Stroke disebabkan oleh gangguan aliran darah ke otak yang menyebabkan kerusakan jaringan otak. Stroke dapat terjadi akibat penyumbatan atau perdarahan pembuluh darah di otak. Gejalanya bervariasi mulai dari kelumpuhan separuh tubuh hingga gangguan kognitif dan bahasa. Diagnosis didasarkan pada pemeriksaan CT scan atau MRI, sedangkan pengobatannya meliputi terapi fisik dan rehabilitasi.
Dokumen tersebut memberikan informasi mengenai pengkajian sistem pernapasan, sistem kardiovaskuler, dan sistem lainnya yang relevan untuk mendeteksi gangguan kardiovaskuler. Pemeriksaan fisik meliputi inspeksi, palpasi, perkusi, dan auskultasi dada, jantung, pembuluh darah, mata, ginjal, hati, usus, dan tulang untuk menilai gejala dan tanda-tanda klinis gangguan kardiovaskuler. Output urine dan
Ringkasan dokumen tersebut adalah:
Dokumen tersebut membahas tentang tujuan dan teknik pemeriksaan fisik abdomen yang meliputi inspeksi, palpasi, perkusi dan auskultasi untuk mendeteksi kelainan pada organ dalam perut.
Perempuan berusia 50 tahun masuk rumah sakit dengan kesadaran menurun selama 2 jam. Pasien mengalami mendengkur, tidak dapat membuka mata, dan hanya bereaksi fleksi saat dirangsang. Pemeriksaan menunjukkan tekanan darah tinggi dan riwayat hipertensi.
Hipertensi adalah peningkatan tekanan darah secara kronis yang disebabkan oleh ketidakseimbangan kontrol pengatur didalam tubuh, penyakit ginjal, atau penggunaan obat-obatan. Usia merupakan faktor resiko utama karena elastisitas pembuluh darah menurun seiring bertambahnya usia. Gejala hipertensi antara lain sakit kepala dan gangguan penglihatan. Hipertensi berisiko menyebabkan stroke, kerusak
Dokumen tersebut membahas tentang sindroma koroner akut dan penyakit jantung iskemik kronis. Sindroma koroner akut merupakan penyumbatan arteri koroner secara akut yang menyebabkan infark miokardium, sedangkan penyakit jantung iskemik kronis ditandai dengan nyeri dada yang berulang akibat penyempitan pembuluh darah jantung secara bertahap. Dokumen ini juga menjelaskan faktor risiko, patof
This document provides formulas for calculating intravenous fluid infusion rates based on a patient's weight. It gives three formulas for infusion rates for patients under 10kg, between 10-20kg, and over 20kg. It also provides conversion rates between milliliters (cc) and drop sizes for macro and micro drips. An example calculation is shown for a 3 year old patient weighing 15kg to determine their infusion rate in milliliters per minute.
Ringkasan dokumen tersebut adalah: (1) hipertensi adalah tekanan darah tinggi diatas 140/90 mmHg yang merupakan pembunuh diam-diam karena sebagian besar penyebabnya tidak diketahui, (2) faktor risikonya adalah keturunan, umur, gaya hidup buruk, dan kondisi medis tertentu, (3) gejalanya bervariasi mulai dari sakit kepala hingga komplikasi organ vital.
Dokumen tersebut membahas tentang epilepsi, gangguan neurologis yang ditandai dengan kecenderungan mengalami kejang berulang. Epilepsi dapat disebabkan oleh berbagai faktor seperti genetik, cedera otak, infeksi, dan masalah metabolisme. Gejalanya bervariasi mulai dari kejang ringan hingga kejang hebat yang disertai ketidaksadaran. Diagnosis didasarkan pada riwayat klinis, pemeriksaan EEG, dan penggunaan obat antiep
Dokumen tersebut membahas tentang cairan tubuh, elektrolit, dan kebutuhan cairan pada berbagai kondisi seperti dehidrasi, luka bakar, dan trauma. Secara singkat, dokumen tersebut menjelaskan komposisi dan jumlah cairan tubuh yang berbeda pada bayi, anak, dan dewasa, serta pedoman penggantian cairan dan elektrolit untuk mengatasi dehidrasi, luka bakar, dan pendarahan.
