際際滷

際際滷Share a Scribd company logo
LAPORAN PRAKTIKUM FITOKIMIA
IDENTIFIKASI SENYAWA GOLONGAN ALKALOIDA
(Ekstrak Piper nigrum L.)
Nama : Ananda Novia Rizky Utami JP
Nim : 201610410311151
Kelas : Farmasi D
Kelompok : 10
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH MALANG
FAKULTAS ILMU KESEHATAN
PROGRAM STUDI FARMASI
2016
1
TUGAS 1. IDENTIFIKASI SENYAWA GOLONGAN ALKALOIDA (EKSTRAK
PIPER NIGRUM L.)
1) Judul
Identifikasi Senyawa Golongan Alkaloida (Ekstrak Piper Nigrum L.)
2) Tujuan
Mahasiswa mampu untuk melakukan identifikasi senyawa golongan alkaloida dalam
tanaman
3) Tinjauan
a) Tanaman
KLASIFIKASI TANAMAN
Kingdom : Plantae
Divisio : Spermatophyta
Sub division : Angiospermae
Kelas : Monocotyledoneae
Sub Kelas : Monochlamidae (Apetalae)
Ordo : Piperales
Famili : Piperaceae
Genus : Piper
Spesies : Piper nigrum L.
Sumber: (Tjitrosoepomo, 2004)
2
CIRI MORFOLOGI
Ciri-ciri morfologi tanaman lada hitam antara lain merupakan tanaman
semak belukar, herba, berbatang kecil menjalar dan bunganya majemuk berbentuk
bulir dan menggantung. Tanaman ini mempunyai karakter kimia mengandung asam
amida atau disebut juga piperine yang pada umumnya dimiliki oleh beberapa
spesies dalam famili Piperaceae, dan mengandung minyak atsiri (Heinrich, 2003).
KANDUNGAN
Menurut Williamson (2002), kandungan kimia lada hitam terdiri dari:
a. Minyak atsiri (Essential oil)
Lada hitam kering mengandung 1,2  2,6% minyak atsiri yang terdiri
dari sabinine (15-25%), caryophyllene, 留-pinene, 硫-pinene, 硫-ocimene,隆-guaiene,
farnesol, 隆-cadinol, guaiacol, 1-phellandrene, 1,8 cineole, pcymene, carvone,
citronellol, 留-thujene, 留-terpinene, bisabolene, dllimonene, dihydrocarveol,
camphene dan piperonal.
b. Alkoloids dan amides
Amides merupakan senyawa yang memberikan aroma tajam terdiri
dari piperine, piperylin, piperolein A dan B, cumaperine, piperanine, piperamides,
pipericide, guineensine dan sarmentine. Alkoloids terdiri dari chavicine,
piperidine dan piperretine, methyl caffeic acid, piperidide dan 硫-methyl pyrroline.
c. Amino acids
Lada hitam kering kaya akan kandungan 硫-alanine, arginine, serine,
threonine, histidine, lysine, cystine, asparagines dan glutamic acid.
d. Vitamin dan mineral
Lada hitam kering mempunyai kandungan ascorbic acid, carotenes,
thiamine, riboflavin, nicotinic acid, potassium, sodium, calsium,
phosporus, magnesium, besi, tembaga dan seng.
3
KHASIAT DAN MANFAAT
Berkhasiat mengobati batu ginjal, disentri, kolera, kaki bengkak, nyeri haid,
rematik(nyeri otot), selesma dan sakit kepala.
b) Alkaloida
TINJAUAN ALKALOIDA
Senyawa kimia terutama senyawa organik hasil metabolisme dapat dibagi
dua yaitu yang pertama senyawa hasil metabolisme primer, contohnya karbohidrat,
protein, lemak, asam nukleat, dan enzim. Senyawa kedua adalah senyawa hasil
metabolisme sekunder, contohnya terpenoid, steroid, alkaloid dan flavonoid.
Alkaloid adalah suatu golongan senyawa organik yang terbanyak ditemukan
di alam. Hampir seluruh alkaloid berasal dari tumbuh-tumbuhan dan tersebar luas
dalam berbagai jenis tumbuhan tingkat tinggi. Sebagian besar alkaloid terdapat
pada tumbuhan dikotil sedangkan untuk tumbuhan monokotil dan pteridofita
mengandung alkaloid dengan kadar yang sedikit. Selanjutnya dalam Meyers
Conversation Lexicons tahun 1896 dinyatakan bahwa alkaloid terjadi secara
karakteristik di dalam tumbuh-tumbuhan, dan sering dibedakan berdasarkan
kereaktifan fisiologi yang khas. Senyawa ini terdiri atas karbon, hidrogen, dan
nitrogen, sebagian besar diantaranya mengandung oksigen. Sesuai dengan namanya
yang mirip denganalkali (bersifat basa) dikarenakan adanya sepasang elektron
bebas yang dimiliki oleh nitrogen sehingga dapat mendonorkan sepasang
elektronnya. Kesulitan mendefinisikan alkaloid sudah berjalan bertahun-tahun.
Definisi tunggal untuk alkaloid belum juga ditentukan. Trier menyatakan bahwa
sebagai hasil kemajuan ilmu pengetahuan, istilah yang beragam senyawa alkaloid
akhirnya harus ditinggalkan (Hesse, 1981).
PENGGOLONGAN ALKALOIDA
Alkaloid dapat digolongkan sebagai berikut :
1. Alkaloid sejati (True Alkaloid)
Alkaloid sejati adalah senyawa yang mengandung nitrogen pada struktur
heterosiklik, struktur kompleks, distribusi terbatas yang menurut beberapa ahli
4
hanya ada pada tumbuhan. Alkaloid sejati ditemukan dalam bentuk garamnya dan
dibentuk dari asam amino sebagai bahan dasar biosintesis.
2. Pseudoalkaloid
Pseudoalkaloid memiliki sifat seperti alkaloid sejati tetapi tidak diturunkan dari
asam amino. Contoh: isoprenoid, terpenoid (coniin), dan alkaloid steroidal
(paravallarine).
3. Protoalkaloid
Protoalkaloid adalah senyawa amin sederhana dengan nitrogen tidak berada pada
cincin heterosiklik. Contoh: mescaline, betanin, dan serotonin (Swastini, Dewa
Ayu.2007).
MANFAAT ALKALOIDA BAGI TUMBUHAN
Beberapa pendapat mengenai kemungkinan perannya dalam tumbuhan
sebagai berikut (Padmawinata,1995):
1. Alkaloid berfungsi sebagai hasil buangan nitrogen seperti urea dan asam
urat dalam hewan (salah satu pendapat yang dikemukan pertama kali, sekarang
tidak dianut lagi).
2. Beberapa alkaloid mungkin bertindak sebagai tandon penyimpanan nitrogen
meskipun banyak alkaloid ditimbun dan tidak mengalami metabolisme lebih lanjut
meskipun sangat kekurangan nitrogen.
3. Pada beberapa kasus, alkaloid dapat melindungi tumbuhan dari serangan
parasit atau pemangsa tumbuhan. Meskipun dalam beberapa peristiwa bukti
yang mendukung fungsi ini tidak dikemukakan, mungkin merupakan
konsep yang direka-reka dan bersifat manusia sentris.
4. Alkaloid dapat berlaku sebagai pengatur tumbuh, karena dari segi struktur,
beberapa alkaloid menyerupai pengatur tumbuh. Beberapa alkaloid
merangasang perkecambahan yang lainnya menghambat.
5. Semula disarankan oleh Liebig bahwa alkaloid, karena sebagian besar
bersifat basa, dapat mengganti basa mineral dalam mempertahankan kesetimbangan
ion dalam tumbuhan. Sejalan dengan saran ini, pengamatan menunjukkan bahwa
5
pemberian nikotina ke biakan akar tembakau meningkatkan pengambilan nitrat.
Alkaloid dapat pula berfungsi dengan cara pertukaran dengan kation tanah.
PEMURNIAN ALKALOIDA
Metode pemurnian dan karakterisasi alkaloid umumnya mengandalkan
sifat kimia alkaloid yang paling penting yaitu kebasaanya, dan pendekatan khusus
harus dikembangkan untuk beberapa alkaloid misalnya rutaekarpina, kolkisina,
risinina yang bersifat basa. Alkaloid biasanya diperoleh dengan cara mengekstraksi
bahan tumbuhan memakai asam yang melarutkan alkaloid sebagai garam, atau
bahan tumbuhan dapat dibasakan dengan natrium karbonat dan sebagainya lalu basa
bebas diekstraksi dengan pelarut organik seperti kloroform, eter, dan sebagainya.
Beberapa alkaloid jadian/sintesis dapat terbentuk jika kita menggunakan pelarut
reaktif. Untuk alkaloid yang dapat menguap seperti nikotina dapat dimurnikan
dengan cara penyulingan uap dari larutan yang dibasakan. Larutan dalam air yang
bersifat asam dan mengandung alkaloid dapat dibasakan kemudian alkaloid di
ekstraksi dengan pelarut organic sehingga senyawa netral dan asam yang mudah
larut dalam air tertinggal dalam air (Padmawinata, 1995). Garam alkaloid berbeda
sifatnya dengan alkaloid bebas. Alkaloid bebas biasanya tidak larut dalam air
(beberapa dari golongan pseudo dan protoalkaloid larut), tetapi mudah larut dalam
pelarut organik agak polar (seperti benzena, eter, kloroform). Dalam bentuk
garamnya, alkaloid mudah larut dalam pelarut organik polar (Cordell, 1981).
