際際滷

際際滷Share a Scribd company logo
MENGUKUR BIODIVERSITAS
Edwin Wira Pradana
Universitas Muhammadiyah Palembang
Jurusan Kehutanan https://phys.org/news/2015-03-shape-shifting-frog-ecuadorian-
andes.html
Mengukur Biodiversitas
BIODIVERSITAS?
Tipe-tipe Biodiversitas
1. Diversitas Genetik
Diversitas genetik adalah jumlah
gen untuk sifat tertentu yang
ada di alam populasi spesies.
2. Diversitas Spesies
Diversitas Spesies adalah jumlah
spesies yang co-exist pada
ekosistem atau komunitas.
3. Diversitas Ekosistem berkaitan
dengan distribusi spesies, pola
komunitas dan kombinasi fungsi
spesies dan interaksi
https://www.tes.com/lessons/XGiZJ51nxVWEdg/year-5-biodiversity
Mengukur Ukuran Populasi
Kepadatan populasi
adalah jumlah individu
pada area tertentu atau
volume.
Kelimpahan = Jumlah
individu yang ditemukan
pada tiap sample
Okupansi, level
keterisian ruang oleh
populasi
http://www.amphibiaweb.org/amphibian/speciesnums.html
Mengukur Biodiversitas
Biodiversitas
Beta biodiversity
Alpha biodiversity
KEANEKARAGAMAN ALPHA
 Keanekaragaman dalam habitat atau
keanekaragaman hasil inventarisasi
 Satu unit contoh yang berasal dari satu
komunitas dianggap sebagai homogen
 Sering disebut juga sebagai keanekaragaman
titik (point diversity)
KEANEKARAGAMAN BETA
 Merupakan keanekaragaman antar habitat atau
sering disebut sebagai keanekaragaman berdasarkan
perbedaan gradien
 Keanekaragaman beta berubah menurut gradien
lingkungan atau antar komunitas berbeda dalam satu
lanskap
 Indeks yang digunakan adalah indeks kesamaan Bray-
Curtis serta dengan analisis kluster
KEANEKARAGAMAN GAMMA
 Merupakan keanekaragaman tingkat lanskap
 Keanekaragaman gamma merupakan
keanekaragaman unit yang lebih besar seperti
kepulauan atau lebih besar dari lanskap.
Dalam keaneka-ragaman ini spesies berubah
menurut tipe habitat berdasarkan wilayah
geografi
KONSEP UKURAN KEANEKARAGAMAN
 Asumsi:
 Subyek penelitian dapat didefinisikan secara baik; yakni semua subyek
penelitian dapat diklasifikasikan berdasarkan taksonomi yang jelas
 Kelas-kelas (spesies) seluruhnya memiliki perbedaan yang sama (fakta-
nya tidak mudah untuk memberikan batasan kesamaan dan perbe-
daan)
 Pada asumsi kedua maka pilihan yang paling sederhana adalah
jumlah individu, biomassa, cover, atau produktivitas
 Jumlah individu merupakan ukuran yang paling banyak digunakan,
meskipun untuk plankton yang terdapat di dalam suatu danau akan
lebih baik jika diukur dalam produktivitas
Konsep Keanekaragaman Spesies:
 Kekayaan spesies (species richness)
 merupakan ukuran penting dari jumlah spesies yang terdapat dalam
unit contoh tertentu
 merupakan konsep ukuran yang paling tua dan paling sederhana
karena hanya menghitung jumlah spesies di dalam suatu komunitas
tertentu
 Permasalahan yang utama adalah seringkali tidak mungkin untuk
menghitung seluruh spesies di dalam komunitas alami
 Heterogenitas (heterogenity)
 merupakan perpaduan antara konsep kekayaan spesies dengan
kemerataan spesies
 merupakan sinonim dari keanekaragaman (diversity)
 Kemerataan (evenness)
 Di dalam sebagian besar komunitas tumbuhan dan satwaliar terdapat
beberapa spesies yang dominan dan spesies lainnya yang tidak umum
Kurva minimum spesies area
merupakan sebuah kurva yang menunjukkan hubungan
pertumbuhan jumlah jenis yang dijumpai dengan luas
petak pengukuran.
Ukuran sam pel kuadrat
KumulatifJumlahSpesies
Komunitas A
Komunitas B
Kurva Minimum spesies area
merupakan sebuah kurva yang menunjukkan hubungan pertumbuhan jumlah jenis yang
dijumpai dengan luas petak pengukuran.
Kekayaan Jenis (Species Richness)
 Konsep ini pertama kali dicetuskan oleh Mcinthos
pada tahun 1967.
 Kekayaan jenis adalah jumlah jenis (spesies) dalam
suatu komunitas.
 Persoalan mendasar yang merupakan kendala penting
dalam penerapan konsep kekayaan jenis adalah
bahwasanya seringkali tidak mungkin untuk
menghitung semua jenis yang hidup dan tinggal
dalam suatu komunitas alamiah.
 Pada prakteknya ternyata tidak mudah untuk menjamin kesera-
gaman ukuran unit contoh.
 Sanders (1968) mengusulkan alterenatif pemecahan masalah
dengan menggunakan metoda rarefaction.
 Melalui metoda ini dapat dihitung nilai harapan jumlah jenis dalam
setiap unit contoh yang berukuran sama (misalkan 100 individu).
 Persamaan atau rumus Sanders yang telah disempurnakan oleh
Hurlbert (1971) adalah:
























 

n
N
n
NN
SE i
1)(
Rarefaction
E(S) = nilai harapan jumlah jenis, n = ukuran standar unit contoh, N =
jumlah total individu yang teramati, dan Ni = jumlah individu jenis ke-i
 Asumsi-asumsi dalam Rarefaction:
 Sampling telah mencukupi untuk menjamin kelayakan karakteristik
sebaran asalnya (jika terlalu kecil maka semua sampel dikumpulkan
dalam bentuk koordinat),
 Sebaran spasial individu adalah acak
 Sampel yang dibandingkan memiliki kesamaan secara taksonomi dan
diambil dari tipe komunitas yang sama
 Teknik standardisasi penarikan contoh digunakan pada semua
pengumpulan data
 Rarefaction dapat digunakan untuk menginterpolasi ukuran sample yang
lebih kecil, tetapi tidak dapat digunakan untuk mengekstrapolasi ke ukuran
sampel yang lebih besar (akumulasi kurva spesies mungkin lebih baik)
Indeks Margalef (DMg):
Indeks Menhinick (DMn):
)ln(
1
N
S
DMg


