ºÝºÝߣ

ºÝºÝߣShare a Scribd company logo
1) B1 (Breathing)
Pemeriksaan fisik pada sistem pernapasan sangat mendukung untuk mengetahui masalah pada klien
dengan gangguan sistem kardiovaskuler. Pemeriksaan ini meliputi :
a) Inspeksi bnetuk dada
Untuk melihat seberapa berat gangguan sistem kardiovaskuler. Bentuk dada yang biasa ditemukan
adalah :
ï‚· Bentuk dada thoraks phfisis (panjang dan gepeng)
ï‚· Bentuk dada thoraks en bateau (thoraks dada burung)
ï‚· Bentuk dada thoraks emsisematous (dada berbentuk seperti tong)
ï‚· Bentuk dada thoraks pektus ekskavatus (dada cekung ke dalam)
Gerakan pernapasan : kaji kesimetrisan gerakan pernapasan klien
b) Palpasi rongga dada
Tujuannya :
ï‚· Melihat adanya kelainan pada dinding thoraks
ï‚· Menyatakan adanya tanda penyakit paru dengan pemeriksaan sebagai berikut :
Gerakan dinding thoraks saat inspirasi dan ekspirasi
Getaran suara : getaran yang terasa oleh tangan pemeriksa yang diletakkan pada dada klien saat
klien mengucapkan kata –kata.
c) Perkusi
Teknik yang dilakukan adalah pemeriksa meletakkan falang terakhir dan sebagaian falang kedua jari
tengah pada tempat yang hendak diperkusi. Ketukan ujung jari tengah tangan kanan pada jari kiri
tersebut dan lakukan gerakan bersumbu pada pergelangan tangan. Posisi klien duduk atau berdiri.
d) Auskultasi
Suara napas normal
 Trakeobronkhial, suara normal yang terdengar pada trakhea seperti meniup pipa besi, suara napas
lebih keras dan pendek saat inspirasi.
 Bronkovesikuler, suara normal di daerah bronkhi, yaitu di sternum atas (torakal 3 – 4)
 Vesikuler, suara normal di jaringan paru, suara napas saat inspirasi dan ekspirasi sama.
2) B2 (Blood)
Inspeksi
 Inspeksi adanya parut pascapembedahan jantung. Posisi parut dapat memberikan petunujuk mengenai
lesi katup yang telah dioperasi
 Denyut apeks : posisinya yang normal adalah pada interkostal kiri ke – 5 berjarak 1 cm medial dari garis
midklavikula.
Palpasi
Tujuannya adalah mendeteksi kelainan yang tampak saat inspeksi. Teknik yang dilakukan
adalah sebagai berikut :
 Palpasi dilakukan dengan menggunakan telapak tangan, kemudian dilanjutkan dengan tekanan yang
sedikit keras.
 Pemeriksa berdiri di kanan klien, minta klien duduk kemudian berbaring telentang. Pemeriksa
meletakkan tangan di prekordium, samping sternum dan lakukan palpasi denyut apeks.
 Berikan tekanan yang lebih keras pada telapak tangan. Kemudian tangan ditekan lebih keras untuk
menilai kekuatan denyut apeks.
 Lanjutkan dengan melakukan palpasi denyut apeks menggunakan ujung jari telunjuk dan tengah.
Palpasi daerah prekordial di samping sternum.
 Kaji denyut nadi arteri, tarikan dan getaran denyutan.
Palpasi denyut apeks :
 Normal pada interkosta ke – 5 (2 – 3 cm medial garis midklavikula). Dapat tidak teraba bila klien gemuk,
dinding toraks tebal, emfisema dan lain – lain.
 Meningkat bila curah jantung besar misalnya pada insufisiensi aorta/mitral.
Impuls Parasternal dapat teraba bila pangkal telapak tangan diletakkan tepat pada bagian
kiri dari sternum dengan jari – jari agak terangkat sedikit dari dada.
Thrill
Aliran darah yang turbulen menimbulkan murmur jantung saat auskultasi, terkadang dapat
teraba. Murmmur yang teraba ini disebut thrill. Prekordium harus dipalpasi menggunakan telapak
tangan secara sistematik untuk menentukan adanya thrill.
Palpasi arteri karotis :
Arteri karotis mudah dipalpasi pada otot – otot sternomastoideus. Hasil pemeriksaan ini dapat
memberikan banyak informasi mengenai bentuk gelombang denyut aorta yang dipengaruhi oleh
berbagai kelainan jantung.
