際際滷

際際滷Share a Scribd company logo
ILMU-ILMU KESEHATAN 
Saterdag 27 April 2013 
obstipasi 
BAB I 
PENDAHULUAN 
1.1 Latar Belakang 
Dewasa ini banyak ditemukan berbagai macam penyakit gangguan pencernaan seperti 
sembelit atau konstipasi, gastritis atau yang biasa dikenal dengan sakit maag dan berbagai 
macam penyakit gangguan pencernaan lainnya. 
Obstipasi berasal dari bahasa Latin Ob berarti in the way = perjalanan danStipare yang 
berarti to compress = menekan Secara istilah obstipasi adalah bentuk konstipasi parah dimana 
biasanya disebabkan oleh terhalangnya pergerakan feses dalam usus (adanya obstruksi usus). 
Gejala antara obstipasi dan konstipasi sangat mirip dimana terdapat kesukaran mengeluarkan 
feses (defekasi). Namun obstipasi dibedakan dari konstipasi berdasarkan penyebabnya ialah 
dimana konstipasi disebabkan selain dari obstruksi intestinal sedangkan obstipasi karena adanya 
obstruksi intestinal. 
Kontipasi atau sembelit merupakan salah satu bentuk gangguan percernaan dimana 
individu mengalami perubahan dalam kebiasaan defekasi normal yang dikarakteristikan dengan 
penurunan frekuensi dan atan pengeluaran feses yang keras dan kering (Marrelli 2008). 
Penyebab umum konstipasi atau sembelit yang berada disekitar kita antara lain karena sedang 
menjalankan ibadah puasa, kekurangan cairan tubuh atau dehidrasi, menderita panas 
dalam, stres dalam pekerjaan, aktivitas yang padat, pengaruh hormon dalam tubuh, sedang dalam 
masa kehamilan, kelainan anatomis pada sistem pencernaan, gaya hidup yang buruk, efek 
samping akibat meminum obat tertentu (misalnya obat antidiare,analgesik, dan antasida), 
kekurangan asupan vitamin C, disebakan oleh penyakit, menahan rangsangan untuk buang air 
besar dalam jangka waktu yang lama dan seharusnya segera dikeluarkan dan dibuang, 
kekurangan makanan berserat, karena usia lanjut, dan masih banyak lainnya (Anonim 2010). 
Gejala obstipasi berupa pengeluaran feses yang keras dalam jangka waktu tiap 3-5 hari, 
kadang disertai adanya perasaan perut penuh akibat adanya feses atau gas dalam perut. 
Ada beberapa variasi pada kebiasaan buang air besar yang normal. Pada bayi baru lahir 
biasanya buang air besar 2-3 kali sehari tergantung jenis susu yang dikonsumsi akan tetapi masih 
mungkin normal bila buang air besar 36-48 jam sekali asal konsistensi tinja normal.
Konstipasi dapat ditemukan dalam bentuk obstipasi yaitu berupa kesulitan defekasi akibat 
adanya ostruksi intra atau ekstralumen usus (misalnya karsinoma, kalom sigmoid) (Staf Pengajar 
Dept Farmakologi UNSRI 2008).Obstipasi ini sering terjadi pada bayi dan orang dewasa yang 
dikarenakan adanya gangguan usus penyakuran makanan yang kurang baik pada. 
Penanganan konstipasi atau obstipasi pada khususnya harus dimulai sejak dini, karena 
dapat menyebabkan pendarahan pada saat defekasi dan jugahaemorrhoid. Oleh sebab itu 
penanganan dan pengobatan konstipasi harus dilakukan secepatnya agar tidak menimbulkan 
komplikasi yang lebih lanjut. 
2.1 Rumusan masalah 
1. untuk mengetahui apa yang di maksud dengan obstipasi 
2. untuk mengetahui etiologi dari obstipasi 
3. untuk mengetahui tanda genjala dari obstipasi 
4. untuk mengetahui jenis, pembagian obstipasi,dan komplikasi 
5. untuk mengetahui diagnose dari obnstipasi 
6. untuk mengetahui penatalksanan obstipasi 
7. untuk mengetahui fatofisiologi dari obstipasi 
3.1 Tujuan 
Adapun tujuan dari pembuatan makalah ini yaitu untuk mengetahui etiolgi, tanda dan 
gejala, serta pengobatan dan penatalaksanaan klinis obstipasi.
BAB II 
PEMBAHASAN 
I. Pengertian Obstipasi 
Obstipasi berasal dari bahasa Latin Ob berarti in the way = perjalanan danStipare yang 
berarti to compress = menekan Secara istilah obstipasi adalah bentuk konstipasi parah dimana 
biasanya disebabkan oleh terhalangnya pergerakan feses dalam usus (adanya obstruksi usus). 
Gejala antara obstipasi dan konstipasi sangat mirip dimana terdapat kesukaran mengeluarkan 
feses (defekasi). Namun obstipasi dibedakan dari konstipasi berdasarkan penyebabnya ialah 
dimana konstipasi disebabkan selain dari obstruksi intestinal sedangkan obstipasi karena adanya 
obstruksi intestinal. 
Obstipasi adalah penimbunan feses yang keras akibat adnnya penyakit atau obsturuksi 
pada saluran cerna. Atau adanya pengeluaran tinja selama tiga hari atau lebih.( medical book) 
Gejala obstipasi berupa pengeluaran feses yang keras dalam jangka waktu tiap 3-5 hari, 
kadang disertai adanya perasaan perut penuh akibat adanya feses atau gas dalam perut. 
Ada beberapa variasi pada kebiasaan buang air besar yang normal. Pada bayi baru lahir 
biasanya buang air besar 2-3 kali sehari tergantung jenis susu yang dikonsumsi akan tetapi masih 
mungkin normal bila buang air besar 36-48 jam sekali asal konsistensi tinja norma 
Lebih dari 90% bayi baru lahir akan mengeluarkan mekonium dalam 24 jam pertama 
sedangkan sisannya akan mengeluarkan mekonium dalam 36 jam pertama. Jika hal ini tidak 
terjadi maka haru dipikirkan dannya obstifasi. Tetapi harus diingat ketidakteraturan defekasi 
bukalah suatu obstipasi pada bayi yang menyusu pada ibunnya dapat terjadi keadaan tampa 
defekasi selama 5-7 hari dan tidak menunjukan adannya gangguan. Yang kemudian akan 
mengeluarkan tinja yang banyak suatu defekasi. Hal ini masih di katakan normal. Dengan 
bertambahnnya usia dan variasi dalam diatnya akan menyebabkan defekasi lebih jarang dan lebih 
keras. 
II. Etiologi 
1. Kebiasaan makanan 
Obstipasi dapat timbul bila tinja. terlalu kecil untuk membangkitkan buang air besar Kedaan 
ini terjadi akibat dari kelaparan, dihedrasi, makanan yang mengandung serurosa 
2. Hypothyroidisme 
Obstipsi merupukan kedaan yaitu kraitinisme dan myeodem. Dimna tidak terdapat cukup 
hormone tyroid semua proses metabolisme berkurang 
3. Kedadaan-keadaan mental
Factor kejiwaan memegang peranan penting terhadap obstipasi, terutama depresi berat sehingga 
tidak memperdulikan keinginannya untuk buang air besar. Biasanya terjadi pada anak usia 1-2 
tahun. Jika pada usia 1-2 tahun pernah buang air besar keras dan terasa nyeri, maka cenderung 
tidak buang air besar untuk beberapa hari, bahkan beberapa minggu sampai berapa bulan. 
Dengan tertahanya feses selama beberapa hari atau minggu dan bulan akan mengakibatkan 
kotoran menjadi keras atau lebih terasa nyeri lagi, sehingga akan menjadi semakin malas buang 
air besar. Anak dengan keterbelakangan mental sulit dilatih untuk buang air besar. 
4. Penyakit organis 
Obstipasi bias terjadi berganti-ganti dengan diare pada kasus karsinoma colon dan diverculitis. 
Obstipasi ini terjadi bila buang air besar sakit dan sengaja dihindari seperti pada vistula ani dan 
wasir yang mengalami thrombosis. 
5. Kelainan konginetal 
Adanya penyakit seperti atresia stenosis, mega colon aganglionik kongietal(penyakit hisbrung). 
Obstruksi bulus usu ilius onium atau sumbatan mekonium. Halini dicurigai terjadi pada neonates 
yang tidak mengeluarkan mekonium dalam 60 jam pertama. 
6. Penyakit lain 
Misalnya karena diet yang salah , tidak adanya serat selulosa untuk mendorong terjadinya 
pristaltik atau pada anak setelah sakit atau sedang sakit, dimana anak masih kekurangan cairan 
Obstipasi disebabkan juga karena sebagai berikut : 
1. Obstipasi akibat obstruksi dari intralumen usus meliputi akibat adanya kanker dalam dinding 
usus 
2. Obstipasi akibat obstruksi dari ekstralumen usus, biasanya akibat penekanan usus oleh massa 
intraabdomen misalnya adanya tumor dalam abdomen yang menekan rectum. 
3. Penyaluran makanan yang kurang baik, misalnya masukan makanan bayi muda kurang 
mengandung air / gula, sedangkan pada bayi usia lebih tua biasanya karena makanan yang 
kurang mengandung polisakarida atau serat. 
4. Kemungkinan adanya gangguan pada usus seperti pada penyakit Hirschpung yang berarti usus 
tidak melakukan gerakan peristaltik. 
III. Tanda dan gejala 
1. Pada neonatus jika tidak mengeluarkan mekonium dalam 36 jam pertama, pada bayi tidak 
mengeluarkan 3 hari atau lebih 
2. Sakit atau kejang pada perut 
3. Pada pemeriksaan rectal, jari akan merasa jepitan udara dan mekonium yang menyemprot
4. Feses besar dan tidak dapat digerakkan dalam rectum 
5. Bising usus yang janggal 
6. Merasa tidak enak badan, anoreksia dan sakit kepala 
7. Terdapat luka pada anus 
Dan tanda gejala yang lain ; 
1. Sering menangis 
2. Susah tidur 
3. Gelisah 
4. Perut kembung 
5. Kadang kadang muntah 
6. Abdomen distensi (kembung, karena usus tidak berkontraksi) 
Gejala dan tanda akan berbeda antara seseorang dengan seseorang yang lain, karena pola 
makan, hormon,gaya hidup dan bentuk usus besar setiap orang berbeda-beda, tetapi biasanya 
gejala dan tanda yang umum ditemukan pada sebagian besar atau kadang-kadang beberapa 
penderitanya adalah sebagai berikut: 
a. Gejala fisik 
 