N
S
DMn 
Notasi S menyatakan jumlah spesies teramati dan N menyatakan total
jumlah individu seluruh spesies teramati
Indeks Jackknife:
 Indeks Shannon (H):
ワ

s
i
ii ppH
1
2 )(log'
ワ

s
i
ii ppH
1
)ln('
H = indeks diversitas Shannon
S = jumlah jenis
pi = proporsi jumlah individu ke-I (ni/N)
Catatan: jika log2, maka H dinyatakan dalam bits/ind ; jika loge, maka
H dalam nits/ind dan jika digunakan log10, maka H dinyatakan dalam
decits/ind
2
22
.2
1)]ln(.[)].[ln(
)'var(
N
s
N
pppp
H iiii 

ワ
Apabila digunakan rumus dari Shannon-Wiener, nilai indeks
diversitas maksimum dan minimum dapat diperoleh melalui
rumus :
 dimana :
 Hm = maksimum nilai kemungkinan dari fungsi Shannon
 Hmin = nilai kemungkinan terendah fungsi Shannon
 N = Jumlah total individu dalam unit pengamatan
 S = Jumlah jenis dalam unit pengamatan







SS
SH
1
log
1
' 2m ax
S2log
  1log
1
'min 




 
 SN
N
SN
LogNH
Uji beda Indeks Shannon (H) antar unit contoh (komuinitas):
).().( '
2
'
1
'
2
'
1
'
HVarHVar
HH
tH



件


э


件


э




2
'
2
1
'
1
2'
2
'
1
'
).().(
)].().([
N
HVar
N
HVar
HVarHVar
dfH
Istilah heterogenitas pertama kali dikemukakan oleh
GOOD (1953). Berbeda dari konsep kekayaan jenis,
ukuran keanekaragaman ini ditetapkan hanya
berdasarkan struktur kerapatan atau kelimpahan
individu dari setiap jenis yang teramati. Oleh karena itu,
Magurran (1988) memberikan istilah lain terhadap
konsep ini, yaitu dengan sebutan spesies abundance
atau kelimpahan jenis.
HETEROGENITAS (Heterogeneity)
KOMUNITAS A
KOMUNITAS B
KOMUNITAS C
Indeks Simpson
Indeks ini menggunakan pendekatan statistik non-parametrik. Dengan
demikian asumsi yang menyangkut kemiringan grafik kelimpahan jenis
tidak diperlukan lagi. Untuk suatu populasi yang tak-terhingga, indeks
diversitas Simpson dihitung dengan rumus :
 1  D = indeks diversitas Simpson
 Pi = proporsi jumlah individu jenis ke-I
 2
11 ワ緒 ipD
Indeks Pielou
Sedangkan untuk populasi terhingga, rumus yang harus
digunakan adalah sebagai berikut (Pielou, 1969) :
 1-D= Indeks Pielou
 ni = jumlah individu dari jenis ke-I
 N = jumlah total individu dalam unit contoh
 S = jumlah jenis dalam unit contoh
 
 







緒

 1
1
11
1 NN
nn
D ii
S
i
EVENNESS
 Konsep ini menunjukkan derajat kemerataan
kelimpahan individu antara setiap spesies.
 Ukuran kemerataan yang pertama kali dikemukakan
oleh Lioyd dan Gheraldi (1964) ini juga dapat
digunakan sebagai indicator adanya gejala dominasi
diantara setiap jenis dalam suatu komunitas.
 Apabila setiap jenis memiliki jumlah individu yang
sama, maka komunitas tersebut mempunyai nilai
EVENNESS maksimum.
 Sebaliknya, bila nilai kemerataan ini kecil, maka
dalam komunitas tersebut terdapat jenis dominant,
sub-dominan dan jenis yang terdominasi.
JENIS
JENIS
Kelimpahan relatif
Komunitas A
Komunitas B
Eveness B > A
Kelimpahan
individu setiap
jenis di B relatif
homogen
Ada dua rumus yang relative lebih banyak digunakan
untuk menghitung nilai evenness, yakni (dicetuskan
oleh Hurlbert, 1971) :
 dimana :
 Evenness = nilai kemerataan (antara 0  1)
 D = nilai indeks diversity hasil pengamatan
 Dmax = nilai maksimum indeks diversitas
 Dmin = nilai minimum indeks diversitas
m axD
D
Evenness 
minmax
min
DD
DD
Evenness
Apabila digunakan rumus dari Shannon-Wiener, nilai
indeks diversitas maksimum dan minimum dapat
diperoleh melalui rumus :
 dimana :
 Hmax = maksimum nilai kemungkinan dari fungsi Shannon
 Hmin = nilai kemungkinan terendah fungsi Shannon
 N = Jumlah total individu dalam unit pengamatan
 S = Jumlah jenis dalam unit pengamatan







