Dokumen tersebut membahas tentang rekayasa lalu lintas yang mencakup pengertian, komponen, analisis tingkat pelayanan jalan, geometri jalan, dan penampang jalan. Secara ringkas, dokumen tersebut membahas tentang perencanaan sistem transportasi untuk menghasilkan pergerakan manusia dan barang secara aman dan efisien."
Dokumen tersebut membahas perencanaan geometrik jalan, termasuk klasifikasi jalan, volume lalu lintas, kendaraan rencana, kecepatan rencana, kelas jalan, dan unsur-unsur perencanaan geometrik seperti trase jalan, potongan memanjang dan melintang. Tujuannya adalah merencanakan geometri dan struktur jalan yang ekonomis dan menghasilkan kelancaran, keamanan, dan kenyamanan lalu lintas.
Tugas perencanaan struktur geometri jalanMuhammad Ali
油
Dokumen tersebut membahas tentang perencanaan geometri jalan perkotaan. Terdapat ketentuan umum dan teknis mengenai klasifikasi jalan, penentuan jumlah lajur, kecepatan rencana, kendaraan rencana, bagian-bagian jalan seperti damaja dan dawasja, potongan melintang, jalur lalu lintas, lajur, kemiringan melintang, bahu jalan, jalur lambat, separator jalan, median jalan, dan jalur hijau.
Geometrik Jalan Raya (Perencanaan)
Jalan Raya adalah suatu jalur tanah yang permukaannya dibentuk dengan kemiringan tertentu dan diberi perkerasan yang dipergunakan untuk lintasaan kendaraan maupun orang yang menghubungkan lalu lintas antara dua atau lebih tempat pemusatan kegiatan.
Dokumen tersebut merangkum penelitian tentang koordinasi tiga simpang bersinyal di Jalan Soekarno Hatta Kota Pekanbaru untuk meningkatkan kelancaran lalu lintas. Penelitian ini bertujuan mengkoordinasikan waktu sinyal ketiga simpang tersebut agar dapat meminimalkan antrian kendaraan dan tundaan waktu tempuh. Hasil koordinasi diharapkan menjadi pertimbangan pemerintah daerah dalam meningkatkan kinerja simpang.
Tinjauan Desain Geometrik Jalan Subaim - Buli Ruas Jalan Uni-uni Kab. Halmahe...Djunaidi Syalat
油
Proposal ini membahas rencana perubahan geometri jalan Subaim-Buli di Kabupaten Halmahera Timur menjadi jalan arteri luar kota tipe pegunungan. Rencana ini mencakup perubahan geometri jalan, perencanaan tebal perkerasan lentur, dan dimensi saluran tepi jalan.
Analisis antrian kendaraan di jl.ap.pettarani makassarGaluhRahmadyarto1
油
Dokumen tersebut membahas analisis antrian kendaraan pada fasilitas putar balik arah di Jalan A.P. Pettarani Kota Makassar. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui model antrian, rata-rata panjang antrian, dan rata-rata waktu pelayanan kendaraan. Pengambilan data dilakukan pada jam sibuk di hari kerja untuk menganalisis karakteristik sistem antrian.
Setiap operasi penambangan memerlukan jalan tambang sebagai sarana infrastruktur yang vital di dalam lokasi penambangan dan sekitar-nya. Jalan tambang berfungsi sebagai penghubung lokasi-lokasi penting, antara lain lokasi tambang dengan area crushing plant, pengolahan bahan galian, perkantoran, perumahan karyawan dan tempat-tempat lain di wilayah penambangan. Konstruksi jalan tambang secara garis besar sama dengan jalan angkut di kota. Perbedaan yang khas terletak pada permukaan jalannya (road surface) yang jarang sekali dilapisi oleh aspal atau beton seperti pada jalan angkut di kota, karena jalan tambang sering dilalui oleh peralatan mekanis yang memakai crawler track, misalnya bulldozer, excavator, crawler rock drill (CRD), track loader dan sebagainya.
