際際滷

際際滷Share a Scribd company logo
MANAJEMEN KUALITAS AIR
Sumberdaya Alam Air
Air: perpaduan 2 atom H dan 1 atom O  H2O
 Terdapat dalam 3 bentuk: cair, padat, gas
 Didinginkan sampai 0尊 C  padat (es)
 Dipanaskan sampai 100尊 C  gas (uap)
 Dalam keadaan normal  bersifat netral dan
dapat melarutkan berbagai jenis zat
 Unsur utama dalam tumbuhan (sampai 90%),
tubuh hewan (60-70%), dan tubuh
manusia (65%)
Manusia:
 Kehilangan air sebanyak 12% dari
tubuhnya  meninggal, wafat
 Tanpa makanan dapat hidup 81 hari
 Tanpa air hanya dapat bertahan hidup
selama 10 hari
Manusia menggunakan air untuk berbagai
keperluan (rumah tangga, pertanian,
perikanan, industri, sumber energi, sarana
transportasi, tempat rekreasi)
 Suku primitif: 5-8 lt/hari/jiwa
 Negara berkembang: 50-60 lt/hari/jiwa
 Negara maju: 125-150 lt/hari/jiwa
Di Indonesia:
 Penduduk perdesaan: 40-50 lt/hari/jiwa
 Penduduk perkotaan: 80-100 lt/hari/jiwa
Penggolongan dan peruntukan air
Peranan air penting, jumlah air tawar terbatas,
pencemaran perairan meningkat
Diperlukan upaya menjaga kualitas air
Untuk mengendalikan pencemaran perairan,
kualitas (mutu) air ditetapkan menjadi 4 kelas:
Kelas I: air yang peruntukannya dapat digunakan
untuk air baku air minum dan atau peruntukan lain
yang mempersyaratkan mutu air yang sama dengan
kegunaan tersebut
Kelas II: air yang peruntukannya dapat digunakan
untuk prasarana/sarana rekreasi air, pembudidayaan
ikan air tawar, peternakan, air untuk mengairi
pertanaman, dan atau peruntukan lain yang
mempersyaratkan mutu air yang sama dengan
kegunaan tersebut
Kelas III: air yang peruntukannya dapat
digunakan untuk pembudidayaan ikan
air tawar, peternakan, air untuk
mengairi pertanaman, dan atau
peruntukan lain yang mempersyaratkan
mutu air yang sama dengan kegunaan
tersebut
Kelas IV: air yang peruntukannya dapat
digunakan untuk untuk mengairi
pertanaman dan atau peruntukan lain
yang mempersyaratkan mutu air yang
sama dengan kegunaan tersebut
 Masing-masing kelas air
mempunyai parameter mutu air
untuk kelas I, II, III, dan IV
 Suatu badan air (sungai,
waduk, danau, rawa, air tanah)
dapat diketahui mutu airnya
melalui analisis contoh air di
laboratorium
dibandingkan dengan kriteria
mutu air dari setiap kelas air
Setiap sungai sebaiknya sudah jelas
peruntukan dan kelasnya
Jika terjadi perubahan kualitas air
dapat segera diketahui melalui pemantauan
Parameter kualitas (mutu) air:
1. Reaksi air (pH)
Reaksi air (pH) atau keasaman suatu perairan
mencirikan keseimbangan antara asam dan
basa dalam air
Air bersifat netral jika pH = 7, asam
jika pH < 7, basa/alkalis
jika pH lebih > 7
Apabila nilai pH air < 5,0 atau > 9,0
maka perairan sudah tercemar berat
 kehidupan biota air akan terganggu
 tidak layak digunakan untuk
keperluan rumah tangga
2. Padatan (solid)
Menurut ukuran dan keberadaannya di dalam
suatu perairan, padatan terdiri atas:
 padatan terendap (sedimentasi)
 padatan tersuspensi
 padatan terlarut
Bahan sedimen biasanya berupa pasir dan
lumpur dapat mengendap dengan
sendirinya (sedimentasi), terutama jika
airnya tenang
TSS (Total Suspended Solid):
jumlah padatan tersuspensi (mg) dalam
satu liter air
 Padatan tersuspensi terdiri dari partikel-
partikel yang bobot dan ukurannya lebih
kecil dari sedimen, tidak larut dalam air,
dan tidak dapat langsung mengendap
 Padatan tersuspensi merupakan
penyebab terjadinya kekeruhan air,
seperti tanah liat halus, berbagai
jenis bahan organik, dan sel-sel
mikroorganisme
 Makin tinggi nilai TSS, makin tinggi
tingkat pencemaran suatu perairan
TDS (Total Dissolved Solid):
jumlah padatan terlarut (mg) dalam
satu liter air
 Padatan terlarut terdiri dari senyawa-
senyawa anorganik dan organik yang
terlarut dalam air dan mempunyai ukuran
lebih kecil dari padatan tersupensi
 Limbah cair agroindustri umumnya
mengandung padatan terlarut yang
tinggi, misalnya limbah cair gula
mengandung gula yang terlarut dalam air
 Makin tinggi nilai TDS, makin berat
tingkat pencemaran perairan
3. BOD (Biochemical Oxygen Demand):
banyaknya oksigen (mg) yang diperlukan
oleh bakteri untuk menguraikan atau
mengoksidasi bahan organik dalam satu
liter limbah selama pengeraman (5 x 24
jam pada suhu 20尊 C)
BOD menunjukkan jumlah oksigen terlarut
yang dibutuhkan oleh mikroba untuk
memecah atau mengoksidasi bahan-bahan
pencemar yang terdapat di dalam suatu
perairan
4. COD (Chemical Oxygen Demand):
banyaknya oksigen (mg) yang dibutuhkan
oksidator untuk mengoksidasi bahan/zat
organik dan anorganik dalam
satu liter air limbah
 Nilai COD biasanya lebih tinggi dari nilai
