Dokumen tersebut membahas tentang pelayanan kesehatan dasar yang diberikan kepada peserta Program Jamkesmas di Puskesmas dan jaringannya. Termasuk pelayanan rawat jalan, rawat inap, pertolongan persalinan, rujukan, upaya kesehatan masyarakat primer untuk pencegahan penyakit, serta standar pelayanan yang diacu pada pedoman program Jamkesmas.
Telaahan tentang ketersediaan obat emergensi di ugddr.Ade Adra
Ìý
Dokumen ini memberikan rekomendasi untuk meningkatkan ketersediaan obat darurat di Instalasi Gawat Darurat rumah sakit dengan memprioritaskan pengadaan obat vital dan esensial, menyusun formularium rumah sakit bersama tenaga medis, serta mendistribusikan obat darurat ke unit yang membutuhkan sesuai jumlah dan prosedur yang ditetapkan.
3. pengelolaan data asuhan kefarmasian ws sirsak 19 des 2018revDokter Tekno
Ìý
Dra. Yulia Trisna memiliki latar belakang pendidikan dan pengalaman yang luas dalam bidang farmasi rumah sakit. Saat ini beliau menjabat sebagai Koordinator Produksi, Pendidikan, Penelitian dan Pengembangan Instalasi Farmasi di RSUPN Dr. Cipto Mangunkusumo serta menjadi Surveior Komisi Akreditasi Rumah Sakit. Selama karirnya, beliau pernah menjabat sebagai Kepala Instalasi Farmasi dan aktif dalam berbagai organisasi ke
Analisis risiko kejadian tidak diharapkan, nyaris cerdera, maupun sentinel bisa dilakukan dengan RCA (root cause analysis), maupun HFMEA (healthcare failure mode & effect analysis). Semuanya berfungsi untuk menemukan sumber masalah, dan kemudian merumuskan suatu penanggulangan yang bisa digunakan untuk mencegah kejadian tersebut terjadi atau terulang kembali.
RCA dan HFMEA merupakan sebagian dari alat kontrol bagi peningkatan mutu rumah sakit dalam sasaran keselamatan pasien.
Hasil Analisis Indikator Mutu Klinis UKP Puskesmas.docxAuliaNi7
Ìý
Hasil Indikator Mutu Klinis Puskesmas Binong selama 4 bulan berturut-turut menunjukkan capaian yang baik dengan semua indikator mencapai target. Pelayanan kesehatan di Puskesmas Binong terus berjalan dengan baik sesuai standar yang ditetapkan.
Prosedur pendaftaran pasien rawat jalan di rumah sakit meliputi penerimaan pasien baru di bagian pendaftaran untuk mengisi data diri, kemudian ditujukan ke poliklinik. Setelah pemeriksaan, pasien bisa pulang, dirawat, dirujuk ke rumah sakit lain, atau dijadwalkan berobat ulang. Pasien lama langsung ke poliklinik dengan menggunakan kartu berobat.
This document contains a list of medical diagnoses and procedures in Indonesian. It includes conditions affecting the heart, skin, nerves, teeth, eyes, ears/nose/throat, lungs, gastrointestinal system, kidneys, liver, hematologic system, endocrine system, musculoskeletal system, and gynecologic system. Surgical procedures, laboratory tests, imaging studies, and various treatments are also mentioned. The document appears to be a comprehensive medical history or listing of common diagnoses for a patient or group of patients.
1. Register risiko UKP Puskesmas Rawat Inap Tanjung Sari mengidentifikasi berbagai risiko yang mungkin terjadi di setiap unit pelayanan seperti laboratorium, farmasi, gigi dan mulut, KIA, KIE, pemeriksaan umum, rekam medis, IGD, dan rawat inap. Risiko tersebut dapat berdampak pada pasien atau petugas.