SS
SH
1
log
1
' 2m ax
S2log
  1log
1
'min 




 
 SN
N
SN
LogNH
Selanjutnya, nilai evenness lebih sering dihitung
dengan menggunakan rumus berikut :
 dimana :
 J = nilai evenness (antara 0  1)
 H = indeks diversitas Shannon-Wiener
 Dmax= nilai maksimum indeks diversitas
m ax
'
'
D
H
J
Cara perhitungan lain yang bisa digunakan untuk menghitung nilai
kemerataan adalah rumus yang diusulkan oleh Buzas & Gibson (1969)
dengan formula sebagai berikut :
 dimana :
 Ni = eH (jumlah jenis dengan kelimpahan sama)
 S = jumlah individu dalam unit contoh
S
N
Evenness i
KESAMAAN ANTAR KOMUNITAS
Perhitungan kesamaan
 Merupakan koefisien deskriptif, bukan
estimator dari parameter statistika
 Ada dua macam:
 Binary: presence/absent data
 Quantitative: ada nilai Relative abundance a.l
jumlah individu, biomass, cover, productivitas,
atau lainnya yang mengkuantifikasi pentingnya
species tersebut dalam komunitas
Binary
Dimana:
a = Jumlah species yang ada di sampel A dan B (sama-sama ada)
b = Jumlah species yang ada di sampel B tapi tidak ada di sampel A
c = Jumlah species yang ada di sampel A tapi tidak ada di sampel B
d = Jumlah species yang sama-sama tidak ada di Sampel A dan B
Jaccards and Sorensons similarity indices
 Berdasarkan persentase kesamaan
Persen keberadaan : jumlah individu suatu
spesies per total jumlah individu dalm
komunitas
Persentase kesamaan : Jumlah persentase
terendah dari masing-masing spesies
Kuantitatif
Buku Rujukan :
 Pielou, E.C. 1977. Mathematical Ecology. Wiley, New York
 Haryanto. 1995. Konservasi keanekaragaman hayati di hutan tropika. Makalah pada
Pelatihan Teknik Pengukuran dan Monitoring Biodiversity di Hutan Tropika. Jurusan
Konservasi Sumberdaya Hutan. Fahutan IPB. Tidak dipublikasikan.
 Johnson, Richard A and Gouri K Bhattacharyya. 1992. Statistics. Priciples and
Methods. Second Edition. John Wiley & Sons, Inc. United State of America.
 Krebs, Charles J. 1978. Ecology : The Experimental Analysis of Distribution and
Abundance. Second Edition. Harper International Edition. Harper and row Publishers.
United State of America.
 MacKinnon, Jhon., Kathy MacKinnon, Graham Child dan Jim Thorsell. 1986.
Pengelolaan Kawasan yang Dilindungi di Daerah Tropika. Alih bahasa oleh Harry
Harsono Amir. Cetakan kedua. Gadjah Mada University Press. Yogyakarta. 1993.
 Magurran, Anne. 1988. Ecological Diversity and Its Measurement. Croom Helm
Limited. London.
 Primack, Richard B., Jatna Supriatna, Mochammad Indrawan dan Padmi
Kramadibrata. 1998. Biologi Konservasi. Yayasan Obor Indonesia. Jakarta.
Contoh perhitungan
Luas Petak (m2
)
No Nama Jenis
10x10 20x20 30x30 40x40 50x50
1 2 3 4 5 6 7
1. Maesopsis eminii 1 5 7 16 30
2. Paraserianthes falcataria 1 1 1 1 1
3. Pinus merkusii 0 0 0 3 5
4. Altingia excelsa 0 0 7 10 14
5. Calophyllum caulatris 0 0 1 2 2
6. Vitex pubescens 0 3 5 5 6
7. Cananga odorata 0 0 0 1 1
8. Arthocarpus heterophyllus 0 0 0 0 1
9. Langenstromeia speciosa 0 0 0 0 2
10 Pometia pinnata 0 0 0 0 1
11. Alstonia pneumatophora 0 0 0 0 1
12. Strombosia rotunclifolia 0 0 0 1 1
13. Shorea sp 1 3 5 6 9
14. Hevea braciliensis 0 0 0 0 9
15. Schima walichii 0 0 0 1 3
16. Khaya antoteca 0 0 0 2 5
17. Gmelina arboteal 0 0 0 0 1
18. Hopea odorata 0 2 2 2 4
19. Hopea mangarawan 0 0 0 0 2
20. Opuna papuana 0 0 0 0 4
21. Kecapi 0 0 0 1 1
22. Lucuma spp. 0 0 0 0 2
23. Eusideroxylon zwageri 0 0 0 0 1
24. Persea americana 0 0 0 0 1
25. Heriteria littoralis 0 0 0 1 1
26. Kepuh 0 0 2 2 2
27. A 0 1 1 1 1
28. B 0 0 1 1 1
29. C 0 0 1 2 2
30. D 0 0 2 3 3
31. E 0 0 1 2 2
32. F 0 0 1 1 1
33. G 0 0 0 2 3
34. H 0 0 0 1 1
35. I 0 0 0 1 1
36. J 0 0 0 1 1`
37. K 0 0 0 1 2
38. L 0 0 0 0 1
39. M 0 0 0 0 1
40. N 0 0 0 0 2
41. O 0 0 0 0 4
Jumlah Individu 3 15 37 70 136
Jumlah Jenis 3 6 14 26 41
 dimana: E(Sn) = nilai harapan jumlah jenis
 n = ukuran standar unit contoh
 N = jumlah total individu yang teramati
 Ni = jumlah individu jenis ke-I
Indeks Hurlbert (1971)
 






















ワ

n
iS
i
n



n
N
NN
SE 1
1
Istilah adalah kombinasi yang
dihitung sebagai berikut :
x! adalah faktorial. Sebagai contoh 5! = 5 x 4 x 3
x 2 x 1 = 120
 !!
!
yxy
xx
y 
緒










 x
y
Langkah pertama adalah mengambil kelimpahan
masing-masing jenis dari setiap ukuran plot dan memasukkan
ke dalam persamaan :













N
nn
iNN1
Luas Petak N n E(Sn)
10 x 10 3 3 3,999
20 x 20 15 3 2,539
30 x 30 37 3 2,719
40 x 40 70 3 2,760
50 x 50 136 3 2,791
No Ni E(Sn)
1 1 1,333
2 1 1,333
3 1 1,333
Jml 3 3,999
 Plot 20m x 20m
No Ni E(Sn)
1 5 0,736
2 1 0,200
3 3 0,516
4. 3 0,516
5. 2 0,371
6. 1 0,200
Jml 15 2,539
N = 3
n = 3
E(S1) = 1-[(2!/3!.-1!)/(3!/3!.0!)] = 1,333
N = 15
n = 3
E(S1) = 1- [(14!/3!.11!)/(15!/3!.12!)] = 0,200
E(S2) = 1- [(13!/3!.10!)/(15!/3!.12!)] = 0,371
E(S3) = 1- [(12!/3!.9!)/(15!/3!.12!)] = 0,516
E(S5) = 1- [(10!/3!.7!)/(15!/3!.12!)] = 0,736
Indeks Divertas Margalef (Clifford & Stephenson, 1975) :
 Dmg = Indeks Margalef
 S = jumlah jenis yang teramati
 N = jumlah total individu yang teramati
 1n = logaritma natural
LnN
S
Dmg
1
Jadi Hasil Perhitungan untuk Masing-masing Plot, yaitu sebagai berikut :
 10 x 10 =
3
2
Ln
= 1,820
 20 x 20 =
15
5
Ln
= 1,846
 30 x 30 =
37
13
Ln
= 3,600
 40 x 40 =
70
25
Ln
= 5,844
 50 x 50 =
136
40
Ln
= 8,142
Luas Petak N S S-1 Ln N Dmg
10 x 10 3 3 2 1,099 1,820
20 x 20 15 6 5 2,708 1,846
30 x 30 37 14 13 3,611 3,600
40 x 40 70 26 25 4,248 5,844
50 x 50 136 41 40 4,913 8,142
Indeks lain yang hampir serupa dengan konsep Margalef
adalah indeks diversitas Menhinick yang mempunyai rumus
sebagai berikut :
 dimana S adalah jumlah jenis dan N adalah
jumlah total individu yang teramati.
N
S
DMn
Jadi Hasil Perhitungan untuk Masing-masing Plot, yaitu sebagai berikut :
 10 x 10 =
3
3
= 1,732
 20 x 20 =
15
6
= 1,549
 30 x 30 =
37
14
= 2,302
 40 x 40 =
70
26
= 3,108
 50 x 50 =
136
41
= 3,516
Luas Petak N S N Dmn
10 x 10 3 3 1,732 1,732
20 x 20 15 6 3,873 1,549
30 x 30 37 14 6,083 2,302
40 x 40 70 26 8,367 3,108
50 x 50 136 41 11,662 3,516
Indeks Jackknife
   k
n
n
sS 削


