Persyaratan pembuatan dan tataletak KandangThonce Thesia
Ìý
Persyaratan Pembuatan dan TataletakÌýKandang
Persyaratan Pendirian Sebuah Kandang
Kandang didirikan dengan memperhatikan persyaratan sebagai berikut:
(1) Ìý Luas kandang cukup. Luas kandang disesuaikan dengan jumlah ternak yang dipelihara.
(2) Ìý Alas kandang padat dan tidak terlalu keras. Jika perlu kandang dilapisi alas tidur jerami.
(3) Ventilasi kandang berfungsi dengan baik. Udara masuk dan keluar kandang dengan lancar. Hindarkan angin bertiup langsung ke arah sapi perah.
(4) Ìý Kandang harus terang. Usahakan matahari pagi masuk ke dalam kandang.
(5) Ìý Kandang selalu kering dan bersih. Peternak sebaiknya lebih memperhatikan lagi keadaan ini.
(6) Ìý Kandang dan sekitarnya tetap tenang dan aman. Hindarkan gangguan yang mungkin timbul di kandang.
Konstruksi kandang sebaiknya memperhatikan persyaratan pembuatan kandang ditambah dengan beberapa hal lain. Hal tambahan itu terlihat sebagai berikut:
Ìý Lantai miring ke arah saluran pembuangan dan tidak licin.
Dengan demikian, kotoran kandang mudah dibersihkan dengan air dan tidak ke got. Selain itu, kebersihan kandang selalu terjaga..
(2) Bahan-bahan kandang tidak mempersukar kerja, pembersihan kandang dan pembasmian parasit.
(3) Konstruksi kandang di dataran tinggi dan rendah sebaiknya memperhatikan temperatur udara yang terjadi di dalam kandang.
TATALETAK KANDANG
Lokasi Kandang
Kandang sebaiknya terletak pada tempat yang lebih tinggi dari lahan sekitarnya. Lantai kandang dibuat 20 sampai 30 cm lebih tinggi dari lahan sekitarnya. Dengan demikian, drainase kandang dapat dibuat lebih baik. Selain itu, pasokan air juga sangat diutamakan.
Kandang dibangun di dekat sarana transportasi. Dengan demikian, bahan pakan mudah diangkut ke peternakan. Bagian penjualan yang berhubungan dengan kandang terutama dianjurkan dekat jalan raya.
Jarak Kandang
Kandang-kandang sebaiknya dibangun dengan jarak 6 sampai 8 meter yang dihitung dari masing-masing tepi atap kandang. Kandang isolasi dan karantina dari kandang atau bangunan lainnya diberi jarak 25 m atau sekurang-kurangnya 10 m dengan tinggi tembok pembatas 2 m. Kantor berjarak 25 hingga 30 m dari kandang. Tempat penimbunan kotoran terletak 100 m dari kandang
Rumah dan Banguan Lain
Rumah peternakan dibangun agar dapat memperhatikan leluasa ke segala arah. Letak rumah paling sedikit 30 m dari jalan raya. Kandang dan bangunan lainnya terletak di samping atau belakang rumah peternak berjarak minimal 30 m. Lahan antara rumah dan kandang disebut daerah layan. Rumah atau kamar susu dibuat di sisi kandang pada daerah layan. Bangunan lain dikelompokkan ke daerah ini dan jika mungkin terletak jauh dari kandang utama. Letak bangunan diatur berdasarkan urutan kegiatan dan efisiensi kerja di petenakan sapi perah. Kandang utama adalah kandang sapi perah
Membangun Kandang Dalam Bentuk Bangunan
hal yang harus diperhatikan membangun kandang:
Struktur tanah,
hal ini penting untuk mengurangi gangguan kesehatan pada ternak, tanah yang cenderung
Dokumen tersebut membahas tentang manajemen kesehatan ternak, yang meliputi biosecurity atau kebersihan lingkungan, pakan, dan sanitasi kandang untuk mencegah penyakit pada ternak. Program kesehatan ternak juga mencakup vaksinasi, pemberian vitamin dan obat cacing, serta kontrol parasit. Tujuan manajemen kesehatan ternak adalah untuk memaksimalkan produktivitas dan kesehatan ternak.
Dokumen tersebut membahas tentang manajemen perkawinan pada ternak sapi potong di peternakan rakyat. Terdapat beberapa teknik perkawinan yang dibahas seperti perkawinan alam, inseminasi buatan dengan semen beku/cair, dan faktor-faktor yang mempengaruhi efisiensi reproduksi. Teknik perkawinan alam meliputi kandang individu, kelompok, mini rench, dan padang penggembalaan.