2. Untuk meminimalkan risiko, dilakukan upaya pencegahan dan penanganan jika terjadi kej
Regulasi rumah sakit bertujuan untuk meningkatkan akses dan mutu pelayanan kesehatan, melindungi pasien dan sumber daya, serta menetapkan standar operasi dan tata kelola klinis dan korporasi rumah sakit. Dokumen ini membahas definisi regulasi rumah sakit, tujuan pengaturannya, serta pedoman untuk peraturan internal, prosedur operasi standar, dan tata kelola klinis dan korporasi.
Dokumen tersebut membahas program keselamatan pasien di puskesmas dalam rangka akreditasi, meliputi strategi pembentukan tim, sosialisasi, penyusunan dokumen standar, dan mekanisme monitoring evaluasi. Dokumen tersebut juga menjelaskan beberapa tujuan keselamatan pasien dan rencana pembagian tugas tim penggerak program.
Manajemen risiko dalam pelayanan kesehatan di Puskesmas bertujuan untuk mengidentifikasi, menilai, dan menangani berbagai risiko yang dapat mempengaruhi pasien, karyawan, dan organisasi untuk mencapai tujuan keselamatan pasien dan kualitas layanan yang optimal. Rencana manajemen risiko mencakup proses identifikasi risiko, prioritisasi, pelaporan insiden, investigasi, dan mitigasi risiko secara berkelanjutan.
Manajemen puskesmas meliputi perencanaan, pelaksanaan dan pengendalian, pengawasan dan pertanggungjawaban untuk mencapai tujuan organisasi secara sistematis dan berkelanjutan. Kegiatan utama puskesmas adalah pelayanan kesehatan primer dan pemberdayaan masyarakat di wilayah kerjanya.
Surveilans merupakan proses sistematis pengumpulan, analisis, dan diseminasi informasi kesehatan untuk perencanaan, pelaksanaan, dan evaluasi program kesehatan. Tujuannya antara lain mengidentifikasi masalah kesehatan, mengumpulkan data faktor risiko, serta memantau dampak program kesehatan. Sumber data surveilans meliputi laporan kematian, rumah sakit, laboratorium, dan catatan kesehatan masyarakat. Jenis surveilans melip
Penggunaan Alat Kontrasepsi Dalam Program Keluarga BerencanaCandra Wiguna
Ìý
Penjelasan mengenai apa itu alat kontrasepsi, apa manfaatnya, hingga jenis kontrasepsi dengan berbagai kelebihan dan kekurangannya.
Download this file: http://adf.ly/OLY5D
program K3 MFK terintegrasi di Puskesmas.pptxNIKEN70
Ìý
Berisi program manajemen risiko dan pengelolaan fasilitas serta keselamatan (MFK) di Puskesmas yang mencakup 7 program utama yaitu mutu dan keselamatan pasien, manajemen risiko, MFK dan K3, PPI, serta terintegrasi dalam RUK dan RPK. Terdapat berbagai kegiatan seperti identifikasi risiko, penyusunan panduan, simulasi, pelatihan, evaluasi, dan lainnya guna menjamin keamanan, kenyamanan, dan efisiensi fas
Ringkasan dokumen tersebut adalah:
1. Dokumen tersebut membahas tentang Manajemen Terpadu Balita Sakit (MTBS) dan sistem rujukan pelayanan kesehatan di Indonesia.
2. MTBS merupakan pendekatan keterpaduan dalam penatalaksanaan balita sakit di fasilitas kesehatan dasar dengan kombinasi pengobatan, gizi, imunisasi, dan konseling.
3. Sistem rujukan mencakup hierarki pelayanan kesehatan
Regulasi rumah sakit bertujuan untuk meningkatkan akses dan mutu pelayanan kesehatan, melindungi pasien dan sumber daya, serta menetapkan standar operasi dan tata kelola klinis dan korporasi rumah sakit. Dokumen ini membahas definisi regulasi rumah sakit, tujuan pengaturannya, serta pedoman untuk peraturan internal, prosedur operasi standar, dan tata kelola klinis dan korporasi.
Dokumen tersebut membahas program keselamatan pasien di puskesmas dalam rangka akreditasi, meliputi strategi pembentukan tim, sosialisasi, penyusunan dokumen standar, dan mekanisme monitoring evaluasi. Dokumen tersebut juga menjelaskan beberapa tujuan keselamatan pasien dan rencana pembagian tugas tim penggerak program.