Laporan rancangan perkerasan jalan raya i ,dimana merencanakan jalan yang hemat biaya antara 3 trase yang telah dibuata dipeta topografi dengan skala 1;2000
Dokumen tersebut membahas tentang tata cara perencanaan geometrik persimpangan sebidang, mencakup deskripsi, ketentuan umum, teknis, dan cara pengerjaannya. Persimpangan harus memenuhi aspek keselamatan, kelancaran, dan efisiensi dengan mempertimbangkan jenis kendaraan, pandangan bebas, dan drainase. Bentuk persimpangan yang disarankan adalah simpang tiga dan empat dengan sudut saling tegak lurus, sedangkan persimpangan harus
Ringkasan dokumen tersebut adalah:
1) Dokumen tersebut membahas tentang perencanaan geometri jalan raya dengan mempertimbangkan faktor-faktor seperti lalu lintas, topografi, kapasitas, keamanan, dan analisis biaya-manfaat.
2) Standar perencanaan geometri jalan raya mencakup ketentuan dasar, jarak pandang, dan penampang melintang jalan.
3) Faktor-faktor yang dipertimbangkan dalam perencanaan
Merencanakan Rekayasa Lalu Lintas Jalan Perkotaan dan Persimpangan antara Margonda Raya dan Juanda. Dokumen ini membahas rencana rekayasa lalu lintas pada jalan Margonda Raya dan persimpangannya dengan Jalan Juanda di Depok. Termasuk didalamnya adalah metodologi survey lalu lintas manual, ruang lingkup penelitian, dan gambaran umum lokasi. Tujuannya adalah mengetahui pengaruh pemisah arah permanen terhadap
Dokumen tersebut membahas tentang teknik lalu lintas, dimana dijelaskan tentang kemacetan lalu lintas, kapasitas jalan, derajat kejenuhan, dan tundaan lalu lintas. Dokumen ini juga menjelaskan metode penelitian dan lokasi penelitian yang akan digunakan."
Rangkuman dokumen tersebut adalah:
1) Merencanakan traffic lights pada simpang tak bersinyal Jalan Raya Narogong - Jalan Pangkalan 5 Kota Bekasi.
2) Mendapatkan gambaran karakteristik lalu lintas dan rencana lampu lalu lintas pada simpang tersebut.
3) Menentukan waktu hijau, kuning dan merah yang dibutuhkan."
Dokumen tersebut membahas tentang uji laik fungsi teknis geometrik jalan. Secara khusus, dibahas tentang persyaratan teknis potongan melintang badan jalan, termasuk lebar lajur lalu lintas, bahu jalan, dan median. Dijelaskan teknik pengukuran dan kategori kelayakan fungsi untuk masing-masing unsur geometrik jalan.
Bab I memberikan latar belakang permasalahan transportasi dan kemacetan lalu lintas di kota. Tujuan penelitian ini adalah menganalisis kapasitas simpang dan kinerja persimpangan dengan adanya larangan belok kiri langsung. Bab II membahas teori-teori terkait parameter penelitian. Bab III menjelaskan metode penelitian berdasarkan MKJI 1997 dan pengambilan data primer.
Tinjauan Desain Geometrik Jalan Subaim - Buli Ruas Jalan Uni-uni Kab. Halmahe...Djunaidi Syalat
油
Proposal ini membahas rencana perubahan geometri jalan Subaim-Buli di Kabupaten Halmahera Timur menjadi jalan arteri luar kota tipe pegunungan. Rencana ini mencakup perubahan geometri jalan, perencanaan tebal perkerasan lentur, dan dimensi saluran tepi jalan.
Analisis antrian kendaraan di jl.ap.pettarani makassarGaluhRahmadyarto1
油
Dokumen tersebut membahas analisis antrian kendaraan pada fasilitas putar balik arah di Jalan A.P. Pettarani Kota Makassar. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui model antrian, rata-rata panjang antrian, dan rata-rata waktu pelayanan kendaraan. Pengambilan data dilakukan pada jam sibuk di hari kerja untuk menganalisis karakteristik sistem antrian.