BOD karena bahan yang stabil (tidak
terurai) dalam uji BOD dapat teroksidasi
dalam uji COD
 Makin besar nilai BOD dan atau COD,
makin tinggi tingkat pencemaran suatu
perairan
5. Oksigen terlarut (DO, Dissolved Oxygen)
banyaknya oksigen terlarut (mg) dalam
satu liter air
 Kehidupan makhluk hidup di dalam air (tumbuhan
dan biota air) tergantung dari kemampuan air untuk
mempertahankan konsentrasi DO minimal yang
diperlukannya
 Oksigen terlarut dapat berasal dari proses
fotosintesis tumbuhan air dan dari udara
yang masuk ke dalam air
 Makin rendah nilai DO, makin tinggi tingkat
pencemaran
 Biota perairan menghendaki DO > 4 ppm
6. Nitrogen (N)
 Nitrogen merupakan unsur
sangat penting di dalam air
karena peranannya dalam reaksi-
reaksi biologi perairan
 Bentuk Nitrogen anorganik
dalam air: ion ammonia (NH4+),
nitrat (NO3-), dan nitrit (NO2-)
 Nitrogen dalam air bersumber
dari limbah pertanian,
peternakan, pupuk, industri, dan
limbah domestik
 Penyebab utama pertumbuhan
ganggang (algae) yang pesat di suatu
perairan (eutrofikasi) adalah nitrogen
 Nitrat dihasilkan dari proses
nitrifikasi, yaitu proses oksidasi
ammonia (NH4+) menjadi nitrat
(NO3-)
7. Fospor/Phosphat (P)
 Unsur fosfor merupakan salah
satu parameter kualitas air karena
keberadaannya yang berlebihan
akan menurunkan kualitas suatu
perairan
 Selain unsur nitrogen, fosfor juga merupakan
penyebab utama pertumbuhan ganggang dalam air
 Pertumbuhan ganggang yang pesat
membutuhkan oksigen yang lebih banyak
sehingga keperluan oksigen untuk biota
perairan menjadi berkurang
 Biomas ganggang yang telah mati akan
menyebabkan penurunan kualitas air
 Fosfor dalam suatu perairan bersumber dari
limbah industri, limbah domestik, limbah
pertanian, hancuran bahan organik, dan
mineral-mineral fosfat
Bahan pencemar perairan
Pencemaran adalah masuknya bahan yang tidak
diinginkan ke dalam air (oleh kegiatan manusia dan
atau secara alami) yang mengakibatkan turunnya
kualitas air tersebut sehingga tidak dapat
digunakan sesuai dengan peruntukannya
Menurut sumbernya, limbah sebagai bahan pencemar
air dibedakan sebagai:
1) Limbah domestik (limbah rumah tangga, pekantoran,
pertokoan, pasar, dan pusat perdagangan)
2) Limbah industri, pertambangan, dan transportasi
3) Limbah laboratorium dan rumah sakit
4) Limbah pertanian dan peternakan
5) Limbah pariwisata
Ditinjau dari segi ketahanannya di suatu
lingkungan, pencemar dibagi menjadi:
1) Pencemar yang tidak permanen, stabil
selama kurang dari satu bulan
2) Pencemar sedang, stabil selama 1-24 bulan
3) Pencemar cukup permanen, stabil selama 2-
5 tahun
4) Pencemar permanen, stabil selama lebih 5
tahun
Pencemaran Air oleh Erosi
Peristiwa erosi banyak terjadi di
kawasan hutan yang telah rusak dan
daerah pertanian lahan kering pada
kemirigan lereng > 8 %
Partikel tanah dan bahan organik yang
terangkut akan mengendap menjadi
lumpur (sedimentasi), tersuspensi,
dan atau terlarut di badan air
penerima
Akibat kekeruhan badan air
 Oksigen berkurang dalam air
 Sarang tempat ikan bertelur
tertutup
 Fotosintesis fitoplankton terganggu
Apabila dalam peristiwa erosi
banyak terangkut unsur P
dan atau N akan
mengakibatkan suatu
perairan menjadi subur,
disebut eutrofikasi
Eutrofikasi adalah proses
pengayaan suatu perairan
(waduk atau danau) oleh
unsur hara P dan atau N 
terjadi ledakan
fitoplankton (terutama
ganggang/algae) dan
gulma air
Dampak negatif eutrofikasi:
 berkurangnya persediaan oksigen
terlarut untuk biota air karena
fitoplankton memerlukan oksigen
yang lebih banyak
 terhambatnya sinar matahari
menembus perairan, yang diperlukan
untuk proses biokimia oleh biota air
Pengayaan suatu perairan oleh unsur P
dan atau N  Keseimbangan
ekosistem perairan terganggu
Di daerah pertanian dengan
pengunaan pestisida (fungisida,
insektisida, dan herbisida) yang
intensif, aliran permukaan dan erosi
juga akan mengangkut residu
pestisida ke suatu perairan
Pencemaran air oleh pestisida,
terutama jenis yang sukar larut dalam
air sangat berbahaya bagi biota
perairan dan manusia melalui suatu
proses, yang disebut dengan proses
magnifikasi biologi (biological
magnification)
Konsentrasi bahan kimia di dalam jaringan
suatu organisme atau biota akan meningkat
dengan adanya perubahan tingkat trofik
Bahan kimia tersebut tidak mengalami
metabolisme sehingga jumlah yang
terakumulasi di dalam jaringan biota
perairan makin bertambah dan lebih tinggi
daripada konsentrasi di perairan sekitarnya
Contoh peningkatan konsentrasi bahan
kimia melalui rantai makan dengan
proses biological magnification adalah
pencemaran pestisida DDT
