際際滷

際際滷Share a Scribd company logo
Penkes imunisasi
;
PENTINGNYA
Disusun oleh:
Disusun Oleh :
Burhan Burhanudin
Ema Arum Rukmasari
Ghyta
Lilis Mamuroh
Rahmalia
Willa
Yuli Yuliana
PROGRAM STUDI NERS
STIKES BHAKTI KENCANA
BANDUNG
2015
Imunisasi adalah suatu tindakan untuk
memberikan kekebalan dengan cara
memasukkan vaksin ke dalam tubuh
manuasia.
Imunisasi merupakan cara terbaik untuk
melindungi Anak dari berbagai macam
penyakit ;
Imunisasi bisa mencegah beberapa penyakit
infeksi yang dapat menyebabkan kematian
dan kecacatan ;
Imunisasi efektif mencegah penyebaran
dan penularan bakteri atau virus
ke anak-anak lain dan orang dewasa
di lingkungan sekitar
sehingga wabah penyakit berat yang
mematikan bisa dihindari.
lima imunisasi dasar yang wajib diberikan
sejak bayi:
1. Imunisasi BCG sekali untuk mencegah
penyakitTuberkulosis.Diberikan segera
setelah bayi lahir di tempat pelayanan
kesehatan atau mulai 1 (satu) bulan di
Posyandu.
2. Imunisasi Hepatitis B sekali untuk mencegah
penyakitHepatitis B yang ditularkan dari ibu
ke bayi saatpersalinan.
3. Imunisasi DPT-HB 3 (tiga) kali untuk
mencegah penyakitDifteri, Pertusis (batuk
rejan), Tetanus dan Hepatitis B. Imunisasi ini
pertama kali diberikan saatbayi berusia 2
(dua)bulan.Imunisasi berikutnya berjarak
waktu 4 minggu.Pada saatini pemberian
imunisasiDPT dan Hepatitis B dilakukan
bersamaan dengan vaksin DPT-HB.
4. Imunisasi polio untuk memberikan
kekebalan terhadap penyakitpolio. Imunisasi
Polio diberikan 4 (empat) kali dengan jelang
waktu (jarak) 4 minggu.
5. Imunisasi campak untuk mencegahpenyakit
campak.Imunisasicampak
diberikan saatbayi berumur9 bulan.
Imunisasi kadang mengakibatkan efek samping.
Ini adalah tanda baik yang membuktikan vaksin
betul-betul bekerja secara tepat.
Umumnya efek samping imunisasi tergolong
ringan, seperti bengkak atau bekas berwarna
kemerahan di bagian yang disuntik, demam,
mual, nyeri, pusing, dan hilang nafsu makan
BCG: Setelah 2 minggu akan terjadi
pembengkakan kecil dan merah di tempat
suntikan. Setelah 23 minggu kemudian
pembengkakan menjadi abses kecil dan
kemudian menjadi luka dengan garis tengah 賊10
mm. Luka akan sembuh sendiri dengan
meninggalkan luka parut kecil.
DPT: Kebanyakan bayi menderita panas pada
sore hari setelah imunisasi DPT, tetapi panas
akan turun dan hilang dalam waktu 2 hari.
Sebagian besar merasa nyeri, sakit, merah atau
bengkak di tempat suntikan. Keadaan ini tidak
berbahaya dan tidak perlu mendapatkan
pengobatan khusus, dan akan sembuh sendiri.
Bila gejala tersebut tidak timbul, tidak perlu
diragukan bahwa imunisasi tersebut tidak
memberikan perlindungan, dan imunisasi tidak
perlu diulang.
Polio: Jarang timbuk efek samping.
Campak: Anak mungkin panas, kadang disertai
kemerahan 410 hari sesudah penyuntikan.
Hepatitis B: Belum pernah dilaporkan adanya
efek samping.
Imunisasi Lengkap
wajib Diberikan
sejak Bayi
Penkes imunisasi
5
SATUAN ACARA PENYULUHAN
Pentingnya Imunisasi Bagi Kesehatan Anak
Oleh :
Kelompok III :
Burhan Burhanudin
Ema Arum Rukmasari
Ghyta
Rahmalia
Lilis Mamuroh
Willa
Yuli Yuliana
PROGRAM STUDI NERS
SEKOLAH TINGGI KESEHATAN BHAKTI KENCANA
B A N D U N G
2 0 1 5
6
SATUAN ACARA PENYULUHAN
Pokok bahasan
Sub pokok bahasan
Sasaran
Hari/tanggal
Waktu
Tempat
Penyuluh
: Perawatan Kesehatan Anak
: Pentingnya Imunisasi Bagi kesehatan anak
: Keluarga yang memiliki balita
: Jumat, 3 Juli 2015
: 30 menit
: RW 14 Desa Sukajaya - Garut
: Mahasiswa STIKES Bhakti Kencana Bandung
Tujuan Instruksional Umum :
Setelah mengikuti penyuluhan kesehatan tentang pentingnya imunisasi bagi kesehatan
anak, diharapkan keluarga yang memiliki balita belum imunisasi dapat memahami dan
mau membawa anaknya untuk diimunisasi.
Analisa Tugas :
Know :
1. Pengertian imunisasi.
2. Tujuan imunisasi.
3. Jenis-jenis imunisasi pada anak.
4. Efek samping imunisasi.
Do :
Keluarga mau membawa anaknya untuk dilakukan imunisasi.
7
Show :
Keluarga memperhatikan penjelasan dan menunjukkan pemahaman terhadap materi yang
disampaikan.
Tujuan Instruksional Khusus :
Setelah mengikuti pendidikan kesehatan selama 1x30 menit, diharapkan keluarga dapat
mengetahui dan memahami tentang :
1. Pengertian imunisasi.
2. Tujuan imunisasi.
3. Jenis-jenis imunisasi pada anak.
4. Efek samping imunisasi.
Materi Pengajaran :
Terlampir.
Alokasi Waktu :
30 menit
Strategi Pelaksanaan :
1. Menjelaskan materimateri penyuluhan :
a. Menjelaskan tentang pengertian imunisasi.
b. Dengan tanya jawab dan menjelaskan tentang tujuan imunisasi
c. Menjelaskan tentang jenis-jenis imunisasi
d. Dengan tanya jawab dan menjelaskan tentang efek samping imunisasi.
2. Memberikan kesempatan bertanya kepada keluarga.
8
3. Mengadakan tanya jawab untuk mengetahui sejauh mana pemahaman keluarga
tentang pentingnya imunisasi bagi anak.
4. Memberikan kesempatan kepada keluarga untuk menjelaskan kembali tentang
pentingnya imunisasi bagi anaknya.
Metoda Pengajaran :
Ceramah, tanya jawab, dan demosntrasi.
Media Pengajaran :
Leaflet, Power point, LCD.
9
Proses Pelaksanaan
Tahap
Kegiatan
Kegiatan
Metoda Waktu Media
Penyuluh Peserta
Persiapan  Menyiapkan materi dan lingkungan 5 menit
Pembukaan  Membuka acara dengan mengucapkan
salam
 Menyampaikan topik dan tujuan
penyuluhan
 Apersepsi
 Menjawab salam
 Menyimak
 Mendengarkan,
 Menjawab pertanyaan
 Ceramah
 Tanya jawab
5 menit
Kerja  Mengkaji pengetahuan sasaran
tentang materi penyuluhan.
 Menjelaskan tentang materi
penyuluhan
 Memberikan kesempatan untuk
menanyakan hal-hal yang belum di
mengerti.
 Menyampaikan pengetahuannya
tentang materi penyuluhan
 Mendengarkan penyuluh
menyampaikan materi
 Menanyakan hal-hal yang belum/tidak
dimengerti dari materi penyuluhan
 Cermah
 Tannya jawab
15 menit Leaflet
Video
Power Point
LCD
Penutup Memberikan pertanyaan kepada sasaran
tentang materi yang sudah disampaikan
penyuluh
Menyimpulkan materi penyuluhan yang
telah disampaikan kepada sasaran
Menutup acara dan mengucapkan salam
serta terima kasih kepada sasaran.