Manajemen risiko dalam pelayanan kesehatan di Puskesmas bertujuan untuk mengidentifikasi, menilai, dan menangani berbagai risiko yang dapat mempengaruhi pasien, karyawan, dan organisasi untuk mencapai tujuan keselamatan pasien dan kualitas layanan yang optimal. Rencana manajemen risiko mencakup proses identifikasi risiko, prioritisasi, pelaporan insiden, investigasi, dan mitigasi risiko secara berkelanjutan.
Manajemen puskesmas meliputi perencanaan, pelaksanaan dan pengendalian, pengawasan dan pertanggungjawaban untuk mencapai tujuan organisasi secara sistematis dan berkelanjutan. Kegiatan utama puskesmas adalah pelayanan kesehatan primer dan pemberdayaan masyarakat di wilayah kerjanya.
Surveilans merupakan proses sistematis pengumpulan, analisis, dan diseminasi informasi kesehatan untuk perencanaan, pelaksanaan, dan evaluasi program kesehatan. Tujuannya antara lain mengidentifikasi masalah kesehatan, mengumpulkan data faktor risiko, serta memantau dampak program kesehatan. Sumber data surveilans meliputi laporan kematian, rumah sakit, laboratorium, dan catatan kesehatan masyarakat. Jenis surveilans melip
Penggunaan Alat Kontrasepsi Dalam Program Keluarga BerencanaCandra Wiguna
Ìý
Penjelasan mengenai apa itu alat kontrasepsi, apa manfaatnya, hingga jenis kontrasepsi dengan berbagai kelebihan dan kekurangannya.
Download this file: http://adf.ly/OLY5D
program K3 MFK terintegrasi di Puskesmas.pptxNIKEN70
Ìý
Berisi program manajemen risiko dan pengelolaan fasilitas serta keselamatan (MFK) di Puskesmas yang mencakup 7 program utama yaitu mutu dan keselamatan pasien, manajemen risiko, MFK dan K3, PPI, serta terintegrasi dalam RUK dan RPK. Terdapat berbagai kegiatan seperti identifikasi risiko, penyusunan panduan, simulasi, pelatihan, evaluasi, dan lainnya guna menjamin keamanan, kenyamanan, dan efisiensi fas
Ringkasan dokumen tersebut adalah:
1. Dokumen tersebut membahas tentang Manajemen Terpadu Balita Sakit (MTBS) dan sistem rujukan pelayanan kesehatan di Indonesia.
2. MTBS merupakan pendekatan keterpaduan dalam penatalaksanaan balita sakit di fasilitas kesehatan dasar dengan kombinasi pengobatan, gizi, imunisasi, dan konseling.
3. Sistem rujukan mencakup hierarki pelayanan kesehatan
Sistem pelayanan kesehatan di Indonesia terdiri dari pelayanan kesehatan primer di fasilitas kesehatan primer seperti puskesmas, klinik, dan praktik dokter; serta pelayanan lanjutan dan rujukan di rumah sakit berjenis A hingga D. Puskesmas merupakan pusat pengembangan kesehatan masyarakat yang memberikan pelayanan kesehatan dasar dan rujukan.
Dokumen tersebut membahas tentang sistem rujukan kebidanan yang mencakup pengertian rujukan kebidanan, jenis-jenis rujukan, persiapan rujukan, mekanisme rujukan, hirarki pelayanan kesehatan, PONED dan PONEK, rujukan klien pada kasus patologis, dan konsep rujukan neonatus.
Dokumen tersebut membahas tentang sistem rujukan kebidanan yang mencakup pengertian rujukan kebidanan, jenis-jenis rujukan, persiapan rujukan, mekanisme rujukan, hirarki pelayanan kesehatan, PONED dan PONEK, kriteria pelayanan kesehatan rujukan, rujukan klien pada kasus patologis, dan konsep rujukan neonatus.
