Imunisasi penting untuk kesehatan anak karena dapat mencegah penyakit berbahaya seperti tuberkulosis, difteri, pertusis, tetanus, polio, campak dan hepatitis B. Program imunisasi nasional Indonesia telah berhasil menurunkan angka kematian akibat penyakit-penyakit tersebut. Imunisasi lengkap harus diberikan sejak bayi untuk memberikan perlindungan maksimal.
Tiga kalimat ringkasan dokumen tersebut adalah:
Kebidanan komunitas bertujuan meningkatkan kesehatan masyarakat dengan pencegahan penyakit dan promosi gaya hidup sehat melalui berbagai upaya seperti penyuluhan, imunisasi, dan diagnosis dini. Sejarah pelayanan kebidanan komunitas di Indonesia dimulai sejak abad ke-19 dengan pendidikan bidan dan posyandu, serta berkembang melalui konferensi internasional untuk men
Pemberdayaan masyarakat dalam bidang epidemiologi melibatkan masyarakat untuk berpartisipasi aktif dalam pencegahan dan penanggulangan penyakit berdasarkan hasil analisis data epidemiologi dengan menggunakan sumber daya masyarakat. Prinsip-prinsip pemberdayaan masyarakat mencakup kesetaraan, partisipasi, dan keswadayaan.
Kebijakan pelayanan kesehatan ibu dan anak dan keluarga berencana pada masa p...Muh Saleh
油
Kebijakan pelayanan kesehatan ibu dan anak dan keluarga berencana pada masa pandemi covid-19
Ibu hamil, ibu nifas, bayi baru lahir, bayi, balita, anak usia dini untuk tinggal di rumah saja, menghindari kontak dengan orang lain
Orang tua/pengasuh anak menggunakan masker dan mencuci tangan dengan air bersih dan sabun sebelum dan sesudah mengasuh bayi, balita dan anak usia dini
Anggota keluarga untuk selektif menunda ke fasilitas kesehatan, untuk ibu hamil dan balita mengacu tanda bahaya/tanda gawat darurat yang memerlukan rujukan ke fasilitas kesehatan
Perlindungan terhadap bayi baru lahir dari Ibu terkait COVID-19 (ODP/PDP/terkonfirmasi) dengan penyediaan ruang isolasi khusus
Pemberian nutrisi pada bayi baru lahir dari Ibu terkait COVID-19 dilaksanakan sesuai protokol tatalaksana yang dikeluarkan IDAI
Penyediaan akses pemeriksaan swab dan sediaan darah pada bayi baru lahir
Kespro KIA : Prinsip dan Strategi Penurunan Angka Kematian IbuNuranisah D.
油
Dokumen tersebut membahas tentang prinsip dan strategi penurunan angka kematian ibu (AKI) dengan menjelaskan definisi AKI, penyebab, faktor risiko, target penurunan, serta empat strategi utama untuk penurunan AKI yaitu meningkatkan akses pelayanan kesehatan, kerja sama lintas sektor, pemberdayaan wanita dan masyarakat, serta keterlibatan masyarakat.
Satuan acara penyuluhan (sap) alat kontrasepsi iudWarung Bidan
油
Satuan Acara Penyuluhan (SAP) Alat Kontrasepsi IUD
Paradigma baru program Keluarga Berencana Nasional telah diubah visinya dari mewujudkan norma keluarga kecil bahagia sejahtera (NKKBS) menjadi visi untuk mewujudkan keluarga berkualitas tahun 2016. Keluarga yang berkualitas adalah yang sejahtera, sehat, maju, mandiri, memiliki jumlah anak yang ideal, berwawasan kedepan, bertanggung jawab, harmonis dan bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa.
Selengkapnya: http://warungbidan.blogspot.com/2017/09/satuan-acara-penyuluhan-sap-alat.html
Dokumen tersebut membahas kebijakan pencegahan dan pengendalian penyakit tidak menular dengan pendekatan kampus sehat yang dikeluarkan Kementerian Kesehatan. Ringkasannya adalah: (1) kampus sehat bertujuan menciptakan lingkungan yang mendukung pola hidup sehat, (2) meliputi aspek perilaku, layanan kesehatan, lingkungan, dan pendidikan, (3) melibatkan kerja sama berbagai pihak untuk
Dokumen tersebut membahas tentang kepemimpinan dan proses pengambilan keputusan dalam praktik kebidanan. Terdapat definisi kepemimpinan, teori kepemimpinan, gaya kepemimpinan, serta karakteristik pemimpin yang efektif. Selain itu, dibahas pula tentang advokasi dan peran bidan sebagai pemimpin dan advokat dalam pelayanan kebidanan dan kesehatan masyarakat. Proses pengambilan keputus
Dokumen tersebut membahas konsep perilaku dan perilaku kesehatan. Secara singkat, dibahas mengenai stimulus yang mempengaruhi organisme dan respons, baik respons tertutup maupun terbuka. Juga dibahas mengenai pengukuran perilaku kesehatan, determinan perilaku kesehatan menurut beberapa teori, serta tahapan promosi kesehatan.
Ringkasan dokumen:
1) Dokumen membahas tentang pentingnya keluarga sehat tanpa rokok, geraham, dan Covid-19.
