Makalah ini membahas tentang stunting, yaitu kondisi gagal pertumbuhan pada anak akibat kekurangan gizi dalam jangka panjang. Penyebab stunting antara lain praktik pengasuhan gizi yang kurang baik, sedangkan upaya pencegahannya melalui intervensi gizi spesifik dan sensitif yang ditujukan pada 1.000 hari pertama kehidupan anak."
Makalah ini membahas tentang stunting, yaitu kondisi gagal pertumbuhan pada anak akibat kekurangan gizi dalam jangka panjang. Penyebab stunting antara lain praktik pengasuhan gizi yang kurang baik, sedangkan upaya pencegahannya melalui intervensi gizi spesifik dan sensitif yang ditujukan pada 1.000 hari pertama kehidupan anak."
Pemberian nutrisi merupakan hal penting untuk pasien rumah sakit agar dapat pulih dengan cepat. Terdapat berbagai cara untuk memenuhi kebutuhan gizi pasien, seperti memberi makan secara oral, melalui sonde maupun cairan infus. Perawat memainkan peran kunci dalam memastikan pasien mendapatkan nutrisi yang memadai.
Bab ini membahas tentang metodologi penelitian mulai dari desain, waktu dan tempat, kerangka konseptual, populasi dan sampel, identifikasi dan definisi variabel, instrumen pengumpulan data, proses pengumpulan dan analisis data, etika penelitian, serta keterbatasan penelitian.
Dokumen tersebut membahas tentang konsep kependudukan di Indonesia, termasuk dinamika penduduk, faktor-faktor yang mempengaruhi pertumbuhan penduduk, dan transisi demografi. Secara khusus membahas tentang pengertian penduduk, penyebab perubahan jumlah penduduk, dan faktor-faktor sosial ekonomi yang berpengaruh terhadap tingkat kelahiran dan kematian.
Pemberian obat melalui jaringan intrakutan (IC) merupakan salah satu cara memberikan obat yang aman dan akurat kepada pasien. Makalah ini menjelaskan pengertian IC, alat dan bahan, prinsip, serta prosedur kerja dalam pemberian obat IC. Tujuannya agar mahasiswa memahami konsep dasar pemberian obat IC.
Perubahan fisiologis yang terjadi pada masa nifas meliputi involusi uterus, perubahan sistem pencernaan, perkemihan, kardiovaskuler, dan muskuloskeletal. Proses involusi uterus melibatkan iskemia miometrium, atrofi jaringan, dan autolisis untuk mengembalikan ukuran dan posisi uterus seperti semula. Perubahan sistem lainnya meliputi konstipasi, peningkatan kapasitas ginjal, dan penyesuaian otot dan kulit perut.
Ringkasan dokumen tersebut adalah:
1. Dokumen tersebut membahas tentang Problem Oriented Medical Record (POR) sebagai sistem dokumentasi keperawatan yang berorientasi pada masalah.
2. POR pertama kali diperkenalkan oleh Dr. Lawrence L. Weed pada tahun 1950-1960.
3. Komponen utama POR antara lain data basis, daftar masalah, rencana awal, dan catatan perkembangan.
Model dokumentasi POR (problem-oriented-record) adalah model dokumentasi kesehatan yang berfokus pada masalah pasien. Model ini pertama kali diperkenalkan oleh Dr. Lawrence Weed dari Amerika Serikat untuk memudahkan pendokumentasian dengan catatan perkembangan yang terintegrasi. Dokumen ini membahas penjelasan model POR, proses pendokumentasiannya, serta keuntungan dan kerugiannya.
Dokumen tersebut membahas faktor-faktor yang mempengaruhi pola dan frekuensi berkemih seseorang, antara lain diet, gaya hidup, stres, aktivitas fisik, kondisi penyakit, pengobatan, dan pemeriksaan medis.
Dokumen tersebut membahas urutan penulisan laporan pendahuluan asuhan keperawatan yang meliputi cover, definisi, etiologi, manifestasi klinis, patofisiologi, pemeriksaan fisik, pemeriksaan penunjang, penatalaksanaan umum, asuhan keperawatan, dan daftar pustaka. Selanjutnya membahas proses pengkajian dalam keperawatan yang meliputi pengumpulan data, sumber data, jenis data, dan teknik pengump
1. Kasus pasien An. A laki-laki berusia 8 tahun yang dirujuk ke rumah sakit karena nyeri pada tulang kering akibat jatuh dari pohon. Keluarga masih mempercayai pengobatan tradisional.
Proses laktasi dan menyusui merupakan bagian penting dari reproduksi manusia. Dokumen ini menjelaskan anatomi payudara, proses pembentukan ASI, teknik menyusui yang benar, manfaat ASI, dan dukungan bidan untuk memastikan pemberian ASI secara efektif.