Menjawab pertanyaan yang diajukan
penyuluh
Mendengarkan penyampaian
kesimpulan
Mendengarkan penyuluh menutup acara
dan menjawab salam
 Ceramah
 Tanya jawab
10 menit
.
10
Setting Tempat :
Keterangan :
1
2
3
4
5
: Penyaji
: Moderator
: Sekretaris
: Fasilitator
: Observer
Organisasi Kelompok :
Penyaji
Moderator
Sekretaris
Fasilitator
Observer
: Ema Arum Rukmasari
: Burhan Burhanudin
: Ghyta Fauzia
: 1. Lilis Mamuroh
2. Rahmalia
3. Willa
: Yuli Yuliana
U
B + T
S
L A Y A R
1 2 3
AUDIENS
4
5
4
4
11
Evaluasi :
Materi penilaian/ Test :
1. Jelaskan tentang Pengertian imunisasi.
2. Sebutkan Tujuan imunisasi.
3. Sebutkan Jenis-jenis imunisasi pada anak.
4. Jelaskan Efek samping imunisasi
12
MATERI PENYULUHAN
PENTINGNYA IMUNISASI BAGI KESEHATAN ANAK
1. Pengertian Imunisasi
Imunisasi berasal dari kata imun, kebal atau resisten. Jadi Imunisasi adalah suatu
tindakan untuk memberikan kekebalan dengan cara memasukkan vaksin ke dalam
tubuh manuasia. Sedangkan kebal adalah suatu keadaan dimana tubuh mempunyai
daya kemampuan mengadakan pencegahan penyakit dalam rangka menghadapi
serangan kuman tertentu. Kebal atau resisten terhadap suatu penyakit belum tentu kebal
terhadap penyakit lain (Depkes RI, 2005).
Dalam ilmu kedokteran, imunitas adalah suatu peristiwa mekanisme pertahanan
tubuh terhadap invasi benda asing hingga terjadi interaksi antara tubuh dengan benda
asing tersebut. Adapun tujuan imunisasi adalah merangsang sistim imunologi tubuh
untuk membentuk antibody spesifik sehingga dapat melindungi tubuh dari serangan
Penyakit yang Dapat Dicegah Dengan Imunisasi (PD3I).
Departemen Kesehatan RI (2004), menyebutkan imunisasi adalah suatu usaha
yang dilakukan dalam pemberian vaksin pada tubuh seseorang sehingga dapat
menimbulkan kekebalan terhadap penyakit tertentu.
2. Tujuan imunisasi
Tujuan pemberian imunisasi adalah untuk mencegah terjadinya infeksi penyakit
yang dapat menyerang anak-anak. Hal ini dapat dicegah dengan pemberian imuniasi
sedini mungkin kepada bayi dan anak-anak.
Menurut Depkes RI (2001), tujuan pemberian imunisasi adalah untuk mencegah
penyakit dan kematian bayi dan anak-anak yang disebabkan oleh wabah yang sering
muncul. Pemerintah Indonesia sangat mendorong pelaksanaan program imunisasi
sebagai cara untuk menurunkan angka kesakitan, kematian pada bayi, balita/ anak-anak
pra sekolah.
13
3. Pentingnya Imunisasi dan penyakit Yang Dapat Dicegah Dengan Imunnisasi
Di Indonesia, program imunisasi telah dimulai sejak abad ke 19 untuk membasmi
penyakit cacar di Pulau Jawa. Kasus cacar terakhir di Indonesia ditemukan pada tahun
1972 dan pada tahun 1974 Indonesia secara resmi dinyatakan Negara bebas cacar.
Tahun 1977 sampai dengan tahun 1980 mulai diperkenal kan imunisasi BCG, DPT dan
TT secara berturut-turut untuk memberikan kekebalan terhadap penyakit-penyakit
TBC anak, difteri, pertusis dan tetanus neonatorum. Tahun 1981 dan 1982 berturut-
turut mulai diperkenalkan antigen polio dan campak yang dimulai di 55 buah
kecamatan dan dikenal sebagai kecamatan Pengembangan Program Imunisasi (PPI).
(Depkes RI, 2005)
Pada tahun 1984, cakupan imunisasi lengkap secara nasional baru mencapai 4%.
Dengan strategi akselerasi, cakupan imunisasi dapat ditingkatkan menjadi 73% pada
akhir tahun 1989. Strategi ini terutama ditujukan untuk memperkuat infrastruktur dan
kemampuan manajemen program. Dengan bantuan donor internasional (antara lain
WHO, UNICEF, USAID) program berupaya mendistribusikan seluruh kebutuhan
vaksin dan peralatan rantai dinginnya serta melatih tenaga vaksinator dan pengelola
rantai dingin . Pada akhir tahun 1989, sebanyak 96% dari semua kecamatan di tanah
air memberikan pelayanan imunisasi dasar secara teratur. (Abednego, 1997)
Dengan status program demikian, pemerintah bertekad untuk mencapai Universal
Child Immunization (UCI) yaitu komitmen internasional dalam rangka Child Survival
pada akhir tahun 1990. Dengan penerapan strategi mobilisasi social dan pengembangan
Pemantauan Wilayah Setempat (PWS), UCI ditingkat nasional dapat dicapai pada akhir
tahun 1990. Akhirnya lebih dari 80% bayi di Indonesia mendapat imunisasi lengkap
sebelum ulang tahunnya yang pertama. (Depkes RI, 2005)
Pentingnya Imunisasi dan Penyakit Yang Dapat Dicegah Dengan Imunisasi
Imunisasi merupakan salah satu cara yang efektif dan efisien dalam mencegah penyakit
dan merupakan bagian kedokteran preventif yang mendapatkan prioritas. Sampai saat
ini ada tujuh penyakit infeksi pada anak yang dapat menyebabkan kematian dan cacat,
walaupun sebagian anak dapat bertahan dan menjadi kebal. Ketujuh penyakit tersebut
dimasukkan pada program imunisasi yaitu penyakit tuberkulosis, difteri, pertusis,
tetanus, polio, campak dan hepatitis-B.
a. Tuberkulosis
Tuberkulosis (TBC) adalah suatu penyakit menular langsung yang disebabkan
oleh kuman TB (Mycobacterium tuberculosis). Penyakit TBC ini dapat menyerang
14
semua golongan umur dan diperkirakan terdapat 8 juta penduduk dunia diserang
TB dengan kematian 3 juta orang per tahun. Di negara-negara berkembang
kematian ini merupakan 25% dari kematian penyakit yang sebenarnya dapat
diadakan pencegahan. Diperkirakan 95% penderita TBC berada di Negara
berkembang.
b. Difteri.
Difteri merupakan penyakit infeksi yang disebabkan oleh Corynebacterium
diphtheriae merangsang saluran pernafasan terutama terjadi pada balita. Penyakit
difteri mempunyai kasus kefatalan yang tinggi. Pada penduduk yang belum
divaksinasi ternyata anak yang berumur 1-5 tahun paling banyak diserang karena
kekebalan (antibodi) yang diperolah dari ibunya hanya berumur satu tahun.
c. Pertusis
Pertusis atau batuk rejan adalah penyakit infeksi akut yang disebabkan oleh
Bordotella pertusis pada saluran pernafasan. Penyakit ini merupakan penyakit
yang cukup serius pada bayi usia dini dan tidak jarang menimbulkan kamatian.