2) Penyakit tidak menular seperti jantung, diabetes, dan kanker merupakan penyebab kematian terbanyak di Indonesia.
3) Rokok merupakan faktor risiko utama penyakit tidak menular dan meningkatkan risiko komplikasi pasien Covid-19.
Distosia adalah kesukaran dalam persalinan yang dapat disebabkan oleh kelainan kekuatan kontraksi rahim (inertia uteri), kelainan jalan lahir bayi, atau kelainan posisi janin. Inertia uteri dapat berupa hipotonik (kontraksi lemah) atau hipertonik (kontraksi tidak terkoordinasi) dan masing-masing memiliki penyebab serta penanganan yang berbeda.
Dokumen tersebut memberikan panduan antisipasi kepada orang tua tentang perkembangan bayi pada usia 0-12 bulan dan toddler hingga usia sekolah, serta memberikan informasi mengenai pencegahan cedera pada masa bayi."
Dokumen tersebut membahas tentang praktik hidup bersih dan sehat (PHBS) di sekolah, yang bertujuan untuk memberdayakan siswa, guru, dan masyarakat sekolah agar mengetahui, mau, dan mampu menerapkan PHBS untuk menciptakan lingkungan sekolah yang sehat. Dokumen tersebut juga menjelaskan 14 indikator PHBS di sekolah yang meliputi kebersihan diri, pakaian, lingkungan sekolah, serta pola mak
Sejarah dan Konsep Kesehatan Reproduksi pjj_kemenkes
油
Dokumen tersebut merangkum sejarah perkembangan kesehatan reproduksi sejak konferensi PBB pada 1960-an hingga Millenium Development Goals pada 2000. Beberapa konferensi internasional penting membahas isu-isu seperti kependudukan, hak reproduksi perempuan, dan target-target untuk meningkatkan akses layanan kesehatan reproduksi hingga 2015. Dokumen ini juga menjelaskan ruang lingkup kesehatan reproduksi yang mencakup kesehatan secar
Modul mpi 5 pemberdayaan masyarakat_29 okt 2020 fina_lokBidangTFBBPKCiloto
油
Modul ini membahas tentang pemberdayaan masyarakat di bidang epidemiologi. Terdapat tiga pokok bahasan utama yaitu prosedur pemberdayaan perorangan khusus, keluarga dan kelompok masyarakat terbatas, serta kelompok masyarakat. Modul ini juga menjelaskan tujuan pembelajaran untuk memahami konsep dan prosedur pemberdayaan masyarakat dalam bidang epidemiologi. Pemberdayaan masyarakat di bidang epidemiologi bertu
Dokumen tersebut membahas tentang pengertian media dalam promosi kesehatan, peran media promosi kesehatan, dan jenis-jenis media promosi kesehatan yang meliputi media cetak, media elektronik, dan media luar ruang.
Dokumen tersebut membahas tentang pengertian pendidikan kesehatan, penyuluhan kesehatan, tujuan pendidikan kesehatan yaitu perubahan perilaku menjadi lebih sehat, lingkup sasaran yang meliputi individu, keluarga, kelompok, masyarakat, dan tempat pelaksanaan di instansi kesehatan maupun masyarakat.
Dokumen ini membahas tentang berbagai jenis imunisasi yang diberikan kepada anak, termasuk imunisasi dasar seperti BCG, DPT, polio, campak, dan hepatitis B. Imunisasi ini bertujuan untuk mencegah berbagai penyakit serius pada anak. Dokumen ini juga menjelaskan manfaat imunisasi bagi kesehatan anak, keluarga, dan negara serta tindakan yang harus dilakukan bila anak mengalami efek samp
Dokumen tersebut membahas kebijakan pencegahan dan pengendalian penyakit tidak menular dengan pendekatan kampus sehat yang dikeluarkan Kementerian Kesehatan. Ringkasannya adalah: (1) kampus sehat bertujuan menciptakan lingkungan yang mendukung pola hidup sehat, (2) meliputi aspek perilaku, layanan kesehatan, lingkungan, dan pendidikan, (3) melibatkan kerja sama berbagai pihak untuk
Dokumen tersebut membahas tentang kepemimpinan dan proses pengambilan keputusan dalam praktik kebidanan. Terdapat definisi kepemimpinan, teori kepemimpinan, gaya kepemimpinan, serta karakteristik pemimpin yang efektif. Selain itu, dibahas pula tentang advokasi dan peran bidan sebagai pemimpin dan advokat dalam pelayanan kebidanan dan kesehatan masyarakat. Proses pengambilan keputus
Dokumen tersebut membahas konsep perilaku dan perilaku kesehatan. Secara singkat, dibahas mengenai stimulus yang mempengaruhi organisme dan respons, baik respons tertutup maupun terbuka. Juga dibahas mengenai pengukuran perilaku kesehatan, determinan perilaku kesehatan menurut beberapa teori, serta tahapan promosi kesehatan.
Ringkasan dokumen:
1) Dokumen membahas tentang pentingnya keluarga sehat tanpa rokok, geraham, dan Covid-19.
2) Penyakit tidak menular seperti jantung, diabetes, dan kanker merupakan penyebab kematian terbanyak di Indonesia.
3) Rokok merupakan faktor risiko utama penyakit tidak menular dan meningkatkan risiko komplikasi pasien Covid-19.
