Eksperimen ini menggunakan sumber radioaktif dan detektor untuk mengukur sudut hamburan partikel alfa dari lempengan aluminium tipis. Hasilnya sesuai dengan model atom Rutherford dan menunjukkan adanya inti atom bermuatan positif di tengah atom. Nomor atom aluminium didapatkan sebesar 6.
Eksperimen Davisson dan Germer menunjukkan bukti langsung hipotesis de Broglie tentang sifat gelombang partikel bergerak. Mereka menemukan pola difraksi elektron yang mengindikasikan elektron berperilaku seperti gelombang saat berinteraksi dengan kisi kristal nikel. Partikel yang terperangkap dalam kotak hanya dapat memiliki energi tertentu yang ditentukan oleh ukuran kotak, menunjukkan sifat kuantis
Dokumen tersebut membahas percobaan Geiger Muller yang bertujuan untuk memahami prinsip kerja dan karakteristik detektor Geiger Muller. Detektor Geiger Muller bekerja berdasarkan proses ionisasi gas akibat interaksi dengan radiasi, dengan kelebihan mudah dikonstruksi namun kekurangannya tidak dapat digunakan untuk spektroskopi."
Eksperimen hamburan Rutherford pada tahun 1910 menunjukkan hasil yang bertentangan dengan model atom Thomson dan mendorong pengembangan model inti atom oleh Rutherford, di mana muatan dan massa atom terpusat pada inti kecil di pusat atom. Rumus hamburan Rutherford kemudian dikembangkan dan dibuktikan melalui percobaan selanjutnya.
Dokumen tersebut merupakan ringkasan dari mata kuliah Fisika Inti yang mencakup: (1) susunan dan sifat inti atom termasuk hipotesa penyusun inti, jari-jari dan kerapatan inti, (2) energi ikat inti dan model-model inti, serta (3) cara mengukur massa inti menggunakan spektrometer massa.
Praktikum ini bertujuan untuk menentukan kecepatan rambat bunyi di udara dan frekuensi garpu tala dengan menggunakan resonansi bunyi pada kolom udara di dalam tabung. Resonansi terjadi ketika frekuensi sumber bunyi sama dengan frekuensi modus resonansi kolom udara, menghasilkan bunyi dengan amplitudo maksimum. Data pengukuran digunakan untuk menghitung kecepatan bunyi dan frekuensi garpu tala dengan rumus yang me
Detektor radiasi adalah alat yang peka terhadap radiasi untuk mendeteksi keberadaannya. Terdapat beberapa jenis detektor seperti detektor isian gas, sintilasi, semikonduktor, dan elektroskop yang bekerja berdasarkan interaksi radiasi dengan materi untuk menghasilkan sinyal seperti ion, cahaya, atau arus listrik. Detektor isian gas paling sering digunakan dan terdiri dari kamar ionisasi, proporsion
Dokumen tersebut membahas tentang reaksi inti, jenis-jenis reaksi inti seperti hamburan elastis, hamburan inelastik, reaksi photonuklir, tangkapan radioaktif, dan reaksi inti khusus seperti fisi dan fusi inti. Dokumen ini juga menjelaskan konsep inti gabungan, pembentukan radioisotop, dan kinematika reaksi energi rendah dalam reaksi inti."
Laporan praktikum lanjutan fisika inti spektroskopi sinar gammaMukhsinah PuDasya
油
Laporan praktikum fisika inti mengenai spektroskopi sinar gamma. Percobaan menggunakan detektor sintilasi untuk menganalisis spektrum energi sinar gamma dari cobalt, radium, dan campuran keduanya. Hasilnya menunjukkan energi sinar gamma masing-masing bahan.
Terdiri dari Bab mekanika gelombang, operator, solusi persamaan schrodinger, atom hidrogendan momentum sudut. Dilengkapi dengan Contoh soal dan pembahasannya.
Disusun oleh :
Dindi, Dini, Sasti, Rima, Alfi, Yuni, Fina, Nur89, wawan, Aziz Ayu dini Wiwis, denin, Nur, Anis, dan Ms Ihsan.
PENDIDIKAN FISIKA UNIVERSITAS JEMBER
1. Persamaan Snellius menyatakan bahwa rasio sinus sudut datang dan sinus sudut bias pada dua medium yang berbeda adalah konstan.
2. Persamaan ini dapat diturunkan dari prinsip Fermat yang menyatakan sinar cahaya akan memilih jalur waktu terpendek saat berpindah medium.
3. Persamaan Snellius berlaku untuk pemantulan dan pembiasan cahaya.
Praktikum fisika dasar tentang resonansi gelombang suara menggunakan tabung resonansi. Percobaan mengukur kecepatan suara dan frekuensi dua garpu tala berbeda. Hasilnya adalah kecepatan suara rata-rata 342,833 m/s dan frekuensi rata-rata 695,921 Hz.
