Bab ini membahas tentang elektron bebas dalam logam. Elektron dapat dibedakan menjadi elektron terikat dan elektron bebas. Elektron bebas dapat bergerak secara bebas di seluruh kristal dan menyebabkan logam memiliki sifat sebagai penghantar listrik dan panas. Elektron bebas dalam logam dapat dijelaskan secara klasik maupun kuantum.
presentasi ini menjelas tentang Perbedaan Prinsip XRD, XRF.
apa itu XRD dan XRF?
XRD (X-Ray Diffraction), salah satu teknik analisa untuk stuktur suatumineral, garam, logam, bahkan senyawaan organik seperti DNA, vitamin, dll
XRF (X-ray fluorescence spectrometry) merupakan teknik analisa non-destruktif yang digunakan untuk identifikasi serta penentuan konsentrasi elemen yang ada pada padatan, bubuk ataupun sample cair. XRF mampu mengukur elemen dari berilium (Be) hingga Uranium pada level trace element, bahkan dibawah level ppm. Secara umum, XRF spektrometer mengukur panjang gelombang komponen material secara individu dari emisi flourosensi yang dihasilkan sampel saat diradiasi dengan sinar-X
nb: disarankan membuka ppt dengan microsoft office 2016
Dokumen tersebut membahas tentang simetri molekular, termasuk definisi simetri, unsur-unsur simetri seperti sumbu rotasi dan bidang cermin, serta penggolongan kelompok simetri molekul menggunakan aliran kerja diagram.
Dokumen tersebut memberikan ringkasan tentang tiga topik utama: (1) packing efisiensi untuk simple cubic, body centered cubic, dan face centered cubic; (2) penjelasan indeks Miller untuk menentukan orientasi bidang kristal; (3) rumus untuk menghitung jarak antar bidang kristal untuk berbagai sistem kristal.
Ringkasan dokumen tersebut adalah:
1. Dokumen tersebut membahas tentang persamaan Schrodinger atom hidrogen dan pemecahan persamaan tersebut.
2. Ada beberapa bilangan kuantum yang menentukan sifat atom hidrogen seperti bilangan kuantum utama, azimuth, magnetik dan spin.
3. Fungsi gelombang atom hidrogen terpisah menjadi fungsi radial, sudut dan azimut.
Dokumen tersebut membahas tentang gaya antarmolekul dan fenomena transport. Secara singkat, dokumen menjelaskan tiga jenis gaya antarmolekul yaitu gaya dipol-dipol, gaya London, dan ikatan hidrogen, serta mendefinisikan lintasan bebas rata-rata sebagai jarak rata-rata antara tumbukan molekul.
Dokumen tersebut membahas tentang percobaan ayunan matematis untuk menentukan besar percepatan gravitasi. Secara singkat, dokumen menjelaskan tentang tujuan percobaan, alat dan bahan yang digunakan, dasar teori ayunan matematis dan rumus untuk menghitung percepatan gravitasi berdasarkan panjang tali dan periode ayunan.
Ringkasan dokumen tersebut adalah:
(1) Dokumen tersebut membahas perbandingan antara termodinamika dan fisika statistika, dimana keduanya memiliki keterkaitan yang erat dalam ilmu fisika; (2) Fisika statistika mempelajari sistem secara mikroskopik sedangkan termodinamika secara makroskopik; (3) Statistika Maxwell-Boltzmann, Bose-Einstein, dan Fermi-Dirac digunakan untuk menentuk
Praktikum ini bertujuan untuk menentukan kecepatan rambat bunyi di udara dan frekuensi garpu tala dengan menggunakan resonansi bunyi pada kolom udara di dalam tabung. Resonansi terjadi ketika frekuensi sumber bunyi sama dengan frekuensi modus resonansi kolom udara, menghasilkan bunyi dengan amplitudo maksimum. Data pengukuran digunakan untuk menghitung kecepatan bunyi dan frekuensi garpu tala dengan rumus yang me
1. Sinar katoda terbentuk karena lecutan listrik pada tabung bertekanan rendah, menimbulkan bunga api antara katoda dan anoda. 2. Pelucutan elektron menciptakan kolom berwarna ungu di tabung akibat tumbukan elektron dengan atom udara, menghasilkan elektron terkesitasi dan gelombang elektromagnetik. 3. Bentuk dan warna kolom dipengaruhi tekanan udara dan tegangan listrik.