Sistem rujukan merupakan sistem penyelenggaraan pelayanan kesehatan yang melaksanakan pelimpahan tanggung jawab atas kasus penyakit atau masalah kesehatan secara timbal balik antar fasilitas kesehatan berdasarkan tingkat pelayanannya.
Dokumen tersebut membahas tentang latar belakang kesehatan masyarakat Indonesia dan tujuan dari kegiatan studi lapangan kebijakan kesehatan bagi mahasiswa. Dokumen ini juga menjelaskan manfaat kegiatan ini bagi mahasiswa, institusi tempat magang, dan instansi kesehatan serta tugas dan fungsi unit-unit pelayanan kesehatan di puskesmas seperti laboratorium, unit gawat darurat, ketatausahaan, pengendalian penyakit men
Dokumen tersebut membahas tentang pedoman pelayanan kesehatan perorangan di Puskesmas Guguk Panjang. Pedoman ini mencakup standar ketenagaan, fasilitas, dan jadwal pelayanan untuk memastikan mutu pelayanan yang berkualitas dan mengutamakan keselamatan pasien.
Puskesmas merupakan unit pelaksana teknis dinas kesehatan yang bertanggung jawab menyelenggarakan pembangunan kesehatan di suatu wilayah. Tujuannya mendukung pencapaian tujuan kesehatan nasional yaitu meningkatkan kesadaran, kemauan, dan kemampuan hidup sehat masyarakat. Puskesmas melaksanakan upaya kesehatan wajib seperti promosi kesehatan, lingkungan, ibu dan anak, gizi
Program Nasional (PROGNAS) di rumah sakit mencakup 5 sasaran yaitu: 1) peningkatan kesehatan ibu dan bayi melalui pelayanan PONEK 24 jam, 2) penurunan angka tuberkulosis, 3) penurunan HIV/AIDS, 4) penurunan stunting dan wasting, 5) pelayanan keluarga berencana. Tujuan PROGNAS adalah meningkatkan pencapaian target kesehatan nasional.
Dokumen tersebut membahas tentang penilaian resiko bencana oleh Badan Koordinasi Nasional Penanggulangan Bencana dan Penanganan Pengungsi (BAKORNAS PBP). Ringkasannya adalah bahwa dokumen tersebut menjelaskan konsep bahaya, kerentanan, kemampuan, dan resiko bencana serta cara melakukan penilaian resiko bencana dengan mempertimbangkan ketiga faktor tersebut.
Dokumen tersebut membahas perencanaan kontinjensi sebagai suatu proses perencanaan kedepan untuk menghadapi situasi yang belum pasti terjadi agar dapat mencegah atau menangani dampaknya lebih baik. Dokumen tersebut juga membahas mengenai definisi kontinjensi dan rencana kontinjensi, kapan sebaiknya dilakukan perencanaan kontinjensi, serta pihak-pihak yang terlibat dalam penyusunan rencana
Dokumen tersebut membahas tentang manajemen bencana bidang kesehatan, meliputi pengertian bencana, jenis bencana alam dan ulah manusia, dampaknya terhadap kesehatan, serta kegiatan pencegahan, mitigasi, kesiapsiagaan, tanggap darurat, pemulihan dan rekonstruksi."
Dokumen tersebut membahas prosedur penyuntikan yang aman, meliputi penggunaan alat suntik sekali pakai, teknik penyuntikan yang benar, pencegahan luka tusukan jarum, dan pemantauan kejadian ikutan pasca imunisasi."
Maaf, saya tidak bisa menjawab kasus 7-12 karena informasi yang diberikan masih kurang lengkap. Perlu ditanyakan informasi lebih lanjut seperti status kehamilan saat ini, usia kehamilan, dll agar bisa menentukan status dan jadwal pemberian TT.
MTBS adalah upaya untuk menurunkan angka kematian balita dengan peningkatan kualitas tata laksana secara terpadu melalui Manajemen Terpadu Balita Sakit di sarana kesehatan. Strategi MTBS mencakup penatalaksanaan penyakit utama balita seperti ISPA, diare, campak, malaria dan malnutrisi secara bersamaan. Tujuannya adalah menurunkan angka kesakitan dan kematian balita terkait penyebab utama penyakit.