Dokumen ini membahas tentang sistem ekskresi hati, termasuk fungsi-fungsi hati seperti mengeluarkan zat racun dan membentuk protein tertentu, serta penyakit-penyakit hati seperti hepatitis dan sirosis. Cara mencegah penyakit hati adalah dengan pola hidup sehat dan menjaga kebersihan.
7. Sistem pengumpulan data rekam medik.pdfVevaJuniati
油
Dokumen tersebut membahas sistem pengumpulan data rekam medis di rumah sakit, puskesmas, dan bidan praktik swasta. Terdapat penjelasan mengenai definisi, tujuan, kegunaan, ruang lingkup, dan contoh format rekam medis di masing-masing fasilitas kesehatan. Juga dijelaskan proses penerimaan, pencatatan, pengolahan, dan penyimpanan data rekam medis.
Ringkasan dokumen tersebut adalah:
Metode focus merupakan metode dokumentasi keperawatan yang menggunakan format DAR (Data-Action-Response) untuk mencatat asuhan keperawatan dengan menitikberatkan pada masalah utama pasien. Metode ini memiliki keuntungan seperti istilah yang lebih positif dan fleksibel dalam pencatatan.
Ringkasan dokumen tersebut adalah: (1) Tn. A dirawat dengan diagnosis hipertensi dan mengeluh nyeri kepala; (2) Perawat mengidentifikasi masalah utama yaitu nyeri akut, ansietas, intoleransi aktivitas, ketidakseimbangan nutrisi, dan gangguan pola tidur; (3) Intervensi perawat meliputi manajemen nyeri, pengurangan ansietas, peningkatan toleransi aktivitas, optimalisasi nutrisi, dan penyesuaian pol
Aborsi adalah penghentian kehamilan sebelum janin dapat hidup di luar rahim, yang dapat terjadi secara spontan atau disengaja. Terdapat berbagai jenis aborsi seperti aborsi spontan, yang disengaja, tidak aman, dan septik. Aborsi dapat dilakukan atas alasan medis maupun non medis seperti belum siap mengandung, namun beresiko terhadap kondisi fisik, psikis, ekonomi, dan sosial
Dokumen tersebut membahas tentang pengertian, tujuan, dan aspek-aspek penting dari dokumentasi kebidanan. Dokumentasi kebidanan merupakan catatan medis yang akurat dan lengkap mengenai asuhan kebidanan yang diberikan kepada pasien, yang berguna untuk komunikasi, tanggung jawab hukum, statistik, pendidikan, dan penelitian. Prinsip penting dalam dokumentasi kebidanan adalah akurasi, kerahasiaan, dan pemenuhan
Dokumen tersebut membahas tentang konsep kependudukan di Indonesia, termasuk dinamika penduduk, faktor-faktor yang mempengaruhi pertumbuhan penduduk, dan transisi demografi. Secara khusus membahas tentang pengertian penduduk, penyebab perubahan jumlah penduduk, dan faktor-faktor sosial ekonomi yang berpengaruh terhadap tingkat kelahiran dan kematian.
Pemberian obat melalui jaringan intrakutan (IC) merupakan salah satu cara memberikan obat yang aman dan akurat kepada pasien. Makalah ini menjelaskan pengertian IC, alat dan bahan, prinsip, serta prosedur kerja dalam pemberian obat IC. Tujuannya agar mahasiswa memahami konsep dasar pemberian obat IC.
Perubahan fisiologis yang terjadi pada masa nifas meliputi involusi uterus, perubahan sistem pencernaan, perkemihan, kardiovaskuler, dan muskuloskeletal. Proses involusi uterus melibatkan iskemia miometrium, atrofi jaringan, dan autolisis untuk mengembalikan ukuran dan posisi uterus seperti semula. Perubahan sistem lainnya meliputi konstipasi, peningkatan kapasitas ginjal, dan penyesuaian otot dan kulit perut.
Ringkasan dokumen tersebut adalah:
1. Dokumen tersebut membahas tentang Problem Oriented Medical Record (POR) sebagai sistem dokumentasi keperawatan yang berorientasi pada masalah.
2. POR pertama kali diperkenalkan oleh Dr. Lawrence L. Weed pada tahun 1950-1960.
3. Komponen utama POR antara lain data basis, daftar masalah, rencana awal, dan catatan perkembangan.
Model dokumentasi POR (problem-oriented-record) adalah model dokumentasi kesehatan yang berfokus pada masalah pasien. Model ini pertama kali diperkenalkan oleh Dr. Lawrence Weed dari Amerika Serikat untuk memudahkan pendokumentasian dengan catatan perkembangan yang terintegrasi. Dokumen ini membahas penjelasan model POR, proses pendokumentasiannya, serta keuntungan dan kerugiannya.
Dokumen tersebut membahas faktor-faktor yang mempengaruhi pola dan frekuensi berkemih seseorang, antara lain diet, gaya hidup, stres, aktivitas fisik, kondisi penyakit, pengobatan, dan pemeriksaan medis.
