Proses penggaraman ikan cakalang dilakukan selama empat hari untuk mengurangi kadar air dalam tubuh ikan. Berat ikan menurun dari 12,5 kg menjadi 5,3 kg setelah penggaraman dan pengeringan. Laporan ini menjelaskan prosedur penggaraman ikan meliputi persiapan, penimbangan berkala, dan pengeringan ikan.
Dokumen tersebut membahas mengenai pengawetan ikan dengan metode penggaraman dan pengeringan. Metode penggaraman meliputi penggaraman kering, basah, dan kench salting. Pengeringan dapat dilakukan secara alami menggunakan sinar matahari dan angin, atau secara mekanis menggunakan panas buatan. Proses pengeringan terdiri dari beberapa tahapan seperti penggaraman, pembilasan, dan pengeringan
Bahan yang digunakan dalam praktikum ini adalah tepung tapioka, ikan asin, dan kopi. Tujuan praktikum ini adalah untuk mengetahui cara analisis kadar abu bahan pangan dan hasil pertanian serta mengukur kadar abunya menggunakan metode pengabuan kering. Hasilnya menunjukkan nilai kadar abu tepung tapioka jauh berbeda dengan nilai RSD-nya, menandakan adanya penyimpangan. Sedangkan kad
Standar ini menetabkan syarat mutu dan keamanan, serta penanganan dan pengolahan untuk ikan beku. Termasuk spesifikasi bahan baku, pengolahan, pengemasan, dan pelabelan untuk memastikan mutu dan keamanan ikan beku.
Pengasapan adalah metode pengawetan pangan tradisional yang memanfaatkan asap dari pembakaran kayu. Prosesnya melibatkan kombinasi penggaraman, pemanasan, dan pengeringan serta pelekatan zat kimia dari asap pada bahan pangan seperti ikan. Pengasapan bertujuan untuk mengawetkan pangan alami serta memberi rasa dan aroma khas. Faktor seperti suhu, jenis kayu, dan komposisi asap mempengaru
Dokumen tersebut membahas tentang pengawetan ikan melalui berbagai metode seperti pendinginan, pengasapan, pengalengan, pengeringan, dan pengasinan. Metode-metode tersebut bertujuan untuk menghambat aktivitas mikroba dan enzim agar kualitas dan daya tahan ikan dapat terjaga lebih lama.
ACARA IV PENETAPAN KONVERSI MENTAH MASAK DAN PENYERAPAN MINYAKMelina Eka
油
Dokumen ini membahas tentang penetapan konversi bahan makanan mentah menjadi masak dan penyerapan minyak selama proses memasak. Terdapat penjelasan mengenai tujuan, tinjauan pustaka, metodologi, hasil dan pembahasan percobaan yang dilakukan untuk mengukur konversi dan penyerapan minyak pada beberapa bahan makanan seperti tempe, beras, dan minyak selama proses penggorengan."
Penanaman dan isolasi mikroba, mikrobiologiIsponi Umayah
油
Dokumen tersebut membahas tentang penanaman dan isolasi mikroba, meliputi berbagai teknik penanaman bakteri aerob dan anaerob serta isolasi berbagai jenis mikroorganisme seperti bakteri, jamur, aktinomisetes, dan algae dari berbagai sumber dengan berbagai metode. Dokumen ini juga menjelaskan pengamatan koloni mikroba dan cara memelihara biakan mikroba yang telah diisolasi.
Protein merupakan makromolekul polipeptida yang terdiri dari rantai asam amino. Protein memiliki berbagai fungsi seperti pertumbuhan, pemeliharaan jaringan, dan pengatur proses di dalam tubuh. Terdapat beberapa jenis protein berdasarkan kandungan asam aminonya, seperti protein sempurna, tidak sempurna, dan kurang sempurna. Protein juga diklasifikasikan berdasarkan fungsi biologis dan strukturnya.
Bahan pangan umumnya diolah terlebih dahulu sebelum dikonsumsi untuk meningkatkan daya simpan dan rasa. Teknik pengolahan meliputi pengolahan suhu tinggi seperti pasterisasi dan sterilisasi, pengolahan suhu rendah seperti pendinginan dan pembekuan, penggunaan bahan seperti garam, asam, gula, dan bahan kimia pengawet, serta pengolahan seperti iradiasi dan fermentasi.