Distosia adalah kesukaran dalam persalinan yang dapat disebabkan oleh kelainan kekuatan kontraksi rahim (inertia uteri), kelainan jalan lahir bayi, atau kelainan posisi janin. Inertia uteri dapat berupa hipotonik (kontraksi lemah) atau hipertonik (kontraksi tidak terkoordinasi) dan masing-masing memiliki penyebab serta penanganan yang berbeda.
Dokumen tersebut memberikan panduan antisipasi kepada orang tua tentang perkembangan bayi pada usia 0-12 bulan dan toddler hingga usia sekolah, serta memberikan informasi mengenai pencegahan cedera pada masa bayi."
Dokumen tersebut membahas tentang praktik hidup bersih dan sehat (PHBS) di sekolah, yang bertujuan untuk memberdayakan siswa, guru, dan masyarakat sekolah agar mengetahui, mau, dan mampu menerapkan PHBS untuk menciptakan lingkungan sekolah yang sehat. Dokumen tersebut juga menjelaskan 14 indikator PHBS di sekolah yang meliputi kebersihan diri, pakaian, lingkungan sekolah, serta pola mak
Sejarah dan Konsep Kesehatan Reproduksi pjj_kemenkes
油
Dokumen tersebut merangkum sejarah perkembangan kesehatan reproduksi sejak konferensi PBB pada 1960-an hingga Millenium Development Goals pada 2000. Beberapa konferensi internasional penting membahas isu-isu seperti kependudukan, hak reproduksi perempuan, dan target-target untuk meningkatkan akses layanan kesehatan reproduksi hingga 2015. Dokumen ini juga menjelaskan ruang lingkup kesehatan reproduksi yang mencakup kesehatan secar
Modul mpi 5 pemberdayaan masyarakat_29 okt 2020 fina_lokBidangTFBBPKCiloto
油
Modul ini membahas tentang pemberdayaan masyarakat di bidang epidemiologi. Terdapat tiga pokok bahasan utama yaitu prosedur pemberdayaan perorangan khusus, keluarga dan kelompok masyarakat terbatas, serta kelompok masyarakat. Modul ini juga menjelaskan tujuan pembelajaran untuk memahami konsep dan prosedur pemberdayaan masyarakat dalam bidang epidemiologi. Pemberdayaan masyarakat di bidang epidemiologi bertu
Dokumen tersebut membahas tentang pengertian media dalam promosi kesehatan, peran media promosi kesehatan, dan jenis-jenis media promosi kesehatan yang meliputi media cetak, media elektronik, dan media luar ruang.
Dokumen tersebut membahas tentang pengertian pendidikan kesehatan, penyuluhan kesehatan, tujuan pendidikan kesehatan yaitu perubahan perilaku menjadi lebih sehat, lingkup sasaran yang meliputi individu, keluarga, kelompok, masyarakat, dan tempat pelaksanaan di instansi kesehatan maupun masyarakat.
Dokumen ini membahas tentang berbagai jenis imunisasi yang diberikan kepada anak, termasuk imunisasi dasar seperti BCG, DPT, polio, campak, dan hepatitis B. Imunisasi ini bertujuan untuk mencegah berbagai penyakit serius pada anak. Dokumen ini juga menjelaskan manfaat imunisasi bagi kesehatan anak, keluarga, dan negara serta tindakan yang harus dilakukan bila anak mengalami efek samp
Makalah ini membahas tentang pemberian vitamin K dan salep mata pada bayi baru lahir. Vitamin K diberikan secara injeksi intramuskular sebanyak 1 mg segera setelah lahir untuk mencegah perdarahan. Salep mata diberikan untuk mengobati infeksi atau iritasi mata dengan memperhatikan prosedur yang tepat.
Dokumen ini membahas tentang imunisasi dan jenis-jenis imunisasi yang diberikan kepada bayi dan anak balita untuk mencegah berbagai penyakit berbahaya seperti TBC, campak, polio, hepatitis B, difteri, dan tetanus. Imunisasi yang harus diberikan kepada ibu hamil adalah imunisasi TT untuk mencegah tetanus pada bayi.
Dokumen tersebut membahas tentang imunisasi pada bayi dan anak. Secara garis besar dibahas mengenai pengertian imunisasi, tujuan imunisasi, jenis-jenis imunisasi yang diberikan pada bayi dan anak seperti BCG, DPT, polio dan lainnya, serta cara kerja dan manfaat dari pemberian imunisasi pada bayi dan anak.
Dokumen tersebut menjelaskan pentingnya imunisasi bagi bayi dan anak, termasuk jenis imunisasi wajib seperti polio, DPT, campak, BCG, dan hepatitis B yang diberikan pada usia tertentu untuk mencegah penyakit berbahaya dan meningkatkan kekebalan tubuh. Imunisasi memberikan manfaat perlindungan dari penyakit serta mencegah penularan kepada orang lain.
Dokumen tersebut membahas tentang imunisasi pada neonatus, bayi, dan balita. Imunisasi bertujuan untuk membuat tubuh kebal terhadap penyakit tertentu seperti polio, campak, dan tetanus. Imunisasi dilakukan secara berkala sejak bayi berusia 2 bulan hingga 2 tahun untuk mencegah penyakit pada anak.