(diklorodifiniltrikloroetana)
Di alam, ternyata kadar DDT makin meningkat menurut
rantai makanan, dengan jenjang sebagai berikut:
1) Kadar DDT di suatu perairan 0,015 ppm
2) Kadar DDT pada plankton yang hidup di perairan
tersebut 5 ppm
3) Kadar DDT pada ikan-ikan kecil yang biasa makan
plankton 10 ppm
4) Kadar DDT pada ikan-ikan besar yang biasa makan
ikan-ikan kecil di perairan tersebut menjadi 100 ppm
5) Kadar DDT pada burung yang makan ikan di perairan
tersebut meningkat menjadi 1.600 ppm dan dosisi ini
sangat toksik atau beracun bagi manusia
Pencemaran Air oleh Logam Berat
Pencemaran oleh logam berat terjadi di
perairan, tanah, dan udara, tetapi yang
paling berbahaya bagi kehidupan adalah
yang terjadi di perairan
Logam berat: logam yang mempunyai
densitas (kepadatan) lebih besar 5 g/cm3
Di alam terdapat berbagai
unsur yang termasuk logam
berat dan juga merupakan
komponen pencemar: Cd
(Cadmium), Hg (Hidragirum,
Mercury, Raksa), Cr
(Chromium), Pb (Plumbum,
Timbal, Timah hitam), Ni
(Nikel), Cu (Cuprum), Zn
(Zinkum, Seng), dan Fe
(Ferum, Besi)
Industri-industri yang
berpotensi menghasilkan
limbah logam berat: industri
logam dan pelapisan logam,
baterai, kaustik soda,
penyamakan kulit, pengolahan
(pemurnian) bauksit, bijih besi,
tembaga, timah, dan mangan,
serta kilang gas bumi
Pencemaran air oleh logam berat Hg telah
terjadi di Teluk Minamata, Jepang, pada
tahun 1953  1960
 Di pantai Teluk Minamata berdiri industri
kimia yang limbahnya mengandung Hg
dan dibuang ke perairan Teluk Minamata
 Melalui proses biological magnification
atau secara langsung, ikan-ikan laut dan
kerang-kerangan mengakumulasi
senyawa majemuk klorida metil-merkuri
dalam konsentrasi tinggi (5-20 ppm)
 Penduduk di sekitar Teluk Minamata
yang mengonsumsi ikan dan
kerang-kerangan mengalami
keanehan mental dan cacat syaraf
secara pemanen, terutama anak-
anak  disebut penyakit Minamata
 Tahun 1980-an, beberapa orang
penduduk yang tinggal di sekitar
Teluk Jakarta mengalami penyakit
yang mirip dengan penyakit
Minamata, yaitu terganggunya
fungsi syaraf yang diduga
diakibatkan oleh Hg
Pencemaran air oleh Pb juga
mengakibatkan terakumulasinya
kandungan Pb di tubuh ikan dan
biota laut lainnya
 Selain di perairan, pencemaran
udara oleh Pb juga sudah terjadi di
kota-kota besar
 Tingginya Pb di udara bersumber
dari asap kendaraan bermotor dan
asap industri
 Di indonesia, pencemaran udara
oleh Pb telah terjadi di Jakarta,
Bandung, Surabaya, dan Medan
Kandungan Pb makin meningkat
di udara pada saat terjadi
kemacetan lalu lintas
 Dampak pencemaran Pb
terhadap manusia, al: gangguan
syaraf, tekanan darah tingi,
cepat marah (emosional), dan
cepat lelah
Upaya Penganggulangan Pencemaran Air
A. Akibat kerusakan hutan dan kegiatan pertanian:
1) Meningkatkan usaha reboisasi dan penghijauan di
lahan kritis
2)Mencegah perambahan hutan dan penebangan liar
Menggunakan pupuk dan pestisida seperlunya
3)Menerapkan kaidah-kaidah konservasi tanah dan
air pada setiap pemanfaatan lahan
B. Akibat limbah domestik, industri dan kegiatan lainnya:
1) Mengumpulkan limbah padat domestik sehingga tidak
masuk ke perairan
2) Memanfaatkan limbah padat domestik untuk keperluan lain,
seperti pengomposan untuk limbah bahan organik dan
sistem daur ulang untuk limbah lainnya
3) Memisahkan limbah padat dari limbah cair
4) Membangun instalasi pengolahan limbah cair (IPLC)
sehingga kualitas limbah cair yang dibuang ke perairan
umum tidak melampaui baku mutu yang berlaku
5) Mengumpulkan limbah bahan berbahaya dan beracun (B3)
dan diolah secara khusus
TUGAS MINGGU DEPAN
 Siapkan kertas PH (1 pack kertas PH berisi 100 lbr)
 Tiap Kelompok membawa 5 Botol (250 ml) Diisi Air :
 Air Keran
 Air sungai
 Air Rebusan
 Air Aqua
 Air Empang/Kolam

More Related Content

Similar to Manajemen air untuk lingkungan dalam pembangunan (20)

Pencemaran air
Pencemaran airPencemaran air
Pencemaran air
Yohanezz Eriek
PB 1. PENCEMARAN AIR.ppt
PB 1. PENCEMARAN AIR.pptPB 1. PENCEMARAN AIR.ppt
PB 1. PENCEMARAN AIR.ppt
TIRASBALYO
PB 1. PENCEMARAN AIR.ppt
PB 1. PENCEMARAN AIR.pptPB 1. PENCEMARAN AIR.ppt
PB 1. PENCEMARAN AIR.ppt
RizkyNazty
Parameter pencemaran dan perubahan lingkungan akibat pencemaran
Parameter pencemaran dan perubahan lingkungan akibat pencemaranParameter pencemaran dan perubahan lingkungan akibat pencemaran
Parameter pencemaran dan perubahan lingkungan akibat pencemaran
Yos F. da-Lopes
dampak pencemaran air teknik lingkungan...
dampak pencemaran air teknik lingkungan...dampak pencemaran air teknik lingkungan...
dampak pencemaran air teknik lingkungan...