Dokumen tersebut membahas urutan penulisan laporan pendahuluan asuhan keperawatan yang meliputi cover, definisi, etiologi, manifestasi klinis, patofisiologi, pemeriksaan fisik, pemeriksaan penunjang, penatalaksanaan umum, asuhan keperawatan, dan daftar pustaka. Selanjutnya membahas proses pengkajian dalam keperawatan yang meliputi pengumpulan data, sumber data, jenis data, dan teknik pengump
1. Kasus pasien An. A laki-laki berusia 8 tahun yang dirujuk ke rumah sakit karena nyeri pada tulang kering akibat jatuh dari pohon. Keluarga masih mempercayai pengobatan tradisional.
Proses laktasi dan menyusui merupakan bagian penting dari reproduksi manusia. Dokumen ini menjelaskan anatomi payudara, proses pembentukan ASI, teknik menyusui yang benar, manfaat ASI, dan dukungan bidan untuk memastikan pemberian ASI secara efektif.
Dokumen ini membahas tentang sistem ekskresi hati, termasuk fungsi-fungsi hati seperti mengeluarkan zat racun dan membentuk protein tertentu, serta penyakit-penyakit hati seperti hepatitis dan sirosis. Cara mencegah penyakit hati adalah dengan pola hidup sehat dan menjaga kebersihan.
7. Sistem pengumpulan data rekam medik.pdfVevaJuniati
油
Dokumen tersebut membahas sistem pengumpulan data rekam medis di rumah sakit, puskesmas, dan bidan praktik swasta. Terdapat penjelasan mengenai definisi, tujuan, kegunaan, ruang lingkup, dan contoh format rekam medis di masing-masing fasilitas kesehatan. Juga dijelaskan proses penerimaan, pencatatan, pengolahan, dan penyimpanan data rekam medis.
Ringkasan dokumen tersebut adalah:
Metode focus merupakan metode dokumentasi keperawatan yang menggunakan format DAR (Data-Action-Response) untuk mencatat asuhan keperawatan dengan menitikberatkan pada masalah utama pasien. Metode ini memiliki keuntungan seperti istilah yang lebih positif dan fleksibel dalam pencatatan.
Ringkasan dokumen tersebut adalah: (1) Tn. A dirawat dengan diagnosis hipertensi dan mengeluh nyeri kepala; (2) Perawat mengidentifikasi masalah utama yaitu nyeri akut, ansietas, intoleransi aktivitas, ketidakseimbangan nutrisi, dan gangguan pola tidur; (3) Intervensi perawat meliputi manajemen nyeri, pengurangan ansietas, peningkatan toleransi aktivitas, optimalisasi nutrisi, dan penyesuaian pol
Aborsi adalah penghentian kehamilan sebelum janin dapat hidup di luar rahim, yang dapat terjadi secara spontan atau disengaja. Terdapat berbagai jenis aborsi seperti aborsi spontan, yang disengaja, tidak aman, dan septik. Aborsi dapat dilakukan atas alasan medis maupun non medis seperti belum siap mengandung, namun beresiko terhadap kondisi fisik, psikis, ekonomi, dan sosial
Dokumen tersebut membahas tentang pengertian, tujuan, dan aspek-aspek penting dari dokumentasi kebidanan. Dokumentasi kebidanan merupakan catatan medis yang akurat dan lengkap mengenai asuhan kebidanan yang diberikan kepada pasien, yang berguna untuk komunikasi, tanggung jawab hukum, statistik, pendidikan, dan penelitian. Prinsip penting dalam dokumentasi kebidanan adalah akurasi, kerahasiaan, dan pemenuhan
Ringkasan dokumen tersebut adalah:
1. Upaya inovasi langkah strategis dalam pencegahan dan penanganan stunting melalui pendekatan lintas program dan lintas sektor.
2. Faktor-faktor yang berperan dalam terjadinya stunting antara lain status gizi ibu, kualitas dan praktik pemberian makanan, lingkungan rumah tangga, serta infeksi.
3. Diperlukan kerja sama multi sektoral untuk menurunkan prevalensi stunting di Indonesia.
Mini proyek ini mengkaji pelaksanaan Pemberian Makanan Tambahan berbahan pangan lokal pada balita di dua desa di Kabupaten Batang. Studi deskriptif ini menggunakan data sekunder dari posyandu untuk mengetahui proses pemberian makanan tambahan dan menilai status gizi balita. Hasilnya diharapkan memberikan gambaran pelaksanaan program dan manfaat bagi masyarakat setempat.