Seperti halnya penyakit infeksi saluran pernafasan akut lainnya, pertusis sangat
mudah dan cepat penularannya. Penyakit ini dapat merupakan salah satu penyebab
tingginya angka kesakitan terutama di daerah yang padat penduduk.
d. Tetanus
Penyakit tetanus merupakan penyakit yang disebabkan oleh kuman bakteri
Clostridium tetani. Kejadian tetanus jarang dijumpai di negara yang telah
berkembang tetapi masih banyak terdapat di negara yang sedang berkembang,
terutama dengan masih seringnya kejadian tetanus pada bayi baru lahir (tetanus
neonatorum). Penyakit terjadi karena kuman Clostridium tetani memasuki tubuh
bayi lahir melalui tali pusat yang kurang terawat. Kejadian seperti ini sering kali
ditemukan pada persalinan yang dilakukan oleh dukun kampong akibat memotong
tali pusat memakai pisau atau sebilah bambu yang tidak steril. Tali pusat mungkin
pula dirawat dengan berbagai ramuan, abu, daun-daunan dan sebagainya. Oleh
karena itu, untuk mencegah kejadian tetanus neonatorum ini adalah dengan
pemberian imunisasi.
e. Poliomielitis
Polio adalah penyakit yang disebabkan oleh virus polio. Berdasarkan hasil
surveilans AFP (Acute Flaccide Paralysis) dan pemeriksaan laboratorium,
penyakit ini sejak tahun 1995 tidak ditemukan di Indonesia. Namun kasus AFP ini
dalam beberapa tahun terkahir kembali ditemukan di beberapa daerah di Indonesia.
15
f. Campak
Penyakit campak (Measles) merupakan penyakit yang disebabkan oleh virus
campak, dan termasuk penyakit akut dan sangat menular, menyerang hampir
semua anak kecil. Penyebabnya virus dan menular melalui saluran pernafasan
yang keluar saat penderita bernafas, batuk dan bersin (droplet). Penyakit ini pada
umumnya sangat dikenal oleh masyarakat terutama para ibu rumah tangga.
Dibeberapa daerah penyakit ini dikaitkan dengan nasib yang harus dialamai oleh
semua anak, sedangkan di daerah lain dikaitkan dengan pertumbuhan anak.
g. Hepatitis B
Penyakit hepatitis merupakan penyakit menular yang disebabkan oleh virus
hepatitis. Penyakit ini masih merupakan satu masalah kesehatan di Indonesia
karena prevalensinya cukup tinggi. Prioritas pencegahan terhadap penyakit ini
yaitu melalui pemberian imunisasi hepatitis pada bayi dan anak-anak. Hal ini
dimaksudkan agar mereka terlindungi dari penularan hepatitis B sedini mungkin
dalam hidupnya. Dengan demikian integrasi imunisasi Hepatitis B ke dalam
imunisasi dasar pada kelompok bayi dan anak-anak merupakan langkah yang
sangat diperlukan.
4. Tujuan Pelaksanaan Imunisasi
a. Vaksinasi BCG
Vaksinasi BCG diberikan pada bayi umur 0-12 bulan secara suntikan intrakutan
dengan dosis 0,05 ml. Vaksinasi BCG dinyatakan berhasil apabila terjadi
tuberkulin konversi pada tempat suntikan. Ada tidaknya tuberkulin konversi
tergantung pada potensi vaksin dan dosis yang tepat serta cara penyuntikan yang
benar. Kelebihan dosis dan suntikan yang terlalu dalam akan menyebabkan
terjadinya abses ditempat suntikan. Untuk menjaga potensinya, vaksin BCG harus
disimpan pada suhu 20 C. (Depkes RI, 2005)
b. Vaksinasi DPT
Kekebalan terhadap penyakit difteri, pertusis dan tetanus adalah dengan pemberian
vaksin yang terdiri dari toksoid difteri dan toksoid tetanus yang telah dimurnikan
ditambah dengan bakteri bortella pertusis yang telah dimatikan. Dosis penyuntikan
0,5 ml diberikan secara subkutan atau intramuscular pada bayi yang berumur 2-12
bulan sebanyak 3 kali dengan interval 4 minggu. Reaksi spesifik yang timbul
setelah penyuntikan tidak ada. Gejala biasanya demam ringan dan reaksi lokal
tempat penyuntikan. Bila ada reaksi yang berlebihan seperti suhu yang terlalu
16
tinggi, kejang, kesadaran menurun, menangis yang berkepanjangan lebih dari 3
jam, hendaknya pemberian vaksin DPT diganti dengan DT. (Depkes RI, 2005)
c. Vaksinasi Polio
Untuk kekebalan terhadap polio diberikan 2 tetes vaksin polio oral yang
mengandung viruis polio yang mengandung virus polio tipe 1, 2 dan 3 dari Sabin.
Vaksin yang diberikan melalui mulut pada bayi umur 2-12 bulan sebanyak 4 kali
dengan jarak waktu pemberian 4 minggu. (Depkes RI, 2005)
d. Vaksinasi Campak
Vaksin yang diberikan berisi virus campak yang sudah dilemahkan dan dalam
bentuk bubuk kering atau freezeried yang harus dilarutkan dengan bahan pelarut
yang telah tersedia sebelum digunakan. Suntikan ini diberikan secara subkutan
dengan dosis 0,5 ml pada anak umur 9-12 bulan. Di negara berkembang imunisasi
campak dianjurkan diberikan lebih awal dengan maksud memberikan kekebalan
sedini mungkin, sebelum terkena infeksi virus campak secara alami. Pemberian
imunisasi lebih awal rupanya terbentur oleh adanya zat anti kebal bawaan yang
berasal dari ibu (maternal antibodi), ternyata dapat menghambat terbentuknya zat
kebal campak dalam tubuh anak, sehingga imunisasi ulangan masih diberikan 4-6
bulan kemudian. Maka untuk Indonesia vaksin campak diberikan mulai abak
berumur 9 bulan. (Depkes RI, 2005)
5. Manfaat dan Efek Samping Imunisasi
Imunisasi bertujuan untuk merangsang system imunologi tubuh untuk membentuk
antibody spesifik sehingga dapat melindungi tubuh dari serangan penyakit. (Musa,
1985). Walaupun cakupan imunisasi tidak sama dengan 100% tetapi sudah mencapai
70% maka anal-anak yang tidak mendapatkan imunisasi pun akan terlindungi oleh
adanya suatu herd immunity.
Berdasarkan hasil penelitian Ibrahim (1991), menyatakan bahwa bila imunisasi
dasar dilaksanakan dengan lengkap dan teratur, maka imunisasi dapat menguragi angka
kesakitan dan kematian balita sekitar 80-95%. Pengertian teratur dalam hal ini adalah
teratur dalam mentaati jadwal dan jumlah frekuensi imunisasi, sedangkan yang
dimaksud imunisasi dasar lengkap adalah telah mendapat semua jenis imunisasi dasar
(BCG 1 kali, DPT 3 kali, Polio 4 kali dan Campak 1 kali) pada waktu anak berusia
kurang dari 11 bulan. Imunisasi dasar yang tidak lengkap, maksimal hanya dapat
memberikan perlindungan 25-40%. Sedangkan anak yang sama sekali tidak
diimunisasi tentu tingkat kekebalannya lebih rendah lagi.
17
Pemberian tetanus toksoid pada ibu hamil dapat mencegah terjadinya tetanus
neonatorum pada bayi baru lahir yang ditolong dengan tidak steril dan pemotongan tali
pusat memakai alat tidak steril. Imunisasi terhadap difteri dan pertusis dimulai sejak
umur 2-3 bulan dengan selang 4-8 minggu sebanyak 3 kali akan memberikan
perlindungan mendekati 100% sampai anak berusia 1 tahun. Imunisasi campak
diberikan 1 kali akan memberikan perlindungan seumur hidup. Imunisasi poliomyelitis
dapat memberikan perlindungan seumur hidup apabila telah diberikan 4 kali.