IDENTIFIKASI SENYAWA ALKALOIDA
1. Reaksi Pengendapan
 Reaksi Dragendorf
Pereaksi dragendorf mengandung bismuth nitrat dan merkuri klorida
dalam nitrit berair. Ketika suatu alkaloid ditambahkan peraksi dragendorf maka
akan menghasilkan endapan jingga.
 Reaksi Meyer
6
Pereaksi meyer mengandung kalium iodida dan merkuri klorida. Ketika
sample ditambah perekasi meyer maka akan timbul endapan kuning atau larutan
kuning bening lalu ditambahkan alkohol endapannya larut. Tidak semua
alkaloid menendap dengan reaksi mayer. Pengendapan yang terjadi akibat
reaksi mayer bergantung pada rumus bangun alkaloidanya.
 Reaksi Bauchardat
Pereaksi bauchardat mengandung kalium iodide dan iooda. Sampel
ditambah pereaksi bauchardat menghasilkan endapan coklat merah lalu
ditambah alkohol endapannya larut.
2. Reaksi Warna
 Reaksi dengan asam kuat
Asam kuat seperti H2SO4 pekat dan HNO3 pekat menghasilkan warna
kuning atau merah
 Reaksi Marquis
Pereaksi marquis mengandung formaldehid (1 bagian) dan H2SO4 pekat
(9 bagian). Sampel ditambah pereaksi marquis akan menghasilkan warna
jingga.
 Reaksi warna AZO
Sampel ditambahkan diazo A (4 bagian) dan diazo B (1 bagian),
ditambah NaOH, dipanaskan lalu ditambah amyl alcohol menghasilkan warna
merah.
(Harborne,1987)
c) Pemisahan Kromatografi Lapis Tipis (KLT)
Kromatografi lapis tipis ialah metode pemisahan fisikokimia. Lapisan
pemisah terdiri atas bahan berbutir-butir (fase diam), ditempatkan pada penyangga
berupa plat gelas, logam atau lapisan yang cocok. Campuran yang akan dipisah
berupa larutan yang ditotolkan baik berupa bercak ataupun pita, setelah plat atau
lapisan dimasukkan ke dalam bejana tertutup rapat yang berisi larutan pengembang
yang cocok (fase gerak), pemisahan terjadi selama perambatan kapiler
(pengembangan), selanjutnya senyawa yang tidak berwarna harus ditampakkan
(Stahl, 1985).
7
Pendeteksian bercak hasil pemisahan dapat dilakukan dengan beberapa
cara. Untuk senyawa tak berwarna cara yang paling sederhana adalah dilakukan
pengamatan dengan sinar ultraviolet. Beberapa senyawa organik bersinar atau
berfluorosensi jika disinari dengan sinar ultraviolet gelombang pendek (254 nm)
atau gelombang panjang (366 nm), jika dengan cara itu senyawa tidak dapat
dideteksi maka harus dicoba disemprot dengan pereaksi yang membuat bercak
tersebut tampak yaitu pertama tanpa pemanasan, kemudian bila perlu dengan
pemanasan (Gritter, et al., 1991; Stahl, 1985)
FASA DIAM
Kromatografi lapis tipis, fase diam berupa lapisan tipis yang terdiri atasahan
padat yang dilapiskan pada permukaan penyangga datar yang biasanya terbuat dari
kaca, dapat pula terbuat dari plat polimer atau logam. Lapisan melekat pada
permukaan dengan bantuan bahan pengikat, biasanya kalsium sulfat atau amilum.
Penjerap yang umum dipakai untuk kromatografi lapis tipis adalah silica gel,
alumina, kieselgur dan selulosa (Gritter, et al., 1991).
Dua sifat yang penting dari fase diam adalah ukuran partikel dan
homogenitasnya, karena adesi terhadap penyokong sangat tergantung pada kedua
sifat tersebut. Ukuran partikel yang biasa digunakan adalah 1-25 mikron. Partikel
yang butirannya sangat kasar tidak akan memberikan hasil yang memuaskan dan
salah satu cara untuk memperbaiki hasil pemisahan adalah dengan menggunakan
fase diam yang butirannya lebih halus. Butiran yang halus memberikan aliran
pelarut yang lebih lambat dan resolusi yang lebih baik (Sastrohamidjojo, 1985).
FASA GERAK
Fase gerak ialah medium angkut yang terdiri atas satu atau beberapa pelarut,
jika diperlukan sistem pelarut multi komponen, harus berupa suatu campuran
sesederhana mungkin yang terdiri atas maksimum tiga komponen (Stahl, 1985).
Pemisahan senyawa organik selalu menggunakan pelarut campur. Tujuan
menggunakan pelarut campur adalah untuk memperoleh pemisahan senyawa yang
8
baik. Kombinasi pelarut adalah berdasarkan atas polaritas masing-masing pelarut,
sehingga dengan demikian akan diperoleh sistem pengembang yang cocok. Pelarut
pengembang yang digunakan dalam kromatografi lapis tipis antara lain: n-heksan,
karbontetraklorida, benzen, kloroform, eter, etilasetat, piridian, aseton, etanol,
metanol dan air (Gritter, et al., 1991).
HARGA Rf
Mengidentifikasi noda-noda dalam kromatografi lapis tipis sangat lazim
menggunakan harga Rf (Retordation Factor) yang didefinisikan sebagai:
 =
署  $≒ $
jarak yang ditempuh pelarut (eluen)
Harga Rf beragam mulai dari 0 sampai 1. Faktor-faktor yang mempengaruhi
harga Rf (Sastrohamidjojo, 1985):
a. Struktur kimia dari senyawa yang sedang dipisahkan
b. Sifat penjerap
c. Tebal dan kerataan dari lapisan penjerap
d. Pelarut dan derajat kemurniannya
e. Derajat kejenuhan uap pengembang dalam bejana
f. Teknik percobaan
g. Jumlah cuplikan yang digunakan
h. Suhu
i. Kesetimbangan.
POLARITAS
Polaritas sering diartikan sebagai adanya pemisahan kutub bermuatan
positif dan negatif dari suatu molekul sebagai akibat terbentuknya konfigurasi
tertentu dari atom-atom penyusunnya. Dengan demikian, molekul tersebut dapat
tertarik oleh molekul yang lain yang juga mempunyai polaritas yang kurang lebih
sama. Besarnya polaritas dari suatu pelarut proporsional dengan besarnya konstanta
dielektriknya (Adnan 1997). Menurut Stahl (1985), konstanta dielektrik (竜)
9
merupakan salah satu ukuran kepolaran pelarut yang mengukur kemampuan pelarut
untuk menyaring daya tarik elektrostatik antara isi yang berbeda.
Ekstraksi berkesinambungan dilakukan secara berturut-turut dimulai
dengan pelarut nonpolar (misalnya n-heksan atau kloroform) dilanjutkan dengan
pelarut semipolar (etil asetat atau dietil eter) kemudian dilanjutkan dengan pelarut
polar (metanol atau etanol). Pada proses ekstraksi akan diperoleh ekstrak awal
(crude extract) yang mengandung berturutturut senyawa nonpolar, semipolar, dan
polar (Hostettmann et al. 1997).
4) Prosedur Kerja
ALAT DAN BAHAN
a. Alat
 Pipet
 Tisu dan kain lap
 Sudip
 Label
 Penjepit kayu
 Aluminium foil
 Pinset
 Vial 10ml
 KLT
 Plat Kaca
b. Bahan
 Ekstrak Piper nigrum L.
 Etanol
 HCl 2N
 NaCl
 Pereaksi Mayer
 Pereaksi Wagner
 NH4OH
 CHCl3
 Pereaksi Dragendorf
 Kiesel gel GF 254
PREPARASI SAMPEL
a) Bagan Alir
Preparasi sampel
Ekstrak 0,9 g + etanol ad
larut
+ 5 mL HCL 2N, panaskan
2-3 menit
10
Setelah dingin + 0,3 g NaCl,
aduk lalu disaring
Filtrat + 5mL HCL 2N, bagi
menjadi 3 bagian IA, IB dan IC
Reaksi Pengendapan
Larutan
IA + Pereaksi
Mayer
IB + Pereaksi
Wagner
IC = Blanko
Keruh dan terdapat
endapan = (+)
alkaloid
Kromatografi Lapis Tipis
Lar. IC + NH4OH pekat 28% sampai basa
+ 5mL kloroform dalam tabung reaksi, pisahkan
dengan corong pisah
Filtrat (fase CHCL3) diuapkan sampai kering
Larutkan dalam methanol (1mL), lakukan pemeriksaan KLT
Hasil positif ditandakan dengan bercak atau noda warna jingga
11
b) Skema Kerja
Timbang ekstrak piper
nigrum L. 0,9 gram
Tambahkan
etanol ad larut
Ditambahkan
5 ml HCl 2N
Dipanaskan diatas penangas air
selama 2-3 menit sambil diaduk
Setelah dingin
ditambahkan 0,3 gram
NaCl, diaduk rata
kemudian disaring
Filtrat ditambah
5 ml HCl 2N
Filtar dibagi menjadi tiga bagian
disebut sebgai larutan IA, IB, IC
IA IB IC
12
REAKSI PENGENDAPAN
KROMATOGRAFI LAPIS TIPIS (KLT)
Larutan IA + pereaksi Mayer
Larutan IB + pereaksi Wagner
Larutan IC sebagai blanko
Adanya kekeruhan/
endapan menunjukkan
adanya alkaloid
Larutan IC + NH4OH
pekat 28% ad larutan
menjadi basa
Diekstraksi dengan 5
ml kloroform (dalam
tabung reaksi)
Filtrat ( fase CHCl3)
diuapkan sampai
kering
Dilarutkan dalam
methanol (1 ml) dan siap
untuk pemeriksaan KLT
Fase diam: Kiesel gel GF 254
Fase gerak: CHCL3-Etil asetat (1:1)
Penampak noda: Pereaksi dragendorf
Jika timbul warna
jingga menunjukkan
adanya alkaloid dalam
ekstrak
13
DAFTAR PUSTAKA
Tjitrosoepomo, Gembong.2004. Taksonomi Tumbuhan (Spermatophyta). Gadjah Mada
University Press: Yogyakarta
Heinrich, M., Barnes, J., Gibbons, S., Wiliamson, E.N. 2003. Fundamentals of
Pharmacognosy and Phitotherapy. Churchill Livingstone. USA.
