This slide was presented in front of the stakeholders in November 5th 2008. This talk was one of the session in a seminar on Regional Planning of Bodebekjur area.
1. Dokumen ini membahas pendampingan perencanaan pembangunan water tank untuk memenuhi kebutuhan air bersih warga Desa Tirtomoyo dan Saptorenggo.
2. Metode yang digunakan meliputi penelitian sumber air dengan geolistrik, uji daya sondir tanah, dan perencanaan struktur water tank berkapasitas 100m3 dengan sistem struktur beton bertulang dan pondasi strous.
3. Biaya pembangunan water tank tersebut diperkirakan
Pengelolaan DAS adalah upaya manusia
dalam mengatur hubungan timbal balik
antara sumberdaya alam dengan manusia di
dalam DAS dan segala aktivitasnya, agar
terwujud kelestarian dan keserasian
ekosistem serta meningkatnya kemanfaatan
sumberdaya alam bagimanusia secara
berkelanjutan
Teluk Jakarta: Reklamasi atau Retorasi ?Didi Sadili
Ìý
Berdasarkan dokumen tersebut, terdapat beberapa poin penting:
1. Reklamasi teluk Jakarta berpotensi memperparah masalah pencemaran, sedimentasi, dan penurunan kualitas air di teluk akibat melemahnya sirkulasi arus.
2. Pembangunan Great Sea Wall dan danau resapan air dikhawatirkan akan memperburuk masalah tersebut dengan menjebak limbah dan sedimen di perairan tersebut.
3. Penyebab utama pen
Dokumen tersebut membahas tentang drainase perkotaan. Ia menjelaskan pentingnya sistem drainase yang baik untuk menjaga kualitas lingkungan perkotaan dengan membebaskan kota dari genangan air. Dokumen ini juga menjelaskan berbagai permasalahan drainase perkotaan seperti pertumbuhan penduduk, perubahan penggunaan lahan, dan kurangnya partisipasi masyarakat dalam pengelolaan drainase dan sampah."
Dokumen tersebut membahas upaya pengelolaan bendungan dalam meningkatkan layanan waduk, mencakup evolusi pengelolaan bendungan di Indonesia, isu-isu strategis dalam pengelolaan bendungan, serta pentingnya keamanan publik di sekitar bendungan.
Analisis Kualitas Airtanah Dengan Statistik Multivariat Untuk Identifikasi Si...Dasapta Erwin Irawan
Ìý
Analisis Kualitas Airtanah Dengan Statistik Multivariat Untuk Identifikasi Sistem Hidrogeologi Kabupaten Kulon Progo, Daerah Istimewa Yogyakarta.
Penulis: Muzaimatul Musyarofah, Dasapta Erwin Irawan, dan Taat Setiawan
Tujuan
Mengetahui kondisi geologi Kab. Kulon Progo
Mengetahui kondisi hidrogeologi Kab. Kulon Progo
Mengetahui kualitas airtanah Kab. Kulon Progo berdasarkan parameter fisika dan kimia.
Batasan
Batasan dalam penelitian ini hanya meliputi area kerja Kab. Kulon Progo. Data yang digunakan dalam penelitian ini berupa data fisika pH, TDS, DHL dan data hidrokimia ion mayor meliputi kation yang diuji adalah Na+, Ca2+, Mg2+, K+ dan anion yang diuji adalah Cl- , SO42-, HCO3-, NO3-.