Vaksin sebagai suatu produk biologis dapat memberikan efek samping yang tidak
diperkirakan sebelumnya dan tidak selalu sama reaksinya antara penerima yang satu
dengan penerima lainnya. Efek samping imunisasi yang dikenal sebagai Kejadian
Ikutan

More Related Content

What's hot (20)

Kebijakan P2PTM dengan Pendekatan Kampus Sehat.pptx
Kebijakan P2PTM dengan Pendekatan Kampus Sehat.pptxKebijakan P2PTM dengan Pendekatan Kampus Sehat.pptx
Kebijakan P2PTM dengan Pendekatan Kampus Sehat.pptx
Dian Kurnia Rabbani
CEGAH STUNTING DENGAN ASI EKSLUSIF.pptx
CEGAH STUNTING DENGAN ASI EKSLUSIF.pptxCEGAH STUNTING DENGAN ASI EKSLUSIF.pptx
CEGAH STUNTING DENGAN ASI EKSLUSIF.pptx
ssuser4c4f81
Minilokakarya Linsek Puskesmas Bumiaji Februari 2023.pptx
Minilokakarya Linsek Puskesmas Bumiaji Februari 2023.pptxMinilokakarya Linsek Puskesmas Bumiaji Februari 2023.pptx
Minilokakarya Linsek Puskesmas Bumiaji Februari 2023.pptx
Risanita
328837951 leadership-advokasi
328837951 leadership-advokasi328837951 leadership-advokasi
328837951 leadership-advokasi
gitanurma
Desentralisasi kesehatan-1
Desentralisasi kesehatan-1Desentralisasi kesehatan-1
Desentralisasi kesehatan-1
Ridel Torar
Gizi pkm download
Gizi pkm downloadGizi pkm download
Gizi pkm download
Siti Gz
Perilaku Hidup Bersih & Sehat
Perilaku Hidup Bersih & SehatPerilaku Hidup Bersih & Sehat
Perilaku Hidup Bersih & Sehat
kristiawati
Pendidikan dan konsultasi dasar gizi
Pendidikan dan konsultasi dasar giziPendidikan dan konsultasi dasar gizi
Pendidikan dan konsultasi dasar gizi
natashaona
Konsep Perilaku Kesehatan
Konsep Perilaku KesehatanKonsep Perilaku Kesehatan
Konsep Perilaku Kesehatan
Hanifa Rahmadilla
Kunjungan neonatus & bbl (yona)
Kunjungan neonatus & bbl (yona)Kunjungan neonatus & bbl (yona)
Kunjungan neonatus & bbl (yona)
YonaFirdaliRanti
Faktor Risiko Penyakit Tidak Menular
Faktor Risiko Penyakit Tidak MenularFaktor Risiko Penyakit Tidak Menular
Faktor Risiko Penyakit Tidak Menular
TheresiaSandraDiahRa
Kelainan his
Kelainan hisKelainan his
Kelainan his
Rizky Agustina
Anticipatory guidance
Anticipatory guidanceAnticipatory guidance
Anticipatory guidance
Amalia Senja
Perilaku Hidup Bersih & Sehat di Sekolah
Perilaku Hidup Bersih & Sehat di SekolahPerilaku Hidup Bersih & Sehat di Sekolah
Perilaku Hidup Bersih & Sehat di Sekolah
ladychandrakasih Charsy
Sejarah dan Konsep Kesehatan Reproduksi
Sejarah dan Konsep Kesehatan Reproduksi Sejarah dan Konsep Kesehatan Reproduksi
Sejarah dan Konsep Kesehatan Reproduksi
pjj_kemenkes
INDIKATOR KINERJA SURVEILANS DI PUSKESMAS I BATURRADEN
INDIKATOR KINERJA SURVEILANS DI PUSKESMAS I BATURRADEN INDIKATOR KINERJA SURVEILANS DI PUSKESMAS I BATURRADEN
INDIKATOR KINERJA SURVEILANS DI PUSKESMAS I BATURRADEN
yesintabella
Mpi.3 pokok bahasan 3
Mpi.3 pokok bahasan 3Mpi.3 pokok bahasan 3
Mpi.3 pokok bahasan 3
WiandhariEsaBBPKCilo
Modul mpi 5 pemberdayaan masyarakat_29 okt 2020 fina_lok
Modul  mpi 5 pemberdayaan masyarakat_29 okt 2020 fina_lokModul  mpi 5 pemberdayaan masyarakat_29 okt 2020 fina_lok
Modul mpi 5 pemberdayaan masyarakat_29 okt 2020 fina_lok
BidangTFBBPKCiloto
Media dalam Promosi Kesehatan
Media dalam Promosi KesehatanMedia dalam Promosi Kesehatan
Media dalam Promosi Kesehatan
pjj_kemenkes
Kebijakan P2PTM dengan Pendekatan Kampus Sehat.pptx
Kebijakan P2PTM dengan Pendekatan Kampus Sehat.pptxKebijakan P2PTM dengan Pendekatan Kampus Sehat.pptx
Kebijakan P2PTM dengan Pendekatan Kampus Sehat.pptx
Dian Kurnia Rabbani
CEGAH STUNTING DENGAN ASI EKSLUSIF.pptx
CEGAH STUNTING DENGAN ASI EKSLUSIF.pptxCEGAH STUNTING DENGAN ASI EKSLUSIF.pptx
CEGAH STUNTING DENGAN ASI EKSLUSIF.pptx
ssuser4c4f81
Minilokakarya Linsek Puskesmas Bumiaji Februari 2023.pptx
Minilokakarya Linsek Puskesmas Bumiaji Februari 2023.pptxMinilokakarya Linsek Puskesmas Bumiaji Februari 2023.pptx
Minilokakarya Linsek Puskesmas Bumiaji Februari 2023.pptx
Risanita
328837951 leadership-advokasi
328837951 leadership-advokasi328837951 leadership-advokasi
328837951 leadership-advokasi
gitanurma
Desentralisasi kesehatan-1
Desentralisasi kesehatan-1Desentralisasi kesehatan-1
Desentralisasi kesehatan-1
Ridel Torar
Gizi pkm download
Gizi pkm downloadGizi pkm download
Gizi pkm download
Siti Gz
Perilaku Hidup Bersih & Sehat
Perilaku Hidup Bersih & SehatPerilaku Hidup Bersih & Sehat
Perilaku Hidup Bersih & Sehat
kristiawati
Pendidikan dan konsultasi dasar gizi
Pendidikan dan konsultasi dasar giziPendidikan dan konsultasi dasar gizi
Pendidikan dan konsultasi dasar gizi
natashaona
Konsep Perilaku Kesehatan
Konsep Perilaku KesehatanKonsep Perilaku Kesehatan
Konsep Perilaku Kesehatan
Hanifa Rahmadilla
Kunjungan neonatus & bbl (yona)
Kunjungan neonatus & bbl (yona)Kunjungan neonatus & bbl (yona)
Kunjungan neonatus & bbl (yona)
YonaFirdaliRanti
Faktor Risiko Penyakit Tidak Menular
Faktor Risiko Penyakit Tidak MenularFaktor Risiko Penyakit Tidak Menular
Faktor Risiko Penyakit Tidak Menular
TheresiaSandraDiahRa
Anticipatory guidance
Anticipatory guidanceAnticipatory guidance
Anticipatory guidance
Amalia Senja
Perilaku Hidup Bersih & Sehat di Sekolah
Perilaku Hidup Bersih & Sehat di SekolahPerilaku Hidup Bersih & Sehat di Sekolah
Perilaku Hidup Bersih & Sehat di Sekolah
ladychandrakasih Charsy
Sejarah dan Konsep Kesehatan Reproduksi
Sejarah dan Konsep Kesehatan Reproduksi Sejarah dan Konsep Kesehatan Reproduksi
Sejarah dan Konsep Kesehatan Reproduksi
pjj_kemenkes
INDIKATOR KINERJA SURVEILANS DI PUSKESMAS I BATURRADEN
INDIKATOR KINERJA SURVEILANS DI PUSKESMAS I BATURRADEN INDIKATOR KINERJA SURVEILANS DI PUSKESMAS I BATURRADEN
INDIKATOR KINERJA SURVEILANS DI PUSKESMAS I BATURRADEN
yesintabella
Modul mpi 5 pemberdayaan masyarakat_29 okt 2020 fina_lok
