Dokumen tersebut membahas perkembangan bahasa pada anak, mulai dari bayi hingga remaja. Ia menjelaskan tahapan perkembangan bahasa anak, mulai dari mengoceh tanpa kata hingga mampu bercerita dengan baik. Dokumen ini juga menjelaskan perkembangan kemampuan membaca dan menulis pada anak, serta faktor-faktor yang mempengaruhi perkembangan bahasa anak.
1 of 15
Downloaded 27 times
More Related Content
Pendidikan Bahasa Dan Sastra Indonesia di Kelas Rendah
1. PENDIDIKAN GURU SEKOLAH DASAR (PGSD)
STKIP SEBELAS APRIL SUMEDANG
PERKEMBANGAN
BAHASA ANAK
Oleh : Heny Indriyani
2. Perkembangan adalah suatu perubahan yang
berlangsung seumur hidup dan dipengaruhi oleh
berbagai faktor yang saling berinteraksi seperti
biologis, kognitif, dan sosio-emosional. Bahasa
adalah suatu sistem simbol untuk berkomunikasi
yang meliputi fonologi (unit suara), morfologi (unit
arti), sintaksis (tata bahasa), semantik (variasi arti),
dan pragmatik (penggunaan) bahasa.
3. Hakikat Perkembangan
Bahasa Anak
 Bayi mulai memperoleh bahasa ketika berumur kurang
dari satu tahun sebelum dapat mengucapkan suatu
kata.
ketika berumur satu tahun, bayi mulai mengoceh,
bermain dengan bunyi seperti halnya bermain dengan
jari-jari tangan dan jari-jari kakinya.
ketika anak berumur dua tahun, setelah mengetahui
kurang lebih lima puluh kata, kebanyakan anak mulai
mencapai tahap kombinasi dua kata.
Pada waktu mulai masuk taman kanak-kanak, anak-
anak telah memiliki sejumlah besar kosakata.
Pada masa perkembangan selanjutnya, yakni pada usia
remaja, terjadi perkembangan bahasa yang penting.
Periode ini menurut Gleason merupakan umur yang
sensitif untuk belajar bahasa.
4. Selama periode usia sekolah, proses kognitif
meningkat sehingga memungkinkan anak menjadi
komunikator yang lebih efektif.
Anak-anak mulai mengenal adanya berbagai
pandangan mengenai suatu topik. Mereka dapat
mendeskripsikan sesuatu, tetapi deskripsi yang
mereka buat lebih bersifat personal dan tidak
5. Anak-anak berumur lima dan enam tahun
menghasilkan berbagai macam cerita. Cerita-
cerita anekdot yang paling banyak
menghasilkan. Isinya tentang hal-hal yang
terjadi di rumah mereka masing-masing dan di
masyarakat sekitarnya. Cerita-cerita tersebut
mencerminkan kelompok sosial budaya dan
suasana yang berbeda-beda.
Perkembangan Kemampuan
Membuat Cerita
Anak-anak berumur enam tahun sudah dapat
7. Selama periode usia sekolah dan sampai
dewasa, setiap individu meningkatkan jumlah
kosakata dan makna khas istilah. Dalam
proses tersebut seseorang menyusun kembali
aspek-aspek kebahasaan yang telah
dikuasainya. Susunan baru yang dihasilkanya
itu cerminan dalam cara seseorang
menggunakan kata-kata. Sebagai dampaknya
ialah danya perkembangan penggunaan
bahasa figuratif atau kreativitas berbahasa
yang cukup pesat. Keseluruhan proses
8. Perkembangan bahasa pada periode usia
sekolah mencakup perkembangan secara
serentak (simultan) bentuk-bentuk sintaktik
yang telah ada dan pemerolehan bentuk-
bentuk baru. Anak memperluas kalimat dengan
menggunakan frase nomina dan frase verba.
Fungsi-fungsi kata ganti juga diperluas.
9. Anak-anak berumur 5 sampai 7
tahun menggunakan hampir semua
elemen frase nomina dan verba
tetapi sering meninggalkan elemen-
elemen tersebut meskipun
sebenarnya hal itu diperlukan.
Bagi anak, bentuk-bentuk verba
lebih sulit daripada bentuk-bentuk
nomina. Kesulitan ini mungkin
10. Pada awal usia sekolah anak-
anak sudah dapat mengucapkan
semua bunyi bahasa. Namun,
bunyi-bunyi tertentu terutama
yang berupa klaster masih sulit
bagi mereka yang
mengucapkannya. Kompetensi
fonemik tampak jelas dalam
kemampuan anak mengenal
irama. Pada usia prasekolah
anak-anak menjadi sensitive
terhadap pola fonetik dan sering
membuat irama kata-kata dengan
11. Perubahan morfofonemik adalah
modifikasi fonologis atau bunyi
yang terjadi apabila morfem-
morfem digabungkan.contoh
cetak berubah menjadi cetakan (k
diucap jelas).
12. Ada beberapa fase perkembangan membaca, yaitu sebagai
berikut :
Pada fase ke-1, yaitu sampai dengan kira-kira kelas dua, anak
memusatkan pada kata-kata lepas dalam sederhana supaya
dapat membaca, anak perlu mengetahui system tulisan, cara
mencapai kelancaran membaca, terbebas dari kesalahan
pembaca
Pada fase ke-2, kira-kira ketika berada dikelas tiga dan empat
anak menganalisis kata-kata yang tidak diketahuinya
menggunakan pola tulisan dan kesimpulan yang didasarkan
konteksnya.
Pada fase ke-3, dari kelas empat samapi dengan dua SLTP
tampak adanya perkembangan pesat dalam membaca yaitu
tekanan membaca tidak lagi pengenalan tulisan tetapi pada
pemahaman .
13. Ada kesejajaran antara perkermbangan
kemampuan membaca dan menulis. Pada
umumnya penulis yang baik adalah
pembaca yang baik, demikian juda
sebaliknya. Proses menulis dekat dengan
menggambar, dalam hal keduanya mewakili
symbol tertentu. Namun, menulis berbeda
dengan menggambar dan hal ini diketahui
oleh anak ketika berumur 3 tahu(Gibson dan
Levis, leat Oens, 1992;403)