Ringkasan dokumen tersebut adalah: (1) Tn. A dirawat dengan diagnosis hipertensi dan mengeluh nyeri kepala; (2) Perawat mengidentifikasi masalah utama yaitu nyeri akut, ansietas, intoleransi aktivitas, ketidakseimbangan nutrisi, dan gangguan pola tidur; (3) Intervensi perawat meliputi manajemen nyeri, pengurangan ansietas, peningkatan toleransi aktivitas, optimalisasi nutrisi, dan penyesuaian pol
Dokumen tersebut merupakan asuhan keperawatan untuk hipertensi yang mencakup pengkajian, diagnosa, dan intervensi keperawatan untuk masalah-masalah yang sering dialami pasien hipertensi seperti resiko penurunan curah jantung, nyeri akut, gangguan sirkulasi, intoleransi aktivitas, ketidakseimbangan nutrisi, dan kurangnya pengetahuan.
Pasien mengalami batuk yang sulit mengeluarkan lendir disertai sesak napas dan demam. Pemeriksaan fisik menunjukkan adanya ronchi basah di paru-paru, suhu tubuh tinggi, dan tanda-tanda kelelahan. Orang tua khawatir dengan kondisi anaknya.
8
Dokumen tersebut membahas tentang hipertensi sebagai salah satu penyakit kardiovaskuler yang umum di masyarakat. Hipertensi dapat menyebabkan berbagai komplikasi seperti stroke, gagal ginjal, dan kebutaan. Dokumen juga menjelaskan definisi, etiologi, patofisiologi, gejala, dan pemeriksaan penunjang untuk hipertensi.
Pneumonia pada Ny. S menyebabkan berbagai gejala seperti sesak nafas, batuk berdahak, dan lemah. Pemeriksaan fisik menunjukkan tanda-tanda infeksi paru seperti nafas cepat dan bunyi ronki. Hasil laboratorium menunjukkan leukosit tinggi yang mendukung diagnosis pneumonia.
Ketidakbersihan jalan napas, kekurangan volume cairan, kerusakan jaringan kulit, dan hambatan mobilitas merupakan masalah prioritas pasien dengan diabetes mellitus dan komplikasinya.
Implementasi asuhan keperawatan pada klien dengan Artritis Gout meliputi pengkajian, diagnosa, intervensi, implementasi, dan evaluasi. Diagnosa yang ditemukan adalah kurangnya pengetahuan keluarga tentang penyakit Artritis Gout dan ketidakmampuan merawat anggota keluarga yang sakit. Intervensi meliputi pendidikan kesehatan tentang penyakit dan cara merawat pasien. Implementasi dan evaluasi menunjukkan tujuan keperawatan tercapai den
Ringkasan dokumen tersebut adalah:
[1] Dokumen tersebut membahas tentang asuhan keperawatan pada klien dengan gangguan sistem pernapasan atas yaitu ISPA. [2] Dibahas konsep penyakit ISPA, manifestasi klinis, diagnosa, dan penatalaksanaannya. [3] Juga dibahas konsep asuhan keperawatan meliputi pengkajian, diagnosa, dan rencana tindakan keperawatan pada klien ISPA.
Ringkasan dokumen tersebut adalah:
1. Dokumen tersebut membahas konsep gangguan kebutuhan dasar berupa nyeri, termasuk definisi, etiologi, klasifikasi, dan faktor-faktor yang mempengaruhi persepsi nyeri
2. Ada dua jenis nyeri utama yaitu nyeri akut dan nyeri kronik, yang berbeda dalam durasi, penyebab, dan karakteristiknya
3. Banyak faktor yang dapat mempeng
[Ringkasan]
Dokumen tersebut berisi daftar diagnosa keperawatan NANDA (North American Nursing Diagnosis Association), NOC (Nursing Outcomes Classification), dan NIC (Nursing Interventions Classification) yang digunakan di Ruang I RSUP Dr. Soeradji Tirtonegoro Klaten pada bulan September 2008. Daftar tersebut mencakup 36 diagnosa keperawatan yang umum dijumpai beserta definisi masalah, tanda-tanda dan gejala, serta rencana intervensi keperawatan.
I. Klasifikasi data menunjukkan gejala dehidrasi berat pada anak akibat diare berlebihan disertai muntah-muntah, nafsu makan berkurang, dan kelelahan. Ibu sangat cemas dengan kondisi anaknya.