Eksperimen ini menguji efek fotolistrik dengan mengukur tegangan yang dihasilkan oleh sel foto saat diterangi cahaya berbeda warna dan intensitas. Hasilnya digunakan untuk menghitung energi kinetik fotoelektron, energi foton, fungsi kerja, dan frekuensi ambang untuk setiap warna cahaya. Eksperimen ini bermanfaat untuk mempelajari sifat kuantum cahaya dan konfirmasi teori Einstein tentang efek fotolistrik
Dokumen tersebut merangkum penjelasan tentang model-model inti atom, dimulai dari penemuan inti atom oleh Rutherford pada tahun 1911 melalui eksperimen hamburan partikel alfa oleh lempeng emas. Kemudian dijelaskan model tetes cairan dan model kulit inti sebagai model-model yang digunakan untuk mewakili struktur inti atom, beserta rumus yang terkait seperti rumus massa semi empiris. Perubahan sifat-sifat inti
Dokumen tersebut membahas tentang reaksi inti dan teknologi nuklir. Reaksi inti adalah proses perubahan yang terjadi dalam inti atom akibat tumbukan dengan partikel lain atau berlangsung dengan sendirinya. Teknologi nuklir meliputi reaktor nuklir untuk mengendalikan reaksi fisi berantai, dan manfaat radioisotop dalam bidang kesehatan, pertanian, industri dan lainnya.
Dokumen tersebut membahas tentang interaksi radiasi dengan materi, khususnya interaksi partikel alfa, beta, dan elektromagnetik. Secara ringkas, partikel alfa memiliki daya tembus pendek tetapi kuat, sementara partikel beta dapat bergerak lebih jauh. Kedua partikel tersebut kehilangan energi saat berinteraksi dengan materi melalui proses ionisasi dan eksitasi yang dapat mengakibatkan perubahan sifat kim
Dokumen ini menjelaskan Persamaan Schrodinger, yang merupakan persamaan penting untuk menjelaskan perilaku elektron. Persamaan ini dikembangkan dari konsep mekanika klasik dan mekanika kuantum, dan solusinya dapat menunjukkan sifat diskrit energi elektron. Pemisahan variabel digunakan untuk mendapatkan Persamaan Schrodinger bebas waktu.
Percobaan Franck-Hertz bertujuan untuk menentukan energi eksitasi elektron dan panjang gelombang foton dengan menggunakan piranti Franck-Hertz, dimana diperoleh energi eksitasi elektron atom Neon sebesar 17,33 eV dan panjang gelombang foton 716 ."
Eksperimen hamburan Rutherford menguji teori keberadaan inti atom dengan memanfaatkan interaksi partikel alfa dan inti atom. Partikel alfa yang ditembakkan ke lempeng aluminium mengalami hamburan pada sudut tertentu yang diukur. Analisis data menunjukkan nomor atom aluminium diperkirakan 6, dengan kesalahan 53,85% dibandingkan literatur. Eksperimen ini menunjukkan distribusi partikel sesuai teori, meski hasilnya belum sepenuhnya ak
Dokumen tersebut membahas spektrum emisi atom hidrogen dan hubungannya dengan deret Balmer, Rydberg, Lyman, dan Paschen. Spektrum emisi atom hidrogen terdiri atas serangkaian garis-garis diskret pada inframerah, visible, dan ultraviolet yang dapat dijelaskan oleh rumus-rumus tersebut.
2 b 59_utut muhammad_laporan_hukum kirchoffumammuhammad27
油
Rangkuman dokumen tersebut adalah:
(1) Laporan praktikum menguji Hukum Kirchoff menggunakan dua sumber tegangan dan tiga resistor;
(2) Hasil percobaan menunjukkan hubungan antara tegangan dan arus sesuai Hukum Ohm;
(3) Kesalahan terjadi pada amperemeter sehingga nilai arus tidak sesuai perhitungan.
Laporan efisiensi detektor, dead time, spektroskopi gamma, dan hukum kuadrat ...adimputra
油
Praktikum ini bertujuan untuk menganalisis spektrum sinar gamma Cs-137 dan Co-60, menentukan efisiensi detektor Geiger Muller, menguji hukum kuadrat terbalik, dan mengukur dead time detektor. Mahasiswa akan melakukan serangkaian eksperimen pengukuran radiasi dengan berbagai detektor dan variabel jarak serta waktu.
Osiloskop adalah alat untuk melihat dinamika besaran sebagai fungsi waktu secara visual. Osiloskop memiliki 5 komponen utama yaitu tabung sinar katoda, penguat simpangan Y dan X, pembangkit tegangan basis waktu, dan pengatur berkas."