Dokumen ini membahas kerangka acuan kegiatan kampanye terkait pelaksanaan germas penyuluhan imunisasi dasar lengkap di Puskesmas Tunggal Jaya. Tujuannya adalah meningkatkan pengetahuan masyarakat mengenai manfaat imunisasi dasar lengkap bagi bayi agar terhindar dari berbagai penyakit. Kegiatannya meliputi persiapan, pelaksanaan penyuluhan, evaluasi, dan pembiayaan yang diatur secara terstruktur
Dokumen tersebut merupakan format satuan acara penyuluhan tentang imunisasi dasar yang akan diselenggarakan di Puskesmas Warungkiara pada 3 April 2013. Penyuluhan ini bertujuan untuk memberikan pemahaman kepada ibu tentang imunisasi dasar agar dapat menyebutkan pengertian, manfaat, jenis, dan jadwal imunisasi dasar serta efek dari tidak melakukan imunisasi. Materi penyuluhan mencakup pengertian
Dokumen tersebut membahas tentang imunisasi, termasuk definisi, dasar hukum, tujuan, dan manfaatnya. Imunisasi merupakan pemberian vaksin untuk merangsang kekebalan tubuh terhadap penyakit berbahaya seperti campak, polio, dan tetanus guna mencegah penderitaan dan kematian pada anak.
Laporan ini membahas pelaksanaan kegiatan imunisasi di desa Manjeppu oleh Puskesmas Lau. Kegiatan ini bertujuan meningkatkan cakupan imunisasi rutin pada balita di desa tersebut sesuai standar pelayanan kesehatan. Kegiatan dilaksanakan pada 14 Juli 2022 dan melibatkan 5 balita. Hasil evaluasi menunjukkan antusiasme masyarakat yang tinggi terhadap program imunisasi untuk mencegah penyakit pada anak
Laporan ini membahas pelaksanaan kegiatan imunisasi pada balita di desa Manjeppu. Kegiatan tersebut bertujuan untuk meningkatkan kekebalan tubuh balita terhadap penyakit melalui pemberian vaksinasi rutin seperti BCG, DPT, polio dan campak. Evaluasi menunjukkan antusiasme masyarakat yang tinggi terhadap program imunisasi ini untuk mencegah penyakit pada anak-anak.
Konsep Dasar Pemberian IMUNISASI pada anak.pdfSeptianMugi
油
Penkes imunisasi
2. ;
PENTINGNYA
Disusun oleh:
Disusun Oleh :
Burhan Burhanudin
Ema Arum Rukmasari
Ghyta
Lilis Mamuroh
Rahmalia
Willa
Yuli Yuliana
PROGRAM STUDI NERS
STIKES BHAKTI KENCANA
BANDUNG
2015
Imunisasi adalah suatu tindakan untuk
memberikan kekebalan dengan cara
memasukkan vaksin ke dalam tubuh
manuasia.
Imunisasi merupakan cara terbaik untuk
melindungi Anak dari berbagai macam
penyakit ;
Imunisasi bisa mencegah beberapa penyakit
infeksi yang dapat menyebabkan kematian
dan kecacatan ;
Imunisasi efektif mencegah penyebaran
dan penularan bakteri atau virus
ke anak-anak lain dan orang dewasa
di lingkungan sekitar
sehingga wabah penyakit berat yang
mematikan bisa dihindari.
lima imunisasi dasar yang wajib diberikan
sejak bayi:
1. Imunisasi BCG sekali untuk mencegah
penyakitTuberkulosis.Diberikan segera
setelah bayi lahir di tempat pelayanan
kesehatan atau mulai 1 (satu) bulan di
Posyandu.
2. Imunisasi Hepatitis B sekali untuk mencegah
penyakitHepatitis B yang ditularkan dari ibu
ke bayi saatpersalinan.
3. Imunisasi DPT-HB 3 (tiga) kali untuk
mencegah penyakitDifteri, Pertusis (batuk
rejan), Tetanus dan Hepatitis B. Imunisasi ini
pertama kali diberikan saatbayi berusia 2
(dua)bulan.Imunisasi berikutnya berjarak
waktu 4 minggu.Pada saatini pemberian
imunisasiDPT dan Hepatitis B dilakukan
bersamaan dengan vaksin DPT-HB.
4. Imunisasi polio untuk memberikan
kekebalan terhadap penyakitpolio. Imunisasi
Polio diberikan 4 (empat) kali dengan jelang
waktu (jarak) 4 minggu.
5. Imunisasi campak untuk mencegahpenyakit
campak.Imunisasicampak
diberikan saatbayi berumur9 bulan.
3. Imunisasi kadang mengakibatkan efek samping.
Ini adalah tanda baik yang membuktikan vaksin
betul-betul bekerja secara tepat.
Umumnya efek samping imunisasi tergolong
ringan, seperti bengkak atau bekas berwarna
kemerahan di bagian yang disuntik, demam,
mual, nyeri, pusing, dan hilang nafsu makan
BCG: Setelah 2 minggu akan terjadi
pembengkakan kecil dan merah di tempat
suntikan. Setelah 23 minggu kemudian
pembengkakan menjadi abses kecil dan
kemudian menjadi luka dengan garis tengah 賊10
mm. Luka akan sembuh sendiri dengan
meninggalkan luka parut kecil.
