際際滷

際際滷Share a Scribd company logo
KOROSI
YANG TERJADI PADA BESI
P R E S E N T E D B Y:
1 . H e r m a w a n S o d i q ( 2 2 1 1 1 0 7 )
2 . M u h a m m a d R i z k y A m m a r A b d u r r a s y i d ( 2 2 1 1 1 1 0 )
3 . D o n i ( 2 2 3 1 1 0 3 )
Sekolah Tinggi Teknologi Madala
Semester Ganjil 2022/ 2023
DEFINISI KOROSI
1
KOROSI
PADA BESI
JENIS KOROSI
2
FAKTOR PENYEBAB KOROSI
3 CARA MENCEGAH
4
DAMPAK KOROSI
5
DEFINISI KOROSI
A
Korosi adalah kerusakan atau kehancuran material akibat adanya reaksi
kimia di sekitar lingkungannya. Secara umum, korosi dibedakan menjadi korosi basah
dan korosi kering. Korosi disebabkan adanya faktor kimia,
fisika, metalurgi, elektrokimia dan termodinamika. Korosi dapat digolongkan menjadi
delapan, yaitu korosi umum, korosi galvanik, korosi celah, korosi sumur, korosi batas
butir, korosi selektif, korosi erosi, dan korosi tegangan. Dalam bahasa sehari-hari,
korosi disebut perkaratan. Contoh korosi yang paling lazim adalah perkaratan besi.
Pada peristiwa korosi, logam mengalami oksidasi, sedangkan oksigen (udara)
mengalami reduksi. Karat logam umumnya adalah berupa oksida atau karbonat.
Rumus kimia karat besi adalah Fe2O3.nH2O, suatu zat padat yang berwarna coklat-
merah.
Korosi merupakan proses elektrokimia. Pada korosi besi, bagian tertentu
dari besi itu berlaku sebagai anode, di mana besi mengalami oksidasi.
Fe(s) <--> Fe2+(aq) + 2e
Elektron yang dibebaskan di anode mengalir ke bagian lain dari besi itu yang
bertindak sebagai katode, di mana oksigen tereduksi.
O2(g) + 4H+(aq) + 4e <--> 2H2O(l)
atau
O2(g) + 2H2O(l) + 4e <--> 4OH-(aq)
Ion besi(II) yang terbentuk pada anode selanjutnya teroksidasi membentuk ion besi(III)
yang kemudian membentuk senyawa oksida terhidrasi, yaitu karat besi. Mengenai bagian
mana dari besi itu yang bertindak sebagai anode dan bagian mana yang bertindak sebagai
katode, bergantung pada berbagai faktor, misalnya zat pengotor, atau perbedaan rapatan
logam itu.
Korosi dapat juga diartikan sebagai serangan yang merusak logam karena logam
bereaksi secara kimia atau elektrokimia dengan lingkungan. Ada definisi lain yang
mengatakan bahwa korosi adalah kebalikan dari proses ekstraksi logam dari bijih mineralnya.
Contohnya, bijih mineral logam besi di alam bebas ada dalam bentuk senyawa besi
oksida atau Besi(II) sulfida, setelah diekstraksi dan diolah, akan dihasilkan besi yang
digunakan untuk pembuatan baja atau baja paduan. Selama pemakaian, baja tersebut akan
bereaksi dengan lingkungan yang menyebabkan korosi (kembali menjadi senyawa besi
oksida).
Deret Volta dan Hukum Persamaan Nernst akan membantu untuk dapat mengetahui
kemungkinan terjadinya korosi. Kecepatan korosi sangat tergantung pada banyak faktor,
seperti ada atau tidaknya lapisan oksida, karena lapisan oksida dapat menghalangi beda
potensial terhadap elektrode lainnya yang akan sangat berbeda bila masih bersih dari oksida.
B. JENIS-JENIS KOROSI
PADA BESI
1.Sweet corrosion
2.Sour corrosion
3.Hydrogen blistering
4.Sulphide stress cracking
5.Oxygen corrosion
6.Concentration cell corrosion
7.Crevice corrosion
8.Pitting of stainless steel
9.Weld line corrosion
10.Ringworm corrosion
11.Galvanic corrosion
12.Bacteria corrosion
Picture 1 Rusty Iron Plate
Adapun ciri dari masing-masing jenis korosi dan solusinya adalah sebagai
berikut:
1.Sweet Corrosion
A. Merupakan korosi umum (general corrosion)
B. Lubang berbentuk seperti piring, tidak mendalam
C. Cenderung tidak ada endapan korosi
D. Jenis korosi ini disebabkan oleh adanya CO2 yang membentuk asam karbonat sehingga
menurunkan pH, dengan reaksi kimia sebagai berikut:
 CO2 + H2O H2CO3 (asam karbonat)

 Fe + H2CO3 FeCO3 + H2

Solusi: minimalkan gas CO2 yang masuk ke sistem, dan gunakan corrosion inhibitor
Picture 2 Iron Platei Sweet Corrosion
2. Sour Corrosion
Jika adanya H2S bukan dari bakteri, solusinya bisa menggunakan H2S scavenger.
A. Merupakan jenis korosi lokal
B. Terdapat deposit besi sulfida (iron sulfide) yang berwarna hitam
C. Lubang-lubang halus yang dalam dan menyebabkan kebocoran
D. Bisa terbentuk blistering atau cracking
E. Jenis korosi ini terjadi karena adanya gas H2S
 Fe + H2S  FeS + H+ + H2
F. Ciri khasnya tercium bau telur busuk (H2S)
Solusi: Karena adanya H2S biasanya disebabkan oleh adanya bakteri SRB,
maka perlu dipastikan dulu keberadaannya. Jika terindikasi ada bakteri SRB
maka lakukan biocide chemical treatment.
Picture 3 Iron Plate Sour Corrosion
3. Hydrogen Blistering
Solusi: Gunakan corrosion inhibitor
A. Atom hidrogen yang terbentuk pada katoda masuk ke dalam metal
B. Bergabung membentuk gas H2 pada batas struktur metal
C. Gas mengembang dan menyebabkan permukaan metal menggelembung
D. Kerusakan semakin parah dengan adanya H2S
Picture 4 Iron Plate Hydrogen Blistering Picture 5 corrosion inhibitor
4. Sulphide Stress Corrosion Cracking
A. Terjadi pada pH rendah,

temperatur rendah
B. H2S tinggi, partial pressure H2S >
0.05 ATM
C. Hardness tinggi (>22 Rc), high
strength steel
D. Beban kerja tinggi; torque, bends,
etc.
E. Residual stresses akibat
pengelasan, stamping, dll.
Picture 6 Sulphide Stress Corrosion Cracking
Solusi: Kurangi beban kerja, naikkan
temperatur jika memungkinkan
5. Oxygen Corrosion
Picture 7 Iron Plate Oxygen Corrosion
A. Oil reservoir secara alami tidak mengandung oksigen
B. Oksigen dalam oilfield berasal dari :
 Anulus terbuka
 Gas kompresor bocor
 Seal pompa tidak berfungsi
C. Korosi cendrung terjadi pada daerah yang tidak ada aliran air
D. Daerah tersebut kekurangan oxygen dan menjadi anoda
Solusi: Kurangi dissolved oxygen dengan treatment oxygen
scavenger atau menggunakan dehydrator plant.
