Perang Bali terjadi pada 1846 antara Kerajaan Bali melawan Belanda. Perang ini dipicu oleh beberapa faktor, yaitu penolakan Bali atas tuntutan Belanda untuk menghapus hak tawan karang dan monopoli perdagangan oleh Belanda. Perang berakhir dengan kekalahan Bali dan penakluman wilayah Buleleng oleh Belanda.
Dokumen tersebut merupakan biografi singkat tentang pahlawan nasional Pattimura yang mencakup informasi tentang latar belakang, jasa, dan perlawanannya melawan penjajahan Belanda di Maluku sebelum akhirnya wafat karena dihukum gantung.
Dokumen tersebut membahas tentang gerakan Darul Islam/Tentara Islam Indonesia (DI/TII) di beberapa wilayah di Indonesia antara tahun 1949-1965 dengan tujuan mendirikan negara Islam. DI/TII dipimpin oleh Kartosuwiryo yang memproklamasikan Negara Islam Indonesia pada 1949 dan berusaha menggantikan hukum negara dengan hukum Islam. Gerakan ini akhirnya dapat diberantas oleh operasi militer pemerintah.
Sejarah Pemberontakan DI/TII (Sejarah Kelas XII Semester 1)Khansha Hanak
油
Sejarah pemberontakan DI/TII di berbagai daerah dengan latar belakang terjadinya pemberontakan dan tokoh-tokoh utama di balik peristiwa pemberontakan beserta upaya pemerintah dalam menghadapi pemberontakan.
Nasionalisme di Mesir tumbuh sebagai reaksi terhadap dominasi asing, terutama Inggris. Gerakan ini dipimpin tokoh-tokoh seperti Arabi Pasha dan Mustafa Kamil yang menuntut reformasi politik. Walaupun mengalami tekanan, semangat kemerdekaan terus berlanjut hingga akhirnya Mesir merdeka penuh pada 1936 di bawah Gamal Abdul Nasser.
Makalah ini membahas tentang tiga pejuang wanita Indonesia yaitu Martha Christina Tiahahu, Siti Walidah Ahmad Dahlan, dan Maria Walanda Maramis. Ketiganya berjuang melawan penjajah dengan berbagai cara seperti memimpin pasukan, mendirikan organisasi, dan membuka pendidikan bagi kaum wanita."
Dokumen tersebut merangkum latar belakang, ide, dan persiapan Konferensi Asia Afrika tahun 1955. Konferensi ini diadakan untuk membahas masalah-masalah bersama negara-negara Asia dan Afrika serta mempromosikan kerja sama antarnegara. Ide konferensi muncul setelah pertemuan di Kolombo tahun 1954 dan dipersiapkan melalui serangkaian pertemuan di Bogor dan New Delhi.
Pertempuran 5 hari di Semarang terjadi antara 15-19 Oktober 1945 antara rakyat Indonesia melawan tentara Jepang setelah kematian dr. Kariyadi dan kaburnya tawanan perang Jepang. Pertempuran ini merupakan perlawanan terbesar rakyat Indonesia terhadap Jepang pada masa transisi kemerdekaan dengan korban sekitar 990 orang.
Dokumen tersebut merangkum lima tokoh pahlawan nasional Indonesia yaitu Mohammad Hatta, Soekarno, Ki Hadjar Dewantara, Dewi Sartika, dan Thomas Matulessy Pattimura. Ringkasan singkat perjuangan dan jasa masing-masing pahlawan dalam memperjuangkan kemerdekaan Indonesia.
Dokumen tersebut membahas sejarah, penyebab, kronologi, dan penyelesaian Gerakan Darul Islam/Tentara Islam Indonesia (DI/TII) di Aceh. DI/TII Aceh dipimpin oleh Daud Beureueh pada 1953 karena kekecewaan status Aceh dan keinginan menerapkan hukum syariah. Pemberontakan berlangsung hingga 1962 dan akhirnya diselesaikan secara damai melalui musyawarah kerukunan rakyat Aceh.