DriverID
pencemaran_air.pptx
pencemaran_air.pptxpencemaran_air.pptx
pencemaran_air.pptx
AgusTian100
MATERI DASAR SANITASI KESEHATAN AIR BERSIH
MATERI DASAR  SANITASI KESEHATAN AIR BERSIHMATERI DASAR  SANITASI KESEHATAN AIR BERSIH
MATERI DASAR SANITASI KESEHATAN AIR BERSIH
kurniarisman
Kearifan Lokal tentang Pencemaran limbah di Sungai kampungan pondok manggis
Kearifan Lokal tentang Pencemaran limbah di Sungai kampungan pondok manggisKearifan Lokal tentang Pencemaran limbah di Sungai kampungan pondok manggis
Kearifan Lokal tentang Pencemaran limbah di Sungai kampungan pondok manggis
marlinasitipriyati
Kearifan Lokal tentang Pencemaran limbah di Sungai kampungan pondok manggis
Kearifan Lokal tentang Pencemaran limbah di Sungai kampungan pondok manggisKearifan Lokal tentang Pencemaran limbah di Sungai kampungan pondok manggis
Kearifan Lokal tentang Pencemaran limbah di Sungai kampungan pondok manggis
marlinasitipriyati
Kearifan Lokal
Kearifan LokalKearifan Lokal
Kearifan Lokal
marlinasitipriyati
Kearifan Lokal tentang Pencemaran limbah di Sungai kampungan pondok manggis
Kearifan Lokal tentang Pencemaran limbah di Sungai kampungan pondok manggis Kearifan Lokal tentang Pencemaran limbah di Sungai kampungan pondok manggis
Kearifan Lokal tentang Pencemaran limbah di Sungai kampungan pondok manggis
marlinasitipriyati
Kearifan Lokal tentang Pencemaran limbah di Sungai kampungan pondok manggis
Kearifan Lokal tentang Pencemaran limbah di Sungai kampungan pondok manggisKearifan Lokal tentang Pencemaran limbah di Sungai kampungan pondok manggis
Kearifan Lokal tentang Pencemaran limbah di Sungai kampungan pondok manggis
marlinasitipriyati
Kearifan Lokal tentang Pencemaran limbah di Sungai perkampungan pondok manggis
Kearifan Lokal tentang Pencemaran limbah di Sungai perkampungan pondok manggisKearifan Lokal tentang Pencemaran limbah di Sungai perkampungan pondok manggis
Kearifan Lokal tentang Pencemaran limbah di Sungai perkampungan pondok manggis
marlinasitipriyati
Kearifan Lokal Tentang Pencemaran Limbah di sungai Pondok Manggis
Kearifan Lokal Tentang Pencemaran Limbah di sungai Pondok ManggisKearifan Lokal Tentang Pencemaran Limbah di sungai Pondok Manggis
Kearifan Lokal Tentang Pencemaran Limbah di sungai Pondok Manggis
alitarahayu
Kearifan Lokal tentang Pencemaran limbah di Sungai kampungan pondok manggis
Kearifan Lokal tentang Pencemaran limbah di Sungai kampungan pondok manggisKearifan Lokal tentang Pencemaran limbah di Sungai kampungan pondok manggis
Kearifan Lokal tentang Pencemaran limbah di Sungai kampungan pondok manggis
marlinasitipriyati
PERT.2.pptx
PERT.2.pptxPERT.2.pptx
PERT.2.pptx
muhammadsahir5
Kearifan Lokal tentang pencemaran Sungai Kampung Pondok Manggis
Kearifan Lokal tentang pencemaran Sungai Kampung Pondok ManggisKearifan Lokal tentang pencemaran Sungai Kampung Pondok Manggis
Kearifan Lokal tentang pencemaran Sungai Kampung Pondok Manggis
Dwi_prastyo
Observasi Sungai - Tugas Kelompok Ilmu Alamiah Dasar
Observasi Sungai - Tugas Kelompok Ilmu Alamiah DasarObservasi Sungai - Tugas Kelompok Ilmu Alamiah Dasar
Observasi Sungai - Tugas Kelompok Ilmu Alamiah Dasar
naryati
Bahaya Pencemaran
Bahaya PencemaranBahaya Pencemaran
Bahaya Pencemaran
yudi3456
PB 1. PENCEMARAN AIR.ppt
PB 1. PENCEMARAN AIR.pptPB 1. PENCEMARAN AIR.ppt
PB 1. PENCEMARAN AIR.ppt
TIRASBALYO
PB 1. PENCEMARAN AIR.ppt
PB 1. PENCEMARAN AIR.pptPB 1. PENCEMARAN AIR.ppt
PB 1. PENCEMARAN AIR.ppt
RizkyNazty
Parameter pencemaran dan perubahan lingkungan akibat pencemaran
Parameter pencemaran dan perubahan lingkungan akibat pencemaranParameter pencemaran dan perubahan lingkungan akibat pencemaran
Parameter pencemaran dan perubahan lingkungan akibat pencemaran
Yos F. da-Lopes
dampak pencemaran air teknik lingkungan...
dampak pencemaran air teknik lingkungan...dampak pencemaran air teknik lingkungan...
dampak pencemaran air teknik lingkungan...