Perbedaan Ikatan Ionik, Ikatan Kovalen, dan Ikatan LogamAbdul Ghofur
油
Memahami ikatan kimia merupakan salah satu hal dasar yang harus dikuasai dalam memahami ilmu logam, ilmu kimia dan juga ilmu metalurgi. Terdapat tiga jenis ikatan yang umum untuk diketahui yakni ikatan ionik, ikatan kovalen dan ikatan logam. Ketiga perbedaan tersebut dijelaskan secara ringkas dalam slide berikut ini.
Dokumen tersebut membahas tentang sifat gelombang dan partikel, termasuk efek fotolistrik, sinar-X, gelombang de Broglie, dan prinsip ketidakpastian. Materi ini penting untuk memahami konsep dasar fisika modern.
Praktikum ini bertujuan untuk menentukan kalor penguapan karbon triklorida dengan mengukur waktu penguapannya pada berbagai suhu. Hasilnya menunjukkan bahwa semakin tinggi suhu, semakin cepat waktu penguapan karbon triklorida."
Catatan kuliah ini membahas tentang fisika statistik, termasuk faktorial, fungsi gamma, parameter 硫, distribusi statistik Maxwell-Boltzmann, Bose-Einstein, dan Fermi-Dirac, serta termodinamika gas ideal monoatomik.
Dokumen tersebut membahas tentang efek fotolistrik, yaitu fenomena pelepasan elektron dari logam ketika diterangi cahaya. Einstein menjelaskan bahwa cahaya memiliki sifat partikel dengan energi yang berhubungan dengan frekuensinya, sehingga cahaya dapat memberikan energinya secara penuh untuk melepaskan elektron. Efek ini membuktikan sifat kuantum cahaya.
1. Persamaan Snellius menyatakan bahwa rasio sinus sudut datang dan sinus sudut bias pada dua medium yang berbeda adalah konstan.
2. Persamaan ini dapat diturunkan dari prinsip Fermat yang menyatakan sinar cahaya akan memilih jalur waktu terpendek saat berpindah medium.
3. Persamaan Snellius berlaku untuk pemantulan dan pembiasan cahaya.
Dokumen tersebut merangkum eksperimen tentang hukum Malus dan polarisasi cahaya. Secara singkat, eksperimen ini bertujuan untuk mengamati hubungan antara intensitas cahaya yang ditransmisikan dengan sudut antara polarizer dan analyzer, baik dengan dan tanpa adanya bidang penunda. Eksperimen ini dilakukan dengan mengukur intensitas cahaya melalui fotometer dengan variasi sudut dan keberadaan bidang penunda.
Bab 3 membahas struktur kristal logam dan ketidaksempurnaan pada kristal sejati. Terdapat tiga struktur kristal utama pada logam yaitu BCC, FCC, dan HCP. Kristal sejati tidak pernah sempurna karena getaran atom, adanya unsur paduan, dan keberadaan cacat seperti dislokasi yang mempengaruhi sifat mekaniknya.
1. Eksperimen ini bertujuan untuk menentukan muatan tetes minyak dan mengamati sifat diskrit muatannya.
2. Melalui pengukuran kecepatan jatuh dan naik tetes minyak pada berbagai tegangan listrik, diperoleh nilai muatan tetes yang selalu berupa kelipatan bilangan bulat dari 1,6x10-19 C.
