Dokumen tersebut membahas tentang kimia organik yang mencakup struktur, sifat, komposisi, reaksi, dan sintesis senyawa organik yang terdiri atas karbon dan hidrogen beserta unsur lain. Juga membahas tentang jenis senyawa organik seperti alkana, alkena, alkuna, sikloalkana, dan gugus-gugus fungsional seperti alkohol, eter, aldehida, keton, asam karboksilat, dan ester beserta sifat
Dokumen tersebut membahas berbagai jenis senyawa karbon seperti isomer, gugus fungsional, hidrokarbon, alkana, alkena, alkohol, eter, aldehida, keton, asam karboksilat, ester, lemak, minyak, dan haloalkana. Secara singkat, dokumen tersebut menjelaskan definisi, tatanama, sifat kimia, dan contoh dari berbagai senyawa karbon dasar.
Dokumen tersebut membahas tentang alkana dan sikloalkana. Menguraikan struktur, penamaan, sifat fisika, dan reaksi kimia dari senyawa-senyawa tersebut. Termasuk penjelasan mengenai isomer, konformasi pada alkana dan sikloalkana, serta reaksi halogenasi dan pembakaran alkana.
Dokumen tersebut membahas tentang alkana dan sikloalkana. Menguraikan struktur, penamaan, sifat fisika, dan reaksi kimia dari senyawa-senyawa tersebut. Termasuk penjelasan mengenai isomer, konformasi pada alkana dan sikloalkana, serta reaksi halogenasi dan pembakaran alkana.
Makalah ini membahas tentang senyawa karbon, termasuk ikatan senyawa karbon, alkohol, dan gugus-gugus fungsional seperti eter, aldehid, keton, asam karboksilat dan ester. Secara ringkas, makalah ini menjelaskan jenis ikatan karbon dan penamaan berbagai senyawa karbon.
Dokumen tersebut membahas tentang alkana dan alkena. Alkana adalah hidrokarbon jenuh yang tidak reaktif kecuali terhadap oksigen dan halogen dalam kondisi tertentu. Alkena adalah hidrokarbon tidak jenuh yang mengandung ikatan rangkap karbon-karbon dan lebih reaktif karena ikatan rangkap tersebut. Dokumen ini juga membahas struktur, sifat fisik, dan penamaan dari alkana dan alkena.
Dokumen tersebut membahas tentang senyawa hidrokarbon yang mencakup pengenalan, klasifikasi, penamaan, dan keisomeran senyawa hidrokarbon. Dokumen ini juga menjelaskan tentang jenis-jenis senyawa hidrokarbon seperti alkana, alkena, alkuna beserta contoh-contohnya dan aturan penamaan menurut IUPAC.
Masukan untuk Peta Jalan Strategis Keangkasaan IndonesiaDadang Solihin
油
Tujuan penyusunan naskah masukan untuk peta jalan strategis keangkasaan Indonesia ini adalah untuk meningkatkan kedaulatan dan pemanfaatan wilayah angkasa Indonesia dalam rangka memperkuat Ketahanan Nasional dan Visi Indonesia Emas 2045.
Makalah ini membahas tentang senyawa karbon, termasuk ikatan senyawa karbon, alkohol, dan gugus-gugus fungsional seperti eter, aldehid, keton, asam karboksilat dan ester. Secara ringkas, makalah ini menjelaskan jenis ikatan karbon dan penamaan berbagai senyawa karbon.
Dokumen tersebut membahas tentang alkana dan alkena. Alkana adalah hidrokarbon jenuh yang tidak reaktif kecuali terhadap oksigen dan halogen dalam kondisi tertentu. Alkena adalah hidrokarbon tidak jenuh yang mengandung ikatan rangkap karbon-karbon dan lebih reaktif karena ikatan rangkap tersebut. Dokumen ini juga membahas struktur, sifat fisik, dan penamaan dari alkana dan alkena.
Dokumen tersebut membahas tentang senyawa hidrokarbon yang mencakup pengenalan, klasifikasi, penamaan, dan keisomeran senyawa hidrokarbon. Dokumen ini juga menjelaskan tentang jenis-jenis senyawa hidrokarbon seperti alkana, alkena, alkuna beserta contoh-contohnya dan aturan penamaan menurut IUPAC.