Swastini, Dewa Ayu. Dkk. 2007. Buku Ajar Mata Kuliah Farmakognosi. Bukit Jimbaran :
Jurusan Farmasi Fakultas MIPA, Universitas Udayana.
Gritter, R. J., Bobbit, J.M. dan Schwarting, A.E., 1991, Pengantar Kromatografi,
diterjemahkan oleh Kosasih Padmawinata, Edisi II, 107, Penerbit ITB, Bandung.
Cordell, A. (1981). Introduction to Alkaloid, A Biogenetic Approach, A Wiley Interscience
Publication. New Padmawinata, K. (1995). Kandungan Organik Tumbuhan Tinggi.
Bandung: Penerbit ITB (Terjemahan dari Robinson, T. 1991. The organic Constituens
of Higher Plant, 6 thedition). York: John Wiley and Sons, Inc.
Stahl, E., 1985, Analisis Obat Secara kromatografi dan Mikroskopi, diterjemahkan oleh
Kosasih Padmawinata dan Iwang Soediro, 3-17, ITB, Bandung
Adnan, M., 1997. Teknik Kromatografi untuk Analisis Bahan Makanan, Edisi Pertama, 9, 14,
15, Penerbit Andi, Yogyakarta.
Harborne, J.B. 1987. Metode Fitokimia Penuntun Cara Modern Menganalisis
Tumbuhan. Penerbit ITB. Bandung.
Williamson, E.M. 2002. Major Herbs of Ayurveda.Churchill Livingstone.United Kingdom
Hesse, M. (1981). Alkaloid Chemistry. Toronto: John Wiley and Sons, Inc.
Sastrohamidjojo H, 1985, Kromatografi, Edisi I, Cetakan I, Penerbit Liberty, Yogyakarta.

More Related Content

What's hot (20)

LAPORAN DISOLUSI OBAT FARMASI FISIKA
LAPORAN DISOLUSI OBAT FARMASI FISIKALAPORAN DISOLUSI OBAT FARMASI FISIKA
LAPORAN DISOLUSI OBAT FARMASI FISIKA
RezkyNurAziz
9. perhitungan isotonis.pptx
9. perhitungan isotonis.pptx9. perhitungan isotonis.pptx
9. perhitungan isotonis.pptx
adaptifakhlak
Titrasi Nitrimetri
Titrasi NitrimetriTitrasi Nitrimetri
Titrasi Nitrimetri
DinaMaulina7
Kromatografi lapis tipis
Kromatografi lapis tipisKromatografi lapis tipis
Kromatografi lapis tipis
Dwi Andriani
Laporan Teknologi Sediaan Steril : Pembuatan Injeksi klorpromazin HCL.
Laporan Teknologi Sediaan Steril : Pembuatan Injeksi klorpromazin HCL.Laporan Teknologi Sediaan Steril : Pembuatan Injeksi klorpromazin HCL.
Laporan Teknologi Sediaan Steril : Pembuatan Injeksi klorpromazin HCL.
Nova Rizky
laporan praktikum farmakologi I PENDAHULUAN
laporan praktikum farmakologi I PENDAHULUANlaporan praktikum farmakologi I PENDAHULUAN
laporan praktikum farmakologi I PENDAHULUAN
srinova uli
P 4 lap res
P 4 lap resP 4 lap res
P 4 lap res
Nina Vianti
penerapan-hukum-termodinamika-ii-dalam-bidang-farmasi-1
penerapan-hukum-termodinamika-ii-dalam-bidang-farmasi-1penerapan-hukum-termodinamika-ii-dalam-bidang-farmasi-1
penerapan-hukum-termodinamika-ii-dalam-bidang-farmasi-1
Ahmad Fitra Ritonga
Suspensi
SuspensiSuspensi
Suspensi
Stikes BTH Tasikmalaya
identifikasi senyawa golongan alkohol ,fenol dan asam karboksilat
identifikasi senyawa golongan alkohol ,fenol dan asam karboksilatidentifikasi senyawa golongan alkohol ,fenol dan asam karboksilat
identifikasi senyawa golongan alkohol ,fenol dan asam karboksilat
zakirafi
Iodatometri kel 11 a
Iodatometri kel 11 aIodatometri kel 11 a
Iodatometri kel 11 a
WTikaL
Laporan Teknologi Farmasi
Laporan Teknologi FarmasiLaporan Teknologi Farmasi
Laporan Teknologi Farmasi
Eva Apriliyana Rizki
Laporan resmi elixir paracetamol
Laporan resmi elixir paracetamolLaporan resmi elixir paracetamol
Laporan resmi elixir paracetamol
Kezia Hani Novita
Identifikasi dan cara pemisahan obat
Identifikasi dan cara pemisahan obatIdentifikasi dan cara pemisahan obat
Identifikasi dan cara pemisahan obat
raesatartilla
Teknik peracikan
Teknik peracikanTeknik peracikan
Teknik peracikan
ViKi Viquendah
Laporan Praktikum Spektrofotometri
Laporan Praktikum SpektrofotometriLaporan Praktikum Spektrofotometri
Laporan Praktikum Spektrofotometri
Ridha Faturachmi
TABLET
TABLETTABLET
TABLET
Nofa Pipit Anggraeni II
laporan, alkaloid, anstetik, hormon
laporan, alkaloid, anstetik, hormonlaporan, alkaloid, anstetik, hormon
laporan, alkaloid, anstetik, hormon
Andriana Andriana
Laporan Praktikum Pembuatan Tablet Vitamin-C
Laporan Praktikum Pembuatan Tablet Vitamin-CLaporan Praktikum Pembuatan Tablet Vitamin-C
Laporan Praktikum Pembuatan Tablet Vitamin-C
Novi Fachrunnisa
Makalah Ekstraksi Cara Panas
Makalah Ekstraksi Cara PanasMakalah Ekstraksi Cara Panas
Makalah Ekstraksi Cara Panas
Salsabila Azzahra
LAPORAN DISOLUSI OBAT FARMASI FISIKA
LAPORAN DISOLUSI OBAT FARMASI FISIKALAPORAN DISOLUSI OBAT FARMASI FISIKA
LAPORAN DISOLUSI OBAT FARMASI FISIKA
RezkyNurAziz
9. perhitungan isotonis.pptx
9. perhitungan isotonis.pptx9. perhitungan isotonis.pptx
9. perhitungan isotonis.pptx
adaptifakhlak
Titrasi Nitrimetri
Titrasi NitrimetriTitrasi Nitrimetri
Titrasi Nitrimetri
DinaMaulina7
Kromatografi lapis tipis
Kromatografi lapis tipisKromatografi lapis tipis
Kromatografi lapis tipis
Dwi Andriani
Laporan Teknologi Sediaan Steril : Pembuatan Injeksi klorpromazin HCL.
Laporan Teknologi Sediaan Steril : Pembuatan Injeksi klorpromazin HCL.Laporan Teknologi Sediaan Steril : Pembuatan Injeksi klorpromazin HCL.
Laporan Teknologi Sediaan Steril : Pembuatan Injeksi klorpromazin HCL.
