Dokumen tersebut membahas tentang penyelesaian persamaan diferensial tidak eksak dengan metode faktor integral. Metode ini melibatkan pengalian persamaan diferensial dengan suatu fungsi u yang disebut faktor integral untuk mengubahnya menjadi persamaan diferensial eksak yang dapat diselesaikan dengan metode integral. Faktor integral dapat berupa fungsi x saja, y saja, atau fungsi x dan y. Beberapa contoh soal juga diberikan beserta penye
Dokumen tersebut membahas tentang integral lipat tiga pada berbagai koordinat ruang dan contoh-contoh perhitungannya. Terdapat penjelasan mengenai integral lipat tiga pada koordinat Kartesius, tabung, dan bola serta penggantian variabel dan contoh perhitungannya.
1. Definisi grup, subgrup, koset kanan dan kiri, relasi ekivalensi, dan indeks subgrup.
2. Teori Lagrange menyatakan bahwa orde subgrup membagi habis orde grup.
3. Fungsi phi Euler dan akibatnya terkait bilangan yang relatif prima.
1. Dokumen ini membahas tentang geseran (translasi) sebagai transformasi geometri. Geseran adalah hasil kali dua pencerminan pada dua garis yang sejajar.
2. Beberapa teorema yang dijelaskan antara lain teorema yang menyatakan bahwa geseran adalah isometri, komposisi geseran dan setengah putaran adalah setengah putaran, dan balikan dari geseran GAB adalah GBA.
3. Contoh soal juga d
Jawaban latihan soal bagian 2.2 pada buku Analisis Real karangan Drs. Sutrima, M.SI
cetakan : pertama, Juni 2010
penerbit : Javatechno Publisher (Jln. Ahmad Yani 365A, Kartasura, Sukoharjo, Jawa Tengah, Indonesia - 57162
Analisis Real (Barisan dan Bilangan Real) Latihan bagian 2.5Arvina Frida Karela
Ìý
Dokumen tersebut berisi penjelasan dan bukti sejumlah teorema terkait konvergensi dan divergensi barisan bilangan. Pertama, dibahas tentang sifat barisan yang divergen sejati jika tidak terbatas dan konvergen jika terbatas. Kemudian, diberikan contoh barisan yang divergen sejati dan konvergen. Selanjutnya, dibuktikan beberapa teorema terkait hubungan antara konvergensi dua barisan bilangan. Terakhir, diber
Dokumen tersebut membahas tentang konsep pemetaan dalam matematika. Pemetaan adalah cara menghubungkan unsur-unsur dari satu himpunan ke himpunan lainnya. Ada beberapa jenis pemetaan seperti pemetaan injektif, surjektif, dan bijektif yang dijelaskan beserta contoh-contohnya.
Dokumen tersebut membahas tentang transformasi pada bidang Euclides. Transformasi didefinisikan sebagai fungsi bijektif dengan daerah asal dan nilai sama. Contoh transformasi yang dibahas adalah perpetaan dan translasi. Transformasi tersebut dibuktikan memenuhi sifat injektif dan surjektif sehingga merupakan transformasi.
Jawaban latihan soal bagian 2.1 pada buku Analisis Real karangan Drs. Sutrima, M.SI
cetakan : pertama, Juni 2010
penerbit : Javatechno Publisher (Jln. Ahmad Yani 365A, Kartasura, Sukoharjo, Jawa Tengah, Indonesia - 57162
Persamaan Diferensial Biasa ( Kalkulus 2 )Kelinci Coklat
Ìý
Dokumen tersebut membahas tentang persamaan diferensial biasa (PDB), yang didefinisikan sebagai persamaan yang memuat satu atau lebih turunan fungsi satu peubah bebas yang tidak diketahui. PDB dibedakan berdasarkan orde dan derajat turunan tertinggi yang terlibat. Ada beberapa jenis PDB dan cara penyelesaiannya, seperti PDB dengan variabel terpisah, PDB dengan koefisien fungsi homogen, dan PDB linear.
