際際滷

際際滷Share a Scribd company logo
2
Most read
7
Most read
 Menerapkan SMM dan SMK3L
 Melakukan komunikasi dan koordinasi di tempat kerja
 Mempelajari peta formasi rawa dan masterplan pengembangan rawa dan pantai
 Membuat rencana teknis reklamasi rawa dan pantai berdasarkan hasil studi kelayakan
 Melakukan analisis lintas sektor
 Membuat analisis wilayah terkait kawasan lindung dan budidaya
 Melakukan analisis ekosistem wilayah rawa dan pantai
 Melakukan analisis sosial ekonomi dan budaya
 Membuat rencana strategis usulan pengembangan wilayah pesisir pulau-pulau kecil
 Melakukan perencanaan reklamasi rawa dan pantai
 Melakukan pengendalian reklamasi rawa dan pantai sesuai dengan renstra
 Mengawasi pelaksanaan pekerjaan konstruksi reklamasi rawa dan pantai
 Melakukan kajian hasil reklamasi rawa dan pantai
 Membuat laporan pekerjaan
Menerapkan SMM dan SMK3L
1. Mengidentifikasi peraturan dan dokumen K3
 Lingkup pekerjaan K3 diidentifikasi sesuai dengan peraturan dan dokumen K3.
 Daftar/checklist peraturan dan dokumen K3 dibuat sesuai dengan format yang ditentukan.
 Peraturan dan dokumen K3 divalidasi sesuai dengan kegiatan yang akan dilakukan.
2. Melaksanakan ketentuan K3
 Potensi bahaya dan risiko kecelakaan kerja diidentifikasi sesuai dengan ketentuan K3.
 Penggunaan APD dan APK dilakukan sesuai dengan ketentuan.
 Prosedur pencegahan dan penanganan terhadap bahaya dan risiko kecelakaan kerja serta keadaan darurat
diterapkan sesuai dengan ketentuan K3 pada pelaksanaan pekerjaan.
3. Mengevaluasi pelaksanaan peraturan dan dokumen K3
 Pelaksanaan ketentuan K3 di lingkungan kerja diperiksa sesuai dengan peraturan dan dokumen K3.
 Hasil pelaksanaan K3 dibandingkan dengan ketentuan yang berlaku.
 Hambatan dan permasalahan dalam pelaksanaan K3 diuraikan sesuai dengan kondisi pelaksanaan.
 Kesimpulan hasil evaluasi dibuat sesuai dengan format yang ditentukan sebagai bahan rekomendasi
perbaikan pelaksanaan K3.
Melakukan komunikasi dan koordinasi di tempat kerja
Kompetensi ini mencakup pengetahuan, keterampilan, dan sikap kerja yang diperlukan untuk
mampu melakukan komunikasi timbal balik ditempat kerja dengan atasan, dan rekan kerja
1. Menginterpretasikan informasi di tempat kerja
 Informasi yang terkait dengan tugas baik verbal maupun tulisan diidentifikasi untuk memastikan berasal dari
sumber yang benar.
 Pertanyaaan disampaikan untuk memperoleh informasi tambahan dan pemahaman terhadap instruksi yang
diberikan sesuai prosedur.
 Media penyampaian informasi dipilih sesuai dengan prosedur.
2. Melakukan koordinasi dengan unit-unit terkait
 Jadwal koordinasi disusun sesuai dengan pekerjaan yang akan dilaksanakan.
 Materi koordinasi dibuat sesuai dengan kebutuhan.
 Materi dipresentasikan pada unit-unit terkait.
 Koordinasi dengan pihak terkait dilakukan sesuai dengan jadwal.
3. Melakukan kerjasama dalam kelompok kerja
 Tujuan kelompok kerja diidentifikasi berdasarkan sumber yang benar.
 Tugas dan tanggung jawab individu dalam kelompok kerja diidentifikasi untuk mencapai kinerja yang efektif
dan efisien.
 Tugas dan tanggung jawab dalam kelompok kerja dilakukan sesuai dengan tujuan kelompok kerja.
1. Kegiatan Persiapan
a. Survei Pendahuluan merupakan tahap awal pelaksanaan pekerjaan dan juga untuk pengenalan lapangan, pengambilan data-
data visual dan data sekunder awal yang digunakan dalam pengecekan kondisi lokasi. Dalam tahap ini juga di identifikasi
permasalahan - permasalahan yang mungkin timbul nantinya selama pelaksanaan survei teknis, sehingga tim survei teknis
nantinya akan dapat melakukan persiapan yang lebih baik secara teknis. Selain itu juga untuk melakukan pendekatan pada
instansi terkait sehingga dapat dicapai koordinasi yang optimal.
b. Persiapan Administrasi dan Teknis Merupakan persiapan administrasi surat menyurat inter office, office to office dan office to
owners. Dari administrasi kantor yang tertata dengan baik memudahkan dalam kontrol pekerjaan secara keseluruhan.
