Makalah ini membahas penelitian meningkatkan produktivitas induk udang windu dengan memberikan pakan yang diberi bubuk paprika. Paprika kaya akan beta-karoten dan vitamin yang dapat meningkatkan kualitas telur dan frekuensi matang gonad induk udang. Hasil penelitian menunjukkan pemberian bubuk paprika 2 gram/kg pakan meningkatkan tingkat kelangsungan hidup induk 90% dan rata-rata tiap induk menghasilkan 3 kali matang
Eksperimen menggunakan cabang dan daun bambu serta madu sebagai suplemen untuk mendukung pertumbuhan perifiton pada budidaya udang windu dan udang galah. Hasilnya menunjukkan peningkatan berat akhir udang dan pertumbuhan perifiton yang terdiri atas bakteri dan mikroalga. Kualitas air tetap terjaga dengan suhu, salinitas, dan kadar oksigen yang mendukung.
Dokumen tersebut memberikan panduan budidaya lele dalam sistem bak terpal mulai dari pendederan satu hingga tiga. Ia menjelaskan tentang persiapan media, padat tebar benih, manajemen pakan, dan pemeliharaan untuk mendapatkan hasil panen berukuran 5-7 cm, 10-15 cm. Dokumen ini memberikan solusi untuk meningkatkan produktivitas budidaya lele dengan sumber daya terbatas.
Dokumen tersebut membahas tentang usaha pembenihan ikan lele mulai dari persiapan induk, pemijahan, penetasan telur, perawatan larva, pendederan, hingga pemanenan. Proses pembenihan ikan lele melibatkan berbagai tahap manajemen mulai dari kualitas air, pakan, hingga penanganan benih.
Dokumen tersebut membahas tentang manajemen induk berdasarkan standar nasional Indonesia untuk kelompok ikan lele. Dokumen menjelaskan tentang perkembangan budidaya ikan yang pesat namun mengalami penurunan kualitas akibat pemijahan sekerabat dekat dan kualitas induk yang lemah. Dokumen juga menjelaskan tentang cara-cara penanganan dan pemeliharaan induk ikan, seperti seleksi, penandaan, dan pemberian pakan, untuk me
PENAMPILAN REPRODUKSI DAN KUALITAS LARVA RAJUNGAN DENGAN PEMBERIAN BIOMASS A...lisa ruliaty 631971
油
Dalam kajian ini, induk rajungan di beri pakan berupa campuran pakan segar (cumi-cumi, udang dan ikan rucah) sebagai kontrol dan pakan segar dengan penambahan 50% biomasa artemia tanpa diperkaya.
1. Tulisan ini membahas teknik pembenihan ikan nila yang umum, mulai dari seleksi induk, pemijahan, penanganan telur dan larva, serta standar hasil yang diharapkan.
2. Ikan nila dapat dipijah secara massal di kolam atau lebih intensif menggunakan hapa, keramba, atau bak, dengan perbedaan padat tebar dan penanganan air serta pakan.
3. Benih ikan nila dari air tawar dapat diadaptasi ke air
Dokumen tersebut membahas tentang budidaya pakan alami untuk ikan dan udang. Pakan alami seperti spirulina, artemia, dan tubifex memiliki kandungan protein tinggi dan bergizi untuk pertumbuhan larva dan benih. Dokumen ini juga menjelaskan cara budidaya plankton seperti Moina secara massal untuk dijadikan pakan. Keuntungan budidaya pakan alami antara lain hemat pakan dan sumber gizi yang tinggi.
Teknik pembenihan ikan patin meliputi pemilihan induk, pemberokan, pemijahan buatan dengan hormon perangsang seperti kelenjar hipofisa ikan mas atau ovaprim, penetasan telur, pemeliharaan larva, dan pembesaran benih di kolam."
Dokumen tersebut membahas budidaya ikan nila, mulai dari pengenalan jenis ikan nila, bisnis budidaya ikan nila, langkah-langkah budidaya, hingga kesimpulan. Topik utama yang dibahas adalah cara membesarkan ikan nila dengan cepat dan sehat melalui pemberian pakan dan pupuk yang tepat serta pengelolaan kolam yang baik.
Dokumen tersebut memberikan informasi tentang budidaya mikroalga Spirulina sp. Ia menjelaskan klasifikasi, morfologi, dan habitat Spirulina sp. Langkah-langkah budidaya meliputi persiapan peralatan dan bahan pupuk, penambahan bibit ke dalam akuarium, dan pemberian aerasi. Dokumen tersebut juga menyebutkan kandungan gizi dan manfaat Spirulina sp sebagai pakan ikan dan hewan laut lainnya. Nam
Dokumen tersebut membahas tentang teknik pembenihan ikan, mulai dari pembenihan ikan air tawar seperti ikan nila hingga ikan laut seperti kerapu. Termasuk didalamnya adalah teknik pemijahan, pakan alami, penanganan larva, hingga pendederan benih ikan.
Nutritional genomics untuk efisiensi pakan2Ibnu Sahidhir
油
1. Dokumen tersebut membahas tentang nutritional genomics pada ikan, yang merupakan relasi timbal balik antara nutrisi dan genetik. Nutrisi berpengaruh pada ekspresi gen dan kesehatan ikan, sementara genetik mempengaruhi cara ikan merespons nutrisi.