Pemberontakan Andi Azis terjadi di Sulawesi Selatan pada April-Agustus 1950. Pemimpinnya, Andi Azis yang merupakan bekas perwira KNIL, menuntut agar keamanan di Indonesia Timur hanya menjadi tanggung jawab pasukan KNIL. Ia menyerang markas TNI di Makassar dan menolak campur tangan pasukan APRIS. Upaya penumpasan dilakukan pemerintah dengan mengirim pasukan di bawah Kolonel A.E. Kawilarang
Dokumen tersebut membahas tentang Perang Banjar melawan penjajahan Belanda di Kalimantan Selatan antara 1859-1905. Perang ini dipimpin oleh tokoh-tokoh seperti Pangeran Hidayatullah, Pangeran Antasari, dan K. Demang Lehman melawan penjajah Belanda seperti Johannes Andresen. Perang berakhir dengan kekalahan rakyat Banjar dan penguasaan penuh Belanda atas wilayah Kalimantan Selatan.
Perang Banjar (1859-1905) adalah perang perlawanan rakyat Banjar melawan penjajahan Belanda yang berlangsung selama hampir setengah abad. Perang ini dipimpin oleh tokoh-tokoh seperti Pangeran Hidayatullah, Pangeran Antasari, dan Tumenggung Surapati melawan kolonialisasi dan campur tangan Belanda dalam urusan kerajaan Banjar. Walaupun mengalami banyak kekalahan, perlawanan rakyat Banjar yang dipimpin berbagai tokoh ter
Perlawanan Pattimura dimulai pada Mei 1817 dengan menyerang kapal Belanda dan mengepung benteng Duurstede. Meskipun mendapat bantuan dari Batavia, Belanda akhirnya kembali merebut benteng Duurstede pada Agustus 1817. Pattimura dieksekusi pada Desember 1817, sementara Christina Martha Tiahahu dibuang ke Jawa dan meninggal. Perlawanan gagal membebaskan Maluku dari penjajahan Belanda.
Ringkasan dokumen tersebut dalam 3 kalimat:
Sultan Agung dari Mataram melancarkan dua serangan besar terhadap Batavia pada 1628 dan 1629 untuk melawan dominasi VOC di Jawa, namun upaya-upaya tersebut gagal karena senjata dan pasukan Belanda lebih unggul. Perlawanan Kesultanan Goa juga gagal pada 1667 setelah Perang Goa dan perjanjian yang merugikan harus ditandatangani, sehingga wilayah Goa jatuh ke pengaruh
Kerajaan Kutai merupakan kerajaan Hindu pertama di Indonesia yang berdiri pada abad ke-5 M di Kalimantan Timur dengan raja pertama Kudungga. Kutai mencapai puncak kejayaannya di bawah pemerintahan Raja Mulawarman namun akhirnya runtuh setelah raja terakhirnya, Maharaja Dharma Setia, tewas dalam perang melawan Kerajaan Kutai Kartanegara.
Cut Nyak Dhien adalah pahlawan wanita Aceh yang berjuang melawan Belanda selama Perang Aceh setelah suaminya tewas. Ia bersumpah untuk menghancurkan Belanda.
Sisingamangaraja adalah tokoh pemersatuan Batak pada abad ke-16. Dinastinya memimpin sejak tahun 1515.
Pattimura adalah pahlawan Maluku yang berjuang melawan penjajahan Belanda. Ia berasal dari keluarga kera
Nasionalisme di Mesir tumbuh sebagai reaksi terhadap dominasi asing, terutama Inggris. Gerakan ini dipimpin tokoh-tokoh seperti Arabi Pasha dan Mustafa Kamil yang menuntut reformasi politik. Walaupun mengalami tekanan, semangat kemerdekaan terus berlanjut hingga akhirnya Mesir merdeka penuh pada 1936 di bawah Gamal Abdul Nasser.
Makalah ini membahas tentang tiga pejuang wanita Indonesia yaitu Martha Christina Tiahahu, Siti Walidah Ahmad Dahlan, dan Maria Walanda Maramis. Ketiganya berjuang melawan penjajah dengan berbagai cara seperti memimpin pasukan, mendirikan organisasi, dan membuka pendidikan bagi kaum wanita."