Perut terasa penuh, dan bahkan terasa kaku.Tubuh tidak fit, tidak nyaman, lesu, cepat lelah, dan 
terasa berat sehingga malas mengerjakan sesuatu bahkan kadang-kadang sering mengantuk. 
 
Sering berdebar-debar sehingga mudah stres, sakit kepala atau bahkan demam. 
 
Tinja atau feses lebih keras, lebih panas, berwarna lebih gelap daripada biasanya, dan jumlahnya 
lebih sedikit daripada biasanya. 
 
Pada saat buang air besar feses atau tinja sulit dikeluarkan atau dibuang, tubuh berkeringat dingin, 
dan kadang-kadang harus mengejan ataupun menekan-nekan perut terlebih dahulu supaya dapat 
mengeluarkan dan membuang tinja (bahkan sampai mengalami ambeien). Terdengar bunyi-bunyian 
dalam perut. 
 
Bagian anus atau dubur terasa penuh, tidak plong, dan terganjal sesuatu disertai sakit akibat 
bergesekan dengan tinja atau feses yang kering dan keras atau karena mengalami ambeien atau 
wasir sehingga pada saat duduk terasa tidak nyaman 
 
.Lebih sering buang angin yang berbau lebih busuk daripada biasanya. 
 
Menurunnya frekwensi buang air besar, dan meningkatnya waktu buang air besar (biasanya buang 
air besar menjadi 3 hari sekali atau lebih lama lagi). 
 