Dokumen tersebut membahas tentang fluida tubuh, termasuk fungsi, distribusi, perpindahan, gangguan keseimbangan, dan penilaian kebutuhan cairan. Dibahas pula berbagai jenis cairan infus, mekanisme, dan klasifikasi berdasarkan tonisitasnya."
1. Acute Limb Ischemia (ALI) adalah kondisi penurunan aliran darah ke ekstremitas secara tiba-tiba yang menyebabkan gangguan fungsi dan iskemia;
2. ALI disebabkan oleh trombosis atau emboli yang menyebabkan oklusi arteri, dengan gejala utama nyeri, kebas, kelemahan otot, dan kulit pucat dan dingin;
3. Diagnosis ALI didasarkan pada riwayat, pemeriksaan fisik ekstre
Dokumen tersebut merupakan laporan hasil penelitian tentang asuhan keperawatan pada pasien dengan gastritis dan gastroenteritis. Dokumen tersebut membahas tentang konsep dasar gastritis, etiologi, patofisiologi, gejala klinis, pemeriksaan penunjang, dan penatalaksanaan gastritis secara farmakologi dan non farmakologi."
Dokumen tersebut merangkum tentang pemeriksaan fisik thorax (paru dan jantung) yang meliputi inspeksi, palpasi, perkusi, dan auskultasi. Pemeriksaan dimulai dengan memperkenalkan diri kepada pasien dan meminta persetujuan, kemudian dilanjutkan dengan inspeksi bentuk dada dan pergerakannya. Palpasi dilakukan untuk merasakan fremitus dan pergerakan dada. Perkusi digunakan untuk menentukan
Penyakit jantung koroner terjadi karena penyempitan pembuluh darah jantung akibat tumpukan kolesterol. Gejalanya antara lain nyeri dada dan sesak nafas. Pencegahannya meliputi mengurangi asupan lemak, merokok, dan olahraga. Pengobatannya dengan obat penurun tekanan darah, antiplatelet, atau prosedur melebarkan pembuluh seperti PTCA. Prognosinya tergantung kerusakan jantung dan fun
Stroke is the third leading cause of death in Malaysia. The document defines stroke, classifies its types, and outlines its diagnosis and management. Key points include that stroke is caused by blocked blood flow to the brain, and risk factors include age, gender, family history, hypertension, diabetes, atrial fibrillation, smoking, and high cholesterol. Diagnostic tests include CT/MRI scans and angiograms to determine the cause. Treatment focuses on rehabilitation, managing risk factors, and preventing future strokes.
This document provides information on cerebrovascular accidents (strokes). It defines a stroke as occurring when blood supply to the brain is interrupted, usually due to a blood clot or burst blood vessel. Strokes can be ischemic, caused by a clot cutting off blood flow, or hemorrhagic, caused by a ruptured blood vessel. Warning signs include sudden weakness, numbness, trouble speaking, and loss of vision. Acting FAST (Facial drooping, Arm weakness, Speech difficulties, Time to call for help) can help identify a stroke and get immediate medical attention, as rapid treatment improves outcomes. Risk factors include age, race, family history, high blood pressure, diabetes, smoking and more.
Dokumen tersebut membahas tentang sindroma koroner akut dan penyakit jantung iskemik kronis. Sindroma koroner akut merupakan penyumbatan arteri koroner secara akut yang menyebabkan infark miokardium, sedangkan penyakit jantung iskemik kronis ditandai dengan nyeri dada yang berulang akibat penyempitan pembuluh darah jantung secara bertahap. Dokumen ini juga menjelaskan faktor risiko, patof
This document provides formulas for calculating intravenous fluid infusion rates based on a patient's weight. It gives three formulas for infusion rates for patients under 10kg, between 10-20kg, and over 20kg. It also provides conversion rates between milliliters (cc) and drop sizes for macro and micro drips. An example calculation is shown for a 3 year old patient weighing 15kg to determine their infusion rate in milliliters per minute.