Masukan untuk Peta Jalan Strategis Keangkasaan IndonesiaDadang Solihin
油
Tujuan penyusunan naskah masukan untuk peta jalan strategis keangkasaan Indonesia ini adalah untuk meningkatkan kedaulatan dan pemanfaatan wilayah angkasa Indonesia dalam rangka memperkuat Ketahanan Nasional dan Visi Indonesia Emas 2045.
MATERI KE 3 BACAAN MAD (PANJANG) TAHSIN 2025BangZiel
油
Materi ini membahas hukum bacaan Mad (panjang) dalam ilmu tajwid, yang terjadi ketika ada huruf mad (悋, , ) dalam bacaan Al-Qur'an. Pembahasan mencakup jenis-jenis mad, hukum bacaan, serta panjangnya dalam harakat.
MODUL AJAR SENI MUSIK KELAS VIII " ALAT MUSIK TRADISIONAL"MUMUL CHAN
油
Semoga Modul Ajar Seni Musik Kelas VIII ini bisa menjadi referensi untuk kalian dan bermanfaat untuk bersama. Aamiin...
Salam Manis
Widya Mukti Mulyani
2. Kimia organik adalah bidang ilmu yang mempelajari tentang struktur, sifat-sifat,
komposisi, reaksi, dan sintesis senyawa organik. Senyawa organik dibangun
terutama oleh karbon dan hidrogen serta dapat mengandung unsur-unsur lain.
Pengertian
3. Perbedaan senyawa organik dan anorganik
Senyawa organik Senyawa anorganik
Reaksi berjalan lambat Reaksi berjalan cepat
Titik didih dan titik leleh rendah Titik didih dan titik leleh tinggi
Mudah terurai dengan pemanasan Lebih stabil dengan pemanasan
Molekulnya dapat membentuk isomer Tidak dapat membentuk isomer
Mudah larut dalam pelarut nonpolar,
kurang
larut dalam air atau pelarut polar
Mudah larut dalam air atau pelarut
polar,
kurang larut dalam pelarut nonpolar
4. Kekhasan atom karbon (C) Macam rantai karbon
- Termasuk atom non logam a. Rantai terbuka (alifatik)
- Memiliki 4 elektron valensi C C C C
- Membentuk 4 ikatan kovalen b. Rantai tertutup (siklik)
Macam ikatan atom C
- Ikatan tunggal (ikatan jenuh)
C C C C
- Ikatan rangkap (ikatan tak jenuh) c. Rantai lurus
a. Ikatan rangkap dua C C C C
C C = C C d. Rantai cabang
b. Ikatan rangkap tiga C C C C C
C C C C
C
Kimia Karbon
C
C C
8. Rantai samping (Cabang)
Rantai samping atau cabang adalah suatu gugus alkil sebagai cabang dari
rantai induk. Gugus alkil dinamai menurut induk alkananya sendiri dengan
mengubah akhiran ana menjadi il.
Rumus dari gugus alkil adalah R = CnH2n+1
Contohnya CH4 adalah metana maka gugus CH3 adalah gugus metil.
Struktur Nama
-CH3 Metil
-CH2CH3 Etil
-CH2CH2CH3 Propil
-CH2(CH2)2CH3 Butil
-CH2(CH2)3CH3 Amil
9. Penamaan berdasarkan IUPAC (International Union of Pure and Applied
Chemistry) untuk rantai karbon bercabang sebagai berikut :
a. Menentukan rantai induk yaitu rantai karbon terpanjang
b. Menomori rantai induk dimulai dari ujung yang paling dekat dengan
percabangan
c. Mengenali jenis cabang dan posisinya
d. Melekatkan nomor dan nama cabang pada nama rantai induk
Contoh :
C
C
C
C
C
C
C
C
11. Isomer
Isomer merupakan senyawa-senyawa dengan rumus kimia sama namun
rumus strukturnya berbeda.