II. Anak dirawat karena muntah-muntah berulang, sakit perut, dan diare parah di rumah sehingga orang tua membawanya ke rumah sakit.
III. Saat dirawat, anak masih mengal
Diabetes melitus adalah kelompok kelainan yang ditandai dengan kenaikan kadar glukosa dalam darah. Terdapat beberapa tipe diabetes, termasuk tipe 1 yang tergantung insulin, tipe 2 yang tidak tergantung insulin, diabetes saat hamil, dan diabetes yang berhubungan dengan kondisi atau sindrom lain. Gejala umum diabetes meliputi dahaga berlebih, sering buang air kecil, kelelahan, dan penurunan berat badan. Penatalaksanaan diabetes meliputi diet,
Dokumen tersebut membahas tentang asuhan keperawatan pada Ny. H yang mengalami gangguan rasa nyaman akibat nyeri. Dokumen tersebut menjelaskan tentang definisi, etiologi, patofisiologi, manifestasi klinis, komplikasi, pemeriksaan penunjang, dan penatalaksanaan medik serta keperawatan pada kasus nyeri."
Laporan kasus ini membahas tentang pasien wanita berusia 49 tahun dengan diagnosa gastritis akut yang mengeluh nyeri di uluh hati, mual, dan kembung. Pemeriksaan fisik menunjukkan tanda-tanda inflamasi saluran pencernaan seperti nyeri uluh hati dan diare.
Laporan pendahuluan ini membahas tentang asuhan keperawatan pasien dengan hipertensi di Poli 158 Rumah Sakit Dr. Kariadi Semarang. Dokumen ini menjelaskan pengertian hipertensi, etiologi, patofisiologi, manifestasi klinis, pemeriksaan diagnostik, pathways, diagnosa keperawatan, dan intervensi untuk menangani pasien hipertensi. Secara keseluruhan laporan ini memberikan gambaran menyeluruh tentang penatalaksanaan keperawatan pas
Dokumen tersebut berisi tentang penjelasan tentang pemberian obat antiretroviral dan asuhan keperawatan pada pasien HIV/AIDS. Terdapat 10 anggota kelompok yang terlibat dalam presentasi. Diberikan penjelasan tentang definisi, fungsi, dan golongan obat antiretroviral yang digunakan untuk pengobatan HIV/AIDS. Dilakukan pengkajian pasien dengan diagnosa HIV/AIDS di rum
Ringkasan dokumen tersebut adalah:
[1] Dokumen tersebut membahas tentang asuhan keperawatan pada klien dengan gangguan sistem pernapasan atas yaitu ISPA. [2] Dibahas konsep penyakit ISPA, manifestasi klinis, diagnosa, dan penatalaksanaannya. [3] Juga dibahas konsep asuhan keperawatan meliputi pengkajian, diagnosa, dan rencana tindakan keperawatan pada klien ISPA.
Ringkasan dokumen tersebut adalah:
1. Dokumen tersebut membahas konsep gangguan kebutuhan dasar berupa nyeri, termasuk definisi, etiologi, klasifikasi, dan faktor-faktor yang mempengaruhi persepsi nyeri
2. Ada dua jenis nyeri utama yaitu nyeri akut dan nyeri kronik, yang berbeda dalam durasi, penyebab, dan karakteristiknya
3. Banyak faktor yang dapat mempeng
[Ringkasan]
Dokumen tersebut berisi daftar diagnosa keperawatan NANDA (North American Nursing Diagnosis Association), NOC (Nursing Outcomes Classification), dan NIC (Nursing Interventions Classification) yang digunakan di Ruang I RSUP Dr. Soeradji Tirtonegoro Klaten pada bulan September 2008. Daftar tersebut mencakup 36 diagnosa keperawatan yang umum dijumpai beserta definisi masalah, tanda-tanda dan gejala, serta rencana intervensi keperawatan.
I. Klasifikasi data menunjukkan gejala dehidrasi berat pada anak akibat diare berlebihan disertai muntah-muntah, nafsu makan berkurang, dan kelelahan. Ibu sangat cemas dengan kondisi anaknya.
II. Anak dirawat karena muntah-muntah berulang, sakit perut, dan diare parah di rumah sehingga orang tua membawanya ke rumah sakit.