 

1
, dimana :
S : jumlah jenis
n : banyaknya unit contoh
k : jumlah jenis unik (ditemukan di 1 plot contoh)
Indeks Jackknife :
 S = indeks kekayaan jenis Jackknife
 s = total jumlah jenis yang teramati
 n = banyaknya unit contoh
 k = jumlah jenis yang unik (jenis yang hanya ditemukan
pada hanya salah satu unit contoh)
   k
n
n
sS





 

1
adapun keragaman dari nilai dugaan (S) tersebut
dihitung dengan formula berikut:
dimana :
 Var(S) = keragaman dugaan jackknife untuk
kekayaan jenis
 fj = jumlah unit contoh dimana ditemukan j
jenis unik (j=1,2,3,..,s)
 k = jumlah spesies unik
 n = jumlah total unit contoh
  










 
  n
k
fjj
n
n
S
2
21
)var(
penduga selang bagi indeks kekayaan jenis
jackknife adalah sebagai berikut :
 dimana diperoleh dari tabel t-student dengan
nilai derajat bebas = n-1
)(var StS 居
 Berdasarkan data tersebut di atas, terdapat 15 jenis
pohon yang hanya dijumpai dalam satu unit contoh dari
5 (lima) unit contoh yang dibuat. Jenis-jenis ini disebut
sebagai jenis unik (unique species). Oleh karena itu,
indeks kekayaan jenis Jackknife untuk kelima belas jenis
tersebut adalah
 n (banyaknya unit contoh) = 5
 s (total jumlah jenis) = 41
 k (jumlah jenis yang unik) = 15
S = s + {
n
n )1( 
}(k)
= 41 + {
5
)15( 
} (15)
= 53 jenis
Dengan demikian, keragaman dari nilai dugaan (S)
tersebut adalah:
Var (S) = 




 
n
n 1
  





 n
k
fj j
2
2
= 




 
5
15
   






5
15
115
2
2
= 





5
4
 180
= 144
Std (S) = )(SVar
= 144
= 12
Untuk ukuran contoh yang kecil, maka nilai t留/2 pada tingkat
kepercayaan 5 % dengan derajat bebas n-1 adalah 2.776,
sehingga dugaan indeks kekayaan jenis Jackknife pada tingkat
kepercayaan 5 % adalah :
 S 賊 t留/2 . )(SVar
 53 賊 (2,776).( 144 )
 53 賊 33,31 atau 19,69 sampai dengan 86,31
dibulatkan menjadi 20 sampai dengan 87 jenis
Ketelitian dari data ini =
S
S)var(
x 100 %
=
53
144
x 100 %
= 22,64 %
Ad

Recommended

Penyebaran populasi ekologi umum
Penyebaran populasi ekologi umum
Jun Mahardika
Laporan Praktikum Pengukuran luas daun
Laporan Praktikum Pengukuran luas daun
Sandi Purnama Jaya
Rekayasa genetika (By DianaSM).ppt
Rekayasa genetika (By DianaSM).ppt
Diana Muliadi
Laporan praktikum analisis vegetasi
Laporan praktikum analisis vegetasi
Google
Trouble Shooting Dalam Pembuatan Media Mikrobiologi
Trouble Shooting Dalam Pembuatan Media Mikrobiologi
Alat Alat Laboratorium [dot] com
BIODIVERSITAS
BIODIVERSITAS
Asrizal Wahdan Wilsa
Biodiversitas
Biodiversitas
Mahbub Alwathoni
Sistem pertanian terpadu
Sistem pertanian terpadu
Ieke Ayu
Metabolisme nitrogen.pptx amrul
Metabolisme nitrogen.pptx amrul
SMPN 4 Kerinci
Bahan Kuliah Pertanian Terpadu Bab 3 Prinsip Dasar Pertanian Terpadu
Bahan Kuliah Pertanian Terpadu Bab 3 Prinsip Dasar Pertanian Terpadu
Purwandaru Widyasunu
Populasi dan karakteristik populasi
Populasi dan karakteristik populasi
Jun Mahardika
Faktor faktor yang mempengaruhi unsur hara dalam tanah
Faktor faktor yang mempengaruhi unsur hara dalam tanah
University of Lampung
Penetapan potensial air jaringan
Penetapan potensial air jaringan
Ekal Kurniawan
Laporan 2 pesti analisis probit
Laporan 2 pesti analisis probit
Nurul Farida Efriani
Pembangunan pertanian indonesia
Pembangunan pertanian indonesia
IrmaSetia Gsb
Daya dukung lingkungan
Daya dukung lingkungan
Riska_21
Makalah energi dalam ekosistem
Makalah energi dalam ekosistem
Poetra Chebhungsu
KROMOSOM, BERANGKAI dan PINDAH SILANG
KROMOSOM, BERANGKAI dan PINDAH SILANG
NURSAPTIA PURWA ASMARA
Bab 4. suhu, tekanan, kelembaban udara dan pengaruhnya thd tanaman
Bab 4. suhu, tekanan, kelembaban udara dan pengaruhnya thd tanaman
Purwandaru Widyasunu
Dasar-Dasar Ilmu Tanah: kimia kesuburan tanah dan unsur hara tanaman
Dasar-Dasar Ilmu Tanah: kimia kesuburan tanah dan unsur hara tanaman
Purwandaru Widyasunu
2.ciri ciri pertanian di indonesia
2.ciri ciri pertanian di indonesia
Belman Sinambela Pasaribu
Laporan Mikrobiologi - Pengamatan Morfologi Fungi
Laporan Mikrobiologi - Pengamatan Morfologi Fungi
Rukmana Suharta
Menghitung Keanekaragan Hayati Menggunakan Rumus -H= jumlah dari (pi log pi)
Menghitung Keanekaragan Hayati Menggunakan Rumus -H= jumlah dari (pi log pi)
Awe Wardani
Pengenceran larutan stok
Pengenceran larutan stok
Agung Sugiharto
Parameter kualitas dan analisis tanah
Parameter kualitas dan analisis tanah
Hotnida D'kanda
Laporan Mikrobiologi - Teknik Isolasi Mikroba
Laporan Mikrobiologi - Teknik Isolasi Mikroba
Rukmana Suharta
Ekologi hewan
Ekologi hewan
Adriani Adriani
Laporan praktikum c3, c4 dan cam
Laporan praktikum c3, c4 dan cam
fahmiganteng

More Related Content

What's hot (20)