Setiap operasi penambangan memerlukan jalan tambang sebagai sarana infrastruktur yang vital di dalam lokasi penambangan dan sekitar-nya. Jalan tambang berfungsi sebagai penghubung lokasi-lokasi penting, antara lain lokasi tambang dengan area crushing plant, pengolahan bahan galian, perkantoran, perumahan karyawan dan tempat-tempat lain di wilayah penambangan. Konstruksi jalan tambang secara garis besar sama dengan jalan angkut di kota. Perbedaan yang khas terletak pada permukaan jalannya (road surface) yang jarang sekali dilapisi oleh aspal atau beton seperti pada jalan angkut di kota, karena jalan tambang sering dilalui oleh peralatan mekanis yang memakai crawler track, misalnya bulldozer, excavator, crawler rock drill (CRD), track loader dan sebagainya.
Laporan rancangan perkerasan jalan raya i ,dimana merencanakan jalan yang hemat biaya antara 3 trase yang telah dibuata dipeta topografi dengan skala 1;2000
Dokumen tersebut membahas tentang tata cara perencanaan geometrik persimpangan sebidang, mencakup deskripsi, ketentuan umum, teknis, dan cara pengerjaannya. Persimpangan harus memenuhi aspek keselamatan, kelancaran, dan efisiensi dengan mempertimbangkan jenis kendaraan, pandangan bebas, dan drainase. Bentuk persimpangan yang disarankan adalah simpang tiga dan empat dengan sudut saling tegak lurus, sedangkan persimpangan harus
Ringkasan dokumen tersebut adalah:
1) Dokumen tersebut membahas tentang perencanaan geometri jalan raya dengan mempertimbangkan faktor-faktor seperti lalu lintas, topografi, kapasitas, keamanan, dan analisis biaya-manfaat.
2) Standar perencanaan geometri jalan raya mencakup ketentuan dasar, jarak pandang, dan penampang melintang jalan.
3) Faktor-faktor yang dipertimbangkan dalam perencanaan
Merencanakan Rekayasa Lalu Lintas Jalan Perkotaan dan Persimpangan antara Margonda Raya dan Juanda. Dokumen ini membahas rencana rekayasa lalu lintas pada jalan Margonda Raya dan persimpangannya dengan Jalan Juanda di Depok. Termasuk didalamnya adalah metodologi survey lalu lintas manual, ruang lingkup penelitian, dan gambaran umum lokasi. Tujuannya adalah mengetahui pengaruh pemisah arah permanen terhadap
Dokumen tersebut membahas tentang teknik lalu lintas, dimana dijelaskan tentang kemacetan lalu lintas, kapasitas jalan, derajat kejenuhan, dan tundaan lalu lintas. Dokumen ini juga menjelaskan metode penelitian dan lokasi penelitian yang akan digunakan."
Rangkuman dokumen tersebut adalah:
1) Merencanakan traffic lights pada simpang tak bersinyal Jalan Raya Narogong - Jalan Pangkalan 5 Kota Bekasi.
2) Mendapatkan gambaran karakteristik lalu lintas dan rencana lampu lalu lintas pada simpang tersebut.
3) Menentukan waktu hijau, kuning dan merah yang dibutuhkan."
Dokumen tersebut membahas tentang uji laik fungsi teknis geometrik jalan. Secara khusus, dibahas tentang persyaratan teknis potongan melintang badan jalan, termasuk lebar lajur lalu lintas, bahu jalan, dan median. Dijelaskan teknik pengukuran dan kategori kelayakan fungsi untuk masing-masing unsur geometrik jalan.
Bab I memberikan latar belakang permasalahan transportasi dan kemacetan lalu lintas di kota. Tujuan penelitian ini adalah menganalisis kapasitas simpang dan kinerja persimpangan dengan adanya larangan belok kiri langsung. Bab II membahas teori-teori terkait parameter penelitian. Bab III menjelaskan metode penelitian berdasarkan MKJI 1997 dan pengambilan data primer.