Ringkasan dokumen tersebut adalah: (1) hipertensi adalah tekanan darah tinggi diatas 140/90 mmHg yang merupakan pembunuh diam-diam karena sebagian besar penyebabnya tidak diketahui, (2) faktor risikonya adalah keturunan, umur, gaya hidup buruk, dan kondisi medis tertentu, (3) gejalanya bervariasi mulai dari sakit kepala hingga komplikasi organ vital.
Dokumen tersebut membahas tentang epilepsi, gangguan neurologis yang ditandai dengan kecenderungan mengalami kejang berulang. Epilepsi dapat disebabkan oleh berbagai faktor seperti genetik, cedera otak, infeksi, dan masalah metabolisme. Gejalanya bervariasi mulai dari kejang ringan hingga kejang hebat yang disertai ketidaksadaran. Diagnosis didasarkan pada riwayat klinis, pemeriksaan EEG, dan penggunaan obat antiep
Dokumen tersebut membahas tentang cairan tubuh, elektrolit, dan kebutuhan cairan pada berbagai kondisi seperti dehidrasi, luka bakar, dan trauma. Secara singkat, dokumen tersebut menjelaskan komposisi dan jumlah cairan tubuh yang berbeda pada bayi, anak, dan dewasa, serta pedoman penggantian cairan dan elektrolit untuk mengatasi dehidrasi, luka bakar, dan pendarahan.
Dokumen tersebut membahas tentang fluida tubuh, termasuk fungsi, distribusi, perpindahan, gangguan keseimbangan, dan penilaian kebutuhan cairan. Dibahas pula berbagai jenis cairan infus, mekanisme, dan klasifikasi berdasarkan tonisitasnya."
1. Acute Limb Ischemia (ALI) adalah kondisi penurunan aliran darah ke ekstremitas secara tiba-tiba yang menyebabkan gangguan fungsi dan iskemia;
2. ALI disebabkan oleh trombosis atau emboli yang menyebabkan oklusi arteri, dengan gejala utama nyeri, kebas, kelemahan otot, dan kulit pucat dan dingin;
3. Diagnosis ALI didasarkan pada riwayat, pemeriksaan fisik ekstre
Dokumen tersebut merupakan laporan hasil penelitian tentang asuhan keperawatan pada pasien dengan gastritis dan gastroenteritis. Dokumen tersebut membahas tentang konsep dasar gastritis, etiologi, patofisiologi, gejala klinis, pemeriksaan penunjang, dan penatalaksanaan gastritis secara farmakologi dan non farmakologi."
Dokumen tersebut merangkum tentang pemeriksaan fisik thorax (paru dan jantung) yang meliputi inspeksi, palpasi, perkusi, dan auskultasi. Pemeriksaan dimulai dengan memperkenalkan diri kepada pasien dan meminta persetujuan, kemudian dilanjutkan dengan inspeksi bentuk dada dan pergerakannya. Palpasi dilakukan untuk merasakan fremitus dan pergerakan dada. Perkusi digunakan untuk menentukan
Penyakit jantung koroner terjadi karena penyempitan pembuluh darah jantung akibat tumpukan kolesterol. Gejalanya antara lain nyeri dada dan sesak nafas. Pencegahannya meliputi mengurangi asupan lemak, merokok, dan olahraga. Pengobatannya dengan obat penurun tekanan darah, antiplatelet, atau prosedur melebarkan pembuluh seperti PTCA. Prognosinya tergantung kerusakan jantung dan fun
Stroke is the third leading cause of death in Malaysia. The document defines stroke, classifies its types, and outlines its diagnosis and management. Key points include that stroke is caused by blocked blood flow to the brain, and risk factors include age, gender, family history, hypertension, diabetes, atrial fibrillation, smoking, and high cholesterol. Diagnostic tests include CT/MRI scans and angiograms to determine the cause. Treatment focuses on rehabilitation, managing risk factors, and preventing future strokes.