6. Concentration Cell Corrosion
Picture 8 Concentration Cell Corrosion
A. Lapisan scale dan endapan yang tidak rata menyebabkan perbedaan
konsentrasi gas
B. Lubang pada scale  Anodic area  Pitting
C. Film pelindung terkikis mengakibatkan pitting corrosion pada tubing,
casing dan sucker rods
Solusi: Hindari deposit dengan cara membersihkan sistem
7. Crevice Corrosion
Picture 9 Crevice Corrosion
8. Pitting of Stainless Steel
A. Chloride menembus lapisan film oksida
B. Endapan menyebabkan hilangnya oksigen dan
merusak lapisan film oksida
Solusi: Hindari pembentukan area statis dan
endapan
9. Weld Line Corrosion
Perlakuan panas (pengelasan, dll)
mempengaruhi struktur mikro baja yang
mengarah ke serangan lokal. Solusinya
dengan cara mengurangi heat treatment.
10. Ringworm Corrosion
Serangan lokal di dekat zona yang terkena
panas karena perbedaan struktur butir.
Solusinya dengan cara mengurangi heat
treatment.
11. Galvanic corrosion
Picture 10 Iron Plate Galvanic corrosion
A. Disebabkan oleh melekatnya dua metal yang berbeda
B. Perbedaan EMF metal menyebabkan sebagian logam
menjadi anoda
Solusi: Hindari melekatnya 2 metal yang berbeda (Kasus di
atas dapat dicegah dengan pemakaian isolator antara baud
dengan lempengan kupon logam)
11. Bacteria Corrosion
Picture 11 Iron Plate Bacteria Corrosion
A. Aktivitas sulphate reducing bacteria (SRB)
menghasilkan H2S dan menyebabkan korosi
B. Bacteria membentuk endapan
 Peralatan menjadi mampet
 Korosi terjadi dibawah endapan
C. Korosi cendrung lokal (pada satu tempat), penuh
dengan endapan hitam dan terdapat lendir bakter
Solusi: Kontrol jumlah oilfield bacteria untuk
mengurangi jumlah H2S dengan biocide
treatment.
C. FAKTOR-FAKTOR PENYEBAB KOROSI PADA BESI
1.Konsentrasi H2O dan O2
Dalam kondisi kelembaban yang lebih tinggi, besi akan lebih cepat berkarat. Selain itu, dalam air yang
kadar oksigen terlarutnya lebih tinggi, perkaratan juga akan lebih cepat. Hal ini sebagaimana air dan
oksigen masing-masing berperan sebagai medium terjadinya korosi dan agen pengoksidasi besi.
2. pH
Pada suasana yang lebih asam, pH < 7, reaksi korosi besi akan lebih cepat, sebagaimana reaksi
reduksi oksigen dalam suasana asam lebih spontan yang ditandai dengan potensial reduksinya lebih besar
dibanding dalam suasana netral ataupun basa.
3. Keberadaan Elektrolit
Keberadaan elektrolit seperti garam NaCl pada medium korosi akan mempercepat terjadinya korosi,
sebagaimana ion-ion elektrolit membantu menghantarkan elektron-elektron bebas yang terlepas dari reaksi
oksidasi di daerah anode kepada reaksi reduksi pada daerah katode.
D. PROSES KOROSI PADA BESI
Proses korosi pada besi dapat dibagi menjadi dua reaksi redoks terpisah, antara lain:
撃 Proses Hilangnya Besi
Bagian besi yang hilang umumnya adalah bagian besi yang mengalami kontak dengan air. Bagian
ini disebut daerah anode, sebagaimana reaksi oksidasi besi terjadi:
Atau
Ketika atom-atom Fe kehilangan elektron, terbentuklah cekungan di bagian hilangnya besi
tersebut. Selanjutnya, elektron-elektron yang terlepas tersebut akan mengalir ke bagian dengan
konsentrasi oksigen tinggi yang umumnya terletak di tepi tetesan air tempat terbentuknya
cekungan. Bagian ini disebut daerah katode, di mana elektron yang terlepas dari atom besi
mereduksi O2:
Pada umumnya, reaksi reduksi yang terjadi adalah reaksi reduksi oksigen dengan H+, sebagaimana
medium terjadinya korosi cenderung bersifat asam dan reaksi reduksi dalam suasana asam cenderung
lebih spontan, sebagaimana potensial reduksinya lebih besar (+1,23 V). Ion H+ berasal dari asam
H2CO3 yang terbentuk dari reaksi pelarutan karbon dioksida dalam uap air di udara
Jadi, keseluruhan reaksi hilangnya besi, tanpa reaksi pembentukan karat, yaitu:
 Proses Pembentukan Karat
Karat besi, Fe2O3nH2O yang merupakan senyawa padatan yang berwarna coklat kemerahan,
terbentuk pada reaksi redoks yang berbeda dengan reaksi sebelumnya. Ion-ion Fe2+ yang terbentuk
pada daerah anode terdispersi dalam air dan bereaksi dengan O2 membentuk Fe3+ dalam karat.
Keseluruhan reaksi pada proses ini adalah:
4. Suhu
Semakin tinggi suhu, semakin cepat korosi terjadi. Hal ini sebagaimana laju reaksi kimia meningkat
seiring bertambahnya suhu.
5.Galvanic coupling
Bila besi terhubung atau menempel pada logam lain yang kurang reaktif (tidak mudah teroksidasi,
potensial reduksi lebih positif), maka akan timbul beda potensial yang menyebabkan terjadinya aliran
elektron dari besi (anode) ke logam kurang reaktif (katode). Hal ini menyebabkan besi akan lebih cepat
mengalami korosi dibandingkan tanpa keberadaan logam kurang reaktif. Efek ini disebut juga dengan efek
galvanic coupling.
Secara keseluruhan, jika persamaan reaksi hilangnya besi dengan reaksi pembentukan karat
dijumlahkan maka diperoleh:
Reaksi korosi pada besi
(Sumber: Brown, Theodore L. et al. 2015.
Chemistry: The Central Science (13th edition).
New Jersey: Pearson Education, Inc.)
E.PENCEGAHAN
Pengaruh jenis media korosi terhadap laju korosi besi cor kelabu telah menjadi kajian yang
sangat menarik bagi ilmuwan, karena keberadaannya dapat dikatakan sebagai musuh besar yang
dapat menimbulkan kerugian yang begitu banyaknya pada kehidupan manusia. Institut Battelle pernah
menaksir kerugian yang diderita oleh Amerika Serikat akibat korosi mencapai 70 milyar dolar ( Avner,
1987). Penelitian yang lain yang dilakukan di Inggris, diperkirakan 1 ton baja berubah menjadi karat
pada setiap 90 detik ( Allen, 1982). Sementara itu perlindungan terhadap korosi membutuhkan biaya
yang sangat mahal (Editorial, 1980).