Abstract
Kulon Progo Regency is in the western part of the Special Province of Yogyakarta with an area of 586.3 km2, divided into 3 zones and 12 districts. The western side of the Kulon Progo region forms the Kulon Progo intrusion mountain, a large dome with a flat top and skewed wings called the "oblong dome". The central and southern parts of Kulon Progo have a faster population growth compared to the northern part. Problems regarding polluted groundwater have been reported several times by the local community, so research to test the quality of groundwater in Kulon Progo is needed. The method used in this research is multivariate analysis to test major 8 ions (four cations and four anions). There are 10 geomorphological units: the Kulon Progo Intrusive Mountains, Kulon Progo Pyroclastic Lava Flow Hills, Jonggrangan Plateau, Sentolo Homocline Ridge, Lava Flow Plain, Coluvial Plain, Alluvial Plain, Kulon Progo Beach Ridge, and Kulon Progo Beach Dunes. The stratigraphy of the study area consists of 12 (twelve) unofficial units in order of old to young, which are the Sandstone and Claystone Units, Ansdesite Unit, Volcanic Breccia Unit, Lava Unit, Limestone and Unit, Tuff and Tuff Sandstone Unit, Limestone Unit and Tuffaceous Sandstone, Tuff and Lava Units, Pebbled Silt Sand Units, River Alluvial Sand-Silt Units, River Alluvial Clay-Silt Units, and Beach Alluvial Sand Units. The research area is divided into 6 (six) aquifer units, namely Volcano Breccia Aquifer, Limestone-Sandstone Aquifer, Tuff and Lava Aquifer, Clay-Silt Aquifer, Sand-Silt Aquifer, and Sand Aquifer. There are 25 water samples that met the pH parameters based on drinking water quality standards, there are 5 samples that had TDS values above the permissible standards. The results of TDS interpolation in studies prior to 2022 show an increase in each district, especially in the southern part of Kulon Progo. In determining the quality of groundwater for irrigation by testing Na%, there are 24 samples with excellent-permissible status and 1 sample unsuitable. In the SAR test, there are 24 excellent samples and 1 good sample. In the SRC test, there are 22 good samples, 2 doubtful samples, and 1 unsuitable sample.
Keywords: Kulon Progo, groundwater, aquifer, drinking water, irrigation.
1. Dokumen membahas pentingnya penetapan zonasi resapan dan imbuhan dalam penataan ruang berdasarkan peraturan dan aspek hidrogeologi untuk melindungi sumber daya air tanah.
2. Terdapat beberapa tipologi kawasan berdasarkan fungsi konservasi air tanah yang dapat digunakan sebagai acuan perencanaan ruang, seperti zona perlindungan, pemanfaatan, dan alam karst.
3. Arahan peruntukan dan struktur ru
Dokumen tersebut membahas tentang penyediaan air bersih, meliputi sumber air, kualitas air, pengolahan air sederhana, dan sistem distribusi. Dibahas pula proses hidrologi, kebutuhan aira, dan skema penyediaan air dari berbagai sumber seperti mata air, sungai, air tanah, dan air hujan.
Dokumen ini membahas metode pelaksanaan konstruksi pelindung tebing dan groundsill di Sungai Cianjur, Kabupaten Cianjur. Terdiri dari pekerjaan persiapan, pokok seperti pembangunan pelindung tebing dan groundsill, serta penutup berupa kesimpulan dan saran. Proyek ini telah selesai sesuai rencana dan sedang dalam masa pemeliharaan.
Kuliah lapangan ini melibatkan pengamatan terhadap beberapa objek rekayasa sungai dan keairan di wilayah Majalengka seperti Bendung Cipeles, Jembatan Cimanuk, dan Bendung Gerak Rentang Baru di Majalengka yang memiliki fitur-fitur unik seperti penggunaan pintu radial. Mahasiswa melakukan pengamatan terhadap masalah-masalah yang terjadi di objek-objek tersebut seperti longsor, erosi, dan delta sungai.
contoh ppt kasus drainase perkotaan.pdfwidawidayati
Ìý
Ringkasan dokumen tersebut adalah laporan penelitian tentang drainase perkotaan di area Simpang Charitas. Laporan ini membahas tentang pengukuran debit banjir dan kecepatan aliran air di saluran drainase serta menganalisis kapasitas saluran saat ini. Laporan ini disusun oleh kelompok mahasiswa untuk memenuhi tugas kuliah Drainase Perkotaan.
