Makalah ini membahas tentang bahasa Indonesia sebagai bahasa nasional Indonesia. Pertama, ditinjau kedudukan bahasa Indonesia yang ditetapkan sebagai bahasa nasional melalui Sumpah Pemuda pada 1928. Kedua, dijelaskan fungsi bahasa Indonesia sebagai lambang kebanggaan dan identitas bangsa Indonesia. Terakhir, makalah ini menyimpulkan pentingnya melestarikan dan menggunakan bahasa Indonesia dengan baik sebagai warga negara.
makalah bahasa indonesia sebagai bahasa nasionalManshur Changean
油
Makalah ini membahas tentang bahasa Indonesia sebagai bahasa nasional Indonesia. Pertama, dijelaskan kedudukan bahasa Indonesia sebagai bahasa nasional berdasarkan Sumpah Pemuda tahun 1928. Kedua, diuraikan fungsi bahasa Indonesia sebagai lambang kebanggaan dan identitas bangsa Indonesia. Bahasa Indonesia merupakan simbol persatuan dan kebhinekaan bangsa Indonesia.
1. Psikolinguistik merupakan bidang studi antardisipliner yang menghubungkan psikologi dan linguistik untuk memahami proses kognitif yang terjadi ketika manusia berbahasa dan memahami bahasa.
2. Sejak abad ke-19, para ilmuwan mulai menyadari pentingnya pendekatan antardisipliner untuk memahami bahasa dengan lebih mendalam.
3. Perkembangan psikolinguistik dipengaruhi oleh berbagai te
Dokumen tersebut merupakan rencana pelaksanaan pembelajaran menulis puisi bebas untuk siswa kelas 8. Pembelajaran dimulai dengan pengenalan materi tentang puisi bebas dan pilihan kata, kemudian siswa dibagi kelompok untuk menulis puisi berdasarkan gambar yang diberikan guru dengan memperhatikan pilihan kata. Di akhir pembelajaran dilakukan refleksi dan penilaian terhadap hasil karya siswa.
Kompetensi dan performansi merupakan konsep penting dalam teori bahasa yang diperkenalkan oleh Noam Chomsky pada tahun 1957. Kompetensi mengacu pada pengetahuan internal seseorang tentang bahasa, sedangkan performansi merupakan realisasi atau penggunaan bahasa dalam berinteraksi. Perbedaan antara kompetensi dan performansi masih menjadi perdebatan hingga saat ini.
Dokumen ini membahas konsepsi dan fungsi bahasa menurut beberapa ahli. Konsepsi bahasa dijelaskan sebagai sistem lambang bunyi yang disepakati untuk berkomunikasi, sedangkan fungsinya meliputi ekspresi, komunikasi, adaptasi, dan kontrol sosial. Fungsi bahasa Indonesia mencakup sebagai bahasa persatuan, nasional, negara, dan baku untuk mempersatukan masyarakat Indonesia.
1. Penerjemahan merupakan proses penting dalam era globalisasi untuk memfasilitasi komunikasi antarbangsa. Namun, terdapat berbagai kesulitan yang dihadapi penerjemah.
2. Kesulitan utama meliputi perbedaan makna kata antarbahasa dan konteks sosial-budaya yang berbeda. Penerjemah harus mampu menangkap makna sebenarnya dari teks sumber dan menerjemahkannya secara tepat ke bahasa sasaran.
Makalah ini membahas hubungan antara bahasa dan pikiran manusia, terutama proses pemerolehan bahasa dan bagaimana bahasa dan pikiran saling mempengaruhi. Teori-teori yang dibahas meliputi pandangan Whorf bahwa bahasa mempengaruhi pikiran, pandangan Piaget bahwa pikiran mempengaruhi bahasa, dan pandangan Vygotsky bahwa bahasa dan pikiran saling mempengaruhi. Makalah ini menyimpul
Prosa merupakan karya sastra berbentuk cerita yang bebas dari rima dan irama. Terdiri atas prosa fiksi berupa cerita rekaan dan prosa nonfiksi yang berisi informasi faktual. Prosa fiksi mencakup cerpen, novel, dan dongeng sedangkan prosa nonfiksi meliputi artikel, biografi, dan reportase. Kedua jenis prosa memiliki unsur-unsur seperti tema, tokoh, alur, dan latar yang membangun cerita.
Dokumen tersebut membahas konsep dan notasi dasar proposisi dalam logika, termasuk definisi proposisi, operator logika seperti konjungsi, disjungsi, negasi, implikasi, dan tabel kebenaran yang terkait. Diberikan pula contoh-contoh penerapan operator logika dan hukum-hukum aljabar proposisi.
Dokumen tersebut merangkum tentang dasar-dasar logika, meliputi pengertian logika, sejarah penggunaan logika sejak Yunani kuno hingga logika modern, pembagian logika menjadi logika alamiah dan ilmiah, serta guna mempelajari logika untuk meningkatkan kecerdasan logika dalam memecahkan masalah.
Dokumen tersebut membahas tentang kalimat efektif. Kalimat efektif didefinisikan sebagai kalimat yang dapat menyampaikan maksud penutur/penulis dengan tepat sehingga dapat dipahami oleh pendengar/pembaca dengan mudah dan jelas. Dokumen ini menjelaskan ciri-ciri kalimat efektif seperti kesatuan ide, koherensi, keparalelan, penekanan, kehematan, kelogisan, dan ketegasan.
Dokumen ini membahas tentang tindak tutur asertif yang digunakan oleh penjual pakaian di pasar bitingan Kota Kudus. Peneliti melakukan observasi langsung di pasar tersebut dan mencatat berbagai tindak tutur asertif yang digunakan penjual, seperti menyakinkan pembeli, menanyakan keinginan pembeli, membenarkan informasi, dan menyangsikan pernyataan pembeli. Hasil penelitian menunjukkan ada 10 jenis
1) Dokumen tersebut membahas tentang hubungan antara manusia dan budaya. Manusia menciptakan budaya melalui proses eksternalisasi, objektivasi, dan internalisasi. Budaya kemudian mengatur perilaku manusia. Hubungan antara manusia dan budaya bersifat dialektis dan saling mempengaruhi.