Kondisi gizi di Indonesia saat ini masih menjadi perhatian serius. Stunting dan masalah gizi lainnya masih tinggi terutama di daerah. Upaya pemerintah melalui program kesehatan dan gizi masyarakat berfokus pada pencegahan stunting dan masalah gizi lainnya melalui intervensi sejak ibu hamil hingga anak usia sekolah. Posyandu memainkan peran penting dalam deteksi dini dan penanganan masalah g
GIZI DAN PENGASUHAN KELUARGA SEHAT (1).pptxImamMunandar38
油
Dokumen tersebut membahas tentang pentingnya pengasuhan keluarga sehat khususnya pada 1000 hari pertama kehidupan (masa kehamilan hingga anak berusia 2 tahun) untuk memastikan tumbuh kembang optimal anak. Dokumen ini juga menjelaskan peran keluarga dan orang tua dalam memenuhi kebutuhan dasar anak, serta dampak jangka pendek dan panjang bila pengasuhan tidak dilakukan dengan baik.
Dokumen tersebut membahas upaya bersama untuk mencegah stunting di Indonesia. Stunting disebabkan oleh kekurangan gizi kronis, terutama pada 1000 hari pertama kehidupan. Pemerintah telah menetapkan strategi untuk menjadikan perbaikan gizi sebagai prioritas melalui program Gerakan Nasional Percepatan Perbaikan Gizi. Upaya bersama dari berbagai sektor diperlukan untuk mencapai tujuan perbaikan generasi masa depan
Teks tersebut membahas tentang latar belakang masalah gizi pada balita dan pendekatan positive deviance melalui kegiatan Pos Gizi. Secara singkat, teks tersebut menjelaskan bahwa masalah gizi pada balita masih menjadi masalah utama di Indonesia yang disebabkan oleh berbagai faktor seperti pola makan dan pengasuhan yang tidak tepat. Kegiatan Pos Gizi diharapkan dapat meningkatkan status gizi balita melalui pemberday
Penuntun keterampilan klinik ii b edit pipitAufaEpiloksa2
油
Buku panduan ini membahas tentang anamnesis riwayat gizi dan antropometri pada anak, meliputi pentingnya gizi bagi pertumbuhan dan perkembangan anak, kebutuhan nutrisi makro dan mikro, standar pemberian makanan, serta cara melakukan pemantauan pertumbuhan melalui pengukuran berat badan, tinggi badan, lingkar kepala, dan lingkar lengan.
Majalah KESMAS edisi ini membahas upaya pencegahan stunting di Indonesia, termasuk komitmen pemerintah dan kerja sama dengan berbagai sektor. Stunting merupakan masalah serius yang berdampak jangka panjang pada tumbuh kembang anak dan daya saing SDM Indonesia. [/ringkasan]
Berdasarkan literature review 14 artikel tentang hubungan pola makan dan peran orang tua dengan stunting pada balita di Indonesia, didapatkan hasil bahwa sebagian besar artikel menunjukkan adanya hubungan antara pola makan dan peran orang tua dengan stunting, meskipun beberapa artikel tidak menemukan hubungan tersebut.
PPT KELOMPOK DK STUNTING PPT KELOMPOK DK STUNTINGHizawati
油
PPT KELOMPOK DK STUNTING PPT KELOMPOK DK STUNTING PPT KELOMPOK DK STUNTING PPT KELOMPOK DK STUNTING PPT KELOMPOK DK STUNTING PPT KELOMPOK DK STUNTING PPT KELOMPOK DK STUNTING PPT KELOMPOK DK STUNTING PPT KELOMPOK DK STUNTING PPT KELOMPOK DK STUNTING PPT KELOMPOK DK STUNTING PPT KELOMPOK DK STUNTING PPT KELOMPOK DK STUNTING PPT KELOMPOK DK STUNTING PPT KELOMPOK DK STUNTING PPT KELOMPOK DK STUNTING PPT KELOMPOK DK STUNTING PPT KELOMPOK DK STUNTING PPT KELOMPOK DK STUNTING PPT KELOMPOK DK STUNTING PPT KELOMPOK DK STUNTING PPT KELOMPOK DK STUNTING PPT KELOMPOK DK STUNTING PPT KELOMPOK DK STUNTING PPT KELOMPOK DK STUNTING PPT KELOMPOK DK STUNTING PPT KELOMPOK DK STUNTING PPT KELOMPOK DK STUNTING PPT KELOMPOK DK STUNTING PPT KELOMPOK DK STUNTING PPT KELOMPOK DK STUNTING PPT KELOMPOK DK STUNTING PPT KELOMPOK DK STUNTING PPT KELOMPOK DK STUNTING PPT KELOPPT KELOMPOK DK STUNTING PPT KELOMPOK DK STUNTING MPOK DK STUNTING PPT KELOMPOK DK STUNTING PPT KELOMPOK DK STUNTING PPT KELOMPOK DK STUNTING
Info PELAKSANAAN + Link2 MATERI Training "Teknik Perhitungan dan Verifikasi T...Kanaidi ken
油
bagi Para Karyawan *PT. Tri Hasta Karya (Cilacap)* yang diselenbggarakan di *Hotel H! Senen - Jakarta*, 24-25 Februari 2025.