Disusun OlehHerman syafaruddin Prabu ahmad Hamid Ahmad Sobari Frian Rahadian Ahmad Faisal Steve Yusael Bessie kelompok 3 09 51 0060 09 51 0024 08 51 0022 09 51 0018 09 51 0057 08 51 0032
Dosen Pengasuh : Ir H Yunan Hamdani MT Fakultas teknik Jurusan sipil UNIVERSITAS TAMAN SISWA 2012
LATAR BELAKANG
Dapat menentukan Debit pada Saluran Dan pengaruh Dimensi saluran Terhadap BANJIR
Tujuan Penulisan LaporanSebagai salah satu syarat untuk ujian semester pada mata kuliah Drainase Perkotaan. Maka Mahasiswa diberi tugas untuk membuat laporan. Tujuan dari penulisan adalah bisa mengetahui kapasitas saluran sekarang masih layak (mampu Menahan Banjir) pada area ini
Ruang lingkup pembahasan masalah1. Lokasi berada pada radius 500 meter dari simpang charitas 2. Dapat mengetahui debit banjir pada saluran
Pembahasan MasalahDalam penulisan laporan ini akan membatasi masalah yaitu Menghitung debit banjir dengan dimensi yang ada serta dapat diketahui kecepatan air pada saluran
Metode Pengumpulan Data
Observasi lapangan Dalam pembuatan laporan ini, penulis secara langsung melakukan survei dan pengukuran ke lokasi. referensi / buku-buku penunjang yang berkenaan dengan penyusunan laporan
Kelompok 3
Sistem Drainase adalah sistem pengaliran, pembuangan air disuatu daerah jalan agar tidak terjadi penggenangan air. Fungsi drainase yaitu :
Mengurangi
pengaruh air yang dapat merubah konsisten tanah sehingga badan jalan selalu dalam kondisi mantap, keras, dan padat. Tidak ada genangan air pada jalan yang dapat memperlemah kestabilan dan kekuatan jalan tersebut.
faktor yang mempengaruhi dan pertimbangan yang matang dalam perencanaan SALURAN 1.Peningkatan debit 2.Peningkatan jumlah penduduk 3. Amblesan tanah 4. Penyempitan dan pendangkalan saluran 5. limbah sampah dan pasang surut
Kecepatan air pada saluran terbuka di jalan KS tubun
Percobaan I
Panjang Jarak S= 3 meter Perjalanan Objek 21 Detik Kecepatan V = 3 m/21 Detik = 0,14 m/detik
Percobaan 2
Panjang Jarak S=9 meter Perjalanan Objek 69 Detik Kecepatan V = 9 m/69 Detik = 0,13 m/detik
Simpang charitasKoefisien Pengaliran dianggap 2 tahap pada lokasi ini 1 Tanah 2 Beton
Simpang charitasTanah 51.614 M2 = 5,1614% Beton 1000.000 M2- 51.614 M2= 948.386 M2 ( 94,8386 %) Maka C= 5,1614% x 0,3+94,8386%x0,9 = 0,01548 + 0,8535 = 0,869 Q = 0,278 x 0,869 x 0,0107 x 10-3 x 1000.000 M2 = 2,585 m3
Drainase perkotaan
Tabel Kemiringan
Material / Bahan Cadas Tanah lumpur dan gambut Lempung keras/tanah dengan lapisan penguat beton Tanah dengan lapisan batu lempung / Tanah untuk selokan kecil Tanah berlapis / lempung porehs
Kemiringan Hampir vertikal 11/4 : 1 11/2 : s.d. 1:1 1:1 1.5 : 1 2:1 3:1
Teluk Jakarta: Reklamasi atau Retorasi ?Didi Sadili
Ìý
Berdasarkan dokumen tersebut, terdapat beberapa poin penting:
1. Reklamasi teluk Jakarta berpotensi memperparah masalah pencemaran, sedimentasi, dan penurunan kualitas air di teluk akibat melemahnya sirkulasi arus.
2. Pembangunan Great Sea Wall dan danau resapan air dikhawatirkan akan memperburuk masalah tersebut dengan menjebak limbah dan sedimen di perairan tersebut.
3. Penyebab utama pen
Dokumen tersebut membahas tentang drainase perkotaan. Ia menjelaskan pentingnya sistem drainase yang baik untuk menjaga kualitas lingkungan perkotaan dengan membebaskan kota dari genangan air. Dokumen ini juga menjelaskan berbagai permasalahan drainase perkotaan seperti pertumbuhan penduduk, perubahan penggunaan lahan, dan kurangnya partisipasi masyarakat dalam pengelolaan drainase dan sampah."
Dokumen tersebut membahas upaya pengelolaan bendungan dalam meningkatkan layanan waduk, mencakup evolusi pengelolaan bendungan di Indonesia, isu-isu strategis dalam pengelolaan bendungan, serta pentingnya keamanan publik di sekitar bendungan.
Analisis Kualitas Airtanah Dengan Statistik Multivariat Untuk Identifikasi Si...Dasapta Erwin Irawan
Ìý
Analisis Kualitas Airtanah Dengan Statistik Multivariat Untuk Identifikasi Sistem Hidrogeologi Kabupaten Kulon Progo, Daerah Istimewa Yogyakarta.