Karena adanya korosi ini maka setidaknya ada dua kerugianyang ditimbulkan yaitu : pertama
pemakaian sumber daya alam menjadi sangat boros, dan kedua orang yang berada pada lingkungan
yang bersifat korosi, juga akan terganggu keamanan dan kenyamanan hidupnya. Contoh pertama,
pada tahun 1761 lambung kapal fregat HMS Alarm telah mengalami kerusakan. Paku-paku besi yang
digunakan untuk menempelkan lapisan tembaga ke kayu telah lapuk. Dari penyelidikan yang dilakukan
menyimpulkan bahwa besi tidak boleh kontak langsung dengan tembaga dilingkungan air (Trethewey
& Chamberlain, 1988). Contoh kedua, pada tahun 1985 atap kolam renang di Swiss yang baru berusia
13 tahun telah roboh dan menewaskan 12 orang serta melukai banyak yang lain.Setelah diselidiki
ternyata penyebab kecelakaan itu adalah baja nirkarat yang menyangga atap beton bertulang terkena
korosi sehingga keropos.
Salah satu logam yang banyak digunakan oleh manusia untuk keperluan industri dan rekayasa
adalah besi cor kelabu ( Surdia & Saito, 1984). Beberapa contoh penggunaan besi cor kelabu antara
lain dalam komponen otomotif, sudu untuk turbin, poros engkol, blok mesin dan lain sebagainya.
Penggunaan besi cor kelabu secara luas banyak dipicu dari keuntungan penggunaannya.
Perkembangan teknologi dewasa ini menuntut penggunaan suatu bahanharus memiliki
kualifikasi tertentu misalnya : tahan aus, tahan panas, dan tahan korosi. Banyak usaha dilakukan
untuk memperbaiki ketahanan korosi suatu bahan. Namun adakalanya bahan yang tahan korosi juga
dapat terserang korosi karena lingkungan yang bersifat korosif.
Toifur (1998) menjelaskan pengaruh implantasi ion argon dapat menurunkan laju korosi dengan
aquatridest sebagai media korosifnya. Sutjipto (1990) menerangkan bahwa asam klorida sebagai
media korosif terbukti memiliki laju korosi lebih tinggi dibanding dengan aquatridest sebagai media
korosifnya. Dari beberapa penelitian yang telah dilakukan, masih terbatas pada penelitian dengan
media korosif bahan dari laboratorium. Sehingga penelitian dengan media korosif yang mendekati
lingkungan dimana bahan tersebut dipakai mutlak diperlukan.
Penelitian dilakukan terhadap besi cor kelabu dengan media korosif air laut, larutan garam
NaCl 5 %, dan larutan kapur 5 %. Pemilihan air laut sebagai media korosif karena air laut banyak
mengandung unsur organik dan anorganik. Air laut bersifat asam sehingga mempunyai pH dibawah 7.
Larutan garam NaCl 5 % dan larutan kapur 5 % dianggap dapat mewakili lingkungan garam dan basa.
Toifur (1998) menjelaskan laju korosi pada media korosif aquatridest sebagai fungsi dari dosis ion.
Perlambatan terhadap korosi ketika korosi berjalan juga dapat terjadi dengan terbentuknya lapisan pelindung.
Daerah yang menunjukkan terbentuknya lapisan pelindung disebut daerah pasivasi. Setelah daerah pasivasi,
korosi dapat berjalan kembali, daerah ini disebut daerah transpasivasi (Dieter, 1990).
Lapisan pelindung yang terbentuk, berupa endapan jumlahnya diduga ada hubungannya dengan
keasaman media korosifnya. Sutjipto (1990) menerangkan laju korosi dengan media korosif asam klorida
mempunyai laju korosi lebih tinggi dibanding dengan aquatridest sebagai media korosif. Dari penelitian yang
terdahulu dapat disimpulkan media korosif diduga berpengaruh terhadap laju korosi. Penelitian ini dialkukan
untuk mengetahui seberapa besar pengaruh media korosif terhadap laju korosi besi cor kelabu.
Penelitian ini bertujuan ntuk menyelidiki pengaruh jenis media korosif terhadap laju korosi, jenis korosi dan
derajat kerusakan akibat korosi pada besi cor kelabu.
Dari analisa data-data hasil penelitian dapatt ditarik kesimpulan sebagai berikut :
a. Laju korosi hasil penelitian dengan media korosif air laut adalah 2,194  17,279 mpy, media korosif larutan
NaCl 5 % laju korosinya 2,663  5,800 mpy sedangkan dengan media korosif air kapur 0,003  12,992 mpy.
b. Media air laut merupakan media paling korosif sedangkan air kapur merupakan media paling tidak korosif.
c. Jenis korosi yang terjadi adalah korosi sumuran. Yaitu korosi yang menyebabkan lubang-lubang kecil pada
permukaan logam.
d. Pada saat korosi sedang berlangsung terdapat daerah pasivasi. Yaitu daerah dimana laju korosi mengalami
penurunan. Sesudah itu bila laju korosi meningkat lagi maka daerah ini disebut daerah transpasivasi.
e. Persamaan reaksi korosi merupakan persamaan reaksi elektrokimia. Hal ini karena melibatkan reaksi ion-
ion yang teroksidasi maupun tereduksi.
Korosi temperature tinggi baja ASSAB 760 dilingkungan klor dan sulpur dapat digunakan sebagai bahan
komponen pipa untuk sistem jaringan perpipaan pembangkitlistrikpanas bumi (geothermal). Keberadaan gas klor
dan sulfur dalam perut bumi, selama pengaliran uap akan keluar bersama uap air menuju penampungan uap
sebelum diteruskan ke sistem fpembangkit. Perubahan tekanan dan temperatur yang terjadi selama pengaliran
uap air dari dalam/ keluar perut bumi menyebabkan gas klor dan sulfur dapat mengendap pada dinding pipa
karena reaksi bersama oksigen atau uap air. Oleh karena itu selama pemanfaatan uap panas bumi, keberadaan
gas klor dan sulfur harus diperhatikan secara khusus terhadap ketahanan korosi pipa baja yang digunakan. Gas
klor dan sulfur yang mengendap dalam bentuk deposit NaCl maupun Na2SO4 pada permukaan baja dan
paduannya, dapat menimbulkan kerusakan yang parah. Endapan garam klorida dan sulfur mempercepat proses
oksidasi/ korosi baja dan paduannya selama terekspos pada temperatur tinggi [1].
Temperatur tinggi memberikan pengaruh ganda terhadap degradasi logam. Pertama, kenaikan temperatur
akan mempengaruhi aspek termodinamika dan kinetika reaksi, artinya degradasi akan semakin cepat pada
temperatur yang lebih tinggi. Kedua, kenaikan temperatur akan mempengaruhi dan merubah struktur dan
perilaku logam. Jika struktur berubah, maka secara umum kekuatan dan perilaku logam juga berubah. Jadi selain
terjadi degradasi yang berupa kerusakan fisik pada permukaan atau kerusakan eksternal, juga terjadi degradasi,
penurunan sifat mekanik, logam menjadi rapuh [2].
Korosi temperatur tinggi merupakan masalah yang serius dalam dunia industri dan sangat merugikan,
karena korosi temperatur tinggi dapat mengurangi kemampuan suatu konstruksi dalam memikul beban, usia
bangunan kontruksi menjadi berkurang dari waktu yang sudah direncanakan,tidak hanya itu apabila tidak
F.AKIBAT ATAU DAMPAK KOROSI DALAM KEHIDUPAN
diantisipasi lebih awal maka akan mengakibatkan kerugian-kerugian yang lebih besar antara lain bisa
menimbulkan kerusakan, mengakibatkan berkurangnya ketangguhan, robohnya suatu konstruksi,
meledaknya suatu pipa/ bejana bertekanan dan mungkin juga dapat membuat pencemaran pada suatu
produk.
