Dokumen tersebut membahas tentang proyek penguatan profil pelajar Pancasila dan Pelajar Rahmatan lil Alamin yang bertujuan untuk membentuk karakter peserta didik sesuai dengan nilai-nilai Pancasila dan toleransi beragama melalui pembelajaran berbasis proyek yang bersifat holistik, kontekstual, dan berpusat pada peserta didik."
Dokumen tersebut membahas tentang Projek Penguatan Profil Pelajar Pancasila yang bertujuan untuk menguatkan karakter siswa melalui pembelajaran berbasis proyek yang kontekstual dan berinteraksi dengan lingkungan sekitar. Proyek ini memberikan kesempatan kepada siswa untuk belajar tentang berbagai tema penting seperti perubahan iklim, anti radikalisme, dan kesehatan mental melalui pengalaman langsung di luar kelas."
Projek Penguatan Profil Pelajar Pancasila memberikan kesempatan kepada siswa untuk belajar dari lingkungan sekitar melalui pembelajaran berbasis proyek yang kontekstual dan interaksi dengan masyarakat, dengan tujuan menguatkan karakter serta kompetensi siswa sesuai standar kelulusan."
Projek Penguatan Profil Pelajar Pancasila.pptxreska7
油
Projek penguatan profil pelajar Pancasila dirancang untuk menguatkan kompetensi dan karakter siswa di luar kurikulum inti melalui kegiatan berbasis proyek yang bersifat fleksibel, kontekstual, berpusat pada siswa, dan bersifat eksploratif. Proyek ini bertujuan membantu siswa memahami berbagai isu aktual secara mendalam dan berkontribusi secara nyata.
Sosialisasi Proyek Penguatan Profil Pelajar Pancasila.pdfviola883348
油
Projek penguatan profil pelajar Pancasila memberikan kesempatan bagi siswa untuk belajar tentang berbagai isu dan mengambil tindakan nyata melalui pembelajaran berbasis proyek di luar kelas. Proyek ini dirancang untuk mengembangkan karakter dan kompetensi siswa sesuai dengan standar kelulusan melalui pengalaman belajar yang bermakna dan berpusat pada siswa.
Dokumen tersebut membahas rencana dan perencanaan pelaksanaan projek penguatan profil pelajar Pancasila, mulai dari memahami konsep dan tujuan projek, menyiapkan ekosistem sekolah, merancang projek, hingga implementasi dan evaluasi proyek.
Sosialisasi Kurikulum untuk Pemulihan Pembelajaran 2022 membahas tentang pelaksanaan Projek Penguatan Profil Pelajar Pancasila di sekolah, yang bertujuan untuk mengembangkan karakter dan kompetensi siswa melalui pembelajaran berbasis proyek yang bersifat holistik, kontekstual, dan berpusat pada siswa."
Dokumen tersebut membahas tentang pembelajaran paradigma baru yang berpusat pada peserta didik dengan mengacu pada Profil Pelajar Pancasila dan prinsip-prinsip pembelajaran seperti mempertimbangkan tahap perkembangan peserta didik, membangun kapasitas menjadi pembelajar sepanjang hayat, serta mendukung perkembangan kompetensi dan karakter secara holistik."
Projek penguatan profil pelajar Pancasila memberikan kesempatan kepada peserta didik untuk belajar melalui pengalaman nyata di luar kelas dengan tujuan menguatkan karakter sesuai dengan profil pelajar Pancasila. Projek ini dirancang secara fleksibel dan berpusat pada peserta didik untuk mengeksplorasi berbagai topik secara holistik dan kontekstual. Prinsip-prinsip kunci projek ini meliputi pendekatan yang holistik,
Projek Penguatan Profil Pelajar Pancasila memberikan kesempatan kepada siswa untuk belajar dari lingkungan sekitar melalui pembelajaran berbasis proyek yang kontekstual dan interaksi dengan masyarakat, dengan tujuan menguatkan karakter serta kompetensi siswa sesuai standar kelulusan."
Projek Penguatan Profil Pelajar Pancasila.pptxreska7
油
Projek penguatan profil pelajar Pancasila dirancang untuk menguatkan kompetensi dan karakter siswa di luar kurikulum inti melalui kegiatan berbasis proyek yang bersifat fleksibel, kontekstual, berpusat pada siswa, dan bersifat eksploratif. Proyek ini bertujuan membantu siswa memahami berbagai isu aktual secara mendalam dan berkontribusi secara nyata.
Sosialisasi Proyek Penguatan Profil Pelajar Pancasila.pdfviola883348
油
Projek penguatan profil pelajar Pancasila memberikan kesempatan bagi siswa untuk belajar tentang berbagai isu dan mengambil tindakan nyata melalui pembelajaran berbasis proyek di luar kelas. Proyek ini dirancang untuk mengembangkan karakter dan kompetensi siswa sesuai dengan standar kelulusan melalui pengalaman belajar yang bermakna dan berpusat pada siswa.
Dokumen tersebut membahas rencana dan perencanaan pelaksanaan projek penguatan profil pelajar Pancasila, mulai dari memahami konsep dan tujuan projek, menyiapkan ekosistem sekolah, merancang projek, hingga implementasi dan evaluasi proyek.
Sosialisasi Kurikulum untuk Pemulihan Pembelajaran 2022 membahas tentang pelaksanaan Projek Penguatan Profil Pelajar Pancasila di sekolah, yang bertujuan untuk mengembangkan karakter dan kompetensi siswa melalui pembelajaran berbasis proyek yang bersifat holistik, kontekstual, dan berpusat pada siswa."
Dokumen tersebut membahas tentang pembelajaran paradigma baru yang berpusat pada peserta didik dengan mengacu pada Profil Pelajar Pancasila dan prinsip-prinsip pembelajaran seperti mempertimbangkan tahap perkembangan peserta didik, membangun kapasitas menjadi pembelajar sepanjang hayat, serta mendukung perkembangan kompetensi dan karakter secara holistik."
Projek penguatan profil pelajar Pancasila memberikan kesempatan kepada peserta didik untuk belajar melalui pengalaman nyata di luar kelas dengan tujuan menguatkan karakter sesuai dengan profil pelajar Pancasila. Projek ini dirancang secara fleksibel dan berpusat pada peserta didik untuk mengeksplorasi berbagai topik secara holistik dan kontekstual. Prinsip-prinsip kunci projek ini meliputi pendekatan yang holistik,
Puji dan syukur selalu kami panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa yang telah memberikan rahmat dan karunia-Nya sehingga Kumpulan Cerpen dari para siswa-siswi SMA Negeri 2 Muara Badak para perlombaan Sumpah pemuda tahun 2024 dengan tema Semangat Persatuan dan Kebangkitan dan perlombaan hari Guru tahun 2024 dengan tema Guru yang menginspirasi, membangun masa depan ini dapat dicetak. Diharapkan karya ini menjadi motivasi tersendiri bagi peserta didik SMA Negeri 2 Muara Badak yang lain untuk ikut berkarya mengembangkan kreatifitas. Kumpulan Cerpen ini dapat dimanfaatkan untuk menunjang Kegiatan Belajar Mengajar (KBM) juga sebagai buku penunjang program Literasi Sekolah (LS) untuk itu, saya sebagai Kepala SMA Negeri 2 Muara Badak sangat mengapresiasi hadirnya buku ini.