3. Hasil ini menunjukkan bahwa muatan bersifat diskrit dan nilai terkecilnya adalah muatan ele
Ringkasan dokumen tersebut adalah:
(1) Dokumen tersebut membahas perbandingan antara termodinamika dan fisika statistika, dimana keduanya memiliki keterkaitan yang erat dalam ilmu fisika; (2) Fisika statistika mempelajari sistem secara mikroskopik sedangkan termodinamika secara makroskopik; (3) Statistika Maxwell-Boltzmann, Bose-Einstein, dan Fermi-Dirac digunakan untuk menentuk
Praktikum ini bertujuan untuk menentukan kecepatan rambat bunyi di udara dan frekuensi garpu tala dengan menggunakan resonansi bunyi pada kolom udara di dalam tabung. Resonansi terjadi ketika frekuensi sumber bunyi sama dengan frekuensi modus resonansi kolom udara, menghasilkan bunyi dengan amplitudo maksimum. Data pengukuran digunakan untuk menghitung kecepatan bunyi dan frekuensi garpu tala dengan rumus yang me
1. Sinar katoda terbentuk karena lecutan listrik pada tabung bertekanan rendah, menimbulkan bunga api antara katoda dan anoda. 2. Pelucutan elektron menciptakan kolom berwarna ungu di tabung akibat tumbukan elektron dengan atom udara, menghasilkan elektron terkesitasi dan gelombang elektromagnetik. 3. Bentuk dan warna kolom dipengaruhi tekanan udara dan tegangan listrik.
Perbedaan Ikatan Ionik, Ikatan Kovalen, dan Ikatan LogamAbdul Ghofur
油
Memahami ikatan kimia merupakan salah satu hal dasar yang harus dikuasai dalam memahami ilmu logam, ilmu kimia dan juga ilmu metalurgi. Terdapat tiga jenis ikatan yang umum untuk diketahui yakni ikatan ionik, ikatan kovalen dan ikatan logam. Ketiga perbedaan tersebut dijelaskan secara ringkas dalam slide berikut ini.
Dokumen tersebut membahas tentang sifat gelombang dan partikel, termasuk efek fotolistrik, sinar-X, gelombang de Broglie, dan prinsip ketidakpastian. Materi ini penting untuk memahami konsep dasar fisika modern.
Praktikum ini bertujuan untuk menentukan kalor penguapan karbon triklorida dengan mengukur waktu penguapannya pada berbagai suhu. Hasilnya menunjukkan bahwa semakin tinggi suhu, semakin cepat waktu penguapan karbon triklorida."
Catatan kuliah ini membahas tentang fisika statistik, termasuk faktorial, fungsi gamma, parameter 硫, distribusi statistik Maxwell-Boltzmann, Bose-Einstein, dan Fermi-Dirac, serta termodinamika gas ideal monoatomik.
Dokumen tersebut membahas tentang efek fotolistrik, yaitu fenomena pelepasan elektron dari logam ketika diterangi cahaya. Einstein menjelaskan bahwa cahaya memiliki sifat partikel dengan energi yang berhubungan dengan frekuensinya, sehingga cahaya dapat memberikan energinya secara penuh untuk melepaskan elektron. Efek ini membuktikan sifat kuantum cahaya.
1. Persamaan Snellius menyatakan bahwa rasio sinus sudut datang dan sinus sudut bias pada dua medium yang berbeda adalah konstan.
2. Persamaan ini dapat diturunkan dari prinsip Fermat yang menyatakan sinar cahaya akan memilih jalur waktu terpendek saat berpindah medium.
3. Persamaan Snellius berlaku untuk pemantulan dan pembiasan cahaya.
Dokumen tersebut merangkum eksperimen tentang hukum Malus dan polarisasi cahaya. Secara singkat, eksperimen ini bertujuan untuk mengamati hubungan antara intensitas cahaya yang ditransmisikan dengan sudut antara polarizer dan analyzer, baik dengan dan tanpa adanya bidang penunda. Eksperimen ini dilakukan dengan mengukur intensitas cahaya melalui fotometer dengan variasi sudut dan keberadaan bidang penunda.
Bab 3 membahas struktur kristal logam dan ketidaksempurnaan pada kristal sejati. Terdapat tiga struktur kristal utama pada logam yaitu BCC, FCC, dan HCP. Kristal sejati tidak pernah sempurna karena getaran atom, adanya unsur paduan, dan keberadaan cacat seperti dislokasi yang mempengaruhi sifat mekaniknya.