Dokumen tersebut membahas tentang pendampingan FEATI di Kalimantan Barat pada tahun 2012, termasuk fungsi pakan ternak, pengertian pencernaan, kebutuhan pakan kambing, dan beberapa jenis hijauan pakan ternak seperti rumput gajah, rumput raja, rumput setaria, gamal, kaliandra, turi, dan lamtoro."
1. Dokumen tersebut membahas tentang produktivitas berbagai jenis ternak seperti sapi, unta, domba, kambing, kelinci, babi, dan ayam. Juga membahas faktor-faktor yang menentukan keberhasilan peternakan kelinci seperti seleksi induk, pakan, perkandangan, masalah dan tantangan, serta manajemen dan pencatatan. Terdapat pula informasi mengenai jumlah populasi dan anggota kelinci di Kabupaten Malang
Dokumen tersebut membahas tentang teknis pemeliharaan ternak sapi penggemukan, termasuk jenis sapi yang digunakan, pemilihan bakalan, persyaratan kandang, pakan penggemukan, dan suplemen mineral. Dokumen ini memberikan panduan lengkap untuk menggemukkan sapi secara efektif.
Sistem Pertanian Terpadu (Integrasi Tanaman - Ternak)Emma Femi
Ìý
Dokumen tersebut membahas tentang sistem pertanian terpadu berkelanjutan yang meliputi siklus tanaman padi, hasil olahannya seperti beras, dedak, dan jerami, serta pemanfaatannya untuk pakan ternak seperti ayam dan sapi. Dokumen ini juga menjelaskan proses pembuatan pupuk organik dari kotoran ayam dan bokashi dari jerami untuk memelihara kesuburan tanah.
Dokumen tersebut membahas tentang tata laksana pastura, meliputi metode kultivasi total, parsial, dan nol untuk mengendalikan vegetasi serta tahapan pembangunan pastura mulai dari pemilihan lokasi, pengolahan tanah, penanaman, hingga pemeliharaan untuk menjaga produktivitasnya.
Dokumen tersebut membahas tentang ayam buras, termasuk jenis ayam buras, pemilihan bibit, perkandangan, pemeliharaan, pakan, penyakit dan pencegahannya. Secara ringkas, dokumen tersebut memberikan informasi tentang budidaya ayam buras secara tradisional mulai dari persiapan bibit, fasilitas kandang, sistem pemeliharaan, pakan yang diberikan hingga penyakit dan upaya pencegahannya."
1. Manajemen pemeliharaan ternak sapi dan pengelolaan pakan diperlukan untuk meningkatkan produktivitas, termasuk penanganan posisi kandang, pembuangan limbah, dan pakan.
2. Limbah ternak dapat dimanfaatkan menjadi pupuk organik melalui perlakuan tertentu untuk mendukung pertanian berkelanjutan di Kabupaten Pringsewu.
3. Pengelolaan yang baik dari hulu ke hilir dapat meningkatkan
Dokumen tersebut membahas tentang 5 jenis kambing perah utama yaitu Etawah, Peranakan Etawah, Saanen, Toggenburg, dan Alpine. Jenis-jenis kambing tersebut memiliki ciri khas masing-masing pada warna bulu, bentuk telinga, produksi susu, dan masa laktasi. Dokumen juga menjelaskan beberapa keuntungan menggembalakan kambing perah seperti sebagai sumber gizi, pendapatan,
Organ reproduksi jantan terdiri dari organ primer (testis), organ pelengkap (epididimis, vas deferens), dan organ luar (penis). Testis berfungsi memproduksi sperma dan menghasilkan hormon testosteron, sedangkan epididimis berperan dalam transportasi, konsentrasi, maturasi, dan penyimpanan sperma.
Dokumen tersebut membahas tentang lingkungan dan tingkah laku ternak. Lingkungan mempengaruhi produktivitas ternak, termasuk faktor lingkungan seperti pakan, manajemen, perkandangan, dan iklim. Tingkah laku ternak dipengaruhi oleh lingkungan dan stres, seperti makan, minum, eliminasi, seksualitas, dan sosial. Kesejahteraan hewan perlu diperhatikan untuk mengurangi stres dan meningkatkan produktivitas
Dokumen tersebut membahas tentang tahapan pemeliharaan ayam petelur mulai dari fase starter, grower, hingga layer. Termasuk didalamnya adalah target pertumbuhan berat badan, kepadatan kandang, program vaksinasi, dan pengobatan untuk mendapatkan produksi telur yang optimal.