Diperolehnya proses administrasi yang baik, tertata rapi yang pada akhirnya menunjang kinerja penyedia jasa. c.
Pengumpulan Data Sekunder Data sekunder merupakan data yang sangat diperlukan dalam mendukung keakuratan hasil
analisa secara keseluruhan. Sebagian besar data sekunder merupakan data historis yang mampu memberikan informasi
proses yang terjadi di lokasi pekerjaan. Beberapa data seperti; Data topografi, hidroklimatologi, hidrologi, kondisi sosial
masyarakat, Pasang Surut, Peta Geologi, Data Angin, Data statistic, dan Hasil studi terdahulu merupakan data-data yang
sangat diperlukan. Dengan data yang cukup, diharapkan hasil pekerjaan mampu optimal dan sesuai dengan kondisi yang
terjadi di lapangan. Hal ini penting dipahami mengingat erosi pantai merupakan proses yang terjadi secara bertahap, dan hal
ini tentunya tidak dapat diselesaikan tanpa data sekunder (historis) yang lengkap.
2. Pengumpulan Data Primer
Data Primer merupakan data yang diperoleh secara langsung dilapangan. Sebagai data terbaru, tentunya data ini
merupakan hasil kondisi terakhir di lapangan seperti; peta dasar (Data Topogarfi, Data Bathimetri), Data Pasang
Surut, kondisi fisik area pekerjaan seperti kondisi tanah, kondisi perairan dll. Beberapa kegiatan pengumpulan data
primer antara lain:
1). Survey Topografi (Topographic Survey) Survei ini dilakukan untuk mendapatkan situasi pantai di darat. Survei ini
dilakukan oleh Tenaga Ahli Geodesi. Lokasi survei adalah sepanjang pantai dan selebar sempadan pantai (biasanya diambil
100 meter ke arah darat). Hasil :
 Peta situasi berukuran skala 1:2.000 atau 1:1000.
 Longitudinal cross section pantai pada elevasi HWL, MSL dan LWL.
 Cross section sesuai ketentuan yang ada dan detail bangunan rencana.
 Jarak antar cross section maksimal tiap 100m
2). Survey Bathimetri (Bathimetric Survey) Survei ini dilakukan untuk mendapatkan peta di laut. Survei ini dilakukan
(diawasi) oleh Tenaga Ahli Geodesi. Survey ini menggunakan echosounder minimal single beam, bukan menggunakan fish
finder yang memiliki tingkat akurasi yang kurang. Survei Batimetri di rekomendasikan untuk dilakukan seluas-luasnya karena
berguna dalam simulasi numeric (minimal 1km kearah offshore). Hal ini diperlukan mengingat simulasi akan menghasilkan
produk lebih baik apabila dilakukan untuk area akan disurvei dengan lebar ke arah laut sampai ke kedalaman yang disebut
closure depth. Closure Depth adalah kedalaman perairan dimana sudah tidak terjadi lagi pergerakan sedimen aktif. Hasil :
 Menghasilkan peta bathimetry skala 1 : 2.000 detail dengan interval kontur tiap 1 meteran dan 5 meteran.
 Potongan melintang beberapa posisi yang dianggap mewakili kondisi khusus dalam daerah studi.yang luas.
Biasanya dilakukan sepanjang pantai yang
3). Investigasi Mekanika Tanah (Soil Mechanics Investigation) Pekerjaan penyelidikan tanah dilakukan guna mendapatkan
data - data serta gambaran mengenai keadaan, jenis dan sifat-sifat mekanis tanah di lokasi pekerjaan. Dalam pelaksanaan
pekerjaan ini dilakukan beberapa titik cone penetration test (sondir) untuk mengetahui daya dukung yang ada. Hasil : Daya
dukung tanah pondasi di bawah rencana bangunan.