Terkadang mual dan muntah. 
IV. Jenis  Jenis Obstipasi 
Obstipasi ada 2 macam, yaitu : 
1. Obstipasi obstruksi total
Memiliki ciri tidak keluarnya feses atau flatus dan pada pemeriksaan colok dubur didapatkan 
rectum yang kosong, kecuali jika obstruksi terdapat pada rectum. 
2. Obstipasi obstruksi parsial. 
Memiliki ciri pasien tidak dapat buang air besar selama beberapa hari tetapi kemudian dapat 
mengeluarkan feses disertai gas. Keadaan obstruksi parsial kurang darurat daripada obstruksi 
total. 
V. Pembagian 
1. Obstipasi akut, yaitu rectum tetap mempertahnkan tonusnya dan defeksi timbul secara mudah 
dan setemulus eksativa Supodiotori atau enama 
2. Obstipasi kronik yaitu rectum tidak kosong dindingnya malmai peregangangan berlembihan 
secara kronik sehingga tambahan feses yang dating mencapai tempat ini tampa meregang rectum 
lebih lanjut. Reseptor sensorik tidak memberkan respon, dinding rectum lebih lanjut, reseptor 
sensork tidak memberikan respon. Dinding rectum passim dan tidam berkontraksi secra efektif. 
VI. Komplikasi 
1. Perdarahan 
2. Ulcurasi 
3. Obstruksi parsial 
4. Diare intermiten 
5. Distensi kolon menghilang, sensai ransangan rectum yang mengawali peruses defekasi 
VII. Diagnosa Obstipasi 
Obstipasi didiagnosa melalui cara: 
1. Anamnesis 
Riwayat penyakit difokuskan pada gagal untuk mengeluarkan baik feses maupun gas. 
Perlu untuk menentukan apakah termasuk obstruksi total atau partial. Anamnesis ditujukan untuk 
menggali lebih dalam riwayat penyakit terdahulu yang mungkin dapat menstimulasi terjadinya 
obstipasi.Dicari juga apakah ada kelainan usus sebelumnya, nyeri pada perut, dan masalah 
sistemik lain yang penting, sebagai contoh riwayat adanya penurunan berat badan yang kronis 
dan feses yang bercampur darah kemungkinan akibat obstruksi neoplasma. 
Anamnesis juga digunakan untuk Riwayat penyakit difokuskan pada gagal untuk 
mengeluarkan baik feses maupun gas. Perlu untuk menentukan apakah termasuk obstruksi total 
atau partial. 
Anamnesis ditujukan untuk menggali lebih dalam akan riwayat penyakit terdahulu yang 
mungkin dapat menstimulasi terjadinya obstipasi. Dicari juga apakah ada kelainan usus
sebelumnya, nyeri pada perut, dan masalah sistemik lain yang penting, sebagai contoh riwayat 
adanya penurunan berat badan yang kronis dan feses yang bercampur darah kemungkinan akibat 
obstruksi neoplasma. 
2. Pemeriksaan Fisik 
Pemeriksaan abdomen standar seperti inspeksi, auskultasi, perkusi,dan palpasi untuk 
melihat apakah ada massa abdomen, nyeri abdomen, dan adanya distensi kolon. 
Obstruksi usus pada fase lanjut tidak terdengar bising usus Pemeriksaan region femoral 
dan inguinal untuk melihat apakah ada hernia atau tidak. Obstruksi kolon bisa terjadi akibat 
hernia inguinal kolon sigmoid.Pemeriksaan rectal tussae (colok dubur) untuk mengidentifikasi 
kelainan rectum yang mungkin menyebabkan obstruksi dan memberikan gambaran tentang isi 
rectum 
3. Pemeriksaan penunjang 
Pemeriksaan penunjang yang perlu dilakukan pada bayi yang menderita obstipasi adalah : 
Pemeriksaan Hb 
Pemeriksaan Urine 
Pemeriksaan penunjang lain yang dianggap perlu. 
4. Pencitraan dengan CT scan, USG, X rays dengan atau tanpa bahan kontras. 
Pencitraan untuk melihat apakah ada dilatasi kolon. Dilatasi kolon tanpa udara 
menandakan obstruksi total dan dilatasi kolon dengan terdapat udara menandakan partial 
obstruksi parsial. Pencitraan ini dapat digunakan untuk menentukan letak obstruksi dan penyebab 
obstruksi. 
5. Pemeriksaan laboratorium 
Laboratorium seperti pemeriksaan elektrolit darah (mengetahui dehidrasi dan ketidakseimbangan 
elektrolit), hematokrit (apakah ada anemia yang dihubungkan dengan perdarahan usus missal 
akibat neoplasma), hitung leukosit (mengetahui infeksi usus). Endoskopi untuk melihat bagian 
dalam kolon dan mennetukan sebab obstipasi 
X. Penatalaksanaan Pengobatan Obstipasi 
Menejemen terapi 
Penilaian pada saat melakukan menejemen kebidanan 
1. Penilaian asupan makanan dan cairan 
2. Penilian dari kebiasaan usus ( pola mkanana) 
3. Penilaian penampakan setres emosional pada anak yang dapat mempengarui pola defekasi 
Penatalksanaan 
1. Mencari penyebab 
2. Menegakan kembali kebisaan defekasi yang normal dengan memperhatikan gizi, penmabhan 
cairn dan kondisi fisikis
3. Pengosongan rectum dilakukan jika ada kemajuan setelah dianjurkan untuk menegakan kembali 
kebiasaan defekasi. Pengosongan rectum bisa dengan disinfaksi digital, enema minyak zaitum, 
laksatifa. 
Penatlaksanaan bias dilakukan dengan cara: 
1. Perawatan medis 
Meliputi resusitasi untuk mengoreksi cairan dan elektrolit tubuh, nasograstis decompression pada 
obstruksi parah untuk mencegah muntah dan aspirasi, dan pengobatan lain untuk mencegah 
semakin parahnya sakit 
2. Operasi 
Untuk mengatasi obstruksi sesuai dengan penyebab obstruksi, dan untuk mencegah perforasi 
usus akibat tekanan tinggi. Obstipasi obstruksi total bersifat sangat urgent untuk dilakukan 
tindakan segera dimana jika terlambat dilakukan dapat mengakiabtkan perforasi usus karena 
peningkatan tekanan feses yang besar. 
3. Diet 
Pada obstruksi total dianjuran tidak makan apa-apa, pada obstruksi parsial dapat diberikan 
makanan cair dan obat-obatan 
XI. Patofisiologi 
dapat terjadi apabila salah satu atau lebih faktor yang terkait dengan faktor anatomi dan 
fisiologi dalam proses mekanisme berak terganggu. Gangguan dapat terjadi pada kekuatan 
propulsif, sensasi rektal ataupun suatu obstruksi fungsional pengeluaran (functional outlet). 
Konstipasi dikatakan idiopatik apabila tidak dapat dijelaskan adanya abnormalitas anatomik, 
fisiologik, radiologik dan histopatologik sebagai penyebabnya. 
Konstipasi pada masa bayi biasanya disebabkan masalah diet atau pemberian minum. 
Berak yang nyeri dapat merupakan pencetus primer dari konstipasi pada awal masa anak. Pada 
masa bayi dan anak, konstipasi kronik dapat disebabkan lesi anatomis, masalah neurologis, 
disfungsi neuromuskuler otot intrinsik, obat farmakologis, faktor metabolik atau endokrin. Pada 
masa anak penyebab terbanyak adalah konstipasi fungsional yang biasanya berawal dari 
kurangnya makanan berserat, kurang minum atau kurangya aktifitas 
Akibat dari konstipasi 
Sebagaimana diketahui, fungsi kolon di antaranya melakukan absorpsi cairan elektrolit, zat-zat 
organik misalnya glukose dan air, hal ini berjalan terus sampai di kolon descendens. Pada 
seseorang yang mengalami konstipasi, sebagai akibat dari absorpsi cairan yang terus 
berlangsung, maka tinja akan menjadi lebih padat dan mengeras. Tinja yang keras dan padat 
menyebabkan makin susahnya defekasi, sehingga akan menimbulkan haemorrhoid. 
Sisa-sisa protein di dalam makanan biasanya dipecahkan di dalam kolon dalam bentuk indol, 
skatol, fenol, kresol dan hydrogen sulfide. Sehingga akan memberikan bau yang khas pada tinja. 
Pada konstipasi juga akan terjadi absorpsi zat-zat tersebut terutama indol dan skatol, sehingga
akan terjadi intestinal toksemia. Bila terjadi intestinal toksemia maka pada penderita dengan 
sirhosis hepatis merupakan bahaya. Pada kolon stasis dan adanya pemecahan urea oleh bakteri 
mungkin akan mempercepat timbulnya hepatik encepalopati pada penderita sirhosis hepatis. 
Pathogenesis 
1. Pola hidup: Diet rendah serat, kurang minum, kebiasaan buang air besar yang buruk, kurang 
olahraga. 
2. Kelainan anatomi (struktur) : fissura ani, hemoroid, striktur, dan tumor, abses perineum, 
megakolon. 
3. Kelainan endokrin dan metaolik : hiperkalsemia, hipokalemia, hipotiroid, DM, dan kehamilan. 
4. Kelainan syaraf : stroke, penyakit Hirschprung, Parkinson, sclerosis multiple, lesi sumsum 
tulang belakang, penyakit Chagas, disotonomia familier. 
5. Kelainan jaringan ikat : skleroderma, amiloidosis, mixed connective-tissue disease. 
BAB III 
PENUTUP 
Kesimpulan 
Konstipasi merupakan salah satu bentuk gangguan percernaan dimana individu 
mengalami perubahan dalam kebiasaan defekasi normal yang dikarakteristikan dengan 
penurunan frekuensi dan atan pengeluaran feses yang keras dan kering. Salah satu bentuk 
konstipasi yaitu obstipasi yang merupakan konstipasi akibat obstruksi lumen usus. Gejala 
obstipasi berupa pengeluaran feses yang keras dalam jangka waktu tiap 3-5 hari, kadang disertai
adanya perasaan perut penuh akibat adanya feses atau gas dalam perut. Obstipasi dapat 
didiagnosis secara klinis. Penanganan obstipasi dapat dilakukan dengan cara medis, operasi, 
maupun diet. banyak gangguan pencernaan disebabkan oleh pola makan yang salah dari 
individunya. Oleh sebab itu pengaturan pola makan yang baik sangat diharapkan agar dapat 
mencegah gangguan pencernaan seperti konstipasi ataupun obstipasi. 
Saran 
Diharapkan dari pembelajran ini kita semua dapat mengethui apa itu obstipasi dan 
bagaimna penatalkasanaanya jika terjadi pada neonatus bayi dan balita. 
DAFTAR PUSTAKA 
Buku Asuhan Kesehatan Anak Dalam Konteks Keluarga, Depertemen Kesehatan 
RI, Jakarta 
Saifuddin, Abdul Bari, 2002, Buku Panduan Praktis Pelayanan Kesehatan dan 
Neonatal , Yayasan Bina Pustaka Sarwonao Prawirjo Hardjo, Jakarta 
Staf Pengajar Kesehtan Anak FKUI (2000) Ilmu Kesehatan Anak I, Jakarta ; 
infomedika Jakarta 
Sudarti Afroh Fauziah 2012 Asuhan Kebidanan Neonatus, Bayi, dan Balita 
Medical Book, jogyakarta 
Wirda ningrum, ( 1997 ) buku pintar ibu, bayi dan balita, Jakarta citra harta prima 
http;// www.indomedia.com/intisari/2012/april.obat.com
Ad