PPT ini dipresentasikan dalam acara Seminar dan油Knowledge Sharing Kepustakawanan yang diselenggarakan oleh Forum Perpusdokinfo LPNK Ristek. Tanggal 28 November 2017
Danantara: Pesimis atau Optimis? Podcast Ikatan Alumni Lemhannas RI IKAL Lem...Dadang Solihin
油
Keberadaan Danantara: Pesimis atau Optimis?
Pendekatan terbaik adalah realistis dengan kecenderungan optimis.
Jika Danantara memiliki perencanaan yang matang, dukungan kebijakan yang kuat, dan mampu beradaptasi dengan tantangan yang ada, maka peluang keberhasilannya besar.
Namun, jika implementasinya tidak disertai dengan strategi mitigasi risiko yang baik, maka pesimisme terhadap dampaknya juga cukup beralasan.
Pada akhirnya, kunci suksesnya adalah bagaimana Danantara bisa dikelola secara efektif, inklusif, dan berkelanjutan, sehingga dampak positifnya lebih dominan dibandingkan risikonya.
SABDA Ministry Learning Center: Go Paskah: Paskah dan Sekolah Minggu bagian 1SABDA
油
Bagaimana menyiapkan Paskah yang alkitabiah dan berkesan untuk anak-anak Sekolah Minggu? Yuk, ikuti GoPaskah! "Paskah dan Sekolah Minggu". Acara yang pasti bermanfaat bagi guru-guru, pelayan anak, remaja, dan pemuda untuk membekali bagaimana mengajarkan makna Paskah seperti yang diajarkan Alkitab.
Hadirlah pada:
Tanggal: Senin, 10 Maret 2025
Waktu: Pukul 10.3012.00 WIB
Tempat: Online, via Zoom (wajib daftar)
Guest: Dr. Choi Chi Hyun (Ketua J-RICE Jakarta)
Daftar sekarang: http://bit.ly/form-mlc
GRATIS!
Untuk informasi lebih lanjut, hubungi kami:
WA Admin: 0821-3313-3315
Email: live@sabda.org
#SABDAYLSA #SABDAEvent #ylsa #yayasanlembagasabda #SABDAAlkitab #Alkitab #SABDAMLC #ministrylearningcenter #Paskah2025 #KematianKristus #kebangkitankristus #SekolahMinggu
3. MENGAPA
PEMBELAJARAN MENGGUNAKAN PROYEK
Kegiatan proyek merupakan suatu petualangan investigasi dengan
pendampingan guru tentang suatu hal yang menarik minatnya dan peserta
didik akan mengalami proses mencari tahu.
Pembelajaran yang dilakukan melalui interaksi dengan lingkungan sekitar
agar pelajar lebih peka, peduli, dan belajar untuk menyelesaikan masalah-
masalah yang kontekstual di sekitar mereka.
Pembelajaran yang kontekstual akan membangun kepekaan pelajar akan
kondisi lingkungan dan masyarakat, yang akhirnya membangun kompetensi
global yang dibutuhkan di Abad ke-21, termasuk untuk menguatkan
pembangunan yang berkelanjutan (sustainable development)
4. Profil Pelajar Pancasila
Pelajar Indonesia merupakan pelajar sepanjang hayat yang kompeten, berkarakter,
dan berperilaku sesuai nilai-nilai Pancasila.
Profil pelajar Pancasila
dirancang untuk
menjawab satu
pertanyaan besar, yakni
peserta didik dengan
profil (kompetensi)
seperti apa yang ingin
dihasilkan oleh sistem
pendidikan Indonesia.
Melengkapi fokus di
dalam pencapaian
Standar Kompetensi
Lulusan di setiap
jenjang satuan
pendidikan dalam hal
penanaman karakter
yang sesuai dengan
nilai-nilai Pancasila.
Berkaitan dengan jati diri,
ideologi, dan cita-cita
bangsa Indonesia, serta
faktor eksternal yang
berkaitan dengan konteks
kehidupan dan tantangan
bangsa Indonesia di Abad
ke-21 yang sedang
menghadapi masa revolusi
industri 4.0.
5. Profil Pelajar Pancasila
Pelajar Indonesia merupakan pelajar sepanjang hayat yang kompeten, berkarakter,
dan berperilaku sesuai nilai-nilai Pancasila.
Diharapkan Pelajar Indonesia memiliki kompetensi
untuk menjadi warga negara yang demokratis serta
menjadi manusia unggul dan produktif di Abad ke-21.
Pelajar Indonesia diharapkan dapat berpartisipasi
dalam pembangunan global yang berkelanjutan serta
tangguh dalam menghadapi berbagai tantangan.
6. Profil pelajar Pancasila memiliki enam dimensi kunci
Keenamnya saling berkaitan dan menguatkan. Keenam dimensi tersebut
adalah:
1. Beriman, bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa,
dan berakhlak mulia.
2. Berkebinekaan global.
3. Bergotong-royong.
4. Mandiri.
5. Bernalar kritis.
6. Kreatif.
7. Dimensi-dimensi tersebut menunjukkan bahwa
profil pelajar Pancasila tidak hanya fokus
pada kemampuan kognitif, tetapi juga sikap
dan perilaku sesuai jati diri sebagai bangsa
Indonesia sekaligus warga dunia.
8. Profil Pelajar Rahmatan lil Alamin
Sebuah ikhtiar untuk merawat
tradisi dan menyemai gagasan
beragama yang ramah dan
moderat..
Gagasan Rahmatan lil Alamin
sesungguhnya adalah salah satu
opsi merawat kebhinnekaan
Indonesia tanpa harus mencabut
tradisi dan kebudayaan yang ada.
Mengembangkan konsep agama
moderat di tengah umat
sangatlah penting, khususnya di
Indonesia. Karena di negara ini
terdapat banyak aliran dalam
agama, pola pikir yang beragam,
dan multi-etnis
Sebagai negara yang
berlandaskan falsafah Pancasila,
Pancasila dapat dipandang
sebagai salah satu perwujudan
dari Rahmatan lil Alamin. Banyak
nilai-nilai luhur yang ada dalam
Pancasila selaras dengan ajaran
agama.