Nova Rizky
laporan praktikum farmakologi I PENDAHULUAN
laporan praktikum farmakologi I PENDAHULUANlaporan praktikum farmakologi I PENDAHULUAN
laporan praktikum farmakologi I PENDAHULUAN
srinova uli
penerapan-hukum-termodinamika-ii-dalam-bidang-farmasi-1
penerapan-hukum-termodinamika-ii-dalam-bidang-farmasi-1penerapan-hukum-termodinamika-ii-dalam-bidang-farmasi-1
penerapan-hukum-termodinamika-ii-dalam-bidang-farmasi-1
Ahmad Fitra Ritonga
identifikasi senyawa golongan alkohol ,fenol dan asam karboksilat
identifikasi senyawa golongan alkohol ,fenol dan asam karboksilatidentifikasi senyawa golongan alkohol ,fenol dan asam karboksilat
identifikasi senyawa golongan alkohol ,fenol dan asam karboksilat
zakirafi
Iodatometri kel 11 a
Iodatometri kel 11 aIodatometri kel 11 a
Iodatometri kel 11 a
WTikaL
Laporan resmi elixir paracetamol
Laporan resmi elixir paracetamolLaporan resmi elixir paracetamol
Laporan resmi elixir paracetamol
Kezia Hani Novita
Identifikasi dan cara pemisahan obat
Identifikasi dan cara pemisahan obatIdentifikasi dan cara pemisahan obat
Identifikasi dan cara pemisahan obat
raesatartilla
Laporan Praktikum Spektrofotometri
Laporan Praktikum SpektrofotometriLaporan Praktikum Spektrofotometri
Laporan Praktikum Spektrofotometri
Ridha Faturachmi
laporan, alkaloid, anstetik, hormon
laporan, alkaloid, anstetik, hormonlaporan, alkaloid, anstetik, hormon
laporan, alkaloid, anstetik, hormon
Andriana Andriana
Laporan Praktikum Pembuatan Tablet Vitamin-C
Laporan Praktikum Pembuatan Tablet Vitamin-CLaporan Praktikum Pembuatan Tablet Vitamin-C
Laporan Praktikum Pembuatan Tablet Vitamin-C
Novi Fachrunnisa
Makalah Ekstraksi Cara Panas
Makalah Ekstraksi Cara PanasMakalah Ekstraksi Cara Panas
Makalah Ekstraksi Cara Panas
Salsabila Azzahra

Similar to Laporan praktikum fitokimia identifikasi senyawa golongan alkaloida (ekstrak Piper nigrum) (20)

Isi alkaloid
Isi alkaloidIsi alkaloid
Isi alkaloid
mocktar
ALKALOIDDDDDDDDDDDDDDDDDDDDDDDDDDDD.pptx
ALKALOIDDDDDDDDDDDDDDDDDDDDDDDDDDDD.pptxALKALOIDDDDDDDDDDDDDDDDDDDDDDDDDDDD.pptx
ALKALOIDDDDDDDDDDDDDDDDDDDDDDDDDDDD.pptx
RizkiFebrianti5
ALKALOID - FITOKIMIA.pdf
ALKALOID - FITOKIMIA.pdfALKALOID - FITOKIMIA.pdf
ALKALOID - FITOKIMIA.pdf
Cacakansha1
Makalah alkaloid-dan-terpenoid
Makalah alkaloid-dan-terpenoidMakalah alkaloid-dan-terpenoid
Makalah alkaloid-dan-terpenoid
dharma281276
Praktikum fitokimia tugas 1 Identifikasi senyawa alkaloida (ekstrak Alstonia ...
Praktikum fitokimia tugas 1 Identifikasi senyawa alkaloida (ekstrak Alstonia ...Praktikum fitokimia tugas 1 Identifikasi senyawa alkaloida (ekstrak Alstonia ...
Praktikum fitokimia tugas 1 Identifikasi senyawa alkaloida (ekstrak Alstonia ...
Rahmahhutami
ALKALOID KELOMPOK 3.. defenisi, klasifikasi dan contohnyapptx
ALKALOID KELOMPOK 3.. defenisi, klasifikasi dan contohnyapptxALKALOID KELOMPOK 3.. defenisi, klasifikasi dan contohnyapptx
ALKALOID KELOMPOK 3.. defenisi, klasifikasi dan contohnyapptx
syachriyani11
PPT ALKALOID DHEA edhkjghhhefwwwwwqjjjkk
PPT ALKALOID DHEA edhkjghhhefwwwwwqjjjkkPPT ALKALOID DHEA edhkjghhhefwwwwwqjjjkk
PPT ALKALOID DHEA edhkjghhhefwwwwwqjjjkk
inichaneldhea
ppt alkaloid flavonid kel 2.pptx
ppt alkaloid flavonid kel 2.pptxppt alkaloid flavonid kel 2.pptx
ppt alkaloid flavonid kel 2.pptx
DesiRis1
Presentasi alkaloid
Presentasi alkaloid Presentasi alkaloid
Presentasi alkaloid
ALLKuliah
Presentasi Ppt Alkaloid
Presentasi Ppt AlkaloidPresentasi Ppt Alkaloid
Presentasi Ppt Alkaloid
ALLKuliah
Materi Kuliah terpenoid fitokimia farmasi
Materi Kuliah terpenoid fitokimia farmasiMateri Kuliah terpenoid fitokimia farmasi
Materi Kuliah terpenoid fitokimia farmasi
LidyaEvangelistaTamp
Bagian 1 metabolit sekunder
Bagian 1 metabolit sekunderBagian 1 metabolit sekunder
Bagian 1 metabolit sekunder
Dinda Gusti Ayu
Alkaloid mempelajari mengenai materi farmakognosi
Alkaloid mempelajari mengenai materi farmakognosiAlkaloid mempelajari mengenai materi farmakognosi
Alkaloid mempelajari mengenai materi farmakognosi
dessyratnasari13
IDENTIFIKASI METABOLIT SEKUNDER PADA DAUN MENGKUDU
IDENTIFIKASI METABOLIT SEKUNDER PADA DAUN MENGKUDUIDENTIFIKASI METABOLIT SEKUNDER PADA DAUN MENGKUDU
IDENTIFIKASI METABOLIT SEKUNDER PADA DAUN MENGKUDU
CarlosEnvious
Alkaloid 2014
Alkaloid 2014Alkaloid 2014
Alkaloid 2014
susisusi42
Senyawa metabolit sekunder
Senyawa metabolit sekunderSenyawa metabolit sekunder
Senyawa metabolit sekunder
miomadre
makalah lobelin
makalah lobelin makalah lobelin
makalah lobelin
aufia w
Bagian 2 klasifikasi alkaloid
Bagian 2 klasifikasi alkaloidBagian 2 klasifikasi alkaloid
Bagian 2 klasifikasi alkaloid
Dinda Gusti Ayu
pengertian, sumber, reaksi, antioksidan.ppt
pengertian, sumber, reaksi, antioksidan.pptpengertian, sumber, reaksi, antioksidan.ppt
pengertian, sumber, reaksi, antioksidan.ppt
ssuser25d922
Golongan alkaloid
Golongan alkaloidGolongan alkaloid
Golongan alkaloid
Dadang Muhammad Hasyim
Isi alkaloid
Isi alkaloidIsi alkaloid
Isi alkaloid
mocktar
ALKALOIDDDDDDDDDDDDDDDDDDDDDDDDDDDD.pptx
ALKALOIDDDDDDDDDDDDDDDDDDDDDDDDDDDD.pptxALKALOIDDDDDDDDDDDDDDDDDDDDDDDDDDDD.pptx
ALKALOIDDDDDDDDDDDDDDDDDDDDDDDDDDDD.pptx
RizkiFebrianti5
ALKALOID - FITOKIMIA.pdf
ALKALOID - FITOKIMIA.pdfALKALOID - FITOKIMIA.pdf
ALKALOID - FITOKIMIA.pdf
Cacakansha1
Makalah alkaloid-dan-terpenoid
Makalah alkaloid-dan-terpenoidMakalah alkaloid-dan-terpenoid
Makalah alkaloid-dan-terpenoid
dharma281276
Praktikum fitokimia tugas 1 Identifikasi senyawa alkaloida (ekstrak Alstonia ...
Praktikum fitokimia tugas 1 Identifikasi senyawa alkaloida (ekstrak Alstonia ...Praktikum fitokimia tugas 1 Identifikasi senyawa alkaloida (ekstrak Alstonia ...
Praktikum fitokimia tugas 1 Identifikasi senyawa alkaloida (ekstrak Alstonia ...