Dokumen tersebut merangkum latar belakang, ide, dan persiapan Konferensi Asia Afrika tahun 1955. Konferensi ini diadakan untuk membahas masalah-masalah bersama negara-negara Asia dan Afrika serta mempromosikan kerja sama antarnegara. Ide konferensi muncul setelah pertemuan di Kolombo tahun 1954 dan dipersiapkan melalui serangkaian pertemuan di Bogor dan New Delhi.
Pertempuran 5 hari di Semarang terjadi antara 15-19 Oktober 1945 antara rakyat Indonesia melawan tentara Jepang setelah kematian dr. Kariyadi dan kaburnya tawanan perang Jepang. Pertempuran ini merupakan perlawanan terbesar rakyat Indonesia terhadap Jepang pada masa transisi kemerdekaan dengan korban sekitar 990 orang.
Dokumen tersebut merangkum lima tokoh pahlawan nasional Indonesia yaitu Mohammad Hatta, Soekarno, Ki Hadjar Dewantara, Dewi Sartika, dan Thomas Matulessy Pattimura. Ringkasan singkat perjuangan dan jasa masing-masing pahlawan dalam memperjuangkan kemerdekaan Indonesia.
Dokumen tersebut membahas sejarah, penyebab, kronologi, dan penyelesaian Gerakan Darul Islam/Tentara Islam Indonesia (DI/TII) di Aceh. DI/TII Aceh dipimpin oleh Daud Beureueh pada 1953 karena kekecewaan status Aceh dan keinginan menerapkan hukum syariah. Pemberontakan berlangsung hingga 1962 dan akhirnya diselesaikan secara damai melalui musyawarah kerukunan rakyat Aceh.
Pemberontakan Andi Azis terjadi di Sulawesi Selatan pada April-Agustus 1950. Pemimpinnya, Andi Azis yang merupakan bekas perwira KNIL, menuntut agar keamanan di Indonesia Timur hanya menjadi tanggung jawab pasukan KNIL. Ia menyerang markas TNI di Makassar dan menolak campur tangan pasukan APRIS. Upaya penumpasan dilakukan pemerintah dengan mengirim pasukan di bawah Kolonel A.E. Kawilarang
Dokumen tersebut membahas tentang Perang Banjar melawan penjajahan Belanda di Kalimantan Selatan antara 1859-1905. Perang ini dipimpin oleh tokoh-tokoh seperti Pangeran Hidayatullah, Pangeran Antasari, dan K. Demang Lehman melawan penjajah Belanda seperti Johannes Andresen. Perang berakhir dengan kekalahan rakyat Banjar dan penguasaan penuh Belanda atas wilayah Kalimantan Selatan.
Perang Banjar (1859-1905) adalah perang perlawanan rakyat Banjar melawan penjajahan Belanda yang berlangsung selama hampir setengah abad. Perang ini dipimpin oleh tokoh-tokoh seperti Pangeran Hidayatullah, Pangeran Antasari, dan Tumenggung Surapati melawan kolonialisasi dan campur tangan Belanda dalam urusan kerajaan Banjar. Walaupun mengalami banyak kekalahan, perlawanan rakyat Banjar yang dipimpin berbagai tokoh ter
Perlawanan Pattimura dimulai pada Mei 1817 dengan menyerang kapal Belanda dan mengepung benteng Duurstede. Meskipun mendapat bantuan dari Batavia, Belanda akhirnya kembali merebut benteng Duurstede pada Agustus 1817. Pattimura dieksekusi pada Desember 1817, sementara Christina Martha Tiahahu dibuang ke Jawa dan meninggal. Perlawanan gagal membebaskan Maluku dari penjajahan Belanda.