2. Dokumen ini menjelaskan berbagai contoh aplikasi nutritional genomics seperti pemrograman nutrisi, pakan mikrobial yang mengandung probiotik, dan pakan herbal yang
Biokimia akuakultur I: Nutrisi dan PakanIbnu Sahidhir
油
Dokumen tersebut membahas tentang biokimia dan nutrisi dalam akuakultur. Secara ringkas, dokumen tersebut menjelaskan pentingnya pemahaman biokimia dalam mendesain nutrisi dan formulasi pakan ikan yang sesuai dengan kebutuhan metabolisme ikan untuk mendukung pertumbuhan dan produktivitasnya.
Dokumen tersebut membahas tentang budidaya pembenihan ikan hias, termasuk proses produksi pembenihan ikan cupang mulai dari persiapan sarana dan prasarana, pemeliharaan induk, pemijahan induk, penetasan telur, hingga pemeliharaan larva dan benih. Dibahas pula manfaat memelihara ikan hias dan pengemasan serta transportasi ikan hias yang aman.
1. Tulisan ini membahas teknik pembenihan ikan nila yang umum, mulai dari seleksi induk, pemijahan, penanganan telur dan larva, serta standar hasil yang diharapkan.
2. Ikan nila dapat dipijah secara massal di kolam atau lebih intensif menggunakan hapa, keramba, atau bak, dengan perbedaan padat tebar dan penanganan air serta pakan.
3. Benih ikan nila dari air tawar dapat diadaptasi ke air
Dokumen tersebut membahas tentang budidaya pakan alami untuk ikan dan udang. Pakan alami seperti spirulina, artemia, dan tubifex memiliki kandungan protein tinggi dan bergizi untuk pertumbuhan larva dan benih. Dokumen ini juga menjelaskan cara budidaya plankton seperti Moina secara massal untuk dijadikan pakan. Keuntungan budidaya pakan alami antara lain hemat pakan dan sumber gizi yang tinggi.
Teknik pembenihan ikan patin meliputi pemilihan induk, pemberokan, pemijahan buatan dengan hormon perangsang seperti kelenjar hipofisa ikan mas atau ovaprim, penetasan telur, pemeliharaan larva, dan pembesaran benih di kolam."
Dokumen tersebut membahas budidaya ikan nila, mulai dari pengenalan jenis ikan nila, bisnis budidaya ikan nila, langkah-langkah budidaya, hingga kesimpulan. Topik utama yang dibahas adalah cara membesarkan ikan nila dengan cepat dan sehat melalui pemberian pakan dan pupuk yang tepat serta pengelolaan kolam yang baik.
Dokumen tersebut memberikan informasi tentang budidaya mikroalga Spirulina sp. Ia menjelaskan klasifikasi, morfologi, dan habitat Spirulina sp. Langkah-langkah budidaya meliputi persiapan peralatan dan bahan pupuk, penambahan bibit ke dalam akuarium, dan pemberian aerasi. Dokumen tersebut juga menyebutkan kandungan gizi dan manfaat Spirulina sp sebagai pakan ikan dan hewan laut lainnya. Nam
Dokumen tersebut membahas tentang teknik pembenihan ikan, mulai dari pembenihan ikan air tawar seperti ikan nila hingga ikan laut seperti kerapu. Termasuk didalamnya adalah teknik pemijahan, pakan alami, penanganan larva, hingga pendederan benih ikan.
Nutritional genomics untuk efisiensi pakan2Ibnu Sahidhir
油
1. Dokumen tersebut membahas tentang nutritional genomics pada ikan, yang merupakan relasi timbal balik antara nutrisi dan genetik. Nutrisi berpengaruh pada ekspresi gen dan kesehatan ikan, sementara genetik mempengaruhi cara ikan merespons nutrisi.
2. Dokumen ini menjelaskan berbagai contoh aplikasi nutritional genomics seperti pemrograman nutrisi, pakan mikrobial yang mengandung probiotik, dan pakan herbal yang
Biokimia akuakultur I: Nutrisi dan PakanIbnu Sahidhir
油
Dokumen tersebut membahas tentang biokimia dan nutrisi dalam akuakultur. Secara ringkas, dokumen tersebut menjelaskan pentingnya pemahaman biokimia dalam mendesain nutrisi dan formulasi pakan ikan yang sesuai dengan kebutuhan metabolisme ikan untuk mendukung pertumbuhan dan produktivitasnya.
Dokumen tersebut membahas tentang budidaya pembenihan ikan hias, termasuk proses produksi pembenihan ikan cupang mulai dari persiapan sarana dan prasarana, pemeliharaan induk, pemijahan induk, penetasan telur, hingga pemeliharaan larva dan benih. Dibahas pula manfaat memelihara ikan hias dan pengemasan serta transportasi ikan hias yang aman.
PRODUKSI TOKOLAN UDANG VANAMEI (Litopenaeus vannamei) DALAM HAPA DENGAN PADAT...Repository Ipb
油
Penelitian ini menguji empat kepadatan penokolan udang vanamei (500, 1000, 1500, dan 2000 ekor/m2) selama 28 hari. Hasilnya menunjukkan bahwa kepadatan 500 ekor/m2 memberikan pertumbuhan udang terbaik dengan panjang akhir 42,7 mm. Kepadatan tidak berpengaruh signifikan terhadap kelangsungan hidup atau keragaman panjang udang.