Rahmahhutami
ALKALOID KELOMPOK 3.. defenisi, klasifikasi dan contohnyapptx
ALKALOID KELOMPOK 3.. defenisi, klasifikasi dan contohnyapptxALKALOID KELOMPOK 3.. defenisi, klasifikasi dan contohnyapptx
ALKALOID KELOMPOK 3.. defenisi, klasifikasi dan contohnyapptx
syachriyani11
PPT ALKALOID DHEA edhkjghhhefwwwwwqjjjkk
PPT ALKALOID DHEA edhkjghhhefwwwwwqjjjkkPPT ALKALOID DHEA edhkjghhhefwwwwwqjjjkk
PPT ALKALOID DHEA edhkjghhhefwwwwwqjjjkk
inichaneldhea
ppt alkaloid flavonid kel 2.pptx
ppt alkaloid flavonid kel 2.pptxppt alkaloid flavonid kel 2.pptx
ppt alkaloid flavonid kel 2.pptx
DesiRis1
Presentasi alkaloid
Presentasi alkaloid Presentasi alkaloid
Presentasi alkaloid
ALLKuliah
Presentasi Ppt Alkaloid
Presentasi Ppt AlkaloidPresentasi Ppt Alkaloid
Presentasi Ppt Alkaloid
ALLKuliah
Materi Kuliah terpenoid fitokimia farmasi
Materi Kuliah terpenoid fitokimia farmasiMateri Kuliah terpenoid fitokimia farmasi
Materi Kuliah terpenoid fitokimia farmasi
LidyaEvangelistaTamp
Bagian 1 metabolit sekunder
Bagian 1 metabolit sekunderBagian 1 metabolit sekunder
Bagian 1 metabolit sekunder
Dinda Gusti Ayu
Alkaloid mempelajari mengenai materi farmakognosi
Alkaloid mempelajari mengenai materi farmakognosiAlkaloid mempelajari mengenai materi farmakognosi
Alkaloid mempelajari mengenai materi farmakognosi
dessyratnasari13
IDENTIFIKASI METABOLIT SEKUNDER PADA DAUN MENGKUDU
IDENTIFIKASI METABOLIT SEKUNDER PADA DAUN MENGKUDUIDENTIFIKASI METABOLIT SEKUNDER PADA DAUN MENGKUDU
IDENTIFIKASI METABOLIT SEKUNDER PADA DAUN MENGKUDU
CarlosEnvious
Alkaloid 2014
Alkaloid 2014Alkaloid 2014
Alkaloid 2014
susisusi42
Senyawa metabolit sekunder
Senyawa metabolit sekunderSenyawa metabolit sekunder
Senyawa metabolit sekunder
miomadre
makalah lobelin
makalah lobelin makalah lobelin
makalah lobelin
aufia w
Bagian 2 klasifikasi alkaloid
Bagian 2 klasifikasi alkaloidBagian 2 klasifikasi alkaloid
Bagian 2 klasifikasi alkaloid
Dinda Gusti Ayu
pengertian, sumber, reaksi, antioksidan.ppt
pengertian, sumber, reaksi, antioksidan.pptpengertian, sumber, reaksi, antioksidan.ppt
pengertian, sumber, reaksi, antioksidan.ppt
ssuser25d922

Recently uploaded (20)

pertemuan 11 new- asuhan komunitas 2025.pptx
pertemuan 11 new- asuhan komunitas 2025.pptxpertemuan 11 new- asuhan komunitas 2025.pptx
pertemuan 11 new- asuhan komunitas 2025.pptx
AyiDamayani
PPT Qurdis Bab 4 kelas IX MTs/SMP SMT 2.pptx
PPT Qurdis Bab 4 kelas IX MTs/SMP SMT 2.pptxPPT Qurdis Bab 4 kelas IX MTs/SMP SMT 2.pptx
PPT Qurdis Bab 4 kelas IX MTs/SMP SMT 2.pptx
hendipurnama1
Pergub No. 59 Tahun 2023 - RP3KP PROV NTB 2023-2043.pdf
Pergub No. 59 Tahun 2023 - RP3KP PROV NTB 2023-2043.pdfPergub No. 59 Tahun 2023 - RP3KP PROV NTB 2023-2043.pdf
Pergub No. 59 Tahun 2023 - RP3KP PROV NTB 2023-2043.pdf
WEST NUSA TENGGARA
Memperkuat Kedaulatan Angkasa dalam rangka Indonesia Emas
Memperkuat Kedaulatan Angkasa dalam rangka Indonesia EmasMemperkuat Kedaulatan Angkasa dalam rangka Indonesia Emas
Memperkuat Kedaulatan Angkasa dalam rangka Indonesia Emas
Dadang Solihin
Info PELAKSANAAN + Link2 MATERI Training "Teknik Perhitungan dan Verifikasi T...
Info PELAKSANAAN + Link2 MATERI Training "Teknik Perhitungan dan Verifikasi T...Info PELAKSANAAN + Link2 MATERI Training "Teknik Perhitungan dan Verifikasi T...
Info PELAKSANAAN + Link2 MATERI Training "Teknik Perhitungan dan Verifikasi T...
Kanaidi ken
626958694-GEREJA-PEDULI-KEPADA-SESAMA-YANG-SAKIT.pptx
626958694-GEREJA-PEDULI-KEPADA-SESAMA-YANG-SAKIT.pptx626958694-GEREJA-PEDULI-KEPADA-SESAMA-YANG-SAKIT.pptx
626958694-GEREJA-PEDULI-KEPADA-SESAMA-YANG-SAKIT.pptx
papamamajason21
Menggambar Objek Tumbuhan dengan memperhatikan proporsi
Menggambar Objek Tumbuhan dengan memperhatikan proporsiMenggambar Objek Tumbuhan dengan memperhatikan proporsi
Menggambar Objek Tumbuhan dengan memperhatikan proporsi
suandi01
kebijakan pelayanan transfusi darah hematologi
kebijakan pelayanan transfusi darah hematologikebijakan pelayanan transfusi darah hematologi
kebijakan pelayanan transfusi darah hematologi
SofiaArdani
RPT PEND MORAL.docxUNTU RUJUKAN GURU 2025
RPT PEND MORAL.docxUNTU RUJUKAN GURU 2025RPT PEND MORAL.docxUNTU RUJUKAN GURU 2025
RPT PEND MORAL.docxUNTU RUJUKAN GURU 2025
ROBIATUL29
pertemuan 13-asuhan komunitas 2025 .pptx
pertemuan 13-asuhan komunitas 2025 .pptxpertemuan 13-asuhan komunitas 2025 .pptx
pertemuan 13-asuhan komunitas 2025 .pptx
AyiDamayani
MODUL AJAR SENI MUSIK KELAS VIII " ALAT MUSIK TRADISIONAL"
MODUL AJAR SENI MUSIK KELAS VIII " ALAT MUSIK TRADISIONAL"MODUL AJAR SENI MUSIK KELAS VIII " ALAT MUSIK TRADISIONAL"
MODUL AJAR SENI MUSIK KELAS VIII " ALAT MUSIK TRADISIONAL"
MUMUL CHAN
sosialisasi E-Ijazah 2024-2025 baik.pptx
sosialisasi E-Ijazah 2024-2025 baik.pptxsosialisasi E-Ijazah 2024-2025 baik.pptx
sosialisasi E-Ijazah 2024-2025 baik.pptx
imamtarmiji2
ANAK Cerdas istimewa dan berbakat istimewa
ANAK Cerdas istimewa dan berbakat istimewaANAK Cerdas istimewa dan berbakat istimewa
ANAK Cerdas istimewa dan berbakat istimewa
MuhamadFahmiAziz
Bahan Ajar Modul Editing Kelas Sinematografi
Bahan Ajar Modul Editing Kelas SinematografiBahan Ajar Modul Editing Kelas Sinematografi
Bahan Ajar Modul Editing Kelas Sinematografi
AdePutraTunggali
TUGAS KELOMPOK 3 ANGKATAN 20 TUGAS ORIENTASI PPPK .pptx
TUGAS KELOMPOK 3 ANGKATAN 20  TUGAS ORIENTASI PPPK .pptxTUGAS KELOMPOK 3 ANGKATAN 20  TUGAS ORIENTASI PPPK .pptx
TUGAS KELOMPOK 3 ANGKATAN 20 TUGAS ORIENTASI PPPK .pptx
eraoktafia92
pertemuan 12 - asuhan komunitas 2025.pptx
pertemuan 12 - asuhan komunitas 2025.pptxpertemuan 12 - asuhan komunitas 2025.pptx
pertemuan 12 - asuhan komunitas 2025.pptx
AyiDamayani
Daftar Judul Paper Artificial Intelligence in Information System
Daftar Judul Paper Artificial Intelligence in Information SystemDaftar Judul Paper Artificial Intelligence in Information System
Daftar Judul Paper Artificial Intelligence in Information System
Ainul Yaqin
Scenario Planning Bonus Demografi 2045 Menuju Satu Abad Indonesia Emas
Scenario Planning Bonus Demografi 2045 Menuju Satu Abad Indonesia EmasScenario Planning Bonus Demografi 2045 Menuju Satu Abad Indonesia Emas
Scenario Planning Bonus Demografi 2045 Menuju Satu Abad Indonesia Emas
Dadang Solihin
1 Auditing II-Power Point AUDIT SIKLUS PENJUALAN DAN PENAGIHAN: PENGUJIAN PEN...
1 Auditing II-Power Point AUDIT SIKLUS PENJUALAN DAN PENAGIHAN: PENGUJIAN PEN...1 Auditing II-Power Point AUDIT SIKLUS PENJUALAN DAN PENAGIHAN: PENGUJIAN PEN...
1 Auditing II-Power Point AUDIT SIKLUS PENJUALAN DAN PENAGIHAN: PENGUJIAN PEN...
nhkfadhilah
RENCANA + Link2 MATERI BimTek *"PTK 007 (Rev-5 Thn 2023) + Perhitungan TKDN ...
RENCANA  + Link2 MATERI BimTek *"PTK 007 (Rev-5 Thn 2023) + Perhitungan TKDN ...RENCANA  + Link2 MATERI BimTek *"PTK 007 (Rev-5 Thn 2023) + Perhitungan TKDN ...
RENCANA + Link2 MATERI BimTek *"PTK 007 (Rev-5 Thn 2023) + Perhitungan TKDN ...