9. Agama dan Pancasila yang
terbangun harmonis dalam
sistem demokrasi
Indonesia, terbukti dan
diharapkan akan terus
mampu menangkal virus
radikalisme politik, agama,
etnis dan lain sebagainya
Profil pelajar rahmatan lil
alamin didasarkan pada 10
prinsip. Kesepuluh prinsip i
tersebut adalah:
1. Berkeadaban
(Taaddub).
2. Keteladanan (Qudwah)
3. Kewarganegaraan dan
kebangsaan
(Muwa畊anah) .
4. Toleransi (Tasmuh)
10. Prinsip-prinsip tersebut mengandung nilai-nilai karakter dan
perilaku yang bisa diamati, dibiasakan, dan dievaluasi oleh guru
sehingga bisa membentuk profil pelajar yang berakhlak terpuji,
toleran, dan menjadi warga negara yang baik.
11. Budaya satuan
pendidikan
Iklim satuan pendidikan,
kebijakan, pola interaksi dan
komunikasi, serta norma yang
berlaku di satuan pendidikan.
Intrakurikuler
Muatan pembelajaran
Kegiatan/pengalaman belajar.
Projek penguatan
profil pelajar
Pancasila
Projek Lintas Disiplin Ilmu yang
kontekstual dan berbasis pada
kebutuhan masyarakat atau
permasalahan di lingkungan satuan
pendidikan. (Pada pendidikan
kesetaraan berupa projek
pemberdayaan dan keterampilan
berbasis profil Pelajar Pancasila)
Ekstrakurikuler
Kegiatan untuk
mengembangkan minat dan
bakat.
Gambaran Pencapaian
Profil Pelajar Pancasila
dan Pelajar Rahmatan lil
Alamin di Satuan
Pendidikan
Profil pelajar Pancasila dan
pelajar Rahmatan lil Alamin
adalah karakter dan kemampuan
yang dibangun dalam keseharian
dan dihidupkan dalam diri setiap
individu peserta didik melalui
budaya satuan pendidikan,
pembelajaran intrakurikuler,
projek penguatan profil pelajar
Pancasila, dan ekstrakurikuler.
Beriman,
bertakwa
kepada Tuhan
Yang Maha Esa,
berakhlak mulia
Berkebinekaa
n global
Bergoton
g royong
Kreatif
Bernalar kritis
Mandiri
Pelajar
Indonesia
11
NILAI
RAHMATAN
LIL ALAMIN
12. EMPAT PRINSIP PROYEK PENGUATAN PROFIL PELAJAR
PANCASILA & PELAJAR RAHMATAN LIL ALAMIN
HOLISTIK
Holistik bermakna memandang sesuatu secara utuh dan menyeluruh, tidak parsial atau terpisah-
pisah. Dalam konteks perancangan projek penguatan profil pelajar Pancasila, kerangka berpikir
holistik mendorong kita untuk menelaah sebuah tema secara utuh dan melihat keterhubungan
dari berbagai hal untuk memahami sebuah isu secara mendalam. Oleh karenanya, setiap tema
projek yang dijalankan bukan merupakan sebuah wadah tematik yang menghimpun beragam mata
pelajaran, namun lebih kepada wadah untuk meleburkan beragam perspektif dan konten
pengetahuan secara terpadu. Di samping itu, cara pandang holistik juga mendorong kita untuk
dapat melihat koneksi yang bermakna antar komponen dalam pelaksanaan projek, seperti peserta
didik, pendidik, satuan pendidikan, masyarakat, dan realitas kehidupan sehari-hari.
13. KONTEKSTUAL
Prinsip kontekstual berkaitan dengan upaya mendasarkan kegiatan pembelajaran
pada pengalaman nyata yang dihadapi dalam keseharian. Prinsip ini mendorong
pendidik dan peserta didik untuk dapat menjadikan lingkungan sekitar dan realitas
kehidupan sehari-hari sebagai bahan utama pembelajaran. Oleh karenanya, satuan
pendidikan sebagai penyelenggara kegiatan projek harus membuka ruang dan
kesempatan bagi peserta didik untuk dapat mengeksplorasi berbagai hal di luar
lingkup satuan pendidikan. Tema-tema projek yang disajikan sebisa mungkin dapat
menyentuh dan menjawab persoalan lokal yang terjadi di daerah masing-masing.
Dengan mendasarkan projek pada pengalaman dan pemecahan masalah nyata yang
dihadapi dalam keseharian, diharapkan peserta didik dapat mengalami pembelajaran
yang bermakna untuk secara aktif meningkatkan pemahaman dan kemampuannya.
14. BERPUSAT PADA PESERTA DIDIK
Prinsip berpusat pada peserta didik berkaitan dengan skema pembelajaran yang mendorong peserta
didik untuk menjadi subjek pembelajaran yang aktif mengelola proses belajarnya secara mandiri,
termasuk memiliki kesempatan memilih dan mengusulkan topik projek sesuai minatnya. Pendidik
diharapkan dapat mengurangi peran sebagai aktor utama kegiatan belajar mengajar yang menjelaskan
banyak materi dan memberikan banyak instruksi. Sebaliknya, pendidik sebaiknya menjadi fasilitator
pembelajaran yang memberikan banyak kesempatan bagi peserta didik untuk mengeksplorasi
berbagai hal atas dorongannya sendiri sesuai dengan kondisi dan kemampuannya. Harapannya, setiap
kegiatan pembelajaran dapat mengasah kemampuan peserta didik dalam memunculkan inisiatif serta
meningkatkan daya untuk menentukan pilihan dan memecahkan masalah yang dihadapinya.
15. Prinsip berpusat pada peserta didik berkaitan dengan skema pembelajaran yang
mendorong peserta didik untuk menjadi subjek pembelajaran yang aktif
mengelola proses belajarnya secara mandiri, termasuk memiliki kesempatan
memilih dan mengusulkan topik projek sesuai minatnya. Pendidik diharapkan
dapat mengurangi peran sebagai aktor utama kegiatan belajar mengajar yang
menjelaskan banyak materi dan memberikan banyak instruksi. Sebaliknya,
pendidik sebaiknya menjadi fasilitator pembelajaran yang memberikan banyak
kesempatan bagi peserta didik untuk mengeksplorasi berbagai hal atas
dorongannya sendiri sesuai dengan kondisi dan kemampuannya. Harapannya,
setiap kegiatan pembelajaran dapat mengasah kemampuan peserta didik dalam
memunculkan inisiatif serta meningkatkan daya untuk menentukan pilihan dan
memecahkan masalah yang dihadapinya.
16. Manfaat Projek Penguatan Profil Pelajar Pancasila & Pelajar
Rahmatan lil Alamin
Projek penguatan profil pelajar Pancasila
memberikan ruang bagi semua anggota
komunitas satuan pendidikan untuk dapat
mempraktikkan dan mengamalkan profil
pelajar Pancasila dan Pelajar Rahmatan lil
Alamin
17. Untuk Satuan Pendidikan
Menjadikan satuan pendidikan sebagai sebuah
ekosistem yang terbuka untuk partisipasi dan
keterlibatan masyarakat.