Beberapa kesimpulan yang dapat di ambil dari hasil pengujian ini adalah :
1.Semakin lama pengujian yang dilakukan dalam temperatur tinggi maka baja ASSAB 760 akan
mengalami pengurangan berat spesimen. Hal ini dapat dilihat dari hasil akhir pada permukaan
spesimen yang terdapat lubang atau celah pada yang menyebabkan berkurangnya berat spesimen.
2.Keberadaan deposit NaCl /Na2SO4 pada lapisan baja ASSAB 760 sangat besar mempengaruhi laju
oksidasi baja, hal ini dapat dilihat dari hasil grafik dan perhitungan.
3.Hasil pengujian pada waktu 3 jam belum terlalu terlihat pengaruh dari kandungan NaCl /Na2SO4.
Hal ini diakibatkan kurangnya pasokan udara yang menembus dinding lapisan oksidasi sehingga
mengurangi reaksi yang terjadi pada baja ASSAB 760
4.Setelah melewati waktu 4,5 & 6 jam terlihat jelas laju oksidasi cukup meningkat hal ini disebabkan
mulai bereaksi NaCl /Na2SO4 yang terjadi pada permukaan baja ASSAB 760 akibat mulai
terbentuknya pori  pori pada lapisan oksidasi sehingga udara dapat masuk dan bereaksi membentuk
oksidasi lagi.
DAFTAR PUSTAKA
cekhar. (2015, Juni). Akibat Atau Dampak Korosi Dalam Kehidupan. Retrieved from Dunia Galery:
http://duniagalery.blogspot.com/2015/06/akibat-atau-dampak-korosi-dalam.html
Eonchemicals. (2021). Jenis-jenis korosi|Kenali cirinya, Temukan Solusinya. Retrieved from EON
CHEMICALS SOLUTION: https://www.eonchemicals.com/artikel/jenis-jenis-korosi-kenali-cirinya-dan-
temukan-solusinya/
Fahmi Amrullah, S. (2021). Elektroplating Logam. Retrieved from Nuruzzaman Islamic Boarding
School: https://www.ypinuruzzaman.com/info-terkini/elektroplating
Nirwan Susianto, S. (2022). Korosi. Retrieved from Studio Belajar:
https://www.studiobelajar.com/korosi/
cekhar. (2015, Juni). Akibat Atau Dampak Korosi Dalam Kehidupan. Retrieved from Dunia Galery:
http://duniagalery.blogspot.com/2015/06/akibat-atau-dampak-korosi-dalam.html
Eonchemicals. (2021). Jenis-jenis korosi|Kenali cirinya, Temukan Solusinya. Retrieved from EON
CHEMICALS SOLUTION: https://www.eonchemicals.com/artikel/jenis-jenis-korosi-kenali-cirinya-dan-
temukan-solusinya/
Fahmi Amrullah, S. (2021). Elektroplating Logam. Retrieved from Nuruzzaman Islamic Boarding
School: https://www.ypinuruzzaman.com/info-terkini/elektroplating
Nirwan Susianto, S. (2022). Korosi. Retrieved from Studio Belajar:
https://www.studiobelajar.com/korosi/
Allen, M. D., & Ames, D. W., 1982, Interaction and Stray Current Effect on Buried Pipelines Six Case
Histories, The present Status, Institution of Corrosion Science & Technology, Science Division, London.
Avner, S.H., 1987, Introduction to Physical Metalurgy, Mc Graw-Hill
Inc., Singapore.
Dieter, G.E., & Djaprie, S., 1990, Metalurgi Mekanik, Erlangga, Jakarta.
Editorial, 1980, Corrosion Prevention and Control, 32 (3): 41, London.
Surdia, T., dan Saito, S., 1984, Pengetahuan Bahan Teknik, PT
Pradnya Paramita, Jakarta.
Sutjipto, 1990, Pengaruh Striping pada Korosi Al 1100F, Tesis, Program Pasca Sarjana MIPA UGM
.
Toifur, M., 1998, Korositas Aluminium 1100F yang Diimplantasi dengan Ion Argon, Jurnal Media
Almamater, KOPERTIS Wilayah V, Yogyakarta.
Trethewey, KR., dan Chamberlain, J., 1988, Corrosion for Student Science and Engineering, Longman
Group UK Limited, London.
Uhlig, H., 1971, Corrosion and Corrosions Control, John Wiley & Sons, New York.
[1]Yudhistryra S. 2014, Pengaruh komposisi deposit NaCl /Na2SO4 terhadap korosi temperatur tinggi
baja AISI 4130 yang dilapisi
Aluminium.Jurnal FEMA, Universitas
Lampung.
[2]Jones, Denny A. 1992. Principle and
Prevention of Corrossion. USA: Macmillan
THANKS
SOME OF OUR PRESENTATIONS
Ad

Recommended

Material Teknik - Korosi
Material Teknik - Korosi
Zhafran Anas
KOROSI
KOROSI
Annisa Khoerunnisya
Korosi ms 21
Korosi ms 21
Muhammad Dimas
Korosi 212
Korosi 212
Mubarak Muhammad
macam-macam korosi
macam-macam korosi
adimasmc
korosi
korosi
Yuni Nasution
Praktikum Kimia - Laporan Korosi
Praktikum Kimia - Laporan Korosi
21 Memento
Analisa korosi
Analisa korosi
anas alauddin
Korosi
Korosi
Suhendra
Korosi
Korosi
Suhendra
Makalah korosi
Makalah korosi
Hari Hidayat
Korosi pada besi
Korosi pada besi
Haelis Muslimah
Makalah korosi alim abror (13504241062)
Makalah korosi alim abror (13504241062)
Aliem Sgralhtobat
makalah macam-macam korosi
makalah macam-macam korosi
adimasmc
Korosi 2
Korosi 2
Wage Karsana
Presentation KOROSI BESI
Presentation KOROSI BESI
Christina Agusta
Rangkuman tugas kimia
Rangkuman tugas kimia
yahyakurnia23
Rangkuman tugas kimia
Rangkuman tugas kimia
yahyakurnia23
korosi.pptx
korosi.pptx
Soraya840328
PPT KIMIA KOROSI
PPT KIMIA KOROSI
Cahya Mutiara
Pencegahan korosi
Pencegahan korosi
Mubarak Muhammad
jenis-jenis korosi by rafi dwi rachmani
jenis-jenis korosi by rafi dwi rachmani
Rafi Dwi Rachmani
MAKALAH KIMIA KOROSI
MAKALAH KIMIA KOROSI
Cahya Mutiara
Pencegahan korosi
Pencegahan korosi
kimia12ipa1213
Pertemuan 12_KOROSI.pptx
Pertemuan 12_KOROSI.pptx