Dokumen tersebut membahas tentang reaksi inti, jenis-jenis reaksi inti seperti hamburan elastis, hamburan inelastik, reaksi photonuklir, tangkapan radioaktif, dan reaksi inti khusus seperti fisi dan fusi inti. Dokumen ini juga menjelaskan konsep inti gabungan, pembentukan radioisotop, dan kinematika reaksi energi rendah dalam reaksi inti."
Laporan praktikum lanjutan fisika inti spektroskopi sinar gammaMukhsinah PuDasya
油
Laporan praktikum fisika inti mengenai spektroskopi sinar gamma. Percobaan menggunakan detektor sintilasi untuk menganalisis spektrum energi sinar gamma dari cobalt, radium, dan campuran keduanya. Hasilnya menunjukkan energi sinar gamma masing-masing bahan.
Terdiri dari Bab mekanika gelombang, operator, solusi persamaan schrodinger, atom hidrogendan momentum sudut. Dilengkapi dengan Contoh soal dan pembahasannya.
Disusun oleh :
Dindi, Dini, Sasti, Rima, Alfi, Yuni, Fina, Nur89, wawan, Aziz Ayu dini Wiwis, denin, Nur, Anis, dan Ms Ihsan.
PENDIDIKAN FISIKA UNIVERSITAS JEMBER
1. Persamaan Snellius menyatakan bahwa rasio sinus sudut datang dan sinus sudut bias pada dua medium yang berbeda adalah konstan.
2. Persamaan ini dapat diturunkan dari prinsip Fermat yang menyatakan sinar cahaya akan memilih jalur waktu terpendek saat berpindah medium.
3. Persamaan Snellius berlaku untuk pemantulan dan pembiasan cahaya.
Praktikum fisika dasar tentang resonansi gelombang suara menggunakan tabung resonansi. Percobaan mengukur kecepatan suara dan frekuensi dua garpu tala berbeda. Hasilnya adalah kecepatan suara rata-rata 342,833 m/s dan frekuensi rata-rata 695,921 Hz.
Eksperimen ini menguji efek fotolistrik dengan mengukur tegangan yang dihasilkan oleh sel foto saat diterangi cahaya berbeda warna dan intensitas. Hasilnya digunakan untuk menghitung energi kinetik fotoelektron, energi foton, fungsi kerja, dan frekuensi ambang untuk setiap warna cahaya. Eksperimen ini bermanfaat untuk mempelajari sifat kuantum cahaya dan konfirmasi teori Einstein tentang efek fotolistrik
Dokumen tersebut merangkum penjelasan tentang model-model inti atom, dimulai dari penemuan inti atom oleh Rutherford pada tahun 1911 melalui eksperimen hamburan partikel alfa oleh lempeng emas. Kemudian dijelaskan model tetes cairan dan model kulit inti sebagai model-model yang digunakan untuk mewakili struktur inti atom, beserta rumus yang terkait seperti rumus massa semi empiris. Perubahan sifat-sifat inti
Dokumen tersebut membahas tentang reaksi inti dan teknologi nuklir. Reaksi inti adalah proses perubahan yang terjadi dalam inti atom akibat tumbukan dengan partikel lain atau berlangsung dengan sendirinya. Teknologi nuklir meliputi reaktor nuklir untuk mengendalikan reaksi fisi berantai, dan manfaat radioisotop dalam bidang kesehatan, pertanian, industri dan lainnya.
Dokumen tersebut membahas tentang interaksi radiasi dengan materi, khususnya interaksi partikel alfa, beta, dan elektromagnetik. Secara ringkas, partikel alfa memiliki daya tembus pendek tetapi kuat, sementara partikel beta dapat bergerak lebih jauh. Kedua partikel tersebut kehilangan energi saat berinteraksi dengan materi melalui proses ionisasi dan eksitasi yang dapat mengakibatkan perubahan sifat kim
Dokumen ini menjelaskan Persamaan Schrodinger, yang merupakan persamaan penting untuk menjelaskan perilaku elektron. Persamaan ini dikembangkan dari konsep mekanika klasik dan mekanika kuantum, dan solusinya dapat menunjukkan sifat diskrit energi elektron. Pemisahan variabel digunakan untuk mendapatkan Persamaan Schrodinger bebas waktu.
Percobaan Franck-Hertz bertujuan untuk menentukan energi eksitasi elektron dan panjang gelombang foton dengan menggunakan piranti Franck-Hertz, dimana diperoleh energi eksitasi elektron atom Neon sebesar 17,33 eV dan panjang gelombang foton 716 ."