Dokumen tersebut membahas tentang pengertian dan cara penyelesaian persamaan diferensial tingkat satu dan pangkat satu. Persamaan diferensial adalah persamaan yang memuat derivatif dari suatu fungsi. Terdapat beberapa jenis persamaan diferensial seperti persamaan homogen, tidak homogen, eksak dan tidak eksak yang diselesaikan dengan beberapa metode seperti faktor integral, variasi konstan, dan metode Bernouli.
Analisis Real (Barisan dan Bilangan Real) Latihan bagian 2.5Arvina Frida Karela
Ìý
Dokumen tersebut berisi penjelasan dan bukti sejumlah teorema terkait konvergensi dan divergensi barisan bilangan. Pertama, dibahas tentang sifat barisan yang divergen sejati jika tidak terbatas dan konvergen jika terbatas. Kemudian, diberikan contoh barisan yang divergen sejati dan konvergen. Selanjutnya, dibuktikan beberapa teorema terkait hubungan antara konvergensi dua barisan bilangan. Terakhir, diber
Dokumen tersebut membahas tentang konsep pemetaan dalam matematika. Pemetaan adalah cara menghubungkan unsur-unsur dari satu himpunan ke himpunan lainnya. Ada beberapa jenis pemetaan seperti pemetaan injektif, surjektif, dan bijektif yang dijelaskan beserta contoh-contohnya.
Dokumen tersebut membahas tentang transformasi pada bidang Euclides. Transformasi didefinisikan sebagai fungsi bijektif dengan daerah asal dan nilai sama. Contoh transformasi yang dibahas adalah perpetaan dan translasi. Transformasi tersebut dibuktikan memenuhi sifat injektif dan surjektif sehingga merupakan transformasi.
Jawaban latihan soal bagian 2.1 pada buku Analisis Real karangan Drs. Sutrima, M.SI
cetakan : pertama, Juni 2010
penerbit : Javatechno Publisher (Jln. Ahmad Yani 365A, Kartasura, Sukoharjo, Jawa Tengah, Indonesia - 57162
Persamaan Diferensial Biasa ( Kalkulus 2 )Kelinci Coklat
Ìý
Dokumen tersebut membahas tentang persamaan diferensial biasa (PDB), yang didefinisikan sebagai persamaan yang memuat satu atau lebih turunan fungsi satu peubah bebas yang tidak diketahui. PDB dibedakan berdasarkan orde dan derajat turunan tertinggi yang terlibat. Ada beberapa jenis PDB dan cara penyelesaiannya, seperti PDB dengan variabel terpisah, PDB dengan koefisien fungsi homogen, dan PDB linear.
Dokumen tersebut membahas tentang pengertian dan cara penyelesaian persamaan diferensial tingkat satu dan pangkat satu. Persamaan diferensial adalah persamaan yang memuat derivatif dari suatu fungsi. Terdapat beberapa jenis persamaan diferensial seperti persamaan homogen, tidak homogen, eksak dan tidak eksak yang diselesaikan dengan beberapa metode seperti faktor integral, variasi konstan, dan metode Bernouli.
Suku banyak adalah bentuk aljabar yang mengandung variabel berpangkat. Suku banyak dalam x berderajat n dan memiliki bentuk umum anxn + an-1xn-1 + ... + a1x + a0, dengan syarat n adalah bilangan bulat dan an ≠0.
Teks tersebut membahas tentang persamaan diferensial orde dua dan penyelesaiannya. Persamaan diferensial orde dua umumnya berbentuk a(d2y/dx2) + b(dy/dx) + cy = f(x), dan penyelesaiannya tergantung pada akar-akar persamaan karakteristiknya. Jika akar-akarnya real dan berbeda, penyelesaiannya adalah y = Ae^{m_1x} + Be^{m_2x}. Jika sama, penye
Persamaan diferensial adalah persamaan yang mengandung turunan dari suatu fungsi yang tidak diketahui. Persamaan diferensial biasa berorde n mengandung turunan ke-n dari fungsi tersebut. Fungsi yang disubstitusikan ke dalam persamaan diferensial dan memenuhi persamaan tersebut untuk semua nilai x disebut solusi persamaan diferensial.