1. KELOMPOK 4
o Andika Tri Wibowo (04)
o Cahyo Gunawan Sugiarto (10)
o Fransrikus Jaya Sakti (16)
o Lila Amalia Putri (22)
o Nanda Hartanti (28)
o Risda Nuril Aina (34)
KELOMPOK 4
SMK NEGERI 7 SEMARANG
2. STANDAR PERENCANAAN JALAN
1. Peraturan Perencanaan Geometrik Jalan Raya No. 13/1970 Direktorat Jenderal Bina Marga
2. Spesifikasi Standard untuk Perencanaan Geometrik Jalan Luar Kota, SubDit Perencanaan Teknik,
Direktorat Jenderal Bina Marga, 1990
3. Tata Cara Perencanaan Geometrik Jalan Antar Kota No. 038/BM/1997, Direktorat Jenderal Bina
Marga
4. Standard Perencanaan Geometrik untuk Jalan Perkotaan, Direktorat Jenderal Bina Marga, 1992
4. Jalan yang merupakan penghubung darat bagi lalu lintas
kendaraan maupun pejalan kaki. Oleh karena itu dalam
perencanaan jalan raya, bentuk geometrisnya harus ditentukan
sedemikian rupa sehingga jalan yang bersangkutan dapat
memberikan pelayanan yang optimal kepada lalu lintas dengan
fungsinya. Perencanaan geometrik bagian dari perencanaan
jalan keseluruhan.
Meliputi alinyemen horizontal dan alinyemen vertikal dan ,
seperti berikut :
PERENCANAAN GEOMETRIK
5. Cek Konsistensi dan Jarak
Pandang
Analisis Jaringan Jalan
(Studi Perencanan Transportasi)
Fungsi Jalan (Kelas Jalan) dan
Kebutuhan Damija
Analisis Lalu Lintas Standar Desain Kelas
(Dimensi Potongan Melintang
Jalan , Kecepatan Rencana,
Landai Max., Standar Desain
Alinemen)
Survei Topografi
Proses Desain Alinemen
Cek Volume Pekerjaan Tanah
Alinemen
Memuaskan
-Gambar Desain Jalan
-Volume Pekerjaan Tanah
Perjalanan
proses
Perencanaan
Geometrik
6. ALINYEMEN HORIZONTAL
Alinyemen Horizontal atau Trase Jalan adalah garis
proyeksi sumbu jalan tegak lurus pada bidang peta, yang
biasa disebut tikungan atau belokan.
Alinyemen Horizontal tersusun dari garis lurus yang disebut
Tangen dan bagian lengkung yang disebut Tikungan.
7. Full Circle FC (Lengkung Penuh)
yaitu, Lengkung yang hanya terdiri
dari bagian lengkung tanpa adanya
peralihan. Yang dimaksud disini
adalah hanya ada satu jari2
lingkaran pada lengkung tersebut.
Bentuk-bentuk lengkungan
pada Alinyemen Horizontal
Spiral-Circle-Spiral SCS yaitu, Lengkung
terdiri atas bagian lengkungan (Circle)
dengan bagian peralihan (Spiral) untuk
menghubungkan dengan bagian yang lurus
FC. Dua bagian lengkung di kanan-kiri FC
itulah yg disebut Spiral.
Spiral-Spiral SS yaitu, Lengkung yg
hanya terdiri dari spiral-spiral saja
tanpa adanya circle. Ini merupakan
model SCS tanpa circle. Lengkung ini
biasanya terdapat di tikungan dengan
kecepatan sangat tinggi.
8. TIKUNGAN
Jika kendaraan melewati
sebuah tikungan maka akan
mengalamai/menerima
gaya Sentrifugal.
Maka untuk melawan gaya
tersebut dibualah
Superelevasi yaitu
kemeringan yang diberikan
pada tikungan
9. ALINYEMEN VERTIKAL
Alinyemen Vertikal adalah perpotongan
bidang vertikal dengan bidang permukaan
perkerasan jalan melalui sumbu jalan untuk
jalan 2 jalur 2 arah, atau melalui tepi dalam
masing-masing perkerasan untuk jalan dengan
median.
Alinyemen Vertikal disebut juga penampang
memanjang jalan, yang terdiri dari garis-garis
lurus dan garis-garis lengkung.
10. KELANDAIAN
Kelas I IIA IIB IIC III
Landai max (%) 2-4-5 4-5-7 5-7-8 6-8-10 6-812
Kelandaian maksimum standar :
Suatu kelandaian dikatakan bagus bilamana dapat
ditempuh pada gear atau gigi tertinggi. Ada
batasan derajat kelandaian dan panjang
kelndain menurut kelas jalan.