Eksperimen hamburan Rutherford menguji teori keberadaan inti atom dengan memanfaatkan interaksi partikel alfa dan inti atom. Partikel alfa yang ditembakkan ke lempeng aluminium mengalami hamburan pada sudut tertentu yang diukur. Analisis data menunjukkan nomor atom aluminium diperkirakan 6, dengan kesalahan 53,85% dibandingkan literatur. Eksperimen ini menunjukkan distribusi partikel sesuai teori, meski hasilnya belum sepenuhnya ak
Dokumen tersebut membahas spektrum emisi atom hidrogen dan hubungannya dengan deret Balmer, Rydberg, Lyman, dan Paschen. Spektrum emisi atom hidrogen terdiri atas serangkaian garis-garis diskret pada inframerah, visible, dan ultraviolet yang dapat dijelaskan oleh rumus-rumus tersebut.
2 b 59_utut muhammad_laporan_hukum kirchoffumammuhammad27
油
Rangkuman dokumen tersebut adalah:
(1) Laporan praktikum menguji Hukum Kirchoff menggunakan dua sumber tegangan dan tiga resistor;
(2) Hasil percobaan menunjukkan hubungan antara tegangan dan arus sesuai Hukum Ohm;
(3) Kesalahan terjadi pada amperemeter sehingga nilai arus tidak sesuai perhitungan.
Laporan efisiensi detektor, dead time, spektroskopi gamma, dan hukum kuadrat ...adimputra
油
Praktikum ini bertujuan untuk menganalisis spektrum sinar gamma Cs-137 dan Co-60, menentukan efisiensi detektor Geiger Muller, menguji hukum kuadrat terbalik, dan mengukur dead time detektor. Mahasiswa akan melakukan serangkaian eksperimen pengukuran radiasi dengan berbagai detektor dan variabel jarak serta waktu.
Osiloskop adalah alat untuk melihat dinamika besaran sebagai fungsi waktu secara visual. Osiloskop memiliki 5 komponen utama yaitu tabung sinar katoda, penguat simpangan Y dan X, pembangkit tegangan basis waktu, dan pengatur berkas."
Praktikum 4 memperkenalkan penggunaan osiloskop untuk mengukur sinyal listrik. Mahasiswa belajar tentang fungsi dan komponen osiloskop, serta cara mengkalibrasi dan mengukur tegangan DC dan AC menggunakan osiloskop. Mereka juga mempelajari cara menghitung periode, frekuensi, tegangan puncak ke puncak, dan arus menggunakan bacaan dari layar osiloskop.
Alat ukur listrik seperti osiloskop, multimeter, dan audiogenerator digunakan untuk mengukur periode, frekuensi, tegangan, dan hambatan. Osiloskop dapat mengukur sifat gelombang listrik seperti sinus, persegi, dan hubungannya dengan waktu, sedangkan multimeter dan audiogenerator digunakan untuk mengukur tegangan dan menghasilkan gelombang acuan.
Dokumen tersebut membahas tentang spektrofotometri serapan UV-VIS, mulai dari prinsip dasar, instrumen, hukum Beer, dan aplikasinya. Prinsip dasarnya adalah interaksi antara materi dengan sinar UV-VIS yang mengakibatkan perpindahan elektron. Hukum Beer menyatakan bahwa absorbansi berbanding lurus dengan konsentrasi dan tebal sampel. Spektrofotometri dapat digunakan untuk analisis kuantitatif berdasark
Metode analisis instrumen yang lazim digunakan di industri meliputi spektrofotometri serapan atom, spektrofotometer inframerah, kromatografi gas, dan kromatografi cair kerja tinggi. Keempat metode tersebut memiliki prinsip dan prosedur kerja yang berbeda-beda untuk menganalisis sampel kimia.
Laporan praktikum ini membahas percobaan mengenai function generator. Tujuannya adalah mengenal bagian-bagian dan fungsi function generator serta menyelidiki hubungan antara frekuensi dengan bentuk gelombang yang dihasilkan. Percobaan dilakukan dengan mengatur frekuensi pada function generator dan mengamati bentuk gelombang pada osiloskop. Hasilnya menunjukkan semakin besar frekuensi, gelombang akan semakin rapat.
Polarimetri dan refraktometri merupakan alat penting untuk mengukur sifat optik zat, seperti putaran bidang polarisasi dan indeks bias. Polarimetri bekerja dengan melewatkan cahaya melalui sampel untuk mengukur sudut rotasi, sedangkan refraktometri mengukur indeks bias dengan memanfaatkan refraksi cahaya di antara sampel dan prisma. Kedua alat ini berguna untuk menentukan komposisi dan konsentrasi larutan.