DPT: Kebanyakan bayi menderita panas pada
sore hari setelah imunisasi DPT, tetapi panas
akan turun dan hilang dalam waktu 2 hari.
Sebagian besar merasa nyeri, sakit, merah atau
bengkak di tempat suntikan. Keadaan ini tidak
berbahaya dan tidak perlu mendapatkan
pengobatan khusus, dan akan sembuh sendiri.
Bila gejala tersebut tidak timbul, tidak perlu
diragukan bahwa imunisasi tersebut tidak
memberikan perlindungan, dan imunisasi tidak
perlu diulang.
Polio: Jarang timbuk efek samping.
Campak: Anak mungkin panas, kadang disertai
kemerahan 410 hari sesudah penyuntikan.
Hepatitis B: Belum pernah dilaporkan adanya
efek samping.
Imunisasi Lengkap
wajib Diberikan
sejak Bayi
5. 5
SATUAN ACARA PENYULUHAN
Pentingnya Imunisasi Bagi Kesehatan Anak
Oleh :
Kelompok III :
Burhan Burhanudin
Ema Arum Rukmasari
Ghyta
Rahmalia
Lilis Mamuroh
Willa
Yuli Yuliana
PROGRAM STUDI NERS
SEKOLAH TINGGI KESEHATAN BHAKTI KENCANA
B A N D U N G
2 0 1 5
6. 6
SATUAN ACARA PENYULUHAN
Pokok bahasan
Sub pokok bahasan
Sasaran
Hari/tanggal
Waktu
Tempat
Penyuluh
: Perawatan Kesehatan Anak
: Pentingnya Imunisasi Bagi kesehatan anak
: Keluarga yang memiliki balita
: Jumat, 3 Juli 2015
: 30 menit
: RW 14 Desa Sukajaya - Garut
: Mahasiswa STIKES Bhakti Kencana Bandung
Tujuan Instruksional Umum :
Setelah mengikuti penyuluhan kesehatan tentang pentingnya imunisasi bagi kesehatan
anak, diharapkan keluarga yang memiliki balita belum imunisasi dapat memahami dan
mau membawa anaknya untuk diimunisasi.
Analisa Tugas :
Know :
1. Pengertian imunisasi.
2. Tujuan imunisasi.
3. Jenis-jenis imunisasi pada anak.
4. Efek samping imunisasi.
Do :
Keluarga mau membawa anaknya untuk dilakukan imunisasi.
7. 7
Show :
Keluarga memperhatikan penjelasan dan menunjukkan pemahaman terhadap materi yang
disampaikan.
Tujuan Instruksional Khusus :
Setelah mengikuti pendidikan kesehatan selama 1x30 menit, diharapkan keluarga dapat
mengetahui dan memahami tentang :
1. Pengertian imunisasi.
2. Tujuan imunisasi.
3. Jenis-jenis imunisasi pada anak.
4. Efek samping imunisasi.
Materi Pengajaran :
Terlampir.
Alokasi Waktu :
30 menit
Strategi Pelaksanaan :
1. Menjelaskan materimateri penyuluhan :
a. Menjelaskan tentang pengertian imunisasi.
b. Dengan tanya jawab dan menjelaskan tentang tujuan imunisasi
c. Menjelaskan tentang jenis-jenis imunisasi
d. Dengan tanya jawab dan menjelaskan tentang efek samping imunisasi.
2. Memberikan kesempatan bertanya kepada keluarga.
8. 8
3. Mengadakan tanya jawab untuk mengetahui sejauh mana pemahaman keluarga
tentang pentingnya imunisasi bagi anak.
4. Memberikan kesempatan kepada keluarga untuk menjelaskan kembali tentang
pentingnya imunisasi bagi anaknya.
Metoda Pengajaran :
Ceramah, tanya jawab, dan demosntrasi.
Media Pengajaran :
Leaflet, Power point, LCD.
9. 9
Proses Pelaksanaan
Tahap
Kegiatan
Kegiatan
Metoda Waktu Media
Penyuluh Peserta
Persiapan Menyiapkan materi dan lingkungan 5 menit
Pembukaan Membuka acara dengan mengucapkan
salam
Menyampaikan topik dan tujuan
penyuluhan
Apersepsi
Menjawab salam
Menyimak
Mendengarkan,
Menjawab pertanyaan
Ceramah
Tanya jawab
5 menit
Kerja Mengkaji pengetahuan sasaran
tentang materi penyuluhan.
Menjelaskan tentang materi
penyuluhan
Memberikan kesempatan untuk
menanyakan hal-hal yang belum di
mengerti.
Menyampaikan pengetahuannya
tentang materi penyuluhan
Mendengarkan penyuluh
menyampaikan materi
Menanyakan hal-hal yang belum/tidak
dimengerti dari materi penyuluhan
Cermah
Tannya jawab
15 menit Leaflet
Video
Power Point
LCD
Penutup Memberikan pertanyaan kepada sasaran
tentang materi yang sudah disampaikan
penyuluh
Menyimpulkan materi penyuluhan yang
telah disampaikan kepada sasaran
Menutup acara dan mengucapkan salam
serta terima kasih kepada sasaran.