This document provides information on cerebrovascular accidents (strokes). It defines a stroke as occurring when blood supply to the brain is interrupted, usually due to a blood clot or burst blood vessel. Strokes can be ischemic, caused by a clot cutting off blood flow, or hemorrhagic, caused by a ruptured blood vessel. Warning signs include sudden weakness, numbness, trouble speaking, and loss of vision. Acting FAST (Facial drooping, Arm weakness, Speech difficulties, Time to call for help) can help identify a stroke and get immediate medical attention, as rapid treatment improves outcomes. Risk factors include age, race, family history, high blood pressure, diabetes, smoking and more.
This document provides an overview of strokes, including:
- Strokes are caused by a blockage or rupture of an artery to the brain, cutting off oxygen flow.
- Symptoms include weakness, paralysis, difficulty speaking or swallowing.
- Diagnosis involves medical imaging, blood tests, and physical exams to determine the type and location of blockage or rupture.
- Treatment depends on the type of stroke but may include clot-busting drugs, surgery, medication, and lifestyle changes to prevent future strokes.
A stroke occurs when the blood supply to the brain is interrupted or reduced, causing brain cells to die. It is a medical emergency. There are two main types of strokes: ischemic, caused by a blockage in a blood vessel, and hemorrhagic, caused by a ruptured blood vessel. Symptoms vary depending on the affected area of the brain but can include paralysis, confusion, and headaches. Diagnostic tests including CT scans and MRI images are used to determine the type and location of the stroke. Treatment options depend on the type of stroke but may include clot-busting drugs or surgery to repair damaged blood vessels. Prevention is key through controlling risk factors like high blood pressure, diabetes, and smoking.
1) The document discusses strokes (cerebrovascular accidents or CVAs), their causes, types, symptoms, diagnosis and treatment.
2) Strokes are caused by disturbances in the vascular system and can be ischemic (caused by clot or blockage) or hemorrhagic (caused by bleeding).
3) Common symptoms of strokes include weakness or numbness on one side of the body, speech problems, and visual issues. The specific symptoms depend on the area of the brain affected.
This document provides biographical information about Dr. Ronald Sanchez-Magbitang, including his educational background and medical training. It lists that he received his B.S. in Biology from the University of Santo Tomas and his Doctor of Medicine degree from Saint Louis University. It also notes his current position as Chief of Hospital at Gov. Eduardo L. Joson Memorial Hospital in Cabanatuan City.
This document provides an overview of strokes, including:
1) Strokes are caused by an interruption of blood flow to the brain and are a leading cause of death and disability in the US.
2) The two main types of strokes are ischemic, caused by blockage of arteries, and hemorrhagic, caused by bleeding in the brain.
3) Warning signs of a stroke include sudden weakness, confusion, trouble speaking, and vision changes. Acting FAST (Face, Arms, Speech, Time) and calling 911 immediately can help reduce stroke damage.
The document discusses stroke, including risk factors, signs and symptoms, and the importance of rapid treatment. It outlines the "Stroke Chain of Survival and Recovery" which includes early detection, emergency dispatch, pre-hospital transport and management, emergency department triage, evaluation and specific therapies, and fibrinolytic drug therapy. Rapid recognition of stroke, emergency medical response, and treatment are critical to limiting neurological damage and improving patient outcomes.
Tiga kalimat ringkasan dokumen tersebut adalah:
Dokumen tersebut membahas tentang stroke, termasuk pengertian, penyebab, gejala, diagnosis, dan penatalaksanaan fisioterapi pasien stroke.
Dokumen tersebut memberikan informasi mengenai asuhan keperawatan sistem neurologi, yang mencakup pengkajian fungsional neurologi seperti kondisi mental, fungsi syaraf kranial, bahasa dan berbicara, status sensori, dan status motorik. Beberapa bagian otak dan penilaian refleks juga dijelaskan.
