentasi Pribadi
e. Pulau-pulau Penguat Bendung
Pulau-pulau pada Bendungan Simongan terbentuk karena sedimentasi,
keberadaan pulau-pulau ini justru berguna untuk penguatan bendung.Pada
saat terjadi banjir, pulau tersebut bisa menciptakan ketinggian yang dalam
di bagian hilir sungai sehingga bendung menjadi stabil.
Gambar 3.7. pulau-pulau penguat bendung
Sumber: Dokumentasi Pribadi
20. Tugas Bangunan Air |Observasi Bendung Simongan 18
f. Kantong Lumpur
Kantong lumpur digunakan untuk menahan lumpur yang terbawa air yang
akan masuk ke intake. Sehingga pada saluran intake tidak terjadi
sedimentasi.
Gambar 3.8. kantong lumpur bendung Simongan
3.4 Fungsi Bendung Simongan
Fungsi Bendung Simongan yang lain ;
1. Untuk kebutuhan irigasi
2. Untuk kebutuhan air minum
3. Pembagi atau pengendali banjir
4. Sebagai pembilas pada beberapa keadaan debit sungai
5. Menghambat laju aliran sungai
3.5 Perawatan Bendung Simongan
Perawatan adalah usaha-usaha untuk mempertahankan kondisi dan fungsi
bangunan, tanpa ada bagian konstruksi yang diubah atau diganti. Menurut
Bayu Wanapati selaku petugas pengawas Bendung Simongan kegiatan
perawatan, meliputi :
1) Perawatan Rutin
Perawatan rutin adalah usaha-usaha untuk mempertahankan kondisi
dan fungsi bangunan, tanpa ada bagian konstruksi yang diubah atau
21. Tugas Bangunan Air |Observasi Bendung Simongan 19
diganti. Dan dilaksanakan setiap waktu. Perawatan rutin terhadap
bangunan bendung meliputi :
a) Pengecekan ketinggian air pada bendung yang dilakukan setiap pagi
dan sore hari
b) Pertumbuhan rumput di bangunan yang akan mengganggu fungsi harus
dipotong atau dibersihkan;
c) Sampah-sampah atau timbunan pengganggu (ganggang, eceng gondok
plastik, dan lain-lain) yang mengganggu kapasitas debit saluran harus
dibersihkan;
d) Lubang-lubang pada tanggul dan longsoran-longsoran kecil pada tebing
saluran jika akan menimbulkan bocoran/mengganggu aliran harus
segera diperbaiki;
e) Bagian-bagian yang bekerja pada pintu harus dapat bergerak bebas,
harus dilumasi dengan gemuk dan dibersihkan dari kotoran;
f) Bagian pintu yang mudah berkarat dan keropos harus di cat. Kegiatan
perawatan rutin dilaksanakan secara swakelola.
2) Perawatan Berkala
Perawatan berkala adalah usaha-usaha untuk mempertahankan kondisi dan
fungsi bangunan, tanpa ada bagian konstruksi yang diubah atau diganti. Dan
dilaksanakan secara berkala. Perawatan berkala untuk bangunan bendung
dilakukan sebagai berikut :
a) Endapan lumpur di sepanjang saluran atau bangunan harus diangkat dan
normalisasi profil saluran setiap tahun pada saat pengeringan;
b) Pintu air atau papan petunjuk operasional dan papan duga setiap 2 (dua)
tahun sekali harus di cat kembali;
c) Memperbaiki pintu yang macet dan bangunan yang rusak ringan;
d) Tanaman air, pepohonan dan semak-semak liar yang besar-besar harus
dibongkar atau dibersihkan.
Kegiatan perawatan berkala dilaksanakan secara swakelola dan atau
diborongkan. Pada saat melakukan survey, kelompok kami menjumpai sebuat
alat amfibi untuk membersihkan lumpur dan endapan.