Recommended

pbl 3b Nyeri uluhati
pbl 3b Nyeri uluhati
Ai Coryde
Crohn dan kolitis ulseratif
Crohn dan kolitis ulseratif
Alex Susanto
Soal ileus
Soal ileus
rakkas
Gizi bayi dan anak Serta Masalahnya
Gizi bayi dan anak Serta Masalahnya
Asyifa Robiatul adawiyah
referrat gerd
referrat gerd
Sany Agnia
Otitis media akut
Otitis media akut
Phil Adit R
Referat Dispepsia
Referat Dispepsia
Kharima SD
Diare akut
Diare akut
Budi Iswan
Bahaya penyakit menular seksual pada remaja
Bahaya penyakit menular seksual pada remaja
peternugraha
Patofisiologi diare pada anak
Patofisiologi diare pada anak
Fransiska Oktafiani
Demam berdarah dengue
Demam berdarah dengue
Joni Iswanto
Varicella zoster
Varicella zoster
yuli anggraeni
PATOFISIOLOGI DAN ASUHAN KEPERAWATAN GERD.pptx
PATOFISIOLOGI DAN ASUHAN KEPERAWATAN GERD.pptx
21036IgnatiaLarissa
118936363 ppt-hemoroid
118936363 ppt-hemoroid
sohapi
Simpo pkb kegawatan pada diare dengan dehidrasi berat
Simpo pkb kegawatan pada diare dengan dehidrasi berat
Argo Dio
Diare akut
Diare akut
fikri asyura
Ppt atritis reumatoid pada lansia
Ppt atritis reumatoid pada lansia
KANDA IZUL
kolestasis
kolestasis
Alda Simbolon
Cutaneous Larva Migrans
Cutaneous Larva Migrans
Syscha Lumempouw
Anatomi traktus urinarius
Anatomi traktus urinarius
fkunila2013
Nyeri sendi
Nyeri sendi
sry yumyum
P 4a gerd
P 4a gerd
fikri asyura
Kehamilan ektopik
Kehamilan ektopik
fikri asyura
Infeksi Saluran Kemih - Ilmu Penyakit
Infeksi Saluran Kemih - Ilmu Penyakit
Encepal Cere
Sindrom metabolik dr anjang
Sindrom metabolik dr anjang
Anjang Kusuma Netra
Kista Bartholini
Kista Bartholini
Winda Permatasari
Demam tifoid
Demam tifoid
Muhammad Munandar
Isk
Isk
Farick Nikiraf
ASUHAN KEBIDANAN NEONATUS (OBSTIPASI)
ASUHAN KEBIDANAN NEONATUS (OBSTIPASI)
Rofiqoh Damayanti
Ppt neontus tentang obstipasi
Ppt neontus tentang obstipasi
sri wahyuni

More Related Content

What's hot (20)