Dokumen tersebut membahas latar belakang mengapa bahasa Indonesia masih harus dipelajari di perguruan tinggi. Hal ini dikarenakan bahasa Indonesia memiliki dua kedudukan penting sebagai bahasa nasional dan negara. Sebagai bahasa nasional, bahasa Indonesia berperan sebagai lambang kebanggaan dan identitas bangsa serta alat komunikasi antarwarga. Sebagai bahasa negara, bahasa Indonesia digunakan dalam kegiatan kenegaraan dan pengantar
Dokumen ini membahas konsepsi dan fungsi bahasa menurut beberapa ahli. Konsepsi bahasa dijelaskan sebagai sistem lambang bunyi yang disepakati untuk berkomunikasi, sedangkan fungsinya meliputi ekspresi, komunikasi, adaptasi, dan kontrol sosial. Fungsi bahasa Indonesia mencakup sebagai bahasa persatuan, nasional, negara, dan baku untuk mempersatukan masyarakat Indonesia.
1. Penerjemahan merupakan proses penting dalam era globalisasi untuk memfasilitasi komunikasi antarbangsa. Namun, terdapat berbagai kesulitan yang dihadapi penerjemah.
2. Kesulitan utama meliputi perbedaan makna kata antarbahasa dan konteks sosial-budaya yang berbeda. Penerjemah harus mampu menangkap makna sebenarnya dari teks sumber dan menerjemahkannya secara tepat ke bahasa sasaran.
Makalah ini membahas hubungan antara bahasa dan pikiran manusia, terutama proses pemerolehan bahasa dan bagaimana bahasa dan pikiran saling mempengaruhi. Teori-teori yang dibahas meliputi pandangan Whorf bahwa bahasa mempengaruhi pikiran, pandangan Piaget bahwa pikiran mempengaruhi bahasa, dan pandangan Vygotsky bahwa bahasa dan pikiran saling mempengaruhi. Makalah ini menyimpul
Prosa merupakan karya sastra berbentuk cerita yang bebas dari rima dan irama. Terdiri atas prosa fiksi berupa cerita rekaan dan prosa nonfiksi yang berisi informasi faktual. Prosa fiksi mencakup cerpen, novel, dan dongeng sedangkan prosa nonfiksi meliputi artikel, biografi, dan reportase. Kedua jenis prosa memiliki unsur-unsur seperti tema, tokoh, alur, dan latar yang membangun cerita.
Dokumen tersebut membahas konsep dan notasi dasar proposisi dalam logika, termasuk definisi proposisi, operator logika seperti konjungsi, disjungsi, negasi, implikasi, dan tabel kebenaran yang terkait. Diberikan pula contoh-contoh penerapan operator logika dan hukum-hukum aljabar proposisi.
Dokumen tersebut merangkum tentang dasar-dasar logika, meliputi pengertian logika, sejarah penggunaan logika sejak Yunani kuno hingga logika modern, pembagian logika menjadi logika alamiah dan ilmiah, serta guna mempelajari logika untuk meningkatkan kecerdasan logika dalam memecahkan masalah.
Dokumen tersebut membahas tentang kalimat efektif. Kalimat efektif didefinisikan sebagai kalimat yang dapat menyampaikan maksud penutur/penulis dengan tepat sehingga dapat dipahami oleh pendengar/pembaca dengan mudah dan jelas. Dokumen ini menjelaskan ciri-ciri kalimat efektif seperti kesatuan ide, koherensi, keparalelan, penekanan, kehematan, kelogisan, dan ketegasan.
Dokumen ini membahas tentang tindak tutur asertif yang digunakan oleh penjual pakaian di pasar bitingan Kota Kudus. Peneliti melakukan observasi langsung di pasar tersebut dan mencatat berbagai tindak tutur asertif yang digunakan penjual, seperti menyakinkan pembeli, menanyakan keinginan pembeli, membenarkan informasi, dan menyangsikan pernyataan pembeli. Hasil penelitian menunjukkan ada 10 jenis
1) Dokumen tersebut membahas tentang hubungan antara manusia dan budaya. Manusia menciptakan budaya melalui proses eksternalisasi, objektivasi, dan internalisasi. Budaya kemudian mengatur perilaku manusia. Hubungan antara manusia dan budaya bersifat dialektis dan saling mempengaruhi.
Dokumen tersebut membahas latar belakang mengapa bahasa Indonesia masih harus dipelajari di perguruan tinggi. Hal ini dikarenakan bahasa Indonesia memiliki dua kedudukan penting sebagai bahasa nasional dan negara. Sebagai bahasa nasional, bahasa Indonesia berperan sebagai lambang kebanggaan dan identitas bangsa serta alat komunikasi antarwarga. Sebagai bahasa negara, bahasa Indonesia digunakan dalam kegiatan kenegaraan dan pengantar
BAB I SEJARAH DAN PERKEMBANGAN BAHASA INDONESIA.pptxAhmadBayu15
油
Dokumen tersebut membahas sejarah perkembangan bahasa Indonesia dari masa kerajaan Sriwijaya hingga masa kemerdekaan, kedudukan bahasa Indonesia sebagai bahasa nasional dan negara, serta fungsinya untuk menyatukan bangsa dan sebagai alat komunikasi resmi.
1. Mata kuliah Bahasa Indonesia untuk Penulisan Karya Ilmiah membahas tentang politik bahasa nasional dan fungsi bahasa Indonesia sebagai bahasa nasional dan negara.
2. Mata kuliah ini bertujuan meningkatkan kemampuan mahasiswa dalam menulis karya ilmiah dengan bahasa Indonesia yang baik dan benar.
3. Mata kuliah ini juga bertujuan mengembangkan kepribadian mahasiswa melalui penguasaan bahasa Indonesia.
Artikel: Bahasa Indonesia dan Era GlobalisasiIswi Haniffah
油
Dokumen tersebut membahas tentang peran bahasa Indonesia di era globalisasi. Bahasa Indonesia merupakan bahasa nasional yang menjadi penghubung antar berbagai bahasa daerah di Indonesia. Namun, generasi muda saat ini cenderung lebih memilih menggunakan bahasa asing seperti bahasa Inggris dalam kehidupan sehari-hari. Hal ini berpotensi mengancam eksistensi bahasa Indonesia sebagai bahasa nasional. Oleh karena itu,
Makalah ini membahas sejarah perkembangan bahasa Indonesia pada masa pra dan pasca kemerdekaan. Pada masa prakemerdekaan, bahasa Indonesia berawal dari bahasa Melayu yang berfungsi sebagai bahasa pergaulan. Pada 1928 melalui Sumpah Pemuda, bahasa Melayu diangkat menjadi bahasa persatuan bangsa. Pada masa pascakemerdekaan, bahasa Indonesia diresmikan sebagai bahasa negara melalui UUD 1945. Peristi
Bahasa Indonesia ditetapkan sebagai bahasa persatuan melalui Sumpah Pemuda pada 1928. Bahasa Indonesia berawal dari dialek Melayu Riau yang dipilih karena Melayu merupakan lingua franca dan dialek Riau kurang terpengaruh bahasa lain. Sejak itu, Bahasa Indonesia berkembang sebagai bahasa nasional dan negara Indonesia dengan berbagai fungsi seperti alat komunikasi, identitas bangsa, dan pengembangan kebudayaan.