BUDIDAYA LELE DENGAN SISTEM BIOFLOK.pptxsurya39722
油
Sistem bioflok merupakan sistem budidaya lele yang memanfaatkan aktivitas mikroorganisme untuk mengolah media. Mikroorganisme diinokulasi ke kolam melalui probiotik cair yang difermentasi selama seminggu. Benih lele ukuran 4-5 cm ditebar dan diberi pakan probiotik. Setiap minggu, air diganti sebagian dan ditambah kapur serta probiotik. Ikan panen setelah 3 bulan dengan ukuran 125-150 gram.
Aplikasi bioflok untuk budidaya ikan nila -1.pdfplekucipikuci
油
1. Dokumen tersebut membahas tentang budidaya ikan nila menggunakan sistem bioflok, termasuk definisi bioflok, prinsip umum budidaya, dan analisis keuntungan usaha budidaya ikan nila dengan sistem tersebut.
Maskulinisasi Ikan Guppy Melalui Penggunaan Air Kelapa Dengan Konsentrasi Berbeda
Penelitian ini menguji pengaruh perendaman larva ikan guppy berumur 2 hari dengan air kelapa konsentrasi 20%, 30%, dan 40% terhadap persentase jantan dan kelangsungan hidupnya. Hasilnya, perlakuan air kelapa 20% memberikan persentase jantan tertinggi (70%) dengan kelangsungan hidup 91% selama perendaman.
Teknik maskulinisasi pada rajungan dilakukan dengan menggunakan terapi hormon androgen 17 留-metiltestosteron. Dari kajian pendahuluan, perendaman hormon dosis 2 ppm selama 24 jam larva rajungan stadia Zoea-4, stadia Megalopa dan stadia Crab-5 didapatkan mortalitas setelah perendaman sebesar 100% pada Zoea-4 dan Megalopa serta mortalitas 80 95% pada Crab-5. Kemudian dilakukan 2 kajian yaitu untuk mengetahui dosis hormon dengan cara perendaman selama 4 jam dan lama waktu perendaman yang efektif untuk maskulinisasi benih rajungan Crab-5. Kedua kajian dilakukan dengan 3 ulangan. Kajian pertama dengan dosis hormon : 0, 2, 4 dan 8 ppm dan kajian kedua dengan lama waktu perendaman : 4, 8 dan 12 jam dan Kontrol (tanpa pemberian hormon).
Dari kajian pertama, dosis hormon 2, 6 dan 8 ppm setelah perendaman selama 4 jam tidak memberikan perbedaan nyata terhadap tingkat kehidupan benih rajungan. Setelah pemeliharaan selama 45 hari, hasil kajian pertama memperlihatkan perbedaan nyata dari dosis hormon terhadap maskulinisasi benih rajungan (P<0><0><0><0,05). Nilai persentase maskulinisasi tertinggi didapatkan pada lama perendaman 4 jam sebesar 88,8%.
Produksi Udang Sayur Untuk Memberdayakan Backyard Hatcherylisa ruliaty 631971
油
Dokumen ini membahas upaya memproduksi udang putih (Litopenaeus vannamei) sebagai udang konsumsi (udang sayur) di bak-bak bekas pembenihan udang (backyard hatchery) untuk memberdayakan bak-bak tersebut. Udang dipelihara dari umur PL8-PL10 selama 2-2,5 bulan dengan kepadatan awal berbeda antara 5.000-30.000 ekor/bak. Hasilnya, kepadatan awal 5.000 dan 10.000 ekor/bak menghas
Suplementasi tepung ikan dan bungkil kedelai dalam ransum akhir kebuntingan t...Dendy Vidianto
油
Ringkasan:
1. Penelitian ini mengkaji pengaruh ransum dengan sumber protein tepung ikan dan bungkil kedelai terhadap performa reproduksi induk dan pertumbuhan anak domba lokal.
2. Tidak terdapat pengaruh nyata kualitas protein ransum terhadap konsumsi bahan kering induk. Namun, konsumsi ransum tanpa suplementasi cenderung lebih tinggi.
3. Hasil penelitian ini diharapkan dapat memperbaiki kualitas reproduksi induk dan
Suplementasi tepung ikan dan bungkil kedelai dalam ransum akhir kebuntingan t...Dendy Vidianto
油
Ringkasan:
1. Penelitian ini mengkaji pengaruh ransum dengan sumber protein tepung ikan dan bungkil kedelai terhadap performa reproduksi induk dan pertumbuhan anak domba lokal.
2. Tidak terdapat pengaruh nyata kualitas protein ransum terhadap konsumsi bahan kering induk. Namun, konsumsi ransum tanpa suplementasi cenderung lebih tinggi.
3. Hasil penelitian ini diharapkan dapat memperbaiki kualitas reproduksi induk dan
Sistem produksi pembenihan ikan nila srikandi di BPPI Sukamandi meliputi persiapan kolam, seleksi induk, pemijahan alami, pemanenan telur dan larva, serta pemeliharaan larva hingga mencapai survival rate rata-rata 95,4% dan pertumbuhan bobot 0,003-0,004 gram per hari.