Bahaya penyakit menular seksual pada remaja
Bahaya penyakit menular seksual pada remaja
peternugraha
Patofisiologi diare pada anak
Patofisiologi diare pada anak
Fransiska Oktafiani
Demam berdarah dengue
Demam berdarah dengue
Joni Iswanto
Varicella zoster
Varicella zoster
yuli anggraeni
PATOFISIOLOGI DAN ASUHAN KEPERAWATAN GERD.pptx
PATOFISIOLOGI DAN ASUHAN KEPERAWATAN GERD.pptx
21036IgnatiaLarissa
118936363 ppt-hemoroid
118936363 ppt-hemoroid
sohapi
Simpo pkb kegawatan pada diare dengan dehidrasi berat
Simpo pkb kegawatan pada diare dengan dehidrasi berat
Argo Dio
Diare akut
Diare akut
fikri asyura
Ppt atritis reumatoid pada lansia
Ppt atritis reumatoid pada lansia
KANDA IZUL
kolestasis
kolestasis
Alda Simbolon
Cutaneous Larva Migrans
Cutaneous Larva Migrans
Syscha Lumempouw
Anatomi traktus urinarius
Anatomi traktus urinarius
fkunila2013
Nyeri sendi
Nyeri sendi
sry yumyum
P 4a gerd
P 4a gerd
fikri asyura
Kehamilan ektopik
Kehamilan ektopik
fikri asyura
Infeksi Saluran Kemih - Ilmu Penyakit
Infeksi Saluran Kemih - Ilmu Penyakit
Encepal Cere
Sindrom metabolik dr anjang
Sindrom metabolik dr anjang
Anjang Kusuma Netra
Kista Bartholini
Kista Bartholini
Winda Permatasari
Demam tifoid
Demam tifoid
Muhammad Munandar
Isk
Isk
Farick Nikiraf
Bahaya penyakit menular seksual pada remaja
Bahaya penyakit menular seksual pada remaja
peternugraha
Patofisiologi diare pada anak
Patofisiologi diare pada anak
Fransiska Oktafiani
Demam berdarah dengue
Demam berdarah dengue
Joni Iswanto
PATOFISIOLOGI DAN ASUHAN KEPERAWATAN GERD.pptx
PATOFISIOLOGI DAN ASUHAN KEPERAWATAN GERD.pptx
21036IgnatiaLarissa
118936363 ppt-hemoroid
118936363 ppt-hemoroid
sohapi
Simpo pkb kegawatan pada diare dengan dehidrasi berat
Simpo pkb kegawatan pada diare dengan dehidrasi berat
Argo Dio
Ppt atritis reumatoid pada lansia
Ppt atritis reumatoid pada lansia
KANDA IZUL
Cutaneous Larva Migrans
Cutaneous Larva Migrans
Syscha Lumempouw
Anatomi traktus urinarius
Anatomi traktus urinarius
fkunila2013
Nyeri sendi
Nyeri sendi
sry yumyum
Kehamilan ektopik
Kehamilan ektopik
fikri asyura
Infeksi Saluran Kemih - Ilmu Penyakit
Infeksi Saluran Kemih - Ilmu Penyakit
Encepal Cere

Similar to Obstipasi (13)

ASUHAN KEBIDANAN NEONATUS (OBSTIPASI)
ASUHAN KEBIDANAN NEONATUS (OBSTIPASI)
Rofiqoh Damayanti
Ppt neontus tentang obstipasi
Ppt neontus tentang obstipasi
sri wahyuni
Obstipasi
Obstipasi
Fitri Kyeri
konstipasi tampil.pptx
konstipasi tampil.pptx
Syairodhi1
Obstipasi
Obstipasi
Hanifa Rahmadilla
Modul 6 kb 4 asuhan neonatus dan bayi dengan diare dan obstipasi
Modul 6 kb 4 asuhan neonatus dan bayi dengan diare dan obstipasi
pjj_kemenkes
Konstipasi
Konstipasi
Operator Warnet Vast Raha
Makalah konstipasi
Makalah konstipasi
Giesella24
PPT Kel. 3 Gerontik Yeti Oktarina universitas Muhammadiyah Pringsewu Lampung
PPT Kel. 3 Gerontik Yeti Oktarina universitas Muhammadiyah Pringsewu Lampung
yeti2023207209068
7. DIARE & OBSTIPASI.ppt pada neonatusss
7. DIARE & OBSTIPASI.ppt pada neonatusss
DwiNormaR
Materi terlampir
Materi terlampir
nadyann04
konstipasi anak
konstipasi anak
Mahira Bayu Adifta
DIARE_and_KONSTIPASI DIARE_and_KONSTIPASI
DIARE_and_KONSTIPASI DIARE_and_KONSTIPASI
ratnadillah244308700
ASUHAN KEBIDANAN NEONATUS (OBSTIPASI)
ASUHAN KEBIDANAN NEONATUS (OBSTIPASI)
Rofiqoh Damayanti
Ppt neontus tentang obstipasi
Ppt neontus tentang obstipasi
sri wahyuni
konstipasi tampil.pptx
konstipasi tampil.pptx
Syairodhi1
Modul 6 kb 4 asuhan neonatus dan bayi dengan diare dan obstipasi
Modul 6 kb 4 asuhan neonatus dan bayi dengan diare dan obstipasi
pjj_kemenkes
Makalah konstipasi
Makalah konstipasi
Giesella24
PPT Kel. 3 Gerontik Yeti Oktarina universitas Muhammadiyah Pringsewu Lampung
PPT Kel. 3 Gerontik Yeti Oktarina universitas Muhammadiyah Pringsewu Lampung
yeti2023207209068
7. DIARE & OBSTIPASI.ppt pada neonatusss
7. DIARE & OBSTIPASI.ppt pada neonatusss
DwiNormaR
Materi terlampir
Materi terlampir
nadyann04
DIARE_and_KONSTIPASI DIARE_and_KONSTIPASI
DIARE_and_KONSTIPASI DIARE_and_KONSTIPASI
ratnadillah244308700
Ad