3. Pengolahan Data
 Pengolahan Data Topografi, Bathimetry dan Pasang Surut, Selanjutnya data hasil survei topografi dan batimetri
akan diolah dengan menjadikan elevasi titik-titik yang diukur dalam satu referensi yakni muka air terendah (LLWL
= Lowest Low Water Level) yang didapat dari pengolahan hasil survei pasang surut. Jadi dapat dilihat bahwa survei
topografi, batimetri dan pasang surut adalah suatu survei yang merupakan satu kesatuan. Keseluruhan hasil
survei topografi dan batimetri menghasilkan titik-titik dengan koordinat X,Y,Z dengan referensi yang sama. Hasil :
Diperolehnya elevasi yang tepat pada hasil penggambaran peta denah rencana (merupakan perpaduan
bathimetry, topografi dan pasut)
 Pengolahan Data Mekanika Tanah Data yang diperoleh dari pembacaan tahanan konus terhadap friksi dan
tekanan ke bawah. Selain itu, dilakukan pengambilan sample undisturb dari test pit yang digali. Hasil :
Diketahuinya daya dukung tanah di bawah pondasi dengan analisa data sondir.
4. Pra Desain, Detail Design dan Produk Akhir Tahapan pradesain dan desain rinci (Detail Design) adalah penentuan
tata letak (layout) bangunan pantai dan perhitungan kestabilan struktur pantai. Karakteristik tanah di bawah
bangunan pantai perlu diketahui untuk mengetahui kestabilan lereng, penurunan tanah akibat beban bangunan
pantai dan daya dukung tanah di bawahnya.
Detail desain yang dilakukan dalam perencanaan bangunan pantai adalah sebagai berikut:
 Perhitungan struktur bangunan yang dipakai dalam perencanaan bangunan pengaman pantai yang sesuai. Untuk struktur bangunan
pantai, perhitungan dilakukan oleh Tenaga Ahli Teknik Pantai.
 Analisa Geoteknik dalam perencanaan bangunan pengaman pantai, dilihat kekuatan tanah untuk menahan bangunan diatasnya. Tugas ini
dilakukan oleh Tenaga Ahli Geoteknik.
 Penggambaran dan analisa volume pekerjaan yang akan dilakukan oleh Draftman.
Melakukan perencanaan reklamasi pantai
Perencanaan Reklamasi
 Material Reklamasi
Material timbunan tidak boleh berupa pasir halus berbutir homogen 100% atau material yang
memili kandungan lempung 20%. Timbunan reklamasi di dalam laut dengan material pasir
halus berbutir homogen 100% akan mengalami liquefaction saat terjadi gempa seismik.
Liquefaction adalah naiknya harga tegangan pori (u) hingga sama dengan nilai tegangan
overburden (o), sehingga mengakibatkan tegangan efektifnya () sama dengan nol. Untuk
timbunan reklamasi di dalam laut dengan material dengan kandungan lempung 20%, akan
mengakibatkan instabilitas didalam timbunan reklamasi tesebut akibat dari kembang susut yang
besar, settlement yang besar, partikel tanah mudah bergerak, dll). Apabila kondisi-kondisi diatas
terjadi pada timbunan reklamasi, maka tanah timbunan reklamasi akan runtuh atau rupture.
Persyaratan teknis yang biasa digunakan dalam merencanakan sebuah timbunan reklamasi adalah
sebagai berikut:
 Berupa tanah pasir bercampur kerikil dan sedikit lanau.
 Bersih dan bebas dari bahan organis dan kotoran.
 Mempunyai diameter maksimum butiran = 20 cm.
 Memiliki persentase material berdimensi halus ( lebih kecil dari 0.08 mm) adalah kurang dari 20%.
 Mempunyai Relative Density (Dr) minimum sebesar 80% untuk zona diatas permukaan air pasang
dan minimum 60% untuk zona dibawah muka air pasang.
 Memiliki permeabilitas (k) minimum = 1x10-5 m/s.
 Settlement
Settlement merupakan peristiwa penurunan tanah akibat beban di atas tanah. Penurunan tanah
akibat keluarnya air dari pori-pori tanah merupakan penurunan tanah yang disebut konsolidasi.
Penurunan tanah tersebut akan mengakibatkan tanah dasarnya menjadi padat dan keras.
