More Related Content
Similar to Perkembangan Seni Rupa Pengaruh Budha .pdf (20)
Recently uploaded (20)
Perkembangan Seni Rupa Pengaruh Budha .pdf
- 1. SEJARAH SENI RUPA NUSANTARA Perkembangan Seni Rupa Pengaruh Buddha Marlina oktavia NIM : 24020095 PPT BY SIILFI STD
- 2. Perkembangan Seni Rupa Pengaruh Budha Masuknya agama Budha ke Nusantara sejak abad ke-5 M membawa pengaruh besar dalam perkembangan seni rupa. Ajaran Budha yang menekankan simbolisme spiritual dan harmoni tercermin dalam berbagai karya seni, seperti arsitektur candi, patung, relief, dan seni dekoratif. Seni rupa pada masa ini tidak hanya menjadi sarana ibadah, tetapi juga merepresentasikan akulturasi budaya lokal dengan nilai-nilai ajaran Buddha, melahirkan warisan seni yang monumental dan bernilai tinggi.
- 3. Penyebaran di Nusantara Pada akhir abad ke-5, seorang biksu Buddha dari India mendarat di sebuah kerajaan di Pulau Jawa, tepatnya di Jawa Tengah sekarang. Pada akhir abad ke-7, I Tsing, seorang peziarah Buddha dari Tiongkok, berkunjung ke Pulau Sumatra (kala itu disebut Swarnabhumi), yang kala itu merupakan bagian dari kerajaan Sriwijaya. Ia menemukan bahwa Buddhisme diterima secara luas oleh rakyat, dan ibu kota Sriwijaya (sekarang Palembang), merupakan pusat penting untuk pembelajaran Buddhisme (kala itu Buddha Vajryna). I Tsing belajar di Sriwijaya selama beberapa waktu sebelum melanjutkan perjalanannya ke India. Pada pertengahan abad ke-8, Jawa Tengah berada di bawah kekuasaan raja-raja Dinasti Syailendra yang merupakan penganut Buddhisme. Mereka membangun berbagai monumen Buddha di Jawa, yang paling terkenal yaitu Candi Borobudur. Monumen ini selesai di bagian awal abad ke-9. Di pertengahan abad ke-9, Sriwijaya berada di puncak kejayaan dalam kekayaan dan kekuasaan. Pada saat itu, kerajaan Sriwijaya telah menguasai Pulau Sumatra, Pulau Jawa dan Semenanjung Malaya.
- 4. Agama Buddha berasal dari India pada abad ke-6 hingga ke-5 SM, didirikan oleh Siddhartha Gautama, yang kemudian dikenal sebagai Buddha. Siddhartha, seorang pangeran dari suku Sakya di wilayah Kapilavastu (sekarang Nepal), meninggalkan kehidupan mewah untuk mencari jawaban atas penderitaan manusia. Setelah bertapa dan bermeditasi, ia mencapai pencerahan di bawah pohon Bodhi di Bodh Gaya, India. Agama budha mempunyai kitab Tripitaka (Sutta Pitaka, Vinaya Pitaka, dan Abhidharna Pitaka). Ajarannya dikenal sebagai Dharma, yang mencakup empat kebenaran mulia (Cattri Ariya Saccni) dan jalan berunsur delapan (Ariya Atthangika Magga) untuk mengakhiri penderitaan dan mencapai nirwana. Dalam ajaran agama Budha sendiri tidak mempercayai adanya kasta karena ajaran Buddha mengajarkan persamaan dan kesetaraan. Agama Buddha menyarankan bahwa setiap orang dapat mencapai pencerahan dalam kehidupan ini. Berbeda dengan agama Hindu yang membagi masyarakat menjadi kelas-kelas sosial yang disebut kasta.
- 5. Candi dengan banyak stupa ini didirikan oleh para penganut agama buddha mahayana sekitar tahun 800-an masehi pada masa pemerintahan wangsa syailendra. Terdapat banyak peninggalan yang mencirikan kehadiran ajaran Buddha pada periode awal perkembangannya. Namun yang paling menonjol ada pada bangunan atau arsitekturnya. Dan temuan terbesar terkait arsitektur bercorak Budha ada pada candi Borobudur yang terdapat di Jawa Tengah.
- 7. Candi Borobudur dibangun sekitar tahun 800 M atas prakarsa Raja Samaratungga dari wangsa Sailendra dan baru dapat diselesaikan oleh putrinya yang bernama Dyah Ayu Pramodhawardhani sekitar tahun 847 M. Penampang bangunan candi berbentuk persegi dengan ukuran sisi masing- masing kurang lebih 123 M. Tinggi bangunan sekitar 34,5 M dengan jumlah relief mencapai 2.672 panel, 504 arca Budha, dan 72 stupa. Candi Borobudur memiliki 10 tingkat, dengan 6 tingkat berbentuk bujur sangkar, dan 3 tingkat berbentuk bundar atau melingkar, kemudian terdapat satu tingkat sebagai puncak utama berbentuk stupa Candi borobudur dibangun sebagai tempat suci untuk memuliakan buddha sekaligus berfungsi sebagai tempat ziarah untuk menuntun umat manusia beralih dari alam nafsu duniawi menuju pencerahan dan kebijaksanaan sesuai ajaran buddha.