Ringkasan dokumen tersebut adalah:
Dokumen tersebut membahas tentang 5 bahan pakan lokal yang dapat digunakan untuk ikan, yaitu bungkil kacang tanah untuk ikan nila, keong mas untuk ikan gabus, azolla untuk ikan lele, tepung daun singkong, dan maggot black soldier fly untuk ikan koi.
1. PENINGKATAN PRODUKTIVITAS INDUK UDANG WINDU
(Penaeus monodon Fab.) DENGAN MENGGUNAKAN BUBUK
PAPRIKA
Damar Suwoyo*
, Anindiastuti , M Soleh, Arif Gunarso
E- Mail , damar_monodon@yahoo.co.id
BALAI BESAR PENGEMBANGAN BUDIDAYA AIR PAYAU
JEPARA 2008
Makalah disampaikan dalam pertemuan Indo Aquaculture pada tanggal 17 20 Nopember
2008 di Hotel Inna Garuda , Yogyakarta.
1
2. PENINGKATAN PRODUKTIVITAS INDUK UDANG WINDU
(Penaeus monodon Fab.) DENGAN MENGGUNAKAN BUBUK PAPRIKA
Damar Suwoyo*
, Anindiastuti, M Soleh Arif Gunarso
E- Mail , damar_monodon@yahoo.co.id
Abstrak
Nauplius udang windu harus selalu tersedia setiap saat pada unit pembenihan untuk
menjaga kesinambungan produk benih siap tebar. Namun demikian tidak semua nauplius yang
dipelihara selalu mencapai tingkat kelangsungan hidup tinggi. Oleh karena itu kualitas nauplius
perlu diperhatikan untuk mendapatkan kelangsungan hidup yang tinggi dalam pemeliharaaan
larva. Untuk itu perlu dilakukan perekayasaan untuk meningkatkan nutrisi pakan induk yang
selama ini diberikan agar didapatkan hasil yang mantap baik jumlah maupun kualitasnya.
Adapun yang digunakan sebagai bahan pengkaya pakan adalah bubuk paprika. Bahan ini kaya
akan kandungan beta-karoten yang dibutuhkan dalam pembentukan chromatophor dan sebagai
suplemen pada gejala defisiensi 硫-carotene. Defisiensi 硫-carotene pada udang windu dapat
menjadikan udang biru atau blue shrimp Pengkayaan pakan yang diberikan pada induk
merupakan hal penting dilakukan, karena semakin kompleks pemberian nutrisi pakan pada induk
udang windu, akan memperbaiki kualitas telur yang dihasilkan dan memperbanyak siklus
matang gonad per individu induk udang.
Metode kajian adalah menggunakan induk udang windu sebanyak 18 ekor betina dan 10
ekor jantan. Induk dipelihara dalam bak dengan ukuran 5x6x0,8m dan kedalaman air 0,5 m.
Digunakan perlakuan fotoperiod 20 jam gelap dan 4 jam terang masing-masing 2 jam untuk
pembersihan kotoran dan sampling induk. Air diganti sebanyak 200% per hari . Frekuensi
pemberian pakan 3 kali per hari pada jam 08.00, 13.00 dan 19.00. Dosis pakan sebanyak
20-25% per hari atau add libitum. Dosis paprika 2 gram per kilogram pakan, diberikan bersama
vitamin mix dengan perbandingan 1:1. Pemeliharaan dilakukan selama 45 hari.
Selama 45 hari percobaan diperoleh tingkat kelangsungan hidup (SR) induk udang 90 %.
Kematian induk sebesar 10% terjadi setelah proses ablasi. Sebanyak 71 ekor induk udang
matang gonad dan memijah atau rerata tiap ekor induk matang gonad sebanyak 3 kali. Telur
dari 5 ekor induk tidak berhasil menetas. Tiap ekor induk menghasilkan nauplius berkisar
500.000 600.000 ekor. Parameter kualitas air selama pemeliharaan adalah salinitas 33-34
ppt, suhu 28-29属C, DO (oksigen terlarut) 3 ppm dan pH 7,9 8,1. Dari hasil induk matang
gonad terlihat bahwa penambahan bubuk paprika menunjukkan penampila reproduksi yang
tinggi bila dibanding dengan tanpa pemberian bubuk paprika.
Kata kunci : Penaeus monodon, paprika bubuk, matang gonad
.
*,) Pemrasaran dan Perekayasa pada Balai Besar Budidaya Air Payau Jepara
**) Perekayasa pada Balai Besar Budidaya Air Payau Jepara
2
3. Makalah disampaikan dalam pertemuan Indo Aquaculture pada tanggal 17 20 Nopember 2008 di
Hotel Inna Garuda , Yogyakarta
INCREASING PRODUCTIVITY OF TIGER PRAWN
(Penaeus monodon Fab.) BROODSTOCK BY PAPRIKA POWDER
Damar Suwoyo*
, Anindiastuti , M Soleh, Arif Gunarso
E- Mail , damar_monodon@yahoo.co.id
Abstract
Tiger prawn nauplii should be proposed in the hatchery to keep seed production in order
ready to stock. Nevertheles not all of nauplii always have high survival rate. Therfore nauplii
quality want interested to find high survival rate in larva rearing. For those it is important the
experiment to increase broodstock feed nutrition which allow in order found fix result both
quantity and quality today. Once of material to enrich the feed is paprika powder. This material
rich with beta-karoten which have required on chromatophor formation and as a suplement at 硫-
carotene deficiency sign. 硫-carotene deficiencies in tiger shrimp broodstock the shrimp became
blue or blue shrimp. Feed enrichment to the broodstock its an important matter to do, because
allow more complexity of it feed nutrition, will improve eggs quality produced and to increase
gonad maturation circle of each broodstock.