WindiAmilia
Korosi kuliah5
Korosi kuliah5
politenik
120327262 makalah-korosi
120327262 makalah-korosi
Beny Firiya
Materi korosi
Materi korosi
IsmatulIzzati2

More Related Content

Similar to materi tentang Korosi pada matreial besi.pptx (20)

Korosi
Korosi
Suhendra
Korosi
Korosi
Suhendra
Makalah korosi
Makalah korosi
Hari Hidayat
Korosi pada besi
Korosi pada besi
Haelis Muslimah
Makalah korosi alim abror (13504241062)
Makalah korosi alim abror (13504241062)
Aliem Sgralhtobat
makalah macam-macam korosi
makalah macam-macam korosi
adimasmc
Korosi 2
Korosi 2
Wage Karsana
Presentation KOROSI BESI
Presentation KOROSI BESI
Christina Agusta
Rangkuman tugas kimia
Rangkuman tugas kimia
yahyakurnia23
Rangkuman tugas kimia
Rangkuman tugas kimia
yahyakurnia23
korosi.pptx
korosi.pptx
Soraya840328
PPT KIMIA KOROSI
PPT KIMIA KOROSI
Cahya Mutiara
Pencegahan korosi
Pencegahan korosi
Mubarak Muhammad
jenis-jenis korosi by rafi dwi rachmani
jenis-jenis korosi by rafi dwi rachmani
Rafi Dwi Rachmani
MAKALAH KIMIA KOROSI
MAKALAH KIMIA KOROSI
Cahya Mutiara
Pencegahan korosi
Pencegahan korosi
kimia12ipa1213
Pertemuan 12_KOROSI.pptx
Pertemuan 12_KOROSI.pptx
WindiAmilia
Korosi kuliah5
Korosi kuliah5
politenik
120327262 makalah-korosi
120327262 makalah-korosi
Beny Firiya
Materi korosi
Materi korosi
IsmatulIzzati2
Makalah korosi alim abror (13504241062)
Makalah korosi alim abror (13504241062)
Aliem Sgralhtobat
makalah macam-macam korosi
makalah macam-macam korosi
adimasmc
Presentation KOROSI BESI
Presentation KOROSI BESI
Christina Agusta
Rangkuman tugas kimia
Rangkuman tugas kimia
yahyakurnia23
Rangkuman tugas kimia
Rangkuman tugas kimia
yahyakurnia23
jenis-jenis korosi by rafi dwi rachmani
jenis-jenis korosi by rafi dwi rachmani
Rafi Dwi Rachmani
MAKALAH KIMIA KOROSI
MAKALAH KIMIA KOROSI
Cahya Mutiara
Pertemuan 12_KOROSI.pptx
Pertemuan 12_KOROSI.pptx
WindiAmilia
Korosi kuliah5
Korosi kuliah5
politenik
120327262 makalah-korosi
120327262 makalah-korosi
Beny Firiya

materi tentang Korosi pada matreial besi.pptx

  • 1. KOROSI YANG TERJADI PADA BESI P R E S E N T E D B Y: 1 . H e r m a w a n S o d i q ( 2 2 1 1 1 0 7 ) 2 . M u h a m m a d R i z k y A m m a r A b d u r r a s y i d ( 2 2 1 1 1 1 0 ) 3 . D o n i ( 2 2 3 1 1 0 3 ) Sekolah Tinggi Teknologi Madala Semester Ganjil 2022/ 2023
  • 2. DEFINISI KOROSI 1 KOROSI PADA BESI JENIS KOROSI 2 FAKTOR PENYEBAB KOROSI 3 CARA MENCEGAH 4 DAMPAK KOROSI 5
  • 3. DEFINISI KOROSI A Korosi adalah kerusakan atau kehancuran material akibat adanya reaksi kimia di sekitar lingkungannya. Secara umum, korosi dibedakan menjadi korosi basah dan korosi kering. Korosi disebabkan adanya faktor kimia, fisika, metalurgi, elektrokimia dan termodinamika. Korosi dapat digolongkan menjadi delapan, yaitu korosi umum, korosi galvanik, korosi celah, korosi sumur, korosi batas butir, korosi selektif, korosi erosi, dan korosi tegangan. Dalam bahasa sehari-hari, korosi disebut perkaratan. Contoh korosi yang paling lazim adalah perkaratan besi. Pada peristiwa korosi, logam mengalami oksidasi, sedangkan oksigen (udara) mengalami reduksi. Karat logam umumnya adalah berupa oksida atau karbonat. Rumus kimia karat besi adalah Fe2O3.nH2O, suatu zat padat yang berwarna coklat- merah. Korosi merupakan proses elektrokimia. Pada korosi besi, bagian tertentu dari besi itu berlaku sebagai anode, di mana besi mengalami oksidasi. Fe(s) <--> Fe2+(aq) + 2e Elektron yang dibebaskan di anode mengalir ke bagian lain dari besi itu yang bertindak sebagai katode, di mana oksigen tereduksi. O2(g) + 4H+(aq) + 4e <--> 2H2O(l) atau O2(g) + 2H2O(l) + 4e <--> 4OH-(aq)
  • 4. Ion besi(II) yang terbentuk pada anode selanjutnya teroksidasi membentuk ion besi(III) yang kemudian membentuk senyawa oksida terhidrasi, yaitu karat besi. Mengenai bagian mana dari besi itu yang bertindak sebagai anode dan bagian mana yang bertindak sebagai katode, bergantung pada berbagai faktor, misalnya zat pengotor, atau perbedaan rapatan logam itu. Korosi dapat juga diartikan sebagai serangan yang merusak logam karena logam bereaksi secara kimia atau elektrokimia dengan lingkungan. Ada definisi lain yang mengatakan bahwa korosi adalah kebalikan dari proses ekstraksi logam dari bijih mineralnya. Contohnya, bijih mineral logam besi di alam bebas ada dalam bentuk senyawa besi oksida atau Besi(II) sulfida, setelah diekstraksi dan diolah, akan dihasilkan besi yang digunakan untuk pembuatan baja atau baja paduan. Selama pemakaian, baja tersebut akan bereaksi dengan lingkungan yang menyebabkan korosi (kembali menjadi senyawa besi oksida). Deret Volta dan Hukum Persamaan Nernst akan membantu untuk dapat mengetahui kemungkinan terjadinya korosi. Kecepatan korosi sangat tergantung pada banyak faktor, seperti ada atau tidaknya lapisan oksida, karena lapisan oksida dapat menghalangi beda potensial terhadap elektrode lainnya yang akan sangat berbeda bila masih bersih dari oksida.