Ringkasan dokumen tersebut dalam 3 kalimat:
Sultan Agung dari Mataram melancarkan dua serangan besar terhadap Batavia pada 1628 dan 1629 untuk melawan dominasi VOC di Jawa, namun upaya-upaya tersebut gagal karena senjata dan pasukan Belanda lebih unggul. Perlawanan Kesultanan Goa juga gagal pada 1667 setelah Perang Goa dan perjanjian yang merugikan harus ditandatangani, sehingga wilayah Goa jatuh ke pengaruh
Kerajaan Kutai merupakan kerajaan Hindu pertama di Indonesia yang berdiri pada abad ke-5 M di Kalimantan Timur dengan raja pertama Kudungga. Kutai mencapai puncak kejayaannya di bawah pemerintahan Raja Mulawarman namun akhirnya runtuh setelah raja terakhirnya, Maharaja Dharma Setia, tewas dalam perang melawan Kerajaan Kutai Kartanegara.
Cut Nyak Dhien adalah pahlawan wanita Aceh yang berjuang melawan Belanda selama Perang Aceh setelah suaminya tewas. Ia bersumpah untuk menghancurkan Belanda.
Sisingamangaraja adalah tokoh pemersatuan Batak pada abad ke-16. Dinastinya memimpin sejak tahun 1515.
Pattimura adalah pahlawan Maluku yang berjuang melawan penjajahan Belanda. Ia berasal dari keluarga kera
Pangeran Antasari adalah Sultan Banjar yang memimpin perlawanan rakyat melawan kolonialisme Belanda di Kalimantan Selatan pada abad ke-19. Ia lahir pada tahun 1797 atau 1809 dan meninggal pada 1862 saat berjuang melawan Belanda di tengah pasukannya. Untuk memperkuat perjuangannya, pada 1862 Pangeran Antasari menyatakan dirinya sebagai pemimpin tertinggi umat Islam di Banjar bagian utara. Pangeran Antasari kemud
TUGAS PAHLAWAN KEMERDEKAAN INDONESIA (ARISKA COMPNET)ARISKA COMPNET
油
Dokumen tersebut membahas biografi singkat beberapa pahlawan nasional Indonesia seperti Ki Hajar Dewantara, Mohammad Hatta, Cut Nyak Dhien, Sultan Hasanuddin, Martha Christina Tiahahu, dan lainnya.
Kerajaan Mataram Islam didirikan pada tahun 1556 oleh Ki Ageng Pamanahan setelah membunuh Raja Jipang. Kerajaan ini mencapai puncak kejayaannya di bawah kepemimpinan Sultan Agung pada abad ke-17, dengan menguasai sebagian besar Pulau Jawa. Namun kemudian kekuatan Mataram mulai melemah setelah kekalahan melawan Belanda, yang menyebabkan daerah-daerah di bawah kekuasaannya memisah
Dokumen tersebut membahas sejarah Kerajaan Mataram dan bagaimana kemudian terpecah menjadi dua kerajaan, yaitu Kesultanan Yogyakarta dan Kasunanan Surakarta. Dibahas pula tentang asal usul, sistem politik, ekonomi, dan budaya dari masing-masing kerajaan.
Pangeran Diponegoro adalah pahlawan nasional Indonesia yang memimpin Perang Diponegoro melawan Belanda dari 1825-1830. Ia lahir di Yogyakarta pada 1785 dan menolak menjadi raja meskipun ayahnya ingin. Pangeran Diponegoro akhirnya ditangkap oleh Belanda pada 1830 dengan taktik licik dan diasingkan ke Manado, lalu Makassar dimana ia meninggal pada 1855.
Struktur masyarakat Surakarta terdiri dari dua kelompok utama, yaitu priyayi sebagai kelas penguasa dan wong cilik sebagai kelas yang diperintah. Perkembangan pendidikan menumbuhkan golongan sosial baru seperti birokrasi dan profesional.
Dokumen tersebut membahas sejarah berdirinya Kerajaan Mataram Islam, sistem pemerintahannya, raja-raja besar yang memerintah, puncak kejayaannya di bawah Sultan Agung, dan penyebab kemundurannya. Kerajaan ini didirikan oleh Senopati pada abad ke-16 dan mencapai puncak kejayaan di bawah Sultan Agung pada abad ke-17 dengan wilayah kekuasaan meliputi Pulau Jawa. Kemudian Mataram mulai me
Biografi H Agus Salim menggambarkan tokoh nasional Indonesia yang lahir di Sumatera Barat pada 1884. Ia merupakan lulusan terbaik sekolah menengah Belanda pada 1903 namun tidak mendapat beasiswa untuk kuliah kedokteran. Kemudian bekerja sebagai penerjemah di Arab Saudi sebelum mendirikan sekolah dan bergabung dengan gerakan kemerdekaan Indonesia.