Penulis: Muzaimatul Musyarofah, Dasapta Erwin Irawan, dan Taat Setiawan
Tujuan
Mengetahui kondisi geologi Kab. Kulon Progo
Mengetahui kondisi hidrogeologi Kab. Kulon Progo
Mengetahui kualitas airtanah Kab. Kulon Progo berdasarkan parameter fisika dan kimia.
Batasan
Batasan dalam penelitian ini hanya meliputi area kerja Kab. Kulon Progo. Data yang digunakan dalam penelitian ini berupa data fisika pH, TDS, DHL dan data hidrokimia ion mayor meliputi kation yang diuji adalah Na+, Ca2+, Mg2+, K+ dan anion yang diuji adalah Cl- , SO42-, HCO3-, NO3-.
Abstract
Kulon Progo Regency is in the western part of the Special Province of Yogyakarta with an area of 586.3 km2, divided into 3 zones and 12 districts. The western side of the Kulon Progo region forms the Kulon Progo intrusion mountain, a large dome with a flat top and skewed wings called the "oblong dome". The central and southern parts of Kulon Progo have a faster population growth compared to the northern part. Problems regarding polluted groundwater have been reported several times by the local community, so research to test the quality of groundwater in Kulon Progo is needed. The method used in this research is multivariate analysis to test major 8 ions (four cations and four anions). There are 10 geomorphological units: the Kulon Progo Intrusive Mountains, Kulon Progo Pyroclastic Lava Flow Hills, Jonggrangan Plateau, Sentolo Homocline Ridge, Lava Flow Plain, Coluvial Plain, Alluvial Plain, Kulon Progo Beach Ridge, and Kulon Progo Beach Dunes. The stratigraphy of the study area consists of 12 (twelve) unofficial units in order of old to young, which are the Sandstone and Claystone Units, Ansdesite Unit, Volcanic Breccia Unit, Lava Unit, Limestone and Unit, Tuff and Tuff Sandstone Unit, Limestone Unit and Tuffaceous Sandstone, Tuff and Lava Units, Pebbled Silt Sand Units, River Alluvial Sand-Silt Units, River Alluvial Clay-Silt Units, and Beach Alluvial Sand Units. The research area is divided into 6 (six) aquifer units, namely Volcano Breccia Aquifer, Limestone-Sandstone Aquifer, Tuff and Lava Aquifer, Clay-Silt Aquifer, Sand-Silt Aquifer, and Sand Aquifer. There are 25 water samples that met the pH parameters based on drinking water quality standards, there are 5 samples that had TDS values above the permissible standards. The results of TDS interpolation in studies prior to 2022 show an increase in each district, especially in the southern part of Kulon Progo. In determining the quality of groundwater for irrigation by testing Na%, there are 24 samples with excellent-permissible status and 1 sample unsuitable. In the SAR test, there are 24 excellent samples and 1 good sample. In the SRC test, there are 22 good samples, 2 doubtful samples, and 1 unsuitable sample.
Keywords: Kulon Progo, groundwater, aquifer, drinking water, irrigation.
1. Dokumen membahas pentingnya penetapan zonasi resapan dan imbuhan dalam penataan ruang berdasarkan peraturan dan aspek hidrogeologi untuk melindungi sumber daya air tanah.
2. Terdapat beberapa tipologi kawasan berdasarkan fungsi konservasi air tanah yang dapat digunakan sebagai acuan perencanaan ruang, seperti zona perlindungan, pemanfaatan, dan alam karst.
3. Arahan peruntukan dan struktur ru
Dokumen tersebut membahas tentang penyediaan air bersih, meliputi sumber air, kualitas air, pengolahan air sederhana, dan sistem distribusi. Dibahas pula proses hidrologi, kebutuhan aira, dan skema penyediaan air dari berbagai sumber seperti mata air, sungai, air tanah, dan air hujan.
Dokumen ini membahas metode pelaksanaan konstruksi pelindung tebing dan groundsill di Sungai Cianjur, Kabupaten Cianjur. Terdiri dari pekerjaan persiapan, pokok seperti pembangunan pelindung tebing dan groundsill, serta penutup berupa kesimpulan dan saran. Proyek ini telah selesai sesuai rencana dan sedang dalam masa pemeliharaan.