  • 5. B. JENIS-JENIS KOROSI PADA BESI 1.Sweet corrosion 2.Sour corrosion 3.Hydrogen blistering 4.Sulphide stress cracking 5.Oxygen corrosion 6.Concentration cell corrosion 7.Crevice corrosion 8.Pitting of stainless steel 9.Weld line corrosion 10.Ringworm corrosion 11.Galvanic corrosion 12.Bacteria corrosion Picture 1 Rusty Iron Plate
  • 6. Adapun ciri dari masing-masing jenis korosi dan solusinya adalah sebagai berikut: 1.Sweet Corrosion A. Merupakan korosi umum (general corrosion) B. Lubang berbentuk seperti piring, tidak mendalam C. Cenderung tidak ada endapan korosi D. Jenis korosi ini disebabkan oleh adanya CO2 yang membentuk asam karbonat sehingga menurunkan pH, dengan reaksi kimia sebagai berikut: CO2 + H2O H2CO3 (asam karbonat) Fe + H2CO3 FeCO3 + H2 Solusi: minimalkan gas CO2 yang masuk ke sistem, dan gunakan corrosion inhibitor Picture 2 Iron Platei Sweet Corrosion
  • 7. 2. Sour Corrosion Jika adanya H2S bukan dari bakteri, solusinya bisa menggunakan H2S scavenger. A. Merupakan jenis korosi lokal B. Terdapat deposit besi sulfida (iron sulfide) yang berwarna hitam C. Lubang-lubang halus yang dalam dan menyebabkan kebocoran D. Bisa terbentuk blistering atau cracking E. Jenis korosi ini terjadi karena adanya gas H2S Fe + H2S FeS + H+ + H2 F. Ciri khasnya tercium bau telur busuk (H2S) Solusi: Karena adanya H2S biasanya disebabkan oleh adanya bakteri SRB, maka perlu dipastikan dulu keberadaannya. Jika terindikasi ada bakteri SRB maka lakukan biocide chemical treatment. Picture 3 Iron Plate Sour Corrosion
  • 8. 3. Hydrogen Blistering Solusi: Gunakan corrosion inhibitor A. Atom hidrogen yang terbentuk pada katoda masuk ke dalam metal B. Bergabung membentuk gas H2 pada batas struktur metal C. Gas mengembang dan menyebabkan permukaan metal menggelembung D. Kerusakan semakin parah dengan adanya H2S Picture 4 Iron Plate Hydrogen Blistering Picture 5 corrosion inhibitor
  • 9. 4. Sulphide Stress Corrosion Cracking A. Terjadi pada pH rendah, temperatur rendah B. H2S tinggi, partial pressure H2S > 0.05 ATM C. Hardness tinggi (>22 Rc), high strength steel D. Beban kerja tinggi; torque, bends, etc. E. Residual stresses akibat pengelasan, stamping, dll. Picture 6 Sulphide Stress Corrosion Cracking Solusi: Kurangi beban kerja, naikkan temperatur jika memungkinkan
  • 10. 5. Oxygen Corrosion Picture 7 Iron Plate Oxygen Corrosion A. Oil reservoir secara alami tidak mengandung oksigen B. Oksigen dalam oilfield berasal dari : Anulus terbuka Gas kompresor bocor Seal pompa tidak berfungsi C. Korosi cendrung terjadi pada daerah yang tidak ada aliran air D. Daerah tersebut kekurangan oxygen dan menjadi anoda Solusi: Kurangi dissolved oxygen dengan treatment oxygen scavenger atau menggunakan dehydrator plant.
  • 11. 6. Concentration Cell Corrosion Picture 8 Concentration Cell Corrosion A. Lapisan scale dan endapan yang tidak rata menyebabkan perbedaan konsentrasi gas B. Lubang pada scale Anodic area Pitting C. Film pelindung terkikis mengakibatkan pitting corrosion pada tubing, casing dan sucker rods Solusi: Hindari deposit dengan cara membersihkan sistem
  • 12. 7. Crevice Corrosion Picture 9 Crevice Corrosion 8. Pitting of Stainless Steel A. Chloride menembus lapisan film oksida B. Endapan menyebabkan hilangnya oksigen dan merusak lapisan film oksida Solusi: Hindari pembentukan area statis dan endapan 9. Weld Line Corrosion Perlakuan panas (pengelasan, dll) mempengaruhi struktur mikro baja yang mengarah ke serangan lokal. Solusinya dengan cara mengurangi heat treatment. 10. Ringworm Corrosion Serangan lokal di dekat zona yang terkena panas karena perbedaan struktur butir. Solusinya dengan cara mengurangi heat treatment.
  • 13. 11. Galvanic corrosion Picture 10 Iron Plate Galvanic corrosion A. Disebabkan oleh melekatnya dua metal yang berbeda B. Perbedaan EMF metal menyebabkan sebagian logam menjadi anoda Solusi: Hindari melekatnya 2 metal yang berbeda (Kasus di atas dapat dicegah dengan pemakaian isolator antara baud dengan lempengan kupon logam)
  • 14. 11. Bacteria Corrosion Picture 11 Iron Plate Bacteria Corrosion A. Aktivitas sulphate reducing bacteria (SRB) menghasilkan H2S dan menyebabkan korosi B. Bacteria membentuk endapan Peralatan menjadi mampet Korosi terjadi dibawah endapan C. Korosi cendrung lokal (pada satu tempat), penuh dengan endapan hitam dan terdapat lendir bakter Solusi: Kontrol jumlah oilfield bacteria untuk mengurangi jumlah H2S dengan biocide treatment.
  • 15. C. FAKTOR-FAKTOR PENYEBAB KOROSI PADA BESI 1.Konsentrasi H2O dan O2 Dalam kondisi kelembaban yang lebih tinggi, besi akan lebih cepat berkarat. Selain itu, dalam air yang kadar oksigen terlarutnya lebih tinggi, perkaratan juga akan lebih cepat. Hal ini sebagaimana air dan oksigen masing-masing berperan sebagai medium terjadinya korosi dan agen pengoksidasi besi. 2. pH Pada suasana yang lebih asam, pH < 7, reaksi korosi besi akan lebih cepat, sebagaimana reaksi reduksi oksigen dalam suasana asam lebih spontan yang ditandai dengan potensial reduksinya lebih besar dibanding dalam suasana netral ataupun basa. 3. Keberadaan Elektrolit Keberadaan elektrolit seperti garam NaCl pada medium korosi akan mempercepat terjadinya korosi, sebagaimana ion-ion elektrolit membantu menghantarkan elektron-elektron bebas yang terlepas dari reaksi oksidasi di daerah anode kepada reaksi reduksi pada daerah katode.
  • 16. D. PROSES KOROSI PADA BESI Proses korosi pada besi dapat dibagi menjadi dua reaksi redoks terpisah, antara lain: 撃 Proses Hilangnya Besi Bagian besi yang hilang umumnya adalah bagian besi yang mengalami kontak dengan air. Bagian ini disebut daerah anode, sebagaimana reaksi oksidasi besi terjadi: Atau Ketika atom-atom Fe kehilangan elektron, terbentuklah cekungan di bagian hilangnya besi tersebut. Selanjutnya, elektron-elektron yang terlepas tersebut akan mengalir ke bagian dengan konsentrasi oksigen tinggi yang umumnya terletak di tepi tetesan air tempat terbentuknya cekungan. Bagian ini disebut daerah katode, di mana elektron yang terlepas dari atom besi mereduksi O2:
  • 17. Pada umumnya, reaksi reduksi yang terjadi adalah reaksi reduksi oksigen dengan H+, sebagaimana medium terjadinya korosi cenderung bersifat asam dan reaksi reduksi dalam suasana asam cenderung lebih spontan, sebagaimana potensial reduksinya lebih besar (+1,23 V). Ion H+ berasal dari asam H2CO3 yang terbentuk dari reaksi pelarutan karbon dioksida dalam uap air di udara Jadi, keseluruhan reaksi hilangnya besi, tanpa reaksi pembentukan karat, yaitu: Proses Pembentukan Karat Karat besi, Fe2O3nH2O yang merupakan senyawa padatan yang berwarna coklat kemerahan, terbentuk pada reaksi redoks yang berbeda dengan reaksi sebelumnya. Ion-ion Fe2+ yang terbentuk pada daerah anode terdispersi dalam air dan bereaksi dengan O2 membentuk Fe3+ dalam karat. Keseluruhan reaksi pada proses ini adalah:
  • 18. 4. Suhu Semakin tinggi suhu, semakin cepat korosi terjadi. Hal ini sebagaimana laju reaksi kimia meningkat seiring bertambahnya suhu. 5.Galvanic coupling Bila besi terhubung atau menempel pada logam lain yang kurang reaktif (tidak mudah teroksidasi, potensial reduksi lebih positif), maka akan timbul beda potensial yang menyebabkan terjadinya aliran elektron dari besi (anode) ke logam kurang reaktif (katode). Hal ini menyebabkan besi akan lebih cepat mengalami korosi dibandingkan tanpa keberadaan logam kurang reaktif. Efek ini disebut juga dengan efek galvanic coupling.