Bab ini membahas penyelesaian turunan parsial fungsi implisit dengan menggunakan aturan rantai. Metode pendiferensialan implisit digunakan untuk menentukan turunan fungsi yang didefinisikan secara implisit oleh persamaan F(x,y)=0. Turunan fungsi implisit dapat ditentukan untuk dua variabel maupun tiga variabel atau lebih. Contoh soal diberikan beserta penyelesaiannya untuk memperjelas konsep dasar
Dokumen tersebut membahas tentang integral tak tentu dan integral tertentu. Integral adalah antiturunan dari suatu fungsi, yang ditulis dengan notasi integral. Terdapat beberapa teorema integral tak tentu dan aturan-aturan integral yang dapat digunakan untuk menyelesaikan masalah integral. Dokumen juga membahas metode substitusi dan integral parsial untuk menyelesaikan integral rasional dan trigonometri.
Teks tersebut membahas tentang persamaan diferensial biasa dan penyelesaiannya. Secara singkat, persamaan diferensial biasa adalah persamaan yang menghubungkan suatu fungsi dengan turunan-turunannya, sedangkan penyelesaian persamaan diferensial adalah fungsi yang memenuhi persamaan tersebut.
MATERI KE 3 BACAAN MAD (PANJANG) TAHSIN 2025BangZiel
Ìý
Materi ini membahas hukum bacaan Mad (panjang) dalam ilmu tajwid, yang terjadi ketika ada huruf mad (ا, و, ي) dalam bacaan Al-Qur'an. Pembahasan mencakup jenis-jenis mad, hukum bacaan, serta panjangnya dalam harakat.
Restrukturisasi dan Redistribusi Ekonomi melalui Danantara: Pesimis atau Opti...Dadang Solihin
Ìý
Dari perspektif optimis, Danantara dapat menjadi pilar utama dalam pembangunan ekonomi nasional. Dengan manajemen profesional dan tata kelola yang transparan, lembaga ini berpotensi mengoptimalkan pemanfaatan aset negara secara lebih produktif.
Memperkuat Kedaulatan Angkasa dalam rangka Indonesia EmasDadang Solihin
Ìý
Tulisan ini bertujuan untuk mengkaji dan merumuskan kebijakan strategis dalam rangka memperkuat kedaulatan dan pemanfaatan wilayah angkasa Indonesia demi kesejahteraan bangsa. Sebagai aset strategis, wilayah angkasa memiliki peran krusial dalam pertahanan, keamanan, ekonomi, serta pembangunan nasional. Dengan kemajuan teknologi dan meningkatnya aktivitas luar angkasa, Indonesia memerlukan kebijakan komprehensif untuk mengatur, melindungi, dan mengoptimalkan pemanfaatannya. Saat ini, belum ada regulasi spesifik terkait pengelolaan wilayah angkasa, padahal potensinya besar, mulai dari komunikasi satelit, observasi bumi, hingga eksplorasi antariksa.
Masukan untuk Peta Jalan Strategis Keangkasaan IndonesiaDadang Solihin
Ìý
Tujuan penyusunan naskah masukan untuk peta jalan strategis keangkasaan Indonesia ini adalah untuk meningkatkan kedaulatan dan pemanfaatan wilayah angkasa Indonesia dalam rangka memperkuat Ketahanan Nasional dan Visi Indonesia Emas 2045.