DriverID
pencemaran_air.pptx
pencemaran_air.pptxpencemaran_air.pptx
pencemaran_air.pptx
AgusTian100
MATERI DASAR SANITASI KESEHATAN AIR BERSIH
MATERI DASAR  SANITASI KESEHATAN AIR BERSIHMATERI DASAR  SANITASI KESEHATAN AIR BERSIH
MATERI DASAR SANITASI KESEHATAN AIR BERSIH
kurniarisman
Kearifan Lokal tentang Pencemaran limbah di Sungai kampungan pondok manggis
Kearifan Lokal tentang Pencemaran limbah di Sungai kampungan pondok manggisKearifan Lokal tentang Pencemaran limbah di Sungai kampungan pondok manggis
Kearifan Lokal tentang Pencemaran limbah di Sungai kampungan pondok manggis
marlinasitipriyati
Kearifan Lokal tentang Pencemaran limbah di Sungai kampungan pondok manggis
Kearifan Lokal tentang Pencemaran limbah di Sungai kampungan pondok manggisKearifan Lokal tentang Pencemaran limbah di Sungai kampungan pondok manggis
Kearifan Lokal tentang Pencemaran limbah di Sungai kampungan pondok manggis
marlinasitipriyati
Kearifan Lokal tentang Pencemaran limbah di Sungai kampungan pondok manggis
Kearifan Lokal tentang Pencemaran limbah di Sungai kampungan pondok manggis Kearifan Lokal tentang Pencemaran limbah di Sungai kampungan pondok manggis
Kearifan Lokal tentang Pencemaran limbah di Sungai kampungan pondok manggis
marlinasitipriyati
Kearifan Lokal tentang Pencemaran limbah di Sungai kampungan pondok manggis
Kearifan Lokal tentang Pencemaran limbah di Sungai kampungan pondok manggisKearifan Lokal tentang Pencemaran limbah di Sungai kampungan pondok manggis
Kearifan Lokal tentang Pencemaran limbah di Sungai kampungan pondok manggis
marlinasitipriyati
Kearifan Lokal tentang Pencemaran limbah di Sungai perkampungan pondok manggis
Kearifan Lokal tentang Pencemaran limbah di Sungai perkampungan pondok manggisKearifan Lokal tentang Pencemaran limbah di Sungai perkampungan pondok manggis
Kearifan Lokal tentang Pencemaran limbah di Sungai perkampungan pondok manggis
marlinasitipriyati
Kearifan Lokal Tentang Pencemaran Limbah di sungai Pondok Manggis
Kearifan Lokal Tentang Pencemaran Limbah di sungai Pondok ManggisKearifan Lokal Tentang Pencemaran Limbah di sungai Pondok Manggis
Kearifan Lokal Tentang Pencemaran Limbah di sungai Pondok Manggis
alitarahayu
Kearifan Lokal tentang Pencemaran limbah di Sungai kampungan pondok manggis
Kearifan Lokal tentang Pencemaran limbah di Sungai kampungan pondok manggisKearifan Lokal tentang Pencemaran limbah di Sungai kampungan pondok manggis
Kearifan Lokal tentang Pencemaran limbah di Sungai kampungan pondok manggis
marlinasitipriyati
Kearifan Lokal tentang pencemaran Sungai Kampung Pondok Manggis
Kearifan Lokal tentang pencemaran Sungai Kampung Pondok ManggisKearifan Lokal tentang pencemaran Sungai Kampung Pondok Manggis
Kearifan Lokal tentang pencemaran Sungai Kampung Pondok Manggis
Dwi_prastyo
Observasi Sungai - Tugas Kelompok Ilmu Alamiah Dasar
Observasi Sungai - Tugas Kelompok Ilmu Alamiah DasarObservasi Sungai - Tugas Kelompok Ilmu Alamiah Dasar
Observasi Sungai - Tugas Kelompok Ilmu Alamiah Dasar
naryati
Bahaya Pencemaran
Bahaya PencemaranBahaya Pencemaran
Bahaya Pencemaran
yudi3456

Recently uploaded (6)

HIPOTESIS DAN UJI HIPOTESIS (1).pptxsN<YGSKSAKMCSK
HIPOTESIS DAN UJI HIPOTESIS (1).pptxsN<YGSKSAKMCSKHIPOTESIS DAN UJI HIPOTESIS (1).pptxsN<YGSKSAKMCSK
HIPOTESIS DAN UJI HIPOTESIS (1).pptxsN<YGSKSAKMCSK
gendhisirma
kelompok 3 jangkauan data dan jangkauan interquartil data kelompok Presentasi...
kelompok 3 jangkauan data dan jangkauan interquartil data kelompok Presentasi...kelompok 3 jangkauan data dan jangkauan interquartil data kelompok Presentasi...
kelompok 3 jangkauan data dan jangkauan interquartil data kelompok Presentasi...
ekasanjaya2610
Paparan Panduan Implementasi Kurikulum Cinta_17 Februari 2025.pdf
Paparan Panduan Implementasi Kurikulum Cinta_17 Februari 2025.pdfPaparan Panduan Implementasi Kurikulum Cinta_17 Februari 2025.pdf
Paparan Panduan Implementasi Kurikulum Cinta_17 Februari 2025.pdf
blendonk45
PPT Pengantar Data Mining Pertemuan 2 .ppt
PPT Pengantar Data Mining Pertemuan 2 .pptPPT Pengantar Data Mining Pertemuan 2 .ppt
PPT Pengantar Data Mining Pertemuan 2 .ppt
Muhammad Nasution
com.google.android.apps.photos.Image photolokasi.pdf
com.google.android.apps.photos.Image photolokasi.pdfcom.google.android.apps.photos.Image photolokasi.pdf
com.google.android.apps.photos.Image photolokasi.pdf
DNcen
Soal ulangan mid semester 1 b arab kls 2 haqqu.docx
Soal ulangan mid semester 1 b arab kls 2 haqqu.docxSoal ulangan mid semester 1 b arab kls 2 haqqu.docx
Soal ulangan mid semester 1 b arab kls 2 haqqu.docx
DZAKY60
HIPOTESIS DAN UJI HIPOTESIS (1).pptxsN<YGSKSAKMCSK
HIPOTESIS DAN UJI HIPOTESIS (1).pptxsN<YGSKSAKMCSKHIPOTESIS DAN UJI HIPOTESIS (1).pptxsN<YGSKSAKMCSK
HIPOTESIS DAN UJI HIPOTESIS (1).pptxsN<YGSKSAKMCSK
gendhisirma
kelompok 3 jangkauan data dan jangkauan interquartil data kelompok Presentasi...