Laporan praktikum ini membahas mengenal dan kalibrasi spektrofotometer Fourier Transform Infra Red (FTIR) untuk mengidentifikasi gugus fungsional zat ekstra joss dan kafein murni. Metode yang digunakan adalah merekam spektrum zat uji dengan spektrofotometer FTIR dan menganalisis hasil spektrum untuk mengetahui gugus fungsional yang ada berdasarkan bilangan gelombang vibrasinya.
Dokumen tersebut membahas tentang sensor dan transduser. Sensor adalah alat untuk mendeteksi atau mengukur besaran fisik dan mengubahnya menjadi sinyal listrik, sedangkan transduser adalah alat yang mengubah energi dari satu bentuk ke bentuk lain. Dokumen ini menjelaskan jenis-jenis sensor seperti sensor panas, mekanik, cahaya, dan suara beserta prinsip kerjanya. Dokumen juga membedakan transduser pasif dan aktif s
1. LAPORAN PRAKTIKUM
FISIKA EKSPERIMENTAL
Lab. Radiasi : Hamburan Rutherfort
Pelaksanaan Praktikum
Hari: Rabu Tanggal: 5 November 2014 Jam:14.50-16.30
Oleh:
Arintya Wahyuningtyas (081211331001)
Anggota praktikum:
1. Debbie Lusiana Tambun (081211331010)
2. Eli Krisnawati (081211311141)
3. Susilowati (081211331141)
4. Oktaviana Retna .N (081211332013)
LABORATORIUM RADIASI
FAKULTAS SAINS DAN TEKNOLOGI
UNIVERSITAS AIRLANGGA
2014
2. ABSTRAK
Praktikum Eksperimen Hambuuran Rutherford ini menggunakan pompa vakum, counter
dan bahan radioaktif. Dan digunakan lempengan Al sebagai lapisan tipis yang tujuannya untuk
memahami bagaimana eksperimen hamburan Rutherford mampu membuktikan keberadaan
inti atom dan untuk mengamati distribusi sudut hamburan partikel-留 dan membandingkannya
dengan model attom Rutherford pada range sudut kecil. Dari eksperimen ini akan diperoleh
grafik distribusi sudut hamburan partikel-留 terhadap jumlah cacahannya, yang kemudian kami
analisis untuk mendapatkan nomor atom (Z) dari Aluminium. Hasil eksperimen yang
dilakukan, didapatkan nomor atom aluminium yaitu 6.
I. Tujuan
a) Memahami bagaimana eksperimen hamburan Rutherford mampu membuktikan
keberadaan inti atom
b) Mengamati distribusi sudut hamburan partikel alfa dan membandingkannya dengan
model atom Rutherford pada range sudut kecil
c) Memahami konsep difeerensial dan total cross section serta hubungannya dalam
menghasilkan eksperimen hamburan
d) Mampu menurunkan rumus hamburan Rutherford dari serangkaian eksperimen
II. Alat dan Bahan
Pompa dan Tabung Vakum
Amplifier
Counter
III. Dasar Teori
Eksperimen Rutherford pada tahun 1910 dikenal dengan percobaan hamburan partikel
alfa. Partikel alfa yang berasal dari ion He bermuatan positif dari sumber radioaktif
ditembbakkan melalui lempeng/lembaran emas (Au foil) yang sangat tipis. layar fluresen
ditempatkan di belakang Au foil yang sangat tipis. Layar ini ditempatkan di belakang Au
foil untuk mendeteksi hamburan (scattering) partikel alfa.
Partikel alfa adalah partikel bermuatan positif . Oleh karena itu, pantulan partikel alfa
dengan sudut pantul lebih besar dari 90 hanya mungkin disebabkan adanya tumbukan
antara partikel alfa dengan suatu partikel yang memiliki kerapatan sangat tinggi dan
bermuatan sejenis (positif). Akibatnya, partikel alfa yang menuju kepada partikel itu akan
dibelokkan arahnya karena adanya penolakan muatan yang sama. Gejala ini menurut
Rutherford, akibat adanya suatu partikel yang merupakan inti dari lempeng tipis logam
yang dijadikan target.
3. Gejala lain yang diamati adalah hanya sebagian kecil dari partikel alfa yang
dipantulkan, umumnya partikel alfa diteruskan. Gejala ini menurutnya, menunjukkan
bahwa bagian terbesar dari atom-atom logam dijadikan tabir merupakan ruang kosong.
Dari percobaan tersebut, Rutherford menyimpulkan bahwa atom tersusun dari inti atom
sebagai pusat atom yang bermuatan positif, dan kesimpulan yang lain bahwa elektron berputar
mengelilingi inti dengan jarak tertentu dari inti atom.