1. Penyelesaian Persamaan Diferensial
PD Tidak Eksak (Faktor Integral)
Persamaan Diferensial Tidak Eksak adalah suatu PD tingkat satu dan berpangkat
satu yang berbentuk
M(x, y) dx + N(x, y) dy = 0 … (i)
dan memenuhi syarat
Penyelesaian PD tidak eksak dapat diperoleh dengan dengan mengalikan PD (i)
dengan suatu fungsi u yang disebut Faktor Integral (FI), sehingga diperoleh PD
eksak yaitu
u M(x, y) dx + u N(x, y) dy = 0 … (ii)
karena PD sudah berbentuk eksak, maka memenuhi
=
u +M =u +N
u( – ) = – (M –N )
RUMUS UMUM FAKTOR INTEGRAL
u(x, y) =
Secara umum Faktor Integral terdiri dari tiga kasus yaitu
(a) FI u sebagai fungsi x saja
karena u sebagai fungsi x saja, maka
= dan =0
2. Oleh karena itu, Rumus Umum Faktor Integral diatas dapat ditulis
u(x) =
dx = Q
dx =
dx =
dx = ln u
u(x) =
u(x) =
dengan h(x) =
(b) FI u sebagai fungsi y saja
karena u sebagai fungsi y saja, maka
= 0 dan =
Oleh karena itu, Rumus Umum Faktor Integral diatas dapat ditulis
u(y) =
dy = -M
dy =
3. dy =
dy = ln u
u(y) =
u(y) =
dengan h(y) =
(c) FI u sebagai fungsi x dan y
andaikan FI : u = u(x, y)
misal bentuk peubah x, y = v
maka FI : u = u(v)
= … (iii)
= … (iv)
= … (v)
Jika pers (iii), (iv) dan (v) disubstitusikan ke RUMUS UMUM FAKTOR
INTEGRAL, maka
u(x, y) =
–
u(v) =
u(v) =
4. =
=
=
ln u =
Jadi, FI : u(v) =
dengan h(v) =
Contoh :
Tentukan Faktor Integral dan penyelesain PD dibawah ini :
1. (4 xy + 3y2 – x) dx + x(x + 2y) dy = 0
Penyelesaian :
misal : M(x, y) = 4 xy + 3y2 – x
N(x, y) = x(x + 2y)
= 4x + 6y
= 2x + 2y
Jadi,
=
5. = [fungsi dari x saja]
maka FI adalah = = x2
sehingga diperoleh PD eksak adalah
x2 (4 xy + 3y2 – x) dx + x3 (x + 2y) dy = 0
dx + dy = 0
Karena PD diatas sudah berbentuk PD eksak, sehingga untuk mencari
solusinya digunakan Penyelesaian PD Eksak.
ambil = x2 (4 xy + 3y2 – x)
= 4x3y + 3x2y2 – x3
F(x, y) = (4x3y + 3x2y2 – x3) dx + g(y)
= x4y + x3y2 – x4 + g(y)
= x4 + 2x3y + g’(y)
karena = G(x, y), sehingga
x4 + 2x3y + g’(y) = x3 (x + 2y)
x4 + 2x3y + g’(y) = x4 + 2x3y
g’(y) = 0
g(y) = C
solusi PD : x4y + x3y2 – x4 + C
2. y(x + y + 1) dx + x(x + 3y + 2) dy = 0
Penyelesaian :
misal : M(x, y) = xy + y2 + y
N(x, y) = x2 + 3xy + 2x
6. = x + 2y + 1
= 2x + 3y + 2
Jadi,
=
= [fungsi dari y saja]
maka FI adalah = =y
sehingga diperoleh PD eksak adalah
y2(x + y + 1) dx + xy(x + 3y + 2) dy = 0
dx + dy = 0
Karena PD diatas sudah berbentuk PD eksak, sehingga untuk mencari
solusinya digunakan Penyelesaian PD Eksak.