Tekanan vena jugularis
Teknik pengukuran tekanan vena jugularis adalah sebagai berikut :
 Minta klien berbaring telentang, dengan kepala ditinggikan pada tempat tidur atau meja pemeriksaan
 Kepala klien harus sedikit diplangkan menjauhi sisi leher yang akan diperiksa
 Carilah vena jugularis eksterna
 Palpasi denyutan vena jugularis interna (bedakan denyutan ini dengan denyutan arteri karotis interna
yang berada di sebelah vena jugularis interna)
 Tentukan titik tertinggi denyutan vena jugularis interna yang masih terlihat
 Dengan menggunakan penggaris cm, ukurlah jarak vertikal antara titik ini dengan sudut sternal
 Catatlah jarak dalam cm dan tentukan sudut kemiringan klien berbaring
 Pengukuran yang lebih dari 3 -4 cm di atas sudut sternal dianggap suatu peningkatan
Perkusi
Pemeriksaan perkusi pada jantung biasanya jarang dilakukan jika pemeriksaan foto rontgen
toraks telah dilakukan. Tetapi pemeriksaan perkusi ini tetap bermanfaat untuk menentukan adanya
kardiomegali, efusi perikardium, dan aneurisma aorta. Foto rontgen toraks akan menunjukkan daerah
redup sebagai petunjuk bahwa jantung melebar. Daerah redup jantung akan mengecil pada
emfisema.
Auskultasi
 Katup Pulmonal
Terdengar lebih jelas pada interkosta ke – 2 dan ke – 3 kiri sternum
 Katup aorta
Terdengar lebih jelas pada sternum, lebih rendah dan lebih medial daripada katup pulmonal
 Katup mitral
Terdengar lebih jelas pada sternum, dekat batas atas sendi antara interkosta ke – 4 dan sternum
 Katup trikuspidalis
Terdengar lebih jelas pada sternum, sesuai garis penghubung proyeksi katup mitral dengan sendi
antara sternum dengan interkosta ke – 5 kanan.
 Auskultasi jantung
3) B3 (Brain)
a) Pemeriksaan kepala dan leher
Pemeriksaan kepala sebagai bagian pengkajian kardiovaskuler difokuskan untuk mengkaji bibir dan
cuping telinga untuk mengetahui adanya sianosis perifer.
b) Pemeriksaan raut muka
 Bentuk muka : bulat, lonjong dan sebagainya
 Ekspresi wajah tampak sesak, gelisah, kesakitan
 Tes saraf dengan menyeringai, mengerutkan dahi untuk memeriksa fungsi saraf VII
c) Pemeriksaan bibir
 Biru (sianosis) pada penyakit jantung bawaan dan lainnya
 Pucat (anemia)
d) Pemeriksaan mata
 Konjungtiva
Pucat (anemia)
Ptekie (perdarahan di bawah kulit atau selaput lendir) pada endokarditis bakterial
 Sklera
Kuning (ikterus) pada gagal jantung kanan, penyakit hati dan lainnya
 Kornea
Arkus senilis (garis melingkar putih atau abu – abu di tepi kornea) berhubungan dengan peningkatan
kolesterol atau penyakit jantung koroner.
 Funduskopi
Yaitu pemeriksaan fundus mata menggunakan opthalmoskop untuk menilai kondisi pembuluh darah
retina khususnya pada klien hipertensi.
e) Pemeriksaan neurosensori
Ditujukan terhadap adanya keluhan pusing, berdenyut selama tidur, bangun, duduk atau istirahat dan
nyeri dada yang timbulnya mendadak. Pengkajian meliputi wajah meringis, perubahan postur tubuh,
menangis, merintih, meregang, menggeliat, menarik diri dan kehilangan kontak mata.
4) B4 (Bladder)
Output urine merupakan indiktor fungsi jantung yang penting. Penurunan haluaran urine merupakan
temuan signifikan yang harus dikaji lebih lanjut untuk menentukan apakah penurunan tersebut
merupakan penurunan produksi urine (yang terjadi bila perfusi ginjal menurun) atau karena
ketidakmampuan klien untuk buang air kecil. Daerah suprapubik harus diperiksa terhadap adanya
massa oval dan diperkusi terhadap adanya pekak yang menunjukkan kandungkemih yang penuh
(distensi kandung kemih).
5) B5 Bowel)
Pengkajian harus meliputi perubahan nutrisi sebelum atau pada masuk rumah sakit dan yang
terpenting adalah perubahan pola makan setelah sakit. Kaji penurunan turgor kulit, kulit kering atau
berkeringat, muntah dan perubahan berat badan
Refluks hepatojuguler. Pembengkakan hepar terjadi akibat penurunan aliran balik vena yang
disebabkan karena gagal ventrikel kanan. Hepar menjadi besar, keras, tidak nyeri tekan dan halus.