Kanaidi ken
pertemuan 11 new- asuhan komunitas 2025.pptx
pertemuan 11 new- asuhan komunitas 2025.pptxpertemuan 11 new- asuhan komunitas 2025.pptx
pertemuan 11 new- asuhan komunitas 2025.pptx
AyiDamayani
PPT Qurdis Bab 4 kelas IX MTs/SMP SMT 2.pptx
PPT Qurdis Bab 4 kelas IX MTs/SMP SMT 2.pptxPPT Qurdis Bab 4 kelas IX MTs/SMP SMT 2.pptx
PPT Qurdis Bab 4 kelas IX MTs/SMP SMT 2.pptx
hendipurnama1
Pergub No. 59 Tahun 2023 - RP3KP PROV NTB 2023-2043.pdf
Pergub No. 59 Tahun 2023 - RP3KP PROV NTB 2023-2043.pdfPergub No. 59 Tahun 2023 - RP3KP PROV NTB 2023-2043.pdf
Pergub No. 59 Tahun 2023 - RP3KP PROV NTB 2023-2043.pdf
WEST NUSA TENGGARA
Memperkuat Kedaulatan Angkasa dalam rangka Indonesia Emas
Memperkuat Kedaulatan Angkasa dalam rangka Indonesia EmasMemperkuat Kedaulatan Angkasa dalam rangka Indonesia Emas
Memperkuat Kedaulatan Angkasa dalam rangka Indonesia Emas
Dadang Solihin
Info PELAKSANAAN + Link2 MATERI Training "Teknik Perhitungan dan Verifikasi T...
Info PELAKSANAAN + Link2 MATERI Training "Teknik Perhitungan dan Verifikasi T...Info PELAKSANAAN + Link2 MATERI Training "Teknik Perhitungan dan Verifikasi T...
Info PELAKSANAAN + Link2 MATERI Training "Teknik Perhitungan dan Verifikasi T...
Kanaidi ken
626958694-GEREJA-PEDULI-KEPADA-SESAMA-YANG-SAKIT.pptx
626958694-GEREJA-PEDULI-KEPADA-SESAMA-YANG-SAKIT.pptx626958694-GEREJA-PEDULI-KEPADA-SESAMA-YANG-SAKIT.pptx
626958694-GEREJA-PEDULI-KEPADA-SESAMA-YANG-SAKIT.pptx
papamamajason21
Menggambar Objek Tumbuhan dengan memperhatikan proporsi
Menggambar Objek Tumbuhan dengan memperhatikan proporsiMenggambar Objek Tumbuhan dengan memperhatikan proporsi
Menggambar Objek Tumbuhan dengan memperhatikan proporsi
suandi01
kebijakan pelayanan transfusi darah hematologi
kebijakan pelayanan transfusi darah hematologikebijakan pelayanan transfusi darah hematologi
kebijakan pelayanan transfusi darah hematologi
SofiaArdani
RPT PEND MORAL.docxUNTU RUJUKAN GURU 2025
RPT PEND MORAL.docxUNTU RUJUKAN GURU 2025RPT PEND MORAL.docxUNTU RUJUKAN GURU 2025
RPT PEND MORAL.docxUNTU RUJUKAN GURU 2025
ROBIATUL29
pertemuan 13-asuhan komunitas 2025 .pptx
pertemuan 13-asuhan komunitas 2025 .pptxpertemuan 13-asuhan komunitas 2025 .pptx
pertemuan 13-asuhan komunitas 2025 .pptx
AyiDamayani
MODUL AJAR SENI MUSIK KELAS VIII " ALAT MUSIK TRADISIONAL"
MODUL AJAR SENI MUSIK KELAS VIII " ALAT MUSIK TRADISIONAL"MODUL AJAR SENI MUSIK KELAS VIII " ALAT MUSIK TRADISIONAL"
MODUL AJAR SENI MUSIK KELAS VIII " ALAT MUSIK TRADISIONAL"
MUMUL CHAN
sosialisasi E-Ijazah 2024-2025 baik.pptx
sosialisasi E-Ijazah 2024-2025 baik.pptxsosialisasi E-Ijazah 2024-2025 baik.pptx
sosialisasi E-Ijazah 2024-2025 baik.pptx
imamtarmiji2
ANAK Cerdas istimewa dan berbakat istimewa
ANAK Cerdas istimewa dan berbakat istimewaANAK Cerdas istimewa dan berbakat istimewa
ANAK Cerdas istimewa dan berbakat istimewa
MuhamadFahmiAziz
Bahan Ajar Modul Editing Kelas Sinematografi
Bahan Ajar Modul Editing Kelas SinematografiBahan Ajar Modul Editing Kelas Sinematografi
Bahan Ajar Modul Editing Kelas Sinematografi
AdePutraTunggali
TUGAS KELOMPOK 3 ANGKATAN 20 TUGAS ORIENTASI PPPK .pptx
TUGAS KELOMPOK 3 ANGKATAN 20  TUGAS ORIENTASI PPPK .pptxTUGAS KELOMPOK 3 ANGKATAN 20  TUGAS ORIENTASI PPPK .pptx
TUGAS KELOMPOK 3 ANGKATAN 20 TUGAS ORIENTASI PPPK .pptx
eraoktafia92
pertemuan 12 - asuhan komunitas 2025.pptx
pertemuan 12 - asuhan komunitas 2025.pptxpertemuan 12 - asuhan komunitas 2025.pptx
pertemuan 12 - asuhan komunitas 2025.pptx
AyiDamayani
Daftar Judul Paper Artificial Intelligence in Information System
Daftar Judul Paper Artificial Intelligence in Information SystemDaftar Judul Paper Artificial Intelligence in Information System
Daftar Judul Paper Artificial Intelligence in Information System
Ainul Yaqin
Scenario Planning Bonus Demografi 2045 Menuju Satu Abad Indonesia Emas
Scenario Planning Bonus Demografi 2045 Menuju Satu Abad Indonesia EmasScenario Planning Bonus Demografi 2045 Menuju Satu Abad Indonesia Emas
Scenario Planning Bonus Demografi 2045 Menuju Satu Abad Indonesia Emas
Dadang Solihin
1 Auditing II-Power Point AUDIT SIKLUS PENJUALAN DAN PENAGIHAN: PENGUJIAN PEN...
1 Auditing II-Power Point AUDIT SIKLUS PENJUALAN DAN PENAGIHAN: PENGUJIAN PEN...1 Auditing II-Power Point AUDIT SIKLUS PENJUALAN DAN PENAGIHAN: PENGUJIAN PEN...
1 Auditing II-Power Point AUDIT SIKLUS PENJUALAN DAN PENAGIHAN: PENGUJIAN PEN...
nhkfadhilah
RENCANA + Link2 MATERI BimTek *"PTK 007 (Rev-5 Thn 2023) + Perhitungan TKDN ...
RENCANA  + Link2 MATERI BimTek *"PTK 007 (Rev-5 Thn 2023) + Perhitungan TKDN ...RENCANA  + Link2 MATERI BimTek *"PTK 007 (Rev-5 Thn 2023) + Perhitungan TKDN ...
RENCANA + Link2 MATERI BimTek *"PTK 007 (Rev-5 Thn 2023) + Perhitungan TKDN ...
Kanaidi ken

Laporan praktikum fitokimia identifikasi senyawa golongan alkaloida (ekstrak Piper nigrum)

  • 1. LAPORAN PRAKTIKUM FITOKIMIA IDENTIFIKASI SENYAWA GOLONGAN ALKALOIDA (Ekstrak Piper nigrum L.) Nama : Ananda Novia Rizky Utami JP Nim : 201610410311151 Kelas : Farmasi D Kelompok : 10 UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH MALANG FAKULTAS ILMU KESEHATAN PROGRAM STUDI FARMASI 2016
  • 2. 1 TUGAS 1. IDENTIFIKASI SENYAWA GOLONGAN ALKALOIDA (EKSTRAK PIPER NIGRUM L.) 1) Judul Identifikasi Senyawa Golongan Alkaloida (Ekstrak Piper Nigrum L.) 2) Tujuan Mahasiswa mampu untuk melakukan identifikasi senyawa golongan alkaloida dalam tanaman 3) Tinjauan a) Tanaman KLASIFIKASI TANAMAN Kingdom : Plantae Divisio : Spermatophyta Sub division : Angiospermae Kelas : Monocotyledoneae Sub Kelas : Monochlamidae (Apetalae) Ordo : Piperales Famili : Piperaceae Genus : Piper Spesies : Piper nigrum L. Sumber: (Tjitrosoepomo, 2004)
  • 3. 2 CIRI MORFOLOGI Ciri-ciri morfologi tanaman lada hitam antara lain merupakan tanaman semak belukar, herba, berbatang kecil menjalar dan bunganya majemuk berbentuk bulir dan menggantung. Tanaman ini mempunyai karakter kimia mengandung asam amida atau disebut juga piperine yang pada umumnya dimiliki oleh beberapa spesies dalam famili Piperaceae, dan mengandung minyak atsiri (Heinrich, 2003). KANDUNGAN Menurut Williamson (2002), kandungan kimia lada hitam terdiri dari: a. Minyak atsiri (Essential oil) Lada hitam kering mengandung 1,2 2,6% minyak atsiri yang terdiri dari sabinine (15-25%), caryophyllene, 留-pinene, 硫-pinene, 硫-ocimene,隆-guaiene, farnesol, 隆-cadinol, guaiacol, 1-phellandrene, 1,8 cineole, pcymene, carvone, citronellol, 留-thujene, 留-terpinene, bisabolene, dllimonene, dihydrocarveol, camphene dan piperonal. b. Alkoloids dan amides Amides merupakan senyawa yang memberikan aroma tajam terdiri dari piperine, piperylin, piperolein A dan B, cumaperine, piperanine, piperamides, pipericide, guineensine dan sarmentine. Alkoloids terdiri dari chavicine, piperidine dan piperretine, methyl caffeic acid, piperidide dan 硫-methyl pyrroline. c. Amino acids Lada hitam kering kaya akan kandungan 硫-alanine, arginine, serine, threonine, histidine, lysine, cystine, asparagines dan glutamic acid. d. Vitamin dan mineral Lada hitam kering mempunyai kandungan ascorbic acid, carotenes, thiamine, riboflavin, nicotinic acid, potassium, sodium, calsium, phosporus, magnesium, besi, tembaga dan seng.