Metabolisme nitrogen.pptx amrul
Metabolisme nitrogen.pptx amrul
SMPN 4 Kerinci
Bahan Kuliah Pertanian Terpadu Bab 3 Prinsip Dasar Pertanian Terpadu
Bahan Kuliah Pertanian Terpadu Bab 3 Prinsip Dasar Pertanian Terpadu
Purwandaru Widyasunu
Populasi dan karakteristik populasi
Populasi dan karakteristik populasi
Jun Mahardika
Faktor faktor yang mempengaruhi unsur hara dalam tanah
Faktor faktor yang mempengaruhi unsur hara dalam tanah
University of Lampung
Penetapan potensial air jaringan
Penetapan potensial air jaringan
Ekal Kurniawan
Laporan 2 pesti analisis probit
Laporan 2 pesti analisis probit
Nurul Farida Efriani
Pembangunan pertanian indonesia
Pembangunan pertanian indonesia
IrmaSetia Gsb
Daya dukung lingkungan
Daya dukung lingkungan
Riska_21
Makalah energi dalam ekosistem
Makalah energi dalam ekosistem
Poetra Chebhungsu
KROMOSOM, BERANGKAI dan PINDAH SILANG
KROMOSOM, BERANGKAI dan PINDAH SILANG
NURSAPTIA PURWA ASMARA
Bab 4. suhu, tekanan, kelembaban udara dan pengaruhnya thd tanaman
Bab 4. suhu, tekanan, kelembaban udara dan pengaruhnya thd tanaman
Purwandaru Widyasunu
Dasar-Dasar Ilmu Tanah: kimia kesuburan tanah dan unsur hara tanaman
Dasar-Dasar Ilmu Tanah: kimia kesuburan tanah dan unsur hara tanaman
Purwandaru Widyasunu
2.ciri ciri pertanian di indonesia
2.ciri ciri pertanian di indonesia
Belman Sinambela Pasaribu
Laporan Mikrobiologi - Pengamatan Morfologi Fungi
Laporan Mikrobiologi - Pengamatan Morfologi Fungi
Rukmana Suharta
Menghitung Keanekaragan Hayati Menggunakan Rumus -H= jumlah dari (pi log pi)
Menghitung Keanekaragan Hayati Menggunakan Rumus -H= jumlah dari (pi log pi)
Awe Wardani
Pengenceran larutan stok
Pengenceran larutan stok
Agung Sugiharto
Parameter kualitas dan analisis tanah
Parameter kualitas dan analisis tanah
Hotnida D'kanda
Laporan Mikrobiologi - Teknik Isolasi Mikroba
Laporan Mikrobiologi - Teknik Isolasi Mikroba
Rukmana Suharta
Ekologi hewan
Ekologi hewan
Adriani Adriani
Laporan praktikum c3, c4 dan cam
Laporan praktikum c3, c4 dan cam
fahmiganteng
Metabolisme nitrogen.pptx amrul
Metabolisme nitrogen.pptx amrul
SMPN 4 Kerinci
Bahan Kuliah Pertanian Terpadu Bab 3 Prinsip Dasar Pertanian Terpadu
Bahan Kuliah Pertanian Terpadu Bab 3 Prinsip Dasar Pertanian Terpadu
Purwandaru Widyasunu
Populasi dan karakteristik populasi
Populasi dan karakteristik populasi
Jun Mahardika
Faktor faktor yang mempengaruhi unsur hara dalam tanah
Faktor faktor yang mempengaruhi unsur hara dalam tanah
University of Lampung
Penetapan potensial air jaringan
Penetapan potensial air jaringan
Ekal Kurniawan
Laporan 2 pesti analisis probit
Laporan 2 pesti analisis probit
Nurul Farida Efriani
Pembangunan pertanian indonesia
Pembangunan pertanian indonesia
IrmaSetia Gsb
Daya dukung lingkungan
Daya dukung lingkungan
Riska_21
Makalah energi dalam ekosistem
Makalah energi dalam ekosistem
Poetra Chebhungsu
KROMOSOM, BERANGKAI dan PINDAH SILANG
KROMOSOM, BERANGKAI dan PINDAH SILANG
NURSAPTIA PURWA ASMARA
Bab 4. suhu, tekanan, kelembaban udara dan pengaruhnya thd tanaman
Bab 4. suhu, tekanan, kelembaban udara dan pengaruhnya thd tanaman
Purwandaru Widyasunu
Dasar-Dasar Ilmu Tanah: kimia kesuburan tanah dan unsur hara tanaman
Dasar-Dasar Ilmu Tanah: kimia kesuburan tanah dan unsur hara tanaman
Purwandaru Widyasunu
Laporan Mikrobiologi - Pengamatan Morfologi Fungi
Laporan Mikrobiologi - Pengamatan Morfologi Fungi
Rukmana Suharta
Menghitung Keanekaragan Hayati Menggunakan Rumus -H= jumlah dari (pi log pi)
Menghitung Keanekaragan Hayati Menggunakan Rumus -H= jumlah dari (pi log pi)
Awe Wardani
Pengenceran larutan stok
Pengenceran larutan stok
Agung Sugiharto
Parameter kualitas dan analisis tanah
Parameter kualitas dan analisis tanah
Hotnida D'kanda
Laporan Mikrobiologi - Teknik Isolasi Mikroba
Laporan Mikrobiologi - Teknik Isolasi Mikroba
Rukmana Suharta
Laporan praktikum c3, c4 dan cam
Laporan praktikum c3, c4 dan cam
fahmiganteng