Ini daapt diperiksa dengan menekan hepar secara kuat selama 30 – 60 detik dan akan terlihat
peninggian vena jugularis sebesar 1 cm.
6) B6 (Bone)
Pengkajian yang mungkin dilakukan adalah sebagai berikut :
Keluhan lemah, cepat lelah, pusing, dada rasa berdenyut dan berdebar
Keluhan sulit tidur (karena adanya ortopnea, dispnea nokturnal paroksimal, nokturia dan keringat
pada malam hari)
Istirahat tidur : kaji kebiasaan tidur siang dan malam, berapa jam klien tisur dalam 24 jam dan
apakah klien mengalami sulit tidur dan bagaimana perubahannya setelah klien mengalami gangguan
pada sistem kardiovaskuler. Perlu diketahui, klien dengan IMA sering terbangun dan susah tidur
karena nyeri dada dan sesak napas
Aktivitas : kaji aktivitas klien di rumah atau di rumah sakit. Apakah ada kesenjangan yang berarti
misalnya pembatasan aktivitas. Aktivitas klien biasanya berubah karena klien merasa sesak napas
saat beraktivitas.

More Related Content

What's hot (20)

EKG, Hipertrofi Jantung
EKG, Hipertrofi JantungEKG, Hipertrofi Jantung
EKG, Hipertrofi Jantung
ADam Raeyoo
Ìý
Pem fisik sist.kardiovaskuler
Pem fisik sist.kardiovaskulerPem fisik sist.kardiovaskuler
Pem fisik sist.kardiovaskuler
Jafar Nyan
Ìý
Sp isolasi sosial
Sp isolasi sosialSp isolasi sosial
Sp isolasi sosial
DiniHadianingsih
Ìý
Syok hipovolemik
Syok hipovolemikSyok hipovolemik
Syok hipovolemik
gustians
Ìý
Kumpulan nanda nic noc r cl
Kumpulan nanda nic noc r clKumpulan nanda nic noc r cl
Kumpulan nanda nic noc r cl
Yabniel Lit Jingga
Ìý
rumus pemberian obat melalui syringe pump
rumus pemberian obat melalui syringe pumprumus pemberian obat melalui syringe pump
rumus pemberian obat melalui syringe pump
ade anggara
Ìý
Diagnosa Banding Penurunan Kesadaran Manajemen
Diagnosa Banding Penurunan Kesadaran ManajemenDiagnosa Banding Penurunan Kesadaran Manajemen
Diagnosa Banding Penurunan Kesadaran Manajemen
mataharitimoer MT
Ìý
Macam2 dan cara penyuntikan
Macam2 dan cara penyuntikanMacam2 dan cara penyuntikan
Macam2 dan cara penyuntikan
Juliana Prayonggat
Ìý
pathway dhfPathway dhf
pathway dhfPathway dhfpathway dhfPathway dhf
pathway dhfPathway dhf
Desy Trisnasari
Ìý
Balans cairan & elektrolit
Balans cairan & elektrolitBalans cairan & elektrolit
Balans cairan & elektrolit
Azis Aimaduddin
Ìý
Gastritis dan Gastroeteritis (Amee)
Gastritis dan Gastroeteritis (Amee)Gastritis dan Gastroeteritis (Amee)
Gastritis dan Gastroeteritis (Amee)
Amee Hidayat
Ìý
2. lp kebutuhan cairan dan elektrolit
2. lp kebutuhan cairan dan elektrolit2. lp kebutuhan cairan dan elektrolit
2. lp kebutuhan cairan dan elektrolit
masantian
Ìý
Modul Kesadaran Menurun
Modul Kesadaran Menurun Modul Kesadaran Menurun
Modul Kesadaran Menurun
Aulia Amani
Ìý
Ii. askep hipertensi
Ii. askep hipertensiIi. askep hipertensi
Ii. askep hipertensi
Yabniel Lit Jingga
Ìý
Laporan pendahuluan nyeri
Laporan pendahuluan nyeri Laporan pendahuluan nyeri
Laporan pendahuluan nyeri
MeidaElliaPuspita
Ìý
Patofisiologi hipertensi
Patofisiologi hipertensiPatofisiologi hipertensi
Patofisiologi hipertensi
SofiaNofianti
Ìý
Pemeriksaan fisik thorax, pulmonalis, jantung
Pemeriksaan fisik thorax, pulmonalis, jantungPemeriksaan fisik thorax, pulmonalis, jantung
Pemeriksaan fisik thorax, pulmonalis, jantung
Verar Oka
Ìý
Tipe keluarga
Tipe keluargaTipe keluarga
Tipe keluarga
budi-waluyo25
Ìý