Method of the experiment is using 18 female and 10 male tiger prawn broodstock. The
broodstock were reared in tank 5x6x0.8 m and 0.5 m water depth. Photoperiode treatment apply
on 20 h dark and 4 h light both 2 h for siphoning the debris and broodstock sampling. Water
exchange is more then 200 % per day. Food frequency is 3 times a day at h 0800, 1300 and
1900. Feed dosage 20 25 % a day or adlibitum. Dosage of the paprika is 2 gram per kg. of
food allow together with vitamin mix by ratio 1 : 1. Time of the experiment during 45 days.
During 45 days experiment, survival rate of broodstock is 90 % About 10 % of
broodstock mortality occurred after eyestalk ablation. 71 female have matured gonad and spawn
or average a female is 3 times maturation. Eggs of 5 females un hatched. Each female produce
500,000 600,000 nauplii. Water quality parameter are salinity 33-34 ppt, temperature
28-29属C, DO 3 ppm and pH 7.9 8.1. From the result showed that the paprika powder usage
was exhibited a high reproductive performance than normal or without paprika powder.
Keynote : Penaeus monodon, paprika powder, gonad maturation
3
4. I. PENDAHULUAN.
1.1. Latar belakang.
Ketersediaan nauplius udang penaeid terutama udang windu harus selalu
tersedia setiap saat dalam jumlah yang cukup pada suatu unit pembenihan udang
atau hatchery untuk menjaga kesinambungan produk benih siap tebar. Untuk itu
perlu dilakukan perekayasaan untuk meningkatkan nutrisi pada pakan induk yang
selama ini diberikan agar didapatkan hasil yang mantap baik jumlah maupun
kualitasnya. Jenis krustase pada umumnya tidak dapat mensintesis carotenoid, oleh
karena itu pigment ini perlu dicarikan dari luar dan dicampurkan dalam formula
pakan.
Adapun bahan yang digunakan sebagai bahan pengkaya adalah paprika
(Capsicum annuum ) dalam bentuk bubuk. Paprika bubuk kaya akan kandungan
beta-karoten yang dibutuhkan dalam pembentukan cromatopor dan sebagai
suplemen pada gejala defisiensi 硫-carotene. Defisiensi 硫-carotene pada udang
windu dapat menjadikan udang biru atau blue shrimp lebih lanjut menyebutkan
pendapat lain, penyakit udang biru pada budidaya udang windu suatu pertanda
kekurangan carotenoid. (Todd lorenz 2004). Paprika juga kaya akan vitamin yang
lain terutama vitamin C. Pada jenis paprika kandungan vitamin C lebih tinggi
dibanding cabai pada umumnya. (Made Astawa 2007). Lebih lanjut menyebutkan
selain beta-caroten dan vitamin C , paprika juga mengandung vit.B6, asam folat, vit
A dan likopen, dimana likopen mempunyai aktivitas dua kali lebih kuat sebagai
anti oksidan dari pada betakaroten dan sepuluh kali lipat lebih kuat daripada vet.E.
Jadi likopen sebagai anti oksidan di dalam tubuh lebih baik daripada vitamin A,C, E
maupun mineral lainnya.
Kekurangan atau penurunan pigment pada kulit udang pertanda penurunan
kualitas induk udang oleh karena itu pengkayaan pakan yang diberikan pada induk
merupakan hal penting dilakukan, karena semakin kompleks pemberian nutrisi
pakan pada induk udang windu, diharapkan akan memperbaiki kualitas telur atau
nauplus yang dihasilkan.
1.2. Tujuan.
Kegiatan pematangan gonad induk udang windu dengan menambahkan
bubuk paprika diharapkan dapat memperbaiki kualitas pakan sehingga induk udang
dapat menghasilkan telur yang lebih berkualitas dan frekuensi matang gonad lebih
lama.
4
5. II. BAHAN DAN METODE
2.1. Sarana
a) Sarana penyiapan air bersih (bak penampungan, pompa, sand filter, karbon
aktif, jaringan air dan filter bag)
b) Bak pemeliharaan induk (bak semen ukuran 5 x 6 x 0,8 m3
= 2 buah)
c) Bak pemijahan dan penetasan (bak semen ukuran 2 x 3 x 1 m3
= 5 buah dan
bak fiber glass kapasitas 1000 liter 6 buah
2.2. Peralatan
a) Peralatan lapangan (peralatan pemberian pakan, peralatan kebersihan,
peralatan panen, peralatan sampling, peralatan ablasi )
b) Peralatan monitoring kualitas air (termometer, pH-meter, refraktometer, DO-
meter)
c) Peralatan pegamatan penyakit (mikroskop dan peralatan analisa penyakit)
d) Peralatan pengamatan kondisi nauplius dan induk (beker glass dan
mikroskop)
Untuk menerapkan sistem produksi induk matang gonad dan nauplius dengan
penggunaan paprika adalah dengan bahan dan alat seperti pada tabel sbb:
Bahan
Induk udang windu betina
Induk udang windu jantan
Cumi-cumi
Cacing
Biomass artemia
EDTA
Kaporit
Iodin
Egg stimulant /vit mix
Paprika powder
Chlorin test
Alat pelengkap
Filter bag
Seser halus
Ember+ gayung
Thermometer
Selang aerasi
Keran aerasi
Batu aerasi
Pemberat
2.3. Metode.
2.3.1 Sistem Penyiapan Air Bersih untuk Kegiatan Induk
Sistem penyiapan air bersih dan steril dilakukan dengan sistem filter
bertahap, yaitu tahap pengendapaan pertama berupa bak berbentuk konikel
kapasitas 300 m3
selanjutnya secara gravitasi dialirkan ke bak pengendapan kedua
berbentuk kotak persegi panjang kapasitas 400 m3
. Dari bak tersebut di pompa
melewati sand filter dan masuk ke bak penampungan berbentuk empat persegi
panjang kapasitas > 60 m3
di dalam ruangan tertutup. Tahap terakhir adalah
distribusi dengan memompakan air ini ke jaringan distribusi melalui sistem filter
5
6. karbon aktif. Karbon aktif ini bertujuan untuk menyerap gas yang beracun yang
masih larut di dalam air.
2.3.2 . Pengadaan Induk dan Pemeliharaannya
a) Persiapan Bak
Sebelum bak induk digunakan dibersihkan dari berbagai kotoran dengan
cara disikat seluruh permukaan bak dan disterilkan dengan kaporit kemudian
dibilas dengan air laut bersih dan dikeringkan. Bak dilengkapi dengan aerasi
dengan jarak 0,75 meter antar titik dan suasana bak dibuat sistem penyinaran
periodik gelap dan terang . Air laut yang telah siap di penampungan dimasukkan
melalui filter bag hingga kedalaman 0,5 meter terlebih dahulu . Air laut yang
digunakan dengan salinitas 31 賊 2 ppt, temperatur 30尊 C 賊 2尊C . Sistem
penggantian air secara sirkulasi, dimana air yang digunakan telah disterilkan
terlebih dahulu, begitu pula untuk peralatan dan lingkungan telah desterilkan pula.
b) Pengadaan Induk
Induk yang digunakan harus memenuhi persyaratan dari sisi ukuran, sesuai
dengan jenis udangnya, jenis kelamin (perbandingan jantan : betina = 1:1), kondisi
fisik, kesehatan dan jumlahnya. Induk yang digunakan berasal dari induk alam /
laut. Calon induk sebelum di perlakukan sebagai induk terlebih dahulu dilakukan
perendaman pada larutan iodin atau PK dosis 100 ppm selama 5-10 menit
c) Ablasi Mata
Calon induk yang akan dilakukan ablasi harus memenuhi persyaratan teknis
yang meliputi ukuran , tidak sedang ganti kulit atau keropos, lengkap organ tubuh
dan tidak ada gejala infeksi penyakit bakteri pada insang dan induk telah dinyatakan
bebas virus. MBV. Setelah cukup adaptasi induk diablasi dengan cara memotong
salah satu tangkai mata pada induk betina. Untuk menghindarkan terjadinya
infeksi pada bekas potongan maupun organ lainnya, terlebih dahulu induk direndam
dalam larutan kalium permanganat (KMnO4) 15 ppm selama 30 menit, atau 100
ppm secara dipping kemudian dilakukan ablasi.
d). Pemeliharaan pada Pematangan Gonad
Setelah induk diablasi, dimasukkan ke dalam bak pemeliharaan dengan
kepadatan 4-5 ekor per m族. Pemberian pakan diusahakan add libitum dengan rata-
rata dosis 15 25% biomass/ hari berupa pakan segar. Pemberian pakan dilakukan
3 kali/hari. Air selama pemeliharaan dilakukan penggantian sebanyak minimal
>80% pada pagi hari dan dilanjutkan sirkulasi dengan kecepatan >15 liter/menit
hingga pergantian air sehari semalam mencapai 200%. Sampling induk matang
gonad dilakukan 4-5 hari setelah ablasi, sedangkan sampling berikutnya melihat
kondisi perkembangan gonad.
Jumlah induk yang dipelihara sebanyak 18 ekor betina dan 10 ekor jantan
pada perlakuan pemberian paprika, dan 27 betina dan 16 ekor jantan pada
perlakuan tanpa penambahan paprika. Induk dipelihara dalam bak dengan ukuran
5x6x0,8m dengan kedalaman air 0,5 m. Fotoperiod yang digunakan adalah 4 jam
terang, digunakan untuk pembersihan kotoran selama 2 jam dan waktu sampling 2
jam dan 20 jam gelap.. Frekuensi pemberian pakan 3 kali perhari pada jam 08.00,
13.00 dan 19.00. jumlah pakan yang diberikan sebanyak 20-25% per hari atau add
libitum. Paprika diberikan bersama vitamin miks dengan perbandingan 1:1 dan
6
7. dosis pemakaian 2 gram per kilogram pakan. Pemeliharaan dilakukan selama 45
hari.