a. Isomer rangka/rantai
Terjadi karena adanya perbedaan rantai induk
b. Isomer posisi
Terjadi karena adanya perbedaan posisi cabang-cabang pada rantai induk
yang sama ataupun perbedaan letak ikatan rangkap pada alkena dan
alkuna
c. Isomer geometri
Terjadi karena tidak adanya rotasi bebas pada ikatan antaratom C
- Cis atom atau gugus atom berada pada sisi yang sama
- Trans atom atau gugus atom berada pada sisi yang berseberangan
12. a. Alkana
Sifat fisik :
- Bersifat nonpolar
- Titik didih meningkat dengan bertambahnya jumlah atom C
- Adanya gugus alkil atau cabang dapat menurunkan tiitk didih
- Larut dalam pelarut nonpolar
Sifat kimia :
- Cukup stabil atau tidak reaktif
- Mengalami tiga jenis reaksi yaitu :
1) Reaksi oksidasi atau pembakaran
2) Reaksi substitusi atau penggantian
3) Reaksi eliminasi atau pelepasan
Sifat fisik dan kimia alkana, alkena, alkuna
13. b. Alkena
Sifat fisik :
- Bersifat nonpolar
- Titik didih meningkat dengan bertambahnya jumlah atom C
- Adanya gugus alkil atau cabang dapat menurunkan titik didih
Sifat kimia :
- Lebih reaktif dibandingkan alkana
- Reaksi yang dapat terjadi :
1) Reaksi oksidasi
2) Reaksi adisi atau penambahan
3) Reaksi polimerisasi
14. c. Alkuna
Sifat fisik :
- Bersifat nonpolar
- Titik didih meningkat dengan bertambahnya jumlah atom C
- Adanya gugus alkil atau cabang dapat menurunkan titik didih
Sifat kimia :
- Lebih reaktif dibandingkan alkana dan alkena
- Reaksi yang dapat terjadi :
1) Reaksi oksidasi
2) Reaksi adisi
15. Sikloalkana merupakan rantai karbon yang saling terikat dan membentuk
cincin dengan ikatan jenuh dan dapat dikatakan sebagai modifikasi dari
alkana. Cincin-cincin sikloalkana terbentuk karena CH2 yang saling
mengikat.
Karakteristik sikloalkana
- Memiliki rumus CnH2n
- Bersifat nonpolar, tidak larut dalam air
- Titik didih dan titik leleh sama dengan alkana dengan jumlah atom C sama
- Bersifat jenuh
Contoh sikloalkana :
Sikloalkana
16. Tata nama sikloalkana :
- Untuk sikloalkana tidak bercabang cukup menyebutkan nama sesuai
jumlah atom C dengan awalan siklo dan akhiran ana.
- Untuk sikloalkana bercabang dengan satu cabang maka harus ditentukan
yang mana rantai induknya.
- Untuk sikloalkana yang memiliki lebih dari satu cabang
maka penamaannya harus mengutamakan urutan terkecil
pada penomoran cabang.
- Apabila ada dua alkil yang memiliki kemungkinan
untuk mendapatkan nomor yang sama maka penomoran berdasarkan
urutan alfabet nama alkil tersebut.
21. Alkohol
Tiga jenis alkohol :
- Alkohol primer atom C dengan gugus OH mengikat satu atom C lain
Contoh :
- Alkohol sekunder atom C dengan gugus OH mengikat dua atom C lain
Contoh :
- Alkohol tersier atom C dengan gugus OH mengikat tiga atom C lain
Contoh :
Alkohol dan eter (CnH2n+2O)
C
C
C
C
O
H
C
C
C
C
O
H
C
C
C
C
O
H
C
22. Cara membedakan alkohol primer, sekunder, dan tersier :
Dengan reaksi oksidasi
Alkohol primer + aldehid
Alkohol sekunder + keton