Dokumen tersebut membahas tentang rencana kontinjensi untuk menangani keadaan darurat. Rencana ini melibatkan berbagai pihak seperti pemerintah, LSM, dan organisasi internasional untuk bekerja sama dalam merespons berbagai skenario keadaan darurat seperti bencana alam maupun konflik dengan tujuan melindungi korban dan memenuhi kebutuhan dasar mereka. Rencana ini mencakup analisis risiko, pengembangan sken
Standar kompetensi bidan mencakup 9 bidang utama keahlian, meliputi asuhan ibu hamil, bersalin, nifas dan bayi baru lahir, keluarga berencana, gangguan reproduksi, hingga kesehatan komunitas sesuai budaya lokal. Kompetensi inti meliputi pemberian perawatan kesehatan yang bermutu tinggi pada setiap tahapan kehidupan reproduksi wanita.
1. Beberapa variabel psikologis seperti kepribadian, proses belajar, dan pusat kontrol pribadi mempengaruhi perilaku individu dalam organisasi.
2. Perilaku individu dipengaruhi oleh karakteristik biografis, kemampuan kerja, dan interaksi antara kepentingan individu dan organisasi.
3. Teori-teori belajar seperti klasikal dan operant conditioning dapat menjelaskan bagaimana lingkungan mempengaruhi perilaku manusia mel
Dokumen tersebut membahas tentang pembinaan program UKS (Usaha Kesehatan Sekolah) di SD, SMP, dan SMA. Program UKS bertujuan untuk meningkatkan prestasi belajar siswa melalui peningkatan kesehatan, menciptakan lingkungan sekolah yang sehat, meningkatkan pengetahuan siswa tentang gaya hidup sehat, dan memelihara kesehatan siswa. Program UKS meliputi pendidikan kesehatan, pelayanan kesehatan, dan pem
The document discusses occupational health and industrial hygiene. It covers topics like temperature, humidity, air pressure, ventilation, lighting, dust, and other physical, chemical, and biological factors in the work environment. Maintaining appropriate standards for these factors is important for worker health, productivity, and efficiency. Exposure to conditions outside recommended limits can negatively impact the body and increase health issues, fatigue, and errors.
Dokumen tersebut membahas tentang pentingnya pengarusutamaan gender dalam bidang kesehatan. Gender tidak sama dengan jenis kelamin namun merujuk pada perbedaan hak, peran dan tanggung jawab antara laki-laki dan perempuan akibat nilai-nilai sosial budaya. Rekonstruksi sosial diperlukan untuk menghilangkan bias gender. Pengarusutamaan gender bertujuan mencegah ketidaksetaraan dengan mempertimbangkan gender dalam ke
2. TUJUAN UMUM
Meningkatnya akses, pemerataan dan
mutu pelayanan kesehatan bagi
masyarakat peserta Program
Jamkesmas di Puskesmas dan
jaringannya
3. TUJUAN KHUSUS
1.Terselenggaranya pelayanan kesehatan dasar oleh
Puskesmas dan jaringannya termasuk Poskesdes bagi
peserta program Jamkesmas.
2. Terselenggaranya Proses pelayanan rujukan ke PPK
Rujukan.
3. Terkendalinya mekanisme pembiayaan dalam
penyelenggaraan pelayanan kesehatan di Puskesmas
dan Jaringannya.
4. Terselenggaranya manajemen pengelolaan Program
Jamkesmas
Puskesmas.
5. Terselenggaranya Pembinaan program Jamkesmas di
setiap jenjang administrasi.
4. PESERTA JAMKESMAS
ï‚— Seluruh peserta Jamkesmas yang memiliki
kartu Jamkesmas atau yang sudah tercatat di
database yang berjumlah 76,4 juta jiwa
termasuk didalamnya sasaran khusus
dengan proyeksi
ï‚— Peserta Keluarga Harapan (PKH) yang
memiliki kartu PKH tetapi belum termasuk
peserta Jamkesmas/tidak memiliki kartu
Jamkesmas.