ambil = y2(x + y + 1)
= xy2 + y3 + y2
F(x, y) = (xy2 + y3 + y2) dx + g(y)
= x2y2 + xy3 + xy2 + g(y)
= x2y + 3xy2 + 2xy + g’(y)
karena = G(x, y), sehingga
x2y + 3xy2 + 2xy + g’(y) = xy(x + 3y + 2)
x2y + 3xy2 + 2xy + g’(y) = x2y + 3xy2 + 2xy
g’(y) = 0
7. g(y) = C
solusi PD : x2y2 + xy3 + xy2 + C
3. (2x3y2 – y) dx + (2x2y3 – x) dy = 0
Penyelesaian :
misal : M(x, y) = 2x3y2 – y
N(x, y) = 2x2y3 – x
= 4x3y – 1
= 4xy3 – 1
Jadi,
– = (4x3y – 1) – (4xy3 – 1)
= 4xy(x2 – y2)
ambil :
v = xy = y dan =x
M = x(2x3y2 – y)
N = y(2x2y3 – x)
maka
M –N
= (2x4y2 – xy) – (2x2y4 – xy)
= 2x2y2(x2 – y2)
=
8. = dv
= dv [fungsi x dan y]
maka FI adalah u(x, y) =
=
=
sehingga diperoleh PD eksak adalah
(2x3y2 – y) dx + (2x2y3 – x) dy = 0
dx + dy = 0
Karena PD diatas sudah berbentuk PD eksak, sehingga untuk mencari
solusinya digunakan Penyelesaian PD Eksak.
ambil = (2x3y2 – y)
2x –
F(x, y) = (2x – ) dx + g(y)
= x2 + + g(y)
= + g’(y)
karena = G(x, y), sehingga
+ g’(y) = (2x2y3 – x)
9. + g’(y) = 2y –
g’(y) = 2y
g(y) = y2
solusi PD : x2 + + y2 = 0
Penyelesaian Persamaan Linier Orde 1 :
Metode Faktor Integral
A(x) + B(x) = C(x) disebut PD linier orde 1 jika tiap-tiap suku PD
diatas apabila dibagi dengan A(x) maka diperoleh bentuk
+ y= .
misal P(x) = dan Q(x) = maka
+ P(x) y = Q(x) … (i)
untuk menyelesaiakn PD ini, disini pertama kita akan membahas dengan
metode Faktor Integral.
misal faktor integral nya adalah , kalikan kedua ruas PD (i)
dengan faktor integralnya, diperoleh :
+ P(x) y = Q(x) … (ii)
jika diambil y dan diturunkan kedua ruas [Turunan Aturan
Perkalian], maka diperoleh turunan pertamanya
(y )= + P(x) y
sehingga apabila disubstitusikan ke pers (ii), diperoleh
10. (y ) = Q(x)
kemudian integralkan kedua ruas, diperoleh
SOLUSI UMUM : y = Q(x) dx + C
solusi umum diatas dapat digunakan langsung untuk PD Linier dengan
koefesian =1
Contoh :
Selesaikan persamaan diferensial dibawah ini :
1. + 2xy = 4x
Penyelesaian :
Perhatikan bentuk PD (i), maka ambil
P(x) = 2x dan Q(x) = 4x
Faktor Integral : =
Kemudian substitusi ke SOLUSI UMUM, diperoleh
y = Q(x) dx + C
y = 4x dx + C
y = 4x +C
y = 2 d(x2) + C
y =2 +c
y=2+c
2. x = y + x3 + 3x2 – 2x
Penyelesaian :
11. x – y = x3 + 3x2 – 2x [bagi dengan x]
– y = x2 + 3x – 2
ambil P(x) = dan Q(x) = x2 + 3x – 2
Faktor Integral : = e-ln x =
sehingga penyelesaiannya
y = Q(x) dx + C
y = (x2 + 3x – 2) dx + C
y = (x + 3 – 2 ) dx + C
y= x3 + 3x2 – 2x ln x + cx
y= x3 + 3x2 – ln x2x + cx
3. xy’ – 2y = x3 ex
Penyelesaian :
x – 2y = x3 ex [bagi dengan x]
– y = x2 ex
ambil P(x) = dan Q(x) = x2 ex
Faktor Integral : = e-2 ln x =
sehingga penyelesaiannya
y = Q(x) dx + C
12. y = (x2 ex) dx + C
y = ex dx + C
y = ex + c
y = x2 ex + c x2