Obstipasi

  • 1. ILMU-ILMU KESEHATAN Saterdag 27 April 2013 obstipasi BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Dewasa ini banyak ditemukan berbagai macam penyakit gangguan pencernaan seperti sembelit atau konstipasi, gastritis atau yang biasa dikenal dengan sakit maag dan berbagai macam penyakit gangguan pencernaan lainnya. Obstipasi berasal dari bahasa Latin Ob berarti in the way = perjalanan danStipare yang berarti to compress = menekan Secara istilah obstipasi adalah bentuk konstipasi parah dimana biasanya disebabkan oleh terhalangnya pergerakan feses dalam usus (adanya obstruksi usus). Gejala antara obstipasi dan konstipasi sangat mirip dimana terdapat kesukaran mengeluarkan feses (defekasi). Namun obstipasi dibedakan dari konstipasi berdasarkan penyebabnya ialah dimana konstipasi disebabkan selain dari obstruksi intestinal sedangkan obstipasi karena adanya obstruksi intestinal. Kontipasi atau sembelit merupakan salah satu bentuk gangguan percernaan dimana individu mengalami perubahan dalam kebiasaan defekasi normal yang dikarakteristikan dengan penurunan frekuensi dan atan pengeluaran feses yang keras dan kering (Marrelli 2008). Penyebab umum konstipasi atau sembelit yang berada disekitar kita antara lain karena sedang menjalankan ibadah puasa, kekurangan cairan tubuh atau dehidrasi, menderita panas dalam, stres dalam pekerjaan, aktivitas yang padat, pengaruh hormon dalam tubuh, sedang dalam masa kehamilan, kelainan anatomis pada sistem pencernaan, gaya hidup yang buruk, efek samping akibat meminum obat tertentu (misalnya obat antidiare,analgesik, dan antasida), kekurangan asupan vitamin C, disebakan oleh penyakit, menahan rangsangan untuk buang air besar dalam jangka waktu yang lama dan seharusnya segera dikeluarkan dan dibuang, kekurangan makanan berserat, karena usia lanjut, dan masih banyak lainnya (Anonim 2010). Gejala obstipasi berupa pengeluaran feses yang keras dalam jangka waktu tiap 3-5 hari, kadang disertai adanya perasaan perut penuh akibat adanya feses atau gas dalam perut. Ada beberapa variasi pada kebiasaan buang air besar yang normal. Pada bayi baru lahir biasanya buang air besar 2-3 kali sehari tergantung jenis susu yang dikonsumsi akan tetapi masih mungkin normal bila buang air besar 36-48 jam sekali asal konsistensi tinja normal.
  • 2. Konstipasi dapat ditemukan dalam bentuk obstipasi yaitu berupa kesulitan defekasi akibat adanya ostruksi intra atau ekstralumen usus (misalnya karsinoma, kalom sigmoid) (Staf Pengajar Dept Farmakologi UNSRI 2008).Obstipasi ini sering terjadi pada bayi dan orang dewasa yang dikarenakan adanya gangguan usus penyakuran makanan yang kurang baik pada. Penanganan konstipasi atau obstipasi pada khususnya harus dimulai sejak dini, karena dapat menyebabkan pendarahan pada saat defekasi dan jugahaemorrhoid. Oleh sebab itu penanganan dan pengobatan konstipasi harus dilakukan secepatnya agar tidak menimbulkan komplikasi yang lebih lanjut. 2.1 Rumusan masalah 1. untuk mengetahui apa yang di maksud dengan obstipasi 2. untuk mengetahui etiologi dari obstipasi 3. untuk mengetahui tanda genjala dari obstipasi 4. untuk mengetahui jenis, pembagian obstipasi,dan komplikasi 5. untuk mengetahui diagnose dari obnstipasi 6. untuk mengetahui penatalksanan obstipasi 7. untuk mengetahui fatofisiologi dari obstipasi 3.1 Tujuan Adapun tujuan dari pembuatan makalah ini yaitu untuk mengetahui etiolgi, tanda dan gejala, serta pengobatan dan penatalaksanaan klinis obstipasi.
  • 3. BAB II PEMBAHASAN I. Pengertian Obstipasi Obstipasi berasal dari bahasa Latin Ob berarti in the way = perjalanan danStipare yang berarti to compress = menekan Secara istilah obstipasi adalah bentuk konstipasi parah dimana biasanya disebabkan oleh terhalangnya pergerakan feses dalam usus (adanya obstruksi usus). Gejala antara obstipasi dan konstipasi sangat mirip dimana terdapat kesukaran mengeluarkan feses (defekasi). Namun obstipasi dibedakan dari konstipasi berdasarkan penyebabnya ialah dimana konstipasi disebabkan selain dari obstruksi intestinal sedangkan obstipasi karena adanya obstruksi intestinal. Obstipasi adalah penimbunan feses yang keras akibat adnnya penyakit atau obsturuksi pada saluran cerna. Atau adanya pengeluaran tinja selama tiga hari atau lebih.( medical book) Gejala obstipasi berupa pengeluaran feses yang keras dalam jangka waktu tiap 3-5 hari, kadang disertai adanya perasaan perut penuh akibat adanya feses atau gas dalam perut. Ada beberapa variasi pada kebiasaan buang air besar yang normal. Pada bayi baru lahir biasanya buang air besar 2-3 kali sehari tergantung jenis susu yang dikonsumsi akan tetapi masih mungkin normal bila buang air besar 36-48 jam sekali asal konsistensi tinja norma Lebih dari 90% bayi baru lahir akan mengeluarkan mekonium dalam 24 jam pertama sedangkan sisannya akan mengeluarkan mekonium dalam 36 jam pertama. Jika hal ini tidak terjadi maka haru dipikirkan dannya obstifasi. Tetapi harus diingat ketidakteraturan defekasi bukalah suatu obstipasi pada bayi yang menyusu pada ibunnya dapat terjadi keadaan tampa defekasi selama 5-7 hari dan tidak menunjukan adannya gangguan. Yang kemudian akan mengeluarkan tinja yang banyak suatu defekasi. Hal ini masih di katakan normal. Dengan bertambahnnya usia dan variasi dalam diatnya akan menyebabkan defekasi lebih jarang dan lebih keras. II. Etiologi 1. Kebiasaan makanan Obstipasi dapat timbul bila tinja. terlalu kecil untuk membangkitkan buang air besar Kedaan ini terjadi akibat dari kelaparan, dihedrasi, makanan yang mengandung serurosa 2. Hypothyroidisme Obstipsi merupukan kedaan yaitu kraitinisme dan myeodem. Dimna tidak terdapat cukup hormone tyroid semua proses metabolisme berkurang 3. Kedadaan-keadaan mental