Menjadikan satuan pendidikan sebagai
organisasi pembelajaran yang berkontribusi
kepada lingkungan dan komunitas di
18. Untuk Pendidik
Memberikan ruang dan waktu untuk mengembangkan kompetensi
dan memperkuat karakter profil pelajar Pancasila dan Pelajar
Rahmatan lil Alamin bagi peserta didik dan dirinya sendiri.
Memberikan kesempatan yang luas untuk merancang kegiatan
pembelajaran yang berdampak pada peserta didik.
Mengembangkan kompetensi sebagai pendidik yang terbuka untuk
berkolaborasi dengan pendidik dari mata pelajaran lain untuk
memperkaya proses pembelajaran.
19. Untuk Peserta Didik
Mengembangkan kompetensi dan memperkuat karakter profil pelajar Pancasila dan Pelajar Rahmatan
lil Alamin untuk menghadapi tantangan dunia yang semakin kompleks.
Mengasah inisiatif dan partisipasi untuk merencanakan pembelajaran secara aktif dan berkelanjutan.
Mengembangkan keterampilan, sikap, dan pengetahuan yang dibutuhkan dalam mengerjakan projek
pada periode waktu tertentu.
Melatih kemampuan pemecahan masalah dalam beragam situasi belajar.
Memperlihatkan tanggung jawab dan kepedulian terhadap isu di lingkungan sekitar sebagai salah satu
bentuk hasil belajar.
Mengasah daya belajar dan kepemimpinan peserta didik dalam proses pembelajaran.
20. MADRASAH SEBAGAI EKOSISTEM DALAM MENGEMBANGKAN PROYEK
PENGUATAN PROFIL PELAJAR PANCASILA DAN PELAJAR RAHMATAN LIL
ALAMIN
Membangun budaya satuan pendidikan yang mendukung
penerapan projek penguatan profil pelajar Pancasila
Berpikiran Terbuka
Senang Mempelajari Hal Baru
Kolaboratif
21. Memahami peran peserta didik, pendidik, dan lingkungan satuan pendidikan dalam pelaksanaan projek
penguatan profil pelajar Pancasila
Projek penguatan profil pelajar Pancasila akan terlaksana secara optimal apabila peserta didik,
pendidik, dan lingkungan satuan pendidikan sebagai komponen utama pembelajaran dapat
saling mengoptimalkan perannya. Peserta didik berperan sebagai subjek pembelajaran yang
diharapkan dapat terlibat aktif dalam seluruh rangkaian kegiatan, pendidik berperan sebagai
fasilitator pembelajaran yang diharapkan dapat membantu peserta didik mengoptimalkan
proses belajarnya, sementara lingkungan satuan pendidikan berperan sebagai pendukung
terselenggaranya kegiatan yang diharapkan dapat mensponsori penyediaan fasilitas dan
lingkungan belajar yang kondusif.
22. Mendorong penguatan kapasitas pendidik dalam pelaksanaan
projek penguatan profil pelajar Pancasila
Kapasitas Dasar
Kapasitas Lanjutan
23. Merancang strategi pelaporan hasil
projek
Tim fasilitator merencanakan strategi pengolahan
dan pelaporan hasil projek
Membentuk tim fasilitator projek penguatan
profil pelajar Pancasila
Kepala satuan pendidikan menyusun tim fasilitator
projek. Tim ini berperan merencanakan dan
melaksanakan kegiatan projek untuk seluruh kelas.
Merancang dimensi, tema, dan alokasi
waktu projek penguatan profil pelajar
Pancasila
Tim Fasilitator menentukan fokus dimensi profil
pelajar Pancasila dan tema projek serta
merancang jumlah projek beserta alokasi
waktunya. (Dimensi dan tema dipilih berdasarkan
kondisi dan kebutuhan satuan pendidikan).
Mengidentifikasi tingkat kesiapan satuan
pendidikan
Kepala satuan pendidikan bersama tim
fasilitator merefleksikan dan menentukan
tingkat kesiapan satuan pendidikan.
MENDESAIN PROYEK PELAJAR
PANCASILA & PRLA
Menyusun modul projek
Tim fasilitator menyusun modul projek sesuai
tingkat kesiapan satuan pendidikan dengan
tahapan umum: Menentukan sub-elemen
(tujuan projek); Mengembangkan topik, alur,
dan durasi projek, serta; Mengembangkan
aktivitas dan asesmen projek
2
3
4
5
Desain dapat dikembangkan sesuai dengan
kebutuhan dan kondisi satuan pendidikan.
23
1
24. 1. Membentuk Tim
Fasilitator Projek
Penguatan Profil
Pelajar Pancasila
24
Pimpinan satuan pendidikan menentukan seorang koordinator
projek, bisa dari wakil kepala satuan pendidikan atau pendidik yang
mempunyai pengalaman mengembangkan dan mengelola projek.
Apabila mempunyai SDM yang cukup, koordinator projek sekolah dapat
membentuk koordinator di level kelas. Misalnya satu orang koordinator
kelas 1, satu orang koordinator kelas 2, dan seterusnya. Untuk
pendidikan khusus, koordinator dapat dipilih berdasarkan jenis
kekhususan.
1
2
Pimpinan satuan pendidikan bersama koordinator projek
memetakan pendidik dari setiap kelas (atau apabila SDM terbatas,
perwakilan dari masing-masing fase) untuk menjadi tim fasilitator
projek.
Koordinator mengumpulkan dan memberikan arahan kepada tim
fasilitator projek untuk merencanakan dan membuat modul projek
bagi setiap kelas atau fase.
3
4
Tim fasilitator projek terdiri dari sejumlah
pendidik yang berperan merencanakan,
menjalankan, dan mengevaluasi projek. Tim
fasilitator dibentuk dan dikelola oleh kepala
satuan pendidikan dan koordinator projek.
Jumlah tim fasilitator projek dapat
disesuaikan dengan kondisi dan kebutuhan
satuan pendidikan, dilihat dari:
jumlah peserta didik dalam satu satuan
pendidikan,
banyaknya tema yang dipilih dalam satu
tahun ajaran,
jumlah jam mengajar pendidik yang
belum terpenuhi atau dialihkan untuk
projek,
atau pertimbangan lain sesuai kebutuhan
masing-masing satuan pendidikan.
A. Langkah pembentukan tim fasilitator projek
25. B. Pembagian Peran dan Tanggung Jawab dalam Pengelolaan Projek Penguatan Profil
Pelajar Pancasila
Satuan Pendidikan
1. Menyiapkan sistem dari perencanaan hingga evaluasi dan refleksi projek di skala satuan pendidikan,
termasuk sistem pendokumentasian projek. Sistem ini juga dapat digunakan sebagai portofolio satuan
pendidikan.