Detektor pencacah radiasi diferensial
Detektor berfungsi untuk mengubah energi nuklir menjadi energi lain yang lebih mudah
untuk diolah, seperti energi listrik, sedangkan peralatan penunjang berfungsi untuk mengolah
sinyal listrik yang dihasilkan oleh detektor menjadi suatu informasi. Detektor merupakan
bagian yang sangat penting dari suatu sistem pencacah radiasi karena dialah yang berfungsi
untuk menangkap radiasi dan mengubahnya menjadi, biasanya, sinyal atau pulsa listrik.
Sinyal listrik yang dihasilkan oleh detektor perlu diproses lebih lanjut agar dapat
diamati oleh manusia, misalnya ditampilkan melalui peraga, suara atau bahkan fasilitas
pengolah sinyal yang lebih canggih. Peralatan yang diperlukan untuk melengkapi detektor guna
membentuk suatu sistem pencacah disebut sebagai peralatan penunjang (instrumentasi nuklir).
Peralatan penunjang harus bersifat linier, artinya setiap informasi yang dihasilkan oleh
peralatan penunjang, baik jumlah pulsa maupun tinggi pulsa harus sebanding dengan informasi
yang diterimanya dari detektor. Linieritas merupakan parameter yang sangat mempengaruhi
unjuk kerja dari suatu sistem pencacah. Berdasarkan peralatan penunjangnya, suatu sistem
pencacah radiasi dapat dibedakan menjadi tiga yaitu sistem pencacah integral, sistem pencacah
diferensial, dan sistem spektroskopi.
Sistem pencacah integral dan sistem pencacah diferensial mempunyai fungsi yang
hampir sama yaitu mengukur jumlah (kuantitas) radiasi yang mengenainya. Perbedaannya,
sistem pencacah integral tidak mempedulikan energi radiasi yang datang sedang sistem
pencacah diferensial hanya mengukur radiasi yang mempunyai energi tertentu saja. Sistem
spektroskopi mempunyai fungsi yang berbeda yaitu mengukur energi radiasi, atau lebih
tepatnya mengukur distribusi energi dari radiasi yang mengenai detektor.
Sebenarnya sistem pencacah diferensial juga dapat berfungsi sebagai sistem
spektroskopi tetapi dengan resolusi yang sangat rendah. Sebaliknya sistem spektroskopi juga
dapat berfungsi sebagai sistem pencacah tetapi dengan kecepatan yang lebih rendah.
Pencacah diferensial digunakan untuk mengukur jumlah radiasi dalam selang energi
tertentu. Sebagai contoh, dua jenis zat radioaktif yang berbeda akan memancarkan radiasi
dengan tingkat energi yang berbeda sehingga bila ingin mengukur aktivitas salah satu zat
radioaktif tersebut maka diperlukan suatu sistem pencacah diferensial.
Detektor yang digunakan di sini tidak boleh detektor geiger muller (GM) karena tidak
dapat membedakan energi radiasi yang mengenainya. Detektor yang sering digunakan adalah
4. detektor NaI(Tl) untuk pengukuran radiasi gamma dan detektorsurface barrier digunakan untuk
pengukuran radiasi alfa.
Sebagaimana detektor yang lain, detektor sintilasi juga membutuhkan sumber tegangan
tinggi atau high voltage (HV). Penentuan tegangan kerja detektor sintilasi adalah dengan cara
mencari perbandingan cacahan sumber terhadap cacahan latar belakang yang terbaik.
Berbeda dengan detektor GM, detektor sintilasi menghasilkan pulsa listrik yang relatif
sangat kecil, dalam orde mVolt. Oleh karena itu diperlukan peralatan untuk membentuk dan
memperkuat pulsa tersebut yaitu penguat (amplifier).
Pulsa listrik yang dihasilkan oleh detektor biasanya berbentuk pulsa eksponensial yang
sangat cepat rise-timenya dan sangat lambat fall-timenya. Sangatlah sukar untuk mendeteksi
atau mengukur tinggi pulsa yang berbentuk eksponensial ini.Amplifier mempunyai fungsi
utama untuk mengubah pulsa eksponensial menjadi pulsa Gaussian dan memperkuatnya, bila
diperlukan, agar mempunyai tinggi dengan orde Volt.
Peralatan selanjutnya adalah diskriminator yang merupakan ciri dari sebuah pencacah
diferensial karena alat ini yang berfungsi untuk menyaring apakah suatu pulsa listrik keluaran
amplifier diteruskan ke counter atau tidak. Diskriminator mempunyai fasilitas batas atas dan
batas bawah. Pulsa-pulsa yang lebih tinggi dari batas bawah tetapi lebih rendah dari batas atas
saja yang akan diteruskan ke counter untuk dicacah.