Modul  mpi 5 pemberdayaan masyarakat_29 okt 2020 fina_lokModul  mpi 5 pemberdayaan masyarakat_29 okt 2020 fina_lok
Modul mpi 5 pemberdayaan masyarakat_29 okt 2020 fina_lok
BidangTFBBPKCiloto
Media dalam Promosi Kesehatan
Media dalam Promosi KesehatanMedia dalam Promosi Kesehatan
Media dalam Promosi Kesehatan
pjj_kemenkes

Viewers also liked (6)

Pendidikan kesehatan masyarakat
Pendidikan kesehatan masyarakatPendidikan kesehatan masyarakat
Pendidikan kesehatan masyarakat
pjj_kemenkes
Leaflet ph & imunisasi
Leaflet ph & imunisasiLeaflet ph & imunisasi
Leaflet ph & imunisasi
askep33
Pemberian salep-mata-dan-vit-k
Pemberian salep-mata-dan-vit-kPemberian salep-mata-dan-vit-k
Pemberian salep-mata-dan-vit-k
Operator Warnet Vast Raha
Leaflet imunisasi
Leaflet imunisasiLeaflet imunisasi
Leaflet imunisasi
MJM Networks
Leaflet ISPA pada Balita
Leaflet ISPA pada BalitaLeaflet ISPA pada Balita
Leaflet ISPA pada Balita
Kersih Yuliana
Leaflet IMUNISASI
Leaflet IMUNISASILeaflet IMUNISASI
Leaflet IMUNISASI
MJM Networks
Pendidikan kesehatan masyarakat
Pendidikan kesehatan masyarakatPendidikan kesehatan masyarakat
Pendidikan kesehatan masyarakat
pjj_kemenkes
Leaflet ph & imunisasi
Leaflet ph & imunisasiLeaflet ph & imunisasi
Leaflet ph & imunisasi
askep33
Leaflet imunisasi
Leaflet imunisasiLeaflet imunisasi
Leaflet imunisasi
MJM Networks
Leaflet ISPA pada Balita
Leaflet ISPA pada BalitaLeaflet ISPA pada Balita
Leaflet ISPA pada Balita
Kersih Yuliana
Leaflet IMUNISASI
Leaflet IMUNISASILeaflet IMUNISASI
Leaflet IMUNISASI
MJM Networks

Similar to Penkes imunisasi (20)

Konsep dasar imunisasi pada anak
Konsep dasar imunisasi pada anakKonsep dasar imunisasi pada anak
Konsep dasar imunisasi pada anak
diana diana
Imunisasi
ImunisasiImunisasi
Imunisasi
Klinik Atlanta
Kb 1 imunisasi
Kb 1 imunisasiKb 1 imunisasi
Kb 1 imunisasi
pjj_kemenkes
Kb1 kebutuhan dasar neonatus, bayi, balita dan anak pra sekolah
Kb1 kebutuhan dasar neonatus, bayi, balita dan anak pra sekolahKb1 kebutuhan dasar neonatus, bayi, balita dan anak pra sekolah
Kb1 kebutuhan dasar neonatus, bayi, balita dan anak pra sekolah
pjj_kemenkes
Makalah kia
Makalah kiaMakalah kia
Makalah kia
Ulaa12
11 KAK IMUNISASI.docx
11 KAK IMUNISASI.docx11 KAK IMUNISASI.docx
11 KAK IMUNISASI.docx
holipah2
Presentasi FIELD LAB Pemantauan Gizi Balita & Ibu Hamil FK UNS
Presentasi FIELD LAB Pemantauan Gizi Balita & Ibu Hamil FK UNS Presentasi FIELD LAB Pemantauan Gizi Balita & Ibu Hamil FK UNS
Presentasi FIELD LAB Pemantauan Gizi Balita & Ibu Hamil FK UNS
Amalia Ifanasari
Sap immunisasi
Sap immunisasiSap immunisasi
Sap immunisasi
Warung Bidan
KERANGKA ACUAN KERJA PROGRAM IMUNISASI.docx
KERANGKA ACUAN KERJA PROGRAM IMUNISASI.docxKERANGKA ACUAN KERJA PROGRAM IMUNISASI.docx
KERANGKA ACUAN KERJA PROGRAM IMUNISASI.docx
BudimanSetiawan5
IMUNISASI KLMPK 1_INDAH SARLINDAH.pptx
IMUNISASI KLMPK 1_INDAH SARLINDAH.pptxIMUNISASI KLMPK 1_INDAH SARLINDAH.pptx
IMUNISASI KLMPK 1_INDAH SARLINDAH.pptx
devi Narti
IMUNISASI.pptx
IMUNISASI.pptxIMUNISASI.pptx
IMUNISASI.pptx
fonnykurniaputri3
imunisasi 1.doc
imunisasi 1.docimunisasi 1.doc
imunisasi 1.doc
DonyKurniaRamadhan
Buku Saku Imunisasi untuk Petugas Kesehatan
Buku Saku Imunisasi untuk Petugas KesehatanBuku Saku Imunisasi untuk Petugas Kesehatan
Buku Saku Imunisasi untuk Petugas Kesehatan
Ditjen P2P
imunisasi 2 revisi.doc
imunisasi 2 revisi.docimunisasi 2 revisi.doc
imunisasi 2 revisi.doc
DonyKurniaRamadhan
imunisasi 2 revisi.doc
imunisasi 2 revisi.docimunisasi 2 revisi.doc
imunisasi 2 revisi.doc
DonyKurniaRamadhan
Konsep Dasar Pemberian IMUNISASI pada anak.pdf
Konsep Dasar Pemberian IMUNISASI pada anak.pdfKonsep Dasar Pemberian IMUNISASI pada anak.pdf
Konsep Dasar Pemberian IMUNISASI pada anak.pdf
SeptianMugi
Konsep dasar imunisasi pada anak
Konsep dasar imunisasi pada anakKonsep dasar imunisasi pada anak
Konsep dasar imunisasi pada anak
diana diana
Kb1 kebutuhan dasar neonatus, bayi, balita dan anak pra sekolah
Kb1 kebutuhan dasar neonatus, bayi, balita dan anak pra sekolahKb1 kebutuhan dasar neonatus, bayi, balita dan anak pra sekolah
Kb1 kebutuhan dasar neonatus, bayi, balita dan anak pra sekolah
pjj_kemenkes
Makalah kia
Makalah kiaMakalah kia
Makalah kia
Ulaa12
11 KAK IMUNISASI.docx
11 KAK IMUNISASI.docx11 KAK IMUNISASI.docx
11 KAK IMUNISASI.docx
holipah2
Presentasi FIELD LAB Pemantauan Gizi Balita & Ibu Hamil FK UNS
Presentasi FIELD LAB Pemantauan Gizi Balita & Ibu Hamil FK UNS Presentasi FIELD LAB Pemantauan Gizi Balita & Ibu Hamil FK UNS
Presentasi FIELD LAB Pemantauan Gizi Balita & Ibu Hamil FK UNS
Amalia Ifanasari
KERANGKA ACUAN KERJA PROGRAM IMUNISASI.docx
KERANGKA ACUAN KERJA PROGRAM IMUNISASI.docxKERANGKA ACUAN KERJA PROGRAM IMUNISASI.docx
KERANGKA ACUAN KERJA PROGRAM IMUNISASI.docx
BudimanSetiawan5
IMUNISASI KLMPK 1_INDAH SARLINDAH.pptx
IMUNISASI KLMPK 1_INDAH SARLINDAH.pptxIMUNISASI KLMPK 1_INDAH SARLINDAH.pptx
IMUNISASI KLMPK 1_INDAH SARLINDAH.pptx
devi Narti
Buku Saku Imunisasi untuk Petugas Kesehatan
Buku Saku Imunisasi untuk Petugas KesehatanBuku Saku Imunisasi untuk Petugas Kesehatan
Buku Saku Imunisasi untuk Petugas Kesehatan
Ditjen P2P
Konsep Dasar Pemberian IMUNISASI pada anak.pdf
Konsep Dasar Pemberian IMUNISASI pada anak.pdfKonsep Dasar Pemberian IMUNISASI pada anak.pdf
Konsep Dasar Pemberian IMUNISASI pada anak.pdf
SeptianMugi

Penkes imunisasi