2. Membuka pintu kolaborasi dengan narasumber untuk memperkaya materi projek: masyarakat, komunitas,
universitas, praktisi. Satuan pendidikan dapat mengidentifikasi orang tua yang potensial sebagai
narasumber dari daftar pekerjaan orang tua atau narasumber ahli di lingkungan sekitar satuan pendidikan.
3. Mengomunikasikan projek penguatan profil pelajar Pancasila kepada lingkungan satuan pendidikan, orang
tua peserta didik, dan mitra (narasumber dan organisasi terkait).
4. Memastikan beban kerja pendidik tetap dipertahankan (tidak dikurangi) sesuai arahan alokasi waktu projek
yang sudah diatur oleh pemerintah. (Sementara pada pendidikan kesetaraan, alokasi waktu projek
dilaksanakan pada mata pelajaran Pemberdayaan dan/atau Keterampilan.)
5. Melibatkan pendidik bimbingan dan konseling atau mentor untuk memfasilitasi proses berjalannya projek
dengan memberikan dukungan, baik dalam bidang akademis maupun kebutuhan emosional peserta didik.
6. Menyediakan kebutuhan sumber daya serta dana yang diperlukan untuk kelangsungan projek
26. Koordinator Projek
1. Koordinator bisa dari wakil kepala satuan pendidikan atau tenaga pendidik yang memiliki
pengalaman dalam mengembangkan dan mengelola projek.
2. Mengembangkan kemampuan kepemimpinan dalam mengelola projek di satuan pendidikan.
3. Mengelola sistem yang dibutuhkan tim pendidik/fasilitator dan peserta didik agar dapat
menyelesaikan projek dengan sukses.
4. Memastikan kolaborasi pengajaran terjadi di antara para pendidik yang tergabung di dalam tim
fasilitator projek.
5. Memastikan alur projek memiliki aktivitas yang kaya dan beragam untuk mengoptimalkan prinsip
eksploratif.
6. Memastikan rancangan asesmen yang dilakukan sesuai dengan kriteria kesuksesan yang sudah
ditetapkan.
27. Fasilitator Projek
1. Memperhatikan kebutuhan dan minat belajar setiap peserta didik agar dapat memberikan stimulan atau tantangan
yang beragam (berdiferensiasi), sesuai dengan gaya belajar, daya imajinasi, kreasi dan inovasi, serta peminatan
terhadap tema projek.
2. Memberikan kesempatan kepada peserta didik untuk terlibat dalam perencanaan dan pengembangan projek, dengan
menyesuaikan kesiapan peserta didik dalam tingkat keterlibatan.
3. Memberikan ruang bagi peserta didik untuk mendalami isu atau topik pembelajaran yang kontekstual dengan tema
projek sesuai minat masing-masing peserta didik.
4. Berkolaborasi dengan seluruh pihak terkait projek (orang tua, mitra, lingkungan satuan pendidikan, dll. ) dalam
mencapai tujuan pembelajaran dari setiap tema projek.
5. Melakukan penilaian yang mengacu pada prinsip asesmen yang sudah ditentukan dalam memonitor perkembangan
profil pelajar Pancasila yang menjadi fokus sasaran.
28. 6. Menyediakan sumber belajar yang dibutuhkan oleh peserta didik secara proporsional. Contoh
dalam tahapan belajarnya, peserta didik perlu dibantu dalam penyediaan hal berikut:
Buku, surat kabar, majalah, jurnal, dan sumber-sumber pembelajaran lain yang
berhubungan dengan projek.
Narasumber yang dapat memperkaya proses pelaksanaan projek.
7. Mengajarkan keterampilan proses inkuiri peserta didik dan mendampingi peserta didik untuk
mencari referensi sumber pembelajaran yang dibutuhkan, seperti buku, artikel, tulisan pada
surat kabar/majalah, praktisi atau ahli bidang tertentu, dan sumber belajar lainnya.
8. Memfasilitasi akses untuk proses riset dan bukti.
Menyiapkan surat pengantar yang dibutuhkan untuk menghubungi sumber pembelajaran
Mencari kontak dan menghubungi narasumber
6. Membuka diri untuk memberi dan menerima masukan dan kritik selama projek berjalan dan di
akhir projek.
7. Mendampingi peserta didik untuk merencanakan dan menyelenggarakan setiap tahapan
kegiatan projek yang menjadi ruang lingkup belajar peserta didik.
8. Memberi ruang peserta didik untuk berpendapat, membuat pilihan, dan mempresentasikan
projek mereka.
9. Mengelola beban kerja mengajar dengan seimbang antara intrakurikuler dan projek.
29. 2. Mengidentifikasi
Tahapan Kesiapan
Satuan Pendidikan
dalam Menjalankan
Projek Penguatan
Profil Pelajar
Pancasila
29
Dalam hal ini, satuan pendidikan melakukan refleksi awal mengenai penguasaan terhadap
pembelajaran berbasis projek untuk mengidentifikasi kesiapan awal dalam menjalankan
projek penguatan profil pelajar Pancasila.
Identifikasi awal kesiapan satuan pendidikan dalam menjalankan projek penguatan
profil pelajar Pancasila didasarkan pada kemampuan satuan pendidikan dalam
menerapkan pembelajaran berbasis projek (project based learning). Pembelajaran
berbasis projek adalah pendekatan kelas yang dinamis di mana peserta didik
secara aktif mengeksplorasi masalah dan tantangan dunia nyata untuk memperoleh
pengetahuan yang lebih mendalam. (Edutopia)
Pembelajaran berbasis projek bukan hanya kegiatan membuat produk atau karya,
namun kegiatan yang mendasarkan seluruh rangkaian aktivitasnya pada sebuah
persoalan yang kontekstual. Oleh karenanya, pembelajaran berbasis projek
biasanya mencakup beragam aktivitas yang tidak bisa dilakukan dalam jangka
waktu yang pendek.
30. 30
Seberapa banyak
pendidik yang
PERNAH
melaksanakan
pembelajaran
berbasis projek?
<50%
50
%
Apakah
pembelajaran
berbasis projek
sudah menjadi
kebiasaan satuan
pendidikan?
Sudah
Belum
Apakah projek
sudah terjadi lintas
disiplin ilmu?
Belum Sudah
Apakah satuan
pendidikan
memiliki sistem*)
yang mendukung
pelaksanaan
pembelajaran
berbasis projek?
Belum
punya
Punya Ya
Tidak
Apakah sudah ada
keterlibatan mitra?