Alkohol tersier +
Tata nama
- Diambil dari nama alkana induk dengan akhiran ol
- Penomoran atom C dimulai dari C yang mengikat gugus OH
- Bila terdapat lebih dari satu gugus fungsi maka digunakan penandaan di,
tri, dst tepat sebelum akhiran -ol
23. Pembuatan alkohol
- Reaksi substitusi nukleofilik
Contoh :
- Reduksi senyawa karbonil
Contoh :
C
-
C
-
C
-
C
-
B
r
+
O
H
-
k
a
l
o
r
C
-
C
-
C
-
C
-
O
H
+
B
r
-
C
H
3
C
C
H
3
O
C
H
3
C
H
C
H
3
O
H
O O
H
25. Pembuatan eter
Sintesis eter Williamson
Yaitu reaksi antara alkil halida dengan suatu alkoksida atau fenoksida
Contoh :
C
H
3
O
-
+
C
H
3
C
H
2
C
H
2
-
C
l C
H
3
O
C
H
2
C
H
2
C
H
3
+
C
l
-
i
o
n
m
e
t
o
k
s
i
d
a
1
-
k
l
o
r
o
p
r
o
p
a
n
a m
e
t
o
k
s
i
p
r
o
p
a
n
a
C
H
3
C
H
2
C
H
2
O
-
+
C
H
3
-
I C
H
3
O
C
H
2
C
H
2
C
H
3
+
I
-
i
o
n
p
r
o
p
o
k
s
i
d
a
i
o
d
o
m
e
t
a
n
a m
e
t
o
k
s
i
p
r
o
p
a
n
a
26. Cara membedakan alkohol dan eter
Direaksikan dengan natrium
- Alkohol + Na gas H2
R-OH + Na R-ONa + H2
- Eter + Na
27. Aldehid
Tata nama :
Aldehid dan keton (CnH2nO)
H
C
O
H
m
e
t
a
n
a
l
/
f
o
r
m
a
l
d
e
h
i
d
/
m
e
t
i
l
a
l
d
e
h
i
d
C
H
3
C
O
H
e
t
a
n
a
l
/
e
t
i
l
a
l
d
e
h
i
d
C
2
H
5
C
H
O
p
r
o
p
a
n
a
l
/
p
r
o
p
i
l
a
l
d
e
h
i
d
28. Pembuatan aldehid
Reaksi oksidasi suatu alkohol primer
Contoh :
R
C
H
2
O
H
R
C
H
O
o
k
s
i
d
a
t
o
r
C
H
3
(
C
H
2
)
5
C
H
2
O
H
C
H
3
(
C
H
2
)
5
C
H
O
o
k
s
i
d
a
t
o
r
30. Pembuatan keton
Reaksi oksidasi suatu alkohol sekunder
Contoh :
R
-
C
H
-
R
' R
-
C
-
R
'
o
k
s
i
d
a
t
o
r
O
H
O
C
H
3
-
C
H
-
C
H
3
C
H
3
-
C
-
C
H
3
o
k
s
i
d
a
t
o
r
O
H
O
31. Cara membedakan aldehid dan keton
- Dengan pereaksi Fehling
Aldehid + P. Fehling endapan merah bata
Keton + P. Fehling
- Dengan pereaksi Tollens
Aldehid + P. Tollens cermin perak
Keton + P. Tollens
36. Tata nama
Amina sederhana diberi nama berdasarkan sistem gugus fungsional. Gugus
alkil disebut terlebih dahulu kemudian ditambah akhiran amina.
Contoh :
Amina
C
H
3
C
H
2
C
H
2
N
H
2
p
r
o
p
i
l
a
m
i
n
a
N
H
2 s
i
k
l
o
h
e
k
s
i
l
a
m
i
n
a
37. Pembuatan amina
Reaksi substitusi nukleofilik
Contoh :
R
X
+
N
H
3
R
N
H
3
+
X
-
R
N
H
2
C
H
3
C
l
+
N
H
3
C
H
3
N
H
3
+
C
l
-
C
H
3
N
H
2
39. Reaksi pada alkil halida
- Reaksi substitusi nukleofilik
Reaksi SN2 substitusi nukleofilik bimolekular. Alkil halida primer apa
saja bereaksi SN2 dengan nukleofil agak kuat seperti OH- dan CN- serta
nukleofil lemah seperti H2O. Alkil halida sekunder dapat bereaksi SN2
namun alkil halida tersier tidak dapat.
Reaksi SN1 substitusi nukleofilik unimolekular. Alkil halida tersier
bereaksi SN1 dengan nukleofil berupa basa yg sangat lemah seperti H2O
atau CH3CH2OH. Reaksi ini kadang juga disebut reaksi solvolisis.
- Reaksi eliminasi
Reaksi E2 eliminasi bimolekular. Dominan bila digunakan basa kuat
seperti OH- dan OR- dengan temperatur tinggi.
Reaksi E1 eliminasi unimolekular. Dicirikan dengan terbentuknya
karbokation.