Menjawab pertanyaan yang diajukan
penyuluh
Mendengarkan penyampaian
kesimpulan
Mendengarkan penyuluh menutup acara
dan menjawab salam
Ceramah
Tanya jawab
10 menit
.
10. 10
Setting Tempat :
Keterangan :
1
2
3
4
5
: Penyaji
: Moderator
: Sekretaris
: Fasilitator
: Observer
Organisasi Kelompok :
Penyaji
Moderator
Sekretaris
Fasilitator
Observer
: Ema Arum Rukmasari
: Burhan Burhanudin
: Ghyta Fauzia
: 1. Lilis Mamuroh
2. Rahmalia
3. Willa
: Yuli Yuliana
U
B + T
S
L A Y A R
1 2 3
AUDIENS
4
5
4
4
11. 11
Evaluasi :
Materi penilaian/ Test :
1. Jelaskan tentang Pengertian imunisasi.
2. Sebutkan Tujuan imunisasi.
3. Sebutkan Jenis-jenis imunisasi pada anak.
4. Jelaskan Efek samping imunisasi
12. 12
MATERI PENYULUHAN
PENTINGNYA IMUNISASI BAGI KESEHATAN ANAK
1. Pengertian Imunisasi
Imunisasi berasal dari kata imun, kebal atau resisten. Jadi Imunisasi adalah suatu
tindakan untuk memberikan kekebalan dengan cara memasukkan vaksin ke dalam
tubuh manuasia. Sedangkan kebal adalah suatu keadaan dimana tubuh mempunyai
daya kemampuan mengadakan pencegahan penyakit dalam rangka menghadapi
serangan kuman tertentu. Kebal atau resisten terhadap suatu penyakit belum tentu kebal
terhadap penyakit lain (Depkes RI, 2005).
Dalam ilmu kedokteran, imunitas adalah suatu peristiwa mekanisme pertahanan
tubuh terhadap invasi benda asing hingga terjadi interaksi antara tubuh dengan benda
asing tersebut. Adapun tujuan imunisasi adalah merangsang sistim imunologi tubuh
untuk membentuk antibody spesifik sehingga dapat melindungi tubuh dari serangan
Penyakit yang Dapat Dicegah Dengan Imunisasi (PD3I).
Departemen Kesehatan RI (2004), menyebutkan imunisasi adalah suatu usaha
yang dilakukan dalam pemberian vaksin pada tubuh seseorang sehingga dapat
menimbulkan kekebalan terhadap penyakit tertentu.
2. Tujuan imunisasi
Tujuan pemberian imunisasi adalah untuk mencegah terjadinya infeksi penyakit
yang dapat menyerang anak-anak. Hal ini dapat dicegah dengan pemberian imuniasi
sedini mungkin kepada bayi dan anak-anak.
Menurut Depkes RI (2001), tujuan pemberian imunisasi adalah untuk mencegah
penyakit dan kematian bayi dan anak-anak yang disebabkan oleh wabah yang sering
muncul. Pemerintah Indonesia sangat mendorong pelaksanaan program imunisasi
sebagai cara untuk menurunkan angka kesakitan, kematian pada bayi, balita/ anak-anak
pra sekolah.
13. 13
3. Pentingnya Imunisasi dan penyakit Yang Dapat Dicegah Dengan Imunnisasi
Di Indonesia, program imunisasi telah dimulai sejak abad ke 19 untuk membasmi
penyakit cacar di Pulau Jawa. Kasus cacar terakhir di Indonesia ditemukan pada tahun
1972 dan pada tahun 1974 Indonesia secara resmi dinyatakan Negara bebas cacar.
Tahun 1977 sampai dengan tahun 1980 mulai diperkenal kan imunisasi BCG, DPT dan
TT secara berturut-turut untuk memberikan kekebalan terhadap penyakit-penyakit
TBC anak, difteri, pertusis dan tetanus neonatorum. Tahun 1981 dan 1982 berturut-
turut mulai diperkenalkan antigen polio dan campak yang dimulai di 55 buah
kecamatan dan dikenal sebagai kecamatan Pengembangan Program Imunisasi (PPI).
(Depkes RI, 2005)
Pada tahun 1984, cakupan imunisasi lengkap secara nasional baru mencapai 4%.
Dengan strategi akselerasi, cakupan imunisasi dapat ditingkatkan menjadi 73% pada
akhir tahun 1989. Strategi ini terutama ditujukan untuk memperkuat infrastruktur dan
kemampuan manajemen program. Dengan bantuan donor internasional (antara lain
WHO, UNICEF, USAID) program berupaya mendistribusikan seluruh kebutuhan
vaksin dan peralatan rantai dinginnya serta melatih tenaga vaksinator dan pengelola
rantai dingin . Pada akhir tahun 1989, sebanyak 96% dari semua kecamatan di tanah
air memberikan pelayanan imunisasi dasar secara teratur. (Abednego, 1997)
Dengan status program demikian, pemerintah bertekad untuk mencapai Universal
Child Immunization (UCI) yaitu komitmen internasional dalam rangka Child Survival
pada akhir tahun 1990. Dengan penerapan strategi mobilisasi social dan pengembangan
Pemantauan Wilayah Setempat (PWS), UCI ditingkat nasional dapat dicapai pada akhir
tahun 1990. Akhirnya lebih dari 80% bayi di Indonesia mendapat imunisasi lengkap
sebelum ulang tahunnya yang pertama. (Depkes RI, 2005)
Pentingnya Imunisasi dan Penyakit Yang Dapat Dicegah Dengan Imunisasi
Imunisasi merupakan salah satu cara yang efektif dan efisien dalam mencegah penyakit
dan merupakan bagian kedokteran preventif yang mendapatkan prioritas. Sampai saat
ini ada tujuh penyakit infeksi pada anak yang dapat menyebabkan kematian dan cacat,
walaupun sebagian anak dapat bertahan dan menjadi kebal. Ketujuh penyakit tersebut
dimasukkan pada program imunisasi yaitu penyakit tuberkulosis, difteri, pertusis,
tetanus, polio, campak dan hepatitis-B.