Kuliah lapangan ini melibatkan pengamatan terhadap beberapa objek rekayasa sungai dan keairan di wilayah Majalengka seperti Bendung Cipeles, Jembatan Cimanuk, dan Bendung Gerak Rentang Baru di Majalengka yang memiliki fitur-fitur unik seperti penggunaan pintu radial. Mahasiswa melakukan pengamatan terhadap masalah-masalah yang terjadi di objek-objek tersebut seperti longsor, erosi, dan delta sungai.
contoh ppt kasus drainase perkotaan.pdfwidawidayati
Ìý
Ringkasan dokumen tersebut adalah laporan penelitian tentang drainase perkotaan di area Simpang Charitas. Laporan ini membahas tentang pengukuran debit banjir dan kecepatan aliran air di saluran drainase serta menganalisis kapasitas saluran saat ini. Laporan ini disusun oleh kelompok mahasiswa untuk memenuhi tugas kuliah Drainase Perkotaan.
Disusun OlehHerman syafaruddin Prabu ahmad Hamid Ahmad Sobari Frian Rahadian Ahmad Faisal Steve Yusael Bessie kelompok 3 09 51 0060 09 51 0024 08 51 0022 09 51 0018 09 51 0057 08 51 0032
Dosen Pengasuh : Ir H Yunan Hamdani MT Fakultas teknik Jurusan sipil UNIVERSITAS TAMAN SISWA 2012
LATAR BELAKANG
Dapat menentukan Debit pada Saluran Dan pengaruh Dimensi saluran Terhadap BANJIR
Tujuan Penulisan LaporanSebagai salah satu syarat untuk ujian semester pada mata kuliah Drainase Perkotaan. Maka Mahasiswa diberi tugas untuk membuat laporan. Tujuan dari penulisan adalah bisa mengetahui kapasitas saluran sekarang masih layak (mampu Menahan Banjir) pada area ini
Ruang lingkup pembahasan masalah1. Lokasi berada pada radius 500 meter dari simpang charitas 2. Dapat mengetahui debit banjir pada saluran
Pembahasan MasalahDalam penulisan laporan ini akan membatasi masalah yaitu Menghitung debit banjir dengan dimensi yang ada serta dapat diketahui kecepatan air pada saluran
Metode Pengumpulan Data
Observasi lapangan Dalam pembuatan laporan ini, penulis secara langsung melakukan survei dan pengukuran ke lokasi. referensi / buku-buku penunjang yang berkenaan dengan penyusunan laporan
Kelompok 3
Sistem Drainase adalah sistem pengaliran, pembuangan air disuatu daerah jalan agar tidak terjadi penggenangan air. Fungsi drainase yaitu :
Mengurangi
pengaruh air yang dapat merubah konsisten tanah sehingga badan jalan selalu dalam kondisi mantap, keras, dan padat. Tidak ada genangan air pada jalan yang dapat memperlemah kestabilan dan kekuatan jalan tersebut.
faktor yang mempengaruhi dan pertimbangan yang matang dalam perencanaan SALURAN 1.Peningkatan debit 2.Peningkatan jumlah penduduk 3. Amblesan tanah 4. Penyempitan dan pendangkalan saluran 5. limbah sampah dan pasang surut
Kecepatan air pada saluran terbuka di jalan KS tubun
Percobaan I
Panjang Jarak S= 3 meter Perjalanan Objek 21 Detik Kecepatan V = 3 m/21 Detik = 0,14 m/detik
Percobaan 2
Panjang Jarak S=9 meter Perjalanan Objek 69 Detik Kecepatan V = 9 m/69 Detik = 0,13 m/detik
Simpang charitasKoefisien Pengaliran dianggap 2 tahap pada lokasi ini 1 Tanah 2 Beton
Simpang charitasTanah 51.614 M2 = 5,1614% Beton 1000.000 M2- 51.614 M2= 948.386 M2 ( 94,8386 %) Maka C= 5,1614% x 0,3+94,8386%x0,9 = 0,01548 + 0,8535 = 0,869 Q = 0,278 x 0,869 x 0,0107 x 10-3 x 1000.000 M2 = 2,585 m3
Drainase perkotaan
Tabel Kemiringan
Material / Bahan Cadas Tanah lumpur dan gambut Lempung keras/tanah dengan lapisan penguat beton Tanah dengan lapisan batu lempung / Tanah untuk selokan kecil Tanah berlapis / lempung porehs
Kemiringan Hampir vertikal 11/4 : 1 11/2 : s.d. 1:1 1:1 1.5 : 1 2:1 3:1
SKKNI 2014-350 peraturan pemerintah tentangAhmadMuhtadi11
Ìý
This study examined reinforcing concrete beams with carbon fiber reinforced polymer (CFRP) and CFRP anchors to address debonding. Beams measuring 150x200x3200 mm were tested with a third point load with different anchor distances. CFRP with anchors spaced 1200 mm increased maximum strength by 28.8% and initial stiffness by 24% compared to unreinforced beams. Anchors solved debonding issues with CFRP reinforcement. Anchors spaced 1200 mm were most effective, showing CFRP anchors can improve CFRP reinforcement of concrete beams.