40. Struktur benzena
Sifat-sifat benzena
- Tidak reaktif
- Bersifat nonpolar
- Sukar mengalami adisi
- Mudah mengalami substitusi
Benzena dan turunannya (C6H6)
41. Turunan benzena
1. Satu subtituen
O H
h id r o k s i b e n z e n a / f e n o l
N H 2 C l
a m in o b e n z e n a / a n ilin k lo r o b e n z e n a
C H 3
m e til b e n z e n a / to lu e n a
N O 2 C O O H
n itr o b e n z e n a a s a m b e n z o a t
42. 2. Dua subtituen
- Orto (o) - Para (p)
- Meta (m)
C l
1 ,2 - d ik lo r o b e n z e n a / o - d ik lo r o b e n z e n a
C l
F
1 ,3 -d iflo ro b e n z en a / m -d iflo ro b e n ze n a
F
1,4-diflorobenzena/ p-diflorobenzena
F
F
43. Apabila substitusi lebih dari dua atom H maka penomoran didasarkan pada
kereaktifan gugus-gugusnya. Gugus dengan kereaktifan lebih tinggi diberi
nomor terkecil.
Urutan kereaktifan gugus
-COOH > -SO3H > -COH > -CN > -NH3 > -OH > -R> -NO2 > -X
N
O
2
C
H
3
N
O
2
N
O
2
2
,
4
,
6
-
t
r
i
n
i
t
r
o
t
u
l
u
e
n
a
44. Tuliskan struktur dari
a. Propil benzena
b. 3,4-dikloroanisola
c. p-nitrofenol
d. m-kloroanilina
e. p-bromonitrobenzena
f. 3,5-diklorofenol
45. Substitusi elektrofilik pada benzena
Terdapat 4 tahap :
1. Pembentukan elektrofil, dengan katalis asam Lewis, dimana asam Lewis ini
akan bereaksi dengan reagensia (misal X2, HNO3) untuk menghasilkan
elektrofil
2. Pembentukan ion benzenonium
3. Deprotonasi
4. Pembentukan kembali asam lewis
46. Reaksi halogenasi
a. Tahap I = pembentukan elektrofil Br+
b. Tahap II = pembentukan ion benzenonium (serangan elektrofil Br+)
c. Tahap III = deprotonasi ion benzenonium
d. Tahap IV = pembentukan kembali katalis asam Lewis
47. Reaksi nitrasi
a. Tahap I = pembentukan elektrofil NO2
+
b. Tahap II = pembentukan ion benzenonium (serangan elektrofil NO2
+ )
c. Tahap III = deprotonasi ion benzenonium
d. Tahap IV = pembentukan kembali katalis asam Lewis
48. Reaksi alkilasi
a. Tahap I = pembentukan elektrofil R+
b. Tahap II = pembentukan ion benzenonium (serangan elektrofil R+ )
c. Tahap III = deprotonasi ion benzenonium
d. Tahap IV = pembentukan kembali katalis asam Lewis
49. Reaksi asilasi
a. Tahap I = pembentukan elektrofil RC+=O (ion asilium)
b. Tahap II = pembentukan ion benzenonium (serangan elektrofil RC+=O )
c. Tahap III = deprotonasi ion benzenonium
d. Tahap IV = pembentukan kembali katalis asam Lewis
51. Tuliskan bagaimana mensintesis senyawa berikut dari benzena
a. p-klorotoluena
b. m-bromonitrobenzena
Apa produk yang dihasilkan dari substitusi kedua untuk
a. C6H5OH + Br2
b. C6H5NO2 + CH3Cl
c. C6H5COOH + CH3Cl
52. Substitusi ketiga
1. Jika dua substituen itu mengarahkan suatu gugus masuk ke satu posisi,
maka posisi ini akan merupakan posisi utama (dari) substitusi ketiga.
2. Jika dua gugus bertentangan dalam efek-efek pengarahan mereka, maka
aktivator yang lebih kuat akan lebih diturut pengarahannya.
3. Jika dua gugus deaktivasi berada pada cincin, terlepas dari di mana posisi
mereka, dapat menyukarkan substitusi ketiga.
4. Jika dua gugus pada cincin berposisi-meta satu sama lain, biasanya cincin
itu tidak menjalani substitusi pada posisi yang mereka apit, meskipun
mungkin cincin itu teraktifkan (pada posisi itu). Tidak reakstifnya posisi ini
agaknya disebabkan oleh rintangan sterik.
53. Polimer adalah molekul raksasa atau makromolekul yang disusun dari
monomer-monomer melalui peristiwa polimerisasi.