e). Pemijahan dan Penetasan
Induk yang telah berhasil matang gonad dipindahkan ke bak-bak pemijahan/
peneluran yang sebelumnya induk dimandikan dengan air laut steril kemudian bak
penetasan diisi air laut bersih ditambahkan EDTA 10-30 ppm. Telur dipanen, dicuci
air bersih, direndam (dipping) dengan iodin atau kalium permanganat, kemudian
dimasukkan ke bak penetasan. Wadah penetasan dan peneluran dilakukan pada
wadah dengan kapasitas 1.000 dan 5.000 liter dengan kepadatan induk 1 ekor per
1000 liter air. Penghitungan telur dilakukan secara volumetrik yaitu dengan cara
mengambil sampel telur dengan gelas ukur 250 ml diulang 3 kali kemudian hasil
penghitungannya dirata-rata. Sedangkan tingkat daya tetas dihitung berdasarkan
jumlah nauplius yang dihasilkan dibagi dengan jumlah telur.yang tidak menetas
ditambah dengan telur yang menetas dikalikan 100%.
f). Pemanenan nauplius
Setelah telur menetas dilakukan pemanenan nauplius. Pemanenan nauplius
pada bak kecil dilakukan secara sirkulasi atau penyeseran langsung. Sebelum
diseser aerasi dimatikan kemudian diberi lampu di atasnya, dengan demikian
diharapkan nauplius yang sehat akan berada di daerah permukaan air dan bersifat
fototaxis positif. Nauplius yang dihasilkan diambil sampelnya dilakukan
pendeteksian secara laboratoris dengan alat PCR untuk mengetahui ada tidaknya
virus yang masih menginfeksi pada nauplius yang dihasilkan .
III. HASIL DAN PEMBAHASAN
Hasil.
Hasil data pada kedua perlakuan pemeliharaan induk udang windu untuk
menghasilkan induk matang gonad dan nauplius adalah sbb:
Tabel 1. Hasil produksi nauplius pada kedua perlakuan secara komulatif yang
diambil per minggu.
MINGGU JUMLAH NAUPLIUS MATANG GONAD
ke Dengan
Paprika
Tanpa
Paprika
Dengan
Paprika
Tanpa
Paprika
1
1.000.
000 3.550.000 2 7
2
6.100.
000 11.400.000 14 24
3
17.537.
000 15.395.000 30 35
4
28.937.
000 18.645.000 50 43
5
31.937.
000 57
6 35.137. 71
7
8. 000
Gambar 1 : Grafik perbandingan jumlah produksi nauplius dan induk matang gonad
per minggu.
Grafik perolehan nauplius
0
5000000
10000000
15000000
20000000
25000000
30000000
35000000
40000000
1 2 3 4 5 6
Minggu ke
Nauplius(ekor)
Minggu ke
Paprika
Non Paprika
Grafik perolehan induk matang gonad
0
50
100
150
200
250
300
350
400
450
1 2 3 4 5 6
Minggu keMTG(%)
Minggu ke
Paprika
Non Paprika
Pada pemeliharaan yang tidak menggunakan penambahan bubuk paprika
berlang sung selama 30 hari. Induk betina yang digunakan sebanyak 28 ekor dan
induk jantan sebanyak 16 ekor. Induk matang gonad yang dihasilkan sebanyak 43
ekor dan nauplius yang dihasilkan sebanyak 18.645.000 ekor nauplius dan
spawning ratenya 1,43%. Sedangkan pada pemeliharaan yang menggunakan
penambahan bubuk paprika berlang sung selama 45 hari. Induk betina yang
digunakan sebanyak 18 ekor dan induk jantan sebanyak 10 ekor. Induk matang
gonad yang dihasilkan sebanyak 71 ekor dan nauplius yang dihasilkan sebanyak
35.137.000 ekor nauplius. Spawning rate per hari 1,58%.
Berikut ilustrasi produk Induk matang gonad dan produk nauplius harian yang
dihasilkan pada sistem pemeliharaan dengan pemberian paprika. ( gambar 2 dan
gambar 3)
Gambar 2, Grafik produk matang gonad harian
Produk MTG harian
1 1
3
2
3
1
3
4
5
3
4
3
4
3
2
4
222
1 1
333
1
222
1
0
1
2
3
4
5
6
0 10 20 30 40 50
Hari ke
Ekorindukudang
MTG
8
9. Gambar 3. Grafik produk nauplius harian
Produk Nauplius harian
0
500000
1000000
1500000
2000000
2500000
3000000
3500000
4000000
0 10 20 30 40 50
Hari ke
EkorNauplius
Nauplius
Kedua sistem pemeliharaan Induk dipelihara dalam bak dengan ukuran
5x6x0,8m dengan kedalaman air 0,5 m. Fotoperiod yang digunakan adalah 4 jam
terang, digunakan untuk pembersihan kotoran selama 2 jam dan waktu sampling 2
jam dan 20 jam gelap. Air diganti sebanyak 200% per hari . Frekuensi pemberian
pakan 3 kali perhari pada jam 08.00, 13.00 dan 19.00. jumlah pakan yang
diberikan sebanyak 20-25% per hari atau add libitum. Parameter kualitas air
selama pemeliharaan pada kedua perlakuan adalah salinitas 33-34 ppt, temp.