Dokumen tersebut membahas tentang pengukuran dan penaksiran harga sapi potong. Secara ringkas, dokumen menjelaskan cara melakukan pengukuran lingkar dada, tinggi panggul, tinggi pinggul, dan panjang badan pada sapi potong. Dokumen juga menjelaskan cara menentukan skor kondisi tubuh dan menaksir berat badan sapi potong menggunakan rumus berdasarkan ukuran tubuhnya.
Dokumen tersebut memberikan informasi tentang pemilihan bibit kambing, konstruksi kandang ternak kambing, sistem perkawinan ternak kambing, pakan ternak kambing, pemeliharaan anak kambing sebelum dan sesudah kelahiran, serta pemeliharaan selama masa pertumbuhan. Secara ringkas, dokumen tersebut membahas tentang teknis pemeliharaan ternak kambing mulai dari pemilihan bibit, konstruksi fasilitas
Dokumen tersebut menjelaskan tentang pembuatan silase, yaitu pakan hijauan ternak yang diawetkan melalui proses fermentasi anaerobik. Terdapat beberapa langkah pembuatan silase mulai dari persiapan bahan dan alat, pelayuan hijauan, pencacahan hijauan, pencampuran bahan, pengisian ke dalam silo, hingga fermentasi selama 3 minggu sebelum disajikan kepada ternak.
Dokumen ini memberikan informasi tentang pembuatan silase, yaitu proses fermentasi anaerobik hijauan ternak seperti jerami jagung dan rumput menjadi pakan yang awet disimpan. Silase dibuat dengan mencacah atau menghaluskan hijauan, mencampurkannya dengan bahan tambahan seperti dedak, kemudian memasukkannya ke dalam wadah kedap udara untuk difermentasikan selama 3 minggu sebelum disimpan dan diberikan kepada
Dokumen tersebut membahas tentang teknis pemeliharaan ternak sapi penggemukan, termasuk jenis sapi yang digunakan, pemilihan bakalan, persyaratan kandang, pakan penggemukan, dan suplemen mineral. Dokumen ini memberikan panduan lengkap untuk menggemukkan sapi secara efektif.
Sistem Pertanian Terpadu (Integrasi Tanaman - Ternak)Emma Femi
Ìý
Dokumen tersebut membahas tentang sistem pertanian terpadu berkelanjutan yang meliputi siklus tanaman padi, hasil olahannya seperti beras, dedak, dan jerami, serta pemanfaatannya untuk pakan ternak seperti ayam dan sapi. Dokumen ini juga menjelaskan proses pembuatan pupuk organik dari kotoran ayam dan bokashi dari jerami untuk memelihara kesuburan tanah.
Dokumen tersebut membahas tentang tata laksana pastura, meliputi metode kultivasi total, parsial, dan nol untuk mengendalikan vegetasi serta tahapan pembangunan pastura mulai dari pemilihan lokasi, pengolahan tanah, penanaman, hingga pemeliharaan untuk menjaga produktivitasnya.
Dokumen tersebut membahas tentang ayam buras, termasuk jenis ayam buras, pemilihan bibit, perkandangan, pemeliharaan, pakan, penyakit dan pencegahannya. Secara ringkas, dokumen tersebut memberikan informasi tentang budidaya ayam buras secara tradisional mulai dari persiapan bibit, fasilitas kandang, sistem pemeliharaan, pakan yang diberikan hingga penyakit dan upaya pencegahannya."
1. Manajemen pemeliharaan ternak sapi dan pengelolaan pakan diperlukan untuk meningkatkan produktivitas, termasuk penanganan posisi kandang, pembuangan limbah, dan pakan.
2. Limbah ternak dapat dimanfaatkan menjadi pupuk organik melalui perlakuan tertentu untuk mendukung pertanian berkelanjutan di Kabupaten Pringsewu.
3. Pengelolaan yang baik dari hulu ke hilir dapat meningkatkan
Dokumen tersebut membahas tentang 5 jenis kambing perah utama yaitu Etawah, Peranakan Etawah, Saanen, Toggenburg, dan Alpine. Jenis-jenis kambing tersebut memiliki ciri khas masing-masing pada warna bulu, bentuk telinga, produksi susu, dan masa laktasi. Dokumen juga menjelaskan beberapa keuntungan menggembalakan kambing perah seperti sebagai sumber gizi, pendapatan,
Organ reproduksi jantan terdiri dari organ primer (testis), organ pelengkap (epididimis, vas deferens), dan organ luar (penis). Testis berfungsi memproduksi sperma dan menghasilkan hormon testosteron, sedangkan epididimis berperan dalam transportasi, konsentrasi, maturasi, dan penyimpanan sperma.