Dokumen tersebut membahas tentang asal mula dan perkembangan bahasa Indonesia. Secara ringkas, bahasa Indonesia berakar dari bahasa Melayu Riau yang kemudian dijadikan bahasa persatuan melalui Sumpah Pemuda pada 1928. Bahasa Indonesia kemudian mengalami perkembangan pesat sejak dinyatakan sebagai bahasa nasional hingga saat ini, meskipun juga diikuti munculnya bahasa gaul yang berpotensi mempengaruhi bahasa baku
Dokumen tersebut membahas sejarah, kedudukan, dan fungsi Bahasa Indonesia. Bahasa Indonesia berkembang dari Bahasa Melayu dan dijadikan bahasa persatuan melalui Sumpah Pemuda pada 1928. Sejak itu, Bahasa Indonesia berperan sebagai bahasa nasional dan negara Indonesia, serta menjadi alat untuk mempersatukan berbagai suku bangsa, pengembangan pendidikan, dan pemerintahan.
Mata kuliah Bahasa Indonesia sebagai MPK menekankan penggunaan bahasa Indonesia yang baik dalam membaca, berbicara, menyimak, dan menulis, serta bertujuan untuk membangun kesetiaan dan kebanggaan terhadap bahasa Indonesia sebagai identitas bangsa.
Bahasa Indonesia merupakan bahasa resmi di Indonesia yang berkembang dari bahasa Melayu. Bahasa Melayu diangkat menjadi bahasa persatuan pada tahun 1928 dan secara resmi menjadi bahasa Indonesia pada tahun 1945. Sejak itu, bahasa Indonesia terus berkembang menjadi bahasa yang hidup dengan menyerap kata-kata baru dari bahasa daerah dan asing meskipun ada tantangan perkembangan negatif seperti penggunaan bahasa al
Perkembangan bahasa Indonesia telah melalui sejarah yang panjang, dimulai dari bahasa Melayu pada abad ke-7. Bahasa Indonesia kemudian menjadi bahasa pemersatu pada 1928, bahasa resmi negara pada 1945, dan kini mulai dikenal secara internasional. Bahasa Indonesia telah menyatukan berbagai suku di Indonesia dan menjadi identitas bangsa.
Makalah ini membahas sejarah pertumbuhan, kedudukan, dan fungsi Bahasa Indonesia. Secara ringkas:
1. Bahasa Indonesia berawal dari Bahasa Melayu yang digunakan pada zaman kerajaan kuno, dan secara resmi menjadi bahasa nasional Indonesia pada tahun 1928.
2. Bahasa Indonesia mempunyai kedudukan sebagai bahasa negara berdasarkan UUD 1945.
3. Fungsi Bahasa Indonesia antara lain sebagai alat komunikasi, bahasa
1. BAHASA INDONESIA SEBAGAI BAHASA NASIONAL
MAKALAH
PENYUSUN KELOMPOK I
- AHMAD MANSHUR (715.2.2.0889)
- ANDI ALFURQAN (715.2.2.0928)
- AMIRUL HAMZAH (715.2.2.0893)
- MOH. ALI YANTO (715.2.2.0927)
- AINUL YAKIN (715.2.2.0907)
- AHMAD FURKHAN (715.2.2.0913)
- RORO AYU ROBIYANSAH (715.2.2.0925)
- NURI NISAK TAMAMA (715.2.2.1005)
- SUSWATI (715.2.2.0988)
- ANNI NURUL AZIZAH (715.2.2.0910)
UNIVERSITAS WIRARAJA SUMENEP
FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS
PROGRAM STUDI AKUNTANSI
TAHUN 2016
2. PRAKATA
Segala puji dan syukur kehadirat Allah SWT, atas perkenan-Nya penulis
dapat menyelesaikan makalah yang berjudul Bahasa Indonesia sebagai Bahasa
Nasional. Makalah ini disusun untuk memenuhi salah satu tugas pada mata
kuliah Bahasa Indonesia.
Penulis menyadari sepenuhnya bahwa penyusunan makalah ini masih jauh
dari apa yang dikatakan sempurna karena keterbatasan kemampuan dan
pengetahuan yang penulis miliki. Walaupun demikian, penulis berharap bahwa
makalah ini dapat diterima dan memenuhi persyaratan yang telah ditentukan.
Tidak berlebihan apabila pada kesempatan kali ini penulis menyampaikan
banyak terima kasih kepada semua pihak yang telah membantu dalam
penyelesaian makalah ini.
Dan tak lupa penulis menyampaikan banyak terima kasih serta seiring doa
atas segala amal baik dan perhatian yang telah diberikan kepada penulis.
Akhir kata semoga makalah ini dapat memenuhi syarat dan bermanfaat
bagi penulis khususnya dan bagi para pembaca pada umumnya.