- 8. Kamadhatu Rupadhatu Arupadhatu Bagian Dari Candi Borobudur
- 9. Arupadhatu merupakan bagian paling atas dari candi borbudur. Arupadhatu menyimbolkan bagian alam tertinggi, atau rumah para dewa. 1.Arupadhatu
- 10. Rupadhatu atau bagian tengah candi borobudur. Rupadhatu sendiri bermakna alam peralihan di mana seorang manusia telah dibebaskan dari semua urusan duniawi. 2. Rupadhatu
- 11. Bagian pertama atau bagian paling dasar dari Candi Borobudur adalah zona Kamadhatu. Zona ini memiliki arti bagian alam dunia yang kita huni dan alami saat ini. 3. Kamadhatu
- 12. Ciri-ciri candi dengan corak Buddha: A. Bangunan cenderung berbentuk gemuk pendek (tambun). B. Atap menunggukkan tiga tingkatan. C. Puncak candi berupa stupa. D. Pintu terdiri dari Kala Makara. E. Relief pahatan lebih menonjol dengan gambar naturalis. F. Terdiri dari candi utama dan candi-candi yang mengelilingi dengan tata letak mandala terkonsris formal. G. Menghadap ke arah Timur. H. Berbahan batu andesit.
- 13. 1. Ushnisha : gelung rambut 2. Rambut keriting melingkar ke arah kanan 3. Urna : tonjolan kecil di antara kedua alis 4. Jubah rahib dengan bahu kanan terbuka 5. Mudra : sikap tangan yang mengandung arti 6. Sikap duduk semedi CIRI-CIRI UMUM ARCA BUDHA
- 14. 1. Dhyani Buddha Amoghasiddhi Abaya Mudra (menenangkan) Utara 2. Dhyani Buddha Aksobya Bumisparsa Mudra (memanggil bumi sebagai saksi) Timur 3. Dhyani Buddha Amitabha Dhyana Mudra (meditasi) Barat 4. Dhyani Buddha Ratnasambhawa Vara Mudra (memberi berkah) Selatan 5. Dhyani Buddha Wairocana Dharmacakra Mudra (memutar roda darma) Tengah Mudra - Sikap Tangan Sang Budha
- 15. Beberapa Candi-Candi Peninggalan Kerajaan Buddha di Nusantara Candi Batujaya, stupa bata di Kabupaten Karawang, Jawa Barat | Abad ke-4 M Candi Kalasan candi, dibangun Rakai Panangkaran tahun 778 M untuk memuja Dewi Tara, terletak di Yogyakarta. Candi Sewu, dibangun sekitar tahun 792 M, dan dipersembahkan untuk memuliakan bodhisatwa Manjusri. Candi Mendut, terletak satu garis lurus ke arah timur dari Candi Borobudur. Candi Muaro Jambi, terletak di tepi utara sungai Batanghari dekat muara, Kabupaten Muaro Jambi, terkait dengan Kerajaan Malayu di Jambi. Candi Muara Takus, candi ini terletak di Kabupaten Kampar, Riau.
- 16. Prasasti Peninggalan Kerajaan Sriwijaya Prasasti Kedukan Bukit (683M). Prasasti ini menceritakan tentang perjalanan suci Dapunta Hyang, raja pertama Kerajaan Sriwijaya, dari Minganga menuju Kedukan Bukit, Palembang, Sumatera Selatan. Prasasti Talang Tuo (684M) Isinya menceritakan tentang pembangunan Taman Sriksetra oleh Dapunta Sri Jayanasa untuk kesejahteraan semua makhluk. Isi dari Prasasti Talang Tuo juga menginformasikan tentang aliran Buddha yang dianut pada masa Kerajaan Sriwijaya. Prasasti Telaga Batu Isi : Kutukan bagi siapa saja yang melakukan kejahatan atau pengkhianatan, termasuk para pejabat, pengrajin, tukang cuci, sampai tukang sapu kerajaan. Prasasti ini ditemukan di Palembang, Sumatera Selatan, pada tahun 1935. Prasasti Bukit Siguntang Prasasti Bukit Siguntang merupakan Prasasti yang terletak di Situs Bukit Siguntang, Palembang yang berisi tentang terjadinya peperangan hebat dan pertumpahan darah besar-besaran pada masa itu. Prasasti Kedukan Bukit (Wikipedia.org) Prasasti Talang Tuo (Wikimedia Commons/Gunawan Kartapranata) Foto: Prasasti Telaga Batu Prasasti Bukit Siguntang
- 17. Tiga arca di dalam candi Mendut, arca Dhyani Buddha Wairocana diapit Boddhisatwa Awalokiteswara dan Wajrapani Relief Hariti. Brahmana dan seekor kepiting. Relief (Angsa dan kura-kura) Candi Mendut Candi Borobudur Arca singa penjaga gerbang Salah satu ukiran Karmawibhangga di dinding candi Borobudur (lantai 0 sudut tenggara) Pangeran Siddhartha Gautama mencukur rambutnya dan menjadi pertapa Relief panel kapal Borobudur.
- 18. https://youtu.be/4lhd4GRSdV0?si=4shCaRIPa1j60vuq SEJARAH MUNCULNYA AGAMA BUDDHA Menelusuri Peradaban yang Hilang di Muarajambi | Mata Najwa https://youtu.be/1gHgrLldqGY?si=kRICCrXRH8sZ56dk https://youtu.be/cfPY4mmypwM?si=_emFLx0cfZmYbEfZ TEORI MASUKNYA AGAMA HINDU DAN BUDDHA KE INDONESIA
- 19. Seperti sebuah puzzle, setiap potongan informasi yang kita dapatkan akan menyempurnakan gambaran besar kehidupan. Mari terus mencari potongan-potongan itu. Terima kasih sudah mengikuti pelajaran hari ini, sampai jumpa. Jangan lupa untuk selalu melestarikan dan menjaga warisan budaya Indonesia ya.