TAHAP AWAL TAHAP BERKEMBANG TAHAP LANJUTAN
TAHAP LANJUTAN DAN
DIREKOMENDASIKAN
MENJADI MENTOR UNTUK
SATUAN PENDIDIKAN
TAHAP
AWAL/BERKEMBANG
Identifikasi kesiapan satuan pendidikan
*) satuan pendidikan yang memiliki sistem: satuan pendidikan
memiliki evaluasi berkala serta pengayaan pendidik untuk
menyelenggarakan pembelajaran berbasis projek yang
memberikan otonomi lebih besar kepada peserta didik.
31. Satuan pendidikan belum memiliki
sistem dalam mempersiapkan dan
melaksanakan pembelajaran
berbasis projek.
Konsep pembelajaran berbasis
projek baru diketahui pendidik.
Satuan pendidikan menjalankan
projek secara internal (tidak
melibatkan pihak luar).
Satuan pendidikan sudah memiliki
sistem untuk menjalankan
pembelajaran berbasis projek.
Konsep pembelajaran berbasis
projek sudah dipahami sebagian
pendidik.
Satuan pendidikan mulai melibatkan
pihak di luar satuan pendidikan
untuk membantu salah satu aktivitas
projek.
Pembelajaran berbasis projek sudah
menjadi kebiasaan satuan
pendidikan
Konsep pembelajaran berbasis
projek sudah dipahami semua
pendidik.
Satuan pendidikan sudah menjalin
kerjasama dengan pihak mitra di luar
satuan pendidikan agar dampak
projek dapat diperluas secara
berkelanjutan.
31
TAHAP AWAL TAHAP BERKEMBANG TAHAP LANJUTAN
32. 3. Menentukan
Dimensi dan
Tema Projek
Penguatan Profil
Pelajar Pancasila
Tim fasilitator dan kepala satuan pendidikan menentukan dimensi profil pelajar Pancasila
yang akan menjadi fokus untuk dikembangkan pada tahun ajaran berjalan.
Pemilihan dimensi dapat merujuk pada visi misi satuan pendidikan atau program yang akan
dijalankan di tahun ajaran tersebut.
Disarankan untuk memilih 2-3 dimensi yang paling relevan untuk menjadi fokus yang sasaran
projek pada satu tahun ajaran.
Sebaiknya jumlah dimensi profil pelajar Pancasila yang dikembangkan dalam suatu projek
tidak terlalu banyak agar tujuan pencapaian projek jelas dan terarah.
Penentuan dimensi sasaran ini akan dilanjutkan dengan penentuan elemen dan sub-elemen
yang sesuai dengan kondisi dan kebutuhan peserta didik di tahap pengembangan modul
projek.
Apabila pimpinan satuan pendidikan sudah berpengalaman menjalankan kegiatan berbasis
projek, jumlah dimensi yang dipilih dapat ditambah sesuai dengan kesiapan tingkat satuan
pendidikan.
32
Dimensi Profil
Pelajar Pancasila
33. Dimensi Elemen Sub Elemen Nilai Rahmatan
Lil Alamin
Karakter
1.Beriman, Bertakwa
KepadaTuhanYang
Maha Esa, dan
Berahlak Mulia
(a) akhlak beragama; Mengenal dan
Mencintai TuhanYang
Maha Esa
Pemahaman Agama/
Kepercayaan
Pelaksanaan RitualIbadah
Berkeadaban(Taaddub) Shaleh individual
(b) akhlakpribadi; Integritas
Merawat Diri secaraFisik,
Mental, dan
Spiritual
Berkeadaban
(Taaddub)
Keteladanan
(Qudwah)
Shaleh individual
Integritas
Disiplin
(c) akhlakkepada manusia; Mengutamakan
persamaan denganorang
lain dan menghargai
perbedaan
Berempati kepadaorang
lain
Berkeadaban
(Taaddub)
Kesetaraan
(Muswah)
Shaleh sosial
Peduli sosial
Menghargaiorang lain
(d) akhlak kepada alam; Memahami
Keterhubungan
Ekosistem Bumi
Menjaga lingkunganalam
sekitar
Berkeadaban
(Taaddub)
Dinamis dan inovatif
(Tathawwur wa
Ibtik但r)
Shaleh sosial
Berbudaya dan peduli
lingkungan
(e) akhlak bernegara. Melaksanakan Hakdan
Kewajiban sebagai Warga
Negara Indonesia
Kewarganegaraan dan
kebangsaan
(Muwa畊anah)
Nasionalisme
Patriotisme
Komitmen
Kebangsaan
34. 34
PAUD
Contoh proses menentukan dimensi yang difokuskan, elemen, sub elemen, tujuan pembelajaran (narasi capaian diakhir fase), dan
mengembangakan indikator per tujuan pembelajaran.
Tema : Aku Sayang Bumi
Topik : Pengelolaan Sampah
Projek : Memilah Sampah
Dimensi P3 yang dibangun :
Dimensi Elemen Sub Elemen Nilai Rahmatan lil
Alamin
Karakter Diakhir Fase PAUD, anak
Bergotong
royong
Kepedulian Tanggap terhadap
lingkungan sosial
Toleransi
(Tasamuh)
Menghargai
keberagaman
Mulai mengenali dan mengapresiasi orang-orang di rumah dan
sekolah, untuk merespon kebutuhan di rumah dan sekolah.
Membiasakan untuk bersikap dan berperilaku sesuai dengan
nilai-nilai toleransi dalam pergaulan bermasyarakat terhadap
segala perbedaan, baik perbedaan agama, budaya, bahasa,
suku dan golongan dengan dasar nilai-nilai agama dan filosofis
Pancasila
Bernalar
Kritis
Memperoleh
dan
memproses
informasi
dan gagasan
Mengajukan
pertanyaan
Dinamis dan
inovatif
(Tathawwur wa
Ibtik但r)
Bersikap
terbuka
Bertanya untuk memenuhi rasa ingin tahu terhadap diri dan
lingkungan
Mengidentifikasi,
mengklarifikasi, dan
mengolah gagasan
dan informasi
Bernalar kritis Mengidentifikasi dan mengolah informasi dan gagasan sederhana
35. Aku Sayang Bumi
Tema ini bertujuan untuk
mengenalkan peserta didik
pada isu lingkungan, eksplorasi
dalam mencari solusi kreatif
yang dapat dilakukan oleh
peserta didik, serta memupuk
kepedulian terhadap alam
sebagai perwujudan rasa
sayang terhadap ciptaan
Tuhan YME.
Contoh kontekstualisasi tema:
Eksplorasi penyebab
banjir di sekitar,
membuat dan menghias
tempat sampah dari
barang bekas
Membuat karya seni dari
bahan alam
Aku Cinta Indonesia
Tema ini bertujuan agar
peserta didik mengenal
identitas dan karakteristik
negara, keberagaman budaya
dan ciri khas lainnya tentang
Indonesia sehingga mereka
memahami identitas dirinya
sebagai anak Indonesia, serta
bangga menjadi anak
Indonesia.