1. Eksperimen ini bertujuan untuk menentukan muatan tetes minyak dan mengamati sifat diskrit muatannya.
2. Melalui pengukuran kecepatan jatuh dan naik tetes minyak pada berbagai tegangan listrik, diperoleh nilai muatan tetes yang selalu berupa kelipatan bilangan bulat dari 1,6x10-19 C.
3. Hasil ini menunjukkan bahwa muatan bersifat diskrit dan nilai terkecilnya adalah muatan ele
Ikatan logam terbentuk akibat interaksi antara inti atom logam yang bermuatan positif dengan elektron valensi yang terdelokalisasi dan mudah bergerak di antara atom-atom logam, membentuk sebuah "lautan elektron". Ikatan ini kuat sehingga logam memiliki titik leleh dan didih yang tinggi. Kekuatan ikatan bervariasi antar unsur logam tergantung jumlah elektron valensi dan ukuran atomnya.
Materi Pembelajaran Kimia Kelas X
Ikatan Kimia
Ikatan ionnik, Ikatan Kovalen, Ikatan Logam, Struktur Lewis
ikatan kimia terbentuk antara atom unsur membentuk senyawa, ikatan terbentuk dengan dasar aktifitas elektron valensi.
Pondok pesantren Al-As'Adiyah Balikeran
Kertosari, Asembagus, Situbondo
@rimbasadewo (23042001)
Dokumen tersebut membahas perkembangan teori atom, dimulai dari teori atom Dalton hingga teori mekanika kuantum. Teori-teori tersebut meliputi teori Thomson (atom terdiri dari muatan positif dan elektron), Rutherford (penemuan inti atom), Bohr (elektron mengorbit inti pada tingkat energi tertentu), hingga mekanika kuantum (atom dijelaskan oleh fungsi gelombang Schrodinger dan bilangan kuantum).
Dokumen tersebut membahas beberapa topik utama dalam kimia dasar seperti:
1. Hukum-hukum kimia dasar dan stokhiometri
2. Struktur atom dan teori-teori perkembangannya
3. Jenis-jenis ikatan kimia seperti ikatan ion, kovalen, dan lainnya
4. Reaksi redoks dan perhitungan kimiawi
Dokumen membahas tentang ikatan kimia, termasuk transfer elektron untuk membentuk ikatan ionik, berbagi elektron untuk membentuk ikatan kovalen, dan sifat-sifat ikatan ionik dan kovalen.
Makalah ini membahas tiga jenis ikatan kimia yaitu ikatan ionik, kovalen, dan koordinat beserta contohnya. Teori ikatan kimia berkembang sejalan dengan perkembangan teori atom dari abad ke abad.
Ikatan kimia adalah interaksi antara dua atom atau molekul yang menyebabkan senyawa stabil. Ikatan kimia bervariasi dari kuat seperti ikatan kovalen dan ionik hingga lemah seperti ikatan hidrogen dan van der Waals. Teori ikatan kimia seperti teori ikatan valensi dan teori orbital molekul digunakan untuk menjelaskan sifat ikatan.
Atom-atom dapat membentuk ikatan kimia untuk mencapai konfigurasi elektron yang stabil seperti gas mulia. Terdapat beberapa jenis ikatan kimia antara atom-atom dan antar molekul, seperti ikatan ionik yang terjadi karena perpindahan elektron, ikatan kovalen yang terjadi karena berbagi elektron, ikatan logam yang terjadi karena interaksi elektron bebas, serta ikatan hidrogen dan van der Waals yang melibatkan gaya tarik antar mole
PPT KIMDAS BAB 10 KELOMPOK 1 (UTS).pptxFatihIzzulhaq
油
Molekul stabil jika elektron orbital ikatan lebih besar daripada antiikatan. Geometri dipengaruhi pasangan elektron ikatan dan bebas, yang menolak pasangan lain dan distorsi sudut. Hibridisasi orbital menjelaskan perluasan kulit valensi, sementara teori orbital molekul menggambarkan ikatan dalam orbital molekul.