Konsolidasi dapat terjadi secara alami seiring berjalannya waktu, namun prosesnya dapat
menyebabkan kerusakan bagi struktur diatas tanah tersebut. Karena itu, dilakukan terlebih
dahulu pekerjaan perbaikan tanah dengan cara mempercepat laju keluarnya air dari pori-pori
tanah. Untuk mempercepat waktu konsolidasi tanah, salah satu metode yang dapat digunakan
adalah menggunakan Vertical Drain yang seringkali dilakukan bersama perbaikan tenah
menggunakan preloading
 Berat Batuan dan Dimensi Tanggul
Tanggul ini digunakan untuk melindungi tanah reklamasi sehingga tidak lepas ke laut bebas
akibat serangan gelombang dan arus. Untuk menanggulangi terjadinya scouring di kaki tanggul
maka di kaki tanggul dipasang berm. Sebelum itu dibawah atau dibalik batu dipasang fibercloth
berupa geotextile non woven sehingga air tetap bisa mengalir tetapi tidak untuk material
reklamasi. Untuk perhitungan tanggul laut digunkan  Hudson Forumula.
reklamasi pantai.pptx
reklamasi pantai.pptx
reklamasi pantai.pptx
reklamasi pantai.pptx
reklamasi pantai.pptx
reklamasi pantai.pptx

More Related Content

Recently uploaded (20)

PPTX
Manajemen Pengadaan & Pembelian dalam Kontek SCM_Training "PROCUREMENT & PUR...
Kanaidi ken
PPTX
Penulisan Karya Ilmiah dalam Penelitian Pendidikan, Bahasa dan Sastra
IKIP Siliwangi
PDF
barisan dan deret aritmatika dan geometri
RIAANGGREINI3
PPTX
Bahan KKA dan PM_DinasPendidikan_Dinas Pendidikan,Bahan KKA dan PM_DinasPendi...
sefurohman1
PDF
Booklet Berbasis 際際滷Share mengenal Kalsium.pdf
iraw72694
PDF
Brosur Kedokteran kampus almuslimFIX.pdf
ssuserd5d08f
PDF
Modul Ajar Informatika Kelas 8 Deep Learning
Adm Guru
PPTX
Proposal dan Laporan Penelitian Mahasiswa.pptx
Mukhamad Fathoni
DOCX
Silabus Pelatihan *Penyusunan RAB untuk Pengadaan KJPP Apraisal (Upaya Member...
Kanaidi ken
PPTX
presentasi pendidikan moral pancasila go
DonnyWicaksono7
PDF
Dadang Solihin Policy Brief Nomor 003/Juli 2025
Dadang Solihin
PDF
Modul Ajar Informatika Kelas 9 Deep Learning
Adm Guru
PDF
Dadang Solihin Book Review Nomor 007/Juli 2025
Dadang Solihin
PDF
2.9 Lampiran I.I PP Nomor 28 Tahun 2025 (I.I.1-411).pdf
medinanuralisha32
PPTX
Energi Alternatif yang dapat di manfaatkanpptx
markhanisrinah280397
PPTX
Materi Sosialisasi Lomba Esai UT 2025.pptx
yusalvar2
PPTX
PPT SIDANG YEMIMA SUZETH SINAGA Final Oke
Universitas HKBP Nommensen Pematangsiantar
PDF
Modul Ajar Matematika Kelas 12 Deep Learning
Adm Guru
PPTX
ppt Administrasi Perkantoran Modern Pert 2.pptx
Dungtji
PPTX
KEPEMIMPINAN AISYIYAH MASA DEPANoke.pptx
ssuserc1c26b2
Manajemen Pengadaan & Pembelian dalam Kontek SCM_Training "PROCUREMENT & PUR...
Kanaidi ken
Penulisan Karya Ilmiah dalam Penelitian Pendidikan, Bahasa dan Sastra
IKIP Siliwangi
barisan dan deret aritmatika dan geometri
RIAANGGREINI3
Bahan KKA dan PM_DinasPendidikan_Dinas Pendidikan,Bahan KKA dan PM_DinasPendi...
sefurohman1
Booklet Berbasis 際際滷Share mengenal Kalsium.pdf
iraw72694
Brosur Kedokteran kampus almuslimFIX.pdf
ssuserd5d08f
Modul Ajar Informatika Kelas 8 Deep Learning
Adm Guru
Proposal dan Laporan Penelitian Mahasiswa.pptx
Mukhamad Fathoni
Silabus Pelatihan *Penyusunan RAB untuk Pengadaan KJPP Apraisal (Upaya Member...