Dokumen tersebut membahas lima jenis kerusakan ikan, yaitu kerusakan fisiologis yang disebabkan enzim alami, kerusakan mekanis akibat benturan selama pasca panen dan pengangkutan, kerusakan mikrobiologis yang disebabkan mikroorganisme berbahaya, kerusakan fisik akibat perlakuan fisik, dan kerusakan biologis oleh serangga dan binatang.
Makalah ini membahas tentang pembuatan ikan asin, mulai dari bahan dan alat yang diperlukan, cara pembuatan, hingga faktor yang berpengaruh dalam proses pembuatan ikan asin. Proses pembuatan ikan asin meliputi pencucian ikan, penggaraman, pengeringan, dan pengepakan. Faktor seperti konsentrasi garam, jenis garam, ketebalan daging ikan, dan suhu berpengaruh terhadap kecepatan proses pengasin
Dokumen tersebut membahas tentang pengawetan ikan melalui berbagai metode seperti pendinginan, pengasapan, pengalengan, pengeringan, dan pengasinan. Metode-metode tersebut bertujuan untuk menghambat aktivitas mikroba dan enzim agar kualitas dan daya tahan ikan dapat terjaga lebih lama.
ACARA IV PENETAPAN KONVERSI MENTAH MASAK DAN PENYERAPAN MINYAKMelina Eka
油
Dokumen ini membahas tentang penetapan konversi bahan makanan mentah menjadi masak dan penyerapan minyak selama proses memasak. Terdapat penjelasan mengenai tujuan, tinjauan pustaka, metodologi, hasil dan pembahasan percobaan yang dilakukan untuk mengukur konversi dan penyerapan minyak pada beberapa bahan makanan seperti tempe, beras, dan minyak selama proses penggorengan."
Penanaman dan isolasi mikroba, mikrobiologiIsponi Umayah
油
Dokumen tersebut membahas tentang penanaman dan isolasi mikroba, meliputi berbagai teknik penanaman bakteri aerob dan anaerob serta isolasi berbagai jenis mikroorganisme seperti bakteri, jamur, aktinomisetes, dan algae dari berbagai sumber dengan berbagai metode. Dokumen ini juga menjelaskan pengamatan koloni mikroba dan cara memelihara biakan mikroba yang telah diisolasi.
Protein merupakan makromolekul polipeptida yang terdiri dari rantai asam amino. Protein memiliki berbagai fungsi seperti pertumbuhan, pemeliharaan jaringan, dan pengatur proses di dalam tubuh. Terdapat beberapa jenis protein berdasarkan kandungan asam aminonya, seperti protein sempurna, tidak sempurna, dan kurang sempurna. Protein juga diklasifikasikan berdasarkan fungsi biologis dan strukturnya.
Bahan pangan umumnya diolah terlebih dahulu sebelum dikonsumsi untuk meningkatkan daya simpan dan rasa. Teknik pengolahan meliputi pengolahan suhu tinggi seperti pasterisasi dan sterilisasi, pengolahan suhu rendah seperti pendinginan dan pembekuan, penggunaan bahan seperti garam, asam, gula, dan bahan kimia pengawet, serta pengolahan seperti iradiasi dan fermentasi.
Dokumen tersebut membahas lima jenis kerusakan ikan, yaitu kerusakan fisiologis yang disebabkan enzim alami, kerusakan mekanis akibat benturan selama pasca panen dan pengangkutan, kerusakan mikrobiologis yang disebabkan mikroorganisme berbahaya, kerusakan fisik akibat perlakuan fisik, dan kerusakan biologis oleh serangga dan binatang.
Makalah ini membahas tentang pembuatan ikan asin, mulai dari bahan dan alat yang diperlukan, cara pembuatan, hingga faktor yang berpengaruh dalam proses pembuatan ikan asin. Proses pembuatan ikan asin meliputi pencucian ikan, penggaraman, pengeringan, dan pengepakan. Faktor seperti konsentrasi garam, jenis garam, ketebalan daging ikan, dan suhu berpengaruh terhadap kecepatan proses pengasin
Dokumen tersebut merupakan kuisioner untuk menguji hierarki analitik (PHA) produk mie dengan penambahan tepung tulang ikan tongkol. Kuisioner ini dimaksudkan untuk mengetahui preferensi panelis terhadap kenampakan, aroma, dan tekstur produk tersebut. Panelis diminta memberikan nilai antara 1-9 untuk menentukan elemen mana yang lebih penting dalam memilih produk tersebut.