-----------
Narasumber/ Pemateri Training: Kanaidi, SE., M.Si., cSAP., CBCM
HP/Wa Kanaidi: 0812 2353 284,
e-mail : kanaidi63@gmail.com
----------------------------------------
PPT Qurdis Bab 4 kelas IX MTs/SMP SMT 2.pptxhendipurnama1
油
MAKALAH STANTING.docx
1. MAKALAH
STUNTING
DISUSUN OLEH :
NAMA : DONA DESMAYA
KELAS : 1B TINGKAT 1
DOSEN PEMBIMBING :
IZTIN SYARIFAHMA'NI, M.PD
KEMENTERIAN KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA
POLITEKNIK KEMENKES BENGKULU
JURUSAN PROMOSI KESEHATAN
TAHUN 2022
2. ii
KATA PENGANTAR
Puji syukur atas kehadirat Allah SWT. Yang maha pengasih lagi maha
penyayang yang telah memberikan rahmat , hidayah serta inayahya kepada kami,
sehingga kami dapat menyelesaikan makalah.
Dalam makalah ini kami berusaha semaksimal mungkin menyajikan materi
mengenai Stunting. Sehingga dapat memperlancar pembuatan makalah ini. Untuk itu
tidak lupa kami menyampaikan banyak terima kasih kepada semua pihak yang telah
membantu kami dalam pembuatan makalah ini.
Namun tidak lepas dari semua itu , kami menyadari sepenuhnya bahwa ada
banyak kekurangan baik dalam segi penyusunan bahasanya maupun dalam segi yang
lainnya. Oleh karena itu dengan lapang dada dan tangan terbuka , kami membuka
selebar-lebarnya untuk para pembaca yang ingin memberikan saran maupun kritik
kepada kami sehingga kami dapat memperbaki makalah kami.
Penyusun mengharapkan bahwa dari makalah pendidikan ini dapat diambil
hikmah serta manfaatnya. Serta dapat dijadikan sebagai insprasi dalam belajar terhadap
pembaca.
Bengkulu, 03 Agustus 2022
Penyusun
3. iii
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL ............................................................................................... i
KATA PENGANTAR ............................................................................................ ii
DAFTAR ISI ........................................................................................................... iii
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang ........................................................................................ 1
B. Rumusan Masalah .................................................................................. 2
C. Tujuan ..................................................................................................... 2
BAB II PEMBAHASAN
A. Pengertian Stunting ................................................................................ 3
B. Penyebab Stunting .................................................................................. 3
C. Dampak Buruk Stunting ......................................................................... 5
D. Pencegahan Stunting .............................................................................. 5
E. Interbensi Gizi Spesipik ......................................................................... 5
F. Intervensi Gizi Sensitif ........................................................................... 6
G. Intervensi Gizi Spesifik .......................................................................... 6
H. Intervensi dengan Sasaran Ibu Hamil ..................................................... 6
I. Intervensi dengan sasaran Ibu Menyusui dan Anak Usia 0-6 Bulan ...... 6
J. Intervensi dengan Sasaran Ibu Menyusui dan Anak usia 7-23 Bulan .... 6
K. Intervensi Gizi Sensitif ........................................................................... 7
BAB III PENUTUP
A. Simpulan ................................................................................................. 8
DAFTAR PUSTAKA
4. 1
BAB I
PENDAHULUAN
A. LATAR BELAKANG
Pengasuhan anak didefinisikan sebagai perilaku yang dipraktikan oleh
pengasuh (ibu, bapak, nenek, atau orang lain) dalam memberikan makanan,
pemeliharaan kesehatan, memberikan stimuli serta dukungan emosional yang
dibutuhkan anak untuk tumbuh kembang. Juga termasuk di dalamnya tentang kasih
sayang dan tanggung jawab orang tua.Pengasuhan yang baik sangat penting untuk
dapat menjamin tumbuh kembang anak yang optimal. Misalnya pada keluarga
miskin, yang ketersediaan pangan di rumah tangga belum tentu mencukupi, namun
ibu yang tahu bagaimana mengasuh anaknya, dapat memanfaatkan sumbersumber
yang terbatas untuk dapat menjamin tumbuh kembang anak yang optimal. Sebagai
contoh, menyusui anak adalah praktik memberikan makanan, kesehatan, dan
pengasuhan yang terjadi bersamaan. Perilaku ibu seperti cara memelihara
kebersihan rumah, higiene makanan, kebersihan perorangan, dan praktik
psikososial adalah faktor - faktor penting yang berpengaruh terhadap proses
tumbuh kembang anak.
Stunting merupakan kondisi gagal pertumbuhan pada anak (pertumbuhan tubuh
dan otak) akibat kekurangan gizi dalam waktu yang lama. Sehingga, anak lebih
pendek dari anak normal seusianya dan memiliki keterlambatan dalam berpikir.