Kanaidi ken
presentasi pendidikan moral pancasila go
DonnyWicaksono7
Dadang Solihin Policy Brief Nomor 003/Juli 2025
Dadang Solihin
Modul Ajar Informatika Kelas 9 Deep Learning
Adm Guru
Dadang Solihin Book Review Nomor 007/Juli 2025
Dadang Solihin
2.9 Lampiran I.I PP Nomor 28 Tahun 2025 (I.I.1-411).pdf
medinanuralisha32
Energi Alternatif yang dapat di manfaatkanpptx
markhanisrinah280397
Materi Sosialisasi Lomba Esai UT 2025.pptx
yusalvar2
PPT SIDANG YEMIMA SUZETH SINAGA Final Oke
Universitas HKBP Nommensen Pematangsiantar
Modul Ajar Matematika Kelas 12 Deep Learning
Adm Guru
ppt Administrasi Perkantoran Modern Pert 2.pptx
Dungtji
KEPEMIMPINAN AISYIYAH MASA DEPANoke.pptx
ssuserc1c26b2

Featured (20)

PDF
2024 Trend Updates: What Really Works In SEO & Content Marketing
Search Engine Journal
PDF
Storytelling For The Web: Integrate Storytelling in your Design Process
Chiara Aliotta
PDF
Artificial Intelligence, Data and Competition SCHREPEL June 2024 OECD dis...
OECD Directorate for Financial and Enterprise Affairs
PDF
How to Leverage AI to Boost Employee Wellness - Lydia Di Francesco - SocialHR...
SocialHRCamp
PDF
2024 State of Marketing Report by Hubspot
Marius Sescu
PDF
Everything You Need To Know About ChatGPT
Expeed Software
PDF
Product Design Trends in 2024 | Teenage Engineerings
Pixeldarts
PDF
How Race, Age and Gender Shape Attitudes Towards Mental Health
ThinkNow
PDF
AI Trends in Creative Operations 2024 by Artwork Flow.pdf
marketingartwork
PDF
Skeleton Culture Code
Skeleton Technologies
PDF
PEPSICO Presentation to CAGNY Conference Feb 2024
Neil Kimberley
PDF
Content Methodology: A Best Practices Report (Webinar)
contently
PPTX
How to Prepare For a Successful Job Search for 2024
Albert Qian
PDF
Social Media Marketing Trends 2024 // The Global Indie Insights
Kurio // The Social Media Age(ncy)
PDF
Trends In Paid Search: Navigating The Digital Landscape In 2024
Search Engine Journal
PDF
5 Public speaking tips from TED - Visualized summary
SpeakerHub
PDF
ChatGPT and the Future of Work - Clark Boyd
Clark Boyd
PDF
Getting into the tech field. what next
Tessa Mero
PDF
Google's Just Not That Into You: Understanding Core Updates & Search Intent
Lily Ray
PDF
How to have difficult conversations
Rajiv Jayarajah, MAppComm, ACC
2024 Trend Updates: What Really Works In SEO & Content Marketing
Search Engine Journal
Storytelling For The Web: Integrate Storytelling in your Design Process
Chiara Aliotta
Artificial Intelligence, Data and Competition SCHREPEL June 2024 OECD dis...
OECD Directorate for Financial and Enterprise Affairs
How to Leverage AI to Boost Employee Wellness - Lydia Di Francesco - SocialHR...
SocialHRCamp
2024 State of Marketing Report by Hubspot
Marius Sescu
Everything You Need To Know About ChatGPT
Expeed Software
Product Design Trends in 2024 | Teenage Engineerings
Pixeldarts
How Race, Age and Gender Shape Attitudes Towards Mental Health
ThinkNow
AI Trends in Creative Operations 2024 by Artwork Flow.pdf
marketingartwork
Skeleton Culture Code
Skeleton Technologies
PEPSICO Presentation to CAGNY Conference Feb 2024
Neil Kimberley
Content Methodology: A Best Practices Report (Webinar)
contently
How to Prepare For a Successful Job Search for 2024
Albert Qian
Social Media Marketing Trends 2024 // The Global Indie Insights
Kurio // The Social Media Age(ncy)
Trends In Paid Search: Navigating The Digital Landscape In 2024
Search Engine Journal