Contoh kontekstualisasi tema:
Eksplorasi budaya
nusantara dengan
kunjungan ke museum
budaya setempat
Bermain dan Bekerja
sama
Tema ini bertujuan mengajak
peserta didik untuk mampu
berinteraksi dengan teman
sebaya, menghargai
perbedaan, mau
berbagi, dan mampu bekerja
sama.
Contoh kontekstualisasi tema:
Membuat minggu
bertukar bekal di mana
peserta didik membawa
bekal, menceritakan, dan
menghargai makanan
yang biasa dimakan di
rumah masing-masing.
Imajinasi dan Kreativitasku
Tema ini bertujuan mengajak peserta
didik belajar mengenali dunianya
melalui imajinasi, eksplorasi, dan
eksperimen. Pada tema Imajinasi
dan Kreativitasku, peserta didik
distimulasi dengan serangkaian
kegiatan yang dapat
membangkitkan rasa ingin tahu,
memperkaya pengalamannya dan
menguatkan kreativitasnya.
Contoh kontekstualisasi tema:
Eksplorasi cara membuat
kendaraan bersayap lalu
bermain peran tentang terbang
dengan kendaraan tersebut
TEMA-TEMA UNTUK PAUD
36. Hidup Berkelanjutan
Peserta didik menyadari adanya
generasi masa lalu dan masa yang
akan datang, dampak aktivitas
manusia baik jangka pendek maupun
panjang terhadap kelangsungan
kehidupan. Peserta didik
membangun kesadaran untuk
bersikap dan berperilaku ramah
lingkungan, mempelajari potensi
krisis keberlanjutan yang terjadi di
sekitarnya, serta mengembangkan
kesiapan untuk menghadapi dan
memitigasinya. Mereka memerankan
diri sebagai khalifah di bumi yang
berkewajikan menjaga kelestarian
bumi untuk kehidupan umat manusia
dan generasi penerus.
Contoh kontektualisasi tema:
Pemanfaatan sampah organik di
madrasah
Hutan dan paru-paru dunia
Kearifan Lokal
Peserta didik memahami
keragaman tradisi, budaya dan
kearifan lokal yang beragam yang
menjadi kekayaan budaya bangsa.
Peserta didik membangun rasa
ingin tahu melaui pendekatan
inkuiri dan eksplorasi budaya dan
kearifan lokal serta beperan untuk
menjaga kelestariaannya. Peserta
didik mempelajari bagaimana dan
mengapa masyarakat lokal/daerah
berkembang
seperti yang ada, mempelajari
konsep dan nilai di balik kesenian
dan tradisi lokal kemudian
merefleksikan nilai- nilai yang
dapat diterapkan dalam
kehidupannya.
Contoh kontektualisasi tema:
- Sistem masyarakat
adat di tengah modernisasi
Bhineka Tunggal Ika
Bangunlah jiwanya dan bangunlah
badannya merupakan amanat para
pendiri bangsa sejak Indonesia merdeka.
Peserta didik memahami bahwa
pembangunan itu menyangkut aspek jiwa
dan raga, jiwa yang sehat ada di tubuh
yang sehat. Peserta didik membangun
kesadaran dan keterampilan memelihara
kesehatan fisik dan mental, baik untuk
dirinya maupun orang sekitarnya.
Peserta didik melakukan penelitian dan
mendiskusikan masalah-masalah terkait
kesejahteraan diri (wellbeing),
perundungan (bullying), serta berupaya
mencari jalan keluarnya. Mereka juga
menelaah masalah-masalah yang
berkaitan dengan kesehatan dan
kesejahteraan fisik dan mental, termasuk
isu narkoba, pornografi, dan kesehatan
reproduksi. Memahami akan adanya
kehidupan akhirat atau yaumul hisab
yang terefleksi menjadi manusia yang
taat beragama dan taat pada negara.
Contoh kontektualisasi tema:
- Bullying media sosial
Bangunlah Jiwa dan Raganya
Bangunlah jiwanya dan bangunlah
badannya merupakan amanat para
pendiri bangsa sejak Indonesia merdeka.
Peserta didik memahami bahwa
pembangunan itu menyangkut aspek jiwa
dan raga, jiwa yang sehat ada di tubuh
yang sehat. Peserta didik membangun
kesadaran dan keterampilan memelihara
kesehatan fisik dan mental, baik untuk
dirinya maupun orang sekitarnya.
Peserta didik melakukan penelitian dan
mendiskusikan masalah-masalah terkait
kesejahteraan diri (wellbeing),
perundungan (bullying), serta berupaya
mencari jalan keluarnya. Mereka juga
menelaah masalah-masalah yang
berkaitan dengan kesehatan dan
kesejahteraan fisik dan mental, termasuk
isu narkoba, pornografi, dan kesehatan
reproduksi. Memahami akan adanya
kehidupan akhirat atau yaumul hisab yang
terefleksi menjadi manusia yang taat
beragama dan taat pada negara.
Contoh kontektualisasi tema:
- Bullying media sosial
TEMA-TEMA UNTUK MI, MTS, DAN MA
37. Demokrasi Pancasila
Peserta didik memahami
demokrasi secara umum dan
demokrasi Pancasila yang
bersumber dari nilai-nilai luhur
sila ke-4. Mengedepankan
musyawarah untuk mufakat
untuk mengambil keputusan,
keputusan dengan sura
terbanyak sebagai pilihan
berikutnya. Menerima keputusan
yang diambil dari proses yang
demokratis dan ikut bertanggung
jawab atas keputusan yang telah
dibuat. Peserta didik juga
memahami makna dan peran
individu terhadap kelangsungan
demokrasi Pancasila. Melalui
pembelajaran demokrasi,
peserta didik merefleksikan dan
memahami tantangannya
dalam
konteks yang berbeda, termasuk
dalam organisasi
Berekayasa dan Berteknologi
untuk membangun NKRI
Peserta didik melatih untuk
memiliki kecakapan bernalar
kritis, kreatif dan inovatif untuk
mencipta produk berbasis
teknologi guna memudahkan
aktivitas diri dan berempati
untuk masyarakat sekitar
berdasarkan karyanya. Peserta
didik terus-menerus
mengembangkan inovasi untuk
menyelesaikan persoalan-
persoalan masyarakat. Peserta
didik menerapkan teknologi
dan mensinergikan aspek
sosial untuk membangun
budaya smart society dalam
membangun NKRI dan rasa
cinta tanah air.
Contoh kontektualisasi tema:
- Kalkulator Faraid dengan
Program Excel Sederhana
Kewirausahaan
Peserta didik mengidentifikasikan
potensi ekonomi lokal dan upaya-
upanya untuk mengembangkannya
yang berkaitan dengan aspek
lingkungan, sosial dan
kesejahteraan masyarakat. Melalui
Kegiatan kewirausahaan dapat
menumbuhkan kreativitas dan jiwa
kewirausahaan peserta didik.