  • 2. ; PENTINGNYA Disusun oleh: Disusun Oleh : Burhan Burhanudin Ema Arum Rukmasari Ghyta Lilis Mamuroh Rahmalia Willa Yuli Yuliana PROGRAM STUDI NERS STIKES BHAKTI KENCANA BANDUNG 2015 Imunisasi adalah suatu tindakan untuk memberikan kekebalan dengan cara memasukkan vaksin ke dalam tubuh manuasia. Imunisasi merupakan cara terbaik untuk melindungi Anak dari berbagai macam penyakit ; Imunisasi bisa mencegah beberapa penyakit infeksi yang dapat menyebabkan kematian dan kecacatan ; Imunisasi efektif mencegah penyebaran dan penularan bakteri atau virus ke anak-anak lain dan orang dewasa di lingkungan sekitar sehingga wabah penyakit berat yang mematikan bisa dihindari. lima imunisasi dasar yang wajib diberikan sejak bayi: 1. Imunisasi BCG sekali untuk mencegah penyakitTuberkulosis.Diberikan segera setelah bayi lahir di tempat pelayanan kesehatan atau mulai 1 (satu) bulan di Posyandu. 2. Imunisasi Hepatitis B sekali untuk mencegah penyakitHepatitis B yang ditularkan dari ibu ke bayi saatpersalinan. 3. Imunisasi DPT-HB 3 (tiga) kali untuk mencegah penyakitDifteri, Pertusis (batuk rejan), Tetanus dan Hepatitis B. Imunisasi ini pertama kali diberikan saatbayi berusia 2 (dua)bulan.Imunisasi berikutnya berjarak waktu 4 minggu.Pada saatini pemberian imunisasiDPT dan Hepatitis B dilakukan bersamaan dengan vaksin DPT-HB. 4. Imunisasi polio untuk memberikan kekebalan terhadap penyakitpolio. Imunisasi Polio diberikan 4 (empat) kali dengan jelang waktu (jarak) 4 minggu. 5. Imunisasi campak untuk mencegahpenyakit campak.Imunisasicampak diberikan saatbayi berumur9 bulan.
  • 3. Imunisasi kadang mengakibatkan efek samping. Ini adalah tanda baik yang membuktikan vaksin betul-betul bekerja secara tepat. Umumnya efek samping imunisasi tergolong ringan, seperti bengkak atau bekas berwarna kemerahan di bagian yang disuntik, demam, mual, nyeri, pusing, dan hilang nafsu makan BCG: Setelah 2 minggu akan terjadi pembengkakan kecil dan merah di tempat suntikan. Setelah 23 minggu kemudian pembengkakan menjadi abses kecil dan kemudian menjadi luka dengan garis tengah 賊10 mm. Luka akan sembuh sendiri dengan meninggalkan luka parut kecil. DPT: Kebanyakan bayi menderita panas pada sore hari setelah imunisasi DPT, tetapi panas akan turun dan hilang dalam waktu 2 hari. Sebagian besar merasa nyeri, sakit, merah atau bengkak di tempat suntikan. Keadaan ini tidak berbahaya dan tidak perlu mendapatkan pengobatan khusus, dan akan sembuh sendiri. Bila gejala tersebut tidak timbul, tidak perlu diragukan bahwa imunisasi tersebut tidak memberikan perlindungan, dan imunisasi tidak perlu diulang. Polio: Jarang timbuk efek samping. Campak: Anak mungkin panas, kadang disertai kemerahan 410 hari sesudah penyuntikan. Hepatitis B: Belum pernah dilaporkan adanya efek samping. Imunisasi Lengkap wajib Diberikan sejak Bayi
  • 5. 5 SATUAN ACARA PENYULUHAN Pentingnya Imunisasi Bagi Kesehatan Anak Oleh : Kelompok III : Burhan Burhanudin Ema Arum Rukmasari Ghyta Rahmalia Lilis Mamuroh Willa Yuli Yuliana PROGRAM STUDI NERS SEKOLAH TINGGI KESEHATAN BHAKTI KENCANA B A N D U N G 2 0 1 5
  • 6. 6 SATUAN ACARA PENYULUHAN Pokok bahasan Sub pokok bahasan Sasaran Hari/tanggal Waktu Tempat Penyuluh : Perawatan Kesehatan Anak : Pentingnya Imunisasi Bagi kesehatan anak : Keluarga yang memiliki balita : Jumat, 3 Juli 2015 : 30 menit : RW 14 Desa Sukajaya - Garut : Mahasiswa STIKES Bhakti Kencana Bandung Tujuan Instruksional Umum : Setelah mengikuti penyuluhan kesehatan tentang pentingnya imunisasi bagi kesehatan anak, diharapkan keluarga yang memiliki balita belum imunisasi dapat memahami dan mau membawa anaknya untuk diimunisasi. Analisa Tugas : Know : 1. Pengertian imunisasi. 2. Tujuan imunisasi. 3. Jenis-jenis imunisasi pada anak. 4. Efek samping imunisasi. Do : Keluarga mau membawa anaknya untuk dilakukan imunisasi.
  • 7. 7 Show : Keluarga memperhatikan penjelasan dan menunjukkan pemahaman terhadap materi yang disampaikan. Tujuan Instruksional Khusus : Setelah mengikuti pendidikan kesehatan selama 1x30 menit, diharapkan keluarga dapat mengetahui dan memahami tentang : 1. Pengertian imunisasi. 2. Tujuan imunisasi. 3. Jenis-jenis imunisasi pada anak. 4. Efek samping imunisasi. Materi Pengajaran : Terlampir. Alokasi Waktu : 30 menit Strategi Pelaksanaan : 1. Menjelaskan materimateri penyuluhan : a. Menjelaskan tentang pengertian imunisasi. b. Dengan tanya jawab dan menjelaskan tentang tujuan imunisasi c. Menjelaskan tentang jenis-jenis imunisasi d. Dengan tanya jawab dan menjelaskan tentang efek samping imunisasi. 2. Memberikan kesempatan bertanya kepada keluarga.
  • 8. 8 3. Mengadakan tanya jawab untuk mengetahui sejauh mana pemahaman keluarga tentang pentingnya imunisasi bagi anak. 4. Memberikan kesempatan kepada keluarga untuk menjelaskan kembali tentang pentingnya imunisasi bagi anaknya. Metoda Pengajaran : Ceramah, tanya jawab, dan demosntrasi. Media Pengajaran : Leaflet, Power point, LCD.
  • 9. 9 Proses Pelaksanaan Tahap Kegiatan Kegiatan Metoda Waktu Media Penyuluh Peserta Persiapan Menyiapkan materi dan lingkungan 5 menit Pembukaan Membuka acara dengan mengucapkan salam Menyampaikan topik dan tujuan penyuluhan Apersepsi Menjawab salam Menyimak Mendengarkan, Menjawab pertanyaan Ceramah Tanya jawab 5 menit Kerja Mengkaji pengetahuan sasaran tentang materi penyuluhan. Menjelaskan tentang materi penyuluhan Memberikan kesempatan untuk menanyakan hal-hal yang belum di mengerti. Menyampaikan pengetahuannya tentang materi penyuluhan Mendengarkan penyuluh menyampaikan materi Menanyakan hal-hal yang belum/tidak dimengerti dari materi penyuluhan Cermah Tannya jawab 15 menit Leaflet Video Power Point LCD Penutup Memberikan pertanyaan kepada sasaran tentang materi yang sudah disampaikan penyuluh Menyimpulkan materi penyuluhan yang telah disampaikan kepada sasaran Menutup acara dan mengucapkan salam serta terima kasih kepada sasaran. Menjawab pertanyaan yang diajukan penyuluh Mendengarkan penyampaian kesimpulan Mendengarkan penyuluh menutup acara dan menjawab salam Ceramah Tanya jawab 10 menit .