5 Public speaking tips from TED - Visualized summary
SpeakerHub
ChatGPT and the Future of Work - Clark Boyd
Clark Boyd
Getting into the tech field. what next
Tessa Mero
Google's Just Not That Into You: Understanding Core Updates & Search Intent
Lily Ray
How to have difficult conversations
Rajiv Jayarajah, MAppComm, ACC
Ad

reklamasi pantai.pptx

  • 1. Menerapkan SMM dan SMK3L Melakukan komunikasi dan koordinasi di tempat kerja Mempelajari peta formasi rawa dan masterplan pengembangan rawa dan pantai Membuat rencana teknis reklamasi rawa dan pantai berdasarkan hasil studi kelayakan Melakukan analisis lintas sektor Membuat analisis wilayah terkait kawasan lindung dan budidaya Melakukan analisis ekosistem wilayah rawa dan pantai Melakukan analisis sosial ekonomi dan budaya Membuat rencana strategis usulan pengembangan wilayah pesisir pulau-pulau kecil Melakukan perencanaan reklamasi rawa dan pantai Melakukan pengendalian reklamasi rawa dan pantai sesuai dengan renstra Mengawasi pelaksanaan pekerjaan konstruksi reklamasi rawa dan pantai Melakukan kajian hasil reklamasi rawa dan pantai Membuat laporan pekerjaan
  • 2. Menerapkan SMM dan SMK3L 1. Mengidentifikasi peraturan dan dokumen K3 Lingkup pekerjaan K3 diidentifikasi sesuai dengan peraturan dan dokumen K3. Daftar/checklist peraturan dan dokumen K3 dibuat sesuai dengan format yang ditentukan. Peraturan dan dokumen K3 divalidasi sesuai dengan kegiatan yang akan dilakukan. 2. Melaksanakan ketentuan K3 Potensi bahaya dan risiko kecelakaan kerja diidentifikasi sesuai dengan ketentuan K3. Penggunaan APD dan APK dilakukan sesuai dengan ketentuan. Prosedur pencegahan dan penanganan terhadap bahaya dan risiko kecelakaan kerja serta keadaan darurat diterapkan sesuai dengan ketentuan K3 pada pelaksanaan pekerjaan. 3. Mengevaluasi pelaksanaan peraturan dan dokumen K3 Pelaksanaan ketentuan K3 di lingkungan kerja diperiksa sesuai dengan peraturan dan dokumen K3. Hasil pelaksanaan K3 dibandingkan dengan ketentuan yang berlaku. Hambatan dan permasalahan dalam pelaksanaan K3 diuraikan sesuai dengan kondisi pelaksanaan. Kesimpulan hasil evaluasi dibuat sesuai dengan format yang ditentukan sebagai bahan rekomendasi perbaikan pelaksanaan K3.
  • 3. Melakukan komunikasi dan koordinasi di tempat kerja Kompetensi ini mencakup pengetahuan, keterampilan, dan sikap kerja yang diperlukan untuk mampu melakukan komunikasi timbal balik ditempat kerja dengan atasan, dan rekan kerja 1. Menginterpretasikan informasi di tempat kerja Informasi yang terkait dengan tugas baik verbal maupun tulisan diidentifikasi untuk memastikan berasal dari sumber yang benar. Pertanyaaan disampaikan untuk memperoleh informasi tambahan dan pemahaman terhadap instruksi yang diberikan sesuai prosedur. Media penyampaian informasi dipilih sesuai dengan prosedur. 2. Melakukan koordinasi dengan unit-unit terkait Jadwal koordinasi disusun sesuai dengan pekerjaan yang akan dilaksanakan. Materi koordinasi dibuat sesuai dengan kebutuhan. Materi dipresentasikan pada unit-unit terkait. Koordinasi dengan pihak terkait dilakukan sesuai dengan jadwal. 3. Melakukan kerjasama dalam kelompok kerja Tujuan kelompok kerja diidentifikasi berdasarkan sumber yang benar. Tugas dan tanggung jawab individu dalam kelompok kerja diidentifikasi untuk mencapai kinerja yang efektif dan efisien. Tugas dan tanggung jawab dalam kelompok kerja dilakukan sesuai dengan tujuan kelompok kerja.