Peserta didik juga membuka
wawasan tentang peluang masa
depan, peka akan kebutuhan
masyarakat, menjadi problem
solver yang terampil, serta siap
untuk menjadi tenaga kerja
profesional penuh integritas. Tema
ini ditujukan untuk jenjang MI,
MTs, MA. Karena jenjang MAK
sudah memiliki mata pelajaran
Proyek Kreatif dan Kewirausahaan
menuju pelajar yang berbagi dan
bermanfaat bagi orang lain, maka
tema ini tidak menjadi pilihan
untuk jenjang MAK.
Contoh kontektualisasi tema:
- Membuat Produk dengan konten
KEBEKERJAAN
Peserta didik menghubungkan
berbagai pengetahuan yang
telah dipahami dengan
pengalaman nyata di keseharian
dan dunia kerja. Peserta didik
membangun pemahaman
terhadap ketenagakerjaan,
peluang kerja, serta kesiapan
kerja untuk meningkatkan
kapabilitas yang sesuai dengan
keahliannya, mengacu pada
kebutuhan dunia kerja terkini.
Dalam proyeknya, peserta didik
juga akan mengasah kesadaran
sikap dan perilaku sesuai dengan
standar yang dibutuhkan di
dunia kerja. Tema ini ditujukan
sebagai tema wajib khusus
jenjang MAK.
Contoh kontektualisasi tema
TEMA-TEMA UNTUK MI, MTS, DAN MA
38. Jenjang
Ketentuan Jumlah Tema
PAUD 1 s.d. 2 projek profil dengan tema berbeda
MI 2 s.d. 3 projek profil dengan tema berbeda
MTs 3 s.d. 4 projek profil dengan tema berbeda
MA Kelas X 3 s.d. 4 projek profil dengan tema berbeda
MA Kelas XI dan XII 2 s.d. 3 projek profil dengan tema berbeda
MAK Kelas X 3 Projek dengan 2 tema pilihan dan 1 tema kebekerjaan
MAK Kelas XI 2 Projek dengan 1 tema pilihan dan 1 tema kebekerjaan
MAK Kelas XII 1 Projek dengan tema kebekerjaan
41. CONTOH PENENTUAN ALOKASI WAKTU
Projek Profil 1 Projek Profil 2 Projek Profil 3
Dimensi
berkebinekaan
global, bergotong-
royong
berkebinekaan
global, bergotong-
royong, bernalar
kritis
bergotong-royong
dan bernalar
kritis
Tema Kearifan Lokal BhinnekTunggalIka Kewirausahaan
Alokasi Waktu 100 120 140
42. CONTOH ALOKASI WAKTU PROYEK DALAM STRUKTUR KURIKULUM JENJANG SMP
ALOKASI WAKTU
KEGIATANREGULER/
MINGGU
PROJECT20%
TOTAL JPPER
TAHUN
Pendidikan Agama dan
BudiPekerti
72 (2) 36 (33%) 108
PPKn 72 (2) 36 (33%) 108
Bahasa Indonesia 180 (5) 46 (21%) 216
Matematika 144 (4) 36 (20%) 180
IPA 144 (4) 36 (20%) 180
IPS 108 (3) 36 (25%) 144
Bahasa Inggris 108 (3) 36 (25%) 144
PJOK 72 (2) 36 (33%) 108
Informatika 72 (2) 36 (33%) 108
Mapel Pilihan 72 (2) 36 (33%) 108
Mulok(Bahasa Daerah) 72 (2) 36 (33%) 108
JUMLAH 28 (1008)
360
(1368)
43. No Tema Bentuk
Kegiatan
Sasaran
Nilai PPP
Mapel
Terintegrasi Waktu
1
Bangunlah
jiwa dan
raganya
PameranKarya
Gotong
Royong,
kreatif,
PPKn, PJOK,
Matematika,
Prakarya
Des M2, M3 smt 1
2
Perubahan Iklim
Global
Penanaman
pohon,
Pengolahan
sampah,
kebersihan
drainase
Mandiri,
ktreatif,
gotong-
royong,
beriman
dan
bertaqwa
IPS, IPA,
Pendidikan
Agama
Jun M3, M4
smt 1
3
Kewirausahaan
Bazar, PentasSeni,
Ekonomikreatif,
membuat video,inovasi
pengolahan
daun kelor
Kreatif, inovatif,
cinta lingkungan
IPS, SeniBudaya,
Informatika
Jun M1 Smt 2
4 Cerlang Budaya
wisata Edukasike
tempat-tempat
yangmenjadi
kekhsasan daerah,
kunjungan
ke
home industry,
menciptakan
Mandiri,
kreatif, kritis,
kreatif
Seni Budaya, Bahasa
Inggris,Bahasa Jawa,
Bahasa Indonesia.
Apr M5 Smt 2Mei m4
Smr 2
CONTOH ALOKASI WAKTU PROYEK DALAM STRUKTUR KURIKULUM JENJANG SMP
44. PENGATURAN BEBAN BELAJAR DALAM DOKUMEN KURIKULUM
No Muatan
Pembelajaran
BebanBelajar Pengaturan
1.
Intrakurikuler
Wajib
a. Beban belajar ini memuat semua
mata pelajaran yang bersifat
nasional.
b. Materi pembelajaran setiap mata
pelajaran mengacu pada Capaian
Pembelajaran.
c. Diatur dalam kegiatan regular.
Tambahan
a. Memuat mata pelajaran Bahasa Daerah
(Bahasa Jawa) yang sesuai karakterisrik
Provinsi Jawa Timur.
b. Diatur dalam kegiatan reguler.
2. Proyek
Penguatan Profil
Pelajar Pancasila
Wajib
a. Muatan pembelajaran mengacu pada 6
tema projek Profil Pelajar Pancasila.
b. Diatur dalam kegiatan projek.
3
Ekstrakurikuler Tambahan
a. Memiliki muatan yang menjadi
kebutuhan dan karakteristik SMP
Model6.
b. Diatur dalam kegiatan di luar
kegiatanregular dan proyek PPP
45. TUGAS RTL
Tim pengembang kurikulum madrasah menentukan tema proyek dalam
satu tahun untuk semua kelas.
Tim pengembang kurikulum madrasah menentukan alokasi waktu untuk
setiap tema proyek.
Tim pengembang kurikulum madrasah menentukan pola waktu
pelaksanaan proyek.
Tim pengembang kurikulum Menyusun alokasi waktu kegiatan proyek
dalam struktur kurikulum madrasah.
Tim pengembang kurikulum Menyusun kalender kegiatan proyek dalam
kalender akademik.
Tim pengembang kurikulum Menyusun beban belajar yang memuat
kegiatan proyek.