The document discusses the importance of inclusiveness and learning to live together in creating a positive classroom environment. It emphasizes developing understanding of students' diverse strengths and needs through various assessment techniques. Teachers must consider required adaptations and accommodations to assessment and instruction rather than using a one-size-fits-all approach. Effective strategies for inclusive classrooms include individualized education plans, universal design for learning, differentiated instruction, and using technology, peer tutoring and positive behavior management.
The document provides information about an internal control case study for LJB Company. It details the company's current internal control processes, which include one employee serving as both the Treasurer and Controller with full purchasing and payment responsibilities. It also notes issues like lack of password protection, unrestricted petty cash access, and the need to evaluate controls if the company goes public. The recipient is asked to prepare a report for the partner advising on new public company requirements, controls done well/purchasing an ink machine, and controls violations with recommendations.
Este documento presenta un resumen sobre los diferentes tipos de contaminaci坦n ambiental. Explica que la contaminaci坦n puede clasificarse seg炭n el contaminante en qu鱈mica, radiactiva, t辿rmica, lum鱈nica y visual. Tambi辿n menciona otros tipos como la contaminaci坦n sonora, que consiste en ruidos molestos que afectan la salud, y la contaminaci坦n visual, que rompe el equilibrio natural del paisaje debido a la publicidad excesiva. El documento concluye agradeciendo la lectura.
Este documento describe los conceptos clave de la gerencia de proyectos de tecnolog鱈a educativa. Explica que la gerencia de proyectos permite implementar un proyecto mediante la participaci坦n de diferentes actores que trabajan juntos para alcanzar un objetivo espec鱈fico dentro de un tiempo y presupuesto determinados. Adem叩s, se単ala que los proyectos se desarrollan en etapas de planificaci坦n, ejecuci坦n, supervisi坦n y mejora, las cuales est叩n alineadas con las fases del ciclo de vida de un proyecto. Finalmente,
Mia was a stray cat who kept visiting the document author's house. She later gave birth to a litter of kittens at the author's home. Mia and her kittens were sickly at first but recovered with care. The author found homes for most of the kittens but kept two, Merlin and Marley, who had health issues. Merlin continues to have breathing problems and gets sick easily. The document shares updates on Mia and her kittens as they grew up, including photos of the adults cats and updates on their personalities.
5 factors affecting language learning strategiesWirda Syaheera
油
Five factors that affect language learning strategies are motivation, age, language proficiency, learning style, and cultural background. Highly motivated learners use more strategies than less motivated learners. Younger learners prefer task-specific strategies while older learners prefer generalized strategies. Lower proficiency learners use more strategies than higher proficiency learners. Learning strategies also depend on learning style, such as extroverts preferring social strategies and introverts preferring metacognitive strategies. Cultural background influences strategy use, with different cultures employing specific strategies at different frequencies.
This Transportation Concept Report analyzes State Route 134 in California over the next 20 years. It documents current conditions, projects future demand, and proposes alternatives to address shortfalls between demand and capacity. The key alternatives include: Alternative #1, which generally conforms to regional plans and provides congestion relief; Alternative #2, which suggests more HOV lanes; and an "Attain LOS D" alternative to illustrate future needs. The report aims to suggest a configuration for Route 134 that meets projected demands within framework of regional policy goals like improving mobility and reducing vehicle miles traveled.
The group chat discussed props for an event and where to source them. They were looking at glitter specifically, wanting gold and black glitter to match their theme.
Muhammad Omer Mansoor is seeking a challenging role in system support administration that allows him to use his 1.5 years of experience troubleshooting hardware and software issues on desktops and laptops. He has worked as a System Support Administrator for multiple companies in Bahrain and Pakistan, providing technical support, installing and configuring operating systems and software, and maintaining networks and data. Mansoor has a Bachelor's degree in Computer Studies and is Aptech certified, with strong communication, troubleshooting, and customer service skills.