  • 4. 3 KHASIAT DAN MANFAAT Berkhasiat mengobati batu ginjal, disentri, kolera, kaki bengkak, nyeri haid, rematik(nyeri otot), selesma dan sakit kepala. b) Alkaloida TINJAUAN ALKALOIDA Senyawa kimia terutama senyawa organik hasil metabolisme dapat dibagi dua yaitu yang pertama senyawa hasil metabolisme primer, contohnya karbohidrat, protein, lemak, asam nukleat, dan enzim. Senyawa kedua adalah senyawa hasil metabolisme sekunder, contohnya terpenoid, steroid, alkaloid dan flavonoid. Alkaloid adalah suatu golongan senyawa organik yang terbanyak ditemukan di alam. Hampir seluruh alkaloid berasal dari tumbuh-tumbuhan dan tersebar luas dalam berbagai jenis tumbuhan tingkat tinggi. Sebagian besar alkaloid terdapat pada tumbuhan dikotil sedangkan untuk tumbuhan monokotil dan pteridofita mengandung alkaloid dengan kadar yang sedikit. Selanjutnya dalam Meyers Conversation Lexicons tahun 1896 dinyatakan bahwa alkaloid terjadi secara karakteristik di dalam tumbuh-tumbuhan, dan sering dibedakan berdasarkan kereaktifan fisiologi yang khas. Senyawa ini terdiri atas karbon, hidrogen, dan nitrogen, sebagian besar diantaranya mengandung oksigen. Sesuai dengan namanya yang mirip denganalkali (bersifat basa) dikarenakan adanya sepasang elektron bebas yang dimiliki oleh nitrogen sehingga dapat mendonorkan sepasang elektronnya. Kesulitan mendefinisikan alkaloid sudah berjalan bertahun-tahun. Definisi tunggal untuk alkaloid belum juga ditentukan. Trier menyatakan bahwa sebagai hasil kemajuan ilmu pengetahuan, istilah yang beragam senyawa alkaloid akhirnya harus ditinggalkan (Hesse, 1981). PENGGOLONGAN ALKALOIDA Alkaloid dapat digolongkan sebagai berikut : 1. Alkaloid sejati (True Alkaloid) Alkaloid sejati adalah senyawa yang mengandung nitrogen pada struktur heterosiklik, struktur kompleks, distribusi terbatas yang menurut beberapa ahli
  • 5. 4 hanya ada pada tumbuhan. Alkaloid sejati ditemukan dalam bentuk garamnya dan dibentuk dari asam amino sebagai bahan dasar biosintesis. 2. Pseudoalkaloid Pseudoalkaloid memiliki sifat seperti alkaloid sejati tetapi tidak diturunkan dari asam amino. Contoh: isoprenoid, terpenoid (coniin), dan alkaloid steroidal (paravallarine). 3. Protoalkaloid Protoalkaloid adalah senyawa amin sederhana dengan nitrogen tidak berada pada cincin heterosiklik. Contoh: mescaline, betanin, dan serotonin (Swastini, Dewa Ayu.2007). MANFAAT ALKALOIDA BAGI TUMBUHAN Beberapa pendapat mengenai kemungkinan perannya dalam tumbuhan sebagai berikut (Padmawinata,1995): 1. Alkaloid berfungsi sebagai hasil buangan nitrogen seperti urea dan asam urat dalam hewan (salah satu pendapat yang dikemukan pertama kali, sekarang tidak dianut lagi). 2. Beberapa alkaloid mungkin bertindak sebagai tandon penyimpanan nitrogen meskipun banyak alkaloid ditimbun dan tidak mengalami metabolisme lebih lanjut meskipun sangat kekurangan nitrogen. 3. Pada beberapa kasus, alkaloid dapat melindungi tumbuhan dari serangan parasit atau pemangsa tumbuhan. Meskipun dalam beberapa peristiwa bukti yang mendukung fungsi ini tidak dikemukakan, mungkin merupakan konsep yang direka-reka dan bersifat manusia sentris. 4. Alkaloid dapat berlaku sebagai pengatur tumbuh, karena dari segi struktur, beberapa alkaloid menyerupai pengatur tumbuh. Beberapa alkaloid merangasang perkecambahan yang lainnya menghambat. 5. Semula disarankan oleh Liebig bahwa alkaloid, karena sebagian besar bersifat basa, dapat mengganti basa mineral dalam mempertahankan kesetimbangan ion dalam tumbuhan. Sejalan dengan saran ini, pengamatan menunjukkan bahwa
  • 6. 5 pemberian nikotina ke biakan akar tembakau meningkatkan pengambilan nitrat. Alkaloid dapat pula berfungsi dengan cara pertukaran dengan kation tanah. PEMURNIAN ALKALOIDA Metode pemurnian dan karakterisasi alkaloid umumnya mengandalkan sifat kimia alkaloid yang paling penting yaitu kebasaanya, dan pendekatan khusus harus dikembangkan untuk beberapa alkaloid misalnya rutaekarpina, kolkisina, risinina yang bersifat basa. Alkaloid biasanya diperoleh dengan cara mengekstraksi bahan tumbuhan memakai asam yang melarutkan alkaloid sebagai garam, atau bahan tumbuhan dapat dibasakan dengan natrium karbonat dan sebagainya lalu basa bebas diekstraksi dengan pelarut organik seperti kloroform, eter, dan sebagainya. Beberapa alkaloid jadian/sintesis dapat terbentuk jika kita menggunakan pelarut reaktif. Untuk alkaloid yang dapat menguap seperti nikotina dapat dimurnikan dengan cara penyulingan uap dari larutan yang dibasakan. Larutan dalam air yang bersifat asam dan mengandung alkaloid dapat dibasakan kemudian alkaloid di ekstraksi dengan pelarut organic sehingga senyawa netral dan asam yang mudah larut dalam air tertinggal dalam air (Padmawinata, 1995). Garam alkaloid berbeda sifatnya dengan alkaloid bebas. Alkaloid bebas biasanya tidak larut dalam air (beberapa dari golongan pseudo dan protoalkaloid larut), tetapi mudah larut dalam pelarut organik agak polar (seperti benzena, eter, kloroform). Dalam bentuk garamnya, alkaloid mudah larut dalam pelarut organik polar (Cordell, 1981). IDENTIFIKASI SENYAWA ALKALOIDA 1. Reaksi Pengendapan Reaksi Dragendorf Pereaksi dragendorf mengandung bismuth nitrat dan merkuri klorida dalam nitrit berair. Ketika suatu alkaloid ditambahkan peraksi dragendorf maka akan menghasilkan endapan jingga. Reaksi Meyer
  • 7. 6 Pereaksi meyer mengandung kalium iodida dan merkuri klorida. Ketika sample ditambah perekasi meyer maka akan timbul endapan kuning atau larutan kuning bening lalu ditambahkan alkohol endapannya larut. Tidak semua alkaloid menendap dengan reaksi mayer. Pengendapan yang terjadi akibat reaksi mayer bergantung pada rumus bangun alkaloidanya. Reaksi Bauchardat Pereaksi bauchardat mengandung kalium iodide dan iooda. Sampel ditambah pereaksi bauchardat menghasilkan endapan coklat merah lalu ditambah alkohol endapannya larut. 2. Reaksi Warna Reaksi dengan asam kuat Asam kuat seperti H2SO4 pekat dan HNO3 pekat menghasilkan warna kuning atau merah Reaksi Marquis Pereaksi marquis mengandung formaldehid (1 bagian) dan H2SO4 pekat (9 bagian). Sampel ditambah pereaksi marquis akan menghasilkan warna jingga. Reaksi warna AZO Sampel ditambahkan diazo A (4 bagian) dan diazo B (1 bagian), ditambah NaOH, dipanaskan lalu ditambah amyl alcohol menghasilkan warna merah. (Harborne,1987) c) Pemisahan Kromatografi Lapis Tipis (KLT) Kromatografi lapis tipis ialah metode pemisahan fisikokimia. Lapisan pemisah terdiri atas bahan berbutir-butir (fase diam), ditempatkan pada penyangga berupa plat gelas, logam atau lapisan yang cocok. Campuran yang akan dipisah berupa larutan yang ditotolkan baik berupa bercak ataupun pita, setelah plat atau lapisan dimasukkan ke dalam bejana tertutup rapat yang berisi larutan pengembang yang cocok (fase gerak), pemisahan terjadi selama perambatan kapiler (pengembangan), selanjutnya senyawa yang tidak berwarna harus ditampakkan (Stahl, 1985).