Sumenep, 14 Maret 2016
Penulis
3. DAFTAR ISI
PRAKATA.. i
DAFTAR ISI.. ii
BAB I PENDAHULUAN. 1
A. Latar Belakang.... 1
B. Rumusan Masalah... 1
C. Tujuan Masalah... 2
D. Manfaat... 2
BAB II PEMBAHASAN.. 3
A. Kedudukan Bahasa Indonesia sebagai Bahasa Nasional 3
B. Fungsi Bahasa Indonesia sebagai Lambang Kebanggaan Bangsa
Indonesia..... 4
C. Fungsi Bahasa Indonesia sebagai Lambang Identitas Bangsa Indonesia 4
BAB III PENUTUP.. 5
A. Kesimpulan. 5
B. Saran 5
DAFTAR PUSTAKA.... 5
4. BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Bahasa adalah alat komunikasi bagi manusia, baik secara lisan maupun
tertulis. Hal ini merupakan fungsi dasar bahasa yang tidak dihubungkan
dengan status dan nilai-nilai sosial. Setelah dihubungkan dengan kehidupan
sehari-hari yang di dalamnya selalu ada nilai-nilai dan status bahasa tidak
dapat ditinggalkan. (Gorys Keraf, 2004: 1)
Salah satu fungsi dari bahasa Indonesia dalam kedudukannya sebagai
bahasa nasional adalah sebagai lambang kebanggan nasional. Di samping
fungsinya sebagai lambang identitas nasional. Dari kedua fungsi tersebut,
fungsi yang terakhir disebutkan merupakan fungsi yang kelihatan jelas dan
tidak banyak menimbulkan persoalan. Dari fungsi yang kedua itu, bangsa
Indonesia menunjukkan kebanggaannya dan yang sekaligus membedakannya
dengan bangsa bangsa yang lain. (Muslich, 2010: 16)
Bahasa Indonesia mulai ditinggalkan si empunya. Maraknya bahasa
gaul atau bahasa modern yang kini menyebar luas di kalangan pemuda-
pemudi Indonesia tampaknya telah menggeser kedudukan bahasa Indonesia
di mata mereka. Kini mereka tidak lagi bersemangat untuk mempelajari
bahasa nasional kita seperti halnya semangat pemuda sebelum kemerdekaan.
Dahulu, pemuda dan pemudi Indonesia begitu kerasnya berjuang
mempersatukan Indonesia hingga pada akhirnya tercetuslah sumpah yang
sangat terkenal yakni Sumpah Pemuda.
Muslich (2010: 38-39) menyatakan sebagai berikut. Fenomena negatif
yang masih terjadi di tengah-tengah masyarakat Indonesia antara lain sebagai
berikut.
a. Banyak orang Indonesia memperlihatkan dengan bangga kemahirannya
menggunakan bahasa Inggis walaupun mereka tidak menguasai bahasa
Indonesia dengan baik.
b. Banyak orang Indonesia merasa malu apabila tidak menguasai bahasa
5. asing (Inggris) tetapi tidak pernah merasa malu dan kurang apabila tidak
menguasai bahasa Indonesia.
c. Banyak orang Indonesia menganggap remeh bahasa Indonesia dan tidak
mau mempelajarinya karena merasa dirinya lebih menguasai bahasa
Indonesia dengan baik.
d. Banyak orang Indonesia merasa dirinya lebih pandai daripada yang lain
karena telah menguasai bahasa asing (Inggris) dengan fasih walaupun
penguasaan bahasa Indonesianya kurang sempurna.
Kenyataan-kenyataan tersebut merupakan sikap pemakai bahasa
Indonesia yang negatif dan tidak baik. Hal itu akan berdampak negatif pula
pada perkembangan bahasa Indonesia. Sebagian pemakai bahasa Indonesia
menjadi pesimis, menganggap remeh, dan tidak percaya kemampuan bahasa
Indonesia dalam mengungkapkan pikiran dan perasaanya dengan lengkap,
jelas, dan sempurna.
Kebanggaan terhadap bahasa Indonesia masih dalam tahap pengujian
dan merupakan persoalan yang memerlukan jawaban. Sebagai bangsa yang
merasa bertanggung jawab terhadap bahasa nasional, kita seharusnya bisa
berusaha memecahkan persoalan tersebut, walaupun secara sadar mengetahui
tidak akan dapat berhasil dengan sekali pukul. Usaha usaha yang harus
ditempuh untuk menanggulangi masalah tersebut, penulis tertarik membahas
judul Bahasa Indonesia sebagai Bahasa Nasional.
B. Rumusan Masalah
Adapun rumusan masalah yang akan dibahas yaitu :
1. Bagaimana Kedudukan Bahasa Indonesia sebagai Bahasa Nasional ?
2. Bagaimana Fungsi Bahasa Indonesia sebagai Lambang Kebanggaan
Bangsa Indonesia ?
3. Bagaimana Fungsi Bahasa Indonesia sebagai Lambang Identitas Bangsa
Indonesia ?
6. C. Tujuan Masalah
Adapun rumusan masalah yang akan dibahas yaitu :
1. Untuk Mengetahui Kedudukan Bahasa Indonesia sebagai Bahasa
Nasional.
2. Untuk Mengetahui Fungsi Bahasa Indonesia sebagai Lambang
Kebanggaan Bangsa Indonesia.
3. Untuk Mengetahui Fungsi Bahasa Indonesia sebagai Lambang Identitas
Bangsa Indonesia.
D. Manfaat
Adapun manfaat dari makalah ini :
1. Bagi Penulis
Agar dapat memberikan sumbangan pengetahuan tentang bahasa
Indonesia sebagai bahasa nasional.
2. Bagi Anak Muda
Agar dapat memberikan motivasi untuk membanggakan bahasa
Indonesia.
3. Bagi Pebisnis
Agar dapat memberikan pengetahuan bahwa begitu pentinya bahasa
Indonesia sebagai jati diri bangsa.
4. Bagi Masyarakat
Agar dapat memberikan pengetahuan bahwa menggunakan bahasa
Indonesia berarti memiliki jiwa nasionalisme yang tingggi kepada NKRI
melalui bahasa Indonesia.
7. BAB II
PEMBAHASAN
A. Kedudukan Bahasa Indonesia sebagai Bahasa Nasional
Janganlah sekali-kali disangka bahwa berhasilnya bangsa Indonesia
mempunyai bahasa Indonesia ini bagaikan anak kecil yang menemukan
kelereng di tengah jalan. Kehadiran bahasa Indonesia mengikuti perjalanan
sejarah yang panjang. (Untuk meyakinkan pernyataan ini, silahkan dipahami
sekali lagi Sejarah Perkembangan Bahasa Indonesia). Perjalanan itu dimulai
sebelum kolonial masuk ke bumi Nusantara, dengan bukti-bukti prasasti yang
ada, misalnya yang didapatkan di Bukit Talang Tuwo dan Karang Brahi serta
Batu Nisan di Aceh. Kedudukan bahasa Indonesia sebagai bahasa nasional
ditetapkan melalui Ikrar Sumpah Pemuda pada tanggal 28 oktober 1928 yang
berbunyi sebagai berikut:
Kami poetera dan poeteri Indonesia
mengakoe bertoempah darah satoe,
Tanah Air Indonesia.
Mengakoe berbangsa satoe,
Bangsa Indonesia.
Kami poetera dan poeteri Indonesia
Mendjoendjoeng bahasa persatoean,
Bahasa Indonesia.