Pianificare le ferie del proprio team, spesso un incubo per manager e respons...Cezanne HR Italia
油
Una gestione ottimale delle ferie ed assenze dal lavoro pu嘆 comportare per le aziende significativi benefici economico-finanziari, di produttivit e di clima aziendale.
Mutu ikan yang digunakan sebagai bahan baku sangat berpengaruh terhadap kelancaran proses pengolahan dan mutu produk. Faktor-faktor seperti cara penangkapan, penanganan, sanitasi, dan fasilitas pengolahan dapat mempercepat pembusukan ikan karena mempengaruhi aktivitas autolisis, kimiawi, dan mikroorganisme. Penanganan ikan harus dilakukan dengan cepat dan tepat, seperti pendinginan dan pembekuan, untuk me
MAKALAH PENGAWETAN PENGASAPAN DAN PENGGARAMAN - Copy.pdfDinaSeptiRande
油
Makalah ini membahas tentang pengawetan ikan melalui proses penggaraman dan pengasapan. Proses penggaraman menggunakan garam untuk mengawetkan ikan, sedangkan pengasapan menggunakan asap dari pembakaran bahan bakar alami. Makalah ini menjelaskan pengertian, proses, dan faktor-faktor yang mempengaruhi kedua metode pengawetan tersebut serta metode-metode yang digunakan dalam pelaksanaannya
Latar Belakang Pengolahan ikan
Karena ikan memiliki kelemahan yakni mudah membusuk. Ikan relatif lebih cepat mengalami pembusukan daripada daging unggas dan mamalia lainya. Apabila ikan terlalu banyak berontak pada saat ditangkap maka akan banyak kehilangan glikogen dan glukosa sehingga kandungan asam laktat ikan menjadi rendah. Dengan demikian nilai pH-nya relatif mendekati normal. Nilai pH yang mendekati normal ini sangat cocok untuk pertumbuhan bakteri, sehingga ikan segar harus segera diolah dengan baik agar layak untuk dikonsumsin
油
Tujuan :
meningkatkan jangka waktu kelayakan ikan untuk dikonsumsi
agar bahan makanan dapat bertahan lebih lama dan terhindar dari pembusukkan.
Tiga kalimat ringkasan dokumen tersebut adalah:
Dokumen tersebut membahas tentang penanganan hasil perikanan dan berbagai cara pengawetan ikan, seperti pendinginan, pembekuan, pengasapan, dan pengolahan lainnya untuk memperpanjang masa simpan ikan agar tetap segar dan layak konsumsi. Juga dibahas tentang perbedaan ikan segar dan busuk serta komponen kimiawi penting dalam ikan.
Dokumen tersebut membahas mengenai pengolahan dan pengawetan ikan. Beberapa poin penting yang
dibahas adalah definisi ikan segar, proses yang terjadi pada ikan setelah ditangkap, cara-cara
pengolahan dan pengawetan ikan, serta ciri utama perbedaan antara ikan segar dan ikan yang mulai
busuk.
Dokumen tersebut membahas tentang teknologi produk perikanan. Ringkasannya adalah: Dokumen tersebut menjelaskan tentang definisi industri perikanan, jenis sektor dan aktivitas yang terlibat di dalamnya, proses pra-pemprosesan ikan hasil tangkapan, jenis alat tangkap dan kapal penangkap ikan, serta metode-metode pengawetan ikan seperti pendinginan, iradiasi, pengasapan, pengeringan dan penggar
Dokumen tersebut merangkum tentang proposal pembesaran ikan bawal air tawar di kolam semi permanen. Ia membahas latar belakang, tinjauan pustaka tentang morfologi dan lingkungan hidup ikan bawal, sarana dan prasarana budidaya seperti kolam, benih dan pakan, serta teknik pembesaran meliputi persiapan kolam, penebaran benih, dan pemeliharaan ikan sampai penuaian.