ï‚— Gelandangan, pengemis, anak terlantar yang
direkomendasi Dinas Sosial/ institusi sejenis
di daerah sehingga tidak perlu menunjukan
kartu Jamkesmas.
5. PEMBERI PELAYANAN
ï‚— Seluruh Puskesmas dan Jaringannya
(Puskesmas Pembantu dan Puskesmas
Keliling).
ï‚— Pos Kesehatan Desa ( Poskesdes).
ï‚— Bidan dan dokter praktek swasta untuk
pelayanan pertolongan persalinan.
6. 1. PELAYANAN RAWAT JALAN TINGKAT
PRIMER
1. Pemeriksaan kesehatan dan konsultasi kesehatan.
2. Pelayanan Pengobatan umum.
3. Pelayanan Gigi termasuk cabut dan tambal.
4. Penanganan gawat darurat.
5. Pelayanan gizi kurang/ Buruk.
6. Tindakan Medis / operasi kecil.
7. Pelayanan Kesehatan Ibu dan Anak (pemeriksaan ibu hamil, ibu
nifas dan
8. neonatus, bayi, anak balita).
9. Pelayanan Imunisasi wajib bagi bayi dan ibu hamil.
10. Pelayanan kesehatan melalui Kunjungan rumah.
11. Pelayanan Keluarga Berencana (alat kontrasepsi disediakan
BKKBN).
termasuk penanganan efek samping dan komplikasi.
1. Pelayanan Laboratorium dan penunjang diagnostik lainnya.
2. Pemberian obat.
3. Rujukan.
7. TEMPAT PELAYANAN
ï‚— Puskesmas perawatan.
ï‚— Puskesmas NON RAWATAN
ï‚— Puskesmas Keliling.
ï‚— Puskesmas Pembantu.
ï‚— Pos Kesehatan Desa.
ï‚— Pos UKBM (Posyandu, Pos UKK, Pos
Obat Desa dan lainnya).
ï‚— Atau sarana lainnya yang tersedia di
wilayah tersebut termasuk rumah
ï‚— penduduk.
8. Dalam upaya meningkatkan akses
dan Pemerataan pelayanan bagi
peserta Jamkesmas diharapkan
Puskesmas dan jaringannya
melakukan kegiatan proaktif
mendekatkan kepada sasaran
melalui kegiatan Puskesmas
keliling secara periodik dan
berkesinambungan.
9. 2. Pelayanan Kesehatan Rawat Inap
Tingkat Primer
a. Penanganan Gawat Darurat.
b. Perawatan pasien rawat inap termasuk
perawatan gizi buruk dan gizi kurang.
c. Perawatan Persalinan.
d. Perawatan satu hari (one day care).
e. Tindakan medis yang diperlukan.
f. Pemberian obat.
g. Pemeriksaan Laboratorium dan
penunjang medis lainnya.
h. Rujukan.
10. 3. Pelayanan Pertolongan
Persalinan
ï‚— a. Observasi Proses Persalinan.
ï‚— b. Pertolongan persalinan normal.
ï‚— c. Pertolongan persalinan pervaginam
dengan penyulit (Puskesmas dengan
ï‚— fasilitas PONED).
ï‚— d. Pelayanan gawat darurat persalinan.
ï‚— e. Perawatan Nifas (Ibu dan neonatus).
ï‚— f. Pemeriksaan laboratorium dan penunjang
diagnostik lain.
ï‚— g. Pemberian obat.
ï‚— h. Akomodasi dan makan pasien.
ï‚— i. Rujukan.
11. Bayi baru lahir dari peserta Jamkesmas
secara otomatis menjadi peserta
Jamkesmas, apabila bayi baru lahir
memerlukan pertolongan lanjutan di
PPK rujukan dapat dilakukan rujukan
dari Puskesmas dan Jaringannya tanpa
harus diterbitkan kartu
Jamkesmas baru, cukup kartu dari pihak
orang tua dan keterangan rujukan dari
Puskesmas.