Dari ketiga butir di atas yang paling menjadi perhatian pengamat (baca:
sosiolog) adalah butir ketiga. Butir ketiga itulah yang dianggap sesuatu yang
luar biasa. Dikatakan demikian, sebab negara-negara lain, khususnya negara
tetangga kita, mencoba untuk membuat hal yang sama selalu mengalami
kegagalan yang diikuti dengan bentrokan sana-sini. Oleh pemuda kita,
kejadian itu dilakukan tanpa hambatan sedikit pun, sebab semuanya telah
8. mempunyai kebulatan tekad yang sama. Kita patut bersyukur dan angkat topi
kepada mereka.
Kita tahu bahwa saat itu, sebelum tercetusnya Sumpah Pemuda,
bahasa Melayu dipakai sebagai lingua franca di seluruh kawasan tanah air
kita. Hal itu terjadi sudah berabad-abad sebelumnya. Dengan adanya kondisi
yang semacam itu, masyarakat kita sama sekali tidak merasa bahwa bahasa
daerahnya disaingi. Di balik itu, mereka telah menyadari bahwa bahasa
daerahnya tidak mungkin dapat dipakai sebagai alat perhubungan antar suku,
sebab yang diajak komunikasi juga mempunyai bahasa daerah tersendiri.
Adanya bahasa Melayu yang dipakai sebagai lingua franca ini pun tidak akan
mengurangi fungsi bahasa daerah. Bahasa daerah tetap dipakai dalam situasi
kedaerahan dan tetap berkembang. Kesadaran masyarakat yang semacam
itulah, khusunya pemuda-pemudanya yang mendukung lancarnya inspirasi
sakti di atas.
Apakah ada bedanya bahasa Melayu pada tanggal 27 Oktober 1928
dan bahasa Indonesia pada tanggal 28 Oktober 1928? Perbedaan wujud, baik
struktur, sistem, maupun kosakata jelas tidak ada. Jadi, kerangkanya sama.
Yang berbeda adalah semangat dan jiwa barunya. Sebelum Sumpah Pemuda,
semangat dan jiwa bahasa Melayu masih bersifat kedaerahan atau jiwa
Melayu. Akan tetapi, setelah Sumpah Pemuda semangat dan jiwa bahasa
Melayu sudah bersifat nasional atau jiwa Indonesia. Pada saat itulah, bahasa
Melayu yang berjiwa semangat baru diganti dengan nama bahasa Indonesia.
(Muslich, 2010: 26).
Pusat Pembinaan dan Pengembangan Bahasa menjelaskan Hasil
Perumusan Seminar Politik Bahasa Nasional yang diselenggarakan di
Jakarta pada tanggal 25-28 Februari 1975 antara lain menegaskan bahwa
dalam kedudukannya sebagai bahasa nasional, bahasa Indonesia berfungsi
sebagai :
1. lambang kebanggaan nasional,
2. lambang identitas nasional.
9. B. Fungsi Bahasa Indonesia sebagai Lambang Kebanggaan Bangsa
Indonesia
Sebagai lambang kebanggaan nasional, bahasa Indonesia
memancarkan nilai-nilai sosial budaya luhur bangsa Indonesia. Dengan
keluhuran nilai yang dicerminkan bangsa Indonesia, kita harus bangga
dengannya; kita harus menjunjungnya; dan kita harus mempertahankannya.
Sebagai realisasi kebanggaan kita terhadap bahasa Indonesia, kita harus
memakainya setiap hari terutama di lingkungan sekolah/kampus dan tanpa
ada rasa rendah diri, malu, dan acuh tak acuh. Kita harus bangga memakainya
dengan baik dan benar serta memelihara dan mengembangkannya. Kesadaran
mencintai dan menggunakan bahasa Indonesia merupakan bagian esensial
dari kebanggaan dan integritas nasional. (Kompasiana, 2013: 15)
Seseorang harus bangga berbahasa Indonesia. Kebanggan itu harus
dipahami bahwa bahasa Indonesia menempati posisi yang paling tinggi jika
dibandingkan dengan bahasa lain, termasuk bahasa Inggris. Apalagi, bahasa
Indonesia juga merupakan identitas nasional. (Muslich, 2010: 38).
Kita sebagai warga negara Indonesia harus cinta kepada bahasa
Indonesia. Cinta terhadap bahasa Indonesia artinya harus mengenal,
memahami, mencintai, dan menggunakan bahasa Indonesia sesuai dengan
kaidah penggunaan bahasa Indonesia yang baik dan benar. Penggunaan
bahasa yang baik artinya sesuai dengan kaidah EYD dan tata bahasa baku
yang diberlakukan oleh bangsa Indonesia melalui Badan Bahasa RI (dulu
disebut Pusat Bahasa). Kemudian penggunaan bahasa yang baik, artinya kita
harus menggunakan bahasa Indonesia secara komunikatif sesuai dengan
konteks sosial, agama, budaya, pendidikan, dan lingkungan di mana pun kita
berada. (Tommi Yuniawan, 2015)
Seluruh rakyat Indonesia harus bangga memiliki bahasa persatuan
yaitu bahasa Indonesia. Dengan bahasa Indonesia, berbagai suku, ras, dan
golongan menyatu dalam kebhinekaan tunggal ika. Segala perbedaan tidak
dirasakan oleh seluruh elemen masyarakat karena disatukan dengan satu
bahasa yaitu bahasa Indonesia. Dengan bangga kita harus menggunakan dan
memasyarakatkan bahasa Indonesia, merujuk pada UU no 24 tahun 2009
10. mengenai bendera, lagu kebangsaan, dan bahasa Indonesia. Dengan
demikian, sebagai warga negara Indonesia yang mewarisi segala nilai
perjuangan nenek moyang kita, marilah bersama-sama kita kumandangkan:
aku cinta bahasa Indonesia, aku bangga bahasa Indonesia, dan bahasa
Indonesia memang luar biasa.
Bahasa Indonesia adalah bahasanya warga Negara Indonesia. Karena
itu wajib hukumnya bagi warga Negara Indonesia untuk merawat dan
melestarikannya. Tidak hanya dipakai dalam menyusun naskah pidato atau
naskah undang-undang saja namun seharusnya bahasa Indonesia dipakai
dalam segala hal oleh seluruh masyarakat Indonesia.