Kekurangan gizi dalam waktu yang lama itu terjadi sejak janin dalam kandungan
sampai awal kehidupan anak (1000 Hari Pertama Kelahiran). Penyebabnya karena
rendahnya akses terhadap makanan bergizi, rendahnya asupan vitamin dan mineral,
dan buruknya keragaman pangan dan sumber protein hewani. Faktor ibu dan pola
asuh yang kurang baik terutama pada perilaku dan praktik pemberian makan
kepada anak juga menjadi penyebab anak stunting apabila ibu tidak memberikan
asupan gizi yang cukup dan baik. Ibu yang masa remajanya kurang nutrisi, bahkan
di masa kehamilan, dan laktasi akan sangat berpengaruh pada pertumbuhan tubuh
dan otak anak.
Stunting merupakan hal yang dianggap orangtua sebagai sesuatu yang biasa.
Orangtua menganggap bahwa anak mereka masih bisa mengalami pertumbuhan
5. 2
sebab usianya masih balita padahal bila stunting tidak terdeteksi secara dini,
minimal sebelum berusia 2 tahun, maka perbaikan untuk gizinya akan mengalami
keterlambatan untuk tahun berikutnya.
B. RUMUSAN MASALAH
Berdasarkan latar belakang maka rumusan masalah adalah:
1. Apa yang dimaksud dengan stunting ?
2. Bagaimana dengan Upaya Intervensi yang harus dilakukan?
C. TUJUAN
1. Mengetahui Apa yang dimaksud dengan stunting
2. Mengetahui Upaya Intervensi yang harus dilakukan
6. 3
BAB II
PEMBAHASAN
A. Pengertian Stunting
Stunting atau pendek merupakan kondisi gagal tumbuh pada bayi (0-11
bulan) dan anak balita (12-59 bulan) akibat dari kekurangan gizi kronis terutama
dalam 1.000 hari pertama kehidupan sehingga anak terlalu pendek untuk usianya
(Persagi, 2018).
Kekurangan gizi terjadi sejak bayi dalam kandungan dan pada masa awal
setelah bayi lahir, tetapi kondisi stunting baru nampak setelah anak berusia 2 tahun.
Balita dikatakan pendek nilai Z-score-nya panjang badan menurut umur (PB/U) atau
tinggi badan menurut umur (TB/U) kurang dari -2 SD / standar deviasi (stunted)
dan kurang dari -3 SD (severely stunted). Balita stunted akan memiliki kecerdasan
tidak maksimal, menjadi lebih rentan terhadap penyakit, dan dimasa depan dapat
beresiko menurunnya tingkat produktivitas. Pada akhirnya, secara luas, stunting
akan dapat menghambat pertumbuhan ekonomi dan meningkatkan kemiskinan
(Persagi, 2018).
B. Penyebab Stunting
Stunting disebabkan oleh factor multidimensional, diantarannya praktik
pengasuhan gizi yang kurang baik, termasuk kurangnya pengetahuan mengenai
kesehatan gizi sebelum dan pada masa kehamilan serta setelah ibu melahirkan.
Intervensi yang paling menentukan untuk dapat mengurangi pervalensi stunting
perlu dilakukan pada 1.000 hari pertama kehidupan (HPK) dari anak balita. Peluang
intervensi kunci yang terbukti efektif di antaranya adalah intervensi yang terkait
praktik-praktik pemberian makanan anak dan pemenuhan gizi ibu (Persagi, 2018).
Beberapa fakta dari informasi yang ada menunjukan bahwa hanya 22,8%
dari anak usia 0-6 bulan yang menyusu eksklusif dan hanya 36,6% anak usia 7-23
bulan yang menerima makanan pendamping ASI (MPASI) yang sesuai dengan
praktik-praktik yang direkomendasikan tentang pengaturan waktu, frekuensi dan
kualitas (Persagi, 2018).
7. 4
MPASI diberikan atau mulai diperkenalkan ketika balita berusia diatas 6
bulan. Selain berfungsi untuk mengenalkan jenis makanan baru pada bayi, MPASI
juga dapat mencukupi kebutuhan gizi bayi yang tidak lagi dapat disokong oleh ASI
serta membantu daya tahan tubuh dan perkembangan system imunologis anak
terhadap makan dan minuman. Oleh karena itu, masyarakat dan petugas kesehatan
perlu memahami pentingnya ASI eksklusif dan praktik-praktik pemberian makanan
bayi dan anak yang tepat serta memberikan dukungan kepada para ibu (Persagi,
2018).
Faktor penyebab terjadinya stunting beragam yang mencakup kecukupan zat
gizi tidak adekuat dalam jangka waktu panjang dan diperparah dengan terjadinya
penyakit infeksi secara terus menerus. Terganggunya proses pertumbuhan linier
tersebut diakibatkan karena adanya adaptasi tubuh terhadap asupan yang rendah dan
mengakibatkan kecukupan zat gizi yang tidak adekuat, sehingga proses metabolisme
tubuh akan terganggu dan akhirnya proses terbentuknya sel atau jaringan akan
terhambat (Dewi dan Nindia, 2017).