kelompok 3 jangkauan data dan jangkauan interquartil data kelompok Presentasi...kelompok 3 jangkauan data dan jangkauan interquartil data kelompok Presentasi...
kelompok 3 jangkauan data dan jangkauan interquartil data kelompok Presentasi...
ekasanjaya2610
Paparan Panduan Implementasi Kurikulum Cinta_17 Februari 2025.pdf
Paparan Panduan Implementasi Kurikulum Cinta_17 Februari 2025.pdfPaparan Panduan Implementasi Kurikulum Cinta_17 Februari 2025.pdf
Paparan Panduan Implementasi Kurikulum Cinta_17 Februari 2025.pdf
blendonk45
PPT Pengantar Data Mining Pertemuan 2 .ppt
PPT Pengantar Data Mining Pertemuan 2 .pptPPT Pengantar Data Mining Pertemuan 2 .ppt
PPT Pengantar Data Mining Pertemuan 2 .ppt
Muhammad Nasution
com.google.android.apps.photos.Image photolokasi.pdf
com.google.android.apps.photos.Image photolokasi.pdfcom.google.android.apps.photos.Image photolokasi.pdf
com.google.android.apps.photos.Image photolokasi.pdf
DNcen
Soal ulangan mid semester 1 b arab kls 2 haqqu.docx
Soal ulangan mid semester 1 b arab kls 2 haqqu.docxSoal ulangan mid semester 1 b arab kls 2 haqqu.docx
Soal ulangan mid semester 1 b arab kls 2 haqqu.docx
DZAKY60

Manajemen air untuk lingkungan dalam pembangunan

  • 2. Sumberdaya Alam Air Air: perpaduan 2 atom H dan 1 atom O H2O Terdapat dalam 3 bentuk: cair, padat, gas Didinginkan sampai 0尊 C padat (es) Dipanaskan sampai 100尊 C gas (uap) Dalam keadaan normal bersifat netral dan dapat melarutkan berbagai jenis zat Unsur utama dalam tumbuhan (sampai 90%), tubuh hewan (60-70%), dan tubuh manusia (65%)
  • 3. Manusia: Kehilangan air sebanyak 12% dari tubuhnya meninggal, wafat Tanpa makanan dapat hidup 81 hari Tanpa air hanya dapat bertahan hidup selama 10 hari Manusia menggunakan air untuk berbagai keperluan (rumah tangga, pertanian, perikanan, industri, sumber energi, sarana transportasi, tempat rekreasi) Suku primitif: 5-8 lt/hari/jiwa Negara berkembang: 50-60 lt/hari/jiwa Negara maju: 125-150 lt/hari/jiwa
  • 4. Di Indonesia: Penduduk perdesaan: 40-50 lt/hari/jiwa Penduduk perkotaan: 80-100 lt/hari/jiwa Penggolongan dan peruntukan air Peranan air penting, jumlah air tawar terbatas, pencemaran perairan meningkat Diperlukan upaya menjaga kualitas air
  • 5. Untuk mengendalikan pencemaran perairan, kualitas (mutu) air ditetapkan menjadi 4 kelas: Kelas I: air yang peruntukannya dapat digunakan untuk air baku air minum dan atau peruntukan lain yang mempersyaratkan mutu air yang sama dengan kegunaan tersebut Kelas II: air yang peruntukannya dapat digunakan untuk prasarana/sarana rekreasi air, pembudidayaan ikan air tawar, peternakan, air untuk mengairi pertanaman, dan atau peruntukan lain yang mempersyaratkan mutu air yang sama dengan kegunaan tersebut
  • 6. Kelas III: air yang peruntukannya dapat digunakan untuk pembudidayaan ikan air tawar, peternakan, air untuk mengairi pertanaman, dan atau peruntukan lain yang mempersyaratkan mutu air yang sama dengan kegunaan tersebut Kelas IV: air yang peruntukannya dapat digunakan untuk untuk mengairi pertanaman dan atau peruntukan lain yang mempersyaratkan mutu air yang sama dengan kegunaan tersebut
  • 7. Masing-masing kelas air mempunyai parameter mutu air untuk kelas I, II, III, dan IV Suatu badan air (sungai, waduk, danau, rawa, air tanah) dapat diketahui mutu airnya melalui analisis contoh air di laboratorium dibandingkan dengan kriteria mutu air dari setiap kelas air
  • 8. Setiap sungai sebaiknya sudah jelas peruntukan dan kelasnya Jika terjadi perubahan kualitas air dapat segera diketahui melalui pemantauan Parameter kualitas (mutu) air: 1. Reaksi air (pH) Reaksi air (pH) atau keasaman suatu perairan mencirikan keseimbangan antara asam dan basa dalam air
  • 9. Air bersifat netral jika pH = 7, asam jika pH < 7, basa/alkalis jika pH lebih > 7 Apabila nilai pH air < 5,0 atau > 9,0 maka perairan sudah tercemar berat kehidupan biota air akan terganggu tidak layak digunakan untuk keperluan rumah tangga
  • 10. 2. Padatan (solid) Menurut ukuran dan keberadaannya di dalam suatu perairan, padatan terdiri atas: padatan terendap (sedimentasi) padatan tersuspensi padatan terlarut Bahan sedimen biasanya berupa pasir dan lumpur dapat mengendap dengan sendirinya (sedimentasi), terutama jika airnya tenang
  • 11. TSS (Total Suspended Solid): jumlah padatan tersuspensi (mg) dalam satu liter air Padatan tersuspensi terdiri dari partikel- partikel yang bobot dan ukurannya lebih kecil dari sedimen, tidak larut dalam air, dan tidak dapat langsung mengendap Padatan tersuspensi merupakan penyebab terjadinya kekeruhan air, seperti tanah liat halus, berbagai jenis bahan organik, dan sel-sel mikroorganisme Makin tinggi nilai TSS, makin tinggi tingkat pencemaran suatu perairan