Measure biodiversity

  • 1. MENGUKUR BIODIVERSITAS Edwin Wira Pradana Universitas Muhammadiyah Palembang Jurusan Kehutanan https://phys.org/news/2015-03-shape-shifting-frog-ecuadorian- andes.html
  • 3. Tipe-tipe Biodiversitas 1. Diversitas Genetik Diversitas genetik adalah jumlah gen untuk sifat tertentu yang ada di alam populasi spesies. 2. Diversitas Spesies Diversitas Spesies adalah jumlah spesies yang co-exist pada ekosistem atau komunitas. 3. Diversitas Ekosistem berkaitan dengan distribusi spesies, pola komunitas dan kombinasi fungsi spesies dan interaksi https://www.tes.com/lessons/XGiZJ51nxVWEdg/year-5-biodiversity
  • 4. Mengukur Ukuran Populasi Kepadatan populasi adalah jumlah individu pada area tertentu atau volume. Kelimpahan = Jumlah individu yang ditemukan pada tiap sample Okupansi, level keterisian ruang oleh populasi http://www.amphibiaweb.org/amphibian/speciesnums.html
  • 6. KEANEKARAGAMAN ALPHA Keanekaragaman dalam habitat atau keanekaragaman hasil inventarisasi Satu unit contoh yang berasal dari satu komunitas dianggap sebagai homogen Sering disebut juga sebagai keanekaragaman titik (point diversity)
  • 7. KEANEKARAGAMAN BETA Merupakan keanekaragaman antar habitat atau sering disebut sebagai keanekaragaman berdasarkan perbedaan gradien Keanekaragaman beta berubah menurut gradien lingkungan atau antar komunitas berbeda dalam satu lanskap Indeks yang digunakan adalah indeks kesamaan Bray- Curtis serta dengan analisis kluster
  • 8. KEANEKARAGAMAN GAMMA Merupakan keanekaragaman tingkat lanskap Keanekaragaman gamma merupakan keanekaragaman unit yang lebih besar seperti kepulauan atau lebih besar dari lanskap. Dalam keaneka-ragaman ini spesies berubah menurut tipe habitat berdasarkan wilayah geografi
  • 9. KONSEP UKURAN KEANEKARAGAMAN Asumsi: Subyek penelitian dapat didefinisikan secara baik; yakni semua subyek penelitian dapat diklasifikasikan berdasarkan taksonomi yang jelas Kelas-kelas (spesies) seluruhnya memiliki perbedaan yang sama (fakta- nya tidak mudah untuk memberikan batasan kesamaan dan perbe- daan) Pada asumsi kedua maka pilihan yang paling sederhana adalah jumlah individu, biomassa, cover, atau produktivitas Jumlah individu merupakan ukuran yang paling banyak digunakan, meskipun untuk plankton yang terdapat di dalam suatu danau akan lebih baik jika diukur dalam produktivitas
  • 10. Konsep Keanekaragaman Spesies: Kekayaan spesies (species richness) merupakan ukuran penting dari jumlah spesies yang terdapat dalam unit contoh tertentu merupakan konsep ukuran yang paling tua dan paling sederhana karena hanya menghitung jumlah spesies di dalam suatu komunitas tertentu Permasalahan yang utama adalah seringkali tidak mungkin untuk menghitung seluruh spesies di dalam komunitas alami Heterogenitas (heterogenity) merupakan perpaduan antara konsep kekayaan spesies dengan kemerataan spesies merupakan sinonim dari keanekaragaman (diversity) Kemerataan (evenness) Di dalam sebagian besar komunitas tumbuhan dan satwaliar terdapat beberapa spesies yang dominan dan spesies lainnya yang tidak umum
  • 11. Kurva minimum spesies area merupakan sebuah kurva yang menunjukkan hubungan pertumbuhan jumlah jenis yang dijumpai dengan luas petak pengukuran.
  • 12. Ukuran sam pel kuadrat KumulatifJumlahSpesies Komunitas A Komunitas B Kurva Minimum spesies area merupakan sebuah kurva yang menunjukkan hubungan pertumbuhan jumlah jenis yang dijumpai dengan luas petak pengukuran.
  • 13. Kekayaan Jenis (Species Richness) Konsep ini pertama kali dicetuskan oleh Mcinthos pada tahun 1967. Kekayaan jenis adalah jumlah jenis (spesies) dalam suatu komunitas. Persoalan mendasar yang merupakan kendala penting dalam penerapan konsep kekayaan jenis adalah bahwasanya seringkali tidak mungkin untuk menghitung semua jenis yang hidup dan tinggal dalam suatu komunitas alamiah.
  • 14. Pada prakteknya ternyata tidak mudah untuk menjamin kesera- gaman ukuran unit contoh. Sanders (1968) mengusulkan alterenatif pemecahan masalah dengan menggunakan metoda rarefaction. Melalui metoda ini dapat dihitung nilai harapan jumlah jenis dalam setiap unit contoh yang berukuran sama (misalkan 100 individu). Persamaan atau rumus Sanders yang telah disempurnakan oleh Hurlbert (1971) adalah: n N n NN SE i 1)( Rarefaction E(S) = nilai harapan jumlah jenis, n = ukuran standar unit contoh, N = jumlah total individu yang teramati, dan Ni = jumlah individu jenis ke-i
  • 15. Asumsi-asumsi dalam Rarefaction: Sampling telah mencukupi untuk menjamin kelayakan karakteristik sebaran asalnya (jika terlalu kecil maka semua sampel dikumpulkan dalam bentuk koordinat), Sebaran spasial individu adalah acak Sampel yang dibandingkan memiliki kesamaan secara taksonomi dan diambil dari tipe komunitas yang sama Teknik standardisasi penarikan contoh digunakan pada semua pengumpulan data Rarefaction dapat digunakan untuk menginterpolasi ukuran sample yang lebih kecil, tetapi tidak dapat digunakan untuk mengekstrapolasi ke ukuran sampel yang lebih besar (akumulasi kurva spesies mungkin lebih baik)
  • 16. Indeks Margalef (DMg): Indeks Menhinick (DMn): )ln( 1 N S DMg N S DMn Notasi S menyatakan jumlah spesies teramati dan N menyatakan total jumlah individu seluruh spesies teramati
  • 18. Indeks Shannon (H): ワ s i ii ppH 1 2 )(log' ワ s i ii ppH 1 )ln(' H = indeks diversitas Shannon S = jumlah jenis pi = proporsi jumlah individu ke-I (ni/N) Catatan: jika log2, maka H dinyatakan dalam bits/ind ; jika loge, maka H dalam nits/ind dan jika digunakan log10, maka H dinyatakan dalam decits/ind 2 22 .2 1)]ln(.[)].[ln( )'var( N s N pppp H iiii ワ