1. MAKALAH FISIKA ZAT PADAT
Dosen Pengampu : Puji HW, M.Si
Disusun Oleh:
1. EET WULANDARI (29 005 017)
2. MARLITA WURYANDARI (29 005 028)
3. JAKA JULAEHA FERRI R (29 005 035)
4. MUHAMMADIN (29 005 048)
5. DETYK AYU PURNAMA (29 005 063)
PROGRAM STUDI PENDIDIKAN FISIKA
JURUSAN PENDIDIKAN MATEMATIKA DAN IPA
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS SARJANAWIYATA TAMANSISWA YOGYAKARTA
2012
2. KATA PENGANTAR
Puji syukur kehadirat Allah SWT, dengan rahmatNya Penulis dapat menyelesaikan
makalah fisika zat padat ini sampai pada waktunya.
Tujuan penyusunan makalah fisika zat padat ini adalah untuk memberikan gambaran
secara lebih terperinci tentang keseluruhan makalah fisika zat padat yang berjudul model
elektron bebas yang telah Penulis tulis.
Penulis menyadari bahwa dalam penulisan makalah ini masih banyak kekurangan
sehingga perlu pembenahan. Oleh karena itu segala kritik, saran dan himbauan yang
konstruktif sangat penulis harapkan untuk kesempurnaan mendatang.
Penulis berharap semoga makalah ini bermanfaat bagi seluruh mahasiswa fisika dan
semua pembaca.
Penulis
3. BAB 1
PENDAHULUAN
Fisika zat padat adalah ilmu yang mempelajari secara spesifik mengenai Kristal dan
elektron di dalam kristal. Pengetahuan tentang kristal mulai ditekuni pada Awal abad ke-19
yang diikuti dengan ditemukannya difraksi sinar-X. Dengan Menggunakan difraksi X dan
dilandasi oleh landasan teoritis yang memadai serta dikemukakannya perhitungan yang
sederhana dan perkiraan yang tepat dapat mempelajari struktur kristal.
Istilah "kristal" memiliki makna yang sudah ditentukan dalam ilmu material dan fisika
zat padat, dalam kehidupan sehari-hari "kristal" merujuk pada benda padat yang
menunjukkan bentuk geometri tertentu. Berbagai bentuk kristal tersebut dapat ditemukan di
alam. Bentuk-bentuk kristal ini bergantung pada jenis ikatan molekuler antara atom-atom
untuk menentukan strukturnya. Bunga salju, intan, dan garam dapur adalah contoh-contoh
kristal. Kristal adalah suatu padatan yang atom, molekul, atau ion penyusunnya terkemas
secara teratur dan polanya berulang melebar secara tiga dimensi. Secara umum, zat cair
membentuk kristal ketika mengalami proses pemadatan. Pada kondisi ideal, hasilnya bisa
berupa kristal tunggal, yang semua atom-atom dalam padatannya "terpasang" pada kisi atau
struktur kristal yang sama, tapi, secara umum, kebanyakan kristal terbentuk secara simultan
sehingga menghasilkan padatan polikristalin. Misalnya, kebanyakan logam yang kita temui
sehari-hari merupakan polikristal. Struktur kristal mana yang akan terbentuk dari suatu cairan
tergantung pada kimia cairannya sendiri, kondisi ketika terjadi pemadatan, dan tekanan
ambien. Proses terbentuknya struktur kristalin dikenal sebagai kristalisasi. Kristal logam
kristal dengan kisi yang terdiri atas atom logam yang terikat melalui ikatan logam. Atom
logam merupakan atom yang memiliki energi ionisasi kecil sehingga elektron valensinya
mudah lepas dan menyebabkan atom membentuk kation. Bila dua atom logam saling
mendekat, maka akan terjadi tumpah tindih antara orbital-orbitalnya sehingga membentuk
suatu orbital molekul. Semakin banyak atom logam yang saling berinteraksi, maka akan
semakin banyak terjadi tumpang tindih orbital sehingga membentuk suatu orbital molekul
baru. Terjadinya tumpang tindih orbital yang berulang-ulang menyebabkan elektron-elektron
pada kulit terluar setiap atom dipengaruhi oleh atom lain sehingga dapat bergerak bebas di
dalam kisi.