  • 12. TDS (Total Dissolved Solid): jumlah padatan terlarut (mg) dalam satu liter air Padatan terlarut terdiri dari senyawa- senyawa anorganik dan organik yang terlarut dalam air dan mempunyai ukuran lebih kecil dari padatan tersupensi Limbah cair agroindustri umumnya mengandung padatan terlarut yang tinggi, misalnya limbah cair gula mengandung gula yang terlarut dalam air Makin tinggi nilai TDS, makin berat tingkat pencemaran perairan
  • 13. 3. BOD (Biochemical Oxygen Demand): banyaknya oksigen (mg) yang diperlukan oleh bakteri untuk menguraikan atau mengoksidasi bahan organik dalam satu liter limbah selama pengeraman (5 x 24 jam pada suhu 20尊 C) BOD menunjukkan jumlah oksigen terlarut yang dibutuhkan oleh mikroba untuk memecah atau mengoksidasi bahan-bahan pencemar yang terdapat di dalam suatu perairan
  • 14. 4. COD (Chemical Oxygen Demand): banyaknya oksigen (mg) yang dibutuhkan oksidator untuk mengoksidasi bahan/zat organik dan anorganik dalam satu liter air limbah Nilai COD biasanya lebih tinggi dari nilai BOD karena bahan yang stabil (tidak terurai) dalam uji BOD dapat teroksidasi dalam uji COD Makin besar nilai BOD dan atau COD, makin tinggi tingkat pencemaran suatu perairan
  • 15. 5. Oksigen terlarut (DO, Dissolved Oxygen) banyaknya oksigen terlarut (mg) dalam satu liter air Kehidupan makhluk hidup di dalam air (tumbuhan dan biota air) tergantung dari kemampuan air untuk mempertahankan konsentrasi DO minimal yang diperlukannya Oksigen terlarut dapat berasal dari proses fotosintesis tumbuhan air dan dari udara yang masuk ke dalam air Makin rendah nilai DO, makin tinggi tingkat pencemaran Biota perairan menghendaki DO > 4 ppm
  • 16. 6. Nitrogen (N) Nitrogen merupakan unsur sangat penting di dalam air karena peranannya dalam reaksi- reaksi biologi perairan Bentuk Nitrogen anorganik dalam air: ion ammonia (NH4+), nitrat (NO3-), dan nitrit (NO2-) Nitrogen dalam air bersumber dari limbah pertanian, peternakan, pupuk, industri, dan limbah domestik
  • 17. Penyebab utama pertumbuhan ganggang (algae) yang pesat di suatu perairan (eutrofikasi) adalah nitrogen Nitrat dihasilkan dari proses nitrifikasi, yaitu proses oksidasi ammonia (NH4+) menjadi nitrat (NO3-) 7. Fospor/Phosphat (P) Unsur fosfor merupakan salah satu parameter kualitas air karena keberadaannya yang berlebihan akan menurunkan kualitas suatu perairan
  • 18. Selain unsur nitrogen, fosfor juga merupakan penyebab utama pertumbuhan ganggang dalam air Pertumbuhan ganggang yang pesat membutuhkan oksigen yang lebih banyak sehingga keperluan oksigen untuk biota perairan menjadi berkurang Biomas ganggang yang telah mati akan menyebabkan penurunan kualitas air Fosfor dalam suatu perairan bersumber dari limbah industri, limbah domestik, limbah pertanian, hancuran bahan organik, dan mineral-mineral fosfat
  • 19. Bahan pencemar perairan Pencemaran adalah masuknya bahan yang tidak diinginkan ke dalam air (oleh kegiatan manusia dan atau secara alami) yang mengakibatkan turunnya kualitas air tersebut sehingga tidak dapat digunakan sesuai dengan peruntukannya
  • 20. Menurut sumbernya, limbah sebagai bahan pencemar air dibedakan sebagai: 1) Limbah domestik (limbah rumah tangga, pekantoran, pertokoan, pasar, dan pusat perdagangan) 2) Limbah industri, pertambangan, dan transportasi 3) Limbah laboratorium dan rumah sakit 4) Limbah pertanian dan peternakan 5) Limbah pariwisata
  • 21. Ditinjau dari segi ketahanannya di suatu lingkungan, pencemar dibagi menjadi: 1) Pencemar yang tidak permanen, stabil selama kurang dari satu bulan 2) Pencemar sedang, stabil selama 1-24 bulan 3) Pencemar cukup permanen, stabil selama 2- 5 tahun 4) Pencemar permanen, stabil selama lebih 5 tahun
  • 22. Pencemaran Air oleh Erosi Peristiwa erosi banyak terjadi di kawasan hutan yang telah rusak dan daerah pertanian lahan kering pada kemirigan lereng > 8 % Partikel tanah dan bahan organik yang terangkut akan mengendap menjadi lumpur (sedimentasi), tersuspensi, dan atau terlarut di badan air penerima
  • 23. Akibat kekeruhan badan air Oksigen berkurang dalam air Sarang tempat ikan bertelur tertutup Fotosintesis fitoplankton terganggu Apabila dalam peristiwa erosi banyak terangkut unsur P dan atau N akan mengakibatkan suatu perairan menjadi subur, disebut eutrofikasi
  • 24. Eutrofikasi adalah proses pengayaan suatu perairan (waduk atau danau) oleh unsur hara P dan atau N terjadi ledakan fitoplankton (terutama ganggang/algae) dan gulma air
  • 25. Dampak negatif eutrofikasi: berkurangnya persediaan oksigen terlarut untuk biota air karena fitoplankton memerlukan oksigen yang lebih banyak terhambatnya sinar matahari menembus perairan, yang diperlukan untuk proses biokimia oleh biota air Pengayaan suatu perairan oleh unsur P dan atau N Keseimbangan ekosistem perairan terganggu