28-29属C, DO 3 ppm pH 7,9 8,1. Dari hasil induk matang gonad terlihat bahwa
pembrian penambahan bubuk paprika kecenderungan memberikan penampilah
reproduksi yang tinggi bila dibanding dengan tanpa pemberian bubuk paprika.
Sampai pemeliharaan selesai selama 45 hari, didapatkan tingkat
kelangsungan hidup (SR) 90%, pada perlakuan pemberian paprika. Mortalitas
induk sebesar 10% adalah kematian sehabis ablasi. Sedangkan induk matang
gonad dan memijah sebanyak 71 ekor atau rerata matang gonad 3 kali per ekor
induk. Sedangkan tidak berhasil menetas sebesar 5 ekor. Nauplius yang dihasilkan
per induk berkisar 500.000 600.000 ekor nauplius.
Perbandingan produksi induk matang gonad total pada akhir pemeliharaan
dapat dilihat pada ilustrasi dibawah ini ( gambar 4.dan gambar 5)
Gambar 4. Grafik perbandingan hasil MTG kedua
Perlakuan.
Perbandingan hasil MTG
143
394
0
50
100
150
200
250
300
350
400
450
Tanpa paprika Dengan parika
(%)
9
10. Perbandingan produksi nauplius total pada akhir pemeliharaan dapat dilihat pada
ilustrasi dibawah ini
Gambar 5. Grafik perbandingan hasil nauplius kedua
perlakuan
Perbandingan produk nauplius
18645000
35137000
0
5000000
10000000
15000000
20000000
25000000
30000000
35000000
40000000
Tanpa paprika Dengan parika
Nauplius(ekor)
Kualitas larva atau benih yang baik adalah salah satu faktor penting dalam
keberhasilan suatu pembenihan udang. Walaupun pemberian beberapa jenis
pakan segar seperti daging cumi , kerang dan cacing darah dapat digunakan dalam
proses produksi induk matang gonad , tetapi tidak seterusnya pakan tersebut dapat
digunakan dalam jangka waktu lama. Hal ini terbukti setelah peneluran pertama
maka mengalami kemunduran kualitas kematangan gonad dan kualitas
naupliusnya. Kemunduran kualitas telur dan nauplius ditandai dengan penampilan
warna telur dan nauplius yang dihasilkan. Dampak selanjutnya maka terjadi
kemerosotan pada tingkat kelangsungan hidup larva. Penambahan bubuk paprika
pada pakan induk udang sebagai suplemen ternyata dapat memperbaiki kualitas
pakan, sehingga frekuensi peneluran menjadi lebih lama bila dibanding dengan
pakan yang tidak diberi suplemen paprika. Dari hasil produksi induk matang gonad
dan nauplius kedua sistem pemeliharaan membuktikan kecenderungan yang nyata
bahwa penambahan paprika pada pakan induk udang perlu dilakukan untuk
mempertahan kualitas nauplius yang dihasilkan.
Latscha ( 1991). Dalam James Wyban (1997). Melaporkan bahwa paprika
mengandung pigmen capxanthin dan capsoluene dan menyatakan bahwa ini tidak
diketahui apakah pigmen ini dapat diubah oleh udang udangan. Lebih lanjut D
Abramo et al.(1983), melaporkan bahwa paprika terutama mengandung pigmen
campuran yaitu beta-carotene, beta-criptoxanthin, capxanthin dan capsorubin.
Mereka menemukan bahwa paprika yang diltambahkan pada pakan yang diberikan
pada juvenil American Lobster ( Homarus americanus ) menaikkan kandungan
astaxanthin pada jaringan dan melalui proses biosintetik merubah carotenoid pada
paprika dikonversi menjadi astaxantin
3.1 Kesimpulan.
10
11. Penggunaan bubuk paprika yang ditambahkan pada pakan induk udang
dapat meningkatkan frekuensi peneluran pada udang windu.
Meningkatkan produksi nauplius karena kualitas telur yang baik.. Paprika
mengandung karotenoid yang dapat dikonversi menjadi astaxanthin melalui
biosynthetic.
3.2 Saran .
Dalam pembuatan pakan induk udang sebaiknya ditambahkan unsur
karotenoid yang berfungsi meningkatkan kualitas pakan akan kandungan beta
karoten yang diperlukan dalam pembentukan cromatopor pada udang.
IV. DAFTAR PUSTAKA
Astawa M, 2007. Paprika Bikin Sperma Agresif.
DAbramo LR, Baum NA. BordnerCE. Conklin DE, 1983. Can J.Fish Aquat. Sci. 40:699-
704.
Latscha T, 1991. The Crustacean Nutrition Newsletter ( JD Castell, KE Corpron, eds),
7(1):53-60.
Todd lorenz .2004. A Review of the Carotenoid, Astaxanthin, as a Pigment Source
and Vitamin for Cultured Penaeus Prawn. www. Aquafeed.com
Wyban J, Sweeney JN, 1991. Intensive Shrimp Production Technology: OI Shrimp Manual .
Oceanic Institute, Honolulu HL. 198 pp.
Wyban J, Martinez G, Sweeney JN, 1997. Adding Paprika to Penaeus vannamei Maturation
Diet Improves Nauplius Quality. P 59-62. World Aquaculture
11