EKG, Hipertrofi Jantung
EKG, Hipertrofi JantungEKG, Hipertrofi Jantung
EKG, Hipertrofi Jantung
ADam Raeyoo
Ìý
Pem fisik sist.kardiovaskuler
Pem fisik sist.kardiovaskulerPem fisik sist.kardiovaskuler
Pem fisik sist.kardiovaskuler
Jafar Nyan
Ìý
Syok hipovolemik
Syok hipovolemikSyok hipovolemik
Syok hipovolemik
gustians
Ìý
Kumpulan nanda nic noc r cl
Kumpulan nanda nic noc r clKumpulan nanda nic noc r cl
Kumpulan nanda nic noc r cl
Yabniel Lit Jingga
Ìý
rumus pemberian obat melalui syringe pump
rumus pemberian obat melalui syringe pumprumus pemberian obat melalui syringe pump
rumus pemberian obat melalui syringe pump
ade anggara
Ìý
Diagnosa Banding Penurunan Kesadaran Manajemen
Diagnosa Banding Penurunan Kesadaran ManajemenDiagnosa Banding Penurunan Kesadaran Manajemen
Diagnosa Banding Penurunan Kesadaran Manajemen
mataharitimoer MT
Ìý
Macam2 dan cara penyuntikan
Macam2 dan cara penyuntikanMacam2 dan cara penyuntikan
Macam2 dan cara penyuntikan
Juliana Prayonggat
Ìý
pathway dhfPathway dhf
pathway dhfPathway dhfpathway dhfPathway dhf
pathway dhfPathway dhf
Desy Trisnasari
Ìý
Balans cairan & elektrolit
Balans cairan & elektrolitBalans cairan & elektrolit
Balans cairan & elektrolit
Azis Aimaduddin
Ìý
Gastritis dan Gastroeteritis (Amee)
Gastritis dan Gastroeteritis (Amee)Gastritis dan Gastroeteritis (Amee)
Gastritis dan Gastroeteritis (Amee)
Amee Hidayat
Ìý
2. lp kebutuhan cairan dan elektrolit
2. lp kebutuhan cairan dan elektrolit2. lp kebutuhan cairan dan elektrolit
2. lp kebutuhan cairan dan elektrolit
masantian
Ìý
Modul Kesadaran Menurun
Modul Kesadaran Menurun Modul Kesadaran Menurun
Modul Kesadaran Menurun
Aulia Amani
Ìý
Laporan pendahuluan nyeri
Laporan pendahuluan nyeri Laporan pendahuluan nyeri
Laporan pendahuluan nyeri
MeidaElliaPuspita
Ìý
Patofisiologi hipertensi
Patofisiologi hipertensiPatofisiologi hipertensi
Patofisiologi hipertensi
SofiaNofianti
Ìý
Pemeriksaan fisik thorax, pulmonalis, jantung
Pemeriksaan fisik thorax, pulmonalis, jantungPemeriksaan fisik thorax, pulmonalis, jantung
Pemeriksaan fisik thorax, pulmonalis, jantung
Verar Oka
Ìý

Similar to Pengkajian b1 b6 (20)

PEMERIKSMX. KXKXKAAN FISIK KARDIOVASKULER .ppt
PEMERIKSMX. KXKXKAAN FISIK KARDIOVASKULER .pptPEMERIKSMX. KXKXKAAN FISIK KARDIOVASKULER .ppt
PEMERIKSMX. KXKXKAAN FISIK KARDIOVASKULER .ppt
supriadinmyusuf
Ìý
PEMERIKSAAN PERKUSI JANTUNG PADA ANAK
PEMERIKSAAN PERKUSI JANTUNG PADA ANAKPEMERIKSAAN PERKUSI JANTUNG PADA ANAK
PEMERIKSAAN PERKUSI JANTUNG PADA ANAK
Sulistia Rini
Ìý
materi head to toe smk keperawatan.pptx
materi head to toe smk keperawatan.pptxmateri head to toe smk keperawatan.pptx
materi head to toe smk keperawatan.pptx
ssusera9f8c0
Ìý
Makalah mengukur tekanan darah
Makalah mengukur tekanan darahMakalah mengukur tekanan darah
Makalah mengukur tekanan darah
Septian Muna Barakati
Ìý
Pemeriksaan fisik
Pemeriksaan fisikPemeriksaan fisik
Pemeriksaan fisik
azka fadhillah
Ìý
01 kuliah pengkajian kardiovaskuler.ppt
01 kuliah pengkajian kardiovaskuler.ppt01 kuliah pengkajian kardiovaskuler.ppt
01 kuliah pengkajian kardiovaskuler.ppt
RidhoKurniawan64
Ìý
pemeriksaan fisik.pptx
pemeriksaan fisik.pptxpemeriksaan fisik.pptx
pemeriksaan fisik.pptx
AnaAmeliaIrawan
Ìý
scribfree.com_head-to-toe.pptx
scribfree.com_head-to-toe.pptxscribfree.com_head-to-toe.pptx
scribfree.com_head-to-toe.pptx