  • 10. 10 Setting Tempat : Keterangan : 1 2 3 4 5 : Penyaji : Moderator : Sekretaris : Fasilitator : Observer Organisasi Kelompok : Penyaji Moderator Sekretaris Fasilitator Observer : Ema Arum Rukmasari : Burhan Burhanudin : Ghyta Fauzia : 1. Lilis Mamuroh 2. Rahmalia 3. Willa : Yuli Yuliana U B + T S L A Y A R 1 2 3 AUDIENS 4 5 4 4
  • 11. 11 Evaluasi : Materi penilaian/ Test : 1. Jelaskan tentang Pengertian imunisasi. 2. Sebutkan Tujuan imunisasi. 3. Sebutkan Jenis-jenis imunisasi pada anak. 4. Jelaskan Efek samping imunisasi
  • 12. 12 MATERI PENYULUHAN PENTINGNYA IMUNISASI BAGI KESEHATAN ANAK 1. Pengertian Imunisasi Imunisasi berasal dari kata imun, kebal atau resisten. Jadi Imunisasi adalah suatu tindakan untuk memberikan kekebalan dengan cara memasukkan vaksin ke dalam tubuh manuasia. Sedangkan kebal adalah suatu keadaan dimana tubuh mempunyai daya kemampuan mengadakan pencegahan penyakit dalam rangka menghadapi serangan kuman tertentu. Kebal atau resisten terhadap suatu penyakit belum tentu kebal terhadap penyakit lain (Depkes RI, 2005). Dalam ilmu kedokteran, imunitas adalah suatu peristiwa mekanisme pertahanan tubuh terhadap invasi benda asing hingga terjadi interaksi antara tubuh dengan benda asing tersebut. Adapun tujuan imunisasi adalah merangsang sistim imunologi tubuh untuk membentuk antibody spesifik sehingga dapat melindungi tubuh dari serangan Penyakit yang Dapat Dicegah Dengan Imunisasi (PD3I). Departemen Kesehatan RI (2004), menyebutkan imunisasi adalah suatu usaha yang dilakukan dalam pemberian vaksin pada tubuh seseorang sehingga dapat menimbulkan kekebalan terhadap penyakit tertentu. 2. Tujuan imunisasi Tujuan pemberian imunisasi adalah untuk mencegah terjadinya infeksi penyakit yang dapat menyerang anak-anak. Hal ini dapat dicegah dengan pemberian imuniasi sedini mungkin kepada bayi dan anak-anak. Menurut Depkes RI (2001), tujuan pemberian imunisasi adalah untuk mencegah penyakit dan kematian bayi dan anak-anak yang disebabkan oleh wabah yang sering muncul. Pemerintah Indonesia sangat mendorong pelaksanaan program imunisasi sebagai cara untuk menurunkan angka kesakitan, kematian pada bayi, balita/ anak-anak pra sekolah.
  • 13. 13 3. Pentingnya Imunisasi dan penyakit Yang Dapat Dicegah Dengan Imunnisasi Di Indonesia, program imunisasi telah dimulai sejak abad ke 19 untuk membasmi penyakit cacar di Pulau Jawa. Kasus cacar terakhir di Indonesia ditemukan pada tahun 1972 dan pada tahun 1974 Indonesia secara resmi dinyatakan Negara bebas cacar. Tahun 1977 sampai dengan tahun 1980 mulai diperkenal kan imunisasi BCG, DPT dan TT secara berturut-turut untuk memberikan kekebalan terhadap penyakit-penyakit TBC anak, difteri, pertusis dan tetanus neonatorum. Tahun 1981 dan 1982 berturut- turut mulai diperkenalkan antigen polio dan campak yang dimulai di 55 buah kecamatan dan dikenal sebagai kecamatan Pengembangan Program Imunisasi (PPI). (Depkes RI, 2005) Pada tahun 1984, cakupan imunisasi lengkap secara nasional baru mencapai 4%. Dengan strategi akselerasi, cakupan imunisasi dapat ditingkatkan menjadi 73% pada akhir tahun 1989. Strategi ini terutama ditujukan untuk memperkuat infrastruktur dan kemampuan manajemen program. Dengan bantuan donor internasional (antara lain WHO, UNICEF, USAID) program berupaya mendistribusikan seluruh kebutuhan vaksin dan peralatan rantai dinginnya serta melatih tenaga vaksinator dan pengelola rantai dingin . Pada akhir tahun 1989, sebanyak 96% dari semua kecamatan di tanah air memberikan pelayanan imunisasi dasar secara teratur. (Abednego, 1997) Dengan status program demikian, pemerintah bertekad untuk mencapai Universal Child Immunization (UCI) yaitu komitmen internasional dalam rangka Child Survival pada akhir tahun 1990. Dengan penerapan strategi mobilisasi social dan pengembangan Pemantauan Wilayah Setempat (PWS), UCI ditingkat nasional dapat dicapai pada akhir tahun 1990. Akhirnya lebih dari 80% bayi di Indonesia mendapat imunisasi lengkap sebelum ulang tahunnya yang pertama. (Depkes RI, 2005) Pentingnya Imunisasi dan Penyakit Yang Dapat Dicegah Dengan Imunisasi Imunisasi merupakan salah satu cara yang efektif dan efisien dalam mencegah penyakit dan merupakan bagian kedokteran preventif yang mendapatkan prioritas. Sampai saat ini ada tujuh penyakit infeksi pada anak yang dapat menyebabkan kematian dan cacat, walaupun sebagian anak dapat bertahan dan menjadi kebal. Ketujuh penyakit tersebut dimasukkan pada program imunisasi yaitu penyakit tuberkulosis, difteri, pertusis, tetanus, polio, campak dan hepatitis-B. a. Tuberkulosis Tuberkulosis (TBC) adalah suatu penyakit menular langsung yang disebabkan oleh kuman TB (Mycobacterium tuberculosis). Penyakit TBC ini dapat menyerang
  • 14. 14 semua golongan umur dan diperkirakan terdapat 8 juta penduduk dunia diserang TB dengan kematian 3 juta orang per tahun. Di negara-negara berkembang kematian ini merupakan 25% dari kematian penyakit yang sebenarnya dapat diadakan pencegahan. Diperkirakan 95% penderita TBC berada di Negara berkembang. b. Difteri. Difteri merupakan penyakit infeksi yang disebabkan oleh Corynebacterium diphtheriae merangsang saluran pernafasan terutama terjadi pada balita. Penyakit difteri mempunyai kasus kefatalan yang tinggi. Pada penduduk yang belum divaksinasi ternyata anak yang berumur 1-5 tahun paling banyak diserang karena kekebalan (antibodi) yang diperolah dari ibunya hanya berumur satu tahun. c. Pertusis Pertusis atau batuk rejan adalah penyakit infeksi akut yang disebabkan oleh Bordotella pertusis pada saluran pernafasan. Penyakit ini merupakan penyakit yang cukup serius pada bayi usia dini dan tidak jarang menimbulkan kamatian. Seperti halnya penyakit infeksi saluran pernafasan akut lainnya, pertusis sangat mudah dan cepat penularannya. Penyakit ini dapat merupakan salah satu penyebab tingginya angka kesakitan terutama di daerah yang padat penduduk. d. Tetanus Penyakit tetanus merupakan penyakit yang disebabkan oleh kuman bakteri Clostridium tetani. Kejadian tetanus jarang dijumpai di negara yang telah berkembang tetapi masih banyak terdapat di negara yang sedang berkembang, terutama dengan masih seringnya kejadian tetanus pada bayi baru lahir (tetanus neonatorum). Penyakit terjadi karena kuman Clostridium tetani memasuki tubuh bayi lahir melalui tali pusat yang kurang terawat. Kejadian seperti ini sering kali ditemukan pada persalinan yang dilakukan oleh dukun kampong akibat memotong tali pusat memakai pisau atau sebilah bambu yang tidak steril. Tali pusat mungkin pula dirawat dengan berbagai ramuan, abu, daun-daunan dan sebagainya. Oleh karena itu, untuk mencegah kejadian tetanus neonatorum ini adalah dengan pemberian imunisasi. e. Poliomielitis Polio adalah penyakit yang disebabkan oleh virus polio. Berdasarkan hasil surveilans AFP (Acute Flaccide Paralysis) dan pemeriksaan laboratorium, penyakit ini sejak tahun 1995 tidak ditemukan di Indonesia. Namun kasus AFP ini dalam beberapa tahun terkahir kembali ditemukan di beberapa daerah di Indonesia.