Asuhan keperawatan pada pasien dengan stroke memberikan penjelasan mengenai pengkajian, diagnosa, dan rencana keperawatan untuk pasien stroke. Pengkajian meliputi riwayat medis dan gejala klinis, seperti gangguan fungsi saraf dan mobilitas. Diagnosa keperawatan meliputi hambatan mobilitas, komunikasi, dan aktivitas sehari-hari karena kerusakan saraf serta risiko komplikasi peredaran darah otak. Rencana keperawatan bertujuan
Dokumen tersebut membahas konsep dasar stroke dan asuhan keperawatan pada pasien subarachnoid bleeding. Stroke terjadi akibat gangguan aliran darah ke otak dan dapat disebabkan oleh trombosis, emboli, atau perdarahan. Gejala stroke bervariasi tergantung jenisnya, namun umumnya meliputi nyeri kepala dan gangguan fungsi neurologis. Asuhan keperawatan penting untuk stroke meliputi monitoring gejala, mencegah komplik
Pasien laki-laki berusia 17 tahun mengalami kejang sebanyak 5 kali dalam 2 hari. Didiagnosis menderita epilepsi berdasarkan riwayat penyakit dan hasil pemeriksaan. Diberikan pengobatan antiepilepsi dan edukasi untuk keluarga.
Stroke non hemoragik adalah gangguan fungsi otak akibat berhentinya suplai darah ke bagian otak. Penyebabnya antara lain trombosis, emboli, dan iskemia. Faktor risikonya meliputi hipertensi, penyakit jantung, kolesterol tinggi, diabetes, dan merokok. Gejalanya bervariasi bergantung lokasi otak yang terganggu seperti kelemahan otot, gangguan bahasa, dan gangguan sensorik. Pemeriksaan seperti CT scan dan
1. STROKE
Created by: Riza Nur Alviyan, Sana Suhaimah, Siti
Hafsoh, Tedi hartoto, wahyu adi nugroho,
wahyuni ambar sari, wening kukuh, anjaya dwi
yunandar.
2. Pengertian Stroke
1. Stroke disebut juga CVA (cerebro vascular accident)
2. Stroke adalah kerusakan jaringan otak yang
disebabkan karena berkurangnya atau terhentinya
suplai darah secara tiba - tiba
3. Stroke merupakan manifestasi gangguan saraf umum,
yang timbul secara mendadak dalam waktu singkat,
yang diakibatkan gangguan aliran darah ke otak akibat
penyumbatan (ischemik stroke) atau perdarahan
(haemorhagic stroke).
3. Menurut Penyebab Stroke dibagi :
1. Stroke Hemoragik
a. Intra cerebral hemoragik (ICH)
penyebab: Hypertensi, Aneurysma dan arterioveneus Malformasi
(AVM)
b. Sub Arachnoid Hemoragik (SAH)
ïƒ diagnosis medis : CT brain scan
2. Stroke Non Hemoragik (Iskemik)
penyebab : Arteriosklerosis & sering dikaitkan dengan : DM,
Hypercolesterolemia, Asam urat, hyperagregasi trombosit
3. Emboli ïƒ Sumber dari tronkus di arteria carotis communis di jantung ïƒ
Lepas ïƒ trombus embolus ïƒ otak.
5. Stroke iskemik terjadi akibat
plak atau bekuan darah
menyumbat pembuluh darah
di otak
stroke hemoragik atau
perdarahan terjadi akibat
pecahnya pembuluh darah di
otak.
8. 1. TIA (Trenssient Ischemic Attack) ïƒ Gejala dan tanda
hilang dalam waktu beberapa detik sampai dengan
24 jam. Difisit neurologis dapat berupa hemiparise,
monoparise, gangguan penglihatan, sulit bicara.
2. RIND (Reversible Ischemic Neurological Deficit ) ïƒ
Tanda dan gejala hilang dalam beberapa hari sampai
dengan minggu.