Counter adalah peralatan yang digunakan untuk mencacah (menghitung jumlah) pulsa
listrik yang memasukinya. Selang waktu pencacahan dapat dilakukan secara manual
(start/stop) atau secara otomatis menggunakan timer, yaitu alat yang dapat memberikan sinyal
ke counter agar memulai atau menghentikan pencacahan dengan selang waktu tertentu yang
dapat diatur sebelumnya.
Total cross section
Misalkan suatu berkas partikel alfa datang menumbuk suatu target (dalam eksperimen
ini adalah pelat logam aluminium) yang menyebabkan partikel alfa terhambur. Menurut Susilo
(2008), hasil hamburan dalam kasus seperti ini biasa dinyatakan dalam suatu besaran yang
disebut penampang lintang (cross section).
Penampang lintang hamburan total (total cross section) dapat dinyatakan dengan :
; dengan 陸 adalah fluks dari partikel alfa yang datang (yang dinyatakan sebagai jumlah partikel
alfa yang menumbuk suatu luasan per detik). Jumlah total yang dimaksud merupakan jumlah
total partikel yang terhambur ke segala arah.
5. IV. Prosedur Percobaan
Secara umum mekanisme pemasangan alat adalah sebagai berikut:
a. Rangkai alat seperti mekanisme di atas
b. Nyalakan vakum selama 賊 2 menit, ini bertujuan agar udara di dalam Scatering
Rutherfort keluar sehingga Scatering Rutherfort dalam keadaan hampa udara.
c. Atur sudut Scatering Rutherfort pada sudut -15, -10, -5, 0, +5, +10. +15.
d. Atur waktu cacahan selama 10 sekon.
e. Catat jumlah cacahan yang terjadi per 10 sekon
V. Hasil dan Pembahasan
Dari eksperimen yang telah di lakukan, di peroleh hasil sebagai berikut:
Sudut
Hamburan (慮)
Cacahan
Pulsa (N)
Cacahan Pulsa
Rata-Rata
-15
54
5,87 340061
61
-10
52
5,13 1700058
44
-5
44
5,53 28000063
59
5
24
3,80 28000050
40
10
43
3,90 1700031
43
15
49
4,20 340037
40
vakum Scattering
Chamber
Amp/Disc
c
Counter
Ac Adaptor
(橘)
1/sin^4.慮/2
6. Pembahasan
Berdasarkan data hasil pengamatan pada tabel maupun grafik, diperoleh bahwa jumlah
partikel alfa yang tercacah oleh counter paling banyak terdapat pada sudut hamburan yang kecil
dengan slope (kemiringan) yang cukup tajam. Data ini berarti bahwa sebagian besar partikel
alfa yang ditembakkan pada pelat logam aluminium diteruskan dan/atau dihamburkan dengan
sudut hamburan yang cukup kecil.
Pada eksperimen hamburan Rutherford untuk celah sempit, jumlah cacahan terbanyak
ada pada sudut hamburan 2,5属 dan semakin menurun seiring pertambahan sudut. Hal ini tidak
bisa dijelaskan jika model atom Thompson digunakan. Fenomena diteruskannya partikel alfa
(dengan sudut 0属) seperti ini dapat terjadi jika terdapat ruang-ruang kosong seperti jalur bebas
hambatan yang memungkinkan partikel alfa lewat tanpa gangguan. Hal ini tidak sesuai dengan
model atom Thompson di mana atom terdiri dari muatan proton yang di dalamnya tersebar
elektron. Begitu pula, fenomena dihamburkannya partikel alfa dengan sudut yang cukup
bervariasi (dari kecil hingga besar) dapat terjadi jika ada suatu massa masif yang mampu
membelokkan arah gerak partikel alfa (yang bermassa 4 sma) ketika bertumbukan dengannya.
Massa masif inilah yang merupakan inti atom dan bermuatan positif, sehingga mampu
membelokkan partikel alfa yang juga bermuatan positif (sesuai prinsip Hukum Coulomb di
mana muatan sejenis tolak-menolak).
Sama halnya dengan hamburan ada celah sempit, pada celah lebar jumlah partikel alfa
cacahan terbanyak ada pada sudut hamburan 2,5属. Dengan demikian, maka percobaan
hamburan Rutherford dapat membuktikan adanya inti atom yang bermuatan positif dan terpusat
pada bagian tengah atom dengan ruang-ruang kosong (yang merupakan orbit elektron)
mengelilinginya.