  • 15. 15 f. Campak Penyakit campak (Measles) merupakan penyakit yang disebabkan oleh virus campak, dan termasuk penyakit akut dan sangat menular, menyerang hampir semua anak kecil. Penyebabnya virus dan menular melalui saluran pernafasan yang keluar saat penderita bernafas, batuk dan bersin (droplet). Penyakit ini pada umumnya sangat dikenal oleh masyarakat terutama para ibu rumah tangga. Dibeberapa daerah penyakit ini dikaitkan dengan nasib yang harus dialamai oleh semua anak, sedangkan di daerah lain dikaitkan dengan pertumbuhan anak. g. Hepatitis B Penyakit hepatitis merupakan penyakit menular yang disebabkan oleh virus hepatitis. Penyakit ini masih merupakan satu masalah kesehatan di Indonesia karena prevalensinya cukup tinggi. Prioritas pencegahan terhadap penyakit ini yaitu melalui pemberian imunisasi hepatitis pada bayi dan anak-anak. Hal ini dimaksudkan agar mereka terlindungi dari penularan hepatitis B sedini mungkin dalam hidupnya. Dengan demikian integrasi imunisasi Hepatitis B ke dalam imunisasi dasar pada kelompok bayi dan anak-anak merupakan langkah yang sangat diperlukan. 4. Tujuan Pelaksanaan Imunisasi a. Vaksinasi BCG Vaksinasi BCG diberikan pada bayi umur 0-12 bulan secara suntikan intrakutan dengan dosis 0,05 ml. Vaksinasi BCG dinyatakan berhasil apabila terjadi tuberkulin konversi pada tempat suntikan. Ada tidaknya tuberkulin konversi tergantung pada potensi vaksin dan dosis yang tepat serta cara penyuntikan yang benar. Kelebihan dosis dan suntikan yang terlalu dalam akan menyebabkan terjadinya abses ditempat suntikan. Untuk menjaga potensinya, vaksin BCG harus disimpan pada suhu 20 C. (Depkes RI, 2005) b. Vaksinasi DPT Kekebalan terhadap penyakit difteri, pertusis dan tetanus adalah dengan pemberian vaksin yang terdiri dari toksoid difteri dan toksoid tetanus yang telah dimurnikan ditambah dengan bakteri bortella pertusis yang telah dimatikan. Dosis penyuntikan 0,5 ml diberikan secara subkutan atau intramuscular pada bayi yang berumur 2-12 bulan sebanyak 3 kali dengan interval 4 minggu. Reaksi spesifik yang timbul setelah penyuntikan tidak ada. Gejala biasanya demam ringan dan reaksi lokal tempat penyuntikan. Bila ada reaksi yang berlebihan seperti suhu yang terlalu
  • 16. 16 tinggi, kejang, kesadaran menurun, menangis yang berkepanjangan lebih dari 3 jam, hendaknya pemberian vaksin DPT diganti dengan DT. (Depkes RI, 2005) c. Vaksinasi Polio Untuk kekebalan terhadap polio diberikan 2 tetes vaksin polio oral yang mengandung viruis polio yang mengandung virus polio tipe 1, 2 dan 3 dari Sabin. Vaksin yang diberikan melalui mulut pada bayi umur 2-12 bulan sebanyak 4 kali dengan jarak waktu pemberian 4 minggu. (Depkes RI, 2005) d. Vaksinasi Campak Vaksin yang diberikan berisi virus campak yang sudah dilemahkan dan dalam bentuk bubuk kering atau freezeried yang harus dilarutkan dengan bahan pelarut yang telah tersedia sebelum digunakan. Suntikan ini diberikan secara subkutan dengan dosis 0,5 ml pada anak umur 9-12 bulan. Di negara berkembang imunisasi campak dianjurkan diberikan lebih awal dengan maksud memberikan kekebalan sedini mungkin, sebelum terkena infeksi virus campak secara alami. Pemberian imunisasi lebih awal rupanya terbentur oleh adanya zat anti kebal bawaan yang berasal dari ibu (maternal antibodi), ternyata dapat menghambat terbentuknya zat kebal campak dalam tubuh anak, sehingga imunisasi ulangan masih diberikan 4-6 bulan kemudian. Maka untuk Indonesia vaksin campak diberikan mulai abak berumur 9 bulan. (Depkes RI, 2005) 5. Manfaat dan Efek Samping Imunisasi Imunisasi bertujuan untuk merangsang system imunologi tubuh untuk membentuk antibody spesifik sehingga dapat melindungi tubuh dari serangan penyakit. (Musa, 1985). Walaupun cakupan imunisasi tidak sama dengan 100% tetapi sudah mencapai 70% maka anal-anak yang tidak mendapatkan imunisasi pun akan terlindungi oleh adanya suatu herd immunity. Berdasarkan hasil penelitian Ibrahim (1991), menyatakan bahwa bila imunisasi dasar dilaksanakan dengan lengkap dan teratur, maka imunisasi dapat menguragi angka kesakitan dan kematian balita sekitar 80-95%. Pengertian teratur dalam hal ini adalah teratur dalam mentaati jadwal dan jumlah frekuensi imunisasi, sedangkan yang dimaksud imunisasi dasar lengkap adalah telah mendapat semua jenis imunisasi dasar (BCG 1 kali, DPT 3 kali, Polio 4 kali dan Campak 1 kali) pada waktu anak berusia kurang dari 11 bulan. Imunisasi dasar yang tidak lengkap, maksimal hanya dapat memberikan perlindungan 25-40%. Sedangkan anak yang sama sekali tidak diimunisasi tentu tingkat kekebalannya lebih rendah lagi.
  • 17. 17 Pemberian tetanus toksoid pada ibu hamil dapat mencegah terjadinya tetanus neonatorum pada bayi baru lahir yang ditolong dengan tidak steril dan pemotongan tali pusat memakai alat tidak steril. Imunisasi terhadap difteri dan pertusis dimulai sejak umur 2-3 bulan dengan selang 4-8 minggu sebanyak 3 kali akan memberikan perlindungan mendekati 100% sampai anak berusia 1 tahun. Imunisasi campak diberikan 1 kali akan memberikan perlindungan seumur hidup. Imunisasi poliomyelitis dapat memberikan perlindungan seumur hidup apabila telah diberikan 4 kali. Vaksin sebagai suatu produk biologis dapat memberikan efek samping yang tidak diperkirakan sebelumnya dan tidak selalu sama reaksinya antara penerima yang satu dengan penerima lainnya. Efek samping imunisasi yang dikenal sebagai Kejadian Ikutan