a. Tuberkulosis
Tuberkulosis (TBC) adalah suatu penyakit menular langsung yang disebabkan
oleh kuman TB (Mycobacterium tuberculosis). Penyakit TBC ini dapat menyerang
14. 14
semua golongan umur dan diperkirakan terdapat 8 juta penduduk dunia diserang
TB dengan kematian 3 juta orang per tahun. Di negara-negara berkembang
kematian ini merupakan 25% dari kematian penyakit yang sebenarnya dapat
diadakan pencegahan. Diperkirakan 95% penderita TBC berada di Negara
berkembang.
b. Difteri.
Difteri merupakan penyakit infeksi yang disebabkan oleh Corynebacterium
diphtheriae merangsang saluran pernafasan terutama terjadi pada balita. Penyakit
difteri mempunyai kasus kefatalan yang tinggi. Pada penduduk yang belum
divaksinasi ternyata anak yang berumur 1-5 tahun paling banyak diserang karena
kekebalan (antibodi) yang diperolah dari ibunya hanya berumur satu tahun.
c. Pertusis
Pertusis atau batuk rejan adalah penyakit infeksi akut yang disebabkan oleh
Bordotella pertusis pada saluran pernafasan. Penyakit ini merupakan penyakit
yang cukup serius pada bayi usia dini dan tidak jarang menimbulkan kamatian.
Seperti halnya penyakit infeksi saluran pernafasan akut lainnya, pertusis sangat
mudah dan cepat penularannya. Penyakit ini dapat merupakan salah satu penyebab
tingginya angka kesakitan terutama di daerah yang padat penduduk.
d. Tetanus
Penyakit tetanus merupakan penyakit yang disebabkan oleh kuman bakteri
Clostridium tetani. Kejadian tetanus jarang dijumpai di negara yang telah
berkembang tetapi masih banyak terdapat di negara yang sedang berkembang,
terutama dengan masih seringnya kejadian tetanus pada bayi baru lahir (tetanus
neonatorum). Penyakit terjadi karena kuman Clostridium tetani memasuki tubuh
bayi lahir melalui tali pusat yang kurang terawat. Kejadian seperti ini sering kali
ditemukan pada persalinan yang dilakukan oleh dukun kampong akibat memotong
tali pusat memakai pisau atau sebilah bambu yang tidak steril. Tali pusat mungkin
pula dirawat dengan berbagai ramuan, abu, daun-daunan dan sebagainya. Oleh
karena itu, untuk mencegah kejadian tetanus neonatorum ini adalah dengan
pemberian imunisasi.
e. Poliomielitis
Polio adalah penyakit yang disebabkan oleh virus polio. Berdasarkan hasil
surveilans AFP (Acute Flaccide Paralysis) dan pemeriksaan laboratorium,
penyakit ini sejak tahun 1995 tidak ditemukan di Indonesia. Namun kasus AFP ini
dalam beberapa tahun terkahir kembali ditemukan di beberapa daerah di Indonesia.
15. 15
f. Campak
Penyakit campak (Measles) merupakan penyakit yang disebabkan oleh virus
campak, dan termasuk penyakit akut dan sangat menular, menyerang hampir
semua anak kecil. Penyebabnya virus dan menular melalui saluran pernafasan
yang keluar saat penderita bernafas, batuk dan bersin (droplet). Penyakit ini pada
umumnya sangat dikenal oleh masyarakat terutama para ibu rumah tangga.
Dibeberapa daerah penyakit ini dikaitkan dengan nasib yang harus dialamai oleh
semua anak, sedangkan di daerah lain dikaitkan dengan pertumbuhan anak.
g. Hepatitis B
Penyakit hepatitis merupakan penyakit menular yang disebabkan oleh virus
hepatitis. Penyakit ini masih merupakan satu masalah kesehatan di Indonesia
karena prevalensinya cukup tinggi. Prioritas pencegahan terhadap penyakit ini
yaitu melalui pemberian imunisasi hepatitis pada bayi dan anak-anak. Hal ini
dimaksudkan agar mereka terlindungi dari penularan hepatitis B sedini mungkin
dalam hidupnya. Dengan demikian integrasi imunisasi Hepatitis B ke dalam
imunisasi dasar pada kelompok bayi dan anak-anak merupakan langkah yang
sangat diperlukan.