marwanfebrian2
Ìý
2.6.1.8 Pemeriksaan Fisik Diagnostik Paru.pptx
2.6.1.8 Pemeriksaan Fisik Diagnostik Paru.pptx2.6.1.8 Pemeriksaan Fisik Diagnostik Paru.pptx
2.6.1.8 Pemeriksaan Fisik Diagnostik Paru.pptx
kekettomimitto
Ìý
USG_Abdomen_Muh_Furqon_F_G_501_08_049.ppt
USG_Abdomen_Muh_Furqon_F_G_501_08_049.pptUSG_Abdomen_Muh_Furqon_F_G_501_08_049.ppt
USG_Abdomen_Muh_Furqon_F_G_501_08_049.ppt
YoastaElsaKovsZero
Ìý
pengkajian-kardiovaskuler.ppt
pengkajian-kardiovaskuler.pptpengkajian-kardiovaskuler.ppt
pengkajian-kardiovaskuler.ppt
ssuser9df8d0
Ìý
DT ATLS Muhammad Yunus.pptx
DT ATLS Muhammad Yunus.pptxDT ATLS Muhammad Yunus.pptx
DT ATLS Muhammad Yunus.pptx
MuhammadYunus728432
Ìý
Askep trauma thorax
Askep trauma thoraxAskep trauma thorax
Askep trauma thorax
f' yagami
Ìý
Devi23
Devi23Devi23
Devi23
Operator Warnet Vast Raha
Ìý
Keterampilan general examination (general survey, vital sign, kepala, leher, ...
Keterampilan general examination (general survey, vital sign, kepala, leher, ...Keterampilan general examination (general survey, vital sign, kepala, leher, ...
Keterampilan general examination (general survey, vital sign, kepala, leher, ...
cokordawahyu
Ìý
PENYAKIT-PENYAKIT JANTUNG KONGENITAL
PENYAKIT-PENYAKIT JANTUNG KONGENITALPENYAKIT-PENYAKIT JANTUNG KONGENITAL
PENYAKIT-PENYAKIT JANTUNG KONGENITAL
Muhammad Nasrullah
Ìý
1. CSS_RADIOANATOMI CARDIOVASCULAR__KELOMPOK 15.ppt
1. CSS_RADIOANATOMI CARDIOVASCULAR__KELOMPOK 15.ppt1. CSS_RADIOANATOMI CARDIOVASCULAR__KELOMPOK 15.ppt
1. CSS_RADIOANATOMI CARDIOVASCULAR__KELOMPOK 15.ppt
draftcibiya
Ìý
stenosis aorta dan mitral
stenosis aorta dan mitralstenosis aorta dan mitral
stenosis aorta dan mitral
Sri Nala
Ìý
Pemeriksaan fisik thorax
Pemeriksaan fisik thoraxPemeriksaan fisik thorax
Pemeriksaan fisik thorax
Maria Haryanthi Butar-Butar
Ìý
Pem fisik sist.kardiovaskuler
Pem fisik sist.kardiovaskulerPem fisik sist.kardiovaskuler
Pem fisik sist.kardiovaskuler
octo zulkarnain
Ìý
PEMERIKSMX. KXKXKAAN FISIK KARDIOVASKULER .ppt
PEMERIKSMX. KXKXKAAN FISIK KARDIOVASKULER .pptPEMERIKSMX. KXKXKAAN FISIK KARDIOVASKULER .ppt
PEMERIKSMX. KXKXKAAN FISIK KARDIOVASKULER .ppt
supriadinmyusuf
Ìý
PEMERIKSAAN PERKUSI JANTUNG PADA ANAK
PEMERIKSAAN PERKUSI JANTUNG PADA ANAKPEMERIKSAAN PERKUSI JANTUNG PADA ANAK
PEMERIKSAAN PERKUSI JANTUNG PADA ANAK
Sulistia Rini
Ìý
materi head to toe smk keperawatan.pptx
materi head to toe smk keperawatan.pptxmateri head to toe smk keperawatan.pptx
materi head to toe smk keperawatan.pptx
ssusera9f8c0
Ìý
Makalah mengukur tekanan darah
Makalah mengukur tekanan darahMakalah mengukur tekanan darah
Makalah mengukur tekanan darah
Septian Muna Barakati
Ìý
Pemeriksaan fisik
Pemeriksaan fisikPemeriksaan fisik
Pemeriksaan fisik
azka fadhillah
Ìý
01 kuliah pengkajian kardiovaskuler.ppt
01 kuliah pengkajian kardiovaskuler.ppt01 kuliah pengkajian kardiovaskuler.ppt
01 kuliah pengkajian kardiovaskuler.ppt
RidhoKurniawan64
Ìý
pemeriksaan fisik.pptx
pemeriksaan fisik.pptxpemeriksaan fisik.pptx
pemeriksaan fisik.pptx
AnaAmeliaIrawan
Ìý
scribfree.com_head-to-toe.pptx
scribfree.com_head-to-toe.pptxscribfree.com_head-to-toe.pptx
scribfree.com_head-to-toe.pptx
marwanfebrian2
Ìý
2.6.1.8 Pemeriksaan Fisik Diagnostik Paru.pptx
2.6.1.8 Pemeriksaan Fisik Diagnostik Paru.pptx2.6.1.8 Pemeriksaan Fisik Diagnostik Paru.pptx