Kerajaan Mataram Islam bermula di Kotagede, Yogyakarta pada abad ke-16. Kerajaan ini dipimpin oleh beberapa raja terkenal seperti Panembahan Senopati, Panembahan Seda Krapyak, dan Sultan Agung Hanyokrokusumo. Masyarakat Mataram menganut sistem feodal dan bergantung pada sektor pertanian, serta memiliki budaya yang dipengaruhi Islam dan Jawa.
Sultan Hasanuddin memerintah Kerajaan Gowa pada abad ke-17 dan berusaha melawan pengaruh Belanda di Indonesia timur. Ia berusaha menggabungkan kekuatan kerajaan-kerajaan lokal untuk melawan Belanda, namun akhirnya Gowa dikalahkan pada tahun 1669. Setelah itu, Sultan Hasanuddin mundur dari takhta dan mengabdikan sisa hidupnya untuk mengajarkan agama Islam dan semangat persatuan.
Kerajaan buleleng dan Dinasti Warmadewa Akbarul Umam
油
Pangeran diponegoro
1. PANGERAN DIPONEGORO
Dipanegara adalah putra sulung Hamengkubuwono III, seorang raja Mataram di Yogyakarta.
Lahir pada tanggal 11 November 1785 di Yogyakarta dengan nama Mustahar dari seorang
garwa ampeyan (selir) bernama R.A. Mangkarawati, yaitu seorang garwa ampeyan (istri non
permaisuri) yang berasal dari Pacitan. Pangeran Dipanegara bernama kecil Raden Mas
Antawirya (Bahasa Jawa: Ontowiryo).
Menyadari kedudukannya sebagai putra seorang selir, Dipanegara menolak keinginan ayahnya,
Sultan hamengkubuwono III, untuk mengangkatnya menjadi raja. Ia menolak mengingat ibunya
bukanlah permaisuri. Dipanegara mempunyai 3 orang istri, yaitu: Bendara Raden Ayu Kedhaton,
Raden Ayu Ratnaningsih, & Raden Ayu Ratnaningrum.
Dipanegara lebih tertarik pada kehidupan keagamaan dan merakyat sehingga ia lebih suka
tinggal di Tegalrejo tempat tinggal eyang buyut putrinya, permaisuri dari HB I Ratu Ageng
Tegalrejo daripada di keraton. Pemberontakannya terhadap keraton dimulai sejak kepemimpinan
Hamengkubuwana V (1822) dimana Dipanegara menjadi salah satu anggota perwalian yang
mendampingi Hamengkubuwana V yang baru berusia 3 tahun, sedangkan pemerintahan sehari-
hari dipegang oleh Patih Danureja bersama Residen Belanda. Cara perwalian seperti itu tidak
disetujui Dipanegara.
2. PANGERAN ANTASARI
Pangeran Antasari (lahir di Kayu Tangi, Kesultanan Banjar, 1797[1][2]
atau 1809[3][4][5][6]
meninggal di Bayan Begok, Hindia-Belanda, 11 Oktober 1862 pada umur 53 tahun) adalah
seorang Pahlawan Nasional Indonesia.