Model Atom Rutherford
Berdasarkan hasil eksperimen yang dilakukan oleh Geiger-Marsden itulah, Ernest
Rutherford mengajukan sebuah model atom yang kemudian dikenal dengan sebutan model
atom Rutherford. Model atom Rutherford mengatakan bahwa atom terdiri dari inti yang
bermassa masif dan cenderung diam (jika dibandingkan oleh gerak elektron, namun tidak
benar-benar diam tak bergerak) dikelilingi oleh elektron-elektron. Model atom Rutherford ini
(untuk sementara) dapat menjelaskan terjadinya peristiwa hamburan Rutherford.
Namun belakangan, ditemukan adanya kelemahan model atom Rutherford, yakni :
menurut fisika klasik, elektron yang bergerak mengelilingi inti lama-kelamaan akan kehabisan
energi karena tmemancarkan gelombang elektromagnetik dan pada akhirnya jatuh ke inti.
Energi elektron juga menjadi tidak stabil karena memancarkan gelombang EM ketika bergerak,
sehingga model atom Rutherford belum mampu menjelaskan keberadaan elektron juga
mekanisme rotasinya terhadap inti atom. Kelemahan berikutnya adalah model atom Rutherford
belum mampu menjelaskan spektrum garis pada atom Hidrogen. Sehingga muncullah teori
tentang model atom berikutnya yaitu model atom Bohr.
7. VI. Kesimpulan
Nomor atom dari lempengan tipis alumunium yang digunakan adalah sebesar 6
dengan persentase kesalahan sebesar 53,85 %
Secara teoritis, semakin besar sudut hamburannya semakin kecil jumlah partikel alfa
yang dicacah oleh counter dan dideteksi oleh detektor
VII. Daftar Pustaka
Leybold. 1998. General Catalogue of Physics Experiments.
Krane. Kenneth S. 2008. Fisika Modern. Jakarta : UI Press
Knoll, G. F. 1989. Radiation Detection and Measurement. John Wiley and Sons. New
York
Tim Dosen Fisika Radiasi. 2010. Petunjuk Praktikum Fisika Eksperimental Lanjut.
Departemen Fisika Fakultas Sains dan Teknologi Universitas Airlangga
VIII. Analisis Data
a. Menentukan Grafik Distribusi Statistik Hamburan Partikel Alfa (留)
Untuk menentukan distribusi statistik hamburan partikel alfa, maka dapat tunjukkan
oleh sebuah grafik hubungan antara jumlah cacahan (n) pada sumbu y terhadap
1
sin4 /2
pada
pada sumbu x, berikut grafik yang terbentuk dari hubungan keduanya :
1/sin^4
慮/2
rerata cacahan /10
detik
3400 5.87
17000 5.13
280000 5.53
280000 3.8
17000 3.9
3400 4.2
8. b. Menentukan Nomor Atom Lapisan Tipis Alumunium
Untuk mengetahui nomor atom dari lapisan tipis alumunium yang memisahkan anttara
sumber dengan detektor, dapat digunakan persamaan berikut :
() =
. 基.
41
2
2
2
. .
1
sin4
2
r1 = 3 102
r2 = 2,5 102
df = 6 106
AD = 2,83 105
2
Af = 3,6 105
2
Q = 3,4 105
巨
y = -5E-07x + 4.7864
R族 = 0.0057
0
1
2
3
4
5
6
7
-100000 0 100000 200000 300000 400000
reratacacahan/10detik
1/sin^4 慮/2
grafik antara 1/sin^4 慮/2 dan rerata cacahan
/10 detik
rerata cacahan /10 detik
Linear (rerata cacahan /10
detik)
9. Dari grafik diatas diperoleh bahwa nilai y = = -0,0000005 + 4.7864 dengan m = 0,0000005
maka dapat ditentukan nilai S dengan persamaan berikut :
S =
4r1
2
Q. Af. df
r2
2
AD
. m
S =
1,13 x 102
7,34 105
6,25 104
2,83 105
. 0,0000005
S = 0,0017
Berdasarkan nilai S maka akan dapat ditentukan nomor atom Z, dengan persamaan :
S = N
1
4
(
2Ze2
4竜0. 2E留
)
2
S = N
1
4
(
2Ze2
4竜0. 2E留
)
2
0,0017 =
2700 x 6,02 x 1023
27
1
4
(
2Z(1,6 x 1019
)2
4 x 8,8524 x 1012x 2 x 8,96 x 1013
)
2
0,0017 =
2700 x 6,02 x 1023
27
1
4
(
Z x 5,12 x 1038
1992,36 x 1025
)
2
0,0017 = Z2
1,63 x 1027
27
1
4
6,6 x 1032
0,0017 = Z2
0,06 x 105
Z2
= 35,29
Z = 5,940 = 6
Presentasi Kesalahan : =
$$
$$
100%
=
13 6
13
100%
= , %