4. Salah satu sifat kristal logam adalah dapat ditempa. Sifat ini diperoleh dari ikatan logam yang
membentuknya. Dalam ikatan logam, terjadi interaksi antara atom/ion dengan elektron bebas
di sekitarnya sehingga dapat membuat logam mempertahankan strukturnya bila diberikan
suatu gaya yang kuat.
5. BAB II
ELEKTRON DALAM LOGAM I
(MODEL ELEKTRON BEBAS)
Logam memegang peranan penting dalam kehidupan manusia, misalnya besi dalam
produksi otomobil, tembaga untuk penghantar listrik dan lain-lain. Umumnya, logam
memiliki sifat kekuatan fisik tinggi, kerapatan tinggi, konduktivitas listrik dan termal baik,
dan daya refleksi tinggi. Sifat ini berkaitan dengan struktur mikroskopis bahan, yang dapat
diasumsikan bahwa suatu logam mengandung elektron bebas, dengan konsentrasi besar, yang
dapat bergerak dalam keseluruhan volume kristal.
Saat atom bebas membentuk logam, semua elektron valensi menjadi elektron
konduksi dalam logam. Elektron konduksi bergerak bebas di antara ion, sehingga
keadaannnya berubah tajam. Berbeda dengan elektron cores yang tetap terlokalisasi
sehingga karakternya relatif tidak berubah. Dengan demikian, gambaran sederhana tentang
kristal logam adalah suatu kisi ion teratur dalam ruang, dan elektron bebas bergerak di antara
ion tersebut. Gambaran lebih lengkapnya, bahwa ion bergetar secara termal di sekitar titik
setimbang, dan demikian pula elektron bebas bergerak termal di antara ion kristal dan
merubah arah geraknya setiap kali menumbuk ion (kemungkinan besar) atau elektron lain
(kemungkinan kecil).
Dalam logam Na, proporsi volume yang terisi oleh ion cores hanya sekitar 15%.
Hal ini terjadi karena radius ion Na+ adalah 0,98 ; sedangkan setengah jarak antartetangga
terdekat atom adalah 1,83 . Konsentrasi elektron konduksi dapat dihitung dari valensi dan
kerapatan logam. Jika m dan Z, masing-masing adalah kerapatan bahan dan valensi atom,
maka konsentrasi elektronnya adalah
dengan N adalah bilangan Avogadro dan M adalah berat atom. Logam memiliki konsentrasi
elektron yang besar, yakni n = 1029/m3. Misalnya, logam Na, K, Cu, Ag dan Au adalah
monovalen; dan logam Be, Mg, Zn dan Cd adalah divalen.
Bagian awal bab ini membahas perkembangan model elektron bebas. Bahasan
kapasitas panas dan suseptibilitas magnetik dari sumbangan elektron menunjukkan bahwa
6. yang sesuai dengan eksperimen adalah hanya jika elektron mengikuti prinsip eksklusi Pauli.
Kemudian, dikenalkan konsep tingkatan Fermi dan permukaan Fermi, yang dapat digunakan
untuk memperjelas deskripsi konduktivitas listrik dalam logam.
Dalam bab ini juga dibahas pengaruh medan magnet terhadap gerakan elektron bebas,
yakni efek Hall dan resonansi siklotron. Bahasan kedua hal ini menghasilkan informasi yang
mendasar tentang logam.
Dalam model elektron bebas ini elektron mengalami tumbukan dengan fonon dan
ketidakmurnian. Hal ini menghasilkan ungkapan hukum Matthiessen. Selain itu, elektron
dapat melepaskan diri dari permukaan logam sehingga terjadi emisi thermionik. Akhirnya,
bab ini ditutup dengan dikemukakannya beberapa kegagalan model elektron bebas dalam
membahas sifat logam.