  • 19. Apabila digunakan rumus dari Shannon-Wiener, nilai indeks diversitas maksimum dan minimum dapat diperoleh melalui rumus : dimana : Hm = maksimum nilai kemungkinan dari fungsi Shannon Hmin = nilai kemungkinan terendah fungsi Shannon N = Jumlah total individu dalam unit pengamatan S = Jumlah jenis dalam unit pengamatan SS SH 1 log 1 ' 2m ax S2log 1log 1 'min SN N SN LogNH
  • 20. Uji beda Indeks Shannon (H) antar unit contoh (komuinitas): ).().( ' 2 ' 1 ' 2 ' 1 ' HVarHVar HH tH 件 э 件 э 2 ' 2 1 ' 1 2' 2 ' 1 ' ).().( )].().([ N HVar N HVar HVarHVar dfH
  • 21. Istilah heterogenitas pertama kali dikemukakan oleh GOOD (1953). Berbeda dari konsep kekayaan jenis, ukuran keanekaragaman ini ditetapkan hanya berdasarkan struktur kerapatan atau kelimpahan individu dari setiap jenis yang teramati. Oleh karena itu, Magurran (1988) memberikan istilah lain terhadap konsep ini, yaitu dengan sebutan spesies abundance atau kelimpahan jenis. HETEROGENITAS (Heterogeneity)
  • 23. Indeks Simpson Indeks ini menggunakan pendekatan statistik non-parametrik. Dengan demikian asumsi yang menyangkut kemiringan grafik kelimpahan jenis tidak diperlukan lagi. Untuk suatu populasi yang tak-terhingga, indeks diversitas Simpson dihitung dengan rumus : 1 D = indeks diversitas Simpson Pi = proporsi jumlah individu jenis ke-I 2 11 ワ緒 ipD
  • 24. Indeks Pielou Sedangkan untuk populasi terhingga, rumus yang harus digunakan adalah sebagai berikut (Pielou, 1969) : 1-D= Indeks Pielou ni = jumlah individu dari jenis ke-I N = jumlah total individu dalam unit contoh S = jumlah jenis dalam unit contoh 緒 1 1 11 1 NN nn D ii S i
  • 25. EVENNESS Konsep ini menunjukkan derajat kemerataan kelimpahan individu antara setiap spesies. Ukuran kemerataan yang pertama kali dikemukakan oleh Lioyd dan Gheraldi (1964) ini juga dapat digunakan sebagai indicator adanya gejala dominasi diantara setiap jenis dalam suatu komunitas. Apabila setiap jenis memiliki jumlah individu yang sama, maka komunitas tersebut mempunyai nilai EVENNESS maksimum. Sebaliknya, bila nilai kemerataan ini kecil, maka dalam komunitas tersebut terdapat jenis dominant, sub-dominan dan jenis yang terdominasi.
  • 26. JENIS JENIS Kelimpahan relatif Komunitas A Komunitas B Eveness B > A Kelimpahan individu setiap jenis di B relatif homogen
  • 27. Ada dua rumus yang relative lebih banyak digunakan untuk menghitung nilai evenness, yakni (dicetuskan oleh Hurlbert, 1971) : dimana : Evenness = nilai kemerataan (antara 0 1) D = nilai indeks diversity hasil pengamatan Dmax = nilai maksimum indeks diversitas Dmin = nilai minimum indeks diversitas m axD D Evenness minmax min DD DD Evenness
  • 28. Apabila digunakan rumus dari Shannon-Wiener, nilai indeks diversitas maksimum dan minimum dapat diperoleh melalui rumus : dimana : Hmax = maksimum nilai kemungkinan dari fungsi Shannon Hmin = nilai kemungkinan terendah fungsi Shannon N = Jumlah total individu dalam unit pengamatan S = Jumlah jenis dalam unit pengamatan SS SH 1 log 1 ' 2m ax S2log 1log 1 'min SN N SN LogNH
  • 29. Selanjutnya, nilai evenness lebih sering dihitung dengan menggunakan rumus berikut : dimana : J = nilai evenness (antara 0 1) H = indeks diversitas Shannon-Wiener Dmax= nilai maksimum indeks diversitas m ax ' ' D H J
  • 30. Cara perhitungan lain yang bisa digunakan untuk menghitung nilai kemerataan adalah rumus yang diusulkan oleh Buzas & Gibson (1969) dengan formula sebagai berikut : dimana : Ni = eH (jumlah jenis dengan kelimpahan sama) S = jumlah individu dalam unit contoh S N Evenness i
  • 32. Perhitungan kesamaan Merupakan koefisien deskriptif, bukan estimator dari parameter statistika Ada dua macam: Binary: presence/absent data Quantitative: ada nilai Relative abundance a.l jumlah individu, biomass, cover, productivitas, atau lainnya yang mengkuantifikasi pentingnya species tersebut dalam komunitas
  • 33. Binary Dimana: a = Jumlah species yang ada di sampel A dan B (sama-sama ada) b = Jumlah species yang ada di sampel B tapi tidak ada di sampel A c = Jumlah species yang ada di sampel A tapi tidak ada di sampel B d = Jumlah species yang sama-sama tidak ada di Sampel A dan B
  • 34. Jaccards and Sorensons similarity indices
  • 35. Berdasarkan persentase kesamaan Persen keberadaan : jumlah individu suatu spesies per total jumlah individu dalm komunitas Persentase kesamaan : Jumlah persentase terendah dari masing-masing spesies Kuantitatif
  • 36. Buku Rujukan : Pielou, E.C. 1977. Mathematical Ecology. Wiley, New York Haryanto. 1995. Konservasi keanekaragaman hayati di hutan tropika. Makalah pada Pelatihan Teknik Pengukuran dan Monitoring Biodiversity di Hutan Tropika. Jurusan Konservasi Sumberdaya Hutan. Fahutan IPB. Tidak dipublikasikan. Johnson, Richard A and Gouri K Bhattacharyya. 1992. Statistics. Priciples and Methods. Second Edition. John Wiley & Sons, Inc. United State of America. Krebs, Charles J. 1978. Ecology : The Experimental Analysis of Distribution and Abundance. Second Edition. Harper International Edition. Harper and row Publishers. United State of America. MacKinnon, Jhon., Kathy MacKinnon, Graham Child dan Jim Thorsell. 1986. Pengelolaan Kawasan yang Dilindungi di Daerah Tropika. Alih bahasa oleh Harry Harsono Amir. Cetakan kedua. Gadjah Mada University Press. Yogyakarta. 1993. Magurran, Anne. 1988. Ecological Diversity and Its Measurement. Croom Helm Limited. London. Primack, Richard B., Jatna Supriatna, Mochammad Indrawan dan Padmi Kramadibrata. 1998. Biologi Konservasi. Yayasan Obor Indonesia. Jakarta.