4. Tujuan Pelaksanaan Imunisasi
a. Vaksinasi BCG
Vaksinasi BCG diberikan pada bayi umur 0-12 bulan secara suntikan intrakutan
dengan dosis 0,05 ml. Vaksinasi BCG dinyatakan berhasil apabila terjadi
tuberkulin konversi pada tempat suntikan. Ada tidaknya tuberkulin konversi
tergantung pada potensi vaksin dan dosis yang tepat serta cara penyuntikan yang
benar. Kelebihan dosis dan suntikan yang terlalu dalam akan menyebabkan
terjadinya abses ditempat suntikan. Untuk menjaga potensinya, vaksin BCG harus
disimpan pada suhu 20 C. (Depkes RI, 2005)
b. Vaksinasi DPT
Kekebalan terhadap penyakit difteri, pertusis dan tetanus adalah dengan pemberian
vaksin yang terdiri dari toksoid difteri dan toksoid tetanus yang telah dimurnikan
ditambah dengan bakteri bortella pertusis yang telah dimatikan. Dosis penyuntikan
0,5 ml diberikan secara subkutan atau intramuscular pada bayi yang berumur 2-12
bulan sebanyak 3 kali dengan interval 4 minggu. Reaksi spesifik yang timbul
setelah penyuntikan tidak ada. Gejala biasanya demam ringan dan reaksi lokal
tempat penyuntikan. Bila ada reaksi yang berlebihan seperti suhu yang terlalu
16. 16
tinggi, kejang, kesadaran menurun, menangis yang berkepanjangan lebih dari 3
jam, hendaknya pemberian vaksin DPT diganti dengan DT. (Depkes RI, 2005)
c. Vaksinasi Polio
Untuk kekebalan terhadap polio diberikan 2 tetes vaksin polio oral yang
mengandung viruis polio yang mengandung virus polio tipe 1, 2 dan 3 dari Sabin.
Vaksin yang diberikan melalui mulut pada bayi umur 2-12 bulan sebanyak 4 kali
dengan jarak waktu pemberian 4 minggu. (Depkes RI, 2005)
d. Vaksinasi Campak
Vaksin yang diberikan berisi virus campak yang sudah dilemahkan dan dalam
bentuk bubuk kering atau freezeried yang harus dilarutkan dengan bahan pelarut
yang telah tersedia sebelum digunakan. Suntikan ini diberikan secara subkutan
dengan dosis 0,5 ml pada anak umur 9-12 bulan. Di negara berkembang imunisasi
campak dianjurkan diberikan lebih awal dengan maksud memberikan kekebalan
sedini mungkin, sebelum terkena infeksi virus campak secara alami. Pemberian
imunisasi lebih awal rupanya terbentur oleh adanya zat anti kebal bawaan yang
berasal dari ibu (maternal antibodi), ternyata dapat menghambat terbentuknya zat
kebal campak dalam tubuh anak, sehingga imunisasi ulangan masih diberikan 4-6
bulan kemudian. Maka untuk Indonesia vaksin campak diberikan mulai abak
berumur 9 bulan. (Depkes RI, 2005)
5. Manfaat dan Efek Samping Imunisasi
Imunisasi bertujuan untuk merangsang system imunologi tubuh untuk membentuk
antibody spesifik sehingga dapat melindungi tubuh dari serangan penyakit. (Musa,
1985). Walaupun cakupan imunisasi tidak sama dengan 100% tetapi sudah mencapai
70% maka anal-anak yang tidak mendapatkan imunisasi pun akan terlindungi oleh
adanya suatu herd immunity.
Berdasarkan hasil penelitian Ibrahim (1991), menyatakan bahwa bila imunisasi
dasar dilaksanakan dengan lengkap dan teratur, maka imunisasi dapat menguragi angka
kesakitan dan kematian balita sekitar 80-95%. Pengertian teratur dalam hal ini adalah
teratur dalam mentaati jadwal dan jumlah frekuensi imunisasi, sedangkan yang
dimaksud imunisasi dasar lengkap adalah telah mendapat semua jenis imunisasi dasar
(BCG 1 kali, DPT 3 kali, Polio 4 kali dan Campak 1 kali) pada waktu anak berusia
kurang dari 11 bulan. Imunisasi dasar yang tidak lengkap, maksimal hanya dapat
memberikan perlindungan 25-40%. Sedangkan anak yang sama sekali tidak
diimunisasi tentu tingkat kekebalannya lebih rendah lagi.
17. 17
Pemberian tetanus toksoid pada ibu hamil dapat mencegah terjadinya tetanus
neonatorum pada bayi baru lahir yang ditolong dengan tidak steril dan pemotongan tali
pusat memakai alat tidak steril. Imunisasi terhadap difteri dan pertusis dimulai sejak
umur 2-3 bulan dengan selang 4-8 minggu sebanyak 3 kali akan memberikan
perlindungan mendekati 100% sampai anak berusia 1 tahun. Imunisasi campak
diberikan 1 kali akan memberikan perlindungan seumur hidup. Imunisasi poliomyelitis
dapat memberikan perlindungan seumur hidup apabila telah diberikan 4 kali.
Vaksin sebagai suatu produk biologis dapat memberikan efek samping yang tidak
diperkirakan sebelumnya dan tidak selalu sama reaksinya antara penerima yang satu
dengan penerima lainnya. Efek samping imunisasi yang dikenal sebagai Kejadian
Ikutan