III. Saat dirawat, anak masih mengal
Diabetes melitus adalah kelompok kelainan yang ditandai dengan kenaikan kadar glukosa dalam darah. Terdapat beberapa tipe diabetes, termasuk tipe 1 yang tergantung insulin, tipe 2 yang tidak tergantung insulin, diabetes saat hamil, dan diabetes yang berhubungan dengan kondisi atau sindrom lain. Gejala umum diabetes meliputi dahaga berlebih, sering buang air kecil, kelelahan, dan penurunan berat badan. Penatalaksanaan diabetes meliputi diet,
Dokumen tersebut membahas tentang asuhan keperawatan pada Ny. H yang mengalami gangguan rasa nyaman akibat nyeri. Dokumen tersebut menjelaskan tentang definisi, etiologi, patofisiologi, manifestasi klinis, komplikasi, pemeriksaan penunjang, dan penatalaksanaan medik serta keperawatan pada kasus nyeri."
Laporan kasus ini membahas tentang pasien wanita berusia 49 tahun dengan diagnosa gastritis akut yang mengeluh nyeri di uluh hati, mual, dan kembung. Pemeriksaan fisik menunjukkan tanda-tanda inflamasi saluran pencernaan seperti nyeri uluh hati dan diare.
Laporan pendahuluan ini membahas tentang asuhan keperawatan pasien dengan hipertensi di Poli 158 Rumah Sakit Dr. Kariadi Semarang. Dokumen ini menjelaskan pengertian hipertensi, etiologi, patofisiologi, manifestasi klinis, pemeriksaan diagnostik, pathways, diagnosa keperawatan, dan intervensi untuk menangani pasien hipertensi. Secara keseluruhan laporan ini memberikan gambaran menyeluruh tentang penatalaksanaan keperawatan pas
Dokumen tersebut berisi tentang penjelasan tentang pemberian obat antiretroviral dan asuhan keperawatan pada pasien HIV/AIDS. Terdapat 10 anggota kelompok yang terlibat dalam presentasi. Diberikan penjelasan tentang definisi, fungsi, dan golongan obat antiretroviral yang digunakan untuk pengobatan HIV/AIDS. Dilakukan pengkajian pasien dengan diagnosa HIV/AIDS di rum
Dokumen tersebut merangkum asuhan keperawatan pada Ny. A yang menderita hipertensi. Terdapat pengkajian identitas, riwayat kesehatan, pemeriksaan fisik, data biologis, analisis masalah, diagnosa keperawatan, dan intervensi yang dilakukan untuk mengatasi nyeri dada, defisit nutrisi, dan gangguan mobilitas akibat hipertensi.
Dokumen tersebut merupakan laporan pengkajian keperawatan terhadap pasien bernama Tn. R yang berusia 20 tahun dan didiagnosis menderita HIV-AIDS. Laporan mencakup identitas pasien, keluhan utama, riwayat kesehatan, hasil pemeriksaan fisik, diagnosa keperawatan, dan rencana tindakan keperawatan.
Makalah ini membahas kasus pasien laki-laki berusia 57 tahun dengan keluhan sesak napas dan susah tidur. Berdasarkan pemeriksaan fisik didapatkan tekanan darah 130/90 mmHg, nadi 100 x/mnt, suhu 39 °C, pernapasan 29 x/mnt. Diagnosa keperawatan yang ditegakkan adalah ketidakefektifan pola napas, gangguan pola tidur, dan kurangnya pengetahuan tentang penyakit TBC. Dilakuk
1. Pasien mengalami nyeri tulang dan sendi, kelemahan umum, serta anoreksia yang diduga disebabkan oleh hiperparatiroidisme dan hiperkalsemia.
2. Pemeriksaan fisik dan laboratorium menunjukkan peningkatan kadar kalsium serum.
3. Tindakan keperawatan meliputi manajemen nyeri, pemberian nutrisi yang memadai, serta latihan untuk meningkatkan toleransi aktivitas.
Hipertensi merupakan tekanan darah yang tinggi yang dapat menyebabkan berbagai komplikasi kesehatan. Dokumen ini menjelaskan definisi, penyebab, gejala, dan penatalaksanaan hipertensi secara umum serta kasus pasien wanita 81 tahun dengan diagnosa hipertensi dan gangguan jantung.