Bersatulah negeriku, bangsaku, dan seluruh rakyat Indonesia kuatkan
jiwa nasionalismemu, satukan semangatmu untuk membangun dan
menyatukan NKRI melalui bahasa Indonesia. Cintai dan banggakan bahasa
Indonesia dalam berbagai konteks kehidupan di negeri ini sebagai upaya
untuk bekerja sama dan bergotong royong untuk mewujudkan kecerdasan dan
kesejahteraan rakyat Indonesia dalam rangka memperingati janji dan
komitmen sumpah pemuda 28 Oktober 1928. Salam satu bahasa, bahasa
Indonesia. (Muhammad Rohmadi, 2016)
Oleh karena itu, (Sidiq Nur Widayan, 2009) akan mencoba untuk
memberikan motivasi dan alasan bagi seluruh warga Indonesia untuk kembali
mencintai dan bangga akan bahasa Indonesia. Motivasi dan alasan tersebut
ada lima yakni:
1. Bahasa Indonesia berasal dari bahasa Melayu.
Fakta sejarah mengatakan jika bahasa Indonesia berasal dari
bahasa Melayu Riau. Yang mana menurut Jan Huygen Van linschoten
dalam bukunya Itinerario disebutkan bahwa bahasa Melayu terkenal
sebagai bahasa yang paling sopan dan paling pas di kawasan timur. Maka
dari itu, meski bahasa Indonesia kini sudah berbeda dari bahasa melayu
dulu, namun kita harus bangga karena bahasa kita dahulu adalah bahasa
mulia dan hingga kini masih merupakan bahasa yang mulia serta
selayaknya kita jaga dan tingkatkan kemuliaannya dengan merawat dan
melestarikannya
11. 2. Bahasa Indonesia adalah bahasa yang mudah.
Bahasa Indonesia adalah bahasa yang berbeda dari bahasa lain di
dunia. Bahasa Indonesia adalah bahasa yang mudah karena bahasa ini
tidak memiliki tingkatan kata atau pun kalimat. Maksudnya walau pun
kejadian tersebut terjadi kemarin, sekarang atau pun besok, kata yang
dipergunakan tetap sama.
Contoh:
Kemarin : Ayah membeli jeruk kemarin sore
Sekarang: Ayah membeli jeruk saat ini.
Bandingkan dengan bahasa Inggris berikut dan lihat tulisan yang
bercetak tebal,
Kemarin : Yesterday my father bought some oranges.
Sekarang: My father buy some oranges.
Selain itu jumlah benda pun tak mempengaruhi kata yang
diterangkan.
Contoh :
satu apel --> an apple
dua apel --> two apples
3. Bahasa Indonesia adalah bahasa yang unik.
Meski bahasa Indonesia berasal dari bahasa Melayu namun bahasa
Indonesia kini telah berbeda dari bahasa Melayu, baik dari susunan kata
atau fungsi kata. Contohnya adalah pada kasus Manohara yang tengah
hangat akhir-akhir ini. Jika Anda simak dialog antara warga Negara
Indonesia dengan warga Negara Malaysia di televisi, maka akan Anda
temukan beberapa penggunaan kata yang berbeda seperti kata boleh,
bisa dan sebagainya. Dengan kata lain, bahasa Indonesia adalah bahasa
yang hanya ada satu-satunya di dunia. Satu-satunya bahasa yang menjadi
identitas warga Negara Indonesia.
4. Bahasa Indonesia adalah bahasa yang sangat kaya.
Pada mulanya bahasa Indonesia adalah bahasa Melayu dan bahasa
Melayu pada mulanya adalah bahasa pasar. Bahasa pasar tercipta dari
gabungan bahasa-bahasa pedagang dari seluruh penjuru dunia yang dulu
12. singgah di Melayu. Kemudian bahasa tersebut berkembang pesat kosa
katanya dan pada akhirnya terbentuk bahasa yang paling terkenal dari
wilayah timur yaitu bahasa Melayu.
Oleh bangsa Indonesia, bahasa melayu kemudian dijadikan pondasi
awal untuk membentuk bahasa baru dengan proses yang tidak sebentar.
Proses tersebut di antaranya adalah penambahan kosakata baru baik
diserap dari bahasa asing maupun dari bahasa daerah. Hingga pada
akhirnya ejaannya disempurnakan. Namun proses penyerapan kata tidak
terputus hingga sekarang ini.
Karena pada awalnya bahasa Indonesia adalah bentukan dari
bahasa pedagang dari seluruh penjuru dunia, maka bahasa Indonesia
memiliki ribuan kata yang diserap dari bahasa beberapa bangsa di dunia.
Proses tersebut menjadikan bahasa Indonesia menjadi bahasa yang kaya.
5. Bahasa Indonesia mulai dipelajari bangsa lain.
Bahasa Indonesia ternyata tidak hanya dipelajari oleh bangsa
Indonesia saja. Bahasa Indonesia sendiri kini tengah dipelajari oleh warga
Negara di Australia. Alasan warga Negara Australia mempelajari bahasa
Indonesia adalah karena mereka tertarik dengan budaya bangsa Indonesia
dan ingin memperdalam pengetahuan akan Indoensia dengan mempelajari
bahasa Indonesia. Sungguh membanggakan, bahasa kita ternyata dikagumi
bangsa selain bangsa Indonesia. Dengan begini bukan mustahil jika bahasa
Indonesia kelak mampu menjadi bahasa Internasional menggantikan
bahasa Inggris.
Sekarang tugas kita selanjutnya adalah mempertahankan, merawat
serta melestarikan bahasa kita agar tidak hilang ditelan zaman. (Sidiq Nur
Widayan, 2009)
C. Fungsi Bahasa Indonesia sebagai Lambang Identitas Bangsa Indonesia
Sebagai lambang identitas nasional, bahasa Indonesia merupakan
lambang bangsa Indonesia. Ini berarti, dengan bahasa Indonesia akan dapat
diketahui siapa kita, yaitu sifat, perangai, dan watak kita sebagai bangsa
Indonesia. Karena fungsinya yang demikian itu, maka kita harus menjaganya
13. jangan sampai ciri kepribadian kita tidak tercermin di dalamnya. Jangan
sampai bahasa Indonesia tidak menunjukkan gambaran bangsa Indonesia
yang sebenarnya. Sebagai lambang identitas nasional, bahasa Indonesia
dijunjung tinggi sama dengan bendera nasional, Merah Putih, dan lagu
nasional, Indonesia Raya. Dalam melaksanakan fungsi ini, bahasa Indonesia
tentu harus memiliki identitasnya sendiri, sehingga serasi dengan lambang
kebangsaan lainnya. Bahasa Indonesia dapat mewakili identitasnya sendiri
apabila masyarakat pemakainya membina dan mengembangkannya
sedemikian rupa, sehingga bersih dari unsur-unsur bahasa lain, yang memang
benar-benar tidak diperlukan, misalnya istilah atau kata dalam bahasa Inggris
yang sering diadopsi padahal istilah atau kata tersebut ada padanannya dalam
bahasa Indonesia (Muslich, 2010: 35). Hal inilah yang perlu diperhatikan oleh
masyarakat pemakai bahasa Indonesia. Mereka seharusnya menggunakan
bahasa Indonesia apabila sudah ada padanannnya daripada menggunakan
istilah atau kata asing. Sebagai contoh, dalam kalimat dia sudah tidak care
denganku sebaiknyadiganti dengan dia sudah tidak peduli denganku.