Dokumen tersebut membahas tentang penggolongan, manfaat, dan permasalahan hasil perikanan serta metode pengolahan dan pengawetannya. Hasil perikanan dapat dikelompokkan berdasarkan habitatnya dan dapat dimanfaatkan sebagai bahan pangan atau ekonomis. Namun, hasil perikanan memiliki masalah seperti kadar air tinggi yang memudahkan pertumbuhan mikroba sehingga umur simpannya pendek, dan perlu diolah atau
Surimi merupakan daging ikan yang telah dilumatkan dan dicuci berulang-kali untuk menghilangkan bau, darah, pigmen, dan lemak, sehingga menghasilkan bahan yang putih dan memiliki sifat elastisitas gel yang tinggi. Surimi dapat digunakan sebagai bahan baku untuk berbagai produk olahan seperti bakso, sosis, dan kamaboko. Ikan yang baik untuk dijadikan bahan baku surimi antara lain ikan remang, tenggiri
Fish sauce atau kecap ikan diperoleh dari proses fermentasi ikan dan garam laut. Fermentasi dilakukan oleh enzim ikan dan mikroorganisme halophilik selama berbulan-bulan. Kecap ikan memiliki rasa asin kaya dan aroma khas ikan, serta kaya akan protein dan asam amino. Produksi kecap ikan telah ada sejak zaman Romawi dengan berbagai variasi metode pembuatan di berbagai negara Asia Tenggara.
1. LAPORAN PRAKTIKUM
Mata Kuliah : Pengembangan dan Pengendalian Mutu Hasil Perikanan
Modul : Penggaraman
Dosen : Abdullah, Spi, M.Si
Oleh :
Kadri
12 22 207
Agribisnis Perikanan B
POLITEKNIK PERTANIAN NEGERI PANGKEP
2. 2014
KATA PENGANTAR
Assalamu alaikum warahmatullahi wabarakatu
Segala puji hanya milik Allah SWT atas segala rahmat dan hidayahnya
sehinggga kami dapat menyelesaikan laporan ini. Salam dan salawat atas
junjungan nabi Muhammad SAW, keluarga, sahabat, dan para ummatnya yang
senantiasa konsisten dengan keberislamannya.
Terima kasih pula kami sampaikan kepada Bapak Abdullah,S.Pi, M.Si
selaku salah satu dosen pembimbing pada mata kuliah Pengembangan dan
Pengendalian Mutu Hasil Perikanan (PPMHP) yang telah memberikan banyak
bimbingan sehingga kami dapat menyelesaikan laporan Fieldwork ini tepat pada
waktunya.
Kami menyadari bahwa dalam penyusunan laporan ini masih terdapat
kesalahan oleh karena itu saran dan keritik yang sifatnya membangan sangat kami
harapkan. Demikian yang dapat kami sampaikan mudah mudahan laporan ini
dapat memberikan manfaat kepada para pembaca serta penulis pada khususnya.
Wassalamu alikum warahmatullahi wabarakatu
Mandalle, 27 Oktober 2014
Penyusun
Kadri
3. Nim. 12 22 207
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Ikan merupakan bahan makanan yang banyak dikonsumsi masyarakat
selain sebagai komoditi ekspor. Ikan cepat mengalami proses pembusukan
dibandingkan dengan bahan makanan lain. Bakteri dan perubahan kimiawi pada
ikan mati menyebabkan pembusukan. Mutu olahan ikan sangat tergantung pada
mutu bahan mentahnya. Ikan merupakan salah satu sumber protein hewani yang
banyak dikonsumsi masyarakat, mudah didapat, dan harganya murah. Namun ikan
cepat mengalami proses pembusukan. Oleh sebab itu dilakukan pengawetan yang
bertujuan untuk mengurangi kadar air dalam tubuh ikan, sehingga tidak
memberikan kesempatan bagi bakteri untuk berkembang biak.
Penggaraman merupakan salah satu cara pengawetan yang sudah lama
dilakukan orang. Garam dapat bertindak sebagi pengawet karena garam akan
menarik air dari bahan sehingga mikroorganisme pembusuk tidak dapat
berkembang biak karena menurunnya aktivitas air.
B. Tujuan
1. Mengetahui cara penggaraman yang baik
2. Membandingkan antara teori yang didapatkan diperkuliahan dengan praktik
langsung.