  • 8. 7 Pendeteksian bercak hasil pemisahan dapat dilakukan dengan beberapa cara. Untuk senyawa tak berwarna cara yang paling sederhana adalah dilakukan pengamatan dengan sinar ultraviolet. Beberapa senyawa organik bersinar atau berfluorosensi jika disinari dengan sinar ultraviolet gelombang pendek (254 nm) atau gelombang panjang (366 nm), jika dengan cara itu senyawa tidak dapat dideteksi maka harus dicoba disemprot dengan pereaksi yang membuat bercak tersebut tampak yaitu pertama tanpa pemanasan, kemudian bila perlu dengan pemanasan (Gritter, et al., 1991; Stahl, 1985) FASA DIAM Kromatografi lapis tipis, fase diam berupa lapisan tipis yang terdiri atasahan padat yang dilapiskan pada permukaan penyangga datar yang biasanya terbuat dari kaca, dapat pula terbuat dari plat polimer atau logam. Lapisan melekat pada permukaan dengan bantuan bahan pengikat, biasanya kalsium sulfat atau amilum. Penjerap yang umum dipakai untuk kromatografi lapis tipis adalah silica gel, alumina, kieselgur dan selulosa (Gritter, et al., 1991). Dua sifat yang penting dari fase diam adalah ukuran partikel dan homogenitasnya, karena adesi terhadap penyokong sangat tergantung pada kedua sifat tersebut. Ukuran partikel yang biasa digunakan adalah 1-25 mikron. Partikel yang butirannya sangat kasar tidak akan memberikan hasil yang memuaskan dan salah satu cara untuk memperbaiki hasil pemisahan adalah dengan menggunakan fase diam yang butirannya lebih halus. Butiran yang halus memberikan aliran pelarut yang lebih lambat dan resolusi yang lebih baik (Sastrohamidjojo, 1985). FASA GERAK Fase gerak ialah medium angkut yang terdiri atas satu atau beberapa pelarut, jika diperlukan sistem pelarut multi komponen, harus berupa suatu campuran sesederhana mungkin yang terdiri atas maksimum tiga komponen (Stahl, 1985). Pemisahan senyawa organik selalu menggunakan pelarut campur. Tujuan menggunakan pelarut campur adalah untuk memperoleh pemisahan senyawa yang
  • 9. 8 baik. Kombinasi pelarut adalah berdasarkan atas polaritas masing-masing pelarut, sehingga dengan demikian akan diperoleh sistem pengembang yang cocok. Pelarut pengembang yang digunakan dalam kromatografi lapis tipis antara lain: n-heksan, karbontetraklorida, benzen, kloroform, eter, etilasetat, piridian, aseton, etanol, metanol dan air (Gritter, et al., 1991). HARGA Rf Mengidentifikasi noda-noda dalam kromatografi lapis tipis sangat lazim menggunakan harga Rf (Retordation Factor) yang didefinisikan sebagai: = 署 $≒ $ jarak yang ditempuh pelarut (eluen) Harga Rf beragam mulai dari 0 sampai 1. Faktor-faktor yang mempengaruhi harga Rf (Sastrohamidjojo, 1985): a. Struktur kimia dari senyawa yang sedang dipisahkan b. Sifat penjerap c. Tebal dan kerataan dari lapisan penjerap d. Pelarut dan derajat kemurniannya e. Derajat kejenuhan uap pengembang dalam bejana f. Teknik percobaan g. Jumlah cuplikan yang digunakan h. Suhu i. Kesetimbangan. POLARITAS Polaritas sering diartikan sebagai adanya pemisahan kutub bermuatan positif dan negatif dari suatu molekul sebagai akibat terbentuknya konfigurasi tertentu dari atom-atom penyusunnya. Dengan demikian, molekul tersebut dapat tertarik oleh molekul yang lain yang juga mempunyai polaritas yang kurang lebih sama. Besarnya polaritas dari suatu pelarut proporsional dengan besarnya konstanta dielektriknya (Adnan 1997). Menurut Stahl (1985), konstanta dielektrik (竜)
  • 10. 9 merupakan salah satu ukuran kepolaran pelarut yang mengukur kemampuan pelarut untuk menyaring daya tarik elektrostatik antara isi yang berbeda. Ekstraksi berkesinambungan dilakukan secara berturut-turut dimulai dengan pelarut nonpolar (misalnya n-heksan atau kloroform) dilanjutkan dengan pelarut semipolar (etil asetat atau dietil eter) kemudian dilanjutkan dengan pelarut polar (metanol atau etanol). Pada proses ekstraksi akan diperoleh ekstrak awal (crude extract) yang mengandung berturutturut senyawa nonpolar, semipolar, dan polar (Hostettmann et al. 1997). 4) Prosedur Kerja ALAT DAN BAHAN a. Alat Pipet Tisu dan kain lap Sudip Label Penjepit kayu Aluminium foil Pinset Vial 10ml KLT Plat Kaca b. Bahan Ekstrak Piper nigrum L. Etanol HCl 2N NaCl Pereaksi Mayer Pereaksi Wagner NH4OH CHCl3 Pereaksi Dragendorf Kiesel gel GF 254 PREPARASI SAMPEL a) Bagan Alir Preparasi sampel Ekstrak 0,9 g + etanol ad larut + 5 mL HCL 2N, panaskan 2-3 menit
  • 11. 10 Setelah dingin + 0,3 g NaCl, aduk lalu disaring Filtrat + 5mL HCL 2N, bagi menjadi 3 bagian IA, IB dan IC Reaksi Pengendapan Larutan IA + Pereaksi Mayer IB + Pereaksi Wagner IC = Blanko Keruh dan terdapat endapan = (+) alkaloid Kromatografi Lapis Tipis Lar. IC + NH4OH pekat 28% sampai basa + 5mL kloroform dalam tabung reaksi, pisahkan dengan corong pisah Filtrat (fase CHCL3) diuapkan sampai kering Larutkan dalam methanol (1mL), lakukan pemeriksaan KLT Hasil positif ditandakan dengan bercak atau noda warna jingga
  • 12. 11 b) Skema Kerja Timbang ekstrak piper nigrum L. 0,9 gram Tambahkan etanol ad larut Ditambahkan 5 ml HCl 2N Dipanaskan diatas penangas air selama 2-3 menit sambil diaduk Setelah dingin ditambahkan 0,3 gram NaCl, diaduk rata kemudian disaring Filtrat ditambah 5 ml HCl 2N Filtar dibagi menjadi tiga bagian disebut sebgai larutan IA, IB, IC IA IB IC
  • 13. 12 REAKSI PENGENDAPAN KROMATOGRAFI LAPIS TIPIS (KLT) Larutan IA + pereaksi Mayer Larutan IB + pereaksi Wagner Larutan IC sebagai blanko Adanya kekeruhan/ endapan menunjukkan adanya alkaloid Larutan IC + NH4OH pekat 28% ad larutan menjadi basa Diekstraksi dengan 5 ml kloroform (dalam tabung reaksi) Filtrat ( fase CHCl3) diuapkan sampai kering Dilarutkan dalam methanol (1 ml) dan siap untuk pemeriksaan KLT Fase diam: Kiesel gel GF 254 Fase gerak: CHCL3-Etil asetat (1:1) Penampak noda: Pereaksi dragendorf Jika timbul warna jingga menunjukkan adanya alkaloid dalam ekstrak
  • 14. 13 DAFTAR PUSTAKA Tjitrosoepomo, Gembong.2004. Taksonomi Tumbuhan (Spermatophyta). Gadjah Mada University Press: Yogyakarta Heinrich, M., Barnes, J., Gibbons, S., Wiliamson, E.N. 2003. Fundamentals of Pharmacognosy and Phitotherapy. Churchill Livingstone. USA. Swastini, Dewa Ayu. Dkk. 2007. Buku Ajar Mata Kuliah Farmakognosi. Bukit Jimbaran : Jurusan Farmasi Fakultas MIPA, Universitas Udayana. Gritter, R. J., Bobbit, J.M. dan Schwarting, A.E., 1991, Pengantar Kromatografi, diterjemahkan oleh Kosasih Padmawinata, Edisi II, 107, Penerbit ITB, Bandung. Cordell, A. (1981). Introduction to Alkaloid, A Biogenetic Approach, A Wiley Interscience Publication. New Padmawinata, K. (1995). Kandungan Organik Tumbuhan Tinggi. Bandung: Penerbit ITB (Terjemahan dari Robinson, T. 1991. The organic Constituens of Higher Plant, 6 thedition). York: John Wiley and Sons, Inc. Stahl, E., 1985, Analisis Obat Secara kromatografi dan Mikroskopi, diterjemahkan oleh Kosasih Padmawinata dan Iwang Soediro, 3-17, ITB, Bandung Adnan, M., 1997. Teknik Kromatografi untuk Analisis Bahan Makanan, Edisi Pertama, 9, 14, 15, Penerbit Andi, Yogyakarta. Harborne, J.B. 1987. Metode Fitokimia Penuntun Cara Modern Menganalisis Tumbuhan. Penerbit ITB. Bandung. Williamson, E.M. 2002. Major Herbs of Ayurveda.Churchill Livingstone.United Kingdom Hesse, M. (1981). Alkaloid Chemistry. Toronto: John Wiley and Sons, Inc. Sastrohamidjojo H, 1985, Kromatografi, Edisi I, Cetakan I, Penerbit Liberty, Yogyakarta.