Bahasa Indonesia adalah jati diri bangsa. Menggunakan bahasa
Indonesia berarti memiliki jiwa nasionalisme yang tingggi kepada NKRI
melalui bahasa Indonesia. Penggunaan bahasa Indonesia harus dilakukan
gerakan secara nasional karena dengan bahasa Indonesia telah memperkokoh
persatuan dan kesatuan bangsa Indonesia. Hal ini selaras dengan salah satu
butir isi Sumpah Pemuda 1928 kami putra dan putri Indonesia, berbahasa
satu bahasa Indonesia. Muslich (2010 : 27) menjelaskan bahwa betapa
pentingnya bahasa bagi suatu bangsa. Bahasa sebagai alat komunikasi yang
paling efektif dan mutlak diperlukan oleh setiap bangsa. Tanpa bahasa,
bangsa tidak mungkin berkembang. Selain itu, bangsa tidak mungkin dapat
menggambarkan dan menunjukkan dirinya secara utuh dalam dunia pergaulan
dengan bangsa lain. Akibatnya, bangsa itu akhirnya lenyap ditelan zaman.
Jadi, bahasa menunjukkan identitas bangsa tersebut.
Ernst Moritz Arndt yang dikutip oleh Herdian Armandhani
mengatakan: "Tak ada elemen terluhur yang dimiliki suatu bangsa selain
bahasa." Bahasa merupakan identitas sebuah bangsa. Kata 'identitas' berasal
14. dari bahasa Latin 'idem' artinya 'yang sama'. Identitas tak lain dari ungkapan
kesamaan yang menyatakan dan menentukan hidup seseorang di suatu
kelompok tertentu yang bersifat sebagai pembeda antara kelompok satu
dengan kelompok yang lainnya, pembeda antar bangsa dan suku. Orang
Perancis, Inggris atau Brasil memiliki kartu identitas (carte d`identite, identity
card, carteira de identidade). Orang Jerman menyebut kartu pengenal dengan
'Ausweis' - kata 'weisen' (menunjukkan) atau 'wissend machen'
(memberitahukan). Dari makna semantis istilah ini disimpulkan: Seorang
Perancis misalnya pertama-tama melihat dirinya sendiri, sementara seorang
Jerman menunjukkan dirinya kepada orang lain, kemudian dengan bantuan
orang lain ia menyatakan dirinya sendiri.
Disini bahasa berfungsi untuk menguak perbedaan tataran pemahaman
identitas. Lazimnya identitas merupakan suatu pemberian. Kita tidak bisa
memilah-milah untuk menjadi orang Indonesia, orang Rusia, orang Eropa
maupun orang Afrika. Persoalan dimana kita dilahirkan itu adalah kehendak
tuhan Yang Maha Esa. Kita tidak bisa memesan orangtua dan leluhur kita dari
tokoh atau internet. Statement, pernyataan untuk meminta/menagih
pengakuan akan identitas akan membuat kita terombang-ambing tanpa arah
seperti sumbat botol di laut lepas. Identitas suatu kelompok, Negara, suku
hanya bisa di tunjukkan oleh masyarakatnya sendiri. Pengakuan ini juga
merupakan pertarungan internal yang harus dilakukan setiap orang, lebih
berat lagi oleh mereka yang leluhurnya berasal dari konteks budaya yang
berbeda atau yang telah tercerabut dari akar budayanya sendiri. Banyak anak
adopsi di Eropa dari belahan dunia lain tidak lagi menyadari akarnya. Mereka
mengalami krisis identitas dan mengais identitas tiruan terutama yang
belakangan ini dipasarkan oleh falsafah identitas majemuk. Termasuk dalam
identitas selain pengakuan terhadap diri sendiri, kesadaran diri sebagai
individu, insan tak terbagikan, juga afirmasi keanggotaan suatu kebersamaan
atau bangsa. Kita mengidentifikasikan diri dengan bangsa kita; kita satu
dengannya dan kembali menemukan diri dalam bangsa kita. Identifikasi
merupakan fusi sadar setiap individu dalam suatu kebersamaan senasib atau
seasal. Simbol-simbol identitas nasional seperti bendera merah-putih, Garuda
15. Pancasila, Lagu Indonesia Raya, kesebelasan nasional, tim bulutangkis
nasional, dan sebagainya membantu kita untuk mempererat dan menegaskan
identitas bersama yang telah dimatangkan sejarah. Bagi bangsa Indonesia
salah satu warisan historis dan hakiki untuk identitas bersama yakni bahasa
Indonesia yang dicetuskan generasi pemuda 1928. Sumpah pemuda 1928 di
tengah trik politik penjajah 'Divide et impera' (pecah-belah dan jajah)
merupakan 'blessing in disguise' (rahmat dalam ketidakpastian) bagi penghuni
nusantara.