Ia adalah Sultan Banjar.[7]
Pada 14 Maret 1862, beliau dinobatkan sebagai pimpinan
pemerintahan tertinggi di Kesultanan Banjar (Sultan Banjar) dengan menyandang gelar
Panembahan Amiruddin Khalifatul Mukminin dihadapan para kepala suku Dayak dan adipati
(gubernur) penguasa wilayah Dusun Atas, Kapuas dan Kahayan yaitu Tumenggung
Surapati/Tumenggung Yang Pati Jaya Raja.[8]
Semasa muda nama beliau adalah Gusti Inu Kartapati.[9]
Ibu Pangeran Antasari adalah Gusti
Hadijah binti Sultan Sulaiman. Ayah Pangeran Antasari adalah Pangeran Masohut (Mas'ud) bin
Pangeran Amir. Pangeran Amir adalah anak Sultan Muhammad Aliuddin Aminullah yang gagal
naik tahta pada tahun 1785. Ia diusir oleh walinya sendiri, Pangeran Nata, yang dengan
dukungan Belanda memaklumkan dirinya sebagai Sultan Tahmidullah II[10][11][12]
Pangeran
Antasari memiliki 3 putera dan 8 puteri. [13]
Pangeran Antasari mempunyai adik perempuan yang
bernama Ratu Antasari alias Ratu Sultan Abdul Rahman yang menikah dengan Sultan Muda
Abdurrahman bin Sultan Adam tetapi meninggal lebih dulu setelah melahirkan calon pewaris
kesultanan Banjar yang diberi nama Rakhmatillah, yang juga meninggal semasa masih bayi.
3. PATTIMURA
Pattimura(atau Thomas Matulessy) (lahir di Hualoy, Seram Selatan, Maluku, 8 Juni 1783
meninggal di Ambon, Maluku, 16 Desember 1817 pada umur 34 tahun), juga dikenal dengan
nama Kapitan Pattimura adalah pahlawan Ambon dan merupakan Pahlawan nasional
Indonesia.
Menurut buku biografi Pattimura versi pemerintah yang pertama kali terbit, M Sapija menulis,
"Bahwa pahlawan Pattimura tergolong turunan bangsawan dan berasal dari Nusa Ina (Seram).
Ayah beliau yang bernama Antoni Mattulessy adalah anak dari Kasimiliali Pattimura Mattulessy.
Yang terakhir ini adalah putra raja Sahulau. Sahulau merupakan nama orang di negeri yang
terletak dalam sebuah teluk di Seram Selatan".
Namun berbeda dengan sejarawan Mansyur Suryanegara. Dia mengatakan dalam bukunya Api
Sejarah bahwa Ahmad Lussy atau dalam bahasa Maluku disebut Mat Lussy, lahir di Hualoy,
Seram Selatan (bukan Saparua seperti yang dikenal dalam sejarah versi pemerintah). Dia adalah
bangsawan dari kerajaan Islam Sahulau, yang saat itu diperintah Sultan Abdurrahman. Raja ini
dikenal pula dengan sebutan Sultan Kasimillah (Kazim Allah/Asisten Allah). Dalam bahasa
Maluku disebut Kasimiliali.
4. TUANKU IMAM BONJOL
Tuanku Imam Bonjol (lahir di Bonjol, Pasaman, Sumatera Barat, Indonesia 1772 - wafat dalam
pengasingan dan dimakamkan di Lotak, Pineleng, Minahasa, 6 November 1864), adalah salah
seorang ulama, pemimpin dan pejuang yang berperang melawan Belanda dalam peperangan
yang dikenal dengan nama Perang Padri pada tahun 1803-1838.[1]
Tuanku Imam Bonjol diangkat
sebagai Pahlawan Nasional Indonesia berdasarkan SK Presiden RI Nomor 087/TK/Tahun 1973,
tanggal 6 November 1973.[2]
Nama dan gelar
Nama asli dari Tuanku Imam Bonjol adalah Muhammad Shahab, yang lahir di Bonjol pada
tahun 1772. Dia merupakan putra dari pasangan Bayanuddin (ayah) dan Hamatun (ibu).
Ayahnya, Khatib Bayanuddin, merupakan seorang alim ulama yang berasal dari Sungai
Rimbang, Suliki, Lima Puluh Kota.[3]
Sebagai ulama dan pemimpin masyarakat setempat,
Muhammad Shahab memperoleh beberapa gelar, yaitu Peto Syarif, Malin Basa, dan Tuanku
Imam. Tuanku nan Renceh dari Kamang, Agam sebagai salah seorang pemimpin dari Harimau
nan Salapan adalah yang menunjuknya sebagai Imam (pemimpin) bagi kaum Padri di Bonjol. Ia
akhirnya lebih dikenal dengan sebutan Tuanku Imam Bonjol.