Asupan makanan yang rendah akan mengakibatkan kelaparan tersembunyi
atau masalah gizi yang tidak kasat mata yang disebabkan karena kurangnya zat gizi
mikro, seperti zat besi dan seng. Seringkali, makanan yang dikonsumsi berupa
makanan yang tinggi akan karbohidrat, namun rendah akan bahan makanan seperti
lauk hewani, sayur, dan buah (Dewi dan Nindia, 2017).
Balita yang lahir dengan berat badan rendah berpeluang untuk menjadi
pendek dibandingkan dengan balita yang lahir dengan berat badan normal. Dampak
dari berat badan lahir rendah akan terus berlanjut dari generasi satu ke generasi
selanjutnya. Anak yang mengalami BBLR memiliki risiko untuk mengalami ukuran
antropometri yang kurang pada saat dewasa. Perempuan yang lahir dengan berat
lahir rendah memiliki risiko untuk tumbuh menjadi ibu yang stunted sehingga akan
cenderung melahirkan bayi yang BBLR dan selanjutnya akan tumbuh menjadi balita
yang stunting (Hidayat, 2017).
8. 5
C. Dampak Buruk Stunting
Dampak buruk yang dapat ditimbulkan oleh stunting:
1) Jangka pendek adalah terganggunya perkembangan otak, kecerdasan, gangguan
pertumbuhan fisik, dan gangguan metabolisme dalam tubuh
2) Jangka panjang akibat buruk yang dapat ditimbulkan adalah menurunnya
kemampuan kognitif dan prestasi belajar, menurunnya kekebalan tubuh sehingga
mudah sakit, dan resiko tinggi untuk munculnya penyakit diabetes, kegemukan,
penyakit jantung dan pembuluh darah, kanker, stroke, dan disabilitas pada usia
tua
D. Pencegahan Stunting
Pencegahan stunting dilakukan melalui intervensi gizi spesifik yang
ditujukan dalam 1.000 hari pertama Kehidupan (HPK). Intervensi gizi spesifik untuk
mengatasi permasalahan gizi pada ibu hamil, ibu menyusui 0-6 bulan, ibu menyusui
7-23 bulan, anak usia 0-6 bulan, dan anak usia 7-23 bulan. Permasalahan gizi ini
bisa diatasi ketika mereka memahami masalahnya dan mengetahui cara
mengatasinya sesuai dengan kondisi masing-masing. Pemberian konseling gizi
kepada individu dan keluarga dapat membantu untuk mengenali masalah kesehatan
terkait gizi, memahami penyebab terjadinya masalah gizi dan membantu serta
individu serta keluarga memecahkan masalahnya sehingga terjadi perubahan
perilaku untuk dapat menerapkan perubahan perilaku makan yang telah disepakati
bersama (Persagi, 2018).
Menurut Kementerian Desa (2017) Penangan stunting dilakukan melalui
Intervensi Spesifik dan Intervensi Sensitif pada sasaran 1.000 hari pertama
kehidupan seorang anak sampai berusia 6 tahun.
E. Intervensi Gizi Spesifik
1. Intervensi yang ditujukan kepada ibu hamil dan anak dalam 1.000 hari pertama
kehidupan
2. Kegiatan ini umumnya dilakukan oleh sektor kesehatan
3. Intervensi spesifik bersifat jangka pendek, hasilnya dapat dicatat dalam
waktu relatif pendek
9. 6
F. Intervensi Gizi Sensitif
1. Intervensi yang ditujukan melalui berbagai kegiatan pembangunan diluar sector
kesehatan
2. Sasarannya adalah seluruh masyarakat umum, tidak khusus untuk sasaran 1.000
hari pertama kehidupan.
G. Intervensi Gizi Spesifik
Ini merupakan intervensi yang ditujukan kepada anak dalam 1.000 Hari Pertama
Kehidupan (HPK) dan berkontribusi pada 30% penurunan stunting. Kerangka
kegiatan intervensi gizi spesifik umumnya dilakukan pada sektor kesehatan.
H. Intervensi dengan sasaran Ibu Hamil:
a. Memberikan makanan tambahan pada ibu hamil untuk mengatasi kekurangan
energi dan protein kronis.
b. Mengatasi kekurangan zat besi dan asam folat.
c. Mengatasi kekurangan iodium.
d. Menanggulangi kecacingan pada ibu hamil.
e. Melindungi ibu hamil dari Malaria.
I. Intervensi dengan sasaran Ibu Menyusui dan Anak Usia 0-6 Bulan:
a. Mendorong inisiasi menyusui dini (pemberian ASI jolong/colostrum).
b. Mendorong pemberian ASI Eksklusif.