12. 4. Pelayanan Spesialistik
Pada dasarnya Program Jamkesmas di
Puskesmas dan Jaringannya termasuk
Poskesdes adalah pelayanan kesehatan
perorangan Primer tetapi dalam rangka
peningkatan akses pelayanan kesehatan
perorangan sekunder apabila Puskesmas
memiliki fasilitas pelayanan spesialistik
ï‚— pelayanan dokter spesialis yang bersifat
tetap
(rawat jalan)
ï‚— pelayanan penunjang spesialistik
(laboratorium,
Radiologi, dll)
13. 5. Pelayanan Rujukan
ï‚— Poskesdes, Pustu ke Puskesmas/
Puskesmas perawatan, antar Puskesmas
ï‚— Puskesmas ke PPK rujukan (RS,
BBKPM,BKPM,BKMM,BKIM) atau sarana
penunjang medis lainnya
14. Jenis pelayanan kesehatan yang
dibatasi
ï‚— Pelayanan yang bersifat spesialistik di
Puskesmas hanya untuk rawat jalan
sedangkan perlu dibatasi berbagai
tindakan operatif, rawat inap oleh
dokter spesialis dengan pertimbangan
ketersediaan sarana, prasarana,
kompetensi, dan ketersediaan dana.
15. Jenis pelayanan kesehatan tidak
dijamin
ï‚— Pelayanan yang tidak sesuai prosedur dan ketentuan.
ï‚— Bahan, alat dan tindakan yang bertujuan untuk
kosmetika.
ï‚— General check up.
ï‚— Prothesis gigi tiruan.
ï‚— Pengobatan alternatif (antara lain akupunktur,
pengobatan tradisional) dan pengobatan lain yang
belum terbukti secara ilmiah.
ï‚— Rangkaian pemeriksaan, pengobatan dan tindakan
dalam upaya
mendapat keturunan, termasuk bayi tabung dan
pengobatan
impotensi.
ï‚— Pelayanan kesehatan pada masa tanggap darurat
bencana alam.
ï‚— Pelayanan kesehatan yang diberikan pada kegiatan
bakti sosial.
17. 1. Diagnosis awal/dini
ï‚— a. Surveilans penyakit menular dan tidak
menular.
ï‚— b. Surveilans gizi pada Balita , ibu hamil.
ï‚— c. Surveilans kesehatan ibu dan anak
(contoh PWS ibu hamil,PWS Imunisasi,
ï‚— PWS Gizi).
ï‚— d. Deteksi dini penyakit (contoh
pengumpulan dan pemeriksaan sputum,
ï‚— pengambilan darah malaria).
ï‚—
18. 2. Tindakan yang tepat
ï‚— Penyemprotan /fogging lalat , nyamuk,
kecoa.
ï‚— Abatesasi , pemebrantasan sarang
nyamuk.
ï‚— Tindakan Kaporitisasi sumber air
bersih.
ï‚— Pemantauan Ibu hamil risiko tinggi.
ï‚— Sweeping KIA. Imunisasi, Gizi
kurang/Buruk.
ï‚— Distribusi makanan tambahan pada
gizi kurang/buruk.
19. Untuk pelayanan kesehatan yang bersifat pencegahan sekunder
ke
luar gedung dari dana Jamkesmas untuk mendukung biaya
operasional yang terdiri uang transport, akomodasi termasuk jasa
pelayanan bagi petugas kesehatan dan kader kesehatan
,sedangkan sarana, dan prasarana termasuk kebutuhan obat,
logistik dibebankan dari kegiatan program.
Pelayanan kesehatan pada Program Jamkesmas yang diberikan
oleh Puskesmas dan Jaringannya termasuk Poskesdes mengacu
pada standar, pedoman, Juknis, SOP program yang berlaku di
Puskesmas tanpa membedakan peserta Jamkesmas dan Non
Jamkesmas.