Dokumen tersebut membahas konsep asuhan keperawatan untuk ibu hamil dengan preeklampsia. Terdiri dari pengkajian, diagnosa keperawatan, dan intervensi keperawatan yang meliputi gangguan perfusi jaringan, resiko gawat janin, kelebihan volume cairan, ketidakseimbangan nutrisi, nyeri, dan kurangnya pengetahuan pasien. Intervensi keperawatan mencakup monitoring tanda vital dan fungsi organ, manajemen nyeri, edukasi
Presentasi ca laring dahlia 4 kelompok 17Ulyas Rahim
Ìý
Pasien laki-laki berusia 76 tahun menjalani operasi laringektomi akibat kanker laring. Pasien mengalami kesulitan bernapas dan menelan serta kelemahan umum yang membatasi aktivitas sehari-hari. Perawat merencanakan tindakan untuk membersihkan saluran napas, memenuhi kebutuhan gizi, meningkatkan kemandirian, dan memfasilitasi komunikasi nonverbal.
Dokumen tersebut membahas manfaat buah ciplukan yang banyak digunakan sebagai obat herbal, diantaranya untuk mengobati penyakit jantung, asma, kurap, menurunkan demam dan tekanan darah tinggi, membersihkan kencing kotor, mengobati kanker payudara, menghilangkan kuning pada bayi, menyadarkan orang pingsan, mengobati stroke, menambah kecerdasan, mengobati kencing manis dan diabetes, menghil
Dokumen ini membahas tentang trend dan isu HIV berdasarkan usia. Terdapat tiga bab utama yaitu pendahuluan, isi, dan penutup. Bab pendahuluan menjelaskan latar belakang dan tujuan penulisan dokumen. Bab isi membahas tentang prevalensi HIV pada berbagai kelompok usia dan isu-isu yang terkait. Bab penutup berisi kesimpulan dan ucapan terima kasih.
Reumatoid artritis adalah penyakit autoimun yang menyebabkan peradangan pada sendi, menimbulkan nyeri dan bengkak serta dapat menyebabkan kerusakan jaringan. Penyakit ini umumnya menyerang sendi-sendi tangan dan kaki secara simetris."
Lordosis adalah gangguan pada tulang belakang dimana tulang belakang membengkok ke belakang sehingga menyebabkan pasien terlihat bongkok. Ini disebabkan oleh kegagalan segmentasi bagian belakang tulang vertebra. Gejala lordosis bervariasi untuk setiap orang namun biasanya berupa penonjolan bokong. Pemeriksaan sinar X dan MRI digunakan untuk menilai kebengkokan dan sudutnya.
Hematologi mempelajari darah dan organ pembentuk darah serta penyakitnya. Darah terdiri atas plasma, sel darah merah, sel darah putih, dan trombosit. Sel darah merah mengangkut oksigen, sel darah putih bertugas dalam pertahanan tubuh, dan trombosit berperan dalam proses pembekuan darah.
Dokumen tersebut membahas tentang sistem imun, terdiri dari definisi imunologi, sistem imun, dan imunitas. Kemudian membahas tentang fungsi sistem imun yang meliputi pertahanan terhadap agen eksojen dan endogen, homeostatis, dan pengawasan. Selanjutnya menjelaskan tentang respon imun yang terdiri dari non-spesifik dan spesifik.
Dokumen tersebut membahas tentang sejarah perkembangan ilmu pengetahuan dari filsafat Yunani Kuno hingga saat ini. Pancasila diusulkan sebagai paradigma pengembangan ilmu pengetahuan di Indonesia agar lebih kontekstual, namun belum sepenuhnya dilaksanakan. Diperlukan situasi yang kondusif agar ilmu pengetahuan dapat berkembang dengan baik.