7. MODEL ELEKTRON BEBAS KLASIK
Teori Drude tentang Elektron dalam Logam
Drude (1900) mengandaikan bahwa dalam logam terdapat elektron bebas, yang
membentuk sistem gas elektron klasik, yang bergerak acak dalam kristal dengan kecepatan
random vo karena energi termal dan berubah arah geraknya setelah bertumbukan dengan ion
logam. Karena massanya yang jauh lebih besar, maka ion logam tidak terpengaruh dalam
tumbukan ini.
Kehadiran medan listrik 竜 dalam logam hanya mempengaruhi gerak keseluruhan
electron karena ion-ion tertata berjajar dan bervibrasi di sekitar titik kisi sehingga tidak
memiliki neto gerak translasi. Misalnya, terdapat medan listrik 竜 dalam arah sumbu-X.
Percepatan elektron yang timbul
dengan e dan m*, masing-masing adalah muatan dan massa efektif elektron. Jika waktu rata-
rata antara dua tumbukan elektron dan ion adalah , maka kecepatan hanyut dalam selang
waktu tersebut
Oleh karena itu rapat arus yang terjadi
dimana penjumlahan dilakukan terhadap semua elektron bebas setiap satuan volume.
Elektron bergerak secara acak, sehingga vo=0. Oleh sebab itu menjadi
Karena hubungan Jx=竜, maka konduktivitas listrik menjadi
Pengukuran menunjukkan bahwa nilai rata-rata logam sekitar 5.107(立m)-1 dengan
menganggap masa efektif m* sama dengan massa bebas mo=9,1.10-31kg, maka didapatkan
nilai berorde 10-14 s. Contoh analisa lain adalah konduktivitas termal. Misalnya, sepanjang
sumbu- X terdapat gradien suhu T/x, maka akan terjadi aliran energi persatuan luas
8. perdetik (arus kalor) Qe. Berdasarkan eksperimen arus kalor Qe tersebut sebanding dengan
gradien suhu T/x
Qe = -K T/x
dengan K adalah konduktivitas termal. Dalam isolator, panas dialirkan sepenuhnya oleh
fonon. Sedangkan dalam logam dialirkan oleh fonon dan elektron. Tetapi karena konsentrasi
elektron dalam logam sangat besar, maka konduktivitas termal fonon jauh lebih kecil
daripada elektron, yakni Kfonon10-2K elektron, sehingga konduktivitas fonon diabaikan.
Dari pendekatan teori kinetik gas diperoleh ungkapan konduktivitas termal
dimana CV, v dan masing-masing adalah kapasitas panas elektron persatuan volume,
kecepatan partikel rata-rata dan lintas bebas rata-rata partikel. Karena CV =(3/2)nk, (1/2)mv2
=(3/2)kT dan =v , maka konduktivitas menjadi
Perbandingan konduktivitas termal dan listrik adalah
Hal ini sesuai dengan penemuan empirik oleh Wiedemann-Frans (1853). Kadangkadang
perbandingan di atas dinyatakan sebagai bilangan Lorentz
Ternyata, hukum Wiedemann-Frans sesuai dengan pengamatan untuk suhu tinggi (termasuk
suhu kamar) dan suhu sangat rendah (beberapa K). Tetapi, untuk suhu intermediate, K/T
bergantung pada suhu.
Dalam teori drude, lintas bebas rata-rata elektron bebas, = vo, tidak bergantung suhu.
Namun, karena vo~T1/2, maka keadaan mengharuskan
Hal ini didukung fakta eksperimen bahwa ~T-1, sehingga dari ungkapan konduktivitas listrik
didapatkan
Ungkapan terakhir ini menunjukkan bahwa bila T naik, maka n menurun. Hal ini tidak sesuai
dengan fakta, dan menyebabkan teori Drude tidak memadai.
9. Model Elektron Bebas Klasik
Model elektron bebasa klasik tentang logam mengambil andaian berikut.
a. Kristal digambarkan sebagai superposisi dari jajaran gugus ion positip (yang
membentuk kisi kristal) dan elektron yang bebas bergerak dalam volume kristal.
b. Elektron bebas tersebut diperlakukan sebagai gas, yang masing-masing bergerak
secara acak dengan kecepatan termal (seperti molekul dalam gas ideal tidak ada
tumbukan, kecuali terhadap permukaan batas).
c. Pengaruh medan potensial ion diabaikan, karena energi kinetik elektron bebas sangat
besar.
d. Elektron hanya bergerak dalam kristal karena adanya penghalang potensial di
permukaan batas.