2.6.1.8 Pemeriksaan Fisik Diagnostik Paru.pptx
kekettomimitto
Ìý
USG_Abdomen_Muh_Furqon_F_G_501_08_049.ppt
USG_Abdomen_Muh_Furqon_F_G_501_08_049.pptUSG_Abdomen_Muh_Furqon_F_G_501_08_049.ppt
USG_Abdomen_Muh_Furqon_F_G_501_08_049.ppt
YoastaElsaKovsZero
Ìý
pengkajian-kardiovaskuler.ppt
pengkajian-kardiovaskuler.pptpengkajian-kardiovaskuler.ppt
pengkajian-kardiovaskuler.ppt
ssuser9df8d0
Ìý
DT ATLS Muhammad Yunus.pptx
DT ATLS Muhammad Yunus.pptxDT ATLS Muhammad Yunus.pptx
DT ATLS Muhammad Yunus.pptx
MuhammadYunus728432
Ìý
Askep trauma thorax
Askep trauma thoraxAskep trauma thorax
Askep trauma thorax
f' yagami
Ìý
Keterampilan general examination (general survey, vital sign, kepala, leher, ...
Keterampilan general examination (general survey, vital sign, kepala, leher, ...Keterampilan general examination (general survey, vital sign, kepala, leher, ...
Keterampilan general examination (general survey, vital sign, kepala, leher, ...
cokordawahyu
Ìý
PENYAKIT-PENYAKIT JANTUNG KONGENITAL
PENYAKIT-PENYAKIT JANTUNG KONGENITALPENYAKIT-PENYAKIT JANTUNG KONGENITAL
PENYAKIT-PENYAKIT JANTUNG KONGENITAL
Muhammad Nasrullah
Ìý
1. CSS_RADIOANATOMI CARDIOVASCULAR__KELOMPOK 15.ppt
1. CSS_RADIOANATOMI CARDIOVASCULAR__KELOMPOK 15.ppt1. CSS_RADIOANATOMI CARDIOVASCULAR__KELOMPOK 15.ppt
1. CSS_RADIOANATOMI CARDIOVASCULAR__KELOMPOK 15.ppt
draftcibiya
Ìý
stenosis aorta dan mitral
stenosis aorta dan mitralstenosis aorta dan mitral
stenosis aorta dan mitral
Sri Nala
Ìý
Pem fisik sist.kardiovaskuler
Pem fisik sist.kardiovaskulerPem fisik sist.kardiovaskuler
Pem fisik sist.kardiovaskuler
octo zulkarnain
Ìý

Pengkajian b1 b6

  • 1. 1) B1 (Breathing) Pemeriksaan fisik pada sistem pernapasan sangat mendukung untuk mengetahui masalah pada klien dengan gangguan sistem kardiovaskuler. Pemeriksaan ini meliputi : a) Inspeksi bnetuk dada Untuk melihat seberapa berat gangguan sistem kardiovaskuler. Bentuk dada yang biasa ditemukan adalah : ï‚· Bentuk dada thoraks phfisis (panjang dan gepeng) ï‚· Bentuk dada thoraks en bateau (thoraks dada burung) ï‚· Bentuk dada thoraks emsisematous (dada berbentuk seperti tong) ï‚· Bentuk dada thoraks pektus ekskavatus (dada cekung ke dalam) Gerakan pernapasan : kaji kesimetrisan gerakan pernapasan klien b) Palpasi rongga dada Tujuannya : ï‚· Melihat adanya kelainan pada dinding thoraks ï‚· Menyatakan adanya tanda penyakit paru dengan pemeriksaan sebagai berikut : Gerakan dinding thoraks saat inspirasi dan ekspirasi Getaran suara : getaran yang terasa oleh tangan pemeriksa yang diletakkan pada dada klien saat klien mengucapkan kata –kata. c) Perkusi Teknik yang dilakukan adalah pemeriksa meletakkan falang terakhir dan sebagaian falang kedua jari tengah pada tempat yang hendak diperkusi. Ketukan ujung jari tengah tangan kanan pada jari kiri tersebut dan lakukan gerakan bersumbu pada pergelangan tangan. Posisi klien duduk atau berdiri. d) Auskultasi Suara napas normal  Trakeobronkhial, suara normal yang terdengar pada trakhea seperti meniup pipa besi, suara napas lebih keras dan pendek saat inspirasi.  