Dokumen tersebut membahas tentang etika Pancasila sebagai sistem etika. Pancasila dijelaskan sebagai pedoman etika yang mendasarkan penilaian baik dan buruk pada nilai-nilai keTuhanan, kemanusiaan, persatuan, kerakyatan dan keadilan. Nilai-nilai Pancasila merupakan nilai ideal yang harus diwujudkan dalam kehidupan nyata sebagai pedoman bagi tindakan dan munculnya nilai lain. Pancasila di
Teks tersebut membahas tentang Pancasila sebagai ideologi negara Indonesia. Pancasila berasal dari nilai-nilai pandangan hidup bangsa Indonesia yang kemudian dijadikan dasar filsafat negara. Pancasila sebagai ideologi negara memiliki ciri sebagai ideologi yang terbuka, komprehensif, dan berakar pada budaya bangsa. Teks juga membandingkan Pancasila dengan ideologi-ideologi besar lain seperti liberalisme, komunisme, dan s
Dokumen tersebut membahas sejarah perkembangan nilai-nilai Pancasila sejak zaman pra-kemerdekaan hingga era reformasi. Beberapa nilai yang telah berkembang sejak dahulu antara lain nilai keagamaan, kemanusiaan, persatuan, musyawarah dan kesejahteraan. Nilai-nilai tersebut kemudian dijadikan dasar negara Indonesia melalui proses yang dimulai sejak BPUPKI hingga disahkannya Pancasila pada
1. ASUHAN KEPERAWATAN PADA Tn. A
DENGAN GANGGUAN PADA SISTEM KARDIOVASKULER DIAGNOSA
HIPERTENSI
Oleh:
Nama NIM
1. Amanatul Khudsiyah (121440124130010)
2. Eka Nur Cahyani (121440124310028)
3. Endro Julianto (121440124350032)
4. Haryana Suyana (121440124480045)
PROGRAM STUDI DIII KEPERAWATAN
STIKES HARAPAN BANGSA
PURWOKERTO
2013
2. ASUHAN KEPERAWATAN PADA Tn. A
DENGAN GANGGUAN SISTEM KARDIOVASKULER
DENGAN DIAGNOSA HIPERTENSI
A. PENGKAJIAN
I. IDENTITAS PASIEN
Nama : Tn. A
Umur : 41 th
Jenis Kelamin : Laki-laki
Diagnosa Medis : Hipertensi
II. RIWAYAT KESEHATAN
A. Keluhan Utama
Pasien mengatakan nyeri kepala.
B. Riwayat Penyakit Sekarang
Pasien dibawa ke RSUD dengan keluhan nyeri kepala dan tengkuk terasa
berat, nyeri bertambah ketika dibawa bangun dan berkurang ketika dibawa
istirahat.
C. Riwayat Penyakit Dahulu
Pasien menyangkal tidak ada riwayat penyakit hipertensi dan DM
sebelumnya.
D. Riwayat Keluarga
Di dalam keluarga pasien, kedua orangtuanya (ayah dan ibu) mempunyai
riwayat hipertensi, ayahnya meninggal akibat serangan stroke.
III. OBSERVASI DAN PEMERIKSAAN FISIK
A. Vital Sign
Tekanan darah : 210/160 mmHg
Nadi : 135x/menit
Suhu : 370C
RR : 24x/menit
3. B. Kesadaran : Composmentis
1. Eye : 4
2. Motorik : 6
3. Verbal : 5
C. Keadaan Umum
1. Nyeri :
P : Perjalanan penyakit hipertensi
Q : Seperti tertusuk-tusuk dan cekot-cekot
R : Dibagian kepala dan tengkuk
S : Skala nyeri 7-8
T : Sewaktu-waktu
2. Sikap : Gelisah
D. Pola Kesehatan Fungsional (sebelum dan selama sakit)
No Pola Fungsional Sebelum sakit Selama sakit
1 Pola Persepsi
dan
Pemeliharaan
Kesehatan
Diisi : Mengkaji
tentang pengetahuan
pasien mengenai
pemeliharaan
kesehatan
2 Pola Nutrisi dan
Metabolisme
Diisi : Sesuai hasil
pengkajian pasien
tentang makan dan
minum sebelum sakit,
habis berapa porsi
makan dan berapa
liter minum
Pasien mengatakan
tidak nafsu makan
3 Pola Eliminasi Diisi : Sesuai hasil
pengkajian tentang
BAB dan BAK berapa
kali dalam sehari, bau,
Diisi : Sesuai hasil
pengkajian tentang
BAB dan BAK berapa
kali dalam sehari, bau,
4. bentuk dan warna