Panjang kritis kelndain ditetapkan berdasarkan ketentuan
Bila terjadi penurunan kecepatan truck sebesar
25 km/jam sesampainya di puncak
Sebagai kecepatan awal adalah 70% - 90 &
dari kecepatan rencana.
Landai (%) 3 4 5 6 7 8 10 12
Panj. Max (m) 480 330 250 200 170 150 135 120
Panjang kritis kelandaian menurut standar Bina Marga :
Perlu disediakan tanda/ramub dilarang menyiap.
Perlu disediakan climbing lane untuk truck.
11. Lengkungan Vertikal pada jalan raya merupakan
lengkungan yang dipakai untuk mengadakan
peralihan secara berangsur-angsur dari suatu
landai ke landai berikutnya.
Lengkung Vertikal Cembung
=
PVI diatas permukaan jalan
Lengkung Vertikal Cekung
=
PVI dibawah permukaan jalan
LENGKUNGAN
VERTIKAL
13. Klasifikasi Jalan
1. Menurut Fungsi
Yaitu klasifikasi yang berkaitan dengan untuk
lalu lintas apa jalan tersebut nantinya dilalui.
Contohnya: Jalan Arteri, Kolektor, dan Lokal
2. Menurut Kelas
Merupakan klasifikasi yang berkaitan dengan
kemampuan jalan untuk menerima beban
lalulintas.
Contohnya: Jalan Arteri Klas I, Kolektor Klas III A,
3. Menurut Medan
Yaitu klasifikasi yang didasarkan pada kondisi
medan jalannya.
Contohnya: Medan Datar, Perbukitan,
Pegunungan
4. Menurut Wewenang
Pembinaan
Yaitu klasifikasi menurut PP.NO.261985 adalah
Jalan Nasional, Jalan Propinsi, Jalan
Kabupaten/Kotamadya, Jalan Desa, dan Jalan
Khusus..
14. Kriteria Perencanaan
1. Kendaraan Rencana
Merupakan kendaraan yang dimensi dan
radius putarannya dipakai sebagai acuan.
Contohnya dibagi dalam 3 kelompok :
a. Kendaraan kecil, mobil penumpang
b. Kendaraan sedang, trus 3 as tandem atau
bus besar 2 as
c. Kendaraan besar, truk semi traller.
15. 2. Volume Lalu Lintas Rencana
Merupakan perencanaan penggunaan lalulintas kendaraan yang akan dipakai.
a. SMP (Satuan Mobil Penumpang) adalah angka satuan kendaraan dalam hal kapasitas
jalan.
b. VLHR (Volume Lalulintas Harian Rata-rata) adalah prakiraan volume Ialu lintas harian
pada akhir tahun rencana Ialu lintas dinyatakan dalam SMP/hari.
c. VJR (Volume Jam Rencana) dalah prakiraan volume Ialu lintas pada jam sibuk tahu
rencana Ialu lintas, dinyatakan dalam SMP/jam. Dan digunakkan untuk menghitung jumlah
lajur dan fasilitas jalan
K (disebut faktor K) adalah faktor
volume Ialu lintas jam sibuk,
F (disebut faktor F), adalah faktor
variasi tingkat Ialu lintas per
seperempat jam
dalam satu jam.
16. 3. Kecepata Rencana
Adalah kecepatan yang dipilih sebagai dasar perencanaan geometrik jalan yang
memungkinkan kendaraan-kendaraan bergerak dengan aman dan nyaman dalam kondisi
cuaca yang cerah, Ialu lintas yang lengang, dan pengaruh samping jalan yang tidak berarti.
18. Jalur Lalu Lintas
Jalur Ialu Lintas adalah baglan jalan yang
dipergunakan untuk Ialu lintas kendaraan yang
secara fisik berupa perkerasan jalan.
Jalur Ialu lintas dapat terdiri atas beberapa tipe :
1. 1 jajur-2 lajur-2 arah (2/2 TB)
2. 1 jajur-2 lajur-1 arah (2/1 TB)
3. 1 jajur-4 lajur-2 arah (4/2 B)
4. 2 jalur-nlajur-2arah (n/2 B), di mana n=Jumlah Jalu
Keterangan: TB = tidak terbagi .
B = terbagi