  • 19. Secara keseluruhan, jika persamaan reaksi hilangnya besi dengan reaksi pembentukan karat dijumlahkan maka diperoleh: Reaksi korosi pada besi (Sumber: Brown, Theodore L. et al. 2015. Chemistry: The Central Science (13th edition). New Jersey: Pearson Education, Inc.)
  • 20. E.PENCEGAHAN Pengaruh jenis media korosi terhadap laju korosi besi cor kelabu telah menjadi kajian yang sangat menarik bagi ilmuwan, karena keberadaannya dapat dikatakan sebagai musuh besar yang dapat menimbulkan kerugian yang begitu banyaknya pada kehidupan manusia. Institut Battelle pernah menaksir kerugian yang diderita oleh Amerika Serikat akibat korosi mencapai 70 milyar dolar ( Avner, 1987). Penelitian yang lain yang dilakukan di Inggris, diperkirakan 1 ton baja berubah menjadi karat pada setiap 90 detik ( Allen, 1982). Sementara itu perlindungan terhadap korosi membutuhkan biaya yang sangat mahal (Editorial, 1980). Karena adanya korosi ini maka setidaknya ada dua kerugianyang ditimbulkan yaitu : pertama pemakaian sumber daya alam menjadi sangat boros, dan kedua orang yang berada pada lingkungan yang bersifat korosi, juga akan terganggu keamanan dan kenyamanan hidupnya. Contoh pertama, pada tahun 1761 lambung kapal fregat HMS Alarm telah mengalami kerusakan. Paku-paku besi yang digunakan untuk menempelkan lapisan tembaga ke kayu telah lapuk. Dari penyelidikan yang dilakukan menyimpulkan bahwa besi tidak boleh kontak langsung dengan tembaga dilingkungan air (Trethewey & Chamberlain, 1988). Contoh kedua, pada tahun 1985 atap kolam renang di Swiss yang baru berusia 13 tahun telah roboh dan menewaskan 12 orang serta melukai banyak yang lain.Setelah diselidiki ternyata penyebab kecelakaan itu adalah baja nirkarat yang menyangga atap beton bertulang terkena korosi sehingga keropos.
  • 21. Salah satu logam yang banyak digunakan oleh manusia untuk keperluan industri dan rekayasa adalah besi cor kelabu ( Surdia & Saito, 1984). Beberapa contoh penggunaan besi cor kelabu antara lain dalam komponen otomotif, sudu untuk turbin, poros engkol, blok mesin dan lain sebagainya. Penggunaan besi cor kelabu secara luas banyak dipicu dari keuntungan penggunaannya. Perkembangan teknologi dewasa ini menuntut penggunaan suatu bahanharus memiliki kualifikasi tertentu misalnya : tahan aus, tahan panas, dan tahan korosi. Banyak usaha dilakukan untuk memperbaiki ketahanan korosi suatu bahan. Namun adakalanya bahan yang tahan korosi juga dapat terserang korosi karena lingkungan yang bersifat korosif. Toifur (1998) menjelaskan pengaruh implantasi ion argon dapat menurunkan laju korosi dengan aquatridest sebagai media korosifnya. Sutjipto (1990) menerangkan bahwa asam klorida sebagai media korosif terbukti memiliki laju korosi lebih tinggi dibanding dengan aquatridest sebagai media korosifnya. Dari beberapa penelitian yang telah dilakukan, masih terbatas pada penelitian dengan media korosif bahan dari laboratorium. Sehingga penelitian dengan media korosif yang mendekati lingkungan dimana bahan tersebut dipakai mutlak diperlukan. Penelitian dilakukan terhadap besi cor kelabu dengan media korosif air laut, larutan garam NaCl 5 %, dan larutan kapur 5 %. Pemilihan air laut sebagai media korosif karena air laut banyak mengandung unsur organik dan anorganik. Air laut bersifat asam sehingga mempunyai pH dibawah 7. Larutan garam NaCl 5 % dan larutan kapur 5 % dianggap dapat mewakili lingkungan garam dan basa.
  • 22. Toifur (1998) menjelaskan laju korosi pada media korosif aquatridest sebagai fungsi dari dosis ion. Perlambatan terhadap korosi ketika korosi berjalan juga dapat terjadi dengan terbentuknya lapisan pelindung. Daerah yang menunjukkan terbentuknya lapisan pelindung disebut daerah pasivasi. Setelah daerah pasivasi, korosi dapat berjalan kembali, daerah ini disebut daerah transpasivasi (Dieter, 1990). Lapisan pelindung yang terbentuk, berupa endapan jumlahnya diduga ada hubungannya dengan keasaman media korosifnya. Sutjipto (1990) menerangkan laju korosi dengan media korosif asam klorida mempunyai laju korosi lebih tinggi dibanding dengan aquatridest sebagai media korosif. Dari penelitian yang terdahulu dapat disimpulkan media korosif diduga berpengaruh terhadap laju korosi. Penelitian ini dialkukan untuk mengetahui seberapa besar pengaruh media korosif terhadap laju korosi besi cor kelabu. Penelitian ini bertujuan ntuk menyelidiki pengaruh jenis media korosif terhadap laju korosi, jenis korosi dan derajat kerusakan akibat korosi pada besi cor kelabu. Dari analisa data-data hasil penelitian dapatt ditarik kesimpulan sebagai berikut : a. Laju korosi hasil penelitian dengan media korosif air laut adalah 2,194 17,279 mpy, media korosif larutan NaCl 5 % laju korosinya 2,663 5,800 mpy sedangkan dengan media korosif air kapur 0,003 12,992 mpy. b. Media air laut merupakan media paling korosif sedangkan air kapur merupakan media paling tidak korosif. c. Jenis korosi yang terjadi adalah korosi sumuran. Yaitu korosi yang menyebabkan lubang-lubang kecil pada permukaan logam. d. Pada saat korosi sedang berlangsung terdapat daerah pasivasi. Yaitu daerah dimana laju korosi mengalami penurunan. Sesudah itu bila laju korosi meningkat lagi maka daerah ini disebut daerah transpasivasi. e. Persamaan reaksi korosi merupakan persamaan reaksi elektrokimia. Hal ini karena melibatkan reaksi ion- ion yang teroksidasi maupun tereduksi.