sebelum sakit
bentuk dan warna
selama sakit
4 Pola Aktivitas
dan Latihan
Diisi : Sesuai hasil
pengkajian tentang
Kemampuan pasien
melakukan aktivitas
secara mandiri baik
dalam makan/minum,
toileting, berpakaian
dan mobilitas fisik
sebelum sakit
Diisi : Sesuai hasil
pengkajian tentang
Kemampuan pasien
melakukan aktivitas
secara mandiri baik
dalam makan/minum,
toileting, berpakaian
dan mobilitas fisik
selama sakit
5 Pola Tidur dan
Istirahat
Diisi : Sesuai hasil
pengkajian tentang
istirahat dan pola tidur
pasien sebelum sakit
Pasien mengatakan
kurang tidur dan hanya
bias tidur < 3 jam
dalam sehari
6 Pola Persepsi
Kognitif
Diisi : Sesuai hasil
pengkajian tentang
seberapa luas
pengetahuan pasien
mengenai penyakit
yang dideritanya
7 Pola Persepsi
dan Konsep Diri
Diisi : Sesuai
pengkajian mengenai
perilaku pasien
sebelum sakit
dilingkungan
masyarakat dan
keluarga
Diisi : Sesuai
pengkajian mengenai
perilaku pasien selama
sakit dilingkungan
masyarakat dan
keluarga, serta
semangat untuk sembuh
terhadap penyakit yang
dideritanya
8 Pola Hubungan
dan Peran
Diisi : Sesuai hasil
pengkajian pasien
tentang hubungan
Diisi : Sesuai hasil
pengkajian pasien
tentang hubungan
5. dengan keluarga dan
tetangganya
dengan keluarga dan
tetangganya. Ini dapat
dilihat seberapa sering
dan seberapa banyak
keluarga dan
tetangganya berkunjung
saat di RS
9 Pola Reproduksi
Seksual
Diisi : Sesuai hasil
pengkajian mengenai
jenis kelamin pasien
serta perannya
dikeluarga sebagai
apa, misalnya sebagai
bapak atau sebagai ibu
10 Pola
Penanggulangan
Stress
Diisi : Sesuai hasil
pengkajian pasien
mengenai cara pasien
menanggulangi stress,
apakah hanya
dipendam sendiri atau
dimusyawarahkan
dengan keluarganya
11 Pola Tata Nilai
dan
Kepercayaan
Diisi : Sesuai hasil
pengkajian pasien
tentang kepercayaan
yang dianut dan
bagaimana cara pasien
melaksanakan
kepercayaan tersebut
sebelum sakit
Diisi : Sesuai hasil
pengkajian pasien
tentang kepercayaan
yang dianut dan
bagaimana cara pasien
melaksanakan
kepercayaan tersebut
selama sakit
6. B. ANALISA DATA
Tanggal
Jam
Data Fokus Masalah Etiologi
16 Oktober
2013
15.00
DS :
ï‚· Pasien mengatakan nyeri
bagian kepala dan tengkuk
terasa berat
ï‚· Pasien mengatakan nyeri terasa
cekot-cekot dan berdenyut
ï‚· Sifat nyeri :
P : Perjalanan penyakit
Hipertensi
Q : Seperti ditusuk-tusuk dan
cekot-cekot
R : Dibagian kepala dan
tengkuk
S : Skala nyeri 7-8
T : Sewaktu-waktu
DO :
ï‚· Wajah pasien tampak gelisah
menahan nyeri
Nyeri Akut Peningkatan
Tekanan Vaskuler
Serebral
16 Oktober
2013
15.00
DS :
ï‚· Pasien mengatakan tidak
nafsu makan
ï‚· Pasien mengatakan mual
DO : -
Ketidakseimbangan
Nutrisi Kurang dari
Kebutuhan Tubuh
Faktor biologis
16 Oktober
2013
15.00
DS :
ï‚· Pasien mengatakan kurang
tidur, tidur hanya < 3 jam
dalam sehari
DO : -
Gangguan Pola
Tidur
Perjalanan
Penyakit
7. C. DIAGNOSA KEPERAWATAN DAN PRIORITAS MASALAH
1. Nyeri akut berhubungan dengan peningkatan tekanan vaskuler serebral
2. Ansietas berhubungan dengan perubahan status kesehatan
3. Intoleransi aktivitas berhubungan dengan menyamaratakan kelemahan,
ketidakseimbangan suplai dan kebutuhan oksigen
4. Ketidakseimbangan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh berhubungan dengan faktor
biologis