  • 4. Factor kejiwaan memegang peranan penting terhadap obstipasi, terutama depresi berat sehingga tidak memperdulikan keinginannya untuk buang air besar. Biasanya terjadi pada anak usia 1-2 tahun. Jika pada usia 1-2 tahun pernah buang air besar keras dan terasa nyeri, maka cenderung tidak buang air besar untuk beberapa hari, bahkan beberapa minggu sampai berapa bulan. Dengan tertahanya feses selama beberapa hari atau minggu dan bulan akan mengakibatkan kotoran menjadi keras atau lebih terasa nyeri lagi, sehingga akan menjadi semakin malas buang air besar. Anak dengan keterbelakangan mental sulit dilatih untuk buang air besar. 4. Penyakit organis Obstipasi bias terjadi berganti-ganti dengan diare pada kasus karsinoma colon dan diverculitis. Obstipasi ini terjadi bila buang air besar sakit dan sengaja dihindari seperti pada vistula ani dan wasir yang mengalami thrombosis. 5. Kelainan konginetal Adanya penyakit seperti atresia stenosis, mega colon aganglionik kongietal(penyakit hisbrung). Obstruksi bulus usu ilius onium atau sumbatan mekonium. Halini dicurigai terjadi pada neonates yang tidak mengeluarkan mekonium dalam 60 jam pertama. 6. Penyakit lain Misalnya karena diet yang salah , tidak adanya serat selulosa untuk mendorong terjadinya pristaltik atau pada anak setelah sakit atau sedang sakit, dimana anak masih kekurangan cairan Obstipasi disebabkan juga karena sebagai berikut : 1. Obstipasi akibat obstruksi dari intralumen usus meliputi akibat adanya kanker dalam dinding usus 2. Obstipasi akibat obstruksi dari ekstralumen usus, biasanya akibat penekanan usus oleh massa intraabdomen misalnya adanya tumor dalam abdomen yang menekan rectum. 3. Penyaluran makanan yang kurang baik, misalnya masukan makanan bayi muda kurang mengandung air / gula, sedangkan pada bayi usia lebih tua biasanya karena makanan yang kurang mengandung polisakarida atau serat. 4. Kemungkinan adanya gangguan pada usus seperti pada penyakit Hirschpung yang berarti usus tidak melakukan gerakan peristaltik. III. Tanda dan gejala 1. Pada neonatus jika tidak mengeluarkan mekonium dalam 36 jam pertama, pada bayi tidak mengeluarkan 3 hari atau lebih 2. Sakit atau kejang pada perut 3. Pada pemeriksaan rectal, jari akan merasa jepitan udara dan mekonium yang menyemprot
  • 5. 4. Feses besar dan tidak dapat digerakkan dalam rectum 5. Bising usus yang janggal 6. Merasa tidak enak badan, anoreksia dan sakit kepala 7. Terdapat luka pada anus Dan tanda gejala yang lain ; 1. Sering menangis 2. Susah tidur 3. Gelisah 4. Perut kembung 5. Kadang kadang muntah 6. Abdomen distensi (kembung, karena usus tidak berkontraksi) Gejala dan tanda akan berbeda antara seseorang dengan seseorang yang lain, karena pola makan, hormon,gaya hidup dan bentuk usus besar setiap orang berbeda-beda, tetapi biasanya gejala dan tanda yang umum ditemukan pada sebagian besar atau kadang-kadang beberapa penderitanya adalah sebagai berikut: a. Gejala fisik Perut terasa penuh, dan bahkan terasa kaku.Tubuh tidak fit, tidak nyaman, lesu, cepat lelah, dan terasa berat sehingga malas mengerjakan sesuatu bahkan kadang-kadang sering mengantuk. Sering berdebar-debar sehingga mudah stres, sakit kepala atau bahkan demam. Tinja atau feses lebih keras, lebih panas, berwarna lebih gelap daripada biasanya, dan jumlahnya lebih sedikit daripada biasanya. Pada saat buang air besar feses atau tinja sulit dikeluarkan atau dibuang, tubuh berkeringat dingin, dan kadang-kadang harus mengejan ataupun menekan-nekan perut terlebih dahulu supaya dapat mengeluarkan dan membuang tinja (bahkan sampai mengalami ambeien). Terdengar bunyi-bunyian dalam perut. Bagian anus atau dubur terasa penuh, tidak plong, dan terganjal sesuatu disertai sakit akibat bergesekan dengan tinja atau feses yang kering dan keras atau karena mengalami ambeien atau wasir sehingga pada saat duduk terasa tidak nyaman .Lebih sering buang angin yang berbau lebih busuk daripada biasanya. Menurunnya frekwensi buang air besar, dan meningkatnya waktu buang air besar (biasanya buang air besar menjadi 3 hari sekali atau lebih lama lagi). Terkadang mual dan muntah. IV. Jenis Jenis Obstipasi Obstipasi ada 2 macam, yaitu : 1. Obstipasi obstruksi total
  • 6. Memiliki ciri tidak keluarnya feses atau flatus dan pada pemeriksaan colok dubur didapatkan rectum yang kosong, kecuali jika obstruksi terdapat pada rectum. 2. Obstipasi obstruksi parsial. Memiliki ciri pasien tidak dapat buang air besar selama beberapa hari tetapi kemudian dapat mengeluarkan feses disertai gas. Keadaan obstruksi parsial kurang darurat daripada obstruksi total. V. Pembagian 1. Obstipasi akut, yaitu rectum tetap mempertahnkan tonusnya dan defeksi timbul secara mudah dan setemulus eksativa Supodiotori atau enama 2. Obstipasi kronik yaitu rectum tidak kosong dindingnya malmai peregangangan berlembihan secara kronik sehingga tambahan feses yang dating mencapai tempat ini tampa meregang rectum lebih lanjut. Reseptor sensorik tidak memberkan respon, dinding rectum lebih lanjut, reseptor sensork tidak memberikan respon. Dinding rectum passim dan tidam berkontraksi secra efektif. VI. Komplikasi 1. Perdarahan 2. Ulcurasi 3. Obstruksi parsial 4. Diare intermiten 5. Distensi kolon menghilang, sensai ransangan rectum yang mengawali peruses defekasi VII. Diagnosa Obstipasi Obstipasi didiagnosa melalui cara: 1. Anamnesis Riwayat penyakit difokuskan pada gagal untuk mengeluarkan baik feses maupun gas. Perlu untuk menentukan apakah termasuk obstruksi total atau partial. Anamnesis ditujukan untuk menggali lebih dalam riwayat penyakit terdahulu yang mungkin dapat menstimulasi terjadinya obstipasi.Dicari juga apakah ada kelainan usus sebelumnya, nyeri pada perut, dan masalah sistemik lain yang penting, sebagai contoh riwayat adanya penurunan berat badan yang kronis dan feses yang bercampur darah kemungkinan akibat obstruksi neoplasma. Anamnesis juga digunakan untuk Riwayat penyakit difokuskan pada gagal untuk mengeluarkan baik feses maupun gas. Perlu untuk menentukan apakah termasuk obstruksi total atau partial. Anamnesis ditujukan untuk menggali lebih dalam akan riwayat penyakit terdahulu yang mungkin dapat menstimulasi terjadinya obstipasi. Dicari juga apakah ada kelainan usus