  • 4. 1. Kegiatan Persiapan a. Survei Pendahuluan merupakan tahap awal pelaksanaan pekerjaan dan juga untuk pengenalan lapangan, pengambilan data- data visual dan data sekunder awal yang digunakan dalam pengecekan kondisi lokasi. Dalam tahap ini juga di identifikasi permasalahan - permasalahan yang mungkin timbul nantinya selama pelaksanaan survei teknis, sehingga tim survei teknis nantinya akan dapat melakukan persiapan yang lebih baik secara teknis. Selain itu juga untuk melakukan pendekatan pada instansi terkait sehingga dapat dicapai koordinasi yang optimal. b. Persiapan Administrasi dan Teknis Merupakan persiapan administrasi surat menyurat inter office, office to office dan office to owners. Dari administrasi kantor yang tertata dengan baik memudahkan dalam kontrol pekerjaan secara keseluruhan. Diperolehnya proses administrasi yang baik, tertata rapi yang pada akhirnya menunjang kinerja penyedia jasa. c. Pengumpulan Data Sekunder Data sekunder merupakan data yang sangat diperlukan dalam mendukung keakuratan hasil analisa secara keseluruhan. Sebagian besar data sekunder merupakan data historis yang mampu memberikan informasi proses yang terjadi di lokasi pekerjaan. Beberapa data seperti; Data topografi, hidroklimatologi, hidrologi, kondisi sosial masyarakat, Pasang Surut, Peta Geologi, Data Angin, Data statistic, dan Hasil studi terdahulu merupakan data-data yang sangat diperlukan. Dengan data yang cukup, diharapkan hasil pekerjaan mampu optimal dan sesuai dengan kondisi yang terjadi di lapangan. Hal ini penting dipahami mengingat erosi pantai merupakan proses yang terjadi secara bertahap, dan hal ini tentunya tidak dapat diselesaikan tanpa data sekunder (historis) yang lengkap.
  • 5. 2. Pengumpulan Data Primer Data Primer merupakan data yang diperoleh secara langsung dilapangan. Sebagai data terbaru, tentunya data ini merupakan hasil kondisi terakhir di lapangan seperti; peta dasar (Data Topogarfi, Data Bathimetri), Data Pasang Surut, kondisi fisik area pekerjaan seperti kondisi tanah, kondisi perairan dll. Beberapa kegiatan pengumpulan data primer antara lain: 1). Survey Topografi (Topographic Survey) Survei ini dilakukan untuk mendapatkan situasi pantai di darat. Survei ini dilakukan oleh Tenaga Ahli Geodesi. Lokasi survei adalah sepanjang pantai dan selebar sempadan pantai (biasanya diambil 100 meter ke arah darat). Hasil : Peta situasi berukuran skala 1:2.000 atau 1:1000. Longitudinal cross section pantai pada elevasi HWL, MSL dan LWL. Cross section sesuai ketentuan yang ada dan detail bangunan rencana. Jarak antar cross section maksimal tiap 100m 2). Survey Bathimetri (Bathimetric Survey) Survei ini dilakukan untuk mendapatkan peta di laut. Survei ini dilakukan (diawasi) oleh Tenaga Ahli Geodesi. Survey ini menggunakan echosounder minimal single beam, bukan menggunakan fish finder yang memiliki tingkat akurasi yang kurang. Survei Batimetri di rekomendasikan untuk dilakukan seluas-luasnya karena berguna dalam simulasi numeric (minimal 1km kearah offshore). Hal ini diperlukan mengingat simulasi akan menghasilkan produk lebih baik apabila dilakukan untuk area akan disurvei dengan lebar ke arah laut sampai ke kedalaman yang disebut closure depth. Closure Depth adalah kedalaman perairan dimana sudah tidak terjadi lagi pergerakan sedimen aktif. Hasil : Menghasilkan peta bathimetry skala 1 : 2.000 detail dengan interval kontur tiap 1 meteran dan 5 meteran. Potongan melintang beberapa posisi yang dianggap mewakili kondisi khusus dalam daerah studi.yang luas. Biasanya dilakukan sepanjang pantai yang
  • 6. 3). Investigasi Mekanika Tanah (Soil Mechanics Investigation) Pekerjaan penyelidikan tanah dilakukan guna mendapatkan data - data serta gambaran mengenai keadaan, jenis dan sifat-sifat mekanis tanah di lokasi pekerjaan. Dalam pelaksanaan pekerjaan ini dilakukan beberapa titik cone penetration test (sondir) untuk mengetahui daya dukung yang ada. Hasil : Daya dukung tanah pondasi di bawah rencana bangunan. 