Infark Serebri Berdasarkan Perjalanan
Klinisnya dapat dibagi menjadi 4 :
9. Lanjutan,
2. Stroke in evolution atau progressive Stroke ïƒ defisit
neurologis bersifat fluktuatif, progresif kearah jelek,
biasanya disertai penyakit penyerta (DM, Gangguan
fungsi jantung, gangguan fungsi ginjal, dll)
3. Completed Stroke (Stroke Komplit) ïƒ Defisit
neurologis bersifat permanen
10. PATOLOGI
1. Zona Oedematosa ïƒ 6 hari – 10 hari
2. Zona Degenerasi ïƒ 6 – 8 bulan
3. Zona Nekrotik ïƒ > 8 bulan
Zona Oedematosa Zona Degenerasi Zona Nekrotik
Placcid 1 – 2 minggu Recovery 6 – 8 bulan Residual lebih 6 bulan /
permanen tahunan
Neurological Improvement
1. Area Degenerasi (Bersifat iriversibel
permanen = Zona nekrotik) Disebut
area umbra
2. Area degenerasi riversibel (area
penumbra = Zona degenerasi)
3. Area Oedematosa (Bersifat riversibel
= Zona Oedematosa)
12. Tanda dan Gejala
Gejala neurologis Fokal Gejala neurologis global
Gejala motorik
1.Kelemahan atau kekakuan tubuh satu sisi
2.Kelumpuhan kedua sisi
3.Gangguan menelan
4.Gangguan keseimbangan tubuh
Gangguan berbicara
1.Kesulitan pemahaman
2.Kesulitan membaca
3.Kesulitan menghitung
Gejala sensorik
Perubahan kemampuan sensorik
Gejala visual
Gangguan penglihatan
Gangguan kognitif
Gangguan memori dan aktifitas sehari-hari
1. Gangguan seliruh tubuh
2. “light-headedness
3. Pingsan
4. ‘blackouts’ dengan
gangguan kesadaran
5. Inkontinensia urin maupun
feses
6. Bingung
13. DIAGNOSIS MEDIS
1. Computerized Tomography Scanning (CT scan)
1) Infark ïƒ lesi hipodens (lesi dengan densitas rendah) tampak lebih
hitam dibanding jaringan otak disekitarnya.
2) Perdarahan ïƒ Lesi hiperdens (lesi dengan densitas tinggi)
tampak lebih putih dibanding jaringan otak
disekitarnya.
2. MRI & MRA ( Magnetic Resonance Imaging & Magnetic
Resonace Angiography)
untuk mengetahui topis kebocoran pembuluh darah di otak
15. A. Pemeriksaan
1. Anamnesis Keluhan Utama, Riwayat penyakit
sekarang , Riwayat Pribadi, Riwayat Keluarga.
2. Pemeriksaan Fisik
a. Tanda-tanda Vital: Tekanan darah, Denyut
nadi, Pernapasan.
b. INSPEKSI : statis dan dinamis
c. PALPASI : Spasme otot, Kontraktur otot,
flaccid atau spastis dll
16. KOGNITIF, INTRA PERSONAL & INTER PERSONAL:
Kognitif : pasien belum dapat berbicara dengan jelas tetapi pasien
dapat mengikuti instruksi terapis dengan baik.
Intra personal : pasien mempunyai keyakinan/motifasi yang tinggi
untuk sembuh dan kembali beraktifitas.
Inter personal : komunikasi pasien hanya dapat di mengerti oleh
anak pasien tetapi interaksi dengan terapis dapat dilakukan dengan
baik.
17. KEMAMPUAN FUNGSIONAL & LINGKUNGAN
AKTIVITAS :
1) Aktivitas Fungsional Dasar: miring, duduk, berdiri, berjalan.
2) Kemampuan Aktifitas Fungsional: Pasien ketika BAB dan
BAK, makan.
3) Lingkungan aktifitas :
pasien belum dapat melakukan aktifitas secara mandiri
18. 3. Pemeriksaan Spesifik
a. LGS dengan goneometer
b. Kekuatan otot
c. Pemeriksaan nyeri
d. Pemeriksaan reflek
1)Fisiologis : patella, biceps, triceps,
achilles
2)Patologis : babinsky, chadock,
oppenheim, gordon, schefer dll.