Presentasi ini merupakan materi pertemuan pertama untuk mata kuliah Pengukuran dan Instrumentasi. Materi ini mencakup:
✅ Konsep dasar pengukuran dan instrumentasi
✅ Jenis-jenis pengukuran (langsung & tidak langsung)
✅ Sistem satuan internasional (SI) dalam teknik elektro
✅ Kesalahan dalam pengukuran dan cara meminimalkannya
✅ Karakteristik alat ukur (akurasi, presisi, resolusi, sensitivitas)
✅ Contoh alat ukur dalam teknik elektro seperti multimeter, osiloskop, clamp meter, function generator, dan signal analyzer
Presentasi ini dilengkapi dengan ilustrasi dan diagram yang membantu pemahaman konsep secara visual.
Sangat cocok untuk mahasiswa teknik elektro dan telekomunikasi yang ingin memahami dasar-dasar pengukuran dalam bidang ini.
📌 Jangan lupa untuk like, share, dan follow untuk materi lebih lanjut!
#Pengukuran #Instrumentasi #TeknikElektro #Telekomunikasi #Praktikum #PengukurandanInstrumentasi #PBL #PengukuranBesaranListrik
Mata kuliah matemaika pada Prodi Rekayasa Sipil tingkat lanjut yang membahas mengenai Matriks, Determinan, Invers, Metode Sarrus dan Kofaktor dan Metode Gauss Jordan
2. 2
Paleo Global Climate Change
DitIrWa, 2022
PALEO WORLD MAP
THE GREAT DYING,
ATMOSPHERIC WARMING,
GREENHOUSE GASES
BY VOLCANIC ERUPTIONS
Christopher R Scotese. 2000. Paleo Climate.
Sobirin/2009/dari berbagai sumber
In fact, at this time, the earth's climate is very suitable for human life,
but the bad behavior of the human causes climate change occurs more quickly
8. 8
INDONESIAN CLIMATE
equator
DME
RETURN PERIOD:
15 MONTHS
TREND: 3-4 YEARS
ENSO
RETURN PERIOD:
5-7 YEARS
TREND: 4 YEARS
MONSOON
DEC-FEB
MONSOON
JUN-AGS
DARI BERBAGAI SUMBER/ SOBIRIN-MUBIAR/ DPKLTS/ 2003
INFLUENCED BY GLOBAL CLIMATE:
• MONSOON
• ENSO
• DME
9. 9
Respon terhadap Sistem Peringatan Dini
Faktor Pengendali Iklim dan Cuaca Indonesia, BMKG 2021
Global sea current movement
Rainfall forecasting
Satellite observation
109 109.8
-7
109 109.8
-7
109 109.8
-7
109 109.8
-7
109 109.8
-7
109 109.8
-7
109 109.8
-7
109 109.8
-7
Januari Februari
Maret April
Mei Juni
Juli Agustus
15. 15
Desain Infrastruktur di Daerah Rawan Tsunami
Source: Kompas.com
× ◎ △
69 days â–³ 44 days â—Ž 48 days â—Ž
6x5=30 N os,L=58.50m 4x4=16 N os,L=58.50m 4x4=16 N os,L=58.50m
E val
uati
on N otR ecom m ended R ecom m ended N otR ecom m ended
C onstructi
on Peri
od
C om parat
i
ve S t
udy ofP i
l
e Type f
orB ri
dge
Eval
uati
on I
tem
Al
ternati
ve 1:C ast-i
n-Pl
ace C oncrete
Pi
l
e(φ
1500)
Al
ternati
ve 2:C ast-i
n-Pl
ace C oncrete
Pi
l
e(φ
1800)
Al
ternati
ve 3:C ast-i
n-Pl
ace C oncrete
Pi
l
e(φ
2000)
C onstructi
on C ost R ati
o = 1.34 R ati
o = 1.00 R ati
o = 1.23
Schem ati
c Vi
ew
19. 19
Pengaruh Perubahan Iklim - Puncak Banjir
1) Dari 24 lokasi berpotensi banjir di jalan tol
Jawa,distribusi CN yang merupakan parameter
yang berpotensi menghasilkan banjir adalah :
• Yang termasuk dalam Hydrologic Soil Group
(HSG) D dan guna lahan pemukiman sehingga
menghasilkan CN lebih dari 90.