J. Intervensi dengan sasaran Ibu Menyusui dan Anak Usia 7-23 bulan:
a. Mendorong penerusan pemberian ASI hingga usia 23 bulan didampingi oleh
pemberian MP-ASI.
b. Menyediakan obat cacing.
c. Menyediakan suplementasi zink.
d. Melakukan fortifikasi zat besi ke dalam makanan.
e. Memberikan perlindungan terhadap malaria.
f. Memberikan imunisasi lengkap.
g. Melakukan pencegahan dan pengobatan diare.
10. 7
K. Intervensi Gizi Sensitif
Idealnya dilakukan melalui berbagai kegiatan pembangunan diluar sektor
kesehatan dan berkontribusi pada 70% Intervensi Stunting. Sasaran dari intervensi
gizi spesifik adalah masyarakat secara umum dan tidak khusus ibu hamil dan balita
pada 1.000 Hari PertamaKehidupan (HPK).
a. Menyediakan dan Memastikan Akses pada Air Bersih.
b. Menyediakan dan Memastikan Akses pada Sanitasi.
c. Melakukan Fortifikasi Bahan Pangan.
d. Menyediakan Akses kepada Layanan Kesehatan dan Keluarga Berencana
(KB).
e. Menyediakan Jaminan Kesehatan Nasional (JKN).
f. Menyediakan Jaminan Persalinan Universal (Jampersal).
g. Memberikan Pendidikan Pengasuhan pada Orang tua.
h. Memberikan Pendidikan Anak Usia Dini Universal.
i. Memberikan Pendidikan Gizi Masyarakat.
j. Memberikan Edukasi Kesehatan Seksual dan Reproduksi, serta Gizi pada
Remaja.
k. Menyediakan Bantuan dan Jaminan Sosial bagi Keluarga Miskin.
l. Meningkatkan Ketahanan Pangan dan Gizi.
11. 8
BAB III
PENUTUP
A. Simpulan
1. Pengertian Stunting atau pendek merupakan kondisi gagal tumbuh pada bayi (0-
11 bulan) dan anak balita (12-59 bulan) akibat dari kekurangan gizi kronis
terutama dalam 1.000 hari pertama kehidupan sehingga anak terlalu pendek
untuk usianya.
2. Penyebab: Stunting disebabkan oleh factor multidimensional, diantarannya
praktik pengasuhan gizi yang kurang baik, termasuk kurangnya pengetahuan
mengenai kesehatan gizi sebelum dan pada masa kehamilan serta setelah ibu
melahirkan, bayi lahir BBLR, dan lain-lain
3. Dampak Stunting: Jangka pendek adalah terganggunya perkembangan otak,
kecerdasan, gangguan pertumbuhan fisik, dan gangguan metabolisme dalam tub
uh, jangka panjang adalah obesitas yang akan menyebabkan munculnya berbagai
penyakit degeneratif.
4. Pencegahan stunting dapat melalui intervensi gizi spesifik dan sensitive.
12. 9
DAFTAR PUSTAKA
Aridiyah et at. 2015. Faktor-faktor yang Mempengaruhi Kejadian Stunting pada Anak
Balita di Wilayah Pedesaan dan Perkotaan (The Factors Affecting Stunting on
Toddlers in Rural and Urban Areas. eJurnal Pustaka Kesehatan. 3(1). 163-170.
Fitri, Lidia. 2018. Hubungan BBLR dan asi eksklusif dengan kejadian stunting di
Puskesmas Lima Puluh Pekanbaru. Jurnal Endurance 3(1). 131-137.
LPPM Stikes Hangtuah Pekanbaru. Permasalahan Anak Pendek (Stunting) dan
Intervensi untuk Mencegah Terjadinya Stunting (Suatu Kajian Kepustakaan)
Stunting Problems and Interventions to Prevent Stunting (A Literature Review).
Junal Kesehatan Komunitas. 2(6). 254-261.
Nimah, Khoirun dan Nadhirih, siti rahayu. 2015. Faktor yang berhubungan dengan
kejadian stunting pada balita. Media Gizi Indonesia. 10(1). 13-19).
Soetjiningsih. 1998. Tumbuh Kembang Anak. Jakarta: EGC. Syarfaini. 2014.
Gambaran pola pengasuhan gizi pada anak balita di Kecamatan Tapalang
Kab. Mamuju Prop. Suwalwesi Barat. Jurnal Kesehatan. VII(1). 267-276.
Tanuwijaya, S. 2003. Konsep Umum Tumbuh dan Kembang. Jakarta: EGC
Tim Nasional Percepatan Penanggulangan Kemiskinan. 2017. 100 Kabupaten/ Kota
Prioritas Untuk Intervensi Anak Kerdil (Stunting). Sekretariat Wakil Presiden
Republik Indonesia: Jakarta Pusat.