  • 23. Korosi temperature tinggi baja ASSAB 760 dilingkungan klor dan sulpur dapat digunakan sebagai bahan komponen pipa untuk sistem jaringan perpipaan pembangkitlistrikpanas bumi (geothermal). Keberadaan gas klor dan sulfur dalam perut bumi, selama pengaliran uap akan keluar bersama uap air menuju penampungan uap sebelum diteruskan ke sistem fpembangkit. Perubahan tekanan dan temperatur yang terjadi selama pengaliran uap air dari dalam/ keluar perut bumi menyebabkan gas klor dan sulfur dapat mengendap pada dinding pipa karena reaksi bersama oksigen atau uap air. Oleh karena itu selama pemanfaatan uap panas bumi, keberadaan gas klor dan sulfur harus diperhatikan secara khusus terhadap ketahanan korosi pipa baja yang digunakan. Gas klor dan sulfur yang mengendap dalam bentuk deposit NaCl maupun Na2SO4 pada permukaan baja dan paduannya, dapat menimbulkan kerusakan yang parah. Endapan garam klorida dan sulfur mempercepat proses oksidasi/ korosi baja dan paduannya selama terekspos pada temperatur tinggi [1]. Temperatur tinggi memberikan pengaruh ganda terhadap degradasi logam. Pertama, kenaikan temperatur akan mempengaruhi aspek termodinamika dan kinetika reaksi, artinya degradasi akan semakin cepat pada temperatur yang lebih tinggi. Kedua, kenaikan temperatur akan mempengaruhi dan merubah struktur dan perilaku logam. Jika struktur berubah, maka secara umum kekuatan dan perilaku logam juga berubah. Jadi selain terjadi degradasi yang berupa kerusakan fisik pada permukaan atau kerusakan eksternal, juga terjadi degradasi, penurunan sifat mekanik, logam menjadi rapuh [2]. Korosi temperatur tinggi merupakan masalah yang serius dalam dunia industri dan sangat merugikan, karena korosi temperatur tinggi dapat mengurangi kemampuan suatu konstruksi dalam memikul beban, usia bangunan kontruksi menjadi berkurang dari waktu yang sudah direncanakan,tidak hanya itu apabila tidak F.AKIBAT ATAU DAMPAK KOROSI DALAM KEHIDUPAN
  • 24. diantisipasi lebih awal maka akan mengakibatkan kerugian-kerugian yang lebih besar antara lain bisa menimbulkan kerusakan, mengakibatkan berkurangnya ketangguhan, robohnya suatu konstruksi, meledaknya suatu pipa/ bejana bertekanan dan mungkin juga dapat membuat pencemaran pada suatu produk. Beberapa kesimpulan yang dapat di ambil dari hasil pengujian ini adalah : 1.Semakin lama pengujian yang dilakukan dalam temperatur tinggi maka baja ASSAB 760 akan mengalami pengurangan berat spesimen. Hal ini dapat dilihat dari hasil akhir pada permukaan spesimen yang terdapat lubang atau celah pada yang menyebabkan berkurangnya berat spesimen. 2.Keberadaan deposit NaCl /Na2SO4 pada lapisan baja ASSAB 760 sangat besar mempengaruhi laju oksidasi baja, hal ini dapat dilihat dari hasil grafik dan perhitungan. 3.Hasil pengujian pada waktu 3 jam belum terlalu terlihat pengaruh dari kandungan NaCl /Na2SO4. Hal ini diakibatkan kurangnya pasokan udara yang menembus dinding lapisan oksidasi sehingga mengurangi reaksi yang terjadi pada baja ASSAB 760 4.Setelah melewati waktu 4,5 & 6 jam terlihat jelas laju oksidasi cukup meningkat hal ini disebabkan mulai bereaksi NaCl /Na2SO4 yang terjadi pada permukaan baja ASSAB 760 akibat mulai terbentuknya pori pori pada lapisan oksidasi sehingga udara dapat masuk dan bereaksi membentuk oksidasi lagi.
  • 25. DAFTAR PUSTAKA cekhar. (2015, Juni). Akibat Atau Dampak Korosi Dalam Kehidupan. Retrieved from Dunia Galery: http://duniagalery.blogspot.com/2015/06/akibat-atau-dampak-korosi-dalam.html Eonchemicals. (2021). Jenis-jenis korosi|Kenali cirinya, Temukan Solusinya. Retrieved from EON CHEMICALS SOLUTION: https://www.eonchemicals.com/artikel/jenis-jenis-korosi-kenali-cirinya-dan- temukan-solusinya/ Fahmi Amrullah, S. (2021). Elektroplating Logam. Retrieved from Nuruzzaman Islamic Boarding School: https://www.ypinuruzzaman.com/info-terkini/elektroplating Nirwan Susianto, S. (2022). Korosi. Retrieved from Studio Belajar: https://www.studiobelajar.com/korosi/ cekhar. (2015, Juni). Akibat Atau Dampak Korosi Dalam Kehidupan. Retrieved from Dunia Galery: http://duniagalery.blogspot.com/2015/06/akibat-atau-dampak-korosi-dalam.html Eonchemicals. (2021). Jenis-jenis korosi|Kenali cirinya, Temukan Solusinya. Retrieved from EON CHEMICALS SOLUTION: https://www.eonchemicals.com/artikel/jenis-jenis-korosi-kenali-cirinya-dan- temukan-solusinya/ Fahmi Amrullah, S. (2021). Elektroplating Logam. Retrieved from Nuruzzaman Islamic Boarding School: https://www.ypinuruzzaman.com/info-terkini/elektroplating Nirwan Susianto, S. (2022). Korosi. Retrieved from Studio Belajar: https://www.studiobelajar.com/korosi/ Allen, M. D., & Ames, D. W., 1982, Interaction and Stray Current Effect on Buried Pipelines Six Case Histories, The present Status, Institution of Corrosion Science & Technology, Science Division, London.
  • 26. Avner, S.H., 1987, Introduction to Physical Metalurgy, Mc Graw-Hill Inc., Singapore. Dieter, G.E., & Djaprie, S., 1990, Metalurgi Mekanik, Erlangga, Jakarta. Editorial, 1980, Corrosion Prevention and Control, 32 (3): 41, London. Surdia, T., dan Saito, S., 1984, Pengetahuan Bahan Teknik, PT Pradnya Paramita, Jakarta. Sutjipto, 1990, Pengaruh Striping pada Korosi Al 1100F, Tesis, Program Pasca Sarjana MIPA UGM . Toifur, M., 1998, Korositas Aluminium 1100F yang Diimplantasi dengan Ion Argon, Jurnal Media Almamater, KOPERTIS Wilayah V, Yogyakarta. Trethewey, KR., dan Chamberlain, J., 1988, Corrosion for Student Science and Engineering, Longman Group UK Limited, London. Uhlig, H., 1971, Corrosion and Corrosions Control, John Wiley & Sons, New York. [1]Yudhistryra S. 2014, Pengaruh komposisi deposit NaCl /Na2SO4 terhadap korosi temperatur tinggi baja AISI 4130 yang dilapisi Aluminium.Jurnal FEMA, Universitas Lampung. [2]Jones, Denny A. 1992. Principle and Prevention of Corrossion. USA: Macmillan
  • 27. THANKS SOME OF OUR PRESENTATIONS