• Yang termasuk dalam HSG C dan guna lahan
pemukiman dengan CN antara 80-90.
• Yang HSG di B dan kurang dari 80 hanya 8%
saja.
2) Dengan konsep Low Impact Development (LID)
DAS yang termasuk dalam kategori A dan B
sebaiknya dibangun kolam retensi untuk
menahan volume banjir sementara, sedangkan
kategori C dalam DAS yang bersangkutan
sebaiknya diterapkan bioretensi atau sumur
resapan
Distribusi CN Jalam Tol Jawa
(Kajian Penanganan Banjir Pada Ruas Jalan Tol Di Pulau Jawa – Wanni Adidarma, 2020)
21. 21
Pola Penurunan Muka Tanah
Model sebelumnya menunjukkan wilayah pesisir Jakarta yang berpotensi tenggelam dan di bawah permukaan laut sekitar 28,08% pada
tahun 2035, sedangkan yang terbaru adalah 24,86%. Ada penurunan sebesar 3,22%. Model awal untuk tahun 2050 adalah sekitar
31,61% dan yang diperbarui adalah 28,33%. Ada pengurangan sebesar 3,22%. (Andreas, 2021)
26. 26
• Rivers always respond to human activities and/or natural
processes in terms of morphological changes.
• With such changes, the river effectively adjusts itself so as to
approach a new condition of equilibrium.
• The changes may lead towards undesirable conditions, which
conflict with other interests and degradation of a river’s potential
resources.
• Measures need to be implemented to minimize, hinder or rectify
any negative impact of a river's morphological change.
• Inappropriate counter measures may generate even worse
conditions.
Basic School of Mind in River Dynamics
29. 29
Pengendalian dengan Pengarah Arus + Bottom Panels
+4.00
+5.00
+10.00
+7.00
1
:
1
1 : 1
+4.00
+5.00
+7.00
Rib bertangga
Cerucuk/dolken kayu Ø 0.10 m
1 = 3 m dipasang tiap 1 m
Turap besi dipasang tiap 2 m
1 = 6 m
Turap besi dipasang rapat
1 = 12 m
+2.00
Blok beton terkunci
POTONGAN A - A
Skala 1 : 100
II
III
III
I
I
D E N A H
Skala 1 : 50
II
IV
IV
POTONGAN I : I
Skala 1 : 50
POTONGAN II - II
Skala 1 : 50
POTONGAN III : III
Skala 1 : 50
POTONGAN II - II
Skala 1 : 50
POTONGAN B - B
Skala 1 : 100
Blok beton terkunci
Turap besi dipasang rapat
1 = 12 m
Cerucuk/dolken kayu Ø 0.10 m
1 = 3 m dipasang tiap 1 m
+4.00
+5.00
Rib bertangga
+10.00
1 : 1
+7.00
+2.00
SUSUNAN BLOK BETON TERKUNCI
R
=
1
5
.
0
0
m
1
:
1
Turap besi dipasang
tiap 2m, l = 6m
SKALA 1 : 200
DENAH R
=
5
.5
0
m
1
:
1
Turap besi dipasang rapat
l = 12m
Cerucuk / dolken kayu O 0.10 m
l = 3m,dipasang tiap 1m
A
Beton blok tekunci o
117 30
Rib bertangga
A
1 : 1
1 : 1
R = 5m
+
1
0
.0
0
1
:
1
1 : 1
1 : 1
+ 10.00
+ 12.456
1
:
1
+ 10.00
B Tutup besi dipasang rapat
B
1
:
1
R
=
10.00
+ 10.00
13.530
32. 32
Analisis Respon Morfologi Sungai - Penyelidikan Lapangan
Pengukuran Lapangan:
• Geometri sungai;
• Debit sungai;
• Gradasi material dasar sungai;
• Bed-load dan Suspended load transport rate.
33. 33
Important Elements in Improving the EnvironmentalSustainability
In Infrastructure
(Sung-Hwan KIM, 2023)
How to Achieve Sustainability