4. BAB II
METODOLOGI
A. Waktu dan Tempat
Hari / Tanggal : Kamis, 16 Oktober 2014
Waktu : 16.00 Selesai
Tempat :
B. Alat dan Bahan
1. Alat
- Pisau - Baskom
- Ember - Cool Box
- Tempat Pengeringan Ikan - Talang
2. Bahan
- 50 ekor Ikan Cakalang - Air
- Garam
C. Metode Pelaksanaan
Melakukan praktik penggaraman secara langsung dan kemudian
melakukan pengeringan selama 3 hari.
5. BAB III
HASIL DAN PEMBAHASAN
A. Penggaraman Ikan
Pada proses penggaraman ikan, pengawetan dilakukan dengan cara
mengurangi kadar air dalam badan ikan sampai titik tertentu sehingga bakteri
tidak dapat hidup dan berkembang biak lagi. Jadi, peranan garam dalam proses ini
tidak bersifat membunuh mikroorganisme (fermicida), tetapi garam
mengakibatkan terjadinya proses penarikan air dalam sel daging ikan sehingga
terjadi plasmolisis (kadar air dalam sel mikroorganisme berkurang, lama
kelamaan bakteri mati).
Penggaraman ikan biasanya diikuti dengan pengeringan untuk
menurunkan kadar air dalam daging ikan sehingga cairan semakin kental dan
proteinnya akan menggumpal. Kemurnian garam dan ukuran kristal garam akan
mempengaruhi mutu ikan asin yang dihasilkan. Warna putih kekuningan, lunak,
dan rasa yang enak merupakan ciri-ciri ikan asin yang baik.
Dalam praktikum kali ini kami menggunakan metode penggaraman kering
(Dry Salting). Metode penggaraman kering ini menggunakan kristal garam yang
dicampurkan dengan ikan. Pada umumnya, ikan yang berukuran besar dibuang isi
perut dan badannya dibelah dua. Dalam proses penggaraman ikan ditempatkan
didalam wadah yang kedap air. Ikan disusun rapi dalam wadah selapis demi
selapis dengan setiap lapisan ikan ditaburi garam. Lapisan paling atas dan paling
bawah wadah merupakan lapisan garam.
6. Garam yang digunakan pada proses penggaraman umumnya berjumlah 10
% - 35 % dari berat ikan yangdigarami. Pada waktu ikan bersentuhan dengan kulit
/ daging ikan (yang basah/berair), garam itu mula-mula akan membentuk larutan
pekat. Larutan ini kemudian akan meresap kedalam daging ikan melalui proses
osmosa. Jadi, kristal garam tidak langsung menyerap air, tetapi terlebih dahulu
berubah jadi larutan.
B. Prosedur Kerja Penggaraman Ikan Cakalang
Salah satu ciri khas dari produk perikanan adalah mudah mengalami
pembususkan yang disebabkan oleh banyaknya kandungan air yang terkandung
didalam tubuh komoditi perikanan. Oleh karena itu dalam mempertahankan
kualitas ikan diperlukan beberapa perlakuan seperti penggaraman dan
pengeringan. Penggaraman yang dilakukan pada ikan bertujuan untuk menyerap
kadar air dalam tubuh ikan sehingga dapat membunuh mikro organisme
pembusuk. Berikut ini langkah langkah dalam penggaraman ikan cakalang.
a) Persiapan Alat dan Bahan
Alat
- Pisau - Baskom
- Ember - 2 Cool Box
- Tempat Pengeringan Ikan - Talang
Bahan
- 50 ekor Ikan Cakalang - Air secukupnya
- 1 kg Garam kasar
7. b) Cara Kerja
Hari pertama : Kamis, 16 Oktober 2014
1. Pencucian I
Cuci bersih ikan dengan menggunakan air agar bebas dari kotoran seperti
lumpur, pasir dll.
2. Penimbangan I
Penimbangan dilakukan untuk mengetahui berat ikan yang akan diolah
dan sebagai patokan selisih berat pada hasil akhir penggaraman dan
pengeringan. Pada praktikum kali ini berat ikan yang akan diolah adalah
12,5 kg.
3. Pillet dan Penyiangan
Proses pillet dan penyiangan dilakukan untuk membelah, membersihkan
dan mengeluarkan isi perut, menghilangkan sirip dan mengelurkan insang
ikan. Hal ini perlu dilakukan karena isi perut dan insang ikan merupakan
tempat yang paling banyak mikro organismenya.