Macam-macam polimer
Berdasarkan asalnya
- Polimer alam, contohnya karbohidrat, protein, lemak
- Polimer buatan , contohnya plastik, dakron, teflon
Berdasarkan monomer-monomer
- Homopolimer / sejenis
- Kopolimer / berlainan jenis
Berdasarkan sifat terhadap panas
- Termoplas
- Termoset
Berdasarkan reaksi pembentukan
- Adisi
- Kondensasi
Polimer
54. Biomolekul yang paling banyak ditemukan di alam
Dari namanya molekul yang terdiri dari carbon (C) dan hydrate (air
H2O)
Mempunyai rumus molekul (CH2O)n untuk monosakarida
Disintesis dari CO2 dan H2O dlm proses fotosintesis
Dikenal juga sebagai sakarida
Karbohidrat
55. Berdasar kompleksitasnya, dapat dibagi menjadi 3 golongan
- Monosakarida karbohidrat tunggal
Contoh : glukosa, fruktosa, galaktosa
- Oligosakarida karbohidrat yang tersusun dari 2 sampai 10
monosakarida
Contoh : maltosa, sukrosa, laktosa
- Polisakarida karbohidrat yang tersusun dari lebih dari 10
monosakarida
Contoh : amilum, glikogen, selulosa
56. Monosakarida
Berdasarkan jenis gugus fungsinya dibedakan menjadi aldosa dan ketosa.
Aldosa gugus fungsi aldehid
Ketosa gugus fungsi keton
Berdasar jumlah karbon penyusunnya
59. Oligosakarida
- Maltosa
Hidrolisis maltosa menghasilkan 2 molekul glukosa.
Bereaksi positif terhadap pereaksi fehling, benedict, dan tollens.
- Laktosa
Hidrolisis laktosa menghasilkan molekul glukosa dan galaktosa.
Hanya terdapat pada binatang mamalia dan manusia.
Bereaksi positif terhadap pereaksi fehling, benedict, dan tollens.
- Sukrosa
Hidrolisis sukrosa menghasilkan molekul glukosa dan fruktosa.
Bereaksi negatif terhadap pereaksi fehling, benedict, dan tollens.
60. Polisakarida
- Amilum
Amilum terhidrolisis pada suhu tinggi menghasilkan molekul-molekul
glukosa. Penambahan iodium ke dalam amilum akan memberikan warna
biru.
- Selulosa
Selulosa merupakan unsur utama pembentuk serat kayu. Selulosa selalu
bergabung dengan polisakarida lain seperti lignin, pektin, hemiselulosa,
dan xilan. Selulosa sukar mengalami hidrolisis.
- Glikogen
Dikenal sebagai gula darah dan terdapat pada otot dan hati sebagai
cadangan energi.
61. Asam amino
Asam amino merupakan senyawa karboksilat yang mempunyai gugus amina
pada rantai karbonnya.
Penggolongan asam amino berdasarkan nilai nutrisi
- Esensial, tidak dapat disintesis dalam tubuh manusia
- Non esensial, dapat disintesis dalam tubuh manusia
Sifat-sifat asam amino
- Dapat membentuk ion zwitter
- Bersifat amfoter
- Dapat bergabung dengan asam amino lain membentuk polimer
Asam amino dan protein
63. Protein konjugasi
- Nukleoprotein, protein yang terikat dengan asam nukleat. Terdapat pada
inti sel dan biji-bijian
- Glikoprotein, terikat dengan karbohidrat. Terdapat pada hati dan tendon
- Fosfoprotein, terikat dengan fosfat. Terdapat pada susu dan kuning telur
- Lipoprotein, terikat dengan lipid/lemak. Terdapat pada serum darah,
kuning telur, susu
- Kromoprotein/ metaloprotein, terikat dengan ion logam misalnya
hemoglobin
66. Penggolongan lemak
Berdasarkan panjang rantai karbon
- Lemak rantai pendek, jika asam lemaknya mempunyai atom karbon
antara 2 sampai 6
- Lemak rantai sedang, jika atom karbonnya antara 8 sampai 12
- Lemak rantai panjang, jika atom karbonnya lebih dari 14
Berdasarkan jenis ikatan
- Lemak jenuh
- Lemak tidak jenuh