22. Tugas Bangunan Air |Observasi Bendung Simongan 20
Kegiatan Perbaikan
Perbaikan adalah usaha-usaha untuk mengembalikan kondisi dan fungsi
bangunan. Kegiatan perbaikan, meliputi :
1) Perbaikan Darurat
Perbaikan darurat adalah usaha-usaha perbaikan dengan maksud agar
bangunan dapat segera berfungsi. Perbaikan darurat meliputi kegiatan
perbaikan yang sifatnya rusak dimana kerusakan diakibatkan oleh bencana
alam dan kelalaian manusia; misal : tanggul jebol, pintu air macet.
2) Perbaikan Permanen
Perbaikan permanen adalah usaha-usaha perbaikan untuk mengembalikan
kondisi dan fungsi bangunan yang sifatnya merupakan peningkatan perbaikan
darurat maupun memperbaiaki kerusakan akibat bencana alam atau kelalaian
manusia dengan dibuat desain yang baru sehingga hasil perbaikannya bersifat
permanen. Kegiatan permanen meliputi :
a) tanggul longsor cukup berat;
b) tanggul bocor cukup berat;
c) sayap bangunan patah cukup berat;
d) koperan bangunan patah;
e) pintu air rusak berat;
f) pelindung talud runtuh;
Kegiatan perbaikan dilaksanakan dengan cara diborongkan, sehingga perlu
didukung dengan desain baru.
3.6 Kegiatan Penggantian
Penggantian adalah usaha-usaha pemeliharaan untuk mengganti
seluruh/sebagian komponen prasarana fisik, fasilitas dan perlatan bendung
yang secara ekonomis, fungsi dan kondisinya tidak layak dipakai lagi.
Kegiatan penggantian, meliputi :
a) Penggantian pintu-pintu air yang sudah rusak berat;
23. Tugas Bangunan Air |Observasi Bendung Simongan 21
b) Alat ukur yang tidak berfungsi diganti dengan alat ukur yang baru;
c) Bagian dari peralatan elektrik-mekanis dan lain-lain dalam kurun waktu
tertentu diganti yang baru;
Kegiatan penggantian dilaksanakan dengan cara diborongkan.
3.7 Petugas Bendung
Petugas pemeliharaan merangkap sebagai petugas operasi bendung.
Jumlah personel petugas disesuaikan dengan tingkat urgensi dan besarnya
bangunan. Petugas pemeliharaan diharuskan :
a) Cakap dan terampil dalam pemeliharaan bendung;
b) Memahami fungsi bendung;
Gambar 3.8. Wawancara dengan Petugas Pengawas Bendung Simongan
Gambar 3.9. foto anggota kelompok
25. Tugas Bangunan Air |Observasi Bendung Simongan 23
BAB IV
PENUTUP
4.1 Kesimpulan
a. Bendung Simongan termasuk jenis bendung tetap dengan lebar bendung
67,4 m dan tinggi bendung 5,6 m.
b. Kondisi infrastruktur Bendung Simongan masih baik karena telah
mengalami perbaikan
c. Bangunan Intake pada Bendung Simongan berjumlah 9 buah (7 bagian
kanan dan 2 bagian kiri)
d. Bangunan penguras pada Bendung Simongan terdapat 2 buah yang terletak
pada kanan dan kiri bendung.
e. Fungsi Bendung Simongan yang lain ;
ï‚· Untuk kebutuhan irigasi
ï‚· Untuk kebutuhan air minum
ï‚· Pembagi atau pengendali banjir
ï‚· Sebagai pembilas pada beberapa keadaan debit sungai
ï‚· Menghambat laju aliran sungai
f. Perawatan pada bendung Simongan dilakukan dengan 2 cara, yaitu
perawatan rutin dan perawatan berkala yang dilakukan oleh petugas
pengawas bendung.
4.2 Saran
a. Kondisi lingkungan sekitar Bendung Simongan agar lebih dijaga
kebersihannya.
b. Menghimbau kepada warga sekitar agar tidak melakuakn kegiatan MCK di
Bendung Simongan.
26. Tugas Bangunan Air |Observasi Bendung Simongan 24
DAFTAR PUSTAKA
Dirjen Pengairan, 1991, Himpunan Peraturan Perundang-undangan di Bidang
Perairan Tingkat Nasional
KP-06 (Kriteria Perencanaan Bagian Parameter Bangunan)
file:///E:/bendung/Untitled%20Document.html