  • 26. Di daerah pertanian dengan pengunaan pestisida (fungisida, insektisida, dan herbisida) yang intensif, aliran permukaan dan erosi juga akan mengangkut residu pestisida ke suatu perairan
  • 27. Pencemaran air oleh pestisida, terutama jenis yang sukar larut dalam air sangat berbahaya bagi biota perairan dan manusia melalui suatu proses, yang disebut dengan proses magnifikasi biologi (biological magnification)
  • 28. Konsentrasi bahan kimia di dalam jaringan suatu organisme atau biota akan meningkat dengan adanya perubahan tingkat trofik Bahan kimia tersebut tidak mengalami metabolisme sehingga jumlah yang terakumulasi di dalam jaringan biota perairan makin bertambah dan lebih tinggi daripada konsentrasi di perairan sekitarnya
  • 29. Contoh peningkatan konsentrasi bahan kimia melalui rantai makan dengan proses biological magnification adalah pencemaran pestisida DDT (diklorodifiniltrikloroetana)
  • 30. Di alam, ternyata kadar DDT makin meningkat menurut rantai makanan, dengan jenjang sebagai berikut: 1) Kadar DDT di suatu perairan 0,015 ppm 2) Kadar DDT pada plankton yang hidup di perairan tersebut 5 ppm 3) Kadar DDT pada ikan-ikan kecil yang biasa makan plankton 10 ppm 4) Kadar DDT pada ikan-ikan besar yang biasa makan ikan-ikan kecil di perairan tersebut menjadi 100 ppm 5) Kadar DDT pada burung yang makan ikan di perairan tersebut meningkat menjadi 1.600 ppm dan dosisi ini sangat toksik atau beracun bagi manusia
  • 31. Pencemaran Air oleh Logam Berat Pencemaran oleh logam berat terjadi di perairan, tanah, dan udara, tetapi yang paling berbahaya bagi kehidupan adalah yang terjadi di perairan Logam berat: logam yang mempunyai densitas (kepadatan) lebih besar 5 g/cm3
  • 32. Di alam terdapat berbagai unsur yang termasuk logam berat dan juga merupakan komponen pencemar: Cd (Cadmium), Hg (Hidragirum, Mercury, Raksa), Cr (Chromium), Pb (Plumbum, Timbal, Timah hitam), Ni (Nikel), Cu (Cuprum), Zn (Zinkum, Seng), dan Fe (Ferum, Besi)
  • 33. Industri-industri yang berpotensi menghasilkan limbah logam berat: industri logam dan pelapisan logam, baterai, kaustik soda, penyamakan kulit, pengolahan (pemurnian) bauksit, bijih besi, tembaga, timah, dan mangan, serta kilang gas bumi
  • 34. Pencemaran air oleh logam berat Hg telah terjadi di Teluk Minamata, Jepang, pada tahun 1953 1960 Di pantai Teluk Minamata berdiri industri kimia yang limbahnya mengandung Hg dan dibuang ke perairan Teluk Minamata Melalui proses biological magnification atau secara langsung, ikan-ikan laut dan kerang-kerangan mengakumulasi senyawa majemuk klorida metil-merkuri dalam konsentrasi tinggi (5-20 ppm)
  • 35. Penduduk di sekitar Teluk Minamata yang mengonsumsi ikan dan kerang-kerangan mengalami keanehan mental dan cacat syaraf secara pemanen, terutama anak- anak disebut penyakit Minamata Tahun 1980-an, beberapa orang penduduk yang tinggal di sekitar Teluk Jakarta mengalami penyakit yang mirip dengan penyakit Minamata, yaitu terganggunya fungsi syaraf yang diduga diakibatkan oleh Hg
  • 36. Pencemaran air oleh Pb juga mengakibatkan terakumulasinya kandungan Pb di tubuh ikan dan biota laut lainnya Selain di perairan, pencemaran udara oleh Pb juga sudah terjadi di kota-kota besar Tingginya Pb di udara bersumber dari asap kendaraan bermotor dan asap industri
  • 37. Di indonesia, pencemaran udara oleh Pb telah terjadi di Jakarta, Bandung, Surabaya, dan Medan Kandungan Pb makin meningkat di udara pada saat terjadi kemacetan lalu lintas Dampak pencemaran Pb terhadap manusia, al: gangguan syaraf, tekanan darah tingi, cepat marah (emosional), dan cepat lelah
  • 38. Upaya Penganggulangan Pencemaran Air A. Akibat kerusakan hutan dan kegiatan pertanian: 1) Meningkatkan usaha reboisasi dan penghijauan di lahan kritis 2)Mencegah perambahan hutan dan penebangan liar Menggunakan pupuk dan pestisida seperlunya 3)Menerapkan kaidah-kaidah konservasi tanah dan air pada setiap pemanfaatan lahan
  • 39. B. Akibat limbah domestik, industri dan kegiatan lainnya: 1) Mengumpulkan limbah padat domestik sehingga tidak masuk ke perairan 2) Memanfaatkan limbah padat domestik untuk keperluan lain, seperti pengomposan untuk limbah bahan organik dan sistem daur ulang untuk limbah lainnya 3) Memisahkan limbah padat dari limbah cair 4) Membangun instalasi pengolahan limbah cair (IPLC) sehingga kualitas limbah cair yang dibuang ke perairan umum tidak melampaui baku mutu yang berlaku 5) Mengumpulkan limbah bahan berbahaya dan beracun (B3) dan diolah secara khusus
  • 40. TUGAS MINGGU DEPAN Siapkan kertas PH (1 pack kertas PH berisi 100 lbr) Tiap Kelompok membawa 5 Botol (250 ml) Diisi Air : Air Keran Air sungai Air Rebusan Air Aqua Air Empang/Kolam