3. Pengolahan Data Pengolahan Data Topografi, Bathimetry dan Pasang Surut, Selanjutnya data hasil survei topografi dan batimetri akan diolah dengan menjadikan elevasi titik-titik yang diukur dalam satu referensi yakni muka air terendah (LLWL = Lowest Low Water Level) yang didapat dari pengolahan hasil survei pasang surut. Jadi dapat dilihat bahwa survei topografi, batimetri dan pasang surut adalah suatu survei yang merupakan satu kesatuan. Keseluruhan hasil survei topografi dan batimetri menghasilkan titik-titik dengan koordinat X,Y,Z dengan referensi yang sama. Hasil : Diperolehnya elevasi yang tepat pada hasil penggambaran peta denah rencana (merupakan perpaduan bathimetry, topografi dan pasut) Pengolahan Data Mekanika Tanah Data yang diperoleh dari pembacaan tahanan konus terhadap friksi dan tekanan ke bawah. Selain itu, dilakukan pengambilan sample undisturb dari test pit yang digali. Hasil : Diketahuinya daya dukung tanah di bawah pondasi dengan analisa data sondir. 4. Pra Desain, Detail Design dan Produk Akhir Tahapan pradesain dan desain rinci (Detail Design) adalah penentuan tata letak (layout) bangunan pantai dan perhitungan kestabilan struktur pantai. Karakteristik tanah di bawah bangunan pantai perlu diketahui untuk mengetahui kestabilan lereng, penurunan tanah akibat beban bangunan pantai dan daya dukung tanah di bawahnya. Detail desain yang dilakukan dalam perencanaan bangunan pantai adalah sebagai berikut: Perhitungan struktur bangunan yang dipakai dalam perencanaan bangunan pengaman pantai yang sesuai. Untuk struktur bangunan pantai, perhitungan dilakukan oleh Tenaga Ahli Teknik Pantai. Analisa Geoteknik dalam perencanaan bangunan pengaman pantai, dilihat kekuatan tanah untuk menahan bangunan diatasnya. Tugas ini dilakukan oleh Tenaga Ahli Geoteknik. Penggambaran dan analisa volume pekerjaan yang akan dilakukan oleh Draftman.
  • 7. Melakukan perencanaan reklamasi pantai Perencanaan Reklamasi Material Reklamasi Material timbunan tidak boleh berupa pasir halus berbutir homogen 100% atau material yang memili kandungan lempung 20%. Timbunan reklamasi di dalam laut dengan material pasir halus berbutir homogen 100% akan mengalami liquefaction saat terjadi gempa seismik. Liquefaction adalah naiknya harga tegangan pori (u) hingga sama dengan nilai tegangan overburden (o), sehingga mengakibatkan tegangan efektifnya () sama dengan nol. Untuk timbunan reklamasi di dalam laut dengan material dengan kandungan lempung 20%, akan mengakibatkan instabilitas didalam timbunan reklamasi tesebut akibat dari kembang susut yang besar, settlement yang besar, partikel tanah mudah bergerak, dll). Apabila kondisi-kondisi diatas terjadi pada timbunan reklamasi, maka tanah timbunan reklamasi akan runtuh atau rupture. Persyaratan teknis yang biasa digunakan dalam merencanakan sebuah timbunan reklamasi adalah sebagai berikut: Berupa tanah pasir bercampur kerikil dan sedikit lanau. Bersih dan bebas dari bahan organis dan kotoran. Mempunyai diameter maksimum butiran = 20 cm. Memiliki persentase material berdimensi halus ( lebih kecil dari 0.08 mm) adalah kurang dari 20%. Mempunyai Relative Density (Dr) minimum sebesar 80% untuk zona diatas permukaan air pasang dan minimum 60% untuk zona dibawah muka air pasang. Memiliki permeabilitas (k) minimum = 1x10-5 m/s.
  • 8. Settlement Settlement merupakan peristiwa penurunan tanah akibat beban di atas tanah. Penurunan tanah akibat keluarnya air dari pori-pori tanah merupakan penurunan tanah yang disebut konsolidasi. Penurunan tanah tersebut akan mengakibatkan tanah dasarnya menjadi padat dan keras. Konsolidasi dapat terjadi secara alami seiring berjalannya waktu, namun prosesnya dapat menyebabkan kerusakan bagi struktur diatas tanah tersebut. Karena itu, dilakukan terlebih dahulu pekerjaan perbaikan tanah dengan cara mempercepat laju keluarnya air dari pori-pori tanah. Untuk mempercepat waktu konsolidasi tanah, salah satu metode yang dapat digunakan adalah menggunakan Vertical Drain yang seringkali dilakukan bersama perbaikan tenah menggunakan preloading Berat Batuan dan Dimensi Tanggul Tanggul ini digunakan untuk melindungi tanah reklamasi sehingga tidak lepas ke laut bebas akibat serangan gelombang dan arus. Untuk menanggulangi terjadinya scouring di kaki tanggul maka di kaki tanggul dipasang berm. Sebelum itu dibawah atau dibalik batu dipasang fibercloth berupa geotextile non woven sehingga air tetap bisa mengalir tetapi tidak untuk material reklamasi. Untuk perhitungan tanggul laut digunkan Hudson Forumula.