19. 2. Spastisitas Dengan Skala ASWORTH
NILAI KETERANGAN
0 Tidak ada peningkatan tonus
1 Ada peningkatan sedikit tonus otot, ditandai dengan
terasanya tahanan minimal (catch and release) pada
akhir ROM pada waktu sendi digerakkan fleksi atau
ekstensi
2 Ada peningkatan sedikit tonus otot, ditandai dengan
adanya pemberhentian gerakan (catch) dan diikuti
dengan adanya tahanan minimal sepanjang sisa ROM,
tetapi secara umum sendi tetap mudah digerakkan
3 Peningkatan tonus otot lebih nyata sepanjang sebagian
besar ROM, tapi sendi masih mudah digerakkan
4 Peningkatan tonus otot sangat nyata, gerak pasif sulit
dilakukan
5 Sendi atau ekstremitas kaku/rigid pada gerakan fleksi
atau ekstensi
20. Barthel Index Scoring Form
Patient Name: _____________________ Rater Name:_____________________
Date:____________
FEEDING
0 = unable
5 = needs help cutting, spreading
butter, etc., or
requires modified diet
10 = independent
BATHING
0 = dependent
5 = independent (or in shower)
GROOMING
0 = needs to help with personal
care
5 = independent
face/hair/teeth/shaving
(implements provided)
DRESSING
0 = dependent
5 = needs help but can do about
half unaided
10 = independent (including
buttons, zips, laces,
etc.)
BOWELS
0 = incontinent (or needs to be
given enemas)
5 = occasional accident
10 = continent
BLADDER
0 = incontinent, or catheterized
and unable to
manage alone
5 = occasional accident
10 = continent
21. TOILET USE
0 = dependent
5 = needs some help, but can do
something alone
10 = independent (on and off,
dressing, wiping)
TRANSFERS (BED TO CHAIR
AND BACK)
0 = unable, no sitting balance
5 = major help (one or two
people, physical), can
sit
10 = minor help (verbal or
physical)
15 = independent
MOBILITY (ON LEVEL
SURFACES)
0 = immobile or < 50 yards
5 = wheelchair independent,
including corners, >
50 yards
10 = walks with help of one person
(verbal or
physical) > 50 yards
15 = independent (but may use any
aid; for
example, stick) > 50 yards
STAIRS
0 = unable
5 = needs help (verbal, physical,
carrying aid)
10 = independent
TOTAL SCORE=
_____________
22. e. Koordinasi non-equilibrium
Nilai
Kiri
Tes
Koordinasi
Nilai
Kanan
Jari ke hidung
Jari pasien ke jari terapis
Jari ke jari tangan yang lain
Menyentuh hidung dan jari tangan bergantian
Gerak oposisi jari tangan
Menggenggam
Pronasi-supinasi
Tepuk tangan
Tepuk kaki
Menunjuk
Tumit ke lutut
Tumit ke jari kaki
Tumit menyentuh bawah lutut
Mempertahankan posisi anggota gerak atas
Mempertahankan posisi anggota gerak bawah
23. Tes keseimbangan : duduk, berdiri dan berjalan
Pemeriksaan sensoris
- Panas-Dingin
- Kasar-Halus
- Tajam-tumpul
- Streognosis
- Grafestesia
- Propioceptif
- Diskriminasi 2 titik
24. DIAGNOSIS FISIOTERAPI
1. Impairment :
- kontraktur pada otot.
- keterbatasan Lingkup gerak sendi
- Spastisitas
- penurunan kekuatan otot
- gangguan koordinasi
- gangguan keseimbangan
2. Functional limitation
- pasien belum dapat kembali keposisi tidur terlentang secara mandiri
setelah miring
- pasien belum dapat miring dengan mandiri ke kiri
- Pasien belum dapat duduk mandiri
3. disability
Keterbatasan dalam aktifitas sosial dan berinteraksi dengan lingkungan
25. Program/Rencana Fisioterapi
1. Tindakan Fisioterapi
- IRR
- breathing exercise
-PNF
-Balance Exercise
- Latihan koordinasi
- Terapi Manipulasi
- Passive Stretching
- positioning
- Latihan ADL
26. 2. Edukasi
1) pasien disarankan untuk menggerakan aggota
tubuhnya dengan mandiri
2) pasien sarankan untuk merubah posisi dari
tidur ke miring ssetiap 2 jam sekali
3) keluarga disarankan untuk membantu pasien
dalam melatih anggota gerak tubuh pasien dan
memberikan semangat kepada pasien.