Dokumen tersebut membahas tentang lingkungan dan tingkah laku ternak. Lingkungan mempengaruhi produktivitas ternak, termasuk faktor lingkungan seperti pakan, manajemen, perkandangan, dan iklim. Tingkah laku ternak dipengaruhi oleh lingkungan dan stres, seperti makan, minum, eliminasi, seksualitas, dan sosial. Kesejahteraan hewan perlu diperhatikan untuk mengurangi stres dan meningkatkan produktivitas
Dokumen tersebut membahas tentang tahapan pemeliharaan ayam petelur mulai dari fase starter, grower, hingga layer. Termasuk didalamnya adalah target pertumbuhan berat badan, kepadatan kandang, program vaksinasi, dan pengobatan untuk mendapatkan produksi telur yang optimal.
Dokumen tersebut membahas tentang pengukuran dan penaksiran harga sapi potong. Secara ringkas, dokumen menjelaskan cara melakukan pengukuran lingkar dada, tinggi panggul, tinggi pinggul, dan panjang badan pada sapi potong. Dokumen juga menjelaskan cara menentukan skor kondisi tubuh dan menaksir berat badan sapi potong menggunakan rumus berdasarkan ukuran tubuhnya.
Dokumen tersebut memberikan informasi tentang pemilihan bibit kambing, konstruksi kandang ternak kambing, sistem perkawinan ternak kambing, pakan ternak kambing, pemeliharaan anak kambing sebelum dan sesudah kelahiran, serta pemeliharaan selama masa pertumbuhan. Secara ringkas, dokumen tersebut membahas tentang teknis pemeliharaan ternak kambing mulai dari pemilihan bibit, konstruksi fasilitas
Dokumen tersebut menjelaskan tentang pembuatan silase, yaitu pakan hijauan ternak yang diawetkan melalui proses fermentasi anaerobik. Terdapat beberapa langkah pembuatan silase mulai dari persiapan bahan dan alat, pelayuan hijauan, pencacahan hijauan, pencampuran bahan, pengisian ke dalam silo, hingga fermentasi selama 3 minggu sebelum disajikan kepada ternak.
Dokumen ini memberikan informasi tentang pembuatan silase, yaitu proses fermentasi anaerobik hijauan ternak seperti jerami jagung dan rumput menjadi pakan yang awet disimpan. Silase dibuat dengan mencacah atau menghaluskan hijauan, mencampurkannya dengan bahan tambahan seperti dedak, kemudian memasukkannya ke dalam wadah kedap udara untuk difermentasikan selama 3 minggu sebelum disimpan dan diberikan kepada
Teknologi pengolahan hijauan pakan membahas tentang pemanfaatan limbah pertanian seperti tebon jagung untuk pembuatan pakan fermentasi yang lebih murah serta bermanfaat bagi masyarakat dan peternakan."
Dokumen tersebut membahas tentang manajemen induk berdasarkan standar nasional Indonesia untuk kelompok ikan lele. Dokumen menjelaskan tentang perkembangan budidaya ikan yang pesat namun mengalami penurunan kualitas akibat pemijahan sekerabat dekat dan kualitas induk yang lemah. Dokumen juga menjelaskan tentang cara-cara penanganan dan pemeliharaan induk ikan, seperti seleksi, penandaan, dan pemberian pakan, untuk me
Dokumen tersebut membahas tentang pemberian pakan ternak, termasuk zat gizi penting untuk ternak, jenis-jenis pakan, cara pemberian pakan, pengawetan pakan seperti silase dan fermentasi jerami, serta hasil analisis kandungan zat jerami sebelum dan sesudah difermentasi.
Dokumen tersebut membahas tentang sistem produksi daging sapi, mulai dari pengertian daging sapi, penggolongan, bagian-bagian daging sapi, pemilihan bibit dan bakalan, perencanaan lokasi dan perkandangan, pakan, pengendalian penyakit, perkawinan, dan pengelolaan daging sapi.
Lipid Metabolisme pada Tubuh Manusia dan juga pada hewan.pptxArifIsmanto1
Ìý
Lipid metabolism involves the digestion, absorption, transport, and catabolism of lipids. Lipids are emulsified and hydrolyzed by pancreatic lipase in the small intestine. Fatty acids and monoglycerides are absorbed and resynthesized into triglycerides for transport via chylomicrons. Triglycerides are broken down into fatty acids and glycerol through lipolysis. Fatty acids undergo beta-oxidation in the mitochondria to generate acetyl-CoA for energy. Ketone bodies are produced from acetyl-CoA in the liver and serve as an alternative fuel for other tissues during fasting or low carbohydrate availability. Hormones regulate lipolysis and ketogenesis.