5. Gangguan pola tidur berhubungan dengan perjalanan penyakit
D. INTERVENSI KEPERAWATAN
No Diagnosa Tujuan dan kriteria hasil Intervensi
1 Nyeri akut
berhubungan
dengan
peningkatan
Setelah dilakukan asuhan
keperawatan selama 3x24 jam,
pasien dapat mencapai
pengontrolan nyeri yang baik
Pain Management (1400)
 Lakukan pengkajian nyeri
secara komprehensif
termasuk lokasi,
16 Oktober
2013
15.00
DS :
ï‚· Pasien mengatakan nyeri
ketika dibawa bangun dan
berkurang ketika tidur
DO : -
Intoleransi
Aktivitas
Menyamaratakan
kelemahan,
ketidakseimbangan
suplai dan
kebutuhan oksigen
16 Oktober
2013
DS :
ï‚· Pasien mengatakan kurang
tidur (insomnia)
ï‚· Pasien mengatakan tidak
nafsu makan (anoreksia)
DO :
ï‚· Nadi tidak teratur dan cepat
(N : 135x/menit)
ï‚· Ekspresi wajah pasien
tampak gelisah
ï‚· Badan teraba dingin dan
keluar banyak keringat
Ansietas Perubahan Status
Kesehatan
8. vaskuler
serebral
(1605), dengan kriteria hasil:
ï‚· Pasien mengungkapkan
tidak adanya sakit kepala
dan tampak nyaman
ï‚· Mampu mengontrol nyeri
(tahu penyebab nyeri,
mampu menggunakan
tehnik nonfarmakologi
untuk mengurangi nyeri,
mencari bantuan)
ï‚· Menerapkan mengikuti
resep obat yang ditulis
sesuai farmakologi untuk
mengurangi nyeri
karakteristik, durasi,
frekuensi, kualitas dan
faktor presipitasi
 Observasi reaksi nonverbal
dari ketidaknyamanan
 Gunakan teknik komunikasi
terapeutik untuk mengetahui
pengalaman nyeri pasien
 Kontrol lingkungan yang
dapat mempengaruhi nyeri
seperti suhu ruangan,
pencahayaan dan kebisingan
 Kurangi faktor presipitasi
nyeri
 Ajarkan tentang teknik non
farmakologi
 Berikan analgetik untuk
mengurangi nyeri
 Evaluasi keefektifan kontrol
nyeri
 Tingkatkan istirahat
 Ajarkan teknik relaksasi
 Kolaborasikan dengan
dokter jika ada keluhan dan
tindakan nyeri tidak berhasil
2 Ansietas
berhubungan
dengan
perubahan
status
kesehatan
Setelah dilakukan tindakan
keperawatan selama 3x24 jam,
pasien dapat mencapai
pengonrolan cemas pada diri
sendiri (1402), dengan kriteria
hasil :
Anxiety Reduction (penurunan
kecemasan) (5820)
ï‚· Gunakan pendekatan yang
menenangkan
ï‚· Nyatakan dengan jelas
harapan terhadap pelaku
9. ï‚· Klien mampu
mengidentifikasi dan
mengungkapkan gejala
cemas
ï‚· Mengidentifikasi,
mengungkapkan dan
menunjukkan tehnik untuk
mengontol cemas
ï‚· Vital sign dalam batas
normal
ï‚· Postur tubuh, ekspresi
wajah, bahasa tubuh dan
tingkat aktivitas
menunjukkan berkurangnya
kecemasan
pasien
ï‚· Jelaskan semua prosedur
dan apa yang dirasakan
selama prosedur
ï‚· Pahami prespektif pasien
terhdap situasi stres
ï‚· Temani pasien untuk
memberikan keamanan dan
mengurangi takut
ï‚· Berikan informasi faktual
mengenai diagnosis,
tindakan prognosis
ï‚· Dorong keluarga untuk
menemani anak
ï‚· Lakukan back / neck rub
ï‚· Dengarkan dengan penuh
perhatian
ï‚· Identifikasi tingkat
kecemasan
ï‚· Bantu pasien mengenal
situasi yang menimbulkan
kecemasan
ï‚· Dorong pasien untuk
mengungkapkan perasaan,
ketakutan, persepsi
ï‚· Instruksikan pasien
menggunakan teknik
relaksasi
ï‚· Barikan obat untuk
mengurangi kecemasan
3 Intoleransi
aktivitas
Setelah dilakukan tindakan
keperawatan selama 3x24 jam,
Energy Management (0180)
ï‚· Amati reaksi pasien
10. berhubungan
dengan
menyamarata
kan
kelemahan,
ketidakseimb
angan suplai
dan
kebutuhan
oksigen