4. Pencucian II
Pencucian ke dua ini dilakukan untuk membersihkan kotoran kotoran
hasil pillet dan penyiangan agar ikan benar benar bersih.
5. Penimbangan II
8. Penimbangan kedua dilakukan untuk mengetahui selisih berat ikan pada
saat masih utuh dan setelah dipillet serta disiangi. Berat ikan pada
penimbangan kedua ini adalah 10,1 kg. Dengan demikian berat ikan
mengalami penurunan seberat 2,4 kg.
6. Penggaraman
Proses penggaraman ini dilakukan dengan cara metode dry salting
(penggaraman kering) yaitu dengan menggunakan kristal garam. Jumlah
garam yang dipakai yaitu 10% dari berat ikan yaitu seberat 1 kg.
7. Proses penyususnan ikan.
Setelah menentukan banyaknya garam yang akan dibutuhkan ikan
kemudian disusun didalam box penyimpanan untuk didiamkan selama 24
jam. Adapun proses penyususnannya sebagai berikut.
a. Taburi dasar box dengan garam
b. Masukkan ikan kedalam box dengan posisi daging ikan menghadap
keatas.
c. Beri garam pada ikan
d. Lakukan proses penyusunan ikan sama seperti tahap b diatas, lakukan
dengan metode berlapis.
e. Setelah ikan selesai disusun, tutup box agar kedap udara
f. Simpan selama kurang lebih 24 jam.
Hari Kedua : Jumat, 17 Oktober 2014
1. Penimbangan III
9. Berat ikan pada hari kedua yaitu 9,3 kg. Berat ikan mengalami penurunan
seberat 0,8 kg.
2. Pengeringan
Pengawetan ikan dengan penggaraman harus dirangkaikan dengan
pengeringan menggunakan sinar matahari agar hasil yang diperoleh dapat
lebih maksimal. Pengeringan pada hari kedua ini dilakukan mulai pada pukul
11.00 WITA 16.15 WITA.
3. Penimbangan IV
Berat ikan di hari kedua setelah dikeringkan yaitu seberat 7,3 kg.
4. Penyimpanan
Setelah ditimbang, ikan kemudian disimpan kembali kedalam box
penyimpanan.
Hari Ke Tiga : Sabtu, 18 Oktober 2014
1. Penimbangan V
Berat ikan mengalami penurunan sebesar 0,1 kg setelah disimpan selama satu
malam dalam box menjadi 7,2 kg
2. Pengeringan
Pengeringan dihari ke tiga dimulai pada pukul 09.15 16.48 WITA
3. Penimbangan
Berat ikan pada hari ketiga adalah 6,1 kg. Mengalami penurunan 1,1 kg.
4. Penyimpanan
Setelah ditimbang, ikan kemudian disimpan kembali kedalam box
penyimpanan.
10. Hari ke Empat : Minggu, 19 Oktober 2014
1. Penimbangan VI
Berat ikan mengalami penurunan sebesar 0,1 kg setelah disimpan selama satu
malam dalam box menjadi 6 kg.
2. Pengeringan
Pengeringan dihari ke empat dilakukan mulai pada pukul 08.42 17.17
WITA.
3. Penimbangan VII
Penimbangan pada hari ke empat dilakukan pada pukul 17.21. Berat ikan pada
hari ke empat adalah 5,3.
4. Proses penggaraman ikan telah selesai dan siap untuk dikonsumsi.
11. BAB IV
PENUTUP
A. Kesimpulan
1. Penggaraman Ikan, Pada proses penggaraman ikan, pengawetan dilakukan
dengan cara mengurangi kadar air dalam badan ikan sampai titik tertentu
sehingga bakteri tidak dapat hidup dan berkembang biak lagi. Jadi, peranan
garam dalam proses ini tidak bersifat membunuh mikroorganisme (fermicida),
tetapi garam mengakibatkan terjadinya proses penarikan air dalam sel daging
ikan sehingga terjadi plasmolisis (kadar air dalam sel mikroorganisme
berkurang, lama kelamaan bakteri mati).
2. Berat ikan mengalami penurunan selama pengeringan yaitu mulai dari 12,5 kg
menjadi 5,3 kg. Jadi selisih berat ikan adalah 7,2 kg.