Friedrich Schiller yang dikutip oleh Kartika Putri Hanafi mengatakan:
"Bahasa adalah cermin suatu bangsa. Jika kita bercermin, maka terpantul
wajah kita - diri kita sendiri." Di hadapan bahasa sebagai cermin bangsa, kita
merefleksikan pertanyaan ironis rekanku tadi. Forum formal-internasional
mengizinkan seorang kepala negara atau pemerintahan berpidato dalam
bahasa nasionalnya, terlepas dari kefasihannya berbahasa asing. Yang hendak
ditonjolkan di sana adalah identitas nasional, bukan agama atau
sukunya. Selama ini cukup getol digunjingkan bahaya invasi bahasa Inggris
sebagai pisau pergaulan internasional yang tak terelakkan. Dalam konteks
ancaman terhadap eksistensi dan ketahanan bahasa Indonesia, ada juga
bahaya lain: Rambatan bahasa Arab yang tak teredamkan lewat jalur saleh
dan suci, yang begitu pongah menggeser bahasa Indonesia. Sayangnya, media
massa sebagai forum pendidikan bangsa mempermudah ekspansi liar
dimaksud. Sementara itu dewan bahasa nasional membisu karena takut
terjerumus dalam isu agama yang sensitif. "Siapa yang tidak melawan, dia
hidup tidak benar" - demikian slogan gerakan kebudayaan di Jerman
1968. Momentum 80 tahun sumpah pemuda dengan salah satu klaim kesatuan
bahasa yakni bahasa Indonesia, bukan sekadar ritus tahunan tanpa makna.
1. Menjaga Identitas Bahasa Melalui Media Massa
Media massa cetak maupun elektronik setiap hari, setiap saat di
dengar, dilihat dan dibaca oleh masyarakat Indonesia. Umumnya setiap
media massa mengunakan sarana bahasa Indonesia. Oleh karena itu
media massa memiliki fungsi strategis dalam upaya pembinaan bahasa
Indonesia.
16. Media massa, baik itu media cetak maupun media elektronik
memiliki jangkauan yang sangat luas. Negara kita wilayahnya luas sekali
dan juga memiliki ribuan pulau, hal ini tentunya membutuhkan alat
komunikasi yang dapat menjangkau semua wilayah itu. Masyarakat yang
tersebar luas itu pasti memiliki minat yang berbeda-beda dalam hal
mengakses informasi. Ada orang yang lebih snang menonton TV, ada
yang lebih suka mendengarkan radio dan banyak juga yang suka
membaca surat kabar, terutamanya kalangan menegah keatas. Dengan
demikian masyarakat Indonesia yang tersebar luas dari sabang sampai
merauke, dari jawa sampai Kalimantan merupakan konsumen media
massa.
Media massa selama ini dijadikan konsumsi sehari-hari oleh
sebagin besar masyarakat Indonesia. Oleh karena itu menempatkan
media massa sebagai alat untuk membina dan menjaga bahasa Indonesia
adalah suatu hal yang tepat. Jika bahasa Indonesia yang digunakan adalah
bahasa Indonesia yang benar, ini berarti secara tidak langsung
masyarakat telah diarahkan untuk mengunakan bahasa yang benar pula.
Bahasa yang digunakan dalam media massa sangat mempengaruhi
kebiasaan berbahasa para pembaca media massa tersebut. Jika bahasa
Indonesia yang digunakan dalam media massa itu tidak sesuai dengan
kaidah bahasa, maka hal ini akan merusak penggunaan bahasa Indonesia.
17. BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
1. Kedudukan bahasa Indonesia sebagai bahasa nasional, bahasa Indonesia
berfungsi sebagai :
a. Lambang kebanggaan nasional,
b. Lambang identitas nasional.
2. Sebagai lambang kebanggaan nasional, bahasa Indonesia memancarkan
nilai-nilai sosial budaya luhur bangsa Indonesia. Sebagai realisasi
kebanggaan kita terhadap bahasa Indonesia, kita harus memakainya setiap
hari terutama di lingkungan sekolah/kampus dan tanpa ada rasa rendah
diri, malu, dan acuh tak acuh. Kita harus bangga memakainya dengan baik
dan benar serta memelihara dan mengembangkannya.
3. Sebagai lambang identitas nasional, bahasa Indonesia merupakan
lambang bangsa Indonesia. Ini berarti, dengan bahasa Indonesia akan
dapat diketahui siapa kita, yaitu sifat, perangai, dan watak kita sebagai
bangsa Indonesia.
B. Saran
Masyarakat sebaiknya lebih bangga menggunakan bahasa Indonesia
daripada menggunakan bahasa asing. Anak-anak muda dan mahasiswa-
mahasiswa hendaknya meminimalisir menggunakan bahasa alay, bahasa
gaul, dan bahasa sejenis yang dapat mengancam eksistensi bahasa Indonesia.
Para dosen hendaknya menggunakan dan mengajarkan bahasa Indonesia yang
baik dan benar. Pihak swasta hendaknya menggunakan lisan dan tulisan
dalam bahasa Indonesia dalam iklan maupun produk mereka. Para pejabat
hendaknya menggunakan bahasa Indonesia dalam berpidato dan memberikan
fasilitas untuk pembinaan bahasa Indonesia. Penulis sebaiknya menggunakan
bahasa Indonesia dengan baik dan benar dalam lisan maupun tulisan serta
menyederhanakan kalimat untuk menyampaikan suatu gagasan.
18. DAFTAR PUSTAKA
Kompasiana. 2013. Cinta Indonesia Setengah Hati. Yogyakarta: PT Bentang
Pustaka.
Muslich, M. (2010). Bahasa indonesia pada era globalisasi: kedudukan, fungsi,
pembinaan, dan pengembangan. Jakarta: Bumi Aksara.
Pusat Pembinaan dan Pengembangan Bahasa. 1975. Seminar Politik Bahasa
Nasional. Jakarta: Pusat Bahasa
Keraf, Gorys. 2004. Komposisi Sebuah Pengantar Kemahiran Bahasa. Flores:
Nusa Indah
Rohmadi, Muhammad. 2016. Berkarya-Cinta dan Bangga Menggunakan Bahasa
Indonesia. Dosen Program Studi Pendidikan Bahasa Indonesia FKIP
Universitas Sebelas Maret Surakarta.
Yuniawan, Tommi. 2015. Gagasan-Mengukuhkan Bahasa Indonesia. Dosen
Bahasa dan Sastra Indonesia Fakultas Bahasa dan Seni Universitas Negeri
Semarang.
Widayan, Nur, Sidiq. 2009. 5 Alasan Bangga dengan Bahasa Indonesia.
http://poet3q.blogspot.in/2009/07/5-alasan-bangga-dengan-bahasa-
indonesia_04.html.
Armandhani, Herdian. 2012. Bahasa dan Kita.
http://m.kompasiana.com/armandhani/bahasa-dan-
kita_551762cfa333115107b65ca3.
Hanafi, Putri, Kartika. 2011. Rendahnya Kebanggaan Terhadap Bahasa
Indonesia. http://ubpeacemaker.blogspot.in/2011/11/rendahnya-kebanggaan-
terhadap-bahasa.html.