![sharingtentang244037322-Tumor-Phyloides[1].ppt](https://cdn.slidesharecdn.com/ss_thumbnails/244037322-tumor-phyloides1-241105134701-7bf41b96-thumbnail.jpg?width=560&fit=bounds)
More Related Content
Similar to Modul Neurookologi Halimatussa'diyah.pptx (20)
More from dhiny2 (8)
Recently uploaded (20)
Modul Neurookologi Halimatussa'diyah.pptx
- 1. Modul Neuroonkologi Meningioma Olfactory Groove Nama : dr. Halimatussadiyah Pembimbing : dr. Irina Kemala Nasution, M.Ked (Neu), Sp.S (K)
- 2. Definisi Merupakan suatu tumor jinak ekstra-aksial atau tumor yang terjadi di luar jaringan parenkim otak yaitu berasal dari meningens otak dengan pertumbuhan yang lambat. Meningioma tumbuh dari sel-sel pembungkus arachnoid atau arachnoid cap cells yang merupakan tiga lapisan tebal yang membungkus otak dan medula spinalis dan sering diasosiasikan dengan villi arachnoid yang berada di sinus vena dural. Sel sel yang berasal dari lapisan luar arachnoid mater dan arachnoid villi ini menunjukkan kemiripan sitologis yang menonjol dengan sel tumor meningioma.
- 4. Etiologi Diantara 40% dan 80% dari meningioma memiliki kromosom 22 yang abnormal Kromosom ini biasanya terlibat dalam pertumbuhan tumor. Penyebab dari ketidaknormalan ini tidak jelas. Meningioma juga sering memiliki salinan tambahan dari platelet- derived growth factor (PDFGR) dan epidermal growth factor receptors (EGFR) yang berkontribusi untuk pertumbuhan tumor. Riwayat radiasi ke kepala sebelumnya, survei kanker payudara, atau neurofibromatosis tipe 2 yang mungkin merupakan faktor risiko untuk menyebabkan meningioma. Meningioma juga memiliki reseptor yang terkait dengan hormon seks seperti progesteron, androgen, dan yang paling jarang ditemukan yaitu estrogen.
- 6. Klasifikasi Meningioma Berdasarkan Histopatologi World Health Organization (WHO) tahun 2007 WHO grade I Pada tumor ini tidak ditemui dalam kriteria lesi high grade pada morfologi. Kriteria ini dibagi dalam subtipe: meningothelial, fibrous, transisi psammomatous, angiomatous, microsytic, secretory, lymphoplasmacyte-rich metaplastic. Tumor ini dianggap beresiko rendah untuk rekurensi dan pengobatan untuk semua tipe ini sama
- 7. World Health Organization (WHO) tahun 2007 WHO grade II- Pada tumor ini adanya mitosis ( 4 mitosis per high powered field) serta memiliki 3 dari gambaran berikut: Peningkatan seluleritas, small sells, rasio sitoplasma, nukleolus dominan, bentuk tidak beraturan atau pertumbuhan seperti lembaran, atau fokus dari nekrosis spontan. Subtipe yang termasuk: atypical, chordoid dan clear cells meningiomas.
- 8. World Health Organization (WHO) tahun 2007 WHO grade III Pada tumor ini terjadi 20 mitosis per high powered field dan atau berdasarkan karakteristik malignant menyerupai karsinoma, sarcoma atau melanoma. Gambaran yang mendukung diagnosa dari malignant meningiomas adalah hilangnya pola pertumbuhan meningioma, infiltrasi ke dasar otak mitosis berlebihan dengan bentuk atipikal dan multifokal mikroskopik nekrosis. Subtipe yang termasuk : papilay, rhabdoid dan anaplastic (malignant) meningiomas. Walaupun dianggap ganas, considered malignant, rekurensi tumor ini bersifat lokal
- 10. Gejala Klinis Iritasi Kompresi Gejala Stereotip Vaskular Mischellaneous
- 12. Gambaran MRI
- 13. Penatalaksanaan Tatalaksana Penurunan Tekanan Intrakranial Pembedahan Radioterapi Radiosurgery Kemoterapi Hormonal Therapy Tatalaksana Nyeri Tatalaksana Kejang
- 14. Prognosis Rekurensi adalah suatu tantangan tersendiri dalam manajemen meningioma, terutama pada meningioma atipikal, sehingga tata laksana yang optimal belum didapatkan saat ini. Meningioma memang mayoritas jinak, namun rekurensi tetap sering terjadi; meningioma yang atipikal berkemungkinan untuk rekuren sekitar delapan kali lipat dibanding meningioma jinak
- 15. Pada kenyataannya, sebagian kasus rekurensi sulit diprediksi; pada tumor yang telah direseksi total secara makroskopis sekalipun, termasuk dura dan tulang yang terlibat (derajat Simpson 1), 4-15% dapat rekuren, dengan mekanisme yang belum diketahui.
- 16. Simpson membuat suatu sistem pembagian berdasarkan derajat eksisi bedah, yaitu : Derajat 1 : Eksisi total massa tumor secara makroskopik, perlekatan pada duramater yang terlibat, serta tulang yang terlibat Derajat 2 : Eksisi tumor makroskopik dan perluasan yang terlihat dengan koagulasi duramater Derajat 3 : Eksisi tumor makroskopik tanpa koagulasi duramater Derajat 4 : Parsial eksisi dengan residu tumor makroskopik Derajat 5 : Dekompresi tanpa atau dengan biopsi Angka kekambuhan selama 5 tahun berdasarkan Simpson adalah : Derajat 1 : 9% Derajat 2 : 19% Derajat 3 : 29% Derajat 4 : 44
- 17. Terimakasih