Bronkovesikuler, suara normal di daerah bronkhi, yaitu di sternum atas (torakal 3 – 4)  Vesikuler, suara normal di jaringan paru, suara napas saat inspirasi dan ekspirasi sama. 2) B2 (Blood) Inspeksi  Inspeksi adanya parut pascapembedahan jantung. Posisi parut dapat memberikan petunujuk mengenai lesi katup yang telah dioperasi  Denyut apeks : posisinya yang normal adalah pada interkostal kiri ke – 5 berjarak 1 cm medial dari garis midklavikula. Palpasi Tujuannya adalah mendeteksi kelainan yang tampak saat inspeksi. Teknik yang dilakukan adalah sebagai berikut :  Palpasi dilakukan dengan menggunakan telapak tangan, kemudian dilanjutkan dengan tekanan yang sedikit keras.  Pemeriksa berdiri di kanan klien, minta klien duduk kemudian berbaring telentang. Pemeriksa meletakkan tangan di prekordium, samping sternum dan lakukan palpasi denyut apeks.  Berikan tekanan yang lebih keras pada telapak tangan. Kemudian tangan ditekan lebih keras untuk menilai kekuatan denyut apeks.  Lanjutkan dengan melakukan palpasi denyut apeks menggunakan ujung jari telunjuk dan tengah. Palpasi daerah prekordial di samping sternum.  Kaji denyut nadi arteri, tarikan dan getaran denyutan. Palpasi denyut apeks :  Normal pada interkosta ke – 5 (2 – 3 cm medial garis midklavikula). Dapat tidak teraba bila klien gemuk, dinding toraks tebal, emfisema dan lain – lain.  Meningkat bila curah jantung besar misalnya pada insufisiensi aorta/mitral. Impuls Parasternal dapat teraba bila pangkal telapak tangan diletakkan tepat pada bagian kiri dari sternum dengan jari – jari agak terangkat sedikit dari dada. Thrill Aliran darah yang turbulen menimbulkan murmur jantung saat auskultasi, terkadang dapat teraba. Murmmur yang teraba ini disebut thrill. Prekordium harus dipalpasi menggunakan telapak tangan secara sistematik untuk menentukan adanya thrill. Palpasi arteri karotis :
  • 2. Arteri karotis mudah dipalpasi pada otot – otot sternomastoideus. Hasil pemeriksaan ini dapat memberikan banyak informasi mengenai bentuk gelombang denyut aorta yang dipengaruhi oleh berbagai kelainan jantung. Tekanan vena jugularis Teknik pengukuran tekanan vena jugularis adalah sebagai berikut :  Minta klien berbaring telentang, dengan kepala ditinggikan pada tempat tidur atau meja pemeriksaan  Kepala klien harus sedikit diplangkan menjauhi sisi leher yang akan diperiksa  Carilah vena jugularis eksterna  Palpasi denyutan vena jugularis interna (bedakan denyutan ini dengan denyutan arteri karotis interna yang berada di sebelah vena jugularis interna)  Tentukan titik tertinggi denyutan vena jugularis interna yang masih terlihat  Dengan menggunakan penggaris cm, ukurlah jarak vertikal antara titik ini dengan sudut sternal  Catatlah jarak dalam cm dan tentukan sudut kemiringan klien berbaring  Pengukuran yang lebih dari 3 -4 cm di atas sudut sternal dianggap suatu peningkatan Perkusi Pemeriksaan perkusi pada jantung biasanya jarang dilakukan jika pemeriksaan foto rontgen toraks telah dilakukan. Tetapi pemeriksaan perkusi ini tetap bermanfaat untuk menentukan adanya kardiomegali, efusi perikardium, dan aneurisma aorta. Foto rontgen toraks akan menunjukkan daerah redup sebagai petunjuk bahwa jantung melebar. Daerah redup jantung akan mengecil pada emfisema. Auskultasi  Katup Pulmonal Terdengar lebih jelas pada interkosta ke – 2 dan ke – 3 kiri sternum  Katup aorta Terdengar lebih jelas pada sternum, lebih rendah dan lebih medial daripada katup pulmonal  Katup mitral Terdengar lebih jelas pada sternum, dekat batas atas sendi antara interkosta ke – 4 dan sternum  Katup trikuspidalis Terdengar lebih jelas pada sternum, sesuai garis penghubung proyeksi katup mitral dengan sendi antara sternum dengan interkosta ke – 5 kanan.  