  • 7. sebelumnya, nyeri pada perut, dan masalah sistemik lain yang penting, sebagai contoh riwayat adanya penurunan berat badan yang kronis dan feses yang bercampur darah kemungkinan akibat obstruksi neoplasma. 2. Pemeriksaan Fisik Pemeriksaan abdomen standar seperti inspeksi, auskultasi, perkusi,dan palpasi untuk melihat apakah ada massa abdomen, nyeri abdomen, dan adanya distensi kolon. Obstruksi usus pada fase lanjut tidak terdengar bising usus Pemeriksaan region femoral dan inguinal untuk melihat apakah ada hernia atau tidak. Obstruksi kolon bisa terjadi akibat hernia inguinal kolon sigmoid.Pemeriksaan rectal tussae (colok dubur) untuk mengidentifikasi kelainan rectum yang mungkin menyebabkan obstruksi dan memberikan gambaran tentang isi rectum 3. Pemeriksaan penunjang Pemeriksaan penunjang yang perlu dilakukan pada bayi yang menderita obstipasi adalah : Pemeriksaan Hb Pemeriksaan Urine Pemeriksaan penunjang lain yang dianggap perlu. 4. Pencitraan dengan CT scan, USG, X rays dengan atau tanpa bahan kontras. Pencitraan untuk melihat apakah ada dilatasi kolon. Dilatasi kolon tanpa udara menandakan obstruksi total dan dilatasi kolon dengan terdapat udara menandakan partial obstruksi parsial. Pencitraan ini dapat digunakan untuk menentukan letak obstruksi dan penyebab obstruksi. 5. Pemeriksaan laboratorium Laboratorium seperti pemeriksaan elektrolit darah (mengetahui dehidrasi dan ketidakseimbangan elektrolit), hematokrit (apakah ada anemia yang dihubungkan dengan perdarahan usus missal akibat neoplasma), hitung leukosit (mengetahui infeksi usus). Endoskopi untuk melihat bagian dalam kolon dan mennetukan sebab obstipasi X. Penatalaksanaan Pengobatan Obstipasi Menejemen terapi Penilaian pada saat melakukan menejemen kebidanan 1. Penilaian asupan makanan dan cairan 2. Penilian dari kebiasaan usus ( pola mkanana) 3. Penilaian penampakan setres emosional pada anak yang dapat mempengarui pola defekasi Penatalksanaan 1. Mencari penyebab 2. Menegakan kembali kebisaan defekasi yang normal dengan memperhatikan gizi, penmabhan cairn dan kondisi fisikis
  • 8. 3. Pengosongan rectum dilakukan jika ada kemajuan setelah dianjurkan untuk menegakan kembali kebiasaan defekasi. Pengosongan rectum bisa dengan disinfaksi digital, enema minyak zaitum, laksatifa. Penatlaksanaan bias dilakukan dengan cara: 1. Perawatan medis Meliputi resusitasi untuk mengoreksi cairan dan elektrolit tubuh, nasograstis decompression pada obstruksi parah untuk mencegah muntah dan aspirasi, dan pengobatan lain untuk mencegah semakin parahnya sakit 2. Operasi Untuk mengatasi obstruksi sesuai dengan penyebab obstruksi, dan untuk mencegah perforasi usus akibat tekanan tinggi. Obstipasi obstruksi total bersifat sangat urgent untuk dilakukan tindakan segera dimana jika terlambat dilakukan dapat mengakiabtkan perforasi usus karena peningkatan tekanan feses yang besar. 3. Diet Pada obstruksi total dianjuran tidak makan apa-apa, pada obstruksi parsial dapat diberikan makanan cair dan obat-obatan XI. Patofisiologi dapat terjadi apabila salah satu atau lebih faktor yang terkait dengan faktor anatomi dan fisiologi dalam proses mekanisme berak terganggu. Gangguan dapat terjadi pada kekuatan propulsif, sensasi rektal ataupun suatu obstruksi fungsional pengeluaran (functional outlet). Konstipasi dikatakan idiopatik apabila tidak dapat dijelaskan adanya abnormalitas anatomik, fisiologik, radiologik dan histopatologik sebagai penyebabnya. Konstipasi pada masa bayi biasanya disebabkan masalah diet atau pemberian minum. Berak yang nyeri dapat merupakan pencetus primer dari konstipasi pada awal masa anak. Pada masa bayi dan anak, konstipasi kronik dapat disebabkan lesi anatomis, masalah neurologis, disfungsi neuromuskuler otot intrinsik, obat farmakologis, faktor metabolik atau endokrin. Pada masa anak penyebab terbanyak adalah konstipasi fungsional yang biasanya berawal dari kurangnya makanan berserat, kurang minum atau kurangya aktifitas Akibat dari konstipasi Sebagaimana diketahui, fungsi kolon di antaranya melakukan absorpsi cairan elektrolit, zat-zat organik misalnya glukose dan air, hal ini berjalan terus sampai di kolon descendens. Pada seseorang yang mengalami konstipasi, sebagai akibat dari absorpsi cairan yang terus berlangsung, maka tinja akan menjadi lebih padat dan mengeras. Tinja yang keras dan padat menyebabkan makin susahnya defekasi, sehingga akan menimbulkan haemorrhoid. Sisa-sisa protein di dalam makanan biasanya dipecahkan di dalam kolon dalam bentuk indol, skatol, fenol, kresol dan hydrogen sulfide. Sehingga akan memberikan bau yang khas pada tinja. Pada konstipasi juga akan terjadi absorpsi zat-zat tersebut terutama indol dan skatol, sehingga
  • 9. akan terjadi intestinal toksemia. Bila terjadi intestinal toksemia maka pada penderita dengan sirhosis hepatis merupakan bahaya. Pada kolon stasis dan adanya pemecahan urea oleh bakteri mungkin akan mempercepat timbulnya hepatik encepalopati pada penderita sirhosis hepatis. Pathogenesis 1. Pola hidup: Diet rendah serat, kurang minum, kebiasaan buang air besar yang buruk, kurang olahraga. 2. Kelainan anatomi (struktur) : fissura ani, hemoroid, striktur, dan tumor, abses perineum, megakolon. 3. Kelainan endokrin dan metaolik : hiperkalsemia, hipokalemia, hipotiroid, DM, dan kehamilan. 4. Kelainan syaraf : stroke, penyakit Hirschprung, Parkinson, sclerosis multiple, lesi sumsum tulang belakang, penyakit Chagas, disotonomia familier. 5. Kelainan jaringan ikat : skleroderma, amiloidosis, mixed connective-tissue disease. BAB III PENUTUP Kesimpulan Konstipasi merupakan salah satu bentuk gangguan percernaan dimana individu mengalami perubahan dalam kebiasaan defekasi normal yang dikarakteristikan dengan penurunan frekuensi dan atan pengeluaran feses yang keras dan kering. Salah satu bentuk konstipasi yaitu obstipasi yang merupakan konstipasi akibat obstruksi lumen usus. Gejala obstipasi berupa pengeluaran feses yang keras dalam jangka waktu tiap 3-5 hari, kadang disertai
  • 10. adanya perasaan perut penuh akibat adanya feses atau gas dalam perut. Obstipasi dapat didiagnosis secara klinis. Penanganan obstipasi dapat dilakukan dengan cara medis, operasi, maupun diet. banyak gangguan pencernaan disebabkan oleh pola makan yang salah dari individunya. Oleh sebab itu pengaturan pola makan yang baik sangat diharapkan agar dapat mencegah gangguan pencernaan seperti konstipasi ataupun obstipasi. Saran Diharapkan dari pembelajran ini kita semua dapat mengethui apa itu obstipasi dan bagaimna penatalkasanaanya jika terjadi pada neonatus bayi dan balita. DAFTAR PUSTAKA Buku Asuhan Kesehatan Anak Dalam Konteks Keluarga, Depertemen Kesehatan RI, Jakarta Saifuddin, Abdul Bari, 2002, Buku Panduan Praktis Pelayanan Kesehatan dan Neonatal , Yayasan Bina Pustaka Sarwonao Prawirjo Hardjo, Jakarta Staf Pengajar Kesehtan Anak FKUI (2000) Ilmu Kesehatan Anak I, Jakarta ; infomedika Jakarta Sudarti Afroh Fauziah 2012 Asuhan Kebidanan Neonatus, Bayi, dan Balita Medical Book, jogyakarta Wirda ningrum, ( 1997 ) buku pintar ibu, bayi dan balita, Jakarta citra harta prima http;// www.indomedia.com/intisari/2012/april.obat.com