Misalnya, setiap atom memberikan ZV elektron bebas, maka jumlah total elektron tersebut
perkilomol
Bila elektron berperilaku seperti dalam gas ideal, maka energi kinetik totalnya
sehingga kapasitas panas sumbangan elektron bebas
Kapasitas panas total dalam logam, termasuk sumbangan oleh fonon, adalah
Jadi, setidaknya kapasitas panas logam harus 50% lebih tinggi daripada isolator. Tetapi,
eksperimen menunjukkan bahwa untuk semua bahan padatan (logam dan isolator) nilai CV
mendekati 3R pada suhu tinggi. Pengukuran yang akurat menunjukkan bahwa sumbangan
elektron bebas terhadap kapasitas panas total adalah reduksi harga klasik (3/2)R oleh factor
10-2. Oleh karena itu model elektron bebas klasik tidak memberikan hasil ramalan Cv yang
memadai. Suseptibilitas magnetik mengkaitkan momen magnetik M dan kuat medan
magnetik H melalui ungkapan
10. Dalam hal ini hanya dibahas untuk bahan isotropik, sehingga skalar. Pengaruh medan
magnet luar terhadap elektron bebas menyebabkan setiap momen dipol , yang acak
arahnya, memperoleh energi magnetik
Jika distribusi momen dipol elektron bebas memenuhi statistik Maxwell-Boltzmann,
maka momen dipol rata-rata dalam arah medan memenuhi
Dimana 慮 adalah sudut antara 袖 dan H.
dengan L(x)=coth x (1/x) = fungsi Langevin
Dengan menggunakan deret
maka untuk medan H tidak kuat, yakni 袖H<<kT momen dipol rata-rata tersebut berharga
Jika jumlah momen dipol magnet adalah N, maka magnetisasinya
Dengan membandingkan persamaan-persamaan diperoleh suseptibilitas magnetik
Tetapi, eksperimen tidak menunjukkan adanya kebergantungan terhadap T. Hal ini berarti
model elektron bebas klasik tidak dapat menerangkan tentang mengapa untuk paramagnet
elektron tidak bergantung pada T.
11. BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Dari hasil yang dibahas diatas, maka dapat disimpulkan bahwa kristal adalah suatu
padatan yang atom, molekul, atau ion penyusunnya terkemas secara teratur dan
polanya berulang melebar secara tiga dimensi. Secara umum, zat cair membentuk
kristal ketika mengalami proses pemadatan. Berbagai bentuk kristal tersebut dapat
ditemukan di alam. Bentuk-bentuk kristal ini bergantung pada jenis ikatan molekuler
antara atom-atom untuk menentukan strukturnya. Bunga salju, intan, dan garam
dapur.
Dalam logam terdapat elektron bebas, yang membentuk sistem gas elektron
klasik, yang bergerak acak dalam kristal dengan kecepatan random vo karena energi
termal dan berubah arah geraknya setelah bertumbukan dengan ion logam. Karena
massanya yang jauh lebih besar, maka ion logam tidak terpengaruh dalam tumbukan
ini.
Hukum Wiedemann-Frans sesuai dengan pengamatan untuk suhu tinggi (termasuk
suhu kamar) dan suhu sangat rendah (beberapa K). Tetapi, untuk suhu
intermediate, K/T bergantung pada suhu.
B. Saran
Dari kesimpulan diatas maka diharapkan para pembaca lebih mengetahui apa itu
elktron dalam logam, elektron bebas klasik dan hukum wiedemann. Namun wacana
ini hanya sebagian kecil dari materi zat padat. Jadi untuk lebih mengetahui dengan
lanjut tentang materi fisika zat padat, hendaknya membaca berbagai referensi agar
lebih memahami.