Auskultasi jantung 3) B3 (Brain) a) Pemeriksaan kepala dan leher Pemeriksaan kepala sebagai bagian pengkajian kardiovaskuler difokuskan untuk mengkaji bibir dan cuping telinga untuk mengetahui adanya sianosis perifer. b) Pemeriksaan raut muka  Bentuk muka : bulat, lonjong dan sebagainya  Ekspresi wajah tampak sesak, gelisah, kesakitan  Tes saraf dengan menyeringai, mengerutkan dahi untuk memeriksa fungsi saraf VII c) Pemeriksaan bibir  Biru (sianosis) pada penyakit jantung bawaan dan lainnya  Pucat (anemia) d) Pemeriksaan mata  Konjungtiva Pucat (anemia) Ptekie (perdarahan di bawah kulit atau selaput lendir) pada endokarditis bakterial  Sklera Kuning (ikterus) pada gagal jantung kanan, penyakit hati dan lainnya  Kornea Arkus senilis (garis melingkar putih atau abu – abu di tepi kornea) berhubungan dengan peningkatan kolesterol atau penyakit jantung koroner.  Funduskopi Yaitu pemeriksaan fundus mata menggunakan opthalmoskop untuk menilai kondisi pembuluh darah retina khususnya pada klien hipertensi. e) Pemeriksaan neurosensori
  • 3. Ditujukan terhadap adanya keluhan pusing, berdenyut selama tidur, bangun, duduk atau istirahat dan nyeri dada yang timbulnya mendadak. Pengkajian meliputi wajah meringis, perubahan postur tubuh, menangis, merintih, meregang, menggeliat, menarik diri dan kehilangan kontak mata. 4) B4 (Bladder) Output urine merupakan indiktor fungsi jantung yang penting. Penurunan haluaran urine merupakan temuan signifikan yang harus dikaji lebih lanjut untuk menentukan apakah penurunan tersebut merupakan penurunan produksi urine (yang terjadi bila perfusi ginjal menurun) atau karena ketidakmampuan klien untuk buang air kecil. Daerah suprapubik harus diperiksa terhadap adanya massa oval dan diperkusi terhadap adanya pekak yang menunjukkan kandungkemih yang penuh (distensi kandung kemih). 5) B5 Bowel) Pengkajian harus meliputi perubahan nutrisi sebelum atau pada masuk rumah sakit dan yang terpenting adalah perubahan pola makan setelah sakit. Kaji penurunan turgor kulit, kulit kering atau berkeringat, muntah dan perubahan berat badan Refluks hepatojuguler. Pembengkakan hepar terjadi akibat penurunan aliran balik vena yang disebabkan karena gagal ventrikel kanan. Hepar menjadi besar, keras, tidak nyeri tekan dan halus. Ini daapt diperiksa dengan menekan hepar secara kuat selama 30 – 60 detik dan akan terlihat peninggian vena jugularis sebesar 1 cm. 6) B6 (Bone) Pengkajian yang mungkin dilakukan adalah sebagai berikut : Keluhan lemah, cepat lelah, pusing, dada rasa berdenyut dan berdebar Keluhan sulit tidur (karena adanya ortopnea, dispnea nokturnal paroksimal, nokturia dan keringat pada malam hari) Istirahat tidur : kaji kebiasaan tidur siang dan malam, berapa jam klien tisur dalam 24 jam dan apakah klien mengalami sulit tidur dan bagaimana perubahannya setelah klien mengalami gangguan pada sistem kardiovaskuler. Perlu diketahui, klien dengan IMA sering terbangun dan susah tidur karena nyeri dada dan sesak napas Aktivitas : kaji aktivitas klien di rumah atau di rumah sakit. Apakah ada kesenjangan yang berarti misalnya pembatasan aktivitas. Aktivitas klien biasanya berubah karena klien merasa sesak napas saat beraktivitas.