  • 38. Luas Petak (m2 ) No Nama Jenis 10x10 20x20 30x30 40x40 50x50 1 2 3 4 5 6 7 1. Maesopsis eminii 1 5 7 16 30 2. Paraserianthes falcataria 1 1 1 1 1 3. Pinus merkusii 0 0 0 3 5 4. Altingia excelsa 0 0 7 10 14 5. Calophyllum caulatris 0 0 1 2 2 6. Vitex pubescens 0 3 5 5 6 7. Cananga odorata 0 0 0 1 1 8. Arthocarpus heterophyllus 0 0 0 0 1 9. Langenstromeia speciosa 0 0 0 0 2 10 Pometia pinnata 0 0 0 0 1 11. Alstonia pneumatophora 0 0 0 0 1 12. Strombosia rotunclifolia 0 0 0 1 1 13. Shorea sp 1 3 5 6 9 14. Hevea braciliensis 0 0 0 0 9 15. Schima walichii 0 0 0 1 3 16. Khaya antoteca 0 0 0 2 5 17. Gmelina arboteal 0 0 0 0 1 18. Hopea odorata 0 2 2 2 4 19. Hopea mangarawan 0 0 0 0 2 20. Opuna papuana 0 0 0 0 4 21. Kecapi 0 0 0 1 1 22. Lucuma spp. 0 0 0 0 2 23. Eusideroxylon zwageri 0 0 0 0 1 24. Persea americana 0 0 0 0 1 25. Heriteria littoralis 0 0 0 1 1 26. Kepuh 0 0 2 2 2 27. A 0 1 1 1 1 28. B 0 0 1 1 1 29. C 0 0 1 2 2 30. D 0 0 2 3 3 31. E 0 0 1 2 2 32. F 0 0 1 1 1 33. G 0 0 0 2 3 34. H 0 0 0 1 1 35. I 0 0 0 1 1 36. J 0 0 0 1 1` 37. K 0 0 0 1 2 38. L 0 0 0 0 1 39. M 0 0 0 0 1 40. N 0 0 0 0 2 41. O 0 0 0 0 4 Jumlah Individu 3 15 37 70 136 Jumlah Jenis 3 6 14 26 41
  • 39. dimana: E(Sn) = nilai harapan jumlah jenis n = ukuran standar unit contoh N = jumlah total individu yang teramati Ni = jumlah individu jenis ke-I Indeks Hurlbert (1971) ワ n iS i n n N NN SE 1 1
  • 40. Istilah adalah kombinasi yang dihitung sebagai berikut : x! adalah faktorial. Sebagai contoh 5! = 5 x 4 x 3 x 2 x 1 = 120 !! ! yxy xx y 緒 x y
  • 41. Langkah pertama adalah mengambil kelimpahan masing-masing jenis dari setiap ukuran plot dan memasukkan ke dalam persamaan : N nn iNN1
  • 42. Luas Petak N n E(Sn) 10 x 10 3 3 3,999 20 x 20 15 3 2,539 30 x 30 37 3 2,719 40 x 40 70 3 2,760 50 x 50 136 3 2,791 No Ni E(Sn) 1 1 1,333 2 1 1,333 3 1 1,333 Jml 3 3,999 Plot 20m x 20m No Ni E(Sn) 1 5 0,736 2 1 0,200 3 3 0,516 4. 3 0,516 5. 2 0,371 6. 1 0,200 Jml 15 2,539 N = 3 n = 3 E(S1) = 1-[(2!/3!.-1!)/(3!/3!.0!)] = 1,333 N = 15 n = 3 E(S1) = 1- [(14!/3!.11!)/(15!/3!.12!)] = 0,200 E(S2) = 1- [(13!/3!.10!)/(15!/3!.12!)] = 0,371 E(S3) = 1- [(12!/3!.9!)/(15!/3!.12!)] = 0,516 E(S5) = 1- [(10!/3!.7!)/(15!/3!.12!)] = 0,736
  • 43. Indeks Divertas Margalef (Clifford & Stephenson, 1975) : Dmg = Indeks Margalef S = jumlah jenis yang teramati N = jumlah total individu yang teramati 1n = logaritma natural LnN S Dmg 1
  • 44. Jadi Hasil Perhitungan untuk Masing-masing Plot, yaitu sebagai berikut : 10 x 10 = 3 2 Ln = 1,820 20 x 20 = 15 5 Ln = 1,846 30 x 30 = 37 13 Ln = 3,600 40 x 40 = 70 25 Ln = 5,844 50 x 50 = 136 40 Ln = 8,142 Luas Petak N S S-1 Ln N Dmg 10 x 10 3 3 2 1,099 1,820 20 x 20 15 6 5 2,708 1,846 30 x 30 37 14 13 3,611 3,600 40 x 40 70 26 25 4,248 5,844 50 x 50 136 41 40 4,913 8,142
  • 45. Indeks lain yang hampir serupa dengan konsep Margalef adalah indeks diversitas Menhinick yang mempunyai rumus sebagai berikut : dimana S adalah jumlah jenis dan N adalah jumlah total individu yang teramati. N S DMn
  • 46. Jadi Hasil Perhitungan untuk Masing-masing Plot, yaitu sebagai berikut : 10 x 10 = 3 3 = 1,732 20 x 20 = 15 6 = 1,549 30 x 30 = 37 14 = 2,302 40 x 40 = 70 26 = 3,108 50 x 50 = 136 41 = 3,516 Luas Petak N S N Dmn 10 x 10 3 3 1,732 1,732 20 x 20 15 6 3,873 1,549 30 x 30 37 14 6,083 2,302 40 x 40 70 26 8,367 3,108 50 x 50 136 41 11,662 3,516
  • 47. Indeks Jackknife k n n sS 削 1 , dimana : S : jumlah jenis n : banyaknya unit contoh k : jumlah jenis unik (ditemukan di 1 plot contoh)
  • 48. Indeks Jackknife : S = indeks kekayaan jenis Jackknife s = total jumlah jenis yang teramati n = banyaknya unit contoh k = jumlah jenis yang unik (jenis yang hanya ditemukan pada hanya salah satu unit contoh) k n n sS 1
  • 49. adapun keragaman dari nilai dugaan (S) tersebut dihitung dengan formula berikut: dimana : Var(S) = keragaman dugaan jackknife untuk kekayaan jenis fj = jumlah unit contoh dimana ditemukan j jenis unik (j=1,2,3,..,s) k = jumlah spesies unik n = jumlah total unit contoh n k fjj n n S 2 21 )var(
  • 50. penduga selang bagi indeks kekayaan jenis jackknife adalah sebagai berikut : dimana diperoleh dari tabel t-student dengan nilai derajat bebas = n-1 )(var StS 居
  • 51. Berdasarkan data tersebut di atas, terdapat 15 jenis pohon yang hanya dijumpai dalam satu unit contoh dari 5 (lima) unit contoh yang dibuat. Jenis-jenis ini disebut sebagai jenis unik (unique species). Oleh karena itu, indeks kekayaan jenis Jackknife untuk kelima belas jenis tersebut adalah n (banyaknya unit contoh) = 5 s (total jumlah jenis) = 41 k (jumlah jenis yang unik) = 15 S = s + { n n )1( }(k) = 41 + { 5 )15( } (15) = 53 jenis
  • 52. Dengan demikian, keragaman dari nilai dugaan (S) tersebut adalah: Var (S) = n n 1 n k fj j 2 2 = 5 15 5 15 115 2 2 = 5 4 180 = 144 Std (S) = )(SVar = 144 = 12
  • 53. Untuk ukuran contoh yang kecil, maka nilai t留/2 pada tingkat kepercayaan 5 % dengan derajat bebas n-1 adalah 2.776, sehingga dugaan indeks kekayaan jenis Jackknife pada tingkat kepercayaan 5 % adalah : S 賊 t留/2 . )(SVar 53 賊 (2,776).( 144 ) 53 賊 33,31 atau 19,69 sampai dengan 86,31 dibulatkan menjadi 20 sampai dengan 87 jenis Ketelitian dari data ini = S S)var( x 100 % = 53 144 x 100 % = 22,64 %