pasien dapat mencapai daya
tahan tubuh baik (0001), dengan
kriteria hasil :
ï‚· Berpartisipasi dalam
kebutuhan aktivitas fisik
tanpa disertai peningkatan
tekanan darah, nadi dan RR
ï‚· Mampu melakukan aktivitas
sehari hari (ADLs) secara
mandiri
ï‚· Mampu mempertunjukkan
berkurangnya dalam tanda-
tanda physiologi intolerasi
terhadap aktivitas, tidak ada
RR > 20x/menit
ï‚· Catatlah kenaikan TD
(sistolik > 40mmHg atau
diastolik > 20mmHg)
selama dan setelah aktivitas
terdapat dispnea, nyeri
dada, letih, dan pusing
ï‚· Ajarkan pasien teknik
menghemat energi, seperti
menggunakan kursi ketika
menaburkan, duduk saat
menyikat gigi dan menyisir
rambut, dan beraktivitas
dengan lambat
ï‚· Anjurkan menjaga diri
ketika menghadapi aktivitas
yang progresif
4 Ketidakseimb
angan nutrisi
kurang dari
kebutuhan
tubuh
berhubungan
dengan faktor
biologis
Setelah dilakukan tindakan
keperawatan selama 3x24 jam,
pasien dapat mencapai
pemenuhan status nutrisi yang
baik (1004), dengan kriteria
hasil :
ï‚· Adanya peningkatan berat
badan sesuai dengan tujuan
ï‚· Beratbadan ideal sesuai
dengan tinggi badan
ï‚· Mampumengidentifikasi
kebutuhan nutrisi
ï‚· Tidk ada tanda tanda
malnutrisi
ï‚· Menunjukkan peningkatan
Nutrition Management (1100)
 Kaji adanya alergi makanan
 Kolaborasi dengan ahli gizi
untuk menentukan jumlah
kalori dan nutrisi yang
dibutuhkan pasien.
 Anjurkan pasien untuk
meningkatkan intake Fe
 Anjurkan pasien untuk
meningkatkan protein dan
vitamin C
 Berikan substansi gula
 Yakinkan diet yang
dimakan mengandung tinggi
serat untuk mencegah
11. fungsi pengecapan dari
menelan
ï‚· Tidak terjadi penurunan
berat badan yang berarti
konstipasi
 Berikan makanan yang
terpilih (sudah
dikonsultasikan dengan ahli
gizi)
 Ajarkan pasien bagaimana
membuat catatan makanan
harian.
 Monitor jumlah nutrisi dan
kandungan kalori
 Berikan informasi tentang
kebutuhan nutrisi
 Kaji kemampuan pasien
untuk mendapatkan nutrisi
yang dibutuhkan
Nutrition Monitoring (1160)
 BB pasien dalam batas
normal
 Monitor adanya penurunan
berat badan
 Monitor tipe dan jumlah
aktivitas yang biasa
dilakukan
 Monitor interaksi anak atau
orangtua selama makan
 Monitor lingkungan selama
makan
 Jadwalkan pengobatan dan
tindakan tidak selama jam
makan
 Monitor kulit kering dan
perubahan pigmentasi
12.  Monitor turgor kulit
 Monitor kekeringan, rambut
kusam, dan mudah patah
 Monitor mual dan muntah
 Monitor kadar albumin,
total protein, Hb, dan kadar
Ht
 Monitor makanan kesukaan
 Monitor pertumbuhan dan
perkembangan
 Monitor pucat, kemerahan,
dan kekeringan jaringan
konjungtiva
 Monitor kalori dan intake
nuntrisi
 Catat adanya edema,
hiperemik, hipertonik papila
lidah dan cavitas oral.
 Catat jika lidah berwarna
magenta, scarlet
5 Gangguan
pola tidur
berhubungan
dengan
perjalanan
penyakit
Setelah dilakukan tindakan
keperawatan selama 2x24 jam,
diharapkan pasien dapat
mencapai tidur (0004), dengan
kriteria hasil :
- Tidur efektif
- Waktu untuk tidur teratur
- Perasaan segar setelah tidur
Peningkatan tidur (1850) :
1. Tentukan pola aktivitas tidur
pasien
2. Jelaskan pentingnya pola tidur
normal
3. Ajarkan pasien untuk
memonitor pola tidur normal
4. Diskusikan dengan pasien dan
keluarga tentang teknik
peningkatan pola tidur
5. Anjutrkan pasien untuk banyak
istirahat