2. Pendahuluan
• Setiap kegiatan manusia untuk produksi sesuatu
pasti menghasilkan limbah
• Peternakan (usaha produksi daging, susu,
telur)ïƒ juga menghasilkan limbah
• Limbah ternak: manure, exreta (feses+urine)
• Limbah peternakan: manure,sisa pakan, air
minum, air pemcucian/pembersih, alas tidur.
• Limbah peternakan: padat, semi padat, dan cair
3. Lanjutan
• Peternakan: feedlot, pasture, range
• Feedlot harus memenuhi kriteria sbb:
– Konsentrasi ternak yang dipelihara pada areal sempit
untuk jangkla waktu tertentu (seminggu sampai
tahunan) dg tujuan untuk produksi daging, susu,
telur dan ternak bibit.
– Pakan dan minum disediakan di kandang
– Tanah yang dipakai untuk memelihara ternak tidak
digunakan untuk produksi hijauan dan pakan ternak
4. Lanjutan
• Pencemaran:Perubahan sumber daya (air, udara,
dan tanah) sehingga sumber daya tersebut tak
sehat bila digunakan dalam waktu yang lama.
• Standart mutu (air) ditentukan oleh parameter2:
suhu, jumlah dan macam mikroba, padatan
terlarut, pH, oksigen terlarut, radioktivitas,
BOD, dll.
• Standar mutu (air) di masing2 negara berbeda-
beda, juga tergantung pada peruntukannya.
5. Parameter limbah dan limbah cair
• Parameter untuk karakterisasi limbah dan limbah cair : fisik,
kimia dan biologi
• P. fisik: warna, konduktivitas, bau, kuatitas, padatan, salinitas, sg,
rasa, dan suhu.
• P. kimia (anorganik): keasaman, alkalinitas, Cl, N, O, pH, K, P,
SO4 dan Sulfida.
• P.Kimia (organik): BOD, COD, gemuk, C org, pestisida, asam
volatil
• Metal: Ad,, Ca, Cu, Fe, Mg, Mn, K, Na, Zn
• Biologi: bakteri, coliform, ikan, fungi, patogen, streptoccoci,
virus
• Radioaktivitas: alfa dan beta, strontium 90
6. Animal population unit (APU)
• Produksi limbah ternak harus didasarkan pada
berat ternak bukan per ekor ternak.
• AU sapi potong berat 450 kg = 1 AU (USA)
• 1 AU = ternak dengan berat 500 kg (Eropa)
• APU= ternak dengan berat 100 kg
• Contoh: feedlot dengan 2000 ekor babi potong,
1500 growing pig, 1000 ekor anak babi, dan 400
ekor induk ïƒ 2500 APU = (2000x0.7) +
(1500x0,4) + (1000x0,1) + (400 x 1)
7. APU untuk sapi
Jenis ternak dan
Umur
Rata-rata
berat hidup
(kg)
APU/
ekor
Jumlah
ternak/
APU
Sapi induk
umur>2 tahun
500 5 0,2
Dara umur 1-2
tahun
400 4 0,25
Pedet 200 2 0,5
Sapi jantan kastrasi
>1 tahun
300 3 0,33
8. APU untuk sapi perah
Jenis ternak
dan Umur
Rata-rata
berat hidup
(kg)
APU/
ekor
Jumlah
ternak/
APU
Sapi induk
umur>2 tahun
700 7 0,14
Dara umur 1-2
tahun
500 5 0,2
Pedet 300 3 0,33
9. APU untuk babi
Jenis ternak
dan Umur
Rata-rata
berat hidup
(kg)
APU/
ekor
Jumlah
ternak/
APU
Anak babi 10 0,1 10
Grower 40 0,4 2,5
Porker 70 0,7 1,4
Dara,induk,
pejantan
100 1,0 1,0
10. APU untuk domba
Jenis ternak dan
Umur
Rata-rata
berat hidup
(kg)
APU/
ekor
Jumlah
ternak/
APU
Anak domba
(lamb)
40 0,4 2,5
Domba dara 50 0,5 2
Db betina umur
> 1 tahun
80 0,8 1,2
Db jantan 100 1,0 1,0
13. Keunggulan dan kekurangan manure
sbg pupuk
Keunggulan
• Sumber unsur hara (N,P,K)
• Menjaga kandungan BO
Kekurangan
o Terdapat biji gulma
o Kandungan garam tinggi
o Terdapat organisme patogen